proposal - profitabilitas dalam perbankan syariah

28
PROFITABILITAS DALAM PERBANKAN SYARIAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syari’ah pada saat ini tumbuh dengan cepat dan menjadi bagian dari kehidupan keuangan di dunia Islam. Lembaga keuangan syari’ah bukan hanya terdapat di Negara-Negara Islam, tetapi juga terdapat di Negara-Negara yang ada masyarakat muslimnya. Kerangka dasar dari lembaga keuangan syari’ah adalah serangkain aturan main dan hukum berdasarkan syari’ah yang mengatur bidang ekonomi, sosial politik dan aspek budaya pada masyarakat Islam. Syari’ah sendiri adalah hukum Islam yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan dan bergerak dalam berbagai bidang usaha perdagangan, industri, pertanian, manufaktur, keuangan, dan usaha-usaha lainnya. Masalah pokok yang sering dihadapi oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha apapun tidak terlepas dari kebutuhan dana (modal) untuk membiayai usahanya kebutuhan akan dana ini diperlukan baik untuk modal investasi atau 1

Upload: rumail-abbas

Post on 28-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

PROFITABILITAS DALAM PERBANKAN SYARIAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga keuangan syari’ah pada saat ini tumbuh dengan cepat dan

menjadi bagian dari kehidupan keuangan di dunia Islam. Lembaga

keuangan syari’ah bukan hanya terdapat di Negara-Negara Islam, tetapi juga

terdapat di Negara-Negara yang ada masyarakat muslimnya. Kerangka dasar

dari lembaga keuangan syari’ah adalah serangkain aturan main dan hukum

berdasarkan syari’ah yang mengatur bidang ekonomi, sosial politik dan

aspek budaya pada masyarakat Islam. Syari’ah sendiri adalah hukum Islam

yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah. Perusahaan yang bergerak

dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan dan bergerak dalam

berbagai bidang usaha perdagangan, industri, pertanian, manufaktur,

keuangan, dan usaha-usaha lainnya. Masalah pokok yang sering

dihadapi oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha apapun

tidak terlepas dari kebutuhan dana (modal) untuk membiayai usahanya

kebutuhan akan dana ini diperlukan baik untuk modal investasi atau

modal kerja. Dana memang dibutuhkan baik untuk perusahaan yang

baru berdiri maupun yang sudah berjalan.

Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,

dimana pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia

(BI). Undang-undang tersebut menetapkan bahwa bank dalam memberikan

kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan

kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara -cara yang tidak

merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya

kepada bank serta, bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai

dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,

likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lainnya yang berhubungan

1

Page 2: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

dengan bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip

kehati-hatian. Usaha keuangan adalah usaha-usaha yang dilaksanakan

oleh perusahaan yang bergerak dibidang keuangan atau sering disebut

dengan lembaga keuangan, kegiatan utama lembaga keuangan adalah

membiayai permodalan suatu bidang usaha disamping usaha lain seperti

menghimpun uang yang sementara waktu belum digunakan untuk

pemiliknya.1

Tingkat kesehatan perbankan syariah diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia No. 9/1/PBI/2007. Dalam peraturan tersebut dijelaskan secara

spesifik sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip

syariah seperti yang tertuang dalam pasal 1 angka 6, 8, dan 9 PBI No.

9/1/PBI/2007 dimana, tingkat kesehatan bank didefinisikan sebagai hasil

penilaian kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap

kondisi atau kinerja suatu bank atau Unit Usaha Syariah (UUS) melalui:

a.) penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor

permodalan, kualitas aset, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko

pasar; dan b.) penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen.2

Profitabilitas harus dilihat sebagi faktor pendorong dalam

memantau seluruh faktor baik kuantitatif maupun kualitaif. Seluruh faktor

baik permodalan, kualitas aset, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar

serta faktor manajemen diformulasikan dan dikelola agar lebih efektif

untuk menghasilkan profitabilitas yang maksimal. Apabila bank mampu

menghasilkan keuntungan yang semakin meningkat dan berkesinambungan

maka kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan akan

meningkat serta modal akan mudah didapat dari para investor karena

deviden yang akan diterima investor meningkat seiring meningkatnya

keuntungan bank.

1 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2007, hlm. 2

2 Totok Busantoso dan Siget Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2006, hlm. 52

2

Page 3: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk

mengukur kinerja suatu bank. Faktor kuantitatif yang berpengaruh

terhadap profitabilitas bank syariah perlu diperhitungkan dengan matang

agar lebih efektif menghasilkan laba yang maksimal. Untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh dari masing-masing faktor permodalan,

kualitas aset dan likuiditas terhadap faktor profitabilitas bank syariah

yang diwakili oleh rasio utama, maka penulis melakukan penelitian

tentang: “Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah struktur modal terhadap profitabilitas?

2. Bagaimanakah efisiensi operasional terhadap profitabilitas?

3. Bagaimana manajemen pengelolaan dana untuk menjaga kestabilan

likuiditas dan solvabilitas dalam meningkatkan profitabilitas?

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan:

1. Struktur modal terhadap profitabilitas?

2. Efisiensi operasional terhadap profitabilitas?

3. Manajemen pengelolaan dana untuk menjaga kestabilan likuiditas

dan solvabilitas dalam meningkatkan profitabilitas?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Dengan adanya pembahasan masalah akan menambah

khasanah ilmu pengetahuan tentang manajemen dana likuiditas,

profitabilitas dan solvabilitas.

3

Page 4: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

2. Bagi BMT

Sebagai informasi dan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan serta penetapan kebijakan demi perkembangan perbankan

syariah.

3. Bagi Peneliti Dan Pembaca

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, atau

kemungkinan untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut

berkenaan dengan penilaian manajemen dana

E. Keaslian Penulis

Dalam rangka pencapaian penulisan skripsi yang maksimal,

sebagai bahan perbandingan penelitian yang sudah dilakukan oleh

beberapa mahasiswa antara lain:

Nur Fadilah, 2009, tentang “Analisis Pengaruh Likuiditas, Struktur

Modal Dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Pada Bank

Syari’ah Mandiri.” Variable likuiditas tidak terbukti berpengaruh

terhadap perubahan profitabilitas bank syari’ah mandiri selama periode

bulan Januari 2006 sampai dengan Maret 2009 likuiditas (LDR) tidak

berpengaruh disebabkan bank syari’ah mandiri selama periode

penelitian sangat menjaga LDR agar dapat memberikan pengembangan

kepada DPK pada saat ditagih, selain itu pendapatan bank syari’ah

tidak langsung dari besarnya jumlah pembiayaan yang diberikan kepada

nasabah tetapi perolehannya berdasarkan nisbah yang belum diketahui

secara pasti.

Latifatur Rahmah, “Manajemen Pengelolaan Dana Sebagai

Upaya Peningkatan Kesehatan Pada BMT MMU Sidogiri Pasuruan”.

Penelitian Rahmah menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan dana

pada BMT MMU Sidogiri menggunakan pendekatan Pool Of Fund

Approach. BMT MMU Sidogiri tidak mengalami kendala dalam

penghimpunan dana namun kendalanya ada pada pengalokasian dana

dimana pada tahun 2009 BMT pernah mengalami idle money. Ditinjau

4

Page 5: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

dari aspek jasadiyah dengan menganalisis faktor CAMEL BMT MMU

termasuk kategori “sehat” prosentase CAR selalu berada diatas nilai

minimal, peningkatan aktiva produktif juga diikuti oleh kenaikan profit

yang diperoleh. BMT MMU masih mampu menanggug beban

operasionalnya dari pendapatan operasional serta memiliki rasio lancer

yang cukup bagus karena telah memenuhi standar rasio lancar yang

ditetapkan BI yaitu minimal 3 % sedangkan ditinjau dari aspek ruhiyah,

BMT MMU juga dapat dikatakan sehat

5

Page 6: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-

prinsip syariah Islam dan tata-cara operasinya mengacu kepada ketentuan

Al-Qur’an dan Hadis. Bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah

Islam yaitu mengikuti ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya,

yang menyangkut tata-cara bermuamalat secara Islam dengan menjauhi

praktek-praktek yang dikhwatirkan mengandung unsur-unsur riba.3

Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 6 (m) dan pasal

13 ayat (c ) yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan

bank Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah menyediakan pembiayaan

bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil. Undang-undang No. 7

Tahun 1992 pasal 1 ayat (13) menjelaskan maksud dari prinsip syariah,

yaituaturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan

pihak lain untuk menyimpan dana dan pembiayaan kegiatan usaha atau

kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah antara lain: pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah ), pembiayaan berdasarkan

prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan

memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal

berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan

adanya pemilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari

pihak bank oleh pihak lain.4

Fungsi dan peran Bank Syariah yang diantaranya tercantum

dalam pembukaan Standar Akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI

3 Karnaen Perwaatmadja dan M. Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992, hlm. 1

4 Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2005, hlm. 66

6

Page 7: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution)

adalah sebagai berikut:5

1. Manajer investasi bank syariah dapat mengelola investasi dana

nasabah.

2. Investor bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya

maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

3. Penyedia jasa lalulintas keuangan dan lalulintas pembayaran bank

syariah dapat melakukan kegiatan layanan jasa perbankan

sebagaimana lazimnya.

4. Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entitas

keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk

mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasi dan

mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.

Kegiatan Usaha Bank Syari’ah, diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia nomor 6/24/PBI/2004 tertanggal 14 Oktober 2004 tentang Bank

Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syari’ah.

Adapun kegiatan usaha tersebut meliputi :6

1. Melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan investasi;

2. Melakukan penyaluran dana;

3. Melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan;

4. Membeli, menjual dan atau menjamin atas resiko sendiri surat-surat

berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata

berdasarkan prinsip syari’ah;

5. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syari’ah yang diterbitkan

oleh pemerintah dan atau Bank Indonesia;

6. Menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip Syari’ah;

5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif dan Ilustrasi, Ekonisia, Yogyakarta, 2004, hlm. 39

6 S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta, 2004, hlm. 5-6

7

Page 8: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

7. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan atau nasabah

berdasarkan prinsip syari’ah;

8. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga atas surat berharga

yang diterbitkan dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak

ketiga berdasarkan prinsip syari’ah;

9. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat

berharga berdasarkan prinsip wadiah yad amanah;

10. Melakukan kegiatan penitipan termasuk administrasinya untuk

kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip

wakalah;

11. Memberikan fasilitas letter of credit (L/C) berdasarkan prinsip

syari’ah;

12. Memberikan fasilitas garansi bank berdasarkan prinsip syari’ah;

13. Melakukan kegiatan usaha kartu debet;

14. Melakukan kegiatan wali amanatberdasarkan akad wakalah;

15. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang

disetujui oleh Bank Indonesia dan mendapatkan fatwa Dewan

Syari’ah Nasional

B. Manajemen Dana di BMT dan Bank Konvensional sebagai Komparasi

Dana bagi sebuah lembaga keuangan yang berperan sebagai

intermediary merupakan suatu yang sangat vital karena tanpa dana

BMT tidak dapat berbuat sesuatu. BMT mempunyai kegiatan utama yaitu

mengumpulkan dan menyalurkan dana yang harus dilakukan dengan baik

dan benar. Begitupun dengan manajemen juga penting dalam

pengumpulan dan penyaluran dana baik dalam bentuk pembiayaan

maupun dalam bentuk lainnya.

Sebelum membahas tentang pengertian manajemen dana, maka

akan dibahas pengertian dana dan pengertian manajemen secara terpisah.

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasi oleh BMT dalam bentuk

tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang

8

Page 9: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

tunai yang dimiliki BMT itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau

penyertaan dana anggota atau pihak lain yang sewaktu -waktu akan

ditarik kembali.Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha -usaha anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya

agar mencapai tujuan yang diharapkan.7

Menurut G.R.Terry yang dikutip oleh Malayu Hasibuan

mendefinisikan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

Malayu Hasibuan mendefinisikan bahwa manajemen adalah ilmu dan

seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

tertentu.8

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen dana

adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syari’ah dalam

mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas

funding untuk disalurkan kepada aktifitas financing, dengan harapan bank

yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas,

rentabilitas dan solvabilitasnya. Sebagaimana halnya dengan bank

konvensional, bank syari’ah juga mempunyai peran sebagai lembaga

perantara (intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau

unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dan kekurangan dana.

Berbeda dengan bank konvensional, hubungan antara Bank

Syari’ah dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dan

kreditur, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (shahib

al maal) dengan pengelola dana (mudharib) oleh karena itu tingkat laba 7 Hani Handoko, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1994, hlm. 8

8 Malayu Hasibuan, Manajemen; Dasar, Pengertian, dan Masalah, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 2

9

Page 10: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

bank syari’ah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk

para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang

dapat diberikan kepada nasabah menyimpan dana. Dengan demikian

kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai penyimpan

harta, pengusaha dan pengelola investasi yang baik (professional

investment manager) akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai

lembaga intermediary dan kemampuannya menghasilkan laba.

Pokok-pokok permasalahan manajemen dana bank pada umumnya

dan bank syari’ah pada khususnya adalah:9

1. Berapa memperoleh dana dan dalam bentuk apa dengan biaya

yang relative lebih murah

2. Berapa jumlah dana yang dapat ditanamkan dan dalam bentuk

apa untuk memperoleh pendapatan yang optimal

3. Berapa besarnya deviden yang dibayarkan yang dapat memuaskan

pemilik/pendiri dan laba ditahan yang memadai untuk pertumbuhan

bank syari’ah.

Perbedaan manajemen dana BMT dan Bank Konvensional

terletak pada pembiayaan dan pemberian balas jasa baik yang diterima

oleh bank maupun investor pada bank konvensional pembiayaan

disebut dengan loan, sedangkan balas jasa yang diterima atau diberikan

pada bank umum berupa bunga dalam prosentase pasti, sedangkan

pada BMT sistem syari’ah hanya memberi dan menerima balas jasa

berdasarkan perjanjian (akad) bagi hasil.

Bank syari’ah dirancang untuk melakukan fungsi pelayanan

sebagai lembaga keuangan bagi para nasabah dan masyarakat. Untuk

itu bank syari’ah harus mengelola dana yang dapat digolongkan sebagai

berikut:10

1. Kekayaan Bank Syari’ah dalam bentuk:9 Ibid., hlm. 27

10 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (UPP) AMPYKPN, Yogyakarta, 1997, hlm. 228

10

Page 11: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

a. Kekayaan yang menghasilkan (aktiva produktif) yaitu

pembiayaan untuk debiturserta penempatan dana di bank atau

investasi lain yang menghasilkan pendapatan

b. Kekayaan yang tidak menghasilkan yaitu kas dan inventaris

(harta tetap)

2. Modal Bank Syari’ah berasal dari:

a. Modal sendiri yaitu simpanan pendiri (modal), cadangan

dan hibah, infaq/shadaqah

b. Simpanan/hutang dari pihak lain

3. Pendapatan usahakeuangan bank syari’ah berupa bagi hasil untuk

mark up dari pembiayaan yang diberikan dan biaya administrasi

serta jasa tabungan bank syariah di bank

4. Biaya yang harus ditanggung oleh bank syariah yaitu biaya operasi,

biaya gaji, manajemen, kantor dan bagi hasil simpanan nasabah

penabung.

Untuk mempermudah dalam memahami karakteristik sumber dan

penggunaan dana berikut gambaran tentang pola penghimpunan dan

pengalokasian dana melalui pendekatan pusat pengumpulan dana (pool

offunds approach) yaitu dengan melihat sumber-sumber dana dan

penempatannya dimana sumber dana dikumpulkan dahulu kedalam satu

kantong sumber dana dan setelah dianggap cukup baru ditempatkan

sesuai posisi yang telah ditetapkan.

Dengan teknik pendekatan assets allocation approach setiap

sumber diperlakukan beda menurut sifat sumber dana dengan pendekatan ini

setiap dana yang dialokasikan berbeda antara satu dengan yang lainnya.

menurut sifat dana, jangka waktu jatuh tempo (perputaran dana) maupun

ketentuan cadangan wajib untuk lebih jelasnya model pendekatan Asset

Allocation Approach.

C. Rasio Keuangan

11

Page 12: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu lembaga keuangan

mikro syari’ah secara periodik. Laporan keuangan sekaligus

menggambarkan kinerja perusahaan selama periode tersebut. Agar

laporan ini dapat dibaca sehingga menjadi berarti, maka perlu

dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah

dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang

berlaku. Analisis rasio keuangan merupakan cara penilaian pelaksanaan

kegiatan perusahaan, keuntungannya, struktur modalnya, dan lainlain

dengan menggunakan tolak ukur yang merupakan perbandingan antara

angka angka dalam neraca dan daftar rugi laba.

Sebelum membahas jenis-jenis keuangan, ada baiknya jika

memberikan kategori bahwa Bank dapat dikatakan likuid apabila

memenuhi kategori sebagai berikut:11

1. Memegang alat likuid, cash assets, yang terdiri dari utang kas,

rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya

sama dengan jumlah likuiditas yang diperkirakan.

2. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid akan tetapi bank

tersebut memiliki surat berharga berkualitas tinggi yang dapat

segera ditukar atau dialihkan menjadi uang tanpa mengalami

kerugian baik sebelum jatuh tempo maupun setelah jatuh tempo

3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui

penciptaan hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, atau

dengan call money.

Jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek

2. Rasio aktifitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk menggunakan asetnya dengan efisien

11 Taswan, Manajemen Perbankan; Konsep, Teknin, dan Aplikasi Banking Risk Assesmen, UPP STIM YKPM, Yogyakarta, 2006, hlm. 96

12

Page 13: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

3. Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan untuk

memenuhi total kewajibannya

4. Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan profitabilitas

5. Rasio pasar adalah rasio yang mengukur prestasi pasar relative

terhadap nilai buku, pendapatan atau deviden.

Dengan adanya pembatasan pada rasio keuangan yang berhubungan

dengan manajemen dana, maka peneliti menyajikan kajian tentang 3 rasio

keuangan yang meliputi rasio likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas.

D. Efisiensi Operasional dan Profitabilitas

Efisiensi Operasional diukur dengan menggunakan BOPO yaitu, rasio

perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional,

semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja

manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber

dayayang ada di perusahaan. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh

perbankan di Indonesia adalah sebesar 93,52%, hal ini sejalan dengan

ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dari rasio ini dapat

diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu bank, jika angka rasio

menunjukkan angka diatas 90% dan mendekati 100% ini berarti bahwa

kinerja bank tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang sangat rendah.

Tetapijika rasio ini rendah, misalnya mendekati 75% ini berarti kinerja bank

yang bersangkutan menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi.

Rasio Profitabilitas merupakan perbandingan laba (setelah pajak)

dengan Modal (Modal Inti) atau laba (sebelum pajak) dengan total assets

yang dimiliki bank pada periode tertentu. Agar hasil perhitungan rasio

mendekati pada kondisi yang sebenarnya (real), maka posisi modal atau

assets dihitung secara rata-rata selama periode tersebut.

Sedangkan menurut Dendawijaya, analisis profitabilitas/rentabilitas

bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha

13

Page 14: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Adapun alat

analisis yang di gunakan dalam menilai kinerja suatu bank antara lain :

1. Return on Assets (ROA), adalah perbandingan laba bersih bank

dengan total aktiva.

2. Return on Equity (ROE), adalah perbandingan laba bersih bank

dengan modal sendiri.

3. Rasio biaya operasional, adalahperbandingan biaya (beban)

operasional dengan pendapatan operasional.

4. Net Profit Margin Ratio, adalah rasio yang menggambarkan tingkat

laba yang di peroleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang

diterima dari kegiatan operasional.

Analisis rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan

perhitungan Return on Assets (ROA), karena lebih akurat. Sedangkan ROE

lebih cocok digunakan untuk mengukur profitabilitas pada perusahaan dan

NPMR lebih cocok digunakan untuk mengukur profitabilitas pada

perusahaan manufaktur. Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebutdan semakin baik pula posisi bank

tersebut dari segi penggunaan asset.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

14

Page 15: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

Untuk memperoleh data yang akurat mengenai permasalahan di

atas maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

yang relevan dengan judul yang di atas. Penelitian ini menggunakan

model penelitian lapangan (field research) dengan metode penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang

bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran yang mengenai fakta-

fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Sedangkan penelitian kualitatif adalah bertujuan untuk menghasilkan

data deskriptif, berupa kata-kata lisan atau dari orang-orang dari perilaku

mereka yang dapat diamati.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian

dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada objek

sebagai sumber informasi yang di cari. Adapun sumber data

primernya adalah hasil wawancara dan observasi yang bertujuan

untukmengetahui dan memahami segala aktifitas BMT dan yang

menentukan kebijakan-kebijakan dalam penanganan masalah

mengenai pengelolaan dana BMT.

2. Data Sekunder yaitu: data yang diperoleh melalui pihak lain,

tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data

ini diperoleh dari dokumen-dokumen atau laporan yang telah tersedia.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa metode

1. Interview

15

Page 16: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

Metode interview yaitu suatu upaya untuk mendapatkan

informasi atau data berupa jawaban pertanyaan (wawancara) dari para

sumber.

Interview perlu dilakukan sebagai upaya penggalian data

dari nara sumber untuk mendapatkan informasi atau data secara

langsung dan lebih akurat dari orang-orang yang berkompeten

(berkaitan atau berkepentingan) di BMT untuk mengetahui data

tentang strategi pengelolaan dana dan kendala yang dihadapi

BMT.

2. Observasi

Metode observasi yaitu usaha-usaha mengumpulkan data

dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang di selidiki.

Dalam hal ini, penulis mengadakan pengamatan terhadap

kondisi wilayah penelitian secara langsung serta mencatat

peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek penelitian.

Observasi dilakukan di BMT untuk mencari data yang berkaitan

dengan cara pengelolaan dana likuiditas dan solvabilitas pada BMT.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan metode dokumentasi yaitu mencari

data mengenai hal-hal tentang sejarah berdirinya BMT, struktur

organisasi, visi dan misi, serta laporan keuangan yang berupa laporan

neraca, laba/rugi, dan arus kas BMT pada periode tertentu.

D. Metode Analisis

Untuk keperluan analisis data, penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif, yaitu data berupa kata-kata lisan atau dari

orang-orang dan perilaku mereka yang dapat diamati. Penelitian ini pada

umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan

akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu, mengenai sifat-

sifat, karakteristik atau faktor-faktor tertentu. Proses analisis data

16

Page 17: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

deskriptif kualitatif melalui analisis terhadap data riil yang diperoleh dari

lapangan dan belum diolah, yaitu dengan membuat batasan data yang

diolah (berdasarkan data yang diperoleh).

DAFTAR PUSTAKA

Hani Handoko, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1994,

17

Page 18: Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif dan Ilustrasi, Ekonisia, Yogyakarta, 2004,

Karnaen Perwaatmadja dan M. Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2007,

Malayu Hasibuan, Manajemen; Dasar, Pengertian, dan Masalah, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009,

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (UPP) AMPYKPN, Yogyakarta, 1997,

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta, 2004,

Taswan, Manajemen Perbankan; Konsep, Teknin, dan Aplikasi Banking Risk Assesmen, UPP STIM YKPM, Yogyakarta, 2006,

Totok Busantoso dan Siget Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2006,

Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2005,

18