proses berpikir kritis - · pdf fileberpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu cara...
TRANSCRIPT
1
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
A. PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS Berpikir adalah menggunakan pikiran dan mencakup membuat pendapat, membuat keputusan, menarik kesimpulan, dan merefleksikan (Gordon, 1995) Berpikir merupakan suatu proses yang aktif dan terkoordinasi (Chaffee, 1994). Berpikir kritis adalah suatu proses yang menantang seseorang individu untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian. Berpikir kritis adalah suatu cara yang sistematis untuk membuat dan membentuk fikiran seseorang, sehingga dapat berfungsi dengan penuh tujuan/manfaat dan akurat/tepat. Berpikir kritis merupakan cara berpikir yang teratur, terstruktur, komprehensif, didasarkan pada standar intelektual, dan didasarkan pada pertimbangan/alas an yang baik. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu cara bagaimana perawat menggunakan informasi sebagai pertimbangan, membuat kesimpulan, dan membentuk gambaran mental tentang apa yang terjadi pada klien. Berpikir kritis adalah reflektif, pemikiran yang masuk akal tentang masalah keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada keputusan apa yang harus diyakini dan dilakukan (Kataoka-yahiro dan Salylor, 1994). Berpikir secara kritis menantang individu untuk menelaah asumsi tentang informasi terbaru dan untuk menginterpretasikan serta mengevaluasi uraian dengan tujuan mencapai kesimpulan atau perspektif baru (Strander, 1992)
PROSES BERPIKIR KRITIS Berpikir secara kritis melibatkan suatu rangkaian terintegrasi tentang kemampuan dan sikap berpikir. Individu harus mampu menerima informasi, menggunakan ingatan (memori) saat ini dan masa lalu, menerpkan logika dan alasan, meninjau data dengan cara yang teratur, dan membuat keputusan secara jelas dan kreatif.
2
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
Kemampuan berpikir kritis : 1. Berpikir secara aktif dengan menggunakan inteligensia, pengetahuan,
dan ketampilan diri untuk menjawab pertanyaan. 2. Dengan cermat menggali situasi dengan mengajukan dan menjawab
pertanyaan yang relevan 3. Berpikir untuk diri sendiri dan secara cermat menelaah berbagai ide dan
mencapai kesimpulan yang berguna. 4. Meninjau situasi perspektif yang berbeda untuk mengembangkan suatu
pemahaman yang mendalam dan menyeluruh. 5. Mendiskusikan ide dalam suatu cara yang terorganisasi untuk pertukaran
dan menggali ide dengan orang lain.
B. TAHAP BERPIKIR KRITIS 1. Menentukan tujuan berpikir kritis (Purpose of thinking) 2. Menambah (mencukupi) pengetahuan yang diperlukan (adequacy of
knowledge) 3. Mengidentifikasi masalah potensial (Potential Problem) 4. Mengidentifikasi sumber pendukung (Helpful Resource) 5. Membuat keputusan yang kritis (Critique of judgment/Decision)
C. PRINSIP BERPIKIR KRITIS Belajar dan berpikir merupakan proses sepanjang hidup. Belajar dan berpikir sepanjang waktu tidak dapat dipisahkan, sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang dimiliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, menyajikan ide-ide, dan membuat kesimpulan yang valid.
Perawat profesional harus selalu melihat dan berpikir ke depan.
Praktik keperawatan harus selalu berubah
sesuai dengan perkembangan pengetahuan baru yang lebih
efektif, yang mempunyai bukti- bukti yang mendukung secara
ilmiah, dan memberikan hasil yang lebih baik untuk klien.
Dengan berpikir kritis, perawat mampu belajar dan untuk secara positif mempengaruhi praktik keperawatan. Kedewasaan seorang perawat diukur dengan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan baru dan terlibat dalam proses penemuan yang menguntungkan bagi klien dan profesi keperawatan.
3
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
D. ELEMEN BERPIKIR: Komponen dasar pembentuk fikiran. No Elemen Standar dasar Masalah Potensial Prinsip Dasar 1 Tujuan Tujuan harus jelas,
signifikan, dapat dicapai dan konsisten
Tujuan tidak jelas, tidak signifikan (sepele), tidak realistik, kontradiksi
Setiap pemikiran harus mempunyai tujuan
2 Pertanyaan terhadap issue sentral
Pertanyaan jelas, signifikan, dapat dijawab, relevan.
Tidak jelas, tidak signifikan, tidak dapat dijawab, tidak relevan.
Untuk membuat pertanyaan, anda harus mengetahui apa yang dibutuhkan.
3 Sudut pandang
• Fleksibel. • Ketajaman (fair) • Jelas (clarity) • Luas
• Kaku • Bias • Tidak jelas • Sempit
Pemikian akan lebih baik bila didasarkan pada sudut pandang yang beragam, dan relevan, disampaikan secara jelas, logis, dilaksanakan secara konsisten dan tidak memihak.
4 Dimensi empiris
• Kejadian yang jelas (clear)
• Informasi yang relevan.
• Kejadian dilaporkan secara tajam/jelas.
• Datanya akurat. • Kejadiannya
mencukupi (adekuat) • Data yag digunakan
konsisten.
• Tidak jelas. • Tidak relevan
(didasarkan asumsi pribadi)
• Tidak akurat • Data tidak cukup.
Pemikiran hanya bisa disampaikan bila didasarkan pada kejadian yang nyata.
5 Konsep dan ide
• Konsep yang jelas. • Konsep yang relevan. • Konsep yang
mendalam. • Konsep yang netral
• Tidak jelas. • Tidak relevan. • Supervisial • Bias
Kejelasan, relevansi, dan kedalaman pemikiran ditemukan oleh konsep- konsep yang membentuknya/mendasar i.
6 Asumsi • Asumsi yang jelas. • Asumsi dapat
dibenarkan. • Asumsi yang konsisten
• Tidak jelas • Tidak bisa
dibenarkan. • Bertolak belakang
Pemikiran hanya dapat disampaikan bila didasarkan pada asumsi
7 Implikasi dan konsekuensi
• Implikasi yang signifikan
• Implikasi yang realistik
• Implikasi disampaikan dengan jelas.
• Implikasi yang disampaikan tepat.
• Implikasi disampaikan lengkap
• Implikasi tidak signifikan/tidak penting
• Tidak realistik. • Tidak jelas • Tidak lengkap.
Untuk berpikir/pengambilan eputusan anda harus memahami implikasi dan konsekuensi dari keputusan yang diambil
4
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
E. MODEL BERPIKIR KRITIS à THINK 4 model berpikir kritis : total recall, habits, inquiry, new idea & creatively, knowing how you think.
1. Total recall (ingatan total): • Mengingat kembali fakta-fakta atau mengingat kembali dimana
serta bagaimana menemukannya bila diperlukan. • Fakta dapat berasal dari buku, hasil pengkajian, lingkungan. • Kemampuan mengakses pengetahuan: disimpan dalam ingatan estela
dipelajari. • Tiap orang memiliki fakta dalam ingatannya. • Total recall tergantung kemampuan memory.
• Dapat dilakukan dengan membuat assosiasi antara fakta dengan peristiwa lain yang lebih menarik.
2. Habits (Kebiasaan): • Berpikir secara berulang-ulang
sehingga jadi kebiasaan/things I do without thinking.
3. Inquiry (Penyelidikan). • Mengkaji issue dengan mendalam dan mananyakan yang tampak
tidak jelas. • Menggali dan menanyakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
fakta sesuai dengan asumsinya. • Cara utama untuk membuat kesimpulan • Berpikir induktif • Tahap-tahap :
a. Melihat adanya fakta. b. Menbuat kesimpulan awal. c. Mengenali kesenjangan d. Mengumpulkan data tambahan e. Membandingkan informasi dengan yang sudah biasa
ditemui/pengalaman masa lampau. f. Mencari adanya bias. g. Mencari alternatif kesimpulan lain. h. Memvalidasi kesimpulan dengan informasi yang lebih banyak.
4. New idea and creatively (ide baru dan kreatifitas) • Kebalikan dari habits • Segala sesuatu yang sudah dipelajari, digabung, dikaitkan dan
diterapkan pada situasi yang unik
5
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
5. Knowing how you to think (mengetahui bagaimana anda berpikir) § Dimulai dengan menggunakan refleksi diri § Digunakan untuk menyesuaikan pemikiran secara terus-menerus ke
konteks kebutuhan pasien dan area pelayanan kesehatan yang selalu berubah
§ Mempertimbangkan segala sesuatu dalam pikiran kita dan berusaha keras untuk meningkatkan bagaimana kita berpikir dan apa yang kita lakukan dengan berfokus pada apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan dalam situasi tertentu tersebut
ASUMSI TERHADAP MODEL THINK 1. berpikir, merasa, dan bertindak merupakan semua komponen esensial
dari keahlian keperawatan yang berkerja bersama secara sinergis 2. walaupun berpikir, merasa, dan bertindak tidak terpisahkan dalam
praktik keperawatan yang nyata, tetapi dapat dipisahkan untuk pembahasan dalam teks dan ruangan kelas.
3. Perawat dan mahasiswa keperawatan bukan selembar kertas kosong, sehingga mereka masuk ke dalam keperawatan dengan berbagai ketrampilan berpikir
4. Meningkatkan cara berpikir merupakan tindakan disengaja yang dapat diajarkan dan dipelajari.
5. Sebagian besar mahasiswa dan perawat mengalami kesulitan menjelaskan ketrampilan berpikir mereka. Oleh karena itu, setiap model berpikir kritis dimulai dengan menghargai kemampuan berpikir yang telah ada sehingga mahasiswa dapat menjelaskan apa yang telah mereka miliki.
6. berpikir kritis dalam keperawatan merupakan perpaduan beberapa aktivitas berpikir yang terkait dengan konteks situasi ketika proses berpikir tersebut terjadi.
6
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
Model tentang berpikir kritis dikembangkan untuk penilaian keperawatan oleh Kataoka-Yahiro dan Saylor (1994).
Tingkat berpikir kritis
Komponen berpikir kritis
Model tersebut mendefinisikan hasil dari berpikir kritis sebagai penilaian keperawatan yang relevan dengan masalah keperawatan dalam berbagai lingkup. Model tersebut dirancang untuk mengetengahkan penilaian keperawatan dalam peran klinis, manajerial, kepemimpinan, dan pendidikan.
KOMPONEN BERPIKIR KRITIS 1. Dasar pengetahuan khusus
Dasar pengetahuan perawat mencakup informasi dan teori dari ilmu pengetahuan alam, humaniora, dan keperawatan yang diperlukan untuk memikirkan masalah keperawatan.
2. Pengalaman Pengalaman klinis memberikan suatu sarana laboratorium untuk menguji pengetahuan keperawatan. Benner (1984) menuliskan bahwa perawat yang ahli memahami konteks dari situasi klinis, mengenali isyarat, dan menginterpretasikannya sebagai relevan atau tidak relevan. Tingkat
Tingkat 3 : komitmen
Tingkat 2 : kompleks
Tingkat 1 : dasar
Dasar pengetahuan khusus
Pengalaman
Kompetensi
Sikap Standar
7
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
kompetensi ini datang dari pengalaman. Pelajaran terbaik yang harus dipelajari oleh peserta didik keperawatan yang baru adalah mengambil manfaat semua yang dialami klien. Menggunakan salah satunya sebagai batu loncatan untuk membangun dan mendapatkan pengetahuan baru, membuat perbandingan dan kontras, dan merangsang pikiran inovatif.
3. kompetensi Kompetensi berpikir kritis adalah proses kognitif yang digunakan perawat untuk membuat penilaian keperawatan. Tiga tipe kompetensi : a. Berpikir kritis umum
Berpikir kritis umum mencakup metoda ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan keputusan. Pemecahan masalah mencakup mendapatkan informasi ketika terdapat kesenjangan antara apa yang sedang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi. Kemampuan memecahkan masalah dalam suatu situasi memungkinkan perawat menerapkan pengetahuan tersebut pada situasi klien lainnya. Dalam membuat keputusan, individu memilih tindakan untuk memenuhi tujuan. Keputusan yang harus dibuat secara bebas dengan dasar nilai dan keinginan individu. Sekali keputusan telah dibuat, individu harus yakin bahwa keputusan tersebut adalah pilihan yang terbaik.
b. Berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis Kompetensi yang tercakup disini adalah pertimbangan diagnostik, kesimpulan klinis, dan pembuatan keputusan klinis. Dalam pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan untuk pasien, perawat berperan membuat pengkajian berkesinambungan berdasarkan masalah medis klien (Carnevali & Thomas, 1993). Dalam hal ini perawat tidak membuat diagnosa medis, perawat mencari tanda dan gejala yang diantisipasi yang merupakan hal umum untuk mendiagnosis, membantu membuat kesimpulan klinis tentang kemajuan perawat. Misalnya: klien yang mempunyai riwayat infark miokard (serangan jantung) harus dipantau munculnya kekambuhan nyeri dada dan perubahan tanda-tanda vital. Perawat harus mampu secara kritis untuk menganalisa situasi klinis yang terus berubah sehingga kebutuhan mendesak klien dapat diantisipasi. Ini merupakan peran kolaburatif penting harus diterima perawat.
8
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
c. Berpikir kritis spesifik dalam keperawatan. Proses keperawatan merupakan pendekatan sistematis yang digunakan untuk secara kritis mengkaji dan menelaah kondisi klien, mengidentifikasi respon klien terhadap masalah kesehatan, melakukan tindakan yang sesuai, dan kemudian mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan telah efektif. Pembuatan keputusan klinis untuk kelompok klien : • Identifikasi masalah dari setiap
klien. • Bandingkan klien dan tetapkan
masalah mana yang lebih mendesak berdasarkan kebutuhan dasar, status klien yang tidak stabil atau terus berubah, dan kompleksitas masalah.
• Antisipasi waktu yang akan dibutuhkan untuk mencapai prioritas masalah.
• Putuskan bagaimana cara membandingkan aktivitas untuk memecahkan lebih dari satu masalah pada setiap kesempatan.
• Pertimbangan bagaimana cara melibatkan klien sebagai pembuat keputusan dan partisipan dalam perawatan
Perbandingan Langkah Pemecahan Masalah, Metoda Ilmiah, dan Proses Keperawatan.
Pemecahan masalah Tujuh langkah Metode Ilmiah dari Copi dan Cohen
Proses Keperawatan
Menghadapi masalah Masalah Hipotesis awal
Mengkaji
Mengumpulkan data Mengumpulkan fakta-fakta tambahan
Mengidentifikasi sifat yang pasti dari masalah
Merumuskan hipotesis Merumuskan diagnosa keperawatan
Menentukan rencana tindakan
Menyimpulkan konsekuensi selanjutnya
Merencanakan (identifikasi hasil)
Menjalankan rencana tindakan
Menguji konsekuensi Implementasi
Mengevaluasi rencana dalam situasi baru
Penerapan Mengevaluasi
Rencana tindakan Cohen C: Introduction to Logic, ed. 9, New York, Macmillan
9
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
4. Sikap Sikap dalam hal ini adalah nilai yang harus ditunjukkan keberhasilannya oleh pemikir kritis. Individu harus
menunjukkan ketrampilan kognitif untuk berpikir secara kritis dan penting untuk memastikan bahwa
ketrampilan ini digunakan secara adil dan bertanggung jawab. Contoh sikap untuk berpikir
kritis adalah: tanggung gugat, berpikir mandiri, mengambil resiko, kerendahan hati, integritas, ketekunan, dan kreativitas.
• Tanggung gugat. Sebagai perawat profesional, perawat harus
mampu membuat keputusan dalam berespon terhadap hak, kebutuhan, dan minat klien. Perawat harus menerima tanggung gugat untuk
apapun penilaian yang dibuatnya atas nama klien.
• Berpikir mandiri Perawat belajar mempertimbangkan ide dan konsep dengan rentang yang luas yang dilanjutkan dengan membuat penilaian sendiri. Penilaian disertai dengan penerimaan masukan dari orang lain, dengan catatan: ide atau masukan dari orang lain tersebut harus disertai dengan rasional serta jawaban yang logis. Berpikir mandiri adalah inti dari riset keperawatan
• Mengambil resiko Keputusan yang telah diambil mempunyai resiko untuk ditelaah kembali sehingg adibutuhkan niat dan kemauan mengambil resiko untuk mengenali keyakinan apa yang salah dan selanjutnya melakukan tindakan didasarkan pada keyakinan yang didukung oleh fakta dan bukti yang kuat.
• Kerendahan hati Pemikir kritis menerima bahwa mereka tidak mengetahui dan mencoba untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat. Kerendahan hati perlu dipersiapkan oleh seorang perawat untuk mengetahui ketidakmampuannya untuk mengatasi masalah praktik keperawatan. Perawat harus memikirkan kembali situasi, mencari pengetahuan tambahan, dan kemudian menggunakan informasi untuk membentuk konklusi (kesimpulan). Kerendahan hati perawat akan mendorong keinginan untuk
10
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
berhadapan dengan perawat yang lebih berpengalaman dan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menangapi masalah klien dengan tepat mendukung perawat menjadi dewasa secara profesional.
• Integritas Orang yang mempunyai integritas dengan cepat berkeinginan untuk mengakui dan mengevaluasi segala ketidakkonsistenan dalam ide dan keyakinannya.
• Ketekunan Pemikir kritis harus bertekad untuk menemukan pemecahan dan jalan keluar yang efektif untuk masalah keperawatan klien. Perawat harus belajar sebanyak mungkin mengenai masalah, mencoba berbagai pendekatan untuk keperawatan dan terus menari sumber tanbahan sampai pendekatan yang tepat. Misalnya: pasien DM (Diabetes Melitus/peny gula) mempunyai luka di jari kaki. Untuk menemukan tindakan yang tepat, perawat perlu konsultasi dengan ahli gizi, dokter, dan mencari jurnal/artikel yang berhubungan dengan luka DM
• Kreativitas. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir orijinal, hal ini berarti menemukan jalan keluar dari masalah yang ditemukan dengan cara yang lain. Misal: anggota keluarga menderita artritis sehingga sakit jika digunakan untuk membungkuk. Mensikap hal tersebut, keluarga memakukan balok kecil di kaki kursi, hal ini dilakukan agar pasien tidak perlu membungkuk jika akan duduk.
5. Standar Kemampuan perawat untuk berpikir kritis terhadap masalah klien, sehingga penting untuk menggunakan standar berpikir kritis untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat telah dibuat. Standar profesional untuk berpikir kritis mengacu pada kriteria etik untuk penilaian keperawatan dan kriteria untuk tanggung jawab dan tanggung gugat profesional. Penerapan standar mengharuskan perawat menggunakan berpikir kritis untuk kebaikan individu atau kelompok (Kataoka-Yahiro dan Saylor, 1994) Standar untuk berpikir kritis adalah jelas, spesifik, konsisten, mendalam, komplet, mencukupi, tepat, akurat, masuk akal, logis, luas, signifikan, terbuka.
11
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
TINGKAT BERPIKIR KRITIS (Kataoka-Yahiro dan Saylor, 1994) 1. Tingkat 1 : dasar.
Pada tingkat dasar, berpikir cenderung untuk menjadi konkrit dan didasarkan pada serangkaian peraturan atau pinsip. Hal ini merupakan langkah awal dalam kemampuan pertimbangan. Individu mempunyai keterbatasan pengalaman dalam
menerapkan berpikir kritis, cenderung untuk diatur oleh orang lain, belajar menerima perbedaan pendapat dan nilai-nilai di
antara pihak yang berwenang. Pendekatan tahap demi tahap digunakan untuk memberikan perawatan dan kemungkinan dapat atau tidak untuk diadaptasi guna
memenuhi kebutuhan klien yang unik. 2. Tingkat 2 : Kompleks.
Dalam tahap ini, seseorang secara kontinu mengenali keragaman dari pandangan dan persepsi individu. Pengalaman membantu individu mencapai kemampuan untuk terlepas dari kewenanganan dan menganalisa serta meneliti alternatif secara lebih mandiri dan sistematis. Dalam keperawatan, praktisi mulai untuk mencari tindakan keperawatan yang bermanfaat jangka panjang. Perawat perlu belajar keragaman dari pendekatan yang berbeda untuk terapi yang sama.
3. Tingkat 3 : Komitmen. Pada tingkat ini, perawat memilih tindakan atau keyakinan berdasrkan alternatif yang diindetifikasi pada tingkat berpikir yang kompleks. Perawat mampu untuk mengantisipasi kebutuhan untuk membuat keputusan yang kritis setelah menganalisis keuntungan dari alternatif yang lain. Maturitas perawat tercermin dari kerutinan yang selalu mencari pilihan yang terbaik, paling inovatif, dan sesuai untuk perawatan klien.
KETRAMPILAN DASAR AGAR BISA BERPIKIR KRITIS • Mampu mengevaluasi kredibilitas sumber informasi. • Mampu menganalisa argumen, interpretasi, kepercayaan dan teori-teori. • Mampu megklarifikasi makna dari setiap kata/frase. • Mampu mentransfer pemikiran dengan cara yang baru. • Mampu memberikan/membangkitkan dan mengkaji kemungkinan
pemecahan masalah • Mampu mengembangkan kriteria untuk evaluasi. • Mampu membaca, mendengar, menulis, dan melaporkan secara kritis.
12
Titik Anggraeni àKonsep Dasar Berpikir
DIMENSI AFEKTIF BERPIKIR KRITIS
• Berpikir secara independen (bebas) • Melatih cara berpikir terbuka • Mengembangkan fikiran berfokus pada
diri sendiri dan sosial. • Mengembangkan kerendahan hati
intelektual (tidak keminter). • Mengembangkan keteguhan intelektual. • Mengembangkan kejujuran dan integritas
intelektual. • Mengembangkan ketekunan intelektual. • Percaya diri dalam berargumentasi. • Mengembangkan rasa ingin tahu
RINTANGAN TERHADAP PEMIKIRAN BERMUTU TINGGI (BERPIKIR KRITIS) 1. Terjebak dalam rutinitas 2. Kecemasan.
Peningkatan kecemasan mengecilkan kompor berpikir dan membatasi model I, N, dan K. Jika kita mahasiswa, tehnik yang bermanfaat untuk menurunkan kecemasan dalam situasi pembelajaran klinis adalah: § Pastikan kita tekah mempersiapkan diri dengan baik untuk menerima
tugas-tugas klinis § Minta pembimbing kita memberikan pertanyaan tentang rasional atau
prosedur yang baik sebelum kita melakukan tindakan § Perlambat pernafasan § Biarkan diri kita menyuarakan pikiran yang terlintas § Ingatkan pada diri anda, bahwa anda adalah seorang mahasiswa dan
tidak diharapkan untuk memiliki semua jawaban sehingga tidak perlu takut jika berbuat salah.