proposal mix methode

61
1 Tugas Ujian Akhir Semester Contoh Proposal Penelitian Mix Method PENERAPAN MODEL JIGSAW AND COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 KUDUS TAHUN AJARAN 2013/2014 oleh : Bagus Pambajeng Noor Pebriansyah 0102513007 MANAJEMEN PENDIDIKAN

Upload: bagus-ebi

Post on 25-Nov-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh proposal mix method (PTK)

TRANSCRIPT

Tugas Ujian Akhir Semester Contoh Proposal Penelitian Mix Method

PENERAPAN MODEL JIGSAW AND COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELASXI IPS 2 SMA NEGERI 2 KUDUSTAHUN AJARAN 2013/2014

oleh :Bagus Pambajeng Noor Pebriansyah0102513007

MANAJEMEN PENDIDIKANPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI SEMARANGTAHUN 2013DAFTAR ISI

Halaman BAB I. Pendahuluan1. Latar Belakang .......................................................................... 12. Rumusan Masalah ..................................................................... 33. Tujuan Penelitian ....................................................................... 44. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4BAB II. Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan1. Landasan Teoria. Pengertian Belajar ............................................................... 5b. Prinsi-prinsip Belajar .......................................................... 5c. Hakikat Sejarah .................................................................. 6d. Hasil Belajar ....................................................................... 7e. Pembelajaran Sejarah Sesuai KTSP ................................... 9f. Pembelajaran Kooperatif ................................................... 10g. Jigsaw ................................................................................ 11h. Course Review Horay ....................................................... 13i. Jigsaw and Course Review Horay .................................... 142. Hipotesi Tindakan .................................................................. 16BAB III. Metode Penelitian1. Setting Penelitian ................................................................... 172. Desain Penelitian .................................................................... 183. Subjek Penelitian .................................................................... 204. Sumber Data ........................................................................... 215. Alat Pengumpulan Data .......................................................... 216. Teknik dan Analisis Hasil Uji Coba Tes ................................ 217. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ..................................... 268. Tahapan Penelitian.................................................................. 269. Teknik Analisis Data .............................................................. 2710. Indikator Keberhasilan ........................................................... 29

18

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah yang disoroti dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus pada mata pelajaran sejarah. Garis besar yang peneliti ambil berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan, rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah, dilatarbelakangi oleh seni pembelajaran yang masih konvensional. Guru menggunakan metode ceramah, dan memegang kendali dalam kelas, sedangkan siswa masih pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa hanya menjadi pendengar, dan hanya sedikit yang berperan aktif di dalamnya.

1Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 Oktober 2013, tercatat bahwa pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus tidak terkondisikan oleh guru mata pelajaran. Pada awal pembelajaran, sangat mudah bagi guru mengkondisikan kelas untuk mengikuti pembelajaran sejarah. Pembelajaran mendapatkan perhatian dari 40 siswa kelas XI IPS 2 selama 15 menit setelah pembukaan pembelajaran. Setelah 15 menit tersebut berlalu, pembelajaran dengan metode ceramah yang pada saat itu tidak disertai dengan variasi dan siswa yang pasif hanya mendengarkan penejelasan dari guru, mulai tidak mendapat perhaitan dari separuh siswa. Siswa terlihat mulai bosan. Separuh siswa kelas XI IPS 2 lebih tertarik untuk melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran sejarah berlangsung. Tercatat 7 siswa memfungsikan hand phone, 6 siswa ngobrol dengan teman sebangku, dan 9 siswa membuka-buka buku pelajaran sejarah tanpa maksud tertentu. Sedangkan pandangan 18 siswa yang lain masih tertuju pada guru, tetapi pandangan tersebut terlihat kosong. Sering kali guru mengkondisikan kelas dengan mencoba memberi pertanyaan pada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Cara tersebut berhasil membuat semua siswa fokus lagi pada pembelajaran, tapi hanya bertahan 5 menit saja. Setelah itu kelas kembali tidak terkondisikan. Pada akhir pembelajaran guru mencoba mengevaluasi pembelajaran yang sudah dilakukan dengan memanfaatkan 10 menit terakhir untuk tanya-jawab. Tidak semua siswa ikut serta dalam tanya-jawab tersebut. Hanya siswa yang ditunjuk guru saja yang berkesempatan menjawab pertanyaan dari guru. Dari 4 pertanyaan guru yang ditanyakan pada sisiwa, tidak satupun pertanyaan dijawab dengan benar. Terbukti siswa tidak menguasai materi yang disampaikan. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus seperti yang tergambarkan di atas menyebabkan materi tidak dikuasai oleh siswa sepenuhnya, sehingga menyebabkan hasil belajar sejarah dan persentase ketuntasan siswa kelas XI IPS 2 dengan nilai KKM 65, lebih rendah dari 2 kelas XI program IPS yang lain.Dengan melihat kondisi pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 tersebut, diperlukan alternatif baru untuk memperbaiaki pembelajaran sejarah, meningkatkan hasil dan persentase ketuntasan belajar di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang harus diterapkan guna menjawab permasalahan tersebut. Penerapan model Jigsaw and Course Review Horay dalam satu kelas, diharapkan mampu memperbaiki proses pembelajaran sejarah yang meliputi profesionalisme guru dan keaktifan siswa, sehingga berdampak pada meningkatnya hasil dan persentase ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus dalam pelajaran sejarah.Jigsaw and Course Review Horay merupakan penggabungan dua model pembelajaran yaitu Jigsaw and Course Review Horay. Aturan main yang saling terkait dalam Jigsaw mengharuskan guru mengontrol kelas agar semua aturan main terlaksana. Sedangkan masing-masing siswa dibebankan untuk mencari dan menularkan informasi atau materi pada teman satu kelompoknya, sehingga mengharuskan siswa aktif dalam pembelajaran dan menguasai informasi atau materi yang telah dibebankan. Untuk mengevaluasi pembelajaran guru mengadakan tanya-jawab pada beberapa siswa. Model pembelajaran Course Review Horay menitikberatkan pada evaluasi pembelajaran yang berupa tanya-jawab. Dalam aturan mainnya, setelah guru menyajikan materi, semua siswa diwajibkan menjawab pertanyaan yang akan guru sampaikan dan setelah itu jawaban langsung dibahas bersama-sama. Ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa karena mengetahui seberapa besar penyerapan materi yang sudah disampaikan.Dengan menggabungakan dua model pembelajaran tersebut dan menghilangkan tahap tanya-jawab dalam model Jigsaw dan tahap penyampaian materi dalam model Course Review Horay, dapat dirasa manfaat penggabungannya, yaitu guru tidak hanya berperan sebagai sumber materi tapi juga sebagai fasilitator dan koordinator dalam suatu pembelajaran. Sedangkan siswa dapat ikut serta secara aktif dalam pembelajaran dan penguasaan materi lebih tinggi sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti mengkaji permasalahan tersebut dengan judul Penerapan model Jigsaw and Course Review Horay untuk meningkatkan hasil belajar sejarah Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2013/ 2014. B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan diungkap adalah: 1. Apakah penerapan model Jigsaw and Course Review Horay dapat memperbaiki pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus ?2. Apakah penerapan model Jigsaw and Course Review Horay dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus? C. Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:1. Mengetahui dan memperoleh gambaran penerapan model Jigsaw and Course Review Horay dapat memperbaiki pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus.2. Mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model Jigsaw and Course Review Horay di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus.

D. Manfaat PenelitianManfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah :1. Manfaat bagi siswa a. Meningkatkan hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sejarah, melalui model Jigsaw and Course Review Horay.b. Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada proses pembelajaran sejarah, melalui model pembelajaran kooperatif Jigsaw and Course Review Horay di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus.2. Manfaat bagi Guru a. Meningkatkan pembelajaran sejarah secara maksimal.b. Meningkatkan profesionalitas guru.

BAB IILANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori1. Pengertian BelajarBelajar bukan hanya mengingat, akan tetapi luas dari itu, yakni mengalami. Menurut Chaplin (Syah, 1997:90), belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.Setiap tahap dalam belajar sangat penting dan menentukan keberhasilan dari proses belajar tersebut.Di dalam proses belajar yang terpenting adalah partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk itu, meningkatkan proses belajar, perlu lingkungan yang dinamakan discovery learning environment, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui (J. Bruner dalam Slameto, 2003:11).

2. Prinsip-Prinsip BelajarPrinsip belajar adalah dasar atau asas yang harus dapat dilaksanakan oleh siswa dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Adapun prinsip-prinsip belajar itu antara lain sebagai berikut :a. Berdasarkan prasyaratan, yang diperlukan untuk belajar yaitu:1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan instruksional.3) 5Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.4) Belajar perlu ada interaksisiswa dengan lingkungannya.b. Sesuai hakikat belajar1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discoveri.3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapat pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.c. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.d. Syarat keberhasilan belajar1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian, ketrampilan, dan sikap itu mendalam dalam siswa.(Slameto, 2003:27)3. Hakikat Sejaraha. Pengertian SejarahSejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia (Badrika, 2004:3 ).

b. Fungsi SejarahProses sejarah memberikan pengalaman, pelajaran, dan pemantapan kepribadian seorang individu bagi masyarakat dan bangsa.Sejarah yang mencatat berbagai peristiwa dari masa satu ke masa lainnya mengakibatkan peranannya sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, sejarah dapat menjadi penghubung dari generasi sekarang dengan generasi terdahulu. Melalui berbagai tulisan sejarah, generasi sekarang dapat mengetahui dan memahami berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau, sehingga generasi sekarang dapat menentukan sikap dan langkah-langkah kehidupannya menuju masa depan (Badrika, 2004:21).

c. Tujuan SejarahPengajaran sejarah bertujuan agar siswa mampu memahami makna penting dalam suatu peristiwa sejarah dan menjadikannya pelajaran untuk melangkah ke depan.d. Ruang Lingkup SejarahRuang lingkup sejarah meliputi hal-hal sebagai berikut :1) Sejarah sebagai peristiwa realitas yaitu peristiwa atau kejadian sejarah itu benar-benar ada dan terjadi. 2) Sejarah sebgai kisah yaitu peristiwa masa lampau dihadirkan kembali sebagai data sejarah.3) Sejarah sebagai ilmu yaitu suatu susunan pengetahuan tentang peristiwa dan cerita yang terjadi dalam masyarakat pada masa lampau.4) Sejarah sebagai seni yaitu pada penulisan sejarah, penulis menggunakan imajinasi, intuisi, emosi dan gaya bahasa.(Historia, 2008:3)4. Hasil BelajarHasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar (Anni, 2006:5). Dengan mengacu pada teori tersebut hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa sebagai ukuran kemampuan siswa setelah melakukan aktifitas belajar untuk mencapai hasil yang diinginkan. Keberhasilan belajar seseorang tergantung dari banyaknya variabel yang mempengaruhi. Adapun variabel-variabel tersebut antara lain:a. Kondisi fisik (jasmani) dan psikisJasmani dan psikis seseorang mempengaruhi irama kecepatan belajar. Siswa yang keadaan fisikya kurang beruntung, seperti kurang pendengaran, mempunyai kelainan mata, suka gugup, perasa dan kurang dapat mengendalikan diri, tentu hasil belajarnya akan berbeda dengan siswa yang memiliki panca indra sempurna. Mental anak tidak begitu besar pengaruhnya terhadap kecepatan belajar, karena mental anak tumbuh dan berkembang setelah mereka mengadakan interaksi dengan lingkungannya.b. Lingkungan keluargaLingkungan anak didik akan mempengaruhi kecepatan belajar siswa. Anak yang berada pada lingkungan keluarga yang berada secara materiil dapat dapat menyediakan fasilitas belajar yang cukup sehingga anak akan terbiasa terangsang untuk belajar daripada mereka yang kurang beruntung berada dalam lingkungan keluarga yang kurang mampu memberikan fasilitas.c. KepribadianKepribadian seseorang sangat peka dan gampang dipengaruhi oleh pengalaman, sehingga kejadian kecil yang dialami dapat mempengaruhi perkembanga kepribadiannya. Perbedaan kepribadian ini diasumsikan mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap keberhasilan belajar, perhatian dan cita-citanya.Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa setiap anak mempunyai watak dan pribadi yang berbeda-beda sehingga kecepatan berkembangnyapun berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan dasar, kebiasaan, perhatian, sikap, pribadi, dan cita-cita yang ditanamkan orang tua pada dirinya.(Syah, 1997:132)5. Pembelajaran Sejarah Sesuai KTSPDimyati (1994:284) pembelajaran adalah kegiatan-kegiatan guru secara terperogram dalam disain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif menerangkan pada penyedia sumber belajar.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Mulyasa, 2007:20).KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar, dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.Pembelajaran bebrasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum operasional dalam bentuk pembelajaran (Mulyasa, 2007:246).

Dari uraian di atas, mengenai pembelajaran dan KTSP, maka makna pembelajaran sejarah yang sesuai dengan KTSP adalah pembelajaran dalam mata pelajaran sejarah yang didalamnya guru tidak lagi terkungkung sebagai guru sejarah yang birokratif, yang hanya mengikuti apa yang diinstruksikan atasan, akan tetapi berubah menjadi guru sejarah yang profesional, yakni guru yang menentukan, berpikir kreatif, dan kontekstual. Kurikulum sejarah untuk sekolah, diwujudkan menjadi pembelajaran yang bermakna, tidak sekedar hafalan. Pembelajaran sejarah di sekolah dapat dilakukan dengan berbagai metode dan model pembelajaran yang berkembang. Siswa diajak untuk aktif terlibat dalam melihat dan memaknai kehidupan nyata melalu pembelajaran sejarah. Pengalaman otentik yang diperolehnya dengan menggali masa lalu, semakin mendekatkan dirinya terhadap berbagai masalah ketika menganalisis sejarah yang bersifat lokal, dan melekatlah pengalaman belajarnya tersebut sehingga menjadi bermakna dalam dirinya.6. Pembelajaran KooperatifPembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat digunakann guru setiap hari untuk membantu siswanya belajar setiap mata pelajaran,mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu belajar satu sama lainnya.Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Ada unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinakan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif (Lie, 2004:29).

Contoh dari pembelajaran kooperatif antara lain : Lesson Study, Examples Non Examples, Picture and Picture, Numbered Head Together, Cooperative Script, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Explicit Instruction (pengajaran langsung), Inside-outside-circle (lingkaran kecil-lingkaran besar), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Student Fasilitator and Explaining, Course Review Horay, Talking Stick, Bertukar Pasangan, Snowball Throwing, Artikulasi, Mind Maping, Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Kepala Bernomor Struktur (modifikasi dari Number Heads), Scramble, Word Square, Kartu Arisan, Concept Sentence, Make-Amatch (mencari pasangan), Take and Give, Tebak Kata, Jigsaw, Metode Diskusi, metode Investigasi Kelompok, metode Inquiry, Debat, metode Role Playing, Problem Solving, Teams Games Tournament (TGT) (Endy, learning-with-me.blogspot.com). Semua jenis-jenis metode dari pembelajaran kooperatif ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.7. JigsawMenurut Arends, R. I., (Budiningrat dalam Hakim, 1997:17) mengenai pembelajara kooperatif tipe Jigsaw.Jigsaw merupakan tipe model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen yang beranggotakan 4 6 orang siswa dengan materi akademis yang yang disajikan pada siswa berupa teks,dan setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan bagian materi tersebut kepada anggota tim lain.

Pembelajaran kooperatif Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian siswa harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.Pada strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.Adapun kerangka pembelajaran Jigsaw adalah sebaai berikut :a. Tahap Pendahuluan1) Review, apersepsi, motivasi.2) Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang dipakai dan menjelaskan manfaatnya.3) Pembentukan kelompok.4) Setiap kelompok terdiri dari 4 6 siswa dengan kemampuan yang heterogen.5) Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok.b. Tahap Penugasan1) Siswa dengan materi / soal sama bergabung dalam kelompok ahli danberusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima.2) Guru memberi bantuan seperlunya.c. Tahap Penularan1) Siswa kembali pada kelompok asalnya.2) Setiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi dari siswa lain.3) Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal.4) Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal.d. Penutup1) Guru bersama siswa membahas soal.2) Pada akhir pembelajaran diadakan tanya jawab yang bersifat individual, diantara siswa tidak boleh saling membantu.3) Skor dari masing-masing kelompok asal saling dibandingkan untuk menentukan kelompok asal mana yang paling berhasil.Beberapa kelebihan dari model pembelajaran Jigsaw adalah : (1) peserta didik yang pandai akan membantu teman-temannya yang lain ikut serta dalam proses belajar mengajar, (2) dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, (3) suasana kelas menyenangkan, (3) peserta didik dan guru sama-sama antusias dalam proses belajar mengajar, (4) keterampilan kooperatif peserta didik dapat dilatih dengan baik. Adapun kelemahan model pembelajaran Jigsaw yaitu dominasi peserta didik yang pandai lebih sering terjadi karena model pembelajaran ini didesain sebagai model pembelajaran dari peserta didik untuk peserta didik dimana campur tangan guru sangat terbatas (Panitia Sertifikasi Guru Royan 12 Lembaga Pengembangan Pendidikan UNNES, 2007).8. Course Review HorayCourse Review Horay adalah suatu model pembelajaran kooperatif dengan pengujian pemahaman menggunakan soal, dan jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu yang telah dilengkapai dengan nomor. Nomor tersebut berupa nomor soal yang telah ditentukan oleh guru. Setelah itu jawaban langsung didiskusikan bersama. Apabila jawaban siswa benar, maka akan mendapatkan tanda benar (v) dan langsung berteriak horay.Dalam Course Review Horay siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-6 siswa, kemudian disuruh membuat kartu sesuai dengan kebutuhan dan setiap kartu diisi dengan nomor soal yang telah ditentukan oleh guru. Kemudian guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kartu yang nomornya disebutkan guru. Kemudian jawaban langsung didiskusikan bersama. Kalau jawaban benar diisi tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang (x). Siswa yang sudah mendapat tanda benar (v) langsung berteriak horay. Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa lebih semangat dalam belajar, karena pembelajarannya tidak monoton diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.Langkah-langkah dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut : (1) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (2) guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi sesuai topik, (3) memberikan siswa tanya jawab, (4) guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok , (5) untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kartu sesuai dengan kebutuhan dan setiap kartu diisi angka sesuai dengan selera masing-masing, (6) guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kartu yang nomornya disebutkan oleh guru kemudian langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda (v) dan salah diisi tanda (x), (7) siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertikal harus segera berteriak horay, (8) nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh. Kelebihan dari model pembelajaran ini antara lain : (1) pembelajarannya yang menarik mendorong siswa untuk dapat sepenuhnya mengikuti proses belajar mengajar, (2) melatih kerjasama. Dan kelemahan model pembelajaran ini antara lain : (1) siswa aktif dan pasif nilainya disamakan, (2) adanya peluang untuk berbuat curang (Panitia Sertifikasi Guru Royan 12 Lembaga Pengembangan Pendidikan UNNES, 2007).9. Jigsaw and Course Review HorayJigsaw and Course Review Horay merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang menggabungakan dan menghilangkan beberapa tahap dari model Jigsaw and Course Review Horay. Dalam hal ini Jigsaw berperan sebagai model yang berfungsi variasi bagi guru dalam memberikan materi suatu pelajaran, dan Course Review Horay sebagai variasi bagi guru dalam memberikan evaluasi di akhir pembelajaran.Langkah-langkah dalam Jigsaw and Course Review Horay adalah sebagai berikut:a. Tahap Pendahuluan1) Review, apersepsi, motivasi.2) Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang dipakai dan menjelaskan manfaatnya.3) Pembentukan kelompok.4) Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen.5) Pembagian soal rangsangan (terdiri dari 5 soal yang berisi tentang materi yang akan dibahas), pada setiap kelompok dan masing-masing anggota mendapat satu soal rangsangan.b. Tahap Penugasan1) Siswa dengan soal sama bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima dengan memahami dan mencatat.2) Guru memberi bantuan seperlunya.c. Tahap Penularan1) Siswa kembali pada kelompok asalnya.2) Setiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi dari siswa lain secara bergantian.3) Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal dalam menjawab 5 soal rangsangan yang diberikan.4) Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal.5) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.d. Penutup1) Guru mebagi satu kartu jawaban pada setiap siswa dengan porsi kartu, satu nomor soal dan satu jawaban.2) Guru meminta setiap siswa mengisi kolom nomor dalam kartu tersebut dengan nomor yang disukai antara 1 sampai 7.3) Guru membacakan soal penutup dari 1 sampai 7 secara acak dengan memberikan waktu menjawab bagi siswa yang memilih nomor tersebut setiap kali guru selesai membacakan 1 soal.4) Guru mengumpulkan kartu jawaban masing-masing kelompok dan menukarkan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, sehingga masing-masing kelompok memegang kartu jawaban kelompok lain.5) Guru dan siswa membahas dan mengkoreksi jawaban. Untuk kartu yang memiliki jawaban benar langsung deberi tanda () pada kartu. Kelompok yang paling banyak mendapatkan tanda () dipersilahkan berteriak horay atau mengekspresikan kemenangannya dengan cara lain.Beberapa kelebihan dari model Jigsaw and Course Review Horay adalah sebagai berikut: (1) guru tidak hanya berperan sebagai sumber materi tapi juga sebagai fasilitator dan koordinator dalam suatu pembelajaran, (2) siswa dapat ikut serta secara aktif dalam pembelajaran, (3) suasana kelas menyenangkan, (4) guru dapat mengetahui seberapa besar penyerapan siswa terhadap materi yang disampaikan, dan (5) melatih siswa dalam kerja sama. Kelemahan model ini adalah: (1) waktu yang dibutuhkan cukup banyak, (2) adanya peluang untuk berbuat curang.

B. Hipotesis TindakanHipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan kolaborasi model pembelajaran Jigsaw and Course Review Horay pada pembelajaran sejarah, dapat memperbaiki proses pembelajaran sejarah dan meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Setting PenelitianPenelitian dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus pada semester genap tahun pembelajaran 2013/2014. Lokasi SMA Negeri 2 Kudus cukup strategis, karena letaknya yang dekat dengan jalan raya, yaitu di jalan Ganesha Purwosari, Kudus, Jawa Tengah. Kondisi fisik bangunan gedung di sekolah ini sudah baik dan cukup lengkap. Mulai dari kantor kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, TU, ruang kelas, perpustakaan siswa, laboratorium fisika, laboratoriaum biologi, laboratorium kimia, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, peribadatan, lapangan olahraga, lapangan upacara, ruang layanan BK, ruang UKS, ruang komite sekolah, ruang osis, kantin, ruang media, ruang penjaga sekolah, pos keamanan, gudang, dan kamar mandi. Untuk fasilitas SMA Negeri 2 Kudus sudah menyediakan layanan wifi.Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan variabel berupa hasil belajar siswa. Jumlah keseluruhan siswa kelas XI IPS 2 sebanyak 40 siswa. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 18 anak dan jumlah siswa perempuan sebanyak 22 anak. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus, sedangkan jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif yang berupa hasil belajar yang diambil dari nilai tes (pre-test dan post-test) mata pelajaran sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus. Teknik pengambilan data dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk data hasil belajar.

17B. Desain PenelitianPenelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali siklus tindakan, dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari 4 fase yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Keempat fase dari suatu siklus dalam sebuah PTK digambarkan dalam sebuah lingakaran PTK seperti ditunjukkan dalam gambar berikut

Deskripsi Pelaksanaan Siklus

refleksi perencanaan siklus 1 observasi perencanaan refleksi aksi siklus 2

aksi observasi

(Aqib, 2006:21).Adapun rencana pelaksanaan dalam setiap siklus adalah sebagai berikut:1. Fase PerencanaanPada tahap perencanaan dilakukan kegiatan:a. Persiapan, yang meliputi pemilihan atau penentuan materi pembelajaran (Kebijakan Politik Pemerintah Pendudukan Jepang untuk siklus I dan Sistem Mobilisasi dan Kontrol Pemerintah Pendudukan Jepang, serta Dampaknya Terhadap Masyarakat untuk siklus II), informasi atau materi yang akan dicari dan ditularkan oleh siswa, soal dan jawaban pre-test dan post-test untuk siklus I dan II, soal rangsangan dan penutup beserta jawabannya, lembar observasi keaktifan siswa silus I dan II, lembar kinerja guru siklus I dan II, dan lembar pengamaan proses pembelajaran siklus I dan II.b. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I dan II.2. Fase Pelaksanaan Tindakan dan Observasia. Diawal pembelajaran, peneliti dan patner menyiapkan informasi atau materi yang akan dicari dan ditularkan siswa (siklus I berkaitan dengan Kebijakan Politik Pemerintah Pendudukan Jepang dan siklus II berkaitan dengan Sistem Mobilisasi dan Kontrol Pemerintah Pendudukan Jepang, serta Dampaknya Terhadap Masyarakat untuk siklus II).b. Guru menyampaikan pokok bahasan yang akan dipelajari (siklus I berkaitan dengan Kebijakan Politik Pemerintah Pendudukan Jepang dan siklus II berkaitan dengan Sistem Mobilisasi dan Kontrol Pemerintah Pendudukan Jepang, serta Dampaknya Terhadap Masyarakat untuk siklus II) lalu menjelaskan kegiatan dan tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa sesuai dengan aturan main dalam model Jigsaw and Course Review Horay.c. Siswa mengerjakan pre-test siklus I untuk siklus I dan pre-test siklus II untuk siklus II.d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang berlaku untuk siklus I dan II.e. Disetiap siklus peneliti mambagikan kartu jawaban dan soal rangsangan I untuk siklus I dan soal rangsangan II untuk siklus II, pada setiap kelompok.f. Masing-masing siswa melaksanakan tugas (mencari dan menularkan informasi atau materi) yang sudah diberikan.g. Siswa bersama-sama kelompoknya menyelesaikan soal rangsangan yang diberikan.h. Peneliti memantau proses pembelajaran pada siklus I dan II dan mencatatnya dalam lembar pengamatan proses pembelajaran.i. Setelah selesai, guru bersama siswa membahas jawaban atas soal rangsangan yang diberikan.j. Guru meminta pada masing-masing siswa untuk mengisi satu nomor sesuai dengan pilihan sendiri pada kartu jawaban yang sudah dibagikan.k. Siswa menjawab soal dari guru sesuai dengan nomor yang mereka pilih.l. Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban dari soal penutup.m. Akhir pembelajaran, siswa mengerjakan post-test I uantuk siklus I dan post-test II uantuk siklus II .3. Fase Analisis dan Refleksi Pada fase ini, guru bersama-sama dengan peneliti melakukan diskusi untuk menganalisis jalannya proses pembelajaran pada siklus I dan II yang telah berlangsung. Adapun dasar-dasar yang digunakan peneliti dan guru dalam melakukan analisis, antara lain:a. Apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan rencana tindakan?b. Apakah hasil proses pembelajaran yang telah berlangsung sudah mencapai target penelitian?c. Masalah-masalah apa saja yang perlu diatasi atau mempengaruhi jalannya pelaksanaan tindakan?

C. Subjek PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Kudus semester 2, yang berjumlah 40 orang siswa. Pengambilan subjek ini atas pertimbangn prosese pembelajaran sejarah yang perlu perbaikan dan prosentase pencapaian KKM ( 65), yang tidak mencapai 85 %.

D. Sumber DataSumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Data hasil observasi keaktifan siswa.2. Data hasil kinerja guru.3. Data pengamatan proses belajar mengajar.4. Data hasil nilai belajar siswa.

E. Alat Pengumpulan DataAlat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:1. Lembar observasi keaktifan siswa (lampiran 35).2. Lembar kinerja guru (lampiran 38).3. Lembar pengamatan proses belajar mengajar.4. Pre-test dan post-test.

F. Teknik dan Analisis Hasil Uji Coba Tes 1. ValiditasValiditas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Soal dikatakan valid jika soal tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur (Arikunto, 2006:58).Rumus yang dipakai adalah:

Keterangan :

= koefisien korelasi biseralMp= rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soalMt= rata-rata skor totalSt= standart deviasi skor totalp= proporsi siswa yang menjawab benar banyaknya siswa yang menjawab benar p = jumlah seluruh siswa

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 p)(Arikunto, 2006:79)Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi di atas, maka dipeoleh soal-soal yang valid dan tidak valid. Hasil perhitungan validitas soal uji coba dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Rekap Hasil Perhitungan Validitas Soal Uji CobaPre-test dan Post-test Siklus I dan IINoKriteriaNomor SoalKet.

Siklus ISiklus II

1Valid 1,2,3,4,5,9,11,12,13,14,15,16,18,19,201,2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,13,14,15,16,19,20,23,24,25Dipakai

2Tidak valid6, 7, 8, 10, 17, 21, 228,17,18,21,22,26Tidak dipakai

2. ReliabilitasRumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen tes pada penelitian ini adalah KR-20, sebagai berikut:

r11 = dengan Keterangan :r11= reliabilitas tes secara keseluruhanp= proporsi subjek yang menjawab item dengan benarq= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

= jumlah hasil perkalian antara p dan qn= banyaknya itemS= standar deviasi dari tesx= nilai tiap butir tesKriteria pengujian reliabilitas tes yaitu setelah didapatkan kemudian dikonsultasikan dengan harga r pada tabel, jika rhitung>rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel.Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus KR-20 terhadap hasil uji coba tes siklus I diperoleh = 0,72 dan siklus II diperoleh = 0,77 sehingga dapat disimpulkan bahwa tes tersebut reliabel.3. Taraf Kesukaran Butir SoalSoal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Teknik perhitungan tingkat kesukaran soal adalah menghitung jumlah test yang gagal menjawab benar atau ada dibawah batas lulus tiap item. Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :IK= indeks kesukaranJBA= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atasJBB= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawahJSA= banyaknya siswa pada kelompok atasJSB= banyaknya siswa pada kelompok bawahPada penelitian ini untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran digunakan tolok ukur sebagai berikut :Jika IK = 0,00 adalah soal terlalu sukarJika IK = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukarJika IK = 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedangJika IK = 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudahSetelah dilakukan analisis taraf kesukaran pada soal uji coba dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.Tabel 2. Rekap Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba Pre-test dan Post-test Siklus I dan II NoKriteriaNomor Soal

Siklus ISiklus II

1.Mudah 2,5,9,13,16,181,3,4,5,9,11,13,14,16,19,20,25

2.Sedang 1,3,4,6,11,12,14,15,17,19,202,6,10,12,15,22,23,24

3.Sukar 7,8,10,21,227,8,17,18,21,26

4. Daya Pembeda SoalDaya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai atau berkemampuan rendah. Daya pembeda soal dalam penelitian ini, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:DP= Daya PembedaJBA= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atasJBB= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawahJSA= banyaknya siswa pada kelompok atasPada penelitian ini untuk menginterpretasikan daya pembeda soal digunakan tolok ukur sebagai berikut.

Tabel 3. Tolak Ukur Daya PembedaInterval DPKriteria

DP