proses ekstraksi

Upload: innayahizati

Post on 12-Jul-2015

623 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pemilihan pelarut Kelarutan dari minyak atsiri daun sirih (Piper betle) ditentukan oleh volume kenaikan pencampuran minyak atsiri dalam volume tertentu dari pelarut berikut: air, kloroform, alkohol, eter anhidrat dan petroleum eter. Kelarutan Minyak Atsiri Piper betle Rasio Volume Solven (Minyak:Solven) mL Air 1:1 1:5

Deskripsi Tidak larut Tidak pemisahan, berkabut (emulsi) Larut Larut Larut Larut ada namun

Etil Alkohol Kloroform Eter Anhidrat Petroleum Eter

1:1 1:1 1:1 1:1

Hasil analisis dari data di atas menunjukan bahwa minyak atsiri daun sirih bersifat non polar karena larut dalam pelarut-pelarut organik. Oleh karena itu pemilihan pelarut digunakan pelarut yang bersifat non polar. Selain itu, perlu diperhatikan aspek ekonomis dan keamanan (berkaitan dengan toksisitas) pelarut yang digunakan. Pelarut yang digunakan untuk proses ekstraksi minyak atsiri daun sirih adalah petroleum eter. (Adeltrudes B. Caburian1, Marina O. Osi2.2010.Characterization and Evaluation of Antimicrobial Activity of the Essential Oil from the Leaves of Piper betle L. E-International Scientific Research Journal) Metode penyarian daun sirih Metode penyarian yang dipilih adalah destilasi uap. Destilasi uap dipilih berdasarkan sifat fisika-kimia dari komponen minyak atsiri pada daun sirih, yaitu: tahan terhadap pemanasan. Selain itu, keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh menggunakan metode penyulingan uap (steam distillation) antara lain: waktu yang diperlukan lebih singkat dan rendemen minyak yang dihasilkan lebih besar. Suhu ketel yang dapat dimodifikasi dapat menghindarkan pengeringan bahan yang disuling. Sistem penyulingan ini baik digunkana untuk mengisolasi minyak atsiri dari biji-bijian, akar dan kayu-kayuan yang umumnya mengandung komponen yang bertitik didih tinggi. Pada sistem ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam boiler yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi dari

tekanan udara luar. Penyulingan dengan uap sebaiknya dimulai dengan tekanan uap yang rendah (kurang lebih 1 atmosfir), kemudian secara berangsur-angsur tekanan uap dinaikkan menjadi kurang lebih 3 atmosfir. Jika permulaan penyulingan dilakukan pada tekanan tinggi, maka komponen kimia dalam minyak akan mengalami dekomposisi. Jika minyak dalam bahan di anggap sudah habis tersuling, maka tekanan uap perlu diperbesar lagi yang bertujuan untuk menyuling komponen kimia yang bertitik didih tinggi. Cara penyarian minyak atsiri daun sirih: Daun sirih segar dicuci bersih lalu diangin-anginkan, kemudian dipotong-potong. Rajangan dimasukkan ke dalam ketel pendidih, atau bahan baku tersebut dimasukkan ke dalam ketel penyulingan dan dialiri uap. Dengan adanya panas air dan uap , tentu akan mempengaruhi bahan tersebut, sehingga di dalam ketel terdapat dua cairan yaitu air panas dan minyak atsiri. Kedua cairan tersebut dididihkan perlahan-lahan hingga terbentuk campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak. Campuran uap ini akan mengalir melaui pipa-pipa pendingin, dan terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi kembali mencair. Dari pipa pendingin, cairan tersebut dialirkan ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dan air berdasarkan berat jenisnya.

QC dan IPC 1. Nama ekstrak: Nama ekstrak adalah ekstrak Piper betle folium 2. Tanaman sumber: Tanaman yang digunakan adalah sirih (Piper betle) yang berasal dari beberapa daerah di Kulon Progo. 3. Organoleptis: Bentuk : cairan kental Bau Ras : bau khas daun sirih : getir, agak pahit

Warna : kekuningan 4. Kadar air setelah daun sirih dikeringkan Kadar air pada daun disyaratkan