proposal penelitian pascasarjana universitas lampung

18
1 PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG KAJIAN PENGGUNAAN BERAS SIGER DARI UBI KAYU WAXY (Manihot esculenta) UNTUK IMUNITAS TUBUH CEGAH COVID-19 DI INDONESIA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

Upload: others

Post on 07-Feb-2022

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

1

PROPOSAL

PENELITIAN PASCASARJANA

UNIVERSITAS LAMPUNG

KAJIAN PENGGUNAAN BERAS SIGER DARI UBI KAYU WAXY

(Manihot esculenta) UNTUK IMUNITAS TUBUH CEGAH

COVID-19 DI INDONESIA

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

2

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ………………………….....…........................................................ 3

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5

BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................................. 9

BAB 4. RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN........ 13

REFERENSI .......................................................................................................... 15

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

3

RINGKASAN

Lampung merupakan sentra produksi ubi kayu yang pemanfaatannya masih

didominasi industri besar menjadi tapioka, etanol, dan pakan ternak. Hasil skrining terhadap

beberapa klon ubi kayu menunjukkan ada klon ubi kayu yang tidak mengandung senyawa

amilosa. Klon ubi kayu waxy Unila DS07 tidak mengandung amilosa sehingga mempunyai

karakteristik kekentalan tinggi, swelling index tinggi, kelarutannya rendah, dan stabilitas

setelah dingin sama dengan padi. Pemanfaatan klon ubi kayu waxy Unila DS07 sebagai

alternatif makanan perlu dilakukan dengan cara mengolahnya menjadi beras siger. Beras

siger adalah beras tiruan yang dibuat dari singkong segar. Saat ini beras siger dibuat dari klon

ubi kayu manis atau pahit yang mengandung amilosa sehingga nasi yang dihasilkan

mempuyai tekstur keras dan kenyal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan

pengembangan klon ubi kayu waxy Unila DS07 bebas amilosa sebagai bahan baku

pembuatan beras siger untuk imunitas tubuh cegah covid-19 di Indonesia. Tingkat Kesiapan

Teknologi (TKT) beras siger dari klon ubi kayu waxy untuk imunitas tubuh termasuk dalam

TKT 3 (pembuktian). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik beras siger dari

klon ubi kayu waxy Unila DS07 terhadap sifat sensori, kandungan gizi, kadar sianida,

toksisitas, dan aktivitas imunitas pada mencit. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap.

Tahap pertama dilakukan pembuatan beras siger dari klon ubi kayu waxy Unila DS07

terhadap sifat sensori, zat gizi, dan kandungan sianida produk yang dihasilkan. Tahap kedua

dilakukan pengujian toksisitas beras siger terhadap profil darah serta histologi hati dan ginjal

mencit. Tahap ketiga dilakukan pengujian pemberian beras siger terhadap imunitas mencit.

Hasil penelitian akan didaftarkan sebagai paten sederhana dan ditulis dalam jurnal

internasional terindeks scopus, serta dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah dan dilakukan

seminar hasil penelitian pada Program Pascasarjana. Diharapkan hasil penelitian ini akan

bermanfaat bagi pemerintah Indonesia agar tercipta kemandirian dalam memproduksi

makanan berupa beras siger dalam meningkatkan imunitas tubuh cegah covid-19 di

Indonesia.

Kata kunci: beras siger, imunitas, Manihot esculenta, toksisitas, ubi kayu waxy

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya pneumonia baru yang

bermula dari Wuhan China yang menyebar dengan cepat ke lebih dari 190 negara. Wabah ini

diberi nama corona virus disease 2019 (covid-19) yang disebabkan oleh Severe Acute

Respiratory Syndrome Corona virus-2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini memberikan dampak luas

secara sosial dan ekonomi. Beberapa kebijakan preventif ditetapkan pemerintah mulai dari

physical distancing, karantina, hingga penyemprotan desinfektan. Pemerintah

mengkampanyekan hidup bersih dan sehat dengan mengkonsumsi makanan yang dapat

meningkatkan imunitas tubuh serta mencuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Oleh karena itu, jenis-jenis makanan

yang dapat mencegah covid 19 perlu dikembangkan di Indonesia.

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

4

Beras siger adalah beras tiruan yang dibuat dari singkong segar dengan karakteristik

berwarna putih, aroma netral, dan butiran seperti beras padi. Saat ini beras siger dibuat dari

klon ubi kayu manis dan pahit yang mengandung amilosa. Selama proses pemasakan, amilosa

mengalami gelatinasi dan retrogaradasi membentuk matrik yang kuat hingga menyebabkan

nasi menjadi keras dan kenyal (Subeki et al., 2020).

Telah dilakukan skrining ubi kayu dan ditemukan klon ubi kayu waxy Unila DS07

tidak mengandung amilosa. Ubi kayu waxy mempunyai sifat kekentalan tinggi, swelling

index tinggi, kelarutannya rendah, dan stabilitas setelah dingin sama dengan beras dari padi

(Ceballos et al., 2019; Sánchez et al., 2010). Oleh karena itu, klon ubi kayu waxy Unila

berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi nasi siger yang enak, tidak keras, dan dapat

meningkatkan imunitas tubuh.

Histopatologi limpa tikus yang diberi beras siger waxy meningkatkan jumlah eritrosit

(Subeki et al., 2020). Peningkatan eritrosit menunjukkan reactive spleen dengan

meningkatkan sel T sebagai regulator terhadap TH1 dan sel T sitotoksik (Matheos et al.,

2018; Preet and Prakash, 2017; Colovai et al., 2014). Penelitian beras siger waxy perlu

dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh cegah covid-19 di Indonesia. Diharapkan

penelitian ini bermanfaat bagi pemerintah Indonesia agar tercipta kemandirian dalam

memproduksi beras siger waxy untuk imunitas tubuh cegah covid-19 di Indonesia.

1.2. Tujuan Penelitian

Mengetahui karakteristik beras siger dari klon ubi kayu waxy Unila DS07 terhadap

sifat sensori, kandungan gizi, kadar sianida, serta toksisitas dan imunitas pada mencit.

1.3. Urgensi Penelitian

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena:

(a) Pemerintah mengkampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mengkonsumsi

makanan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Oleh karena itu, perlu dicari bahan

pangan yang mempunyai rasa enak, indek glikemik rendah, kalori rendah, dan kaya serat

pangan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Salah satu alternatif adalah beras siger

yang dibuat dari klon ubi kayu waxy Unila DS07.

(b) Sebagian besar penggunaan ubi kayu sebagai makanan pokok dilakukan secara

tradisional dibuat tiwul dan oyek. Oleh karena itu, pengolahan ubi kayu menjadi beras

siger dengan bentuk butiran seperti beras padi, berwarna putih, dan rasa enak diharapkan

dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat.

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

5

(c) Beras siger yang dibuat dari klon ubi kayu klon waxy Unila DS07 tidak mengandung

amilosa sehingga menghasilkan tekstur nasi tidak keras serta kaya serat untuk

meningkatkan imunitas tubuh cegah covid-19 di Indonesia.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ubi Kayu

Ubi kayu merupakan tanaman perdu berasal dari benua Amerika yang masuk ke

Indonesia pada tahun 1852 (Sosrosoedirdjo, 1993). Tanaman ubi kayu diklasifikasikan

sebagai Kingdom (Plantae), Divisio (Spermatophyta), Subdivisio (Angiospermae), Kelas

(Dicotyledonae), Ordo (Euphorbiales), Famili (Euphorbiaceae), Genus (Manihot), dan

Species (Manihot esculenta) (OECD. 2016). Ubi kayu berdasarkan kandungan asam sianida

(HCN) dikelompokkan menjadi empat yaitu (1) kurang dari 40 mg/kg, (2) 50-80 mg/kg, (3)

80-100 mg/kg, dan (4) lebih dari 100 mg/kg (Winarno, 2008). Beberapa cara untuk

mengurangi kandungan HCN dilakukan dengan perendaman, pencucian, perebusan,

pengukusan, penggorengan, dan fermentasi (Ginting and Widodo, 2013; Bradbury, 2006).

Ubi kayu dapat diolah menjadi tapioka dengan ukuran granula pati 16,9-18,0 μm,

bentuk bulat hingga oval, serta mengandung lipid dan fosfor rendah (Fuglie et al., 2016;

Hoover, 2019; Gomanda et al., 2010). Pati ubi kayu mengandung senyawa amilosa dan

amilopektin yang dapat digunakan pada industri pangan, pakan, biodesel, dan kimia

(Aiemnaka et al., 2012). Ubi kayu waxy tidak mengandung amilosa sehingga mempunyai

karakteristik kekentalan tinggi, swelling index tinggi, stabilitas tinggi, dan kelarutannya

rendah. Pengembangan klon ubi kayu bebas amilosa pertama kali dilakukan pada tahun 2003

melalui rekayasa genetika GBSSI (Raemakers et al., 2015; Zhao et al., 2017). Uji coba

transgenik ubi kayu bebas amilosa di lapangan sudah dilakukan di Thailand (Koehorst-van

Putten et al., 2017).

2.2. Covid-19

Virus covid-19 merupakan zoonosis virus hewan yang ditularkan ke manusia (Lu et

al., 2020). Protein (S) memfasilitasi masuknya virus covid-19 ke dalam sel target. Proses ini

bergantung pada pengikatan protein S ke reseptor selular dan priming protein S ke protease

selular. Proses masuknya covid-19 ke dalam sel mirip dengan SARS (Hoffmann et al., 2019).

Hai ini didasarkan pada kesamaan struktur 76% antara SARS dan covid-19. Covid-19

menarget Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor masuk dan

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

6

menggunakan serine protease TMPRSS2 untuk priming S protein (Hoffmann et al., 2019;

Gao et al., 2020).

Proses imunologi pemeriksaan sitokin ditemukan beberapa sitokin dalam jumlah

tinggi seperti interleukin-1 beta (IL-1β), interferon-gamma (IFN-γ), inducible

protein/CXCL10 (IP10) dan monocyte chemoattractant protein 1 (MCP1) yang dapat

mengaktifkan T-helper-1 (Th1) (Hoffmann et al., 2019; Ceraolo and Giorgi, 2020). Selain

sitokin tersebut, covid-19 juga meningkatkan sitokin T-helper-2 (Th2), IL4, dan IL10 yang

menghambat inflamasi yang berbeda dengan SARS-CoV. Pada pasien covid-19 di ICU

ditemukan kadar granulocyte-colony stimulating factor (GCSF), IP10, MCP1, macrophage

inflammatory proteins 1A (MIP1A) dan TNFα lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang

tidak memerlukan perawatan ICU (Hoffmann et al., 2019; Ceraolo and Giorgi, 2020).

Penularan covid-19 antar manusia diprediksi melalui droplet dan kontak dengan virus yang

dikeluarkan dalam droplet (Zhou et al., 2020; Liu et al., 2020).

2.3. Beras Siger

Beras siger adalah beras tiruan yang dibuat dari singkong segar dengan karakteristik

produk berwarna putih, aroma netral, dan butiran menyerupai beras dari padi. Beras siger

dibuat dari adonan tepung ubi kayu yang dimasukkan ke dalam mesin yang dilengkapi

dengan screw yang digerakkan oleh motor penggerak. Adonan terdorong oleh screw

melewati dyes yang mempunyai bentuk oval lalu dipotong oleh pisau menjadi butiran seperti

beras dari padi (Subeki et al., 2017a; Subeki et al., 2018a).

Beras siger yang dibuat dari ubi kayu klon manis mengandung kadar air (10,80%),

abu (0,23%), lemak (0,88%), protein (1,22%), serat kasar (1,18%), karbohidrat (85,69%),

indek glikemik 31, dan senyawa amygdalin 0,53 g/kg (Subeki et al., 2017b). Beras siger ini

dapat digunakan untuk mengendalikan gula darah bagi penderita diabetes dan mencegah

kanker payudara (Subeki et al., 2018b; Al Rasyid et al., 2017). Karakteristik beras siger

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Produk beras siger dari klon ubi kayu manis

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

7

2.4. Roadmap Pengembangan Beras Siger

Proses pembuatan beras siger dari ubi kayu klon manis sudah dimulai sejak tahun

2012 dengan cara dibuat menjadi tiwul dan oyek. Tahun 2013-2014 dilakukan proses

pembuatan beras siger dengan alat granulator. Pada tahun 2015-2017 dikembangkan beras

siger dari klon ubi kayu manis dengan mesin ekstruder (Satyajaya et al., 2017). Pada tahun

2018, dikembangkan beras siger dari klon ubi kayu waxy dengan ekstruder. Sudah dilakukan

skrining terhadap berbagai klon ubi kayu dengan menggunakan metode staining iodine

(Gambar 2). Klon ubi kayu bebas amilosa ini diberikan label klon ubi kayu waxy Unila DS07

yang selanjutnya dibudidayakan sebagai bahan baku untuk membuat beras siger.

Gambar 2. Skrining ubi kayu staining iodine (a) ubi kayu waxy dan (b) ubi kayu manis

Klon ubi kayu waxy Unila DS07 mempunyai karakteristik batang berwarna coklat

kehitaman, tangkai daun berwarna hijau, dan pucuk daun berwarna hijau. Karakteristik klon

ubi kayu waxy Unila DS07 yang dibudidayakan di Laboratorium Lapangan Terpadu

Universitas Lampung dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Karakteristik klon ubi kayu waxy Unila DS07. (a) daun, (b) tangkai daun, (c)

pucuk daun, dan (d) batang tanaman

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

8

Mesin beras siger sudah dikembangkan untuk mencetak butiran beras siger. Mesin ini

terdiri dari dari komponen: motor penggerak (220V/50 Hz, 2 HP), gear box, screw, lubang

dyes berbentuk oval (6 x 2 mm), pisau pemotong, dan motor penggerak pisau (Al Rasyid et

al.,2017; Subeki et al., 2018c). Komponen mesin beras siger dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Mesin beras siger

Pembuatan beras siger dilakukan dengan cara mencampurkan tepung ubi kayu waxy

dengan air sebanyak 30% (Subeki et al., 2018c). Bahan dicampur dengan mixer lalu dikukus

selama 30 menit. Setelah dingin, bahan dimasukkan ekstruder untuk dicetak menjadi butiran

dan dikeringkan hingga kadar air kurang dari 13% (Al Rasyid et al., 2018; Subeki et al.,

2016). Secara keseluruhan roadmap penelitian beras siger dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Roadmap penelitian beras siger dari ubi kayu

Kendala : - Beras siger

teksturnya

keras

setelah

dingin

2018-2023 - Pengembangan klon ubi kayu waxy Unila DS07 sebagai pangan (beras siger) - Pengembangan beras siger waxy untuk kesehatan (imunitas tubuh cegah covid-19) - Beras singkong dibuat dari klon ubi kayu waxy dengan mesin beras singkong menggunakan screw pendek

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

9

Pemberian beras siger waxy dalam ransum sebesar 60,97% pada mencit dapat

meningkatan jumlah eritrosit 9,34x106/mm3 (Subeki et al., 2020). Eritrosit dalam sistem

imunitas tubuh membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Jumlah eritrosit berkolerasi

dengan hemoglobin untuk membunuh sel patogen dengan cara menghancurkan membran sel

(Yakubu dan Afolayan, 2019; Widyastuti, 2018). Peningkatan imunitas ditandai dengan

terjadinya reactive spleen pada limpa yang akan meningkatkan sel T sebagai regulator

terhadap TH1 dan sel T sitotoksik (Lewis, 2019).

BAB 3. METODE PENELITIAN

Penelitian klon ubi kayu waxy Unila DS07 sebagai bahan baku beras siger untuk

imunitas tubuh cegah covid-19 di Indonesia dilakukan dalam beberapa tahap. Secara rinci

luaran dan indikator keberhasilan setiap tahap dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Bagan alir penelitian beras siger dari klon ubi kayu waxy Unila DS07

3.1. Pelaksanaan Penelitian

a. Pembuatan Beras Siger

Ubi kayu dikupas kulitnya, dicuci bersih lalu diparut dengan mesin pemarut. Ubi kayu

dicuci dengan air (1:3) lalu diperas hingga diperoleh filtrat dan ampas ubi kayu. Filtrat

didiamkan selama 1 jam hingga diperoleh tapioka lalu dikeringkan pada oven suhu 60°C dan

digiling menjadi tepung tapioka. Ampas ubikayu dikeringkan pada oven suhu 60oC hingga

kering dan digiling menjadi tepung ampas ubi kayu (Gambar 7).

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

10

Gambar 7. Pembuatan tepung ubi kayu dan tapioka

Pembuatan beras singkong dilakukan dengan cara mencampurkan kembali tepung ubi

kayu dan tapioka dengan penambahan air 30%. Bahan dicampur hingga merata dengan

mixer kemudian dikukus selama 30 menit. Setelah dingin, bahan dimasukkan mesin beras

siger untuk dicetak menjadi butiran. Butiran yang diperoleh kemudian dikeringkan hingga

kadar air kurang dari 13%. Pengamatan beras siger dilakukan terhadap sifat sensori,

kandungan gizi (AOAC, 2005) dan kadar asam sianida (Tivana et al., 2014).

b. Uji Toksisitas Beras Siger

Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 kali ulangan.

Mencit jantan umur 4 minggu serta bebas infeksi penyakit digunakan dalam percobaan ini.

Mencit diadaptasikan dalam lingkungan laboratorium selama 3 hari. Mencit kemudian

dikelompokkan menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 8 ekor yang

ditempatkan dalam kandang terpisah. Perlakuan yang diberikan pada mencit berupa

komposisi ransum standar AIN-93M yang dimodifikasi, beras siger, beras merah, beras IR-64

seperti pada Tabel 1 (Reeves, 1993). Selanjutnya mencit dipelihara hingga 28 hari dan

diberikan makan minum ad libitum. Pengamatan dilakukan terhadap preparat hati dan ginjal,

serta profil darah dilakukan pada hari ke 28 (Sara et al., 2019; Fukuda et al., 2017).

Kesamaan ragam data diuji dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan uji

Tuckey. Data dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga ragam galat dan uji

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

11

signifikasi untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan. Analisis data lebih

lanjut menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

Tabel 1. Perlakuan kelompok mencit pada uji toksisitas beras siger

c. Imunitas Tubuh

Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 kali ulangan

Mencit jantan umur 4 minggu serta bebas infeksi penyakit digunakan dalam percobaan ini.

Mencit diadaptasikan dalam lingkungan laboratorium selama 3 hari. Mencit dikelompokkan

menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 8 ekor yang ditempatkan

dalam kandang terpisah. Perlakuan yang diberikan pada mencit berupa komposisi ransum

standar AIN-93M yang dimodifikasi, ransum standar yang disubtitusi 500 g beras siger, dan

ransum standar yang disubtitusi 500 g beras IR-64 seperti pada Tabel 2 (Reeves, 1993).

Selanjutnya mencit dipelihara hingga 28 hari dan diberikan makan minum ad libitum.

Pengamatan dilakukan terhadap histologi limfa yang menunjukkan reactive spleen serta

profil darah dilakukan pada hari ke 28 (Bronte and Pittet, 2013; Lewis et al., 2019; Fukuda et

al., 2017). Kesamaan ragam data diuji dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji

dengan uji Tuckey. Data dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga ragam

galat dan uji signifikasi untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan. Analisis

data lebih lanjut menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

12

Tabel 2. Perlakuan kelompok mencit pada uji imunitas beras siger

3.2. Pembagian Tugas

Tabel 3. Pembagian tugas

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

13

3.3. Target Luaran

Tabel 4. Rencana target capaian luaran

BAB 4. RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1. Rencana anggaran biaya

komponen anggaran biaya dan rincian anggaran yang diusulkan ppeellaakkssaannaaaann

ppeenneelliittiiaann kajian penggunaan beras siger dari ubi kayu waxy (Manihot esculenta) untuk

imunitas tubuh cegah covid-19 di indonesia ddaappaatt ddiilliihhaatt ppaaddaa TTaabbeell 55..

Tabel 5. Komponen anggaran biaya dan rincian anggaran yang diusulkan

No Item Satuan Volume Harga Satuan

(Rp)

Total

(Rp)

A Pengadaan alat dan bahan 13,780,000

1 Ubi kayu waxy kg 100 2,000 200,000

2 Analisis Proksimat

- Petroleum eter L 4 200,000 800,000

- Kertas saringWhatman 42 pack 1 350,000 350,000

- H2SO4 L 1 400,000 400,000

- NaOH g 500 1,000 500,000

- Asam borat L 1 200,000 200,000

- Bromcresol green ml 50 13,000 650,000

- Metil merah ml 50 12,000 600,000

- Alcohol L 2,5 286,000 715,000

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

14 - HCl L 1 350,000 350,000

3 Analisis HCN

- AgNO3 g 250 2,000 500,000

- HNO3 g 250 1,600 400,000

- K-thiosianat g 500 900 450,000

- Indikator ferri ml 50 12,000 600,000

4 Analisis toksisitas/imunitas

- Beras merah kg 10 20.000 200,000

- Beras IR-64 kg 10 10.000 100,000

- Pati jagung kg 10 23.000 230,000

- Kasein kg 10 40,000 400,000

- Minyak jagung L 1 60,000 60,000

- CMC g 100 2,000 200,000

- Mineral mix g 350 2,000 700,000

- Vitamin mix g 100 2,000 200,000

- Sukrosa kg 1 15,000 15,000

- L-cystine g 18 25,000 450,000

- Cholin g 25 14,800 370,000

- Kloroform L 1 600,000 600,000

- Formalin L 1 400,000 400,000

- Alkohol Absolut L 1 900,000 900,000

- Xylol L 1 345,000 345,000

- Paraffin L 1 245,000 245,000

- Harris Hematoxylin ml 50 11,000 550,000

- Aquadest L 20 5,000 100,000

- Eosin ml 50 7,000 350,000

- Slide preparat glass pack 1 200,000 200,000

5 Analisis darah

- Jarum suntik sebanyak 1 cc pack 2 100,000 200,000

- Tabung EDTA 3 mL Pack 5 250,000 250,000

B Biaya perjalanan 10,000,000

1 Transportasi lokal 2 orang (@

Rp.250.000)

bulan 8 500,000 4,000,000

2 Seminar internasional 1 orang kali 1 2,000,000 2,000,000

3 Tiket pesawat PP 1 orang paket 1 2,000,000 2,000,000

4 Akomodasi Seminar 1 orang hari 2 1,000,000 2,000,000

C ATK/bahan habis pakai 3,500,000

1 Kertas A4 rim 10 50,000 500,000

2 Cartridge Tinta Warna buah 1 500,000 500,000

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

15

3 Cartridge Tinta Hitam buah 1 500,000 500,000

4 Internet dan komunikasi bulan 8 200,000 1,600,000

5 Kertas photo buah 2 200,000 400,000

D Laporan/diseminasi/publikasi 12,720,000

1 Fotokopi dan jilid Laporan buah 12 60.000 720,000

2 Publikasi jurnal scopus kali 1 5,000,000 5,000,000

3 Seminar Internasional kali 1 2,500,000 2,500,000

4 Seminar tesis hasil penelitian kali 1 1.000.000 1.000.000

5 Pendaftaran paten kali 1 3.500.000 3.500.000

Total 40,000,000

4.2. Jadwal Penelitian

Tabel 6. Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian selama 6 bulan

No Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6

1 Studi pustaka

2 Persiapan penelitian 3 Pembuatan beras siger waxy 4 Pengujian sensori, proksimat, dan HCN 5 Pengujian toksisitas beras siger waxy 6 Pengujian imunitas beras siger waxy 7 Analisis data 8 Aplikasi paten sederhana 9 Penulisan jurnal terindeks scopus 10 Presentasi pada seminar internasional

11 Seminar hasil penelitian program Magister Teknologi

Agroindustri 12 Penulisan laporan

REFERENSI

Al Rasyid, H., Subeki, Satyajaya, W., Utomo, T.P., Suroso, E., dan Adawiyah, R. 2017.

Pengembangan lumbung beras siger di Desa Way Kandis – Bandar Lampung. In:

Seminar Nasional Hasil-Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Unila, 4 November

2017, Hotel Emersia Bandar Lampung.

Al Rasyid, H., Subeki, Satyajaya, W., and Adawiyah, R. 2018. Marketing and development

strategy of siger rice from cassava in Way Kandis Village, District Tanjung Seneng-

Bandar Lampung. In: International Conference of Green Agroindustry and

Bioeconomics (ICGAB) 2018, 18-20 September 2018, UB-Malang.

Aiemnaka, P., Wongkaew, A., Chanthaworn, J., Nagashima, S. K., Boonma, S., Authapun, J.,

Jenweerawata, S., Kongsilaa, P., Kittipadakula, P., Nakasathiena, S.,

Sreewongchaia, T., Wannaratc, W., Vichukitab, V., Becerra López-Lavalled, L.A.,

Ceballos, H., Rojanaridpiched, C., and Phumichai, C. 2012. Molecular

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

16

characterization of a spontaneous waxy starch mutation in cassava. Crop Science,

52: 2121-2130.

AOAC. 2005. Official methods of analysis of AOAC international. Virginia: USA AOAC

International.

Bradbury, J.H. 2006. Simple wetting method to reduce cyanogen content of cassava flour.

Journal of Food Composition and Analysis, 19: 388-393.

Bronte, V., Pittet, M.J. 2013. The spleen in local and systemic regulation of immunity.

Immunity, 39: 806-818.

Ceraolo, C. and Giorgi, F.M. 2020. Genomic variance of the 2019‐nCoV coronavirus. J. Med.

Virol., 92: 522-528

Ceballos, H., Sánchez, T., Morante, N., Fregene, M., Dufour, D., Smith, A. M., Denyer, K.,

Pérez, J.C., Calle, F. and Mestres, C. 2019. Discovery of an amylose-free starch

mutant in cassava (Manihot esculenta Crantz). Journal of Agricultural and Food

Chemistry, 55: 7469-7476.

Colovai, A.I., Christina, G., Eric, K.H., Mushahid, F., Nicole, S., Giorgio, C., Attilio, O. 2014. Flow cytometric analysis of reactive spleen. Modern Pathology, 17: 918-927.

Fuglie, K.O., Oates, C.G., and Xie, J. 2016. Root crops, starch and agro-industrialization in

Asia. Social Sciences Working Paper Series (CIP), International Potato Center

(CIP), Lima, Peru.

Fukuda, T., Asou, E., Nogi, K., and Goto, K. 2017. Evaluation of mouse red blood cell and

platelet counting with an automated hematology analyze, J. Vet. Med. Sci., 79(10):

1707–1711.

Gao, K, Nguyen, D.D., Wang, R., Wei, G. 2020. Machine intelligence design of 2019-nCoV

drugs. bioRxiv. (PrePrint 2020, cited 14 February 2020). Available from:

https://www.biorxiv.org/content/10.1101/2020.0 1.30.927889v1.full.pdf+htm

Ginting, E. and Widodo, Y. 2013. Cyanide reduction in cassava root products through

processing and selection of cultivars in relation to food safety. Buletin Palawija, 25:

25-36.

Gomanda, S. V., Lamberts, L., Derde, L. J., Goesaert, H., Vandeputte, G. E., Goderis, B.,

Visserc, R.G.F. and Delcour, J. A. 2010. Structural properties and gelatinization

characteristics of potato and cassava starches and mutants thereof. Food

Hydrocolloids, 24: 307-317.

Hoffmann, M., Kleine-Weber, H., Krüger, N., Müller, M., Drosten, C., Pöhlmann, S. 2020.

The novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) uses the SARS1 corona virus receptor

ACE2 and the cellular protease TMPRSS2 for entry into target cells. bioRxiv.

(PrePrint 2020, cited 14 February 2020). Available from:

https://doi.org/10.1101/2020.01.31.929042

Hoover, R. 2019. Composition, molecular structure, and physicochemical properties of tuber

and root starches: a review. Carbohydrate Polymers, 45: 253-267.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Info Infeksi Emerging Kementerian

Kesehatan RI. Updated 2020 March 30; cited 2020 March 31. Available from:

https:// infeksiemerging.kemkes.go.id/.

Koehorst-van Putten, H.J.J., Sudarmonowati, E., Herman, M., Pereira-Bertram, I.J., Wolters,

A.M.A., Meima, H., de Vetten, N., Raemakers, R.G.F. and Visser, R.G.F. 2017.

Field testing and exploitation of genetically modified cassava with low-amylose or

amylose-free starch in Indonesia. Transgenic Research, 21: 39-50.

Lewis, S.M., Williams, A., and Eisenbarth. S.C. 2019. Structure-function of the immune

system in the spleen. Sci Immunol., 4(33): 1-25.

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

17

Liu, T., Hu, J., Kang, M., Lin, L., Zhong, H., Xiao, J. 2020. Transmission dynamics of 2019

novel coronavirus (2019-nCoV). bioRxiv. (Preprint 2020, cited 14 February 2020).

Available from: https://doi.org/10.1101/2020.01.25.919787.

Lu, R., Zhao, X., Li, J., Niu, P., Yang, B., Wu, H., 2020. Genomic characterisation and

epidemiology of 2019 novel coronavirus: implications for virus origins and receptor

binding. Lancet. 395; 565-74.

Matheos, C., Poppy, L., Carla, K. 2018. Gambaran histologik jaringan limpa tikus putih

(Rattus norvegicus) yang diinfeksi Eschericia coli dan diberi madu. e-Biomedik,

1(2): 961-965.

OECD. 2016. Cassava (Manihot esculenta)”, in Safety Assessment of Transgenic Organisms

in the Environment, Volume 6: OECD Consensus Documents, OECD Publishing,

Paris. Preet, S., Prakash, S. 2017. Haematological profile in Rattus norvegicus during

experimental cysticercosis. Journal of Parasitic Diseases, 35 (2): 144-147.

Raemakers, K., Schreuder, M., Suurs, L., Furrer-Verhorst, H., Vincken, J.P., Vetten, N., and

Visser, R.G. 2015. Improved cassava starch by antisense inhibition of granulebound

starch synthase I. Molecular Breeding, 16: 163-172.

Reeves, P.G., Nielsen, F.H., Fahey, G.C.J. 1993. AIN-93 purified diets for laboratory

rodents: final report of the American Institute of Nutrition ad hoc writing committee

on the reformulation of the AIN-76 rodent diet. J. Nutr., 123: 1939-1951.

Sánchez, T., Dufour, D., Moreno, I.X., and Ceballos, H. 2010. Comparison of pasting and gel

stabilities of waxy and normal starches from potato, maize, and rice with those of a

novel waxy cassava starch under thermal, chemical, and mechanical stress. Journal

of Agricultural and Food Chemistry, 58: 5093-5099.

Sara, I., Othman, S.I. and Jumah, M.B. 2019. Histopathological effect of aspartame on liver

and kidney of mice. International Journal of Pharmacology, 15: 336-342.

Satyajaya, W., Subeki, T.P.Utomo, H. Al Rasyid, and S. Diniarti. 2018. Pengaruh Konsumsi

Beras Singkong dari Ubi Kayu terhadap Kadar Glukosa Darah Manusia. In:

Prosiding Pertemuan Tahunan dan Seminar Nasional APTA 2017. Fakultas

Pertanian, Universitas Bengkulu, Bengkulu, pp. 72-81. ISBN 978-602-9071-24-5

Sosrosoedirdjo, R.S.. 1993. Bercocok Tanam Ketela Pohon. Jakarta : CV. Yasaguna.

Subeki, Utomo, T. P., Ibrahim, G.A., Yuliadi, E., and Adawiyah, R. 2020. Effect of siger rice

from waxy cassava (manihot esculenta) on oligosaccharide levels and chemical blood

profiles in mice. Journal of physics conf. Series 1467: 57-68.

Subeki, Satyajaya, W., Udayana, S.N., Khoirunnisa, I., and Busman, H. 2017a. Nutrition and

Toxicology Studies on Singkong Rice From Cassava (Manihot esculenta). In:

Cassava International Conference, 23-25 November 2017, Bandar Lampung.

Subeki, Setyani, S., Nurainy, F., and Purnama Sari, I. 2018a. Study of making siger rice from

cassava (Manihot esculenta) in various harvest age on physical, chemical, and

organoleptic siger Rice. In: The International Conference on Green Agro-Industry

and Bioeconomy Malang-Indonesia, 18-20 September 2018, Malang.

Subeki, Satyajaya, W., Utomo, T.P., and Muhartono. 2017b. The effects of processing

techniques against cyanogen levels during the production of singkong rice from

cassava (Manihot esculenta). In: IC STAR 2017, 18 September, Bandar Lampung.

Subeki, Wardana, I.G.B., Hidayati, S., Zulferiyenni, dan Nurainy, F. 2018b. Kajian

pembuatan beras siger dari tepung ubi kayu (Manihot esculenta) rendah amilosa. In:

Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian - Diseminasi Hasil Penelitian dalam

Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, 13 november 2018, Bukit randu, Bandar

lampung.

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

18

Subeki, Triastuti, I., Utomo, T.P., Satyajaya, W., dan Muhartono. 2018c. Kajian

teknoekonomi usaha produksi beras siger dari ubi kayu. In: P r o s i d i n g Seminar

Nasional PATPI 2017 “Peran Ahli Teknologi Pangan dalam Mewujudkan

Ketahanan Pangan Nasional”. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar

Lampung, pp. 1009-1017. ISBN 976-602-72006-3-0

Subeki, Utomo, T.P., and Muhartono. 2016. Effect of singkong rice from cassava on blood

glucose level and the pancreas in mice induced alloxan. The Usr International

Seminar on Food Security (UISFS). August 23 – 24. Bandar Lampung. Indonesia.

Tivana, L.D., Francisco, J.D.C., Zelder, F., Bergenståhl, B., and Dejmek, P. 2014.

Straightforward rapid spectrophotometric quantification of total cyanogenic

glycosides in fresh and processed cassava products. Food Chem., 158: 20-27. Widyastuti, D.A. 2018. Profil darah tikus putih wistar pada kondisi subkronis

pemberian natrium nitrit. Sain Veteriner, 31(2): 201-215.

Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia.

Yakuba, M.T., Afolayan, A.J. 2019. Effect of aqueous extract of Bulbine natalensis Baker stem on haematological and serum lipid profile of male wistar rats. Indian Journal Experimental Biology, 47(1): 283-288.

Zhao, S.S., Dufour, D., Sánchez, T., Ceballos, H., and Zhang, P. 2017. Development of waxy

cassava with different biological and physico-chemical characteristics of starches for

industrial applications. Biotechnology and Bioengineering, 108: 1925-1935.

Zhou, P., Yang, X., Wang, X., 2020. A pneumonia outbreak associated with a new corona

virus of probable bat origin. Nature, 579: 270-273.