prosedur urinalisis dan urine culture

13
URINALISIS DAN URINE CULTURE a. Definisi - Kultur urine adalah pembiakan mikro organisme dari bahan urine, kuman yang tumbuhakan diidentifikasi dengan di uji kepekaannya terhadap antibiotic. (Edu tenaga kesehatan) - Urinalisis adalah analisis kimia, makroskopis dan mikroskopis terhadap urin. Tes ini merupakan salah satu tes yang sering diminta oleh paraklinisi. untuk mengetahui gangguan ginjal dan saluran kemih atau gangguan metabolisme tubuh. (Strasinger & Schaub, 2001). b. Indikasi - Indikasi dilakukannya kultur urin antara lain adalah untuk mendiagnosis adanya UTI, cystitis, urethritis, pyelonefritis, indentifikasi patogen, dan untuk panduan terapi antimikrobial (Price and Wilson, 2006). - Indikasi urinalisis antara lain adalah Tes saring pada tes kesehatan, keadaan patologik maupun sebelum operasi, Menentukan infeksi saluran kemih, Menentukan kemungkinan gangguan metabolism, Menentukan berbagai jenis penyakit ginjal. (Edu tenaga kesehatan) Riwayat penyakit ginjal & / saluran kemih.Gangguan endokrin: DM, Ikterik, Terapi yg mempengaruhi ginjal, Kehamilan, Toksikologi / over dosis obat, Abnormalitas genetic, gangguan metabasam amino: sisteinuria, alkaptonuria, fenilketonuria. c. Kontraindikasi d. Prosedur Pelaksanaan Kultur Urin

Upload: esidianauttari

Post on 08-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

prosedur Urinalisis Dan Urine Culture

TRANSCRIPT

URINALISIS DAN URINE CULTUREa. Definisi Kultur urine adalah pembiakan mikro organisme dari bahan urine, kuman yang tumbuhakan diidentifikasi dengan di uji kepekaannya terhadap antibiotic. (Edu tenaga kesehatan) Urinalisis adalah analisis kimia, makroskopis dan mikroskopis terhadap urin. Tes ini merupakan salah satu tes yang sering diminta oleh paraklinisi. untuk mengetahui gangguan ginjal dan saluran kemih atau gangguan metabolisme tubuh. (Strasinger & Schaub, 2001).b. Indikasi Indikasi dilakukannya kultur urin antara lain adalah untuk mendiagnosis adanya UTI, cystitis, urethritis, pyelonefritis, indentifikasi patogen, dan untuk panduan terapi antimikrobial (Price and Wilson, 2006). Indikasi urinalisis antara lain adalah Tes saring pada tes kesehatan, keadaan patologik maupun sebelum operasi, Menentukan infeksi saluran kemih, Menentukan kemungkinan gangguan metabolism, Menentukan berbagai jenis penyakit ginjal. (Edu tenaga kesehatan) Riwayat penyakit ginjal & / saluran kemih.Gangguan endokrin: DM, Ikterik, Terapi yg mempengaruhi ginjal, Kehamilan, Toksikologi / over dosis obat, Abnormalitas genetic, gangguan metabasam amino: sisteinuria, alkaptonuria, fenilketonuria.c. Kontraindikasid. Prosedur Pelaksanaan Kultur Urin1. Persiapan pasien : Pasien diberi tahu mengenai keadaan yang akan dilakukan2. Persiapan sampela. Spesimen urin pagi mid stream (porsi tengah) b. Pengambilan urine sebaiknya dilakukan sebelum terapi antibiotik c. Volume sampel yang memadai d. Wadah yang steril3. Alat dan Bahan :1. Sarung tangan2. Pispot, urinal yang bersih untuk klien yang tidak dapat berkemih langsung ke dalam, wadah specimen3. Wadah spesimen dengan mulut lebar4. Slip permintaan laboratorium4. Cara kerja 1. Berikan wadah spesimen pada klien, dan arahkan klien ke kamar mandi untuk berkemih lalu masukkan 120 ml urin ke dalam wadah2. Cuci tangan3. Berikan privasi4. Bantu klien yang sakit parah, tidak mampu secara fisik atau disorientasi. Berikan bantuan yang diperlukan di kamr mandi atau bantu klien meggunakan pisot atau urinal di atas tempat tidur.5. Pastikan spesimen disegel dan wadah bersih6. Tutup rapat wadah. Tindakan ini mencegah urin tumpah dan terkontaminasi dari objek lain7. Bila bagian wadah terkontaminasi oleh urin, bersihkan dengan sabun dan air. Tindakan ini mencegah penyebaran mikroorganisme.8. Beri label pada wadah dan bawa ke laboratorium9. Dokumentasikan, meliputi tanggal, jam, tampilan urin Hari I a. Hitungan angka kuman1. Siapkan 4 tabung yang berisi NaCl steril 0,9 ml.2. Tambahkan 0,1 ml urine ke dalam tabung I, kemudian lakukan pengenceran dengan mengambil 0,1 ml dari tabung I ke tabung II dan seterusnya.3. Dengan menggunakan ose standard atau 10 UL ambil masing-masing pengenceran dan tanam pada media CLED agar, inkubasi 370C selama 24 jam.b. Untuk biakan kuman, ambil urine tanam pada media BHI, Inkubasi 370C selama 24 jam.Hari II1. Sampel yang positif adanya kuman ditandai dengan adanya kekeruhan , sampel yang positif ditanam pada media BAP agar dan MC agar,Inkubasi 370C selama 24 jam2. Hitung angka kuman pada media CLED agarHari III 1. Koloni yang tumbuh di cat gram, bila gram negatif batang, maka tanam ke media gula-gula, Inkubasi 37 0C selama 24 jam. 2. Bila gram positif coccus maka lakukan catalase test,coagulase test, tanam pada media D-Nase agar, Inkubasi 370C selama 24 jam.Hari IVBaca pertumbuhan kuman pada media gula-gula dan media lainnya, lakukan identifikasikuman. Lakukan sencitivity test pada media MH agar Inkubasi 370C selama 24 jam.UrinalisisTes Makroskopis1. Persiapan pasien : Pada umumnya tidak memerlukan persiapan khusus.2. Persiapan sampela. Sampel (urin) harus terhindar dari kontaminasi. Wadah penampung hendaknya bersih dan kering. b. Identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur dan penggunaan pengawet urin. c. Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan. Apabila terjadi penunda an tes, maka urin harus disimpan dalam lemari pendingin. d. Cara pengumpulan sampel yang sering digunakan adalah urin sewaktu, yakni pengumpulan se luruh urin ketika berkemih pada suatu saat.e. Sampel urin yang dipakai untuk urinalisis adalah: urin sewaktu, yaitu urin yang dikeluarkan p ada satu waktu yang tidak secara khusus. Urin pagi, yaitu urin pertama yang dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin post prandial, urin yang pertama kali dikemihkan 1,5-3 ja m setelah makan. Urin 3 gelas dan urin 2 gelas.3. Alat dan Bahan :1. Gelas takar 2. Carik indikator pH3. Urinometer 4. Termometer ruangan4. Cara Kerja: 1. Tuangkan sampel urin ke dalam gelas takar dan tentukan volumenya.2. Perhatikan warnanya, catat apakah warnanya normal atau abnormal.3. Perhatikan pula jernih keruhnya urin tersebut.4. Celupkan 1 carik indicator pH, baca pH urin .5. Menetapkan berat jenis: Tuang sampel urin, yang suhunya sudah sesuai suhu kamar, ke gelas urinometer, hilangkan busa yang ada dengan memakai kertas saring. Tempatkan hidrometer ke urin. Hidrometer harus terapung bebas dan tidak boleh menyentuh dinding tabung/gelas (bila perlu putarlah hidrometer agar terapung di tengah-tengah. Bacalah pada dasar meniscus (hindari paralax), laporkan BJ yang dibaca. Perlu memperhatikan koreksi pembacaan dengan memperhatikan suhu kamar: Suhu Tera (pada alat hidrometer) : 20C Suhu Ruangan : 32C BJ yang dibaca : 1,015 (misalnya) Setiap kenaikan 3C di atas suhu tera, tambahkan nilai 0,001 pada bacaan BJ. Jadi, BJ = (32-20)/3 x 0,001 + 1,015 = 1,019Tes Mikroskopis1. Persiapan pasien : Pada umumnya tidak memerlukan persiapan khusus.2. Persiapan sampela. Sampel (urin) harus terhindar dari kontaminasi. Wadah penampung hendaknya bersih dan kering.b. Identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur dan penggunaan pengawet urin Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan. Apabila terjadi penundaa n tes, maka urin harus disimpan dalam lemari pendingin.c. Cara pengumpulan sampel yang sering digunakan adalah urin sewaktu, yakni pengumpulan sel 73 uruh urin ketika berkemih pada suatu saat.d. Sampel urin yang dipakai untuk tes mikroskopis sebaiknya urin pagi karena kepekatannya tinggi.3. Alat dan bahan 1. Tabung sentrifus2. Alat sentrifus 3. Corong4. Kaca obyek + dekglas5. Pipet Pasteur6. Mikroskop4. Cara Kerja1. Siapkan 10-15 ml sampel urin dalam tabung sentrifus selama 5 menit pada kecepatan 2000 rpm 1.2. Buang lapisan supernatannya, sisakan kurang lebih 1 ml urin dalam tabung sentrifus.3. Sentakkan dinding tabung dengan jari untuk mencampurkan sisa urin dengan endapan (sedimen )4. Ambil suspensi endapan dengan pipet tetes, tempatkan 1 tetes di atas kaca obyek kemudian ditu tup dengan kaca penutup.5. Periksalah di mikroskop: Menggunakan lensa obyektif 10x: Torak Kristal Epitel dan elemen lain Menggunakan lensa obyektif 40x: Eritrosit LekositTes Protein Urin1. Persiapan pasien : Pada umumnya tidak memerlukan persiapan khusus.2. Persiapan sampela. Sampel (urin) harus terhindar dari kontaminasi. Wadah penampung hendaknya bersih dan kering b. Identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur dan penggunaan pengawet urin.c. Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan. Apabila terjadi penu ndaan tes, maka urin harus disimpan dalam lemari pendingin.d. Cara pengumpulan sampel yang sering digunakan adalah urin sewaktu, yakni pengumpulan seluruh urin ketika berkemih pada suatu saat.e. Prinsip Urin direaksikan dengan asam sulfosalisilat atau asam asetat, kadar protein urin berdasarkan k ekeruhan yang terjadi.3. Alat dan bahan1. Tabung reaksi + rak 2. Asam Sulfosalisilat 20%3. Asam Asetat 10% 4. Pembakar (Bunsen/spiritus)4. Cara Kerja1. Reaksi dengan Asam Sulfosalisilat 20% 1. Siapkan 2 tabung reaksi, tandailah dengan nomor 1 dan 2. 2. Tabung nomor 2 dipakai seba gai pembanding3. Tambahkan ke tabung nomor 1, 2 ml asam sulfosalisilat 20%, kocok isi tabung4. Perhatikan ada tidaknya kekeruhan pada tabung nomor 1, bandingkan dengan tabung nomor 22. Reaksi dengan Asam Asetat 10% dan pemanasan.1. Tuang urin yang jernih ke tabung reaksi sampai kira-kira 2/3 penuh2. Panaskan bagian atas tabung selama kurang lebih 2 menit dan timbul kekeruhan. 3. Bagian bawah tabung dipakai sebagai pembanding (kontrol).4. Kekeruhan yang timbul dapat disebabkan oleh protein, fosfat atau karbonat5. Tambahkan 2-5 tetes asam asetat 10% untuk melarutkan fosfat dan karbonat6. Panaskan lagi bagian atas tabung, kekeruhan yang timbul adalah presipitasi protein7. Penilaian dilakukan seperti pada percobaan dengan asam sulfosalisil 20%Tes Glukosa Urin (Tes Reduksi Benedict) 1. Persiapan pasien : Pada umumnya tidak memerlukan persiapan khusus. 2. Persiapan sampel a. Sampel (urin) harus terhindar dari kontaminasi. Wadah penampung hendaknya bersih dan keringb. Identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur dan penggunaan pengawet urinc. Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan. Apabila terja di penundaan tes, maka urin harus disimpan dalam lemari pendingind. Cara pengumpulan sampel yang digunakan adalah urin sewaktue. Sampel urin yang dipakai untuk urinalisis adalah: urin sewaktu, urin pagi dan urin post prandial.3. Alat dan Bahan1. Tabung reaksi + rak2. Larutan Benedict3. Pembakar Bunsen4. Cara Kerja1. Tuang 5 ml larutan Benedict ke dalam tabung reaksi.2. Tambahkan sampel urin sebanyak 5-8 tetes.3. Didihkan di atas nyala api bunsen selama 2 menit.4. Perhatikan adanya perubahan warna setelah isi tabung dikocok.Tes Bilirubin1. Persiapan pasien : Pada umumnya tidak memerlukan persiapan khusus.2. Persiapan sampel a. Sampel (urin) harus terhindar dari kontaminasi. Wadah penampung hendaknya bersih dan keringb. Identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur dan penggunaan pengawet urinc. Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan. Apabila terjadi penundaan tes, maka urin harus disimpan dalam lemari pendingin.d. Cara pengumpulan sampel yang digunakan adalah urin sewaktu.3. Alat dan Bahan1. Tabung reaksi + rak2. Corong3. Kertas saring4. Reagen Fouchet5. Barium Chlorida (BaCl2 ) 10%4. Cara Kerja1. Campurkan 5 ml urin dan 5 ml BaCl2 dalam tabung reaksi, kocok isi tabung.2. Saring dengan kertas saring untuk memisahkan presipitatnya.3. Bentangkan kertas saring yang mengandung presipitat ini di atas kertas saring yang lain kemudian biarkan mengering,4. Tambahkan satu tetes reagen Fouchet ke atas presipitat, perhatikan perubahan warna.e. Cara Pembacaan Secara GlobalKultur Urin :Semua spesimen urine yang dibawa ke laboratorium mikrobiologi harus diperiksa segera, atau disimpan di lemari pendingin pada suhu 40 C sampai saat diperiksa. Prosedur pemeriksaan meliputi langkah-langkah berikut: 1. Pemeriksaan sediaan hapus yang dipulas Gram. 2. Uji penapisan untuk bakteriuria yang signifikan. 3. Biakan definitif bagi spesimen urine yang didapatkan positif pada uji penapisan, dan bagi seluruh spesimen yang diambil dengan cara sistoskopi, pungsi kandung kemih suprapubik atau kateterisasi. 4. Uji kepekaan pada isolat bakteri yang bermakna secara klinis. Dengan menggunakan pipet Pasteur steril (satu untuk tiap sampel), teteskan satu tetes urine yang telah tercampur baik dan belum disentrifus pada kaca objek.Biarkan tetesan tersebut mengering tanpa dilebarkan, fiksasi dengan api, dan warnai. Periksalah di bawah lensa dengan minyak emersi (X 600 atau lebih) untuk mencari ada tidaknya bakteri, leukosit polimorfonuklear, dan sel epitel gepeng. Satu atau lebih bakteri per lapang pandang emersi biasanya menunjukkan adanya 105 atau lebih bakteri per mililiter dalam spesimen tersebut.Adanya satu atau lebih leukosit per lapang pandang emersi adalah petunjuk lebih lanjut adanya Infeksi Saluran Kemih. Pada specimen yang berasal dari wanita, keberadaan sel epitel gepeng dalam jumlah banyak, dengan atau tanpa campuran bakteri, merupakan petunjuk persumtif kuat spesimen tercemar flora vagina.Urinalisis :1. MakroskopisNormal : Warna/kejernihan : jernih atau sedikit keruh berwarna kuning. Volume : 800-1300 ml. pH : 5-8. BJ : 1,003-1,0292. Mikroskopis Eritrosit :