proposal internal audit

Upload: rizki-setiawan

Post on 02-Mar-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IILANDASAN TEORI2.1 AUDIT2.1. 1 PENGERTIAN AUDITPengertian audit, audit adalah proses yang dilakukan oleh seorang auditor dimana untuk mendapatkan bukti yang akurat mengenai aktivitas ekonomi suatu entitas, proses audit ini akan dilakukan untuk menyetarakan derajat kewajaran aktivitas ekonomi suatu entitas tersebut apakah telah sesuai dengan yang telah ditetapkan dan melaporkan hasilnya kepada para pihak yang berkepentingan.2.1. 2 JENIS-JENIS AUDIT 2.1.2. 1 Audit laporan keuangan Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).1. 2.1.2. 2 Audit kepatuhan Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu. 2.1.2. 3 Audit operasionalAudit operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. 2.1.2. 4 Audit produksiAudit produksimerupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untukmengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dibidang produks. Selain itu, produksi juga berfungsi untuk mengukur seberapa baik manajemen menjalankanfungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan produksi dan seberapa efektifkah manajemen dalam membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan produksiyang telah ditetapkan. 2.1.2. 5 Audit pemasaranAudit pemasaran adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, independen, dan dilakukan secara periodic terhadapa lingkungan pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area permasalahan yang terjadi, serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemsaran perusahaan.2.2 AUDITING2.2. 1 PENGERTIAN AUDITINGAuditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai bukti-bukti secara objektif, yang berkaitan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2.3 AUDIT LAPORAN KEUANGAN

2.3.1 Tujuan Audit Laporan Keuangan 2.3.1. 1 Tujuan UmumTujuan audit atas laporan keuangan pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan.

2.3.1. 2 Tujuan KhususUntuk mendapatkan bukti sebagai pendukung pendapat atas laporan keuangan, auditor merumuskan tujuan tujuan khusus audit untuk setiap rekening dalam laporan keuangan.

2.3.2 Tahap-Tahap Audit Atas Laporan Keuangan

2.3.2. 1 Penerimaan Perikatan AuditPenerimaan Perikatan Audit Perikatan adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian. Klien yang memerlukuan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awalnya berupa pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan dari calon klien untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari klien berulang. 2.3.2. 2 Perencanaan AuditPerencanaan audit merupakan tahap yang vital dalam audit. Perencanaan audit yang matang akan sangat menentukan kesuksesan audit. Perencanaan audit yang baik merupakan faktor penting untuk dapat diperolehnya bukti audit (evidence) yang cukup dan kompeten guna mendukung isi laporan audit.

2.3.2. 3 Pelaksanaan Pengujian AuditPengujian dalam audit dilakukan dalam dua tahap berurutan sebagai berikut: 1. Pengujian Pengendalian (test of control)Pengujian pengendalian yaitu pengujian terhadap keandalan pengendalian intern auditi. Pengertian Pengujian Pengendalian. Menurut Arens dan Loebbecke (1996 : 276), berpendapat bahwa prosedur untuk memperoleh bahan bukti mengenai rancangan dan penempatan dalam operasi selama tahap pemahaman disebut sebagai prosedur untuk memperoleh pemahaman. Prosedur untuk menguji efektivitas yang mendukung pengurangan tingkat resiko pengendalian yang ditetapkan disebut pengujian atas pengendalian.2. Pengujian Substantif (substantive test)Pengujian subtantif yaitu pengujian terhadap data kuantitatif yang mendukung informasi yang diaudit. Pengujian substantif dimaksudkan untuk menentukan layak tidaknya informasi tersebut dipercaya. Tujuan pengujian substantif adalah untuk meningkatkan perolehan bukti sehingga diperoleh keyakinan atas kesesuaian kondisi dengan kriterianya. Hasil dari tahap pengujian substantif adalah temuan. Temuan audit berpangkal tolak dari perbandingan kondisi (apa yang sebenarnya terjadi) dengan kriteria (apa yang seharusnya terjadi), mengungkap akibat yang ditimbulkan dari perbedaan kondisi dan kriteria tersebut serta mencari penyebabnya. Pengembangan temuan setelah pengujian substantif sangat menentukan keberhasilan tugas audit. Untuk itu, auditor perlu memahami unsur-unsur temuan, sehingga pengembangan temuan menjadi lebih efektif.

2.3.2. 4 Pelaporan AuditLaporan audit merupakan alatformal auditoruntuk mengkomunikasikan suatu kesimpulan yang diperoleh mengenai laporan keuangan auditan kepada pihak yang berkepentingan. Auditor harus memenuhi keempatstandarpelaporan didalam membuat dan mengeluarkannlaporan audit.

2.4 LAPORAN KEUANGAN

2.4. 1 Pengertian Laporan Keuanganlaporan keuangan itu adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu berupa neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau rugi-laba. Namun, dewasa ini sudah menjadi kebiasaan bagi perusahaan untuk menambah daftar ketiga, yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (Munawir, 1992:5). Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.

2.4. 2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan 2.4.2. 1 Laporan Laba RugiLaporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu. 2.4.2. 2 Laporan Perubahan ModalLaporan perubahan modal adalah salah satu bentulk laporan keungan yang memberikan informasi tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama dalam masa periode tertentu. 2.4.2. 3 Laporan NeracaNeraca Keuangan adalah salah satu laporan keuangan yang paling esensial dalam menghasilkan suatu keputusan bisnis. Ini ditandai dengan posisi keuangan yang sistematis mulai harta, kewajiban, hingga ekuitas pemilik. 2.4.2. 4 Laporan Arus KasLaporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.0