prosedur operasional standar · pdf fileb. menjalankan proses pengkaderan ismki pada umumnya,...

18

Upload: phamtruc

Post on 03-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui
Page 2: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

SEKOLAH KAJIAN STRATEGIS

JULI, 2013

Oleh

HEALTH POLICY STUDIES – ISMKI

dibuat oleh Menyetujui

Mengetahui

Romel Ciptoadi Wijaya

(National Officer of Health

Policy Study)

Fajar Faisal Putra

(National Coordinator of

Health Policy Study)

Giovanni Fadhillah Van

Empel

(President of ISMKI)

13 Juli 2013 14 Juli 2013 15 Juli 2013

Page 3: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

Daftar Isi

A. Pendahuluan

B. Tujuan dan Luaran

C. Ruang Lingkup

D. Referensi

E. Sarana

1. Waktu dan Tempat

2. Materi dan Pemateri

3. Panitia

4. Peserta

5. Komponen Pembinaan

6. Indikator Keberhasilan

F. Prosedur Kerja

G. Silabus

Page 4: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

A. Pendahuluan

ISMKI merupakan jejaring organisasi, yang mana sudah sepatutnya memahami

AD/ART, yang secara eksplisit menjelaskan hakikat kerja demi menopang misi dan

mencapai visi. Pengurus ISMKI adalah mahasiswa kedokteran itu sendiri, dan anggota

ISMKI adalah seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia. Pengurus ISMKI bukanlah duta

atau orang-orang hebat yang mewakili ribuan mahasiswa lain, namun pengurus ISMKI

adalah mereka yang telah mengabdikan diri untuk mau dan harus mampu

mengkoordinasikan seluruh pergerakan mahasiswa di tiap institusi kedokteran. Melalui

program kerja ini, mari kita renungkan kembali prinsip-prinsip idealisme pengabdian kita

di ISMKI, apakah kita adalah orang-orang terpilih untuk menaruh segala beban kerja di

pundak kita, atau kita adalah orang terpilih untuk menyatukan derap langkah seluruh

mahasiswa kedokteran Indonesia. Mungkin itu juga yang mendasari terbangunnya sebuah

dinding yang memisahkan dua kubu mahasiswa kedokteran yang tak pernah pantang

dirubuhkan.

Berawal dari minimnya kepedulian mahasiswa terhadap jatuhnya peradaban

moral bangsa kita dewasa ini, kita patut bersedih dan bertindak. Sebagai mahasiswa yang

telah berkomitmen untuk membantu mendewasakan pemikiran seluruh mahasiswa

kedokteran Indonesia, maka seyogianya kita mampu menjadi agen yang mencegah

jatuhnya peradaban moral para pemimpin masa depan (mahasiswa). Untuk mencapai hal

itu, proses pengkaderan tidak boleh dipandang sebelah mata.

Pengkaderan telah lama berjalan di dalam program kerja Latihan Kepemimpinan

dan Manajemen Mahasiswa, yang dinaungi oleh divisi PSDM ISMKI. Pengkaderan

memang efektif untuk membentuk dan membangunkan karakter abdi-abdi pemuda

bangsa. Namun untuk menjadikan karakter tersebut benar-benar permanen dan mengakar

dalam diri seorang pemuda, dibutuhkan pula pendidikan yang didasarkan pada karakter

kebangsaan yang kuat dan berorientasi kepada Politik Nilai, yang kemudian kita sebut

sebagai Sekolah Kastrat.

Demikianlah SOP ini kami buat, dengan harapan mampu menjawab segala

pertanyaan, menyelesaikan segala permasalahan, dan meluruskan segala kebingungan

akan proses regenerasi yang berasaskan pergerakan mahasiswa yang sudah waktunya kita

angkat ini.

B. Tujuan

Tujuan Umum:

Membina mahasiswa berkarakter kebangsaan yang kuat, serta mampu

mengimplementasikan nilai dan fungsi kastrat sebagai alur pemikiran dasar dalam

memperjuangkan nilai-nilai idealisme berbangsa dan bernegara yang berasaskan

Pancasila.

Tujuan Khusus:

a. Melakukan Standarisasi kurikulum kaderisasi, mewujudkan pola yang terstruktur di

dalamnya, serta memadukan derap langkah seluruh mahasiswa kedokteran di

Indonesia dalam bingkai ISMKI.

Page 5: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

b. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada

khususnya.

c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui penanaman politik nilai dan

proses-proses penyaluran gagasan kritis mahasiswa kedokteran Indonesia.

d. Sebagai sarana kastratisasi, serta membentuk pribadi Kastrat yang tangguh dalam

menghadapi perkembangan zaman yang secara konsisten menggerus karakter bangsa.

Luaran yang diharapkan:

a. Peserta lulusan Sekolah Kastrat adalah Manajer Pergerakan Mahasiswa yang

mampu memanajemen isu secara cerdas, lugas, dan konstruktif; kreatif, inovatif dan

penuh kewibawaan dalam melakukan berbagai aksi propaganda dan persuasi kepada

publik (Public Speaker).

b. Peserta lulusan Sekolah Kastrat adalah Advokat yang mampu memenangkan isu atau

kasus yang berlandaskan kepentingan mulia, membela masyarakat sebagai dasar

pergerakan mahasiswa.

c. Peserta lulusan Sekolah Kastrat adalah Negosiator yang mampu menciptakan suatu

keadaan yang menentramkan segala pihak terkait dalam menghadapi dan/atau

menyelesaikan suatu permasalahan, dalam hal ini mampu mencapai mufakat dengan

menjunjung tinggi Sila keempat (Pancasila) daripada demokrasi (voting).

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup SOP ini meliputi semua unsur-unsur dalam pelaksanaan Sekolah

Kastrat. Meskipun begitu proses pelaksanaan Sekolah Kastrat dapat dilakukan

berdasarkan kebijakan-kebijakan tertentu terkait dengan perbedaan kondisi yang tersebar

diberbagai wilayah institusi kedokteran di Indonesia, selama tidak bertentangan dengan

SOP ini. Dalam hal penyampaian materi Sekolah Kastrat, peserta hendaknya mampu

mencapai semua materi yang telah ditentukan (terlampir). Hal ini dikarenakan setiap

materi yang ada merupakan tahapan-tahapan sinergis dalam mencapai tujuan Sekolah

Kastrat itu sendiri. Dengan demikian, SOP ini bersifat minimal, artinya pelaksanaan

Sekolah Kastrat harus memenuhi standar yang tercantum di dalam SOP ini, dengan tidak

menutup kemungkinan adanya penambahan-penambahan tertentu sesuai dengan situasi

dan kondisi setempat.

D. Referensi

Penyusunan dan segala bentuk pelaksanaan yang mengacu pada SOP ini dapat diperjelas

menggunakan referensi berikut:

1. Risalah Pergerakan Mahasiswa; Indra Kusumah (buku)

2. Buku Materi LKMM & Sekolah Kastrat ISMKI Wilayah 4 2012 (buku)

3. Kurikulum Sekolah Kastrat ISMKI Wilayah 4 (draft)

4. Prosedur Tetap LKMM berjenjang ISMKI; Generasi Mandiri 2010-2011 (draft)

E. Sarana

1. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Sekolah Kastrat mengikuti jadwal dan susunan acara yang telah diatur di

dalam perencanaan LKMM dan Sekolah Kastrat berjenjang, dan kepanitian dari

Page 6: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

fakultas kedokteran yang bersangkutan. (rekomendasi pelaksanaan Sekolah Kastrat: 2

- 4hari)

2. Pemateri

Pemateri yang direkomendasikan adalah individu yang telah terlibat langsung

dalam Bidang KASTRAT. Pemateri yang berasal dari pihak selain ISMKI

sebaiknya diberikan briefing terlebih dahulu agar proses penyampaian materi tetap

terarah sesuai TOR dan SOP yang telah disusun dan tetap berorientasi kepada ISMKI.

3. Panitia

Panitia pelaksana Sekolah KASTRAT merupakan tim yang berasal dari fakultas

kedokteran yang mengadakan LKMM dan Sekolah Kastrat, baik di tingkat institusi,

tingkat wilayah (pemenang tender) dan nasional (pemenang tender)

4. Peserta

- Peserta Tingkat Institusi, merupakan mahasiswa fakultas kedokteran yang

mengadakan LKMM dan Sekolah Kastrat, serta belum mengikuti proses

pengkaderan.

- Peserta Tingkat Wilayah, merupakan mahasiswa kedokteran yang telah lulus

LKMM dan Sekolah Kastrat tingkat institusi dan/atau direkomendasikan oleh

PRESBEM/Ketua LGM untuk mengikuti LKMM dan Sekolah Kastrat tingkat

wilayah.

- Peserta Tingkat Nasional merupakan mahasiswa kedokteran yang telah lulus

LKMM dan Sekolah Kastrat tingkat wilayah dan/atau direkomendasikan oleh

PRESBEM/Ketua LGM dan SEKWIL dari wilayah yang bersangkutan.

5. Komponen Pembinaan

a. Penyampaian Materi

Materi Sekolah Kastrat mengacu pada silabus/kurikulum terlampir demi terciptanya

sinergisitas dalam proses transfer ilmu di tingkat institusi, wilayah, dan nasional.

Namun tidak menutup kemungkinan adanya penambahan materi-materi lain yang

berintegrasi dengan Sekolah Kastrat apabila diperlukan. Penyelenggaraan Sekolah

Kastrat diawali dengan penyampaian terstruktur yang dipaparkan oleh pemateri yang

berkompeten dibidangnya.

b. Problem Based Learning

Proses pembelajaran yang dipicu oleh kasus-kasus tertentu terbukti telah

meningkatkan daya pikir kritis, kreatifitas dan membentuk pribadi problem solver.

Oleh karena itu, kami merekomendasikan bahwa dalam setiap proses transfer ilmu

yang dilakukan dalam Sekolah Kastrat, turut pula diberikan contoh kasus sebagai

pengalaman belajar, yang sebelumnya dapat dipersiapkan oleh steering commitee,

panitia, maupun pemateri.

c. Simulasi

Simulasi membantu peserta untuk membentuk pengalaman belajar dan memori peserta

dalam menjalankan suatu aksi tertentu, sehingga mampu meningkatkan keberanian

dan kemahiran peserta dalam menjalankan suatu aksi. Pengadaan simulasi sangatlah

relatif untuk ditetapkan dalam Prosedur Operasional Standar ini, sehingga simulasi

Page 7: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

dapat dibuat dan diwujudkan dalam bentuk apapun oleh penyelenggara Sekolah

Kastrat, selama tidak mengurangi nilai-nilai dalam silabus terlampir.

d. Evaluasi dan Follow up

Proses evaluasi menjadi begitu penting ketika suatu badan atau organisasi menjalankan

suatu kegiatan demi mencapai tujuannya. Oleh karena itu, proses evaluasi adalah

proses yang harus mampu dijalani oleh setiap peserta Sekolah Kastrat secara objektif

dan terstruktur. Proses evaluasi meliputi;

1. Pretest

Dilakukan sebelum penyampaian materi berlangsung

Metode yang direkomendasikan; Ujian Tertulis (Pilihan

Ganda/Isian)

Metode pretest tidak terikat dan dapat dilakukan dengan cara dan

menggunakan sarana apapun oleh pihak penyelenggara dan

pemateri

2. Posttest

Dilakukan setelah penyampaian materi, PBL, dan simulasi

dilangsungkan.

Metode yang direkomendasikan; Ujian Tertulis (Pilihan

Ganda/Isian).

Metode posttest tidak terikat dan dapat dilakukan dengan cara dan

menggunakan sarana apapun oleh pihak penyelenggara dan

pemateri.

3. Point of Action

Dilaksanakan setelah proses Sekolah Kastrat berlangsung

Pelaksanaannya melalui proses pemahiran, yaitu proses aplikatif

terhadap materi-materi yang sebelumnya disampaikan selama

Sekolah Kastrat berlangsung

Sarana komunikasi jarak jauh yang digunakan yaitu Skype atau

Yahoo Messenger. Apabila memungkinkan, dapat dilakukan direct

meeting

Waktu pelaksanaan minimal 1 (satu) bulan, dan mampu

menghasilkan minimal 1 buah jurnal kajian yang dibuat secara

mandiri oleh peserta Sekolah Kastrat, dengan tema yang dapat

ditentukan secara bebas terikat oleh steering commitee follow up.

Selama pelaksanaannya, peserta akan didampingi oleh steering

commitee yang telah ditunjuk sebagai mentor.

e. Sistem Penilaian

Sistem penilaian meliputi 3 komponen besar, yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif.

Perhitungan nilai akhir dapat dilakukan menggunakan Formula sebagai berikut:

(40 x kog)+(40 x psi)+(20 x afk)

100

Page 8: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

1. Kognitif (40%)

Penyelenggara dan steering commitee diharapkan mampu berpartisipasi dan

secara objektif melakukan penilaian terhadap capaian kompetensi dasar (Tujuan

Instruksi Umum dan Khusus) yang telah ditetapkan didalam silabus terlampir.

Unsur penilaian kognitif didapatkan dari penilaian yang diambil selama kegiatan

Sekolah Kastrat berlangsung, melalui pre dan posttest. Penilaian ini bersifat

Objektif. ({Pretest + Posttest /2)

2. Psikomotor (40%)

Unsur Psikomotor dalam Sekolah Kastrat bersifat subjektif, oleh karena itu tim

penilai adalah mereka yang memiliki kompetensi dan pengalaman khusus

dilapangan sesuai dengan bidang yang dinilai. Psikomotor didapatkan dari

pemantauan dan penilaian tim penilai atau steering commitee selama Sekolah

Kastrat dan proses follow up berlangsung. Format penilaian psikomotor

dikembalikan kepada panitia penyelenggara dan steering commitee yang terlibat

langsung dalam pelaksanaan Sekolah Kastrat.

Aspek yang dinilai dalam Psikomotor ini meliputi:

Keberanian dalam bertanya dan menanggapi suatu permasalahan serta daya

pikir kritis dalam menganalisa.

Kemampuan peserta dalam mengaplikasikan dasar-dasar ilmu yang

disampaikan selama Sekolah Kastrat berlangsung (simulasi, problem based

learning), dan penilaian hasil PoA yang telah dicapai peserta.

3. Afektif (20%)

Sikap merupakan komponen yang sangat penting dalam pembentukan karakter

kebangsaan mahasiswa yang peduli dan senantiasa memperjuangkan

idealismenya. Melalui penilaian ini, peserta diharapkan mampu mencerminkan

sikap kepemimpinan yang berwibawa dan beretika dalam setiap perjuangannya.

(checklist terlampir)

Page 9: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

F. Prosedur Kerja

Prosedur kerja ini merupakan rekomendasi kami dalam setiap pelaksanaan Sekolah Kastrat;

1. Tingkat Institusi

: Jalur Koordinatif

: Jalur Evaluatif

2. Tingkat Wilayah dan Nasional

: Jalur Koordinatif

: Jalur Evaluatif

Tahap-tahap pembinaan:

1. Penyadaran: merupakan kegiatan Pra-LKMM dan SK yang berperan penting

dalam mempersiapkan peserta LKMM di tingkat wilayah dan nasional agar

lebih siap dalam menjalani setiap proses dalam pembinaan yang akan

berlangsung. Proses ini dapat dilakukan sendiri oleh institusi dari wilayah

terkait, maupun dilakukan langsung oleh steering commitee dan pengurus

wilayah tersebut. Pada tingkat nasional, penyadaran dilaksanakan langsung

oleh steering commitee dan pengurus harian HPS/Kastrat ISMKI Nasional.

2. Pembekalan: merupakan proses inti dalam pelaksanaan SK, meliputi

penyampaian materi, diskusi, case study, dan simulasi yang diselenggarakan

oleh institusi penyelenggara.

Badan Eksekutiv

Mahasiswa

Panitia

Penyelenggara

SOP

Peserta LKMM

dan SK

ISMKI

Materi

Case study

Simulasi

Evaluasi

Follow up

Briefing &

persamaan

persepsi

ISMKI Nasional SOP ISMKI Wilayah

Panitia

Penyelenggara

Peserta LKMM

dan SK

Penyadaran

Pembekalan

Pemahiran Briefing &

persamaan

persepsi

Page 10: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

3. Pemahiran: merupakan proses akhir dari sederet agenda dalam Sekolah

Kastrat, namun Pemahiran menjadi bukti keberhasilan penyelenggaraan

Sekolah Kastrat itu sendiri. Pemahiran peserta didampingi oleh steering

commitee dalam menghasilkan suatu bentuk kajian maupun aksi. Konsep

terperinci proses pemahiran sendiri dikembalikan kepada masing-masing

wilayah dan institusi agar tercipta suatu kondisi yang mendukung tercapainya

tujuan Sekolah Kastrat.

Jalur Koordinatif

Menunjukkan alur koordinasi dan komunikasi yang melibatkan elemen terkait dalam

implementasi Sekolah Kastrat.

Jalur Evaluatif

Jalur evaluatif menunjukkan bahwa setiap akhir pelaksanaan Sekolah Kastrat,

diperlukan adanya proses pelaporan dari pihak panitia dan/atau steering commitee ke

pihak di atasnya. Proses pelaporan dapat dilakukan dengan mengirim Laporan

Pertanggung Jawaban (LPJ) dan/atau dengan melakukan direct meeting atau net meeting

dengan pihak terkait. Laporan Pertanggung Jawaban hendaknya telah dilengkapi dengan

hasil perhitungan akhir capaian indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan wujud nyata akan suksesnya suatu kegiatan yang

telah berlangsung. Indikator keberhasilan sangat penting dalam proses evaluasi dan

antisipasi terkait permasalahan yang mungkin dapat muncul pada pelaksanaan suatu

kegiatan dikemudian hari. Penyelenggara hendaknya mampu mengaudit segala hasil

yang telah dicapai dalam bentuk angka dan menjunjung tinggi loyalitas, totalitas kerja,

serta kejujuran.

Seorang peserta dinyatakan berhasil dalam prosesi Sekolah Kastrat, apabila melalui

Sistem Penilaian –yang sudah kami jabarkan di atas, mampu membuktikan bahwa

peserta meraih nilai 70 (nilai kelulusan)

Jadi, indikator keberhasilan adalah persentase dari jumlah peserta yang mampu

mencapai nilai kelulusan dari total peserta yang hadir sejak hari pertama Sekolah

Kastrat berlangsung, hingga ditutupnya Sekolah Kastrat.

Rumus: L / T x 100% = B

L : jumlah peserat yang lulus

T : total peserta yang hadir dan memenuhi absensi kegiatan

B : Indikator Keberhasil yang telah ditentukan (tercantum dalam silabus)

Page 11: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

G. Silabus

Terlampir

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF NILAI

SKOR 1 2 3 4

Kedisiplinan peserta

Sikap santun saat menyampaikan pendapat dan/atau pertanyaan

Sikap menghargai pendapat orang lain

Perhatian peserta selama kegiatan berlangsung (materi, diskusi, simulasi)

Keaktifan peserta selama kegiatan berlangsung (materi, diskusi, simulasi)

Bobot pertanyaan dan/atau pendapat yang disampaikan

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

TOTAL

Keterangan: Nilai akhir = Total skor x 100

1 = sangat buruk 28

2 = kurang baik

3 = baik

4 = sangat baik

Page 12: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

Silabus Sekolah Kastrat Institusi No. Materi TIU TIK Submateri Metode Indikator

Keberhasilan Alokasi Waktu

1. Pengantar “Sekolah Kastrat”

Overview

Memperkenalkan sistim pembinaan Sekolah Kastrat

- Pengertian Sekolah Kastrat.

- Latar Belakang Sekolah Kastrat.

- Tujuan dan Manfaat sekolah kastrat

- Materi yang diajarkan di sekolah kastrat

- Penilaian peserta - Hasil apa yang diharapkan

dari sekolah kastrat (outcome)

Ceramah dan diskusi 1. Awal Acara : Ceramah singkat oleh Koordinator Divisi Kastrat LGM/BEM.

70% peserta memahami pentingnya sekolah kastrat.

20 menit

2. Kastratisasi Optimalisasi fungsi kastrat dalam bidang kastrat.

- Memperkenalkan bidang kajian strategis kepada peserta sebagai struktur penting dalam pergerakan mahasiswa.

- Definisi, fungsi, arah gerak, ruang lingkup serta struktur.

- Tipe mahasiswa yang bekerja di kastrat.

- Perkembangan kastrat setahun terakhir dalam bidang kesehatan.

- Ceramah - Tanya

jawab - Diskusi

kelompok kecil

70% peserta memahami bidang kastrat dan posisi bidang kastrat dalam organisasi mahasiswa.

50 menit, t.d.: - 35 menit

penyampaian materi.

- 15 menit diskusi/ tanya jawab.

3. Berpikir Kritis

Pola berpikir Kastrat yang ilmiah dan sistematis

- Merubah pola pikir mahasiswa, menjadi lebih ilmiah dan sistematis.

- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam mengkaji suatu permasalahan.

- Model kompetensi berpikir kritis (knowledge, skill, attitude)

- Karakteristik Berpikir Kritis

- Teknik-teknik Berpikir secara Kritis dalam menghadapi suatu permasalahan

- Ceramah - Tanya

jawab - Diskusi

dan simulasi kelompok kecil

70% mahasiswa memahami penting berpikir kritis dalam menjalankan fungsi dan bidang kastrat

60 menit penyampaian materi (simulasi/studi kasus pada Materi Kepedulian Sosial)

4. Kepedulian Sosial

Penyadaran rasa kepedulian mahasiswa terhadap lingkungannya

- Penanaman rasa kepedulian sosial, sebagai penerus dalam bidang dan fungsi Kastrat

- Menumbuhkan semangat juang mahasiswa dalam membela ketertindasan dan menegakkan pancasila

- Pemaparan kondisi kesehatan bangsa Indonesia saat ini dan peran pemerintah serta berbagai lapisan masyarakat dalam menanggulangi permasalahan kesehatan bangsa

- Menstimuli mahasiswa untuk mampu menganalisa berbagai permasalahan tersebut, beserta rekomendasi solusinya.

- Ceramah/video sesion

- Diskusi kelompok kecil

-

- Seluruh mahasiswa mampu menciptakan suatu bentuk kajian sederhana melalui diskusi singkat

-

45 menit: - 30 menit penyampaian materi

- 15 menit diskusi/studi kasus .

Page 13: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

Silabus Sekolah Kastrat Wilayah

No. Materi TIU TIK Submateri Metode Indikator Keberhasil

an

Alokasi Waktu

11.

Pengantar “Sekolah Kastrat”

Overview Memperkenalkan sistim pembinaan Sekolah Kastrat

- Pengertian Sekolah Kastrat.

- Latar Belakang Sekolah Kastrat.

- Tujuan dan Manfaat sekolah kastrat

- Materi yang diajarkan di sekolah kastrat

- Penilaian peserta

- Hasil apa yang diharapkan dari sekolah kastrat (outcome)

Ceramah dan diskusi 1. Pra LKMM Wilayah : persiapan di tingkat institusi yaitu dengan memperkenalkan bidang kastrat (definisi, tupoksi dsb) oleh Ketua BEM (jika belum punya) ataupun Kastrat BEM ybs → kerjasama dengan seluruh BEM wilayah 4 2. Awal Acara : Ceramah singkat oleh sekbid kastrat ISMKI Wilayah 4

Seluruh peserta memahami pentingnya sekolah kastrat.

Minimal: 45 menit

-

2. Kastratisasi Inisiasi dan optimalisasi fungsi kastrat dalam bidang kastrat.

- Memperkenalkan bidang kajian strategis kepada peserta sebagai struktur penting dalam pergerakan mahasiswa.

- Memotivasi peserta untuk melakukan fungsi kastrat dan menginisiasi bidang kastrat di institusinya (institusi yang belum punya bidang Kastrat).

- Definisi, fungsi, arah gerak, ruang lingkup serta struktur.

- Tipe mahasiswa yang bekerja di kastrat.

- Perkembangan kastrat setahun terakhir dalam

- Ceramah - Tanya

jawab

- Diskusi kelompok kecil

70% peserta memahami bidang kastrat dan mampu menginisiasi bidang kastrat di institusinya (bagi institusi yang belum ada bidang).

50 menit, t.d.: - 35 menit

penyampaian materi.

- 15 menit diskusi/ tanya jawab.

Page 14: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

bidang kesehatan.

3. Pergerakan Mahasiswa

Pergerakan Mahasiswa Kedokteran

- Memperkenalkan sejarah pergerakan mahasiswa.

- Peran dan kedudukan mahasiswa dalam pembangunan.

- Definisi mahasiswa

- Karakteristik dan Potensi Mahasiswa

- Fungsi dan Peran Mahasiswa

- Ciri-ciri dan peran Pergerakan Mahasiswa

- Kerangka / falsafah gerakan mahasiswa Indonesia (angkatan 1908, 1928, 1945, 1966 dst ).

- Perkembangan dunia kesehatan Indonesia.

- Mahasiswa dalam Value Political Movement.

- Ceramah - Tanya

jawab

- Diskusi kelompok kecil

60% peserta memahami dunia pergerakan mahasiswa masa lalu, kini dan prospek masa mendatang.

100 menit, t.d.: - 80 menit

penyampaian materi.

- 20 menit diskusi/ tanya jawab.

4. Manajemen Isu - Teknik Membuat Kajian 1

Ruang Lingkup Kastrat

- Memberikan penjelasan mengenai manajemen isu.

- Memotivasi mahasiswa untuk melakukan berpikir kritis dan konstruktif.

- Memperkenalkan trias tradition yaitu membaca, menulis dan berdiskusi melalui sistim pengkajian suatu permasalahan.

- Definisi, tujuan dan jenis – jenis isu.

- Langkah-langkah memanajemen isu.

- Pengalaman di lapangan terkait dengan manajemen isu.

- Teknik membuat kajian

- Ceramah

- Tanya jawab

- Diskusi dan simulasi kelompok kecil

- 60% peserta memahami dan mampu memanajemen isu dan mampu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi isu.

- 80% peserta memahami dan mampu membuat kajian.

60 menit, t.d.:

- 45 menit penyampaian materi.

- 15 menit diskusi/ tanya jawab/simulasi

Page 15: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

5. Manajemen Wacana Publik (propaganda) – Communication Skill 1

- Tulisan yang menggerakkan (tulisan kritis).

- Orasi yang menggugah (public speaking).

- Memberikan penjelasan tentang manajemen wacana publik.

- Menjelaskan teknik komunikasi massa (propaganda)

- Definisi - Urgensi

manajemen wacana publik

- Alur manajemen wacana publik

- Komunikasi massa

- Ceramah - Tanya

jawab - Diskusi

dan simulasi kelompok kecil

60 % peserta memahami dan mampu memanajemen wacana publik (tulisan yang menggerakkan).

90 menit, t.d.: - 60 menit

penyampaian materi.

- 30 menit diskusi/ tanya jawab/simulasi

6. Manajemen Aksi 1

Ruang Lingkup Kastrat

- Memberikan penjelasan mengenai manajemen isu-aksi.

- Memotivasi mahasiswa untuk melakukan berpikir kritis dan konstruktif.

- Memberikan penjelasan mengenai cara-cara memulai sebuah aksi, komando, manajemen massa, perijinan aksi, dan hal lain yang terkait

- Memotivasi mahasiswa untuk melakukan sebuah aksi jika memang diperlukan demi terwujudnya suatu perubahan.

- Definisi, tujuan dan jenis – jenis aksi

- Langkah-langkah memanajemen aksi (pengagasan konsep, komponen aksi, perijinan, koordinasi massa, dan logistik ) hingga kontroling dan evaluasi.

- Pendekatan yang optimal sehingga manajemen aksi bisa aman,efektif dan efisien.

- Kendala yang mungkin dicapai dalam melakukan manajemen aksi.

- Pengalaman di lapangan terkait dengan manajemen aksi.

- Ceramah

- Tanya jawab

- Diskusi dan simulasi kelompok kecil

60% peserta memahami dan mampu memanajemen aksi dan mampu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aksi.

90 menit, t.d.:

- 50 menit penyampaian materi.

- 40 menit diskusi/tanya jawab/simulasi.

Page 16: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

Silabus Sekolah Kastrat Nasional

No.

Materi TIU TIK Submateri Metode Indikator Keberhasilan

Alokasi Waktu

1. Pengantar “Sekolah Kastrat”

Overview Memperkenalkan sistim pembinaan Sekolah Kastrat

- Pengertian Sekolah Kastrat.

- Latar Belakang Sekolah Kastrat.

- Tujuan dan Manfaat sekolah kastrat

- Materi yang diajarkan di sekolah kastrat

- Penilaian peserta

- Hasil apa yang diharapkan dari sekolah kastrat (outcome)

Ceramah dan diskusi 1. Pra LKMM Wilayah : persiapan di tingkat institusi yaitu dengan memperkenalkan bidang kastrat (definisi, tupoksi dsb) oleh Ketua BEM (jika belum punya) ataupun Kastrat BEM ybs → kerjasama dengan seluruh BEM wilayah 4 2. Awal Acara : Ceramah singkat oleh sekbid kastrat ISMKI Wilayah 4

65% peserta memahami pentingnya sekolah kastrat.

20 menit

2. Kastratisasi

Inisiasi dan optimalisasi fungsi kastrat dalam bidang kastrat.

- Memperkenalkan bidang kajian strategis kepada peserta sebagai struktur penting dalam pergerakan mahasiswa.

- Memotivasi peserta untuk melakukan fungsi kastrat dan menginisiasi bidang kastrat di institusinya (institusi yang belum punya bidang Kastrat).

- Definisi, fungsi, arah gerak, ruang lingkup serta struktur.

- Tipe mahasiswa yang bekerja di kastrat.

- Perkembangan kastrat setahun terakhir dalam bidang kesehatan.

- Ceramah

- Tanya jawab

- Diskusi kelompok kecil

65% peserta memahami bidang kastrat dan mampu menginisiasi bidang kastrat di institusinya (bagi institusi yang belum ada bidang).

50 menit, t.d.: - 35 menit

penyampaian materi.

- 15 menit diskusi/ tanya jawab.

3. Manajemen Isu - Teknik Membuat Kajian 2

Ruang Lingkup Kastrat

- Memberikan penjelasan mengenai manajemen isu.

- Memotivasi mahasiswa

- Pendekatan yang optimal sehingga isu menjadi efektif untuk dikaji.

- Pendekatan

- Ceramah - Tanya

jawab

- Diskusi dan simulasi kelompok kecil

- 65% peserta memahami dan mampu memanajemen isu dan mampu merancang,

90 menit, t.d.: - 30 menit

penyampaian materi.

- 15 menit

Page 17: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

untuk melakukan berpikir kritis dan konstruktif.

- Memperkenalkan trias tradition yaitu membaca, menulis dan berdiskusi melalui sistim pengkajian suatu permasalahan.

yang optimal sehingga manajemen isu bisa aman,efektif dan efisien.

melaksanakan dan mengevaluasi isu.

- 65% peserta memahami dan mampu membuat kajian.

diskusi/ tanya jawab.

- 45 menit simulasi.

4. Advokasi dan Negosiasi

Ruang Lingkup Kastrat

- Memperkenalkan mekanisme advokasi profesionalisme, kebijakan perguruan tinggi, kesehatan dan organisasi kemahasiswaan.

- Memperkenalkan tentang cara bernegosiasi atau proses lobbying yang efektif.

Advokasi: - Defenisi

advokasi.

- Tujuan advokasi.

- Daur kerja advokasi.

- Perencanaan advokasi.

- Langkah-langkah advokasi

Negosiasi: - Definisi

negosiasi - Negosiasi

organisasi wilayah.

- Teknik-teknik lobbying dalam permasalahan kesehatan wilayah.

- Ceramah - Tanya

jawab

- Diskusi dan simulasi kelompok kecil

65 % peserta memahami dan mampu membuat sebuah advokasi terhadap suatu kebijakan dan menerapkan teknik negosiasi.

90 menit, t.d.: - 40 menit

penyampaian materi.

- 10 menit diskusi/ tanya jawab.

- 40 menit simulasi.

5. Manajemen Wacana Publik (propaganda) – Communication Skill 2

- Tulisan yang menggerakkan (tulisan kritis).

- Orasi yang menggugah (public speaking).

- Memberikan penjelasan tentang manajemen wacana publik.

- Menjelaskan teknik komunikasi massa (propaganda)

- Cara manajemen wacana publik

- Propaganda

- Ceramah

- Tanya jawab

- Diskusi dan simulasi kelompok kecil

65 % peserta memahami dan mampu memanajemen wacana publik (tulisan yang menggerakkan).

90 menit, t.d.: - 30 menit

penyampaian materi.

- 10 menit diskusi/ tanya jawab.

- 50 menit simulasi.

6. Audiensi Ruang Lingkup Kastrat

- Memberikan penjelasan tentang audiensi.

- Menjelaskan teknik audiensi.

- Definisi. - Teknis

audiensi.

- Ceramah - Tanya

jawab

- Diskusi dan simulasi.

- Audiensi ke dinkes.

65 % peserta memahami dan mampu melakukan audiensi.

120 menit, t.d.: - 10 menit

pengantar.

- 30 menit penyampaian materi

- 20 menit diskusi/

Page 18: PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR · PDF fileb. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada khususnya. c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui

tanya jawab

- 60 menit simulasi (dapat dilakukan dengan melibatkan stakeholder daerah setempat)