proposal kp perbaikan

55
PROPOSAL KERJA PRAKTEK PENGAMATAN KEGIATAN PEMBONGKARAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN) PT. WAHANA BARATAMA MINING KECAMATAN SATUI KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN Oleh: EDWIN NOVIANSYAH (H1C108069) FANTRY ABDI ANDREANO (H1C108066) PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Upload: irwin-jaya

Post on 08-Aug-2015

152 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal KP Perbaikan

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN KEGIATAN PEMBONGKARAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN)

PT. WAHANA BARATAMA MININGKECAMATAN SATUI KABUPATEN TANAH BUMBU

KALIMANTAN SELATAN

Oleh:

EDWIN NOVIANSYAH (H1C108069)

FANTRY ABDI ANDREANO (H1C108066)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

2011

Page 2: Proposal KP Perbaikan

LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN KEGIATAN PEMBONGKARAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN)

PT. WAHANA BARATAMA MININGKECAMATAN SATUI KABUPATEN TANAH BUMBU

KALIMANTAN SELATAN

Pengusul :

Mahasiwa I Mahasiswa II

Edwin Noviansyah Fantry Abdi AndreanoH1C108069 H1C108066

Mengetahui :

Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan

NURHAKIM, MTNIP. 19730615 200003 1 002

Page 3: Proposal KP Perbaikan

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN KEGIATAN PEMBONGKARAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN)

PT. WAHANA BARATAMA MININGKECAMATAN SATUI KABUPATEN TANAH BUMBU

KALIMANTAN SELATAN

I. LATAR BELAKANG

Pertambangan batubara merupakan hal yang sangat fundamental bagi

ketersediaan energi pada saat ini. Baik sebagai pembangkit tenaga listrik,

industri pembuatan semen, peleburan bijih besi dan baja, dan lain-lain.

Permintaan batubara dari pasar domestik maupun mancanegara meningkat.

Sektor pertambangan juga menyerap banyak tenaga kerja maupun tenaga

ahli. Sehingga, menarik untuk mempelajari secara mendalam kegiatan-

kegiatan pertambangan.

Kegiatan pertambangan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan

persiapan (prospeksi), eksplorasi, studi kelayakan, development, eksploitasi,

pengolahan dan pemurnian, dan tahapan penutupan tambang (mine closure).

Tiap-tiap tahapan memiliki fungsi tersendiri yang harus dijalankan oleh

perusahaan agar dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat

diminimalisir.

Pemilihan sistem penambangan didasarkan pada keuntungan

maksimal yang dapat diperoleh. Faktor yang mempengaruhi sistem

penambangan yaitu karakteristik spasial dari endapan, faktor geologi dan

hidrogeologi, sifat-sifat geoteknik, konsiderasi ekonomi, faktor ekonomi,

serta faktor lingkungan. Objektif dasar dari pemilihan metode penambangan

adalah merancang sistem ekploitasi yang cocok pada kondisi lingkungan

aktual.

Maka untuk lebih mengetahui kegiatan-kegiatan penambangan dari

hulu hingga pengangkutan dan pengapalan, mahasiswa diberi kesempatan

untuk melakukan Kerja Praktek (KP) dan Seminar sebagai implementasi

dari ilmu yang didapat dibangku kuliah. Sebagai mahasiswa teknik

pertambangan, sudah seharusnya mempelajari alur-alur produksi dan

Page 4: Proposal KP Perbaikan

operasi pada suatu perusahaan pertambangan. Selain itu, melakukan Kerja

Praktek dan Seminar juga dapat membentuk mental bekerja, pola pikir yang

profesional, serta menambah kemampuan di lapangan dan pengalaman.

Salah satu kegiatan yang dilakukan pada pertambangan adalah

kegiatan pembongkaran tanah penutup. Pembongkaran tanah penutup

dilakukan untuk membuat lubang-lubang bukaan ke arah endapan bahan

galian, dalam hal ini batubara. Dalam hal ini diperlukan adanya peralatan

mekanis untuk mempermudah kerja yang dilakukan oleh perusahaan.

Pada kesempatan ini, penyusun mengajukan judul “Pengamatan

Kegiatan Pembongkaran Tanah Penutup (Overburden) PT. Wahana

Baratama Mining Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu

Kalimantan Selatan”.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kerja praktek (KP) ini adalah :

1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang peralatan mekanis yang

digunakan pada PT. Wahana Baratama Mining.

2. Mempraktekkan langsung teori yang didapatkan di bangku kuliah

sehingga dapat mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi di

lapangan.

Tujuan dari kerja praktek (KP) yang dilakukan ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui peralatan mekanis yang digunakan pada pembongkaran

tanah penutup di PT. Wahana Baratama Mining.

2. Mengetahui jumlah alat gali muat dan alat angkut yang digunakan pada

pembongkaran tanah penutup di PT. Wahana Baratama Mining.

3. Mengetahui efektivitas kerja alat gali muat dan alat angkut serta

produktivitas kerja alat di PT. Wahana Baratama Mining.

4. Mengetahui keserasian (match factor) antara alat gali muat dengan alat

angkut pada pembongkaran tanah penutup di PT. Wahana Baratama

Mining.

Page 5: Proposal KP Perbaikan

III. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode yang digunakan pada pengumpulan data ini ada tiga, antara

lain:

1. Pengumpulan data

a. Primer, data primer berasal dari pengamatan, pengambilan data

langsung di lapangan, dan dokumentasi berupa foto yang diambil

langsung di lapangan.

b. Sekunder, data sekunder berasal dari berbagai sumber literatur seperti

diktat mata kuliah, buku-buku manual handbook alat, internet, serta

interview terhadap karyawan yang bersangkutan.

2. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan perhitungan berdasarkan rumus-rumus

yang didapat dari beberapa buku literatur yang menunjang.

3. Pelaporan

Pelaporan dari kegiatan kerja praktek ini berisi hasil pengamatan dan

perhitungan dari data primer yang dapat dipertanggungjawabkan.

IV. BATASAN MASALAH

Masalah yang diamati terbatas pada kegiatan pembongkaran tanah

penutup pada bulan September 2011, di PT. Wahana Baratama Mining

Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Penyusun

membahas tentang peralatan mekanis yang digunakan untuk membongkar

tanah penutup (overburden) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

V. DASAR TEORI

Pemindahan Tanah Mekanis adalah semua pekerjaan yang

berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening),

pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transporting), penimbunan

(dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan pemadatan

(compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis

(alat-alat berat/besar). Yang dimaksud dengan tanah disini adalah bagian

teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri

Page 6: Proposal KP Perbaikan

dari butiran-butiran lepas. Sedangkan yang dimaksud dengan batuan

adalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari

kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut.

Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali

sangat bervariasi, maka sering dilakukan penggolongan-penggolongan

berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan mekanis. Adapun

salah satu cara penggolongan material tersebut adalah :

1. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya :

a. tanah atas atau tanah pucuk (top soil).

b. pasir (sand).

c. lempung pasiran (sandy clay).

d. pasir lempungan (clayey sand). 

2. Agak keras (medium hard digging), misalnya :

a. tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.

b. batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).

3. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :

a. batu sabak (slate).

b. material yang kompak (compacted material).

c. batuan sedimen (sedimentary rocks).

d. konglomerat (conglomerate).

e. breksi (breccia).

4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan

segar (fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum

dapat digali, misalnya :

a. batuan beku segar (fresh igneous rocks).

b. batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks). 

Macam-macam material ini berpengaruh terhadap faktor pengisian

(fill factor) dan faktor pengembangan (swell factor) dari tanah/batuan yang

digali.

Alat berat yang umum dipakai dalam pekerjaan pemindahan tanah

mekanis ada tujuh macam yaitu, Buldoser, Power Scrapper, Alat

Page 7: Proposal KP Perbaikan

pengangkut (Hauling units), Alat pemuat (Loading units), Alat penggaru

(Rooters/ Rippers), Alat penggilas (Rollers), Graders.

Alat berat dapat dibagi menurut dua kategori: berdasarkan

penggerak utamanya, dan berdasarkan fungsinya.

1. Pembagian Berdasarkan Penggerak Utama

Pembagian alat berat berdasarkan penggerak utamanya, dapat

digolongkan menjadi dua yaitu:

a. Traktor roda kelabang (Crawler Tractor)

Crawler Tractor dibutuhkan jika antara roda dan permukaan

tanah dikehendaki gesekan yang besar, serta mendapatkan tenaga

maksimum pada waktu kerja, sebab Crawler Tractor tidak bisa

selip, tetapi kecepatannya sangat rendah; kecepatan maksimum

Crawler Tractor hanya sekitar 4,5 km/ jam. Umumnya Crawler

Tractor digunakan untuk menggusur tanah.

Kegunaan Crawler Tractor terutama sebagai:

- Tenaga penggerak untuk mendorong, misalnya: Buldoser, Loader.

- Tenaga penggerak untuk penarik, misalnya: Scrapper, Sheep foot

roller.

- Tenaga penggerak alat angkut, misalnya: truck.

- Tempat duduknya alat-alat berat lain, misalnya: Crane

Gambar 1. Crawler Tractor(Wedhanto, 2009)

b. Traktor yang menggunakan roda ban (wheel tractor).

Page 8: Proposal KP Perbaikan

Wheel Tractor menggunakan ban karet yang dipompa dan

penggunaannya dimaksudkan untuk memperoleh kecepatan yang

lebih besar dari Crawler Tractor, tetapi Wheel Tractor memiliki

daya tarik yang lebih kecil dari Crawler Tractor. Tipe Wheel

Tractor ada dua yaitu, Wheel Tractor roda dua dan Wheel Tractor

roda empat.

Jika dibandingkan dengan yang menggunakan roda empat

Wheel Tractor roda dua mempunyak kemungkinan selip yang lebih

besar, tetapi sebaliknya Wheel Tractor roda dua memiliki

kemampuan menarik yang lebih besar, sebab seluruh beratnya

dilimpahkan pada dua roda saja. Selain itu pemeliharaan Wheel

Tractor dengan roda dua lebih murah karena jumlah rodanya lebih

sedikit; tetapi karena rodanya lebih sedikit itulah maka Wheel

Tractor mempunyai ketahanan gelinding yang lebih kecil.

Wheel Tractor roda empat lebih nyaman dikemudikan; pada

kondisi kerja jalan yang sangat jelek lebih stabil sehingga

kemungkinan berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi lebih besar.

Traktor jenis ini jika dilepas dapat bekerja sendiri.

Gambar 2. Wheel Tractor(Wedhanto, 2009)

2. Pembagian Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya, traktor dapat dibedakan menjadi:

Peralatan pekerjaan tanah, peralatan pengangkut, peralatan fondasi,

peralatan stone crusher, peralatan pengaspalan, dan peralatan lain-lain.

Page 9: Proposal KP Perbaikan

Mengingat ini merupakan alat berat yang digunakan sebagai

pemindahan tanah mekanis, maka peralatan yang dibahas hanya yang

berkaitan dengan pemindahan tanah mekanis saja yaitu peralatan

pekerjan tanah dan peralatan pengangkut.

a. Peralatan Pekerjaan Tanah

Peralatan pekerjaan tanah dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu:

alat penggusur tanah, alat penggali tanah, alat pemuat tanah, alat

perata tanah, dan alat pemadat tanah.

1) Alat Penggusur Tanah

Secara umum alat penggusur tanah dapat dibedakan menjadi dua

yaitu Bulldozer (Buldoser) dan scrapper.

a) Bulldozer

Buldoser-buldoser dapat dibedakan menjadi dua

yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor

Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel

Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan

traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi

lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga

dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk

menggusur tanah.

Gambar 3. Crawler Tractor Dozer (Wedhanto, 2009)

Page 10: Proposal KP Perbaikan

Gambar 4. Wheel Tractor Dozer (Wedhanto, 2009)

Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah

lurus ke depan maupun ke samping, tergantung pada sumbu

kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis

Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.

Gambar 5. Swamp Dozer (Wedhanto, 2009)

b) Scrapper

Alat ini digunakan untuk menggali muatannya

sendiri, lalu mengangkut ke tempat yang ditentukan,

kemudian muatan itu disebagkan dan diratakan. Scrapper

mampu menggali/ mengupas permukaan tanah sampai

setebal + 2,5 mm atau menimbun suatu tempat sampai

tebal minimum + 2,5 mm pula. Scrapper dapat digunakan

untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan,

menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton,

meratakan jalan raya atau lapangan terbang.

Efisiensi penggunaan Scrapper tergantung pada

kedalaman tanah yang digali, kondisi mesin, dan operator

yang bekerja. Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis

Scrapper ada dua macam yakni Scrapper yang ditarik

Buldoser (Down Scrapper Tractor), dan Scrapper yang

Page 11: Proposal KP Perbaikan

memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled

Scrappers).

Gambar 6. Scrapper (Wedhanto, 2009)

2) Alat Penggali Tanah

Alat penggali sering juga disebut excavator; ada dua tipe

excavator yaitu: excavator yang berjalan menggunakan roda

kelabang (crawler excavator) dan excavator yang

menggunakan roda karet dipompa (wheel excavator). Bagian-

bagian utama dari Excavator antara lain:

- Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit)

- Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit)

- Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti

sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.

Gambar 7. Excavator (Wedhanto, 2009)

Page 12: Proposal KP Perbaikan

Bagian-bagian tambahan yang penting diketahui adalah:

Crane, Shovel, Back Hoe, Dragline, dan Clam shell. Bagian

bawah Excavator ada yang menggunakan roda rantai (Crawler

truck) ada yang dipasang di atas truck (mounted truck).

Gambar 8. Bagian Bawah Excavator (Wedhanto, 2009)

a) Crane

Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-

macam: Crane gelegar, crane kolom putar, crane putar,

crane portal, crane menara, crane kabel, dan mobil crane.

Jenis yang banyak digunakan dalam proyek-proyek

bangunan sipil yang berkaitan dengan pemindahan tanah

adalah mobile crane, sebab crane ini dapat dengan mudah

dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan tanah

secara mekanis membutuhkan mobilitas alat yang relatif

tinggi.

Gambar 9. Mobile Crane (Wedhanto, 2009)

Page 13: Proposal KP Perbaikan

b) Shovel

Alat ini baik untuk menggali tanah tanpa bantuan alat

lain, dan memasukkannya ke dalam truck atau alat angkut

lainnya. Shovel dapat juga digunakan untuk membuat

timbunan bahan-bahan persediaan seperti kerikil, pasir,

semen PC, dan sebagainya.

Umumnya Shovel dipasang di Truck Crawler. Dalam

pengunaannya Shovel terutama digunakan untuk menggali

tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat

itu sendiri.

Gambar 10. Shovel (Wedhanto, 2009)

c) Back Hoe

Back Hoe adalah alat dari golongan Shovel yang

khusus dibuat untuk menggali material yang letaknya di

bawah tempat kedudukan alat itu. Jenisnya ada dua yaitu

Wheel Back Hoe dan Crawler Back Hoe

Gambar 11. Jenis Back Hoe (Wedhanto, 2009)

d) Dragline

Page 14: Proposal KP Perbaikan

Dragline merupakan alat penggali tanah dan dapat

sekaligus memuatkan pada alat-alat angkut misalnya truck,

traktor penarik gerobak, atau meletakkan tanah ke tempat-

tempat penimbunan yang dekat dengan lokasi galian. Pada

proyek-proyek yang membutuhkan pekerjaan penggalian

tanah dengan volume besar, biasanya Dragline bekerja

bersama-sama dengan Shovel; fungsi Shovel untuk menggali

(terutama pada lokasi-lokasi yang letaknya berada di atas

alat) sedangkan Dragline bekerja di daerah permukaan tanah

yang bekas digali.

Jika hasil galiannya terus dimuat ke dalam truck,

maka truk tersebut tidak perlu masuk ke dalam galian sebab

ada kemungkinan truk terjebak di lumpur dan tak bisa

keluar. Dragline dapat digunakan pada lokasi yang

berlumpur dan penuh air.

Dragline sangat baik untuk penggalian parit-parit,

sungai yang memiliki tebing yang curam sehingga

kendaraan untuk mengangkut hasil galian tak perlu masuk

ke lokasi galian. Kerugian penggunaan Dragline untuk

penggalian adalah produktivitasnya sangat rendah, jika

dibandingkan dengan Shovel yang punya kapasitas yang

sama hasilnya hanya sekitar 70 sampai 80% kapasitas

Shovel.

Gambar 12. Dragline(Wedhanto, 2009)

e) Clam Shell

Page 15: Proposal KP Perbaikan

Perbedaan antara Dragline dan Clam Shell hanya

terletak pada “Drag Bucket” yang digunakan saja. Clam

Shell lebih cocok jika digunakan pada bahan-bahan yang

berbutiran lepas seperti pasir, pasir, batu pecah, batu bara

dan sebagainya.

Clam Shell bekerja dengan mengisi bucket,

mengangkat ke arah vertikal ke atas kemudian dengan

gerakan memutar, mengangkut ke tempat yang dikehendaki

di sekelilingnya, dan kemudian ditumpahkan ke dalam truck

atau alat angkut lainnya, atau hanya menumpuk material

yang digali ke tempat-tempat yang ada disekelilingnya.

Gambar 13. Clam Shell(Wedhanto, 2009)

3) Alat Pemuat (Loader)

Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat

berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada

prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk mengangkut

material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut

lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih

lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran,

menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi

basement dan lain-lain.

Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak

pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader

dapat bekerja lebih baik dari Buldoser, sebab dengan

Page 16: Proposal KP Perbaikan

menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. Jenis

Loader ada dua yaitu Loader dengan roda rantai (Crawler

Loader), dan Loader dengan roda karet (Wheel Loader).

Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal

yang perlu diperhitungkan adalah beban harus diperhitungkan

jangan sampai berat muatan melebihi berat dari loader itu

sendiri, sebab ada kemungkinan Loader dapat terjungkal ke

depan, lebih-lebih jika digunakan Wheel Loader.

Gambar 14. Jenis Loader(Wedhanto, 2009)

4) Alat Perata Tanah

Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan

pembukaan tanah secaa mekanis; dusamping itu Grader dapat

dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran

tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan

kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk

penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah

hasilnya kurang memuaskan.

Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader

antara lain adalah:

- Perataan tanah (Spreading).

- Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada “pekerjaan tanah”.

- Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/

mixing).

Page 17: Proposal KP Perbaikan

- Pembuatan parit (Crowning Ditching)

- Pemberaian butiran tanah (scarifying)

Gambar 15. Grader(Wedhanto, 2009)

5) Alat Pemadat Tanah

Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan

raya, tanggul sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan

semaksimal mungkin. Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala

kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan cara

menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan

sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya

kurang sempurna; agar tanah benar-benar mampat secara

sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah.

Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan

dengan menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi

Roller yang dikenal antara lain adalah:

- Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada

juga yang harus ditarik traktor.

- Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari

baja (Steel Wheel) dan ada yang terbuat dari karet

(pneumatic).

Page 18: Proposal KP Perbaikan

- Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya

permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid,

berbentuk kaki domba, dan sebagainya.

- Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga

(Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle

Tandem Roller.

- Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator).

Gambar 16. Roller(Wedhanto, 2009)

b. Peralatan Pengangkut

Alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut adalah truck

sebab: mempunyai kemampuan yang besar, dapat bergerak dengan

cepat, punya kapasitas angkut yang besar, dan beaya operasional

yang murah.

Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truck dapat

digunakan dengan baik, efektif, dan efisien adalah jalan angkut

yang cukup rata, kuat, dan keras. Pada jalan angkut dengan kondisi

jelek, perlu penggunaan truck-truck cross countrying yang harga

dan beaya operasionalnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan

truck-truck biasa. Truck jenis ini dalam pekerjaan konstruksi

bangunan sipil dikenal dengan nama Dump Truck.

Dump Truck dapat menumpahkan muatan secara hidrolis

yang menyebabkan satu sisi baknya terangkat, sedangkan satu sisi

lainnya berfungsi sebagai sumbu putar atau engsel. Jika dilihat dari

cara pengosongan muatan, jenis truck dapat dibedakan menjadi tiga

yaitu: End-Dump atau Rear Dump, yaitu Dump Truck dengan cara

pengosongan muatan ke belakang, Side-Dump, Dump Truck dengan

Page 19: Proposal KP Perbaikan

cara pengosongan muatan ke samping, dan Bottom-Dump, Dump

Truck dengan cara pengosongan muatan ke samping.

Gambar 17. Perbandingan Truck dan Dump Truck(Wedhanto, 2009)

Gambar 18. Pembagian Dump Truck Menurut Cara Pengosongan Muatan

(Wedhanto, 2009)Berdasarkan ukuran muatannya, dump truck dapat

dibedakan menjadi tiga: Ukuran kecil, memiliki kapasitas angkut

maksimum 25 ton, ukuran sedang memiliki kapasitas 25 sampai 100

ton, dan ukuran besar jika kapasitasnya lebih dari 100 ton.

Gambar 19. Dump Truck Ukuran Besar (Wedhanto, 2009)

Page 20: Proposal KP Perbaikan

Untuk dapat membuat rencana kerja yang realistis, rapi, dan

teratur, sebelum menjatuhkan pilihan jenis alat yang akan digunakan, perlu

dipelajari dan penelitian kondisi lapangan dimana pekerjaan akan

dilakukan. Komponen-komponen lapangan yang perlu diperhatikan

adalah:

1. Jalan dan sarana angkutan.

Data jalan dan sarana angkutan yang ada dibutuhkan untuk

pengangkutan alat-alat mekanis dan logistik menuju ke tempat kerja;

kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi adalah:

a. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalan umum yang sudah

ada.

b. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalur kereta api.

c. Lokasi proyek dekat dengan sungai besar, sehinggga

memungkinkan transportasi lewat sungai.

d. Lokasi proyek dekat dengan lapangan terbang atau pelabuhan laut.

e. Belum ada jalur umum atau kereta api ke arah lokasi proyek,

sehingga perlu pembuatan jalan baru ke jalau umum terdekat yang

sudah ada.

2. Jenis vegetasi di lokasi proyek

Jenis vegetasi atau tumbuhan yang ada di t empat kerja perlu

diteliti, apakah lokasi tersebut terdiri dari hutan besar, semak, rawa,

pohon besar dengan akar yang kuat, dan sebagainya. Dengan demikian

dapat ditentukan jenis alat berat yang akan dipakai, berapa jumlahnya,

bagaimana cara pembersihannya, berapa lama alat itu akan dipakai,

dan berapa ongkosnya.

3. Macam dan perubahan volume dari material.

Macam dan perubahan volume dari material di suatu lokasi

perlu diketahui,sebab pada dasarnya tiap macam tanah atau batuan

memiliki sifat fisik dan mineralyang berbeda, sehingga macam

Page 21: Proposal KP Perbaikan

material yang terdapat disuatu lokasi proyek harusdiketahi dengan

tepat, apa jenis dari material tersebut.

Pekerjaan pemindahan tanah pada dasarnya merupakan

pekerjaan untuk meratakan suatu daerah; umumnya jika digali tanah

atau batuan akan bertambah volumenya sekitar 30%, dan akan

berkurang sekitar 10% kalau sudah dipadatkan kembali di tempat lain.

Sifat-sifat tanah seperti basah/ kering, lengket/ tidak, keras/ lunak, dan

sebagainya perlu diketahui, sebab akan mempengaruhi hasil kerja alat

yang dipakai dan lama pekerjaan itu harus dilakukan.

Tanah atau batuan yang keras lebih sukar untuk dikoyak,

digali, atau dikupas, hal ini tentu akan menurunkan produktivitas alat

mekanis yang dipakai. Tanah yang banyak mengandung humus dan

subur, harus dipisahkan sebab dapat dipakai lagi untuk menutup

tempat penimbunan bila daerah tersebut harus segera ditanami

(reklamasi).

4. Daya dukung material setempat.

Daya dukung material setempat sangat menentukan pemilihan

jenis alat, sebab ketika alat berat berada di atas tanah atau batuan, alat

tersebut akan memberikan gaya tekan pada lapisan tanah/ batuan

dimana alat itu berada. Tanah/ batuan yang tertekan itu akan

memberikan reaksi atau perlawanan yang disebut daya dukung. Bila

daya tekan lebih besar dari daya dukung material, maka alat tersebut

akan tenggelam/ terbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui

dengan cara pengukuran langsung di lapangan menggunakan cone

penetrometer.

5. Iklim.

Iklim dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, hujan yang

sangat lebat dapat menghambat kelancaran pekerjaan, sebab tanah

menjadi becek dan lengket yang mengakibatkan alat tak dapat bekerja

secara maksimal, tetapi sebaliknya, pada musim kemarau akan

menimbulkan banyak debu. Untuk mengetahui kondisi klim setempat,

diperlukan data curah hujan dari Stasiun Klimatologi terdekat.

Page 22: Proposal KP Perbaikan

6. Ketinggian dari permukaan laut.

Ketinggian dari permukaan laut berpengaruh pada kerja mesin,

sebab cara kerja mesin dipengaruhi oleh kerapatan udara setempat.

Semakin tinggi lokasi proyek, kerapatan udara di tempat itu semakin

rendah. Berdasarkan pengalaman, tenaga diesel akan berkurang kira-

kira 3% setiap kenaikan 300 ft dari permukaan laut, hal ini akan

menyebabkan turunnya produksi alat, dan dapat menambah ongkos

untuk tiap satuan volume atau berat.

7. Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan.

Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan perlu diperhitungkan,

sebab kondisi jalan yang akan dilalui sangat berpengaruh pada daya

angkut dan kemampuan alat angkut yang dipakai. Jalur jalan yang

baik, membuat kapasitas angkut dari alat yang dipakai menjadi bedar,

sebab alat angkut dapat bergerak lebih cepat.

Kemiringan dan jarak angkut harus diukur dengan teliti, sebab

akan menentukan cycle time (waktu tempuh) dalam pengangkutan

material tersebut. Kecerobohan penentuan kemiringan, jarak angkut,

dan kondisi jalan (lebar, kekuatan, dan kelas jalan) dapat menurunkan

jumlah material yang diangkut oleh alat angkut yang digunakan, hal ini

akan menambah ongkos pengangkutan.

8. Efisiensi kerja.

Efisiensi kerja perlu dipertimbangkan karena orang atau mesin

tak mungkin selamanya mampu bekerja 60 menit selama satu jam,

sebab pasti ada hambatanhambatan walau sekecil apapun. Berdasarkan

pengalaman lapangan, efisiensi kerja jarang dapat mencapai 83%.

9. Syarat penyelesaian pekerjaan.

Syarat penyelesaian pekerjaan untuk mengetahui, kapan

pekerjaan itu telah dianggap selesai; biasanya ada syarat-syarat tertentu

yang harus dipenuhi, misalnya ditempat-tempat tertentu harus ditanami

pohon, bunga, rumput dari jenis tertentu, dan sebagainya. Pekerjaan-

pekerjaan tersebut harus dihitung, karena menambahwaktu kerja,

peralatan, dan ongkos kerja.

Page 23: Proposal KP Perbaikan

10. Syarat penimbunan tanah.

Syarat penimbunan tanah untuk mengetahui bagian pekerjaan

mana yang menghendaki timbunan perlu diratakan, dipadatkan, atau

persyaratan kelembaban tertentu supaya tidak terjadi amblesan dan

menjamin kemantapan lereng. Untuk itu ada kemungkinan dibutuhkan

alat-khusus. Kemungkinan lain timbunan disyaratkan harus rapi dan

dapat segera ditanami; halhal di atas akan menambah waktu kerja, alat,

dan ongkos; oleh sebab itu syarat penimbunan harus dicermati agar

semua jenis pekerjaan yang dipersyaratkan dapat diperhitungkan

dengan teliti.

11. Waktu.

Waktu berkaitan dengan alat berat yang digunakan, sebab

pekerjaan yang dilakukan menggunakan alat berat harus diselesaikan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu kapasitas

harian yang sudah ditentukan harus dipenuhi, sebab ongkos sewa alat

berat umumnya dihitung dalam satuan jam sehingga beaya sewa sangat

tinggi.

Untuk itu perlu pengetahuan dan data lengkap untuk

mengetahui perkiraan kemampuan alat yang dipakai, agar jumlahnya

cukup memenuhi kapasitas harian yang telah ditentukan. Bila

pekerjaan yang menggunakan alat berat itu di sub oleh kontarktor lain,

maka bila pekerjaan dapat diselesaikan sebelum batas waktu yang telah

disepakati, sub kontraktorr berhak mendapatkan premi dari

perhitungan sewa alat; tapi sebaliknya jika terlambat, maka nontraktor

harus membayar ganti rugi ongkos sewa alat.

12. Ongkos produksi.

Ongkos produksi yang harus diperhitungkan dengan cermat

meliputi:

a. Ongkos tetap, misalnya asuransi, depresiasi, pajak, dan bunga

pinjaman.

Page 24: Proposal KP Perbaikan

b. Ongkos operasional, misalnya upah, ongkos pemeliharaan alat,

service alat, pembelian suku cadang, BBM, dan sebagainya.

c. Ongkos pengawasan, misalnya gaji mandor, teknisi, direksi, dan

lain-lain.

d. Ongkos lain-lain, misalnya biaya upacara, peresmian, jamuan

untuk tamu, dan sejenisnya.

Berikut ini akan dibahas mengenai produktivitas beberapa

peralatan mekanis, antara lain produktivitas bulldozer, backhoe, power

shoevel, loader dan dump truck.

1. Bulldozer

Produktivitas bulldozer tergantung pada tiga hal, yaitu jenis

dan ukuran blade, mesin penggerak serta jarak tempuhnya.

Kapasitas blade (V) pada bulldozer dapat dirumuskan sebagai

berikut.

V=WHL2

Keterangan gambar

Gambar 20. Kapasitas blade pada bulldozer(Bahan Ajar Pemindahan Tanah Mekanis, 2010)

Produksi per jam bulldozer saat menggusur dirumuskan

sebagai berikut.

Q=q ×60CT

× e× E

dimana produksi per siklus adalah

q=V ×a

Page 25: Proposal KP Perbaikan

Keterangan:

Q = Produksi per jam (m3/jam)

q = Produksi per siklus (m3)

CT = Cycle time (menit)

e = Grade factor

E = Efisiensi kerja

V = Kapasitas blade (m3)

a = Blade factor

2. Backhoe

Backhoe adalah alat yang khusus dibuat untuk menggali

material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat

kedudukan alatnya dan juga sebagai alat muat. Untuk menghitung

produksi backhoe faktor yang mempengaruhinya antara lain

kapasitas bucket, dalam galian, jenis material yang digali, sudut

swing dan keadaan medan kerja. Perhitungan produksi backhoe

yang diamati secara langsung yaitu sebagai berikut.

Q=q ×3600CT

× E

dimana produksi per siklus adalah

q=q1× K

Keterangan:

Q = Produksi per jam (m3/jam)

q = Produksi per siklus (m3)

CT = Cycle time (detik)

E = Efisiensi kerja

q1 = Kapasitas bucket (m3)

K = Bucket fill factor

3. Power Shovel

Power shovel merupakan alat mekanis yang sejenis seperti

backhoe, hanya saja digunakan untuk menggali material yang

letaknya di atas permukaan tempat alat tersebut berada.

Page 26: Proposal KP Perbaikan

Perhitungan produksi power shovel hampir sama dengan dengan

perhitungan produksi backhoe, yaitu sebagai berikut.

Q=q ×3600CT

× E

dimana produksi per siklus adalah

q=q1× K

dengan waktu edar (cycle time)

CT=waktumenggali × waktuberputar (terisi )× waktumemuat ×waktu berputar ( kosong)

Keterangan:

Q = Produksi per jam (m3/jam)

q = Produksi per siklus (m3)

CT = Cycle time (detik)

E = Efisiensi kerja

q1 = Kapasitas bucket (m3)

K = Bucket fill factor

4. Loader

Sama halnya dengan backhoe dan power shovel, loader juga

berfungsi sebagai alat muat. Hanya saja, karena ukuran bucket-nya

yang cenderung lebar, alat ini juga berfungsi untuk membuat

timbunan material. Produksi loader untuk membuat timbunan suatu

material dirumuskan sebagai berikut.

Q=q ×3600CT

× E

dimana produksi per siklus adalah

q=q1× K

dengan waktu edar (cycle time)

CT = D1000 VF

60

+ D1000 VR

60

+Z

Keterangan:

Page 27: Proposal KP Perbaikan

Q = Produksi per jam (m3/jam)

q = Produksi per siklus (m3)

CT = Cycle time (detik)

E = Efisiensi kerja

q1 = Kapasitas bucket (m3)

K = Bucket fill factor

D = Jarak untuk memuat (m)

VF = Kecepatan berangkat berisi muatan (km/jam)

VR = Kecepatan kembali (km/jam)

Z = Waktu tunda (menit)

5. Dump Truck

Dump truck merupakan salah satu jenis alat angkut, sering

digunakan untuk mengangkut tanah, endapan bijih, batuan, dll.

Karena kecepatannya yang tinggi (pada jalur yang baik), maka truk

memiliki produksi yang tinggi. Produktivitas truk ditentukan oleh

waktu siklusnya, dimana dalam satu siklus waktu truk tersebut

terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu

penumpahan material, waktu perjalanan kembali dan waktu

manuver. Produktivitas dump truck dapat dirumuskan sebagai

berikut.

P=C ×60CT

× Et × M

dimana C adalah produksi dump truck per siklus

C=n × q1× K

Keterangan:

P = Produksi per jam (m3/jam)

Et = Efisiensi kerja dump truck

M = Jumlah truk untuk total produksi alat angkut

C = Produksi per siklus

n = Jumlah siklus untuk pengisian dump truck

q1 = Kapasitas bucket loader (m3)

Page 28: Proposal KP Perbaikan

K = Bucket fill factor

Untuk memperkirakan produksi alat berat secara teliti perlu

dipelajari faktor-faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi hasil

kerja alat tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi:

1. Tahanan gali (Digging Resistance)

Tahanan gali (Digging Resistance, sering disingkat DR)

marupakan tahanan yang dialami oleh alat gali pada waktu melakukan

penggalian material, penyebab timbulnya atahanan ini adalah:

a. Gesekan antara alat gali dan tanah; umumnya semakin besar

kelembaban dn kekerasan butiran tanah, maka semakin besar pula

gesekan alat dan tanah yang terjadi.

b. Kekerasan dari material yang digali.

c. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali.

d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara

butiran tanah itu sendiri.

e. Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang

berfungsi sebagai alat muat, misalnya Power Shovel, Clamshell,

Dragline dan sejenisnya).

Besarnya tahanan gali (DR) tak dapat dicari angka reratanya,

oleh karena itu biasanya langsung ditentukan di tempat.

2. Tahanan guling atau tahanan gelinding (Rolling Resistance)

Tahanan guling/ tahanan gelincir (Rolling Resistance, biasa

disingkat RR) merupakan segala gaya-gaya lyar yang berlawanan arah

dengan arah gerak kendaraan yang sedang berjalan di atas suatu jalur.

Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR) secara langsung

adalah ban bagian luar kendaraan, tahanan guling (RR) tergantung

pada banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah:

a. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan);

semakin keras dan mulus atau rata jalan tersebut, maka tahanan

gulingnya (RR) semakin kecil.

b. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika

memakai ban karet, maka yang berpengaruh adalah ukuran,

Page 29: Proposal KP Perbaikan

tekanan, dan permukaan dari ban alat berat yang digunakan;

apakah ban luar masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana

model kembangan ban itu. Jika menggunakan Crawler yang

berpengaruh adalah kondisi jalan.

Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan rimpull yang

diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta

isinya pada jalur mendatar, dan dengan kondisi jalan tertentu.

Gambar 21. Arah Tahanan Gulir (RR) (Wedhanto, 2009)

3. Tahanan kemiringan (Grade Resistance)

Grade Resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang

melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur

jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif,

Tahanan Kemiringan atau Grade Resistance (GR) akan melawan gerak

kendaraan; tetapi sebaliknya, jika jalan itu turun disebut kemiringan

negatif, tahanan kemiringan akan membantu gerak kendaraan.

Gambar 22. Tahanan Kemiringan (GR) (Wedhanto, 2009)

Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor yaitu:

a. Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %)

Page 30: Proposal KP Perbaikan

b. Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton)

Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut: “Tiap

kemiringan 1% besarnya tahanan kemiringan rata-rata = 20 lbs dari

besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan untuk menggerakkan

ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung untuk

tiap gross-ton berat kendaraan beserta isinya”.

4. Koefisien Traksi

Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa

bagian dari seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat

dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi CT adalah suatu faktor

dimana jumlah berat kendaraan pada ban penggerak itu harus dikalikan

untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban dengan jaur jalan,

tepat sebelum roda itu selip. Jika terdapat geseran yang cukup antara

permukaan roda dengan permukaan jalan, maka tenaga mesin tersebut

data dijadikan tenaga traksi yang maksimal.

Besarnya CT tergantung pada:

a. Kondisi ban yang meliputi: macam dan bentuk kembangannya;

untuk crawler truck tergantung pada keadaan dan bentuk trucknya.

b. Kondisi permukaan jalan (basah, kering, keras, lunak, rata,

bergelombang, dan sebagainya)

c. Berat kendaran yang diterima oleh roda.

5. Rimpull

Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan

oleh mesin atau bapenggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan

dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam satuan kg

atau lbs. Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak

selip, atau CT mampu menghindari selip, maka besarnya rimpull

maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/ ban kendaraan adalah

fungsi dari tenaga mesin (dsalam Horse Power) daverseneling antara

mesin dan rodanya.

Jadi: RP = (HP x 375 x Efisiensi mesin)/ (Kecepatan mesin

dalam mph)

Page 31: Proposal KP Perbaikan

Keterangan rumus:

RP = Rimpull (Kekuatan tarik kendaraan) lbs

HP = Horse Power (Tenaga mesin) HP

375 = Angka konversi

Efisiensi mesin = 80 – 85%

Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull

dihitung sama dengan tenaga pada roda penggeraknya dikalikan CT.

Jadi saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT.

6. Percepatan

Percepatan (Acceleration) adalah waktu yang di[perlukan

untuk mempercepat kendaraan dengan memakai kelebihan Rimpull

yang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaran pada jalur

tertentu. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan

tergantung pada beberapa faktor yaitu:

a. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta isinya, semakin

lama waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk

menambah kecepatannya.

b. Kelebihan rimpull yang ada.; semakin besar kelebihan Rimpull

pada suatu kendaraan, maka semakin cepat kendaraan itu dapat

dipercepat.

Percepatan tak mungkin dihitung secara tepat, tetapi dapat

diperkirakan memakai rumus Hukum Newton.

F=(W x a)

G

a = (F x g)

W

Keterangan Rumus:

F = Kelebihan Rimpul (lbs)

G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det2

W = Berat kendaraan beserta isinya (lbs)

a = Percepatan (ft/ det2)

7. Elevasi Letak Proyek

Page 32: Proposal KP Perbaikan

Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja

mesin dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara luar.

Berdasarkan pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m) pertama dari

permukaan laut, tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak;

tetapi untuk selanjutnya setiap kenaikan 1000 ft ke dua (dihitung dari

permukaan laut) HP rata-rata berkurang sebesar ±3%; sedangkan pada

mesin-mesin 2 tak, kemerosotannya berkisar 1%.

8. Efisiensi Operator

Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan

dengan tepat, sebab selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan

dari jam ke jam, tergantung pada keadaan cuaca, kondisi alat yang

dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan

perangsang dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi operator

alat.

Dalam bekerja seorang operator tak akan dapat bekerja selama

60 menit secara penuh, sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak

dapat dihindari seperti pengantian komponen yang rusak,

memindahkan alat ke tempat lain, dan sebagainya. Beberapa

pengertian untuk menentukan kondisi alat dan efisiensi pengunaannya,

antara lain:

a. Avability Index (AI)

Avability Index (AI) adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi

dari alat tersebut sesungguhnya.

AI = W

W +Rx 100 %

Keterangan Rumus:

AI = Ability Index (%)

W = Jumlah Jam Kerja (jam)

R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)

b. Physical Avaibility (PA)

Page 33: Proposal KP Perbaikan

Adalah suatu cara untuk mengetahui tentang kondisi fisik dari alat

yang digunakan.

PA = W +S

W +R+Sx 100 %

Keterangan Rumus:

PA = Physical Avaibility (%)

W = Jumlah Jam Kerja (jam)

R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)

S = Jumlah jam suatu alat yang tidak rusak tapi tidak digunakan

c. Use Of Ability (UA)

Menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat

untuk beroperasi pada saat alat itu digunakan.

UA = W

W +Sx 100 %

UA menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang

digunakan itu.

d. Effective Utilization (EU)

Pengertian EU sebenarnya sama saja dengan pengertian efisiensi

kerja, yaitu menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja

yang tersedia itu dapat dimanfaatkan untuk bekerja secara

produktif.

EU = W

W +R+Sx 100 %

9. Faktor pengembangan atau pemuaian (Swell Factor)

Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam

kondisi terkonsolidasi dengan baik, artinya bagian-bagian yang kosong

atau ruangan yang terisi udara diantara butirannya sangat sedikit;

namun demikian jika material tersebut digali dari tempat aslinya, maka

terjadilah pengembangan atau pemuaian volume.

Tanah asli yang di alam volumenya 1 m3, jika digali

volumenya bisa menjadi 1,25%, ini terjadi karena tanah yang digali

Page 34: Proposal KP Perbaikan

mengalami pengembangan dan pemuaian dari volume semula akibat

ruang antar butirannya yang membesar. Faktor pengembangan dan

pemuaian volume material perlu diketahui, sebab pada waktu

penggalian material volume yang diperhitungkan adalah volume dalam

kondisi Bank Yard, yaitu volume aslinya seperti di alam. Akan tetapi

pada waktu perhitungan penangkutan material, volume yang dipakai

adalah volume material setelah digali, jadi material telah mengembang

sehingga volumenya bertambah besar.

Kemampuan alat angkut maksimal biasanya dihitung dari

kemampuan alat itu mengangkut material pada kapasitas munjung, jadi

bila kapasitas munjung dikalikan dengan faktor pengembangan

material yang diangkut, akan diperoleh Bank Yard Capacity-nya.

Tetapi sebaliknya, bila Bank Yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di

tempat lain dengan alat pemadat mekanis, maka volume material

tersebut menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena material

menjadi benar-benar padat, jika 1 m3 tanah dalam kondisi Bank Yard

dipadatkan, maka volumenya menjadi sekitar 0,9 m3 tanah mengalami

penyusutan sekitar 10%.

10. Berat material.

Berat material yang diangkut oleh alat-alat angkut dapat

berpengaruh pada:

a. Kecepatan kendaraan dengan HP yang dimilikinya

b. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan

kemiringan dan tahanan gulir dari jalur jalan yang dilalui

c. Membatasi volume material yang diangkut.

Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan

pengaruhnya terhadap kapasitas alat muat maupun alat angkut.

Pada bahasan ini yaitu mengenai faktor kesesuaian (match factor),

erat kaitannya dengan alat gali muat dan alat angkut. Match factor adalah

cara yang digunakan untuk menentukan faktor kesuaian alat. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui kebutuhan alat gali muat dan alat angkut

dalam kegiatan pemindahan tanah mekanis.

Page 35: Proposal KP Perbaikan

Match Factor yang baik adalah bernilai 1, yang artinya antara alat

gali muat dan alat angkut matching / singkron atau kedua-duanya sama

sibuknya atau tidak ada yang menunggu. Apabila bernilai lebih dari 1

berarti alat angkut akan sering menganggur. Namun apabila bernilai

kurang dari 1, alat gali muat yang lebih sering menganggur. Adapun

perhitungan match factor dirumuskan sebagai berikut.

MF= Na× CtmNm×Cta

Dimana:

MF = Match Factor

Na = Jumlah alat angkut (unit)

Nm = Jumlah alat gali muat (unit)

Cta = Cycle time alat angkut (menit)

Ctm = Cycle time alat gali muat (menit)

VI. METODE KEGIATAN KERJA PRAKTEK

Metode kegiatan kerja praktek yang kami gunakan berdasarkan

beberapa hal di bawah ini:

1. Metode Pustaka

Kegiatan kerja praktek akan didahului dengan persiapan dan

mempelajari buku-buku literatur tentang peralatan mekanis serta buku

panduan yang berhubungan dengan pembongkaran tanah penutup.

2. Metode Pengamatan

Kegiatan kerja praktek ini merupakan pengamatan yang

dilakukan secara langsung di lapangan. Pengamatan dilakukan pada

kegiatan pembongkaran tanah penutup. Adapun yang diamati adalah

peralatan mekanis yang digunakan di PT. Wahana Baratama Mining.

3. Metode Analisa Data

Kegiatan dilakukan dengan mengambil data-data secara langsung

di lapangan dan melakukan analisa data tersebut sesuai dengan teori.

Data-data yang diperlukan berupa data primer dan data sekunder. Data

Page 36: Proposal KP Perbaikan

primer diambil langsung di lapangan, seperti cara melakukan pengupasan

tanah penutup menggunakan peralatan mekanis di lapangan. Data

sekunder diperoleh dari perusahaan terkait berupa kondisi geologi, data

curah hujan dan lain-lain.

Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil kegitan ini serta data

yang diperoleh dari hasil pengamatan dan bahan-bahan yang

dikumpulkan, kemudian dikelompokan untuk selanjutnya disusun untuk

dibuat laporan. Pengolahan dibuat berdasarkan pada data yang didapat

dari kerja peralatan mekanis, sehingga analisa data hanya terbatas pada

kerja peralatan mekanis dan faktor yang berhubungan dengan itu.

Data-data primer, seperti data alat gali muat, alat angkut dan cycle

time, merupakan data yang digunakan dalam pembuatan laporan kerja

praktek. Berdasarkan data tersebut akan dilakukan perhitungan sesuai

dengan rumus yang digunakan oleh perusahaan dan disesuaikan dengan

teori-teori yang didapat di bangku kuliah. Analisa hasil pengolahan data

merujuk pada produktivitas dan efektifitas kerja alat, sehingga

didapatkan faktor keserasian antara alat gali muat dengan alat angkut.

VII. WAKTU PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Kegiatan kerja praktek ini di usulkan selama 1 bulan (30 hari) yaitu

pada tanggal 5 September 2011 sampai dengan tanggal 8 Oktober 2011.

Dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

Kegiatan Kerja Praktek

minggu ke -

1 2 3 4

Orientasi Lapangan

                                           

Pengambilan Data

                                                       

Pembuatan Laporan

                                                       

Presentasi                                                       

VIII. TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Page 37: Proposal KP Perbaikan

Kegiatan kerja praktek ini bertempat di PT. WAHANA BARATAMA

MINING, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan

Selatan

IX. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak

perusahaan dengan harapan dapat memudahkan pelaksanaan Kerja Praktek

(KP) nantinya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini banyak

terdapat kekurangan atau kekeliruan, untuk itu dimohon adanya saran

konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan kerja praktik

ini.