isi proposal baru

30
A. JUDUL PENELITIAN PENGARUH LAHAN PERTANIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA GEDONGAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYAR. B. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia dikenal dengan negara agraris yang jumlah penduduknya sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia dengan alam yang agraris mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian. Dalam usaha tani, upaya untuk meningkatkan produktivitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya, dengan menambah skill, penggunaan teknologi yang lebih maju dan tepat guna, menambah lahan, dan lain-lain. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar masyarakat di negara-negara miskin dan sedang berkembang menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para perencana sungguh-sungguh 1

Upload: henryti2004

Post on 21-Dec-2015

287 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

proposal manajmen fkip

TRANSCRIPT

A. JUDUL PENELITIAN

PENGARUH LAHAN PERTANIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA GEDONGAN,

KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYAR.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia dikenal dengan negara agraris yang jumlah penduduknya

sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia

dengan alam yang agraris mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian.

Dalam usaha tani, upaya untuk meningkatkan produktivitas dapat dilakukan

dengan berbagai cara, misalnya, dengan menambah skill, penggunaan teknologi

yang lebih maju dan tepat guna, menambah lahan, dan lain-lain.

Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting.

Hal ini disebabkan oleh sebagian besar masyarakat di negara-negara miskin dan

sedang berkembang menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para

perencana sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan masyarakat, maka

satu-satunya cara adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya yang hidup

di sektor pertanian ini. Cara ini bisa ditempuh dengan cara meningkatkan produksi

tanaman pangan dan tanaman perdagangan yang dihasilkan.

Secara umum ada dua cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

hasil panen produk pertanian yaitu melaui intensifikasi pertanian dan

ekstensifikasi pertanian. Intensifikasi pertanian berarti meningkatkan hasil

pertanian dengan meningkatkan efisiensi dan mutu pengelolaan pertanian untuk

1

memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya. Intensifikasi pertanian biasanya

dilakukan di daerah dengan penduduk yang padat dan memiliki luas lahan yang

sempit. Di Indonesia intensifikasi pertanian sangat cocok silakukan di Pulau Jawa

yang sangat padat penduduknya tetapi meiliki tanah yang subur. Model

penanaman secara tumpang sari, misalnya jagung dengan kedelai, menanam

jagung atau kedelai di sela-sela tanaman sawit atau karet yang masih muda, akan

diupayakan. Modernisasi pertanian merupakan keharusan agar efisiensi sistem

produksi dan pendapatan dapat dioptimalkan. Intensifikasi berkaitan erat dengan

tingkat sumber daya manusia yang menjadi pelaku pertanian.

Ekstensifikasi pertanian berarti meningkatkan hasil pertanian dengan

memperluas lahan yang ada. Ekstensifikasi pertanian cocok dilakukan di daerah

dengan penduduk yang jarang dan memiliki luas lahan yang berpotensi besar. Di

Indonesia, Ekstensifikasi pertanian cocok dilakukan di daerah luar Pulau Jawa.

Ekstensifikasi lahan pertanian baru merupakan keharusan meskipun secara praktik

ada batasnya. Sambil meningkatkan kemampuan memperlambat laju alih fungsi

lahan subur dan stabilisasi laju pertumbuhan penduduk, pemerintah masih akan

membuka lahan sawah baru yang didukung irigasi teknis di luar Jawa, lahan

penggembalaan, lahan hortikultura sebagai bagian dari implementasi revitalisasi

pertanian.

Kondisi nyata di Pulau Jawa ternyata sebagain besar penduduknya

mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Sebagian besar penduduk

Kabupaten Karangannyar misalnya, dengan alam yang agraris mempunyai mata

pencaharian di sektor pertanian yaitu 221.998 orang (32,19%). Pekerjaan dalam

2

sektor pertanian tersebut meliputi petani maupun buruh tani (BPS, 2003). Dalam

usaha tani, upaya untuk meningkatkan produktivitas dapat

dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menambah skill, penggunaan

teknologi yang lebih maju dan tepat guna, menambah modal, dan lain-lain. Oleh

karena itu, melihat kondisi ini kiranya penting untuk meneliti pengaruh luas lahan

dan sumber daya manusia terhadap pendapatan petani padi. Munculnya persoalan

itu untuk mengetahui pengaruh luas lahan dan sumber daya manusia terhadap

pendapatan petani padi.

Adapun judul dari penelitan ini adalah PENGARUH LAHAN

PERTANIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP

PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA GEDONGAN, KECAMATAN

COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYAR.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka yang menjadi

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah lahan pertanian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan petani padi di Desa Gedongan Kecamatan Colomadu,

Kabupaten Karanganyar?

2. Apakah sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pendapatan petani padi di Desa Gedongan Kecamatan

Colomadu, Kabupaten Karanganyar?

3

D. BATASAN MASALAH

Untuk dapat dikaji secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang

optimal, maka penulis memfokuskan pada pembahasan yang terkait dengan

pengaruh lahan pertanian dan sumber daya manusia terhadap pendapatan

petani padi di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten

Karanganyar.

E. TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan diadakanya penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh lahan pertanian terhadap pendapatan petani

padi di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten

Karanganyar.

2. Untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia terhadap pendapatan

petani padi di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten

Karanganyar.

F. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:

1. Manfaat bagi peneliti

Bagi peneliti, manfaat yang ingin diperoleh adalah dengan penelitian ini

peneliti dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh khususnya

yang berkaitan dengan manajemen pendapatan di bidang pertanian.

4

2. Manfaat bagi pembaca

Manfaat yang ingin diberikan peneliti bagi pembaca adalah dengan

adanya penelitian ini dapat memberikan informasi tentang segala hal

mengenai pendapatan petani dan faktor yang mempengaruhinya.

3. Manfaat bagi pihak lain

Manfaat yang ingin diberikan peneliti bagi pihak lain terutama petani

dan aparat desa supaya mampu mengatur budidaya pertanian sedemikian

rupa agar menguntungkan petani.

5

G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Lahan Pertanian

Menurut King, F.H (2000:79), lahan pertanian dapat didefinisikan

sebagai berikut:

Farming field is an area that used for planning any plant owned by the farmer. Farming field including any of area that have plant to grow up.

King membagi lahan pertanian menjadi dua yaitu lahan sawah dan lahan

bukan sawah. Lahan sawah merupakan lahan pertanian yang berpetak-petak

dan dibatasi oleh pematang, saluran untuk menyalurkan air, yang biasanya

ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status

tanah tersebut. Sebaliknya, lahan bukan sawah merupakan semua lahan selain

sawah yang meliputi: (1) lahan pekarangan, yaitu halaman sekitar rumah

termasuk dipakai untuk bangunan; (2) kebun, yaitu lahan kering yang

biasanya ditanami tanaman semusim atau tahunan dan terpisah oleh halaman

rumah serta penggunaannya tidak berpindah- pindah; (3) huma, yaitu lahan

bukan sawah yang biasanya ditanami tanaman musiman dan penggunaannya

hanya semusim atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak

subur lagi sehingga kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan

dikerjakan kembali jika sudah subur; (4) perkebunan, yaitu lahan yang khusus

ditanami tanaman perkebunan atau industri, seperti karet, kelapa, kopi, teh dan

lain sebagainya.

Sebagai negara agraris, luas daratan kita hanya sepertiga luas wilayah

Indonesia, sedangkan sisanya merupakan lautan. Luas daratan itu masih harus

direduksi hutan lindung, hutan produksi, permukiman, industri, dan kebutuhan

6

infrastruktur yang jumlahnya terus meningkat. Belum lagi dikurangi alih

fungsi lahan sawah beririgasi teknis dengan laju pengurangan mencapai

80.000 hektar per tahun. Sementara itu, kemampuan cetak sawah nasional

maksimal masih di bawah laju alih fungsinya. Jumlah penduduk Indonesia

yang lebih dari 220 juta jiwa, laju pertumbuhan 1,3 persen per tahun dan

terkonsentrasi di Jawa mendorong laju alih fungsi lahan semakin tinggi dan

Jawa menjadi tereksploitasi berlebihan yang tercermin dari luas pemilikan

lahan rata-rata yang terus menciut.

Di Jawa luas kepemilikan hanya 0,3 hektar per KK dan sementara di

luar Jawa hanya 1 hektar. Padahal, menurut hasil analisis ekonomi sederhana,

luas kepemilikan lahan yang ekonomis minimal 2 hektar di Jawa dan lebih

dari 10 hektar untuk luar Jawa.Sebagai pembanding, kita bisa melihat profil

lahan pertanian di Brasil. Luas lahan pertanian Indonesia keseluruhan yang

sekitar 21 juta hektar itu hanya sama dengan luas lahan kedelai yang ada di

Brasil yang penduduknya lebih kecil dari Indonesia (mendekati 200 juta), luas

sawah Indonesia sama dengan luas lahan tebu di Brasil, sementara luas ladang

penggembalaan sapi di Brasil (220 juta hektar) lebih luas dari seluruh daratan

di Indonesia (190 juta hektar).

Dampak kompetisi penggunaan lahan terekspresi dengan jelas ketika

produksi jagung nasional tahun 2007 naik sampai 14,4 persen, beras naik 4.8

persen, tetapi produksi kedelai meluncur menuju titik nadirnya. Lahan subur

untuk memproduksi komoditas pangan sebagian besar ada di Jawa dan saat ini

keberadaannya terus menciut akibat alih fungsi lahan yang kurang terkendali.

7

Jika tidak ada koreksi terhadap perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah akan

mengorbankan lahan sawah subur 3,1 juta hektar, 1,67 juta hektar terjadi di

Jawa dan Bali, sehingga kontribusi Jawa dalam produksi padi yang saat ini

mencapai 60 persen dipastikan akan terganggu.

2. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (Human Resource) berarti kemampuan

manusia untuk meningkatkan potensi intelegensia dalam memecahkan

permasalahan. Martoyo (2004:78) menyebutkan bahwa:

Sumber Daya Manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan peranya sebagai makhluk social yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri dan seluruh potensi yang terkandung dialam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

Aspek Sumber Daya Manusia dalam hal ini secara tidak langsung

akan berdampak pada operasi proses produksi tanaman (komoditas) pada

lahan dan pada pemasaran. Semakin baik kualitas Sumber Daya Manusia akan

semakin baik dalam meningkatkan kapasitas lahan, yang pada akhirnya

berdampak pada produksi komoditas dan pendapatan petani. Hal ini

menunjukkan bahwa dari sisi prasyarat penguasaan pengetahuan dan

keterampilan untuk introduksi teknologi usaha tani masih belum memadai dan

perlu adanya peningkatan.

Tujuan dari adanya peningkatan Sumber Daya Manusia adalah untuk

mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki manusia sehingga

mendapatkan hasil yang maksimal. Mathis (2004:39) merumuskan tujuan

peningkatan sumber daya manusia , sebagai berikut:

8

……the objective of human resource is to maximize the return of investment from the organization human capital and minimize financial risk

Pemahaman petani dalam penanganan pasca panen komoditas juga

berdampak pada besar kecilnya pendapatan yang dapat diperoleh oleh petani.

Apabila harga di pasar kurang baik sedangkan komoditas dijual dalam bentuk

segar, petani hanya memiliki waktu yang terbatas untuk dapat memanfaatkan

hasil produksinya sebagai komoditas layak jual. Apabila waktu konsumsinya

hilang maka produk menjadi terbuang karena busuk. Hal ini akan berbeda bila

petani menjual dalam berbagai bentuk komoditas hasil olahan atau petani

mampu mendiversifikasi hasil usaha taninya, sekiranya petani mampu

menguasai teknologi pasca panen secara maksimal.

3. Pendapatan Petani

Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima oleh seseorang akibat

dari aktivitas menjual produk ataupun jasa. Menurut Mathis (2004:45),

pendapatan dapat didefinisikan sebagai berikut:

Income refers to, consumption opprtunity gained by an entity within a specified time frame, which is generally expressed by monetary terms.

Dari pengertian pendapatan diatas maka pendapatan seorang petani

diperoleh dari hasil penjualan produk yang dihasilkan petani berupa hasil

pertanian. Ada beberapa cara yang biasa dilakukan petani dalam menjual hasil

panennya. Di pedesaan tingkat pendapatan dan struktur pendapatan masing-

masing petani desa bervariasi. Menurut King (2000:185), pendapatan petani

dipengaruhi faktor besaran lahan dan teknologi yang digunakan, sebagai

berikut

9

Income of most farmer in the world influenced by the large are that farmer have. The large area will ake a big income, but the technology that farmer used are influnece too.

Dari pengertian tersebut maka selain faktor lahan, pendapatan petani

ditentukan oleh penggunaan teknologi pertanian. Semakin maju teknologi

pertanian yang digunakan maka akan semakin besar pendapatan yang diterima

petani. Penggunaan teknologi oleh petani sangat dipengaruhi oleh tingkat

sumber daya manusia .

Tingkat sumber daya manusia dapat dilihat dari berbagai macam segi.

Salah satunya tingkat pendidikan petani. Tingkat pendidikan petani akan

sangat mempengaruhi segala keputusan yang diambil oleh petani. Selain itu

faktor pengalaman dan jam terbang petani juga menjadi faktor penentu yang

tidak terpisahkan dalam mempengaruhi kualitas sumber daya manusia .

H. KERANGKA PEMIKIRAN

Sebagai gambaran dalam penyusunan penelitian ini, maka diperlukan

adanya sebuah kerangka pemikiranb yang terperinci agar pemecahan masalah

ini dapat terarah.

10

Lahan Pertanian

Sumber Daya Manusia Petani

Pendapatan Petani

Keterangan:

Variabel Independen : 1. Lahan Pertanian (X1)

2. Sumber daya manusia (X2)

Variabel Dependen : Pendapatan Petani (Y)

Besar kecilnya pendapatan petani akan sangat tergantung dari besarnya

produksi pertaniannya. Dalam penelitian variabel independen berupa lahan

pertnaian dan sumber daya manusia dianggap mempengaruhi besarnya

produksi pertanian sehingga berdampak pada pendapatan petani di Desa

Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

I. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dalam penelitian ini hipotesis

yang digunakan adalah:

Ho1: diduga lahan mempunyai pengaruh terhadap pendapatan petani di Desa

Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

Ho2: diduga Sumber Daya Manusia mempunyai pengaruh terhadap

pendapatan petani di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten

Karanganyar.

J. METODE PENELITIAN

1. Ruang Lingkup Penelitian

11

Penelitian dilakukan dilakukan di wilayah Desa Gedongan, Kecamatan

Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Adapun pertimbangannya memilki

akses data dengan mudah sehingga informasi yang diperlukan akan cepat

diperoleh secara akurat.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani padi yang

berdomisili di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten

Karanganyar. Adapun jumlah petani padi sebesar 185 orang.

b. Sampel

Sampel yang digunakan merupakan sebagian populasi dari seluruh

petani padi yang berdomisili di Desa Gedongan, Kecamatan

Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Besarnya sampel yaang akan

dijadikan objek penelitian berjumlah 40 orang. Metode pengambilan

sampel ditentukan dengan menggunakan convinience sampling yaitu

pengambilan sampel berdasar pilihan peneliti.

3. Jenis Variabel

a. Variabel independen terdiri dari Lahan Pertanian dan Sumber Daya

Manusia.

b. Variabel dependen terdiri dari pendapatan petani

4. Sumber data

a. Data primer

12

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan ppada

saat penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dengan cara memberikan kuisioner kepada responden yang

telah ditetapkan kepada peneliti yaitu mengenai data berupa

1. Lahan Pertanian

2. Sumber daya manusia

3. Pendapatan Petani

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan mengumpulkan dan

mempelajari catatan-catatan perusahaan yang berkaitan denngan

pengendalian persediaan, serta mempelajari buku-buku pendukung

yang berkaitan dengan masalah pengendalian persediaan.

5. Metode Pengumpulan data

a. Metode wawancara atau interview

Model wawancara yang diguankan dalam penelitian ini adalah model

wawancara terbuka, sehingga responden langsung bebas memberikan

jawaban.

b. Kuisioner

Metode ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan

secara sitematis kepada responden yang ditunjuk.

6. Instrumen penelitian

13

Instrumen penelitian diukur dengan skala Likert untuk setiap pertanyaan

yang akan diberikan kepada responden. Adapun skala yang digunakan

sebagai berikut:

Jawaban a diberi skor 5

Jawaban b diberi skor 4

Jawaban c diberi skor 3

Jawaban d diberi skor 2

Jawaban e diberi skor 1

7. Teknik Analisis Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengukur yang

telah tersusun memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gejala

yang sedang diteliti (validitas). Validitas menunjukkan ketepatan dan

kecermatan alat ukur melakukan fungsi ukuranya. Uji validitas

dilakuakan dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh untuk

masing-masing pertanyaan dengan skor total (Sekaran, 2000: 303).

Pengujian dilakukan dengan level of significant sebesar 5%. Untuk

menguji validitas digunakan korelasi product momen dengan rumus.

Dimana:

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Jumlah populasi (sample)

14

x = skor item pertanyaan

y = skor total tiap variabel

Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih besar atau sama dengan r tabel

pada taraf signifikan 5% berarti valid, tapi jika lebih kecil dari r tabel

maka tidak valid.

b. Uji Reabilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Dilakukan dengan rumus

alpha cronbach. Teknik alpha cronbach dikembangkan oleh cronbach

ini dipilih karena merupakan teknik yang pengujianya konsisten

realibilitas antar item yang paling popular dan menunjukkan indeks

konsistensi yang cukup (Sekaran, 2000: 301). Kemudian perolehan

koefisien korelasi yang menggambarkan teknik alpha cronbach

dikonsultasikan dengan tabel intrepretasi r untuk mengetahui apakah

butir-butir pernyataan dalam koefisien semakin reliabel. Adapun

nilainya adalah sebagai berikut:

Antara 0,800 – 1,00; intrepretasinya sangat tinggi.

Antara 0,600 – 0,799; intrepretasinya tinggi.

Antara 0,400 – 0,599; intrepretasinya cukup tinggi.

Antara 0,200 – 0,399; intrepretasinya rendah

Kurang dari 0,200; intrepretasinya sangat rendah

c. Analisis Regresi Linier Berganda

15

Analisi Regresi Linier berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Adapun rumus yang digunakan adalah:

Y=a+ β1 X1 + β2 X2 + e

Dimana:

Y = Pendapatan Petani

a = Bilangan konstan

X1 = Lahan Pertanian

X2 = Sumber Daya Manusia

β1 = Koefisien Regresi X1

β1 = Koefisien Regresi X2

e = error

d. Uji t

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Langkah-langkah uji t dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Menyusun hipotesis nihil dan alternatif

H0 : β = 0; tidak ada pengaruh antara variabel lahan pertanian dan

sumber daya manusia dengan varibel pendapatan petani.

H1 : β ≠ 0; ada pengaruh antara variabel lahan pertanian dan

sumber daya manusia dengan varibel pendapatan petani.

2. Level of significant (α) = 5%

16

3. Pengambilam keputusan berdasarkan probabilitas

Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

e. Uji-F

Dengan membandingkan F-test dengan harga kritik F pada taraf

signifikan 5 % maka dapat diketahui signifikan atau tidaknya

hubungan antara variabel terikat. Untuk itu kriterianya adalah jika F-

test lebih besar dari pada harga kritik F 5 % (F-test > F 5 %), maka

hubungan antara variabel bebas secara keseluruhan dengan variabel

terikat adalah signifikan, demikian sebaliknya.

f. Uji Asumsi KIasik

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang telah

dikumpulkan termasuk dalam jenis distribusi normal, dilakukan

dengan kolmogorov smirnov for normality test (KS-Test) .

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi yang sebaran atau varian dari u,

tidak konstan sepanjang observasi. Jadi, variannya berubah-ubah

seiring dengan berubahnya nilai variabel independen. Jika harga X

makin besar maka sebaran Y makin lebar atau makin sempit.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah korelasi linear yang "perfect" atau eksak

di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model . Uji

17

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan

yang linear di antara beberapa variabel independen atau semua

variabel independen. Apabila korelasi antara variabel independen

lebih besar dari pada korelasi antara dependen dengan independen

variabel itu sendiri berarti terjadi multikolinearitas.

4. Uji Otokorelasi

Otokorelasi adalah korelasi di antara data pada suatu waktu

tertentu dengan nilai data tersebut pada waktu satu periode atau

lebih pada runtut waktu. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah

dalam suatu model regresi linier ada otokorelasi antara kesalahan

pengangguran pada periode t-l. Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada gangguan autokorelasi dalam model regresi

tersebut. Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini akan

menggunakan uji Durbin-Watson

K. SISTEMATIKA

Sistematika penelitian terdiri dari 5 bab, bab yang satu dengan bab yang

lainnya saling berhubungan sebagai satu kesatuan yang sistematis. Adapun

sistematikanya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, perumusan

masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II TINAJUAN PUSTAKA DAN PENEGMBANGAN HIPOTESIS

18

Bab ini berisi tentang tinajuan pustaka yang berhubungan dengan

tema terkait, kerangka pemikiran penelitian dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, metode penelitian

yang digunakan seperti wilayah penelitian, populasi dan sampel,

jenis variabel, sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitan dan teknik analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN INTREPRETASI HASIL

Bab ini berisi tentang analisis data dari penelitian dan pengujian

hipotesis data

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari penelitan dan

saran sebagai masukan untuk penelitian berikutnya.

19

L. DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN.

BPS. 2003. Sensus Pertanian. Semarang; BPS Jawa Tengah.

Departemen Pertanian. 2005. Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan. Jakarta: Ditjen Pertanaman dan Pangan.

Djarwanto, .P.S. dan Pangestu Subagyo. 1998. Statistik Induktif (Edisi Keempat). Yogyakarta: BPFE.

Harjadi, Sri Setyati. 1980. Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia

Mathis, Robert L, Jackson John H. 1998. Human Resource Management. New York: John and Willey Sons.

Martoyo, Susilo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Kedua). Yogjakarta: Gajah Mada University Press.

Nawawi, Hadari. 1998. Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Jakarta: PT. Prenhalindo.

Setiaji, Bambang, 2004. Metode Penelitian Kuantilatif. Surakarta: UMS Press.

Sekaran, Uma. 1992. Research Method For Business A Skill Building Approach. New York: John and Willey Sons.

Singanimbun, Masri dan Satria Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei (Edisi Kedua). Jakarta: LP3ES.

20