proposal baru

15
Pendahuluan Wacana pemikiran yang muncul dalam terminologi kitab Wahyu memunculkan ”kebingungan,” karena kitab sulit ini dipahami.” R.H Charles mengeluarkan pernyataan ”sejak masa yang paling dini dari gereja secara universal kitab ini diakui sebagai kitab yang paling sulit dipahami dalam Alkitab. G. Campbell Morgan juga mengatakan hal yang sama mengenai kitab ini ia berkata ”tidak ada kitab dalam Alkitab yang pernah saya baca begitu sering, tidak ada kitab yang terhadapnya saya lebih sabar dan terus menerus memberikan perhatian ... tidak ada kitab lain dalam Alkitab yang lebih ingin saya baca pada saat-saat saya tertekan dibandingkan degan kitab ini dengan rahasia dan rincian-rincian yang tidak saya pahami.” 1 Menangapi dua pernyataan di atas memang diakui sulitnya dalam memahami kitab ini. Bagi seorang teologpun mengakuinya sehingga tidak menjadi heran jikalau seorang awam juga mengalami 1 Charles F. Pfeiffer, Tafsiran Alkitab Wycliffe, vol., 3 Perjanjian Baru,(Malang: Gandum Mas, 2001), 1085-1086. 1

Upload: is-ardiansah

Post on 28-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

data

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Baru

Pendahuluan

Wacana pemikiran yang muncul dalam terminologi kitab Wahyu

memunculkan ”kebingungan,” karena kitab sulit ini dipahami.” R.H Charles

mengeluarkan pernyataan ”sejak masa yang paling dini dari gereja secara universal

kitab ini diakui sebagai kitab yang paling sulit dipahami dalam Alkitab. G. Campbell

Morgan juga mengatakan hal yang sama mengenai kitab ini ia berkata ”tidak ada

kitab dalam Alkitab yang pernah saya baca begitu sering, tidak ada kitab yang

terhadapnya saya lebih sabar dan terus menerus memberikan perhatian ... tidak ada

kitab lain dalam Alkitab yang lebih ingin saya baca pada saat-saat saya tertekan

dibandingkan degan kitab ini dengan rahasia dan rincian-rincian yang tidak saya

pahami.”1 Menangapi dua pernyataan di atas memang diakui sulitnya dalam

memahami kitab ini. Bagi seorang teologpun mengakuinya sehingga tidak menjadi

heran jikalau seorang awam juga mengalami pergumulan ini. Akan tetapi sekalipun

kitab wahyu ini diakui sulit untuk di pahami namun hal itu tidak membuat seorang

teolog lain tertarik untuk menyelidikinya rasa ketertarikan akan kitab ini dapat

dipahami oleh karena kitab ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan

kitab-kitab lain dalam Alkitab. Keunikan kitab ini adalah ”kitab wahyu merupakan

satu-satunya kitab Perjanjian Baru yang bergantung sepenuhnya pada nubuatan yang

menyangkut masa depan. Kitab ini juga menyajikan masa depan eskatologi yang

spesifik termasuk adanya masa kesusahan yang luar biasa dan juga dicatat adanya

kedatangan Kristus kedua kalinya. Secara harafiah suatu langit dan bumi yang baru

1Charles F. Pfeiffer, Tafsiran Alkitab Wycliffe, vol., 3 Perjanjian Baru,(Malang: Gandum Mas, 2001), 1085-1086.

1

Page 2: Proposal Baru

sebagai tempat akhir orang – orang kudus.”2 Dalam pembahasan penulisan skripsi ini

penulis mencoba mengamati isu syang muncul dari keunikan kitab ini yaitu adanya

pembahasan yang berbicara mengenai masa kesusahan besar yang disebut sebagai

masa tribulasi. Hal ini banyak menimbulkan kontroversi di antara para teolog dalam

menterjemahkan pemahaman tribulasi itu sendiri yang berbeda-beda. Perbedaan

tersebut mempengaruhi pemahaman orang Kristen lain dalam menjelaskan pokok

masalah ini. Perbedaan tersebut menimbul kesimpangsiuran pemahaman dan akhirnya

membuat binggung. Oleh karena itu dalam bab penulisan berikutnya, dalam

pembahasan skripsi ini penulis akan menguraikan dan memberikan gambaran

mengenai isu pokok dan pembahasan inti.

Latar Belakang Masalah

Menurut Kajian konsepsi teologis tiga pernyataan penting dalam wahyu

13-14 dan implikasinya dalam pemahaman tribulasi terhadap gereja, dipilih oleh

penulis sebagai judul karya ilmiah yang dirasa sangat penting untuk dibahas. Pertama,

bermula dari ketertarikan penulis terhadap mata kuliah teologi Perjanjian Baru yang

membuat penulis banyak termotifasi dan berfikir maju dalam menatap masa depan.

Secara khusus penulis memilih kitab Wahyu karena kitab ini jarang dibaca oleh orang

percaya pada umumnya. Kedua, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru banyak sekali

berbicara tentang periode siksaan (tribulasi). Masa tribulasi juga disebut sebagai hari

Tuhan hal itu disebut juga sebagai masa yang unik keunikan tersebut dinyatakan oleh

Tuhan Yesus sendiri, seperti yang tercatat oleh Matius ”sebab pada masa iu akan

terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia

2Jhon F. Walfoord Pedoman Lengkap Nubuatan Alkitab, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003), 673

2

Page 3: Proposal Baru

sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi Matius 24:21.”3 Berdasarkan

pembicaraan tersebut penulis pernah melakukan wawancara dengan beberapa orang

Kristen mengenai apakah tribulasi itu? Jawabanya adalah apa itu dan saya tidak tahu.

Sadar atau tidak ternyata banyak orang Kristen sendiri tidak mengetahui hal ini yang

sebenarnya pemahaman tribulasi ini seharusnya diketahui dan dipahami oleh setiap

orang Kristen karna pemahaman akan hal ini akan mempengaruhi pemahaman

terhadap masa depan. Rasa keprihatinan inilah yang mendorong penulis untuk

membahas skripsi ini. Ketiga, gagasan mengenai kitab Wahyu memang diakui sukar

untuk dipahami. Pengamatan penulis selama dalam pelayanan di beberapa gereja

tidak pernah penulis menemukan pembahasan dalam khotbah maupun pendalaman

Alkitab yang mengambil pokok tentang kitab Wahyu. Terlebih lagi berbicara

mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa mendatang, yang berhubungan dengan

tribulasi. Hal ini membuat penulis berfikir mengapa gereja sulit dalam memberikan

pengajaran mengenai hal ini. Hal ini juga menjadi pemicu penulis memilih judul

skripsi ini. Keempat, munculnya berbagai pandangan dari para teolog mengenai

tribulasi yang berbeda pertama pandangan pretribulasi. Pandangan ini mengajarkan

bahwa pengangkatan gereja baik orang-orang kudus yang sudah meninggal maupun

yang masih hidup akan terjadi sebelum tujuh tahun masa kesusahan yaitu sebelum

permulaan minggu ketujuh puluh dari Daniel 9:24-27. Yang artinya bahwa

pengangkatan gereja terjadi sebelum masa kesusahan.” Jhon Nelson Darby (1800-

1882) berpendapat bahwa gereja akan diangkat sebelum masa kesusahan pada saat

Allah akan kembali memperlakukan Israel secara khusus.”4 Berdasarkan pandangan

tersebut berarti gereja tidak menemui bahkan tidak mengalami masa – masa itu.

3Crist Marantika, Masa Depan Dunia Ditinjau Dari Sudut Pandang Alkitab –Eskatologi (Jogja: Iman Pres, 2007), 75.

4Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Jogja: ANDI, 1991), 308.

3

Page 4: Proposal Baru

Berdasarkan pandangan ini maka dapat dikatakan bahwa tribulasi tidak dialami oleh

orang percaya karena sudah terangkat. Kedua, pandangan midtribulasi yaitu

pandangan yang berkata bahwa masa pengangkatan gereja terjadi dipertengahan masa

kesusahan. Berdasarkan pandangan ini maka dapat dikatakan bahwa gereja

mengalami, yakni masuk dalam paruh pertama masa tribulasi tetapi tidak masuk

dalam tribulasi besar kemudian baru mengalami pengangkatan.”5 Ketiga, pandangan

post tribulasi yang mengatakan bahwa pengangkatan gereja terjadi sesudah krisis

dunia 7x satu masa daniel yang artinya bahwa gereja masuk dalam masa tribulasi.

Keempat, pandangan partial tribulasi. Partial artinya sebagian, yang berkata bahwa

pengangkatan gereja terjadi secara bertahap, bagian perbagian, sesuai dengan kondisi

rohani tertentu, seperti kesucian hidup barulah kemudian ia dapat diangkat. Hal itu

berarti bahwa pengangkatan bersifat kondisional tergantung pada kesucian masing-

masing orang percaya.”6 Berdasarkan pengamatan dari teks dan komparasi berbagai

pandangan dan sumber-sumber, penulis berpendapat bahwa pengangkatan gereja

terjadi sebelum tribulasi dan semua orang percaya tidak bertahap.

Munculnya berbagai macam pandangan yang berbeda – beda secara tidak

langsung menimbulkan kebingungan gereja dalam memahami mengenai tribulasi,

sehingga mengalami kebingungan. Hal ini diakibatkan karena tidak adanya

keseragaman pandangan dalam memahami hal ini. Inilah yang mendorosng penulis

untuk mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan ini. Keenam, bila mengkaji

posisi pasal 13-14 tentang tiga pernyataan penting dalam pembahasan skripsi ini,

maka pasal mengenai pokok masalah ini termasuk dalam lingkaran pembahasan

tribulasi hal ini menimbulkan dugaan yang belum jelas kebenaranya. Bahwa tiga

5Ibid. 6Ibid.

4

Page 5: Proposal Baru

pernyataan penting yang tercatat merupakan syarat agar dapat lolos dari masa tribulasi

berdasarkan dugaan itu maka penulis terdorong untuk membahas judul skripsi lebih

lanjut.

Tujuan dan Sasaran Penulis

Berdasarkan judul yang penulis pilih dalam karya ilmiah ini maka penulis

memiliki tujuan yang hendak dicapai dari karya ilmiah ini adapun tujuan penulis

memaparkan kajian konsepsi teologis tiga pernyataan penting dalam wahyu 13-14

dan implikasinya dalam pemahaman tribulasi terhadap gereja. Dalam karya ilmiah ini

tentunya ada tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penulis ialah memaparkan

tentang kajian terhadap tiga pernyataan penting dalam Wahyu 13-14 ini adalah

sebagai berikut: pertama, untuk menunjukkan bukti data Alkitab dari kitab Wahyu

mengenai konsepsi teologis tribulasi. Kedua, untuk membuktikan secara induktif dari

wahyu 13-14 yaitu tiga pernyataan penting mengenai tribulasi. Ketiga, untuk

memberikan kontribusi bagi gereja dan jemaat Tuhan (orang percaya) masa kini.

Rumusan Masalah

Adanya perbedaan pandangan yang jelas dari para teolog mengenai

tribulasi yang membuat banyak orang kristen menjadi binggung. Berdasarkan

pernyataan tersebut maka penulis mengajukan rumusa masalah sebagai berikut

pertama, bagaimana caranya kitab wahyu menyajikan tentang konsepsi teologis

tribulasi. Kedua, bagaimana menunjukkan data Alkitab yang akurat mengenai

konsepsi teologis kitab Wahyu. Ketiga, mengapa hal itu penting untuk gereja dan

jemaat Tuhan masa kini. Rumusan masalah ini akan menjadi acuan dalam

pembahasan skripsi ini.

5

Page 6: Proposal Baru

Ruang Lingkup

Skripsi ini membatasi ruang lingkupnya pada kitab wahyu 13-14

mengenai tiga pernyataan penting. Adapun yang menjadi fokus pembahasan ialah:

ketabahan dan iman orang-orang kudus (13:10), yang penting disini ialah hikmat:

barang siapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena

bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam

puluh enam puluh enam (13:18), yang penting disini ialah ketekunan orang-orang

kudus yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Selanjutnya,

berhubungan dengan pengaruh yang ditimbulkanya pada gereja dan jemaat Tuhan.

Metode penulisan

Berdasarkan judul yang dipilih penulis dalam penulisan karya ilmiah ini

maka untuk dapat memperoleh penjelasan yang akurat maka penulis mengunakan

metode deskripsi induktif. Kata deskipsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

diterjemahkan sebagai pemaparan atau pengambaran dengan kata-kata secara jelas

dan terperinci. Sedangkan kata induktif adalah metode pemikiran yang bertolak dari

hal-hal yang khusus untuk menentukan kaidah atau hal yang umum.”7 Berdasarkan

penjelasan kamus tersebut dapat dijelaskan bahwa metode ini adalah metode yang

memaparkan secara jelas dan terperinci dari pembahasan dalam skripsi ini untuk

menghasilkan penarikan kesimpulan yang akurat .

Proposisi

Pada penulisan karya ilmiah ini penulis akan membuktikan dari wahyu 13-

14 mengenai kajian konsepsi teologis tiga pernyataan penting dan implikasinya

7Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,1996), 309 .

6

Page 7: Proposal Baru

dalam pemahaman tribulasi terhadap gereja bahwa hal itu akan mempengaruhi

kondisi jemaat dan pengajaran gereja pada masa kini. Dalam hal ini, sistem

penafsiran kitab apokalipsis harus ditafsirkan secara literal.

Pentingnya Penulisan

Penulisan dalam karya ilmiah ini penting dilakukan karena adanya

perbedaan pengajaran mengenai tribulasi dalam gereja yang menyebabkan jemaat

atau orang percaya tidak mengalami atau termotifasi untuk mengalami pengalaman

teologi itu sendiri. Secara edukatif pemahaman teologis yang benar adalah hal yang

sangat penting. Selanjutnya karena adanya perbedaan sistem penafsiran yang jelas

mengenai cara penulisan bentuk sastra apokalipsis.

Penegasan Istilah

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, maka penulis

memberikan penjelasan beberapa penegasan istilah yang sifatnya dalam penegasan

ini ialah bersifat informasi bagi pembaca skripsi, oleh karena itu penulis hanya

menjelaskan definisi kamus dari istilah – istilah yang penulis gunakan sebagaimana

terdapat dalam judul skripsi ini, yaitu kajian konsepsi teologis tiga pernyataan

penting dan implikasinya bagi pemahaman tibulasi bagi gereja. Ada beberapa istilah

yang perlu ditegaskan dalam judul skripsi ini. Pertama, istilah kajian. Kata ini

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki dua arti. Arti pertama pengertian,

pendapat (paham atau rancangan atau cita-cita) yang telah ada dalam pikiran. Arti

kedua dari kata ini yaitu hasil dari mengkaji. Sedang kata mengkaji adalah belajar,

mempelajari, memeriksa, menyelidiki, memikirkan, (mempertimbangkan), menguji,

menelaah baik buruknya suatu perkara. Kedua, istilah konsepsi memiliki arti

pengertian, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang telah ada dalam pikiran.

7

Page 8: Proposal Baru

Ketiga, pernyataan memiliki dua arti. Pertama, hal menyatakan tindakan. Kedua,

permakluman, pemberitahuan.”8 Istilah ketiga, tribulasi kata tribulasi diterjemahkan

sebagai ”masa penyiksaan atau kesusahan besar yang akan terjadi nanti.” Masa

tribulasi juga disebut sebagai hari Tuhan di mana Allah menuangkan hukuman

(murka) yang akan dilakukan di masa yang akan datang.”9

Pemahaman Judul

Sesuai dengan judul skripsi ini: Kajian konsepsi teologis Tiga Pernyataan

Penting dalam Wahyu 13-14 dan Implikasinya dalam Pemahaman Tribulasi terhadap

gereja secara keseluruhan judul skripsi ini dapat dipahami sebagai suatu penyelidikan

terhadap tiga kata penting yang tertulis dalam wahyu 13-14. Kata itu dipahami dalam

pengertian mengenai keadaaan umat Tuhan dalam menghadapi kesusahan yang

ditimbulkan akibat iman kepada Yesus Kristus. Dalam hal ini, hal yang dipelajari

mengenai pemahaman tribulasi yaitu kesusahan besar yang akan terjadi sesudah ini,

konsep yang benar mengenai tribulasi, sehingga akan membawa pemahaman yang

benar terhadap tiga kata penting dalam kitab ini.

Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam karya ilmiah ini dimulai dengan bab pendahuluan yang

membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, pentingnya penulisan,

rumusan masalah, proposisi, ruang lingkup penulisan, metode penulisan, pemahaman

judul, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Bab ini akan memberikan

gambaran tentang apa yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini sekaligus prosedur-

prosedur yang ditempuh dari sistematisnya penulisan studi ini. Pada bab dua penulis

8Ibid.

9Ibid.

8

Page 9: Proposal Baru

akan menulis secara deskriptif mengenai konsepsi kitab Wahyu terhadap tribulasi

yang mencakup latar belakang kitab Wahyu, penulis kitab Wahyu, tempat dan tahun

penulisan kitab Wahyu, tujuan penulisan kitab Wahyu, penerima kitab Wahyu, ciri

khas kitab Wahyu, situasi penerima kitab Wahyu, sruktur kitab Wahyu, dan

pembahasan mengenai asumsi kitab Wahyu terhadap tribulasi. Selanjutnya pada bab

tiga, penulis akan menulis secara induktif mengenai kajian konsepsi tiga pernyataan

penting dalam wahyu 13-14 terhadap tribulasi. Yang membahas isu teologis

mengenai tribulasi, argumentasi teologis dan penegasan konsepsi teologis terhadap

gereja. Selanjutnya pada bab empat, penulis akan mendeskripsikan mengenai dampak

dari pengajaran tribulasi yang konsisten kepada gereja dan jemaat Tuhan masa kini

dan selanjutnya penulis akan menutup kesimpulan pada bab lima yang merupakan

kesimpulan dari hasil atau argumentasi secara menyeluruh dari pembahasan karya

tulis ini.

9