prosedur / tatacara penerbitan sertipikat hak milik atas satuan rumah susun

14
PROSEDUR/TATACARA PROSEDUR/TATACARA PENERBITAN SERTIPIKAT PENERBITAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN

Upload: dorian-dodson

Post on 03-Jan-2016

148 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Prosedur / tatacara penerbitan sertipikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun. Pasal 46 (1) Hak kepemilikan atas sarusun merupakan hak milik atas sarusun yang bersifat perseorangan yang terpisah dengan hak bersama atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

PROSEDUR/TATACARA PROSEDUR/TATACARA PENERBITAN SERTIPIKAT PENERBITAN SERTIPIKAT

HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUNSUSUN

KETENTUAN DASAR PEMBANGUNAN RUMAH KETENTUAN DASAR PEMBANGUNAN RUMAH SUSUNSUSUN

Pasal 46

(1) Hak kepemilikan atas sarusun merupakan hak milik atas sarusun yang bersifat perseorangan yang terpisah dengan hak bersama atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.

(2) Hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan atas NPP.

Pasal 25

(1) Dalam membangun rumah susun, pelaku pembangunan wajib memisahkan rumah susun atas sarusun, bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.

(2) Benda bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bagian bersama jika dibangun sebagai bagian bangunan rumah susun.

(3) Pemisahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan kejelasan atas: a. batas sarusun yang dapat digunakan secara terpisah untuk setiap pemilik; b. batas dan uraian atas bagian bersama dan benda bersama yang menjadi hak setiap sarusun; dan c. batas dan uraian tanah bersama dan besarnya bagian yang menjadi hak setiap sarusun.

Pasal 26

(1) Pemisahan rumah susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) wajib dituangkan dalam bentuk gambar dan uraian.

(2) Gambar dan uraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar untuk menetapkan NPP, SHM sarusun atau SKBG sarusun, dan perjanjian pengikatan jual beli.

(3) Gambar dan uraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sebelum pelaksanaan pembangunan rumah susun.

(4) Gambar dan uraian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam bentuk akta pemisahan yang disahkan oleh bupati/walikota.

(5) Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, akta pemisahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disahkan oleh Gubernur.

Pasal 47

(1) Sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan, atau hak pakai di atas tanah negara, hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah hak pengelolaan diterbitkan SHM sarusun.

(2) SHM sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan bagi setiap orang yang memenuhi syarat sebagai pemegang hak atas tanah.

(3) SHM sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang terdiri atas: a. salinan buku tanah dan surat ukur atas hak tanah bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. gambar denah lantai pada tingkat rumah susun bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan c. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama bagi yang bersangkutan.

(4) SHM sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh kantor pertanahan kabupaten/kota.

Pasal 48 (1) Sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas barang

milik negara/daerah berupa tanah atau tanah wakaf dengan cara sewa, diterbitkan SKBG sarusun.

(2) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang terdiri atas: a. salinan buku bangunan gedung; b. salinan surat perjanjian sewa atas tanah; c. gambar denah lantai pada tingkat rumah susun yang bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan d. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama dan benda bersama yang bersangkutan.

(3) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh instansi teknis kabupaten/kota yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang bangunan gedung.

PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SUSUNSUSUN

Pasal 6 UU NOMOR 16 TAHUN 19851) Pembangunan rumah susun harus memenuhi persyaratan teknis dan

administratif.2) Ketentuan-ketentuan pokok tentang persyaratan teknis dan administratif

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. PP NOMOR 4 TAHUN 1988

Pasal 8Di dalam perencanaan harus dapat dengan jelas ditentukan dan dipisahkan masing-

masing satuan rumah susun serta nilai perbandingan proporsionalnya. Pasal 9Rencana yang menunjukkan satuan rumah susun, harus berisi rencana tapak

beserta denah dan potongan yang menunjukkan dengan jelas batasan secara vertikal dan horizontal dari satuan rumah susun yang dimaksud.

 Pasal 10Batas pemilikan bersama harus digambarkan secara jelas dan mudah dimengerti

oleh semua pihak dan ditunjukkan dengan gambar dan uraian tertulis yang terperinci.

Pasal 30(1) Rumah susun dan lingkungannya harus dibangun dan dilaksanakan

berdasarkan perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan peruntukannya.

(2) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan oleh penyelenggara pembangunan kepada Pemerintah Daerah dengan melampirkan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:a. sertifikat hak atas tanah;b. fatwa peruntukan tanah;c. rencana tapak;d. gambar rencana arsitektur yang memuat denah dan potongan beserta

pertelaannya yang menunjukkan dengan jelas batasan secara vertikal dan horizontal dari satuah rumah susun;

e. gambar rencana struktur beserta perhitungannya;f. gambar rencana menunjukkan dengan jelas bagian bersama, bendag. bersama, dan tanah bersama;h. gambar rencana jaringan dan instalasi beserta perlengkapannya

Pasal 31Penyelenggara pembangunan wajib meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah

atas pertelaan yang menunjukkan batas yang jelas dari masing-masing satuan rumah susun; bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama beserta uraian nilai perbandingan proporsionalnya, setelah memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30.

 Pasal 32(1) Perubahan rencana peruntukan dan pemanfaatan rumah susun harus

mendapat izin dari Pemerintah Daerah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dan telah memperoleh pengesahan atas perubahan dimaksud beserta pertelaannya, dan uraian nilai perbandingan proporsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31.

(2) Perubahan rencana peruntukan dan pemanfaatan suatu bangunan gedung bertingkat menjadi rumah susun, harus mendapat izin dari Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 39(1) Penyelengara pembangunan wajib memisahkan rumah susun atas satuansatuan rumah susun meliputi

bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama dengan pertelaan yang jelas dalam bentuk gambar, uraian, dan batas-batasnya dalam arah vertikal dan horizontal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, dengan penyesuaian seperlunya sesuai kenyataan yang dilakukan dengan pembuatan akta pemisahan.

(2) Pertelaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang berkaitan dengan satuan-satuan yang terjadi karena pemisahan rumah susun menjadi hak milik atas satuan rumah susun, mempunyai nilai perbandingan proporsional yarg sama, kecuali ditentukan lain yang dipakai sebagai dasar untuk mengadakan pemisahan dan penerbitan sertifikat hak milik atas satuan rumah susun.

(3) Akta pemisahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disahkan oleh Pemerintah Daerah dilampiri gambar, uraian, dan batas-batas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal 31.

(4) Akta pemisahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus didaftarkan oleh penyelenggara pembangunan pada Kantor Agraria Kabupaten atau Kotamadya dengan melampirkan sertifikat hak atas tanah, izin layak huni, beserta warkah-warkah lainnya.

(5) Hak milik atas satuan rumah susun terjadi sejak didaftarkannya akta pemisahan dengan dibuatnya Buku Tanah untuk setiap satuan rumah susun yang bersangkutan.

(6) Bentuk dan tata cara pembuatan Buku Tanah dan penerbitan sertifikat hak milik atas satuan rumah susun, diatur oleh Menteri Dalam Negeri.

 Pasal 40(1) Isi akta pemisahan yang telah disahkan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39

ayat (3) mengikat semua pihak.(2) Bentuk dan tata cara pengisian dan pendaftaran akta pemisahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

diatur oleh Menteri Dalam Negeri.

PERTELAANPERTELAAN

PERTELAAN

GAMBAR DAN GAMBAR DAN BATAS BATAS

PEMILIKAN PEMILIKAN BERSAMA DAN BERSAMA DAN PERORANGANPERORANGAN

URAIAN: URAIAN: HITUNGAN NPPHITUNGAN NPP

HAK DAN HAK DAN KWJBNKWJBN

PERSETUJUANKANWIL BPN DKI

DISAHKAN DISAHKAN OLEH WAGUB OLEH WAGUB

MELALUI MELALUI KANWIL BPN KANWIL BPN

DKIDKI

NPP

KOEFISIEKOEFISIEN ROYA N ROYA PARSIALPARSIAL

KEWAJIBAKEWAJIBANN

HAKHAK