proposal program perencanaan partisipatoris dalam intervensi komunitas

28
PROPOSAL PROGRAM PERENCANAAN PARTISIPATORIS DALAM INTERVENSI KOMUNITAS PROGRAM NGAWUR (MENGURANGI ANGKA TAWURAN) WARGA KELURAHAN GALUR, JAKARTA PUSAT Disusun Oleh: Muhammad Fahmi Aulia 1106082615 Muhammad Ikhwan 1106021335 Sandy Nugroho 0906636296 Shabrina Arifah Utami 1106059392 Theo Alqadri 1106000552 DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

Upload: theo-alqadri

Post on 26-Sep-2015

55 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

intervensi komunitas

TRANSCRIPT

  • PROPOSAL PROGRAM PERENCANAAN PARTISIPATORIS DALAM INTERVENSI

    KOMUNITAS

    PROGRAM NGAWUR (MENGURANGI ANGKA TAWURAN) WARGA KELURAHAN

    GALUR, JAKARTA PUSAT

    Disusun Oleh:

    Muhammad Fahmi Aulia 1106082615

    Muhammad Ikhwan 1106021335

    Sandy Nugroho 0906636296

    Shabrina Arifah Utami 1106059392

    Theo Alqadri 1106000552

    DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

    2013

  • A. Gambaran Umum Wilayah

    Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat memiliki empat kelurahan yaitu Kelurahan Tanah

    Tinggi, Kelurahan Galur, Kelurahan Kampung Rawa dan Kelurahan Johar Baru. Wilayah

    Kelurahan Galur merupakan salah satu kelurahan dari empat kelurahan yang ada di

    Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. Kondisi Topografis Kelurahan Galur yaitu letak

    wilayahnya berada pada 106o, 51,17 bujur timur dan 06o, 10,32 lintang selatan.

    Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989 tentang

    Penyempurnaan Lampiran Keputusan DKI Jakarta Nomor 1251 Tahun 1986 tanggal 29

    Juli 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan Batas, Pembaharuan Nomor

    Kelurahan di DKI Jakarta, maka luas wilayah Kelurahan Galur terdapat 26,2 ha dengan

    batas-batas sebagai berikut :

    Sebelah utara : Jl. Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulya

    Sebelah timur : Jl. Pangkalan Asem, Kelurahan Cempaka Putih Barat

    Sebelah selatan : Jl. Rawa Selatan I, Kelurahan Kampung Rawa

    Sebelah barat : Jl. Kali Sentiong, Kelurahan Tanah Tinggi

    Sumber : https://maps.google.com/maps?hl=id&q=kelurahan+galur+jakarta+pusat&ie=UTF-8&ei=cpaeUvruBoK6kgW-

    9YD4BQ&ved=0CAoQ_AUoAg (diakses pada Minggu, 29 Desember 2013, pukul 05.51 WIB)

  • Secara geografis, luas dari Kelurahan Galur adalah 26,2 ha dengan jumlah RW

    sebanyak 7 RW dan total jumlah RT sebanyak 84 RT. Secara demografis, Kelurahan

    Galur memiliki sekitar 17.887 jiwa dengan pembagian 9.311 laki-laki dan 8.576

    perempuan. Dengan luas wilayah sekitar hampir 30 ha dan jumlah penduduk hampir 20

    ribu jiwa, tidak heran kelurahan Galur merupakan pemukiman terpadat di Jakarta.

    Bahkan menurut salah satu artikel, kecamatan Johar baru memiliki penduduk terpadat di

    dunia1. Lokasi rumah penduduk sangat berdekatan dan berdempetan sehingga tidak ada

    ruang terbuka hijau disana. Saking sempitnya, jalanan di depan rumah mereka dijadikan

    anak-anak kecil untuk bermain. Untuk tingkat ekonomi, di kelurahan Galur ini

    penduduknya rata-rata memiliki tingkat ekonomi menengah kebawah. Angka

    pengangguran di daerah ini juga sangat tinggi.mata pencaharian disana rata-rata hanya

    mengandalkan proyek-proyek yang ada atau serabutan sehingga sebagian besar penduduk

    yang berada di kelurahan Galur tidak memilki penghasilan yang menetap untuk

    menunjang kehidupannya. Selain itu, penggangguran yang ada di wilayah Galur rata-rata

    berusia produktif, karena menganggur akhirnya banyak dari mereka yang hanya

    berkumpul bersama dengan teman-temannya. Mereka kebanyakan membentuk diri

    mereka kedalam kelompok-kelompok tertentu di daerah tersebut. Dengan kondisi ini,

    maka daerah kelurahan Galur ini memiliki potensi rawan konflik.

    B. Masalah Kualitas Hidup

    Masalah tawuran merupakan salah satu masalah sosial yang membutuhkan penanganan

    khusus. Tawuran bisa dilakukan baik oleh pelajar maupun warga. Terkadang penyebab

    tawuran pun tidak jelas, bisa karena masalah sepele. Salah satu wilayah yang sering

    terjadi tawuran warga salah satunya yaitu Galur. Wilayah Galur sering terjadi tawuran

    yang dilakukan oleh warga, walaupun pelakunya tidak diketahui dari mana saja. Tawuran

    yang terjadi di wilayah Galur sudah terjadi sejak 10 tahun yang lalu. Kebanyakan

    tawuran ini disebabkan oleh konflik antar kelompok pemuda yang ada di wilayah Galur.

    Dari 7 RW yang ada di Kelurahan Galur, RW 01 dan 02 merupakan RW dimana

    warganya paling sering terlibat tawuran. Pelaku tawuran dari RW 01 dan RW 02 tersebut

    didominasi oleh warga berusia 15-20 tahun.

    1 http://pelita.or.id/baca.php?id=66452

  • Peta lokasi RW 01 dan RW 02 , Kelurahan Galur

    Sumber : dokumentasi penelitian

    Menurut data dari Bina Masyarakat (Binmas), pada tahun 2011, sudah terjadi sebanyak

    30 kali tawuran dalam setahun. Dari 30 kejadian tawuran tersebut, 43% diantaranya

    merupakan warga yang berusia 15-20 tahun. Sedangkan jumlah terjadinya tawuran

    tersebut merangkak naik pada tahun 2012 dengan angka kejadian tawuran sebanyak 36

    kali. Sebanyak 41% pelaku tawuran merupakan warga yang berusia 15-20 tahun.

    Tawuran kebanyakan dilakukan oleh warga usia 15-20 tahun yang rata-rata putus sekolah

    dan menjadi pengangguran. Banyak kerugian yang diakibatkan oleh tawuran ini

    diantaranya adalah kerusakan rumah warga, infrastruktur jalan, meresahkan warga

    sekitar, bahkan menimbulkan korban jiwa, sehingga hal ini dianggap merupakan kualitas

    hidup yang dirasakan sebagai masalah.

    Berdasarkan data tersebut, maka kualitas hidup yang dirasakan sebagai masalah adalah:

    Pada periode 2012-2013 sebanyak 42% warga RW 01 dan RW 02 yang berusia 15-

    20 tahun terlibat dalam aksi tawuran di kelurahan galur, Jakarta Pusat

  • C. Faktor Penyebab terjadinya Masalah Kualitas Hidup

    C.1. Faktor Manusia Dan Sosial

    Faktor manusia dan sosial terdiri dari faktor perilaku dan gaya hidup, faktor predisposisi,

    faktor penguat (reinforcing) dan modal sosial. Faktor manusia dan sosial yang

    menyebabkan terjadinya kualitas hidup, antara lain :

    C.1.a. Faktor Perilaku dan Gaya Hidup (Behaviour and Life Style Factors)

    Faktor tingkah laku dan gaya hidup adalah tindakan dari komunitas

    sasaran yang merupakan cerminan kemampuan dan keterampilan dari individu.

    Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan pada Ketua RW dan

    beberapa warga, maka faktor perilaku dan gaya hidup yang menyebabkan

    terjadinya masalah kualitas yaitu :

    Sebanyak 60% warga usia 15 20 tahun mempunyai Kebiasaan Negatif

    dalam memanfaatkan waktu luang yang dilakukan dalam kelompoknya

    seperti berjudi, minum minuman keras, menggunakan obat obatan

    terlarang, dan sebagainya.

    Sebanyak 85% dari anggota tiap geng yang ada di RW 01 dan 02 memiliki

    kebiasaan menjelek-jelekan antar geng.

    C.1.b. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

    Faktor predisposisi merupakan factor yang muncul sebelum (antecedents)

    perilaku itu terjadi dan menyediakan landasan motivasional ataupun rasional

    terhadap perilaku yang dilakukan oleh seseorang. Faktor predisposisi yang

    menyebabkan terjadinya masalah kualitas hidup yaitu :

    Sebanyak 60% warga usia 15-20 tahun mempunyai anggapan bahwa mereka

    merasa dirinya hebat dan bangga dengan kelompok mereka.

    C.1.c. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

    Faktor penguat merupakan faktor yang menyebabkan munculnya perilaku

    dan gaya hidup yang mendorong individu atau kelompok melakukan tindakan

    tersebut. yang menjadi faktor penguat pada masalah kualitas hidup di Galur yaitu:

  • Sebanyak 40% warga mempunyai kebiasaan untuk membesar besarkan

    masalah yang dapat mengakibatkan tawuran

    Hanya terdapat 35 orang pertahanan sipil (Hansip) dan 3 orang mitra koranmil

    yang menjaga daerah Kelurahan Galur

    C.1.d. Modal Sosial

    Modal sosial merupakan modal yang ada pada suatu masyarakat yang

    menjadi perekat antar kelompok masyarakat yang satu degan yang lainnya. Modal

    social yang dimaksud disini adalah norma dan aturan yang mengikat warga

    masyarakat yang berada didalamnya, dan mengatur pola perilaku warganya, juga

    unsur kepercayaan (trust), dan jaringan (Networking) antar warga maysarakat

    ataupun perilaku kelompok masyarakat. Yang menjadi modal sosial yang

    mempengaruhi kualitas hidup di Kelurahan Galur yaitu :

    Terdapat kebiasaan untuk melakukan pertikaian antar kelompok/geng yang

    terdapat di daerah galur

    C.2. Faktor Non-Manusia (Non-Human Factors)

    Selain keempat faktor manusia yang telah dijelaskan diatas, ada faktor non-manusia yang

    juga mempengaruhi terjadinya kualitas hidup yang ada RW 01 dan 02 Kelurahan Galur.

    Faktor non-manusia tersebut yaitu faktor fisik, faktor finansial dan teknologi.

    C.2.a. Faktor Fisik

    Faktor fisik berkaitan dengan bangunan dan infrastruktur yang digunakan

    masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya masalah kualitas hidup. Faktor

    fisik yang menyebabkan terjadinya masalah kualitas hidup antara lain :

    Sekitar 70% rumah warga kelurahan Galur berada pada lingkungan yang

    padat penduduk. Dimana dalam satu rumah bisa terdapat lebih dari dua kepala

    keluarga. Sehingga akibat sempitnya rumah dan ditinggali oleh banyak orang,

    para pemuda atau anak-anaknya harus keluar rumah untuk bisa sekedar

    bermain. Kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak-anak ini susah sekali

    mendapat pengawasan oleh orang tuanya sehingga tidak dapap dikontrol

    secara terus menerus.

  • Dari sewilayah Kelurahan Galur hanya terdapat empat lapangan bulu tangkis.

    Sehingga dengan sedikitnya fasilitas umum terutama olahraga, dapat

    menyebabkan tidak tersalurnya minat dan energi warga dan membuat warga

    mempunyai waktu luang yang berlebih. Tidak adanya penyaluran energi dan

    waktu luang bagi warga dapat meningkatkan warga untuk melakukan hal-hal

    yang negatif dalam waktu luangnya.

    Salah satu gang padat di RW 01

    Sumber : dokumentasi penelitian

    Jalan Topaz dan Jalan Intan, lokasi perumahan padat penduduk yang sering terjadi tawuran

    Sumber : dokumentasi penelitian

  • C.2.b. Faktor Finansial

    Faktor finansial menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya

    kualitas hidup. Dari data yang ada di Kelurahan Galur, jumlah warga usia

    produktif (18-56 tahun) yang ada di wilayah Galur kurang lebih mencapai 10.500

    orang. Sayangnya, jumlah warga berusia 15-20 tahun yang tidak sekolah dan

    tidak memiliki pekerjaan berjumlah 4373 orang. Oleh karena itu yang menjadi

    faktor finansial yang dapat mempengaruhi terjadinya masalah kualitas hidup

    yaitu:

    Sebanyak 41% warga usia 15-20 tahun tidak memiliki pekerjaan

    C.2.c. Faktor Teknologi

    Faktor teknologi terkait dengan kemampuan masyarakat dalam

    menggunakan teknologi tepat guna. Faktor teknologi yang dapat menyebabkan

    munculnya kualitas hidup yaitu :

    Sebanyak 90% warga usia 15-20 tahun dapat mengakses situs-situs yang

    mengandung kekerasan seperti pertarungan, perkelahian dan pembunuhan.

  • Skema C.1.

    Kualitas Hidup dan Faktor Penyebab Masalah

  • D. Potensi Masyarakat

    D.1. Modal Manusia

    Modal manusia terkait dengan keberadaan individu, kelompok atau masyarakat

    yang dapat membantu mencapai kualitas hidup yang dirasakan masyarakat. Modal

    manusia sangat terkait dengan modal sosial karena adanya social bounding pada unsur-

    unsur yang ada dalam masyarakat yang dapat. Modal ini dapat dimaksimalkan agar dapat

    meningkatkan rasa keterikatan antara masing-masing individu. Jika melihat kondisi

    masyakat pada Kelurahan Galur, Jakarta Pusat, maka modal manusia yang mereka miliki

    yaitu :

    Banyaknya warga yang terlibat dalam kegiatan karang taruna dan kegiatan siskamling

    D.2. Modal Sosial

    Modal sosial berkaitan dengan kedekatan masyarakat yang ada di wilayah

    Kelurahan Galur yang dapat membantu program yang akan dilaksanakan agar dapat

    mencapai kualitas hidup. Modal sosial yang dimiliki oleh Kelurahan Galur adalah:

    Adanya kegiatan gotong royong atau sambatan/sejenisnya dalam pembangunan

    rumah, pengolahan tanah, pembiayaan pendidikan anak sekolah/kuliah/kursus,

    pemeliharaan fasilitas umum dan fasilitas sosial/prasarana dan sarana, menjaga

    ketertiban, ketentraman, dan keamanan, peristiwa kematian, menjaga kebersihan

    desa/kelurahan, membangun jalan/jembatan/saluran air/irigasi, serta pemberantasan

    sarang nyamuk.

    Tingginya kebiasaan masyarakat untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan

    berbagai persoalan sosial

  • Spanduk buatan warga untuk mencegah tawuran

    Sumber : dokumentasi penelitian

    Proses pembangunan Pos Terpadu oleh untuk mengatasi tawuran

    Sumber : dokumentasi penelitian

  • D.3. Modal Fisik

    Modal fisik merupakan potensi yang dimiliki masyarakat yang terkait dengan fasilitas

    maupun sarana dan prasarana yang bersifat tangible. Modal fisik yang dimiliki oleh

    Kelurahan Galur yaitu :

    Terdapat satu pos siskamling yang ada di setiap RW

    Pos siskamling yang tersedia di Kelurahan Galur

    Sumber : dokumentasi penelitian

    D.4. Modal Teknologi

    Modal teknologi yang dimiliki oleh warga Kelurahan Galur antara lain :

    Sebanyak 80% warga usia 15-20 tahun memiliki kemampuan dalam memodifikasi

    motor

    E. Rencana Program Aksi (timeline)

    Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup di Kelurahan Galur RW 01 dan RW

    02 Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, akan diadakan program yang dinamakan

    NGAWUR (Mengurangi Angka Tawuran). Tujuan umum dari program ini yaitu :

    Mengurangi keterlibatan warga terutama yang berusia 15-20 tahun dalam tawuran yang

    ada di Kelurahan Galur.

    Memberikan kegiatan yang bermanfaat dalam mengisi waktu luang bagi warga usia 15-

    20 tahun yang terlibat tawuran.

  • Program ini terdiri dari tiga subprogram, yaitu :

    1. SSE atau Social and Spritual Education. Program ini bertujuan untuk memperkuat

    penanaman nilai-nilai spiritual dalam kehidupan bermasyarakat sehingga dapat

    menciptakan iklim lingkungan sosial yang cinta damai.

    2. Jaringan Minat dan Bakat Anak Nongkrong atau disingkat dengan JAMBAN. Program

    ini merupakan wadah bagi kelompokkelompok remaja yang terdapat di Kelurahan

    Galur RW 01 dan RW 02 untuk menyalurkan kegiatan mereka ke arah yang lebih positif

    yang sesuai dengan minat dan bakat para remaja sehingga mengurangi waktu mereka

    untuk berkumpul dengan kelompok mereka.

    3. RT Siaga. Program ini bersifat aksidental dimana program ini melibatkan warga di RW

    01 dan 02. berperan dalam menanggulangi ketika tawuran akan terjadi. Tingkat kesiagaan

    diturunkan dari tingkat RW pada tingkat RT karena RT merupakan pihak yang

    mengetahui wilayahnya dengan cukup baik dan terdekat dengan warganya. Kegiatan RT

    Siaga ini memiliki dua kegiatan yaitu sosialiasi RT Siaga dan mekanismenya ketika

    terjadi tawuran serta pemasangan alat siaga.

    Sub program 1. Social and Spiritual Education (SSE)

    Program edukasi yang didasari pada nilai-nilai spiritual yang ditujukan pada warga baik itu otang

    tua dan anak-anaknya. Penguatan nilai-nilai spiritual yang berasal nilai-nilai dalam agama dapat

    meningkatkan pemahaman warga Galur terhadap penanaman nilai-nilai spiritual dalam

    kehidupan bermasyarakat. Penanaman nlai spiritual dalam kehidupan bermasyarakat diharapkan

    dapat mengurangi resiko dan potensi terjadinya perselisihan antar warga, dimana dalam hal ini

    dapat mengakibatkan tawuran antar warga. Pengaplikasian nilai-nilai spiritual dalam kehidupan

    bermasyarakat dapat menciptakan iklim kehidupan bermasyarakat yang lebih nyaman dan cinta

    perdamaian.

    1.1 Diskusi tentang Program SSE yang melibatkan tokoh-tokoh masyarakat

  • Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengumpulkan berbagai masukan yang

    melibatkan tokoh-tokoh di masyarakat seperti Pak lurah, Pak RT, Pak RW, tokoh agama

    setempat, dan sebagainya untuk pelaksanaan program Social and Spiritual Education.

    Tujuan Kegiatan

    Untuk meminta persetujuan pelaksanaan program Social and Spiritual Education di

    Kelurahan Galur RW 01 dan RW 02

    Untuk mensosialisasikan program Social and Spiritual Education kepada para tokoh

    masyarakat setempat

    Kelompok Sasaran

    Tokoh-tokoh masyarakat di Kelurahan Galur RW 01 dan RW 02, khususnya Pak Lurah, Pak

    RT/RW setempat, tokoh agama setempat.

    Pelaksana Kegiatan

    Pekerja sosial sebagai pihak yang membuat program untuk mengatur pertemuan dengan

    para tokoh-tokoh setempat

    Lurah Galur sebagai pemimpi tertinggi di kelurahan Galur untuk menyediakan tempat

    pertemuan

    Waktu pelaksanaan kegiatan

    15 Januari 2014

    Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

    a) Persiapan

    1. Mengadakan rapat panitia acara untuk pembagian tugas yang terkait dengan program

    Social and Spiritual Education

    2. Menghubungi Lurah Galur selaku Pemimpin setempat untuk mengatur pertemuan dengan

    tokoh-tokoh masyarakat terkait seperti RT, RW, tokoh agama dan sebagainya

    3. Meminta perizinan penyediaan tempat kepada Lurah Galur agar diskusi mengenai

    program Social and Spiritual Education di Kelurahan Galur dapat berjalan

  • 4. Berkoordinasi dengan Lurah Galur untuk mengundang tokoh-tokoh masyarakat terkait

    seperti RT, RW, tokoh agama, dan sebagainya

    5. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan ketika diskusi berlangsung

    b) Pelaksanaan

    1. Membuat undangan kepada tokoh-tokoh masyarakat setempat agar dapat hadir untuk

    berdiskusi mengenai program Social and Spiritual Education

    2. Melaksanakan diskusi di tempat yang sudah disediakan oleh pihak Kelurahan

    3. Menampung pendapat, masukan, saran, dan kritik mengenai program Social and Spiritual

    Education dari tokoh-tokoh masyarakat setempat

    4. Memperoleh keputusan-keputusan yang bisa dirumuskan mengenai pelaksanaan program

    Social and Spiritual Education

    c) Evaluasi

    Pendapat, masukan, saran, dan kritik selama proses diskusi mengenai program Social and

    Spiritual Education dijadikan acuan untuk pelaksanaan program

    1.2. Seminar Penguatan Penanaman Nilai-nilai Spiritual Dalam Kehidupan

    Bermasyarakat bagi Para Orang Tua

    Seminar ini dilaksanakan untuk menguatkan nilai-nilai spiritual agar lebih ditanamkan pada

    kehidupan bermasyarakat dengan lingkungan sekitar bagi para orang tua. Orang tua yang

    dimaksudkan adalah orang-orang yang sudah memiliki anak, baik orang tua itu yang berumur

    masih termasuk muda sampai berusia lanjut. Penanaman nilai spiritual juga dapat ditanamkan

    bagi kehidupan dalam keluarganya sehingga kehidupan berkeluarga lebih harmonis.

    Tujuan Kegiatan

    Menguatkan penanaman nilai spiritual dalam keluarga dan lingkungan masyarakat

    sehingga tercipta kondisi lingkungan sosial yang lebih nyaman

    Mengurangi tingkat perselisihan antara anggota keluarga dan warga karena masalah-

    masalah yang kecil dan mengurangi potensi terpicunya rasa marah

  • Meningkatkan pengetahuan dalam menjaga keharmonisan dengan anggota keluarga dan

    tetangga berdasarkan pengetahuan spiritual dan agama

    Target Sasaran

    Warga masyarakat Kelurahan Galur, khususnya RW 01 dan RW 02 yang sudah memiliki anak.

    Pelaksana Kegiatan

    Arist Merdeka Sirait (Ketua KPAI) sebagai pembicara seminar minggu pertama yang

    akan memberikan pengetahuan-pengetahuan akan pentingnya menjaga keharmonisan

    dalam hubungan antar anggota keluarga terutama anak dan hubungan dengan lingkungan

    sosial di luar keluarga.

    Kak Seto sebagai pembicara seminar minggu kedua yang akan memberikan informasi-

    informasi pengetahuan dalam membina hubungan antar anggota keluarga dan warga

    Pekerja sosial dan BINMAS (Bina Masyarakat) yang akan mengorganisir warga untuk

    menyebarkan informasi dan menggerakkan warga untuk datang ke acara seminar serta

    mengatur jalannya acara.

    Masyarakat yang diharapkan untuk ikut berpartisipasi dalam acar seminar sebagai

    komponen penting dalam acara ini.

    Waktu pelaksanaan

    26 Juli 2014 dan 2015

    Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

    a) Persiapan

    Mengadakan rapat panitia kegiatan untuk mengatur tugas masing-masing panitia

    dalam melaksanakan acara dan mengorganisir warga

    Membuat proposal kegiatan untuk mencari sumber dana kegiatan dan untuk diajukan

    ke kantor kelurahan agar mendapat persetujuan pelaksanaan program

    Mencari tempat pelaksanaan kegiatan dan semua perlengkapan dan perlatan yang

    dibutuhkan untuk seminar

    Menghubungi narasumber yang direncanakan untuk menjadi pembicara

  • b) Pelaksanaan

    Membuat selebaran informasi dan spanduk mengenai informasi acara dan

    menyebarkannya di lingkungan Galur

    Mengerahkan warga untuk datang ke acara seminar dibantu dengan BINMAS untuk

    mengorganisir warga

    Mengadakan seminar dengan pembicara Arist Merdeka Sirait di minggu pertama dan

    Kak Seto di minggu kedua mengenai penanaman nilai spiritual dalam berhubungan

    dengan anggota keluarga dan masyarakat

    Mendiskusikan masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat bersama-sama

    sehingga dapat dicari solusi bersama

    c) Evaluasi

    Mengadakan wawancara kepada warga untuk mengetahui tingkat penanaman nilai

    spiritual dalam kehidupan bermasyarakat

    Subprogram 2 Jaringan Minat dan Bakat Anak Nongkrong

    2.1 Workshop Otomotif

    Workshop otomotif merupakan sebuah pelatihan yang diberikan kepada para pemuda-pemuda di

    RW 01 dan 02 Kelurahan Galur di bidang modifikasi otomotif. Pelatihan ini memfokuskan pada

    bidang otomotif karena kegiatan yang sering mereka lakukan di waktu luang lebih sering

    dicurahkan pada bidang modifikasi otomotif.

    Tujuan

    memaksimalkan bakat pemuda RW 01 dan 02 dalam bidang otomotif untuk menghasilkan

    keuntungan yang bermanfaat

    memberikan pengetahuan mengenai otomotif khususnya modifikasi pada motor

    Kelompok Sasaran

    Pemuda di RW 01 dan 02

    Pelaksana Kegiatan

    Panitia dan karang taruna

    Waktu Pelaksanaan

    5 September 2012

  • Mekanisme Pelaksanaan

    a) Persiapan

    Menentukan lokasi dan konsep workshop otomotif

    Membuat proposal kegiatan

    Membuat anggaran dana

    Menentukan jumlah partisipan dalam workshop

    menentukan fasilitator dalam workshop

    b) Pelaksanaan

    Melaksanakan workshop

    mensosialisasikan pameran modifikasi motor

    c) Evaluasi

    Keberhasilan program ini akan tercapai jika para pemuda yang berpartisipasi dalam

    workshop telah memahami berbagai modifikasi motor dan ada perubahan pola pikir bahwa

    kegiatan modifikasi otomotif dapat mendatangkan keuntungan lebih

    2.2 Pameran Modifikasi Motor

    Pameran modifikasi motor ini merupakan langkah lanjutan dari workshop yang telah dilakukan

    sebelumnya. Dalam pameran ini akan menampilkan hasil karya modifikasi motor yang telah

    mereka pelajari di workshop otomotif. Pameran ini bersifat kompetisi dimana pemenang dari

    pameran ini akan mendapatkan akses untuk dapat ikut magang di perusahaan motor.

    Tujuan

    - Sebagai ajang memamerkan hasil karya modifikasi motor target sasaran

    - Menyalurkan bibit-bibit potensial dari target sasaran pada perusahaan

    Kelompok Sasaran

    Pemuda di RW 01 dan 02

  • Pelaksana Kegiatan

    Panitia dan karang taruna

    Waktu Pelaksanaan

    5 September 2012

    Mekanisme Pelaksanaan

    a) Persiapan

    Menentukan lokasi dan konsep pameran karya modifikasi motor

    Membuat proposal kegiatan

    membuat proposal kerjasama pada perusahaan

    Membuat anggaran dana

    Menentukan jumlah partisipan dalam pameran karya

    b) Pelaksanaan

    Melaksanakan pameran karya

    penilaian hasil modifikasi masing-masing kelompok

    tanda tangan kontrak magang terhadap pemenang pameran modifikasi motor

    c) Evaluasi

    Jumlah partisipan dalam pameran karya memenuhi target serta adanya target sasaran yang ditarik

    magang oleh perusahaan mitra.

    Subprogram 3. RT Siaga

    3.1. Sosialisasi RT Siaga dan Mekanismenya Ketika Terjadi Tawuran

    Kegiatan sosialisasi RT Siaga dan mekanismenya ketika terjadi tawuran adalah kegiatan yang

    ditujukan bagi para warga untuk turut serta dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya

    tawuran. Kegiatan sosialisasi RT Siaga ini dilakukan agar masyarakat mengetahui apa yang

  • harus dilakukan ketika tawuran itu terjadi disekitar mereka. Selain itu, diharapkan dengan

    diadakannya program ini masyarakat yang tinggal di sekitar tempat terjadinya tawuran lebih

    aware dengan keadaan ketika akan terjadinya tawuran

    Tujuan

    - Melibatkan warga sekitar untuk mencegah dan menanggulangi tawuran

    - Meningkatkan kewaspadaan warga terhadap tawuran

    Kelompok Sasaran

    Warga di RW 01 dan 02

    Pelaksana Kegiatan

    Panitia dan karang taruna

    Waktu Pelaksanaan

    18 Februari 2014

    Mekanisme Pelaksanaan

    a) Persiapan

    Menentukan lokasi dan konsep sosialisasi RT Siaga

    Membuat proposal kegiatan

    Membuat anggaran dana

    b) Pelaksanaan

    Melaksanakan sosialisasi RT Siaga

    Menentukan penanggungjawab di masing-masing RT

    c) Evaluasi

    Jumlah partisipan memenuhi kuota dan peserta memahami konsep RT Siaga

    3.2. Pemasangan Alat Siaga Tawuran

    Kegiatan pemasangan alat siaga tawuran merupakan langkah lanjutan dari sosialisasi RT Siaga.

    Pada kegiatan ini akan dibuat alat siaga tawuran berupa bel yang akan dipasang secara seri dalam

    satu RW. Ketika sudah ada tanda-tanda akan terjadinya tawuran, maka alat siaga tawuran ini

  • dapat digunakan untuk menjadi peringatan dan dapat melakukan langkah lanjutan seperti

    pemanggilan polisi untuk berjaga-jaga sehingga kemungkinan tawuran dapat diminimalisir.

    Tujuan

    - Terpasangnya alat siaga tawuran pada setiap RW

    - Meningkatkan kewaspadaan warga terhadap tawuran

    Kelompok Sasaran

    Warga di RW 01 dan 02

    Pelaksana Kegiatan

    Panitia dan karang taruna

    Waktu Pelaksanaan

    Februari 2014

    Mekanisme Pelaksanaan

    a) Persiapan

    Menentukan lokasi pemasangan alat siaga

    Membuat proposal kegiatan

    Membuat anggaran dana

    pemebelian peralatan untuk membuat alat siaga tawuran

    b) Pelaksanaan

    pemasangan alat siaga pada masing-masing RT

    c) Evaluasi

    Sudah terpasangnya alat siaga tawuran pada tiap RT

  • Timeline

  • SKEMA PROGRAM GALUR NGAWUR

    Galur Ngawur

    (Mengurangi Angka

    Tawuran)

    SSE

    (Social Spiritual Education)

    RT Siaga

    Jamban

    (Jaringan Minat dan Bakat

    Anak Nongkrong)

    Diskusi tentang Program SSE

    yang melibatkan tokoh-tokoh

    masyarakat

    Seminar Penguatan

    Penanaman Nilai-nilai

    Spiritual Dalam Kehidupan

    Bermasyarakat bagi Para

    Orang Tua

    Workshop Otomotif

    Pameran Modifikasi Motor

    Sosialisasi RT Siaga dan

    Mekanismenya Ketika

    Terjadi Tawuran

    Pemasangan Alat Siaga

    Tawuran

  • F. Rencana Evaluasi Program

    No Program Baseline data Objektif Sumber verifikasi Waktu

    pelaksanaan

    1 Social and spiritual

    education (SSE)

    80% orang tua yang

    tinggal di keluarahan

    galur RW 01 dan RW

    02 menganggap

    anaknya dapat memilih

    pergaulannya sendiri

    70% orang tua

    yang mengikuti

    program ini sadar

    akan pentingnya

    pengawasan

    terhadap anaknya

    - post test dan

    pretest

    - kuisioner

    Juli 2014

    2 Jaringan minat dan

    bakat anak

    nongkrong

    (JAMBAN)

    77% warga usia 15 20 tahun tidak mempunyai

    akses untuk

    menyalurkan energinya

    ke arah yang positif

    sehingga mereka lebih

    sering menghabiskan

    energinya untuk

    melakukan tindakan

    negative dengan

    kelompoknya

    80% warga usia 15

    20 tahun yang mengikuti program

    ini mempunyai

    akses untuk

    menyalurkan

    energinya untuk

    melakukan hal

    yang positif

    - Wawancara - observasi

    September 2014

    3 RT siaga 74% warga di RW 01

    dan RW 02 tidak

    memiliki akses untuk

    mencegah dan

    menanggulangi tawuran

    80% warga di RW

    01 dan RW 02

    memiliki akses

    untuk mencegah

    dan menanggulangi

    tawuran

    - Kuisioner

    - Obeservasi

    Februari 2014

  • Skema F.1.

    Alur Perubahan dan Kriteria Keberhasilan Program

  • G. Rencana Anggaran

  • Anggaran umum

  • Penutup

    Tawuran merupakan salah satu masalah sosial yang membutuhkan penanganan yang

    intensif dan tepat sasaran. Pelaku tawuran yang didominasi oleh warga usia 15-20 tahun tidak

    boleh dinyatakan sebagai orang paling bersalah. Karena energi mereka yang berlebih tidak dapat

    disalurkan pada kegiatan yang positif, akhirnya mereka melakukan kegiatan-kegiatan negatif

    yang mendukung terjadinya tawuran.

    Sekian proposal ini dibuat, diharapkan program-program Galur Ngawur ini dapat

    bermanfaat dalam mengurangi keterlibatan pelaku tawuran di wilayah Galur.