proposal metod oi rul

Upload: ali-rumi

Post on 08-Jan-2016

243 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

PROPOSAL METOD Makassar,10 Juni 2014

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DI DOMPET DHUAFA MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Oleh :MAGFIRAH RAMADHANI110 212 0154KHAERUL MAARIF110 212 0122

Pembimbing :1. dr. Yunita, Sp.M, M.Kes2. dr. Wisudawan

DIBAWAKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT MENYELESAIKAN STUDI PREKLINIK

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMAKASSAR2014

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuhPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DI DOMPET DHUAFA MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar.

Makassar, 10 Juni 2014

Penulis

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangProgram Indonesia sehat tahun 2010, memerlukan lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.1Berdasarkan paradigma sehat yang ditetapkan visi Indonesia 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan makmur. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derjat kesehatan cukup besar (30 35% terhadap derajat kesehatan) maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).1Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 (PHBS) adalah keadaan dimana individu individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka mencegah timbulnya penyakit dan masalah masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan masalah masalah kesehatan lain dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan, memanfaatkan pelayanan kesehatan dan mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat.1Berdasarkan uraian di atas, dapat dipastikan pengetahuan akan perilaku hidup bersih dan sehat sangat penting untuk dipahami di masyarakat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mngadakan penelitian mengenai tingkat pengetahuan pasien di Dompet Dhuafa tentang perilaku hidup bersih dan sehat.11.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana tingkat pengetahuan pasien di Dompet Dhuafa tentang perilaku hidup bersih dan sehat?1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumMengetahui tingkat pengetahuan pasien di Dompet Dhuafa tentang perilaku hidup bersih dan sehat1.3.2 Tujuan Khusus2.1 Mengetahui tingkat pengetahuan pasien di Dompet Dhuafa mengenai PHBS pada tingkat pendidikan SD2.2 Mengetahui tingkat pengetahuan pasien di Dompet Dhuafa mengenai PHBS pada tingkat pendidikan SMP2.3 Mengetahui tingkat pengetahuan pasien di Dompet Dhuafa mengenai PHBS pada tingkat pendidikan SMA2.4 Mengetahui tingkat pengetahuan pasien di Dompet Dhuafa mengenai PHBS pada tingkat perguruan tinggi.1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Bagi respondenSebagai pembelajaran untuk mengetahui pentingnya hidup bersih dan sehat1.4.2 Bagi pihak Dompet DhuafaMengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan pasien yang datang berobat akan pentingnya hidup bersih dan sehat dan sebagai acuan untuk meningkatkan pencegahan primer

BAB IITINJAUAN PUSTAKA1.3.1 Tinjauan Umum Pengetahuan2.1.1 Pengertian PengetahuanMenurut Notoatmodjo, pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan what. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan.22.1.2 Kategori PengetahuanMenurut Arikunto pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:a. Baik:Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari seluruh pertanyaanb. Cukup: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh pertanyaanc. Kurang: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari seluruh pertanyaan.32.1.3 Tingkat PengetahuanMenurut Notoatmodjo pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:a. Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendahb. Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, meyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajaric. Aplikasi (Aplication)Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)d. AnalisaAnalisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.e. SintesisMenunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan bagian bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi formulasi yang ada.f. EvaluasiBerkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justfikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek,22.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Mubarak, ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : a. PendidikanPendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkanb. PekerjaanLingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.c. UmurDengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.d. MinatSebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dab menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.e. PengalamanAdalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.f. KebudayaanKebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.g. InformasiKemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.42.2. Tinjauan PerilakuPerilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku individu berkaitan dengan faktor faktor pengetahuan dan sikap individu. Perilaku juga menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma. Sistem nilai adalah acuan tentang hal hal yang dianggap baik dan hal hal yang dianggap buruk. Sedangkan norma adalah aturan tidak tertulis yang disebut norma sosial dan aturan tertulis yang disebut norma hukum. Selain itu, perilaku juga berkaitan dengan dimensi ekonomi dan hal hal lain yang merupakan pendukung perilaku. Perilaku seseorang selain dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikapnya, memiliki acuan kepada sistem nilai dan norma yag dianutnya. Dengan kata lain, sistem nilai dan norma merupakan rambu rambu bagi seseorang untuk melakukan atau tidak memlakukan sesuatu. Sistem nilai dan norma dibuat oleh masyarakat di suatu tatanan untuk dianut oleh individu individu anggota masyarakat tatanan tersebut. Inilah juga yang disebut sebagai faktor faktor predisposisiNamun demikian sistem nilai dan norma, sebagai sistem sosial adalah sesuatu yang dinamis. Artinya, sistem nilai dan norma suatu masyarakat akan berubah mengikuti perubahan perubahan lingkungan dari masyarakat yang bersangkutan. Jadi, antara sistem sistem nilai dan norma di satu pihak dengan individu individu masyarakat di pihak lain, terdapat hubungan ti,bal balik sistem nilai dan norma mempengaruhi perilaku individu, perilaku individu yang berubah akan dapat mengubah sistem nilai dan norma.5

Gambar 1.1. Faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku2.3 Tinjauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1193/MENKES/SK/X/2004 adalah salah satu kebijakan nasional yaitu promosi kesehatan untuk mendukung pencapaian visi Indonesia sehat 2010.62.3.1 Pengertian PHBSPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian PHBS mencakup beratus ratus bahkan mungkin beribu ribu perilaku yang harus dipraktikkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus dipraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolahan air minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolahan limbah cair yang memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok dalam ruangan dan lain lain. Dibidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi, menjadi akseptor keluarga berencana dan lain lain. Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktikan perilaku makan dengan gizi seimbang, minum tablet tambah darah selama hamil, memberi bayi air susu ibu (ASI) eksklusif, mengkonsumsi garam beryodium dan lain lain. Sedangkan di bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKMB), memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan dan lain lain.3.3.1 Program PHBSAdalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.52.3.3 Konsep TatananManusia hidup di berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat atau sistem sosial dimana ia melakukan kegiatan sehari harinya. Di setiap tatanan, faktor faktor individu, lingkungn fisik dan lingkungan sosial berinteraksi dan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula dikatakan bahwa suatu tatanan adalah suatu tempat dimana manusia secara aktif memanipulasi lingkungan sehingga menciptakan dan sekaligus juga mengatasi masalah masalahnya di bidang kesehatan. Jelas bahwa setiap tatanan memiliki kekhasan, sehingga dengan demikian pembinaan PHBS harus disesuaikan untuk masing masing tatanan. Telah disepakati adanya lima tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS, praktik PHBS yang diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga. Telah ditetapkan 10 indikator untuk menetapkan apakah sebuah rumah tangga telah mempraktikkan PHBS. Kesepuluh indikator tersebut merupakan sebagian dari semua perilaku yang harus dipraktikkan di rumah tangga dan dipilih karena dianggap mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan perilaku.Kesepuluh indikator tersebut itu adalah:1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan.3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).72.3.4 Masyarakat Dalam TatananNamun demikian, perlu disadari bahwa PHBS di tatanan rumah tangga sangat dipengaruhi oleh PHBS di tatanan tananan lain. Demikian sebaliknya, PHBS ditatanan - tatanan lain juga dipengaruhi oleh PHBS di tatanan rumah tangga.

Gambar 1.2 Pengaruh tatanan rumah tangga

Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini tidak terbatas pada masyarakat dalam pengertian umum (yaitu tatanan rumah tangga) tetapi juga masyarakat khusus di berbagai tatanan lain. Sebagaimana masyarakat di tatanan rumah tangga yaitu masyarakat umum, masyarakat di masing masing tatanan pun memiliki struktur masyarakat dan peran peran dalam masyarakat. Jika di masyarakat umum terdapat struktur masyarakat formal dan informal, di tatanan tatanan lain pun terdapat pula struktur yang serupa.2.3.5 PHBS Di Berbagai TatananDi atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipraktikkan di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku perilaku tersebut harus dipraktikkan dimana pun seseorang berada di rumah tangga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai.a. PHBS di Rumah TanggaDi rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan rumah tangga ber-PHBS yang mencakup 10 indikator yang telah dijelaskan di atas.b. PHBS di Institusi PendidikanDi institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminar, pedepokan dll) sasaran primer harus mempraktikan perilaku yang dapat menciptakan institusi pendidikan ber-PHB yang mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempatnya, tidak merokok, tidak mengkonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain lain.c. PHBS di Tempat KerjaDi tempat kerja (kantor, pabrik dan lain lain) sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan tempat kerja ber-PHBS yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain lain.d. PHBS di Tempat UmumDi tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga dll) sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan tempat kerja ber-PHBS yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain lain.e. PHBS di Fasilitas Pelayanan KesehatanDi fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, puskesmas, rumah sakit dan lain lain) sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan tempat kerja ber-PHBS yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain lain.5

2.4 Pola Hubungan Variabel yang Diteliti2.4.1 Kerangka Teori

TINGKAT PENGETAHUANTingkat pengetahuan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur, pekerjaan, minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi

PROGRAM PHBS

10 INDIKATOR YANG HARUS DICAPAI

Target Tatanan PHBS

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.4.2 Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka konepKeterangan:Variabel independenVariabel dependenVariabel yang akan diteliti2.5 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif2.5.1 Variabel Dependena. Program PHBS Definisi: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat dngan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (bina support), dan pemberdayaan masyarakat (empevorment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mangatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing masing dan masyarakat atau dapat menerapkan cara cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.8 Cara ukur: data kuisioner Alat ukur : check list Kriteria ObjektifPositif: jika mengetahui 10 indikator PHBSNegatif: jika tidak mengetahui 10 indikator PHBS2.5.2 Variabel Independena. Pengetahuan di tingkat pendidikan SD1) Definisi operasional : adalah gambaran pengetahuan pada tingkat jenjang paling dasar pada pendidikan formal Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan Sekolah Dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama.92) Cara ukur : data kuisioner3) Alat ukur : check list4) Kriteria objektifTau: Pernah mendengar dan melakukan Kurang tau: Pernah mendengar tetapi tidak melakukanTidak tau : Tidak pernah mendengar dan tidak melakukanb. Pengetahuan di tingkat pendidikan SMP1) Definisi operasional : adalah gambaan pengetahuan pada tingkat jenjang dasar pendidikan formal Indonesia. Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas.92) Cara ukur : data kuisioner3) Alat ukur : check list4) Kriteria objektifTau: Pernah mendengar dan melakukanKurang tau: Pernah mendengar tetapi tidak melakukanTidak tau: Tidak pernah mendengar dan tidak melakukanc. Pengetahuan di tingkat pendidikan SMA1) Definisi operasional : adalah gambaran pengetahuan pada tingkat jenjang menengah lanjutan dari pendidikan dasar pada pendidikan formal Indonesia. Sekolah Menengah Atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12. Lulusan Sekolah Menengah Atas dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.92) Cara ukur : data kuisioner3) Alat ukur : check list4) Kriteria ObjektifTau: pernah mendengar dan melakukanKurang tau: pernah mendengar tetapi tidak melakukanTidak tau: tidak pernah mendengar dan tidak melakukand. Pengetahuan di tingka perguruan tinggi1) Definisi operasional : gambaran tingkat pengetahuan pada tingkat perguruan tinggi pendidikan formal Indonesia.92) Cara ukur : data kuisioner3) Alat ukur : check list4) Kriteria ObjektifTau: perna mendegar dan melakukanKurang tau: pernah mendengar tetapi tidak melakukanTidak tau : tidak pernah mendengar dan tidak melakukan

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1 Desain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuisioner pada pasien di Dompet Dhuafa yang merupakan objek utama dalam penelitian ini. Adapun data yang diperoleh dari kuisioner ini kemudian kami gunakan sebagai bahan utama dalam melihat tingkat pengetahuan pasien di Dompet Dhuafa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tahun 2014.3.2 Tempat dan Waktu PenelitianLokasi penelitian yaitu di LKC Dompet Dhuafa di Jalan Abd.Dg.Sirua. Waktu penelitian adalah Agustus September 2014. Penelitian dilakukan selama 2 minggu terhitung dari tanggal 1 September 15 September 2015 atau sampel tercukupi.3.3 Populasi dan Sampel Penelitian3.3.1 Populasi PenelitianPopulasi yang diambil pada penelitian ini adalah semua yang menjadi member/anggota dan melakukann kunjungan ke Layanan Kesehatan Cuma Cuma Dompet Dhuafa Jl.Abd.Dg.Sirua no 170 A, Makassar. Berdasarkan data kunjungan bulanan, member yang aktif berkunjung ke Layanan Kesehatan Cuma Cuma Dompet Dhuafa Makassar yaitu 1043.3.2 Sampel PenelitianSampel penelitian ini adalah sebagian populasi yang terjangkau yang sedang datang berobat ke Layanan Kesehatan Cuma - Cuma Dompet Dhuafa.Untuk menentukan ukuran sampel pada penelitian ini maka digunakan teori yang dikemukakan oleh Notoadmojo dengan rumus sebagai berikut: Nn = 1 + N(d)2Keterangan:N = besar populasin = besar sampeld = tingkat kepercayaan/ketepatan (0,05) 104n = 1 + 104(0,05)2 = 89 sampel3.3.3 Teknik Pengambilan SampelTeknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu hanya pasien yang ditemui pada saat penelitian berlangsung3.3.4 Instrumen PenelitianDalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner, dimana kuisioner tersebut disebar kepada pasien yang datang berobat ke klinik Dompet Dhuafa.3.4 Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu berupa kuisioner yang dibagikan ke responden yang datang berobat ke klinik Dompet Dhuafa.Dalam penelitian ini dilakukan tahapan sebagai berikut:a. Tahap persiapan1) Memilih populasi2) Menentukan jumlah sampel3) Meentukan waktu pemngambilan datab. Tahap pelaksanaan1) Membuat/memint surat izin penelitian dari fakultas2) Memasukkan surat izin penelitian di tempat penelitian3) Mengolah data yang akan diperoleh4) Menyajikan hasil penelitianc. Teknik pengolahan dataData yang diperoleh diolah dengan dilakukan dalam beberapa proses yaitu seleksi data (editing), pemberian kode (coding) dan pengelompokkan data (tabulating)3.5 Kriteria Insklusi dan Ekslusi3.5.1 Kriteria Inklusi1) Pasien yang datang berobat ke klinik Dompet Dhuafa2) Pasien yang bersedia dan kooperatif3.5.2 Kriteria eksklusiPasien mengisi data atau kuisioner tidak lengkap atau pun tidak jelas.3.6 Alur Penelitian

Tingkat pengetahuan pasien di Dompet Dhuafa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Melakukan koordinasi dengan lokasi penelitian berupa izin penelitian dan waktu penelitian

Memilih populasi penelitian, mntukan jumlah sampel berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi

Memperoleh data hasil kuisioner berupa pengetahuan sampel penelitian terhadap PHBS

Melakukan pengolahan data dengan beberapa proses yaitu seleksi data (editing), pemberian kode (coding) dan pengelompokkan data (tabulating)

Melakukan analisa data dan membandingkan dengan teori dan penelitian terkait.

Gambar 3.1 Alur penelitian