proposal go

36
PROPOSAL KERJA PRAKTEK PENGAMATAN SURVEY KEMAJUAN TAMBANG PADA PT. ARUTMIN INDONESIA KECAMATAN JORONG, KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Oleh: MUHAMMAD ARIFIN H1C110065 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

Upload: godman-de-sharon

Post on 19-Jan-2016

63 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

wqeqwe

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Go

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN SURVEY KEMAJUAN TAMBANGPADA PT. ARUTMIN INDONESIA

KECAMATAN JORONG, KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN

Oleh:

MUHAMMAD ARIFIN H1C110065

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

2013

Page 2: Proposal Go

LEMBAR PERSETUJUANPROPOSAL KERJA PRAKTIK

PENGAMATAN SURVEY KEMAJUAN TAMBANGPADA PT. ARUTMIN INDONESIA

KECAMATAN JORONG, KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN

Disusun Oleh:

MUHAMMAD ARIFIN SAID ADI FIRDAUS H1C110065 H1C110073

Mengetahui :

Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan

RISWAN, MT

NIP. 197312312 008 121 008

Page 3: Proposal Go

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertambangan batubara merupakan hal yang sangat fundamental bagi

ketersediaan energi pada saat ini. Baik sebagai pembangkit tenaga listrik,

industri pembuatan semen, peleburan bijih besi dan baja, dan lain-lain.

Permintaan batubara dari pasar domestik maupun mancanegara meningkat.

Sektor pertambangan juga menyerap banyak tenaga kerja maupun tenaga ahli.

Sehingga, menarik untuk mempelajari secara mendalam kegiatan-kegiatan

pertambangan.

Kegiatan pertambangan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan

persiapan (prospeksi), eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi, pengolahan dan

pemurnian, dan tahapan penutupan tambang (mine closure). Tiap-tiap tahapan

memiliki fungsi tersendiri yang harus dijalankan oleh perusahaan agar dampak

negatif dari kegiatan penambangan dapat diminimalisir.

Pemilihan sistem penambangan didasarkan pada keuntungan maksimal

yang dapat diperoleh. Faktor yang mempengaruhi sistem penambangan yaitu

karakteristik spasial dari endapan, faktor geologi dan hidrogeologi, sifat-sifat

geoteknik, faktor ekonomi, serta faktor lingkungan. Objektif dasar dari

pemilihan metode penambangan adalah sistem ekploitasi yang saling berikatan

dengan kegiatan survey dalam tahap awal pada proses perencanaan pemilihan

metode penambangan.

Salah satu kegiatan yang paling mendasar pada proses penambangan

adalah kegiatan survey. Pada kegiatan pertambangan, survey memiliki berbagai

macam kegunaan, salah satunya adalah untuk mengetahui kemajuan tambang

pada satu satuan waktu tertentu. Kemajuan tambang adalah keadaan tambang

pada tiap akhir satuan waktu, yang diukur dengan menggunakan alat dan

Page 4: Proposal Go

software tertentu yang hasil pengukurannya digunakan sebagai dasar

pembayaran jasa kepada pihak kontraktor.

Pada kesempatan ini, penyusun mengajukan Judul “Pengamatan Survey

Kemajuan Tambang Pada PT. Arutmin Indonesia Kecamatan Jorong

Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan“.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk menambah wawasan

ilmu pengetahuan tentang teknologi survey dan pemetaan kemajuan tambang

yang pada PT. Arutmin Indonesia serta mengaplikasikan secara langsung teori

yang didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat mengetahui faktor – faktor

yang mempengaruhi hasil survey di lapangan.

Tujuan dari kerja praktek yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengenal metode survey dan pemetaan kemajuan tambang yang dilakukan

pada PT. Arutmin Indonesia.

2. Mengetahui alat-alat survey dan metode pemetaan yang dipakai oleh

PT. Arutmin Indonesia.

3. Mengetahui tugas-tugas surveyor di PT. Arutmin Indonesia selaku

pemegang izin PKP2B (Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan

Batubara).

4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pada hasil survey kemajuan

tambang pada PT. Arutmin Indonesia.

1.3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ada tiga, yaitu :

Metode penulisan dalam penyusunan laporan ini terdiri dari :

1. Pengumpulan data

a. Primer, data primer berasal dari pengamatan, pengambilan data

langsung di lapangan, dan dokumentasi berupa foto yang diambil

langsung di lapangan.

b. Sekunder, data sekunder berasal dari berbagai sumber literatur seperti

diktat mata kuliah, buku-buku manual handbook alat, internet, serta

interview terhadap karyawan yang bersangkutan.

Page 5: Proposal Go

2. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software tambang.

3. Pelaporan.

Pelaporan dari kegiatan kerja praktek ini berisi hasil pengamatan dan

perhitungan dari data primer yang dapat dipertanggungjawabkan.

1.4. Batasan Masalah

Secara umum, penyusun mengamati seluruh kegiatan penambangan

pada PT. Arutmin Indonesia namun secara khusus penyusun membahas

mengenai kegiatan survey dan pemetaan kemajuan tambang serta pengolahan

data maupun aspek-aspek yang bersifat pengukuran lainnya.

Page 6: Proposal Go

BAB II

DASAR TEORI

Peta topografi merupakan gambaran sebagian kecil permukaan bumi di atas

bidang datar (atau bidang yang didatarkan) yang dibuat dalam skala tertentu, serta

dilakukan dengan metode tertentu pula. Karena banyaknya data topografi yang dapat

disajikan di atas suatu peta, maka perlu dilakukan pemilihan data-data yang akan

disajikan sehingga kerumitan isi peta dapat dihindari. Dalam pemilihan peta tersebut,

perlu dipertimbangkan beberapa hal, seperti skala peta yang akan dibuat, sumber

data pemetaan, serta jenis data yang disajikan (tujuan pemetaan). Berdasarkan ketiga

pertimbangan tersebut, suatu peta dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis

peta.

Survey tambang merupakan kegiatan pendukung yang sangat penting dalam

pertambangan, baik pada tahap persiapan (eksplorasi), selama kegiatan operasional,

maupun penutupan tambang (pasca operasi). Pada kegiatan persiapan seperti

pemetaan topografi, perencanaan desain tambang dan pembangunan fasilitas

tambang. Pengukuran tambang selama kegiatan tambang berlangsung (operasional)

misalnya pada pengukuran volume penggalian, volume disposal, dan volume

stockpile. Sedangkan pada penutupan tambang, data survey tambang digunakan

untuk pembuatan dasar rencana reklamasi.

Pekerjaan survey atau pemetaan sendiri adalah suatu teknik dan ilmu untuk

menentukan posisi titik dalam suatu ruang 3D, menentukan jarak dan sudut diantara

titik-titik tersebut dengan teliti. Orang yang melakukan survey dan pemetaan disebut

surveyor. Dalam rangka memenuhi sasaran dan maksud dari pekerjaan survey,

seorang surveyor harus tahu prinsip geometri (ilmu ukur) dan matematika.

Kelengkapan untuk pembuatan dan penyajian peta topografi adalah sebagai berikut :

1. Judul Peta

Judul peta merupakan  nama suatu daerah yang digambar. Judul mencerminkan

isi dan tipe peta. Penulisan judul peta hendaknya menggunakan huruf cetak

tegak, semua menggunakan huruf besar dan simetris

Page 7: Proposal Go

2. Skala Peta

Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan

jarak sebenarnya dipermukaan bumi

3. Arah Mata Angin / Orientasi / Petunjuk Arah

Petunjuk arah adalah tanda pada peta yang menunjukkan arah utara, timur,

selatan atau arah daerah yang digambar

4. Simbol Peta

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada

permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya.

5. Tipe Huruf (Lettering)

Penggambar uruf berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada.

Setiap nama simbol menggunakan huruf-huruf standar.

6.  Gratikul (Posisi Geografis)

Posisi gografis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk

menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah

7.  Inset

Inset adalah peta kecil tambahan dan memberikan kejelasan yang terdapat di

dalam peta. Inset juga di gunakan untuk menggambar suatu wilayah yang tidak

tergamabr pada peta, sehubungan dengan terbatasnya media gambar.

8. Garis Tepi

Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta merupakan garis untuk

membatasi ruang peta.

9.  Legenda

Legenda adalah keterangan yang berupa simbol-simbol pada peta agar peta

mudah dimengerti oleh pembaca.

10. Sumber dan Tahun Pembuatan

Sumber dan tahun pembuatan peta merupakan sumber data yang perlu

dicantumkan untuk kebenaran peta yang dibuat.

Page 8: Proposal Go

Berdasarkan sumber datanya, peta dikelompokkan ke dalam dua golongan

peta, yaitu :

1. Peta induk, adalah peta yang dihasilkan dari survey langsung di lapangan dan

dilakukan secara sistematis

2. Peta turunan, adalah peta yang dibuat (diturunkan) berdasarkan acuan peta yang

sudah ada, sehingga survey langsung ke lapangan tidak diperlukan di sini. Peta

turunan ini tidak dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan topografi.

Berdasarkan data yang disajikan. Peta dapat digolongkan dalam dua

kelompok, yaitu :

1. Peta topografi (topographic map), adalah peta yang menggambarkan semua

unsur topografi yang nampak di permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur

buatan manusia, serta menggambarkan pula keadaan relief permukaan bumi.

Dengan demikian, di samping data planimetris berupa unsur-unsur topografi di

atas, ditampilkan pula data-data ketinggian seperti data titik tinggi dan data

kontur topografi. Contoh peta topografi yaitu peta rupa bumi terbitan

Bakosurtanal, peta teknik untuk perencanaan teknik sipil, dan lain-lain.

2. Peta tematik (tematic map), adalah peta yang hanya menyajikan data-data atau

informasi dari suatu konsep/ tema yang tertentu saja, baik itu berupa data

kualitatif, maupun data kuantitatif, dalam hubungannya dengan detail topografi

yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta tematik tersebut. Contoh

peta tematik yaitu peta geologi, peta anomali gaya berat, peta anomali magnet,

peta tata guna lahan, peta pendaftaran tanah, dan lain-lain.

Berdasarkan besarnya gambar yang disajikan, maka skala peta dapat

dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu :

1. Skala besar, merupakan skala peta yang dapat menyajikan gambar dalam ukuran

besar sehingga data-data topografi dapat digambarkan secara rinci. Termasuk ke

dalam skala ini adalah skala 1 : 10.000, 1 : 5.000, 1 : 1.000, 1 : 500, dan skala

yang lebih besar lagi.

2. Skala sedang, merupakan skala yang dapat menyajikan gambar dalam ukuran

yang semi rinci, sehingga sudah ada pengelompokan data-data rinci dan sejenis

ke dalam satu kelompok data. Misalnya lebar jalan sudah mengalami

penyederhanaan menjadi garis. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah skala

Page 9: Proposal Go

1 : 250.000, 1 : 100.000, 1 : 50.000, 1 : 25.000. Skala sedang biasanya digunakan

untuk pemetaan dasar topografi nasional oleh Bakosurtanal.

3. Skala kecil, merupakan skala peta yang hanya dapat menyajikan data dalam

ukuran kecil pula, sehingga tingkat penyederhanaan data sudah semakin

membesar. Yang termasuk skala kecil adalah skala 1 : 500.000 dan atau skala

yang lebih kecil.

4. Skala numerik, adalah keterangan tentang skala peta yang disajikan dalam

bentuk huruf atau angka.

5. Skala grafis, adalah keterangan tentangg skala peta yang disajikan dalam bentuk

garis lurus dengan panjang tertentu bias dalam satuan cm ataupun meter diatas

tercantum satuan karena menunjukan perbandingan yang menyatakan skala. sk

Secara garis besarnya, metode pemetaan topografi dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu metode teristris dan metode fotogrametris.

1. Metode teristris

Dalam metode ini, semua pekerjaan pengukuran topografi dilaksanakan

di lapangan dengan menggunakan peralatan ukur, seperti teodolit, waterpas, alat

ukur jarak, serta peralatan ukur modern lainnya (GPS, total station, dan lain-

lain). Pengukuran topografi adalah pengukuran posisi dan ketinggian titik

kerangka pemetaan serta pengukuran detail topografi (semua objek yang terdapat

di permukaan bumi). Yang dimaksud dengan kerangka pemetaan adalah jaringan

titik kontrol tanah (X,Y) dan (h) yang akan digunakan sebagai referensi/acuan

pengukuran dan titik kontrol pengukuran.

Setelah semua data lapangan terukur secara akurat, maka data-data

tersebut kemudian diolah di kantor. Pengolahan data ini terdiri atas perhitungan

data kerangka pemetaan dan data detail topografi, penggambaran detail topografi,

serta proses kartografi. Hasil akhir dari pengolahan data ini adalah berupa peta

topografi.

Secara garis besar, langkah-langkah pemetaan secara terestris adalah

sebagai berikut :

a. Persiapan, yang meliputi peralatan, perlengkapan dan personil.

b. Survey pendahuluan (reconaisance survey), maksudnya peninjauan lapangan

lebih dahulu untuk melihat kondisi medan secara menyeluruh, sehingga dari

hasil ini akan dapat ditentukan :

Page 10: Proposal Go

1) Teknik pelaksanaan pengukurannya.

2) Penentuan posisi titik-titik kerangka peta yang representatif dalam arti

distribusinya merata, intervalnya seragam, aman dari gangguan, mudah

didirikan alat ukur, mempunyai kapabilitas yang baik untuk pengukuran

detail, saling terlihat dengan titik sebelum dan setelah detail.

c. Survei pengukuran, meliputi :

1) Pengukuran kerangka peta (misal poligon) meliputi sudut, jarak, beda

tinggi

2) Pengukuran detil (misal dengan takhimetri)

3) Pengukuran khusus (bila diperlukan)

d. Pengolahan data (perhitungan)

1) Perhitungan kerangka peta (X, Y, Z);

2) Perhitungan detil (X, Y, Z) atau cukup sudut arah/azimthnya, jarak

datar, dan beda tinggi, dari titik ikat.

e. Plotting atau penggambaran, meliputi:

1) plotting kerangka peta;

2) plotting detil;

3) penarikan garis kontur;

4) editing.

2. Metode fotogrametris

Pengukuran detail topografi (disebut pengukuran situasi) selain dapat

langsung dikerjakan di lapangan, dapat pula dilakukan dengan teknik pemotretan

dari udara, sehingga dalam waktu yang singkat dapat terukur atau terpotret

daerah yang seluas mungkin. Dalam metode fotogrametri ini, pengukuran

lapangan masih diperlukan dalam proses fotogrametris selanjutnya.

Pada dasarnya, metode fotogrametri ini mencakup fotogrametris metrik dan

interpretasi citra. Fotogrametris metrik merupakan pengenalan serta identifikasi

suatu objek pada foto. Dengan metode ini, pengukuran tidak perlu dilakukan

langsung di lapangan, tetapi cukup dilaksanakan di laboratorium melalui

pengukuran pada citra foto. Untuk melaksanakan pengukuran tersebut,

diperlukan beberapa titik kontrol pada setiap foto udara. Titik kontrol ini dapat

dihasilkan dari proses fotogrametris selanjutnya, yaitu proses triangulasi udara

Page 11: Proposal Go

yang bertujuan memperbanyak titik kontrol foto berdasarkan titik kontrol yang

ada.

Survey merupakan pengukuran yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah

peta yang mangambarkan suatu permukaan datar dari seluruh atau bagian dari

permukaan bumi, untuk memperlihatkan kenampakan fisik, politik, atau lainnya tiap

titik pada diagram dihubungkan dengan posisi geografi menurut skala dan proyeksi

tertentu.

Pemetaan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain Pengukurann

sifat datar pengukuran untuk menentukan beda tinggi antara dua titik atau lebih

secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan serentak atau dibagi dalam

beberapa seksi. Pengukuran polygon yakni pengukuran jumlah sudut yang diukur

dilapangan dimana sudut tersebut dihubungkan menjadi beberapa garis lurus dari

suatu titik ketitik yang lain untuk menentukan titik koordinat.

Poligon adalah serangkaian garis lurus dipermukaan tanah yang

menghubungkan antara titik-titik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut

dilakukan pengukuran sudut dan jarak. Tujuan dari poligon adalah untuk

memperbanyak koordinat antara titik-titik di lapangan yang diperlukan untuk

pembuatan peta.

Pengukuran polygon terbagi dua jenis yaitu polygon terbuka dan polygon

tertutup.

1. Polygon terbuka yaitu polygon yang titik akhirnya dan titik awalnya pada titik

yang berbeda/ tidak menutup.

Gambar 2.1. Polygon Terbuka

Page 12: Proposal Go

2. Polygon tertutup yaitu polygon yang titik awalnya dan titik akhirnya pada titik

yang sama atau tertutup.

Gambar 2.2. Polygon Tertutup

Peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan survey umumnya adalah

sebagai berikut :

1. Total Station, alat utama dalam pengukuran tambang, yang dapat mengeluarkan

gelombang kemudian dipantulkan kembali oleh reflektor atau prisma. Alat ini

dapat membaca sudut horizontal dan vertikal bersama-sama dengan jarak

miringnya (slope distance).

Gambar 2.3. Total Station NPL 632

2. Prisma target (APS), digunakan sebagai alat pemantul gelombang yang dipasang

pada backsight sebagai titik ikat. Alat ini diletakkan pada titik yang telah

diketahui koordinatnya.

Page 13: Proposal Go

Gambar 2.4. Prisma target (APS)

3. Tongkat dan prisma, digunakan untuk memantulkan gelombang yang

dipancarkan oleh Total Station dan diletakkan pada objek-objek yang akan

diukur. Panjang dari tongkat dapat diubah-ubah, dari 1,5 m hingga 3 m.

Gambar 2.5. Tongkat dan prisma

4. Tripod, digunakan sebagai tempat berdirinya alat maupun APS. Tripod terbuat

dari aluminium maupun besi stainless.

Page 14: Proposal Go

Gambar 2.6. Tripod

5. Meteran, digunakan untuk mengukur tinggi total station dan APS, yang

selanjutnya diinput ke dalam Total Station.

6. Hand GPS, digunakan untuk melakukan land pembebasan lahan, membuat

boundary daerah yang ingin diambil titik detail, dan menentukan stake out.

Gambar 2.7. Hand GPS

7. Handy talky, digunakan sebagai alat komunikasi para kru survey.

Gambar 2.8. Handy Talky

Page 15: Proposal Go

Kesalahan yang dapat terjadi dalam pengamatan dapat digolongkan menjadi

3 jenis, yaitu :

1. Kesalahan kasar (mistake/blunders), kesalahan ini terjadi karena kurang hati-hati

(sembrono), kurang pengalaman, atau kurang perhatian. Dalam pengukuran, jenis

kesalahan ini tidak boleh terjadi, sehingga dianjurkan untuk mengadakan self

checking dari pengamatan yang dilakukan. Apabila diketahui ada kesalahan kasar

maka dianjurkan untuk mengulang seluruh atau sebagian pengukuran tersebut.

Contoh kesalahannya adalah salah baca (6 dibaca 9, 3 dibaca 8), salah mencatat

data ukuran, dan salah dengar dari si pencatat. Untuk menghindari terjadinya

kesalahan kasar, dapat dilakukan pengukuran lebih dari satu kali.

2. Kesalahan sistematik (sistematic error), disebabkan oleh alat-alat ukur sendiri

seperti panjang pita ukur yang tidak standar, pembagian skala yang tidak teratur

pada pita ukur, dan pembagian skala yang tidak teratur pada pita ukur dan

pembagian teodolit yang tidak seragam. Kesalahan ini juga dapat terjadi karena

cara-cara pengukuran yang tidak benar. Sifat kesalahan ini dapat dihilangkan

antara lain dengan cara

a. Sebelum digunakan untuk pengukuran, alat dikalibrasi terlebbih dahulu

b. Dengan cara-cara tertentu, misalnya pengamatan biasa dan luar biasa dan

hasilnya dirata-rata

c. Dengan memberikan koreksi pada data ukuran yang didapat

d. Koreksi pada pengolahan peta

3. Kesalahan random (accidental error), terjadi karena hal-hal yang tak terduga.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang juru ukur tambang memiliki

tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap profesinya, antara lain sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab Juru Ukur Tambang (responsibility)

Tanggung jawab juru ukur tambang adalah menjamin dan bertanggung jawab

atas tugas–tugas yang dibebankan kepadanya dalam bidang pengukuran dan

harus dilaksanakan sesuai dengan aturan/ketentuan dari instansi/perusahaan yang

memberi tugas. Kewajiban disini belum terperinci.

2. Tanggung Gugat Juru Ukur Tambang (accountability)

Tanggung gugat juru ukur tambang adalah pertanggungan jawab juru ukur atas

pelaksanaan tugas–tugas yang dibebankan kepadanya dalam bidang pengukuran

dan harus dilaksanakan sesuai dengan tata urutan/frekuensi pelaksanaan

Page 16: Proposal Go

pekerjaannya yang sudah ditetapkan dan dapat dihitung atau dinilai/diaudit pada

waktu tertentu.

Perincian pelaksanaan responsibility dan accountability seorang juru ukur

tambang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Tanggung Jawab Juru Ukur Tambang

Sebagai seorang yang membantu Kepala Teknik Tambang dalam menjalankan

kewajibannya, seorang juru ukur tambang memiliki responsibility sebagai

berikut:

a. Menyiapkan peta situasi

b. Menyiapkan peta rencana tambang

c. Menyiapkan peta geologi

d. Menyiapkan peta tambang

e. Menyiapkan peta perencanaan tambang.

2. Tanggung Gugat Juru Ukur Tambang

Agar pekerjaan seorang juru ukur tambang dapat dikatakan accountable, maka

perlu dilaksanakan hal–hal sebagai berikut :

a. Membuat rincian tahapan pekerjaan pengukuran yang akan dilaksanakan

b. Menyusun jadwal pengukuran yang berkesinambungan dengan baik

c. Membantu supervisor dalam menentukan waktu/lamanya dan frekuensi

pengukuran setiap minggu/bulan/tahun

d. Membantu supervisor dalam menyusun petunjuk pelaksanaan pengukuran

(SOP) yang berorientasi dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)

e. Membuat proritas lokasi–lokasi pengukuran yang urgent

f. Menyusun tim pengukuran yang kompak dan solid

g. Membuat kerangka acuan pelaporan hasil pengukuran yang baik dan baku.

IV.

Page 17: Proposal Go

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1. Diagram Alir

PENGOLAHAN DATA- Pembuatan Peta Tofografi

Analisa Hasil Pengolahan Data :

- Volume Keseluruhan

DIAGRAM ALIR RENCANA KEGIATAN KERJA PRAKTIK

Hasil yang dicapai :

- Volume Overburden yang Terbongkar- Volume Batubara yang Terbongkar

FINISH

Data sekunder :- Peta Wilayah Tambang- Peta Kesampaian Daerah- Peta Geologi- Data Curah Hujan- Laporan Survey Kemajuan

Tambang- SOP Alat- Truck Count

Data primer :- Koordinat Titik Ukur

pada rona akhir tambang seperti : crest, ramp, strip overburden, dan roof and floor batubara

- Studi literatur- Pengamatan

dan Pengukuran di lapangan

- Wawancara

START

Page 18: Proposal Go

3.2. Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kegiatan kerja praktek ini di usulkan selama x bulan (xx hari) yaitu

pada tanggal xxx 2013 sampai dengan tanggal xxx 2013 di PT. Arutmin

Indonesia dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

Kegiatan

Kerja

Praktek

minggu ke -

1 2 3 4

Orientasi

Lapangan                                            

Pengambila

n Data                                                        

Pembuatan

Laporan                                                        

Presentasi                                                        

Kegiatan kerja praktek ini bertempat di wilayah PT. Arutmin Indonesia,

Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

Page 19: Proposal Go

BAB IV

PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak

perusahaan dengan harapan dapat memudahkan pelaksanaan Kerja Praktik (KP)

nantinya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini banyak terdapat

kekurangan atau kekeliruan, untuk itu dimohon adanya saran konstruktif untuk

perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan kerja praktik ini.

Page 20: Proposal Go

LAMPIRAN 1

CURRICULUM VITAE

A. IDENTITAS

Nama : Muhammad Arifin

Jenis Kelamin : Laki - laki

Tempat/Tanggal Lahir : Kebumen, 28 Juli 1992

Alamat : Ds. Asri Mulya RT 04 RW 02 Kec. Jorong

Kab. Tanah Laut

Telepon : 085248156512

Email : [email protected]

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

- SD : SDN Aasam-Asam 7

- SLTP : SMPN 2 Jorong

- SMA : SMAN 1 Jorong

- Perguruan tinggi : Sedang menempuh S1 Teknik Pertambangan

UNLAM

Page 21: Proposal Go

CURRICULUM VITAE

B. IDENTITAS

Nama : Said Adi Firdaus

Jenis Kelamin : Laki - laki

Tempat/Tanggal Lahir : Banjarbaru, 29 Januari 1992

Alamat : Jl. Panglima Batur Barat Gg. Kancil No. 85

RT 02 RW 02 Banjarbaru

Telepon : 081348226657

Email : [email protected]

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

B. Riwayat Pendidikan

- SD : SDN Loktabat 7 Banjarbaru

- SLTP : SMPN 1 Banjarbaru

- SMA : SMAN 1 Banjarbaru

- Perguruan tinggi : Sedang menempuh S1 Teknik Pertambangan

UNLAM

Page 22: Proposal Go

LAMPIRAN 4

RENCANA JADWAL HARIAN PELAKSANAAN

KERJA PRAKTIK MAHASISWA

Nama : Muhammad Arifin

NIM : H1C110065

Minggu Hari Kegiatan Kerja PraktikParaf

pembimbing

1 Senin Kunjungan ke Drilling dan Blasting Area

Selasa Kunjungan ke Disposal Area

Rabu Kunjungan ke ROM

Kamis Kunjungan ke Crushing Plant

Jumat Kunjungan ke Stockpile Area

Sabtu Kunjungan ke Catchment Area

Minggu Kunjungan ke Pengapalan

2 Senin Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Selasa Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Rabu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Kamis Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Jumat Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Sabtu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Minggu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

3 Senin Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Selasa Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Rabu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Kamis Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Jumat Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Page 23: Proposal Go

Sabtu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Minggu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

4 Senin Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Selasa Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Rabu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Kamis Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Jumat Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Sabtu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Minggu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang

Page 24: Proposal Go

LAMPIRAN 5

KOP PERUSAHAAN

Form Penilaian Kegiatan Praktek Kerja Mahasiswa

Nama : ______________________________

NIM : ______________________________

Topik : ______________________________

No Parameter Penilaian Nilai *)

1 Kedisiplinan

2 Tanggung jawab

3 Penguasaan terhadap teori

4 Keaktifan

5 Inisiatif dan kreativitas

6 Laporan

7 Presentasi

Total

Rata-rata

*) Nilai 0-100

Pembimbing Lapangan,

( )

Page 25: Proposal Go

LAMPIRAN 1

RENCANA PENYUSUNAN ISI LAPORAN

Laporan Kerja Praktek (KP) akan saya rangkum secara rinci dan sistematik

dengan rencana daftar isi sebagai berikut :

KATA PENGANTAR

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

1.2. Maksud dan tujuan

1.3. Metode Penulisan

1.4. Sifat Dari Kegiatan Kerja Praktek

1.5. Batasan Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah dan perkembangan PT. Arutmin Indonesia, Provinsi Kalimantan Selatan.

2.2. Lokasi dan kesampaian daerah

2.3. Iklim dan Cuaca

2.4. Keadaan Geologi

2.5. Sumberdaya, kualitas dan produksi batubara

BAB III DASAR TEORI

3.1. Peta dan Jenis-Jenis Peta

3.2. Metode Pemetaan Topografi

3.3. Kesalahan dalam Pengukuran

3.4. Survey dan Pemetaan Tambang

3.5. Penentuan Luas dan Volume

3.5.1. Penentuan

3.5.2. Penentuan Volume

3.6. Perkembangan Pengukuran dengan menggunakan Total Station

BAB IV KEGIATAN PENGAMATAN LAPANGAN

4.1. Survey Section

4.2. Geologi dan Geoteknik

4.3. Production, Operation and Port

4.3.1. Production Section

4.3.2. Operation Section

4.3.3. Port

Page 26: Proposal Go

4.4 Perencanaan Tambang

BAB V SURVEY KEMAJUAN TAMBANG PT. ARUTMIN INDONESIA

5.1. Pengambilan Data

5.2. Pengolahan Data

5.3. Perhitungan Data

5.4. Pembahasan

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

6.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN