proposal budaya

11
PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KERJA 2015 LAUNCHING BUKU MATERI SEJARAH MATANO Koordinator Kegiatan H. Anwar Ranggo

Upload: iksan

Post on 29-Sep-2015

43 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Matano Book Proposal

TRANSCRIPT

  • 0

    PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KERJA 2015

    LAUNCHING BUKU MATERI SEJARAH MATANO

    Koordinator Kegiatan

    H. Anwar Ranggo

  • 1

    PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KERJA 2015

    LAUNCHING BUKU MATERI SEJARAH MATANO

    1. Latar Belakang Lembaga Adat Kerajaan Matano setelah resmi secara hukum dalam

    melengkapi legalitas sebagaimana Kerajaan-kerajaan lain yang ada di nusantara

    (Indonesia) dimana Lembaga adat dalam sebuah kerajaan/keraton/kasunanan

    atau yang semisal , telah menjadi aturan yang umum bahwa sesuai dengan

    Undang-undang yang berlaku di indonesia seluruh aktivitas kerajaan diatur

    dalam kelembagaan yang resmi secara hukum untuk melakukan pengaturan

    dalam melakukan kegiatan pengembangan budaya lokal.

    Tentu dalam perkembangannya Lembaga Adat Kerajaan Matano

    mempunyai tujuan, cita-cita agar dengan kembalinya eksistensi budaya lokal

    matano secara khusus dapat menjadi awal untuk membangun sebuah karakter

    adat dan budaya yang lebih kuat, dikenal dan dapat menjadi sebuah

    kebanggaan lokal untuk matano dan seluruh rumpun keluarga besar matano itu

    sendiri.

    Tujuan dan harapan tersebut tentu harus diiringi dengan upaya nyata

    oleh kita semua, secara khusus keluarga besar matano, yang tentunya

    semangat kebersamaan haruslah menjadi ciri keluarga kita agar kedepan

    harapan tersebut dapat menjadi mudah untuk diselesaikan bersama.

    Salah satu bentuk program kerja yang akan dilakukan adalah dengan

    penerbitan buku materi sejarah matano, pemikiran kami kenapa harus dengan

    penerbitan buku, matano merupakan sebuah rumpun keluarga besar yang

    memiliki ciri budaya dan istiadat tersendiri, dia memiliki kekhas-an, baik dari sisi

    bahasa, kebiasaan dan hal lainnya tapi pertanyaannya adalah seberapa besar

    pengetahuan orang diluar tentang suku matano, dengan adanya penyajian buku

    materi-materi tentang kehidupan matano dapat menjadi solusi untuk membawa

    budaya matano dikenal dan dapat menjadi sebuah kebanggaan.

  • 2

    2. Dasar Pemikiran Dalam pemilihan materi sejarah tentu kami memperhatikan beberapa

    pertimbangan yang secara rasional dapat menjadi alasan kami, yaitu :

    1. Sejarah matano tidak banyak bisa kita dapati dalam bentuk literatur tertulis

    yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah sehingga dapat

    menjadi bahan yang dapat dipublikasikan atau bacaan yang dapat

    dinikmati oleh publik, untuk itu kami mempunyai beberapa pertimbangan

    bahwa materi sejarah matano yang akan di cetak harus memenuhi

    beberapa kriteri yaitu :

    a. Kebenaran materi tulisan (fakta),

    b. Keaslian tulisan (originalitas), dan

    c. Sumber daya penulis (resource).

    2. Berbicara tentang sejarah tentu kita akan berbicara tentang kebiasaan

    (culture), masyarakat (human), kondisi alam atau wilayah (nature), dalam

    sebuah rentan waktu tertentu. Penerjemahan sejarah yang tidak

    diketemukan tulisan yang dapat mendokumentasikan keadaan waktu

    tersebut akan menjadi sulit untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

    untuk itu beberapa hal yang dapat membantu kita mendapatkan

    penjelasan keterangan sebuah jaman adalah dengan mengambil sejarah

    terdekat dengan kurun waktu tersebut yang dapat dituliskan oleh

    seseorang yang secara keilmuwan terpercaya.

    3. Cara penulisan Sejarah yang otentik (Keasliannya terjamin), dimana

    penulis adalah pelaku yang langsung datang ke daerah/wilayah matano

    dan sekitarnya dan melakukan usaha yang berat dalam mengumpulkan

    literatur cerita, gambar, dan usaha pembelian sejumlah barang-barang

    budaya, seni dan peralatan lampau (kuno) yang masih dimiliki oleh orang-

    orang lokal pada masa itu (Tahun 1911).

    4. Penulis adalah seorang dengan keilmuwan yang tulisannya dapat

    dijadikan rujukan secara ilmiah, dan dia adalah orang dengan

    kewarganegaraan Jerman yang tentu tulisannya tidak memiliki muatan

    politis seperti tulisan orang-orang belanda atau negara penjajah lainnya

  • 3

    yang bersifat subyektif terhadap negaranya dan beberapa informasi yang

    dianggap memberikan gambaran buruk terhadap negaranya akan dirubah

    sehingga sudut pandang sejarah itu sendiri bisa menyimpang dari fakta

    sejarah sebenarnya.

    5. Kami memilih melakukan penerjemahan sehingga pembaca buku dapat

    melihat kondisi matano dari sudut pandang penulis (warga Jerman) bukan

    dari pemikiran orang-orang lokal matano sehingga kesan sengaja dalam

    menulis informasi sejarah yang bisa saja terdapat cerita yang tidak faktual

    dan terkesan dilebih-lebihkan bisa dihilangkan sehingga tidak akan

    menjadi bumerang bagi yang lainnya (anak suku lain) jika dalam materi isi

    terdapat sesuatu yang akan menggambarkan secara fakta kekurangan

    pada masa itu.

    Dalam hal inilah kami memilih sebuah literatur tulisan yang dari kriteria diatas

    dapat terpenuhi meskipun tentunya tidak memberikan penjelasan sejarah

    secara detail sesuai dengan harapan kita namun tulisan tersebut memenuhi

    aspek kelayakan dalam pem-publikasian materi sejarah lampau matano, dan

    dapat menjadi awal yang baik dalam menyusun transkrip sejarah lainnya

    dimasa-masa yang akan datang, berikut keterangan-nya sebagai berikut :

    1. Judul Asli : Unter Kopfjger 2. Penulis : Professor Albert Grubauer

    3. Penerbit : Percetakan R. Voigtlnder di Leipzig

    4. Tahun Penerbitan : Oktober 1913

    5. Tahun Penulisan : 1911

    Upaya Penerbitan Dalam Bahasa Indonesia.

    6. Penerjemah Bahasa Indonesia

    Oleh Abd. Kasim Achmad, S. Pd., M. Hum. Dosen Bahasa Jerman Universitas Negeri Makassar (UNM).

    7. Editor Terjemahan Setting Lay-out

    Desain Cover/Sampul Buku

    Penerbitan

    Percetakan

    Oleh Tim History Indonesia.

  • 4

    3. Progress Kerja Dewan Adat dan Lembaga Adat Kerajaan Matano. Selain dari yang telah kami jelaskan dalam keterangan sebelumnya hal lain yang

    perlu kami jelaskan dalam perkembangan kegiatan Lembaga Adat adalah :

    1. Kerajaan Matano (Perangkat/Dewan Adat Matano) dan Lembaga Adat

    Kerajaan Matano (Pengurus Harian) telah terdaftar dalam FSKN (Forum

    Silaturahmi Keraton Nusantara) yang mana merupakan wadah pertama

    dalam mewadahi seluruh kerajaan/kasunanan/kesultanan se-nusantara dan

    aktif dalam kegiatan Festifal Keraton se- Indonesia (Nasional) yang di ikuti

    oleh anggota FSKN.

    2. Hubungan Silaturahmi yang baik antara kerajaan telah dilakukan dalam

    beberapa event pertemuan yang sifatnya silaturahmi termasuk pada

    kunjungan ke beberapa Raja yang ada di Sulawesi Selatan diantaranya Raja

    Gowa, Raja Tallo, dan beberapa perwakilan dari kerajaan lain.

    Untuk itu sebagai tindak lanjut dari kegiatan diatas maka kami telah

    merencanakan kegiatan silaturahmi raja-raja se sulawesi yang masuk dalam

    keanggotaan FSKN, untuk melakukan kegiatan sebagai berikut :

    1. Acara Penyematan PIN FSKN.

    Penyerahan secara resmi PIN FSKN dari Koordinator FSKN wilayah

    sulawesi selatan (Raja Gowa) yang disaksikan oleh raja-raja se-sulawesi

    dan para undangan. Catatan : Pin FSKN serta pendaftaran yang telah melewati verifikasi secara musyawarah oleh

    FSKN Wilayah dan FSKN Pusat dalam proses registrasi kerajaan Matano telah

    dilakukan sebelumnya, sisa penyerahan secara resmi yang menjadi kewajiban anggota

    kerajaan baru untuk disaksikan oleh anggota keraajaan lain yang lebih dahulu masuk

    menjadi anggota dalam FSKN.

    2. Acara Launching Buku.

    Dalam Acara ini, launching Buku akan menjadi salah satu acara dimana

    seluruh peserta undangan akan dibagikan buku yang telah

    dialihbahasan dan diterbitkan atas usaha keluarga besar rumpun

    matano.

  • 5

    3. Maksud Dan Tujuan Tujuan Proposal ini adalah bentuk penggalangan Dana agar dapat

    menyelesaikan beberapa Kegiatan yang menjadi tindak lanjut dari kegiatan

    diatas, tentunya dalam hal ini sangat dibutuhkan kerjasama dan keterlibatan

    keluarga dalam penyelenggaraan-nya, agar kegiatan ini dapat terasa lebih

    mudah untuk dilaksanakan.

    Secara garis besar kebutuhan dari kelanjutan penyelenggaraan kegiatan diatas

    yaitu :

    1. Penerbitan Buku, dan

    2. Launching Buku sekaligus Silaturahmi dan penyematan PIN FSKN.

    Target Penerbitan Buku.

    a. Tujuan Komersil.

    Selain dari Kegiatan diatas Buku ini nantinya akan dijual di Gramedia dan

    Toko Buku Lokal.

    b. Tujuan Pendidikan dan Pengenalan Sejarah Matano.

    Beberapa akan di sumbangkan

    a. perpustakaan;

    - Perpustakaan Wilayah,

    - Perpustakaan Kampus, dan

    - Perpustakaan SMU (Khusus Luwu Timur)

    b. Tenaga Pengajar

    Dosen-Dosen ;Antropologi, Sejarah, dan Arkeologi,

    c. Budayawan-Budayawan Lokal dan Nasional

    d. Pejabat Pemerintahan Provinsi dan Daerah,

    e. Sepuh adat Kerajaan Matano dan Keluarga,

    f. Management PT. VALE (yang mewakili).

  • 6

    4. Analisa Kebutuhan Biaya A. Analisa Kebutuhan Biaya Penerbitan Buku

    1. Penerjemahan

    Biaya Perhalaman Rp. 50.000

    Jumlah Halaman 165 Halaman

    = 165 x 50.000

    = Rp. 8. 250.000,-

    Sub Total Biaya Penerjemahan Rp. 8.250.000,-

    2. Penerbitan dan Percetakan Jumlah Isi Halaman

    Terjemahan 200 Halaman

    Germany Text (Naskah Ori.) 165 Halaman.

    a. Biaya PRA Cetak (Biaya per Halaman)

    Editor Rp. 2 .000,- x 200 Hal. = Rp. 400.000,-

    Setting Lay Out Rp. 1.000,- x 365 Hal. = Rp. 365.000,-

    Desain Cover/Sampul Buku Rp.100.000,-/2 x Revisi = Rp. 100.000,- Sub Total Biaya Pra-Cetak Rp. 865.000,-

    b. Biaya Cetak

    (Harga Untuk Cetakan 1.000 Eks.)

    - Cetak Isi Halaman Buku (B/W)

    = Rp. 83,-/Lbr x 365 Hal. x 1.000 Eks.

    = Rp. 30.167.500,-

    - Cover Full Colour Rp. (Termasuk Harga diatas) - Spot UV Cover Buku Rp. 1. 300.000,-

    Sub Total Biaya Cetak Rp. 31.467.500,-

    Total Seluruh Biaya Penerbitan Buku 1.000 Eks. adalah Rp. 40.582.500,-

  • 7

    B. Analisa Kebutuhan Biaya Launching Buku (Jumlah Undangan 75 Orang)

    a. Sewa Tempat Pertemuan (Hotel di Makassar)

    Termasuk Makan Siang dan Cofee Break

    Rp. 250.000,-/Org Rp. 18.750.000,-

    b. Spanduk dan Baliho Rp. 400.000,-

    c. Pers/Wartawan Lokal dan Nasional Rp. 5.000.000,-

    d. Biaya Pemuatan Acara di Koran Lokal Rp. 15.000.000,-

    e. Undangan Para Raja, Pejabat Daerah

    Dan Pemprov (50 PCS) Rp. 2.500.000,-

    Jumlah Biaya Kebutuhan Launching Buku Rp. 41.650.000,- Total Biaya Secara Keseluruhan sebesar Rp. 82.232.500,-

    5. Progress Yang Telah Diselesaikan A. Administrasi Kerajaan Matano (Legalitas Pemerintah) - Pembuatan Lembaga Adat

    a. Penyusunan AD/ART b. Akta Pendirian Lembaga Adat c. HO, NPWP Lembaga Adat d. Registrasi Lembaga Adat di Kesbangpol Provinsi Sulawesi Selatan. e. Surat Keterangan Terdaftar dari Kesbangpol Luwu Timur

    B. Administrasi Kerajaan Matano (Legalitas Wadah Kerajaan Nusantara) - Registrasi Kerajaan Matano di FSKN (Forum Silaturahmi Keraton

    Nusantara) - Pembuatan Pemetaan Tematik Wilayah Kerajaan Matano (Peta Batas

    Kerajaan dan situs budaya matano)

    C. Penerbitan Buku - Penerjemahan Buku Unter Kopfjger - Setting Lay-Out, Design Cover/sampul, Biaya Editor (Progress Siap Cetak)

    Oleh Penerbit History Indonesia.

    6. Progress Yang Belum Terlaksana Penerbitan Buku

    - Biaya Cetak Buku Oleh Penerbit History Indonesia. Total Biaya Rp. 31.467.500,-

    - Biaya Launching Buku (Sewa Gedung dan Lainnya). Total Biaya Rp. 41.650.000,- Jumlah Total Biaya yang dibutuhkan Rp. 73.117.500,-

  • 8

    7. Waktu dan Tempat Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 19 April 2015 Waktu Pelaksanaan : Pukul 11.00 Siang Selesai Tempat : Hotel Emprees, Makassar

    8. Penutup Semoga Proposal ini dapat memberikan gambaran progrees atas upaya Lembaga dan Dewan Adat Kerajaan Matano hingga hari dalam memajukan serta memberikan pendidikan budaya baik yang sifatnya internal maupun diluar wilayah matano itu sendiri, harapan kami agar usaha-usaha ini mendapatkan appresiasi oleh keluarga yang tujuannya bukan untuk personalitas melainkan demi mengangkat martabat matano secara umum dan secara khusus penguatan nilai budaya yang harus diperjuangkan agar matano dapat dikenal secara luas dan setiap keluarga mempunyai kebanggaan atas ciri wilayah serta budayanya. Terlampir : Design Cover Buku dan Dokumentasi Pendaftaran Kerajaan Matano di Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN).

    Sorowako, 20 Maret 2015

    Koordinator Kegiatan,

    H. ANWAR RANGGO

  • 9

  • 10