proposal gerakan bina damai: konsep direct marketing dalam kemitraan komunitas berbasis pertanian

20
Proposal Gerakan Bina Damai Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian Diajukan sebagai Proyek Bina Damai Matakuliah Foundation in Peace Studies Dosen: Dr. Samsu Rizal P, M.Sc Dr. Maharani Hapsari, MA Oleh: Eva Novi Karina (12/339011/PSP/04368) Ferdiansyah Rivai (12/340699/PSP/04489) Master of International Trade Studies Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada 2012

Upload: eva-novi-karina

Post on 27-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

KONSEP PEMASARAN-LANGSUNG SEBAGAI ALTERNATIF GERAKAN BINA DAMAI DI SEKTOR PERTANIAN

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

Proposal Gerakan Bina Damai

Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan

Komunitas Berbasis Pertanian

Diajukan sebagai Proyek Bina Damai Matakuliah Foundation in Peace Studies

Dosen:

Dr. Samsu Rizal P, M.Sc

Dr. Maharani Hapsari, MA

Oleh:

Eva Novi Karina (12/339011/PSP/04368)

Ferdiansyah Rivai (12/340699/PSP/04489)

Master of International Trade Studies

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Gadjah Mada

2012

Page 2: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

KONSEP PEMASARAN LANGSUNG SEBAGAI ALTERNATIF GERAKAN BINA

DAMAI DI SEKTOR PERTANIAN

“Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan, apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah

tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir? Seolah-olah bila kita membagi

sejarah, maka yang kita jumpai hanyalah pengkhianatan. Seolah-olah dalam setiap ruang dan

waktu kita hidup di atasnya. Ya, betapa tragisnya. Hidup adalah penderitaan, kata Buddha, dan

manusia tidak bisa bebas daripadanya.” 1

Sepanjang sejarah peradabannya, manusia modern boleh saja berbesar kepala karena ia

beserta nenek moyangnya telah berhasil menciptakan beragam kemajuan yang mungkin tak

pernah sedikitpun terpikirkan oleh manusia-manusia sebelumnya. Sejak masa pencerahan di

abad ke 16, dalam waktu yang relatif singkat, manusia-manusia telah memodifikasi dunia ke

dalam wujud yang sangat mengagumkan. Perkembangan teknologi bergerak cepat, dan ini sangat

membantu manusia dalam mempermudah aktivitas pemenuhan kebutuhan hidupnya. Namun

sayang, ada satu hal yang sampai saat ini tak kunjung mampu diciptakan oleh manusia, yakni

perdamaian. Apakah benar apa yang dikatakan Buddha bahwa hidup adalah penderitaan?

Kami, generasi yang tumbuh di tengah gencarnya arus perkembangan teknologi di awal

abad 21 ini, masih saja menyaksikan berbagai tragedi kemanusiaan terjadi dimana-dimana.

Peperangan, kemiskinan, kelaparan, ketimpangan, kekayaan, adalah isu yang hampir setiap hari

merong-rong telinga melalui media-media massa. Sebuah keperihatinan tentunya ketika

intelektualitas manusia yang terus maju dan berbanding lurus dengan terciptanya kekerasan.

Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap fenomena inilah kami mencoba untuk

menyusun sebuah proposal bina perdamaian. Disini kami tak akan mencoba berangkat dari

fenomena-fenomena besar yang ada. Karena berbagai keterbatasan kami, kami hanya akan

membuat sebuah gerakan yang akan menjawab persoalan pada level yang lebih kecil, dan sangat

dekat dengan kehidupan kami sehari-hari. Namun, secara substansial kami sangat yakin bahwa

proposal ini akan sangat berguna bagi gerakan-gerakan perdamaian.

1 Penggalan narasi Nicholas Saputra dalam film GIE. Sengaja saya ambil sebagai mukadimah

untuk menjelaskan bagaimana hasil refleksi saya terhadap perkembangan diplomasi dari masa ke

masa.

Page 3: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

Kami akan coba memfokuskan diri pada persoalan yang terjadi di bidang pertanian, salah

satu bidang ekonomi andalan Indonesia. Di negeri para petani ini, ternyata masih banyak

tersimpan berbagai macam persoalan yang dapat menjurus pada munculnya konflik dan

kekerasan. Di Indonesia, kehidupan petani identik dengan kemelaratan. Petani bukanlah profesi

yang menjadi prioritas. Petani seringkali diidentikkan sebagai profesi orang-orang yang tidak

berpendidikan. Sebuah kesalahan berfikir kami kira. Oleh karena itu, kami akan menyodrokan

sebuah proposal perdamaian yang secara umum dapat mengidentifikasi penyebab persoalan-

persoalan ini dan kemudian coba memberikan solusinya. Disini kami akan mencoba berangkat

dari kesalahan beberapa ide-ide umum kapitalisme yang kemudian menyebabkan munculnya

beberapa persoalan yang telah disebutkan tadi.

LATAR BELAKANG MASALAH

Saat ini kata kapitalisme seolah-olah menjadi momok bagi sebagian orang. Ia kerap

dipersalahkan sebagai penyebab besarnya angka kemiskinan, rusaknya lingkungan hidup,

timbulnya perang, hingga hilangnya kearifan lokal berbagai negara. Mungkin hampir setiap hari

para penggiat-penggiat kajian ekonomi politik di negara-negara selatan -terutama yang beraliran

sosialis- membicarakannya, dan terus berusaha untuk menjadikannya sebagai musuh bersama

manusia.

Dalam Longman Dictionary of the English Language, Kapitalisme diartikan sebagai

economic (and social) system characterized by the profit motive and the control of the means of

production, distribution, and exchange of goods by private ownership (Swanvry dkk, 2010, p.

23). Dengan definisi ini kita dapat menarik beberapa asumsi utama. Pertama, kapitalisme adalah

sistem sosial dan ekonomi yang dicirikan dengan adanya pencarian keuntungan (profit motive).

Kedua, Kapitalisme adalah sebuah sistem yang berbasis pada kontrol terhadap sarana produksi,

distribusi, dan pertukaran oleh kepemilikan pribadi.

Pada abad ke 18, Kapitalisme dikaji secara ilmiah oleh berbagai ilmuwan yang popular

disebut sebagai ilmuwan ekonomi berbasis hukum pasar. Secara sederhana yang dimaksud

dengan hukum pasar berpijak ada apa yang disebut Laissez Fairre, yaitu jika

permintaan(demand) naik, maka penawaran (supply) juga akan ikut naik, begitu juga sebaliknya.

Page 4: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

Ini merupakan argumen utama yang berangkat dari pemikiran ekonomi liberalisme klasik yang

dikumandangkan oleh Adam Smith. Dia berargumen bahwa egoisme individu adalah hal yang

paling utama diperhatikan dalam memandang hubungan manusia. Menurutnya, semua manusia

bergerak atas nama kepentingan masing-masing (self-interested). Bagi smith, self-interested

adalah karakter natural pada manusia dan bukan disebabkan dari kondisi masyarakat yang

particular.

Smith juga menganggap bahwa manusia antara satu sama lain merupakan sebuah ikatan

yang terpisah dan terisolasi, dan mereka semua berhubungan melalui apa yang disebut dengan

market exchange. Karena manusia itu secara alamiah bersifat egois, memiliki kepentingan

individu masing-masing, dan mereka juga bukanlah sebuiah ikatan sosial yang utuh, maka secara

otomatis mereka akan melakukan pertukuran. . Smith mengatakan (Deliarnov, 2006, p. 27) :

“It is not from the benevolence of the butcher, the brewer, or the baker that we expect our dinner,

but from the regard to their own interest.” (Smith, The Wealth of Nation, 1776).

Kecenderungan inilah yang menyebabkan terjadinya pembagian kerja dan spesialisasi

dalam masyarakat, dan pada akhirnya ini akan membawa dampak baik dengan bangkitnya

produktifitas kerja dan akan sampai pada apa yang disebut Smith dengan Wealth of Nation. Dari

argumen ini lahirlah apa yang disebut sebagai hukum pasar, bahwa semua manusia akan

mengejar kepentingannya masing-masing, dan dengan sendirinya akan melakukan proses

kerja/produksi untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk sekedar “bertukar” dengan individu

lain melalui apa yang disebut “market exchange”.

Smith juga menambahkan pada argumennya yang terkenal bahwa ketika orang-orang

dibiarkan mengejar keuntungan sendiri-sendiri, akan ada sebuah mekanisme yang disebut

“invisible hand”, yang mengatur usaha kolektif mereka, dan akan mampu memecahkan masalah-

masalah pada mekanisme demand and supply, seperti meningkatkan produk ketika terjadi

ketimpangan antara permintaan yang lebih tinggi daripada penawaran, atau seperti menekan

produksi barang-barang yang terjadi akibat over production melalui mekanisme harga. Tidak

diperlukan regulasi sengaja terhadap pasar dan tidak ada intervensi negara yang dibutuhkan.

Page 5: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

Pertanian Dalam Lingkar Kapitalisme

Bidang pertanian adalah bidang yang pertama kali disentuh Kapitalisme. Beberapa

literatur menyebutkan bahwa kapitalisme secara praktik pertama kali terjadi di Inggris pada

kisaran tahun 1450-1700. Dan itu terjadi dalam bentuk perampasan tanah-tanah petani kecil oleh

tuan tanah besar akibat adanya ekspansi pasar wool di Flanders dan naiknya harga wool di

Inggris. Periode ini sering disebut sebagai enclosure movement (Swanvry dkk, 2010, p. 28).

Enclosure atau pemagaran adalah penyebab paling awal sekaligus yang paling utama atas

terjadinya kekersan pada petani. Ia sekaligus merupakan untuk pertama kalinya terjadi pola

kepemilikan dari yang sebelumnya lahan merupakan kepemilikan bersama, kemudian sekarang

menjadi kepemilikan pribadi (private ownership).

Enclosure memungkinkan para pemilik modal yang mungkin hanya terdiri dari satu atau

dua orang saja untuk memiliki lahan yang mungkin seharusnya dimilik ribuan orang. Ia juga

menyebabkan masyarakat harus bekerja untuk orang lain di atas lahan yang sebelumnya ia garap

untuk diri sendiri. Kini seiring dengan perkembangan kapitalisme, enclosure tersebut masih

berlangsung. Ia telah menyebabkan setidaknya jutaan petani terpaksa harus meninggalkan lahan

pertanian mereka karena perampasan tanah (land grabbing) yang difasilitasi baik kebijakan

nasional maupun internasional. Lalu untuk kasus Indonesia sendiri, masa penjajahan selama 3,5

abad lebih, telah mewariskan praktek perbudakan petani oleh pemodal (petani kehilangan Self

Identity).

Pertanian merupakan sokoguru perekonomian, Namun saat ini lebih dari 700 juta jiwa

penduduk desa sebagai produsen pangan justru menjadi objek penderita, pengidap kelaparan dan

kemiskinan ekstrem.(Sukardi, 2012). Inilah kemudian yang menjadi titik tolak dari proposal ini.

Lenbih lanjut lagi, berikut akan kami jabarkan beberapa persoalan yang sangat mendesak di

bidang pertanian, yang memiliki keterkaitan dengan perkembangan kapitalisme. Yaitu (Serikat

Petani Indonesia, 2012):

Persoalan di ranah global

1. Banyak negara – negara di dunia ini yang tenggelam dalam situasi harga impor pangan

murah.

Page 6: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

2. Kebijaksanaan pertanian lebih banyak diutamakan untuk kepentingan ekspor, ketimbang

untuk memenuhi kebutuhan lokal rakyat dari suatu negara.

3. Dijalankannya kebijakan spesialisasi produksi dari satu negara terhadap satu jenis

produksi.

4. Menempatkan peran dari perusahaan yang sangat besar untuk mengelola perdagangan

pangan. Hal itu mengakibatkan semakin kuatnya kontrol segelintir perusahaan terhadap

perdagangan dan produksi pangan di tingkat dunia. Saat ini hampir 97 persen

perdagangan pangan dunia dikuasai oleh perusahaan – perusahaan internasional.

5. Meningkatnya jumlah petani yang tidak memiliki tanah, dan terkonsentrasinya pemilikan

dan penguasaan tanah bagi sekelompok orang.

6. Meningkatnya jumlah pengangguran akibat dari digunakannya teknologi pertanian.

7. Semakin terjadinya ketidakadilan gender, yaitu semakin buruknya posisi kaum tani

perempuan dalam produksi dan konsumsi pangan.

Persoalan Domestik

1. Tingginya harga kebutuhan pokok pertanian dan sarana pendukung pertanian seperti :

bibit, pupuk, obat-obatan, alat-alat mesin pertanian, dan lain lain khususnya yang

dibutuhkan para petani.

2. Rendahnya harga jual produk dan hasil pertanian.

3. Transportasi dan distribusi hasil panen pertanian.

4. Rendah nya kualitas SDM para petani, yang diakibatkan karena kurangnya pendidikan,

pelatihan, dan pembinaan bagi para petani.

5. Kurangnya sarana teknologi yang dapat mempermudah, mempercepat, dan meningkatkan

hasil produk-produk pertanian yang digunakan para petani.

6. Kurangnya lahan garapan.

7. Kurangnya dan terbatasnya modal

8. Faktor alam. seperti: wabah serangan hama penyakit, banjir, kekeringan dan lain-lain.

9. Monopoli kebutuhan pokok pertanian dan hasil produk produk pertanian.

10. Kurangnya perhatian baik pemerintah,instansi, maupun swasta dalam meningkatkan

pertanian dan kesejahteraan para petani.

Page 7: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

Inilah beberapa persoalan umum yang sangat mendesak sifatnya untuk segera diselesaikan.

Persoalan-persolan ini secara langsung juga memilki imbas pada terciptanya kekerasan.

Kekerasan Yang Terkait Dengan Sektor Pertanian

Dalam konsep segitiga kekerasan Johan Galtung, kita menngenal terminologi Kekersan

Struktural dan Kekerasan Langsung. Secara sederhana, Kekerasan Struktural adalah kekersan

yang terjadi dalam konteks hubungan antara manusia dan sistem yang berlaku di lingkungannya.

Ketika sistem menghambat potensi manusia, maka ketika itu kekersan struktural terjadi.

Misalkan kebijakan negara yang otoritarian. Sedangkan Kekerasan Langsung adalah kekerasan

yang memang secara langsung berefek secara fisik pada manusia, seperti pemukulan dan

pembunuhan (Galtung, 1969, pp. 169-170). Adapun kekerasan struktural maupun langsung yang

teridentifikasi dalam sector pertanian adalah sebagai berikut (Lellolsima, 2012):

Kekerasan Struktural

1. Kebijakan pangan yang monokultur.

2. Kebijakan harga pangan yang murah, untuk menopang pengembangan industri, dan

pengembangan sektor lainnya.

3. Tekanan IMF terhadap pemerintah Indonesia untuk menghapus subsidi di bidang

pertanian, perdagangan bebas pertanian, privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

pembebasan pajak import produksi pertanian.

4. Petani, dan perusahaan – perusahaan yang ada di Indonesia di dorong untuk menanam

tanaman – tanaman ekspor, seperti sawit, dan karet menggantikan tanaman pangan.

Tanah – tanah subur yang seharusnya cocok untuk tanaman pangan tetapi digunakan

untuk tanaman perkebunan.

5. Perdagangan alat – alat teknologi pertanian di Indonesia hanya dikuasai segelintir

perusahaan Internasional, seperti Monsanto, dan Novartis.

6. Semakin berkurangnya peran negara dalam mengatur kebijakan pangan.

7. Impor bahan pangan ke Indonesia yang di produksi dengan teknologi Rekayasa Genetika,

seperti import kedelei, gandum, jagung dalam jumlah skala besar dari Amerika Serikat,

dan Australia.

Kekerasan Langsung

- Konflik Agraria

Page 8: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

1. tahun 2007, 76 kasus, luas lahan 196.179 hektar (Ha) dan kriminalisasi dialami

166 orang, keluarga yang tergusur 24.257 KK dengan korban tewas 8 orang.

2. 2008, ada 63 kasus dan 49 lahan 49.000 Ha dengan tingkat kriminalisasi 312

orang, 31.267 KK tergusur dan 6 orang meninggal dunia.

3. Pada 2009 ada 24 kasus dengan luas lahan 328.497,86 (ha) dan 84 kriminal dan

kekerasan, 5,835 KK yang tergusur dan 4 orang meninggal dunia

4. 2010, 22 kasus dengan luas lahan 77.015 Ha yang dipersoalkan dan tingkat

kriminalisasi dan kekerasan kepada 166 orang, dan 21.367 keluarga yang tergusur

dengan 5 orang meninggal dunia.

5. Ada 120 kasus dengan luas lahan 342.360,43 (Ha). Tingkat kriminal dan

kekerasannya (dialami) 35 orang, 273,888 KK yang tergusur serta 18 orang

korban manusia meninggal

Data-data ini menunjukkan sebuah fenomena yang sangat memilukan. Oleh karena itu

perlu adanya reformasi di sektor pertanian ini. Proposal ini salah satunya akan mencoba

menjawab tantangan itu. Namun kami tidak akan fokus untuk menyelesaikan keseluruhan

persoalan ini.

FOKUS PENELITIAN

Saat ini kebanyakan petani tidak memiliki kemandirian dalam melakukan aktivitas

produksinya. Penguasaan teknologi dan manajemen pemasaran sangat minim. Ini kemudian

membuat petani tidak dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Ia kemudian hanya fokus

menanam tanaman tanpa berpikir lebih lanjut tentang bagaimana bercocoktanam yang tepat,

bagaimana metode pemasaran yang baik, dan bagaimana mekanisme perubahan harga. Ini juga

didukung denga fakta bahwa masih sedikit petani yang berpendidikan tinggi. Petani di Indonesia

rata-rata masih petani tradisional.

Kondisi inilah kemudian yang melahirkan berbagai persoalan. Dalam kritiknya terhadap

Kapitalisme, Karl Marx mencetuskan sebuah terminologi bernama Alienasi. Definisinya adalah

keterasiingan yang dirasakan oleh manusia atas apa yang dikerjakannya, meliputi produk, relasi

sosial, aktifitas produksi, dan kemanusiannya (Swanvry dkk, 2010, pp. 66-67). Kami merasa

kebanyakan petani di Indonesia mengalami ini semua. Petani menanam beras, namun kemudian

ia kembali membeli beras. Dan yang terutama, panjangnya rantai distribusi pemasaran telah

Page 9: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

membuat petani tidak mengenal siapa yang membeli dan mengkonsumsi berasnya. Gambar 1

mungkin akan lebih menjelaskan bagaimana kondisi ini.

Alienasi ini telah membuat Petani tidak mengerti dengan apa yang sedang dikerjakannya.

Ia juga akan kebingungan ketika menghadapi perkembangan zaman. Atau misalakan ketika

investor asing masuk ke daerahnya. Dalam kasus Mesuji misalkan, kita melihat bagaimana

Kapitalisme bertemu dengan kondisi riil petani indonesia yang kemudian berujung pada

kekerasan. Oleh karena itu proposal perdamaian ini akan coba menjawab persoalan Bagaimana

Memperpendek Rantai Distribusi Produk Pertanian Agar Petani Tidak Mengalami

Alienasi?

Dengan metode yang nanti akan kami jabarkan, diharapkan petani kemudian akan

mengenal siapa konsumen dan pemasar produknya. Petani juga kemudian akan dikondisikan

pada sebuah komunikasi yang intens dengan konsumen dan pemasar tersebut. Ini diharapkan

dapat menciptakan sebuah hubungan mutualisme antara produsen, pemasar, dan konsumen.

Diharapkan kemudian yang terjadi tidak hanya hubungan produksi dan konsumsi yang hangat,

melainkan juga hubungan sosial yang erat.

Page 10: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

METODOLOGI

Program Komunitas Berbasis Pertanian (KBP)

Komunitas Berbasis Pertanian (KBP) adalah konsep yang didesain untuk mendorong hubungan

kemitraan antara konsumen dan petani, terutama dalam menyokong terciptanya ikatan antara

konsumen perkotaan (urban consumers) dan petani pedesaan (rural farmers) melalui hubungan

direct marketing yang melampaui kepentingan ekonomi atau isu kesehatan semata. Disamping

itu, KPOG dirancang bagi para konsumen agar lebih berpengetahuan (knowledgeable) mengenai

bagaimana cara makanan mereka tumbuh. Hal ini menekankan pembinaan persahabatan

berlandaskan kepercayaan dan saling menghormati. Kapitalisme selama ini mendorong sikap

menghalalkan apapun demi keuntungan, tanpa memperhatikan lingkungan atau kesejahteraan

manusia. Kemitraan KBP ini adalah tentang proses menciptakan budaya baru, budaya yang tidak

terbatas pada motif keuntungan, dilandasi oleh kesadaran untuk membangun masyarakat

berdasarkan nilai-nilai yang memanusiakan manusia.

Tujuan Umum:

Tujuan umum program ini adalah mewujudkan pertanian organik berkelanjutan yang dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat lokal melalui kemitraan konsumen dan petani serta

mendorong terciptanya ekosistem yang sehat.

Tujuan Khusus:

mengembangkan model-model pertanian organik berbasis masyarakat lokal yang mampu

menjembatani produksi pertanian dan konservasi lingkungan.

membangun sistem pemasaran produk-produk pertanian dengan rantai distribusi yang

pendek (direct marketing) yang lebih menguntungkan bagi petani maupun konsumen.

membina hubungan kemitraan antara petani pedesaan dan konsumen perkotaan yang

berlandaskan kepercayaan dan saling menghormati.

Page 11: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

meningkatkan kapasitas masyarakat lokal dalam merespon permasalahan-permasalahan

pertanian dan lingkungan di tingkat global dan nasional.

Kerangka Konseptual

Sistem Pertanian Organik

Seringkali kita mendengar keluhan klasik petani Indonesia, produktivitas hasil panen turun dan

biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat. Ada apa sebenarnya?

Bukankah negara kita dikenal dengan sebutan negara agraris?

Rural

Farmers

Urban Consumer

s

Pemberdayaan

Kelompok Tani

Gerakan Peduli Kesehatan Petani:

Penyediaan akses kesehatan bagi

petani, wanita dan anak-anak di desa

Pembinaan

Taruna Tani

10 Prinsip

Kemitraan

Gerakan Peduli Pendidikan Petani:

Menumbuhkan generasi

muda yang pintar, menyuasai teknologi

informasi dan mencintai

pertanian

Page 12: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

Ketergantungan pada penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia yang semakin mahal harganya

menjadikan biaya produksi petani kian meningkat. Awalnya memang menggembirakan.

Penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia menjadikan hasil panen petani berlipat ganda.

Segalanya menjadi serba mudah untuk menyiasati kondisi alam yang tidak bersahabat dengan

bantuan zat kimia tesebut.

Tetapi, kita tidak sadar bahwa zat kimia ibarat candu bagi kondisi tanah sebagai tempat tinggal

tanaman. Sebagai contoh, pemberian dosis 1x untuk mendapatkan hasil panen 2x, pada jangka

waktu tertentu akan menjadi pemberian dosis 2x untuk mendapatkan hasil panen 2x. Karena apa?

Zat kimia merusak struktur tanah. Tanah menjadi sakit, sudah tidak ada lagi mikroorganisme

hidup di dalamnya yang sebenarnya sangat membantu mempertahankan keseimbangan struktur

tanah secara alami.

Oleh karena itu, Komunitas Berbasis Pertanian (KBP) ingin kembali memulai menerapkan

kembali pola bercocok tanam nenek moyang kita dahulu dengan teknologi organik untuk

meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satu alasan pentingnya pengembangan pertanian

organik adalah persoalan kerusakan lahan pertanian yang semakin parah. Penggunaan pupuk

kimia yang terus-menerus menjadi penyebab menurunnya kesuburan lahan bila tidak diimbangi

dengan penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati.

Untuk beberapa periode panen, tentunya petani harus siap. Karena, poduktivitas hasil pertanian

akan turun karena proses pemulihan struktur tanah.

Kadangkala petani kita disesatkan dengan isu bahwa budidaya organik sangat mahal,

Pengembangan pada Organik Hijau sudah membuktikan bahwa praktisi petani padi, apabila

menerapkan teknik budidaya organik yang tepat dapat menghemat 60% bahkan lebih sarana

produksi dengan hasil meningkat baik mutu maupun jumlahnya. Untuk dapat menjalankan

sistem pertanian organik ini secara berkelanjutan para petani di dalam KBP akan disiapkan agar

dapat melakukan:

o Pembuatan pupuk kompos dan mikroba dari bahan-bahan disekitarnya

Page 13: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

o Mengembangkan ramuan pengendali hayati, tanaman pengusir, border, penjebak

serangga dari sekitarnya

o Semai benih dan teknik penyimpanan benih, sehingga tidak dibutuhkan pembelian

benih cukup sekali saja seumur hidupnya

o Metoda panen yang lebih bijak, sehingga lossis kehilangan bulir dan pengetahuan

ekologi berkelanjutan

o Membangun jejaring antar sesama petani organik, saling berbagi pengetahuan kolektif

o Menjadi bank benih padi dan benih holtikultura lainnya

o Mengembangkan manajemen budidaya berkelanjutan dan berkonsep ekologi

o Menjadi peneliti dilahan sendiri

o Kemampuan menerapkan teknik tanpa olah tanah, singgang apabila pengetahuannya

dalam berbudidaya organik mencukupi, sehingga penghematan sebesar-besarnya biaya

produksi dengan hasil maksimal, selain itu ramah lingkungan dan berkelanjutan

o Mengarah membangun daerah/desanya dengan konsep jaringan plasma. Desa mandiri

mencukupi kebutuhan pangan dan energinya sendiri

10 Prinsip Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian (KBP)

Kami menawarkan 10 prinsip yang melandasi kemitraan diantara para petani dan konsumen,

diantaranya:

1. Menghasilkan tanaman sesuai dengan perjanjian pra-negosiasi antara petani dan

konsumen;

2. Membangun hubungan yang ramah dan kreatif antara petani dan konsumen, tidak

terbatas pada hubungan sebagai mitra dagang;

3. Menerima semua produk yang disampaikan oleh petani;

4. Menegosiasikan harga dengan cara yang saling menguntungkan

5. Membangun hubungan yang diperlukan untuk mendapatkan kepercayaan bersama yang

diperlukan untuk kelanjutan hubungan;

6. Mengelola self-distribution produk, baik oleh petani atau oleh konsumen;

7. Memungkinkan keterlibatan partisipatif semua anggota, berdasarkan prinsip-prinsip

demokrasi;

Page 14: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

8. Mengembangkan minat dalam mempelajari isu-isu sosial dan politik yang terkait dengan

pertanian organik;

9. Mempertahankan jumlah yang sesuai baik pada kedua belah pihak (petani dan konsumen)

dalam kaitannya dengan kelompok secara keseluruhan;

10. tekun dengan tujuan akhir untuk mencapai keseimbangan dengan alam dan hubungan

kesetaraan antara manusia berbasis pertanian organik dan hubungan organik antara petani

dan konsumen.

Kemitraan ini sejak awal dirancang agar terdapat rasio yang seimbang (masuk akal) antara

jumlah petani dan kelompok konsumen. Pada proyek pertama, kami mentargetkan untuk 20

petani, terdapat 60-100 rumah tangga konsumen yang diatur dalam pos-pos atau koperasi

konsumen, dimana anggota kelompok konsumen dapat pergi mengambil pengiriman mingguan

yang dihasilkan petani. Agar petani mau mengkonversikan lahan pertaniannya yang semula

menggunakan system pertanian konvensional ke system pertanian organic, kami menjamin

mereka dengan pasar yang tersedia berupa kelompok konsumen yang berkomitmen berada

dalam kemitraan ini.

Mekanisme ini dapat berjalan, hanya jika negosiasi diantara konsumen dan petani

menghasilkan kesepakatan. Petani bersepakat hanya memproduksi produk-produk pertanian

yang diminta oleh konsumen. Dan kita para konsumen membiarkan petani untuk dapat

menetapkan harga sendiri dan berkomitmen akan menerima pengiriman semua produk yang

dipanen. Dalam hal ini hubungan kemitraan dilandasi sejak awal oleh kepercayaan dan saling

menghormati. Petani yang sudah berkomitmen berada dalam kemitraan ini tidak mengambil

keuntungan dari kepercayaan konsumen dan menghormati konsumen yang menjadi mitranya,

mereka dapat menetapkan harga yang adil dan menanam hanya pada jumlah produksi yang

sesuai dengan anggota konsumen yang berada dalam kemitraan. Mekanisme ini ingin

membuktikian bahwa manusia tidak secara inheren berorientasi profit dan membangun hubungan

manusia yang baru, yang berlandaskan saling percaya, saling menghormati dan saling

memahami.

Mekanisme Bagi Hasil dan Resiko

Page 15: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

Baik petani maupun konsumen yang berda dalam kemitraan yang baru terbentuk harus dapat

mengantisipasi hasil panen yang berkurang secara menyolok selama tahun-tahun pertama setelah

konversi ke pertanian organik. Diasumsikan bahwa selama masa transisi serangan hama gulma

sangat mungkin terjadi, hasil panen akan sulit untuk ditetapkan, dan berbagai masalah terduga

yang kemungkinan akan muncul. Dalam rangka menghilangkan ketakutan dan keraguan para

petani seiring dengan penerapan teknik pertanian organik untuk semua ladang mereka, para

konsumen anggota kemitraan harus setuju dan berkomitment dengan tiga prinsip berikut:

harga dari produk pertanian tersebut akan ditentukan oleh petani

seluruh bagian dari produk yang dipanen adalah untuk diterima dan dibagi rata oleh

konsumen, dan

seluruh kelompok konsumen harus menyediakan deposit sejumlah tertentu yang akan

digunakan dalam bantuan darurat kepada para petani jika diperlukan.

Dengan konsumen setuju untuk berbagi risiko yang terkait dengan pertanian dan menjamin

pendapatan petani sebelum tanam, insentif bagi petani untuk beralih ke metode pertanian organik

terbangun dengan solid . Para petani, pada gilirannya, sepakat untuk membentuk kelompok

belajar pertanian organik dan berupaya untuk membangun rotasi tanaman yang layak, bertemu

secara teratur dengan para anggota konsumen untuk membahas berbagai isu yang berkaitan

dengan makanan dan pertanian, dan mengambil tanggung jawab memberikan hasil setiap minggu

ke konsumen. Masalah-masalah yang diantisipasi dapat dikelola dengan perencanaan dan respon

yang tepat. manfaat bagi petani yang terlibat dalam kemitraan adalah bahwa mereka dapat

mengembangkan hubungan jangka panjang dengan konsumennya, yang dapat mendorong

konsumen untuk mendukung petani dengan memperbaharui keanggotaan mereka setiap tahun.

Membina Keterlibatan Konsumen ke Lokasi Pertanian

Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu aspek penting dari KBP adalah membangun

hubungan antara konsumen dan pertanian di mana makanan mereka diproduksi. Sebuah ikatan

yang lebih kuat dapat dibangun jika konsumen anggota didorong untuk mengunjungi pertanian

Page 16: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

dan bersosialisasi dengan anggota lain. Para anggota petani dan konsumen dari kemitraan KBP

memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi. Para petani memberikan hasilnya kepada

konsumen setiap minggu, dan konsumen sering pergi ke desa binaan untuk membantu dengan

tugas-tugas pertanian berbagai menghadiri pertemuan, atau hanya melarikan diri dari kemacetan

kota. Rakyat kota bersantai di pedesaan pedesaan yang damai dan tenang, tinggal di pendopo-

pendopo yang disediakan bagi pengunjung atau rumah-rumah petani. Anak Konsumen juga

memiliki kesempatan untuk tinggal di pedesaan, belajar bagaimana membuat peralatan makan

dari bambu, memasak makanan mereka sendiri, dan bertahan mengandalkan diri mereka sendiri.

Dengan demikian, persahabatan diharapkan berkembang baik diantara anak-anak serta anggota

dewasa dari kemitraan ini.

Program-Program Pendukung:

1. Pemberdayaan Kelompok-Kelompok Tani

Pembangunan pertanian berbasis masyarakat lokal harus bersifat kolektif dan berpijak

pada kelompok-kelompok petani yang terorganisir dengan baik. Oleh karena itu penguatan

institusi masyarakat melalui pendampingan maupun pelatihan menjadi prasyarat penting agar

program pengembangan pertanian organik dapat berjalan dengan baik. Upaya penguatan ini

dilakukan dengan pendekatan partisipatif melalui kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan

daya kritis masyarakat terhadap persoalan di lingkungan sekitarnya dan bagaimana mengatasi

persoalan tersebut.

Pertemuan rutin dilaksanakan untuk memfasilitasi proses belajar, bertukar pendapat dan

informasi antara anggota kelompok. Pertemuan akan dikonsentrasikan untuk pemetaan

permasalahan,pendekatan masalah, perumusan solusi, dan rencana kerja. Proses ini akan

difasilitasi oleh anggota konsumen yang berasal dari para pakar pertanian maupun akademisi di

bidang pertanian yang menjadi anggota kemitraan, sebagai bagian dalam proses belajar bersama

petani dan agar bisa mengarahkan diskusi kepada pokok permasalahan yang dihadapi. Setiap

minggu,fasilitator akan berada didaerah dampingan selama 2 hari untuk dapat menyerap

kebutuhan dan menjaga dinamika kelompok.

Page 17: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

2. Peningkatan Kapasitas Para Petani dalam memahami konsep dan aplikasi pertanian

organik

Peningkatan kapasitas masyakarat tentang konsep dan aplikasi pertanian ramah lingkungan

dikembangkan untuk mempersiapkan masyarakat dalam implementasi prinsip-prinsip pertanian

organik dilapangan. Untuk memfasilitasi tujuan ini akan dilaksanakan beberapa pelatihan:

a. Pelatihan pembuatan pupuk organik (kompos dan pupuk kandang)

b. Pelatihan pengendalian hama ramah lingkungan

c. Pelatihan penanganan pasca panen

d. Pelatihan pembuatan pestisida botani

e. Crosslearning dengan pertanian organik yang sudah maju

f. Pendampingan rutin dengan fasilitator/trainer yang secara periodik mengadakan

pertemuan untuk teknik-teknik pertanian organik mulai dari persiapan lahan,

pembibitan hingga pasca panen.

3. Implementasi Pertanian Organik

Berbekal hasil pelatihan, pertanian organik akan diimplementasikan dilapangan. Beberapa

langkah yang akan dibangun:

- Persiapan Lahan

- Pembuatan Kompos

Kebutuhan pupuk organik dirasa sangat besar dikalangan petani sehingga diperlukan

pelatihan yang baik dan terorganisir sehingga petani dapat memproduksi pupuk organik

dengan kualitas yang baik dan jumlah cukup untuk kebutuhan lahan pertanian organik

yang mereka kelola. Diharapkan petani terhindar dari ketergantungan terhadap sarana

produksi pertanian kepada tengkulak dan penjual sarana produksi. Belakangan ini juga

sudah ada pupuk organik yang diproduksi oleh produsen/pabrik besar,pemasarannya juga

sudah sampai ke desa,namun jika petani tidak dapat menghasilkan pupuk organic secara

mandiri maka proses ketergantungan terhadap saranaproduksi juga akan terjadi lagi seperti

pada pertanian konvensional. Jika ada petani yang memiliki kelebihan pupuk maka ia dapat

membantu petani lain yang mungkin membutuhkan bahkan menjual ke daerah, desa lain

Page 18: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

yang juga memerlukan. Hal ini juga dapat menjadi peluang usaha juga, kelompok tani juga

dapat membuat usaha pembuatan pupuk organic untuk dijual kepada kelompok petani lain

yang membutuhkan.

- Pembuatan Pupuk Kandang

- Pembibitan, Penanaman,dan PerawatanTanaman

- Pergiliran jenis tanaman

Penanamansatu jenis tanaman yang sama dalam jangka waktu lama disuatu lahan akan

meningkatkan resiko terserang hama dan penyakit sehingga produktifitas menurun. Untuk

menghindari itu maka pergiliran jenis tanaman juga dilakukan dan diawasi pelaksanaannya

oleh sesama anggota kelompok tani. Jenis tanaman yang akan ditanam dalam satu kurun

waktu juga merupakan kesepakatan antar anggota kelompok agar jenis dan jumlah

produksinya nantinya akan dipasarkan merupakan hasil dari kelompk sehingga tidak terjadi

tumpang tindih jenis tanaman maupun jumlah yang berlebihan.

- Pengamatan regular

Hasil menimba pengalaman antar petani didalam kelompok tani menunjukkan bahwa

pertanian organic menuntut pemeliharaan yang lebih telaten Pengamatan reguler mengenai

pertumbuhan tanaman dan organisme pengganggu tanaman (OPT) akan merupakan proses

penting untuk menentukan tindakan preventif dan responsive saat tanaman diserang hama

atau penyakit tumbuhan.

Page 19: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian

PENUTUP

Proposal kemitraan KBP ini dengan jelas dimaksudkan untuk mengungkapkan efektivitas

konsumen perkotaan bersatu dengan petani organik dalam hubungan jangka panjang berdasarkan

kesetaraan dan kepercayaan. Petani mampu bertahan sebagai petani profesional dan konsumen

dapat memiliki koneksi langsung ke tanah yang menghasilkan makanan yang mereka konsumsi.

Kedua petani dan konsumen dapat memperluas wawasan mereka dan terlibat dalam berbagai

kegiatan yang tidak akan mereka miliki pada kesempatan lain. Bekerja bersama menuju suatu

visi alternatif mengenai masyarakat yang ditopang oleh pertanian berkelanjutan, peserta terlibat

dalam tindakan-tindakan nyata untuk menciptakan nilai-nilai budaya baru dan hubungan sosial

baru yang menantang asumsi-asumsi sosio-politik budaya dominan kapitalis.

Daftar Pustaka

Deliarnov. (2006). Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga.

Galtung, J. (1969). Violance, Peace, and Peace Research. Oslo: Internatinal Pecae Research

Institute.

Lellolsima, S. (2012, Apryl 20). www.merdekaonline.com. Retrieved 11 13, 2012, from merdeka

online: www.merdekaonlione.com

Serikat Petani Indonesia. (2012, May 8). Retrieved November 11, 5, from Serikat Petani

Indonesia: spi.or.id

Swanvry dkk. (2010). Pengantar Ekonomi Politik. Yogyakarta: Resist Book.

Page 20: Proposal Gerakan Bina Damai: Konsep Direct Marketing dalam Kemitraan Komunitas Berbasis Pertanian