proposal karya tulis ilmiah

Upload: karman-jamy-m

Post on 13-Oct-2015

795 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Proposal Karya Tulis Ilmiah

TRANSCRIPT

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMIDENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IUD (Intra Uterine Device)DI DESA MUSTOKOHARJO KECAMATAN PATIKABUPATEN PATI

Proposal karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma IV Bidan Pendidik pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

Disusun Oleh :EMI SULISTIANINIM : 1104040

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANGTAHUN 2012

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD di Desa Mustokoharjo Kabupaten Pati telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Program Studi D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang, pada:

Hari: Tanggal:

Pembimbing IPembimbing II

Ns. Kanthi Suratih, S.Kep, M.KesCristina, S.SiTNIP: 19820702005012001NPP: 112

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD di Desa Mustokoharjo Kabupaten Pati telah dipertahankan dihadapan tim penguji Program Studi D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang, pada:

Hari: Tanggal:

Tim PengujiTanda Tangan

1. Herry Suswanti Djarot, SKM, M.Kes1.

2. Ns. Kanthi Suratih, S.Kep,M.Kes2.

3. Cristina, S.SiT3.

Mengetahui,Ketua

Tri Ismu Pujiyanto, SKM, M.Kes, M.Kep

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul hubungan tingkat pengetahuan ibu dan dukungan Ssami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati. Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang setulus tulusnya kepada:1. Bapak Tri Ismu Pujiyanto, SKM, M.Kes, M.Kep selaku Ketua STIKES Karya Husada Semarang.2. Ibu Herry Suswanti Djarot, SKM, M.Kes, selaku penguji I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukkan dan arahan agar proposal karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik lagi.3. Ibu Ns. Kanthi Suratih, S.Kep,M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan dorongan serta saran-saran sehingga terselesaikannya proposal karya tulis ilmiah ini.4. Ibu Cristina, S.SiT, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan dorongan serta saran-saran sehingga terselesaikannya proposal karya tulis ilmiah ini.5. Seluruh dosen dan staf STIKES Karya Husada Semarang yang telah membantu dalam menyusun proposal karya tulis ilmiah ini.6. Kepala BPPKB yang telah memberi ijin mengambil data dan membantu dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini.7. Seluruh responden yang telah banyak membantu hingga dapat diselesaikannya proposal karya tulis ilmiah ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini.Proposal karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Akhirnya dengan segala hormat penulis mempersembahkan proposal karya tulis ilmiah ini dengan harapan dapat bemanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 20 Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDULiHALAMAN PERSETUJUANiiHALAMAN PENGESAHANiiiKATA PENGANTARivDAFTAR ISIviDAFTAR TABELixDAFTAR SKEMAxDAFTAR GAMBARxiDAFTAR LAMPIRANxiiBAB I PENDAHULUANA. Latar belakang1B. Rumusan masalah5C. Tujuan penelitian5D. Manfaat penelitian6E. Keaslian penelitian7BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Telaah Pustaka101. Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices)10a. Pengertian10b. Jenis10c. Profil IUD10d. Efektivitas11e. Cara kerja11f. Keuntungan11g. Kerugian12h. Efek samping13i. Indikasi13j. Kontra indikasi13k. Pemasangan14l. Waktu pemasangan15m. Deteksi komplikasi15n. Jadwal kunjungan ulang16o. Tanda tanda bahaya IUD162. Pengetahuan17a. Pengertian17b. Pentingnya pengetahuan17c. Tingkat pengetahuan18d. Pengukuran pengetahuan213. Dukungan suami24a. Pengertian dukungan suami24b. Sumber sumber dukungan24c. Jenis dukungan suami24d. Bentuk bentuk dukungan25

4. Pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices)265. Dukungan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices)276. Hubungan pengetahuan dan dukungan suamiterhadap pemakaian IUD (Intra Uterine Devices)28B. Kerangka teori30BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANA. Kerangka konsep30B. Variabel penelitian30C. Hipotesis31D. Jenis dan rancangan penelitian31E. Ruang lingkup penelitian31F. Definisi operasional32G. Subyek penelitian34H. Instrumen penelitian36I. Jenis dan cara pengumpulan data40J. Pengolahan data42K. Analisa data44L. Etika penelitian46DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian yang sejenis7Tabel 3.1 Definisi operasional, skala pengukuran variabel penelitian32Tabel 3.2 Kisi kisi kuesioner pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD(Intra Uterine Devices)37Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner tentang dukungan suami38

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka teori29Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian30

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Jadwal penelitianLampiran 2Lembar permohonan menjadi responden.Lampiran 3.Lembar persetujuan menjadi responden.Lampiran 4. Lembar kuesioner.Lampiran 5.Lembar konsultasi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangPenduduk adalah semua orang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu atau jangka waktu tertentu. Laju pertumbuhan penduduk (Growth Rate) ditentukan oleh tingkat kelahiran dan tingkat kematian (Winkjosastro, 2005: 889). Pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini berjumlah kurang lebih 228 juta jiwa, dengan pertumbuhan penduduk 1,64% dan Total Fertility Rate (TFR) 2,6. Kualitas jumlah penduduk Indonesia cukup besar, tetapi dari sisi kualitas melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kondisi Indonesia sangat memperhatinkan karena dari 117 negara, Indonesia di posisi 108 (Handayani, 2010 : iii).Pertumbuhan penduduk Indonesia yang cepat ini menyebabkan Indonesia termasuk negara yang jumlah penduduknya banyak atau tinggi. Banyaknya laju pertumbuhan penduduk ini disebabkan oleh banyaknya angka kelahiran di Indonesia, sehingga hal ini menyebabkan nilai Sumber Daya Manusia negara tersebut rendah, terutama dalam bentuk: pendidikan, lapangan kerja, masalah perumahan dan tempat tinggal, masalah gizi dan pangan, memburuknya lalu lintas, serta gangguan ketertiban keamanan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pemerintah Indonesia membatasinya dengan mencanangkan program Keluarga Berencana (Manuaba, 2009 : 186).Indonesia sudah mengenal adanya Keluarga Berencana modern sejak tahun tahun 1953, pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat memecahkan masalah - masalah pertumbuhan penduduk (Setya Arum dan Sujiyatini, 2009: 11). Program KB di Indonesia untuk lima tahun kedepan memiliki tujuan, yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB dimasa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015 (Handayani, 2010: 29). Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sehat sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal (dua anak lebih baik laki-laki atau perempuan), berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saifuddin, 2006 : 2).Hartanto (2004) berpendapat, bahwa program KB juga berpotensi menyelamatkan kehidupan melalui cara mengikut sertakan wanita untuk ikut merencanakan kapan mengalami kehamilan, kapan harus mengatur jarak persalinan dan kapan harus berhenti mempunyai anak. Pengaturan jumlah anak ini diperlukan alat kontrasepsi. Metode keluarga berencana atau Alat Kontrasepsi (Alkon) yang dapat digunakan di Indonesia adalah metode sederhana meliputi kondom, spermiside, Coitus Interuptus, pantang berkala dan metode efektif meliputi hormonal (pil, suntik, AKBK, KB darurat) (Hartanto, 2004: 20).KB IUD (Intra Uterine Device) yaitu metode atau alat kontrasepsi yang dimasukkan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. KB IUD efektif mencegah kehamilan dari 98% hingga mencapai hampir 100%, KB IUD juga mempunyai efek samping (menorragia, disminorea), kerugian (menorragia, disminorea, peningkatan risiko infeksi panggul, IUD terlepas keluar, perforasi uterus, usus dan kandung kemih, malposisi), keuntungan (efektif dengan segera, tidak ada interaksi obat) (Subhekti, 2007: 197). KB IUD (Intra Uterine Device) lebih baik digunakan oleh wanita pada usia reproduksi (20-35 tahun), setelah melahirkan, ibu yang tidak menyusui bayinya, setelah abortus dan tidak ada tanda-tanda infeksi, perempuan yang ingin menggunakan alat kontrasepsi, serta pada wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi jangka panjang (Handayani, 2010: 139).Data statistik Indonesia pada tahun 2005, mendapatkan data pemakai KB Intra Uterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Indonesia adalah sebesar 5,20%, sedangkan pada tahun 2007, pemakai KB IUD di Indonesia adalah sebesar 4,8% dari seluruh jenis KB (Ayurai, 2010). Peserta KB baru bulan November tahun 2009 di Jawa Tengah untuk akseptor KB IUD adalah 32.420 (3,73%) akseptor dari jumlah keseluruhan akseptor KB sebanyak 869.067 akseptor. Jumlah akseptor KB IUD ini pada urutan yang kelima setelah suntik, pil, implant, dan kondom dari tujuh metode kontrasepsi yang ada. Realisasi dari pelaksanaannya belum memenuhi target, yaitu 32.420 akseptor, tetapi baru mencapai 65,09% dari angka yang sudah ditargertkan (BKKBN, 2009) (Ayurai, 2010). Data yang didapatkan dikantor BKKBN Kabupaten Pati dari satu tahun yang lalu, jumlah PUS 289.155 jiwa, dimana 219.773 (76,01%) jiwa merupakan akseptor KB dengan jumlah akseptor KB IUD 10.074 (4,5%) jiwa (BKKBN Kab Pati, 2010).Sedikitnya jumlah peserta KB IUD ini dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti: ketidaktahuan peserta tentang kelebihan KB IUD, dimana pengetahuan terhadap alat kontarsepsi merupakan pertimbangan dalam menentukan metode kontrasepsi yang digunakan, kualitas pelayanan KB, dilihat dari segi ketersediaan alat kontrasepsi, ketersediaan tenaga yang terlatih dan kemampuan medis teknis petugas pelayanan kesehatan, biaya pelayanan IUD yang mahal, adanya hambatan dukungan dari suami dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD, adanya niat yang timbul dari adanya sikap yang didasarkan pada kepercayaan, norma-norma dimasyarakat dan norma pokok yang ada dalam lingkungan. Salah satu norma yang dianut masyarakat adalah pemasangan IUD yang dilakukan diaurat (vagina) sehingga menimbulkan perasaan malu atau enggan untuk menggunakan IUD (Handayani, 2010: 138). Sedangkan IUD sendiri mempunyai efektivitas yang tinggi hampir 100% dan mempunyai keuntungan yaitu tingkat reversibelnya tinggi. Ibu dan suami perlu mendapatkan konseling dan penjelasan yang benar dan lengkap dari petugas kesehatan tentang hal ini, sehingga petugas kesehatan diharuskan mempunyai sumber daya manusia dan skill yang tinggi mengenai konseling KB. Ibu dan suami harus benar - benar yakin sebelum mengambil keputusan mulai dari tahap mengetahui, tertarik kemudian menilai, lalu baru mencoba setelah ibu menerima (Handayani, 2010: 29). Bertolak belakang dari permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul hubungan tingkat pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati.B. Rumusan masalahBerdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: adakah hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati ?C. Tujuan penelitian1. Tujuan umumUntuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontarasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati.2. Tujuan khususa. Mendeskripsikan distribusi pengetahuan akseptor tentang alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati.b. Mendeskripsikan distribusi dukungan suami dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati.c. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati.d. Menganalisis hubungan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati.e. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati.D. Manfaat penelitian1. Bagi pembuat kebijakana. BPPKBSebagai masukkan dalam penentuan kebijakan program pelayanan keluarga berencana selanjutnya didaerah Kabupaten Pati.b. PLKBSebagai masukkan lebih lanjut dalam penentuan rencana program selajutnya, khususnya diwilayah desa Mustokoharjo.2. Bagi tenaga kesehatan (Bidan)Sebagai masukkanlebih lanjut dalam pelaksanaan rencana program selanjutnya, khususnya diwilayah desa Mustokoharjo.3. Bagi institusi pendidikanSebagai bahan bacaan dan informasi tentang hubungan pengetahuan dan dukungan suami dalam menggunakan metode kontrasepsi IUD pada akseptor.4. Bagi masyarakat Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi IUD sehingga mampu membuat pertimbangan dalam menggunakan menggunakan kontrasepsi IUD.5. Bagi penelitiDasar penelitian terhadap akseptor dalam pemakaian kontrasepsi dan sejauh mana faktor tersebut mempengaruhi sehingga dapat mengembangkan sikap keterampilan dan pengalaman.E. Keaslian PenelitianPeneliti menemukan beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti saat ini, yaitu:

Tabel 1.1Penelitian yang sejenis

PenelitiJudul penelitianVariabelMetodelogi penelitianHasil penelitian

Handayani Setiwismowati (2010)Hubungan antara pengetahuan kontrasepsi dan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi Mantap diKecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara1. Variabel independen: a. Pengetahuanb. Dukungan suami2. Variabel dependen:Pemilihan kontrasepsi mantapPenelitian ini menggunakan metode penelitian analitik, dengan pendekatan cross sectional.1. Terdapat hubungan yang signifikan antara ibu yang berpengetahuan baik dengan pemilihan kontrasepsi MOW2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ibu yang mendapatkan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi MOW.

Tinaherawati Sukaisih (2004)

Zahera Ibrahim (2008)Hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, dan dukungan suami terhadap pemakaian KB IUD di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang

Hubungan pengetahuan ibu usia subur dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD di Klinik Siska tahun 20081. Variabel independen: a. Karakteristikb. Pengetahuanc. Sikap d. Dukungan suami2. Variabel dependen: pemakaian KB IUD.

1. Variabel independen: Pengetahuan 2. Variabel dependen: Penggunaan alat kontrasepsi IUD.Jenis penelitian studi explanatory research dengan rancangan cross sectional.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi korelasi.1. Terdapat hubungan antara umur suami terhadap pemakaian KB IUD.2. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan suami terhadap pemakaian KB IUD.3. Tidak terdapat hubungan antara pendapatan suami terhadap pemakaian KB IUD.4. Terdapat hubungan antara pekerjaan suami terhadap pemakaian KB IUD.5. Terdapat hubungan antara pengetahuan suami terhadap pemakaian KB IUD.6. Terdapat hubungan antara sikap suami terhadap pemakaian KB IUD.7. Terdapat hubungan antara dukungan suami terhadap pemakaian KB IUD.

Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu usia subur dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Penelitian diatas memiliki beberapa persamaan maupun perbedaan, persamaannya adalah metode penelitiannya menggunakan pendekatan Cross Sectional. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu tertelatak pada: judul penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian dan variabel yang diteliti dan hasil penelitiannya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Telaah pustaka1. Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)a. PengertianIUD adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan kedalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif (Saifudin, 2006: MK-74).b. Jenis1) IUD Cu T 380 AKecil, kerangka dari plastik fleksibel, berbentuk huruf T, diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana.2) IUD lain yang terdapat di Indonesia ialah NOVA T (Schering) (Setya Arum dan Sujiyatini, 2009: 153).c. Profil IUD (Intra Uterine Device) menurut Saifuddin (2006: MK-74) adalah :1) Sangat efektif, reversibel dan berjangka waktu panjang (dapat sampai 10 tahun Cu T 380 A).2) Haid menjadi lebih banyak dan lama3) Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.4) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi.5) Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (IMS).d. Efektivitas menurut Subhekti (2008: 68) adalah :IUD efektif mencegah kehamilan dari 98% hingga mencapai 100% yang bergantung pada alatnya. IUD terbaru, seperti Cu T 380 A memiliki angka kegagalan yang jauh lebih rendah pada semua tahap pemakaian tanpa ada kehamilan setelah 8 tahun pemakaian.e. Cara Kerja IUD (Intra Uterine Device) menurut Pramono (2007), yaitu:a) Dengan adanya benang IUD akan merangsang pengeluaran lendir rahim, sehingga menghalangi sperma masuk untuk melakukan pembuahan.b) Dengan adanya IUD akan merangsang endometrium menghasilkan makrofag yang akan membunuh atau memakan sperma.c) Dengan adanya IUD akan menyebabkan moltilitas bertambah sehingga ovum cepat sampai ditransfer ke kavum uteri sehingga tidak sempat dibuahi.f. Keuntungan menurut Saifuddin (2006: MK-75) adalah :1) Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan atau 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).2) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT 380A dan tidak perlu diganti).4) Sebagai efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.7) Tidak ada efek samping hormonal Cu T 380 A8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).10) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.g. Kerugian IUD menurut Subhekti (2008: 69) adalah :1) Menoragea.2) Disminorea.3) Sedikit peningkatan risiko kehamilan ektopik bila ada kegagalan IUD.4) Peningkatan risiko infeksi panggul.5) IUD terlepas keluar.6) Perforasi uterus, usus dan kandung kemih.7) Malposisi IUD.8) Kehamilan yang disebabkan oleh pengeluaran, perforasi, atau malposisi.

h. Efek samping1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).2) Haid lebih lama dan banyak.3) Perdarahan (Spotting) antar menstruasi.4) Saat haid lebih sakit (Saifuddin, 2006: MK-75).i. Indikasi Indikasi IUD (Intra Uterine Device) menurut Setya Arum dan Sujiyatini (2009: 157) adalah :1) Usia reproduksi.2) Telah memiliki anak maupun belum.3) Wanita yang menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan.4) Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi.5) Pasca keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul.6) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi.7) Sering lupa menggunakan pil.j. Kontra indikasi Saifuddin (2006: MK-77) berpendapat didalam bukunya, kontra indikasi dari IUD (Intra Uterine Device) adalah :a. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya (sampai dapat dievaluasi).c. Sedang menderita infeksi genetal (vaginitis, servisitis).d. Tiga tahun terakhir sedang mengalami atau sering menderita penyakit radang panggul atau abortus septik.e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.f. Penyakit trofoblas yang ganas.g. Diketahui menderita TBC pelvik.h. Kanker alat genetalia.i. Ukur rongga rahim kurang dari 5 cm.k. PemasanganUntuk menggunakan alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) harus memenuhi syarat untuk menggunakannya. Adapun syarat pemasangan menurut Saifudin (2006), yaitu :1) Usia reproduktif.2) Keadaan nullipara.3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.7) Risiko rendah dari IMS.8) Tidak menghendaki metode hormonal.9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.10) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (sebagai kontrsepsi darurat).l. Waktu pemasanganWaktu pemasangan menurut Setya Arum dan Sujiyatini (2009: 149), yaitu:1) Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan tidak hamil.2) Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pertama pasca persalinan, 6-8 minggu ataupun lebih sesudah melahirkan.3) Segera sesudah induksi haid, pasca keguguran spontan, dengan syarat tidak terdapat bukti-bukti adanya infeksi.m. Deteksi komplikasi menurut Setya Arum dan Sujiyatini (2009: 155) adalah:1) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.2) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.3) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).4) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.5) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.6) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.7) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.8) Sedikit nyeri dan perdarahan bercak (spooting) terjadi setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 hari.9) Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas yang terlatih yang harus melepaskan IUD.10) IUD mungkin keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila dipasang segera sesudah melahirkan).n. Jadwal kunjungan ulang menurut Yetti dan Martini (2011) adalah :1) 1 minggu pasca pemasangan.2) 1 bulan pasca pemasangan.3) 3 bulan pasca pemasangan.4) Setiap 6 bulan berikutnya.5) 1 tahun sekali.6) Bila terlambat haid 1 minggu.7) Bila terjadi perdarahan banyak dan tidak teratur.o. Tanda-tanda bahaya IUD menurut Hartanto (2004) adalah :1) Terlambat haid (kehamilan), perdarahan abnormal.2) Nyeri abdomen, dispareunia.3) Vaginal discharge abnormal.4) Merasa tidak sehat, demam dan menggigil.5) Benang ekor IUD menghilang, bertambah pendek atau bertambah panjang.2. Pengetahuana. PengertianPengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh itensitas perhatian seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010: 27). b. Pentingnya pengetahuanMenurut Notoatmodjo (2003) dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat, menyatakan pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Wawan, 2010: 12). Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadarin dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).2) Interst (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjeksudah mulai timbul.3) Evaluation (menimbang nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.5) Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.Apabila proses penerimaan perilaku baru atau adopsi melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari pengetahuan, maka tidak akan berlangsung lama (Notoadmodjo, 2003: 121 122).c. Tingkat pengetahuanPengetahuan seseorang terhadap objek memiliki itensitas atau tingkatan yang berbeda beda. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif memiliki 6 tingkatan, yaitu:1) Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefunisikan, menyatakan dan sebagainya (Wawan, 2010: 12).2) Memahami (Comprehension)Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap obyek tersebut, tidak sekedar hanya dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut (Wawan, 2010: 13). Misalnya: orang-orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah bukan hanya sekedar menyebutkan 3M (mengubur, menutup dan menguras). Tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus mengubur, menutup dan menguras tempat tempat penampungan air tersebut (Notoatmodjo, 2003: 27 28).3) Aplikasi (Aplication)Aplikasi ini diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Wawan, 2010: 13). Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan ditempat ia bekerja atau dimana saja (Notoatmodjo, 2003: 28).4) Sintesis (Syntesis)Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada (Wawan, 2010: 13), misalnya: dapat membuat atau meringkas dengan kata kata atau di dengar dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca (Notoatmodjo, 2003: 28).5) Evaluasi (Evaluation)Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi dan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Wawan, 2010: 14), misalnya: seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak atau seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003: 29). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau menggunakan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin kita ukur dari objek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan kita ukur dan setelah itu, dapat kita sesuaikan dengan tingkat tingkat tersebut (Notoatmodjo, 2003: 124).d. Pengukuran pengetahuanPengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin kita ukur dari objek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan kita ukur dan setelah itu, dapat kita sesuaikan dengan tingkat tingkat tersebut (Notoatmodjo, 2003: 124).Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 2, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor Internal yang mempengaruhi pengetahuan adalah:1) PendidikanPendidikan bearti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita cita tertentu yang memerlukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk memudahkan untuk mendapatkan informasi. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi (Wawan, 2010: 17).2) PekerjaanPekerjaan adalah suatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Wawan, 2010: 17).3) UmurUmur adalah waktu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Huclok (1998) berpendapat bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan berkerja (Wawan, 2010: 17).Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:1) Faktor lingkunganFaktor lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan, 2010: 18).2) Faktor budayaSosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap yang menerima informasi (Wawan, 2010: 18).Berdasarkan konsep yang telah dikemukan oleh Lawrence Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:1) Faktor predisposisi (Predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilainilai.2) Faktor pemungkin (Enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas fasilitas kesehatan.3) Faktor pendorong atau penguat (Renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2003: 76).Sedangkan faktor utama yang mempengaruhi perilaku menurut Lawrence Green, yaitu:1) Tingkat pengetahuanPengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan yang positif dapat mempermudah terwujudnya perilaku tertentu. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng (bertahan lama) daripada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan.2) Tingkat ekonomiDiantaranya yang termasuk faktor predisposisi atau yang mempermudah untuk terjadinya perilaku adalah tingkat ekonomi. Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi, bagi yang berstatus ekonomi tinggi akan semakin mudah dalam memilih pelayanan kesehatan, begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat ekonominya maka akan semakin sulit untuk memilih pelayanan kesehatan bagi dirinya (Notoatmodjo, 2003: 80).3. Dukungan suamia. Pengertian dukungan suamiChoen dan Syme (1996: 241) mengatakan dukungan adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya (Setiadi, 2008: 21). Dukungan menjadikan seseorang mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan (Setiadi, 2008: 21).Keberadaan dukungan yang adekuat terbukti berhubungan dengan fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Selain itu, pengaruh positif dari dukungan adalah pada penyesuaian terhadap kejadian yang penuh dengan stres (Setiadi, 2008: 23).b. Sumber sumber dukunganDukungan dapat berasal dari luar dan dari dalam. Dukungan dari luar atau dukungan yang bersifat eksternal adalah dukungan yang berasal dari sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial dan praktisi kesehatan. Sedangkan dukungan dari dalam yang bersifat internal adalah dukungan yang berasal dari suami, anak dan saudara kandung (Setiadi, 2010: 21).c. Jenis jenis dukungan suamiFriedman berpendapat didalam bukunya yang di kutip oleh Setiadi (2008: 22), jenis - jenis dukungan dari suami adalah:1) Dukungan Informasional, yaitu suami berfungsi sebagai penyebar informasi.2) Dukungan Emosional, yaitu keluarga adalah sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.3) Dukungan Instrumental, yaitu suami merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.4) Dukungan Penilaian, yaitu suami bertindak sebagai sebuah umpan balik.d. Bentuk bentuk dukunganSetiap bentuk dukungan mempunyai ciri ciri antara lain :1) Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulanggi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan.2) Perhatian emosional, yaitu setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpati dan empati, cinta dan kepercayaan, sehingga orang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri, tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati dan berempati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.3) Bantuan instrumental, dukungan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan persoalan yang dihadapi, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai.4) Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain, berdasarkan kondisi sebenarnya. Penilaian ini bisa positive dan negative. Namun, penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positive (Setiadi, 2008: 22 23).4. Pengetahuan Tentang Alat Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)Notoatmodjo (2010: 32) berpendapat didalam bukunya, bahwa pengetahuan merupakan faktor internal (pengetahuan, presepsi, keyakinan, keinginan, motivasi, niat dan sikap) terlahir dari adanya faktor eksternal yang mempengaruhinya. Faktor internal inilah yang akan mengawali teradinya perilaku. H.L Blum (1974) mengatakan bahwa perilaku merupakan bentuk respons seseorang terhadap stimulus, berupa sakit atau penyakit, makanan dan minuman, lingkungan dan juga pelayanan kesehatan. Pengetahuan mengenai alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) sebagai salah satu faktor interna yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Pengetahuan mengenai alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari pelayan kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) adalah kemampuan untuk mengetahui, memahami dan menjawab pertanyaan tentang kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device), yang meliputi, pengertian, cara penggunaan, keuntungan, kerugian dan efek samping dari alat kontrasepsi tersebut (Notoatmodo: 2010: V).5. Dukungan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)Dukungan (Support) merupakan faktor internal dari terbentuknya sebuah perilaku (Notoatmodjo, 2010: 33). Suami atau keluarga merupakan salah satu sumber dukungan, dalam penggunaan metode alat kontrasepsi apapun diperlukan adanya dukungan dari suami. Gambaran dari proses dukungan suami adalah dengan ikut menyarankan dan membantu dalam pemilihan atau pemakaian alat kontrasepsi. Suami juga dapat memberikan bantuan nyata seperti kehadiran dalam hal hal yang berpengaruh pada tingkah laku ibu dalam penggunaan atau pemakaian alat kontrasepsi (Handayani, 2010: 12).Hasil penelitian serupa juga yang didapatkan oleh Arman widodo (2004), mengatakan dukungan suami menentukan pengambilan keputusan dari ibu untuk menggunakan suatu alat kontrasepsi. Bukan hanya untuk pengambilan keputusan, dukungan suami juga dibutuhkan dalam memberikan perhatian dalam penggunaan alat kontrasepsi yang dipilih.

6. Hubungan pengetahuan dan dukungan suami terhadap pemakaian IUD (Intra Uterine Device)Berbagai penelitian yang meneliti tentang pengaruh pengetahuan ibu dan dukungan suami (seperti penelitian Handayani Setiwismowati (2010), Tinaherawati Sukaisih (2004)) yang sama- sama meneliti variabel tersebut, mempunyai hasil yang hampir sama. Hasil penelitian penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu dan dukungan suami saling mempengaruhi terhadap pemilihan atau pemakaian alat kontrasepsi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu atau suami, maka ibu atau suami dapat memilih atau mendukung pasangannya menggunakan alat kontrasepsi yang tepat.

1. Kerangka teoriSkema 2.1

Faktor eksternalLingkunganSosial budayaFaktor internal :PendidikanPekerjaanUmurKerangka teori penelitianDukungan SuamiDukungan informasionalDukungan emosionalDukungan instrumentalDukungan penilaian

KIE dari tenaga kesehatan

Pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices)Pengetahuan

Keterangan:

(Sumber: Modifikasi dari teori Friedman, Lawrence Green (1980))

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka konsepKerangka konsep penelitian adalah dasar pemikiran pada penelitian yang dirumuskan dari fakta fakta, observasi dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep memuat teori, dalil atau konsep konsep yang akan dijadikan dasar dan pijakan untuk melakukan penelitian (Setiawan, 2010: 54).

Pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD

Pemakaian alat kontrasepsi IUD

Dukungan suami

Skema 3.1Kerangka konsep penelitian

B. Variabel penelitianVariabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota anggota suatu kelompok berbeda dengan kelompok lain (Notoatmodjo, 2005: 52). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :1. Variabel bebas, yaitu: objek penelitian yang dipengaruhi variabel terikat (Notoatmodjo, 2005: 52). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD dan dukungan suami.2. Variabel terikat, yaitu: objek penelitian yang dipengaruhi variabel bebas (Notoatmodjo, 2005: 52). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemakaian kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device).

C. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Notoatmodjo, 2005). Hipotesis pada penelitian ini, yaitu ada hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device).

D. Jenis dan rancangan penelitianJenis penelitian yang akan digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau berisiko dan variabel terikat atau akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010, 47).

E. Ruang lingkup penelitian1. Lingkup lokasiPenelitian ini akan dilakukan di Desa Mustokoharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati.

2. Lingkup waktuPenelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei Tahun 2012.

F. Definisi operasionalTabel 3.1Definisi Operasional, Skala Pengukuran dan Variabel PenelitianNoVariabelDefinisi OperasionalAlat UkurHasil UkurSkala

1Variabel bebas : PendidikanPendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita cita tertentu yang memerlukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian (Wawan, 2010: 17).Kuesioner umur diukur dengan mencantumkan tingkat pendidikan terakhir responden di lembar depan kuesioner.Untuk menjelaskan secara deskriptif karakteristik dari responden, yang dikategorikan:1. 20-30 tahun2. 31-40 tahun3. 41-50 tahunOrdinal

2Variabel bebas : Pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUDPengetahuan adalah kemampuan responden mengetahui, memahami dan menjawab pertanyaan tentang kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device), meliputi, cara penggunaan, manfaat dan efek sampingnya.KuesionerPengetahuan diukur dengan pertanyaan sebanyak 30 pertanyaan. Apabila responden menjawab benar nilainya 2 dan jika menjawab salah nilainya 1.Skor maksimal 60, minimal 30 untuk menjelaskan secara deskriptif.Interval

3 Variabel bebas : Umur Umur adalah waktu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Huclok (1998) berpendapat bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan berkerja (Wawan, 2010: 17).Kuesioner umur diukur dengan mencantumkan umur responden di lembar depan kuesioner.Untuk menjelaskan secara deskriptif karakteristik dari responden, yang dikategorikan, menjadi:1. Dasar (SD, SMP)2. Menengah (SMA/ MA/ SMK)3. Tinggi (D1-S1)Ordinal

4Variabel bebas: Dukungan suamiSaran dan bantuan nyata yang diberikan oleh suami berupa kehadiran dalam hal - hal yang berpengaruh pada tingkah laku ibu dalam penggunaan atau pemakaian alat kontrasepsi.KuesionerDukungan suami diukur dengan pertanyaan sebanyak 25 pertanyaan. Jawaban sangat setuju nilainya 5, jawaban setuju nilainya 4, jawaban ragu-ragu nilainya 3, jawaban tidak setuju nilainya 2 dan sangat tidak setuju nilainya 1.Nilai maksimal 125 dan minimal 25, untuk menjelaskan secara deskriptif mengenai dukungan suami dengan pemakian alat kontrasepsi IUD.Interval

5Variabel terikat:Pemakaian kontrasepsi IUDAkseptor keluarga berencana yang menggunakan KB IUD dan bukan KB IUD.Rekam medikKategori :1. Tidak menggunakan KB IUD2. Menggunakan KB IUDNominal

G. Subjek penelitian1. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010: 86). Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB IUD di Puskesmas Pati I (Desa Mustokoharjo). Hasil pengamatan jumlah pasangan usia subur (PUS) di desa Mustokoharjo di peroleh 284 orang.2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010: 115). Sampel dalam penelitian ini adalah semua PUS akseptor KB yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi dari penelitian ini, yaitu :a. Pasangan usia subur (PUS) akseptor KB yang bersedia menjadi responden.b. Pasangan usia subur (PUS) akseptor KB yang mendapat persetujuan dari suami.c. Pasangan usia subur (PUS) akseptor KB yang suaminya tidak merantau.d. Pasangan usia subur (PUS) akseptor KB yang dapat membaca dan menulis.Besar sampel tergantung distribusi atau model populasi, dan sampel harus memenuhi kriteria tingkat ketepatan (level of precision) dan tingkat kepercayaan (risk level or confidence). Tingkat ketepatan (presisi) atau juga sampling error yang sering diekspresisikan menggunakan poin-poin prosentase, misalnya (1%), (5%) atau semakin kecil semakin baik, tergantung besar populasi. Dalam penelitian batas tingkat kepercayaan maksimal (99%) dan terendah (90%). Besar sampel dapat ditentukan dengan menggunakn rumus Solvin sebagai berikut :

Dimana:n: Besar sampelN: Jumlah populasie: Standar eror (5%) (Setiawan, 2010: 99)Perhitungan :

= 166 orangHasil dari perhitungan di atas didapatkan besar ukuran sampel dengan jumlah populasi total 284 dengan mengambil standar eror (5%) didapatkan besar sampel sebesar 166 orang.3. Teknik samplingTeknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel dengan sengaja mengambil atau memilih kasus atau responden (Notoatmodjo, 2010: 125).

H. Instrumen penelitianInstrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010: 87). Instrument penelitian yang digunakan ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui (Notoatmodjo, 2010: 164). Kuesioner didalam penelitian ini memuat sebanyak 55 pertanyaan. Tiga puluh (30) pertanyaan mengenai pengetahuan yang merupakan jenis pertanyaan terbuka, kemudian dua puluh lima (25) pertanyaan mengenai dukungan suami. Kuesioner yang akan digunakan menggunakan jenis pertanyaan tertutup yang merupakan jenis pertanyaan tertutup. Jenis pertanyaannya ada 2, yaitu pertanyaan favorable (positif) dan pertanyaan unfavorable (negatif). Ketentuan pemberian skor sebagai berikut:1. Favorable (Positif)Sangat setuju: 5Setuju: 4Ragu ragu: 3Tidak setuju: 2Sangat tidak setuju: 12. Unfavorable (negatif)Sangat setuju: 1Setuju: 2Ragu-ragu: 3Tidak setuju: 4Sangat tidak setuju: 5

Tabel 3.2Kisi kisi kuesioner pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)VariabelIndikatorNo itemJumlah

Pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device).Pengertian IUD1, 13, 223

Bentuk alat kontrasepsi IUD2, 12, 233

Waktu pemasangan3, 11, 243

Jangka waktu penggunaan IUD5, 16, 253

Efek samping dari penggunaan IUD7, 18, 263

Keuntungan dari IUD6, 17, 213

Kerugian dari IUD4, 14, 273

Indikasi dari IUD9, 10, 283

Kontra indikasi dari IUD8, 20, 303

Waktu kunjungan ulang (Follow Up)15, 19, 293

JUMLAH30

Tabel 3.3Kisi-kisi kuesioner tentang dukungan suamiVariabelIndikatorNo itemJumlah

Dukungan SuamiMengetahui tentang pengertian KB dan IUD.1, 2, 3, 4, 215

Mengetahui manfaat dari IUD. 5, 6, 7, 8, 225

Merencanakan jumlah anak.9, 10, 11, 12, 245

Mendukung istri dalam menggunakan alat kontrasepsi IUD13, 14, 15, 16, 255

Suami sebagai motivator istri dalam menggunakan alat kontrasepsi IUD17, 18, 19, 20, 235

JUMLAH25

Sebelum digunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian, kuesioner harus diuji dahulu validitas dan reliabilitas.1. Uji validitasValiditas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang di ukur. Dilakukan content validitas dengan ahli Gynekologi dan Obsterti. Setelah dilakukan content validitas dengan ahli Gynekologi dan Obsterti, maka dilakukan uji korelasi antar skor (nilai) tiap item pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Pengujian validitas pada penelitian ini akan menggunakan program SPSS for windows dengan rumus korelasional person-product moment yaitu:

Keterangan :Rxy: Kefisien korelasi antara x dan yx: Pertanyaan nomor tertentuY: Skor totalN: Jumlah respondenUji Validitas untuk koesioner tentang pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD akan dilakukan di Desa Gajah Mati Kabupaten Pati. Dengan cara membagikan kuesioner kepada 30 responden. Uji validitas dilakukan di wilayah ini, karena karakteristik responden sama dengan di desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.2. ReliabilitasReliabilitas adalah semua instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrumen tersebut sudah tidak baik (Arikunto, 2002: 57). Uji reliabilitas pengerjaannya akan menggunakan program SPSS for windows dengan rumus model Alpha Cronbach.

Ri = KeteranganRi : Reliabilitas instrumentk : Banyaknya butir pertanyaan : Jumlah varian butiranS: Varians totalKemudian angka reliabilitas instrument tentang pengetahuan ibu dan dukungan suami yang dapat dikonsultasikan dengan table R jika didapatkan r hitung lebih besar dari r table, maka instrument tersebut dikatakan tidak handal (Arikunto, 2002: 57). Menguji reliabilitas instrument tersebut digunakan koefisien reliabilitas alpha, yang perhitungannya menggunakan prosedur reliabilitas dengan tujuan perhitungan koefisien adalah untuk mengetahui tingkat konsisten jawaban responden.

I. Jenis dan cara pengumpulan data1. Jenis data dalam penelitian ini, yaitu :a. Data primerData primer adalah data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh responden, tentang pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) dan dukungan suami pada pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner.b. Data sekunderData sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan data Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.2. Cara pengumpulan dataa. Langkah-langkah pengumpulan data primer :1) Peneliti mengajukan surat permohonan melakukan penelitian kepada STIKES Karya Husada Semarang.2) Peneliti memberikan surat pengantar penelitian kepada Kepala Puskesmas Pati I.3) Peneliti memberikan surat pengantar penelitian kepada Kepala Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.4) Peneliti memberikan surat pengantar penelitian kepada Bidan Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.5) Peneliti menentukan responden yang akan dijadikan sampel penelitian, kemudian memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian kepada responden dengan memberikan Surat Pengantar Penelitian.6) Setelah responden setuju untuk dijadikan responden dalam penelitian, maka responden disarankan untuk mengisi lembar informed consent.7) Peneliti akan membagi responden menjadi 2 kelompok yang terdiri dari kelompok yang menggunakan IUD dan yang tidak menggunakan IUD.8) Peneliti memberikan kuesioner kepada responden sesuai dengan kuesioner penelitian untuk diisi.9) Lembar kuesioner yang telah diisi dilanjutkan dengan pengolahan data.b. Langkah-langkah pengumpulan data sekunder :1) Peneliti memberikan surat pengantar pengambilan data kepada Kepala Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.2) Peneliti memberikan surat pengantar pengambilan data kepada Bidan Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.3) Peneliti mendapat surat balasan pengambilan data dari Kepala Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.4) Peneliti mendapat surat balasan pengambilan data dari Kepala Puskesmas Pati I.5) Peneliti mengumpulkan data sekunder, yaitu data PUS yang menjadi Akseptor KB IUD (Intra Uterine Device).

J. Pengolahan dataSetelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data. Tahap pengolahan data, meliputi:.1. Metode pengumpulan dataa. Editing (penyuntingan data)Meneliti data yang sudah terkumpul dari kuesioner untuk meneliti kelengkapan data yang sudah terkumpul sebelum data diolah.b. Coding (mengkode)Mengelompokan hasil jawaban selanjutnya diberi kode pada semua data yang telah terkumpul agar mudah dianalisis. Dalam penelitian ini, coding berisikan nilai hasil kuesioner yang didapat oleh responden.c. Scoring (menilai)Memberikan nilai atau score terhadap hasil kuesioner yang telah diberikan. Jumlah pertanyaan pada pengetahuan tentang IUD 30 soal, nilainya :1) Jawaban benar: nilai 22) Jawaban salah: nilai 1Dukungan suami dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menggunakan pertanyaan tertutup yang penilaiannya dengan menggunakan skala Likert dengan penilaian, sebagai berikut: FavorableUnfavorable1) Sangat setuju: 512) Setuju:423) Ragu-ragu:334) Tidak setuju: 245) Sangat tidak setuju: 15d. Tabulating (memasukan data)Memproses data dengan memasukan data jawaban responden dalam table sesuai dengan score jawaban kemudian dimasukkan ke dalam tabel yang telah disiapkan.K. Analisa dataAnalisis data digunakan dengan teknik analisis data kuantitatif atau teknik statistik, untuk mengolah data berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil dari konvensi (Notoatmodjo, 2005).1. Analisis Univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitiannya (Notoatmodjo, 2010: 183). Menganalisis tiap variabel dalam penelitian ini, mengetahui identitas dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini, analisis univariat dilakukan terhadap data penelitian tentang pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device), pendeskripsian karakteristik dari variabel tersebut menggunakan grafik P-P Plot.2. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian statistik (Notoatmodjo, 2010: 183). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat dengan menggunakan rumus T - Test. Adapun rumus yang digunakan adalah:

Dimana :: rata rata sampel 1: rata rata sampel 2s1: simpangan baku sampel 1s2: simpangan baku sampel 2s12: varians sampel 1s22: varians sampel 2n1: jumlah anggota sampel 1n2: jumlah anggota sampel 2Pada uji bivariat ini pula akan dilakukan test normalitas variabel. Test ini merupakan suatu syarat sebelum melakukan analisa multivariat. Uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmagorov Smirnov dan grafik P-P plot untuk mengetahui normalitas dari variabel-variabel tersebut.3. Y = a + a1X1 + a2X2 + a3X3 + eAnalisis multivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variable independent dengan satu variable dependent. Uji statistik yang biasa digunakan adalah Regresi berganda (multiple regression) (Notoatmodjo, 2010: 184). Bentuk umum dari analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:

Dimana : Y: Variabel pemakaiana1: Koefisien regresi pengetahuan ibua2: Koefisien regresi dukungan suamia3: Koefisien regresi pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)X1: Pengetahuan ibuX2 : Dukungan suamiX3: Pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)a: Konstantae: Error Of Term (Variabel pengganggu)

L. Etika penelitianDalam melakukan penelitian ini peneliti mengajukan permohonan izin ke Kepala Desa dan Bidan Desa Mustokoharjo Kabupaten Pati. Kemudian peneliti meminta persetujuan kepada responden untuk mengambil data-data guna penelitian, yang meliputi :1. Informed Consent (lembar persetujuan)Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Responden dapat memutuskan bersedia ataupun menolak untuk menjadi sampel penelitian. Apabila responden bersedia menjadi sampel penelitian, maka responden dianjurkan mengisi Informed Consent. Dan selama pelaksanaan penelitian berlangsung, tidak ditemukan responden yang menolak untuk menjadi sampel penelitian, sehingga seluruh responden bersedia mengisi formulir Informed Consent (lembar persetujuan).2. Anonimity (tidak mencantumkan nama)Responden pada lembar observasi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disampaikan.3. Confidentility (kerahasiaan)Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti (Confidentility) (Setiawan, 2010: 131).

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arum, DYS. 2009. Panduan Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha Medika

BKKBN. 2010. Data Akseptor Pengguna KB. Pati

Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rihama Pustaka

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar

Manuaba, IBG. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip Prinsip Dasar.Jakarta. Rineka Cipta

Saifuddin, AB. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Tridasana Printer

Saryono, Ari Setiawan. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan D III, D IV, S 1 dan S 2. Yogyakarta: Nuha Medika

Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu

Subhekti, NB. 2007. Buku kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta: EGC

Winkjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Sekeloa Publisher. Bandung: Yayasan Bina Pustaka

Lampiran 2PERMINTAAN MENJADI RESPONDENKepada Yth :Calon RespondenAssalamualaikum Wr. Wb.Dengan hormat, Dengan ini saya :Nama :Emi SulistianiPendidikan:STIKES Karya Husada SemarangAlamat :Jl. Intan Raya No.1 SemarangDalam rangka mengadakan penelitian yang berjudul: Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami Dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD, guna melengkapi syarat mencapai gelar Sarjana Sains Terapan di STIKES Karya Husada Semarang. Peneliti mohon dengan hormat kepada calon responden sekalian untuk meluangkan waktu memberikan jawaban dalam kuesioner ini, dengan ikhlas tanpa ada paksaan. Jawaban semata-mata hanya diberikan untuk ilmu pengetahuan dan peningkatan mutu pelayanan semata tanpa ada maksud yang lainnya. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.Semarang, 2012

Emi Sulistiani

Lampiran 3INFORMED CONSENTLEMBAR PERSETUJUANYang bertanda tangan di bawah ini, saya :Nama :Umur:Alamat:Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa saya telah mendapat penjelasan dengan jelas mengenai tujuan, manfaat dan prosedur dari penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IUD. Selanjutnya saya dengan ikhlas dan sukarela menyatakan ikut serta dalam penelitian ini sebagai responden dan saya berhak mengundurkan diri apabila terdapat suatu hal merugikan saya.Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun.Pati, Maret 2012

Peneliti

(Emi Sulistiani)Responden

( )

JADWAL PENELITIAN

NoKegiatanDesemberJanuariFebuariMaretAprilMeiJuni

1234123412341234123412341234

1Studi pendahuluan

2Pengajuan judul

3Penyusunan proposal

4Ujian proposal dan revisi

5Izin Penelitian

6Pengumpulan data

7Pengolahan data

8Analisa data

9Hasil penelitian

10Ujian karya tulis ilmiah

KUESIONER PENELITIANHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMIDENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IUDDI DESA MUSTOKOHARJO KABUPATEN PATINomor Responden:Tanggal Pengisian :1. Identitas Responden1. Identitas responden:1. Alamat responden:1. Umur responden:1. Pendidikan:1. Tidak Lulus SD1. lulus SD1. Lulus SMP1. Lulus SMA1. Lulus D3/ S1/ S2Petunjuk :1. Bacalah petunjuk pertanyaan dengan baik dan telitilah sebelum anda menjawab.1. Untuk kelancaran penelitian ini, mohon isilah jawaban sesuai dengan pengetahuan anda, tidak perlu bertanya dengan teman anda dan jawab dengan jujur apa adanya.

1. PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD (Intra Uterine Devices)Petunjuk:1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara.1. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih.

NoPertanyaanBenarSalahCoding

1.IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral adalah alat kontrasepsi dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menunda kehamilan.

2.Copper T atau IUD atau spiral yang berbentuk huruf T adalah salah satu dari alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices)

3.Setiap siklus haid hari ke-5 adalah waktu yang bisa untuk dilakukan pemasangan IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral.

4.Malposisi (pergeseran dari tempat semula) pada IUD merupakan salah satu dari kerugian menggunakan IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral.

5.Setelah melewati jangka waktu IUD spiral (10 tahun), IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral dapat dilepas dan diganti dengan yang baru jika ibu menghendaki.

6.Segera efektif setelah pemasangan IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral dilakukan, ini merupakan keuntungan dari alat kontrasepsi ini.

7.Darah haid akan lebih menjadi banyak adalah merupakan efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

8.Orang yang dicurigai hamil atau hamil adalah merupakan kontra indikasi dari IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

9.Wanita yang sedang menyusui adalah merupakan indikasi dari pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

10.Ibu yang telah memiliki anak ataupun belum adalah merupakan indikasi dari pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

11.Setelah melahirkan, dalam waktu 48 jam, ibu sudah dapat menggunakan alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

12.Spiral merupakan salah satu bentuk dari alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices)

13.IUD merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim ibu.

14.Nyeri haid merupakan kerugian dari IUD alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

15.Setelah dilakukan pemasangan IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral selama 1 bulan, ibu dianjurkan untuk memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan

16.IUD CuT 380 A adalah salah satu alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) yang masa kerjanya sampai 10 tahun.

17.IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral adalah salah satu alat kontrasepsi yang tingkat keefektifannya sangat tinggi.

18.Nyeri perut saat akan menjelang haid, merupakan salah satu dari efek samping dari penggunaan IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral.

19.Jika terlambat haid 1 minggu setelah dilakukan pemasangan alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral, ibu harus periksa kebidan atau ketempat pelayanan kesehatan lainnya.

20.Ibu yang mengalami infeksi genetalia (alat kemaluan), misalnya gatal, keluar keputihan yang berbau tidak sedap, tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral.

21.IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral sangat efektif digunakan karena kita tidak perlu mengingat-ingat dan dapat digunkan sebagai alat kontrasepsi jangka panjang

22.IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral adalah salah satu jenis alat kontrasepsi jangka panjang

23.CuT 380 A dan Nova T adalah jenis dari IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

24.Waktu pemasangan IUD atau spiral dapat dilakukan kapanpun selama siklus haid.

25.IUD atau spiral dapat dilepas sebelum atau setelah 8 atau 10 tahun pemasangan.

26.IUD atau spiral dapat menyebabkan perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama pemakaian IUD.

27.IUD dapat keluar dengan sendirinya jika tidak pas dalam pemasangannya, merupakan kerugian dari penggunaan alat kontrasepsi IUD

28.IUD dapat digunakan oleh semua usia

29.Setelah dilakukan pemasangan IUD selama 6 bulan, ibu dianjurkan untuk memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan (seperti: tempat praktik bidan, praktik dokter)

30.Perdarahan yang keluar dari kemaluaan yang belum diketahui pasti apa penyebabnya merupakan salah satu yang tidak diperbolehkan untuk memakai alat kontrasepsi IUD atau spiral

0. DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IUD (Intra Uterine Devices)Berilah tanda check () pada kolom jawaban yang anda anggap benar. Keterangan:SS : sangat setujuS: setujuR: ragu - raguTS: tidak setujuSTS : sangat tidak setuju

No.PernyataanSSSRTSSTSCoding

1.IUD atau spiral adalah salah satu alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur kehamilan

2.IUD atau spiral adalah alat kontrasepsi yang haram dan dilarang oleh agama karena telah membuka aurat sang ibu.

3.IUD atau spiral adalah alat kontrasepsi yang sangat efektif

4.Saya tidak memperbolehkan istri saya untuk memakai alat kontrasepsi IUD atau spiral karena kebudayaan dimasyarakat setempat melarang menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

5.Saya mendukung istri saya untuk memakai alat kontrasepsi agar tercapai kesehatan yang optimal.

6.Saya memperbolehkan istri untuk memilih alat kontrasepsi IUD atau spiral sesuai dengan kondisi kesehatannya.

7.Saya mengetahui bahwa IUD atau spiral memiliki daya kerja yang panjang yaitu sampai 10 tahun.

8.Saya tidak menganjurkan istri untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada istri saya.

9.Saya akan ikut serta dalam pemeliharaan kesehatan keluarga

10.Saya menganjurkan istri untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral karena efektivitasnya yang sangat tinggi.

11.Saya tidak setuju bila istri menggunakan alat kontrasepsi jenis IUD atau spiral.

12.Saya mendukung istri menggunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral karena sesuai dengan kondisi kesehatan istri.

13.Saya akan memperhatikan tanda bahaya/efek samping alat kontrasepsi IUD atau spiral yang telah istri dan saya pilih.

14.Saya tidak memberikan dana pada istri dalam pelayanan alat kontrasepsi IUD atau spiral.

15.Saya selalu menemani istri saat pergi ke tempat pelayanan kontrasepsi IUD atau spiral

16.Dalam memilih alat kontrasepsi IUD atau spiral, saya dan suami memutuskan secara bersama-sama

17.Saya meghendaki untuk mengatur jarak kehamilan sang istri dengan mengunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral, sehingga diharapkan istri saya dapat mencapai kesehatan yang optimal..

18.Tidak ada kerjasama antara saya dan istri dalam memakai kontrasepsi

19.Saya senang jika istri menggunakan alat kontrasepsi kerena dapat mengatur jumlah anak

20.Saya merasa tidak senang jika istri menggunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral karena saya mempunyai prinsip banyak anak, banyak rezeki

21.Saya menyarankan istri untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral karena IUD atau spiral merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif

22.Saya menyarankan istri untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral karena segera efektif setelah pemasangan dilakukan

23.Saya merasa tidak senang jika istri menggunakan alat kontrasepsi IUD karena IUD atau spiral akan mengganggu aktivitas hubungan seksual

24.Saya merasa senang jika istri menggunakan IUD atau spiral karena dapat menjarangkan kehamilan dengan sangat efektif.

25.Saya selalu bersedia mendampingi dan memberi motivasi kepada istri saat akan memilih alat kontrasepsi yang tepat baginya.