“proses komunikasi departemen community relations pt. holcim

230
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat” (Studi Kasus : Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Melalui Community Development Penyulingan Kayu Putih Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah) Oleh : YONATAN SATRIA YUDHA D0206109 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: hadang

Post on 13-Jan-2017

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

“Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam Membina Hubungan

Dengan Masyarakat”

(Studi Kasus : Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Melalui Community Development

Penyulingan Kayu Putih Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat

Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah)

Oleh :

YONATAN SATRIA YUDHA

D0206109

SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO HIDUP

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,

mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya

Yohanes 15:7

Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan

itulah perlindunganmu

Nehemia 8:11

Untuk segala sesuatu ada waktunya

Pengkhotbah 3:1-15

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu

kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.

(Winston Chuchill)

Page 5: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk :

Jesus Christ My Lord

Penyertaan Mu Sempurna, Rancangan-Mu Penuh Damai

Bapak dan Ibu

yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam setiap langkah

hidupku. Terimakasih atas segala keiklhasan, kesabaran, doa yang tak henti-

hentinya untuk kesuksesanku. Semangat Bapak dan Ibu akan selalu hidup

dalam sanubariku. Kiranya hanya Sang Pencipta yang mampu membalas

semua kemulian tersebut

Alm. Nenek Tersayang

“Mbok Yah”

Page 6: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang mendalam penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, atas segala Kasih Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam Membina Hubungan Dengan

Masyarakat” guna memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan karena keterbatasan yang penulis miliki. Meskipun begitu

penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dan keberhasilan dalam

penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari semua pihak yang telah membantu

penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus atas kehendak-Nya saja penulis dapat melaksanakan

dan menyelesaikan Skripsi ini.

2. Drs. H. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hamid Arifin, M. Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Dra. Hj. Sofiah M.Si selaku dosen pembimbing dan akademik yang

dengan sabar selalu memberikan arahan, bimbingan dan motivasi untuk

penulisan skripsi ini.

6. Pihak PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap, Sigit Indrayana selaku Manger

Community Relations, Harry Kusnanto selaku Community Relations

Officer, dan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator,

serta seluruh staff Departemen Community Relations yang telah banyak

memberikan bantuan dan arahan kepada penulis. Pihak Perhutani, Yudhi

Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur Cilacap, Badrudin selaku

KRPH Cilacap dan Kursad selaku Mandor Petik daun kayu putih dan

Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang banyak membantu penulis dalam

penelitian ini.

7. Kedua Orang Tuaku Bapak Astriman dan Ibu Sri Ningsih, Kedua Kakakku

Samuel Wahyu Jatmiko dan Julius Andy Cahyono, terimakasih yang

sebesar-besarnya.

8. Alm. Nenekku “Mbok Yah”, terimakasih atas dukungan semangat, dan

rasa sayang “Mbok Yah”. Takkan terlupakkan untuk selama-lamanya.

9. Keluarga baru di Cilacap, Keluarga Bapak Imam Udiantoro, Keluarga

Budhe Ettie terimakasih telah menyediakan diri untuk menjadi orang tua

kedua bagi saya di Cilacap. Terimakasih atas bantuan yang telah diberikan

selama ini.

10. Ria Rahajeng, terimakasih atas perhatian yang diberikan selama ini,

dukungan dan semangat yang diberikan, terimakasih! Kamu lulus duluan!

Page 8: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

11. Prasetyo Budi Utomo, terimakasih atas persahabatan yang telah berubah

menjadi sebuah persaudaraan. Terimakasih atas segala bantuan dan

motivasinya. Terimakasih banyak sudah mau mendengar semua keluh

kesahku tanpa mengeluh. Tetap semangat, terus berjuang lakukan yang

terbaik!

12. Doku-Doku production (Meggi, Freddy, Aji, Adit, Anis, Lopy, Ari, Dara,

Mutiara, Galuh) terimakasih atas segala kenangan di akhir perkuliahan dan

persahabatan yang terjalin selama ini. Teman-Teman yang selalu memberi

bantuan dukungan dan semangat kepada penulis Ria Pu, Naomi, Huda

Zus.

13. Teman-Teman Jurusan Komunikasi angkatan 2006 yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, Ave Komunikare!

Akhir kata, penulis ingin menyampaikan bahwa penyusunan skripsi ini

masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan berbagai masukan dari semua pihak, baik berupa saran maupun

kritik yang sekiranya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam

penyusunan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Amin...

Surakarta, 08 Februari 2011

Yonatan Satria Yudha

Page 9: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

MOTTO .......................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xv

ABSTRAK ...................................................................................................... xvi

ABSTRACT .................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 13

E. Kerangka Teori .............................................................................. 15

1. Pengertian Public Relations dalam Kajian Komunikasi .......... 15

2. Corporate Social Responsibility (CSR) ................................... 29

3. Community Development Sebagai Bentuk Kegiatan CSR ...... 33

4. Bentuk Program Community Development ............................. 38

5. Penyulingan Kayu Putih Sebagai Alternatif Kegiatan

Community Development ........................................................ 41

6. Evaluasi Program CSR............................................................. 43

F. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 48

Page 10: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

G. Konsep-Konsep .............................................................................. 49

H. Metode Penelitian .......................................................................... 52

1. Jenis Penelitian ......................................................................... 52

2. Lokasi Penelitian ..................................................................... 54

3. Jenis Data ................................................................................. 55

4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 56

5. Teknik Sampling ...................................................................... 59

6. Validitas Data ........................................................................... 62

7. Analisis Data ............................................................................ 64

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap

1. Sejarah PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ............................. 69

1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................. 69

1.2. Visi Misi dan Logo Perusahaan ....................................... 74

1.3. Struktur Organisasi ........................................................... 76

1.4. Sumber Daya Manusia ..................................................... 82

1.5. Fasilitas Karyawan ........................................................... 83

2. Produk Perusahaan ................................................................... 85

B. Departemen Community Relations

1. Sejarah Departemen Community Relations ............................. 86

2. Visi Misi Departemen Community Relations .......................... 89

3. Struktur Organisasi Departemen Community Relations .......... 89

4. Tujuan Departemen Community Relations .............................. 94

C. Corporate Social Responsibility PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap

1. Enam Pilar dan Prinsip CSR .................................................... 94

2. Program Community Development PT. HI Tbk. Cilacap ........ 97

3. Kelurahan Kutawaru sebagai Lingkungan

PT. HI Tbk. Cilacap ................................................................. 99

Page 11: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Sajian Data ..................................................................................... 103

1. Data Konteks

a. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program CD

Penyulingan Kayu Putih........................................................ 104

b. Tujuan Program CD Penyulingan Kayu Putih ...................... 111

c. Sasaran Program Community Development Penyulingan

Kayu Putih............................................................................. 113

d. Perencanaan Program CD Penyulingan Kayu Putih oleh

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ...................................... 116

e. Strategi yang Diterapkan dalam Program CD Penyulingan

Kayu Putih............................................................................ 125

2. Data Input

a. Perhutani sebagai mitra PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dalam CD Penyulingan Kayu Putih ......................... 129

a.1. Pelaksana CD Penyulingan Kayu Putih ......................... 130

1. Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa

Kerja Pelaksana Program .......................................... 131

2. Pelatihan yang Pernah Diikuti Pelaksana Program ... 133

b. Sarana dan Pendanaan yang Diberikan PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap dalam Program ............................... 135

3. Data Proses

a. Media yang Digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dalam Menyampaikan Pesan Program .................... 140

b. Pengorganisasian Program CD Penyulingan Kayu Putih ..... 143

c. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia

Sasaran Program CD Penyulingan Kayu Putih ..................... 145

d. Monitoring Program CD Penyulingan Kayu Putih ............... 150

e. Aturan bagi hasil Perhutani dalam program CD

penyulingan kayu putih ......................................................... 153

Page 12: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

4. Data Produk/Hasil

a. Evaluasi terhadap Program CD Penyulingan Kayu Putih ..... 157

a.1. Manfaat Yang Dirasakan Masyarakat Sasaran Program

CD Penyulingan Kayu putih .......................................... 158

b. Efek Program CD Penyulingan Kayu Putih Di

Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun Perhutani ........... 163

b.1. Tanggapan Masyarakat Kelurahan Kutawaru dan

Perhutani terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap 164

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data

1. Analisa Data Konteks ............................................................... 172

2. Analisa Data Input .................................................................... 180

3. Analisa Data Proses .................................................................. 187

4. Analisa Data Produk/Hasil ....................................................... 196

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 203

B. Saran............................................................................................... 206

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Ruang Lingkup Program Community Development ................. 39

Tabel 1.2. Model Pelaksanaan Community Development Bidang

Ekonomi ...................................................................................... 40

Tabel 2.1. Modal Pendirian PT Semen Nusantara ....................................... 71

Tabel 2.2. Jumlah Karyawan PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ............... 83

Tabel 3.1. Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja

Pelaksana Program Community Developmnet

Penyulingan Kayu Putih ............................................................. 132

Tabel 3.2. Pelatihan yang Pernah Diikuti oleh Pelaksana Program

Community Development Penyulingan Kayu Putih ............... 134

Tabel 3.3. Rincian Dana dan Sarana dalam Program Community

Development Penyulingan Kayu Putih ....................................... 139

Tabel 3.4. Produksi Minyak Kayu Putih LMDH Rawa Kuna 2010 ......... 160

Page 14: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Formulasi Lasweel dalam Proses Komunikasi ........................... 17

Gambar 1.2. Proses Transfer pada kegiatan Public Relations ......................... 28

Gambar 1.3. Tri Sector Partnership ................................................................. 37

Gambar 1.4. Kerangka Pemikiran Proses Komunikasi Departement

Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap melalui Community Development Penyulingan

Kayu Putih .................................................................................. 48

Gambar 1.5. Triangulasi Sumber (Data) ......................................................... 64

Gambar 1.6. Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman ................. 68

Gambar 2.1 Logo Holcim ............................................................................... 76

Gambar 2.2 Produk-Produk Holcim ............................................................... 85

Gambar 2.3 Peta Kelurahan Kutawaru ........................................................... 100

Gambar 3.1. Strategi Implementasi Program Community Development

PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ............................................. 128

Gambar 3.2 Kegiatan Community Development Penyulingan Kayu

Putih ............................................................................................ 163

Page 15: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1. Struktur Organisasi PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ........... 82

Bagan 2.2. Model Segitiga Suistainable Development .............................. 89

Bagan 2.3. Struktur Organisasi Departemen Community Relations .......... 90

Bagan 3.1. Perencanaan Partisipatoris Melalui CCC ................................. 119

Page 16: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Yonatan Satria Yudha, D0206109, ”Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat (Studi Kasus : Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Melalui Community Development Penyulingan Kayu Putih Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011.

Salah satu usaha untuk menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan adalah melalui program-program yang dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR). Munculnya konsep sustainable development yang dirumuskan oleh World Commision on Environment and Development , sebagai “development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own need” telah mengubah paradigma perusahaan dalam melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dari charity menuju community development.

Salah satu bentuk pelaksanaan CSR yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan masyarakat sekitar adalah program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan di Kelurahan Kutawaru Cilacap, Jawa Tengah.

Penelitian ini akan melihat program CSR yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dilihat dari proses komunikasi Departemen Community Relations melalui tahapan managerialnya. Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana penerimaan masyarakat terhadap program community development penyulingan kayu putih, bagaimana perencanaan program, media yang digunakan dalam menyampaikan pesan, pengorganisasian program serta untuk mengetahui efek pelaksanaan program yang terjadi di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dan stakeholders terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel bertujuan (purposive sampling). Pendekatan kualitatif dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang berwujud kata-kata dalam kalimat yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau jumlah. Teknik analisa data menggunakan metode analisis interaktif (interactive model of analysis) dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Dari pengumpulan data dan analisa yang dilakukan, diketahui bahwa secara umum, pelaksanaan program community development penyulingan kayu puti ini diterima dan disambut secara positif oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Penerimaan masyarakat ini dikarenakan program community development penyulingan kayu putih merupakan program yang di usulkan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Perencanaan yang dilakukan komunikator

Page 17: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diawali melalui hasil riset yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru sendiri. Hasil riset tersebut disampaikan kepada perusahaan oleh perwakilan masyarakat melalui lembaga Community Communication Channel (CCC) kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan survei bersama oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani.

Media yang digunakan dalam menyampaikan pesan tentang program community development penyulingan kayu putih adalah melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan antara perusahaan dengan perwakilan masyarakat dari lembaga Community Communication Channel (CCC) maupun Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pengorganisasian program community development penyulingan kayu putih dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan menjalin kemitraan dengan Perhutani. Pengorganisasian program penyulingan kayu putih juga dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan membentuk LMDH sebagai wadah tempat mengorganisir kegiatan masyarakat Kelurahan Kutawaru

Sebagai sebuah proses komunikasi, pelaksanaan community development penyulingan kayu putih dinilai telah memberikan efek positif terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Tanggapan-tanggapan positif masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani sebagai mitra terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk atas kegiatan penyulingan kayu putih yang dilakukan telah menunjukkan indikator keberhasilan perusahaan dalam melakukan proses komunikasi.

Page 18: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

ABSTRACT

Yonatan Satria Yudha, D0206109, “Communication Process by Community Relations Department PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap In Developing Relationship With Community” (Case Study: Communication Process by Community Relations Department PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Through Community Development Eucalyptus Distillery In Developing Relationship With Kutawaru Sub-District Cilacap, Jawa Tengah), Thesis, Faculty of Social and Political Sciences, University of Sebelas Maret, Surakarta, 2011.

One attempt to established good relationships between corporate with the communities and the environment is through programs known as Corporate Social Responsibility (CSR).

The emergence of the concept of sustainable development formulated by the World Commission on Environment and Development, as " development meets the needs of the present without compromising the ability of futures generations need to meet their own" had changed the paradigm of the corporate in implementing Corporate Social Responsibility (CSR) of charity towards community development. Nowadays more and more community development approach was applied, because it was more closer to the concept of empowerment and sustainable development with enhance the capacity of local communities.

One form of implementation of CSR by PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap is a community development eucalyptus distillery program that performed in the Kutawaru Sub-District Cilacap, Jawa Tengah.

This research will look at CSR programs implemented PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap viewed from the communication process by Community Relations Department through the managerial stages. Through this research the researchers wanted to know how public acceptance of community development eucalyptus distillery programs, how to planning program, media used in conveying messages, organizing the program and to determine the effects of the program that occurred in the community Kutawaru Sub-District and stakeholders of PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

This research used a qualitative approach with case study method. Sampling was done with a purposive sampling technique. A qualitative approach was conducted by researcher to collect data that form the words in sentences that have more meaning than just the number or amount. Data analysis technique using an interactive analysis method had done through data reduction, data presentation and conclusion.

From data collection and analysis, it is known that in general, the implementation of community development eucalyptus distillery programs was received and greeted positively by the community Kutawaru Sub-District. Public acceptance in this program because community development eucalyptus distillery is a program proposed by the community in Kutawaru Sub-District. Planning done by communicators in this case PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap initiated through the results of research conducted by the community Kutawaru Sub-

Page 19: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

District. The research results were presented to the company by the representatives of the community through Community Channel Communications institutions (CCC) then followed up by conducting joint survey by community Kutawaru Sub-District and Perhutani.

Media used in conveying messages about community development eucalyptus distillery programs is through meetings conducted between companies and representatives of the community from Community Communication Channel (CCC) and the Forest Village Community Institution (LMDH). Organizing community development eucalyptus distillery programs is done by PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap by partnering with Perhutani. Organizing eucalyptus distillery programs also carried out by PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap by forming LMDH as a container for organizing community Kutawaru Sub-District activities.

As communication process, implementation of community development eucalyptus distillery programs have been regarded as a positive effect on PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Positive responses of community Kutawaru Sub-Distric and Perhutani as partner program to PT Holcim Indonesia Tbk. over the eucalyptus distillery programs have shown indicators of corporate success in the communication process.

Page 20: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era sekarang ini pertumbuhan dunia usaha pada sektor industri

ekstraktif yang mengolah sumber daya alam di Indonesia mengalami kemajuan

yang sangat pesat. Perusahaan yang bergerak dalam sektor tersebut menjadi

sebuah industri yang memberi pengaruh besar terhadap masyarakat dan

lingkungan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, setiap perusahaan selalu

berusaha agar produktivitas perusahaan meningkat. Namun, dalam usaha

meningkatkan produktivitas sering tanpa disadari perusahaan mengabaikan

masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Banyak rentetan data kasus yang terjadi

seperti peristiwa luapan lumpur panas PT Lapindo Brantas, menunjukkan

perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam memberikan

dampak negatif pada tatanan masyarakat dan lingkungan. Akibat dari kegiatan

eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan tanpa memperhitungkan dampak

yang ditimbulkan, perusahaan harus menanggung kerugian yang cukup besar

hingga menutup usahanya.

Para pelaku sektor usaha kini mulai semakin menyadari antara perusahaan,

masyarakat dan lingkungan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi.

Perusahan dituntut tidak hanya mementingkan keuntungan belaka namun harus

dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan lingkungan agar

kegiatan dan eksistensi perusahaan tetap dapat berjalan. Pendapat Milton

Page 21: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Friedman yang menyatakan bahwa tujuan korporasi adalah memperoleh profit

semata kini semakin ditinggalkan. Sebaliknya, konsep triple bottom line (profit,

planet, people) yang digagas John Elkington semakin masuk mainstream etika

bisnis perusahaan 1 . Pendapat tersebut didasari bahwa dalam setiap aktivitas

maupun kegiatannya, sebuah perusahaan baik secara langsung maupun tidak, akan

bersinggungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar dimana perusahan

tersebut berada.

Salah satu usaha untuk menjalin hubungan yang baik antara perusahaan

dengan masyarakat dan lingkungan adalah melalui program-program yang dikenal

dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibilty (CSR). Pada intinya CSR merupakan wujud kesadaran perusahaan

sebagai upaya meningkatkan hubungannya dengan masyarakat dan lingkungannya.

CSR dipandang bukan hanya merupakan kegiatan pelengkap (artificial)

saja, sebagaian perusahaan besar telah menempatkan CSR sebagai suatu

kewajiban yang harus dilaksanakan. Melalui program CSR perusahaan dapat

menunjukan komitmennya kepada masyarakat sebagai wujud nyata rasa tanggung

jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan.

Pemenuhan praktek kegiatan CSR perusahaan pada akhirnya akan

memberikan keuntungan bukan hanya bagi sasaran program saja, tetapi juga bagi

perusahaan. Seringkali tanpa disadari masyarakat sekitar memiliki pengaruh yang

sangat besar dalam mendukung maupun menghambat perusahaan. Masyarakat

sekitar turut berpengaruh dalam menjaga stabilitas keamanan sekitar perusahaan.

1 Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility : Prinsip, Pengaturan dan Implementasi, Intrans Publishing, Malang, 2008 hal.132

Page 22: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kondisi keamanan yang kondusif tentu akan membuat perusahaan tersebut lancar

dalam melaksanakan kegiatannya. Melalui kegiatan CSR yang dilaksanakan

sebuah perusahaan dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik, baik

konflik fisik maupun konflik laten yang merupakan faktor potensial terjadinya

kerusakan-kerusakan fasilitas produksi seperti sabotase oleh pihak yang merasa

dirugikan oleh keberadaan perusahaan tersebut.

Melalui kegiatan CSR perusahaan dapat membangun citra positif di

tengah-tengah masyarakat dalam kaitannya dengan kemampuan perusahaan

terhadap komitmen yang tinggi terhadap tanggung jawab sosialnya selain

menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Hal ini tentu saja akan memberikan

keuntungan secara tidak langsung terhadap volume unit produksi yang terserap

pasar yang akhirnya akan mendatangkan keuntungan yang besar terhadap

peningkatan laba perusahaan.

Sebagai sebuah investasi sosial, CSR akan memberikan keuntungan dua

arah bagi perusahaan dan masyarakat. Karena sesungguhnya substansi keberadaan

CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri

disebuah kawasan dalam kaitannya beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas

dan stakeholder yang terkait2.

Di Indonesia sendiri, regulasi tentang CSR sudah termaktub dalam UU

Perseroan Terbatas Nomor 40 Pasal 74 Tahun 2007 yang mengatur tentang

tanggung jawab sosial dan lingkungan yang berbunyi3:

2 Majalah Bisnis &CSR, Edisi Khusus 40 Tahun Totok Mardikanto Menjadi Penyuluh;Dari Penyuluh Pertanian Mengembangkan CSR, hal.180 3 Reza Rahman, Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan. Media Pressindo, Yogyakarta, 2009, hal.108

Page 23: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

a) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab

sosial dan lingkungan

b) Tanggungjawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan

yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang

pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan

kewajaran

c) Perseroan yang tidak melakukan kewajiban dikenakan sanksi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Praktek penerapan CSR di Indonesia sebelum adanya UU no 40/2007

memang telah ada. Pada awal perkembangannya, pelaksanaan CSR yang paling

umum adalah pemberian bantuan (donasi/charity), terhadap organisasi-organisasi

lokal dan masyarakat sekitar korporasi beroperasi. Pendekatan CSR yang

berdasarkan motivasi karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya tidak

melembaga, CSR pada tataran ini hanya sekedar do good dan to look good,

berbuat baik agar terlihat baik4.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Suprapto pada tahun 2005

terhadap 375 perusahaan di Jakarta menunjukkan bahwa 209 atau 55,75%

perusahaan melakukan kegiatan CSR. Sedangkan bentuk CSR yang dijalankan

meliputi; kegiatan kekeluargaan (116 perusahaan), sumbangan pada lembaga

4 Dr. Mukti Fajar ND, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, 2010, hal.265

Page 24: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

agama (50 perusahaan), sumbangan pada yayasan sosial (39 perusahaan), dan

pengembangan komunitas (4 perusahaan)5.

Berdasarkan hasil survei tersebut menunjukkan kecenderungan

pelaksanaan program-program CSR yang dilaksanakan perusahaan-perusahaan di

Indonesia saat ini kebanyakan hanya sebatas bentuk bantuan (assistance) dan

kurang memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program CSR

yang dilaksanakan oleh perusahaan. Program-program CSR yang dilaksanakan

kurang mengetahui apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, dan minat

masyarakat (need, desire, interest), sehingga program CSR terkesan seperti

pemberian bantuan amal (charity) kepada masyarakat sekitar tanpa mengetahui

apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Yanti Koestoer Direktur Eksekutif Indonesia Business Links berpendapat

bahwa CSR bukan sekedar charity atau donasi, sebaiknya CSR dilakukan dengan

community development sehingga masyarakat merupakan mitra sejajar dari

korporasi6.

Seperti salah satu perusahaan semen di Indonesia yakni PT Indocement

yang pada tahun 2009 meraih “Penghargaan Emas” dan “Penghargaan Terbaik 1″

untuk Sektor Industri dan Manufaktur pada Bidang Sosial dan Lingkungan dari

Departemen Sosial. Penghargaan tersebut diperoleh atas keberhasilan Indocement

dalam melakukan program community development penanaman lahan bekas

tambang dengan tanaman jarak pagar (Jathropa curcas) dan pemanfaatan sampah

rumah tangga menjadi biogas. Melalui program community development-nya 5 Dr. Sukarmi, Artikel Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dan Iklim Penanaman Modal di Indonesia, Jurnal Legislasi Vol 5 No. 2. 6 Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit. hal.266

Page 25: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Indocement berhasil memberdayakan masyarakat sekitar dalam mengatasi

ketergantungan terhadap energi7.

Munculnya konsep sustainable development yang dirumuskan oleh World

Commision on Environment and Development , sebagai “development that meets

the needs of the present without compromising the ability of future generations to

meet their own need” telah mengubah paradigma perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan CSR dari charity menuju community development.

Dewasa ini pendekatan community development semakin banyak diterapkan

karena lebih mendekati konsep empowerment dan sustainable development dan

dianggap mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal8.

Salah satu perusahaan yang program CSR-nya dilaksanakan melalui

program community development adalah PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

Perusahaan berskala internasional yang bidang usahanya mengolah sumber daya

alam berupa batu kapur dan tanah liat menjadi semen ini, telah melaksanakan

tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masayarakat dan lingkungan sejak

tahun 2002 sebelum UU No 40/2007 tersebut disahkan.

Sebagai bagian dari group perusahaan semen dunia, kebijakan yang

digariskan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah menjalankan usaha dengan

konsep pembangunan berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi,

tanggungjawab terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

serta memperhatikan kepentingan masyarakat lokal.

7 http://harian-metro.net, Indocement Raih Emas “CSR Award” 2008, edisi 05 Maret 2009. 8 Susiloadi, Implementasi CSR Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008, hal. 128

Page 26: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kegiatan community development menjadi salah satu program prioritas di

PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap. Community development merupakan realisasi

tanggung jawab perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR) terhadap

masyarakat sekitar. Kegiatan community development yang dilaksanakan PT

Holcim Indonesia Tbk Cilacap memiliki fokus dalam 3 (tiga) bidang utama yakni,

bidang ekonomi, bidang pendidikan, pelatihan, sosial kemasyarakatan dan bidang

infrastruktur dan pelestarian lingkungan.

Dalam rangka memberdayakan masyarakat sekitar pabrik, PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap telah mengembangkan berbagai program strategis

community development di bidang ekonomi, salah satu program tersebut adalah

program community development penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru.

Program penyulingan kayu putih ini merupakan sebuah program kemitraan yang

terjalin antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani BKPH Rawa Timur

dan Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat

Desa Hutan (LMDH).

Melalui program community development penyulingan kayu putih ini PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru

dengan menjalin kemitraan dengan Perhutani mengembangkan usaha produktif

penyulingan kayu putih mulai dari penanaman, perawatan, pemanenan pohon

kayu putih hingga proses penyulingan daun kayu putih menjadi minyak kayu

putih yang bernilai ekonomis tinggi. Minyak kayu putih sebagai produk hasil

penyulingan ini nantinya dapat dijual oleh masyarakat dengan harapan dapat

membantu memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat.

Page 27: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Program community development penyulingan kayu putih ini selain

bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat lokal juga menunjang program

konservasi lahan yang ada di daerah tersebut. Sehingga program ini

mensinergikan economic dan ecological value dalam satu unit usaha9.

Kegiatan community development penyulingan kayu putih PT Holcim

Indonesia Tbk Cilacap ini dilaksanakan langsung oleh Departemen Community

Relations (Comrel) yang di dalamnya terdapat staff yang berfungsi sebagai Public

Relations (PR) yang disebut Community Relations Officer (CRO). Dalam

pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini peran

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui PR-nya sangat diperlukan dalam

mendukung terlaksananya program community development penyulingan kayu

putih yang mana melibatkan kemitraan ketiga belah pihak. PR PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap dituntut tidak hanya berperan memberikan bantuan kepada

masyarakat namun juga dituntut untuk dapat mempersuasi dan mengorganisir

pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk mendukung apa yang disampaikan

Public Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

Melalui kegiatan CSR-nya, PR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

diharapkan mampu memahami permasalahan yang ada di sekitar masyarakat

Kelurahan Kutawaru dengan memberikan solusi bagi masyarakat untuk

mengembangkan potensi-potensi yang ada sebagai wadah untuk memberdayakan

masyarakat sekaligus menyampaikan tujuan perusahaan sehingga pada akhirnya

akan menciptakan pemahaman bagi stakeholder yang tujuan akhirnya

9 Data Dokumen PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap

Page 28: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

menciptakan suatu hubungan harmonis dan terciptanya citra positif PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru.

Sebagai mahasiswa komunikasi, fenomena kegiatan CSR yang dilakukan

oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui community development

penyulingan kayu putih dalam bentuk kemitraan ini menarik untuk diteliti melalui

proses komunikasi yang dilakukan perusahaan selaku komunikator kepada

masyarakat serta stakeholder selaku komunikan dengan membawa pesan untuk

mencapai satu tujuan bersama. Faktor yang cukup penting atau sebagai penentu

dalam hal berhasil atau tidaknya tentang pelaksanaan program PR tersebut yaitu

bagaimana perencanaan kerja dan komunikasi dari PR (how to be communicator),

peranan untuk pelaksanaannya, menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal

balik dalam penyampaian pesan (message), mengolah dan menyalurkan arus

informasi (communication channel) kepada publiknya (komunikan), dengan

tujuan untuk mencapai citra positif (effect) bagi perusahaan yang diwakilinya10.

Kegiatan CSR ini merupakan sebuah proses komunikasi PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap untuk mengimplementasikan tanggungjawab sosial

perusahaan agar dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat Kelurahan

Kutawaru maupun stakeholder.

Sebagai sebuah proses komunikasi, kegiatan CSR ini menjadi daya tarik

tersendiri untuk melihat bagaimana program ini direncanakan, dilaksanakan,

dievaluasi, siapa saja yang terlibat dan bagaimana tanggapan masyarakat terhadap

program community development penyulingan kayu putih. Dalam perspektif 10 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi,PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 32

Page 29: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

komunikasi penelitian ini ingin mengetahui efek yang terjadi pada masyarakat

Kelurahan Kutawaru dalam pelaksanaan program community development

penyulingan kayu putih.

Efek menurut Onong Uchjana Effendy merupakan respon atau reaksi

setelah proses komunikasi berlangsung, dan dapat menimbulkan umpan balik atau

feedback berbentuk positif atau sebaliknya, negatif11. Efek sebagai sebuah kajian

komunikasi dalam bidang PR menjadi sangat penting, mengingat pada dasarnya

kegiatan CSR sebagai bentuk komunikasi perusahaan kepada masyarakat melalui

PR-nya menginginkan terjadinya efek positif kepada publik sebagai sasaran

kegiatannya. Efek yang terjadi sebagai akibat pelaksanaan kegiatan community

development penyulingan kayu putih pada dapat dilihat dari pemahaman maupun

tanggapan yang timbul pada masyarakat maupun stakeholders yakni masyarakat

Kelurahan Kutawaru sebagai sasaran program maupun Perhutani sebagai mitra

kerja, terhadap setiap aktivitas yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

Program community development penyulingan kayu putih ini sudah

dilaksanakan PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap sejak tahun 2009 hingga sekarang.

Meskipun program community development penyulingan kayu putih dirasakan

bermanfaat bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan

masyarakat yang pada akhirnya memberikan keuntungan positif, yaitu

diperolehnya dukungan dari masyarakat dalam setiap aktivitas dan citra positif PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dan

11 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, hal.10

Page 30: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

stakeholders secara tidak langsung, namun sejauh ini belum ada penelitian yang

mengkaji pelaksanaan program ini.

Berkaitan dengan hal ini maka permasalahan tersebut dalam perspektif

komunikasi akan diteliti menggunakan metode studi kasus yang memusatkan

perhatian pada kasus tunggal (embedded case study) dengan mencoba mengetahui

persamaan dan perbedaan yang ada di antara kasus-kasus yang diteliti dan

menghubung-hubungkan satu dengan lainnya dengan tetap berpegang pada

prinsip holistik dan kontekstual12.

Dengan metode studi kasus ini memungkinkan peneliti untuk dapat

menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif serta fokus terhadap program

community development penyulingan kayu putih yang dijalankan PT Holcim

Indonesia Tbk Cilacap melalui kemitraan tiga belah pihak tersebut dengan

mengevaluasi keberhasilan program dengan evaluasi model context, input,

process, product (CIPP).

Evaluasi dalam penelitian ini dimaksudkan agar di kemudian hari, apabila

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melaksanakan suatu kegiatan CSR melalui

community development tidak akan dijumpai kendala yang sama. Dengan evaluasi

tersebut dapat digunakan sebagai dasar PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

penyusunan rencana maupun program community development berikutnya.

Evaluasi diperlukan bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai tolak ukur

untuk menilai apakah tujuan pelaksanakan program tersebut telah tercapai atau

belum. Melalui evaluasi, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 12 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT. LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2007, hal. 141

Page 31: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

penerimaan masyarakat terhadap program community development penyulingan

kayu putih, bagaimana perencanaan program, media yang digunakan,

pengorganisasian program serta untuk mengetahui efek pelaksanaan program

yang terjadi di tengah stakeholders terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah

1. Secara umum bagaimana program community development penyulingan kayu

putih sebagai proses komunikasi diterima oleh masyarakat Kelurahan

Kutawaru?

2. Karena program ini dilihat sebagai proses komunikasi, secara khusus maka:

a. Bagaimana komunikator dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

membuat perencanaan tentang program community development

penyulingan kayu putih?

b. Media apa yang digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

menyampaikan pesan tentang program community development

penyulingan kayu putih?

c. Bagaimana pengorganisasian program community development

penyulingan kayu putih?

d. Bagaimana efek program community development penyulingan kayu putih

di kalangan masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun stakeholder?

Page 32: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui secara umum bagaimana program community development

penyulingan kayu putih sebagai proses komunikasi diterima oleh masyarakat

Kelurahan Kutawaru

2. Secara khusus :

a. Untuk mengetahui bagaimana komunikator dalam hal ini PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap membuat perencanaan tentang program community

development penyulingan kayu putih

b. Untuk mengetahui media apa yang digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dalam menyampaikan pesan tentang program community

development penyulingan kayu putih

c. Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian program community

development penyulingan kayu putih

d. Untuk mengetahui bagaimana efek program community development

penyulingan kayu putih di kalangan masyarakat Kelurahan Kutawaru

maupun stakeholder

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagi masyarakat bahwa

kegiatan CSR melalui community development merupakan sebuah usaha yang

dilakukan perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat

sekitar, sehingga eksistensi perusahaan di tengah masyarakat sekitar tidak

selalu berdampak buruk tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat sekitar.

Page 33: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Untuk memberikan masukan dan saran bagi PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dalam melaksanakan program community development penyulingan

kayu putih yang dijalankan melalui kemitraan ini sehingga menjadi solusi

yang bermanfaat.

3. Memberikan masukan dan saran bagi Perhutani dalam menjalin kemitraan

dalam program community development penyulingan kayu putih ini agar tidak

mencari keuntungan sendiri namun juga mempertimbangkan aspirasi

masyarakat Kelurahan Kutawaru yang terlibat didalamnya

4. Memberikan gambaran dan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan lain

untuk dapat melaksanakan program-program CSR yang disesuaikan dengan

apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menjadi

solusi bagi masyarakat sekitar itu sendiri.

5. Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa dalam dunia

akademis mengenai pentingnya praktek kegiatan CSR yang dilaksanakan

perusahaan.

Page 34: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Public Relations Dalam Kajian Komunikasi

Komunikasi merupakan bagian mendasar dalam kehidupan manusia untuk

menjalin hubungan yang baik dengan sesama dan lingkungannya. Rogers dan

Lawrence Kincad dalam Cangara mendefinisikan komunikasi sebagai proses

dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi

dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian

yang mendalam13.

Dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat

perusahaan perlu menyadari aktivitas dan perkembangan organisasi tersebut tidak

dapat terlepas dari pengaruh dan dukungan masyarakat. Sebagai bagian dari

masyarakat perusahaan harus mampu melihat dan senantiasa menyesuaikan diri

dengan masyarakat dengan melakukan komunikasi. Oleh karena itu dalam rangka

menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat perusahaan perlu menempatkan

pihak yang ditunjuk untuk menjembatani hubungan komunikasi perusahaan yang

sering dikenal dengan Hubungan Masyarakat (Humas) atau Public Relations (PR).

Istilah PR menurut kamus IPR (Institute of Public Relations) adalah:

“keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian

antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya14.” Sedangkan menurut

Frank Jefkins, PR adalah “Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi

yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi

13 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hal. 19 14 Frank Jefkins, Public Relations Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta, 1995, hal.8

Page 35: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang

berlandaskan pada saling pengertian15.

Definisi PR juga dikemukakan Danny Griswold, Public Relations

diartikan sebagai fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap-

sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang/sebuah

perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan program-

program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik16.

Dari beberapa definisi dan pengertian di atas dapat terlihat jelas bahwa PR

mempunyai upaya yang terencana dan berkesinambungan. PR merupakan satu

rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian program terpadu

dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan terencana, adanya

komunikasi yang bersifat dua arah, berorientasi pada organisasi/lembaga dan

sasarannya adalah publik.17. Publik dalam PR merupakan khalayak sasaran dari

kegiatan public relations. Khalayak sasaran ini merupakan kumpulan orang-orang

maupun lembaga dan instansi yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

Sasaran kegiatan public relations terbagi atas publik internal dan publik eksternal.

Publik internal adalah publik yang berada di dalam perusahaan, meliputi para

karyawan, pemegang saham, direksi dan sebagainya. Sedangkan publik eksternal

adalah mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dan berada di luar

perusahaan, meliputi penyalur, pemasok, bank, pemerintah, pers, dan komunitas18.

15 Ibid. hal.9 16 Rhenald Khasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1994, hal. 7 17 Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, PT Ghalia Indonesia Jakarta, 2002,. hal. 15 18 Rhenald Khasali, Op.Cit, hal. 63

Page 36: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Jadi PR bukan kegiatan yang bersifat sembarangan karena tujuan utama dari

kegiatan PR adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian.

Jika definisi PR di atas dilihat dari kajian komunikasi maka dapat

disimpulkan bahwa PR merupakan sebuah proses komunikasi, seperti terlihat

dalam formulasi komunikasi yang dikemukakan Lasweel yang dilukiskan dengan

pertanyaan-pertanyaan: who, says what, in which channel, to whom, with what

effect.. Sedangkan yang termasuk komponen-komponen komunikasi adalah

komunikator, pesan, media, komunikan dan efek19. Setidaknya suatu kegiatan PR

dikatakan sebagai komunikasi apabila telah mengandung tiga komponen, yaitu

komunikator, pesan dan komunikan.

Gambar. 1.1 Formulasi Lasweel dalam Proses Komunikasi20

Jika kegiatan PR dijabarkan ke dalam kegiatan proses komunikasi, maka

akan nampak elemen-elemen komunikasi dalam formulasi Lasweel sebagai

berikut21:

a. Who says (siapa mengatakan) : komunikator

Dalam proses komunikasi, Public Relations sebagai komunikator dapat dibagi

dua, berupa komunikator individu maupun lembaga/organisasi tertentu.

Sebagai komunikator lembaga, PR harus mampu menjalankan fungsi

19 C. Sardjono & Pawito, Teori-Teori Komunikasi, BPK Komunikasi FISIP UNS, UNS Press 1998, hal.85 20 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hal. 23 21 Ibid. hal. 22-28

Who

S

Says What

M

In Which Channel

C

To Whom

R

With what Effect

E

Page 37: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

manajemen dalam kegiatan atau aktivitas program kerja kepada publiknya,

sekaligus bertindak sebagai mediator untuk mewakili perusahaan terhadap

publik dan sebaliknya.

b. Says what (mengatakan apa) : pesan

Pesan yang disampaikan kepada penerima yang berupa ide, gagasan,

informasi, aktivitas, atau kegiatan tertentu yang dipublikasikan atau

dipromosikan untuk diketahui, dipahami, dan dimengerti yang sekaligus

diterima oleh publiknya.

c. In which channel : saluran

Media sarana atau alat dalam menyampaikan pesan atau sebagai mediator

antara komunikator dengan komunikannya. Media atau alat khusus untuk

keperluan PR digolongkan atau dikelompokkan sebagai berikut :

1. Media umum, yakni sarana-sarana seperti surat-menyurat, dan sebagainya

2. Media masssa, berupa media yang memiliki efek serempak dan cepat dan

mampu mencapai audience dalam jumlah besar dan tersebar luas di

berbagai tempat secara bersamaan seperti media cetak maupun elektronik

seperti koran, majalah, telvisi, radio dll.

3. Media khusus, seperti, iklan, logo, nama perusahaan, ataupun produk yang

merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersial yang

efektif

4. Media internal, yaitu media yang digunakan untuk kepentingan kalangan

terbatas dan nonkomersial serta lazim digunakan dalam aktivitas PR.

Jenisnya seperti

Page 38: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

a. House Journal seperti majalah bulanan (in house magazine), profil

perusahaan (company profile), laporan tahunan perusahaan (annual

report), prospectus, bulletin dan tabloid

b. Printed materials seperti barang cetakan untuk publikasi dan promosi

berupa booklets, pamphlet, leaflet, memo, kalender

c. Spoken and visual words, seperti audio visual, video record, slide film,

broadcasting media, perlengkapan radio dan televisi.

d. Media pertemuan, seperti seminar, rapat, pertemuan, diskusi, pameran,

special events, sponsorships, dan gathering meet.

d. To whom ( kepada siapa) : komunikan

Yakni publik yang menjadi sasaran dalam komunikasi secara langsung

ataupun tidak. Dalam berkampanye, PR lebih menekankan pengertian,

kesadaran, saling percaya, toleransi, dan saling kerjasama dengan berbagai

pihak untuk memperoleh dukungan publik. Pada akhirnya akan memperoleh

citra atau kepercayaan dari komunikan, yakni melalui perjuangan keras, proses

waktu, dukungan teman kerja , pimpinan, dan dana secara terus menerus.

e. With what effect (dengan efek apa) : efek dan dampak

Efek atau dampak merupakan respon atau rekasi setelah proses komunikasi

tersebut berlangsung apakah mampu mempengaruhi tanggapan (process of

influence), terhadap sikap (perilaku), dukungan (atau menolak), memotivasi

atau dapat menimbulkan umpan balik atau feedback berbentuk opini publik

sebagai khalayak sasaran baik secara positif atau negatif.

Page 39: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Efek dalam proses komunikasi adalah perubahan yang tejadi pada diri

komunikan, sebagai akibat dari pesan yang diterima baik secara langsung maupun

menggunakan media. Menurut Onong Uchjana efek dari kegiatan komunikasi

yang dilakukan dapat diklasifikasikan menjadi 22:

1. Efek kognitif (cognitive effect), efek yang timbul pada komunikan dan menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatkan intelektualitasnya.

2. Efek afektif (affective effect), tujuan komunikator bukan hanya sekedar tahu tetapi juga tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu, dari tidak senang menjadi senang

3. Efek konatif behavioral (conative behavioral effect), apabila berkaitan dengan perilaku, dari hal negative menjadi perilaku yang lebih positif

Berkaitan dengan unsur-unsur proses komunikasi diatas, maka proses

komunikasi yang diaplikasikan dalam kegiatan PR dapat dilihat sebagai berikut23 :

a. Sumber : perusahaan/lembaga/organisasi

b. Komunikator : bidang/divisi Public Relations

c. Pesan : kegiatan-kegiatan Public Relations

d. Komunikan : publik-publik Public Relations

e. Efek : citra publik terhadap perusahaan/lembaga/organisasi

Dalam kaitannya dengan penelitian ini proses komunikasi PR PT. Holcim

Indonesia Tbk Cilacap akan lebih membicarakan PR sebagai komunikator yang

mewakili lembaga atau organisasi. PR sebagai state of being merupakan

perwujudan suatu kegiatan komunikasi yang dilembagakan ke dalam bentuk

bagian manajemen dimana terdapat pejabat PR yang memimpin suatu

22 Onong Uchjana E, Human Relations dan Public Relations Dalam Management, CV Mandar Maju, Bandung, 1989, hal. 16. 23 Soemirat, MS dan Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal.118

Page 40: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kelembagaan tersebut24. Sebagai alat manajemen sebuah lembaga atau organisasi,

maka secara struktural PR merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau

organisasi, artinya PR bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi

kelembagaan atau organisasi tersebut.

Sebagai bagian dari manajemen, fungsi PR lembaga/perusahaan

menunjukkan suatu tahap pekerjaan, berkaitan dengan fungsi PR Cutlip and

Center mengatakan bahwa fungsi public relations meliputi hal-hal berikut25:

1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi.

2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya.

3. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilnya, atau sebaliknya.

4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama

5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.

Sedangkan menurut Bertrand R. Canfield seperti yang dikutip Onong,

public relations mengemban tiga fungsi26 :

1. Mengabdi kepada kepentingan umum Yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah publik internal dan publik eksternal yang harus dibina hubungannya

2. Memelihara komunikasi yang baik Komunikasi yang baik diartikan sebagai hubungan komunikatif dengan publik internal dan publik eksternal. Dalam memelihara hubungan ini public relations tidak memandang seseorang dari kedudukan, umur, pekerjaannya, semuanya patut dihargai sama sebagai manusia

3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik Hal ini dapat dipahami karena seorang kepala bagian public relations pada dasarnya mewakili organisasinya sehingga citra yang baik dari seseorang

24 Rosady Ruslan, Manajemen Hubungan Masyarakat dan Manajemen Komunikasi, Raja Grafindo Persada Jakarta, 2005, hal.34 25Ibid. hal.19 26 Onong Uchjana, Op.Cit. ha1. 35

Page 41: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kepala humas akan membawa citra yang baik pula terhadap organisasi yang diwakili Berdasarkan pengertian di atas maka fungsi PR bersifat melekat pada

manajemen perusahaan, yakni bagaimana PR dapat menyelenggarakan

komunikasi dua arah timbal balik (two ways communication) antara

organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan publiknya. Komunikasi yang

bersifat timbal balik ini sangat penting dan mutlak harus ada dalam kegiatan PR,

melalui proses komunikasi timbal balik inilah, individu maupun kelompok dapat

menyampaikan dan atau bertukar informasi kepada lembaga atau organisasi

perusahaan dengan tujuan menciptakan saling pengertian (mutual understanding),

saling menghargai (mutual appreciation), saling mempercayai (mutual

confidence), menciptakan good will, memperoleh dukungan public (public

support), dan terciptanya feedback merupakan prinsip pokok dalam komunikasi

public relations demi tercapainya citra yang positif bagi suatu

lembaga/perusahaan27.

Pengembangan dari saling pengertian ini dapat diperhatikan melalui empat

tahapan atau langkah-langkah proses komunikasi PR dalam manajemen meliputi28:

1. Mendefinisikan Permasalahan (Defining Problems)

Tahap ini PR diarahkan kepada usaha mengumpulkan data terhadap

sasaran komunikasi, misalnya meneliti siapa komunikannya, bagaimana

situasi dan kondisinya serta harus mengetahui apa yang dibutuhkan

komunikan. Langkah ini biasa dikenal dengan istilah fact finding

27Rosady Ruslan, Op.Cit, hal.. 23 28 Dr. phill. Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Jilid III: Hubungan Masyarakat dan Periklanan,Binacipta,Bandung,1989, hal.125

Page 42: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2. Perencanaan dan Program (Planning and Programming)

Setelah menganalisa pendapat, sikap dan reaksi publik serta penyusunan

daftar masalah berdasarkan data dan fakta yang ditemukan, lalu

diintegrasikan atau diserahkan dengan kebijakan dan kegiatan organisasi.

Pada tahap ini dapat ditemukan pilihan yang diambil serta menentukan

orang-orang yang akan mengerjakan pelaksanaannya nanti.

3. Aksi dan Komunikasi (Action and Communication)

Dalam tahap ini PR melakukan tindakan untuk mengkomunikasikan

rencana-rencana yang telah dipersiapkan kepada semua pihak yang

bersangkutan dengan metode yang sesuai. Dalam tahap ini menjelaskan

tindakan yang diambil dan tujuan jatuhnya pilihan tersebut.

Sebagai komunikator sebuah lembaga atau perusahaan, PR harus dapat

mempersuasi komunikannya dan dari proses itulah terdapat aspek relasi

yang sangat membantu dalam aktivitas perusahaan atau organisasi. PR

harus mampu mengintegrasikan usaha-usaha, sikap dan perbuatan

organisasi dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya29.

Jika dikaitkan dengan komunikasi yang dilakukan PR, Astrid (1982)

dalam bukunya Komunikasi Kontemporer menyebutkan komunikasi

akan lebih efektif apabila menggunakan bahasa yang lebih cocok dengan

situasi komunikasi maupun menggunakan bentuk dan gaya bahasa yang

paling menarik dan bernilai bagi komunikan30. Selain itu pesan yang

29 Hamdan Adnan dan Hafin Cangara, Prinsip-Prinsip Ilmu Hubungan Masyarakat, Usaha Nasional, Surabaya, 1996, hal.16 30 Tommy S dan Fahrianoor, Komunikasi Penyuluhan Dalam Teori dan Praktek, Arti Bumi Intaran, Yogyakarta, 2004, hal. 25

Page 43: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

disampaikan juga disesuaikan dengan kondisi komunikan itu sendiri.

Wilbur Schramm seperti yang dikutip Onong menampilkan apa yang

disebut the condition of success in communication yaitu kondisi yang

harus dipenuhi agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang

dikehendaki. Kondisi tersebut dirumuskan sebagai berikut 31:

1. Pesan dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan

2. Pesan disampaikan menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan

3. Pesan membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki

Untuk mengembangkan proses komunikasi timbal balik, PR dapat

melakukan berbagai metode dan teknik komunikasi secara langsung

(face to face communication) kepada komunikannya , meliputi32:

1. Komunikasi antar persona Komunikasi antar persona atau interpersonal communication adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan (dyadic communication) atau antara seorang komunikator dengan dua orang komunikan (triadic communication). Komunikasi sifatnya dialogis secara tatap muka dan umpan balik terjadi secara langsung (immediate feedback). Maka komunikasi ini sering dipergunakan untuk melakukan persuasi (persuasive communication), yaitu komunikasi yang melibatkan upaya seseorang yang dengan sadar merubah tingkah laku seseorang atau sekelompok orang melalui penyampaian pesan.

2. Komunikasi kelompok Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang yang lebih dari dua orang secara tatap muka. Berdasarkan kelompok ciri dan sifat kelompok dalam hubungannya dengan proses komunikasi, komunikasi kelompok dibedakan menjadi;

31 Ibid, hal.29 32 Onong Uchjana E, Op. Cit hal. 25

Page 44: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a. Komunikasi kelompok kecil Yaitu sejumlah orang, tiga orang atau lebih, tetapi sedemikian kecilnya sehingga mereka dapat berinteraksi secara pribadi dengan kesadaran akan dirinya masing-masing dan dengan kesadaran akan tujuan dan masalah bersama.

b. Komunikasi kelompok besar Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi dengan sejumlah besar komunikan, yang karena banyaknya anggota kelompok itu hampir tidak terdapat kesempatan pada mereka untuk tanggapan secara verbal.

4. Penilaian (Evaluation)

Tahap selanjutnya dalam proses komunikasi dalam manajemen PR

adalah melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil.

Evaluasi mengarah kepada usaha untuk menilai kembali sejauh mana

pesan-pesan komunikasi yang disampaikan kepada publik dapat diterima.

Evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses kerja PR

karena akan memberikan kesimpulan mengenai keberhasilan program

PR yang dijalankan dinilai dari segi-segi berhasil dan tidaknya, apa

penyebabnya, apa yang sudah dicapai, apa faktor keberhasilan dan

penghambatnya. Hal ini diperlukan untuk dijadikan bahan bagi

perencanaan selanjutnya.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini empat langkah proses manajemen

PR di atas dilihat pada usaha komunikator dalam hal ini PR PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap dalam menyampaikan pesan melalui pelaksanaan program CSR

community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan dengan

menjalin kemitraan dengan Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru

sebagai komunikan. Dalam penelitian ini dampak (efek) dari proses komunikasi

yang dilakukan perusahaan akan menimbulkan perubahan manakala komunikasi

Page 45: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

terjadi secara efektif sehingga komunikan memahami gagasan komunikator yang

dapat dilihat dari respon/tanggapan (feedback) masyarakat Kelurahan Kutawaru

terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

Pada pelaksanaannya bentuk-bentuk komunikator PR perusahaan ini

berkesesuaian dengan tingkatan komunikasi yang terjadi. Menurut Grunig,

perkembangan PR dalam konsep dan praktik dalam proses komunikasi terdapat

empat model komunikasi yang dijalankan PR (Four typical ways of conceptual

and practicing communication) yakni 33:

1. Model Press Agentry/Publicity Model ini didasarkan pada prinsip komunikasi satu arah yang biasanya

dipakai pada aktivitas kampanye atau propaganda. Karena bersifat sat arah model ini tidak memperhitungkan kebenaran informasi dan hanya berusaha menyebarluaskan publisitas secara sepihak. PR/humas hanya berusaha menyebarluaskan informasi yang menguntungkan organisasi.

2. Model Public Information Pada model ini PR/humas berperan seperti seorang wartawan dalam menyebarkan informasi, atau bekerjasama dengan media untuk mengendalikan informasi. Pola komunikasi yang terjadi masih satu arah, sehingga unsur kebenaran informasi masih berada dalam genggaman komunikator

3. Model Two - Way Asymetric Pola komunikasi telah bersifat dua arah, meskipun dominasi dari komunikator masih besar. Inisiasi komunikasi dan pengembangan hubungan masih berpusat pada sumber. Aktivitas komunikasi ditujukan agar khalayak menerima keputusan, terbuka dan dapat bekerja sama dengan organisasi. PR/humas berusaha menyampaikan pesan kepada khalayak berdasarkan kebenaran yang diperoleh dari riset serta penggunaan strategi komunikasi secara ilmiah. Umpan balik (feedback) dari khalayak diperhatikan serta ditanggapi oleh komunikator dengan materi komunikasi yang diperoleh dari khalayak.

4. Model Two – Way Symmetric Pada model ini, pola komunikasi yang terjadi bersifat seimbang dan dua

arah. Model ini mampu menyelesaikan konflik antara organisasi dan khalayak. Karena keseimbangan komunikasi, organisasi bukan hanya sebagai komunikator tetapi juga sebagai komunikan. Organisasi dan khalayak menjadi partner untuk menciptakan kesepahaman dan

33 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Raja Grafindo Persada Jakarta, 2003, hal.103

Page 46: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pengertian sehingga tercipta keuntungan timbal balik (reciprocal benefits).

1.1 Citra Sebagai Efek Dari Proses Komunikasi PR Perusahaan

Sebagai pendukung fungsi manajemen yang bertugas untuk membina

hubungan dengan publik internal maupun eksternal perusahan, PR memiliki

beberapa kegiatan dan sasaran, antara lain34:

1. Building corporate identity image, yaitu menciptakan identitas dan citra

perusahaan yang positif dan mendukung kegiatan komunikasi timbal

balik dua arah dengan berbagai pihak.

2. Facing Crisis, yaitu menangani keluhan-keluhan, membentuk

manajemen krisis (PR recovery of image), dan memperbaiki lost of

image and damage

Adanya kegiatan dan sasaran ini menunjukkan bahwa kegiatan public

relations erat hubungannya dengan pembentukan citra (image) di mata khalayak

(publics). Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu khalayak public

relations adalah komunitas. Maka citra perusahaan dimata komunitas pun harus

dibina dan dipertahankan. Citra perusahaan menurut Frank Jefkins adalah kesan

atau impresi mental atau suatu gambaran perusahaan di mata para khalayaknya

yang terbentuk berdasarkan pengetahuan serta pengamatan mereka sendiri35

Menurut Frank Jefkins, ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di

dunia public relations, yaitu36:

34 Rosady Ruslan, Op.Cit, hal.23 35 Frank Jefkins, Op.Cit, hal. 352 36 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Op.Cit, hal. 17

Page 47: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

1. Citra bayangan (mirror image) Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi, biasanya adalah pemimpinnya, mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.

2. Citra yang berlaku (current image) Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi

3. Citra yang diharapkan (wish image) Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen

4. Citra perusahaan (corporate image) Citra dari suatu organiasai secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayannya

5. Citra majemuk (multiple image) Citra yang melekat pada masing-masing unit dan individu sehingga citra yang muncul belum tentu sama dengan citra perusahaan secara keseluruhan.

Dalam usaha untuk menjaga citra perusahaan, PR menghadapi empat

situasi sulit (negatif, yaitu sikap permusuhan (ketidakcocokan), prasangka buruk

(kecurigaan), ketidakpedulian dan ketidaktahuan publik, yang harus dirubah

menjadi positif, yaitu kesesuaian/simpati, penerimaan/dukungan, minat/perhatian

dan pemahaman public melalui komunikasi. Tujuan utama dari keseluruhan

proses perubahan itu adalah untuk memperoleh pengertian bersama antara

perusahaan dan publiknya.

Gambar 1.2 Proses Transfer pada kegiatan Public Relations37

37 Rhenald Khasali, Op.Cit, hal. 29

Permusuhan Simpati

Prasangka Penerimaan

Ketidakpedulian Minat

Ketidaktahuan Pemahaman

Page 48: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Pada pelaksanaannya kegiatan yang dilakukan PR harus seimbang, artinya

PR tidak boleh hanya menitikberatkan pada publik internal saja, melainkan juga

harus memperhatikan publik eksternal yang dalam hal ini diwakili oleh

masyarakat. Pentingnya keseimbangan ini mengingat perusahaan berusaha untuk

mendapatkan goodwill serta kepercayaan dari karyawan dan masyarakat dalam

rangka membentuk citra positif. Eksistensi PR melalui kegiatan-kegiatannya

tersebut tentu saja bukan ditujukan guna mengangkat citra pejabatnya, namun

lebih dari yaitu mengangkat citra lembaganya dimata khalayak. Bila saling

pengertian dan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan komunitas telah

dibangun dan dipertahankan, maka diharapkan akan terbentuk citra perusahaan.

2. Corporate Social Responsibility (CSR)

Salah satu publik yang dihadapi public relations adalah komunitas.

Rhenald Khasali dalam bukunya Manajemen Public Relations mendefinisikan

komunitas sebagai :

”Masyarakat yang bermukim atau mencari nafkah disekitar pabrik, kantor, gedung, tempat pelatihan, tempat peristirahatan, atau di sekitar aset tetap perusahaan. Intinya adalah komunitas merupakan kelompok kesatuan yang tinggal di sekitar lokasi baik pabrik/perusahaan maupun asetnya38.” Terkait dengan komunitas maka tugas public relations disini adalah

mendidik komunitas agar mereka dapat berhubungan timbal balik termasuk di

dalamnya adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka39. Salah

satu prinsip yang hendak dikembangkan melalui community relations adalah

mengembangkan hubungan bertetangga yang baik. Jerold mendefinisikan

38 Rhenald Khasali, Op.Cit, hal. 127 39Ibid. hal. 80

Page 49: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

community relations sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di

dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama

bagi organisasi dan komunitas40.

Salah satu bentuk komunikasi perusahaan dalam rangka mewujudkan

hubungan baik dengan masyarakat sekitar (community relations) adalah dengan

melaksanakan program-program Corporate Social Responsibility (CSR). Dilihat

dari kajian komunikasi program-program CSR yang dilaksanakan perusahaan

pada dasarnya merupakan salah satu bentuk komunikasi, komunikasi karena

melalui kegiatan CSR ini dijadikan sebagai alat bagi perusahaan untuk

menyampaikan pesan dari perusahaan kepada masyarakat agar diperoleh saling

pengertian. Melalui kegiatan CSR perusahaan masyarakat diajak, didorong dan

diikutsertakan untuk saling menyalurkan ide, aspirasi dan pendapat terkait apa

yang menjadi harapan dan tujuan masing-masing pihak.

Beberapa definisi maupun konsep CSR telah berkembang pengertiannya,

namun hakekatnya sama yaitu membawa kemajuan bukan hanya bagi perusahaan

tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Seperti yang dinyatakan Business for Social

Responsibilty/BSR (2002), BSR mendefinisikan CSR sebagai : “Business practice

that strengthen accountability, respecting, ethical values in the interest of all

stakeholders41”. Melalui definisi tersebut BSR menyatakan bahwa perilaku bisnis

yang bertanggungjawab adalah dengan menghormati dan memelihara lingkungan

40 Iriantara Yosal, Community Relations : Konsep dan Aplikasinya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 2 41 Dwi Kartini, CSR: Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung , 2009, hal.2

Page 50: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

hidup serta membantu meningkatkan kualitas hidup melalui pemberdayaan

masyarakat dan melakukan investasi di masyarakat dimana perusahaan beroperasi.

Sedangkan The Commision for European Communities seperti yang

disampaikan dalam dokumen The Green Paper sebagai merumuskan CSR

sebagai : “essentially concept whereby companies decide voluntarily to contribute

to a better society and a cleaner environment” 42 . Selanjutnya organisasi ini

menilai bahwa perusahaan yang bertanggungjawab secara sosial bukanlah

perusahaan yang semata-mata memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya

menurut aturan hukum melainkan perusahaan yang melaksanakan kepatuhan

melampaui ketentuan hukum serta melakukan investasi lebih dibidang human

capital, lingkungan hidup dan hubungan dengan para stakeholder.

Dari definisi tersebut, terumuskan bahwa CSR merupakan salah satu etika

perusahaan. Secara moral dan etika, perusahaan mengadakan komunikasi dengan

masyarakat sekitar, karena perusahaan juga bagian dari warga masyarakat dimana

perusahaan berdiri. Pada intinya konsep CSR merupakan konsep dimana

perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar melalui

berbagai program-program kepedulian yang dijalankan. Namun demikian terdapat

hal yang perlu diperhatikan dalam memaknai CSR bahwa berbagai kegiatan CSR

yang telah diimplementasikan oleh perusahaan didasarkan atas kesukarelaan.

Kesukarelaan bukan semata-mata karena belas kasihan, namun karena pengertian

yang mendalam tentang hubungan yang erat antara pencapaian tujuan masyarakat

dengan pencapaian tujuan perusahaan.

42 Dwi Kartini, Op.Cit, hal. 3

Page 51: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Curt Werden seperti yang dikutip Parsudi Suparlan43, menjelaskan bahwa

perusahaan yang memaknai CSR sebagai bentuk corporate social investment akan

mengambil kebijakan dari sekedar menyumbang (charity/philantrophy) menjadi

bagian dari investasi. Kegiatan CSR itu dilakukan dengan motivasi yang beragam,

tergantung pada cara perusahaan melihat dan memaknai CSR itu sendiri.

Dalam prakteknya di lapangan, suatu kegiatan perusahaan disebut CSR

ketika memiliki sejumlah unsur berikut 44:

1. Continuity and sustainability atau berkesinambungan dan berkelanjutan

merupakan unsur vital dari CSR. CSR merupakan hal yang bercirikan

pada long term perspective dan bukan berdasar trend

2. Community empowerment atau pemberdayaan komunitas, salah satu

indikasi dari suksesnya sebuah program CSR adalah dengan adanya

kemandirian yang lebih pada komunitas, dibandingkan dengan sebelum

program CSR hadir.

3. Two ways, artinya program CSR bersifat dua arah. Korporat bukan lagi

berperan sebagai komunikator belaka tetapi juga harus mampu

mendengarkan aspirasi dari komunitas.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan CSR, Kartini dalam bukunya CSR:

Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia,

menjelaskan beberapa indikator kinerja kunci dalam melihat implementasi CSR

yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan yakni dapat dilihat dari 45:

43 Dr. Mukti Fajar ND, Op.Cit, hal.30 44 Reza Rahman, Op.Cit, hal 13-14 45 Dwi Kartini, Op.Cit, hal. 54-55

Page 52: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

1. Leadership (kepemimpinan), program CSR dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan dukungan top management, terdapat kesadaran filantropik dari pimpinan yang menjadi dasar pelaksanaan program

2. Proporsi bantuan, CSR dirancang bukan semata-mata pada kisaran anggaran saja, melainkan juga pada tingkatan serapan maksimal, artinya apabila areanya luas, maka anggarannya harus besar

3. Transparansi dan Akutabilitas, terdapat laporan tahunan (annual report) 4. Cakupan Wilayah (Coverage Area), terdapat identifikasi penerima

manfaat secara tertib dan rasional berdasarkan skala prioritas yang ditentukan

5. Perencanaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi 6. Pelibatan Stakeholder (stakeholder engagement) 7. Keberlanjutan (Sustainability), terjadi alih peran dari perusahaan ke

masyarakat, tumbuhnya rasa memiliki program pada diri masyarakat 8. Hasil Nyata (Outcome), memberikan dampak ekonomi masyarakat yang

dinamis, terjadi penguatan komunitas.

3. Community Development Sebagai Bentuk Kegiatan Corporate Sosial

Responsibilty (CSR)

Salah satu ruang lingkup kegiatan CSR yang dapat dilakukan dan

dipraktekan perusahaan adalah dengan melibatkan komunitas sekitar dengan

kegiatan pengembangan masyarakat lokal atau community development.

Masyarakat lokal yang dimaksud disini adalah masyarakat yang berada di sekitar

operasi perusahaan dan tidak memiliki hubungan secara kontraktual dengan

perusahaan. Kegiatan CSR melalui community development diupayakan agar

mampu memberdayakan potensi masyarakat lokal sehingga dapat memberi

manfaat jangka panjang bagi perusahaan dan masyarakat itu sendiri.

Budimanta 46 mendefinisikan community development sebagai kegiatan

pengembangan masyarakat yang diselenggarakan secara sistematis, terencana, dan

46 Reza Rahman, Op.Cit. hal.8

Page 53: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial,

ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih baik.

Secara hakikat community development merupakan suatu proses adaptasi

sosial budaya yang dilakukan oleh perusahaan, pemerintah, terhadap komunitas

lokal. Artinya, perusahaan adalah sebuah elemen dari serangkaian elemen yang

ada dalam masyarakat. Sebagai salah satu elemen, perusahaan masuk dalam

struktur sosial masyarakat setempat dan berpengaruh terhadap elemen lain yang

ada. Dengan kesadarannya, perusahaan harus dapat membawa komunitas lokal

kearah kemandirian tanpa merusak tatanan sosial budaya yang sudah ada.

Dalam Journal of International Social Research Volume 2/9 halaman 204

Fall 29 dengan Corporate Social Responsibility And Its Role In Community

Development: An International Perspective oleh Maimunah Ismail disebutkan

bahwa :

“Pemberdayaan masyarakat merujuk pada inisiatif yang dilaksanakan oleh masyarakat dengan kemitraan dengan organisasi eksternal atau korporasi untuk memberdayakan individu dan kelompok masyarakat dengan menyediakan kelompok-kelompok dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menghasilkan perubahan di komunitas mereka sendiri”

Pelaksanaan CSR melalui community development menurut AB Susanto47

dapat dilakukan dengan siklus pengembangan komunitas yang dimulai dengan

berprinsip pada development, yakni pengembangan konsep, tujuan, dan sasaran

program berdasar community needs analysis atau analisa kebutuhan komunitas.

Dalam melakukan analisis kebutuhan, perusahaan harus benar-benar dapat

memenuhi kebutuah (Needs Analisis), dan bukan sekedar membuat daftar

47 Reza Rahman, Op. Cit, hal. 34

Page 54: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

keinginan (list of Wants) yang bersifat sesaat. Analisis kebutuhan harus dilakukan

secara cermat agar dapat menggali kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya

dibutuhkan oleh masyarakat banyak, bukan merupakan keinginan beberapa orang

saja, apakah tokoh masyarakat, atau kepala desa yang mempunyai kewenangan

menentukan keputusan48. Dalam melaksanakan tahap ini komunitas yang menjadi

sasaran dilibatkan/didorong untuk berpartisipasi aktif (involve).

Tahap selanjutnya adalah sosialisasi (socialize) program kepada seluruh

komunitas, sehingga sebagai sasaran program komunitas merasa memiliki dan

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan serta keberhasilan program. Dalam tahap

sosialisasi ini merupakan tahap yang penting, sosialisasi hendaknya melalui media

dengan pesan komunikasi yang tepat. Selanjutnya program yang disajikan untuk

direalisasikan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan komunitas (cater).

Perusahaan harus mampu mengakomodasi tentang needs, desire, interest, dan

wants yang muncul dalam komunitas dan terkait dengan pelaksanaan proyek,

korporat sebaiknya menggunakan tenaga kerja setempat (utilize). Tahap terakhir

adalah socialize, yang berarti sosialisasi program community development kepada

pihak luar melalui aktivitas PR.

Kegiatan CSR yang dilakukan PR perusahaan melalui community

development mengandung upaya untuk meningkatkan partisipasi dan rasa

memiliki (participating and belonging together) terhadap program yang

dilaksanakan, dan harus mengandung unsur pemberdayaan masyarakat.

48 Komunitas,Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume 4, Nomor 1, Juni 2008, hal 103

Page 55: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Sebagaimana dikemukakan Jim Ife dan Frank Tesoriero 49 bahwa partisipasi

sebagai suatu konsep dalam community development merupakan sebuah konsep

sentral dan prinsip dasar dari community development. Peningkatan partisipasi

masyarakat merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat (social

empowerment), secara aktif yang berorientasi pada pencapaian hasil pelaksanaan

program yang dilakukan masyarakat. Dalam pelaksanaannya program community

development yang dilaksanakan perusahaan dapat dijalankan melalui beberapa

pendekatan yakni :

1. Perencanaan dengan sistem “top down planning” artinya adalah

perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai pemberi gagasan

awal serta perusahaan berperan lebih dominan dalam mengatur jalannya

program yang berwal dari perencaan hingga proses evaluasi, dimana

peran masyarakat tidak begitu berpengaruh.

2. Perencanaan dengan sistem “bottom up planning” artinya adalah

perencanaan yang dilakukan dimana masyarakat lebih berperan dalam

hal pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi program yang

telah dilaksanakan sedangkan perusahaan hanya sebagai fasilitator

dalam suatu jalannya program.

Pada perkembangannya konsep CSR perusahaan melalui kegiatan

community development membutuhkan kemitraan diantara stakeholders seperti

pemerintah dan masyarakat (civil society) atau yang dikenal dengan istilah Tri-

49 Jim Ife, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi: Community Development, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, hal. 294

Page 56: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Sector Partnership 50 . Melalui kemitraan ini diharapkan program community

development yang dilaksanakan tidak berjalan sendiri-sendiri atau tidak tumpang

tindih.

Gambar 1.3. Tri Sector Partnership

Dengan melibatkan kemitraan 3 pilar utama dalam negara yakni

pemerintah, masyarakat dan korporasi masing-masing pihak yang terlibat dalam

pola kemitraan mempunyai potensi yang bisa dikembangkan untuk saling

berkolaborasi dalam mengembangkan program community development.

Sebagai bentuk konsep yang membangun masyarakat sekitar kehadiran

CSR yang dilaksanakan perusahaan melalui community development mampu

memberikan kontribusi dan manfaat nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat

sasaran dan perusahaan pelaksana. Pada umumnya community development

dianggap sebagai sarana yang tepat untuk melaksanakan aktivitas CSR. Menurut

Soetomo51 hal ini ditunjukan dari beberapa pertimbangan. Pertama, sesuai dengan

karakteristik melalui program community development dapat dikembangkan dan

dimanfaatkan unsur modal sosial baik yang dimiliki dunia usaha maupun

masyarakat. Perusahaan dapat membangun citra sehingga dapat berdampak pada 50 Prof. Dr. Dwi Kartini, Op. Cit. hal.52 51 Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit, hal. 229

Pemerintah

Masyarakat, Institusi Pendidikan

Korporasi

Page 57: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

perluasan jaringan dan peningkatan trust. Sementara itu bagi masyarakat lokal,

dapat dikembangkan dan dimanfaatkan solidaritas sosial, kesadaran kolektif,

mutual trust dan resiprokal untuk mendorong tindakan bersama guna

meningkatkan kondisi kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural masyarakat.

Kedua, melalui community development diharapkan adanya hubungan

sinergis antara kekuatan dunia usaha melalui berbagai bentuk bantuannya dengan

potensi yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian, CSR bukan semata-

mata karitatif, melainkan usaha untuk mengembangkan kapasitas masyarakat

secara berkesinambungan dan terlembagakan. Ketiga, aktivitas bersama antara

dunia usaha dengan masyarakat, terutama masyarakat lokal melalui community

development dapat difungsikan berbagai sarana komunikasi. Apabila komunikasi

sudah terlembagakan, berbagai persoalan dalam hubungan dunia usaha dengan

masyarakat dapat dibicarakan melalui proses dialog yang elegan untuk

mengakomodasi kepentingan semua pihak.

4. Bentuk-Bentuk Program Community Development

Pada dasarnya bentuk program community development yang dilaksanakan

antar yang satu perusahaan dengan yang lain berbeda dan disesuaikan dengan

landasan kebijakan yang diemban perusahaan tersebut. Mengingat bahwa tidak

ada program baku yang well implemented di setiap perusahaan maka berikut

disajikan beberapa contoh lingkup program community development52:

52 Reza Rahman, Op.Cit, hal.225

Page 58: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 1.1. Ruang lingkup program community development

Bidang Muatan

Sosial Pendidikan/pelatihan, kesehatan, kesejahteraan sosial,

kepemudaan/kewanitaan, keagamaan, kebudayaan,penguatan

kelembagaan, dll

Ekonomi Kewirausahaan, pembinaan UKM, Agribisnis, Pembukaan

lapangan kerja, Sarana dan prasarana ekonomi, Usaha

produktif, dll

Lingkungan penghijauan, pengelolaan air, pelestarian alam, penyehatan

lingkungan, dll

Dalam bidang ekonomi, model kegiatan yang dapat dilakukan dalam

membangun hubungan antara perusahaan dan masyarakat sekitar yang lebih

berkualitas adalah melalui pengembangan usaha produktif yang disesuaikan

dengan kemampuan sumber daya masyarakat tersebut. Dalam kaitan ini,

kepedulian perusahaan besar akan memberi manfaat kepada kedua belah pihak,

khususnya dalam rangka pengurangan dampak gejolak sosial sebagai akibat

adanya kecemburuan sosial.

Bentuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui

comunity development dapat dilaksanakan dengan : (1) Perusahaan memberikan

penguatan kapasitas masyarakat (capacity building), (2) Perusahaan melakukan

program kemitraan (collaboration) dalam bentuk pemberdayaan ekonomi, (3)

Page 59: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Perusahaan penerapan inovasi yang kreatif yang berdimensi pada kearifan lokal

dengan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat dan ramah lingkungan53.

Berikut ini contoh model program community development bidang

ekonomi yang pernah dilaksanakan perusahaan multinasional di Indonesia :

Tabel 1.2. Model pelaksanaan community development bidang

ekonomi

Perusahaan Pelaksanaan

PT Unilever Indonesia Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam :

Mengajak kelompok tani kedelai hitam menjadi

pemasok pabrik Kecap Bango. Dengan cara

mendampingi dan memberikan bibit kedelai hitam

terbaik, pengarahan mengenai penanaman, dan

pinjaman tanpa bunga54

PT INCO Program Pertanian Ulat Sutera : Memacu ekonomi

pertanian lokal dengan memberikan bantuan alat dan

pelatihan hortikultura55

PT Medco Energi Program Micro Financing Service (MFS) : Memberikan

bantuan pendanaan usaha mikro masyarakat dengan

sistem dana bergulir56

53Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Op.Cit. hal.132 54 Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit, hal. 332 55 Ibid. hal. 337 56 Ibid. hal. 349

Page 60: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

5. Penyulingan Kayu Putih Sebagai Alternatif Kegiatan Community

Development

Melihat adanya potensi yang bisa dikembangkan dari masyarakat

Kelurahan Kutawaru dengan dukungan lahan subur/areal seluas 400 hektar milik

Perum Perhutani yang belum termanfaatkan, PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

sebagai perusahaan yang berkomitmen mewujudkan tanggungjawab sosial

perusahaan (corporate sosial responsibility) berusaha memahami apa yang

menjadi setiap permasalahan masyarakat sekitar melalui program community

development yang dilaksanakan. PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap bersama

masyarakat Kutawaru dengan menggandeng Perhutani KPH Banyumas Jawa

Tengah menjalin kemitraan dengan mengolah lahan tersebut untuk ditanami

pohon kayu putih sebagai bahan baku untuk diolah menjadi minyak kayu putih

yang merupakan potensi sumber daya alam yang terbarukan dan bernilai

ekonomis tinggi selain itu pada sela-sela tanaman kayu putih masih bisa ditanami

tanaman semusim secara tumpangsari, sehingga lahan dapat menghasilkan

tambahan selain dari tanaman kayu putih tersebut.

Minyak kayu putih berasal dari jenis pohon seperti Melaleuca

leucadendron dan eucalyptus sp. Jenis tanaman ini mempunyai daur biologis yang

panjang, cepat tumbuh, dapat tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik

maupun jelek dengan kadar garam tinggi maupun asam dan toleran ditempat

terbuka serta tahan terhadap kebakaran. Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus,

tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini

dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi, dapat tumbuh di dekat

Page 61: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di

tanah kering sampai basah.

Daun kayu putih melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak

atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai

kehijau-hijauan*. Secara umum proses pengambilan atau pengolahan minyak kayu

putih dibagi menjadi 4 cara :

1. Destilasi dengan air Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan direbus langsung di dalam air, minyak akan menguap bersama air kemudian diembunkan dan dipisahkan

2. Destilasi dengan air dan uap Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan diletakkan langsung di atas air yang mendidih, minyak akan terbawa air yang menguap kemudian diembunkan dan dipisahkan

3. Destilasi uap Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan dilewati uap air (steam), minyak akan terbawa steam kemudian diembunkan dan dipisahkan

4. Destilasi dengan pelarut Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan ditambah pelarut tertentu (alkohol dll) kemudian diuapkan, minyak akan terbawa oleh pelarut kemudian diembunkan dan dipisahkan.

Kegiatan CSR penyulingan kayu putih sangat prospektif untuk

dikembangkan, selain karena tanaman kayu putih mudah untuk dibudidayakan

termasuk pada lahan kritis sekalipun, hal ini juga masih banyaknya permintaan

akan minyak kayu putih yang belum dapat dipenuhi. Kegiatan CSR penyulingan

kayu putih akan memberikan manfaat tersendiri bagi pelaksananya baik

perusahaan maupun masyarakat/stakeholder. Melalui kegiatan ini diharapkan

dapat menjadi investasi jangka panjang perusahaan dalam membina hubungan

baik dengan masyarakat, sedangkan bagi masyarakat diharapkan dapat memenuhi

* Data dokumen Perhutani

Page 62: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kebutuhan akan program serta memberikan tambahan pendapatan dari kegiatan

CSR kepada masyarakat. Namun, salah satu persoalan untuk melaksanakan

kegiatan penyulingan kayu putih adalah adanya kendala yang dihadapi masyarakat

terkait pengadaan sarana/alat penyulingan kayu putih.

Untuk mendukung program tersebut, keterlibatan masyarakat maupun

stakeholder sangat berpengaruh dalam memberikan sosialisasi mengenai program

yang akan dilaksanakan perusahaan. Melalui opinion leader maupun lembaga

yang dibentuk perusahaan, masyarakat yang menjadi sasaran program mengetahui

adanya program yang akan dijalankan sehingga masyarakat merasa dilibatkan

yang pada akhirnya terdapat kesepahaman antara pelaksana dengan sasaran

kegiatan CSR.

6. Evaluasi Program CSR

Kegiatan CSR yang dilaksanakan perusahaan perlu dilihat lebih jauh

bagaimana hasil yang dicapai apakah sudah mencapai tujuan yang diharapkan

bagi masyarakat maupun perusahaan, untuk itu perlu dilakukan evaluasi. Dalam

konteks PR Lindenmann menyebut evaluasi PR adalah “setiap dan semua

penelitian yang dirancang untuk menentukan efektivitas relative sebuah program,

kegiatan atau strategi PR dengan mengukur keluaran (output), atau dampak

(outcome) program, kegiatan atau strategi itu berdasarkan sejumlah tujuan

(objective) yang sudah ditetapkan sebelumnya57.

57 Iriantara Yosal. Op.Cit, hal. 148

Page 63: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Evaluasi memberikan kontribusi yang sangat besar bagi sebuah program.

Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk

pengambilan keputusan (decision maker). Evaluasi dapat dipakai untuk

menyelidiki seberapa luas program itu berhasil sehingga dapat dibuat keputusan-

keputusan, seperti58:

1. Menghentikan program karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksanan sebagaimana diharapkan.

2. Merevisi program karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan

3. Melanjutkan program karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat

4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik, bermanfaat dan perlu dilaksanakan lagi di lain waktu serta di tempat lain.

Terkait dengan hasil evaluasi program, dalam Journal penelitian yang

diterbitkan Human Resource Planning Journal 30(1), pp. 30-35 dengan judul

“Corporate Social Responsibility in Global Health Fellows International

Volunteering Program” oleh Taryn Vian, M.Sc disimpulkan bahwa :

"Evaluasi atas program Pfizer Global Health Fellows menemukan bahwa program tersebut telah memberikan dampak positif pada organisasi penerima, dan telah meningkatkan keterampilan pribadi dan profesional pekerja dalam program tersebut. Temuan evaluasi menunjukkan bahwa program GHF bisa diperluas, baik dalam Pfizer atau melalui kerja sama dengan perusahaan tambahan, untuk meningkatkan dampak program. Sebuah program diperluas akan meningkatkan manfaat bagi perusahaan yang berpartisipasi serta Organisasi Mitra di negara berkembang.

Evaluasi program ini sendiri dapat dibedakan ke dalam berbagai jenis

tergantung dari tujuan evaluasi dan fase kegiatan yang dievaluasi yaitu:

58Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, 1998, hal.8

Page 64: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1. Evaluasi awal (Pre-programme Evaluation) Yaitu evaluasi sebagai alat analisa guna memperbaiki rencana kegiatan

atau rancangan suatu proyek. 2. Evaluasi Proses (On Going Programme Evaluation) Yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung 3. Evaluasi akhir (Expose Programme Evaluation) Yakni evaluasi yang digunakan untuk mengetahui pencapaian

keseluruhan hasil kegiatan yang digunakan untuk mengetahui pencapaian keseluruhan hasil kegiatan yang direncanakan dalam hubungan efisiensi, efektivitas, dan kemungkinan-kemungkinan dampak hasil

Penelitian tentang program community development penyulingan kayu

putih yang dilakukan oleh Departemen Community Relations PT Holcim

Indonesia Tbk Cilacap tergolong Evaluasi proses (On Going Programme

Evaluation) karena program community development penyulingan putih ini sudah

berakhir perencanaannya, namun program tersebut masih berjalan hingga

sekarang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model CIPP (Context, Input,

Process, Product). Pendekatan CIPP ini pada dasarnya merupakan pendekatan

yang digunakan dalam pengembangan program yang secara keseluruhan

memperhitungkan keterkaitan antar faktornya (CIPP).

Pendekatan model CIPP dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam dan

kawan-kawannya yang tergabung dalam kelompok ilmuwan Phi Delta Kapha

(1967) di Ohio State University Amerika Serikat, dengan empat sasaran penelitian,

yaitu59:

1. Penilaian tentang konteks (Context) Penilaian konteks adalah penilaian yang mengarah pada konteks

kebutuhan yang terkait dengan lingkungan. Jadi yang dinilai di sini adalah terkait latar belakang program, tujuan program, sasaran program serta kebutuhan-kebutuhan apa yang belum terpenuhi atau yang

59Ibid, hal.39-40

Page 65: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

diperkirakan akan diperlukan tapi belum terpenuhi terkait dengan spesifikasi lingkungan. sebagaimana terkait dengan program, penilaian konteks diperlukan untuk menilai apakah tujuan yang ingin dicapai yang telah dirumuskan dalam program benar-benar dibutuhkan dan apakah telah disesuaikan dengan kebijakan pelaksana program.

2. Penilaian tentang masukan (Input) Meliputi pertimbangan tentang sumber daya yang diperlukan untuk

mencapai tujuan umum dan tujuan khusus suatu program. Informasi-informasi yang terkumpul selama tahap penilaian, seharusnya digunakan oleh pengambil keputusan untuk menentukan sumber dan strategi di dalam keterbatasan dan hambatan yang ada. Dalam evaluasi program community development penyulingan kayu putih ini, penilaian input mengarah pada penilaian kemampuan pelaksana program (software), penilaian fasilitas, sarana dan dana (hardware)

3. Penilaian tentang proses (Process) Penilaian proses adalah penilaian yang mengarah pada proses

pelaksanaan program dalam upaya mencapai tujuan program. Dalam penilaian proses diperlukan catatan kejadian-kejadian yang muncul selama program berlangsung. Catatan tersbut digunakan untuk menentukan kelemahan dan kekuatan pendukung dan penghambat program jika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuannya adalah membantu penanggungjwaban pemantauan agar lebih mudah mengetahui kelemahan-kelemahan program dari berbagai aspek untuk kemudahan dapat dengan mudah melakukan perbaikan

4. Penilaian tentang hasil (Product) Penilaian yang dilakukan oleh penilai di dalam mengukur pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian ini berfungsi membantu penanggungjawab program dalam mengambil keputusan, meneruskan, memodifikasi atau menghentikan program. Penilaian hasil memerlukan perbandingan antara hasil program dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Penggunaan model CIPP dilakukan, karena secara keseluruhan model

CIPP memperhatikan keterkaitan secara menyeluruh dari konteksnya yang

meliputi informasi dari beberapa faktor mengenai kondisi dan karakteristik

konteks sebelum dilaksanakan. Masukan yang diberikan sebagai persiapan

pelaksanaan program supaya berjalan lancar. Proses bagaimana program

dilaksanakan dari awalnya dengan pendekatan apakah sesuai konteks dan

merupakan proses yang tepat untuk mencapai tujuan program.

Page 66: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dalam hal ini program community development penyulingan kayu putih

yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dapat dikatakan berhasil

apabila program tersebut memberikan efek positif bagi sasarannya. Untuk melihat

hal tersebut, digunakan parameter indikator eksternal berdasar sasaran dan tujuan

dari program yakni memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui

kegiatan produktif penyulingan kayu putih. Indikator tersebut meliputi 60:

· Indikator Ekonomi

§ Tingkat pertambahan kualitas dan prasarana

§ Tingkat kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat

§ Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara berkelanjutan

· Indikator Sosial

§ Frekuensi terjadinya gejolak

§ Tingkat hubungan kualitas sosial antar perusahaan dengan masyarakat

60 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing, Gresik, hal.151

Page 67: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan

dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 1.4. Skema Penelitian Proses Komunikasi Departement Community

Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui Community

Development Penyulingan Kayu Putih

Saran/Masukan bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Public Relations Departeman Community Relations

Perusahaan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap : memiliki tujuan menjalin hubungan baik dengan masyarakat

Program CSR Community Development Penyulingan Kayu Putih : Memberdayakan masyarakat , Citra positif perusahaan

Publik Masyarakat Kelurahan Kutawaru dan menjalin kemitraan dengan Perhutani

Efek/Respon Dapat berupa tanggapan positif maupun negatif dari publik terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk.Cilacap

Proses komunikasi Departement Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui tahapan manajerial (fact finding, planning, communicating, evaluation)

Page 68: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

G. KONSEP-KONSEP

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih membentuk

atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada

gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Dalam penelitian ini

komunikasi akan dilihat sebagai sebuah proses manajerial PR (fact finding,

planning, communicating, evaluation) yang dijalankan Departemen Community

Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai komunikator dalam

menyampaikan pesan-pesan melalui program CSR community development

penyulingan kayu putih kepada publik (komunikan) yakni masyarakat kelurahan

Kutawaru dan Perhutani dengan tujuan tercipta saling pengertian yang pada

akhirnya menciptakan efek berupa tanggapan yang terjadi di tengah masyarakat

Kelurahan Kutawaru dan Perhutani sebagai bentuk umpan balik (feedback) dari

proses komunikasi tersebut.

2. Corporate Social Responsibility (CSR)

CSR merupakan suatu konsep mengenai tanggung jawab sosial perusahaan

pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Seperti definisi CSR yang dinyatakan

Business for Social Responsibilty/BSR (2002), sebagai : “Business practice that

strengthen accountability, respecting, ethical values in the interest of all

stakeholder.

Salah satu pilar dari CSR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah

peran serta masyarakat (community involvement). PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap sebagai perusaahaan yang memiliki komunitas di sekitar area kegiatannya

Page 69: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

selalu berusaha mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kegiatan

pemberdayaan masyarakat (community development). Salah satu program CSR

bidang ekonomi yang dijalankan adalah community development penyulingan

kayu putih yang menjalin kerjasama dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru dan

instansi pemerintah dalam hal ini Perhutani. Melalui community development

penyulingan kayu putih ini masyarakat Kelurahan Kutawaru mengembangkan

usaha produktif penyulingan kayu putih mulai dari penanaman, perawatan,

pemanenan pohon kayu putih hingga proses penyulingan daun kayu putih menjadi

minyak kayu putih yang bernilai ekonomis tinggi. Minyak kayu putih sebagai

produk hasil penyulingan ini nantinya dapat dijual oleh masyarakat dengan

harapan dapat membantu memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat.

Dalam penelitian ini CSR penyulingan kayu putih yang dilaksanakan oleh

PT. Holcim Indonesia Tbk dipandang sebagai sebuah kegiatan komunikasi yang

didalamnya terkandung aspek pesan dari komunikator kepada komunikan.

Melalui kegiatan CSR penyulingan kayu putih ini, komunikator dalam hal ini PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap selain bertujuan memberdayakan masyarakat juga

bertujuan menyampaikan pesan-pesan perusahaan kepada masyarakat yang tujuan

akhirnya adalah tercipta saling pengertian dan tebina hubungan yang harmonis.

Page 70: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3. Publik

Publik adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar

perusahaan yang mempunyai pengaruh dalam menentukan keberhasilan

perusahaan. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat beberapa publik

yang dihadapi perusahaan salah satunya komunitas. Dalam penelitian ini publik

yang dimaksud adalah adalah pihak-pihak yang terlibat dalam program CSR

community development penyulingan kayu putih yakni masyarakat Kelurahan

Kutawaru yang tergabung dalam LMDH dan Perhutani.

4. Efek/Respon

Efek dalam proses komunikasi adalah perubahan yang tejadi pada diri

komunikan, sebagai akibat dari pesan yang diterima baik secara langsung maupun

menggunakan media. Dalam penelitian ini efek/respon dilihat dari sikap perilaku,

dukungan, umpan balik (feedback) berbentuk tanggapan dari masyarakat

Kelurahan Kutawaru sebagai khalayak sasaran baik secara positif atau negatif

terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai akibat proses komunikasi

yang dilakukan komunikator PT. Holcim Indonesia Tbk melalui program CSR

penyulingan kayu putih. Tanggapan berupa kepuasan-kepuasan kelompok dalam

masyarakat sebagai bentuk umpan balik terhadap perusahaan ini dapat dijadikan

indikator keberhasilan proses komunikasi yang dijalankan perusahaan.

Page 71: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

H. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan

atau memperoleh data-data yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan

pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang

diamati untuk mendukung penyajian data61.

Secara umum, studi kasus dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan pada saat muncul pertanyaan “bagaimana” atau “kenapa”, ketika

peneliti hanya memiliki sedikit kontrol terhadap peristiwa, dan fokus

penelitiannya adalah fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks

kehidupan nyata62.

Menurut Patton 63 , studi kasus merupakan upaya mengumpulkan dan

kemudian mengorganisasikan serta menganalisis data, tentang kasus–kasus

tertentu berkenaan dengan permasalahan–permasalahan yang menjadi perhatian

peneliti, untuk kemudian data tersebut dibanding–bandingkan atau dihubung–

hubungkan satu dengan yang lainnya (dalam hal lebih dari satu kasus) dengan

tetap berpegang pada prinsip holistik dan kontekstual. Sedangkan yang dapat

diangkat menjadi kasus adalah individu, kelompok, organisasi, institusi, corak

budaya, dan bahkan wilayah.

61 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal.3 62 Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2003, hal.1 63 Pawito, Op.Cit, hal. 141

Page 72: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Lantaran studi kasus pada hakekatnya adalah penelitian kualitatif, maka

peneliti biasanya tidak bermaksud membuat preposisi-preposisi yang berlaku

umum (generalisasi). Perbandingan (mencoba mengetahui persamaan dan

perbedaan yang ada) di antara kasus-kasus yang diteliti, dan menghubung-

hubungkan satu dengan lainnya merupakan cara analisis yang lazim digunakan

dalam studi kasus64.

Melalui metode studi kasus dalam penelitian ini, peneliti berupaya secara

seksama dan dengan berbagai cara mengkaji proses komunikasi yang

dilaksanakan melalui tahapan manajerial Departemen Community Relations PT

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam rangka membina hubungan dengan

masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun Perhutani melalui pelaksanaan program

community development penyulingan kayu putih, dengan mempelajari semaksimal

mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian sehingga

diperoleh uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana proses

komunikasi melalui tahapan manajerial yang dijalankan PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap pada pelaksanaan program community development penyulingan

kayu putih dilihat dari keberhasilan pencapaian tujuan dan hasilnya serta

efek/respon berupa tanggapan masyarakat Kelurahan Kutawaru.dan Perhutani

yang timbul sebagai akibat proses komunikasi yang dilaksanakan PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap.

64 Pawito, Op.Cit, hal. 144

Page 73: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Dalam penelitian studi kasus ini peneliti menggunakan berbagai sumber

data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara

komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, program, organisasi atau

peristiwa yang diteliti secara sistematis65. Karenanya, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi-

dokumentasi, bukti-bukti fisik dan lainnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen model evaluasi

Context, Input, Process, Product (CIPP), seperti yang telah diuraikan sebelumnya

dengan pertimbangan lebih sistematis, terarah dan mudah dimengerti melalui

komponen-komponen tahapannya.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dipilih karena perusahaan ini melaksanakan

kegiatan CSR melalui program community development. Salah satunya program

community development penyulingan kayu putih yang dijalankan dalam bentuk

kemitraan. dengan Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru sehingga

menarik untuk diteliti.Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan penelitian di

Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap dan di Kelurahan Kutawaru sebagai tempat

pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih.

65 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hal. 65

Page 74: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

3. Jenis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yang

membantu mendapatkan informasi yang dibutuhkan, yaitu:

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari

hasil wawancara dengan pelaksana, mitra maupun sasaran program,

yakni pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani BKPH Rawa

Timur Cilacap dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung

dalam LMDH Rawa Kuna. Untuk mendapatkan data yang mendalam,

peneliti melakukan in-depth interview dengan para informan. Dalam

melakukan in-depth interview peneliti mendatangi para informan

beberapa kali dengan durasi wawancara yang berbeda-beda disesuaikan

dengan kebutuhan peneliti. Hasil wawancara dengan informan ini

kemudian direkapitulasi dan dijadikan sebagai data utama dalam

penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh

dengan mengutip serta mengumpulkan keterangan-keterangan dari

sumber lain seperti company profil PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

yang diperoleh dari Departemen HRD yang diambilkan dari server

www.holcim.co.id, proposal, artikel, maupun dokumen dari PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap.

Dalam penelitian ini peneliti banyak menggunakan data dokumen dari

Page 75: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa

Timur Cilacap, data dokumen tersebut sangat membantu peneliti dalam

mendukung informasi yang disajikan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu:

a. Wawancara mendalam (in-depth interviewing)

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth

interviewing) dengan pertanyaan yang bersifat ”open ended” tidak

secara formal terstruktur dan mengarah pada kedalaman informasi66.

Dalam penelitian ini digunakan wawancara terbuka, dimana subyek tahu

bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud

wawancara tersebut67. Pihak yang diwawancarai dalam penelitian ini

adalah :

1. Pihak PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap, yang terdiri dari Manager

Community Relations, Community Development Coordinator,

Community Relations Officer 2 (CRO 2)

2. Pihak Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap, yang terdiri dari Asper

BKPH Rawa Timur, KRPH Cilacap dan Mandor PHBM, dan

3. Masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam hal ini yang menjadi sasaran

program community development penyulingan kayu putih; terdiri dari

Ketua, Sekretaris dan Anggota LMDH Rawa Kuna Cilacap. 66 HB. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Penerapannya dalam Penelitian, Sebelas Maret University Press,Surakarta, 2002,, hal. 59 67 Lexy J. Moleong, Op.cit, hal.137

Page 76: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Pemilihan informan masyarakat sasaran program ini didasarkan atas

keanekaragaman profesi yang mereka jalankan dalam program ini

sehingga diharapkan didapatkan data yang bervariasi.

b. Observasi

Peneliti melakukan observasi partisipan dalam jenis observasi yang

nampak (overt observation) 68 pada kantor Departemen Community

Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun kantor Perhutani

BKPH Rawa Timur Cilacap. Dalam observasi ini peneliti teridentifikasi

secara jelas dan selama observasi subjek riset sadar bahwa mereka

sedang diobservasi. Dalam observasi yang dilakukan peneliti, pihak PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sangat suportif dalam membantu peneliti

mengerjakan penelitian ini yakni dengan memposisikan peneliti bukan

sebagai mahasiswa peneliti namun lebih menempatkan posisi yang

sejajar sebagai staff Departemen Community Relations dengan sering

melibatkan peneliti dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap seperti; mengajak peneliti melakukan

kunjungan maupun pengecheckan langsung ke Kelurahan Kutawaru

sebagai lokasi/tempat pelaksanaan program community development

penyulingan kayu putih dan dilibatkan dalam penilaian PROPER

Kementrian Lingkungan Hidup 2010 yang pada saat itu juga melakukan

kunjungan untuk menilai program ini, peneliti juga terlibat langsung

dalam pelaksanaan Community Advisory Panel (CAP) 2010 sebagai 68 Rachmat Kriyantono, Op. Cit. hal. 109

Page 77: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

wadah komunikasi antara masyarakat dengan PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap untuk mengevaluasi program yang telah dan akan

dilaksanakan.

Pihak Perhutani dalam hal ini Mandor PHBM juga memberikan support

dengan membantu peneliti menjangkau informan yang sebenarnya

sangat sulit dijangkau karena pada dasarnya masyarakat sasaran program

community development penyulingan kayu putih ini tinggal dan hidup di

tengah hutan belantara. Mandor PHBM membantu peneliti dengan

mempertemukan informan dari pihak masyarakat sasaran program satu

per satu sesuai dengan yang telah ditentukan peneliti .

Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan pengamatan langsung

terhadap kondisi dan situasi tempat/lokasi pelaksanaan program

community development penyulingan kayu putih di Kelurahan

Kutawaru, Cilacap Jawa Tengah.

c. Dokumen

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan

mempelajari dokumen, arsip, laporan, maupun literatur lainnya dari PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa Timur

Cilacap yang relevan dengan permasalahan penelitian. Pengumpulan

data melalui studi dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data

penelitian terutama data-data yang tidak bisa dikumpulkan melalui

wawancara maupun observasi.

Page 78: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

5. Teknik Sampling

Pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu dalam mencari informasi peneliti memilih informan

yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat

dipercaya menjadi sumber data yang mantap. Bahkan di dalam pelaksanaan

pengumpulan data, puluhan informan dapat berkembang sesuai kebutuhan dan

kemantapan peneliti dalam memperoleh data 69.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa orang sebagai informan,

yakni pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program

community development penyulingan kayu putih melalui kemitraan tersebut, yaitu

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap, dan

masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat

Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna

Adapun informan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

penelitian ini terdiri dari :

a. Sigit Indrayana selaku Manager Community Relations PT Holcim

Indonesia Tbk Cilacap

b. Kusdiharto selaku Community Development Coordinator PT Holcim

Indonesia Tbk Cilacap

c. Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) PT

Holcim Indonesia Tbk Cilacap

69 HB Sutopo, Op.Cit , hal. 56

Page 79: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Sementara itu informan dari Perhutani yang dijadikan mitra PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanankan program community development

penyulingan kayu putih yakni :

a. Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Perhutani Rawa Timur Cilacap

b. Badrudin selaku KRPH Rawa Timur Cilacap

c. Kursad selaku Mandor PHBM

Sedangkan informan dari masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai sasaran

program community development penyulingan kayu putih, meliputi :

a. Busro Hadi Susanto, lelaki 62 tahun yang tinggal di daerah Cipete ini

merupakan pensiunan Perhutani yang dipercaya oleh masyarakat

Kutawaru untuk menjadi Ketua LMDH Rawa Kuna, selain sebagai

Ketua LMDH Rawa Kuna Busro H.S juga merangkap sebagai kepala

pabrik dalam program community development penyulingan kayu putih.

b. Achmad Rif’an, lelaki 35 tahun yang tinggal di daerah Sembir ini

berprofesi sebagai Guru SLTP Al-Manar Kutawaru, selain sebagai guru

Achmad Rif’an juga merupakan Sekretaris LMDH Rawa Kuna sekaligus

Community Communication Channel (CCC) PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap wilayah Kelurahan Kutawaru

c. Basrun, lelaki 40 tahun ini yang tinggal di daerah Perkuyan merupakan

penyuling kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community

development penyulingan kayu putih Basrun berprofesi sebagai nelayan

d. Rajim, lelaki 45 tahun yang tinggal di daerah Cigadung ini merupakan

penyuling kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community

Page 80: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

development penyulingan kayu putih Rajim berprofesi sebagai penyadap

getah karet.

e. Satijan, lelaki 45 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan

pemetik daun kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program

community development penyulingan kayu putih Satijan berprofesi

sebagai penggarap sawah milik orang lain.

f. Tukiran, lelaki 42 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan

pengrajin kayu bakar untuk kegiatan community development

penyulingan kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community

development penyulingan kayu putih Tukiran berprofesi sebagai

penggarap sawah milik orang lain.

g. Suripto, lelaki 30 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan

petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community

development penyulingan kayu putih Suripto berprofesi sebagai Satpam

di Jakarta.

h. Warso, lelaki 65 tahun yang tinggal di daerah Jambusari ini merupakan

petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community

development penyulingan kayu putih Warso berprofesi sebagai

penggarap sawah milik orang lain.

i. Kasna, lelaki 59 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru ini merupakan

petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community

development penyulingan kayu putih Kasna berprofesi sebagai

penggarap sawah milik orang lain

Page 81: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

j. Ruswandi, lelaki 53 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru ini

merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program

community development penyulingan kayu putih Ruswandi berprofesi

sebagai penggarap sawah milik orang lain

k. Wartaji, lelaki 64 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru ini

merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program

community development penyulingan kayu putih Wartaji berprofesi

sebagai penggarap sawah milik orang lain

6. Validitas Data

Dalam penelitian ini data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan

dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan

kebenarannya. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan untuk meyakinkan bahwa

data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan maka untuk lebih

memantapkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi

data70. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu.

Dikutip oleh Sutopo 71 , Patton menyatakan ada empat macam teknik

triangulasi, yaitu (1) triangulasi data (2) triangulas peneliti (3) triangulasi

metodologis (4) triangulasi teoritis. Triangulasi didasari pola pikir fenomenologi

70 HB. Sutopo, Op.Cit, hal. 79 71 Ibid. hal. 78

Page 82: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik simpulan yang mantap

diperlukan tidak hanya satu cara pandang.

Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi

data/sumber. Triangulasi data/sumber menunjuk pada upaya peneliti untuk

mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data

berkenaan dengan persoalan yang sama. Dalam hal ini peneliti bermaksud

menguji data yang diperoleh dari satu sumber untuk dibandingkan dengan sumber

lain. Sehingga data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila

digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa informan sumber

data yang berbeda yakni pihak pelaksana program dalam hal ini PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap serta pihak yang dijadikan mitra dan sasaran program

yakni Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam

Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pendapat mereka akan di ujikan dari

satu sumber untuk dibandingkan dengan sumber lain. Penulis juga

menggabungkan data dokumen yang diperoleh dari PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap maupun Perhutani dan sumber tertulis lainnya untuk semakin

memantapkan data.

Page 83: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Informan Pelaksana Program Informan Mitra dan Sasaran Progam

Data Pelaksanaan Program CD Penyulingan Kayu Putih

Gambar 1.5. Triangulasi Sumber (Data)

Proses triangulsi tersebut di atas dilakukan terus menerus sepanjang proses

mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa

sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu

dikonfrimasikan kepada informan.

7. Analisa Data

Analisis merupakan proses pencarian dan perencanaan secara sistematik

semua data dan bahan yang telah terkumpul agar peneliti mengerti benar makna

yang telah dikemukakannya, dan dapat menyajikannya kepada orang lain secara

jelas. Di dalam penelitian kualitatif, proses analisis yang digunakan tidak

dilakukan setelah data terkumpul seluruhnya, tetapi dilakukan pada waktu

bersamaan dengan proses pengumpulan data. Hal ini dilakukan karena analisis ini

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh

tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang diteliti.

Wawancara

Observasi

Data dokumen

Page 84: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah model

analisis interaktif (interactive models of analysis), seperti yang dikemukakan

Miles dan Huberman72 yang mana bergerak di tiga komponen yaitu reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan dimana aktivitas ketiga komponen

tersebut bukanlah linier namun lebih merupakan siklus dalam struktur kerja

interaktif yang diuraikan seperti dibawah ini :

a. Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti utamanya menggunakan

teknik wawancara mendalam (in-depth interview) agar mendapatkan

informasi yang utuh dan mendalam. Selain itu, peneliti juga melakukan

observasi partisipan di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun

Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap serta melakukan observasi secara

langsung terhadap pelaksanaan program community development

penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah.

Dalam proses pengumpulan data, peneliti terkadang mengalami

kekurangan data. Untuk mengatasi kekurangan data tersebut peneliti

beberapa kali menghubungi informan dari PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap yakni Harry Kusnanto dan Kusdiharto melalui telepon sebanyak

2 kali, hal yang sama juga peneliti lakukan dengan pihak Perhutani

yakni Yudhi Noviar, Badrudin dan Kursad melalui telepon sebanyak 3

kali. Bahkan peneliti melakukan wawancara tambahan dengan

mendatangi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan

72 H.B Sutopo, Op.Cit, hal. 95

Page 85: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

masyarakat sasaran program sebanyak satu kali setelah penelitian ini

selesai dilaksanakan.

b. Reduksi Data

Adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data

(kasar) yang dilaksanakan selama berlangsungnya proses penelitian.

Setelah data dari hasil wawancara diperoleh, peneliti kemudian

melakukan transkrip wawancara untuk kemudian dijadikan sebagai data

penelitian. Peneliti selanjutnya melakukan analisis terhadap data hasil

wawancara dengan para informan dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap, Perhutani, dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang telah

ditranskrip untuk mengetahui bagian mana yang sesuai dengan topik

penelitian dan bagian mana yang kurang relevan dengan penelitian.

Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian dengan

tujuan pokok permasalahan yang diteliti lebih terfokus.

c. Penyajian Data

Setelah memilah dan memilih data yang relevan dan mereduksi data

yang tidak sesuai dengan penelitian ini, peneliti melakukan penyajian

data, berupa kutipan hasil wawancara dan data dokumen dalam bentuk

gambar/skema dan tabel. Agar mudah dipahami dan tidak keluar dari

penelitian, peneliti menggabungkan data yang sudah direduksi tersebut

dengan narasi dari peneliti.

Penyajian data yang dikolaborasikan dengan narasi peneliti, selanjutnya

dilakukan analisa dengan teori-teori yang relevan. Pada penelitian ini,

Page 86: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

peneliti menggunakan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian

sehingga menghasilkan analisa yang tajam dan dapat dipercaya.

Akhirnya, proses analisa yang melibatkan teori dengan data penelitian

(hasil wawancara dan data dokumen) tersebut mampu menghasilkan

kesimpulan dari penelitian ini.

d. Penarikan Kesimpulan

Dari data yang telah tersusun peneliti mulai mengerti apa arti dari hal-

hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan, pola-pola, pernyataan-

pernyataan dan proporsi-proporsi sehingga langkah selanjutnya adalah

melakukan penarikan kesimpulan. Kemantapan kesimpulan akhir tidak

akan terjadi sampai proses pengumpulan data penelitian berakhir. Dari

kesimpulan tersebut, dapat diketahui saran-saran yang sekiranya mampu

memberikan masukan positif bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

terkait pelaksanaan program community development penyulingan kayu

putih ini.

Aktivitas dari ketiga komponen tersebut diatas berbentuk interaksi dengan

proses pengambilan data yang menggunakan proses siklus. Apabila dalam

penelitian, data yang terkumpul dirasa masih belum mencukupi untuk menguatkan

atau mendukung proses analisis maka peneliti dapat menyusun data kembali.

Dengan demikian, diharapkan analisis yang dihasilkan cukup mantap. Adapun

untuk memperjelas proses analisa data model interaktif Miles dan Huberman73 ini

dapat digambarkan seperti di bawah ini:

73 Ibid. hal 96

Page 87: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar 1.6. Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman

Reduksi Data

Pengumpulan data

Penarikan Kesimpulan

Penyajian Data

Page 88: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap*

1. Sejarah PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Holcim Indonesia Tbk. atau dahulu dikenal dengan nama PT. Semen

Nusantara didirikan berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1

Tahun 1967 Jo UU No. 11 tahun 1970. Berdasarkan rapat BKPN pada tanggal 20

Desember 1973 telah dinyatakan feasibel terhadap proyek proposal pendirian

pabrik semen di Cilacap Jawa Tengah dalam rangka PMA. Persetujuan dari Bapak

Presiden RI dengan SK No. B-76/PRES 3/1974 tertanggal 4 Maret 1974 telah

diperoleh sesuai permohonan dari pemegang saham yang terdiri dari :

1. PT. Gunung Ngadeg Djaya (30% saham) Pengusaha Swasta Nasional.

2. Onoda Cement Co.Ltd (35% saham) Pengusaha Swasta Jepang

3. Mitsui Co.Ltd (35% saham) Pengusaha Swasta Jepang

Yang telah terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari BKPN dengan

Nomor: B 183/bkpn/II/1974 dan kemudian oleh Menteri Perindustrian RI

dikeluarkan ijin Pendirian Industri Semen di Cilacap dengan surat Nomor:

126/M/SK/3/74. PT. Semen Nusantara sebagai badan hukum secara resmi

didirikan berdasarkan Akte Notaris Kartini Mulyadi SH di Jakarta, dengan

register Nomor: 133 tanggal 18 Desember 1974 dengan usulan akte perubahan No.

* Company Profil PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Page 89: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

46 tanggal 11 Maret 1975, dalam bentuk Perseroan Terbatas dan berstatus

Penanaman Modal Asing/Join Venture, kemudian dikukuhkan dengan surat

Menteri Kehakiman RI No.V.A/5/96/25 tanggal 23 April 1975.

Pulau Nusakambangan yang tadinya sebagai lokasi tertutup telah dicabut

SK Presiden RI No. 38 tahun 1974. Dengan demikian dimungkinkan bagi PT.

Semen Nusantara untuk memanfaatkan sebagian areal Pulau Nusakambanagan

sebagai lokasi penambangan batu kapur yang merupakan salah satu bahan baku

utama dalam pembuatan semen, dan sebagai salah satu usaha perwujudan pasal 33

UUD 1945. kemudian realisasinya PT. Gunung Ngadeg Djaya sebagai pemegang

saham pihak Indonesia mendapat ijin penambangan daerah Gubernur Daerah

KDH TK 1 Jawa Tengah untuk :

1. Konsensi penambangan batu kapur di Pulau Nusakambangan seluas

1000 hektar sejak tahun 1975.

2. Konsensi penambangan tanah liat di Desa Tritih Wetan seluas 250

hektar.

3. Lokasi Pabrik semen di Kelurahan Karangtalun Kecamatan Cilacap

Utara dengan luas 26,5 hektar.

4. Lokasi perumahan di Kelurahan Gunung Simping dengan luas 10 hektar.

5. Lokasi service station/shipping distribution lengkap dengan loading

facility seluas 3,5 hektar (status kontrak dengan Perum Pelabuhan III

cabang Cilacap).

Page 90: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 2.1 Modal Pendirian PT. Semen Nusantara

Data Semula Tahun 1984

Modal Dasar Perseroan $ 21.000.000 $ 21.000.000

Modal Peminjaman $ 84.000.000 $ 92.000.000

Jumlah $ 105.000.000 $ 113.000.000

Peletakan batu pertama pendirian Pabrik Semen Nusantara dilakukan oleh

Bupati KDH tingkat II kabupaten Cilacap, yaitu Bapak H. RYK Mukmin pada

tanggal 19 Juni 1975. Pembangunan fisik dimulai tanggal 1 Juli 1975 dan selesai

tanggal 5 April 1977. Dalam pembangunan Pabrik Semen Nusantara, sebagai

konsultan perencanaan dan pembangunan pabrik adalah Naigai Consultant dan

Co., Ltd, Jepang. Suplier mesin-mesin dan pengawas pembangunan adalah F.L

Smith, Prancis dengan peralatan dari Jerman, Prancis, Denmark dan Jepang. Civil

Engineering dilakukan oleh PT. Jaya Obayashi Gumi dan instalasi listrik oleh PT.

Promits.

Selama pembangunan pabrik tersebut telah mempekerjakan kira-kira 1800

orang tenaga kerja Indonesia dan 150 orang tenaga asing yang bertindak sebagai

tenaga ahli yang berasal dari Prancis, Jerman, Denmark, dan Jepang. Pada tanggal

1 Juli 1977, PT. Semen Nusantara sudah mulai berproduksi dan produksi

komersial telah ditetapkan sejak tanggal 1 September 1977. Jenis semen yang

dihasilkan adalah semen Portland Type 1 dengan logo Candi Borobudur dan

Bunga Wijaya Kusuma sedangkan pengawasan mutu dilakukan oleh Technical

Asisitant dari Onoda Jepang dan Lembaga penelitian Bahasa Departemen

Perindustrian dan Kimia Bandung.

Page 91: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Sejak tanggal 10 Juni 1993, PT. Semen Nusantara telah memiliki status

baru yaitu dengan pengambilan saham 100% oleh Indonesia, yang kemudian oleh

PT. Semen Cibinong Tbk. Diakuisisi sebagai unit IV dari grup Semen Cibinong

pada tanggal 14 Juli 1993 dan diberi nama PT. Semen Cibinong Tbk. Di Pabrik

Cilacap terdiri dari dua sentral produksi CP 1 (pabrik lama) dan CP 2 (pabrik

baru).

Pemenuhan kebutuhan pasar khusunya di daerah Jawa Tengah dan DIY

dilakukan oleh PT. Semen Cibinong Tbk. Pabrik Cilacap dengan cara

memperbesar kapasitas produksi melalui:

1. Pengadaan pregrinding sehingga dapat mempercepat penggilingan yang

diharapkan kapasitas produksi bertambah hingga 500.000 ton/tahun

sehingga produksi menjadi 1.500.000 ton/tahun dan mulai operasi pada

Juni 1995.

2. Perluasan dengan menambah 1 unit pabrik sekaligus merupakan unit

kelima yang dibangun di kawasan Industri Cilacap II dengan kapasitas

sebesar 2,6 juta ton/tahun.

Proyek pembangunan CP-2 dimulai pada bulan Januari 1995 dan selesai

pada bulan April 1997, sehingga kapasitas total PT. Semen Cibinong Pabrik

Cilacap adalah 4,1 juta ton/tahun. Pada tahun 2005 semenjak terdiri kenaikan

BBM, maka pabrik CP-1 ditutup karena biaya operasi di CP-1 melebihi budget

yang telah disediakan oleh pabrik sehingga pabrik mengalami kerugian. Biaya

operasi naik karena di CP-1 menggunakan pembangkit listrik generator yang

Page 92: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

berbahan bakar IDO (Industry Diesel Oil). Selain itu kapasitas pabrik CP-1 pada

kenyataannya hanya sepertiga dari Pabrik CP-2.

Pada tahun 2000, PT. Semen Cibinong Tbk. Pabrik Cilacap setuju untuk

diadakan restrukturisasi hutang dengan para kreditor. Hutang perseroan telah

dikurangi sebesar $500 juta, selain itu PT. Tirtamas Maju Tama sebagai

pemegang saham terbesar telah menjual seluruh sahamnya pada perusahaan

Holcim dari Swiss, sehingga pemegang saham terbesar saat ini adalah:

1. Holcim 77,33 %

2. Kreditor 16,1 %

3. Umum 6,6 %

Pada tanggal 13 Desember 2001, Holcim Ltd. Menjadi pemegang saham

utama dengan total 77,33 %. Holcim atau Holderbank didirikan oleh Jacob

Schmidheiny pada tahun 1838, seorang penenun sutera, anak dari seorang penjahit

miskin di desa Balgach (Swiss). Holderbank berkembang pesat oleh putera-

puteranya yaitu Jacob dan Ernst Schmidheiny. Pada tahun 1933, perusahaan telah

berekspansi ke Belanda, Mesir, Prancis, Jerman, Lebanon, dan Yunani. Holcim

beroperasi di lebih dari tujuh puluh negara, hadir di lima belahan dunia yaitu :

Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Asia Pasifik, dan Afrika. Saat ini group

Holcim memperkerjakan lebih dari 50.000 karyawan

Page 93: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Pada tanggal 30 Desember 2004 Holcim Participation Ltd. menjual

seluruh saham tersebut kepada induk perusahaannya yaitu Holderfin B.V.

pemegang saham mayoritas PT. Semen Cibinong dengan kepemilikan

5.925.921.820 lembar itu terjual seluruh penyertaan kepada Holderfin B.V dengan

nilai transaksi sebesar Rp. 2,5 Trilyun (USD 256,48juta).

Holderfin yang berkedudukan di Belanda tersebut merupakan induk

perusahaan sekaligus pemegang saham Holcim yang berkedudukan di Mauritus.

Pengalihan kepemilikan saham Semen Cibinong oleh Holcim kepada Holderfin

itu, menurut Timothy Mackay, adalah bagian dari rekonstruksi internal Holderfin.

Mulai tanggal 1 Januari 2006, nama PT. Semen Cibinong diganti dengan nama PT.

Holcim Indonesia Tbk. Sesuai dengan keputusan yang diperoleh pada rapat yang

diadakan pada tanggal 24 April 2005.

1.2 Visi, Misi dan Logo Perusahaan

Perubahan nama dan identitas perubahan yang terjadi secara tidak

langsung akan merubah segala kebijakan yang telah ada selama ini. Adapun Visi

dan Misi PT. Holcim Indonesia Tbk. adalah sebagai berikut:

VISI

Menjadi perusahaan Indonesia dengan kinerja terbaik dan dihormati di

kalangan industri semen, berada dalam peringkat terbaik di group Holcim.

MISI

PT. Holcim Indonesia Tbk. melalui hasil produksi dan penjualan semen,

beton agregat dan pengembangan SDM, ikut mendukung dalam membangun masa

depan Indonesia.

Page 94: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Dalam usaha mencapai visi akan dilakukan:

1. Memuaskan pelanggan, pemasok, dan pemegang saham sesuai dengan

ketentuan yang telah disepakati bersama.

2. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

3. Menjadi warga yang bertanggungjawab dalam mendukung kesejahteraan

masyarakat sekitar.

4. menerapakan sistem kinerja lingkungan hidup yang berkesinambungan.

5. Keselamatan kerja adalah mutlak, tidak dapat ditawar.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai religius dalam sikap penuh toleransi,

keterbukaan, kesungguhan hati, kejujuran, dan integritas dalam setiap

tindakan.

7. Ketepatan dalam menepati janji melalui tindakan dan bertanggung jawab

terhadap hasil kerja.

8. Bangga dan percaya diri terhadap keberhasilan, namun tidak pernah

berhneti belajar.

9. Mendorong dan menghargai inovasi, kreativitas, kerja sama tim,

keterbukaan dan kinerja yang baik.

10. Saling menghargai sesama, baik pada perusahaan, pemegang saham dan

lingkungan sekitar tempat kita tinggal dan bekerja.

11. Kita berusaha memastikan bahwa bekerja pada perusahaan merupakan

sebuah pengalaman yang menyenangkan.

Page 95: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Holcim

Logo perusahaan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. adalah perpaduan antara

Huruf H dan C yang bersatu. Arti dari logo ini adalah H merupakan perlambangan

dari Holcim dan huruf C merupakan lambang bahwa Holcim terbuka untuk semua

orang di berbagai dunia.

1.3 Struktur Organisasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Secara Umum organisasi pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

mengikuti garis Staff Manager yang mempunyai mempunyai wewenang eksekutif

yang jelas sebagai pelimpahan tanggung jawab atasannya pada batas-batas

tertentu. PT. Holcim Indonesia Tbk. Dipimpin oleh seorang direktur yang

bertanggung jawab langsung pada dewan komisaris yang berkedudukan di Swiss.

Presiden direktur membawahi delapan direktur, yaitu :

1. Legal and Corporate Affairs Director

Direktur ini bertugas untuk menangani urusan perijinan, mengeluarkan

peraturan-peraturan yang akan berlaku pada perusahaan, bertanggung

jawab tentang semua masalah yang berkaitan dengan hukum.

Page 96: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

2. Finance Director

Direktur ini bertugas untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran

keuangan perusahaan, berkewajiban memberikan laporan yang valid dan

dapat dipertanggungjawabkan serta bertanggung jawab pada presiden

direktur dan berkedudukan di Jakarta.

3. Manufacturing Director

Direktur ini berkedudukan di Narogong, Bogor, Jawa Barat. Bertugas

untuk mengawasi jalannya produksi pabrik Narogong dan pabrik

Cilacap mulai dari pengiriman bahan baku sampai dengan keluarnya

produk semen di pasaran. Direktur ini bertanggung jawab akan

lancarnya produksi dan berkewajiban memberikan laporan yang

berkaitan dengan produksi semen.

4. Logistics and Exports Director

Direktur ini bertanggung jawab atas manajemen operasi rantai pasokan

multi fungsi serta bertanggung jawab untuk memperluas pemasaran

dengan ekspor ke luar negeri.

5. RMC and Agregates Director

Direktur ini bertanggung jawab dalam hal pemasran Ready Mix

Concrete di pasaran dengan nama Holcim Beton yang merupakan anak

perusahaan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Direktur ini juga

bertanggung jawab dalam penyediaan dan pemasaran agregat sebagai

bahan baku pembuatan concrete/beton.

Page 97: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

6. Human Resources Director

Direktur ini berkedudukan di Jakarta, membawahi para Human

Resources Manager yang berada di masing-masing pabrik. Bertugas

untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara para karyawan baik

dengan atasan, rekan kerja, ataupun dengan dunia luar, bertanggung

jawab memberikan pelayanan kepada masyarakat luar yang mempunyai

kepentingan dengan perusahaan dan berkewajiban menciptakan iklim

kerja yang kondusif demi tercapainya hubungan yang baik.

7. Marketing and Inovation Director

Direktur ini berkedudukan di Jakarta, mempunyai tugas untuk

memperkenalkan atau mempromosikan produk semen Holcim ke

pasaran, bertanggung jawab untuk menaikkan profit perusahaan dengan

mengembangkan cara-cara pemasran yang baru.

8. Business Development and Strategic Reserach Director

Direktur ini bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi bisnis

baru, sehingga keuntungan dapat diperoleh perusahaan, serta

mengadakan riset strategis tentang kebutuhan pasar dan melaporkannya

ke presiden direktur.

Sedangkan untuk bidang produksi pabrik Cilacap dapat dispesifikasikan

lagi menjadi tujuh departemen dan dipimpin oleh seorang Plant Manager.

Departemen-departemen tersebut antara lain :

Page 98: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

1. Quarry Department

Mempunyai tugas bertanggungjawab pada masalah penambangan batu

kapur di Pulau Nusakambangan , tanah liat di Tritih Wetan, Jeruk Legi,

Cilacap. Quarry Department dipimpin oleh Quarry Manager yang

dibantu oleh 4 orang Superintendent (SI) yaitu:

a. L/S Quarry Operation and Transport Superintendent bertanggungjawab pada peledakan (blasting), pengeboran dan operator alat berat, penyediaan alat transport batu kapur dan tanah liat ke pabrik yang berupa tongkang.

b. L/S Quarry and Transport Equipment Maintenance Superintendent, bertanggungjawab atas pemeliharaan listrik, alat berat, dan alat transportasi.

c. Quarry Dev. And Quarry Superintendent, bertugas menjaga kualitas dari daerah yang akan ditambang, menentukan daerah yang akan ditambang dan dampaknya bagi lingkungan sekitar serta penanggulangannya, dan hasil tambang yang dihasilkan.

d. Clay Quarry and Raw Material Superintendent, bertanggungjawab pada penambangan tanah liat dan pengiriman material.

2. Production Department

Departemen produksi dipimpin oleh seorang Manager Produksi yang

mempunyai tanggungjawab mengawasi perencanaan bahan baku,

mengawasi proses produksi dan keselamatan karyawan, serta menangani

kelancaran produksi semen dari penenrimaan bahan baku sampai

menjadi produk semen ataupun clinker. Tugas-tugas manager produksi

dibantu oleh Administration Support dan membawahi :

a. Production Shift Manager b. Production Superintendent c. CP-2 Shift Superintendent d. Production Planning Superintendent

Page 99: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

3. Maintenance Department

Departemen ini dipimpin oleh seorang Maintenance Manager yang

mempunyai tugas mengadakan perawatan, pemeliharaan mesin,

perbaikan mesin dan seluruh sarana yang berkaitan dengan peralatan

pabrik termasuk menyediakan sarana utilitas yang meliputi penyediaan

air yang digunakan untuk pendingin mesin maupun penyediaan listrik

yang diperoleh dari PLN. Dalam menjalankan tugasnya, Maintenace

Manager dibantu oleh lima orang Suoerintendent diantaranya :

a. Maintenace Planning Superintendent b. Mechanical Superintendent CC-1 c. Electrical & Instalation Superintendent d. Utility Superintendent e. Mechanical Superintendent CC-2 f. Realibility Maintenance Manager

4. Technical Department

Departemen ini dikepalai oleh seorang Manager Teknik (Technical

Manager) yang bertugas melakukan test/quality control dan menangani

complain pelanggan serta melakukan penelitian dan pengembanagan

(Riset and Development) untuk kemajuan pabrik. Departemen ini

membawahi :

a. Laboratorium yang meliputi Quality Control, laboratorium fisika dan laboratorium kimia.

b. Proses Engineering

5. General Administration

Departemen ini dipimpin oleh seorang Administration Superintendent

yang bertugas menangani bagian umum dengan tanggungjawab

menyediakan alat transportasi, menerima tamu beserta akomodasinya,

Page 100: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

menyediakan alat tulis untuk departemen lain dalam batas-batas tertentu.

Dalam menjalankan tugasnya Administration Superintendent dibantu

oleh Administration Service Team Leader yang meliputi Administration

Service, Housing Service, Cleaning & Office Contractor dan

Transportation Team Leader yang meliputi Transportation

Administration, Driver, Transport Maintenance.

6. Plant Accounting Department

Departemen ini dipimpin oleh Plant Accounting Superintendent yang

bertugas mengelola keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran

yang berkaitan dengan aktifitas pabrik, misalnya : gaji karyawan, pajak,

pembayaran kepada relasi, penjualan semen, persebaran barang-barang

yang dibeli. Tugas Plan Accounting Superintendent dibantu oleh Cost

Analysis Payroll & Expenses Administration.

7. Safety, Environment, and Quality System Department

Departemen ini dipimpin oleh Safety, Environment, and Quality System

Department Manager yang bertugas mengadakan pengawasan dan

menjaga mutu produk dari bahan baku sampai menjadi semen yang

mengacu pada sertifikat ISO 9002 dan ISO 14001 serta menanganai

dampak lingkungan yang timbul dari proses produksi di PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap. Dalam menjalankan tugasnya, Safety

Environment and Quality System Manager membawahi:

a. Safety & Fire Superintendent yang membawahi Safety Officers dan Shiff Fire Brigade

b. Environmental Superintendent yang membawahi Enviromental Officers dan Land Scaping & Gardening Contractor

Page 101: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

c. Quality System

Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT Holcim Indonesia Pabrik Cilacap

1.4 Sumber Daya Manusia (SDM)

Jam kerja yang berlaku di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap karyawan

kantor dan staff adalah sebagai berikut:

a. Senin-Kamis : 07.30-16.00 WIB, istirahat : 12.00-13.00 WIB

b. Jum’at : 07.30 -16.00 WIB, istirahat : 11.30-13.00 WIB

Karyawan lapangan dibagi menjadi tiga shift :

a. Shift I : 07.30-15.30 WIB

b. Shift II : 15.30-23.30 WIB

c. Shift III : 23.30-07.30 WIB

Page 102: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyerap tenaga kerja sebanyak 1333

orang yang terdiri dari karyawan tetap dan kontraktor.

a. Karyawan tetap : 754 orang

b. Kontraktor : 529 orang yang sifatnya borongan (kontrak kerja

Tabel 2.2 Jumlah Karyawan PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap

No Directorate Jenis Kelamin Total

L P

1. Manufacturing 558 14 572

2. Logistic & Export 116 1 117

3. Finance 3 2 5

4. Human Resources 14 1 15

5. Corporate Engineering 9 1 10

6. Occupational Health Safety 21 1 22

7. Information Technologies 6 - 6

8. Corporate Purchasing 6 1 7

TOTAL 754

1.5 Fasilitas Karyawan

Fasilitas yang diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk

kesejahteraan karyawannya diantaranya:

1. Perumahan

Perumahan karyawan terletak di Gunung Simping Kecamatan Cilacap

Utara dengan luas 10 Ha. Karyawan yang mempunyai hak untuk

menempati rumah dinas adalah golongan III B ke atas, namun masih

terbatas. Bagi karyawan yang ingin memiliki rumah, perusahaan

Page 103: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

membantu dengan memberikan pinjaman uang sebesar lima kali upah

kerja per bulan yang di angsur selam tiga tahun.

2. Pengobatan

Fasilitas pengobatan yang diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

adalah:

a. Penggantian biaya pengobatan bagi karyawan yang dirawat di

rumah sakit swasta sebesar 100%

b. Penggantian biaya pengobatan bagi keluarga karyawan yang

dirawat di rumah sakit swasta sebesar 100% dari biaya pengobatan.

c. Penggantian biaya pengobatan bagi karyawan yang dirawat di

rumah sakit umum sebesar 100%

d. Penggantian biaya pengobatan bagi keluarga karyawan yang

dirawat di rumah sakit umum sebesar 100% dari biaya pengobatan

3. Sumbangan

a. Sumbangan perkawinan anak pertama

b. Sumbangan anak pertama

c. Sumbangan kematian anak, orang tua, mertua

d. Sumbangan kematian isteri atau suami

e. Sumbangan untuk musibah yang menyebabkan kehilngan rumah

4. Koperasi Karyawan

Karyawan dapat membeli barang-barang dengan harga yang ralatif

murah dan dapat diangsur di koperasi karyawan. Koperasi ini juga

Page 104: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

melayani kegiatan pengelolaan kantin, katering serta menyediakan

barang-barang kebutuhan sehari-hari.

5. Tempat Olahraga

Karyawan diperkenankan untuk mengikuti senam pagi setiap hari selasa

dan jum’at adapun instruktur yang bertugas membimbing karyawan

melakukan senam, dikontrak langsung dari pusat senam aerobik yang

ada di Kabupaten Cilacap.

6. Tempat Ibadah

Karyawan dapat dengan lancar melaksanakan ibadah sesuai

kepercayaannya. Bagi karyawan yang mayoritas beragama islam

fasilitas mushola ada di setiap departemen

2. Produk Perusahaan

Produk yang dihasilkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah

semen tipe 1 Ordinary Portland Cement (OPC), Special Portland Cement (SPC),

Pozzoland Portland Cement (PPC). Selain semen Holcim memiliki produk

andalan lain seperti Clinker, Holcim Beton , dan Holcim Solusi Rumah.

Gambar 2.2 Produk-produk Holcim

Page 105: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

B. Departemen Community Relations

1. Sejarah Departemen Community Relations

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan satu diantara banyak

perusahaan multinasional yang memiliki keinginan untuk tampil menjadi yang

terbaik di mata masyarakat luas. Keinginan untuk dapat menjadi yang terdepan

dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, diantara usahanya untuk

mewujudkan mimpinya itu adalah dengan jalan berusaha untuk memperbaiki

mutu produk (semen) serta menjalin hubungan baik dengan perusahaan dan

stakeholders, baik pihak intern perusahaan (karyawan dan keluarga) maupun

pihak ekstern perusahaan seperti pemerintah, masyarakat maupun konsumen

dalam rangka penciptaan citra positif perusahaan untuk menunjang kelancaran

operasional perusahaan serta untuk mengetahui harapan publik (internal/eksternal)

terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacapitu sendiri khususnya. Untuk itu, PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap membentuk Departemen Kehumasan untuk

melakukan fungsi tersebut. Departemen Kehumasan dalam PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap ini disebut sebagai Departemen Commrel (Community Relations

Department)

Mengingat kedudukan strategis yang dimiliki Humas dalam menentukan

keberhasilan tujuan suatu lembaga, maka idealnya baik secara taktis dan teknis

administratif dan operasional, kedudukan Humas perlu ditempatkan dekat dengan

Top Manajemen. Dengan demikian akan memudahkan koordinasi dalam

menghadapi setiap permasalahan.

Page 106: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Pada struktur organisasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Community

Relations berada di bawah Departemen Adminstrasi. Namun demikian, secara

garis besar koordinasi Departemen Community Relations dapat melakukan

koordinasi langsung dengan fungsi-fungsi terkait bila diperlukan. Selain itu, PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menerapkan kebijakan one door policy yang

mengatakan bahwa yang berhak mengeluarkan statement yang berkaitan dengan

segala sesuatu tentang PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan kegiatannya

kepada pihak ketiga adalah Community Relations, sehingga hanya ada satu suara

yang keluar dri perusahaan dan dapat menghindari kesimpangsiuran data atau

keterangan yang beredar di dalam maupun di luar perusahaan.

Community Relations dalam PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap pada

pelaksanaannya diasumsikan untuk berpegang pada fungsi komunikasi yakni

untuk menciptakan mutual understanding antar berbagai pihak khususnya untuk

membina hubungan baik dengan masyarakat karena peranan komunikasi dua arah

(two way communication) dalam manajemen perusahaan dewasa ini adalah

menjadi “nomor satu” seperti untuk melaksanakan komunikasi antara manajemen

dan karyawan, anatara jajaran pimpinan dengan pemilik perusahaan serta

termasuk komunikasi timbal balik antara perusahaan atau organisasi dengan

publik atau khalayak yang menjadi sasarannya dan sebaliknya.

Secara umum komunikasi seringkali menjadi masalah pelik sehubungan

dengan terbatasnya media-media modern yang dapat menjadi jembatan informasi,

sarana transportasi serta jauhnya jarak antara satu kota dengan kota lainnya dan

masih tingginya masyarakat daerah sekitar berdirinya PT. Holcim Indonesia Tbk.

Page 107: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Cilacap yang belum sepenuhnya mengenal pendidikan sebagaimana mestinya

bahkan ada beberapa kalangan yang masih menderita buta huruf. Hal tersebutlah

yang acap kali menjadi sumber batasan bagi berlangsungnya komunikasi yang

terbuka dan luas serta memunculkan kendala bagi pemasaran terutama produk

semen.

Community Relations yang berdiri sejak 20 Mei 2002 (semula bergabung

dengan Departemen Umum dan Administarsi (UDA) ) ini memiliki tugas dan

wewenang untuk mengatasi masalah batasan komunikasi tersebut dengan

pendekatan-pendekatan komunikasi. Hubungan baik menurut Community

Relations merupakan sebuah langkah awal dimana keberhasilan dari PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap tersebut dapat terasa nyata.

Public Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyadari saat ini

perusahaan tengah memasuki era kemasyarakatan dimana mau tidak mau segala

bidang usaha harus memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar. Pengakuan

dari masyarakat sangat dibutuhkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap baik

untuk hasil pemasaran maupun perkembangannya, karenanya PR PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap dalam hal ini Community Relation, harus dapat

menciptakan citra (image) positif di masyarakat guna mendukung kelancaran

operasional perusahaan.

Page 108: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2. Visi dan Misi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap

Dalam usahanya mencapai visi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap,

Departemen Community Relations memiliki misi untuk membangun secara

berkesinambungan lingkungan diman perusahaan beroperasi sebagai tanggung

jawab sosial.

Selain itu dalam kegiatannya, Departemen Community Relations selalu

mengacu pada Segitiga Sustainable Development sebagai wujud dari tanggung

jawab sosial kepada masyarakat.

Bagan 2.2 Model Segitiga Sustainable Development

3. Struktur Organisasi Departemen Community Relations PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap

Departemen Community Relations dipimpin oleh seorang manajer yang

memiliki fungsi jabatan untuk memimpin dan mengelola kegiatan kehumasan

meliputi pembinaan hubungan ekstern dan intern, protokoler, formalitas,

publikasi/penerbitan, pengelolaan data serta tertib administrasi untuk

menumbuhkan citra/image yang baik/positif guna mendukung kelancaran

operasional perusahaan.

Pertumbuhan Ekonomi

Kualitas Lingkungan Tanggung Jawab Sosial

Page 109: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Bagan 2.3 Struktur Organisasi Departemen Community Relations

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut, Manajer

Community Relation merupakan pimpinan tertinggi di Departemen Community

Relation selanjutnya membawahi 5 (lima) bagian yang memiliki tugas yang lebih

terperinci, yaitu:

1. General Administration

Tugas ini dipegang oleh seorang staf yang memiliki fungsi jabatan untuk

menangani administrasi/surat-menyurat, mengerjakan laporan mingguan

dan bulanan, mengerjakan cash expense untuk ke Accounting, kerjasama

General Administration & Community Relations Manager

Secretary

General Administration

Government Relations Officer

Community Development Coordinator

Nusakambangan Engagement

Corporate Communication Officer

CC General Mangaer Corporate Communication Manager

Community Relations Officer 1

Community Relations Officer 1

Community Relations Officer 1

Community Relations Officer 1

Page 110: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

dengan Departemen Accounting dan Departemen Administrasi,

membantu manajer dan CRO serta turut membantu dalam kegiatan dan

acara-acara penting Departemen Community Relations.

2. Government Relations & Land Management (GRLM) Officer

Memiliki tugas antara lain:

a. Mendukung segala aktivitas PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik

Cilacap

b. Mendukung kegiatan Community Relations Department

c. Mendukung aktivitas GRLM Department

d. Memelihara hubungan baik dengan pemerintah setempat

e. Land Management

3. Community Development Coordinator

Memiliki tugas antara lain:

a. Mendesign dan mengimplementasikan program Community

Development di area Comrel:

· CRO 1 : meningkatkan program keuangan mikro

· CRO 2 : meningkatkan kapasitas program “kayu putih”

· CRO 3 : menyelesaikan berbagai pembangunan gedung serba

guna

· CRO 4 : mengembangkan dan menerapkan Posdaya

b. Merealisasikan anggaran berdasarkan pada perencanaan program

c. Menjalankan ke-22 Posdaya

d. Melaksanakan prinsip OPI berkesinambungan

Page 111: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

e. Melaksanakan tugas khusus:

· Penghapusan gangguan jarring apung

· Merevitalisasi Forum CSR Cilacap

Community Development Coordinator membawahi 4 orang Community

Relations Officer dengan wilayah kerja yang telah ditentukan yakni:

a. Community Relations Officer 1

Area kerjanya meliputi wilayah di Kecamatan Cilacap Selatan

meliputi : Kelurahan Tambakreja, Cilacap, Tegalreja,

Tegalkamulyan, Sidakaya

b. Community Relations Officer 2

Area kerjanya meliputi wilayah Kecamatan Cilacap Tengah

meliputi : Kelurahan Kutawaru, Donan, Gunung Simping,

Sidanegara, Lomanis.

c. Community Relations Officer 3

Area kerjanya meliputi wilayah Kecamatan Cilacap Utara

meliputi : Kelurahan Karangtalun, Mertasinga, Gumilir, Tritih

Kulon, Kebonmanis.

d. Community Relations Officer 4

Area kerjanya meliputi wilayah Kecamatan Tritih Lor &

Kesugihan meliputi : Kelurahan Tritih Lor, Tritih Wetan, Brebeg

& Jangrana

Page 112: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tugas pokok dari Community Relations Officer (CRO) mencakup 3 bidang

utama yakni melaksanakan program pemberdayaan masyarakat sesuai

dengan area kerjanya masing-masing.

4. Nusakambangan Engagement Coordinator

Salah satu staf di Departemen Community Relations yang bertanggung

jawab terhadap Manajer Comrel, memiliki tugas:

a. Memastikan bahwa sumber material sudah memenuhi persyaratan

perusahaan

b. Membuat hubungan baik dengan instansi yang memberi ijin dan

memaintain-nya

c. Menjalin hubungan dengan stakeholder di Nusakambangan

5. Corporate Communication Officer

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengatur hubungan dengan media yang ada di daerah Jawa Barat,

Tengah dan Timur

b. Bersama-sama dengan Corporate Comunication yang lain

mengatur hubungan untuk mencapai tujuan perusahaan

c. Menyediakan dukungan komunikasi bagi departemen lain

Page 113: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

4. Tujuan Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap

Dalam setiap kegiatannya, Departemen Community Relations selalu

memiliki tujuan untuk:

1. Pencapaian citra positif tentang PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di

mata masyarakat khususnya masyarakat sekitar perusahaan.

2. Mempromosikan pelayanan dan produk.

3. Mencegah dan mengatasi masalah-masalah.

4. Mengatasi kesalahpahaman dan prasangka.

5. Pembinaan hubungan yang baik antara organisasi dengan publik

internal, eksternal dan kepemerintahan.

6. Dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap di satu pihak

dan di pihak lainnya adalah menciptakan, membina dan memelihara

sikap budi yang menyenangkan bagi publiknya dengan komunikasi yang

baik dan harmonis serta timbal balik.

C. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

1. Enam Pilar dan Prinsip Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Holcim Indonesia Tbk.

dipahami sebagai bentuk kebijakan yang menetapkan hubungan yang baik, baik

hubungan internal PT. Holcim Indonesia Tbk. itu sendiri maupun hubungan

eksternal kepada masyarakat sekitar, pemerintah maupun stakeholder lain yang

berhubungan dengan kegiatan PT. Holcim Indonesia Tbk. Hal tersebut dapat

Page 114: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

terlihat dari 6 pilar dan prinsip mengenai CSR yang telah diimplementasikan oleh

PT. Holcim di seluruh dunia yaitu :

1. Kode Etik Bisnis (Bussiness Conduct)

Dalam suatu perusahaan, kode etik bisnis berfungsi untuk Komisaris

Independen, Internal Audit, Manajemen Perubahan dan Tim Audit yang

pelaksanaannya antara lain partisipasi mereka dalam pemberantasan

korupsi internal maupun dengan mitra usaha dan juga dalam

pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan.

2. Kebijakan Ketenagakerjaan (Employment Practices)

Pilar ketenagakerjaan berfungsi bagi serikat pekerja yang

pelaksanaannya dengan penilaian bobot pekerja, KKB. Untuk sumber

daya manusia pelaksanaannya dengan TMP – pelatihan. MDA, LDP dan

untuk manajemen ini pelaksanaannya dengan cara berdialog.

Partisipasi pekerja dalam menunjang kegiatan CSR:

a. Pekerja secara independen dan kolektif melalui wadah Serikat

Pekerja Nasional (SPN) telah turut aktif berpartisipasi dalam

program CSR.

b. Program kegiatan sosial; bantuan bencana alam, kerja bakti di

lingkungan masyarakat.

c. Program kegiatan pendidikan; GOTA.

d. Program kegiatan spiritual; pendirian majelis taklim di lingkungan

masyarakat.

Page 115: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

3. Keselamatan dan kesehatan Kerja

Berfungsi untuk manajemen lingkungan dan manajemen K3,

pelaksanaannya dengan menggunakan kebijakan sistem manajemen K3

dan pelatihan K3.

PT. Holcim Indonesia mempersyaratkan setiap orang yang masuk

(pekerja maupun tamu) untuk mendapatkan pengenalan K3 dan bahaya-

bahaya yang ada di pabrik, dan untuk kontraktor mendapatkan akses

masuk perusahaan harus lulus tes setelah mengikuti induksi. Hanya

mereka yang mengerti dan memiliki komitmen terhadap K3 yang dapat

bekerja di area PT. Holcim Indonesia Tbk.

4. Peran serta masyarakat (Community Involvement)

Bagi Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap

melaksanakan pembangunan kemitraan dan hubungan baik dengan

masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan.

5. Hubungan mitra usaha, customer dan supplier

Untuk penjualan, pasar, inovasi produk dan manajemen pengadaan.

Pelaksanaannya menggunakan channel management, TSO, dan sistem

sentralisasi pengadaaan. Manajemen kontraktor dan Supplier:

a. Meningkatkan kemampuan dan kecakapan tenaga kontraktor

dengan pelatihan.

b. Prioritas perusahaan lokal Cilacap yang profesional.

c. Declaration of Human Right (Tidak mempekerjakan pekerja di

bawah umur. Penggajian/UMR)

Page 116: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

d. Implementasi K3

e. Asuransi (Jamsostek, ASTEK)

6. Pemantauan dan pelaporan kinerja (monitoring and reporting

performance)

Berfungsi untuk kegiatan Community Relations, RKL/RPL yang

pelaksanaannya berupa CAP, Stakeholder Dialogue, Audit Sosial,

Penerbitan kinerja CSR.

2. Program Community Development PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Salah satu pilar dari Corporate Social Responsibility adalah peran serta

masyarakat (community involvement). PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacapsebagai

perusaahaan yang memiliki komunitas di sekitar area kegiatannya selalu berusaha

mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kegiatan pemberdayaan

masyarakat (community development). Melalui kegiatan pemberdayaan

masyarakat ini, Holcim berusaha agar terjalin hubungan yang baik dan saling

menguntungkan dengan melibatkan partisipasi masyarakat di dalam kegiatan

pemberdayaannya. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan kegiatan kemitraan. Sebagai pelaksana

dalam program pemberdayaan masyarakat di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

adalah Community Relations Officer yang memiliki cakupan area pemberdayaan

yang telah ditentukan.

Dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, Holcim

memiliki Visi dan Misi yang jelas agar kegiatan pemberdayaan yang dilakukan

memiliki tujuan dan sesuai dengan harapan masyarakat. Visi dan Misi

Page 117: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap adalah sebagai berikut :

Visi

Mewujudkan masyarakat sejahtera mandiri melalui kemitraan yang

harmonis antara Perusahaan, Pemerintah Daerah dan Lembaga Swadaya

Masyarakat.

Misi

a. Mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan aset

ekonomi

b. Mengembangkan sumber daya alam dan lingkungannya

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Sejalan dengan Visi dan Misi pemberdayaan masyarakat PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap telah melakukan pemberdayaan masyarakat yang

mencakup 3 bidang utama yakni

1. Bidang infrastruktur dan pelestarian lingkungan hidup

Partisipasi dalam kegiatan renovasi infrastruktur berdasarkan kebutuhan

masyarakat melalui kepala desa, tokoh-tokoh masyarakat seperti:

pembuatan jalan setapak, perbaikan drainage, poskamling,

pembangunan kantor desa.

2. Pendidikan, pelatihan, sosial kemasyarakatan

Aktif berpartisipasi dalam gerakan orang tua asuh kerjasama dengan

GNOTA kabupaten dan depdiknas, menyediakan program KKL bagi

siswa dan mahasiswa, melaksanakan program latihan keterampilan (Eve

Page 118: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

), melaksanakan program pengobatan massal, partisipasi dalam kegiatan

sosial dan olahraga di tingkat kecamatan kabupaten maupun nasional,

menyelenggarakan bakti sosial dalam rangka hari besar

3. Ekonomi dan livelihood

Menyediakan dana bergulir bagi UKM dan kegiatan masyarakat,

membuat koperasi untuk mengatur dana bergulir bagi masyarakat

pemetik manfaat, menyediakan lifeskill training/pelatihan keterampilan

untuk masyarakat, mengadakan program kerjasama dengan lembaga

pemerintah, LSM, Universitas dalam bidang pemberdayaan.

3. Kelurahan Kutawaru sebagai Lingkungan PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap

Kelurahan Kutawaru merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di

Kecamatan Cilacap Cilacap Jawa Tengah. Secara geografis Kelurahan Kutawaru

terletak disebelah barat kota Cilacap dan dipisahkan oleh laut. Berdasarkan data

monografi desa, topografi ke tiga kelurahan tergolong dataran rendah, ketinggian

tanah dari permukaan laut sekitar 1 meter dengan suhu rata-rata 32º dan curah

hujan antara 2000-3000mm. Kelurahan Kutawaru memiliki daerah yang

heterogen, terdiri dari daerah pantai, perswahan dan perbukitan dengan luas

wilayah ± 2.282,292 Ha terdiri dari 338,8 Ha tanah sawah, 1337,569 Ha tanah

kering, 105 Ha tanah basah, 493,008 Ha tanah hutan dan perkebunan, dan sisanya

7,915 Ha tanah untuk fasilitas umum seperti lapangan dan kuburan. Jumlah

kepadatan penduduk Kelurahan Kutawaru mencapai 10.177 jiwa dengan rincian

5.105 jiwa berjenis kelamin laki laki dan 5072 perempuan.. Kelurahan Kutawaru

Page 119: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Adapun batas batas wilayah kelurahan Kutawaru adalah sebagai berikut:

Sebelah Barat : Desa Ujungmanik

Sebelah Utara : Desa Watukumpul, Desa Brebeg

Sebelah Timur : Laut

Sebelah Selatan : Laut

Gambar 2.3 Peta Kelurahan Kutawaru

Kelurahan Kutawaru merupakan kelurahan yang wilayahnya dibatasi oleh

laut, bisa dikatakan wilayah kelurahan Kutawaru adalah desa kotatip yang terisolir

dari kecamatan Cilacap Tengah yang merupakan pusat administratif. Sarana

transportasi utama yang digunakan masyarakat Kutawaru untuk bepergian dari

dan ke kota Cilacap hanya dengan menggunakan perahu, yang ditempuh dengan

waktu ± 15 menit

Desa Ujung manik

Desa Brebeg

Page 120: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Kehidupan perkonomian dan sosial masyarakat Kelurahan Kutawaru bisa

dibilang rendah, mata pencaharian warga sebagian besar adalah sebagai nelayan

dan sebagian bertani. Nelayan di kelurahan Kutawaru merupakan nelayan yang

masih tergolong tradisional, mereka hanya menggunakan peralatan sederhana dan

beracuan pada musim yang mereka istilahkan “ngangkat-ngember” begitu juga

dengan petaninya yang masih tergolong sederhana.

Sarana transportasi yang digunakan di wilayah Kutawaru adalah sepeda

dan sepeda motor, tidak terdapat sarana transportasi umum seperti angkot maupun

bus. Kondisi jalan yang sangat buruk menyebabkan wilayah ini hanya dapat

dilalui dengan menggunakan sepeda maupun sepeda motor meskipun terdapat

jalan yang sudah di aspal namun hanya beberapa kilometer saja. Kondisi jalan

yang demikian menjadikan kendala bagi masyarakat dalam hal pengangkutan

hasil panen ditambah lagi hanya beberapa warga masyarakat yang memiliki mobil

bak terbuka dan jumlah nya sangat sedikit sekali.

Dari segi tingkat pendidikan, masyarakat Kutawarupun masih tergolong

rendah, sebagian besar masyarakat hanya mencapai pendidikan dasar.

Ketersediaan sarana dan prasarana di kelurahan Kutawaru juga sangat minim.

Sarana komunikasi seperti telepon umum, wartel, kantor pos sangat jarang

ditemui bahkan tidak ada. Dari segi kepemilikan telepon selluler (ponsel) cukup

rendah hanya orang-rang tertentu saja yang memiliki selain karena banyak yang

kurang paham akan penggunaannya juga disebabkan di daerah Kutawaru minim

akan penerimaan sinyal ponsel. Meskipun demikian listrik sudah ada di kelurahan

Kutawaru sehingga masyarakat dapat menerima informasi dari televisi maupun

Page 121: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

radio. Selain melalui media massa masyarakat memperoleh informasi melalui

perkumpulan-perkumpulan baik di tingkat RT maupun kelurahan.

Berdasarkan kondisi fisik dan keadaan yang ada di kelurahan Kutawaru

inilah PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap berusaha untuk memahami apa yang

menjadi permasalahan yang dialami masyarakat Kutawaru. Sebagai perusahaan

yang beroperasi di sekitar masyarakat PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

menyadari perlunya dukungan masyarakat agar kegiatan usahanya tetap dapat

berjalan. Sebagai bentuk hubungan antara perusahaan dengan masyarakat

Kutawaru PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengadakan berbagai kegiatan

community development yang tujuannya adalah memberdayakan masyarakat

Kutawaru menuju kemandirian. Salah satunya adalah program community

development penyulingan kayu putih yang bertujuan untuk memberdayakan

masyarakat Kutawaru dengan mengolah daun kayu putih menjadi minyak kayu

putih yang bernilai ekonomis. Program ini terwujud atas kemitraan antara PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa

Kuna Kelurahan Kutawaru dan Perhutani.

Page 122: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

BAB III

PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang telah

peneliti laksanakan di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sesuai dengan rumusan

masalah yang telah ditentukan. Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan fakta-

fakta yang telah peneliti temukan terkait proses komunikasi yang dijalankan

Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

program community development penyulingan kayu putih melalui tahapan

manajerialnya. Setelah fakta-fakta terkait proses komunikasi dalam program

community development penyulingan kayu putih yang dijalankan melalui

kemitraan dengan Perhutani KPH Banyumas Barat dan masyarakat Kelurahan

Kutawaru diperoleh, kemudian peniliti menganalisis hasil dari temuan fakta

tersebut untuk kemudian peneliti mengevaluasi dari hasil analisa tersebut. Dari

evaluasi ini, nantinya akan terlihat bagaimana efek yang terjadi di tengah

masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai akibat proses komunikasi perusahaan

dengan melihat tanggapan maupun respon masyarakat terhadap perusahaan.

A. SAJIAN DATA

1. DATA KONTEKS

Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan penilaian konteks yang

terbagi dalam lima komponen yakni untuk mengetahui bagaimana latar belakang

pelaksanaan program, tujuan, sasaran, perencanaan dan strategi yang diterapkan

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam program ini.

Page 123: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

a. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Community Development

Penyulingan Kayu Putih

a.1. Kondisi Awal Sebelum Adanya Program Community Development

Penyulingan Kayu

Sebuah program CSR yang dijalankan oleh perusahaan dalam rangka

membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar tentunya memiliki konsep

latar belakang yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.

Tepat atau tidaknya sebuah program CSR yang dijalankan oleh perusahaan juga

tidak dapat terlepas dari adanya research yang dilakukan oleh perusahaan

terhadap suatu kebutuhan (needs) maupun keinginan (wants) masyarakat yang

berada di sekitar perusahaan, yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan

membuat program CSR di tengah masyarakat. Hal yang demikian juga terjadi

pada program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan

oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang pelaksanaannya disesuaikan dengan

adanya kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) masyarakat Kelurahan Kutawaru

akan adanya sebuah kegiatan usaha produktif penyulingan kayu putih.

· Kurangnya kepedulian masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap hutan

sekitar

Program community development penyulingan kayu putih berawal dari

kurang pedulinya masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap kelestarian hutan

dengan ditandai adanya illegal logging yang marak terjadi pada tahun 2003-2004

di Kelurahan Kutawaru dimana banyak pohon-pohon yang menjadi tanaman

pokok di ambil masyarakat untuk kayu bakar. Sebagaimana penuturan Achmad

Page 124: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Rifan selaku sekretaris LMDH : “Program kayu putih itu memang kan diawali

dari kepedulian masyarakat terhadap hutan itu kan masih kurang, banyak pohon-

pohon yang menjadi tanaman pokok dihutan itu rusak karena untuk bahan bakar

untuk macem macem lah untuk keperluan masyarakat74.”

Berawal dari peristiwa tesebut pemerintah melalui Perum Perhutani

mengeluarkan kebijakan S.K Direksi No.136/KPTS/DIR2001. SK Gubernur

No.24/2001 mengenai Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Dengan

adanya PHBM ini, kawasan hutan yang ada di wilayah Kutawaru dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diolah. Untuk meminimalisir penjarahan

kayu bakar oleh masyarakat, perwakilan masyarakat mengusulkan kepada

Perhutani agar tanaman pokok yang ditanam adalah kayu putih. Seperti penuturan

Achmad Rifan selaku sekretaris LMDH :

“Kemudian disitu kami meminta kepada perum Perhutani khusunya BKPH Rawa Timur, agar tanaman pokok yang diperbanyak itu tanaman kayu putih, dengan alasan yang pertama kayu putih merupakan hasil hutan non kayu yang bisa dikatakan untuk meningkatkan apa namaya perekonomian masyarakat sekitar lebih cepat, kalau tadi saya bilang kalau kayu itu lama mas kalau itu kan lebih cepat mas, otomatis dengan satu tahun bisa panen dua kali panen lah mas walaupun maksimal itu 9 bulan tapi minimal 6 bulan itu sudah panen daun75.”

Namun demikian, untuk dapat mengolah kawasan hutan/lahan milik

pemerintah dalam hal ini Perhutani, masyarakat Kelurahan Kutawaru diwajibkan

Perhutani memiliki sebuah lembaga yang disebut Lembaga Masyarakat Desa

Hutan (LMDH) yang digunakan sebagai wadah untuk mengkoordinasikan

masyarakat dalam kegiatan PHBM. Menanggapi hal tersebut pada tahun 2006

74 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 75 Ibid.

Page 125: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

masyarakat Kutawaru membentuk wadah guna memperoleh kewenangan untuk

mengolah lahan milik Perhutani, untuk memperlancar pembentukan wadah

tersebut masyarakat Kutawaru meminta bantuan PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap untuk melakukan pembentukan lembaga tersebut dengan melibatkan akta

notaris. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations

Officer 2 (CRO 2) :

“LMDH itu bukan maunya Holcim, hanya saja awalnya kita punya kegiatan yang berkaitan dengan nelayan yakni alih profesi dari nelayan jaring apung ke nelayan tambak, disana tambak yang ada milik Perhutani sehingga mau tidak mau kita sebagai institusi harus punya hubungan yang legal dengan institusi yang lain Holcim dengan Perhutani. Itu awal mulanya terbentuknya LMDH atas saran Perhutani, mereka menyarankan yakni dengan adanya LMDH76.”

Dengan terbentuknya LMDH yang bernama Rahayuning Wana

Kuncaraning Bawana (Rawa Kuna) di Kelurahan Kutawaru, secara aturan

masyarakat yang tergabung didalamnya dapat mengelola lahan milik pemerintah

secara legal, legal baik dari sisi Perhutani maupun aturan yang telah ditetapkan

pemerintah melalui Perhutani. Dengan demikian masyarakat Kelurahan Kutawaru

dapat menggunakan lahan garapan untuk bercocok tanam sesuai dengan yang

mereka inginkan, namun untuk tetap menjaga kelestaraian ekosistem hutan

masyarakat Kelurahan Kutawaru yang ikut mengelola lahan pemerintah

diharuskan Perhutani untuk menanam tanaman kayu putih yang ada di areal lahan

garapan mereka, sehingga diantara tanaman-tanaman kayu putih terdapat tanaman

palawija yang ditanam oleh masyarakat dengan sistem tumpang sari. Sebagaimana

penuturan Busro selaku Ketua LMDH : “Penanaman kayu putih yang jarak

76 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 126: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

tanaman nya 3x2 meter itu dibawah tegakkan masih bisa ditanami palawija

seperti jagung, padi gaga, kacang tanah, cabe dsb77.”

· Masalah masyarakat dalam mengolah hasil panen daun kayu putih

Pada awalnya program penanaman kayu putih ini memang kurang

diterima oleh masyarakat, karena pada akhirnya dianggap hanya menguntungkan

dari sisi tanaman palawija yang mereka tanam daripada tanaman kayu putih. Hal

ini dikarenakan hasil panen daun kayu putih harus dijual keluar wilayah

Kelurahan Kutawaru. Karena harus dijual keluar wilayah Kelurahan Kutawaru

masyarakat mengeluhkan biaya transportasi yang tinggi, para petani kayu putih ini

pada akhirnya memilih untuk mematikan tanaman kayu putih yang mereka tanam.

Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku sekretaris LMDH :

“Namum memang awal-awalnya program ini kurang begitu diterima masyarakat karena mereka melihat akhirnya dari sisi palawijanya yang menguntungkan kayu putihnya malah gak menguntungkan kan begitu, kenapa karena daun kayu putih itu selalu dijual ke luar wilayah Kutawaru akhirnya ongkosnya tinggi akhirnya mereka lebih baik dimatikan saja, cuman karena masyarakat biar oleh Perhutani boleh bertani disitu terus seolah olah ditanam tapi habis itu diinjek terus mati, ditanam diinjek terus mati78”

· Usaha mendirikan pengolahan minyak kayu putih

Untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat memiliki inisiatif untuk

mengusulkan pendirian pengolahan kayu putih di wilayah Kelurahan Kutawaru.

Namun karena keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang ada, masyarakat

Kelurahan Kutawaru tidak dapat mendirikan pengolahan kayu putih sendiri.

Melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan masyarakat Kelurahan Kutawaru,

77 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 78 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010

Page 127: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

dengan diwakili oleh tokoh masyarakat setempat masyarakat mengajukan usulan

kepada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk dapat membantu permasalahan

yang sedang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana

penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :

“Saya dulu itu kan orang Perhutani saya yang ditraining di Gundih, setelah pensiun kenapa sih saya tidak bisa mendirikan pabrik? karena lahan ada, sementara waktu saya masih aktif saya telah menanam kayu putih untuk memperkejakan 63 hektar, karena saya ada minat ada sedikit ilmu namun modal tidak ada. Kepada siapa saya lari meminta bantuan? Saya lari ke Holcim, Holcim saya punya ilmu ini, bagaimana untuk saya kembangkan disana tapi saya tidak punya modal79”

Dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru

tersebut diketahui akan adanya kebutuhan (needs) dan keinginan (wants)

masyarakat Kelurahan Kutawaru untuk mengembangkan suatu usaha produktif

berupa kegiatan penyulingan kayu putih. Sebagaimana dituturkan Harry Kusnanto

selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Setelah kita ada kegiatan dengan nelayan, masyarakat sekitar hutan tanaman keras ini juga kepengin diberdayakan oleh Holcim, mereka dulunya sudah potensi tanaman kayu putih, sementara mereka sampaikan tanaman kayu putih harus dijual ke luar wilayah Kutawaru dan itu menjadi sumber utama bagi kilang-kilang yang ada di luar Kutawaru padahal secara kewilayahan Kutawaru itu bisa didirkan kilang kayu putih sendiri tanpa harus mensuplai kebutuhan kilang diwilayah lain, dari dasar itu akhirnya kita bantu dengan kilang.80.”

Dari penjelasan di atasa diketahui bahwa pelaksanaan program

penyulingan kayu putih ini merupakan inisiatif yang muncul dari pihak

masyarakat kelurahan Kutawaru serta tidak terdapat unsur paksaan dari pihak PT.

Holcim Indonesia Tbk Cilacap, sehingga program ini diterima dan disambut

secara positif oleh masyarakat. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua

LMDH : “Program ini sudah sesuai dengan masyarakat dan Holcim tidak

79 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 80 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 128: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

memaksakan kepada masyarakat, sehingga pendapatan selain dari petik daun

pendapatan juga berasal dari penjualan tanaman palawija sehingga bisa diterima

oleh masyarakat81.”

· Kebijakan PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap dalam melaksanakan CSR

penyulingan kayu putih

Perusahaan memandang Kelurahan Kutawaru memiliki sumber daya alam

yang sangat potensial untuk pengembangan kegiatan penyulingan kayu putih ini,

sehingga sebagai salah satu perusahaan yang berkembang di tengah masyarakat

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menanggapi secara serius apa yang menjadi

permasalahan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya dengan harapan hubungan

baik yang telah terjalin dengan baik tetap terjaga.

Kepedulian PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terhadap masyarakat

sekitar melalui program community development penyulingan kayu putih tersebut

telah disesuaikan dengan visi misi pemberdayaan yang tertuang dalam kebijakan

CSR Holcim dimana kebijakan yang digariskan Holcim dalam kegiatan

operasinya berusaha untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup

masyarakat sekitarnya melalui berbagai bentuk program community development

dimana salah satunya adalah program community development penyulingan kayu

putih. Sebagaimana penuturan Community Relations Officer 2 (CRO 2):

“Pelaksanakan program ini sudah sesuai dengan visi dan misi kebijakan Holcim

Corporate karena dengan adanya penyuling di Kutawaru yang jelas akan

meningkatan pendapatan mereka82.

81 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 82 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 129: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Misi dan kebijakan CSR yang diterapkan Holcim telah di legalkan menjadi

sebuah kebijakan tertulis yang dijunjung tinggi dalam setiap operasional Holcim

tidak hanya di Cilacap namun di seluruh Holcim Corporate di dunia. Misi dan

kebijakan tertulis CSR Holcim tersebut berbunyi : “Kami melakukan pekerjaan

dengan semua pemangku kepentingan, membangun dan memelihara hubungan

saling menghormati dan percaya. Kami bertujuan untuk berkontribusi

memperbaiki kualitas hidup dari pekerja kami, keluarga mereka dan komunitas

sekitar kami.83”

Munculnya konsep 3 bottom line (3P), yakni Profit, People, Planet. yang

dikemukakan oleh John Elkington juga dinilai telah menjadi dasar operasional

Holcim dalam melakukan aktivitas perusahaan. Sebagaimana penuturan

Kusdiharto selaku Community Development Coordinator :

“Kita punya dasar operasional Holcim itu 3 bottom line, three angel house jadi operasionalnya Holcim dimana berada diseluruh dunia harus berdasar three angel house itu, jadi sudut yang pertama itu creating value jadi operasionalnya Holcim harus berujung pada keuntungan, itu yang angel atas, yang angel bawah kanan, itu suistainable environment operasionalnya Holcim harus memperhatikan lingkungan, yang angel kiri namanya CSR jadi corporate social responsibilty, jadi operasional Holcim harus bertanggungjawab kepada masyarakat, jadi inilah yang mendasari operasionalnya Holcim, sehingga Comrel kebagian angel yang kiri kebagian CSR.84.”

Dalam setiap kegiatan operasional Holcim pada hakikatnya adalah

mencari keuntungan (profit) yang digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup

perusahaan. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat dan lingkungan

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap berkomitmen untuk berupaya memberikan

83 Pernyataan Misi dan Kebijakan CSR Holcim Corporate 84 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat, 26 November 2010

Page 130: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

manfaat kepada masyarakat yang dituangkan dalam berbagai bentuk kepedulian

yang menyentuh kebutuhan masyarakat dimana salah satu bentuknya adalah

kegiatan community development penyulingan kayu putih.

b. Tujuan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

Sebuah program CSR yang dilaksanakan perusahaan tentunya memiliki

tujuan baik internal maupun eksternal. Dari hasil observasi data dokumen dan

wawancara yang dilakukan peneliti diketahui bahwa pada intinya, tujuan program

community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap dibagi menjadi 2 bagian yakni tujuan eksternal dan tujuan

internal.

· Memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui usaha

penyulingan kayu putih

Dalam pelaksanaannya tujuan eksternal program community development

penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di

tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru adalah berusaha untuk menumbuhkan

kemandirian warga melalui usaha produktif berupa kegiatan penyulingan kayu

putih. Dengan adanya usaha penyulingan kayu putih yang berkelanjutan

diharapkan akan memberikan penambahan pendapatan yang nyata (riil) yang

dapat dirasakan masyarakat Kelurahan Kutawaru. Selain itu, dengan adanya

program penyulingan kayu putih yang didalamnya terdapat organisasi Lembaga

Masyarakat Desa Hutan (LMDH) diharapkan dapat menjadi wadah berkumpulnya

masyarakat Kelurahan Kutawaru untuk mengakomodir setiap kegiatan yang akan

Page 131: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

dan telah dilaksanakan terkait dengan kegiatan penyulingan kayu putih maupun

kegiatan PHBM.

Program penyulingan kayu putih ini memang telah dilaksanakan sejak

tahun 2009 dan masih berlanjut hingga sekarang. Program ini oleh pihak PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dinilai telah berhasil mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, sehingga untuk saat ini upaya yang dilakukan PT. Holcim Indonesia

Tbk Cilacap adalah mengembangkan program ini agar lebih sustain dan

membantu masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kegiatan penyulingan kayu

putih ini.

Upaya pemberdayaan yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

dalam mengembangkan progam community development di tahun 2010 adalah

membantu masyarakat memenuhi target minimal produksi minyak kayu putih

yang ditetapkan Perhutani pada tahun 2010 yakni sebesar 2 ton minyak kayu putih

melalui pendampingan peningkatan kapasitas alat produksi kegiatan penyulingan

kayu putih. Sebagaima penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations

Officer 2 (CRO 2) : “….yang menentukan target produksi bukan Holcim tapi yang

menentukan Perhutani, karena apa, hasil produk mereka ada ketentuan harus

dijual kepada Perhutani dengan target produksi tahunan, tujuan untuk memacu

aktifitas mereka harapannya kegiatannya itu bisa sustain jadi mereka di kasi

target85”.

85Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 132: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

· Menciptakan hubungan harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dengan masayarakat Kelurahan Kutawaru

Tujuan internal dari dilaksanakan program ini lebih mengarah pada

terciptanya hubungan yang harmonis antara masyarakat Kelurahan Kutawaru

dengan PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan harapan akan tercapainya

image/citra positif PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat

Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community

Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Tujuan dari program ini adalah memberdayakan masyarakat, kepentingan Holcim hanya ingin memberdayakan mereka karena mereka berada di sekitar aktivitas pabrik kita, sebagai wujud tanggung jawab sosial Holcim saja, kami tidak memiliki kepentingan lain selain berusaha memberdayakan mereka Tujuan program pemberdayaan ini untuk meningkatkan kesejahteraan sustain aja, artinya kalau sustain mereka sudah bisa menikmati keuntungan, secara sosial terjalin hubungan yang baik86.”

c. Sasaran Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

· Kebijakan sasaran community development PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap

Program community development penyulingan kayu putih merupakan

upaya nyata perusahaan dalam melaksanakan CSR seperti yang telah diamanatkan

UU No 40/2007 serta sebagi bentuk komunikasi dalam menjalin hubungan yang

baik dengan masyarakat sekitar. Bentuk komunikasi perusahaan melalui kegiatan

CSR memiliki beragam motif tergantung dari kebijakan perusahaan yang

melaksanakannya. PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sendiri telah memiliki

kebijakan baku dalam menentukan sasaran dari kegiatan-kegiatan CSRnya.

86 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 133: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2

(CRO 2) :

“Kebijakan dari manajemen Holcim sendiri adalah fokus kegiatan community development itu pada daerah-daerah di sekitar daerah aktivitas kita, yang meliputi aktivitas transportasi bahan baku produk, aktivitas proses produksi bahan baku penambangan, intinya kegiatan operasional Holcim, salah satu daerah yang bersentuhan aktivitas kita itu Kutawaru87.”

Adanya kebijakan yang tertulis dan jelas terkait sasaran program,

menunjukkan bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah perusahaan yang

ingin selalu memiliki penampilan yang baik di tengah publiknya. Terkait dengan

sasaran program community development penyulingan kayu putih ini diketahui

bahwa sasaran program ini adalah masyarakat Kelurahan Kutawaru khususnya

yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna.

Sebagaimana dituturkan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2

(CRO 2) : “Untuk program community development penyulingan kayu putih ini

sasarannya merupakan masyarakat Kutawaru yang telah tergabung dalam

Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna88.”

· Kelurahan Kutawaru sebagai daerah terdampak aktivitas PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap

Kelurahan Kutawaru dijadikan sebagai sasaran kegiatan CSR PT. Holcim

Indonesia dikarenakan Keluarahan Kutawaru merupakan salah satu daerah yang

terdampak oleh kegiatan operasional PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Dimana

wilayah Kelurahan Kutawaru merupakan daerah yang terlewati alur sungai Donan

yang mana setiap harinya kapal-kapal pengangkut bahan baku pembuatan semen

87 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 88 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 134: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

(clinker) dan batu bara sebagai bahan bakar untuk menunjang kegiatan

operasional PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melewati alur Sungai Donan.

Sungai Donan sendiri merupakan salah satu sungai yang oleh kebanyakan

masyarakat nelayan Kutawaru dijadikan tempat untuk menggantungkan hidupnya

dengan menjaring ikan-ikan yang ada disekitar alur sungai. Sehingga untuk

menghindari konflik kepentingan perusahaan yang memanfaatkan alur Sungai

Donan maka perusahaan menyadari perlunya melakukan kegiatan community

development di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru agar hubungan baik

antara keduanya tetap terjalin dan terbina dengan baik.

Masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai partisipan program diberi

keleluasaan dalam menentukan program yang akan dijalankan. Hal ini dilakukan

karena perusahaan menilai bahwa sebuah program yang dilaksanakan bukan dari

keinginan masyarakat akan menyebabkan masyarakat kurang berpartisipasi di

dalam pelaksanaannya. Sehingga program community development penyulingan

kayu putih ini dilaksanakan bukan semata-mata keinginan PT Holcim Indonesia

Tbk namun dilandasi adanya keinginan dan kebutuhan masyarakat. Sebagaimana

penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO2) :

“Program ini sudah sesuai dengan masyarakat karena masyarakat sendiri yang

membutuhkan jadi kita memenuhi apa yang menjadi kebutuhan

masyarakat/komunitas89.”

89 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 135: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

d. Perencanaan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini merupakan

pengembangan dari program-program CSR yang sebelumnya telah dijalankan

oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di Kelurahan Kutawaru. Perlu diketahui

bahwa perusahaan telah melaksanakan kegiatan CSR di Kelurahan Kutawaru

sejak tahun 2002, sehingga siklus komunikasi yang telah terbina dan terbangun

sejak lama tersebut turut membantu mempermudah PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam merencanakan program dan

menyampaikan sebuah program yang akan dilaksanakan. Sebagaimana penuturan

Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Pada kenyataannya memang sebelum

perusahaan lain mewujudkan CSR Holcim sudah lebih dulu memang pada tahun

2002, waktu itu melalui LPM Ngudi Raharjo kita membina lele, mina terna sudah

pernah 90”

· Perencanaan awal melalui Community Communication Channel (CCC)

Dalam melaksanakan program community development penyulingan kayu

putih ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak serta merta merencanakan

program secara sepihak, namun perusahaan melakukan perencanaan bersama

dengan pihak-pihak yang nantinya akan terlibat dalam pelaksanaan program ini.

Perencanaan program-program community development di tengah masyarakat

Kelurahan Kutawaru dilaksanakan melalui opinion leader yang sudah

dilembagakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang disebut Community

90 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010

Page 136: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Communication Channel (CCC).. Seperti yang dituturkan Achmad Rif’an selaku

CCC sekaligus sekretaris LMDH :

“Kami menampung usulan dari semua masyarakat, dengan kita mengumpulkan semua elemen masyarakat yang ada di tingkat Kelurahan, lalu kita melaui forum itu dikomunikasikan menampung ususlan-usulan itu, hampir tiap tahun setiap CCC dibentuk itu ada pertanggungjawaban ke masyarakat setelah ada pertanggungjawaban dari CCC tentang kegiatan 3 bidang itu juga menampung usulan untuk program tahun depan berikutnya91”

CCC merupakan lembaga yang dibentuk PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap ditingkat Kelurahan Kutawaru dan terdiri atas kumpulan dari representasi

masyarakat seperti tokoh masyarakat, pengurus RT/RW maupun masyarakat yang

mengajukan diri untuk bersedia menjadi CCC. Dalam program ini CCC yang

ditunjuk dan dipercaya untuk mewakili aspirasi masyarakat Kelurahan Kutawaru

adalah Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH. CCC memiliki tugas sebagai

fasilisator penghubung komunikasi antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

dengan masyarakat dalam hal ini masyarakat Kutawaru. Melalui CCC ini

masyarakat merumuskan kebutuhan dan menyampaikan aspirasi terkait kegiatan

yang dibutuhkan masyarakat banyak. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an

selaku Sekretaris LMDH :

“Kita menyeleksi yang bener-bener menjadi dasar kebutuhan masyarakat yang penting banget, pokoknya kita ada pertimbanagn kalau ada usulan-usulan dari masyarakat karena kita juga ada keterbatasan dana, yang penting bisa menyentuh masyarakat miskin, setelah kita bicarakan kita usulkan ke Holcim92”

CCC inilah yang kemudian menyampaikan usulan-usulan mengenai

kebutuhan maupun kegiatan yang diinginkan masyarakat untuk kemudian

91 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 92 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010

Page 137: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

diajukan kepada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Dari penjelasan diatas

diketahui bahwa perencanaan awal program ini berasal dari masyarakat Kelurahan

Kutawaru sendiri. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community

Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Kami punya perwakilan dalam melaksanakan program pemberdayaan, kami mempunyai perwakilan yang ada di masyarakat yang disebut CCC di masing-masing kelurahan, CCC tersebut yang melakukan proses identifikasi proses pemetaan sosial (social mapping) dan sebagainya, (…) jadi tahap awal yang melakukan survei itu adalah masyarakat itu sendiri93.”

Opinion leader melalui CCC ini dijadikan oleh perusahaan sebagai alat

komunikasi untuk menjembatani kepentingan masyarakat dan perusahaan

sekaligus penyampai informasi utama kepada masyarakat selain perusahaan

sendiri. Dalam program ini, selain opinion leader yang diwakili oleh CCC

terdapat juga opinion leader di tengah masyarakat yang turut menentukan

keberhasilan pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini yakni Ketua

LMDH dalam hal ini Busro H.S.

Berdasarkan observasi data dokumen yang dilakukan peneliti diketahui

mengenai prinsip perencanaan partisipatoris antara PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui CCC yang tergambar

dalam diagram di bawah ini :

93 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 138: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bagan 3.1 Perencanaan Parstisipatoris Melalui CCC

· Pelibatan Perhutani dalam

penyulingan kayu putih

Setelah masyarakat melakukan survei terkait apa yang menjadi kebutuhan

dan keinginannya akan sebuah program, maka h

pelaksanaan program community development

dilakukan masyarakat kemudian disampaikan kepada pihak

Tbk. Cilacap melalui proposal yang diajukan.

Perusahaan dalam hal ini

menindaklanjuti usulan tersebut

mapping) di lapangan secara bersama antara PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap,

perwakilan LMDH Rawa Kuna, dan

penuturan Harry Kusnanto selaku

3.1 Perencanaan Parstisipatoris Melalui CCC

Pelibatan Perhutani dalam pemetaan potensi community development

penyulingan kayu putih

Setelah masyarakat melakukan survei terkait apa yang menjadi kebutuhan

dan keinginannya akan sebuah program, maka hasil survei mengenai usulan

community development penyulingan kayu putih

kemudian disampaikan kepada pihak PT. Holcim Indonesia

melalui proposal yang diajukan.

Perusahaan dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap k

tersebut dengan melakukan survei/pemetaan sosial

lapangan secara bersama antara PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap,

perwakilan LMDH Rawa Kuna, dan perwakilan Perhutani. Sebagaimana

Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

119

community development

Setelah masyarakat melakukan survei terkait apa yang menjadi kebutuhan

ei mengenai usulan

penyulingan kayu putih yang

PT. Holcim Indonesia

kemudian

ial (social

lapangan secara bersama antara PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap,

Sebagaimana

(CRO 2) :

Page 139: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

“Namun di semua kegiatan pemberdayaan baik infrastrukutur, ekonomi dan sosial pasti sebelumnya kami melakukan survei juga, dalam program penyulingan kayu putih ini survei dilakukan 3 pihak yakni perhutani LMDH dan Holcim 94.”

Pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kemudian menindaklanjuti

dengan melakukan pemetaan potensi (potency mapping). Pemetaan potensi ini

juga dilakukan secara bersama oleh ketiga pihak melalui pertemuan-pertemuan

yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bersama masyarakat dan

Perhutani. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Sebelum

memberikan bantuan Holcim melakukan survei ke masyarakat, tentang bagaimana

penyulingan, keuntungan bagaimana, dampak ke masyarakat bagaimana, sampai

meminta dukungan 50 orang masyarakat95”

Kegiatan survei pemetaan potensi ini bertujuan untuk menginventarisasi

potensi yang ada di Kelurahan Kutawaru, baik potensi sumber daya alam maupun

potensi sumber daya manusia yang tersedia yang erat kaitannya dengan

keberlangsungan pelaksanaan program community development penyulingan kayu

putih. Inventarisasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah potensi sumber daya

alam dan ketersedian sumber daya manusia layak untuk melaksanakan program

community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry

Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2 ): “Kita lakukan

identifikasi untuk melihat potensi yang ada, artinya begini, kalau kilang itu

didirikan di Kutawaru itu layak atau tidak kira-kira, layak dalam arti apakah bisa

94 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 95 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010

Page 140: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

berjalan sesuai dengan sebagai mestinya bisa sustain apa tidak, kan berkaitan

dengan suplai bahan baku96.”

· Hasil identifikasi pemetaan potensi oleh ketiga belah pihak

Inventarisasi potensi yang dilakukan bersama oleh ketiga pihak

menghasilkan temuan sebagai berikut*:

a. Luas lahan untuk penanaman kayu putih

Untuk luas lahan penanaman pohon kayu putih Perhutani meminjamkan

lahan seluas 473 Ha kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru. Kemudian

yang disiapkan untuk tanaman kayu putih adalah 210 Ha.

b. Sumber Daya Manusia (SDM)

Ketersedian sumber daya manusia yang ada di Kelurahan Kutawaru

untuk pelaksanaan kegiatan community development penyulingan kayu

putih ini sangat cukup memadai. Sumber daya manusia yang akan

terlibat dalam program community development penyulingan kayu putih

ini melibatkan sekitar 700-an warga masyarakat Kelurahan Kutawaru

yang sebelumnya telah tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa

Hutan (LMDH) Rawa Kuna.

c. Peluang pasar

Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH Rawa

Kuna diwajibkan menjual hasil pengolahan daun kayu putih berupa

minyak kayu putih kepada PGT Cimanggu Perum Perhutani Unit 1

Jateng dengan aturan bagi hasil (sharing) jumlah minyak kayu putih x

96 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 * Data Dokumen PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Page 141: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

87,5 % x Rp. 90.000. Hal ini disesuaikan dengan MoU yang telah

disepakati bersama antara LMDH Rawa Kuna dengan Perhutani.

d. Kapasitas produksi

Hasil inventarisasi yang dilakukan memperoleh temuan bahwa dengan

kapasitas dandang tungku 1 ton dengan waktu penyulingan 5-6 jam dan

2 kali penyulingan dalam satu hari kegiatan ini dapat menghasilkan rata-

rata 10 liter minyak kayu putih.

e. Bahan bakar produksi

Bahan bakar yang digunakan untuk proses penyulingan daun kayu putih

diambil dari limbah ranting pohon kayu putih yang tidak terpakai.

f. Desain peralatan produksi minyak kayu putih

Peralatan penyulingan kayu putih diperlukan untuk keberlanjutan

program community development penyulingan kayu putih ini.

Hasil dari pemetaan potensi yang dilakukan ketiga pihak tersebut

diketahui bahwa berdasarkan temuan-temuan yang ada lapangan, diketahui bahwa

terdapat potensi sumber daya alam lokal berupa tanaman kayu putih yang dapat

dikembangkan masyarakat sebagai kegiatan produktif serta ketersedian lahan

milik Perhutani yang dapat dimanfaatkan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang

tergabung dalam LMDH Rawa Kuna untuk penanaman kayu putih namun belum

tersedianya sarana/fasilitas untuk mengolah daun kayu putih di daerah Kelurahan

Kutawaru. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations

Officer 2 (CRO 2) :

“Salah satu hasil dari identifikasi dan pemetaan mereka adalah adanya potensi kayu putih yang bisa dikembangkan kemudian itu menjadi usulan

Page 142: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

kepada Holcim agar Holcim bisa membantu merealisasikan atau membantu mendorong potensi yang ada disana, potensi kayu putih tersebut97.”

· Kesediaan PT. Holcim Indonesia memberdayakan masyarakat

Kelurahan Kutawaru

Melihat adanya potensi yang bisa dikembangkan namun terkendala

permasalahan kebutuhan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kemudian melakukan perencanaan melalui rapat

dan dialog dengan perwakilan masyarakat yang tergabung dalam LMDH Rawa

Kuna dan Perhutani. Melalui dialog serta pertemuan-pertemuan yang diadakan ini

beberapa kali ini, perusahaan berupaya menggali aspirasi atau keinginan

masyarakat dalam merealisasikan program yang telah direncanakan bersama

dengan Perhutani sebagai pihak yang nantinya juga akan terlibat didalam

program. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations

Officer 2 (CRO 2) : “Holcim sendiri untuk mengawali kegiatan tersebut kira-kira

hanya melakukan pertemuan 4-6 kali saja, kita selalu bertemu dengan 3 pihak

ini98.”

Dalam program penyulingan kayu putih ini perusahaan juga

memanfaatkan tenaga kerja masyarakat kelurahan Kutawaru dalam membangun

pabrik penyulingan kayu putih ini. Sebagaimana penuturan Rajim selaku

penyuling kayu putih : “Saya ikut disini mulai dari nol mulai dari bikin tempatnya

ini terus mbangun ini lalu nyuling. Dulu saya tahunya sudah ada peletakan batu

pertama disini saya mulai bekerja99.”

97 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 98 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 99 Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010

Page 143: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Keterlibatan masyarakat serta pihak Perhutani dalam perencanaan ini juga

tak lepas dari tujuan perusahaan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai

dengan keinginan masyarakat, sehingga melalui perencanaan ini diharapkan

mampu mendukung terciptanya komunikasi yang baik untuk menciptakan

harmonisasi hubungan antara perusahaan dengan komunitas. Melalui perencanaan

yang dilakukan, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bersedia untuk

memberdayakan masyarakat melalui program community development

penyulingan kayu putih dengan berkontribusi dalam pembangunan pabrik

penyulingan kayu putih termasuk di dalamnya membantu ketersediaan alat-alat

untuk menunjang kegiatan penyulingan daun kayu putih serta pendampingan

dalam pelaksanaan program.

Dari kegiatan perencanaan ini diketahui bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap sebagai perusahaan yang berdiri disekitar masyarakat menunjukan adanya

komitmen dan kepedulian dengan memberikan solusi kepada masyarakat

Kelurahan Kutawaru dalam mengembangkan sebuah kegiatan produktif

penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku

Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Kita selalu berfikir bagaimana kita bisa memberikan solusi, artinya mulai dari kegiatan dari hulu hingga hilir menjadi fokus kegiatan kita, katakanlah begini dari hulunya kita dorong mereka untuk bisa melakukan kegiatan yang produktif, kemudian sukur-sukur dibagian hilirnya mereka bisa memasarkan sendiri, tapi kalau tidak bisa kita juga bantu hilirnya, beri kesempatan mereka untuk bisa memasarkan produknya. Kemudian kita juga berusaha untuk membantu mereka di bagian lain supaya kegiatan yang dilakukan bisa sustain. Seperti contohnya kita memantau perkembangan mereka apa sih yang menjadi kendala selama perjalanan kegiatan tersebut100.”

100 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 144: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Dari tahap perencanaan ini, upaya perusahaan untuk terlibat dalam

perencanaan program dengan masyarakat menunjukan adanya itikad baik

perusahaan dalam menjalin komunikasi dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru

agar hubungan baik yang selama ini tercipta tetap terjaga. Selain itu dengan

melibatkan masyarakat dalam kegiatan perencanaan ini diharapkan program yang

dijalankan dapat diterima oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru.

e. Strategi yang Diterapkan dalam Program Community Development

Penyulingan Kayu Putih

· Pemahaman terhadap kondisi demografis masyarakat Kelurahan

Kutawaru

Strategi pelaksanaan merupakan hal yang paling penting dan mendasar

untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan sebuah program. Setiap daerah

yang menjadi sasaran program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki

karakter masyarakat yang berbeda satu sama lainnya, hal ini dikarenakan kondisi

geografis dan budaya masyarakatnya, untuk itu PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap memiliki pola pendekatan yang berbeda-beda pula dalam melaksanakan

sebuah program pemberdayaan. Wilayah Kelurahan Kutawaru dipandang oleh PT

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai wilayah pemberdayaan yang unik

sehingga pola pendekatan pemberdayaan yang dilakukan juga disesuaikan dengan

kondisi dan sumber daya lokal masyarakat Kelurahan Kutawaru itu sendiri.

Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selakau Manager Community Relations :

Page 145: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

“Kutawaru itu daerah yang unik mempunyai masyarakat nelayan disisi luar daerahnya,masuk kedalam sedikit penduduknya sudah bekerja dibidang agraris, sebaliknya penduduknya sebagian juga ada yang menjadi TKI jadi tinggal pemuda atau laki laki yang tinggal disana untuk kita berdayakan berdasarkan sumber daya lokal, bagaimana pendekatan kita untuk memberdayakan yang nelayan tadi dipinggiran maupun yang agak ke tengah yang agraris tadi, Kutawaru itu contoh pemberdayaan yang sangat kompleks bagi kami101”

Untuk menghadapi berbagai kultur masyarakat yang berbeda antara

wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

telah memiliki strategi baku yang selalu diterapkan dalam melaksanaan program

community development, strategi inilah yang dipakai dan diterapkan oleh PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan program community

development penyulingan kayu putih.

· Pembentukan LMDH sebagai wadah mengorganisir masyarakat

Kelurahan Kutawaru

Strategi utama yang diaplikasikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

dalam melaksanakan program community development penyulingan kayu putih

adalah dengan melakukan pengorganisasian yang baik. Strategi baku yang

diterapkan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tersebut meliputi tahapan-tahapan

sebagai berikut; penyadaran akan program pemberdayaan, pengorganisasian

dengan membentuk lembaga lokal, kaderisasi, dukungan teknis dan pengelolan

sistem. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations

Officer 2 (CRO 2) :

“Untuk mengakomodir setiap kegiatan masyarakat, kita membentuk kelompok-kelompok atau organisasi sebagai wadah dimana masyarakat dapat berkumpul untuk melakukan sebuah kegiatan program pemberdayaan,

101 Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010

Page 146: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

pembentukan kelompok maupun organisasi ini mengacu pada prinsip memanfaatkan kelembagaan lokal, karena organisasi ataupun kelompok merupakan sarana yang memungkinkan masyarakat untuk bertemu dan berkumpul sehingga memungkinkan mereka untuk berdaya102.”

Keterlibatan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam membantu

masyarakat Kelurahan Kutawaru membentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan

(LMDH) di bawah akta notaris merupakan sebuah proses komunikasi yang

terjalin antara kedua belah pihak dan merupakan wujud nyata kepedulian dan

keseriusan perusahaan untuk mendukung terlaksananya program ini. Perusahaan

menganggap dengan adanya organisasi LMDH yang terbentuk di tengah

masyarakat, diharapkan dapat menjadi sebuah kontak point yang akan mengikat

masyarakat dalam sebuah kegiatan community development sehingga melalui

organisasi tersebut masyarakat dapat saling bertukar pikiran mengenai kegiatan

yang sedang dan akan dilaksanakan. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana

Manager Community Relations :

“Kita percaya dalam pemberdayaan masyarakat itu harus terorganisir, artinya tidak efektif kalau kita deal dengan satu orang satu orang tapi kita dengan organisasi karena dengan organisasi itulah masyarakat bisa terberdayakan dengan baik, artinya mereka terikat dengan organisasi karena mereka terikat dalam suatu organisasi, kelompok ini kan memungkinkan ada kontak pointnya103.”

Melalui organisasi LMDH yang telah terbentuk, perusahaan meyakini

akan terdapat kepengurusan dalam lembaga tersebut yang kemudian menjadi

kader-kader pemberdayaan yang nantinya akan mengambil alih tugas daripada

fungsi PR itu sendiri. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community

Relations Officer 2 (CRO 2) :

102 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010 103 Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010

Page 147: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

“Dalam setiap organisasi atau kelompok itu kan biasanya ada ketua ataupun kader didalamnya karena dalam setiap program pada hakekatnya memiliki keharusan mempersiapkan kader-kader pengembang keswadayaan lokal yang akan mengambil alih tugas sehingga diharapakan kader ini menjadi pemimpin yang medukung keberlanjutan program pemberdayaan104.”

Dukungan teknis yang diberikan oleh perusahaan baik dalam bentuk

dukungan fisik dan non fisik juga diperlukan dalam rangka untuk mencapai tujuan

program community development penyulingan kayu putih. Berdasarkan data

dokumen yang peneliti peroleh, strategi implementasi program community

development penyulingan kayu putih yang diterapkan PT Holcim Indonesia Tbk

Cilacap dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Strategi Implementasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

dalam Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

104 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Pengorganisasian

Kaderisasi

Dukungan Teknis

Penyadaran

Pengelolaan sistem

Sistem masyarakat yang

terkait dengan sistem yang

lain, yang tidak selalu

tersedia dan atau terpenuhi

di tingkat lokal 1

2 3

4

5

Page 148: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

2. DATA INPUT

a. Perhutani sebagai mitra PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

Community Development Penyulingan Kayu Putih

Dalam melaksanakan sebuah program community development, PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyadari bahwa pihaknya tidak dapat

melaksanakan program community development sendiri. Untuk membantu

mencapai tujuan program community development PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap selalu melibatkan pihak-pihak yang berkompeten untuk mendukung

kelancaran sebuah program community development seperti LSM, Perguruan

Tinggi hingga Pemerintahan. Demikian juga dalam pelaksanaan program

community development penyulingan kayu putih ini, PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap menjalin kerjasama dalam bentuk kemitraan dengan Perhutani Kesatuan

Pemangkuan Hutan (KPH) Rawa Timur Cilacap. Perum Perhutani dijadikan mitra

dalam pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini

bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan Perhutani memiliki kompetensi terkait

dengan pelaksanaan teknis program community development penyulingan kayu

putih sehingga kerjasama kemitraan ini diharapkan dapat mendukung tercapainya

tujuan program community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana

penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Kita tidak memilik pengetahuan secara teknis tentang apa yang dilakukan, kita selalu bekerjasama dengan pihak ketiga, apapun kegiatan kita banyak kegiatan, seperti budidaya sapi, kita tidak punya pengetahuan tentang sapi, kita bekerjasama dengan pihak yang memiliki kompetensi untuk melakukan pendampingan, karena ini berkaitan dengan tanaman dan yang punya

Page 149: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

kompetensi adalah perhutani maka dari itu untuk hal-hal yang berkaitan dengan teknis adalah Perhutani yang akan membantu mereka105.”

Secara organisasional, program community development penyulingan kayu

putih pada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dilaksanakan secara

langsung oleh Departemen Community Relations yang berfungsi sebagai PR yang

menangani hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan eksternal termasuk segala

hal yang berhubungan dengan pelaksanaan program community development

penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru.

Untuk melihat Input yang diberikan oleh pelaksana program baik dari

pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani, dalam bagian ini

peneliti akan menjelaskan hal-hal apa saja yang diupayakan oleh pihak pelaksana

program dalam mendukung terlaksananya program community development

penyulingan kayu putih ini. Input dalam penelitian ini akan dilihat dari sejauh

mana perusahaan menempatkan staff pelaksananya (software) serta

sarana/fasilitas (hardware) apa saja yang diberikan perusahaan kaitannya dalam

menunjang terlaksananya program.

a.1 Pelaksana Community Development Penyulingan Kayu Putih

Untuk melihat bagaimana perusahaan maupun pihak yang dijadikan mitra

menempatkan staffnya dalam program ini maka peneliti akan melihat dari 4

(empat) indikator yakni tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan, masa kerja,

dan pelatihan yang pernah diikuti oleh para pelaksana program community

development penyulingan kayu putih.

105 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010

Page 150: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

1. Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja

Pelaksana Program

Tingkat dan latar belakang pendidikan serta masa kerja pelaksana program

merupakan unsur yang sangat penting dan berpengaruh dalam pelaksanaan

program. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan secara

intelektual, pola pikir, dan keterampilan pelaksana program dalam melaksanakan

program sedangkan latar belakang pendidikan juga berpengaruh terhadap

keseuaian pendidikan dengan bidang yang di laksanakan. Masa kerja juga dinilai

berpengaruh dalam menilai tingkat pengalaman pelaksanaan dalam menjalankan

program community development penyulingan kayu putih. Semakin lama masa

kerja maka semakin banyak pengalaman yang di dapat. Tingkat pengalaman akan

berpengaruh besar terhadap keterampilan pelaksana dalam menjalankan program

community development penyulingan kayu putih. Berdasarkan hasil wawancara

diketahui data mengenai tingkat dan latar belakang pendidikan dari pelaksana dan

mitra program community development penyulingan kayu putih.

Page 151: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

Tabel 3.1 Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja

Pelaksana Program Community Developmnet Penyulingan Kayu Putih*

No Nama Jabatan Pendidikan Masa Kerja

1. Harry

Kusnanto

Community

Relations

Officer 2 (CRO

2)

S1 Ilmu Hukum -

Universitas Wijaya

Kusuma Purwokerto

32 Tahun

2. Sigit

Indrayana

Manager

Community

Relations

S1 Teknik Kimia -

Universitas Airlangga

Surabaya

S2 General

Manajemen - Institut

Teknologi Bandung

6 Tahun

3. Kusdiharto Community

Development

Coordinator

S1 Teknik Sipil -

Universitas Atma Jaya

Yogyakarta

17 Tahun

4. Yudhi

Noviar

Asper KBKPH

Rawa Timur

S1 Kehutanan –

Universitas Gadjah

Mada

18 Tahun

5. Badrudin KRPH Cilacap SLTA 22 Tahun

6. Kursad Mandor PHBM SLTA 20 Tahun

* Hasil wawancara yang diolah peneliti

Page 152: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

2. Pelatihan yang Pernah Diikuti Pelaksana Program

Tingkat keterampilan pelaksana program tidak hanya diukur dari lamanya

masa kerja, tetapi dapat dinilai juga dengan banyaknya pelatihan yang diikuti.

Semakin banyak pelatihan yang diikuti juga dapat menambah pengalaman dan

keterampilan dalam pelaksanaan program. Dalam kaitannya dengan program

community development penyulingan kayu putih ini jenis pelatihan yang dianggap

relevan dalam program bagi pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah

pelatihan yang berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan

pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan berkomunikasi kepada

publik.

· Pelatihan CFCD sebagai syarat utama Comrel PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap

Secara berkala PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memberikan berbagai

pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan karyawannya dalam

menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Sedangkan bagi pihak Perhutani

pelatihan yang relevan tentunya pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan teknis

tanaman maupun hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan lahan.

Dalam melaksanakan program community development PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap menetapkan syarat utama yang harus dimiliki staf

Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yakni

telah mengikuti pelatihan Community Development For Corporate (CFCD).

Selain syarat wajib tersebut, staff pelaksana maupun Manager yang bergabung di

dalam Departemen Community Relations dibekali dengan pelatihan dalam rangka

Page 153: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

peningkatan kemampuan (skill) dalam berkomunikasi seperti pelatihan analisa

bisnis, negosiasi, training public relation, building trust, dan self confidence.

Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator:

“Salah satu requirement bagi CRO adalah kemampuan bernegosiasi, untuk para CRO dalam melaksnakan tugasnya dalam program pemberdayaan itu banyak bekal yang diberikan. Kami banyak training dalam hal pemberdayaan salah satunya CFCD training, ada 2 tingkat basic dan advanced selain CFCD ada training negosiasi , communication, social mapping, public relations, analisa bisnis, building trust, self confidence tapi basicnya adalah CFCD106.”

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti, diperoleh data

mengenai training yang pernah diikuti oleh pelaksana program community

development penyulingan kayu putih sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pelatihan yang Pernah Diikuti oleh Pelaksana

Program Community Development Penyulingan Kayu Putih*

No Nama Jabatan Pelatihan Yang Diikuti

1 Harry

Kusnanto

Community Relations

Officer 2 (CRO 2)

- Community Development For

Corporate; Strategy and Technique

- Community Development For

Corporate; The New Competency

CDO’s And Solution Operating

Procedure

- The Improvement of Capacity Officer

2 Sigit Manager Community - Community Development For

106 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat 26 November 2010 * Hasil wawancara yang diolah peneliti

Page 154: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Indrayana Relations Corporate; Strategy and Technique

3 Kusdiharto Community

Development

Coordinator

- Community Development For

Corporate; Strategy and Technique

- Training Corporate Social

Responsibility

- The Improvement of Capacity Officer

- Managing Execution

4. Yudhi

Noviar

Asper KBKPH Rawa

Timur

- Budidaya Tanaman Keras

- SJDI Hukum

5. Badrudin KRPH Cilacap - Persemaian, Pemeliharaan, Tanaman,

Produksi

6. Kursad Mandor PHBM - Persemaian, Pemeliharaan, Tanaman,

Produksi, Pengelolaan Lahan

b. Sarana dan Pendanaan yang Diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dalam Program

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program community development

penyulingan kayu putih dibutuhkan sarana/fasilitas yang memadai. Dalam

pelaksanakan program community development penyulingan kayu putih ini bentuk

sarana/fasilitas yang digunakan berasal dari 3 pihak yang terlibat didalamnya

Page 155: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

yakni dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan swadaya

masyarakat.

· Swadaya masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam community

development penyulingan kayu putih

Dalam mendukung pelaksanaan program ini, perusahaan tidak hanya

memberikan sarana dalam bentuk fisik kepada masyarakat, namun juga sarana

yang sifatnya non fisik. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku

Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Secara fisik ya tentunya tanah, bangunan untuk pembuatan kilang kayu putih, serta alat-alatnya, sementara yang untuk non fisik kami melakukan pengorganisasian sehingga terbentuk organisasi LMDH kita memfasilitasi terbentuknya LMDH, bentuk fasilitasinya adalah kita melakukan pembentukan organisasi dari pengurus, kemudian melakukan pendaftaran anggota, kita juga fasilitasi pendirian LMDH melalui akta notaris107.”

Sarana dan dana yang diberikan oleh perusahaan dalam program ini

memang tidak diberikan secara penuh. masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai

partisipan program juga diminta partisipasinya dalam mendukung terlaksananya

program. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung ketersediaan

sarana dalam program ini adalah dengan berpartisipasi melakukan swadaya dalam

pendanaan pembangunan pabrik penyulingan kayu putih. Sebagaimana

dikemukakan Busro H.S selaku Ketua LMDH seperti :

“…ini kami membangun habis 83 juta dari swadaya pengurus lembaga yang ditangani oleh kita bersama, (…) lahannya ini dari Holcim seluas 1 hektar, ini milik Holcim seharga 70 juta untuk apa saja paling sebelah kiri untuk pemasakan gula merah, rumah sementara untuk penjaga, untuk tempat hewan kambing dan sapi yang didepan untuk pembenihan bibit macem-

107 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 156: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

macem kayu putih, mangga dll digunakan mendukung aktivitas kayu putih terutama untuk pabrik ini semua bantuan Holcim108.”

Adanya sarana yang harus diswadayakan oleh masyarakat Kelurahan

Kutawaru dalam pelaksanaan program ini bukan tanpa alasan. Perusahaan

memandang dengan adanya swadaya dari masyarakat dalam pelaksanaan program

diharapkan akan menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap program yang

dilaksanakan. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selaku Community

Relations Manager :

“Didalam pelaksanaannya program pemberdayaan masyarakat kita tidak pernah menggunakan dana 100 % dana dari Holcim artinya kita selalu melibatkan partisipasi masyarakat, karena ruhnya pemberdayaan adalah pasrtisipasi masyarakat sehingga mereka juga punya tanggung jawab untuk menjaga usaha tersebut109.”

· Kontribusi Perhutani dalam community development penyulingan kayu

putih

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa program ini merupakan

bentuk kemitraan antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan

masyarakat Kelurahan Kutawaru, sehingga program ini juga tidak dapat berjalan

jika tidak mendapat dukungan sarana dari pihak Perhutani. Dalam program ini

Perhutani sebagai pihak yang memiliki lahan serta pihak yang memiliki

kemampuan teknis terkait kegiatan penyulingan kayu putih telah memberikan

sarana yang cukup berarti bagi keterlaksanaan program.

Sarana yang diberikan Perhutani yakni berupa lahan yang dipinjamkan

oleh masyarakat untuk digunakan sebagai tempat penanaman kayu putih dan

108 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 109 Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010

Page 157: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

kegiatan pertanian masyarakat. Perhutani juga memberikan bibit tanaman kayu

putih sebagai pendukung kegiatan community development penyulingan kayu

putih. Selain itu pelatihan-pelatihan teknis terkait pemetikan tanaman kayu putih

hingga penyulingan daun kayu putih juga diberikan oleh Perhutani. Sebagaimana

penuturan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur :

“Terkait perhutani kontribusi Perhutani ya sangat besar sekali terutama bahan baku itu kan ditanam di lahan kita kan ada LMDH yang jadi pesanggem, jadi mereka bisa tanam tumpangsari, jadi Perhutani sebagai penyedia bahan baku tanaman kayu putih dan lahan ± 260 hektar110”

· Pendanaan community development penyulingan kayu putih

Selain tersedianya sarana/fasilitas yang memadai, keberhasilan sebuah

program juga sangat ditunjang oleh ketersediaan dana yang mencukupi. Dalam

program ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki anggaran yang

disediakan khusus bagi pelaksanaan program-program community development.

Anggaran dana bagi program community development yang salah satunya dalah

program penyulingan kayu putih ini berasal dari keuntungan perusahaan (cast

flow) dengan prosentase 2,7% dari keuntungan perusahaan. Hal ini didasarkan

atas pernyataan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator : “Untuk

dana yang terkait CSR setiap tahun ada budget terkait rencana program, batasan-

batasan mengenai berapa persen jumlahnya itu tidak ada, tapi kalau kita ikut

patokan BUMN biasanya membudgetkan sekitar 2-5 % dari Ediba*, untuk Holcim

membudgetkan 2,7% dari keuntungan111.”

110 Kutipan wawancara dengan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur, Senin 29 November 2010 * keuntungan perusahaan sebelum dikurangi pajak 111 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat 26 November 2010

Page 158: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Hasil observasi peneliti terhadap data dokumen yang ada di PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap mengenai anggaran dana yang digunakan dalam program

community development penyulingan kayu putih tersaji sebagai berikut :

Tabel 3.3 Rincian Dana dan Sarana dalam Program Community Development

Penyulingan Kayu Putih*

No Description Qty Unit Total A Biaya Pembangunan I Persiapan pembangunan 1.450.000 II Pondasi Kilang 3.689.661 III Pembangunan KIlang

I Foundation 10.186.372 II Construction work 23.380.700

III Roofing Work 7.729.500 IV Penyelesaian 2.759.400 V Bak Pendingin 900.000 Total 50.095.633

Contigenty 10% 5.009.563

55.105.196 B Alat Penyulingan Unit kilang oil atsiri 1 1.00 unit 47.500.000 Unit kilang oil atsiri 2 1.00 unit 55.000.000 Total 102.500.000 C Total Unit kilang oil atsiri 1 complete 1.00 unit 102.600.000 Unit kilang oil atsiri 2 complete 1.00 unit 110.100.000

* Data Dokumen PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Page 159: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

3. DATA PROSES

a. Media yang Digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

Menyampaikan Pesan Program Community Development Penyulingan

Kayu Putih

Program community development penyulingan kayu putih yang

dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan sebuah upaya yang

dilakukan oleh perusahaan agar hubungan yang selama ini terjalin tetap terjaga

dengan baik. Melalui program ini telah terjadi sebuah proses komunikasi antara

perusahaan dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tujuannya adalah

penyampaian informasi kepada masyarakat bahwa perusahaan ingin turut serta

berpartisipasi dalam membantu mengembangkan sumber daya lokal yang ada di

Kelurahan Kutawaru melalui program penyulingan kayu putih dengan harapan

akan membantu memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat Kelurahan

Kutawaru.

· Pesan dalam community development penyulingan kayu putih

Sebagai sebuah proses komunikasi, program penyulingan kayu putih ini

tentunya mengandung komponen komunikasi didalamnya yakni media sebagai

wadah yang digunakan perusahan untuk menyampaikan pesan maupun segala

informasi yang berkaitan tentang pelaksanaan program ini. Melalui program ini

perusahaan pada initnya ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat agar

memahami arti sebuah program pemberdayaan, dimana perusahaan

mengharapkan masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat menjaga dan melaksanakan

program secara berkelanjutan agar masyarakat dapat merasakan kemanfaatan dari

Page 160: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

program. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selaku Manager Community

Relations:

“Karena kami tidak bisa menjangkau seluruh desa yang ada di Cilacap yang sejumlah 216. Sehingga masyarakat bisa memanfaatkan program pemberdayaan yang kita berikan dengan sungguh-sungguh. Holcim itu pengen sedikit banyak berkontribusi untuk memberdayakan masyarakat dibidang bidang yang pemerintah memiliki keterbatasan disitu, sebenarnya kan tugas pemerintah dalam memberdayakan masyarakat.112”

· Penyampaian pesan melalui perwakilan CCC maupun LMDH

Terkait dengan media yang digunakan perusahaan dalam menyampaikan

pesan, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak menyampaikan pesan

pemberdayaan secara langsung kepada masyarakat sasaran program. Seperti yang

telah dijelaskan pada bagian konteks, bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

melakukan perencanaan dengan menggunakan perwakilan dari masyarakat yang

disesbut dengan CCC. Begitu juga dalam penyampaian pesan kepada masyarakat,

perusahaan senantiasa memanfaatkan opinion leader yang diwakilkan dari elemen

masyarakat dan ditujuk sebagai anggota CCC. Sebagaimana penuturan Harry

Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Masyarakat sudah

diwakili LMDH, kita tidak mungkin memberikan sosialisasi secara perorangan,

(…) organisasi LMDH selalu mengadakan pertemuan rutin setiap bulan113.”

CCC maupun perwakilan masyarakat dari LMDH inilah yang nantinya

akan menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui dialog, pertemuan-

pertemuan rutin setiap bulan yang dilakukan oleh LMDH sebagai wadah

masyarakat untuk mengorganisir kegiatan ini. Sehingga fungsi dari adanya

112 Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010 113 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 161: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

LMDH yang juga dibentuk oleh perusahaan sangat berguna dalam membantu

penyampaian pesan perusahaan kepada masyarakat.. Sebagaimana penuturan

Busro H.S selaku Ketua LMDH :

“(…) ada kumpulan sosialisasi ke masyarakat bahwa penanaman kayu putih ini ditanam dilahan Perhutani, masyarakat menerima karena akan diuntungkan selain bisa memanen daun kayu putih masyarakat juga bisa menanam palawija sehingga akan menambah pendapatan mereka. Masyarakat juga diminta untuk bisa menjaga program kayu putih tetap berlanjut114.”

Masyarakat Kelurahan Kutawaru memperoleh informasi terkait

pelaksanaan program penyulingan kayu putih melalui LMDH maupun dari

informasi dari mulut-ke mulut oleh sesama masyarakat Kelurahan Kutawaru.

Sebagaimana penuturan Basrun selaku penyuling kayu putih : “Saya sudah ikut di

penyulingan kayu putih ini 2 tahun, sebelum ikut disini saya kerjaannya nelayan,

nelayan di TPI sana. Ya agak merasa bosen jadi nelayan, ya ganti haluan lah,

dulunya saya ada yang ngajak ketua 1 LMDH Pak sangidin itu115.”

Hal yang hampir senada juga dikemukakan Tukiran, dirinya memperoleh

informasi akan adanya kegiatan penyulingan kayu putih ini dari sesama anggota

LMDH. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : “Saya

sudah tahu ada penyulingan kayu putih ini sejak satu tahun yang lalu, dulu Tahu

kayu putih ini dari temen-temen sih116.”

Digunakannya opinion leader oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

melalui CCC maupun melalui LMDH dalam penyampaian pesan merupakan

114 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 115 Kutipan wawancara dengan Basrun, selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010 116 Kutipan wawancara dengan Tukiran, selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010

Page 162: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

sebuah cara yang dipandang efektif oleh perusahaan. Seperti terlihat dari

penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih :

“Sebelum kerja disini dulu-dulunya saya di desa Jambusari saya bekerja sebagai penyadap kayu karet ngambil getah karet terus pergi ke sini 1,5 tahun terus langsung kerja disini, bapak saya asli Cigintung kebetulan anggota LMDH. Saya kan anaknya yang bekerja disini kan yang boleh anggota LMDH tapi saya kan anaknya jadi boleh, saya mewakili bapak saya saya bekerja disini ya mulai dari nol sampe sekarang ini117.”

Selain dikarenakan keterbatasan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang

tidak dapat menjangkau seluruh masyarakat sasaran program, kesibukan

masyarakat sasaran program yang sebagain besar adalah bertani merupakan faktor

kendala perusahaan untuk mengumpulkan masyarakat. Sehingga penyampaian

pesan melalui melalui opinion leader dalam LMDH ini diharapakan mampu

menjangkau seluruh masyarakat sasaran program. Opinion leader ini juga

dipandang perusahaan lebih mengerti karakteristik dan sifat masyarakat sekitar

sehingga penyampaian pesan akan lebih efektif.

b. Pengorganisasian Program Community Development Penyulingan Kayu

Putih

· Perhutani sebagai pelaksana teknis program penyulingan kayu putih

Pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini memang tidak dapat

terlepas dari Perhutani. Sebagai pelaksana program, PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap menyadari bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya

tanpa ada pihak ketiga. Untuk menjaga agar program ini dapat berjalan secara

berkelanjutan, perusahaan melakukan pengorganisasian program dengan

melakukan pembagian tugas. Pembagian tugas dalam program ini dimaksudkan

117 Kutipan wawancara dengan Tukiran, selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010

Page 163: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

perusahaan agar tidak terdapat kejelasan peran dari masing-masing pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan program.

Secara umum peran pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah

melakukan pendampingan terhadap jalannya program serta membantu dalam hal

fasilitas terutama ketersediaan alat-alat penyulingan kayu putih, selain itu

perusahaan juga memiliki peran untuk memotivasi masyarakat agar program ini

dapat terus berkelanjutan. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku

Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Tugas CRO utamanya adalah

fasilitator, motivator, mempertemukan berbagai pihak, memberikan arahan-arahan

supaya bahwa ini adalah kegiatan yang berkelanjutan menyadarkan masyarakat

tentang program ini, bagi yang memiliki lahan agar bisa ditanami kayu putih118.”

Sedangkan pembagian tugas dalam hal teknis terkait penanaman,

perawatan maupun pelatihan pemanenan tanaman kayu putih hingga proses

pelatihan penyulingan kayu putih dilaksanakan pihak Perhutani. KRPH Cilacap

sebagai pelaksana dari pihak Perhutani bertugas untuk memberikan pelatihan

pengetahuan teknis, seperti cara merawat, dan memangkas daun kayu putih

hingga penyulingan daun kayu putih. KRPH Cilacap ini dibantu oleh seorang

Mandor Petik daun kayu putih untuk mengawasi dan mendukung kelancaran

pelaksanaan program.

Perusahaan sendiri menilai dengan adanya pembagian tugas yang jelas ini

menjadikan program yang dilaksanakan lebih terarah. Perusahaan memandang

adanya target produksi minyak kayu puth yang ditetapkan Perhutani kepada

118 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010

Page 164: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

masyarakat merupakan hal yang positif. Selain merupakan cara agar program

yang telah dijalankan tetap berkelanjutan juga dengan adanya target produksi

masyarakat sasaran program akan lebih terpacu dalam pelaksanaan program.

Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2

(CRO 2) : “yang menarget Perhutani tujuan untuk memacu aktifitas mereka

harapannya kegiatannya itu bisa sustain jadi mereka di kasi target119”.

c. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Sasaran Program

Community Development Penyulingan Kayu Putih

Untuk mendukung kelancaran program penyulingan kayu putih ini

Perusahaan dan Perhutani melakukan berbagai kegiatan yang tujuannya untuk

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sasaran program. Pada dasarnya

masyarakat sasaran program community development penyulingan kayu putih

telah memiliki kemampuan teknis dalam hal menanam, merawat, hingga

memanen tanaman kayu putih karena basic mereka adalah sebagai petani.

Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2

(CRO 2) :

“Untuk pelatihan yang diberikan langsung praktek, modelnya on the job training, langsung praktek dilapangan, lagipula masyarakat sudah mengetahui bagaimana cara menanam pohon kayu putih untuk itu kendala tidak ada karena secara alam masyarakat sudah paham, proses menanam memetik dan memanen sudah biasa, hanya saja di bagian proses penyulingan sedikit kurang bisa untuk itu masyarakat dilatih dan diberikan pembelajaran120.”

Modal inilah yang dinilai perusahaan yang menjadi faktor keberhasilan

program. Meskipun sudah memiliki pengetahuan dasar akan hal teknis tersebut,

119 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010 120 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 165: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

namun masyarakat sasaran program dinilai belum memiliki kemampuan

mengolah daun kayu putih menjadi minyak kayu putih, selain itu masyarakat

dinilai kurang mengerti dalam hal pemetikan daun kayu putih secara baik dan

benar. Sehingga perusahaan dan Perhutani memandang perlu diadakan suatu

kegiatan pelatihan yang tujuannya untuk memberikan pengarahan kepada

masyarakat terkait hal tersebut. Bentuk kegiatan dalam meningkatan kemampuan

sumber daya ini berupa study banding ke pabrik penyulingan kayu putih dan

pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan sasaran

program community development penyulingan kayu putih.

· Studi banding ke pabrik penyulingan kayu putih

Kegiatan studi banding merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam mendukung terlaksananya program

community development penyulingan kayu putih. Dalam kegiatan studi banding

ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengajak beberapa perwakilan dari

masyarakat yang tergabung dalam LMDH untuk melakukan studi banding ke

pabrik pengolahan kayu putih yang berada di wilayah Kawunganten. Dalam

kegiatan studi banding ini perwakilan masyarakat dari LMDH Rawa Kuna di ajak

untuk melihat bagaimana pengolahan daun kayu putih menjadi minyak kayu

putih. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Untuk

peningkatan kemampuan masyarakat kami diajak studi banding melihat pabrik

pengolahan kayu putih di Kawunganten, hanya beberapa perwakilan dari

masyarakat saja tidak semua121.

121Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010

Page 166: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

· Pelatihan teknis terkait tanaman kayu putih

Pelatihan teknis terkait pemangkasan daun kayu putih hingga pengolahan

daun kayu putih menjadi minyak kayu putih merupakan salah satu kegiatan dalam

rangka peningkatan pengetahuan sumber daya manusia yang terlibat dalam

program community development ini. Kegiatan pelatihan ini secara teknis

dilakukan oleh Perhutani dan didampingi pihak PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap.

Kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan sumber daya manusia ini

merupakan bagian yang cukup penting untuk menunjang terlaksananya program

community development penyulingan kayu putih. Pelatihan yang diberikan

kepada masyarakat sasaran program community development penyulingan kayu

putih dilakukan secara informal dalam bentuk kerja langsung praktek (on the job

training). Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH Rawa

Kuna: “Kemarin kita difasilitasi pelatihan cara pangkas yang baik lah kerjasama

dengan pihak Perhutani dan Holcim untuk peningkatan kualitas dan kuantitas

penyulingan minyak kayu putih122.”

Metode pelatihan yang diberikan secara on the job training bukan tanpa

alasan, hal ini disesuaikan dengan latar belakang pendidikan masyarakat sasaran

program yang kebanyakan tidak tamat pendidikan dasar sehingga pelatihan yang

diberikan pun menyesuaikan. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH

Cilacap: “Kalau untuk yang paling bawah itu kan bahasanya yang sederhana tapi

122 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010

Page 167: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

langsung dipraktekan ditunjukan ini lo caranya begini mereka lebih paham123”

Dengan metode langsung praktek trainer memberikan pengarahan terkait materi

pelatihan kepada masyarakat peserta program kemudian dilanjutkan dengan cara

memberikan contoh secara langsung yang kemudian diikuti oleh masyarakat

peserta program.

Pelatihan secara informal ini juga disesuaikan dengan bagian pekerjaan

yang diambil oleh masyarakat, karena pada dasarnya di dalam program

community development ini, terdapat berbagi profesi yang bisa dipilih oleh

masyarakat mulai dari petani kayu putih, pemetik daun kayu putih hingga

penyuling minyak kayu putih. Dengan adanya keberagaman bagian dalam

program ini maka materi yang diberikan dalam pelatihan ini juga bermacam-

macam namun pada intinya berkaitan dengan hal-hal teknis dalam hal

pemangkasan hingga pengolahan daun kayu putih menjadi minyak kayu putih.

Masyarakat sasaran program menilai pelatihan yang diberikan sangat

bermanfaat dan membantu mereka dalam menunjang pelaksanaan program

community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan

Ruswandi selaku petani daun kayu putih : ”Materi yang diberikan tentang

pemangkasan, cara metik yang bener gitu, bermanfaat lah dulunya ga tahu

sekarang jadi tahu cara pangkasnya yang bener124.”

Berbeda dengan Ruswandi, Basrun selaku penyuling kayu putih

menyatakan:

123 Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010 124 Kutipan wawancara dengan Ruswandi selaku petani kayu putih, Sabtu 20 November 2010

Page 168: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

”Pelatihan yang diberikan ya tentang cara nyuling daun kayu putih menjadi minyak kayu putih, “Kalau dulu nya ya memang belum paham tapi karena latihan ya jadi bisa jadi latihan dulu, yang ngasi pelatihan ya dari orang Perhutani pelatihannya cukup sekali satu hari karena enggak susah sangat mudah saya dari awal di latih langsung bisa, prosesnya gampang, ya karena cuman begitu gitu aja125.”

· Keberlanjutan pendampingan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

program

Keberlanjutan pelaksanaan program community development penyulingan

kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terlihat tidak

hanya pada sebatas pelatihan, namun juga pendampingan dalam hal teknis terkait

alat penyulingan. Perusahaan berkomitmen melakukan pendampingan terhadap

masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan memberikan bantuan berupa perbaikan

alat penyulingan dan peningkatan kapasitas alat produksi. Perbaikan alat-alat

penyulingan kayu putih ini dilakukan perusahaan dalam rangka untuk

meningkatkan kapasitas produksi dan membantu masyarakat Kelurahan Kutawaru

dalam mencapai target minimal produksi minyak kayu putih yang ditetapkan

Perhutani sebesar 2 ton pada 2010. Bantuan perbaikan tersebut telah dilakukan

oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap pada bulan Agusutus 2010 dan

diserahkan kepada masyarakat pada 7 Oktober 2010. Sebagaimana penuturan

Busro H.S selaku Ketua LMDH :

“Holcim selalu memberikan pendampingan, dan menanyakan apakah ada masalah atau kendala dalam program ini, seperti kemarin terdapat kendala mengenai tungkunya itu kurang bagus sehingga ada rehab, dibantu Holcim lagi berapa juta itu saya tidak tahu, tahunya tungku nya sudah jadi126.”

125 Kutipan wawancara dengan Basrun selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010 126 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010

Page 169: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

d. Monitoring Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

Sebagai bagian dari proses komunikasi, maka program CSR perusahaan

yang baik tentunya akan terdapat sebuah monitoring yang dilakukan secara

bersama-sama. Hal yang demikian ini terjadi pada pelaksanaan program commu

ity development penyulingan kayu putih. Monitoring dalam program ini dilakukan

tidak hanya dari pihak Perhutani saja namun juga melibatkan dari pihak PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan masyarakat sasaran program. Monitoring

program merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi, karena melalui

monitoring ini terdapat sebuah hubungan komunikasi antara pihak-pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan program.

· Monitoring program oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dan PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Terkait dengan monitoring pelaksanaan program community development

penyulingan kayu putih diketahui bahwa masyarakat yang tergabung dalam

LMDH melakukan monitoring untuk kemudian dilaporkan kepada PT Holcim

Indonesia Tbk Cilacap dan Perhutani. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku

Ketua LMDH :” …kita setiap hari harus membuat laporan berapa daun yang

diolah, dan berapa minyak yang dihasilkan. Nanti di total tiap bulan kita serahkan

laporan tersebut kepada Holcim dan Perhutani. Jadi ada pertanggungjawaban, kan

kita ada target produksi minyak kayu putih per tahun nya127.”

Pihak perusahaan melakukan monitoring dengan menerima laporan dari

masyarakat untuk mengetahui kemajuan serta kendala yang dihadapi masyarakat.

127 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010

Page 170: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Dalam monitoring perusahaan juga melakukan pengecheckan langsung di

lapangan untuk melihat kondisi nyata yang terjadi terkait program penyulingan

kayu putih. Sebagaimana dikemukakan Harry Kusnanto selaku Community

Relations Officer 2 (CRO 2) : “Monitoringnya kita serahkan kepada masyarakat,

masyarakat yang membuat laporan untuk dilaporkan kepada kami, termasuk

melaporkan apakah ada kendala atau tidak, kami juga melihat langsung ke

lapangan128.”

· Monitoring program penyulingan kayu putih oleh Perhutani

Monitoring juga dilakukan oleh pihak Perhutani dengan menerjunkan

Mandor PHBM untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya program

community development penyulingan kayu putih secara langsung. Mandor PHBM

ini juga bertugas untuk membantu masyarakat sasaran program jika menemui

kendala teknis terkait tanaman kayu putih dilapangan. Sebagaimana penuturan

Badrudin selaku KRPH Cilacap :” Di lapangan kan ada mandor kayu putih,

Mandor itu nanti yang mengawasi kegiatan kayu putih, seumpama petani ada

kendala teknis bisa langsung tanya ke mandor kayu putih. Mandor kayu putih itu

lebih tau mulai dari persemaian, pembibitan, pengangkutan, pemangkasan sampai

penyulingan tau semua, istilahnya yang ngontrol lah129.”

Terkait tugas pengawasan ini Mandor PHBM yang diterjunkan Perhutani

ini juga memiliki tugas untuk menjamin kegiatan community development

penyulingan kayu putih mulai dari pemetikan, pengangkutan hingga penyulingan

berjalan lancar. Sebagaimana penuturan Kursad selaku Mandor PHBM : ” Saya

128 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 129 Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010

Page 171: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

disitu istilahnya ngontrol. Ikut sama-sama petani dan perampal, setelah dirampal

ditumpuk, dikasih di tempat penampungan sementara darurat, bisa ditimbang di

lokasi tergantung pabrik, (…) nanti ada yang ngangkut sendiri, ngangkut pake

mobil bisa pake motor bisa130.”

Adanya kegiatan monitoring yang baik ini menunjukan bahwa program

community development penyulingan kayu putih meiliki pengorganisasian yang

bisa dikatakan baik. Terkait pengevaluasian program community development

penyulingan kayu putih ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. mengevaluasi berdasarkan

hasil laporan monitoring yang dilakukan masyarakat maupun penge-check-an

secara langsung dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Dari hasil

wawancara peneliti terhadap Community Relations Officer 2 diketahui bahwa

pengevaluasian secara formal dilakukan setahun sekali yakni pada akhir tahun

untuk membahas secara detail program yang telah dilaksanakan ataupun untuk

membahas rencana pengembangan program ke depan melalui kegiatan

Community Advisory Panel (CAP). Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto

selaku Community Relations Officer 2 :

“(...) untuk evaluasi kan terus menerus, (...) dari laporan mereka kita akan lakukan evaluasi. Untuk evaluasi yang formal memang dilakukan akhir tahun melaui kegiatan Community Advisory Panel (CAP) yang disana kita melakukan evaluasi terhadap program yang telah dilaksanakan dan menampung aspirasi terhadap program yang akan dilaksanakan termasuk pengembangan program131.

130 Kutipan wawancara dengan Kursad selaku Mandor PHBM, Senin 29 November 2010 131 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 172: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

e. Aturan bagi hasil Perhutani dalam program community development

penyulingan kayu putih

Meskipun dalam pelaksanaannya program community development

penyulingan kayu putih mendapat dukungan dari masyarakat, namun berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap masyarakat maupun pihak PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diketahui kendala dalam memaksimalkan tujuan

dan mengembangkan program ini. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa

salah satu tujuan program pemberdayaan yang dilakukan perusahaan adalah

memberikan dampak positif berupa adanya pendapatan dari program ini. Kendala

tersebut yakni adanya aturan bagi hasil (sharing) yang ditetapkan dalam

perjanjian atau MoU yang dilakukan antara LMDH dengan Perhutani. Pada awal

perencanaan program ini pada dasarnya masyarakat maupun perusahaan telah

menyepakatii adanya aturan bagi hasil yang ditetapkan oleh Perhutani. Dalam

perjanjian aturan bagi hasil (sharing) tersebut ditetapkan kesepakatan bahwa

masyarakat yang tergabung dalam LMDH harus menjual hasil minyak kayu putih

kepada Perhutani dengan perhitungan penjualan 87,4% x Rp. 96.000.

Sebagaimana penuturan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur :

“Hasil penyulingan kayu putih itu harus dijual ke Perhutani engga boleh ke pihak lain, kan kita kerjasama, ibaratnya Perhutani yang punya kawasannya, LMDH ini yang melakukan pengolahan hasil yang dibeli sesuai dengan proporsi sharing, 87, 4% itu milik LMDH sisanya yang 12,6% Perhutani132”

132 Kutipan wawancara dengan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur, Senin 29 November 2010

Page 173: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

· Aturan bagi hasil dinilai memberatkan masyarakat Kelurahan Kutawaru

Aturan bagi hasil (sharing) tersebut didasarkan atas peraturan dari

Perhutani dan kesepakatan bersama mengenai aturan sharing yang diberlakukan

kepada masyarakat yang ikut memanfaatkan lahan milik Perhutani. Seiring

berjalannya waktu, masyarakat sasaran program merasa aturan bagi hasil

(sharing) dalam perjanjian/Mou yang diberlakukan dinilai memberatkan

masyarakat, hal ini dikarenakan penentuan harga minyak kayu putih sepenuhnya

menjadi kewenangan Perhutani, sedangkan harga jual minyak kayu putih di

pasaran lebih tinggi daripada harga jual yang ditetapkan oleh Perhutani.

Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :

“Harga jual minyak kayu putih itu kita masih terbentur dengan MoU perum Perhutani jadi penjualannya ke Perum Perhutani. hanya 87,4% dikalikan tonase kali seratus ribu rupiah. Seratus ribu rupiah itu potongannya di pabrik itu empat ribu rupiah, jadi dikalikan sembilan puluh enam ribu rupiah. Masalahnya kan perhutani merasa tanah itu kan tanah milik Negara sedangkan bibit dulu sebagian memang dari Perhutani, swadaya dari masyarakat memang sudah ada namun karena di lahan Perhutani jadi tetep minyak masuknya ke Perum Perhutani gitu mas, padahal kalau kita melihat keluar sana kan harga minyak kayu putih itu kan Rp. 150.000-Rp. 180.000 per kilo133.”

Aturan bagi hasil yang telah disepakati memang tidak dapat dihapus sama

sekali, hal ini karena masyarakat memanfaatkan lahan Perhutani untuk kegiatan

ini. Namun, masyarakat masih berharap kepada Perhutani agar aturan bagi hasil

yang telah disepakati tersebut dapat berubah sedikit agar tidak begitu

memberatkan masyarakat. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua

LMDH :

133 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010

Page 174: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

“Maksud saya dari segenap lembaga nanti ingin duduk bersama mau rembug bersama karena masih keberatan dari pihak pengelola pabrik, rencana akhir tahun mau duduk bersama mau merubah sharing yang dulunya 87,4% x 100.000 semoga Perhutani bisa menyadari ada penguranagan daripada sharing tersebut134”

Masyarakat juga berharap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dapat ikut

serta dalam membantu masyarakat untuk membahas perubahan aturan bagi hasil

tersebut. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : ”

Harapan kita sih Holcim ikut berperan dalam negosiasi dengan pihak perhutani

hubungannya dengan perubahan MoU masalah kenaikan harga itu lo mas135”

· Kendala teknis yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru

Selain kendala perjanjian/MoU yang diberlakukan, berdasarkan observasi

dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap masyarakat sasaran program

community development penyulingan kayu putih diketahui beberapa kendala yang

dihadapi masyarakat dalam kegiatan community development penyulingan kayu

putih. Kendala yang dihadapi masyarakat tersebut berupa kendala teknis, seperti

kurangnya bibit tanaman kayu putih yang diperlukan untuk menutupi kerapatan

tegakan lahan agar dapat menunjang keberlanjutan program ini, dimana lahan

yang disediakan Perhutani seluas 210 Ha baru tertanami pohon kayu putih seluas

190 Ha. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Ada

kekurangan, dalam hal kerapatan tegakan tanaman kayu putih, karena lahan seluas

210 Ha baru ditanam 190 Ha, sehingga diperlukan penambahan bibit plances kayu

putih, untuk tempat penimbunan bahan baku kan juga masih manual136.”

134 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 135 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 136 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010

Page 175: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

Selain itu kondisi fisik pabrik tempat pelaksanaan program community

development penyulingan kayu putih juga perlu dilakukan pembenahan terutama

di tempat penampungan daun kayu putih dan tempat pengolahan limbah hasil

penyulingan minyak kayu putih. Tempat penampungan daun kayu putih sebagai

bahan baku pengolahan minyak kayu putih masih berada di tempat terbuka

sehingga menyebabkan daun kayu putih terkena hujan yang pada akhirnya

menurunkan kualitas minyak kayu putih itu sendiri. Sebagaimana penuturan

Basrun selaku penyuling kayu putih :

“Kalau mengenai program ini mungkin ya masih banyak kekurangan apa ini ya halamannya kurang bisa dicor, kalau bisa dicor sampai jalan kan ga sampe becek-becek kayak gitu, kalau sudah di cor kan kita bekerja jadi lebih enak, semisal kita mau njemur itu bahan bakar kan enak daun daunnya kan ga kemana mana kalu dari pabriknya sudah cukup fasilitasnya137.”

Hal senada juga diungkapkan oleh Tukiran selaku pengrajin kayu bakar

untuk keperluan pengolahan kayu putih : “Untuk masalah penyimpanan kayu

kurang memadai tempatnya, masih istilahnya kayu kadang masih kehujanan

tempatnya memang tidak ada138.”

137 Kutipan wawancara dengan Basrun selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010 138 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010

Page 176: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

4. DATA PRODUK/HASIL

a. Evaluasi terhadap Program Community Development Penyulingan Kayu

Putih

Sebagai dari rangkaian proses komunikasi perusahaan kepada masyarakat,

kegiatan penyulingan kayu putih ini diharapkan mampu memberikan manfaat

kepada masyarakat sasaran program. Manfaat pelaksanaan program penyulingan

kayu putih diharapkan tidak hanya menjawab kebutuhan masyarakat Kelurahan

Kutawaru namun lebih dari itu perusahaan berharap program ini memberikan

dampak nyata berupa penambahan pendapatan dari program.

· Parameter keberhasilan program community development penyulingan

kayu putih

Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan program dapat dilihat dari

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Program penyulingan kayu

putih ini dinilai oleh perusahaan telah berhasil mencapai tujuan sesuai yang telah

ditetapkan yakni memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang

tergabung dalam LMDH melalui kegiatan produktif penyulingan kayu putih,

sebagaimana dituturkan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2

(CRO 2):

“Jika dilihat dari hasilnya program ini sudah sesuai dengan tujuan awal yakni memberdayakan masyarakat sekitar dengan melibatkannya dalam kegiatan penyulingan kayu putih, hasil nyatanya adalah produk kayu putih dan masyarakat memiliki penambahan penghasilan sehingga mereka lebih terberdayakan, bisa dilihat penerima manfaat seperti petani, pengolah dan penjual139.”

139 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 177: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

Dalam program ini keberhasilan yang dinilai perusahaan adalah adanya

keberlanjutan program dan adanya impact positif kepada masyarakat sasaran

program. Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Communty Development

Coordinator:

“Keberhasilan yang dinilai Holcim tentang sebuah program adalah bahwa program tersebut mempunyai impact positif kepada masyarakat secara rupiah maupun berapa yang menikmati, kalau saya liat dari yang penerima manfaat dari program itu sukses karena lebih dari 700 orang yang merasakan manfaat nya dan ada tambahan penghasilan dari itu rata rata 400ribu perbulan jadi impactnya itu sangat bagus140.”

a.1 Manfaat Yang Dirasakan Masyarakat Sasaran Program

Secara umum dengan adanya program community development

penyulingan kayu putih dinilai telah berhasil menumbuhkan sebuah kegiatan

usaha yang produktif dan berkelanjutan. Hal ini terlihat dengan adanya kegiatan

penyulingan kayu putih yang masih berjalan dan memberikan hasil nyata berupa

minyak kayu putih sebagai hasil proses penyulingan daun kayu putih.

· Terwujudnya usaha produktif penyulingan kayu putih

Masyarakat maupun Perhutani menilai dengan adanya kontribusi PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan mendirikan pabrik penyulingan kayu putih

turut mengatasi masalah yang selama ini dihadapi masyarakat Kelurahan

Kutawaru dalam menjual hasil panen daun kayu putih. Seperti dituturkan Kursad

selaku Mandor PHBM : “Bantuan ini bisa digunakan untuk kepentingan

masyarakat sekitar hutan, untuk penggarap-penggarap ditanduri kayu putih terus

140 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku ComDev Coordinator, Jumat 26 November 2010

Page 178: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

dipetik dan ada pabrik bisa diolah, kalau dulu kan itu agak bingung kalau

panen141.”

Melalui kegiatan penyulingan kayu putih yang telah berjalan sejak 2009

hingga sekarang, menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Kutawaru

mendukung pelaksanaan program ini dengan turut berpartisipasi dalam berbagai

profesi dalam kegiatan penyulingan kayu putih ini. Dukungan dalam bentuk

partisipasi mengikuti program community development penyulingan kayu putih

terlihat dari penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : ” ya kan saya ikut di

sini, ya pasti saya ikut mendukung program ini142.” Hal senada juga dituturkan

Busro selaku Ketua LMDH : “Saya terlibat dengan program kayu putih ini dan

saya mendukung sekali program penyulingan ini143.”

· Minyak kayu putih sebagai hasil nyata program

Adanya kegiatan community development yang melibatkan masyarakat

Kelurahan Kutawaru telah menunjukan hasil nyata berupa produksi minyak kayu

putih. Dari kegiatan penyulingan kayu putih ini diketahui bahwa target produksi

minyak kayu putih yang ditetapkan Perhutani minimal 2 ton pada 2010 telah

tercapai. Hasil observasi peneliti terhadap data dokumen terkait pencapaian target

ini diketahui bahwa target minimal produksi kayu putih sebesar 2 ton telah

tercapai pada bulan Oktober 2010, target ini tercapai setelah dilakukan perbaikan

tungku api dan cerobong asap yang diperbaiki oleh pihak PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap. Pencapaian target tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

141 Kutipan wawancara dengan Kursad selaku Mandor PHBM, Senin, 29 November 2010 142 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa16 November 2010 143 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010

Page 179: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

Tabel 3.4 Produksi Minyak Kayu Putih LMDH Rawa Kuna 2010* Bulan Volume Harga Produksi Harga

Daun (kg)

Pembelian (Rp)

Minyak Kayu Putih (kg)

Penjualan (Rp)

Januari 63.864 15.996.000 454 35.731.710 Februari 59.749 10.762.000 215 16.922.790 Maret 30.073 7.518.250 203 15.716.250 April 27.642 6.910.500 128 10.752.000 Mei 30.228 7.557.000 109.5 9.187.448 Juni 20.355 5.088.750 114.5 9.607.008 Juli 43.914 10.978.500 215 18.039.360 Agustus 50.779 12.694.750 323 27.132.000 September 27.703 6.925.750 132 11.075.328 Oktober 89.295 22.323.750 495 41.532.480

· Penambahan pendapatan masyarakat Kelurahan Kutawaru

Dengan adanya hasil nyata berupa produk minyak kayu putih yang dijual

masyarakat Kelurahan Kutawaru ke pihak Perhutani menunjukan bahwa program

community development penyulingan kayu putih ini dinilai telah memberikan

manfaat dalam menambah pendapatan riil masyarakat dari sisi tanaman kayu

putih. Melalui program ini, dinilai tidak hanya memberikan manfaat bagi petani

kayu putih saja, namun juga masyarakat yang terlibat di luar pertanian kayu putih

seperti bagian pengangkut daun kayu putih. Sebagaimana penuturan Satijan

pemetik daun kayu putih:

“Ya bermanfaat ya begitulah ada pabrik ya senang lah, ga ada kerjaan bisa kerja disini, lagi ada kerjaan ya sibuk sendiri cari kerja sendiri, saya kerja disini sesuai keinginan saya, kalo kerja disini ya dapet uang tapi kalo ga kerja disini ya ga dapet uang. Kalau panen sekitar 5 kuintal kalau daun kayu putih metik satu hari mencapai 4 kuintal sekilo dihargai 200 rupiah nyampe pabrik, ya dibayarnya nanti nunggu hasil144.”

* Data Dokumen PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap 144 Kutipan wawancara dengan Satijan selaku pemetik daun kayu putih, Selasa 16 November 2010

Page 180: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

Manfaat program juga dirasakan oleh Tukiran selaku pengrajin kayu bakar

untuk keperluan pabrik. Tukiran merasakan manfaat dengan adanya program CSR

PT. Holcim Indonesia di Kelurahan Kutawaru turut menunjang penghasilan

sehari-harinya. Selain ikut dalam program penyulingan kayu putih, Tukiran juga

memperoleh bantuan dari perusahaan untuk usaha ternak kambing yang dikelola

oleh kelompok. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar

menuturkan :

“Kalau bagi saya pribadi sih ada menurut saya program ini ya ada manfaatnya, manfaatnya itu ya selain menunjang penghasilan saya itu juga istilahnya buat penghasilan sehari-hari saya itulah jadi ada yang bisa diharapkan. Ada ternak kambing juga, ternak kambing ini milik kelompok ada bantuan dari Holcim145.”

Melalui program ini, selain menanam kayu putih masyarakat yang diberi

kewenangan untuk mengolah lahan milik Perhutani juga memanfaatkan lahan

untuk ditanami palawija sesuai dengan keinginan mereka. Sehingga pemanfaatan

lahan untuk ditanami palawija ini memberikan tambahan pendapatan tersendiri

bagi masyarakat. Serta turut mengurangi pengangguran yang ada di Kelurahan

Kutawaru. Sebagaimana penuturan Suripto selaku petani kayu putih :

“Iya kan bermanfaat kalau disini kan banyak sekali pengangguran jadi mengurangi pengangguram daripada pada nganggur kan bisa kerja di kayu putih maupun di ladang, Kalau kayu putih ditebang sendiri saya dapet 200 rupiah sekali panen kayu putih 1 ton ya tergantung tumbuhnya kalo banyak ya bisa lebih. Untuk tanaman kacang saya jual per hektar biasanya ada yang beli ditempat jadi satu hektar itu 5 juta ga tau hasilnya seberapa ya dibeli 5 juta146.”

145 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa16 November 2010 146 Kutipan wawancara dengan Suripto selaku petani kayu putih, Senin 29 November 2010

Page 181: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

· Community development penyulingan kayu putih sebagai mata

pencaharian baru masyarakat Kelurahan Kutawaru

Dengan adanya program community development penyulingan kayu putih

ini telah menjadi sebuah mata pencaharian baru bagi masyarakat Kelurahan

Kutawaru. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan program yang melibatkan kurang

lebih 714 masyarakat Kutawaru yang tergabung dalam LMDH, masyarakat yang

terlibat ini berpartisipasi antara lain sebagai penyuling kayu putih, petani kayu

putih (pesanggem), penebang daun, pengangkut daun, pembuat bahan bakar untuk

kegiatan community development penyulingan kayu putih. Program ini juga dinilai

turut membantu melestarikan hutan yang ada di Kelurahan Kutawaru dari

penjarahan. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :

“Sangat bermanfaat yang pertama adalah tujuan visi misi lembaga adalah meningkatkan pendapatan taraf hidup masyarakat, yang kedua adalah melestarikan hutan, yang ketiga mengurangi pengangguran kan terserap yang khusunya Kelurahan Kutawaru khusunya petani hutan147.”

Pernyataan senada terkait terjaganya hutan di Kelurahan Kutawaru dengan

adanya program ini juga diungkapkan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH:

“Ya membawa manfaat Insya Allah, ya tadi yang saya sampaikan membawa manfaat walaupun belum sesuai harapan, artinya tanaman kayu putih juga swadaya bertambah, otomatis dengan swadaya tanaman kayu putih itu bertambahnya hutan yang rusak berkurang kan gitu, adanya yang bisa mendapat penghasilan yang di pabrik dan dilahan148.

147 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 148 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010

Page 182: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.2 Kegiatan

b. Efek Program Community Development

Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun

Program penyulingan kayu putih merupakan serangkaian bentuk

komunikasi perusahaan melalui berbagai tahapan managerial perusahaan mulai

dari perencanaan, pengorganisasian hingga pengevaluasian. Sebagai sebuah

proses komunikasi dari perusahaan kepada masyarakat

penyulingan kayu putih ini

Efek maupun feedback

program. Untuk mengetahui

perusahaan di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru

tanggapan maupun pernyataan masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai s

program maupun Perhutani sebagai mitra yang digandeng oleh PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap. Tanggapan berupa kepuasan

masyarakat sebagai bentuk umpan balik terhadap perusahaan ini dapat dijadikan

indikator keberhasilan pros

Kegiatan Community Developmnet Penyulingan Kayu Putih

Community Development Penyulingan Kayu Putih Di

Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun Perhutani

Program penyulingan kayu putih merupakan serangkaian bentuk

komunikasi perusahaan melalui berbagai tahapan managerial perusahaan mulai

aan, pengorganisasian hingga pengevaluasian. Sebagai sebuah

dari perusahaan kepada masyarakat maka program

penyulingan kayu putih ini tentunya akan memberikan efek maupun feedback

feedback tersebut terlihat dari keberhasilan pelaksanaan

Untuk mengetahui efek keberhasilan program yang dilaksanakan

perusahaan di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat dilihat dari

tanggapan maupun pernyataan masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai s

Perhutani sebagai mitra yang digandeng oleh PT. Holcim

Tanggapan berupa kepuasan-kepuasan kelompok dalam

masyarakat sebagai bentuk umpan balik terhadap perusahaan ini dapat dijadikan

indikator keberhasilan proses komunikasi yang dijalankan perusahaan.

163

Penyulingan Kayu

Penyulingan Kayu Putih Di

Program penyulingan kayu putih merupakan serangkaian bentuk

komunikasi perusahaan melalui berbagai tahapan managerial perusahaan mulai

aan, pengorganisasian hingga pengevaluasian. Sebagai sebuah

maka program

feedback.

tersebut terlihat dari keberhasilan pelaksanaan

dilaksanakan

dapat dilihat dari

tanggapan maupun pernyataan masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai sasaran

Perhutani sebagai mitra yang digandeng oleh PT. Holcim

kepuasan kelompok dalam

masyarakat sebagai bentuk umpan balik terhadap perusahaan ini dapat dijadikan

Page 183: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

b.1 Tanggapan Masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani

terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Adanya manfaat nyata yang dirasakan oleh masyarakat Kelurahan

Kutawaru dengan adanya program penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diharapkan akan semakin membina hubungan

baik yang selama ini telah terbentuk.

· Terciptanya hubungan harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dengan Perhutani

Keberlanjutan program community development penyulingan kayu putih

yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan melibatkan

Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru hingga sekarang ini

mengindikasikan adanya interaksi sosial antara ketiga pihak tersebut. Dari

indikasi kegiatan yang masih berlangsung ini terlihat bahwa hubungan harmonis

antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak hanya dengan masyarakat

Kelurahan Kutawaru saja namun juga stakeholder lainnya yakni Perhutani.

Seperti terlihat dari penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap : “kan kita udah

menjalin kemitraan ini berarti kan udah harmonis149.”

Terpeliharanya hubungan baik dengan Perhutani juga terlihat dari usaha

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk terus menjalin komunikasi dengan

Perhutani. Upaya tersebut diwujudkan dengan selalu mengundang Perhutani

dalam pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan perusahaan untuk saling memberi

149 Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010

Page 184: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

masukan dan memberikan informasi terkait aktivitas yang dilakukan PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap:

“Kalo Holcim setahu saya tidak merugikan khusunya ke perhutani lo, malah tercipta hubungan harmonis, Holcim kalau ada apa-apa kami diundang mas, sama-sama kasih masukan, diundang ikut Holcim bahwa asap yang keluar dari pabrik Holcim kalau asap putih ini tidak membahayakan, termasuk Perhutani, lembaga dan instansi yang lain, ya bagus lah kalo Holcim menurut saya, baik-baik saja150”

· PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai perusahaan yang peduli

terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru

Tidak adanya konflik yang terjadi maupun hal-hal yang merugikan antara

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru,

menandakan bahwa kehadiran serta kontribusi PT. Holcim Indonesia Tbk dalam

turut serta memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru memperoleh

penerimaan dan sambutan yang sangat positif. Masyarakat menilai dengan adanya

program penyulingan kayu putih ini telah menunjukkan kepedulian perusahaan.

Sebagaimana penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih : ” Menurut saya ya

bagus Holcim, Holcim itu perusahaan yang peduli sama masyarakat Kutawaru,

untuk pabrik ini saya rasa sudah cukup 151”

Kepedulian perusahaan dengan ikut terlibat dalam memberdayakan

masyarakat telah menumbuhkan citra positif perusahaan sebagai perusahan yang

peduli terhadap kondisi masyarakat Kelurahan Kutawaru. Kepedulian perusahaan

terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru memang tidak hanya pada pelaksanaan

program kayu putih ini saja tetapi pada program-program lain yang juga

150 Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010 151 Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010

Page 185: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

dijalankan oleh perusahaan seperti program pertanian terpadu maupun ternak

kambing. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :

“Selain kayu putih yang jelas program kambing yang peka jaman, yang dikelola P4S kunang-kunang berupa pertanian terpadu, nelayan keolompok budidaya kerapu meskipun ada kegagalan yang kena penyakit white spot, waktu itu ndatangkan juga dari Unsoed dan Bali oleh Holcim nyatanya juga engga bisa nanganin tapi sekarang yang masih bisa berjalan meskipun swadaya yang KUWIKUT itu152.”

Program-program yang telah dijalankan PT. Holcim Indonesia ini sedikit

banyak telah menunjukan itikad baik perusahaan untuk dapat membaur dengan

masyarakat dan membantu mengembangkan potensi yang ada di tengah

masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sehingga tidak heran jika hubungan yang telah

terbina baik ini memberikan hasil pencitraan positif perusahaan yang baik di

tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku

pengrajin kayu bakar :

“Ya kalau pendapat saya itu kalau Holcim memang juga memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar, kalau menurut saya pribadi saya sendiri nih. Soalnya dalam bidang sosial dia sangat perhatian kepada masyarakat sekitarnya, contohnya semacam Holcim membantu mendirikan pabrik kayu putih istilahnya untuk memberdayakan sumber daya manusia yang ada disekitarnya kan dengan adanya pabrik kan petani juga berjalan yang di pabrik kan juga bisa menikmati hasilnya petani-petani juga bisa menjual hasil daripada tanamannya dengan adanya pabrik yang dari bantuan Holcim itu153.”

Tidak adanya balas jasa maupun imbalan yang diharapkan perusahaan

dalam melaksanakan program community development ini telah memberikan

apresiasi yang luar biasa dari masyarakat terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap. Kepercayaan masyarakat terhadap keseriusan dan komitmen perusahaan

152 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 153 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku Pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010

Page 186: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

dalam melaksanakan program telah dibuktikan melalui berbagai program yang

dijalankan di Kelurahan Kutawaru. Tanggapan positif terhadap kegiatan CSR PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di Kelurahan Kutawaru juga terlihat dari

penuturan Busro H.S Hal selaku Ketua LMDH : “Sangat luar biasa untuk Holcim,

Holcim tidak meminta sepeserpun dari hasil yang kita dapat Holcim sangat sosial

kepada kami.154.”

· Dukungan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap aktivitas PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Upaya perusahaan melalui proses komunikasi yang dijalankan sejak

beberapa tahun melalui kegiatan community development inilah yang membuat

masyarakat menerima setiap aktivitas operasional yang dilakukan PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap. Komunikasi yang terbina antara perusahaan dan

masyarakat Kelurahan Kutawaru ini juga telah mencapai pada suatu tahap yang

berhasil menciptakan hubungan timbal balik antara keduanya. Masyarakat

Kelurahan Kutawaru semakin memahami bahwa melalui program community

developmentnya perusahaan juga ingin dipahami dalam setiap aktivitas

operasionalnya. Sehingga masyarakat juga memberi dukungan kepada perusahaan

baik secara tindakan nyata maupun perkataan. Seperti penuturan Busro selaku

Ketua LMDH :

“Karena Holcim usahanya membuat semen saya membantu pemasarannya menjaga aset yang dimiliki Holcim, anak saya yang di Banjarnegara saya promosikan kalau semen Holcim baik bagus, saya bisa sampai ngedrop semen Holcim sampai berapa truk karena Holcim telah membantu saya kualitas semennya juga bagus155.”

154 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 155 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010

Page 187: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

Hubungan timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat juga nampak

dari sikap dan perbuatan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap perusahaan.

Masyarakat Kelurahan Kutawaru menganggap perusahaan sebagai bagian dari

tetangga mereka sehingga dengan menjaga sikap dan perbuatan diharapkan

hubungan tetangga yang telah terbina akan semakin harmonis. Sebagaimana

penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :”Seperti hubungan

bertetangga setiap bertemu dengan Holcim bagaimana saya berusaha untuk

bertetangga yang baik, kan mereka tidak terganggu secara fisik dari tangan

maupun lisan dari kita, kalo saya seperti itu prinsipnya156”

Dukungan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap perusahaan juga

diwujudkan masyarakat dengan menjaga keamanan sekitar. Sebagaimana

penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : “Saling menjaga keamanan lah,

menjaga keamanan sekitar selain ucapan terimakasih ya saling menjaga kemanan

sekitar dan Holcim sama-sama157.

Sebagian masyarakat Kelurahan Kutawaru yang menjadi sasaran program

menyatakan wujud hubungan timbal balik dengan mengungkapkan rasa

terimakasih kepada perusahaan atas kepedulian yang selama ini telah diberikan

sehingga turut membantu perekonomian masyarakat. Seperti penuturan Wartaji

petani kayu putih : “Saya ya orang bodoh lah, tanggapannya sangat baik, jadi

bener-bener membantu masyarakat Kutawaru, saya banyak-banyak

156 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 157 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010

Page 188: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

berterimakasih lah bantu orang-orang Kutawaru yang kurang ekonominya saya

ucapkan terimakasih158”

· Harapan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap

Melalui program community development penyulingan kayu putih ini,

masyarakat Kelurahan Kutawaru juga berharap terhadap perusahaan agar

program-program CSR yang telah dilaksanakan dapat terus berlanjut dan

berkesinambungan, termasuk dalam keberlanjutan program penyulingan kayu

putih. Masyarakat menginginkan hubungan harmonis yang tercipta dengan PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui kontribusi yang diberikan dalam program

agar terus dilaksanakan. Seperti dituturkan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar :

“Masalah kegiatan-kegiatan sosial yang untuk masyarakat sini yah semoga terus

menerus berkesinambungan lah berkelanjutan ya, jadi seumpamanya ada

kerusakan ya mohon dibantu159.”

Melihat keberhasilan dalam pelaksanaan program ini, masyarakat juga

berharap agar PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dapat membantu

mengembangkan program dengan mendirikan pabrik penyulingan kayu putih lagi.

Seperti dituturkan Busro H.S selaku Ketua LMDH :

”Kami mencoba untuk mengajukan proposal pengajuan tempat penyulingan lagi agar produktivitas meningkat. Karena kalau ada pabrik lagi pengembangannya akan luar biasa, sudah saya bicarakan dengan Holcim mungkin bulan desember akan bertemu dengan Holcim, dengan adanya pabrik diharapkan pengangguran akan terangkat lagi160.”

158 Kutipan wawancara dengan Wartaji selaku petani kayu putih, Sabtu 20 November 2010 159 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010 160 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010

Page 189: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

Dari pemaparan di atas terlihat bahwa proses komunikasi yang dilakukan

perusahaan dalam upaya untuk memberdayakan potensi lokal masyarakat

Kelurahan Kutawaru menghasilkan sebuah efek positif yang dterlihat dari

pernyataan-pernyataan positif terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

Perusahaan sebagai bagian dari masyarakat Kelurahan Kutawaru telah mampu

menunjukan komitmen dan itikad baik dalam membina hubungan dengan

masyarakat. Melalui program-program community development PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap telah menunjukkan diri sebagai perusahaan yang tidak

hanya mementingkan keuntungan, namun juga memandang masyarakat Kelurahan

Kutawaru sebagai satau kesatuan yang utuh yang juga perlu diperhatikan. Dilihat

dari tanggapan dan keluh kesah serta kendala yang dihadapi masyarakat

Kelurahan Kutawaru dalam pelaksanaan program ini setidaknya dapat dijadikan

masukan dan saran bagi perusahaan untuk mengembangkan program yang telah

dijalankan serta membersi solusi yang positif bagi kemajuan program community

development penyulingan kayu putih yang telah dilaksanakan.

Page 190: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

BAB IV

ANALISA DATA & PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas dan menyajikan analisa dari hasil

penelitian tentang program community development penyulingan kayu putih yang

telah disesuaikan dengan rumusan masalah yang dibuat. Untuk menjelaskan

analisa data ini, peneliti akan membagi pembahasan menjadi 2 pokok bahasan

utama yang disesuaikan rumusan masalah dengan tetap menggunakan instrument

CIPP (Contex, Input, Procces, Product) :

1. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Community Development

Penyulingan Kayu Putih

2. Sebagai proses komunikasi maka akan menjelaskan :

a. Perencanaan PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap dalam program

community development penyulingan kayu putih

b. Media yang digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

menyampaikan pesan tentang program community development

penyulingan kayu putih

c. Pengorganisasian program community development penyulingan kayu

putih

d. Efek program community development penyulingan kayu putih di kalangan

masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun stakeholder.

Dalam pembahasannya peneliti juga akan membahas kesesuaian kegiatan

community development PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan konsep-

Page 191: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

konsep CSR. Sehingga dalam analisis ini peneliti memasukkan teori-teori serta

cuplikan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

1. Analisa Data Konteks

a. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Community Development

Penyulingan Kayu Putih

Sebagai sebuah bentuk kegiatan komunikasi, program community

development yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan

realisasi tanggung jawab perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR)

terhadap masyarakat sekitar. Kegiatan community development yang dilaksanakan

PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ini memiliki fokus dalam 3 (tiga) bidang utama

yakni, bidang ekonomi, bidang pendidikan, pelatihan, sosial kemasyarakatan dan

bidang infrastruktur dan pelestarian lingkungan.

· Pemahaman PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap akan permasalahan

kebutuhan masyarakat Kelurahan Kutawaru

Masyarakat Kelurahan Kutawau sebagai salah satu publik eksternal PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan bagian tak terpisahkan perusahaan.

Wilayah Kelurahan Kutawaru yang berada di sekitar operasional perusahaan

menuntut perusahaan untuk memperhatikan dan memberikan kontribusi terhadap

masyarakat sekitar. Sebagai perusahaan yang melakukan kegiatan operasional di

tengah-tengah masyarakat, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terus berusaha

untuk selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru.

Hubungan yang baik tersebut diwujudkan dengan adanya upaya-upaya perusahaan

untuk memahami apa yang menjadi permasalahan masyarakat Kelurahan

Page 192: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

Kutawaru kaitannya untuk mengembangkan potensi masyarakat melalui program-

program community development.

Program penyulingan kayu putih pada dasarnya diawali dari adanya

kebutuhan masyarakat Kelurahan Kutawaru akan sebuah kegiatan produktif

penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH:

“Karena lahan ada, sementara waktu saya masih aktif saya telah menanam kayu putih untuk memperkejakan 63 hektar, karena saya ada minat ada sedikit ilmu namun modal tidak ada. Kepada siapa saya lari meminta bantuan? Saya lari ke Holcim, Holcim saya punya ilmu ini, bagaimana untuk saya kembangkan disana tapi saya tidak punya modal161”

Melihat adanya permasalahan yang dihadapai oleh masyarakat Kelurahan

Kutawaru dalam mengembangkan sebuah usaha produktif namun terkendala

dalam hal teknis maupun biaya, maka perusahaan sebagai bagian tak terpisahkan

dari masyarakat berusaha untuk memahami apa yang menjadi permasalahan

masyarakat Kelurahan Kutawaru. Pemahaman perusahaan terhadap masyarakat

Kelurahan Kutawaru tersebut diwujudkan dengan membantu masyarakat dalam

pendirian pabrik pengolahan kayu putih serta pengembangan program dalam

bentuk pelatihan-pelatihan.

Melalui pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat

Kelurahan Kutawaru ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak hanya

memperhatikan kepentingan publik internal perusahaan saja namun telah

mengarah kepada fungsi menjalankan pengabdian kepada kepentingan umum.

Sebagaimana dikemukakan Bertrand R. Canfield162 dalam kegiatan PR ruang

161 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 162 Onong Uchjana, Op.Cit. ha1. 35

Page 193: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

lingkup kepentingan umum yang dimaksud adalah kepentingan

masyarakat/komunitas. Dalam kasus ini kepentingan umum yang diperhatikan PT.

Holcim Indonesia adalah kepentingan masyarakat Kelurahan Kutawaru akan

sebuah usaha produktif penyulingan kayu putih.

· Kesesuaian program penyulingan kayu putih dengan kebijakan PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Melalui program penyulingan kayu putih PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap berusaha untuk menunjukkan kemanfaatannya, dimana dalam setiap

kegiatan operasionalnya Holcim tidak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia

telah mengacu pada kebijakan CSR Holcim dan visi misi pemberdayaan

masyarakat yakni mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan

aset ekonomi, mengembangkan sumber daya alam dan lingkungannya, serta

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Sesuai dengan visi dan misi pemberdayaan yang diemban oleh perusahaan,

tujuan dari pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih

ini adalah memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui sebuah

kegiatan usaha produktif penyulingan kayu putih. Melalui program ini diharapkan

memberikan tambahan pendapatan kepada masyarakat. Sebagaimana penuturan

Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Kita selalu berfikir bagaimana kita bisa memberikan solusi, artinya mulai dari kegiatan dari hulu hingga hilir menjadi fokus kegiatan kita, katakanlah begini dari hulunya kita dorong mereka untuk bisa melakukan kegiatan yang produktif, kemudian sukur-sukur dibagian hilirnya mereka bisa memasarkan sendiri, tapi kalau tidak bisa kita juga bantu hilirnya, beri kesempatan mereka untuk bisa memasarkan produknya. Kemudian kita juga berusaha untuk membantu mereka di bagian lain supaya kegiatan yang dilakukan bisa

Page 194: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

sustain. Seperti contohnya kita memantau perkembangan mereka apa sih yang menjadi kendala selama perjalanan kegiatan tersebut163.”

Jika dilihat dari konsep Triple Bottom Line 3P (profit, planet, people)

yang dikemukakan oleh John Elkington sebagai suatu persyaratan jika perusahaan

yang ingin berkelanjutan maka perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan

(Profit) namun juga memberikan kontribusi kepada masyarakat (People) dan

Lingkungan sekitar (Planet)164. Sesuai dengan pernyataan tersebut, fokus PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan melaksanakan program penyulingan kayu

putih di Kelurahan Kutawaru telah mengaplikasikan prinsip 3P dengan

memberikan kontribusi terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru. Bentuk

kontribusi perusahaan diwujudkan dengan kesediaan perusahaan untuk membantu

memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) masyarakat Kelurahan

Kutawaru dengan melaksanakan program community development penyulingan

kayu putih.

Meskipun pada awalnya program penanaman kayu putih ini tidak di terima

namun dengan adanya kontribusi perusahaan dengan mendirikan pabrik

penyulingan kayu putih membuat masyarakat mau menerima dan melaksanakan

program penanaman kayu putih. Dengan adanya pabrik penyulingan kayu putih

masyarakat tidak perlu menjual hasil panen daun kayu putih keluar daerah

Kutawaru namun bisa diolah di Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan

Achmad Rif’an selaku sekretaris LMDH :

163Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 164 Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Op.Cit. hal.134

Page 195: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

“Namum memang awal-awalnya program ini kurang begitu diterima masyarakat karena mereka melihat akhirnya dari sisi palawijanya yang menguntungkan kayu putihnya malah gak menguntungkan kan begitu, kenapa karena daun kayu putih itu selalu dijual ke luar wilayah Kutawaru akhirnya ongkosnya tinggi akhirnya mereka lebih baik dimatikan saja165.”

Perwujudan nyata tanggung jawab sosial perusahaan, dalam membantu

mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru dinilai

memberikan solusi yang sangat tepat dan menjawab permasalahan kebutuhan

yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru. Melalui program community

development penyulingan kayu putih ini masalah yang dihadapi masyarakat

Kelurahan Kutawaru terkait penjualan dan pengolahan daun kayu putih menjadi

teratasi. Adanya program ini dinilai memberikan suatu kondisi perubahan yang

baik di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru jika dibandingkan sebelum

adanya pendirian pabrik pengolahan kayu putih. Sehingga masyarakat menerima

dan menyambut program ini secara positif.

b. Perencanaan Program Community Development Penyulingan Kayu

Putih oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

Istilah PR Sebagaimana dikemukakan Danny Griswold, merupakan fungsi

manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap-sikap publik,

mengidentifikasi kebijakan dan prosedur sebuah perusahaan terhadap publiknya,

menyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk

memperoleh pemahaman dan penerimaan publik166. Berkaitan dengan pengertian

tersebut, perencanaan program community development penyulingan kayu putih

oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan bagian yang terpenting dalam 165Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 166 Rhenald Khasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1994, hal. 7

Page 196: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

menentukan keberlanjutan program. Melalui perencanaan komunikasi yang

matang maka peluang untuk mencapai keberhasilan program serta dampak yang

positif dari proses komunikasi akan semakin besar.

· Perencanaan awal program didasarkan kebutuhan masyarakat

Kelurahan Kutawaru

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai komunikator dalam program

CSR penyulingan kayu putih ini, menerapkan perencanaan program yang

mengacu pada hasil research masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui Community

Communication Chanel (CCC). Seperti terlihat dari pernyataan Harry Kusnanto

selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Kami punya perwakilan dalam melaksanakan program pemberdayaan, kami mempunyai perwakilan yang ada di masyarakat yang disebut CCC di masing-masing kelurahan, CCC tersebut yang melakukan proses identifikasi proses pemetaan sosial (social mapping) dan sebagainya, (…) jadi tahap awal yang melakukan survei itu adalah masyarakat itu sendiri167.”

Dalam melakukan perencanaan program, perusahaan harus benar-benar

dapat memenuhi kebutuhan (Needs Analysis), dan bukan sekedar membuat daftar

keinginan (list of Wants) yang bersifat sesaat. Analisis kebutuhan sebagaimana

dikemukakan AB Susanto, harus dilakukan secara cermat agar dapat menggali

kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh masyarakat banyak,

bukan merupakan keinginan beberapa orang saja168. Perencaanan yang mengacu

pada research awal melalui lembaga Community Communication Channel (CCC)

diniliai sangat tepat. Melalui lembaga CCC tersebut masyarakat Kelurahan

Kutawaru yang tergabung dalam LMDH dapat menyampaikan aspirasi terkait

167Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 168 Komunitas,Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume 4, Nomor 1, Juni 2008, hal 103

Page 197: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

usulan program untuk disampaikan kepada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap.

Melalui perencanaan yang disesuaikan dengan usulan-usulan kebutuhan

dari masyarakat Kelurahan Kutawaru, perusahaan telah menerapkan perencanaan

program dengan pendekatan bottom up. Perencanaan program CSR secara bottom

up memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada masyarakat Kelurahan

Kutawaru untuk membuat program-program yang akan dijalankan169. Masyarakat

Kelurahan Kutawaru lebih berperan dalam hal pemberian gagasan awal sampai

dengan pengevaluasian program yang telah dilaksanakan sedangkan PT. Holcim

Indonesia Tbk Cilacap bertindak sebagai fasilitator dalam pendampingan jalannya

perogram ini.

Perusahaan melihat bahwa program penyulingan kayu putih yang

diusulkan masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat memberi manfaat mengenai

penambahan pendapatan masyarakat sehingga hasil riset yang diampaikan kepada

perusahaan kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan survei bersama.

Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2

(CRO 2) :

“(…) dalam program penyulingan kayu putih ini survei dilakukan 3 pihak yakni perhutani LMDH dan Holcim 170.”

Perusahaan menyadari keberlangsungan sebuah program community

development adalah adanya partisipasi dari masyarakat. Tanpa adanya dukungan

dan partisipasi dari masyarakat Kelurahan Kutawaru program community

169 Reza Rahman, Op.Cit, hal 103 170Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 198: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap bisa gagal bahkan tidak berjalan sama sekali. Pelibatan Perhutani

sebagi mitra yang nantinya akan terlibat dalam pelaksanaan program ini

merupakan suatu hal yang sangat tepat. Dengan melibatkan Perhutani akan

memudahkan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan

pengorganisiran program community development penyulingan kayu putih

Adanya survei bersama dalam perencanaan program merupakan upaya PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui siklus komunikasi untuk menjamin

keberlangsungan dan keberlanjutan program. Selain itu, melalui survei bersama

ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap juga ingin menjalin komunikasi dan

membina hubungan baik dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun

Perhutani.

· Partisipasi masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pembangunan

proyek

Dalam melaksanakan program alangkah baiknya perusahaan

menggunakan tenaga kerja masyarakat setempat. Sebagaimana dikemukakan AB.

Susanto, community development dapat terwujud melalui pemanfaatan tenaga

kerja dalam membangun proyek (utilize). Dalam program penyulingan kayu putih

ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap juga memanfaatkan tenaga kerja

masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam membangun pabrik penyulingan kayu

putih ini. Sebagaimana penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih : “Saya ikut

disini mulai dari nol mulai dari bikin tempatnya ini terus mbangun ini lalu

nyuling. Dulu saya tahunya sudah ada peletakan batu pertama disini saya mulai

Page 199: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

bekerja171.” Pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pembangunan

pabrik penyulingan kayu putih merupakan langkah tepat yang diambil perusahaan

untuk memberdayakan masyarakat.

Pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam perencanaan program

community development penyulingan kayu putih merupakan suatu upaya

memberdayakan masyarakat secara lebih berarti dan meningkatkan peran

masyarakat dalam memberikan inisiatif pelaksanaan program. Partisipasi sebagai

suatu konsep dalam community development sebagaimana dikemukakan Jim Ife

dan Frank Tesoriero172 merupakan prinsip dasar dari community development.

Melalui pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam perencanaan dan

pelaksanaan program, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah memiliki fokus

pada peningkatan kemampuan masyarakat. Fokus PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dengan melibatkan partisipasi masyarakat bukan hanya sekedar mencapai

tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Partisipasi masyarakat dalam

perencanaan program ini merupakan sebuah proses jangka panjang yang relatif

lebih aktif dan dinamis.

Melalui perencanaan partisipatoris yang dilakukan, secara tidak langsung

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah melaksanakan sebuah model komunikasi

partisipatif yang tidak melihat pengirim dan penerima pesan atau harapan-harapan

dan kepentingannya sebagai yang pertama, melainkan berusaha melihat pengirim

pesan pada tingkat yang sama, dan proses komunikasi dipahami sebagai peristiwa

antara dua yang setara. Dari kegiatan perencanaan program community 171 Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010 172 Jim Ife, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi: Community Development, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, hal. 294

Page 200: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

development ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah menerapkan model

komunikasi Public Relations Two – Way Symmetric. Seperti dikemukakan Grunig

dimana pada model Two – Way Symmetric, terjadi pola komunikasi yang bersifat

seimbang dan dua arah173. Keseimbangan komunikasi yang terjadi antara PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam

perencanaan program, menjadikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bukan

hanya sebagai komunikator tetapi juga sebagai komunikan. PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap dan masyarakat Kelurahan Kutawaru telah menjadi partner untuk

menciptakan kesepahaman dan pengertian sehingga tercipta keuntungan timbal

balik (reciprocal benefits).

· Alih peran program dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kepada

masyarakat Kelurahan Kutawaru

Dibentuknya LMDH sebagai wadah yang digunakan masyarakat

Kelurahan Kutawaru untuk berkumpul bertukar pikiran dan mengorganisir dalam

kegiatan PHBM merupakan salah satu upaya perusahaan untuk membantu dalam

pengorganisasian kegiatan penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry

Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Dalam setiap organisasi atau kelompok itu kan biasanya ada ketua ataupun kader didalamnya karena dalam setiap program pada hakekatnya memiliki keharusan mempersiapkan kader-kader pengembang keswadayaan lokal yang akan mengambil alih tugas sehingga diharapakan kader ini menjadi pemimpin yang medukung keberlanjutan program pemberdayaan174.”

Dengan adanya organisasi LMDH, perusahaan berharap akan terbentuk

kader kepengurusan yang melaksanakan program penyulingan kayu putih. 173 Reza Rahman , Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan. Media Pressindo, Yogyakarta, 2009, hal. 73 174 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010

Page 201: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

Sebagaimana dikemukakan Kartini bahwa implementasi kegiatan CSR yang baik

adalah terjadi alih peran dari perusahaan kepada masyarakat175. Sesuai dengan

pernyataan tersebut, melalui pembentukan LMDH inilah perusahaan bertujuan

menciptakan alih peran program dari PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kepada

masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui kader kepengurusan yang terbentuk

dalam organisasi LMDH. Dengan adanya kader-kader pengembang keswadayaan

ini diharapkan program akan menjadi lebih mandiri dalam kepengurusannya

sehingga harapan kedepannya PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap hanya bertugas

untuk melakukan monitoring pelaksanaan program.

2. Analisa Data Input

a. Perhutani sebagai mitra PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

Community Development Penyulingan Kayu Putih

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa dalam

pelaksana program penyulingan kayu putih ini PT. Holcim Indonesia

menggandeng Perhutani sebagai mitra untuk mendukung keberhasilan

pelaksanaan program. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community

Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Kita tidak memilik pengetahuan secara teknis tentang apa yang dilakukan, kita selalu bekerjasama dengan pihak ketiga, apapun kegiatan kita banyak kegiatan, seperti budidaya sapi, kita tidak punya pengetahuan tentang sapi, kita bekerjasama dengan pihak yang memiliki kompetensi untuk melakukan pendampingan, karena ini berkaitan dengan tanaman dan yang punya kompetensi adalah perhutani maka dari itu untuk hal-hal yang berkaitan dengan teknis adalah Perhutani yang akan membantu mereka176.”

175 Dwi Kartini, Op.Cit, hal. 54-55 176Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010

Page 202: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

Upaya PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan melibatkan Perhutani

sebagai mitra dalam program ini merupakan langkah tepat yang dilakukan

perusahaan. Kompetensi Perhutani dalam pengetahuan kemampuan teknis

tanaman kayu putih dinilai turut membantu PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan program ini.

Pada perkembangannya konsep CSR perusahaan melalui kegiatan

community development sebagaimana dikemukakan oleh Kartini, membutuhkan

kemitraan diantara stakeholders seperti pemerintah dan masyarakat (civil society)

atau yang dikenal dengan istilah Tri-Sector Partnership177. Hal yang demikian

juga terjadi pada pelaksanaan program penyulingan kayu putih, melalui

kemitraan antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan Masyarakat

Kelurahan Kutawaru ini diharapkan program community development yang

dilaksanakan tidak berjalan sendiri-sendiri atau tidak tumpang tindih. Dengan

melibatkan kemitraan 3 pilar utama dalam negara yakni pemerintah, masyarakat

dan korporasi masing-masing pihak yang terlibat dalam pola kemitraan

mempunyai potensi yang bisa dikembangkan untuk saling berkolaborasi dalam

mengembangkan program community development.

a.1 Pelaksana Community Development Penyulingan Kayu Putih

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya pelaksana program

penyulingan kayu putih dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dilakukan

sepenuhnya oleh Departemen Community Relations. Departemen Community

Relations sebagai pelaksana program community development penyulingan kayu

177 Prof. Dr. Dwi Kartini, Op. Cit. hal.52

Page 203: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

putih memang sudah sangat tepat, karena departemen ini memang dikhususkan

untuk menangani tidak hanya hubungan internal namun juga hubungan eksternal

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan stakeholdersnya termasuk di

dalamnya bertugas melaksanakan program-program community development di 19

desa yang ada di Kota/Kabupaten Cilacap. Dengan demikian konsentrasi untuk

pengembangan program dan kinerja dapat dilakukan secara optimal dan tidak

bersinggungan dengan kegiatan utama perusahaan dalam mencari keuntungan.

Adanya fokus yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

melaksanakan program community development dengan menunjuk Departemen

Community Relations sebagai pelaksana program, merupakan sebuah bukti

kesungguhan bahwa program community development yang dilaksanakan

memang menjadi prioritas dan digariskan sebagai bagian dalam setiap kegiatan

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

· Ketidaksesuaian latar belakang pendidikan pelaksana program

penyulingan kayu putih

Melalui kemitraan dalam program penyulingan kayu putih ini PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap telah memberikan komitmen dengan menempatkan

Departemen Community Relations untuk melaksanakan program ini.

Sebagaimana data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya terkait tingkat dan

latar belakang pendidikan serta masa kerja pelaksana program diketahui bahwa

tingkat pendidikan yang dimiliki staff pelaksanan dari perusahaan tinggi.

Page 204: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

Kompetensi pelaksana dalam program CSR ini penting karena CSR,

seperti halnya community development, bukanlan pekerjaan asal-asalan atau

“amatiran’ yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak memahami filosofi,

prinsip dan metoda yang harus diterapkan. Siapapun yang terlibat secara langsung

maupun tidak langsung dalam perumusan kebijakan dan atau implementasi

kegiatan CSR sebagaimana pernyataan yang dikemukan Totok Mardikanto, harus

memiliki kompetensi khusus di bidang community development178.

Dalam pelaksanaan program community development ini, pelaksana dari

pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki tingkat pendidikan yang tinggi

namun latar belakang pendidkan pelaksana program tidak sesuai dengan pekerjaan

yang dilaksanakan. Meskipun dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

terjadi ketidaksesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan yang

dilakukan pelaksana program , namun masa kerja yang tinggi serta pelatihan-

pelatihan terkait dengan pengetahuan community development telah diberikan

oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

Sedangkan pelaksana teknis dari pihak Perhutani memiliki latar belakang

pendidikan yang sesuai dalam mendukung kelancaran program ini. Pihak

Perhutani memiliki kompetensi yang sangat baik dalam mendukung kelancaran

pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini.

178 Majalah Bisnis &CSR, Edisi Khusus 40 Tahun Totok Mardikanto Menjadi Penyuluh;Dari Penyuluh Pertanian Mengembangkan CSR, hal.223

Page 205: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

a. Sarana dan Pendanaan yang Diberikan Perusahaan dalam Program

· Swadaya masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai usaha menumbuhkan

rasa memiliki program

Pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih

pada dasarnya dilaksanakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan

Perhutani. Kolaborasi terkait kontribusi penyediaan sarana oleh kedua pihak

pelaksana program dinilai cukup baik dalam mendukung terlaksananya program

penyulingan kayu putih ini. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya adanya

swadaya masyarakat dalam mendukung terlaksananya program merupakan

langkah bijak yang diterapkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

Sebagaimana dikemukakan Busro H.S selaku Ketua LMDH seperti :

“…ini kami membangun habis 83 juta dari swadaya pengurus lembaga yang

ditangani oleh kita bersama179.”

Adanya sarana yang harus diswadayakan masyarakat dalam program ini

merupakan langkah tepat untuk membuat masyarakat berpartisipasi. program CSR

melalui community development ebagaimana dikemukakan oleh Kartini180 harus

mampu menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging) program pada diri

masyarakat. Pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pendanaan

swadaya program penyulingan kayu putih ini dinilai telah mampu menimbulkan

rasa memiliki (sense of belonging) masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap

program penyulingan kayu putih yang dijalankan. Seperti terlihat dari pernyataan

179Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 180 Prof. Dr. Dwi Kartini, Op. Cit. hal.52

Page 206: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Saya terlibat dengan program kayu putih ini

dan saya mendukung sekali program penyulingan ini181.”

· Pendanaan program penyulingan kayu putih berasal dari keuntungan

perusahaan

Dana merupakan hal yang sangat penting bagi pelaksanaan program

community development penyulingan kayu putih. Tanpa ada dukungan dana yang

memadai sebuah program tidak mungkin dapat berjalan lancar sesuai dengan yang

diharapkan. Hal yang demikian juga berlaku dalam program community

development penyulingan kayu putih.

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah mengalokasikan dana khusus

untuk berbagai program community development yang dilaksanakan, termasuk

untuk memperkuat kapasitas program community development kayu putih.

Adanya kebijakan pengalokasian dana tersendiri bagi pelaksanaan program

community development penyulingan kayu putih menunjukan bahwa PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap tidak hanya siap dalam hal pelaksana program namun juga

dana. Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Community Development

Coordinator : “Untuk dana yang terkait CSR setiap tahun ada budget terkait

rencana program, batasan-batasan mengenai berapa persen jumlahnya itu tidak

ada, tapi kalau kita ikut patokan BUMN biasanya membudgetkan sekitar 2-5 %

dari Ediba*, untuk Holcim membudgetkan 2,7% dari keuntungan182.”

181Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 * keuntungan perusahaan sebelum dikurangi pajak 182Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat 26 November 2010

Page 207: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

Adanya penyediaan dana yang diambil dari keuntungan perusahaan

menunjukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki kesadaran yang cukup

tinggi dalam memahami arti penting sebuah tanggungjawab sosial perusahaan

(Corporate Social Responsibility). Sebagaimana dikemukanan Curt Werden

seperti yang dikutip Parsudi Suparlan, perusahaan yang memaknai CSR sebagai

bentuk corporate social investment akan mengambil kebijakan dari sekedar

menyumbang (charity/philantrophy) menjadi bagian dari investasi183. PT. Holcim

Indonesia Tbk Cilacap memiliki pemahaman yang tinggi tentang CSR sebagai

bagian dari investasi jangka panjang di tengah masyarakatnya, yang diwujudkan

dengan mengembangkan berbagai program di tengah masyarakat yang salah

satunya program community development penyulingan kayu putih di Kelurahan

Kutawaru.

Progam community development penyulingan kayu putih ini dinilai telah

menciptakan hubungan sinergis antara kekuatan dunia usaha melalui berbagai

bentuk bantuannya dengan potensi yang ada di dalam masyarakat Kelurahan

Kutawaru. Dengan demikian, kegiatan CSR yang dilakukan PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap melalui program community development penyulingan kayu putih

bukan semata-mata karitatif, melainkan usaha untuk mengembangkan kapasitas

masyarakat secara berkesinambungan dan terlembagakan.

183 Dr. Mukti Fajar ND, Op.Cit, hal.303

Page 208: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

3. Analisa Data Proses

a. Media yang Digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

Menyampaikan Pesan Program Community Development Penyulingan

Kayu Putih

Sebagai bagian dari manajemen, fungsi PR lembaga/perusahaan

menunjukkan suatu tahap proses komunikasi. Seperti yang dijelaskan oleh Cutlip

dan Center bahwa salah satu fungsi penting dari PR adalah menciptakan

komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta

pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya

citra positif bagi kedua belah pihak184. Sesuai dengan pernyataan tersebut PT.

Holcim Indonesia dalam pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini

berusaha untuk melakukan komunikasi dua arah timbal balik kepada masyarakat

Kelurahan Kutawaru. Dengan menjalin komunikasi dua arah melalui pelaksanaan

program community development merupakan salah satu cara untuk memperoleh

saling pengertian antara kedua belah pihak.

· Pertemuan sebagai media penyampaian pesan program

Media sarana atau alat dalam menyampaikan pesan oleh PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap sebagai komunikator dapat dilakukan melalui berbagai

media, seperti yang diekmukakan Rosady Ruslan185 media yang digunakan PR

dalam menyampaiakn pesan salah satunya melalui media internal berupa

pertemuan-pertemuan untuk kepentingan kalangan terbatas dan nonkomersial.

Perusahaan menyadari dalam mengkomunikasikan pesan, pihaknya tidak dapat

184 Rosady Ruslan, Op.Cit. hal.19 185 Ibid. hal. 22-28

Page 209: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

menjangkau seluruh publiknya yang dalam program community development ini

adalah masyarakat Kelurahan Kutawaru. Untuk mewujudkan dan

mengembangkan komunikasi dua arah antara perusahaan dengan masyarakat PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menggunakan media penyampaian pesan melalui

pertemuan-pertemuan dengan lembaga CCC maupun LMDH yang telah dibentuk

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto

selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :

“Masyarakat sudah diwakili LMDH, kita tidak mungkin memberikan sosialisasi secara perorangan, (…) organisasi LMDH selalu mengadakan pertemuan rutin setiap bulan186.”

Sebagai komunikator sebuah lembaga atau perusahaan, PR harus dapat

mempersuasi komunikannya dan dari proses itulah terdapat aspek relasi yang

sangat membantu dalam aktivitas perusahaan atau organisasi. PR harus mampu

mengintegrasikan usaha-usaha, sikap dan perbuatan organisasi dengan sikap dan

perbuatan masyarakat atau sebaliknya187. Hal ini pula yang dilakukan PT. Holcim

Indonesia Tbk melalui lembaga CCC dan LMDH, melalui pertemuan-pertemuan

yang dilakukan secara internal oleh perusahaan dengan melibatkan perwakilan

masyarakat tersebut perusahaan menyampaikan pesan-pesannya kepada

masyarakat. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :

“Selama ini kita komunikasi sering banget dengan Holcim mungkin kita

kelurahan paling sering berkomunikasi dibanding kelurahan lain, karena kita

186Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 187Hamdan Adnan dan Hafin Cangara, Prinsip-Prinsip Ilmu Hubungan Masyarakat, Usaha Nasional, Surabaya, 1996, hal.16

Page 210: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

sudah sejak awal program sudah berkomunikasi sehingga kedekatan kita lumayan

dekat untuk menyampaikan program-program yang ada di Kutawaru188”

· Perwakilan masyarakat sebagai jembatan komunikasi dari PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru

Melalui perwakilan masyarakat Kelurahan Kutawaru (opinion leader) ini

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap berusaha untuk bertukar informasi melalui

komunikasi kelompok yang dilakukan baik secara formal maupun informal.

Untuk mengembangkan proses komunikasi timbal balik, sebagaimana

dikemukakan Onong PR dapat melakukan berbagai metode dan teknik

komunikasi secara langsung (face to face communication) kepada komunikannya

melalui komunikasi kelompok. Begitu juga dalam penyampaian pesan yang

dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui perwakilan masyarakat

dalam CCC dan LMDH, melalui komunikasi ini PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap melakukan sebuah komunikasi kelompok untuk mencapai tujuan

bersama.

Keterlibatan perwakilan masyarakat (opinion leader) yang

direpresentasikan oleh Ketua LMDH memberi pengaruh yang sangat besar

terhadap penyampaian dan penerimaan pesan perusahaan kepada masyarakat.

Sebagaimana penuturan Basrun selaku penyuling kayu putih : “Saya sudah ikut di

penyulingan kayu putih ini 2 tahun, sebelum ikut disini saya kerjaannya nelayan,

188Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010

Page 211: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

nelayan di TPI sana. Ya agak merasa bosen jadi nelayan, ya ganti haluan lah,

dulunya saya ada yang ngajak ketua 1 LMDH Pak sangidin itu189.”

Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergolong masyarakat pedesaan

sangat mempercayakan opinion leader sebagai informasi terpercaya mereka

disamping juga menjadi panutan, tempat bertanya dan meminta nasihat bagi

anggota masyarakatnya. Selain itu opinion leaders dianggap lebih mengetahui

sifat dan karakteristik masyarakat daripada komunikator. Sehingga pesan dari PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang disampaikan kepada opinion

leaders/perwakilan dari LMDH nantinya akan disampaikan melalui pertemuan-

pertemuan rutin yang dilaksanakan oleh LMDH akan lebih tepat sasaran.

Kegiatan community development sebagaimana dikemukakan merupakan

Soetomo190 sarana yang tepat untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat.

Aktivitas bersama antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat

Kelurahan Kutawaru melalui community development penyulingan kayu putih ini

telah dapat difungsikan sarana komunikasi. Melalui lembaga Community

Communication Channel (CCC) yang dibentuk oleh PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap menjadikan komunikasi antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru menjadi terlembagakan, sehingga

berbagai persoalan dalam hubungan perusahaan dengan masyarakat dapat

dibicarakan melalui proses dialog yang elegan untuk mengakomodasi kepentingan

semua pihak.

189 Kutipan wawancara dengan Basrun, selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010 190 Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit, hal. 229

Page 212: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

b. Pengorganisasian Program Community Development Penyulingan Kayu

Putih

Pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih

merupakan model kegiatan CSR yang dilakukan dalam membangun hubungan

antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan

Kutawaru yang lebih berkualitas melalui pengembangan usaha produktif yang

disesuaikan dengan kemampuan sumber daya masyarakat Kelurahan Kutawaru

tersebut.

· Kolaborasi PT. Holcim Indonesia Tbk. dan Perhutani dalam program

Sebagai pelaksana program, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

menyadari bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada

pihak ketiga dibutuhkan stakeholders untuk membantu realisasi program. Untuk

mengorganisir kegiatan ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melibatkan

Perhutani sebagai mitra dalam membantu masyarakat Kelurahan kutawaru

utamanya terkait hal-hal teknis tanaman kayu putih. Dalam program ini

keterlibatan Perhutani dalam membantu terwujudnya program dapat dikatakan

sangat besar.

Melalui pengorganisasian ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan

Perhutani berkolaborasi memberikan pelatihan untuk membantu masyarakat

dalam meningkatkan kemampuan teknis terkait tanaman kayu putih. Sebagaimana

penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH Rawa Kuna: “Kemarin kita

difasilitasi pelatihan cara pangkas yang baik lah kerjasama dengan pihak

Page 213: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

Perhutani dan Holcim untuk peningkatan kualitas dan kuantitas penyulingan

minyak kayu putih191.”

Selain memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat, upaya PT.

Holcim Indonesia melalui pengorganisasian dalam mendukung keberlanjutan

program penyulingan kayu putih adalah memberikan pendampingan dengan

mengatasi permasalahan seperti kerusakan alat penyulingan yang digunakan

sebagai pendukung utama program community development penyulingan kayu

putih ini. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :

“Holcim selalu memberikan pendampingan, dan menanyakan apakah ada masalah atau kendala dalam program ini, seperti kemarin terdapat kendala mengenai tungkunya itu kurang bagus sehingga ada rehab, dibantu Holcim lagi berapa juta itu saya tidak tahu, tahunya tungku nya sudah jadi192.”

Seperti yang dikemukakan oleh Reza Rahman suatu kegiatan perusahaan

disebut CSR ketika memiliki unsur continuity and sustainability atau

berkesinambungan dan berkelanjutan193. Adanya pendampingan nyata berupa

bantuan perbaikan/rehab alat penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap pada bulan Agustus 2010 merupakan wujud

kepedulian dan komitmen perusahaan untuk tetap mendukung kelancaran dan

keberlanjutan program community development penyulingan kayu putih. Kegiatan

CSR penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap telah mencirikan pada long term perspective dan bukan berdasar trend.

Monitoring

191Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 192Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 193 Reza Rahman, Op.Cit, hal 13-14

Page 214: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

Dalam kegiatan CSR monitoring program menjadi hal yang penting untuk

mengetahui sejauh mana perkembangan dan kendala-kendala yang dihadapi

dalam program. Begitu juga dengan kegiatan community development

penyulingan kayu putih ini. Dalam program penyulingan kayu putih ini

monitoring dilakukan dengan melibatkan oleh ketiga belah pihak pelaksana.

Pelaksana program dalam hal ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan

Perhutani melakukan monitoring dengan menerima laporan rutin bulanan dari

masyarakat. Seperti terlihat dari penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :”

…kita setiap hari harus membuat laporan berapa daun yang diolah, dan berapa

minyak yang dihasilkan. Nanti di total tiap bulan kita serahkan laporan tersebut

kepada Holcim dan Perhutani. Jadi ada pertanggungjawaban, kan kita ada target

produksi minyak kayu putih per tahun nya194.”

Selain itu untuk melihat kondisi nyata program tak jarang PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap melakukan pengecheckan langsung di Kelurahan

Kutawaru. Dari pihak Perhutani melakukan monitoring program dengan

menerjunkan Mandor PHBM dilapangan. Dengan adanya kegiatan monitoring

bersama dalam program ini, hubungan komunikasi antara PT. Holcim Indonesia

Tbk. Cilacap akan terus terjaga dan terbina. Selain itu dengan adanya monitoring

juga menunjukkan bahwa program tersebut berkelanjutan dan tidak hanya sesaat.

194Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010

Page 215: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

c. Aturan bagi hasil Perhutani dalam program community development

penyulingan kayu putih

· Perhutani kurang memahami makna CSR

Kendala dalam sebuah pelaksanaan program memang bukanlah suatu hal

yang tidak wajar. Adanya kendala dalam sebuah pelaksanaan program dapat

dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan dengan menyempurnakan

program. Sebagaimana telah dipaparkan peneliti pada bab sebelumnya diketahui

bahwa dalam program penyulingan kayu putih ini, masyarakat mengeluhkan

aturan bagi hasil (sharing) yang diterapkan antara LMDH dengan Perhutani.

Istilah CSR yang dikemukakan BSR mengandung pengertian bahwa

perilaku bisnis yang bertanggungjawab adalah dengan menghormati dan

memelihara lingkungan hidup serta membantu meningkatkan kualitas hidup

melalui pemberdayaan masyarakat dan melakukan investasi di masyarakat dimana

perusahaan beroperasi195. Mengacu pada definisi tersebut Perhutani sebagai mitra

dalam kegiatan community development belum memahami sepenuhnya makna

dari sebuah kegiatan CSR. Aturan bagi hasil yang diterapkan Perhutani dinilai

menjadikan pencapaian tujuan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat

menjadi kurang maksimal. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku

Sekretaris LMDH :

“Harga jual minyak kayu putih itu kita masih terbentur dengan MoU perum Perhutani jadi penjualannya ke Perum Perhutani. hanya 87,4% dikalikan tonase kali seratus ribu rupiah. Seratus ribu rupiah itu potongannya di pabrik itu empat ribu rupiah, jadi dikalikan sembilan puluh enam ribu rupiah. Masalahnya kan perhutani merasa tanah itu kan tanah milik Negara sedangkan bibit dulu sebagian memang dari Perhutani, swadaya dari

195 Dwi Kartini, Op.Cit, hal.2

Page 216: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

masyarakat memang sudah ada namun karena di lahan Perhutani jadi tetep minyak masuknya ke Perum Perhutani gitu mas, padahal kalau kita melihat keluar sana kan harga minyak kayu putih itu kan Rp. 150.000-Rp. 180.000 per kilo196.”

Pada dasarnya aturan bagi hasil (sharing) tersebut memang tidak dapat

secara mutlak ditiadakan hal ini dikarenakan masyarakat yang tergabung dalam

LMDH menggunakan lahan milik Perhutani untuk menanam tanaman kayu putih

maupun tanaman palawija. Namun alangkah baiknya jika Perhutani sebagai mitra

dalam program ini juga memperhatikan aspirasi masyarakat dengan bersedia

duduk bersama dengan ketiga belah pihak untuk membahas perubahan aturan bagi

hasil tersebut. Dengan melakukan pembahasan ulang terkait aturan bagi hasil

(sharing) ini diharapkan akan tercapai win-win solution, sehingga pola kemitraan

yang terjalin antara ketiga belah pihak tidak memberatkan satu pihak namun dapat

memberikan manfaat secara maksimal kepada semua pihak.

· Kendala teknis program penyulingan kayu putih yang belum teratasi

Selain kendala aturan bagi hasil, dalam program ini juga ditemui kendala

teknis seperti seperti kurangnya rapatan tegakan tanaman kayu putih, dan kondisi

fisik pabrik yang dinilai masih kurang seperti belum adanya tempat penyimpanan

daun kayu putih. Bentuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

melalui comunity development sebagaimana dikemukakan Isa Wahyudi dapat

dilaksanakan perusahaan dengan memberikan penguatan kapasitas masyarakat

(capacity building)197. Sesuai dengan pernyataan tersebut dengan melihat adanya

kendala yang masih dihadapi masyarakat sasaran program, alangkah lebih baik

196Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 197 Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Op.Cit hal. 209

Page 217: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

196

jika PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai pelaksana program segera

mengatasi kendala tersebut melalui penguatan kapasitas masyarakat Kelurahan

Kutawaru dengan memberikan bantuan nyata kepada masyarakat. agar pencapaian

tujuan dan keberlanjutan program community development penyulingan kayu

putih dapat berjalan secara maksimal

4. DATA PRODUK/HASIL

4.1 Efek Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Di

Kalangan Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun Perhutani

Keberhasilan perusahaan melaksanakan program ini juga tidak bisa

dilepaskan dari proses komunikasi yang diupayakan perusahaan sehingga terjalin

kerjasama secara baik antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Kegiatan PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui program penyulingan kayu putih telah

menunjukkan kegiatan komunikasi PR yang seimbang, artinya perusahaan tidak

hanya menitikberatkan pada publik internal saja, melainkan juga memperhatikan

publik eksternal yang dalam hal ini diwakili oleh masyarakat Kelurahan

Kutawaru198.

· Manfaat penambahan pendapatan yang dirasakan masyarakat

Kelurahan Kutawaru secara berkelanjutan

Keberhasilan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui program

community development penyulingan kayu putih dengan memberikan

kemanfaatan bagi masyarakat Kelurahan Kutawaru merupakan salah satu faktor

Page 218: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

197

yang turut membangun kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dalam

menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan serta memberdayakan potensi

masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana dikemukakan Totok Mardikanto

pada dasarnya seberapa hebatnya sebuah program community development harus

memiliki nilai positif untuk memperoleh dukungan dari penerima manfaat dan

pemangku kepentingan (stakeholders) yang lain199. Hal yang demikian terlihat

dalam pelaksnaan program penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap.

Adanya hasil nyata dari program berupa kegiatan usaha produktif yang

berkelanjutan menunjukan bahwa program community development penyulingan

kayu putih telah memberikan manfaat tersendiri kepada masyarakat Kelurahan

Kutawaru sebagai sasaran program. Dengan adanya program ini, masyarakat

merasakan manfaat berupa adanya tambahan pendapatan secara riil. Seperti

penuturan Satijan pemetik daun kayu putih:

“Ya bermanfaat ya begitulah ada pabrik ya senang lah, ga ada kerjaan bisa kerja disini, lagi ada kerjaan ya sibuk sendiri cari kerja sendiri, saya kerja disini sesuai keinginan saya, kalo kerja disini ya dapet uang tapi kalo ga kerja disini ya ga dapet uang. Kalau panen sekitar 5 kuintal kalau daun kayu putih metik satu hari mencapai 4 kuintal sekilo dihargai 200 rupiah nyampe pabrik, ya dibayarnya nanti nunggu hasil200.”

Selain penambahan pendapatan dari hasil menanam tanaman kayu putih,

masyarakat juga memperoleh hasil dari tanaman palawija yang mereka tanam.

Sehingga melalui program ini masyarakat memperoleh manfaat ganda dari

pelaksanaan program. Sebagaimana penuturan Suripto selaku petani kayu putih :

199 Totok Mardikanto, Op. Cit, hal. 223 200Kutipan wawancara dengan Satijan selaku pemetik daun kayu putih, Selasa 16 November 2010

Page 219: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

198

“Iya kan bermanfaat kalau disini kan banyak sekali pengangguran jadi mengurangi pengangguram daripada pada nganggur kan bisa kerja di kayu putih maupun di ladang, Kalau kayu putih ditebang sendiri saya dapet 200 rupiah sekali panen kayu putih 1 ton ya tergantung tumbuhnya kalo banyak ya bisa lebih. Untuk tanaman kacang saya jual per hektar biasanya ada yang beli ditempat jadi satu hektar itu 5 juta ga tau hasilnya seberapa ya dibeli 5 juta201.”

· Terciptanya hubungan harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dengan Perhutani dan Masyarakat Kelurahan Kutawaru

Komunikasi dua arah yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan

menjadikan hubungan antara keduanya harmonis. Tidak adanya konflik yang

terjadi antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap sebagai indikator sosial telah menunjukkan adanya hubungan harmonis

yang tercipta antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap:

“Kalo Holcim setahu saya tidak merugikan khusunya ke perhutani lo, malah tercipta hubungan harmonis, Holcim kalau ada apa-apa kami diundang mas, sama-sama kasih masukan, diundang ikut Holcim bahwa asap yang keluar dari pabrik Holcim kalau asap putih ini tidak membahayakan, termasuk Perhutani, lembaga dan instansi yang lain, ya bagus lah kalo Holcim menurut saya, baik-baik saja202”

Tidak adanya sikap penolakan maupun keluhan dari masyarakat Kelurahan

Kutawaru yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan menunjukkan

kualitas hubungan yang baik tercipta. Kehadiran PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacp di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dinilai memberikan kontribusi

dalam mengembangkan potensi masyarakat Kelurahan Kutawaru.

201Kutipan wawancara dengan Suripto selaku petani kayu putih, Senin 29 November 2010 202Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010

Page 220: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

199

· PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai perusahaan yang peduli

terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru

Masyarakat Kelurahan Kutawaru menganggap keberadaan PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap tidak merugikan namun malah memberikan kontribusi.

Kontirbusi perusahaan yang terwujud tidak hanya dalam program community

development penyulingan kayu putih. Kontribusi PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru tidak hanya terwujud pada

program community development penyulingan kayu putih saja, namun program-

program pemberdayaan yang menyentuh kebutuhan masyarakat Kelurahan

Kutawaru. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :

“Selain kayu putih yang jelas program kambing yang peka jaman, yang dikelola

P4S kunang-kunang berupa pertanian terpadu, nelayan kelompok budidaya

kerapu203”

Peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas

seperti dikemukakan Jerold dapat dilakukan melalui berbagai upaya untuk

kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas204. Adanya kontribusi nyata

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan masyarakat Kelurahan

Kutawaru melalui program-program CSRnya telah menunjukkan partisipasinya

di tengah masyarakat serta menciptakan saling pengertian antara masyarakat

Kelurahan Kutawaru terhadap setiap aktivitas PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.

Komunikasi yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui

kegiatan community development penyulingan kayu putih membuahkan hasil 203Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 204Iriantara Yosal, Community Relations : Konsep dan Aplikasinya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 2

Page 221: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

200

nyata berupa saling pengertian yang tercipta antara masyarakat Kelurahan

Kutawaru dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang terlihat dari timbal

balik. Sebagaimana dikemukakan Rhenald Khasali perusahaan melalui PR-nya

harus mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka termasuk di

dalamnya mendidik komunitas agar mereka dapat berhubungan timbal balik205.

Hubungan timbal balik antara masyarakat Kelurahan Kutawaru kepada PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terlihat dari pernyataan Busro selaku Ketua

LMDH :

“Karena Holcim usahanya membuat semen saya membantu pemasarannya menjaga aset yang dimiliki Holcim, anak saya yang di Banjarnegara saya promosikan kalau semen Holcim baik bagus, saya bisa sampai ngedrop semen Holcim sampai berapa truk karena Holcim telah membantu saya kualitas semennya juga bagus206.”

· Citra positif PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat

Kelurahan Kutawaru

Melalui kegiatan community development penyulingan kayu putih ini,

Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dinilai

mampu menjalankan proses komunikasi yang baik melalui fungsi manajemen

PR. Seperti yang dikemukakan Rosady Ruslan, PR sebagai pendukung fungsi

manajemen yang bertugas untuk membina hubungan dengan publik internal

maupun eksternal perusahan PR memiliki kegiatan dan sasaran yakni building

corporate identity image, yaitu menciptakan identitas dan citra perusahaan yang

positif207. Melalui kegiatan community development ini citra PT. Holcim

205Ibid. hal. 80 206Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 207 Rosady Ruslan, Op.Cit, hal.23

Page 222: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

201

Indonesia Tbk. Cilacap dimata masyarakat Kelurahan Kutawaru pun harus dibina

dan dipertahankan

Upaya PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk terus menjalin

komunikasi dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan ikut terlibat dalam

kegiatan pengembangan kemampuan lokal masyarakat Kelurahan Kutawaru,

dinilai berhasil memperoleh tanggapan dan citra positif masyarakat terhadap PT.

Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Hal ini terlihat dari penuturan Rajim selaku

penyuling kayu putih: ” Menurut saya ya bagus Holcim, Holcim itu perusahaan

yang peduli sama masyarakat Kutawaru, untuk pabrik ini saya rasa sudah cukup

208”

Pernyataan senada juga diungkapkan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar:

“Ya kalau pendapat saya itu kalau Holcim memang juga memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar, kalau menurut saya pribadi saya sendiri nih. Soalnya dalam bidang sosial dia sangat perhatian kepada masyarakat sekitarnya, contohnya semacam Holcim membantu mendirikan pabrik kayu putih istilahnya untuk memberdayakan sumber daya manusia yang ada disekitarnya209.”

Dilihat dari tanggapan-tanggapan yang dilontarkan masyarakat Kelurahan

Kutawaru terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menunjukkan adanya

kepercayaan, dukungan dan hubungan yang harmonis antara PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap dan masyarakat kelurahan Kutawaru. Sebagaimana

dikemukakan Frank Jefkins citra perusahaan adalah kesan atau impresi mental

atau suatu gambaran perusahaan di mata para khalayaknya yang terbentuk

berdasarkan pengetahuan serta pengamatan mereka sendiri210. Melalui kegiatan

208Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010 209Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku Pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010 210 Frank Jefkins, Op.Cit, hal. 352

Page 223: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

202

community development yang dilakukan, citra positif PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dinilai telah terbentuk di mata masyarakat Kelurahan Kutawaru.

Meskipun pencapaian tujuan program dalam memberikan penambahan

penadapat belum maksimal dikarenakan terdapat aturan bagi hasil yang ditetapkan

Perhutani. Secara umum melalui program ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

sebagai bagian dari masyarakat Kelurahan Kutawaru dinilai mampu memberi

solusi atas permasalahan kebutuhan yang dihadapi masyarakat Kelurahan

Kutawaru serta membawa persepsi yang baik di tengah para stakeholders-nya.

Page 224: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

203

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dan melihat analisis yang

telah dilakukan peneliti, maka di dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara umum, pelaksanaan program community development penyulingan

kayu puti ini diterima dan disambut secara positif oleh masyarakat Kelurahan

Kutawaru. Penerimaan masyarakat akan program ini dikarenakan program

community development penyulingan kayu putih merupakan program yang di

usulkan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Pelaksanaan program

penyulingan kayu putih oleh PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap yang

disesuaikan dengan analisis kebutuhan (need) dan keinginan (wants)

masyarakat Kelurahan Kutawaru juga membuat program ini diterima

masyarakat.

2. Dilhat dari proses komunikasinya secara khusus dapat disimpulkan :

a. Pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih

yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diimplementasikan

melalui strategi pola perencanaan partisipatoris dengan melibatkan

perwakilan masyarakat melalui lembaga Community Communication

Channel (CCC) yang dibentuk PT. Holcim Indonesia Tbk. Perencanaan

yang dilakukan komunikator dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap diawali melalui hasil riset yang dilakukan oleh masyarakat

Page 225: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

204

Kelurahan Kutawaru sendiri. Kemudian hasil riset tersebut disampaikan

kepada perusahaan oleh perwakilan masyarakat melalui lembaga CCC,

untuk kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan survei bersama oleh

masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani. Pendekatan perencanaan

yang diterapkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap dalam program

penyulingan kayu putih ini mengarah pada pendekatan bottom up dimana

pengembangan program dilaksanakan atas inisitaif dari bawah sehingga

masyarakat Kelurahan Kutawaru lebih berperan dalam hal pemberian

gagasan awal sampai dengan mengevaluasi dan monitoring program yang

dijalankan.

b. Media yang digunakan dalam menyampaikan pesan tentang program

community development penyulingan kayu putih adalah melalui

pertemuan-pertemuan yang dilakukan antara PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap dengan perwakilan masyarakat dari lembaga Community

Communication Channel (CCC) maupun perwakilan dari LMDH.

Penggunaan media ini didasarkan bahwa perusahaan tidak mampu

menjangkau seluruh masyarakat sasaran program sehingga melalui

perwakilan masyarakat (opinion leader) dalam CCC maupun LMDH

pesan perusahaan dapat tersampaikan.

c. Pengorganisasian program community development penyulingan kayu

putih dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan menjalin

kemitraan dengan Perhutani. Perhutani dijadikan mitra dalam

pengorganisasian program karena memiliki kompetensi terkait teknis

Page 226: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

205

tanaman kayu putih. Selain itu pengorganisasian program penyulingan

kayu putih dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan

membentuk LMDH sebagai wadah tempat mengorganisir kegiatan

masyarakat Kelurahan Kutawaru.

d. Sebagai sebuah bentuk kegaiatan komunikasi PT. Holcim Indonesia Tbk.

Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru, kegiatan community

development penyulingan kayu putih dinilai telah memberikan efek positif

terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Tanggapan-tanggapan

positif masyarakat terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk dan kegiatan

penyulingan kayu putih yang dilakukan telah menunjukkan indikator

keberhasilan perusahaan dalam melakukan proses komunikasi. Tanggapan

positif yang terbentuk di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap

PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ini tidak dapat dilepaskan dari adanya

kemanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan

adanya program penyulingan kayu putih ini. Tidak adanya konflik yang

terjadi antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT. Holcim

Indonesia Tbk. Cilacap sebagai indikator sosial menunjukkan keberadaan

dan kontribusi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan

potensi masyarakat Kelurahan Kutawaru memperoleh tanggapan yang

positif.

Page 227: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

206

B. SARAN

Dari kesimpulan di atas maka peneliti memiliki bebrapa saran yang bisa

dijadikan pertimbangan dalam melakukan program community development di

masa mendatang

1. Kepada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap :

Melihat keberhasilan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam

melaksanakan program community development penyulingan kayu putih dilihat

dari segi manfaat bagi masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun Perusahaan,

maka peneliti menyarankan :

a. Program community development penyulingan kayu putih ini hendaknya

terus dilaksanakan secara keberlanjutan, mengingat manfaat program yang

dirasakan dan respon positif dari masyarakat. PT. Holcim Indonesia Tbk

Cilacap diharapkan tetap membantu masyarakat Kelurahan Kutawaru

dalam pendampingan program community development penyulingan kayu

putih ini

b. Alangkah lebih baik lagi jika PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap

mengembangkan program community development penyulingan kayu putih

dengan mendirikan lagi pabrik pengolahan kayu putih di Kelurahan

Kutawaru mengingat antusias masyarakat terhadap program ini sangat

tinggi. Tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan dan perencanaan

yang dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat secara lebih matang.

Page 228: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

207

c. Pendampingan dalam hal perbaikan sarana/fasilitas pengolahan kayu putih

seperti belum adanya tempat penampungan daun kayu putih, tempat

penampungan kayu harus segera dilakukan. Masyarakat sasaran program

juga perlu diberikan pelatihan-pelatihan yang disesuaikan dengan kendala

yang dihadapi masyarakat secara berkesinambungan agar pencapaian

tujuan dan keberlanjutan program melalui kegiatan ini dapat maksimal.

d. PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diharapkan turut membantu

masyarakat dalam proses perubahan aturan bagi hasil (sharing) antara

masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH dengan

Perhutani. Hal ini dikarenakan masyarakat merasa keberatan dengan

aturan bagi hasil yang telah disepakati sehingga dengan aturan bagi hasil

yang baru diharapkan dapat mencapai tujuan pelaksanaan program secara

maksimal dan tidak memberatkan salah satu pihak.

2. Kepada Perhutani :

Melihat tanggapan masyarakat Kelurahan Kutawaru terkait aturan bagi

hasil yang disepakati bersama antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan

Perhutani dalam program ini, maka peneliti menyarankan :

a. Dalam mendukung pencapaian tujuan program community development

penyulingan kayu putih secara maksimal perlu diadakan perubahan aturan

bagi hasil (sharing) yang telah disepakati sebelumnya antara masyarakat

Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa

Hutan (LMDH) Rawa Kuna dengan Perhutani agar aturan sharing yang

Page 229: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

208

baru dapat memberikan saling pengertian kedua belah pihak dan tidak

memberatkan masyarakat.

b. Masih adanya kendala yang dihadapi masyarakat dalam hal kekurangan

rapatan tegakan tanaman kayu putih dapat dijadikan koreksi Perhutani

untuk mempersiapkan sarana/fasilitas secara matang dan sebagai masukan

untuk segera mengatasi kendala tersebut secara sepihak maupun

bekerjasama dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun

masyarakat sehingga program community development ini bisa

berkelanjutan (sustain).

3. Kepada masyarakat sasaran program :

Mengingat keterbatasan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terkait

pendanaan program-program community development, maka peneliti

menyarankan kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru agar program community

development yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap agar dapat

dijaga dan dipelihara sebagai kegiatan yang berkelanjutan (sustainable).

4. Kepada dunia akademisi :

Melihat keberhasilan pelaksanaan program community development

penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap,

diharapkan dunia akademisi dapat mengembangkan kajian-kajian teoritis baru

yang berkaitan dengan ilmu komunikasi yang erat kaitannya dengan program-

program Corporate Social Responsibility CSR perusahaan. Sumbangan pemikiran

Page 230: “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

209

dunia akademisi diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi para praktisi

Humas/Public Relations untuk mengembangkan pelaksanaan program-program

CSR perusahaan.

5. Bagi Peneliti lain :

Penelitian ini belum mampu menggali lebih dalam keberhasilan program

community development penyulingan kayu putih dari segi peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara kuantitatif, sehingga disarankan kepada peneliti

lain supaya dapat mengembangkan penelitian ini dengan teknik penelitian yang

berbeda, mengingat penelitian ini masih jauh dari sempurna.