proses aklimatisasi pada kultur jaringan anggrek di ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga...

45

Click here to load reader

Upload: truongtruc

Post on 28-Apr-2019

260 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN

ANGGREK DI LABORATORIUM KULTUR JARINGAN UNIT

WONOCATUR, BANGUNTAPAN, BANTUL,

YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian

Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan

Arsitektur Pertamanan

Disusun Oleh :

RINECHA FITI HANDAYANI

H 3308049

PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan

Judul :

PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN

ANGGREK DI LABORATORIUM KULTUR JARINGAN UNIT

WONOCATUR, BANGUNTAPAN, BANTUL,

YOGYAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Rinecha Fiti Handayani H 3308049

Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : Mei 2011

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Susunan Tim Penguji

Penguji I

Ir. Praswanto, MS NIP. 194701101980031001

Penguji II

Ir. Heru Irianto, MM NIP. 19630514 1992021001

Surakarta, Mei 2011

Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian

Dekan,

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 195602251986011001

Page 3: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

taufik dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah lepas

dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ir. Heru Irianto, MM. selaku Koordinator Program D-III Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret dan selaku dosen panguji, terima

kasih atas arahan, masukan dan saran yang diberikan.

3. Ir. Panut Sahari MP selaku Ketua Program Studi D-III Agribisnis

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ir. Praswanto, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing,

meluangkan waktu dan pikiran, serta memotivasi penulis dalam

penyusunan Tugas Akhir.

5. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak Muryono selaku koordinator UPTD BPPTPH Unit Wonocatur,

Bapak Ir. Ruspandi A.F selaku pembimbing magang, serta Ibu Siti dan

Ibu Marsih selaku staf di UPTD BPPTPH yang telah membimbing

selama magang.

7. Bapak Suyanto dan Ibu Triwulan selaku orangtua sekaligus teladanku,

terima kasih atas segala cinta, kasih, sayang, dukungan, semangat,

nasehat dan doa yang tiada pernah putus, cucuran keringat dan air mata

yang mengiringi setiap langkahku. Saat bagiku untuk membahagiakan

kalian adalah ketika aku telah benar-benar menjadi manusia.

8. Semua keluarga tercinta dan orang-orang terkasih yang ada di rumah,

terima kasih atas semua kasih sayang, perhatian, teladan dan dorongan

semangat yang telah diberikan.

Page 4: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

9. Kakak sekaligus penyemangatku Devid Ringga E, terima kasih untuk

inspirasi, semangat, motivasi, doa, cinta, segala perhatian, pengertian,

kesabaran mendengarkan semua keluh kesahku, silaturahmi dan

kebersamaannya selama ini.

10. Nurhidayati, Ari B, Damas, Fransisca Saudaraku sekaligus sahabat

seperjuangan yang selalu menemani dalam suka dan duka, membantu

dan memberikan semangat.

11. Teman - teman kost Pravithasari yang selalu rame yang selalu menghibur

(mb nopek, ningsih, mb yana, mb reni, mb irna, mb woro)

12. Teman - teman Fakultas Pertanian, Khususnya D-III Agribisnis 2008

yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya laporan tugas akhir

ini.

13. Semua pihak baik langsung maupun tak langsung telah banyak

membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa

penulis harapkan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi

penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Surakarta, Mei 2011

Penyusun

Page 5: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................. 3

1. Tujuan Umum ............................................................................... 3

2. Tujuan Khusus .............................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

A. Taksonomi Tanaman Anggrek ............................................................ 4

1. Sistematika Anggrek .................................................................... 4

2. Karakter Anggrek ........................................................................ 4

3. Ekofisiologi Anggrek ................................................................... 5

B. Aklimatisasi Anggrek ......................................................................... 7

III. TATALAKSANA PELAKSANAAN .................................................... 10

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 10

1. Tempat Pelaksanaan Magang ........................................................ 10

2. Waktu Pelaksanaan Magang ......................................................... 10

B. Cara Pelaksanaan ................................................................................ 10

a. Metode Dasar ................................................................................ 10

b. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 10

c. Metode Analisis Data ..................................................................... 10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 11

A. Kondisi Umum Perusahaan ................................................................ 11

B. Uraian Kegiatan .................................................................................. 18

C. Pembahasan ......................................................................................... 24

Page 6: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

D. Analisis usaha tani pembibitan tanaman anggrek di

Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur .......................................... 32

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 36

A. Kesimpulan ......................................................................................... 36

B. Saran.................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intensitas Cahaya Matahari Yang Dibutuhkan Tanaman Anggrek… 6

Tabel 4.1. Data Karyawan Laboratorium Kultur Jaringan

UPTD BPPTPH Unit Wonocatur…………………………………… 16

Tabel 4.2 Komposisi Larutan Stok Media MS dalam 100 ml Aquades............ 20

Tabel 4.3 Biaya Tetap (Penyusutan barang) Produksi Bibit

Anggrek di Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur………………. 32

Table 4.4 Biaya Variabel Produksi Bibit Anggrek di

Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur........................................... 33

Page 8: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Struktur Organisasi BPPTPH Provinsi DIY…………………. 15

Page 9: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang

banyak disukai karena keindahan dan keanekaragamannya sehingga tanaman

ini banyak dibudidayakan dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Bunga

anggrek banyak menarik perhatian karena memiliki karakteristik tersendiri

jika dibandingkan bunga yang lain. Karakteristik tersebut antara lain dilihat

dari bunganya yang memiliki kekhasan dalam bentuk, ukuran, aroma yang

spesifik, warna bunga yang beranekaragam dan memiliki ketahanan yang

lebih lama bila dibandingkan dengan bunga yang lain.

Anggrek yang termasuk dalam family Orchidaceae, merupakan salah

satu suku tumbuh-tumbuhan dengan anggota paling besar dibanding jenis

lain, sehingga anggrek juga mempunyai jenis bunga yang beragam, baik

ukuran, bentuk, warna serta aromanya. Selain itu anggrek merupakan

tumbuhan yang dapat melakukan persilangan antar genus, yang menyebabkan

jenis spesies dari tumbuhan ini senantiasa berkembang setiap saat, dan

menambah keragaman dari anggrek (Soeryowinoto, 1993)

Saat ini dan dimasa yang akan datang anggrek mempunyai prospek

yang sangat cerah dan semakin banyak diminati untuk dibudidayakan sebagai

bunga potong, bibit maupun bunga pot. Peminatnya bukan hanya dari dalam

negeri tetapi juga dari luar negeri sehingga terbuka peluang pasar untuk

ekspor anggrek. Untuk ekspor, prospeknya cukup cerah karena saat ini

anggrek tropis secara umum mulai digemari di Negara-negara 4 musim.

Namun dibandingkan dengan Negara-negara pengekspor anggrek seperti

Thailand dan Singapura, nilai ekspor anggrek Indonesia masih rendah.

Guna menghasilkan tanaman anggrek yang baik dan berkualitas

diperlukan bibit yang bermutu. Perbanyakan bibit anggrek dapat dilakukan

secara konvensional maupun modern. Perbanyakan secara konvensional

memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan bibit anggrek

dalam jumlah banyak. Perbanyakan secara modern dengan teknologi baru

1

Page 10: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dilaksanakan secara in vitro (di dalam laboratorium) yaitu teknik kultur

jaringan.

Manfaat utama teknik in vitro adalah menghasilkan tanaman baru

dalam jumlah besar dalam jangka waktu yang relativ singkat, dengan sifat

dan kualitas yang diharapkan sama sehingga perbanyakan in vitro

memberikan harapan untuk dikembangkan jika menginginkan hasil bibit yang

berkualitas secara tepat (Rahardjo, 1995).

Salah satu tahap dan sebagai tahap terakhir dari teknik kultur jaringan

adalah aklimatisasi. Menurut Yusnita (2003) aklimatisasi berarti melatih

tanaman yang sebelumnya ditumbuhkan dalam botol kultur dengan suplay

media yang lengkap untuk dapat hidup secara mandiri dan berfotosintesis

pada kondisi eksternal. Aklimatisasi sangat penting dan mutlak dilaksanakan

karena bibit hasil kultur jaringan masih lemah dan peka terhadap lingkungan

luar, Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada magang ini kami

mengambil permasalahan mengenai tahap aklimatisasi pada tanaman anggrek

sebagai bagian dari teknik kultur jaringan.

Mahasiswa sebagai intelektual society diharap dapat mengatasi

masalah-masalah yang sudah ada serta dapat mengantisipasi permasalah baru

yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang

di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman

serta menyelaraskan antara teori yang telah didapat dengan kenyataan yang

ada di lapangan, Mahasiswa Program Diploma Tiga sebagai calon Ahli

Madya Pertanian perlu melaksanakan Magang ke suatu instansi yang

bergerak dibidang yang sesuai dengan jurusannya. Diharapkan setelah

melaksanakan magang tersebut, mahasiswa yang bersangkutan memperoleh

pengetahuan baru sehingga dapat mengatasi permasalahan tentang anggrek

yang ada dipasar saat ini.

Page 11: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Agar mahasiswa memperoleh pengalaman yang berharga dengan

mengenali kegiatan-kegiatan di lapangan kerja yang ada di bidang

pertanian secara luas.

b. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan

agribisnis.

c. Agar mahasiswa memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja

yang praktis yakni secara langsung dapat menjumpai, merumuskan

serta memecahkan permasalahan yang ada dalam bidang pertanian.

d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi

pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka

meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui manajemen pengelolaan laboratorium kultur

jaringan unit Wonocatur

b. Untuk mempelajari teknik perbanyakan tanaman enggrek secara in

vitro dengan segala permasalahan dan pemecahannya.

c. Mengetahui dan memahami tahap aklimatisasi tanaman anggrek di

Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur.

d. Memenuhi kelengkapan pada program D-III Program Studi

Agribisnis, Jurusan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas

sebelas Maret Surakarta.

Page 12: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Taksonomi Tanaman Anggrek

1. Sistematika Anggrek

Menurut Rahmat Rukmana (2000) tanaman anggrek

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Orchidales

Family : Orchidaceae

Genus : ±1200 genus, seperti Dendrobium, Spathoglottis, dan

Cymbidium

Species : Lebih dari 50.000 spesies alam seperti Calanthe

triplicata, Ascocentrum miniatum. dan 100.000 spesies

hibrida.

2. Karakter Anggrek

a. Daun

Bentuk daun bervariasi dari sempit memanjang sampai bulat

panjang. Seperti pada umumnya tanaman monokotil, daun anggrek

tidak mempunyai tulang daun yang berbentuk jala menyebar, tetapi

tulang daunnya sejajar dengan helaian daun. Tebal daun juga

bervariasi dari tipis sampai tebal berdaging.

b. Bunga

Seperti bunga lainnya bunga anggrek terdiri dari 5 bagian utama

yaitu sepal (kelopak bunga), petal (mahkota bunga), benang sari, putik

dan ovary (bakal buah). Pelindung bunga terluar waktu bunga masih

kuncup adalah sepal. Anggrek mempunyai 3 helai sepal yang

berwarna indah, berlainan dengan sepal bunga lain yang umumnya

berwarna hijau (Gunawan, 2004 : 6).

4

Page 13: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

c. Tipe Pertumbuhan

Tipe pertumbuhan anggrek ada 2 yakni simpodial (berumpun)

dan monopodial (memanjang ke atas). Pada jenis anggrek simpodial

membentuk rimpang, berbunga lateral. Contoh: Dendrobium, Cattleya

dan Cymbidium. Sedangkan pada tipe monopodial, batang pokok

memanjang dan membentuk akar adventif sepanjang batang tersebut

dan dapat membentuk bunga lateral. Contoh: Vanda, Arachnis

(Anonim, 1996).

d. Tempat Tumbuh

Menurut tempat tumbuhnya, anggrek dibedakan menjadi 2 jenis:

yakni anggrek epifit dan anggrek terestria. Anggrek epifit merupakan

anggrek yang menempel pada tanaman lain tetapi tidak merugikan

pada tanaman yang ditempeli. Yang termasuk jenis ini yaitu Cattleya,

Dendrobium, Cymbidium, Phalaenopsis (Soeryowinoto, 1974 : 45).

Sedangkan anggrek terestris, disebut anggrek tanah karena anggrek ini

hanya bisa hidup di tanah atau media buatan diletakkan di tanah, pada

tempat yang terbuka. Jenis anggrek ini misalnya : Vanda teres,

Arachnis, Aranda.

3. Ekofisiologi Anggrek

a. Cahaya

Faktor cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman dibagi atas : intensitas, lama penyinaran serta kualitas

sinarannya. Intensitas cahaya adalah banyaknya sinar yang diterima

per satuan luas. Pada umumnya anggrek pot membutuhkan cahaya

lebih sedikit dari pada anggrek tanah. Anggrek tanah seperti : vanda

douglas. Sedangkan anggrek pot Cattleya, Cymbidium, Phalaenopsis

dan dendrobium tidak dapat menerima intensitas penuh, cahaya penuh

akan menghanguskan daun, apabila dibiarkan terus menerus akan

menyebabkan kematian tanaman (Gunawan, 2004 : 38).

Page 14: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Menurut Hendaryono (1998 : 37) kebutuhan intensitas cahaya

matahari yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek berbeda-beda seperti

pada tabel 2.1:

Tabel 2.1 Intensitas Cahaya Matahari Yang Dibutuhkan Tanaman Anggrek

No Jenis Tanaman Anggrek Intensitas Cahaya

1 2 3 4 5 6 7

Phalaenopsis Cattleya Vanda Aerides Paphiopedilum Dendrobium Oncidium

10% - 35% 25% - 40% 20% - 35% 15% - 30% 10% - 20% 50% - 55% 60% - 75%

b. Temperatur

Kebanyakan anggrek adalah sama dengan manusia, akan

tumbuh dengan baik pada temperatur tempat kita hidup dengan enak.

Memang ada beberapa spesies anggrek alam yang tumbuh pada daerah

pegunungan, hidup dan berkembang pada temperatur rendah yaitu

antara 5 – 10oC. pada umumnya anggrek-anggrek budidaya

memerlukan temperature 28oC dengan temperatur minimum 15oC.

Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas daripada anggrek

pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang

dapat menghambat pertumbuhan tanaman (Gunawan, 2004).

c. Kelembaban

Tanaman anggrek tidak ingin basah terus-menerus, tetapi suka

sekali dengan kelembaban udara yang besar. Pada hakekat aslinya,

kebasahan udara atau humidity yang diinginkan pada siang hari ialah

sekitar 65% - 70%. Tanaman anggrek tidak senang terlalu banyak air

kebanyakan air pada anggrek menyebabkan busuk tunas (top-rot) atau

busuk daun (leaf rot) (Soeryowinoto, 1974).

Page 15: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Aklimatisasi Anggrek

Aklimatisasi adalah suatu upaya mengkondisikan planlet atau tunas

mikro hasil perbanyakan melalui kultur in vitro ke lingkungan in vivo yang

aseptik. Aklimatisasi merupakan proses yang penting dalam rangkaian

aplikasi teknik kultur jaringan untuk mendukung pengembangan pertanian

(Yusnita 2003).

Menurut Taji et al (2002), secara umum prosedur aklimatisasi diuraikan

sebagai berikut:

Planlet-planlet yang akan diaklimatisasi dikeluarkan dari dalam wadah

kultur. Agar-agar yang masih menempel dicuci bersih untuk membuang

sumber kontaminasi. Selanjutnya, planlet tersebut ditanam pada medium

tanah steril (dipasteurisasi) di dalam pot kecil. Pada awalnya, planlet harus

dilindungi dari kerusakan dengan menempatkan di bawah naungan.

Pot anggrek yang digunakan pada tahap aklimatisasi ini sebaiknya

memiliki sistem aerasi yang baik karena akar anggrek secara alamiah

menempel pada pohon sehingga selain berfungsi untuk menyerap makanan

juga berfungsi sebagai akar napas. Beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan ketika memilih pot anggrek adalah bahan baku, drainase

(saluran pembuangan air), dan kelancaran aerasi udara

(Edhi Sandra, 2001:16)

Pot anggrek yang baik terbuat dari batu bata dengan lubang-lubang di

bagian dasar pot. Banyak pengusaha anggrek yang justru menanam anggrek

dalam pot plastik seperti keranjang kecil, dimana semua bagiannya berlubang

kecil-kecil seperti saringan. Dengan pot plastik ini anggrek mampu tumbuh

subur (Hendaryono, 1998 : 23)

Pilihan jenis media yang akan digunakan harus mempertimbangkan

beberapa faktor misalnya lingkungan, pertumbuhan tanaman dan susunan

unsur haranya. Didaerah bercurah hujan tinggi, hindari penggunaan media

moss atau pakis karena kemampuan menahan airnya cukup tinggi. Akibat air

yang berlebihan, tanaman mudah menggugurkan daun dan busuk karena akar

napas anggrek yang menyukai kondisi terbuka tidak mampu bernapas akibat

Page 16: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

tergenang air. Selain itu media moss atau pakis dipilih pada usia semai karena

pada saat itu, tanaman menjadi sangat peka terhadap perubahan kondisi

lingkungan sehingga bila ingin bertahan hidup kesediaan air dan makanan

harus tercukupi. Sebaliknya, media berupa potongan bata atau genting tidak

digunakan didaerah panas atau didaerah dengan curah hujan kecil karena

daya menahan airnya kurang baik. Akibatnya tanaman anggrek mengalami

kekurangan cairan atau dehidrasi, kemudian mengering dan mati

(Edhi Sandra, 2001 : 18)

Dalam proses aklimatisasi sebaiknya digunakan media tanam yang

halus dan lunak, sehingga akar bisa tumbuh optimal. Media aklimatisasi

berupa sekam bakar, serbuk pakis, moss atau akar pakis. Prinsipnya, media

tersebut harus cukup halus, dapat memegang air dengan baik, serta bebas dari

jamur dan penyakit. Media aklimatisasi sebaiknya disterilisasikan dengan

cara merebus atau menggunakan autoklaf. Bisa juga media tersebut disemprot

fungisida dan dicampur dengan furadan (Edhi Sandra, 2003: 49).

Selama masa aklimatisasi, kultur anggrek dibiasakan untuk beradaptasi

dengan lingkungan luar dengan menggunakan penyungkup. Caranya dengan

membuka sungkup secara bertahap, interval dan lamanya pembukaan

semakin lama. Setelah sungkup dapat dibuka sepenuhnya, anggrek dibiarkan

menjadi agak besar, kemudian dipindahkan kealam pot pembesaran. Bisanya

pemindahan dilakukan setelah berumur 3 bulan sejak tanaman tersebut dibuka

sepenuhnya (Edhi Sandra, 2003 : 51)

Pemupukan, Penyiraman, dan pengendalian hama dan penyakit

merupakan cara pemeliharaan yang sangat penting dilakukan. Dan agar

tanaman anggrek ini bisa tumbuh dan berbunga memuaskan. Pemupukan

merupakan pemberian unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, baik melalui akar maupun melalui daun. Pertumbuhan tanaman

tidak akan dapat optimal bila hanya mengandalkan tersedianya unsur hara

didalam tanah. Terutama bagi tanaman anggrek yang menggunakan media

non-tanah, tanpa pemberian pupuk mutlak diperlukan agar tanaman tidak

menderita defisiensi, yaitu terserang berbagai penyakit akibat kekurangan

Page 17: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

unsure hara, sehingga tanaman jadi merana dan mati. Tanaman anggrek tanah

juga perlu dipupuk seperti tanaman hortikultura lainnya, karena unsur hara

didalam akan habis dalam waktu tertentu, apalagi bila tanahnya tersebut

ditanami secara terus menerus (Hendaryono, 1998).

Kebutuhan air sangat tergantung dari jenis tanaman, ukuran tanaman,

jenis media, jenis pot. Pemberian air yang berlebihan seringkali merugikan

anggrek terutama didaerah yang lembab, air yang berlebihan merupakan

penyebab utama kematian tanaman anggrek. Kelembaban yang berlebihan

dengan temperatur yang tinggi merupakan keadaan yang sangat cocok untuk

pertumbuhan bakteri dan cendawan yang merugikan. Cendawan dan bakteri

dapat menyerang akar tanaman, sehingga menyebabkan kebusukan tanaman.

Untuk mendapatkan hasil pertanaman yang baik, pengendalian hama dan

penyakit merupakan aspek budidaya anggrek yang tidak kalah pentingnya

(Gunawan, 2004 : 36)

Page 18: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

III. TATALAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Pelaksanaan Magang

Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan

Hortikultura (BPPTPH) Unit Wonocatur yang beralamat di Jl. Pertanian,

Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

2. Waktu Pelaksanaan Magang

Magang ini dilaksanakan pada Tanggal 16 Februari – 22 Maret 2011.

B. Cara Pelaksanaan

Adapun Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Magang ini yaitu :

1. Metode Dasar

Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah

metode Deskriptif Analitik, yaitu metode penerapan permasalahan

sehingga memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa

sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan

disimpulkan dalam konteks teori–teori yang ada dan dari penelitian

terdahulu.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan dan dengan

pencatatan yaitu mencatat data–data yang diperlukan dari sumber yang

dapat dipercaya.

3. Metode Analisis Data

Data yang tekumpul dianalisis dengan menggunakan tabulasi

representatif yaitu dengan menganalisa data yang telah terkumpul dengan

analisis kualitatif. Pada kasus–kasus tertentu mahasiswa dapat pula

menjelaskan secara lebih mendalam berdasarkan teori-teori atau

keterangan yang relevan.

10

Page 19: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Profil Perusahaan

BPPTPH Unit Wonocatur merupakan Laboratorium Kultur

Jaringan yang terletak di Jalan Pertanian, Wonocatur, Bangun Tapan,

Bantul, Yogyakarta. Laboratorium kultur jaringan memproduksi bibit

melalui teknik kultur jaringan yang meliputi tanaman pisang dan anggrek.

a. Sejarah Laboratorium Kultur Jaringan dan Kebun Bibit

Hortikultura Wonocatur

Laboratorium Kultur jaringan yang berkedudukan di Wonocatur

dibangun pada tahun 1996, dan mulai beroperasional pada akhir tahun

1996. Sebelumnya sudah ada Laboratorium Kultur Jaringan di BBI

Hortikultura Ngipiksari, tetapi belum berhasil dalam operasional karena

kondisi laboratorium yang terlalu lembab sehingga menyebabkan

kegagalan dalam produksi (eksplant selalu mengalami kontaminasi)

Menurut struktur organisasi pada waktu itu, Laboratorium Kultur

Jaringan masih menjadi satu dengan BBU Wonocatur di bawah Seksi

Produksi benih Subdin Produksi Dinas Pertanian Tanaman Pangan.

Mulai akhir 1999 terjadi perubahan struktur organisasi dan

Laboratorium Kultur Jaringan masuk ke Seksi Produksi Benih

Hortikultura Subdin Produksi Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman

Pangan.

Sesuai dengan Perda No. 7 Tahun 2002 terjadi perubahan struktur

yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan menjadi Sub Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura dengan Laboratorium Kultur jaringan dibawah

salah satu seksinya yaitu di seksi Produksi Hortikultura. Kemudian,

pada awal tahun 2009 Laboratorium kultur jaringan sesuai dengan tugas

dan fungsinya, segala pengelolaan dan kegiatannya menjadi wewenang

UPTD Balai Pengembangan perbenihan Tanaman Pangan dan

Hortikultura (BPPTPH) di bawah Seksi Produksi Benih Hortikultura

11

Page 20: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

yang berkedudukan di Ngipiksari, pakem, Sleman di bawah naungan

dan bertanggungjawab langsung kepada Dinas Pertanian Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kebun Bibit Hortikultura Wonocatur pada awalnya bernama Balai

Benih Utama Hortikultura Wonocatur (BBU Hortikultura Wonocatur)

semua pengelolaannya berada dibawah pimpinan Balai Benih Utama

(BBU) Padi Wonocatur (sampai sekarang kantornya menjadi satu

dengan Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur), kemungkinan

dengan pertimbangan sama-sama kedudukannya sebagai Balai Benih

Utama dan lokasinya berdekatan. Berdasarkan SK Gubernur No.

61/KPTS/88 tentang pembentukan UPTD Dinas Pertanian Provinsi DIY

berada dibawah pembinaan UPTD/BBI Hortikultura Ngipiksari,

Sleman.

b. Visi dan Misi Laboratorium Kultur Jaringan Unit Wonocatur

Visi dari Laboratorium Kultur Jaringan adalah untuk

menyediakan bibit tanaman berkualitas dalam waktu relatif cepat,

dalam jumlah banyak, bernilai ekonomi tinggi dan banyak peminatnya

sehingga akan mampu meningkatkan PAD.

Misi dari Laboratorium Kultur Jaringan Unit Wonocatur ada dua

yaitu misi jangka pendek dan misi jangka panjang. Misi jangka pendek

adalah untuk menyediakan kebutuhan pisang dan anggrek, serta untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat DIY yang terdiri dari komoditas

pisang dan komoditas tanaman hias.

c. Tugas BPPTPH Unit Wonocatur

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya BPPTPH Unit

Wonocatur, BPPTPH bertugas sebagai:

1) Penghasil dan penyedia bibit hortikultura, baik hasil perbanyakan

tradisional maupun bibit hasil kultur jaringan.

2) Sebagai tempat penyuluhan, pembinaan, percontohan dan

pelayanan masyarakat.

Page 21: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Keadaan daerah

a. Laboratorium kultur jaringan Wonocatur

1) Letak Geografis

Laboratorium Kultur Jaringan terletak lebih kurang 5 km

sebelah Timur pusat kota Yogyakarta, yaitu di desa Wonocatur,

Kelurahan Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten

Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan batas-batas

sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Jalan Raya Janti

- Sebelah Selatan : Dusun Tegal mulyo

- Sebelah Timur : Jalan Ring Road Timur

- Sebelah Barat : Dusun Gedong Kuning

2) Topografi

Laboratorium Kultur Jaringan berada pada ketinggian 130

meter dpl dengan kondisi tanahnya bergelombang dan datar.

3) Keadaan Tanah

Jenis tanahnya regosol berwarna kelabu kehitaman dengan

pH antara 6-8 dengan sebagian kecil tanah perkantoran bertekstur

geluh berpasir yang mudah menyerap air dan strukturnya remah.

4) Keadaan Iklim

Iklim di wilayah ini termasuk tipe iklim sedang atau agak

kering dengan temperatur 25,92oC. Musim hujan jatuh pada bulan

Oktober sampai dengan April yang cukup baik untuk budidaya

tanaman padi, palawija, buah-buahan dan sayuran dataran rendah.

b. Kebun Bibit Hortikultura Wonocatur

1) Letak geografis

Kebun Bibit Hortikultura Wonocatur yang luasnya 4.500 m2

terletak di sebelah utara perempatan Gedong Kuning, di Jalan Raya

Janti, di Desa Wonocatur, Kelurahan Banguntapan, Kecamatan

Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dengan batas-batas sebagai berikut:

Page 22: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

- Sebelah Utara : Dinas Perindustrian Provinsi DIY

- Sebelah Selatan : Jalan Kampung

- Sebelah Timur : UPTD Dinas Perkebunan

- Sebelah Barat : Jalan Raya Janti

2) Topografi

Kebun Bibit Hortikultura Wonocatur berada pada ketinggian

130 meter dpl dengan kondisi tanahnya bergelombang dan datar.

3) Keadaan Tanah

Jenis tanahnya latosol, banyak mengandung pasir sehingga

porous, dengan pH tanah 5,4 – 6,5.

4) Keadaan Iklim

Iklim di wilayah ini termasuk tipe iklim sedang atau agak

kering dengan temperature 25,92oC. Musim hujan jatuh pada bulan

Oktober sampai dengan April.

3. Keadaan Perkantoran/Ketatausahaan

a. Struktur Organisasi

Berdasarkan Perda No. 7 Tahun 2002 tanggal 3 Agustus 2002

tentang pembentukan dan Organisasi UPTD pada Dinas Daerah di

lingkungan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka struktur

organisasi Laboratorium Kultur Jaringan di bawah Seksi Produksi

Benih Hortikultura UPTD BPPTPH seperti terinci sebagai berikut:

Page 23: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Gambar 4.1. Struktur Organisasi BPPTPH Provinsi DIY

Kepala Dinas Pertanian

Ir. Nanang Suwandi,MMA.

Ka TU

Ir. Retno Setyowati, MS

Kepala UPTD BPPTPH

Ir. Pramono Hadi

SUBBAG TU

Ir. Hendra Murtana

Seksi Produksi Benih dan Tan. Pangan

Ir. Suharyadi

Seksi Pengembangan Teknologi & Prod.Benih

Tan. Horti Ir. Suharto Budiyono,MP

Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur

Unit Wonocatur Unit Tambak

Page 24: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b. Kepegawaian

Karyawan Laboratorium Kultur Jaringan berjumlah 7 orang

terdiri dari 4 orang pegawai dan 3 orang harian lepas. Data terperinci

pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1. Data Karyawan Laboratorium Kultur Jaringan UPTD BPPTPH Unit Wonocatur

No Nama Pendidikan Jabatan

1 2 3 4 5 6 7

Muryono Ir. H. Ruspandi A.F Sumarsih Siti Rojimah Djumakir Sakimin Wijo

SLTA S1 SLTA SLTA SLTA SD SD

Koordinator Lab. Kultur Jaringan Staf (pembimbing KL) Staf (Administrasi) Staf (Petugas Laboratorium) Penjaga Tenaga Harian Bagian Pemelihara Lingkungan

4. Sarana dan Prasarana

Kegiatan operasional Laboratorium Kultur Jaringan maupun

perbanyakan bibit buah-buahan sangat ditunjang oleh keberadaan sarana

dan prasarana yang tersedia. Sarana dan prasarana yang ada meliputi

gedung/bangunan dan peralatan. Bangunan terdiri dari:

a. Bangunan kantor, seluas 128 m2

b. Laboratorium Kultur Jaringan seluas 89 m2

Di dalam Laboratorium Kultur Jaringan dibagi menjadi beberapa

ruangan yang mempunyai fungsi berbeda-beda antara ruang yang satu

dengan yang lainnya. Ruang-ruang tersebut adalah:

1) Ruang Persiapan

Ruang ini digunakan untuk sterilisasi eksplan, pembuatan

media, sterilisasi alat dan media. Dalam ruangan ini terdapat

beberapa peralatan yang digunakan untuk kultur jaringan,

diantaranya:

a) Timbangan analitik untuk menimbang bahan-bahan kimia.

b) Hot plate magnetic stirrer untuk mengaduk dan memanaskan

bahan kimia.

Page 25: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c) Autoklaf untuk sterilisasi alat dan media.

d) Alat-alat gelas, seperti gelas ukur dan Erlenmeyer.

e) Almari penyimpanan bahan-bahan kimia.

f) Meja kerja, yang digunakan ketika membuat media.

g) Almari pendingin untuk menyimpan larutan stok.

h) Kompor untuk memanaskan autoklaf ketika sedang beroperasi.

2) Ruang Inkubasi

Ruang ini digunakan untuk meletakkan atau menumbuhkan

planlet dalam botol setelah inisiasi atau setelah dilakukan

multiplikasi (sub kultur), Dalam ruangan ini dilengkapi dengan AC

dan lampu TL untuk menjaga agar suhu dan intensitas cahaya

diruangan sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan agar planlet

mampu tumbuh dengan baik.

3) Ruang Isolasi

Ruangan ini digunakan untuk melakukan inisiasi atau sub

kultur. Dalam ruangan ini terdapat Laminar Air Flow (kotak tanam).

Ruangan ini dilengkapi dengan AC dan lampu UV. Lampu UV

dinyalakan ± 30 menit sebelum ruangan digunakan. Lampu UV ini

digunakan untuk menumbuhkan kontaminan yang dapat

mengganggu pertumbuhan planlet. Pada saat bekerja lampu UV

dimatikan karena lampu ini menimbulkan radiasi yang

membahayakan kesehatan manusia.

c. Screen House 2 unit, seluas masing-masing 100 m2 dan 80 m2.

Screen house atau rumah kaca merupakan rumah yang digunakan

untuk mengaklimatisasi dan menumbuhkan tanaman yang baru saja

keluar dari botol kultur jaringan. Screen house ini digunakan untuk

mengadaptasikan bibit hasil kultur jaringan dengan lingkungan sebelum

ditanam di habitat aslinya.

Page 26: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

B. Uraian Kegiatan

Teknologi kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan bibit secara

modern yang dilakukan di instansi Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman

Pangan dan Hortikultura (BPPTPH) unit Wonocatur. Dengan teknik ini dapat

diperoleh beberapa keuntungan antara lain dapat memproduksi tanaman jenis

unggul dalam jumlah banyak dengan waktu relatif singkat. Selain itu juga

dapat menghemat ruang, tenaga dan biaya.

Teknik kultur jaringan anggrek yang dilakukan di Laboratorium Kultur

Jaringan unit Wonocatur ini, yaitu Tahap seleksi tanaman induk, Tahap

sterilisasi eksplant, Tahap pembuatan media dan sterilisasi, Tahap sterilisasi

alat dan media, Tahap inisiasi dan subkultur, Tahap pengakaran, Tahap

aklimatisasi.

1. Tahap seleksi tanaman induk

Mempersiapkan bahan tanaman (eksplant) yaitu biji tanaman

anggrek yang dipilih dari buah yang sudah masak secara fisiologis,

Masaknya buah anggrek berbeda menurut jenisnya. Dendrobium masak

buahnya 4 bulan, Phaleonopsis masak buahnya 4 bulan, Vanda masak

buahnya 8 bulan, Cattleya masak buahnya 9 – 10 bulan. buah tersebut

didapat dari kantor dinas yang berada di Ngipiksari. Buah tersebut

memiliki tanda-tanda antara lain ketegangan permukaan buah tinggi,

berwarna kekuningan, dan bila dibuka biji sudah tidak lengket. Buah yang

paling baik digunakan dan lebih mudah penanganannya adalah buah yang

tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Biji yang terlalu tua sering pecah

sebelum ditabur ke dalam botol, biji yang terlalu muda biasanya belum

terbentuk secara sempurna, sehingga masih menjadi satu dengan jaringan

buah. Biji anggrek tidak mempunyai cadangan makanan (endosperm) yang

dapat digunakan pada awal perkecambahannya. Namun, di alam mampu

berkecambah walau dalam presentase yang sangat kecil. Hal ini

dikarenakan adanya bahan – bahan organik yang disuplai oleh micoryza

(asosiasi antara jenis cendawan tertentu dengan akar tanaman tingkat

tinggi) yang hidup dalam biji anggrek. Pertumbuhan biji anggrek secara

Page 27: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

alamiah tidak dapat optimal, karena biji anggrek tidak cukup energi untuk

tumbuh (kurang cadangan makanannya), sehingga akan optimal apabila

dibantu dalam sistem in vitro.

2. Tahap sterilisasi eksplant

Tujuan sterilisasi eksplant adalah untuk mencegah terjadinya

kontaminasi oleh cendawan dan bakteri pada eksplant yang dapat

menghambat pertumbuhan jaringan eksplant. Kegiatan sterilisasi eksplant

yang dilakukan adalah pertama-tama eksplant dimasukkan kedalam

beaker glass yang berisi larutan alkohol 70% sampai eksplant terendam

dan dibiarkan selama 10 menit. Kemudian eksplant dibilas dengan aquades

setelah itu dimasukkan dalam larutan clorox 20% selama 10 menit dan di

aduk – aduk lalu dibilas dengan aquades sampai bersih. Setelah dibilas

eksplant tersebut ditanam dalam media.

3. Tahap pembuatan media dan sterilisasi

Media kultur jaringan secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu

media dasar dan media perlakuan. Di laboratorium kultur jaringan

wonocatur media yang digunakan adalah media dasar Murashige & Skoog

(MS). Media dasar MS adalah yang paling luas penggunaannya dibanding

dengan media dasar lainnya. Media MS banyak digunakan terutama pada

mikropropagasi tanaman dikotil dengan hasil yang memuaskan. Hal itu

dikarenakan media MS memiliki kandungan garam – garam yang lebih

tinggi daripada media lain, disamping itu kandungan nitratnya juga tinggi.

Untuk pembuatan media dasar digunakan larutan stok. Larutan stok dibuat

untuk mempermudah pembuatan media. Larutan stok terdiri dari stok A,

B, C, D, E, F, Vitamin dan ZPT.

Komposisi media dalam teknik kultur jaringan :

- Unsure makro : N, P, K, Ca, Mg dan S

- Unsur mikro: Fe, Mn, Zn, B, Mo, Cu, dan Co

- Vitamin : Niasin, Glisin, Pridoksin, HCL, Tiamin HCL

- Sumber energy : Sukrosa, Fruktosa, Glukosa

- Bahan pemadat dan pengilat bahan kimia berupa agar

Page 28: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

- Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang terdiri dari golongan auksin (IAA,

IBA, NAA, 2,4 D) Dan golongan sitokinin ( Kinetin, Zeatin, BAP).

Auksin dan Sitokinin memberikan pengaruh interaksi terhadap

diferensiasi jaringan. Pada pemberian auksin dengan kadar yang

relative tinggi, deferensiasi kalus cenderung ke arah pembentukan

primordial akar. Sedangkan pada pemberian sitokinin dengan kadar

yang relatif tinggi, diferensiasi kalus cenderung ke arah primodial

batang dan tunas.

Untuk pembuatan larutan stok sebanyak 100 ml komposisinya tertera

pada tabel 4.2:

Tabel 4.2 Komposisi Larutan Stok Media MS dalam 100 ml Aquades

No Jenis Stok Jenis Bahan Berat (gr)

1 2 3 4 5 6 7 8

A B C D

E

F

Vitamin

Myoinositol

NH4NO3 KNO3 CaCl2.H2O MgSO4.H2O KH2PO4 Na2EDTA FeSO4

(dilarutkan dan dipanaskan)

MnSO4.H2O ZnSO4.7H2O H3BO3 KL Na2MoO4.2H2O CaCl6.H2O CuSO4.5H2O Thiamin HCL Nicotinic Acid Piridokside HCL Glisine Myoinositol

8,25 9,5 4,4 3,7 1,7 0,745 0.557 0,338 0,172 0,124 0,0166 0,005 0,0005 0,0005 0,01 0,05 0,05 0,2

1

Page 29: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

ZPT :

· BAP (0,1 g dalam 100 ml aquades)

· NAA (0,1 g dalam 100 ml aquades)

Kebutuhan stok ZPT untuk membuat 1 liter media tergantung pada

konsentrasi ZPT yang diperlukan. Untuk pembuatan media MS

konsentrasi BAP sebanyak 8 ml dalam 1 liter larutan, sedangkan

untuk konsentrasi NAA dalam 1 liter larutan membutuhkan 2 ml.

sedangkan pada konsentrasi ZPT dalam media pengakaran berbanding

terbalik dengan media MS.

Untuk membuat media MS sebanyak 1 liter digunakan 30 gram gula

pasir yang dilarutkan dalam aquades dengan menggunakan magnetic stirer

yang kemudian dicampur dengan larutan stok dengan komposisi sebagai

berikut: 20 ml stok A, 20 ml stok B, 10 ml stok C, 10 ml stok D, 5 ml stok

E, 5 ml stok F, 1 ml Vitamin, 10 ml Myoinositol. Kemudian larutan stok

dan larutan gula ditambahkan air aquades hingga 1 liter dan diaduk hingga

homogen. Kemudian mengukur pH larutan, pH yang dikehendaki adalah

5,8-6. Larutan campuran tersebut dimasukkan dalam panci dan

ditambahkan 10 gr agar bubuk kemudian direbus. Media dimasak sampai

mendidih, kemudian media diisikan ke dalam botol-botol kultur steril yang

telah disiapkan.

4. Tahap sterilisasi alat dan media

Sterilisasi merupakan salah satu hal yang sangat penting pada

kegiatan kultur jaringan untuk mengatasi kontaminasi mikroorganisme.

Sterilisasi peralatan dan media biasanya menggunakan alat yang disebut

autoklaf. Alat ini bekerja berdasarkan temperatur dan tekanan. Sebelum

disterilkan pada autoklaf, hal yang dilakukan adalah mencuci alat-alat

sehabis digunakan untuk proses kultur jaringan dengan menggunakan air

bersih dan direndam dengan larutan Clorox selama ± 15 menit. Alat-alat

yang perlu disterilkan sebelum penanaman adalah pinset, skalpel,

petridish, pisau pemotong, dan botol-botol kosong. Temperatur yang

digunakan untuk sterilisasi alat-alat tersebut adalah 121oC hingga pada

Page 30: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tekanan 17,5-20 psi atau selama 30 menit. Sedangkan untuk media kultur

dengan suhu 121oC hingga tekanan 17,5-20 psi, dikonstankan pada

tekanan 20 psi dan dipertahankan selama 30 menit.

Waktu yang digunakan untuk sterilisasi media berbeda dengan

sterilisasi alat, karena bila terlalu lama media akan mendidih dan meluap.

Sterilisasi yang dilakukan di laboratorium kultur jaringan BPPTPH masih

menggunakan autoklaf yang sederhana. Dengan adanya keterbatasan

sumber daya manusia yang dimiliki, sterilisasi alat dan media tidak dapat

dilakukan bersamaan dan dalam jumlah yang besar. Untuk sterilisasi

peralatan seperti pinset, pisau, skalpel, petridish dan masker digabungkan

dengan sterilisasi media dalam satu autoklaf.

5. Tahap inisiasi dan subkultur

Tahap inisiasi merupakan tahap penanaman eksplan yang telah

disterilkan, yaitu dengan cara biji ditaburkan ke dalam botol yang sudah

berisikan media, inisiasi dilakukan di dalam LAF (Laminair Air Flow).

tahap ini membutuhkan waktu 2 sampai 3 bulan.

Tahap berikutnya adalah sub kultur yaitu tahap pemindahan atau

penanaman protocorm like body (plb) yang dihasilkan dalam tahap

inisisasi ke dalam media yang formulanya sama secara berulang-ulang

untuk menghasilkan bibit anggrek dalam jumlah yang diinginkan. Setelah

berumur 3 bulan, kultur anggrek sudah dapat diperbanyak dari satu botol

menjadi 5 – 15 botol kultur. Bagian yang diperbanyak adalah bagian kalus

yang dicacah / dipotong menjadi potongan-potongan kecil. Potongan-

potongan tersebut ditanam dalam media kultur baru.

6. Tahap pengakaran

Tahap pengakaran bertujuan supaya tunas yang ada dalam botol

berakar sebelum di aklimatisasi. Pembentukan akar merupakan tahap yang

sangat penting dalam biakan mikro. Pertumbuhan akar dapat dirangsang

dengan penambahan zat pengatur tumbuh auksin. Waktu yang diperlukan

dalam tahap pengakaran ini berbeda-beda tergantung tanamannnya, tetapi

biasanya sekitar 3-12 minggu. Setelah umur 3-12 minggu planlet dipindah

Page 31: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kedalam media baru yang sudah ditambahkan arang aktif dimana

konsentrasi NAA berbanding terbalik dengan konsentrasi BAP pada media

MS. Setelah tunas berakar dalam botol, tunas tersebut telah siap

dikeluarkan dan diaklimatisasikan di dalam screen house.

7. Tahap aklimatisasi

Kultur in vitro selesai pada saat terbentuk planlet (tanaman kecil)

yang sudah mempunyai pucuk pada ujung yang satu dan akar yang

berfungsi pada ujung yang lainnya. Selanjutnya adalah pemindahan planlet

ke lingkungan yang sebenarnya dengan menggunakan media arang, sabut

kelapa dan pakis. Masa ini adalah masa kritis dalam rangkaian

perbanyakan tanaman. Ada beberapa proses yang dilakukan di

Laboratorium Kultur Jaringan Unit Wonocatur yaitu sebagai berikut:

a. Menyiapkan media tanam anggrek berupa arang, sabut kelapa dan

potongan pakis yang sebelumnya direndam dengan larutan fungisida

selama sehari semalam.

b. Planlet dikeluarkan dari botol setelah itu dicuci dengan larutan

fungisida kemudian dibilas sebanyak dua kali ulangan dengan air

bersih lalu ditiriskan pada keranjang plastik yang bersih. Pada waktu

pencucian diusahakan sampai bersih karena media in vitro

mangandung gula yang disukai mikrobia dan diusahakan akar jangan

sampai terputus karena akar yang rusak akan cepat mengundang

kontaminasi.

c. Penanaman planlet anggrek dilakukan dalam kompot (pot bersama),

pot bersama ini digunakan untuk menanam bibit anggrek yang

dikeluarkan dari botol, pananaman dalam satu pot sebanyak 10 bibit

secara bersama.

d. Kompot diletakkan pada rak-rak yang terdapat di dalam screen house

yang kelembaban, suhu udara dan intensitas cahaya mataharinya dapat

terjaga.

e. Penyiraman dilakukan setiap hari dan diberi fungisida dengan cara

disemprotkan, dosisnya 2 gr/lt setiap minggunya.

Page 32: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

f. Anggrek dipindahkan ke pot tunggal apabila tanaman anggrek sudah

layak dipindahkan yaitu dengan ciri tanaman anggrek tersebut sudah

lengkap dan sudah mempunyai kekuatan tumbuh yang lebih kuat.

C. Pembahasan

Aklimatisasi merupakan kegiatan memindahkan planlet dari dalam

botol ke dalam pot untuk selanjutnya dipelihara didalam screen house agar

suhu, udara dan kelembabannya dapat diatur dan terkontrol dengan baik.

Apabila habitatnya sesuai, anggrek dapat tumbuh subur, sehat dan daunnya

hijau segar. Menurut Yusnita (2003) aklimatisasi berarti melatih tanaman

yang sebelumnya ditumbuhkan didalam botol kultur dengan suplay media

yang lengkap untuk dapat hidup secara mandiri dan berfotosintesis pada

kondisi eksternal.

Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam aklimatisasi adalah:

a. Pencucian planlet harus diusahakan sampai bersih karena media invitro

mengandung gula yang dapat menarik mikrobia.

b. Diperlukan screen house untuk melindungi tanaman mini.

c. Kelembaban yang kurang dalam pertumbuhan planlet akan menyebabkan

kelayuan yang pada akhirnya akan mati.

d. Perlu penyiraman secara berkala untuk pengaturan temperatur.

Aklimatisasi yang dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan

Wonocatur terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama pengeluaran planlet

anggrek dari botol, tahap kedua pencucian planlet, tahap ketiga budidaya

dalam pot (pengompotan) pada tahap ini anggrek dibudidayakan secara

berkelompok dalam satu pot diperkirakan anggrek belum mampu untuk

mandiri. Tahap keempat adalah budidaya dalam pot tunggal (single pot). Dan

tahap terakhir adalah pemeliharaan anggrek dewasa. Tahap terakhir ini

merupakan tahap yang paling berat, sebab apabila faktor-faktor lingkungan

tidak terpenuhi secara optimum, tanaman anggrek tersebut tidak bisa

berkembang dan tumbuh sehat.

Page 33: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Tahap pertama yang dilakukan pada saat aklimatisasi di laboratorium

kultur jaringan adalah pengeluaran planlet anggrek dalam botol. Planlet

dalam botol yang telah siap (biasanya umur 6-10 bulan). Sebelum planlet

dikeluarkan dari dalam botol, botol diisi terlebih dahulu dengan sedikit air

untuk melunakkan media agar. Planlet dikeluarkan dengan menggunakan

pinset panjang secara pelan-pelan dan hati-hati agar akarnya tidak terputus.

Pada tahap kedua pencucian planlet anggrek disiapkan terlebih dahulu

bak berjumlah 3 buah, bak pertama diisi dengan air dan fungisida yaitu

Dhitane M-45 dengan takaran 1 sendok, sedangkan 2 bak lainnya diisi dengan

air bersih yang digunakan untuk membilas. Ini bertujuan untuk

menghilangkan dan mematikan cendawan dan bakteri yang menempel pada

planlet terutama yang telah berjamur. Planlet dibersihkan dan di sikat dengan

menggunakan sikat yang halus secara pelan-pelan dan hati-hati, sehingga

media agar yang menempel pada agar dapat terlepas. Apabila sisa-sisa media

agar kultur jaringan masih menempel pada akar dapat menimbulkan

terjadinya pertumbuhan mikroorganisme patogen dalam tempat tanam selama

periode awal dari kondisi non steril dalam screen house. Kemudian

membilasnya dengan menggunakan air bersih 2 kali. Setelah bersih, tidak ada

sisa agar yang menempel pada akar, planlet tersebut diletakkan pada

keranjang plastik dan mengelompokkannya berdasarkan jenisnya.

Di Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur media tanam yang

digunakan adalah media tanam organik yaitu pakis, arang kayu dan sabut

kelapa. Karakteristik dari masing-masing media tanam tersebut adalah:

1. Pakis

Karakteristik yang menjadi keunggulan media pakis lebih

dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan

drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh

akar tanaman. Bahan medium ini mampu menyediakan unsur-unsur hara

yang diperlukan. Bahan media tumbuh tersebut melapuk secara perlahan-

lahan, sehingga unsur hara dapat sedikit demi sedikit diserap dengan baik

Page 34: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

oleh tanaman anggrek. Kelemahan dari media jenis ini adalah struktur

remah (lapuk), sehingga perlu sering diganti.

2. Sabut kelapa

Sabut kelapa merupakan bagian dalam dari kulit kelapa, sabut kelapa

yang digunakan sebaiknya berasal dari buah kelapa yang sudah tua dengan

serat-serat yang kuat (Hendaryono, 1996 : 25). Cara penggunaannya yaitu:

sabut kelapa dipotong-potong sesuai dengan ukuran pot, kemudian diurai-

uraikan agar tidak terlalu padat. Kelemahan media sabut ini adalah cepat

lapuk, karena daya serap dan daya simpan air cukup tinggi. Proses

pelapukan yang cepat ini menyebabkan terakumulasinya asam-asam

organik dalam jumlah banyak, sehingga lingkungan media menjadi asam

dan mudah ditumbuhi jamur. Untuk mengatasi tumbuhnya jamur, sabut

kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika

dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut

kelapa harus lebih sering dilakukan karena sifatnya yang cepat lapuk

sehingga mudah ditumbuhi jamur. Oleh karena itu penggunaan media ini

tidak cocok digunakan didaerah yang berhawa dingin atau mempunyai

frekuensi curah hujan tinggi.

Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan

karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan

kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara

esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N),

dan fosfor (P).

3. Pecahan arang

Pecahan arang cukup baik untuk dijadikan medium tumbuh bagi

tanaman anggrek, karena mampu menyimpan air dan mempunyai sirkulasi

udara yang baik. Disamping itu pecahan arang tidak mudah melapuk dan

tidak cepat ditumbuhi cendawan serta bakteri. Kelemahan media jenis ini

adalah miskin akan unsur hara dan sukar mengikat air sehingga

menyebabakan pertumbuhan tanaman anggrek menjadi kurang baik.

Page 35: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Media pakis, arang dan sabut kelapa yang digunakan direndam terlebih

dahulu selama 1 malam dengan larutan fungisida, tujuan dari perendaman

dalam fungisida yaitu untuk mencegah pertumbuhan jamur. Selain media,

pada penyiapan media ini juga diperlukan pot sebagai wadah media tanam

tanaman anggrek. Pot yang digunakan di Laboratorium Kultur jaringan

Wonocatur adalah pot yang terbuat dari tanah liat. Pot yang terbuat dari tanah

liat berukuran 10 – 15 cm dan memiliki pori-pori dinding, poro-pori dinding

tersebut berfungsi untuk memperlancar aerasi.

Pada tahap selanjutnya yaitu penanaman, penanaman dilakukan secara

berkelompok dalam pot yang terbuat dari tanah liat yang berlubang pada

bagian dasar pot. Tanaman anggrek membutuhkan aerasi yang tinggi karena

akarnya tidak boleh tergenang air, oleh sebab itu media yang digunakan untuk

budidaya tanaman anggrek tidak menggunakan media tanah. Pada tahap

penanaman bibit anggrek juga dilakukan secara berkelompok berdasarkan

jenisnya. Bibit anggrek ditanam pada pot berisi media tanam yang berupa

pecahan arang, pakis dan sabut kelapa dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Karena

penanamannya secara berkelompok maka dalam satu pot berisi 10 bibit

anggrek. Pada penanaman ini menanamnya tidak perlu ditekan , tetapi cukup

di pegang dan ditanamkan secara ringan saja. Akar yang agak panjang

diusahakan dapat masuk kedalam media dan dilakukan secara pelan-pelan,

apabila terdapat akar yang patah akan mendatangkan jamur ataupun benih

penyakit. Pot komuniti yang berisi bibit anggrek diletakkan dan ditata pada

rak-rak kayu yang terdapat di screen house.

Tahap selanjutnya yang dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan

Wonocatur yaitu pemindahan dari pengompotan ke single pot atau pot

individu. Setelah bibit anggrek pada pot komuniti ini sudah cukup besar dan

akarnya cukup panjang dan kuat, sekitar umur 3 bulan bibit anggrek

dipindahkan ke pot individu. Dari pot komuniti, bibit anggrek diambil satu

persatu kemudian dipindahkan ke dalam pot individu satu persatu pula.

Pemeliharaan dan perawatan bibit anggrek sangat perlu dilakukan agar

tetap hidup. Pemeliharaan pada tahap aklimatisasi yang dilakukan di screen

Page 36: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

house Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur meliputi penyiraman,

pemupukan dan pengendalian hama. Tanaman anggrek yang sedang aktif

tumbuh, membutuhkan lebih banyak air dibandingkan dengan yang sudah

berbunga. Penyiraman dilakukan setiap hari sekali yaitu pada pagi hari untuk

menjaga kelembaban. Kelembaban udara maupun media pada tanaman

anggrek tidak boleh terlalu tinggi, karena akan mudah terserang cendawan,

akar mudah busuk. Selain itu kelembaban tinggi juga menyebabkan bakteri

menyebar keseluruh bagian akar tanaman dalam waktu cepat. Akibatnya, akar

tidak berfungsi sebagai penyerap unsur hara, sehingga tanaman mengalami

defisiensi unsur hara yang dapat mengakibatkan kematian tanaman. Faktor

penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan penyiraman adalah kondisi

air dan cara penyiraman. Air harus bebas dari pencemaran dan kaporit serta

cara penyiraman yang dilakukan dengan cara spreyer.

Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan makanan untuk

mempertahankan hidupnya. Setelah tanaman anggrek tumbuh akar baru,

dilakukan pemupukan setiap seminggu sekali dengan pupuk vitablom dengan

takaran 1/2 sendok untuk 1 lt air, cara pengaplikasiannya dengan

menyemprotkan larutan pupuk dengan sprayer. Tujuan dilakukan pemupukan

adalah untuk memberi tambahan unsur hara bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Pertumbuhan pada tanaman anggrek tidak akan

optimal bila mengandalkan tersedianya unsur hara dalam media. Pada

tanaman anggrek yang masih muda memerlukan nitrogen yang lebih banyak

daripada fosfor dan kalium, sedangkan pada anggrek siap berbunga

memerlukan unsur P lebih banyak. Senyawa nitrogen diperlukan untuk

pertumbuhan akar, batang dan daunnya.

Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman anggrek di

Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur dilakukan seminggu sekali. Hama

yang menyerang anggrek dapat menyebabkan kerusakan tanaman. Bila

jumlah tanaman yang diserang sedikit, dapat diatasi secara mekanik yaitu

dengan cara diambil dan dimatikan. Hama yang biasa menyerang tanaman

anggrek di Laboratorium Kultur Jaringan yaitu semut, belalang dan bekicot.

Page 37: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Semut sering kali bersarang dan bertelur dalam pot atau dibawah pot, semut-

semut ini dapat merusak akar tanaman. Selain akar, semut juga merusak

tunas-tunas muda tanaman. Hama belalang juga suka makan pucuk-pucuk

daun, daya merusaknya cukup besar karena dapat berpindah dari satu

tanaman ke tanaman lain dengan mudah, Kedua hama tersebut diberantas

menggunakan insektisida. Sedangkan hama bekicot merusak seluruh bagian

tanaman dengan memakan daun dan bagian tanaman lain. Selain itu juga

makan tanaman yang telah mati. Cara pengendaliannya biasanya

menggambili bekicot – bekicot yang ada disekitar tanaman dan

memusnahkannya. Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman

anggrek antara lain disebabkan oleh jamur, penyakit yang disebabkan oleh

jamur bisa kita lihat pada daunnya. Pada daun sebelah bawah akan kelihatan

noda-noda warna kuning dan spora daunnya kelihatan sebagai bintik-bintik

warna coklat kehitam-hitaman. Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh

bakteri sering kali terlihat dalam bentuk top-rot (busuk tunas), root-top (busuk

akar), atau leaf-rot (busuk daun). Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh

virus gejala serangannya tampak pada daun dalam bentuk titik-titik klorotik

(daerah yang kehilangan hijau daun). virus berkembang sangat cepat didalam

jaringan tanaman dan pengendaliannya lebih sulit daripada penyebab

penyakit lainnya. Bagi tanaman yang terserang virus, sampai saat ini belum

ada pengobatannya, hanya dianjurkan membakar tanaman yang terserang.

Untuk memberantas serangan jamur digunakan fungisida yaitu Dithane,

untuk Dithane cara pengaplikasiannya disemprot 1 kali seminggu dengan

konsentrasi 2 gr/l. sedangkan serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

menggunakan Agrep yaitu dengan konsentrasi 1 gr/l. Apabila serangan hama

dan penyakit tersebut tidak diberantas, secara fisiologis akan memberikan

dampak negatif. Dampak negatif tersebut dapat berupa penghambatan proses

metabolisme sel, berkurangnya cadangan makanan, dapat menghambat

pembungaan dan dapat mengakibatkan kematian tanaman anggrek.

Pada proses aklimatisasi di BPPTPH Wonocatur dilakukan secara

teratur dan sistematis. Pada kondisi lingkungan tumbuh. BPPTPH

Page 38: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menyiapkan screen house dengaan suhu 25,92oC hal ini mempengaruhi

pertumbuhan anggrek yang membutuhkan kelembaban namun tidak banyak

air selain itu tanaman anggrek termasuk golongan tanaman naungan cahaya

tidak penuh. Tanaman anggrek membutuhkan pemeliharaan khusus agar

dapat tumbuh prima dan rajin berbunga. Tanaman membutuhkan cahaya

matahari untuk mengadakan fotosintesis yaitu bereaksi untuk membentuk zat

pati yang berguna bagi kepentingan pertumbuhan, mengganti sel-sel yang

rusak (regenerasi sel), cadangan makanan, dan sebagian lagi disimpan dalam

bentuk ATP (Adenosin trifosfat) sebagai sumber tenaga. Tanaman anggrek

memerlukan cahaya matahari 15% - 30% supaya pertumbuhan tanaman

anggrek dapat optimal. Tanaman yang kekurangan cahaya matahari daunnya

terlihat pucat (tidak hijau segar) sedangkan tanaman yang terlalu banyak

cahaya matahari mengakibatkan penguapan terlalu tinggi sehingga tanaman

menjadi layu bahkan mati. Tanaman anggrek membutuhkan keadaan

lingkungan yang lembab tetapi tidak menghendaki kelembaban tinggi karena

akan mudah terserang cendawan. Kelembaban udara yang dikehendaki oleh

tanaman anggrek berkisar antara 65% - 70%. Kelembaban udara maupun

media yang terlalu tinggi akan menyebabkan penyakit busuk akar, busuk

daun, dan busuk tunas dengan gejala yang dapat dilihat adalah tanaman

terlihat kekurangan air, daun-daunnya kelihatan tidak segar dan keriput, serta

pertumbuhan anggrek terhambat.

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi pada tahap aklimatisasi

tanaman anggrek yang dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur

ini. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain:

a. Planlet yang akan diaklimatisasi masih terlalu kecil

Planlet yang dikeluarkan dari Laboratorium dan akan diaklimatisasi

masih terlalu kecil dikarenakan adanya penumpukan planlet didalam

ruang inkubasi Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur. Ruang

inkubasi adalah ruang yang digunakan untuk meletakkan dan

menumbuhkan planlet dalam botol. Penumpukan ini dapat terjadi karena

kekurangan Sumber Daya Manusia untuk melakukan subkultur sehingga

Page 39: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

planlet yang seharusnya sudah diakarkan baru dilakukan sub kultur. Hal

ini mengakibatkan planlet terlalu lama didalam ruang inkubasi sehingga

harus dikeluarkan dan diaklimatisasi meskipun masih terlalu kecil.

b. Pemberian kode tidak lengkap dan teratur

Kode yang diberikan pada tanaman anggrek berfungsi untuk memberikan

informasi yang jelas mengenai tanamana anggrek tersebut baik itu jenis,

warna bunga ataupun hasil persilangan dari jenis apa. Pemberian kode

pada tanaman anggrek di Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur

masih terlalu umum, kurang spesifik dan tidak dicatat dalam sebuah buku

yang khusus untuk mencatat kode-kode yang diberikan pada tanaman

anggrek. Hal tersebut akan mempersulit dalam pengelompokkan maupun

bagi para peminat/konsumen tanaman anggrek untuk memilih anggrek

mana yang akan dipilih dan dibeli karna tidak jelas informasi yang

diberikan.

Saat ini permintaan bibit anggrek hasil perbanyakan dengan kultur

jaringan di Laboratorium Kultur Jaringan cukup besar, baik dalam kota

maupun luar kota. Strategi yang dilakukan Laboratorium Kultur jaringan

dalam memasarkan bibit anggrek yaitu:

1. Dijual secara langsung kepada konsumen.

2. Melalui penjual tanaman buah ataupun tanaman hias.

Pada umumnya harga di tingkat produsen yaitu Laboratorium Kultur

Jaringan Wonocatur lebih rendah dari harga di tingkat pedagang. Dengan

demikian terkadang produsen mengalami kerugian pada saat produksi karena

tingginya biaya produksi yang tidak diimbangi dengan penerimaan. Hal-hal

yang menyebabkan minimnya penerimaan yang didapat diantaranya adalah

banyaknya tanaman yang mati akibat serangan hama dan penyakit pada saat

aklimatisasi, selain itu produksi bibit anggrek di Laboratorium Kultur

Jaringan Wonocatur ini sebagai alat pengabdian pemerintah Provinsi DIY

kepada masyarakat untuk meningkatkan perekonomian, sehingga produsen

tidak berorientasi penuh terhadap keuntungan yang diperoleh.

Page 40: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

D. Analisis usaha tani pembibitan tanaman anggrek di Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur

Tabel 4.3 Biaya Tetap (Penyusutan barang) Produksi Bibit Anggrek di Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur

No Keterangan Jumlah Harga satuan (Rp)

Total Umur

ekonomis (bulan)

Total biaya (Rp)

1 Autoclave 2 3.500.000 7.000.000 144 48.611 2 Kompor gas 2 400.000 800.000 108 7.407 3 Beker glass 2 45.000 90.000 60 1.500 4 Erlen meyer 2 55.000 110.000 24 4.583 5 Pipet 4 2.500 10.000 12 833 6 Petridish 5 27.000 135.000 60 2.250 7 Pinset 6 17.500 105.000 60 1.750 8 Pisau scalpel 3 2.500 7.500 60 125 9 Kipas 1 90.000 90.000 120 750 10 Timbangan analitik 1 1.800.000 1.800.000 144 12.500 11 Botol kultur 300 1.000 300.000 12 25.000 12 Tutup botol 300 2.000 600.000 12 50.000 13 Rak botol 5 500.000 2.500.000 120 20.833 14 Corong 1 1.500 1.500 120 13 15 Pengaduk 1 5.000 5.000 120 42 16 LAF 3 3.500.000 10.500.000 132 79.545 17 Lampu Bunsen 3 100.000 300.000 120 2.500 18 Ember 2 15.000 30.000 60 500 19 Stirer 1 2.000.000 2.000.000 60 33.333 20 Tabung gas 3 700.000 2.100.000 60 35.000 21 AC 4 7.000.000 28.000.000 144 194.444 22 Gelas ukur (100 ml) 4 35.000 140.000 60 2.333 23 Lemari pendingin 1 2.000.000 2.000.000 120 16.667 24 Panci 1 300.000 300.000 120 2.500 25 Botol sprayer 6 14.000 84.000 24 3.500 26 Sabut cuci stainless 5 4.000 20.000 1 20.000 27 Sewa Lahan 269.000

Jumlah biaya tetap 835.519

Page 41: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Table 4.4 Biaya Variabel Produksi Bibit Anggrek di Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur

No Keterangan Kebutuhan Per bulan

Harga satuan (Rp)

Total biaya (Rp)

1 Agar teknis 200 gr 700 140.000 2 Alcohol 96% 15 L 45.000 675.000 3 BAP 0,2 gr 90.000 18.000 4 Myoinositol 0,3 gr 21.000 6.300 5 Gula pasir 600 gr 12.5 7.500 6 KNO3 47,5 gr 2.500 118.750 7 NH4NO3 41,25 gr 2.500 103.125 8 CaCl2.2H2O 8,8 gr 2.100 18.480 9 MgSO4.7H2O 7,4 gr 850 6.290 10 KH2PO4 3,4 gr 2.200 7.480 11 FeSO4.7H2O 0,557 gr 4.000 2.228 12 ZnSO4.7H2O 0,172 gr 3.000 516 13 H3BO 0,124 gr 1.100 136 14 Aquadest 25 L 1.000 25.000 15 Sabun cuci 1 Kg 15.000 15.000 16 Sunlight cair @800 ml 1,5 L 11.250 16.875 17 Bayclin 10 L 9.500 95.000 18 Label 3 pack 5.000 15.000 19 Arang aktif 1.5 gr 20.000 30.000 20 Kertas alumunium foil 1 gulung 32.000 32.000 21 Gas LPG 36 Kg 7.500 270.000 22 Plastik isolasi (Cling

Wrap) 10 roll 19.000 190.000

23 Dithane 45 3 L 71.500 214.500 24 Mata pisau 1 pack 325.000 325.000 25 Calthane 1 botol 15.000 15.000 26 Vitablom 80 gr 75 6000 27 Kawat kecil 3 Kg 20.000 60.000 28 Pot plastik 100 buah 4.000 400.000 29 Sabut kelapa 8 rit 100.000 800.000 30 Pakis cacah 10 bungkus 17.000 170.000 31 Arang 100 Kg 2.000 200.000 32 Biaya Tenaga Kerja 1.627.500

Jumlah biaya variabel 5.610.680

Page 42: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Biaya tenaga kerja di Laboratorium Kultur Jaringan Unit Wonocatur dalam satu kali produksi Kegiatan HKO Harga Satuan Jumlah Pembuatan Media 6,75 30.000 202.500 Persiapan Eksplan 0,5 30.000 15.000 Inisiasi 0,75 30.000 22.500 Sub Kultur 7,5 30.000 225.000 Pengakaran 7,5 30.000 225.000 Aklimatisasi 6,25 30.000 187.500 Perawatan 25 30.000 750.000

Jumlah 1.627.500

Total biaya tetap = Rp. 835.519,00

Total Biaya variable untuk satu kali produksi 1000 bibit = Rp. 5.610.680,00

Harga bibit Anggrek dalam pakis = Rp. 10.000,00

Harga bibit Anggrek dalam pot = Rp. 15.000,00

Jumlah produksi bibit Anggrek dalam satu kali produksi = 1000 tanaman

1. Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya variabel

= Rp. 835.519,00 + Rp. 5.610.680,00

= Rp. 6.446.119,00

2. Penerimaan

a. Anggrek dalam pakis = Harga x Jumlah Produksi

= Rp. 10.000 x 500

= Rp. 5.000.000,00

b. Anggrek dalam pot = Harga x Jumlah Produksi

= Rp. 15.000 x 500

= Rp. 7.500.000,00

Total Penerimaan = Rp. 5.000.000 + Rp. 7.500.000

= Rp. 12.500.000,00

3. Keuntungan = Penerimaan – Total biaya produksi

= Rp. 12.500.000,00 - Rp. 6.446.119,00

= Rp. 6.053.881,00

Page 43: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4. R/C Ratio = oduksiBiayaTotal

PenerimaanTotalPr

= 119.446.6.000.500.12.

RpRp

= 1,9(R/C ratio > 1, berarti layak dijalankan)

Artinya, pendapatan yang diperoleh sebesar 190 % dari biaya

5. B/C Ratio = BiayaTotal

Keuntungan

= 119.446.6.881.053.6.

RpRp

= 0.9 (B/C ratio > 1, berarti Rugi)

Artinya, keuntungan yang diperoleh sebesar 90 % dari biaya

Total laba yang diperoleh Laboratorium Kultur Jaringan Unit

Wonocatur dalam budidaya bibit anggrek secara kultur jaringan dalam satu

kali proses produksi yaitu Rp. 6.053.881,00 dari penjualan 1000 tanaman

dengan harga tiap tanaman dalam pot Rp. 15.000,00. Dan pada pakis Rp.

10.000,00

Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila nilai revenue cost (R/C

Ratio) lebih dari satu. Dari hasil analisis biaya di Laboratorium Kultur

Jaringan Unit Wonocatur didapat nilai R/C Ratio yaitu 1,9 % hal ini

menandakan usaha ini layak untuk dikembangkan.

Page 44: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Teknik kultur jaringan anggrek yang dilakukan di Laboratorium Kultur

Jaringan unit Wonocatur ini, yaitu Tahap seleksi tanaman induk, Tahap

sterilisasi eksplant, Tahap pembuatan media, Tahap sterilisasi alat dan

media, Tahap inisiasi dan subkultur, Tahap pengakaran, Tahap aklimatisasi.

2. Aklimatisasi yang dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur

terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama pengeluaran planlet anggrek dari

botol, tahap kedua pencucian planlet, tahap ketiga budidaya dalam pot

(pengompotan) pada tahap ini anggrek dibudidayakan secara berkelompok

dalam satu pot diperkirakan anggrek belum mampu untuk mandiri. Tahap

keempat adalah budidaya dalam pot tunggal (single pot). Dan tahap terakhir

adalah pemeliharaan anggrek dewasa.

3. Di Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur media tanam yang digunakan

adalah media tanam organik yaitu pakis, arang kayu dan sabut kelapa.

4. Pemeliharaan pada tahap aklimatisasi yang dilakukan di screen house

Laboratorium Kultur Jaringan Wonocatur meliputi penyiraman, pemupukan

dan pengendalian hama.

5. Tujuan dilakukan pemupukan adalah untuk memberi tambahan unsur hara

bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

6. Hama yang biasa menyerang tanaman anggrek di Laboratorium Kultur

Jaringan yaitu semut, belalang dan bekicot.

7. Total laba yang diperoleh Laboratorium Kultur Jaringan Unit Wonocatur

dalam budidaya bibit anggrek secara kultur jaringan dalam satu kali proses

produksi yaitu Rp. 6.053.881,00 dari penjualan 1000 tanaman dengan harga

tiap tanaman dalam pot Rp. 15.000,00. Dan pada pakis Rp. 10.000,00

36

Page 45: PROSES AKLIMATISASI PADA KULTUR JARINGAN ANGGREK DI ... · yang terjadi di pasaran nanti sehingga bisnis anggrek terus dapat berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Saran

1. Sumber Daya Manusia di UPTD BPPTPH perlu ditingkatkan untuk

mendukung keberhasilan usaha, terutama untuk melakukan sub kultur.

2. Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan perlu dicoba bagi

komoditas hortikultura yang lain sehingga tidak hanya menyediakan bibit

anggrek yang benar-benar berkualitas.

3. Perlu penambahan tenaga kerja agar dapat mengusahakan bibit tanaman

dalam jumlah yang banyak sehingga dapat memenuhi permintaan pasar.

4. Untuk pemasaran perlu di lakukan promosi yaitu dengan cara promosi dari

mulut ke mulut, dan melakukan kerjasama dengan petani tanaman hias di

berbagai daerah.