proses ekstraksi bahan pew arna alam dari limbah …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

6
208 ISSN 0216 - 3128 Prayitllo, dkk. if,.") PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH KAYU MAHONI Prayitno, Endro Kismolo dan Nurimaniwati Puslitballg Tekllologi Maju, BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEWARNA ALAM DARI UMBAH KA YU MAHONI. Telah dilakukall percobaall proses ekstraksi bahall pewama alam dari limbah kayu maholli. Tujuall percobaan illi adalah ulltuk memperoleh kOlldisi terbaik proses ekstraksi kayu mahoni bahan pewama mellggunakall rotavapor. Limbah kayu bahan pewama yang dipakai kayu mahoni, berat 200, 300, 400, 500, 600 gram; diekstraksi pada su/1II 50, 60. 70. 80 . 9(f'C dan waklll ekstraksi 30, 60, 90, /20 , 150 mellit, pada kondisi mendidih kOllstallt dalam media aquadest. Larutan ekstrak yallg diperoleh dipallaskan sampai diperoleh serbuk bahall pewama. Dari hasil percobaan diperoleh hasil yang dapat disimpulkan bahwa kOlldisi terbaik dicapai untuk berat serbuk kayu 400 gram, su/1lI 6(f'C, waktu proses 90 menit dall diperoleh /wsil serbuk pewama terballyak 9.26 gram. ABSTRACT EXTRACTION PROCESS OF THE NATURAL MAHONI WOOD WASTE. The extractioll of the Ilatural ma/lOlli wood waste. The experiment is aim at obtaining the optimllm conditioll of the extraction process of lIIahOlli wood waste dyes usillg rota vapor. The wood waste dyes used were mahoni woods, as the variolls weight of 200. 300, 400, 500, 600 gralll; were extracted at the temperature of 50, 60, 70, 80, 900 C alld were process of extracted of 30, 60, 90, /20 and /50 minlltes, at the constalll boiling condition ill aqllades media. The extract SOllltioll obtailled was heated lip to be a powder of dyes. The experimellt gailled reslllt that call he cOllclllded that the best cOllditioll was weight at grain 400 gram. boiling temperature at 60"C alld tillle 911 IIIillIlles, the hest of extract SOllllioll weight of9,26 gralll. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dunia industri dewasa ini menuntut konsep industri berwawasan lingkungan, yaitu pemanfaatan teknologi untuk industri sebesar-besarnya dengan tingkat pencemaran lingkungan yang sekecil-kecilnya. Pada industri penyamakan kulit dan tekstil untuk keperluan pewarnaan bahan kulit banyak dipergunakan bahan pewarna. Bahan pewarna untuk industri modem biasanya mempergunakan zat warna sintesis yang sebagian besar masih di import dari ncgara maju. Kondisi demikian menjadikan biaya proses industri tersebut menjadi \cbih maha!. Zat warna yang sering digunakan dalam industri tersebut adalah jenis napthol, asam, direk. Ketiga jenis pewarna sintetis tersebut diduga bersifat karsinogenik, yang dapat menyebabkan pen yak it kanker (I."). Oalam pemakaian zat warna sintetis, mcskipun SCCaI'anyata telah membuktikan kualitas hasil pcnyamakan dan pcwarnaan yang baik, tetapi air bllangan sisa proses tersebut mempunyai potensi pencemaran lingkungan. Oleh karena itu industri yang mempergunakan zat warn a sintetis diharuskan mengeluarkan biaya yang besar untuk mengelola air buangan terse but agar tidak mencemari lingkungan. Berbeda dengan zat warna sintetis, l)1aka pemakaian zat warna alam dalam pewarnaan tekstil dan penyamakan kulit cenderung lebih bersifat ramah lingkungan, karena di dalamnya tidak mengandung senyawa-senyawa atau logam-logam tertentu yang secara kimia atau klinis berpotensi mencemari lingkungan, zat warn a alam ini merupakan bahan organik sehingga cenderung lebih mudah untuk didegradasi oleh lingkungan. Oi Indonesia yang memiliki iklim tropis ban yak tumbuh tanaman, baik tanaman lunak maupun tanaman keras yang mengandung bahan pewarna berkualitas tinggi. Tanaman terse but misalnya : kayu nangka, kayu mahoni, kayu tegeran, dan sebagainya, yang mampu memberikan deret warna tertentu yang terapis untuk kebutuhan pewarnaan pada industri tekstil maupun penyamakan kulit (".3). Pemakaian zat warna sintetis lebih disebabkan karena faktor kemudahan memperoleh zat warn a sintetis juga karena faktor zat warna alam beillm optimal. Tetapi mengingat harga zat pewarna sintetis yang cenderung mahal serta potensi pencemaran lingkungan akibat pemakaian zat warna sintetis cukup besar disamping itu juga Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Upload: vothu

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Lingkungan/P3TM-Juli... · PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH KAYU

208 ISSN 0216 - 3128 Prayitllo, dkk.if,.")

PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARILIMBAH KAYU MAHONI

Prayitno, Endro Kismolo dan NurimaniwatiPuslitballg Tekllologi Maju, BATAN, Yogyakarta

ABSTRAK

PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEWARNA ALAM DARI UMBAH KA YU MAHONI. Telah dilakukall

percobaall proses ekstraksi bahall pewama alam dari limbah kayu maholli. Tujuall percobaan illi adalahulltuk memperoleh kOlldisi terbaik proses ekstraksi kayu mahoni bahan pewama mellggunakall rotavapor.Limbah kayu bahan pewama yang dipakai kayu mahoni, berat 200, 300, 400, 500, 600 gram; diekstraksipada su/1II 50, 60. 70. 80 . 9(f'C dan waklll ekstraksi 30, 60, 90, /20 , 150 mellit, pada kondisi mendidihkOllstallt dalam media aquadest. Larutan ekstrak yallg diperoleh dipallaskan sampai diperoleh serbuk bahallpewama. Dari hasil percobaan diperoleh hasil yang dapat disimpulkan bahwa kOlldisi terbaik dicapaiuntuk berat serbuk kayu 400 gram, su/1lI 6(f'C, waktu proses 90 menit dall diperoleh /wsil serbuk pewamaterballyak 9.26 gram.

ABSTRACT

EXTRACTION PROCESS OF THE NATURAL MAHONI WOOD WASTE. The extractioll of the Ilaturalma/lOlli wood waste. The experiment is aim at obtaining the optimllm conditioll of the extraction process oflIIahOlli wood waste dyes usillg rota vapor. The wood waste dyes used were mahoni woods, as the variolls

weight of 200. 300, 400, 500, 600 gralll; were extracted at the temperature of 50, 60, 70, 80, 900 C alld were

process of extracted of 30, 60, 90, /20 and /50 minlltes, at the constalll boiling condition ill aqllades media.The extract SOllltioll obtailled was heated lip to be a powder of dyes. The experimellt gailled reslllt that callhe cOllclllded that the best cOllditioll was weight at grain 400 gram. boiling temperature at 60"C alld tillle 911

IIIillIlles, the hest of extract SOllllioll weight of9,26 gralll.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi dunia industri dewasaini menuntut konsep industri berwawasanlingkungan, yaitu pemanfaatan teknologi untukindustri sebesar-besarnya dengan tingkatpencemaran lingkungan yang sekecil-kecilnya.Pada industri penyamakan kulit dan tekstil untukkeperluan pewarnaan bahan kulit banyakdipergunakan bahan pewarna. Bahan pewarnauntuk industri modem biasanya mempergunakanzat warna sintesis yang sebagian besar masih diimport dari ncgara maju. Kondisi demikianmenjadikan biaya proses industri tersebut menjadi\cbih maha!. Zat warna yang sering digunakandalam industri tersebut adalah jenis napthol, asam,direk. Ketiga jenis pewarna sintetis tersebut didugabersifat karsinogenik, yang dapat menyebabkan

pen yak it kanker (I.").

Oalam pemakaian zat warna sintetis,mcskipun SCCaI'anyata telah membuktikan kualitashasil pcnyamakan dan pcwarnaan yang baik, tetapiair bllangan sisa proses tersebut mempunyaipotensi pencemaran lingkungan. Oleh karena ituindustri yang mempergunakan zat warn a sintetisdiharuskan mengeluarkan biaya yang besar untuk

mengelola air buangan terse but agar tidakmencemari lingkungan. Berbeda dengan zat warnasintetis, l)1aka pemakaian zat warna alam dalampewarnaan tekstil dan penyamakan kulit cenderunglebih bersifat ramah lingkungan, karena didalamnya tidak mengandung senyawa-senyawaatau logam-logam tertentu yang secara kimia atauklinis berpotensi mencemari lingkungan, zat warn aalam ini merupakan bahan organik sehinggacenderung lebih mudah untuk didegradasi olehlingkungan. Oi Indonesia yang memiliki iklimtropis ban yak tumbuh tanaman, baik tanaman lunakmaupun tanaman keras yang mengandung bahanpewarna berkualitas tinggi. Tanaman terse butmisalnya : kayu nangka, kayu mahoni, kayutegeran, dan sebagainya, yang mampu memberikanderet warna tertentu yang terapis untuk kebutuhanpewarnaan pada industri tekstil maupunpenyamakan kulit (".3).

Pemakaian zat warna sintetis lebih

disebabkan karena faktor kemudahan memperolehzat warn a sintetis juga karena faktor zat warnaalam beillm optimal. Tetapi mengingat harga zatpewarna sintetis yang cenderung mahal sertapotensi pencemaran lingkungan akibat pemakaianzat warna sintetis cukup besar disamping itu juga

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Page 2: PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Lingkungan/P3TM-Juli... · PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH KAYU

Prayitllo, dkk. ISSN 0216 - 3128 209

zat warna sintetik mengandung azodyes tertentuyang telah dilarang penggunaannya , makapemakaian zat warn a alam perlu dibudayakan.Sejalan dengan hal diatas diperlukan penelitianuntuk pengambilan zat warna alam dan kayu.Dalam hal ini tahapan proses pembuatan zat warnaalam pada umumnya meliputi sortasi bahan kayu,preparasi bahan kayu, ekstraksi dan perendaman,penyaringan, pemekatan, powderisasi, sterilisasidan pewadahan. Pada penelitian ini akan digunakanserbuk gergaji kayu mahoni sebagai zat pewarnadengan proses ekstraksi menggunakan Rotavapor

R-151. Kayu mahoni tersebut merupakan jeniskayu yang banyak terdapat di Indonesia danmerupakan jenis kayu yang kuat sehingga banyakdigunakan untuk bahan bangunan maupun industrimebe!. Dalam pengolahan kayu menjadi bahanbangunan dan mebel tersebut akan dihasilkanlimbah kayu yang berupa serb uk, umumnya serbukkayu ini belum dimanfaatkan secara optimal,padahal kayu mahoni ini mengandung tanin yangberfungsi sebagai penyamak kulit, disamping itujuga berfungsi sebagai pewarna yang akanmemberikan warna cokelat atau kecokelatan.

Sehingga apabila kandungan tanin dalam kayumahoni ini diambil, maka hasilnya dapatdiaplikasikan untuk pewarna, dan karenamerupakan zat warna alam maka penggunaan zatwarna dari kayu mahoni ini dapat meminimasikadar limbah yang dihasilkan (3.5).

Dari latar belakang dapat disusun masalahsebagai berikut : Apakah zat warna kayu mahonidapat diambil secara ekstraksi menggunakanRotavapor dengan aquadest sebagai pelarutnya.Bagaimana pengaruh waktu ekstraksi, suhuekstraksi dan berat serbuk gergaji kayu mahoniterhadap berat serbuk pewarna yang dihasilkan.Apakah zat warna yang dihasilkan dapat digunakanuntuk mewarnai kulit ataupun teksti!. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh variasiwaktu ekstraksi, suhu ekstraksi dan berat serbukgergaji kayu mahoni terhadap berat serbukpewarna yang dihasilkan. Kayu mahoni yangsudah tua dapat digunakan sebagai sumber zatwarna alamo Sumber zat warna alam pada kayumahoni ini terdapat pada kayu gubal maupun kayuteras dan sifat zat warna yang dihasilkan adalahnon toksik dan mengandung tanin 6,5 % yangbcrfungsi sebagai penyamak nabati pada kulit danjuga sebagai pewarna. Dalam aplikasinya, makazat warna alam dari kayu mahoni dapat digunakanuntuk mcwarnai kain, sedangkan warna yangdihasilkan tergantung dcngan larutan yangditambahkan, yaitu :

I. Penambahan larutan kapur akan menghasilkanwarna cokclat

2. Penambahan larutan tawas akan menghasilkanwarna cokelat muda

3. Penambahan larutan tunjung akan menghasilkanwarna cokelat kearah hijau

Pada proses pewarnaan tersebut konsentrasizat warna yang digunakan adalah 5%. Sedangkanbahan yang digunakan untuk percobaan adalahkain katun dengan menggunakan mordant, yaitutawas (alum) dan soda abu, lama proses-J}ewarnaan1 jam dengan 3 kali pencelupan dalam zat warnadan lama tiap kali pencelupan 20 menit (6,7.8).

Untuk mengambil zat warna alam dari kayumahoni dapat dilakukan secara ekstraksi, yaitumemisahkan zat warn a dari serbuk gcrgaji kayumahoni dengan aquadest sebagai pelarut, danproses pengambilan zat warna tersebut dapatdilakukan dengan menggunakan alat Rotavaporpada suhu rendah (3,9). Berdasarkan tinjauanpustaka tersebut diatas, maka penulis mengajukanhipotesis sebagai berikut : Berat zat warna yangdihasilkan dari serbuk gergaji kayu mahonidipengaruhi oleh waktu ekstraksi, suhu ekstraksidan berat serbuk gergaji kayu mahoni. Zat warnayang dihasilkan dapat digunakan untuk mewarnaikulit maupun teksti!.

METODE PENELITIAN

Bahall yallg digullakall

I. Limbah serbuk kayu mahoni

2. Aquadest

Alat yallg digullakall

I. Rotavapor R-151 Standart

2. Timbangan analitik

3. Lampu pemanas

4. Piranti gelas dan porselen

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Page 3: PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Lingkungan/P3TM-Juli... · PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH KAYU

210 ISSN 0216 - 3128 Prayitllo, dkk.

Gambar 1. Alat ROlavapor Type R.151

Kererangan :

1. Pemanas Air Water Bath

2. Labu RotavaporDcstilat

3. Kontrol Box Operations

Pelaksallllall Pelleliliall

Limb4hkayu + Aqu4dest

4. Pendingin5. Penampung

6. Pompa Vakum

Dari Tabel 1 tersebut cliatas clapat cliketahuibahwa berat serbuk pewama yang dihasilkandengan variasi berat serbuk kayu mahoni (200,300, 400, 500 dan 600 gram) adalah 6,5734 ;

7,6973; 9,2597; 6,8411dan 7,0437gram.

Tabel 1. Bera/ serbuk pewarna hasil variasiberat serbuk gergaji kayu mahoni, suhuekstraksi 60°C, waktu ekstraksi 90 menit

Berat serbukBeratProdukNo

gergaji kayuzat warnaserbukmahoni (gram)

(gram)(%)I.

2006,57343,286

2.

3007,69732,567

3.

4009,25972,314

4.

5006,84111,368

5.

6007,04371,173

10

EkstraksiPernanasan sid sul1ustabil, pengaduhl\ 100rprnbm! se>buk",,,aji kayu nuroni( 200,])0. 400,500 danroo p-"",)

( pe>eMaman pad.. suhu kamu; j)"C, ro"C, IO"C, 8)"C, SU"C),waktu ekstraksi (]), ro, 90. lAi dan 150 merUi).sul1uekstraksi

Gambar 2. Diagram Proses Penelirian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pellgarult Nasi! Variasi Beral Serb ukGergaji KaYli MallOlli Terltadap BeralSerhllk Pewllrllll

Pengaruh hasil variasi berat limbah serbuk

gergajian kayu mahoni terhadap berat serbukpewarna dapat dilihat pada Tabel I dan Gambar I.

100 200 300 400 SOO 60) 700

Bcral scrbuk gergaji ka)'u mahooi (gram)

Gambar 1. Grajik hubungan a11lara bera/ serbllkpewarna hasil variasi beral serbllkgergaji kaYlI mahoni, sllhll ekstraksi60°e, wakrll eksrraksi 90 menir

Hal ini menunjukkan bahwa pada vanaslberat 200, 300 dan 400 gram men gal ami kenaikkanberat serbuk pewama yang dihasilkan. Sedangkanpada berat serbuk kayu mahoni 500 dan 600 grammengalami penurunan berat serbuk pewama yangdihasilkan. Dari tabel tersebllt terlihat bahwa

serbuk pewarna terbanyak dihasilkan pada beratserbllk gergaji kaYll mahoni 400 gram, berartibahwa kondisi optimal llntuk mendapatkan zatwama terbanyak adalah pada berat serbuk gergajikayu mahoni 400 gram untuk volume pelarut4.000ml atau agar kelarutan zat warna maksimal,maka perbandingan serbllk gergaji kaYll mahonidengan pelarut adalah 1:10.

Dari faktor berat serbllk zat warna yang

diperoleh, maka dari Tabel I. diatas terlihatkecenderungan bahwa semakin banyak serbllk

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Page 4: PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Lingkungan/P3TM-Juli... · PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH KAYU

Prayitllo, dkk. ISSN 0216 - 3128 2lJ

Gambar 2. Grafik hubungan an tara berat serbukpewarna hasil variasi terhadap suhu

ekstraksi.

E 4 -----------------------------1f3\ /\ ~ I"~

Walallplln dari data yang diperolch lIntliksuhu ekstraksi 60"C dihasilkan serbllk pewarnatcrbanyak yaitll 3,3394 gram. Hal ini disebabkankarena adanya faktor lain yang berpcngarllh,misalnya proses penyaringan ekstrak kayu mahonisetelah ekstraksi dilakukan secara manual, tingkatkelembaban serbuk kayu mahoni dan juga kondisi

Dari Tabel.2 dan Gambar 2, dapat diketahuibahwa berat serbuk pewarna terbanyak dihasilkanpada suhu ekstraksi 60°C, yaitu sebesar 3,3394 gsehingga dapat dikatakan bahwa kondisi yangpaling baik untuk mendapatkan serbuk pewarnaterbanyak adalah suhu 60°C, tetapi kecenderunganyang terlihat adalah serbuk pewarna yangdihasilkan akan semakin ban yak apabila suhudinaikkan

10060 80

Suhu ckstraksi (oC)

40

I• 20

Suhu ekstraksi (uC) Berat zat warna (gram)28

1,296550

1,762260

3,339470

2,053380

2,803990

2,9953

Dalam penelitian berat serbuk pewarna dariserbuk gergaji kayu mahoni dalam variasi suhuekstraksi, dengan menentukan waktu ekstraksi 90menit. Hal ini karena berdasarkan penelitian variasiwaktu eksh'aksi dengan selisih waktu ekstraksi 30menit untuk setiap titik, tenyata kenaikan berat zat

warna yang dihasilkan terlalu kecil jika dibandingdengan selisih waktu yang dibutuhkan, juga karenauntuk waktu ekstraksi 90 men it dihasilkan serbuk

pewarna terbanyak.

Tabel 2. Serat serbuk pewarna hasil variasi suhu

ekstraksi, berat serb uk gergaji kayumahani 400 g. waktu ekstraksi 90 menit

Pellgarult Hasil Varias; Sultu Ekstraks;Terltadap Bertlt Serbuk Pewama

gergaji kayu mahoni dengan volume pelarut tetap

yaitu 4000 ml, maka zat warna yang dihasilkansemakin banyak. Tetapi pada batas tertentu akan

mengalami punurunan berat zat warna yangdihasilkan. Pada penelitian ini berat serbuk

pewarna yang dihasilkan mengalami kenaikansebesar 1,1239 gram untuk kenaikan berat serbuk

kayu mahoni dari 200 gram menjadi 300 gram,sedangkan untuk berat serbuk kayu mahoni dari

300 gram menjadi 400 gram terjadi kenaikan beratserbuk pewarna sebesar 1,5624 gram, dan untuk

berat serbuk kayu mahoni dari 400 gram menjadi500 gram tcrjadi kenaikan berat serbuk pewarna

sebesar 2,4186 gram. Sedangkan berat serbuk kayu

mahoni dari 500 gram menjadi 600 grammenghasilkan kenaikkan berat serbuk pewarnasebesar 0,2036 gram

Kenaikan berat serbuk pewarna yang

dihasilkan pada berat serbuk kayu mahoni 200,300, 400 gram dengan volume pelarut 4.000 ml

terjadi karena pada berat serbuk kayu mahoniterse but luas permukaan untuk terlarutnya zat

warna masih cukup, artinya zat pelarut yaituaquadest kemampllan untuk mclarutkan zat warn amasih baik. Dalam hal ini kemampuan pelarut akan

baik apabila perbandingan serbuk kayu mahonidengan pelarut adalah I: 10. Sedangkan untuk berat

serbuk kaYli mahoni 500 dan 600 gram mengalamipenllrunan berat serbllk pewarna yang dihasilkan.Hal ini karena luas bidang untuk terlarutnya zatwarn a terlalu sempit yaitu tclah melebihiperbandingan I: 10, sehingga zat warna dari serbuk

kayu mahoni banyak yang tidak terlarutkan denganbaik karena volume pelarut tidak cukup.Disamping itu juga karena dalam penelitian inimenggunakan alat Rotavapor yang mempunyaikapasitas tertentll, dan jumlah zat warna yang

dihasilkan akan ban yak apabila bahan-bahan yangdigunakan dalam proses tidak melebihi kapasitasdari Rotavapor tersebut. Sehingga dalam penelitianini dapat dikatakan bahwa proses yang terjadi akan

baik sampai pada berat serbuk gergaji kayumahoni 400 gram dan selebihnya telah melebihi

kapasitas dari Rotavapor terse but, sehingga zatwarna dalam kaYli mahoni tidak dapat terlarut

dcngan baik karena telah melebihi kapasitas alat,scperti yang tCljadi pada bcrat serbllk gcrgaji kayumahoni 500 dan 600 gram.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Page 5: PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Lingkungan/P3TM-Juli... · PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH KAYU

2/2 ISSN 0216 - 3128 Prayitllo, dkk.

proses pembentukan serbuk. Dalam hal ini hanyadisaring kemudian diperas tanpa menggunakan alatpress yang dapat ditentukan tekanannya, sehinggafaktor manusia sang at berpengaruh. Disamping itumung kin karena kondisi serbuk gergaji kayumahoni itu sendiri.

Kecenderungan yang terlihat pada Tabel 2.tersebut diatas bahwa semakin tinggi suhu ekstraksimaka semakin ban yak zat warna yang dihasilkan.Tetapi suhu tersebut tidak boleh melebihi 100°C,karena akan menyebabkan kerusakan zat warna.Dalam hal ini kandungan zat warna akan naik padakisaran suhu dibawah 100°C .Sehingga apabilasuhu ekstraksi melebihi 100°C, maka walaupunserbuk zat \Varna yang dihasilkan ban yak tetapitidak berfungsi sebagai pewarna.

Pengarult Variasi Waktu Ekstraksi terltadapBerat Serbuk Pewama

Penentuan pengaruh waktu ektraksiterhadap bera serbuk pewarna yang diperoleh dapatdilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3.

Tabel 3. Berat serb uk pewarna hasi/ variasi waktu

ekstraksi un/uk 400 gram serbuk gergaji

kaYllmaholli. sullllekstraksi 60°C

Waktu ekstraksi Berat serbuk pewarna

(men it)

(gram)

30

2,4039

60

3,1586

90

3,3185

120

2,9073

150

2,9454

E 4r:~E 3.5co~g, 3

-'"::>

.D

~ 2.5;:;

Jj 2

20 40 60 80 100 120 140 160

Waktu ckstraksi (IT'Cnit)

Gambar 3. Call1!Jar grajik Ill/blillgall alltara berclf

serbllk pewarna I/(/sil variasi \\'aktuekstraksi

Dari Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwaberat serbuk pewarna yang dihasilkan selamawaktu ekstraksi (30 ,60 ,90, 120 dan 150 menit)masing-masing adalah 2,4039; 3,1586; 3,3185;2,9073 dan 2,9453 gram. Hal ini menunjukkanbahwa semakin lama proses ekstraksi maka jumlahserbuk pewarna yang dihasilkan semakin banyaksampai pada batas waktu ekstraksi 90 menit,setelah melebihi batas waktu tersebut terjadipenurunan jumlah zat warna yang dihasilkan.

Dari Tabel 3 di atas terlihat bahwa serbuk

pewarna yang terbanyak dihasilkan pada waktuekstraksi 90 menit, yaitu sebesar 3,3185g. DenganmeJihat hasil tersebut berarti proses ekstraksioptimum, yaitu zat warna terlarut maksimumselama waktu ekstraksi 90 menit.

Tabel diatas terlihat ada kecenderunganbahwa semakin lama waktu ekstraksi maka

semakin banyak jumlah serbuk pewarna yangdihasilkan, tetapi kemudian mengalami penurunanjumlah serbuk pewarna yang dihasilkan. Hal inikarena perlakuan termal pada berbagai suhu akanmenunjukkan stabilitas komponen yang relatif baiksampai suhu 100°C dan sampai waktu perlakuan 48jam. Artinya dengan waktu ekstraksi sampai batastertentu akan menaikkan jumlah serbuk pewarnayang dihasilkan dan sampai batas waktu 48 jamakan konstan, setelah melebihi 48 jam akanmengalami penurunan jumlah zat warna yangdihasilkan. Sehingga mungkin pada waktuekstraksi lebih dari 90 menit sudah banyak terjadikehilangan zat warna yang menyebabkan serbukpewarna yang dihasilkan menurun.

KESIMPULAN

Dari percobaan dan pembahasan dapatdiambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Variasi berat serbuk gergaji kayu mahoni, suhudan waktu ekstraksi berpengaruh terhadap beratserbuk pewarna yang dihasilkan, terbanyakpada waktu ekstraksi 90 men it sebesar 3,3185gram dan variasi suhu ekstraksi serbuk pewarnaterbanyak dihasilkan pada suhu 60 DC sebesar3,3394 gram

2. Serbuk pe\Varna yang dihasilkan cenderungnaik, dengan naiknya suhu, sedangkan variasiberat scrbuk gcrgaji kayu mahonimcnghasilkan scrbuk pewarna terbanyak untukberat scrbuk kayu mahoni 400 gram dan serbukpewarna yang dihasilkan scbcral 9,2597 gram.

3. Dari variasi berat sebuk gergaji kayu mahoni ,suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi, maka yang

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, B Juli 2003

Page 6: PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Lingkungan/P3TM-Juli... · PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARI LIMBAH KAYU

Prayitllo, dkk. ISSN 0216 - 3128 213

paling berpengaruh terhadap serbuk pewarnayang dihasilkan berat serbuk gergaji kayumahoni.

4. Serbuk pewarna yang dihasilkan akan optimalapabila perbandingan serbuk gergaji kayumahoni dengan pelarutnya adalah I: I0

DAFT AR PUSTAKA

8. SUPARNI, "Pemanfaatan Zat warna KayuNangka sebagai Pengganti Naftol AS-LB",FakuItas Teknologi Industri, un, Yogyakarta(1994 )

9. SUSANTO,"Seni Kerajinan Batik Indonesia",Balai Penelitian Batik dan Kerajinan (1980)

I. HUSODO, TRIWI, "Pemanfaatan danPemberdayaan Zat Warna Alami (ZPA) UntukIndustri Kecil dan Menengah (IKM), BBKB,Yogyakarta (1998)

2. KISMOLO, ENDRO dkk, "TeknikPengoperasian Rotavapor R-151 StandartUntuk reduksi Limbah Cair Fase Cair",

Proseding PPI, BAT AN, Yogyakarta (1995)

3. KISMOLO, ENDRO dkk, "Teknik PemekatanLarutan Ekstrak Bahan Pewama Alam

Menggunakan Rotavapor R-151 Standart ",Seminar Nasional Industri Kulit, Karet dan

Plastik. BATAN, Yogyakarta (2000)

4. ANONIM. "Pemnafaatan Limbah Zat warnaOalam Proses Pencelupan", BBKB,Yogayakarta ( 199 I)

5. BUCHAMAN, M.A., "The Tannins and

Coloring Matters", Reinhold PublishingCoorporation, New York (1952)

6. AZW AR. "Metodologi penelitian", PemudaPelajar, Yogyakarta (1999)

7. PURNOMO, EDDY, "PengetahuanTeknologi Penyamakan Kulit",Yogyakarta ( 1984)

Dasar

ATK,

TANYAJAWAB

Dwi Wahini

Dengan metode in! berapa % dijes yangdipereoleh ?

Warna yang dihasilkan apa ?

Prayitno

Prosentase dijes yang diperoleh amara71% sid 84%.

Warna yang dihasilkan coklal.

Anonim

Apakah sudah dilakukan karakterisasi warnayang dihasilkan

Prayitno

511dahdicoba lllltuk pewarnaan tekstil danklilit.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 6 Juli 2003