proposal penelitian victor juli a (1206191)

Upload: victor-juli-andrianto

Post on 09-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknik sipil

TRANSCRIPT

PENGARUH PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN UNTUK BETON BERSERAT PADA KOLOM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kulia Metodologi Penelitian

Dosen : DR. Rina Marina Masri, MP

Oleh: Victor Juli Andrianto1206191

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPILFAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

ABSTRAKSaat ini beton merupakan bahan yang paling sering digunakan untuk pembangunan konstruksi. Para ahli struktur bangunan lebih menyukai beton untuk dijadikan sebagai material bangunan, karena beberapa keunggulannya, antara lain : bahan campuran mudah didapat secara alami di banyak tempat, mudah dibuat dan dilaksanakan, mudah dibentuk untuk keperluan aspek struktural maupun arsitektural, memiliki tingkah laku deformatif yang kaku, memiliki ketahanan relatif baik terhadap abarasi atau pengerusan, memiliki ketahanan korosi dan keawetan jangka panjang yang cukup baik, serta biaya pelaksanaan dan perawatan bangunan yang relatif murah.Beton serat adalah beton yang cara pembuatannya ditambah serat. Tujuan penambahan serat tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan tarik beton, sehingga beton tahan terhadap gaya tarik akibat, cuaca, iklim dan temperatur yang biasanya terjadi pada beton dengan permukaannya yang luas. Jenis serat yang dapat digunakan dalam beton serat dapat berupa serat alam atau serat buatan.Sabut merupakan bagian mesokarp (selimut) yang berupa serat-serat kasar kelapa . Sabut biasanya disebut sebagai limbah yang hanya ditumpuk di bawah tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya paling banyak hanyalah untuk kayu bakar. Secara tradisional, masyarakat telah mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi kesed. Padahal sabut masih memiliki nilai ekonomis cukup baik. Sabut kelapa jika diurai akan menghasilkan serat sabut (cocofibre) dan serbuk sabut (cococoir). Namun produk inti dari sabut adalah serat sabut. Dari produk cocofibre akan menghasilan aneka macam derivasi produk yang manfaatnya sangat luar biasa.Kata Kunci : beton serat, kuat tekan, kuat tarik belah, sabut kelapa.

ABSTRACTCurrently concrete is the most common material used for construction. Experts prefer the concrete structure of the building to be used as a building material, as some advantages, among others: a mixture of readily available naturally in many places, easy to make and implement, easy to set up for the purposes of structural and architectural aspects, has deformative rigid behavior , has a relatively good resistance against abarasi or pengerusan, have corrosion resistance and long term durability is good enough, and the cost of implementation and maintenance of the building is relatively inexpensive.Fiber-reinforced concrete is concrete that weave plus fiber. The fiber additions goal is to increase the tensile strength of concrete, so concrete resistant to tensile force and effect, weather, climate and temperature that typically occur in large concrete surface. This type of fiber that can be used in fiber-reinforced concrete can be either natural fibers or artificial fibers.Coir is part mesokarp (blanket) in the form of coarse fibers of coconut. Coir usually referred to as the waste just piled under palm plant stands then left to rot or dry. Utilization at most only for firewood. Traditionally, people have been treating the fiber to be woven into a rope and kesed. Though coir still have economic value quite well. Coconut coir if parsed will produce coir fiber (cocofibre) and coir dust (cococoir). But the core product of coir is coir fiber. Of the product will produce a wide assortment cocofibre derivation of products whose benefits are very remarkable.Keywords: fiber-reinforced concrete, compressive strength, tensile strength sides, coco/ coir.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunianya, shalawat serta salam selalu terlimpah bagi Nabi Muhamad SAW., keluarga, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Atas berkat rahmat-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Metodologi Penelitian.Dalam pelaksanaan dan pembuatan proposal ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. Ibu DR. Rina Marina Masri, MP., selaku Dosen Metodologi Penelitian.2. Orang tua yang telah memberi dorongan dan bantuan baik doa dan materi.3. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil S1 yang telah memberi masukan. Akhirnya, Penulis berharap semoga proposal ini menjadi sumbangsih yang bermanfaat bagi dunia sains dan teknologi di Indonesia, khususnya displin keilmuan yang penulis dalami.

Bandung, Juni 2015

Penulis

Daftar isi

KATA PENGANTARivDAFTAR ISIvBAB I PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Identifikasi Masalah41.3Rumusan Masalah41.4Batasan Masalah41.5Tujuan Penelitian41.6Sistematika Penulisan5BAB II KAJIAN PUSTAKA62.1Pengertian Pengaruh62.2Pengertian Sabut Kelapa62.3Pengertian Beton Serat (Fiber Concrete)72.4Pengertian Kolom8BAB III METODOLOGI PENELITIAN93.1Metodologi Penelitian93.2Bahan-bahan Penelitian93.3Lokasi Penelitian103.4Pembuatan Sampel103.5Diagram Alir Penelitian11BAB IV PEMBAHASAN124.1Nilai Slump124.2Nilai Kuat Tekan134.3Nilai Kuat Tarik Belah15BAB V KESIMPULAN DAN SARAM175.1Kesimpulan175.2Saran18DAFTAR PUSTAKA19

19

pendahuluanLatar BelakangIndonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang banyak, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa pada tahun 2010. Dengan banyaknya jumlah penduduk dan akan terus meningkat pertumbuhan serta kesejahteraan masyarakat mendorong orang untuk memenuhi kebutuhan akan kehidupan yang layak, salah satunya kebutuhan suatu bangunan, baik rumah maupun fasilitsas umum. Pemerintah pun sekarang ini sedang menggalakan program-program pembangunan untuk masayarakat seperti pembangunan tempat tinggal, sarana olahraga, bandara, pelabuhan, dan sebagainya.Kepedulian terhadap lingkungan dan energi menjadi sangat penting, salah satu peningkatan kepedulian ini dapat diwujudkan dengan penggunaan material yang berasal dari limbah, seperti limbah pertanian. Penggunaan limbah pertanian ini didasarkan kepada beberapa hal berikut: (1) meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan, (2) melindungi sumber daya alam, (3) mengurangi emisi karbondioksida (CO2), dan (4) daur ulang material. Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, tentunya memiliki peluang untuk memanfaatkan penggunaan limbah pertanian ini, sebagai contoh adalah penggunaan serat alam, yaitu serat sabut kelapa. Dimana Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas yang tersebar di Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jambi, Aceh, Sumatera Utara, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Maluku . Selain itu serat kelapa berbeda dengan serat sintetik seperti serat gelas, serat karbon, dan lainnya yang dibuat dari minyak bumi yang merupakan bahan alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable). Ketersediaan serat sintetik mulai terbatas, sedangkan serat alam memiliki ketersediaan yang sangat banyak dan melimpah yang sebagian besar dapat didaur ulang.Saat ini beton merupakan bahan yang paling sering digunakan untuk pembangunan konstruksi. Para ahli struktur bangunan lebih menyukai beton untuk dijadikan sebagai material bangunan, karena beberapa keunggulannya, antara lain : bahan campuran mudah didapat secara alami di banyak tempat, mudah dibuat dan dilaksanakan, mudah dibentuk untuk keperluan aspek struktural maupun arsitektural, memiliki tingkah laku deformatif yang kaku, memiliki ketahanan relatif baik terhadap abarasi atau pengerusan, memiliki ketahanan korosi dan keawetan jangka panjang yang cukup baik, serta biaya pelaksanaan dan perawatan bangunan yang relatif murah.Karakterisitik pada beton memang menunjukan bahwa beton kuat terhadap gaya tekan, namun disisi lain beton lemah terhadap gaya tarik. Hal ini yang menjadi salah satu dari kekurangan beton. Dalam jurnal yang ditulis Iwan Rustendi, (Murdock dan Brook, 1996) mengatakan, kekuatan tarik beton hanya sekitar seperduapuluh kekuatan tekannya. Sehingga sangatlah tidak efektif apabila beton dijadikan material elemen-elemen struktur yang menderita tegangan tarik. Meskipun telah dilakukan penambahan baja pada beton yang mengalami tegangan tarik, retak-retak melintang masih sering terjadi. Bagian beton tarik akan mengalami retak jauh lebih cepat sebelum baja tulangan dapat memberi dukungan terhadap tarikan sebelum secara optimal, akibatnya akan terjadi retak rambut (micro crack) yang dapat mempengaruhi keawetan bangunan dan dirasa beton belum memberikan hasil yang memuaskan.Berbagai cara yang dilakukan untuk memperbaiki kemampuan beton sehingga dapat menahan tegangan tarik, salah satunya adalah dengan beton berserat (fiber concrete).Beton serat ialah material komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain berupa serat (Tjokrodimuljo, 1996). Menurut Iwan Rustendi (2004) dalam jurnalnya bahwa dengan penambahan serat, beton menjadi lebih tahan retak dan tahan benturan sehingga beton serat lebih daktail daripada beton biasa. Dengan kata lain pengaruhnya terhadap kekuatan beton adalah meningkat kuat tarik, sementara terhadap kuat tekan pengaruhnya tidak begitu signifikan. Dengan serat-serat ini, daerah beton tarik yang mengalami retakan-retakan akan ditahan oleh serat tambahan ini sehingga kuat tariknya akan bertambah dibanding denganbeton biasa.Serat merupakan suatu jenis bahan potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Berbagai macam-macam serat yanng bisa dijadikan bahan campuran pada beotn. Dalam jurnal yang ditulis Yohanes dan Tri (2006) serat untuk campuran beton dapat dibedakan menjadi empat jenis antara lain : serat metal, serat polymeric, serat mineral, dan serat alam.Berbicara mengenai keuntungan beton serat, tentu beton serat memiliki keuntungan dengan hanya menambahkan serat dari bahan yang tidak mahal bahkan tersedia cuma-cuma akan mendapatkan nilai lebih terhadap kekuatan tarik betonnya dibanding beton biasa.Sabut kelapa merupakan benda yang banyak dijumpai disetiap tempat, karena sabut kelapa berasal dari pohon kelapa yang secara alami tumbuh di pesisir pantai. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami pelambatan pertumbuhan.Kandungan sabut serat pada buah kelapa merupakan bagian yang cukup besar, yaitu 35% dari berat keseluruhan buah. Setiap butir kelapa rata-rata mengandung serat 525 gram (75% dari sabut), dan gabus 175 gram (25% dari sabut). Di Indonesia sendiri, walaupun merupakan negara penghasil kelapa terbesar dunia, namun pangsa serat sabut kelapa masih sangat kecil. Padahal, kebutuhan dunia terhadap serat kelapa cenderung meningkat, begitu juga jumlah dan keragaman industri yang berkembang di Indonesia memiliki potensi untuk menggunakan serat sabut kelapa sebagai bahan baku atau bahan bantu. Jelaslah bahwa kondisi ini merupakan potensi yang besar bagi pengembangan industri pengelolaan serat sabut kelapa. Artinya, bisa dijadikan sebagai hasil samping maupun utama yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dengan alasan di atas maka perlu dikembangkan penggunaan serat alam yang banyak tersedia di Indonesia ini, diantaranya dengan memanfaatkan limbah sabut kelapa yang akan diambil seratnya. Pemanfaatan serat sabut kelapa tersebut di antaranya dapat digunakan dalam pembuatan papan serat sabut kelapa (Coconut Fiber Board).Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penilitian ini dapat didenisikan sebagai berikut :1. Pengaruh apa yang terjadi akibat penambahan sabut kelapa sebagai serat ditinjau dari kekuatan tekan betonnya.2. Pengaruh apa yang terjadi akibat penambahan sabut kelapa sebagai serat ditinjau dari kekuatan tarik belah betonnya.3. Bagaimana perbandingan jumlah campuran sabut kelapa sebagai serat pada beton.Rumusan MasalahPerumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:1. Bagaimana kekuatan tekan beton yang menggunakan serat sabut kelapa bila dibandingkan dengan beton biasa?2. Bagaimana kekuatan tarik belah beton yang menggunakan serat sabut kelapa bila dibandingkan dengan beton biasa?Batasan Masalah Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah :1. Campuran beton normal tanpa menggunakan bahan tambahan sabut kelapa sebagai serat.2. Penambahan sabut kelapa sebagai serat pada campuran beton.3. Penelitian ditujukan untuk penggunaan pada bangunan bagian kolom.Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah :4. Mengetahui kuat tekan beton yang menggunakan serat sabut kelapa bila dibandingkan dengan beton biasa.5. Mengetahui kuat tarik belah beton yang menggunakan serat sabut kelapa bila dibandingkan dengan beton biasa.6. Mengetahui penggunaan campuran beton serat sabut kelapa pada struktur bangunan.Sistematika PenulisanBagian ini menjelaskan sistematika penulisan proposal secara garis besar yang terdiri dari :BAB I : PENDAHULUANBab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah , maksud dan tujuan kerja praktek , batasan masalah dan sistematika penulisanBAB II : KAJIAN PUSTAKABab ini berisi tentang teori teori yang mendasari penelitian berdasarkan studi pustaka yang dilakukan penulis.BAB III : METODOLOGI PENELITIANBab ini membahas tentang metode penelitian, peralatan, bahan bahan, pembuatan sampel uji dan pengujian sampel.BAB IV : PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai hasil pengujian dan pembahasan mengenai analisa terhadap hasil pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton.BAB V : SIMPULAN DAN SARANBab ini menjelaskan tentang kesimpulan kesimpulan dan saran dari penelitian.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian PengaruhPengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia).Sedangkan beberapa ahli berpendapat bahwa pengaruh ialah :7. Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke, pengaruh adalah bentuk dari suatu kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.8. Menurut Robert Dahl, pengaruh diumpamakan sebagai berikut: A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang sebenernya tidak akan B lakukan.9. Menurut Surakhmad (1982:7), menyatakan bahwapengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alamsehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.Pengertian Sabut KelapaSabut merupakan bagian mesokarp (selimut) yang berupa serat-serat kasar kelapa. Sabut biasanya disebut sebagai limbah yang hanya ditumpuk di bawah tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya paling banyak hanyalah untuk kayu bakar. Secara tradisional, masyarakat telah mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi kesed. Padahal sabut masih memiliki nilai ekonomis cukup baik. Sabut kelapa jika diurai akan menghasilkan serat sabut (cocofibre) dan serbuk sabut (cococoir). Namun produk inti dari sabut adalah serat sabut. Dari produk cocofibre akan menghasilan aneka macam derivasi produk yang manfaatnya sangat luar biasa.Pengertian Beton Serat (Fiber Concrete)Beton serat adalah beton yang cara pembuatannya ditambah serat. Tujuan penambahan serat tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan tarik beton, sehingga beton tahan terhadap gaya tarik akibat, cuaca, iklim dan temperatur yang biasanya terjadi pada beton dengan permukaannya yang luas. Jenis serat yang dapat digunakan dalam beton serat dapat berupa serat alam atau serat buatan.Serat Alam, umumnya terbuat dari tumbuh-tumbuhan, misalnya: Ijuk Serabut kelapa Sisal, dan lain-lainSerat Buatan, umumnya terbuat dari senyawa-senyawa polimer yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap pengaruh cuaca polypropilene polyetileneUntuk mendapatkan hasil terbaik dianjurkan menggunakan rasio 50 100 dimana jika diambil diameter serat 1mm, panjangnya berkisar 50 100 mm. Sifat fisis beton serat:Beton dengan serat membuatnya menjadi lebih kaku sehingga memperkecil nilai slump serta membuat waktu ikat awal (initial setting) lebih cepat. Sifat Mekanis beton serat:Penambahan serat sampai batas optimum umumnya meningkatkan kuat tarik dan kuat lentur, tetapi menurunkan kekuatan tekan. Jenis serat tertentu meningkatkan kinerja beton seperti serat baja dan serat tembaga. Penggunaan Beton Serat :Beton serat digunakan pada konstruksi yang harus mempunyai permukaan luas dimana temperatur, oksidasi dan penguapan mempunyai pengaruh besar terhadap besarnya susut muai, seperti landasan pacu di bandar udara, plat atap, jalan, dan lain-lain.Pengertian KolomKolom merupakan elemen tekan yang menumpu/ menahan balok yang memikul beban-beban pada lantai. Sehingga kolom ini sangat berarti bagi struktur. Jika kolom runtuh, maka runtuh pulalah bangunan secara keseluruhan.Pada umumnya kolom beton tidak hanya menerima beban aksial tekan, tapi juga momen.Berdasarkan bentuk dan komposisi material yang umum digunakan, maka kolom bertulang dapat dibagi dalam beberapa type berikut :1.Kolom empat persegi dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat lateral/ sengkang. Bentuk penampang kolom bisa berupa bujur sangkar atau berupa empat persegi panjang. Kolom dengan bentuk empat persegi ini merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, mengingat pembuatannya yang lebih mudah, perencanaannya yang relatif lebih sederhana serta penggunaan tulangan longitudinal yang lebih efektif (jika ada beban momen lentur) dari type lainnya.2. Kolom bulat dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat spiral atau tulangan pengikat lateral. Kolom ini mempunyai bentuk yag lebih bagus dibanding bentuk yang pertama di atas, namun pembuatannya lebih sulit dan penggunaan tulangan longitudinalnya kurang efektif (jika ada beban momen lentur) dibandingkan dari type yang pertama di atas.3. Kolom komposit. Pada jenis kolom ini, digunakan profil baja sebagai pemikul lentur pada kolom. Selain itu tulangan longitudial dan tulangan pengikat juga ditambahkan bila perlu. Bentuk ini biasanya digunakan, apabila jika hanya menggunakan kolom bertulang biasa diperoleh ukuran yang sangat besar karena bebannya yang cukup besar, dan disisi lain diharapkan ukuran kolom tidak terlalu besar.

mETODOLOGI PENELITIAN

Metodologi PenelitianPada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah guna mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Kegiatan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, antara lain rasional, empiris, dan sistematis.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu dengan yang lain dan membandingkan hasilnya sehingga menjadikan sebuah inovasi. Benda uji yang dibuat dalam penelitian ini adalah beton ringan silinder yang mana nantinya akan diuji kuat tekan dan tarik belahnya. Selain itu beton akan dihitung berat jenisnya sesuai dengan berbagai komposisi yang telah ditentukan.Bahan-bahan PenelitianDalam penelitian ini digunakan material seperti pembuatan beton umunya.a. SemenSemen berfungsi sebagai bahan pengikat pada adukan beton. Pada penelitian ini digunakan semen portland tipe I merk Tiga Roda dalam kemasan 50 kg.b. Agregat halus (pasir)Agregat halus yang digunakan adalah pasir yanng mempunyai bentuk bulat bersih dan gradasi yang baik.c. Agregat kasar (kerikil)Agregat kasar yang digunakan adalah kerikil dengan diameter antara 1-2,5 cm.d. Air Air yang digunakan adalah air bersih yang memenuhhi persyaratan untuk campuran beton. Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia.

e. Sabut kelapaSabut kelapa yang dipilih adalah sabut kelapa tua dengan alasan kandungan air pada sabut kelapa tersebut sudah sangat rendah dan dari hasil pengujian sebelumnya kekuatan serat kelapa tua lebih tinggi dibanding kelapa muda. Hal ini disebabkan karena kelapa muda mengandung air yang tinggi dan pada saat pengeringan akan terjadi pelapukan.Lokasi PenelitianPenelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia.Pembuatan SampelPerancangan campuran dilakukan dengan mengacu pada Metode SNI 03-3449-1994. Penelitian dilakukan dengan membuat sampel dengan variasi penambahan sabut kelapa yang digunakan.Tabel 1. Kebutuhan Sampel UjiNoKodeKadar Sabut KelapaJumlah Benda Uji

1A0%5

2B5%5

3C10%5

4D15%5

5E20%5

Diagram Alir PenelitianMulaiMix DeignPemeriksaan Bahan

Pengeringan (24 jam)PengecoranPencetakan

Perendaman (28 hari)Pengujian Kuat Tekan, Tarik Beton

KesimpulanSelesai

Gambar 1. Diagram Alir

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji penelitian yang dilakukan oleh Richo Ronald Marpaung dan Rahmi Karolina, S.T.,M.T. dalam jurnal Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa Pada Campuran Beton Terhadap Kuat Tekan Dan Sebagai Peredam Suara, didapatkan data sebagai berikut :Nilai SlumpKonsistensi/ kelecakan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump yang berdasarkan pada SNI 1972:2008. Cara Uji Slump Beton. Percobaan ini menggunakan corong baja yang berbentuk konus berlubang pada kedua ujungnya, yang disebut kerucut Abrams. Bagian bawah berdiameter 20 cm, bagian atas berdiameter 10 cm, dan tinggi 30 cm.Hasil percobaan slump dari campuran dengan penambahan serabut kelapa dapat dilihat pada Tabel 2 dan digambarkan pada Gambar 2.Tabel 2. Nilai Slump Campuran beton dengan penambahan serabut kelapaKadar Serabut KelapaNilai Slump

0%8

5%4

10%3

15%2

20%2

Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya persentase serabut kelapa milai slump turun dengan signifikan.

Gambar 2. Grafik Nilai Slump Terhadap penambahan serabut kelapaNilai slump menurun diakibatkan karena serabut kelapa memiliki daya serap air yang tinggi sehingga mengakibatkan campuran pasta semen akan berkurang.Nilai Kuat TekanPengujian ini untuk menentukan kuat tekan (compressive strength) beton dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan dimatangkan (curing) di laboratorium. Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan (compression machine). Pengujian kekuatan tekan beton dengan atau tanpa menggunakan penambahan serabut kelapa dilakukan pada umur 28 hari. Pengujian kuat tekan beton ini berdasarkan SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.Hasil perhitungan kuat tekan beton dengan atau tanpa menggunakan penambahan serabut kelapa pengujian kuat tekan pada umur 28 hari ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kuat tekan silinder betonVariasiKuat Tekan

0%25,9

5%22,49

10%17,46

15%12,59

20%7,9

Dari hasil pengujian kuat tekan silinder beton di atas menunjukkan, terjadinya penurunan kuat tekan akibat penambahan serabut kelapa. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan serabut kelapa mengakibatkan berkurangnya daya ikat beton. Namun dalam batas pemakaian tertentu hasil kuat tekan yang dihasilkan masih sesuai dari kuat tekan rencana. Hilangnya air pada beton akibat penguapan baik pada saat pembongkaran cetakan benda uji, pengangkutan, ataupun kehilangan air pada saat pengecoran akan mengakibatkan berkurangnya air dalam beton yang akan mengganggu proses berlangsungnya hidrasi semen. Semen yang berhidrasi dengan baik akan memberikan kekuatan yang maksimum (Indrayumansyah, 2001:5). Dari hasil pengujian silinder beton pada umur 28 hari diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan kekuatan pada setiap penambahan serabut kelapa . Sehingga didapat grafik yang semakin menurun seiiring penambahan serabut kelapa . Kuat tekan tertinggi yang terjadi pada substitusi serabut kelapa 5% sebesar 22.49 kg/cm. dan kuat tekan terendah 20% sebesar 7.9 kg/cm. Penurunan nilai kuat tekan pada setiap penambahan sabut kelapa diakibatkan oleh semakin banyak serat yang dimasukkan ke dalam adukan beton maka akan mengurangi volume beton yang seharusnya diisi oleh pasta semen. Ini dapat dilihat gambar kuat tekan setelah penambahan serabut kelapa yaitu pada Gambar 3 berikut :

Gambar 3.Grafik Kuat Tekan BetonNilai Kuat Tarik BelahPengujian kuat tarik beton dilakukan pada umur 28 hari yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran besarnya tegangan tarik beton dengan menggunakan bahan tambahan slagP dan hasilnya dibandingkan dengan beton normal. 6 Hasil perhitungan Kuat tarik belah beton dapat dilihat pada tabel 4 berikut.Tabel 4. Kuat Tarik Belah Beton dengan penambahan serabut kelapaVariasiKuat Tarik Belah

0%44,54

5%34,6

10%32,52

15%29,82

20%24,63

Dari hasil pengujian kuat tarik belah beton pada silinder beton pada umur 28 hari diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan tegangan tarik beton pada setiap penambahan penggunaan serabut kelapa. Kuat tarik belah tertinggi terjadi pada penggunaan serabut kelapa 5% sebesar 34,16 kg/cm dan Kuat tarik belah terendah penggunaan serabut kelapa 20% sebesar 24,63 kg/cm. Penurunan nilai kuat tarik pada setiap penambahan serat diakibatkan oleh semakin banyak serat yang dimasukkan ke dalam adukan beton akan semakin mengurangi volume beton yang seharusnya diisi pasta semen, sehingga daya lekat antar masing-masing bahan penyusun beton kurang sempurna.Selain itu serabut kelapa juga memiliki lignin yang banyak dimana suatu komposit akan mempunyai sifat fisik atau kekuatan yang baik apabila mengandung sedikit lignin, karena lignin bersifat kaku dan rapuh. (Sunario, 2008 Laboratorium Balai Besar Pulp dan Kertas). Dapat dilihat penurunan kuat Tarik belah setelah penambahan serabut kelapa pada gambar 4.

Gambar 4. Grafik Kuat Tarik Belah dengan penambahan serabut kelapa

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada proposal ini, dapat diambil kesimpulan bahwa:10. Penggunaan serabut kelapa pada campuran beton dengan variasi 5%, 10%, 15% dan 20% dapat menurunkan nilai slump. Hal ini disebabkan oleh bahan tambahan yang tinggi mengakibatkan volume udara dan faktor air semennya turun hal ini sesuai dengan sifat serabut kelapa yang memiliki daya serap air tinggi.11. Penggunaan serabut kelapa pada campuran beton dengan variasi 5%, 10%, 15% dan 20% dari volume beton berdampak terhadap penurunan nilai kuat tekan menjadi dari beton normal mengalami penurunan nilai kuat tekan 25,9 kg/cm2; 22,49 kg/cm2; 17,46 kg/cm2; 12,59 kg/cm2; 7,9 kg/cm2. Diakibatkan karena serabut kelapa yag memiliki berbagai kandungan yang dapat mengubah karakteristik beton.12. Nilai kuat tarik belah yang diperoleh menunjukkan grafik yang semakin menurun pada setiap penambahan serabut kelapa yaitu 44,54 kg/cm2; 4,16 kg/cm2; 31,52 kg/cm2; 29,82 kg/cm2; 24,63 kg/cm2. Diakibatkan karena serabut kelapa yag memiliki berbagai kandungan yang dapat mengubah karakteristik beton.13. Sedangkan penambahan sabut kelapa ke dalam adukan dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik-belah dibanding dengan benda uji tanpa penambahan serat.14. Pengaplikasian beton serat pada kolom bangunan dirasa peneliti efektif karena dilihat dari segi kekuatan beton lebih besar dibanding beton biasa.

Saran Dari hasil penelitian diatas, peneliti memberi saran sebagai berikut:15. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penambahan serat sabut kelapa ini dengan memodifikasi perbandingan agregat kasar dan agregat halus untuk melihat kenaikan atau penurunan terhadap kekuatan betonnya.16. Melakukan penelitian lebih lanjut pada sabut kelapa selain menggunakan metoda SNI.17. Melakukan penelitian lebih lanjut penggunaan serat alami lainnya dibanding dengan menggunakan sabut kelapa.

DaFtaR PUSTAKA

Marpaung, R.R., dan Karolina, R. 2013. Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa Pada Campuran Beton Terhadap Kuat Tekan Dan Sebagai Peredam Suara. Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.Suparjo. 2005. Pemanfaatan Serat Sabut Kelapa Dan Serat Bendrat Untuk Dinding Beton Ringan Pracetak Tulangan Anyaman Bambu Dengan Agregat Limbah Batu Apung. Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 13 Edisi 33.Ardeshana, A.L., & Kesai, Dr. Atul K. 2012. Durability of Fiber Reinforced Concrete of Marine Structure. International Journal of Engineering Research and Applications (IJERA).Sutaryono, Indra. 2013. Pengaruh Penambahan Material Serat Tutup Botol (Crown Cork) Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.http://id.wikipedia.org/wiki/Sabut http://id.wikipedia.org/wiki/Beton_Serat http://www.ilmusipil.com/jenis-jenis-kolom-beton-bertulang