proses pembuatan batako

8
PROSES PEMBUATAN BATAKO Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen portland dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir. Batako difokuskan sebagai konstruksi- konstruksi dinding bangunan non struktural. Bentuk dari batako/batu cetak itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu batu cetak yang berlubang (hollow block) dan batu cetak yang tidak berlubang (solid block) serta mempunyai ukuran yang bervariasi. Supribadi (1986: 5) menyatakan bahwa batako adalah “Semacam batu cetak yang terbuat dari campuran tras, kapur, dan air atau dapat dibuat dengan campuran semen, kapur, pasir dan ditambah air yang dalam keadaan pollen (lekat) dicetak menjadi balok-balok dengan ukuran tertentu”. Menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (1982) pasal 6, “Batako adalah bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam kondisi lembab”. Menurut SNI 03-0349-1989, “Conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding”. Sedangkan Frick Heinz dan Koesmartadi (1999: 96) berpendapat bahwa: ” Batu-batuan yang tidak dibakar, dikenal dengan nama batako (bata yang dibuat secara pemadatan dari trass, kapur, air)”. Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan jerami sebagai bahan pengisi antara campuran tersebut atau bahan tambah 1

Upload: echizenkun

Post on 24-Jun-2015

15.566 views

Category:

Documents


46 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES PEMBUATAN BATAKO

PROSES PEMBUATAN BATAKO

Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen portland dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir. Batako difokuskan sebagai konstruksi-konstruksi dinding bangunan non struktural.

Bentuk dari batako/batu cetak itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu batu cetak yang berlubang (hollow block) dan batu cetak yang tidak berlubang (solid block) serta mempunyai ukuran yang bervariasi. Supribadi (1986: 5) menyatakan bahwa batako adalah “Semacam batu cetak yang terbuat dari campuran tras, kapur, dan air atau dapat dibuat dengan campuran semen, kapur, pasir dan ditambah air yang dalam keadaan pollen (lekat) dicetak menjadi balok-balok dengan ukuran tertentu”.

Menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (1982) pasal 6, “Batako adalah bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam kondisi lembab”.Menurut SNI 03-0349-1989, “Conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding”.Sedangkan Frick Heinz dan Koesmartadi (1999: 96) berpendapat bahwa: ” Batu-batuan yang tidak dibakar, dikenal dengan nama batako (bata yang dibuat secara pemadatan dari trass, kapur, air)”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan jerami sebagai bahan pengisi antara campuran tersebut atau bahan tambah lainnya (additive). Kemudian dicetak melalui proses pemadatan sehingga menjadi bentuk balok-balok dengan ukuran tertentu dan dimana proses pengerasannya tanpa melalui pembakaran serta dalam pemeliharaannya ditempatkan pada tempat yang lembab atau tidak terkena sinar matahari langsung atau hujan, tetapi dalam pembuatannya dicetak sedemikian

rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding.

1. Proses produksi dan mesin-mesin yang digunakan

Batako dan paving block yang diproduksi, bahan bakunya terdiri dari pasir, semen dan air dengan perbandingan 75:20:5. Perbandingan komposisi bahan baku ini adalah sesuai dengan Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh Departemen

1

Page 2: PROSES PEMBUATAN BATAKO

Pekerjaan Umum tahun 1986Adapun proses produksi batako dan paving block adalah sebagai berikut:

1. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan menggunakan mesin seperti tertera pada Gambar 1.

2. Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dengan menggunakan mesin pengaduk (Gambar 2) dan setelah rata ditambahkan air.

3. Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat adukan yang rata dan siap dipakai.

4. Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako/paving block dengan menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis produk batako/paving block yang akan dibuat).

5. Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak seperti pada Gambar 3.

6. Batako/paving block mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak.

7. Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati Skala produksi dan keunggulan produk akhir sehingga batako paving block mentah tersebut keluar dari alat cetaknya.

8. Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/paving block mentah dengan cara diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi.

2

Page 3: PROSES PEMBUATAN BATAKO

Hasil produksi batako/paving block sebelum dipasarkan harus menjalani pengujian mutu yang meliputi :

a. pengujian ukuran dan tampak luar;

b. pengujian daya serap, dan

c. pengujian kuat tekan

Keseluruhan proses produksi batako/ paving block samapai kepada pemasaran nya dapat di gambarkan dengan diagram sebagai berikut :

3

Page 4: PROSES PEMBUATAN BATAKO

Skala produksi dan keunggulan produk akhir

Batako/paving block yang dihasilkan dengan sistem produksi ini mempunyai kelebihan bentuk cetakan lebih bagus, permukaan lebih rata dan pori-porinya lebih rapat sehingga kuat tekan dan tegangan tekannya lebih tinggi serta tidak mudah retak. Di samping itu dengan sistem produksi ini skala produksi harian dapat ditingkatkan dari 200-250 buah batako/hari (dengan sistem produksi manual) menjadi 650 buah batako setiap harinya. Untuk produksi paving block dapat ditinglcatkan dari 20 m2/hari (sistem manual) menjadi 40 m2/hari. Keuntungan lain yang bisa didapat dari sistem produksi barn itu ialah menurnnnya tingkat produk cacat dari 35% menjadi20%.

1. Pembuatan Batako dari Styrofoam Bekas

Dewasa ini pemakaian plastik di Indonesia telah mencapai 50 – 60%. Hal ini dikarenakan pemakaiannya yang lebih ekonomis, fleksibel dan sebagainya. Apalagi dalam pemakaian plastik berjenis polystyrene, yaitu styrofoam, telah banyak digunakan di Indoesia khususnya dalam hal makanan. Namun dibalik dari keunggulan dalam menggunakan styrofoam, ternyata menyimpan banyak bahaya, khususnya bagi kesehatan manusia. Para ahli

lingkunagn menyebutkan bahwa styrofoam sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Namun hal tersebut bukan berarti mengurangi pemakaian styrofoam di Indonesia. Sebaliknya pemakaian styrofoam di Indonesia menjadi semakin meningkat, hal ini ditandai dengan semakin mudahnya kita dalam menjumpai penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan di berbagai tempat makan. Sangat mudah menemukannya dimana-mana. Mulai dari restoran cepat saji sampai ketukang-tukang makanan di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan. Namun, dibalik penggunaannya yang terlihat fleksibel dan higienis tersebut, tersebut, tersimpan bahaya yang sangat mengancam bagi kesehatan.

Styrofoam sendiri yang dibuat dari kopolimer styrene ini, menjadi pilihan yang sangat bagus dalam hal menyimpan makanan ataupun dalam industri pangan lainnya. Karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan. Berdasarkan penilitian dari Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang, mengungkapkan bahwa residu Styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.

4

Page 5: PROSES PEMBUATAN BATAKO

Masalah lain yang akan muncul dalam penggunaan styrofoam adalah pada limbah styrofoamnya. Seperti yang telah diketahui, Styrofoam merupakan jenis plastik polystyrene yang memiliki sifat sangat sukar untuk didaur ulang. Adapun melalui proses pembakaran, tentunya aka mengeluarkan gas-gas toksik yang tentunya akan berbahaya bagi kesehatan manusia dan juga lingkungan. Sampai saat ini pun masalah daur ulang dari styrofoam merupakan masalah serius yang belum terpecahkan solusinya. Sehingga sampai saat ini sudah banyak negara-negara yang telah melarang penggunaa styrofoam sebagai tempat makanan, seperti di Cina dan banyak negara bagian di Amerika. Adapun di ITB, pemakaian styrofoam dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, unit, ataupun kegiatan himpunan telah dilarang oleh pihak rektorat, alasannya tidak lain karena masalah pendaur-ulangan dari material styrofoam tersebut yang sangat sukar.

Namun, baru-baru ini limbah styrofoam bisa menjadi batako ataupun batu bata. Dengan proses sederhana, styrofoam dapat diubah menjadi produk yang lebih bermanfaat dengan harga bersaing dengan batako biasa. Dalam pengolahannyapun akan dapat lebih menghemat bahan baku untuk membuat batako yang biasa. Pada pengolahannya, styrofoam digiling seperti jagung. Kemudian, dicampur pasir dan ditambah semen, lalu dicetak. Dengan komposisi  50% styrofoam, 40% pasir, dan 10% semen. Sehingga dalam hal ini, penggunaan styrofoam akan dapat menghemat pasir dan semen sekitar 50%.

Dalam hal kekuatannya pun, batako yang terbuat dari styrofoam ini cukup kuat, dan dari sifat styrofoam sendiri yang memiliki sifat hidrofob (menolak air), sehingga membuat tanah tidak lembab. Pengolahan styrofoam menjadi batako ini merupakan suatu terobosan dari masalah atas kesulitan daur ulang dari styrofoam di banyak negara. Yang tentunya akan menimbulkan banyak keuntungan dari segi ekonomi serta dari segi lingkungan hidup, serta dapat menjadi solusi alternatif atas masalah dari daur ulang limbah styrofoam.

2. Pembuatan Batako dari Limbah Got

Got yang sepintas kelihatannya adalah tempat pembuangan dan mengalirnya air kotor, jika kita jeli, limbah di got tersebut bisa dimanfaatkan dan menghasilkan uang, maka limbah cair got tersebut dapat dibuat batako, dan pupuk air, dan dengan sendirinya akan mempunyai nilai ekonomis .

5

Page 6: PROSES PEMBUATAN BATAKO

Cara mudah memproses limbah got menjadi batako dan pupuk air sebagai berikut:

1. Kumpulkan Lumpur dan kotoran yang terdapat didalam parit atau got.2. Kemudian dipilah-pilah dengan komposisi pasir 75%, Lumpur dan air 20%, sedang

sisanya 10% dari limbah tersebut berupa sampah plastic, kayu, paku tidak usah dipakai.

3. Lumpur disaring, kemudian diberi cairan kimia, untuk menghilangkan bau, bisa juga menggunakan gula merah untuk menghilangkan baunya.

4. Setelah itu diberi cairan kimia molase dan biokatifator untuk menyemai semua bahan, lantas disaring kedalam saringan halus.

5. Tambahkan pasir dari limbah itu dengan semen, kemudian siap dicetak.6. Komposisinya satu banding lima, yakni satu zak semen ditambah 250 kg pasir, dan

akan menghasilkan 200 batako ukuran standar.

Sedangkan untuk hasil maksimal, batako harus dijemur diterik matahari selama dua sampai tiga hari.

6