proposal dialog nasional pokja kaltara

74

Upload: pokja-kaltara

Post on 05-Dec-2015

178 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Proposal Dialog Nasional yang diadakan oleh Pokja Perbatasan Kalimantan Utara (Kaltara).

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 2: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 3: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Ketika Kami hanya Percaya pada yang Terbaik

Kata Pengantar

Kalimantan Utara merupakan propinsi ke 34 di Indonesia. Kalimantan Utara selain propinsi termuda di Indonesia juga merupakan propinsi perbatasan di Indonesia, terdapat 50 kecamatan dan 473 desa. Di sebelah utara dan barat berbatasan langsung dengan Malaysia, yaitu dengan Negara Bagian Sabah dan Serawak, sedangkan sebelah kanan berbatasan dengan propinsi induk Kalimantan Timur. Laut Sulawesi yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II menjadi batasan propinsi sebelah timur. Letak yang demikian strategis dengan penduduk berkisar 750.00 jiwa mempunyai luas 45.567,70 km2. Propinsi ini meliputi empat kabupaten yauitu Bulungan, Nunukan, Malianau dan Tana Tidung dan satu kota Tarakan.

Perbatasan suatu negara, bagi seorang pe mim pin Negara, tak dapat dipungkiri adalah suatu harga diri yang tidak dapat dipandang remeh oleh Negara lain. Pasalnya, karena adanya per batasan itu adalah suatu Negara memiliki ke daulatan. Karena itu bisa dimaklumi jika pre siden Joko Widodo, saat sebelum menjadi pre siden, dalam acara debat dengan calon pre si den Prabowo Subianto kala itu terkesan sangat pat riotik. “Kita bikin rame”, kata Beliau saat itu terkait tekad Beliau jika terpilih menjadi pre siden. Beliau tidak ragu melakukan tindakan yang tegas jika menyangkut kedaulatan re pub­lik Indonesia. Meski mengedapankan dip lo­masi, Be liau mengatakan siap bertindak jika ke dau lat an NKRI diganggu bangsa lain. “Apa pun akan sa ya lakukan jika kedaulatan kita diganggu, apa pun saya pertaruhkan,” kata Beliau saat itu.

Bagi Bapak Joko Widodo mempertahankan ke dau latan batas negara merupakan harga ma ti. Sejatinya, seorang pemimpin bangsa dari sua tu negara memang harus seperti itu,

apa lagi Indonesia punya sejarah menyakitkan ke tika Sipadan-Ligitan lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi, berpindah ke negara Malaysia (17 De sem ber 2002).

Apakah harus terjadi lagi Sipadan dan Ligitan Jilid II ?

Fakta di lapangan menunjukkan bahwasanya negara belum hadir secara maksimal di wilayah perbatasan. Mengintensifkan kehadiran negara yang terus­menerus akan berdampak timbulnya rasa nasionalisme yang semakin tinggi pada masyarakat yang berada di wilayah perbatasan. Hal inilah yang menjadi benteng terdepan untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI.

“Hanya satu yang menjadi negeriku. Ia tumbuh dari perbuatan, dan perbuatan itu adalah usahaku,” kata Muhammad Hatta, pada tahun 1928 di depan Pengadilan Belanda, Den Haag. Sang proklamator diadili karena kegigihan perjuangannya dalam menuntut Indonesia merdeka. Negeri yang dikatakan Bung Hatta itu adalah republik Indonesia, dan usaha yang dimaksudkan adalah usaha bangsa Indonesia. Setelah 97 tahun pidato Bung Hatta tersebut, kedaulatan dan khususnya pembangunan wilayah perbatasan, masih sangat kurang maksimal.

Presiden Joko Widodo berupaya keras untuk melakukan pembenahan, hal ini tercantum dalam Nawacita pada butir “Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan memperkuat daerah­daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”. Dan kini diaplikasikan dengan berbagai program oleh Kabinet Kerja di beberapa kementerian.

Apa pun akan saya lakukan jika kedaulatan kita diganggu,

apa pun saya pertaruhkan

Page 4: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Membangun Indonesia dari pinggiran berarti Presiden Joko Widodo sangat peduli untuk mengupayakan pembangunan di beranda­beranda Indonesia yang berbatasan dengan negara lain. Dan dengan tersejahterakannya warga di daerah­daerah perbatasan, dengan sendirinya nasionalisme dan kedaulatan bisa terjaga dengan kuat.

Pada kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Nunukan pada tanggal 17 Desember 2014, Beliau berkata, “Permasalahan perbatasan yang akan diatasi tidak hanya sebatas pembangunan infrastruktur, namun juga peningkatan kesejah teraan masyarakat di perbatasan”.

Jadi tidaklah berlebihan jika judul kata pengantar ini ketika “Kami Hanya Percaya pada yang Terbaik”.

Kemenangan pasangan pada Pilpres 9 Juli 2014 pasangan Capres­Cawapres Joko Widodo – Jusuf Kalla di Propinsi Kalimantan Timur – Kalimantan Utara sebesar 63,73 persen (Kliping Koran Terlampir). Hal ini

menunjukkan bahwasanya masyarakat Kaltim – Kaltara percaya akan adanya perubahan yang lebih baik dalam berbangsa dan bernegara.

Semoga harapan masayrakat diperbatasan wi la yah Indonesia, khususnya perbatasan darat Kali man tan Utara (Kab. Malinau dan Kab. Nunukan) dapat segera terwujud. Amien Ya Rabb.

Agus Rachman

Sekjen Pokja Perbatasan Kaltara

“Permasalahan perbatasan yang akan diatasi tidak hanya sebatas

pembangunan infrastruktur, namun juga peningkatan kesejahteraan warga

di perbatasan”~Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo~

(Nukukan, 17 Desember 2014)

Page 5: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 6: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

NAWA CITA

Page 7: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 8: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Sambutan Presiden RIIR. H. Joko WoDoDo

Page 9: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Sambutan Presiden Jokowi 70 Tahun Kemerdekaan RI

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat pagi salam sejahtera bagi kita semua, om swastiasu, hamobudaya.

Saudara­saudara sebangsa, setanah air, hadirin yang saya mulyakan. Hari ini, saya berdiri di titik nol kilometer indonesia. Titik ujung barat indonesia. Dari titik ini, saya ingin mengajak kita semua untuk membayangkan kembali indonesia. Indonesia bukan hanya masa lalu kita melainkan juga hari ini dan masa depan kita. Indonesia adalah harapan kita, tempat kita berlindung di hari tua, tempat akhir menutup mata. Tempat kita untuk menaruh cita­cita dan sekaligus tempat untuk mewujudkannya. 70 tahun indonesia merdeka adalah rahmat yang tak ternilai dari allah Yang kuasa.

Hari ini saya juga meyakini bahwa kemerdekaan adalah anugerah terindah dari Tuhan Yang Maha Pemurah agar kita semua bisa membayangkan indonesia masa depan, serta agar kita masih bisa memiliki harapan tentang Indonesia, tentang tumpah darah kita.

Kemerdekaan adalah kebebasan yang seluas­luasnya bagi kita semua untuk berani menggantungkan cita­cita setinggi langit untuk kejayaan Indonesia. Kemerdekaan adalah kesempatan bagi kita untuk membuat semua harapan itu bisa menjadi kenyataan. Semua harapan kita tentang Indonesia itu hanya bisa dicapai dengan kerja. Sekali lagi dengan kerja. Hanya melalui kerja, sebuah bangsa akan meraih kemakmuran dan kejayaannya. Hanya melalui kerja, bangsa Indonesia akan bisa membangun jiwa dan sekaligus membangun raganya untuk kejayaan indonesia raya. Hanya melalui kerja, Republik Indonesia akan dapat berdiri kokoh untuk selama lamanya dan mampu mewujudkan semua cita­cita mulia yang terkamktub dalam pembukaan UUD 1945.

Kerja yang saya maksud bukanlah bukan semata mata kerja biasa. Kerja dilakukan dengan keinsafan akan kekuatan dari persatuan Indonesia. Kerja yang dilakukan dengan gotong royong. Gotong royong dari seluruh anak bangsa tanpa kecuali. Gotong royong bukan hanya urusan rakyat, tapi para pemimpinlah yang pertama dan terutama harus mampu memberikan contoh bergotong royong dalam kerja. Karena kita yakin bahwa tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia hari ini dan arah nasional, regional dan global memerlukan upaya bersama yang menyiptakan seluruh rakyat Indonesia dan Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote.

Gotong royong dalam kerja seharusnya menjadi jiwa gerakan perayaan 70 tahun kemerdekaan RI sehingga perayaan kemerdekaan itu benar­benar menjadi perayaan rakyat. Bangkit dalam kehidupannya sehari­hari.

Saudara­saudara sebangsa dan setanah air. Gerakan nasional 70 indonesia merdeka saya canangkan tepat di nol kilometer Indonesia di kota Sabang, dan rencananya akan berakhir di Merauke ujung timur Indonesia pada waktu berikutnya.

Ayo kerja bukanlah slogan semata, melainkan sebuah pergerakan. Pergerakan apa?. Pergerakan seperti halnya yang perbah dibayangkan oleh Bung Karno, bapak bangsa dan proklamator kemerdekaan. Bahwa pergerakan kita janganlah pergerakan yang keci­kecilan.

Page 10: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Pergerakan kita haruslah pada hakikatnya suatu pergerakan yang ingin mengubah sama sekali sifat­sifat kita. Suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan­kesakitan sampai ke sumber­sumbernya, sampai ke akar­akarnya.

Saya memiliki keyakinan yang sama dengan Bung Karno bahwa pergerakan yang ingin kita bangun adalah pergerakan menjebol mentalitas bangsa yang masih berada dalam ketidakadilan, ketidak merdekaan, ketertindasan serta membangun sebuah mentalitas baru sebagai bangsa yang merdeka seratus persen. Makna mendasar yang paling dasar dari kemerdekaan dan makna terdalam dari sebuah perubahan mental, dari sebuah revolusi mental.

Ayo kerja, sesungguhnya ada perwujudan praktis dari gerakan revolusi berfikir, revolusi pola pikir, revolusi karakter dan revolusi mental. Revolusi mental itu bukan hanya untuk rakyat, namun harus menjangkau dan mengikat para penyelenggara negara. Para penyelenggara negara memiliki tanggung jawab, memiliki moral maupun konstitusional untuk bekerja jujur, untuk bekerja tanpa pamrih, untuk bekerja melayani rakyat secara paripurna.

Saudara­saudara sebangsa dan setanah air, pekerjaan kita belum selesai, belum apa­apa, belum apa­apa, belum apa­apa. Sebagai bangsa yang besar, kita pasti akan menghadapi tantangan dan persoalan­persoalan yang besar pula. Kita harus menyiapkan diri untuk menghadapi semua tantangan dengan kekuatan kita sendiri. Kini sudah saatnya kita mengusahakan tekad, mengusahakan semangat, mengusahakan pikiran, mengusahakan perhatian untuk mengatasi berbagai tantangan dan persoalan­persoalan yang kita hadapi. Dan kini saatnya kita untuk bekerja, untuk bekerja, untuk bekerja.

Indonesia bukan hanya tempat untuk kita menaruh harapan, indonesia adalah medan perjuangan kita untuk mewujudkannya. Untuk itu, tugas kita bersama untuk bergerak membuat harapan bisa menjadi kenyataan. Ayo kita kerja.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om santi santi om.

Joko Widodo

Presiden Republik Indonesia

Page 11: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Sambutan Bupati MalinauDR. YANSEN TP, M.SI

Page 12: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Sambutan Bupati Malinau

PuJI dAN SyuKuR kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang terus memberikan kekuatan dan semangat kepada kita semua untuk bersama­sama membangun bangsa dan negara, secara khusus membangun wilayah perbatasan negara di Kabupaten Malinau melalui berbagai kebijakan strategis, salah satunya adalah menyelenggarakan Dialog Nasional “Membangun Indonesia dari Pinggiran” bekerjasama dengan Kelompok Kerja (Pokja) Perbatasan Kalimantan Utara yang baru saja terbentuk.

Pemerintah Kabupaten Malinau menyambut baik terbentuknya Pokja Perbatasan Kaltara dan mendukung penuh dilaksanakannya Dialog Nasional ini sebagai langkah terobosan semua pemangku kepentingan dalam mendorong akselerasi pembangunan perbatasan khususnya di Provinsi Kalimantan Utara dimana dua daerah yaitu Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan secara langsung berbatasan dengan Negara Malaysia.

Kita ketahui bahwa masyarakat perbatasan telah lama mengalami berbagai keterbatasan baik infrastruktur, akses pendidikan, akses kesehatan, komunikasi maupun informasi. Berbagai keterbatasan tersebut perlu segera mendapat penanganan agar tidak menimbulkan ekses negatif baik berupa eksodus warga, lunturnya semangat nasionalisme maupun kemiskinan yang secara turun­temurun dan terus­menerus dialami masyarakat perbatasan. Data Tim Nasional Penanggulangan Kemiskinan tahun 2010 menyebutkan bahwa sebanyak 40.. persen masyarakat di perbatasan Kabupaten Malinau yang tersebar di lima kecamatan yaitu Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Kayan Selatan, Pujungan dan Bahau Hulu masuk kategori miskin.

Guna menanggulangi kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Malinau sejak tahun 2011 telah melaksanakan berbagai program strategis dan komprehensif antara lain membangun jalan, jembatan, tower telekomunikasi, peningkatan lapangan terbang, memberikan subsidi ongkos angkut dan pemenuhan sarana pendidikan serta kesehatan. Namun harus kita pahami bersama bahwa berbagai upaya tersebut belum cukup mampu mengatasi berbagai keterbatasan masyarakat di perbatasan karena pembangunan perbatasan memerlukan komitmen berbagai pihak baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten serta dukungan dana yang cukup besar.

Page 13: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Oleh karena itu, terbentuknya Pokja Perbatasan Kalimantan Utara memberikan harapan besar bagi Pemerintah Kabupaten Malinau untuk mewujudkan percepatan pembangunan perbatasan. Dan saya berharap pelaksanaan dialog nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Malinau bekerja sama dengan Pokja Perbatasan Kalimantan Utara menjadi turning point bagi kita semua untuk menyatukan pemikiran dan gagasan serta kebijakan strategis baik pihak swasta, pemerintah daerah, provinsi dan secara khusus pemerintah pusat melalui kepemimpinan Presiden Bapak Joko Widodo yang mengusung Nawacita dimana salah satunya adalah membangun Indonesia dari pinggiran.

Kita berharap implementasi nawacita “membangun Indonesia dari pinggiran” tersebut dapat segera terwujud dan dimulai dari perbatasan negara yang memiliki nilai strategis karena pada hakikatnya membangun perbatasan negara adalah membangun kedaulatan bangsa.

Malinau, 28 September 2015

Bupati MalinauDr.Yansen TP, M.Si

Page 14: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Sambutan ketua Pokja Perbatasan kALTARA

kILIT LAINg

Page 15: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

70 TAHuN INDoNESIA MERDEkA

MeMeRdeKaKan MaSyaRaKaT PeRBaTaSan

KItA SeMuA MeMAHAMI, hingga kini kesenjangan sosial ekonomi masyarakat di perbatasan dengan negara tetangga, khususnya di perbatasan Indonesia ­ Malaysia dapat memicu timbulnya kecemburuan sosial. Bahkan, dalam beberapa hal juga berpotensi terjadinya degradasi semangat nasionalisme.

Pasalnya, meski sudah 70 tahun Indonesia merdeka, namun realitanya sejumlah wilayah perbatasan—wilayah terdepan negara kita—sebagian besar masih sangat tertinggal dengan infrastruktur sosial dan ekonomi yang masih sangat terbatas. Berbagai keterbatasan itu meliputi sarana dan prasarana jalan, jembatan, transportasi, komunikasi, kesehatan, pendidikan, dermaga, dan pusat­pusat pertumbuhan ekonomi. Jumlah rumah tangga yang tergolong belum sejahtera juga masih terhitung tinggi. Bahkan, indeks pembangunan manusia masih sangat rendah. Padahal, potensi sumber daya alam yang dimiliki sangat potensial.

Dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari­hari, masyarakat di wilayah perbatasan pun masih banyak menggantungkan terhadap negara tetangga. Betapa tidak, kondisi infrastruktur jalan, misalnya di Kecamatan Krayan, memang belum diaspal (masih berupa tanah yang dipadatkan) dan belum menembus Malinau serta Nunukan. Itulah sebabnya, ungkapan bernada canda dalam keseharian yang jamak kita dengar di masyarakat perbatasan adalah, “dada kami Indonesia, tetapi perut kami Malaysia”. Bagi mereka, ungkapan bernada canda itu jelas tidak berlebihan karena kebutuhan masyarakat di sana hampir 100 persen diperoleh dari negara Malaysia.

Tak terkecuali juga terkait dengan TKI yang mengadu nasib ke negeri Jiran, Malaysia. Tak sedikit kemudian persoalan yang muncul sebagai akibatnya. Selain itu, persoalan narkoba, juga ditengarai masuk ke Kaltara tidak hanya melalui jalur tikus, tetapi juga melalui jalur resmi. Jelas hal ini menjadi persoalan serius dan tidak bisa dibiarkan.

Inilah realita di perbatasan yang masih kita hadapi bersama. Seluruh stake holder tidak bisa lepas dari persoalan dan tantangan tersebut. Para policy maker, baik di pusat maupun daerah sudah seharusnya mencari solusi bagaimana mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi di pusat­pusat pertumbuhan yang sudah relatif stabil dengan yang ada di wilayah perbatasan ini. Semua persoalan itu sudah selayaknya mendapatkan perhatian segera dari pemerintah pusat sehingga ancaman yang bakal mengganggu keutuhan NKRI dapat diatasi.

Page 16: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

tujuh puluh tahun merdeka tentu bukan waktu yang singkat. Karena itu, sudah saatnya kini kita harus lebih serius dalam mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman depan dan pintu gerbang aktivitas ekonomi yang merupakan bagian dari harga diri bangsa ini. Desa­desa yang berada di kawasan perbatasan harus bisa menjadi garda terdepan NKRI.

Sejalan dengan program pembangunan yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Nawacita, khususnya point ketiga, yaitu Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan memperkuat daerah­daerah dan desa dalam kerangka NKRI, sehingga terjadi pemerataan pembangunan antar wilayah terutama di kawasan perbatasan. Dengan demikian, semangat nasionalisme, integrasi sosial dan kekokohan ketahanan nasional tak perlu kita kawatirkan lagi. Pasalnya, kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di kawasan perbatasan dapat meningkat sesuai harapan bersama.

Melihat kondisi yang ada, kami dari Perhimpunan Masyarakat Peduli Perbatasan Kalimantan utara (Pokja Perbatasan Kaltara) – organisasi non­pemerintah yang bertujuan untuk mendorong perwujudan pembangunan perbatasan Kaltara, khususnya perbatasan darat antara RI­Malaysia, yaitu di Kabupaten Malinau: diantaranya Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Selatan, Kayan Hilir, Pujungan dan Bahau Hulu. Juga di Kabupaten Nunukan: di Kecamatan Long Midang dan Kecamatan Long Bawan, Kecamatan Lumbis Ongong – bertekad membantu pemerintah dalam mewujudkan prinsip­prinsip demokrasi dan pemenuhan hak asasi manusia bagi masyarakat perbatasan Kaltara.

Melalui program Pokja Perbatasan Kaltara ini, kami juga bertekad mendorong terciptanya tata pemerintahan Kaltara yang berpijak pada prinsip­prinsip good governance serta mengomunikasikan program­program pembangunan, khususnya bidang infrastruktur yang perlu menjadi prioritas, baik dengan Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat.

Pokja Perbatasan Kaltara juga bermaksud menfasilitasi para stakeholder dan mitra­mitra kerja Pemerintah Propinsi dan Kabupaten dalam meningkatkan akselerasi pembangunan kawasan perbatasan.

Pokja Perbatasan Kaltara sangat berharap pemerintah akan segera mewujudkan program pembangunan seluruh infrastruktur yang dibutuhkan sehingga masyarakat di perbatasan tidak hanya menanti tetapi dapat turut menikmati kesejahteraan seperti masyarakat di Jawa. Yaitu, merasakan kemerdekaan yang sebenar-benarnya. Amien.

Kilit LaingKetua Pokja Perbatasan Kaltara

Page 17: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 18: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 19: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

daSaR PeMIKIRan

•kebijakan pembangunan nasional yang berlangsung selama ini, baik masa pemerintahan orde Baru maupun satu dekade lebih era Reformasi, terbukti tidak berpihak pada daerah-daerah di luar Jawa, terutama daerah-daerah perbatasan.

•kesenjangan tak hanya terjadi antara Jawa dan luar Jawa, tetapi juga antara desa-kota, antara wilayah tengah dan pinggiran. Fakta ini memperlihatkan bahwa pembangunan di Jawa berkembang menurut “deret ukur”, sementara di luar Jawa berkembang menurut “deret hitung”. karena itu, wajar jika daerah-daerah luar Jawa umumnya tertinggal.

• Sebagai Provinsi baru, berdasarkan undang-undang No. 20 Tahun 2012—dengan segala keterbatasan dan permasalahan yang ada, sarana dan prasarana infrastruktur yang masih minim—kaltara harus terus berbenah agar bisa segera sejajar dengan Provinsi lainnya di Indonesia, terlebih di Jawa.

•Hal ini seiring dengan janji Presiden Jokowi untuk membangun Infrastruktur di wilayah perbatasan agar kesejahteraan rakyat meningkat sehingga bangga tinggal di perbatasan. Bukan sebaliknya, rakyat minder karena tidak sebanding dengan kemajuan negara sebelah.

Page 20: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

TuJuan

•Dialog Nasional dengan topik “Membangun Indonesia dari Pinggiran” bertujuan untuk merumuskan:

•upaya-upaya dan langkah-langkah terobosan agar terjadi percepatan pembangunan di kal-tara.

•Strategi agar semua pihak dapat bersinergi dan bersama-sama berkontribusi meng-a tasi berbagai permasalahan yang di ha-dapi  kaltara.

•Evaluasi terhadap desain pembangunan na-sio nal agar paradigma, rancangan dan im-ple mentasi pembangunan Indonesia tidak lagi hanya berpijak pada jumlah penduduk se hingga pembangunan terfokus pada Jawa yang berpenduduk terbanyak.

Page 21: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

PeSeRTa

•Peserta terdiri dari akademisi, politisi, birokrat, wakil ormas, tokoh masyarakat, aktivisi LSM, dan media nasional.

•Peserta berjumlah 1000 orang Plus media 40 orang.

•Liputan Media:

Dari kaltara: media online, cetak, radio dan tv lokal

Dari Jakarta: detik.com, Metro TV, RCTI, SCTV, dan TV one

Page 22: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

waKTu dan TeMPaT

•Hari/tanggal : 27 oktober 2015

•Waktu : Sesi 1: Pukul 09.00-13.00

Sesi 2: Pukul 13.00 – 16.00

•Tempat : gedung Pertemuan Pemda

Malinau

Page 23: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

LeGaL FRaMewORK

Page 24: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Landasan Pengelolaan Perbatasan negara

1. uu nomor 43 Tahun 2008 Tentang wilayah negara.

2. Perpres nomor 12 Tahun 2010 Tentang BnPP.

3. Perpres nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMn Tahun 2015-2019.

4. Perpres Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan negara (RTR KPn):

a. Nomor 179 Tahun 2014 Tentang RTR kPN di Provinsi NTT;

b. Nomor 31 Tahun 2015 Tentang RTR kPN di kalimantan;

c. Nomor 32 Tahun 2015 Tentang RTR kPN di Provinsi Papua;

d. Nomor 33 tahun 2015 Tentang RTR kPN di Provinsi Maluku, dan

e. Nomor 34 Tahun 2015 Tentang RTR kPN di Provinsi Maluku utara dan Provinsi Papua Barat.

5. Peraturan bnpp nomor 1 tahun 2015 ttg rencana induk pengelolaan perbatasan negara tahun 2015-2019.

Page 25: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

uu No. 6 Tahun 2014 tentang Desa – Pasal 113 : Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat (Presiden RI):

1. memberikan pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

2. memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Desa;

3. memberikan penghargaan, pembimbingan, dan pembinaan kepada lembaga ma sya rakat Desa;

4. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;

5. memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat Desa;

6. memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi penyelenggaraan Pemerin-tahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan;

7. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penye leng-ga raan Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan Desa;

8. menetapkan bantuan keuangan langsung kepada Desa;

9. melakukan pendidikan dan pelatihan tertentu kepada aparatur Pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa;

10. melakukan penelitian tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa tertentu;

11. mendorong percepatan pembangunan perdesaan;

12. memfasilitasi dan melakukan penelitian dalam rangka penentuan kesatuan masyarakat hukum adat sebagai Desa; dan

13. menyusun dan memfasilitasi petunjuk teknis bagi BuM Desa dan lembaga kerja sama Desa.

Tentang Pusat Membangun desa

Page 26: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

DR. YANSEN TP, M.SIgerakan Desa Membangun (gERDEMA)

Page 27: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 28: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 29: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 30: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 31: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 32: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 33: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 34: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 35: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 36: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 37: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 38: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Mendagri Tahjo kumolo

Page 39: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 40: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

DokuMENTASIPokJA PERBATASAN kALTARA

Page 41: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

kunjungan ketua Pokja Perbatasan kalimantan utara ke kantor Pokja Papua.

Dari kiri ke kanan: kilit Laing (ketua Pokja Perbatasan kaltara), Judith Dipodiputro (ketua Pokja Papua dan Pembina Pokja

Perbatasan kaltara), Agus Rachman (Pokja Perbatasan kaltara) dan g. Silooy.

ketua Pokja Perbatasan kaltara bersama Presiden RI Ir. H. Joko

Widodo.

Page 42: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

DokuMENTASIPerjalanan ke Sebagian Wilayah Perbatasan Darat

di kalimantan utara (kab. Malinau dan kab Nunukan)

Page 43: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Kondisi di Perbatasan Indonesia - MalaysiaKab. Malinau, Propinsi Kalimantan utara

Bupati Malinau, dr. yansen TP, M.Si beserta rombongan di perbatasan RI - Malaysia, kab. Malinau.

Page 44: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Peresmian Tower di Long Berang kec Mentarang Hulu.

giram, salah satu jalur transportasi di perbatasan. Peresmian kantor Camat Malinau Selatan Hulu.

Page 45: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Plt gubernur kaltara, Triyono Budi Sasongko berdiskusi dengan Tokoh Masyarakat Malinau, kilit Laing, di Tarakan.

Aparat Desa Se-kecamatan kayan Hulu Mengangkat Telepon Seluler Meluapkan kegembiraan karena sudah bisa berkomunikasi

kristian (Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Seskab Malinau) menerima buku “Jalan kemandirian

Bangsa” dari kilit Laing.

Page 46: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Tas anyaman Malinau Empung Jagung Malinau

Manggis Malinau

Page 47: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Kondisi Jalan di Perbatasan Indonesia - MalaysiaKrayan - Kab. nunukan, Propinsi Kalimantan utara

Page 48: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Dari kiri: Agus Rachman (Seknas Jokowi), H. Basri (Bupati Nunukan), kilit Laing (Tokoh Masyarakat Malinau-Nunukan), Servianus (kepala Bappeda Nunukan).

Pos Penjagaan Perbatasan Indonesia-Malaysia di Long Widang, kec krayan, kab. Nunukan.

Aktivitas di pasar Tunon Taka, Nunukan.

Page 49: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Camat krayan, Jefri, dan Agus Rachman, berdiri di Titik Nol perbatasan Indonesia - Malaysia. kondisi jalan tampak sangat berbeda.

kondisi jalan di perbatasan wilayah Indonesia yang belum diaspal. kendaraan akan sulit melintas ketika hujan.

Papan Batas Malaysia - Indonesia

Page 50: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Sejumlah pedagang mata uang Ringgit beroperasi di Pasar Tunon Taka, Nunukan.

Warga masyarakat menukarkan uang sebelum berbelanja ke Tawau,

Sabah, Malaysia.

Titik Nol: Dari kiri, Mes kanter (komandan Persekutuan Dayak Lun

Dayeh dan ketua kNPI krayan), Jefri (Camat krayan), gat khaleb

(Sekjen Adat Besar krayan).

Page 51: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Tak sedikit kendaraan mewah bernomor polisi Malaysia dibeli

masyarakat krayan dengan harga relatif murah.

Masyarakat hanya bisa menggunakan semen produk Malaysia.

Pelabuhan PPLB di Liem Hie Tjung, Nunukan.

Page 52: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Para pilot asing pada pesawat perintis Susi Air dan MAF di

krayan, Nunukan.

Potret Taman Nasional kayan Mentarang, Nunukan, dari ketinggian di pesawat MAF.

Pesawat MAF, berkapasitas 5 penumpang ini menjadi alat transportasi dari krayan ke

Nunukan, Malinau, dan Tarakan.

Page 53: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Camat krayan Selatan, Mafri kornelius (kedua kanan) berdiskusi bersama masyarakat tentang pembangunan di krayan yang dinilai masih sangat tertinggal.

Produk unggukan kab. Nunukan (Beras krayan dan garam gunung).

Page 54: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

kLIPINgBerita Perbatasan

Page 55: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 56: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 57: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 58: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 59: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 60: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 61: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 62: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 63: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 64: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 65: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 66: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 67: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 68: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 69: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 70: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 71: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 72: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara

Luas Wilayah dan Kecamatan Kawasan Perbatasan Provinsi Kalimantan Utara

No Kabupaten Malinau Wilayah Perbatasan Luas Wilayah (km2)

1. Kec. Kayan Hulu Darat 1.294.,93

2. Kec. Kayan Hilir Darat 12.921,40

3. Kayan Selatan Darat 2.645,61

4. Kec. Pujungan Darat 6.139,20

5. Kec. Bahau Hulu Darat 5.412,38

Jumlah 28.713,52

Kabupaten Nunukan

1. Kec. Sebatik Laut 51,07

2. Kec. Sebatik Barat Darat 93,27

3. Kec. Sebatik Timur Darat/Laut 39,17

4. Kec. Sebatik Utara Darat/Laut 15,39

5. Kec. Sebatik Tengah Darat 47,71

6. Kec. Nunukan Laut 564,50

7. Kec. Nukukan Selatan Laut 181,77

8. Kec. Tulin Ongsoi Darat 1.513,36

9. Kec. Lumbis Ogong Darat 3.357,01

10. Kec. Sei Manggaris Darat 850,48

11. Kec. Krayan Darat 1.834,74

12. Kec. Krayan Selatan Darat 1.757,76

Jumlah 10.306,23

Jumlah total luas wilayah kawasan perbatasan Propinsi Kalimantan Utara

39.019,75

Page 73: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara
Page 74: Proposal Dialog Nasional Pokja Kaltara