proposal pemberdayaan pasien jiwa
DESCRIPTION
proposal pemberdayaan pasien jiwaTRANSCRIPT
Proposal Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Mental /
Eks. Psikotik Tahun 2014
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial merupakan upaya yang terarah, terpadu dan
berkelanjutan yang dilakukan oleh berbagai kalangan yakni Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Lembaga Sosial serta masyarakat dalam bentuk layanan sosial guna memenuhi
kebutuhan dasar sebagai hak setiap warga Negara. Dalam hal ini meliputi rehabilitasi
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial. Hal ini tertuang
dalam Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat. Pemerintah berkewajiban mengarahkan,
membimbing, melindungi serta menumbuhkan suasana yang mendukung masyarakat
sehingga saling menjunjang dan melengkapi dalam terwujudnya tujuan pembangunan
nasional.
Salah satu masalah kesejahteraan sosial yang menjadi sasaran Pemerintah melalui
penanganan Yayasan Tabina yaitu tuna laras (eks. Psikotik) yang merupakan penyandang
disabilitas dengan kecacatan mental akibat pernah mengalami gangguan jiwa dengan
gejala psikotik. Mereka yang biasa disebut sebagai penyandang disabilitas eks.psikotik
atau orang gila (stress) dapat diibaratkan sebagai bayangan hitam kehidupan mansusia,
yang selalu dikecam dan dikutuk oleh masyarakat karena tingkah lakunya yang tidak
susila.
Permasalahan Sosial dimasyarakat semakin kompleks khususnya permasalahan
penyandang disabilitas mental eks. Psikotik. Penyandang disabilitas sebagai bagian dari
masyarakat Indonesia berhak mendapatkan pemenuhan hak-hak dasarnya dalam bidang
kesejahteraan sosial. Pemerintah melalui Dinas Sosial pada Bidang Rehabilitasi Sosial
mempunyai Program pembangunan kesejahteraan sosial, diharapkan tidak seorangpun
dari mereka tertinggal dan tidak terjangkau dalam proses pembangunan.
Pada kenyataan dimasyarakat sekarang ini di Provinsi Aceh masih adanya stigma
yang berkembang dimasyarakat terhadap penyandang eks. Psikotik mengakibatkan truma
1
bagi Penyandang disabilitas Eks. Psikotik, sehingga Penyandang disabilitas Eks. Psikotik
menjadi terlantar dan tidak dapat diterima kembali dikeluarga dan dimasyarakat, dengan
adanya stigma serta tidak diberikannya kesempatan bekerja dimasyarakat bagi
Penyandang disabilitas eks. Psikotik menjadikan tingkat kekambuhan Penyandang
disabilitas eks. Psikotik semakin tinggi, sehingga dapat kembali lagi menjadi penderita
gangguan mental.
Pergeseran paradigm pelayanan sosial dari bentuk belas kasihan kepada upaya-
upaya pemenuhan hak-hak orang dengan kecacatan (Right Based), menuntut
pengembagan program yang berorientasi penuh pada hak-hak tersebut program ini
diarahkan untuk diwujudkan kesamaan kesempatan orang Penyandang disabilitas eks.
Psikotik dalam kehidupan dilingkungan keluarga dan bermasyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pribadinya maupun keluarganya.
B. Upaya Penanganan
Yayasan Tabina mempunyai tekad untuk kembali membangun mental dan moral
para penyandang disabilitas eks. psikotik dengan memberdayakan penyandang disabilitas
eks. psikotik yakni dengan memberikan modal usaha bagi mereka sehingga mereka dapat
membuka usaha sendiri dan berkembang. Sehingga terciptanya kemandirian bagi untuk
memenuhi kebutuhan dasar bagi dirinya. Karena tanpa dipungkiri kehadiran mereka
sangat sulit diterima dilingkungan masyarakat dan bahkan keluarganya sendiri. Sehingga
dengan modal usaha ini diharapakan akan membentuk kemandirian bagi penyandang
disabilitas eks. psikotik.
Yayasan Tabina telah melaksanakan Koordinasi dengan Intansi Pemerintah terkait
di Provinsi Aceh dan swasta dalam penangganan penyandang Eks. Psikotik. Yayasan
Tabina juga telah melaksakanan kegiatan Pemberdayaan atau Pembinaan secara intensif
bagi Pasien Jiwa yang telah mandiri secara medis / Eks Psikotik yang masih berada di
Rumah Sakit Jiwa Aceh secara teknis akan dititipkan oleh Yayasan Yabina serta Rumah
Sakit Jiwa Aceh di Rumah Sakit Umum Daerah Jantho Kabupaten Aceh Besar agar dapat
dijadikan sebagai salah satu proses tahap rehabilitasi Penyandang disabilitas Eks. Psikotik
dengan diberikan pelatihan keterampilan sesuai minat serta bakatnya dengan harapan
nantinya dapat mengurangi stigma dan dapat diterima dikeluarga serta dilingkungan
masyarakat.2
Jumlah penyandang disabilitas eks. psikotik yang telah mendapatkan penanganan
atau pengobatan dari BLU RSJ Banda Aceh dan telah dikatakan sembuh secara medis,
namun masih memerlukan pemulihan terhadap fungsi sosialnya berjumlah 300 ( tiga
ratus ) orang dan sudah dapat dikatakan sembuh walaupun tidak pulih total. Untuk 300
orang ini perlu perhatian semua pihak untuk menghindari resiko sosial akibat
kekambuhan penyakitnya melalui langkah-langkah Re-Integrasi kedalam keluarga dan
masyarakat, pemberian modal usaha untuk terciptanya kesibukan dan topangan hidup
Eks. Psikotik sehingga tidak ada kesempatan bagi eks. Psikotik untuk berkurung diri dan
dapat menghindari dari halusinasi.
Namun dalam pelaksanaan program pemberdayaan bagi penyandang disabilitas
eks. psikotik akan dilaksanakan untuk 240 orang eks.psikotik yang ada dilingkungan
BLU RSJ Banda Aceh. Karenanya kami perlu adanya dukungan Kementerian Sosial R.I
untuk terlaksananya program pemberdayaan eks.psikotik tersebut.
C. Kegiatan yang telah dan sedang dilakukan
1. Pemberdayaan
Dalam penanganan penyandang disabilitas ex psikotik yang selama ini kami lakukan
adalah dalam bentuk pendampingan dan pemberian ketrampilan. Ketrampilan yang di
berikan adalah dalm bentuk :
a. Cara bertani
b. Menjahit
c. Cara pemeliahaarn ternak kambing dan bebek
d. Pangkas rambut
e. Dan Usaha lainnya : Doorsmear, jualan, Bengkel/tempel Ban, Kerajinan
2. Tempat
Dikarenakan yayasan tabina belum memiliki tempat , pemberdayaan kepada
penyandang disabilitas eks psykotik ini dilakukan di sebagian ruangan Rumah Sakit
Umum Jantho Kabupaten Aceh Besar yang merupakan tempat pinjaman dari
Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Karena mengingat terbatasnya daya tampung pada
tempat pinjaman tersebut, sebagiannya terpaksa dilakukan pendampingan di rumah
sakit juwa . yang ke 240 orang mereka telah di nyatakan sehat dan sudah sangat 3
mendesak untuk di kembalikan/ di reintegrasi ke keluarga dan masyarakat, karena
suasana di rumah sakit jiwa sangat tidak layak untuk perkembangan mental
penyandang disabilitas eks psikotik tersebut
3. Sumber dana
Dana yang dibutuhkan untuk pemberdayaan kepada klien yang selama ini bersumber
dari sumbangan pihak donator dan Hibah dari Aanggaran Pendapatan dan Belanja
Aceh (APBA). Untuk upaya reintegrasi yang kami harapkan dari kementerian sosial
yaitu 240 orang ( dari 300 eks psychotic, 240 orang di harapkan mendapat bantuan dari
Kementerian Sosial dan sisanya 60 orang akan diupaya penanggulangan dari
APBA/DPA-APBA-P 2014 Dinas Sosial Aceh ).
D. Upaya Pasca Reintegrasi
Peran kami Yayasan Tabina dalam upaya penanganan penyandang disabilitas eks psycotik
tidaklah berakhir sampai dengan pengembalian mereka ke masyarakat dan pemberian
modal usaha, Namun kami berkomitmen akan terus memantau perkembangan usaha
mereka dan kesehatan mental mereka secara berkala dan menyediakan pendampingan
kepada mereka dengan merekrut tenaga lokal dan TKSK serta PSM yang bertugas untuk
pendampingan dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas dalam memantau
perkembangan mental mereka
Untuk setiap 10 orang penyandang disabilitas eks psycotik akan didampingi oleh 1 orang
pendamping, dan jumlah pendampingan akan disesuaikan dengan jarak jauh
penjangkauan bias saja satu orang pendamping akan mendampingi dua orang penyandang
disabilitas eks psycotik
E. Maksud dan Tujuan
1. Memberikan kesempatan pada penyandang disabilitas eks. psikotik untuk mampu
memenuhi kebutuhan pribadinya mungkin bahkan keluarganya.
2. Sebagai motivasi kepada penyandang disabilitas eks. psikotik bahwa mereka mampu
mandiri dan berbuat sesuatu yang bermanfaat terutama bagi dirinya sendiri maupun
orang lain.4
3. Memberikan motivasi kepada penyandang disabilitas eks. psikotik bahwa mereka juga
mampu berkembang dengan memanfaatkan apa yang telah didapat melalui
pemberdayan dengan sebaik-baiknya.
4. Sebagai sarana dalam melaksanakan fungsi sosial sehingga bisa berinteraksi dengan
orang lain.
5. Sebagai pembuktian kepada masyarakat dan orang tua penyandang eks. psikotik bahwa
mereka juga mampu hidup mandiri.
6. Menghilangkan persepsi yang negatif karena tindakan mereka yang tidak susila dapat
berubah menjadi sebuah pujian.
F. Hasil yang diharapkan
1. Adanya peran serta dukungan berbagai pihak terkait sehingga pelaksaan program
pemberdayaan eks. psikotik dapat terlaksana seoptimal mungkin.
2. Penyandang disabilitas eks. psikotik telah mampu untuk mandiri dan menunjukkan
adanya perubahan kearah yang lebih baik untuk pelaksanaan fungsi sosialnya.
3. Adanya perhatian dari masyarakat dan lingkungan sekitar untuk tidak menimbulkan
diskriminasi terhadap penyandang eks.psikotik.
4. Timbulnya kepercayaan dari dalam diri eks. psikotik bahwa mereka dapat melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan bahkan lingkungannya.
5. Penyandang disabilitas eks. psikotik dapat memanfaatkan apa yang telah didapat
melalui pemberdayaan ini dengan sebaik-baiknya.
6. Pendampingan dari pihak yang terkait baik itu petugas BLU RSJ, keluarga maupun
lingkungan agar terlaksana dengan baik.
7. Menghindari terjadinya resiko sosial akibat perilaku Eks. Psikotik.
G. Sasaran
Sasaran dari Program Pemberdayaan ini yaitu :
- Penyandang disabilitas eks. psikotik yang telah mendapat penanganan di BLU RSJ dan
telah dinyatakan sembuh secara medis oleh pihak BLU RSJ.
5
- Penyandang Disabilitas Eks. Psikotik yang telah berada dari masyarakat dengan
kondisi telah sembuh secara medis tetapi tidak dapat diterima secara sosial di
masyarakat.
H. Kegiatan
a. Pemberian bimbingan dan tekhnik pembelajaran tentang pelaksanaan kegiatan yang
akan dilaksanakan dan disertai langsung dengan praktek lapangan. Jenis usaha yang
akan dilaksanakan berupa :
- Menjahit
- Pertanian
- Peternakan
- Dan Usaha lainnya : Doorsmear, Dagang, Bengkel.
b. Bantuan modal usaha Pemberdayaan Disabilitas Eks. Psikotik diperuntukkan 240
( Dua Ratus Empat Puluh Orang ) eks. psikotik binaan BLU RSJ dan Binaan Yayasan
Tabina.
I. Dana
a. Untuk pemberian bimbingan ditanggulangi oleh Yayasan Tabina yang berasal dari
Dana Hibah Pemerintah Aceh, Donatur Anggota Yayasan, Donatur Swasta, Serta
Donatur lainnya yang tidak mengikat sebagai mana termuat pada point B di atas
b. Untuk modal usaha kami harapkan bantuan Bapak Menteri Sosial dari Dana Hibah
dalam Negeri/UKS masing-masing Eks. Psikotik Rp. 5.000.000,- x 150 Org =
Rp. 1.200.000.000,- ( Satu Milyar Dua Ratus Juta Rupiah ) Rincian terlampir.
BAB. II
PENUTUP
6
Demikian proposal ini dibuat, harapan kami semoga dapat dipertimbangkan sehingga
pelaksanaan Program Pemberdayaan Penyandang Disabilitas eks. psikotik dapat terealisasi
dalam wujud nyata.
Banda Aceh, 13 Januari 2014
Hormat Kami,
YAYASAN TABINA
KETUA UMUM
MARLINA USMANNIA. : 201308 121277 0002
7