proposal%20ta%20blasting%20+%20fragmen

Upload: yudifahrisal

Post on 10-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISA GROUND VIBRATION DAN FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN PADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB, KECAMATAN SUNGAI PINANG, KABUPATEN BANJAR, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Usulan Penelitian

Untuk Memenuhi Persyaratan Melakukan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Program Sarjana Strata-1 Teknik Pertambangan

Diajukan Oleh :

AHMAD ALI SYAFIINIM. H1C110063

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATFAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANBANJARBARU2014

LEMBAR PERSETUJUANPROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISA GROUND VIBRATION DAN FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN PADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB, KECAMATAN SUNGAI PINANG, KABUPATEN BANJAR, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pengusul

AHMAD ALI SYAFIINIM. H1C110063

Banjarbaru, Maret 2014 Disetujui oleh

Pembimbing I

Uyu Saismana, ST, MTNIP. 19731013 200312 1 001

Pembimbing II

Riswan, ST, MTNIP. 19731231 200812 1 008

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPeledakan merupakan aktivitas penambangan yang bertujuan untuk membongkar batuan atau material, dimana bahannya terdiri dari bahan kimia yang mampu menciptakan ledakan. Kegiatan peledakan dilakukan untuk memisahkan material batuan dengan batuan induknya, umumnya sering dilakukan pada material yang tidak mudah digali secara mekanis ataupun dikarenakan kekuatan batuan yang sangat keras. Untuk menunjang kelancaran proses pembongkaran tanah penutup (overburden), biasanya perusahaan tambang menggunakan teknik pemboran dan peledakan (drill and blast).Kegiatan pembongkaran material overburden dengan menggunakan pemboran dan peledakan (drill and blast) selain akan mempermudah alat mekanis untuk nantinya bekerja, juga memberikan dampak-dampak negatif yang bisa mempengaruhi kegiatan penambangan. Dampak-dampak itu antara lain ground vibration, airblast, flyrock ,dan fumes. Apabila salah satu dampak negatif dari pemboran dan peledakan (drill and blast) yaitu getaran akibat peledakan (ground vibration) tidak dapat dikontrol, maka akan berpengaruh terhadap bangunan di lingkungan sekitar tambang.Dalam proses peledakan ada beberapa macam indikator keberhasilan dari peledakan itu sendiri, salah satunya adalah fragmentasi. Dimana ukuran fragmen yang dihasilkan berpengaruh untuk proses penggalian overburden yang terledakkan. Oleh karena itu diperlukannya rancangan geometri peledakan yang optimal dengan mengkaji geometri peledakan yang telah digunakan dan fragmentasi yang dihasilkan agar tujuan dari adanya proses peledakan tersebut sesuai dengan sasaran. Hal di atas melatarbelakangi keinginan saya untuk melakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut mengenai efek blasting dan fragmentasi yang dihasilkan pada peledakan overburden, Dengan Judul Analisa Ground Vibration Dan Fragmentasi Hasil Peledakan Overburden Pada PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.1.2 Rumusan MasalahPermasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah:1. Besar ground vibration yang dihasilkan, jarak aman bangunan-bangunan disekitar pit dan faktor yang mempengaruhi tingkat ground vibration2. Rancangan geometri peledakan yang digunakan apakah menghasilkan fragmentasi yang ideal atau tidak.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan selain dari geometri peledakan yang digunakan yang dapat menyebabkan produktifitas alat gali muat rendah.4. Recovery blasting terhadap alat gali muat.

1.3 Batasan MasalahPenelitian ini dibatasi pada pembahasan masalah sebagai berikut:1. Mengkaji geometri peledakan dan powder factor (PF) yang digunakan oleh perusahaan.2. Menganalisa distribusi fragmentasi hasil peledakan menggunakan menggunakan Software Split Desktop dan metode Kuz-Ram.3. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan.4. Menganalisa produktifitas alat gali muat terhadap fragmentasi yang dihasilkan oleh peledakan.

1.4 Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah :1. Mengetahui tingkat ground vibration hasil kegiatan peledakan.2. Mengetahui zona pengaruh ground vibration hasil peledakan menggunakan konsep Scaled Distance.3. Mengetahui geometri peledakan yang digunakan oleh perusahaan.4. Mengetahui dan menganalisa fragmentasi hasil peledakan.5. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan.6. Mengetahui produktifitas alat gali muat terhadap fragmentasi yang dihasilkan.7. Merekomendasikan geometri peledakan yang dianggap optimal untuk menghasilkan fragmentasi hasil peledakan yang sesuai dengan alat gali yang digunakan.8. Mengetahui nilai recovery blasting.

1.5 Manfaat PenelitianManfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :1. Bagi PenelitiPeneliti dapat mengetahui Dapat mengetahui tingkat Peak Particle Velocity (PPV) dan dampak negatif efek ground vibration hasil kegiatan peledakan, faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan, sehingga dalam penelitian ini dilakukan analisa menggunakan metode Kuz-Ram guna mendapatkan fragmentasi yang baik sesuai dengan alat gali muat yang digunakan. 2. Bagi PerusahaanManfaat penelitian bagi perusahaan adalah dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi pelaksanaan kegiatan peledakan terutama dalam pengendalian tingkat ground vibration hasil kegiatan peledakan dan memberikan masukan untuk mendapatkan fragmentasi peledakan yang baik dan rekomendasi tersebut dapat digunakan untuk kegiatan peledakan kedepannya.3. Bagi PembacaDapat memberikan informasi mengenai kegiatan peledakan yang dilakukan oleh perusahaan terutama mengenai hal yang berhubungan dengan tingat getaran yang dihasilkan dan fragmentasi yang dihasilkan dari kegiatan peledakan tersebut.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Kegiatan PeledakanKegiatan peledakan yaitu suatu upaya pemberaian batuan dari batuan induk menggunakan bahan peledak. Menurut kamus pertambangan umum, bahan peledak adalah senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan cepat apabila diberikan suatu perlakuan, menghasilkan sejumlah gas bersuhu dan bertekanan tinggi dalam waktu yang sangat singkat.Peledakan memiliki daya rusak bervariasi tergantung jenis bahan peledak yang digunakan dan tujuan digunakannya bahan peledak tersebut. Peledakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik itu positif maupun negatif, seperti untuk memenuhi tujuan politik, ideologi, keteknikan, industri dan lain-lain. Contohnya besi, baja dan logam lainnya, serta bahan galian industri, seperti batubara dan gamping seringkali menggunakan peledakan untuk memperoleh bahan galian tersebut, apabila dianggap lebih ekonomis dan efisien dari pada penggalian bebas (free digging) maupun penggaruan (ripping).Suatu operasi peledakan dinyatakan berhasil dengan baik pada kegiatan penambangan apabila :1. Target produksi terpenuhi(dinyatakan dalam ton/hari atau ton/bulan).2. Penggunaan bahan peledak efisien yang dinyatakan dalam jumlah batuan yang berhasil dibongkar per kilogram bahan peledak (disebut powder faktor).3. Diperoleh fragmentasi batuan berukuran merata dengan sedikit bongkah (kurang dari 15% dari jumlah batuan yang terbongkar per peledakan).4. Diperoleh dinding batuan yang stabil dan rata (tidak ada overbreak, overhang, retakan retakan).5. Aman.6. Dampak terhadap lingkungan minimal.(Koesnaryo, 1988 ; 1-2).

2.2Pola PemboranKegiatan pemboran lubang ledak merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan sebelum kegiatan pengisisan bahan peledak. Kegiatan pemboran lubang ledak dilakukan dengan menempatkan lubang lubang ledak secara sistematis, sehingga membentuk suatu pola. Berdasarkan leak lubang bor maka pola pemboran dibagi menjadi dua pola dasar, yaitu:1. Pola pemboran sejajar (paralel pattern), terdiri dari dua macam, yaitu :a. Pola bujursangkar (square pattern), yaitu jarak burden dan spasi yang samab. Pola persegipanjang (rectangular pattern), yaitu jarak spasi dalam satu baris lebih besar dibandingkan dengan burden.2. Pola pemboran selang seling (staggered pattern), adalah pola pemboran yang penempatan lubang ledak ditempatkan secara selang seling pada setiap kolomnya. Dalam pola ini distribusi energi peledakan antar lubang akan lebih terdistribusi secara merata daripada pola bukan staggered. Pola zigzag terbagi menjadi Pola zigzag bujur sangkar (B=S) dan Pola zigzag persegi panjang (S B).

Bidang bebasBidang bebasBidang bebasBidang bebasa. Pola bujursangkarb. Pola persegipanjangc. Pola zigzag bujursangkard. Pola zigzag persegipanjangSumber : Suwandi, 2009; 6Gambar 2.1.Pola Pemboran2.3 Pola PeledakanPola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang lubang bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan. Beberapa contoh pola peledakan berdasarkan sistem inisiasi dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber : Suwandi, 2009; 12Gambar 2.2.Pola Peledakan Berdasarkan Sistem Inisiasi

Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut :1. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan membentuk kotak2. Echelon cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke salah satu sudut dari bidang bebasnya.3. V cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan membentuk huruf V.Secara umum pola peledakan menunjukan urutan atau sekuensial ledakan dari sejumlah lubang ledak. Adanya urutan peledakan berarti terdapat jeda waktu ledakan diantara lubang-lubang ledak yang disebut dengan waktu tunda atau delay time. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan waktu tunda (delay time) pada sistem peledakan antara lain adalah:1. Mengurangi getaran2. Mengurangi overbreak dan batu terbang (fly rock)3. Mengurangi getaran dan suara4. Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan5. Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan

2.4 Hasil PeledakanEnergi bahan peledak ditimbulkan karena adanya reaksi eksotermis pada saat terjadi reaksi kimia antara bahan-bahan penyusun bahan peledak menjadi gas-gas dalam waktu yang sangat singkat melalui penyalaan oleh suatu inisiator (primer). Energi yang dilepaskan tersebut tidak dapat terkonsentrasi sepenuhnya untuk menghancurkan massa batuan (membentuk fragmentasi), tetapi terbagi dalam beberapa jenis energi yang terdistribusi menjadi dua bagian besar, yaitu energi terpakai (work energy) dan energi tak terpakai (waste energy).1. Energi terpakai (work energy)Terdapat dua jenis produk energi terpakai, yaitu energi kejut dan energi gas. Ditinjau dari aspek pemanfaatannya, bahan peledak yang memiliki enegi kejut yang tinggi dapat diterapkan dalam proses peledakan bongkah batu (boulder) dengan metode mud capping boulders yang disebut juga plaster shooting atau untuk proses peruntuhan bangunan (demolition). Dengan demikian energi kejut secara efektif akan terlihat pada peledakan dengan menggunakan metode external charge atau muatan di luar lubang tembak. Sedangkan pada kolom lubang ledak dengan bahan peledak didalamnya disumbat atau dikurung rapat oleh material penyumbat (stemming), maka digunakan bahan peledak yang memiliki energi gas yang tinggi. 2. Energi tak terpakai (waste energy)Reaksi peledakan disamping menghasilkan energi yang mampu menghancurkan batuan, juga akan selalu menghasilkan energi yang tidak berkaitan langsung dengan tujuan penghancuran batuan, bahkan akan memberi dampak negatif terhadap lingkungan. Energi yang tidak berkaitan langsung dengan proses penghancuran batuan dikelompokkan ke dalam energi tak terpakai atau waste energy. Jenis energi tak terpakai adalah energi panas, energi suara, energi sinar/cahaya dan energi seismik.

Sumber : Suwandi, 2009; 7Gambar 2.3. Distribusi energi yang dihasilkan peledakan

2.5 Geometri Peledakan Menurut C.J.Konya (1990)Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang diinginkan maka perlu suatu perencanaan ledakan dengan memperhatikan besaran-besaran geometri peledakan. Berikut penjelasan mengenai perhitungan geometri peledakan menurut C.J.Konya (1990) :

Sumber : Suwandi, 2009; 24Gambar 2.4. Geometri Peledakan Jenjang

Terminologi dan simbol yang digunakan pada geometri peledakan seperti terlihat pada Gambar 2.4 yang artinya sebagai berikut:B=burden; L=kedalaman kolom lubang ledakS=spasi; T=penyumbat (stemming) H=tinggi jenjang; PC=isian utama (primary charge atau powder column)J =subdrilling

1. BurdenYaitu jarak tegak lurus terpendek antara muatan bahan peledak dengan bidang bebas yang terdekat atau ke arah mana pelemparan batuan akan terjadi.a. Burden terlalu kecil: bongkaran terlalu hancur dan tergeser dari dinding jenjang serta kemungkinan terjadinya batu terbang sangat besar.b. Burden terlalu besar : Fragmentasi kurang baik ( gelombang tekan yang mencapai bidang bebas menghasilkan gelombang tarik yang sangat lemah di bawah kuat tarik batuan). Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan, karakteristik bahan peledak dan diameter lubang ledak.

( 2.1.)Dimana:B = burden (ft), de = diameter bahan peledak (inci),e = berat jenis bahan peledak, dan r = berat jenis batuan.2. Spacing (S)Spasi adalah jarak diantara lubang ledak dalam satu garis yang sejajar dengan bidang bebas.a. Spacing terlalu besar : fragmentasi tidak baik, dinding akhir yang ditinggalkan relative tidak rata b. Spacing terlalu kecil: tekanan sekitar stemming yang lebih besar dan mengakibatkan gas hasil ledakan dihamburkan ke atmosfer diikuti dengan suara bising (noise).Spasi ditentukan berdasarkan sistem tunda yang direncanakan dan kemungkinannya adalah:

Tabel 2.1. Penentuan Spasi Geometri Peledakan Menurut C.J.KonyaSistem PenyalaanH/B < 4H/B > 4

Serentak

S = 2B

TundaS = 1,4 B

Sumber : Suwandi, 2009; 26

3. Stemming disebut juga collar. Stemming berfungsi untuk mengurung gas yang timbul dan mendapatkan stress balance, maka steamming sama dengan burden.a. Batuan massif, T = Bb. Batuan berlapis, T = 0,7 B4. Subdrilling, merupakan tambahan kedalaman dari lubang bor di bawah rencana lantai jenjang. Sub drilling berfungsi supaya batuan dapat meledak secara full face sebagaimana yang diharapkan. Lantai yang tidak rata disebabkan oleh tonjolan tonjolan yang terjadi setelah dilakukan peledakan akan menyulitkan waktu pemuatan dan pengangkutan. Tingginya sub drilling tergantung dari struktur dan jenis batuan dan arah lubang bor. Pada lubang bor yang miring, subdrilling lebih kecil. Sub Drilling (J) = 0,3 B5. Penentuan diameter lubang dan tinggi jenjang mempertimbangkan 2 aspek, yaitu (1) efek ukuran lubang ledak terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah; dan (2) biaya pengeboran. Tinggi jenjang (H) dan burden (B) sangat erat hubungannya untuk keberhasilan peledakan dan ratio H/B (yang dinamakan Stifness Ratio) yang bervariasi memberikan respon berbeda terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah yang hasilnya seperti terlihat pada Tabel 2.2. Sementara diameter lubang ledak ditentukan secara sederhana dengan menerapkan Aturan Lima (Rule of Five), yaitu ketinggian jenjang (dalam feet) Lima kali diameter lubang ledaknya (dalam inci).

Tabel 2.2. Potensi yang terjadi akibat variasi stiffness ratio

Stifness RatioFragmentasiLedakan udaraBatu terbangGetaran tanahKomentar

1BurukBesarBanyakBesarBanyak muncul back-break di bagian toe. Jangan dilakukan dan rancang ulang

2SedangSedangSedangSedangBila memungkinkan, rancang ulang

3BaikKecilSedikitKecilKontrol dan fragmentasi baik

4MemuaskanSangat kecilSangat sedikitSangat kecilTidak akan menambah keuntung-an bila stiffness ratio di atas 4

Sumber : Konya, 1990; 127

2.6 FragmentasiFragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukkan ukuran setiap bongkah batuan hasil peledakan. Ukuran fragmentasi tergantung pada proses selanjutnya. Untuk tujuan tertentu ukuran fragmentasi yang besar atau boulder diperlukan, misalnya disusun sebagai penghalang (barrier) di tepi jalan tambang. Namun kebanyakan diinginkan ukuran fragmentasi yang kecil karena penanganan selanjutnya akan lebih mudah. Ukuran fragmentasi terbesar biasanya dibatasi oleh dimensi mangkok alat gali (excavator atau shovel) yang akan memuatnya ke dalam truck dan oleh ukuran gap bukaan crusher.

2.6.1 Metode Pengukuran FragmentasiEmpat metode pengukuran fragmentasi peledakan (Hustrulid, 1999; 38-42) adalah sebagai berikut :a. Pengayakan (sieving)Metode ini menggunakan ayakan dengan ukuran saringan berbeda untuk mengetahui persentase lolos fragmentasi batuan hasil peledakan.b. Boulder counting (production statistic)Metode ini mengukur hasil peledakan melalui proses berikutnya, apakah terdapat kendala dalam proses tersebut, misalnya melalui pengamatan digging rate, secondary breakage dan produktivitas crusher.c. Image analysis (photographic)Metode ini menggunakan perangkat lunak (software) dalam melakukan analisis fragmentasi. Software tersebut antara lain Fragsize, Split Engineering, gold size, power sieve, fragscan, wipfrag, dll.d. Manual (Measurement)Dilakukan pengamatan dan pengukuran secara manual di lapangan, dalam satuan luas tertentu yang dianggap mewakili (representatif).

2.6.2Prediksi Distribusi Fragmentasi Kuz-RamModel Kuz-Ram merupakan gabungan dari persamaan Kuznetsov dan persamaan Rossin Rammler. Persamaan Kuznetsov memberikan ukuran fragmen batuan rata-rata dan prsamaan Rossin Rammler menentkan persentase material yang tertampung di ayakan dengan ukuran tertentu. Persamaan Kuznetsov adalah sebagai berikut :

(2.2.) Dengan :

= Ukuran rata-rata fragmentasi batuan (cm)A = Faktor batuan Vo = Volume batuan yang terbongkar (m3)Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)

Persamaan di atas untuk tipe bahan peledak TNT. Untuk itu Cunningham memodifikasi persamaan tersebut untuk memenuhi penggunaan ANFO sebagai bahan peledak. Sehingga pesamaan tersebut menjadi :

.. (2.3.)Dengan :Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)E = RWS bahan peledak : ANFO = 100, TNT = 115

Untuk menentukan distribusi fragmen batuan hasil peledakan digunakan persamaan Rossin Rammler, yaitu :

...(2.4.)Dengan :R= Persentase massa batuan yang lolos dengan ukuran X (cm)Xc= Karakteristik ukuran (cm)X= Ukuran Ayakan (cm)n= Indeks Keseragaman

Xc dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : ... (2.5.)

Indeks n adalah indeks keseragaman yang dikembangkan oleh Cunningham dengan menggunakan parameter dari desain peledakan. Indeks keseragaman (n) ditentukan dengan persamaan di bawah ini :

... (2.6.)Dengan :B = Burden (m)D = Diameter (m)W = Standar deviasi lubang bor (m)A = Ratio spasi/burdenPC = Panjang muatan handak (m)H = Tinggi jenjang (m)Sumber : Konya, 1990; 135-136

2.6.3. Pembobotan Faktor Batuan Salah satu data masukan untuk model Kuz-Ram adalah faktor batuan yang diperoleh dari indeks kemampuledakkan atau Blastability index (BI). Nilai BI ditentukan dari penjumlahan bobot lima parameter yang diberikan oleh Lily (dalam Hustrulid, 1999), yaitu : Rock mass description (RMD), join plane spacing (JPS), joint plane orientation (JPO), specific gravity influence (SGI), dan Mohs hardness (H). Parameter-parameter tersebut kenyataanya sangat bervariasi. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3.Pembobotan Masa Batuan Untuk PeledakanParameterPembobotan

1. Rock Mass Description (RMD) Powdery / Friable Blocky Totally massive102050

2. Joint Mass Description (JPS) Close (Spasi < 0,1 m) Intermediate (Spasi 0,1 - 1 m) Wide (Spasi > 1 m)102050

3. Joint Plane Orientation (JPO) Horizontal Dip out of face Strike normal to face Dip into face10203040

4. Spesific Gravity Influence (SGI) SGI = 25 x SG - 50

5. Hardness (H)1 - 10

Sumber : Hustrulid, 1999; 8Tabel 2.4Skala Mohs

KekerasanNama MineralAlat penguji

1Talc (Talk)Sangat Lunak

2Gypsum (Gipsum)Tergores kuku manusia

3Calcite (Kalsit)Tergores koin perunggu

4Flourspar (Flourite)Tergores paku besi

5Apatite (Apatit)Tergores kaca

6Feldspar / OrtoklasTergores pisau lipat

7Quartz (Kuarsa)Tergores pisau baja

8TopazTergores amplas

9Corondum

10Diamond (Intan)

Sumber: Hustrulid, 1999; 83

Hubungan antara kelima parameter tersebut terhadap BI dapat dilihat pada persamaan berikut :

BI = 0,5 (RMD+JPS+JPO+SGI+H) ..(2.7.)

Persamaan yang memberikan hubungan antara faktor batuan dengan indeks kemampuledakkan suatu batuan menurut Lily (1986) adalah sebagai berikut :

RF = 0,12 x (BI).(2.8.)

2.7 Penggunaan Software Split DesktopProgram Split Desktop merupakan program yang berfungsi untuk menganalisa ukuran fragmen batuan. Split Desktop adalah program penganalisaan gambar yang dikembangkan oleh Universitas Arizona, Amerika Serikat. Pada penelitian ini program Split Desktop digunakan untuk membantu menganalisis gambar fragmen material hasil peledakan, hasilnya berupa grafik prosentase lolos material dan ukuran fragmen rata-rata yang dihasilkan dalam suatu peledakan.

Kelebihan program Split Desktop adalah sebagai berikut :1. Dapat membaca file gambar dengan format : TIF, JPEG atau Windows BMP2. Mengambil gambar dari video (video capture) dengan Scion Framegrabber3. Digital Video Capture dengan IEEE 1394 (fireware)4. Kelebihan prosesing gambar standar (Scaling, filtering, dan sebagainya)5. Peralatan edit gambar (image editing tools)6. Digitasi automatik partikel batuan7. Identifikasi automatik partikel halus8. Menggunakan ukuran ayakan yang bisa disesuaikan (standar ISO, US, UK)9. Hasil berupa grafik distribusi ukuran butir yang bisa disesuaikan10. Basis pelaporan dalam HTML dan Text11. Menggunakan perhitungan algoritma untuk menggabung dua gambar yang berbeda skala12. Kalkulasi automatik parameter dengan pendekatan metode distribusi Rossin-Ramler atau Schumann.Split Desktop merupakan program pemprosesan gambar (image analysis) untuk menentukan distribusi ukuran dari fragmen batuan pada proses penghancuran batuan yang terjadi pada proses penambangan.Program Split Desktop dijalankan oleh engineer tambang atau teknisi di lokasi tambang dengan mengambil input data berupa foto digital fragmentasi. Sistem Split Desktop terdiri dari software, computer, keyboard dan monitor. Terdapat mekanisme untuk mengunduh gambar dari kamera digital ke dalam komputer. (Duna, 2010)

2.8 Produktivitas Alat Gali MuatUntuk perhitungan produksi per siklus alat gali muat dapat menggunakan persamaan dibawah ini : q = q1 x K(2.9)

Keterangan :q= Produksi per siklus (m3)q1 = Kapasitas Munjung Bucket (m3)K= Bucket Fill Factor Kemudian untuk perhitungan produktivitas alat gali muat dapat menggunakan persamaan di bawah ini : (2.10)

Keterangan :Q = Produktivitas alat gali muat (m3/jam)q= Produksi per siklus (m3)E= Efisiensi KerjaCT = Cycle Time (detik)(Nurhakim, 2004)

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1Diagram Alir PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada metode perhitungan aktual lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pada waktu sekarang. Rancangan kegiatan penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, dan tahap penyusunan laporan akhir.1. Tahap PersiapanPada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir. Sasaran utama studi pendahuluan ini adalah gambaran umum daerah penelitian. Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang kegiatan penelitian, yang diperoleh dari :a. Instansi terkaitb. Perpustakaanc. Grafik dan Tabeld. Informasi penunjang lainnya2. Pengamatan Lapangan Pengamatan di lapangan ditujukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan secara langsung di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran. 3. Pengolahan DataPengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan perhitungan berdasarkan teori yang ada dan data hasil penelitian.4. Analisa dataDari rumusan-rumusan yang telah didapat kemudian dilakukan analisa untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan dan hal-hal yang diperoleh dalam penelitian.5. Kesimpulan Hasil sintesis data keseluruhan dirangkum ke dalam laporan tertulis untuk dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan hasil penelitian tugas akhir. 3.2 Teknik Pengumpulan DataCara pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi:1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data-data dari literatur-literatur dan internet tentang target volume peledakan.2. Observasi lapangan, yaitu pengamatan di lapangan meliputi kegiatan peledakan.3. Wawancara dengan instruktur lapangan serta orang-orang yang ahli dibidangnya.Adapun Data data yang dikumpulkan terbagi menjadi dua, yaitu :1. Data Primer, meliputi :a. Alat Produktifitas alat gali muat Spesifikasi alat gali muatb. Peledakan Perencanaan produksi peledakan Metode, Geometri peledakan dan bahan peledak yang digunakan (blast report) Fragmentasi hasil peledakanc. Data Geoteknik Kuat Tekan Batuan Densitas Batuan2. Data Sekunder, meliputi :a. Gambaran umum daerah penyelidikan Peta Lokasi perusahaan Peta wilayah PKP2B Kondisi geologi setempat Data curah hujanb. Keadaan umum perusahaan Sistem penambangan yang digunakan Kontraktor dan sub kontraktor Peralatan-peralatan yang digunakan Produksi batubara/bulan Kualitas batubara Wilayah pemasaran3.3 Teknik Pengolahan DataAdapun pengolahan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :1. Perhitungan geometri peledakan dan powder factor (PF) yang efisien.2. Perhitungan distribusi fragmentasi.3. Perhitungan produktivitas alat gali muat.4. Perhitungan recovery blasting.

3.4 Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang dipergunakan yaitu analisis kualitatif, kuantitatif, dan deskriptif. Berupa pengamatan dan melakukan perhitungan fragmentasi yang dihasilkan oleh peledakan. Adapun data yang akan diolah yaitu :1. Analisa geometri peledakan dan powder factor (PF).2. Analisa fragmentasi hasil peledakan.3. Analisa produktivitas alat gali muat.4. Analisa fragmentasi yang dihasilkan terhadap produktivitas alat gali muat.5. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi dan recovery blasting.

Pengolahan DataPerhitungan geometri peledakan dan powder factor (PF) yang efisien.Perhitungan distribusi fragmentasi.Perhitungan produktivitas alat gali muat.Perhitungan recovery blasting.Perumusan MasalahRancangan geometri peledakan yang digunakan apakah menghasilkan fragmentasi yang ideal atau tidak.Faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan selain dari geometri peledakan yang digunakan yang dapat menyebabkan produktifitas alat gali muat rendah.Recovery blasting terhadap alat gali muat.MulaiData PrimerAlatProduktifitas alat gali muatSpesifikasi alat gali muatPeledakanPengukuran jarak pengamatan dengan lokasi peledakan Pengukuran ground vibration hasil kegiatan peledakan.Desain peledakan dan blast reportPerencanaan produksi peledakanMetode, Geometri peledakan, dan bahan peledak yang digunakan (Blast Report)Fragmentasi hasil peledakanData GeoteknikKuat Tekan BatuanDensitas BatuanStudi LiteraturPengambilan DataData SekunderGambaran umum daerah penyelidikanPeta Lokasi perusahaanPeta wilayah PKP2BKondisi geologi setempatData curah hujanKeadaan umum perusahaanSistem penambangan yang digunakanKontraktor dan sub kontraktorPeralatan-peralatan yang digunakanProduksi batubara/bulanKualitas batubaraWilayah pemasaranI

IAnalisa DataAnalisa geometri peledakan dan powder factor (PF).Analisa fragmentasi hasil peledakan.Analisa produktivitas alat gali muat.Analisa fragmentasi yang dihasilkan terhadap produktivitas alat gali muat.Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi dan recovery blasting.Powder Factor, Fragmentasi, Produktifitas Alat Gali Muat, Recovery BlastingUpaya Pengoptimalan PF, Fragmentasi, Recovery Blasting terhadap alat gali muatPerencanaan Geometri PeledakanRekomendasi geometri peledakan yang baik dan PF yang efisien agar fragmentasi sesuai dengan alat gali muat dan mendapatkan recovery blasting yang baikSelesai

Gambar 3.1.Bagan Diagram Alir Penelitian

BAB IVSISTEMATIKA PENULISANSistematika penulisan laporan akhir ini memuat uraian secara garis besar dari tiap-tiap bab dalam laporan tugas akhir, dijabarkan sebagai berikut.1. BAB I PENDAHULUANMengemukakan mengenai latar belakang dilaksanakan penelitian disertai identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah mengenai fragmentasi hasil peledakan Overburden. Bab ini juga mengemukakan tujuan dan manfaat penelitian ini yaitu untuk memberikan suatu hasil penelitian yang berguna bagi perusahan pada umumnya dan penulis pada khususnya. 2. BAB II TINJAUAN UMUMMengemukakan tentang rujukan teori yang menunjang proses analisis dan interpretasi yang diambil dari literatur-literatur baik itu melalui data yang dimiliki oleh perusahaan maupun buku-buku yang berkenaan dengan materi penelitian penulis.3. BAB III DASAR TEORIMengemukakan tentang metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan laporan. Bab ini berisi rancangan penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.4. BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIANMengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan data-data yang diperoleh di lapangan.5. BAB V PEMBAHASANMengemukakan tentang kesimpulan dan saran dari seluruh aktivitas penelitian tugas akhir berdasarkan analisis data di pembahasan.6. BAB VI PENUTUP

BAB VJADWAL PENELITIAN5.1. Jadwal KegiatanPenelitian Tugas Akhir dilaksanakan selama 2 bulan, sejak tanggal 23 Juni 2014 hingga 23 Agustus 2014. Rencana jadwal kegiatan dijelaskan pada Tabel 5.1.Tabel 5.1Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian Tugas AkhirNo.URAIAN KEGIATANBulan ke-1Bulan ke-2

IIIIIIIVIIIIIIIV

1Orientasi Lapangan

2Pengambilan Data

3Pengolahan Data

3Pembuatan Laporan

4Konsultasi Laporan

5Presentasi

5.2. Tempat KegiatanPenelitian Tugas Akhir dilaksanakan di PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

DAFTAR PUSTAKADuna. B. I. S., 2010, Panduan Split Desktop, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Hustrulid, W, 1999, Blasting Principles for Open Pit Mining Volume 1, Colorado School of Mines, Golden, Colorado, USA, Page 83 84

Koesnaryo, 1998, Bahan Peledak dan Metode Peledakan, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta, Halaman 1-2

Konya, C. J. and E. J. Walter, 1990. Surface Blast Design. New Jersey: Prentice- Hall, Inc, Page 127 136

Nurhakim, 2004, Buku Panduan Kuliah Lapangan II Edisi ke 2, Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Suwandi, A, 2009, Diktat Kursus Juru Ledak XIV pada Kegiatan Penambangan Bahan Galian, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung, Halaman 6 - 26