proposal kp ku

29
A. JUDUL : STUDI REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. PERKASA INAKAKERTA B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sekitarnya. Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan galian, tetapi kegiatan-kegiatan penambangan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama rusaknya bentang alam, berubahnya estetika lingkungan, habitat fauna menjadi rusak, penurunan kualitas dan permukaan air tanah, timbulnya debu dan kebisingan. Salah satu bentuk penanganan dampak negatif dari kegiatan penambangan adalah melakukan reklamasi yang terencana. Yang dimaksud dengan reklamasi adalah setiap pekerjaan yang bertujuan memperbaiki atau mengembalikan kemanfaatan tanah semula yang rusak akibat usaha-usaha penambangan itu. Dalam melaksanakan reklamasi tidak

Upload: muthahir-arifin

Post on 27-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal KP Ku

A. JUDUL : STUDI REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS

PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. PERKASA INAKAKERTA

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan

nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan

rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sekitarnya.

Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan

penambangan bahan galian, tetapi kegiatan-kegiatan penambangan tersebut dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama rusaknya bentang

alam, berubahnya estetika lingkungan, habitat fauna menjadi rusak, penurunan

kualitas dan permukaan air tanah, timbulnya debu dan kebisingan.

Salah satu bentuk penanganan dampak negatif dari kegiatan penambangan adalah

melakukan reklamasi yang terencana. Yang dimaksud dengan reklamasi adalah

setiap pekerjaan yang bertujuan memperbaiki atau mengembalikan kemanfaatan

tanah semula yang rusak akibat usaha-usaha penambangan itu. Dalam melaksanakan

reklamasi tidak terlepas dari pertimbangan tata guna lahan yang telah ditentukan oleh

Pemda atau Dinas Pertanian setempat guna kesejahteraan masyarakat. Dengan

adanya kegiatan reklamasi yang terencana diharapkan lahan bekas penambangan

dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai lahan pertanian atau perkebunan,

sehingga dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat berkurang dan dapat

menambah pendapatan masyarakat.

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Page 2: Proposal KP Ku

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki atau mengembalikan

kemanfaatan tanah semula akibat usaha-usaha penambangan, sehingga dampak

negatif dari kegiatan penambangan dapat berkurang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menata dan memperbaiki kondisi daerah

yang telah ditambang (rusak) menjadi lahan yang produktif, sehingga setelah

penambangan pada daerah tersebut berakhir, lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk

pertanian atau perkebunan.

D. PERUMUSAN MASALAH

Sistem penambangan batugamping yang dilakukan oleh PT. SUGIH

ALAMNUGROHO. menggunakan sistem tambang terbuka (surface mining) dan

dilakukan dengan peralatan mekanis. Adapun kegiatan penambangan secara garis

besar meliputi :

1. Pembersihan lahan (clearing)

2. Pengupasan lapisan tanah penutup (stripping)

3. Penggalian (loosening) dan Peledakan

4. Pemuatan dan Pengangkutan (hauling)

5. Pemasaran (marketing)

6. Reklamasi

Kegiatan penambangan tersebut antara lain mengakibatkan perubahan kondisi

geologi daerah tersebut berupa :

Page 3: Proposal KP Ku

a. Kondisi tanah

Dampak yang terjadi akibat penambangan batugamping adalah kerusakan profil

tanah, struktur tanah, dan penurunan tingkat kesuburan tanah. Pengupasan dan

penimbunan lapisan tanah akan menyebabkan bercampurnya lapisan tanah atas

yang banyak mengandung unsur hara dengan lapisan bawah berupa tanah lapuk

yang tidak subur mengakibatkan sifat fisik dan kimia berubah dan mempengaruhi

tingkat kesuburan tanah.

a. Air permukaan dan air bawah tanah

Pola aliran air permukaan berubah akibat aktivitas penambangan karena adanya

pengupasan dan penimbunan tanah penutup pada saluran penyaliran (drainage)

alami serta terjadinya genangan-genangan pada dataran rendah terutama pada

waktu hujan.

c. Pencemaran udara

Debu terbentuk akibat kegiatan penggalian dan pengangkutan, terutama pada saat

tidak hujan atau musim kemarau.

d. Stabilitas lereng

- Erosi pada lahan bekas penambangan menjadi intensif dan menimbulkan

sedimentasi pada daerah bawahan.

- Tanah longsor dapat terjadi di daerah sekitar lokasi penambangan yang

mengancam keberadaan bangunan di sekitarnya seperti pemukiman, menara

listrik tegangan tinggi dan bangunan umum lainnya.

e. Lahan Bekas Penambangan

Page 4: Proposal KP Ku

Penambangan batugamping PT. SUGIH ALAMNUGROHO ini dilakukan dengan

sistem tambang terbuka (surface mining). Akibat penambangan tersebut terbentuk

lahan bekas penambangan yang kondisinya sangat berbeda dengan keadaan

sebelumnya, dimana di lahan bekas penambangan tersebut telah terjadi kerusakan

topografi (landform), hilangnya tanah pucuk (top soil), tanah longsor, adanya

genangan air, tanah menjadi gersang dan berbatu, penurunan permukaan air tanh,

serta terbentuknya cekungan-cekungan yang berukuran besar di lahan bekas

penambangan sehingga sukar untuk dimanfaatkan kembali.

E. PENYELESAIAN MASALAH

1. Kondisi Tanah

Untuk melaksanakan reklamasi, maka terlebih dahulu perlu diketahui keadaan

tanah di lokasi tambang, mengenai kondisi kesuburannya. Reklamasi dapat

dilakukan setelah kegiatan penambangan berakhir atau bersamaan dengan operasi

penambangan.

Keuntungan reklamasi yang bersamaan dengan operasi penambangan adalah :

- Kondisi tanah penutup apabila belum terlalu lama ditimbun tanahnya

belum terlalu padat, sehingga memudahkan dalam penanganan.

- Tanah pucuk dan tanah penutup terhindar dari erosi.

Untuk dapat merencanakan cara reklamasi yang baik perlu diketahui keadaan

tanah di lokasi penambangan yang berupa keadaan tanah di lokasi tambang dan

keadaan di lokasi pembuangan. Keadaan tanah tersebut meliputi :

a. Sifat Fisik Tanah

Page 5: Proposal KP Ku

Sifat fisik tanah ini sangat penting ditinjau dari pengolahan dan

pengelolaannya, dari warna, tekstur dan konsistennya kita telah dapat

menggambarkannya secara kasar. Sifat fisik yang pertama kita lihat adalah

warna tanah, warna tanah ini disebabkan oleh beberapa faktor :

- Bahan organik, pada tanah organosol, tanah berwarna hitam, gelap

coklat.

- Mangan, tanah berwarna gelap.

- Ferum, pada tanah berwarna merah jingga, kuning coklat.

- Garam-garam, pasir kwarsa, kaolin dan garam-garam karbonat akan

memperlihatkan warna puth/pucat pada tanah.

Selain dari faktor-faktor di atas derajat dari warna tanah dipengaruhi oleh

kandungan air. Melihat warna tanah haruslah dalam keadaan lembab. Warna

tanah dapat dipakai untuk :

- Menaksir kandungan bahan organik, dimana makin gelap warna tanah

makin besar kandungan bahan organiknya.

- Menilai drainase/pembuangan air yang berlebihan dari tanah, dimana

warna merah menandakan drainase yang baik, sedang warna kelabu/pucat

menandakan drainase yang jelek.

- Menaksir derajat pelapukan atau lamanya pembentukan tanah.

- Sebagai dasar dalam klasifikasi tanah.

- Menaksir kandungan besi dalam tanah, warna coklat/kemerahan

menunjukkan kadar besi tinggi.

Page 6: Proposal KP Ku

b. Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah meliputi susunan kimia tanah, reaksi-reaksi dalam tanah,

ketersediaan unsur hara bagi tanaman, pH atau keasaman tanah dalam

kandungan bahan organik.

Unsur hara adalah unsur-unsur kimia dalam tanah yang diperlukan sebagai

makanan bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Unsur hara terdiri

dari unsur makro yang diperlukan dalam jumlah yang banyak yaitu C, H, O, N,

P, K, Ca, Mg, S, dan unsur makro yang diperlukan dalam jumlah sedikit yaitu

Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, dan Co. Kandungan unsur hara dinyatakan

dalam kriteria sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Selain

itu ketersediaan unsur hara sangat ditentukan oleh keadaan pH atau keasaman

tanah.

c. Ketebalan top soil tanah

Top soil merupakan lapisan tanah bagian atas, tebalnya antara 15-45 cm atau

lebih, lapisan tanah ini merupakan bagian yang teramat penting, pada lapisan

inilah banyak terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuh-

tumbuhan untuk hidup.

Humus atau bahan-bahan organik serta variabel zat-zat hara mineral yang

sangat diperlukan bagi tanaman terdapat dalam lapisan tanah ini. Mikroflora

dan dan demikianpula mikrofauna atau jazad renik biologis (bakteri, cacing

tanah, serangga tanah) hidup berpadu dalam lapisan top soil ini menyuburkan

tanah dalam lingkungannya, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Page 7: Proposal KP Ku

d. Kelembaban tanah

Kelembaban tanah terjadi akibat kandungan air setempat yang tinggi. Air di

dalam tanah tergantung pada keadaan tekstur danstruktur, semakin halus liat

tanah semakin besar air yang dapat diikat oleh tanah liat lebih halus

permukaannya daripada tanah berpasir, semakin besar ukurannya makin sedikit

air yang diikat pada satu satuan yang sama.

Pada keadaan lembab tanah dalam keadaan baik untuk ditanami, agar supaya

jangan sampai kering maka evaporasi harus diperhatikan.

e. Kedalaman Tanah (solumn)

Kedalaman tanah atau solumn tanah sangat penting diketahui terutama pada

lahan-lahan yang memiliki kemiringan. Bagi kepentingan pertanian apabila

solumn tanah cukup tebal terutama lapisan top soilnya maka lebih mudah

ditanami dan lebih mudah dalam perawatan atau pemeliharaan terhadap tanah

tersebut.

f. Tekstur tanah

Tanah itu terdiri dari bahan padat, bahan cair, gas dan jasad hidup. Bahan padat

itu terdiri dari organik dan anorganik, yang anorganik terdapat dalam

bermacam-macam bentuk dan ukuran. Berdasarkan besar ukurannya dibagi

dalam beberapa fraksi atau golongan : Fraksi batu > 10 mm, kerikil 2-10 mm,

pasir 0,05-2 mm, debu 0,02-0,05 mm, liat < 0,02 mm. Pasir, debu, dan liat

merupakan fraksi utama.

Page 8: Proposal KP Ku

Fraksi-fraksi tanah itu biasanya dinyatakan dalam persen, untuk menentukan

golongan tekstur tanah berdasarkan kandungan pasir, debu, dan liat tanah dapat

dibagi dalam tiga golongan atau kelas dasar :

- Tanah berpasir (sandy soil) yaitu tanah dimana kandungan pasirnya >

70% yang dalam keadaan lembab tanah berpasir terasa kasar dan tidak lekat

- Tanah berlempung (loamy soil) yaitu tanah dimana kandungan debu-

liat relatif sama, tanah demikian tidak terlalu lepas dan juga tidak terlalu

lekat. Sepanjang tidak ada penggaraman tanah demikian sangat baik untuk

penanaman.

- Tanah liat, yaitu tanah dimana kandungan liatnya > 35%. Tanah liat

sangat lekat dan apabila kering menjadi sangat keras.

Dalam melaksanakan perisapan reklamasi tahap awal yang perlu diperhatikan

adalah cara melakukan penimbunan tanah penutup. Dalam penimbunan tanah

penutup dan perataan tanah perlu dicegah adanya erosi. Untuk itu diperlukan

pertimbanghan-pertimbangan dan pengetahuan tentang erosi.

Erosi dapat juga disebut pengikisan atau kelongsoran sesungguhnya merupakan

proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin,

baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan manusia.

Page 9: Proposal KP Ku

Sehubungan dengan itu kita mengenal :

a. Normal (geological erosion)

Yaitu erosi yang berlangsung secara alamiah, terjadi normal di alam melalui

tahap-tahap :

-Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke dalam

partikel-partikel yaitu butiran-butiran tanah yang kecil.

- Pemindahan partikel-partikel tanah tersebut baik dengan melalui

penghanyutan ataupun karena kekuatan angin.

- Pengendapan partikel-partikel tanah yang trerpindahkan atau

terangkut tadi di tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar-dasar

sungai.

Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah yang

hebat bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan dan

kemungkinan kerugiannyapun hanya kecil, ini dikarenakan banyaknya partikel-

partikel tanah yang dipindahklan atau terangkut seimbang dengan banyaknya

tanah yang terbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah.

b. Accelerated Erosion

Yaitu proses proses terjadinya erosi tersebut dipercepat akibat tindakan

manusia sendiri yang bersifat negatif ataupun telah melakukan kesalahan

dalam pengelolaan tanah dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi menurut D. D.

Baver dan W.H. Gardner dalam bukunya “Soil Physics” terjadinya erosi tanah

sangat tergantung pada : sifat-sifat hujan, kemiringan lereng jaringan aliran air,

Page 10: Proposal KP Ku

vegetasi, kemampuan tanah untuk menahan penyebaran air (infiltrasi) serta

faktor kegiatan dan perilaku manusia.

Faktor iklim yang berpengaruh terhadap erosi antara lain hujan, temperatur,

angin, kelembabab, dan radiasi matahari. Dari kelima faktor iklim tersebut

hujan merupakan faktor terpenting dalam proses erosi tanah. Sifat-sifat hujan

berupa curah hujan, intensitas, dan distribusi air hujan mempunya kemampuan

yang besar untuk menghancurkan butiran tanah serta jumlah dan kecepatan

limpasan permukaan. Di Indonesia umumnya curah hujan cukup tinggi dan

data yang diperoleh dari alat ombrometer berupa data jumlah hujan.

Laju erosi juga sangat tergantung pada : ketahanan tanah terhadap daya

rusak dari luar (baik oleh pukulan air hujan maupun limpasan permukaan),

kemampuan tanah untuk menyerap air hujan (untuk menentukan volume

limpasa permukaan yang mengikis dan mengangkut hancuran tanah).

2. Pengawetan Tanah

Dalam kegiatan reklamasi tidak dapat terlepas dari masalah hilangnya lapisan

tanah akibat terpaan air hujan. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk

mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan reklamasi dengan cara

mekanis yang meliputi :

- Pembuatan sengkedan atau terasering pada tanah miring.

- Pembuatan jalur-jalur aliran air pada tempat-tempat tertentu (water

ways).

- Pembuatan lubang-lubang dan selokan-selokan pada tempat-tempat

tertentu.

Page 11: Proposal KP Ku

- Mengadakan pengolahan tanah yang tepat yaitu menurut arah kontur

dan memotong kontur.

Usaha pengendalian erosi secara mekanis ini pada pokoknya adalah untuk

mengurangi atau menghalangi aliran air di permukaan (run off), sebelum aliran ini

dapat mengikis tanah dan menghanyutkannya. Aliran air disalurkan dengan baik

dan kecepatannya dikurangi sampai tidak menyebabkan erosi.

Sistim pembuatan teras dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :

a. Sistim pembuatan teras datar

Teras datar biasanya dibuat pada tempat-tempat dengan curah hujan yang

rendah, kemiringan tanah paling besar 3% dan mudah menyerap air.

b. Sistim pembuatan teras kredit

Teras kredit umumnya diterapkan pada tempat-tempat yang tanahnya sulit

menyerap air, dengan kemiringan 3-10% dan curah hujannnya tinggi.

c. Sistem pembuatan teras guludan

Teras guludan dibuat pada temp[at-tempat dengan kemiringan tanah 15%

dilengkapi dengan saluran pembuangan air di sepanjang bagian atas guludan.

d. Sistim pembuatan teras bangku

Teras bangku dibuat pada tanah-tanah dengan kemiringan 15-50%. Memiliki

bidang polah yang miring kurang lebih 0,1% ke arah dalam yang juga

dilengkapi dengan saluran pembuangan air.

Keadaan air yang terkandung dalam lapisan tanah sangat perlu untuk diketahui

terutama tentang kedalaman dari permukaan air tanah baik secara musiman

Page 12: Proposal KP Ku

ataupun bulanan. Tentang kedalaman permukaan air tanah bisa ditentukan melalui

sumber-sumber air setempat, juga melalui pengeboran air.

Secara umum air tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu : air tanah dangkal dan air

tanah dalam.

a. Air tanah dangkal, debit dan volumnya sangat dipengaruhi oleh curah

hujan/intensitas curah hujan dan letaknya dekat dengan permukaan bumi.

b. Air tanah dalam, debit dan volumnya hampir tidak terpengaruh oleh curah

hujan sehingga debit dan volumnya hampir konstan baik di musim hujan

maupun di musim kemarau. Letaknya jau di dalam tanah dan biasanya terletak

di atas batuan/tanah yang permiabel tanah/batuan yang kedap air.

3. Perkiraan Waktu dan Biaya Reklamasi

Hal ini penting untuk diperkirakan agar pelaksanaan reklamasai dapat

berjalan sesuai dengan rencana. Salah satu hal penting dalam perisapan reklamasi

adalah perataan tanah. Untuk itu perlu diketahui waktu perataan tanah. Untuk

menghitung angka rata-rata dari data waktu edar yang ada dapat menggunakan

teori statistik, yaitu dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari data yang ada.

Rumus yang digunakan untuk menghitung distribusi frekuensi adalah :

k = 1 + 3,32 log n

R = (Xmax – Xmin) / k

k = fi x Xi / n

Keterangan :

k = jumlah kelas interval

n = jumlah data yang angka rata-ratanya

Page 13: Proposal KP Ku

Xmax = angka terbesar dari data yang terkumpul

Xmin = angka terkecil dari data yang terkumpul

R = rentang dari setiap interval

fi = frekuensi data dari setiap kelas interval

Xi = angka tengah dari setiap kelas interval

Dengan adanya perhitungan waktu pelaksanaan waktu reklamasi maka

memudahkan untuk memperkirakan besarnya biaya reklamasi. Karena dengan

adanya perkiraan waktu tersebut maka dapat dihitung perkiraan biaya terutama

untuk ongkos pekerja. Biaya-biaya lain seperti bibit tanaman, pupuk, dan biaya

lain sudah ada harga pastinya.

F. METODOLOGI PENELITIAN

Di dalam melaksanakan studi reklamasi terhadap lahan bekas penambangan

batugamping di PT. SUGIH ALAMNUGROHO ini, penulis menggabungkan antara

teori dengan data-data yang ada di lapangan, sehingga dari keduanya didapat

pendekatan penyelesaian masalah.

Adapun urutan-urutan pekerjaan penelitian adalah :

1. Studi literatur

Studi leteratur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang

menunjang, yang diperoleh dari :

- Instansi yang terkait dalam permasalahan

- Perpustakaan

- Brosur-brosur dan peta

Page 14: Proposal KP Ku

2. Penelitian di lapangan

Penelitian di lapangan ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

- Observasi lapangan, dengan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap proses yang terjadi dan mencari informasi pendukung yang terkait

dengan permasalahanyang akan dibahas.

- Menentukan lokasi pengamatan dan mengambil data-data yang

diperlukan untuk penyelesaian masalah.

- Mencocokan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar

penelitian yang dilakukan tidak meluas serta yang diambil dapat digunakan

secara efektif.

3. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan cara :

- Melakukan pengukura-pengukuran

- Meneliti proses produksi yang sedang berlangsung

- Mencatat kejadian yang terjadi, melakukan pemotretan dan

wawancara seperlunya.

4. Akuisi Data

Akuisi data ini bertujuan untuk :

- Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan

analisa nantinya.

- Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyek

pengamatan.

- Mengetahui keakuratan data, sehingga kerja menjadi efisien.

Page 15: Proposal KP Ku

5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan

penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel, grafik-grafik atau

rangkaian perhitungan dalam penyelesaian suatu proses tertentu.

6. Analisa Hasil Pengelompokan Data

Analisa hasil pengolahan data dilakukan dengan tujuan memperoleh kesimpulan

sementara dan selanjutnya diolah dalam bagian pembahasan.

7. Kesimpulan

Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan koreksi antara hasil pengolahan data yang

telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan

suatu hasil akhir dari semua aspek dari semua yang telah dibahas.

Page 16: Proposal KP Ku

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pertambangan dan Energi, “Himpunan Peraturan Perundang-undangan di

Bidang Pertambangan Umum”, Direktorat Jendral Pertambangan Umum, Jakarta,

1967.

2. Partanto P., “Penanganan Masalah Lingkungan Dalam Industri Pertambangan Bahan

Galian Industri”, Simposium Pertambangan, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta, 1992.

3. Koesnaryo. S., “Bahan Peledak dan Metode Peledakan”, Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran”, Yogyakarta, 1988.

Page 17: Proposal KP Ku

RENCANA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR PETA

BAB I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN UMUM

A. Lokasi dan Kesampaian Daerah

B. Keadaan Geologi

C. Stratigrafi dan Topopgrafi

D. Sifat-sifat Batugamping

E. Iklim dan Curah Hujan

F. Hidrogeologi dan Tata Guna Lahan

III. KEGIATAN PENAMBANGAN BATUGAMPING

A. Keadaan Lingkungan Awal di Daerah Penambangan

B. Kegiatan Penambangan

Page 18: Proposal KP Ku

C. Dampak Akibat Kegiatan Penambangan

IV. RENCANA REKLAMASI DI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

A. Landasan Hukum Reklamasi

B. Kondisi Daerah Bekas Penambangan

C. Persiapan Reklamasi

D. Pelaksanaan reklamasi

V. PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Daerah Bekas Tambang

B. Perbaikan Cara Pengupasan dan Penimbunan Tanah

C. Perkiraan Waktu dan Biaya Reklamasi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 19: Proposal KP Ku

STUDI REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

BATUGAMPING DI PT. SUGIH ALAMNUGROHO

BEDOYO – WONOSARI - GUNUNG KIDUL

Proposal Tugas Akhir

Oleh :

Agung Revana

98.12.133/TA

Page 20: Proposal KP Ku

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2002

KAJIAN TEKNIS SISTEM PENIRISAN PADA TAMBANG

TERBUKA BATUBARA SANGATTA DI PT KALTIM

PRIMA COAL KALIMANTAN TIMUR

Proposal Tugas Akhir

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Melaksanakan Tugas Akhir

Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :

WAHYU SUMARDI

112.98.0131

Mengetahui Mengetahui

Dosen Wali Dosen Pembimbing

Page 21: Proposal KP Ku

( Ir.Priyo Widodo, M.T. ) ………………………