proposal baru
DESCRIPTION
semoga contoh proposal ini dapan menjadi panduan anda dalam penulisan dan penyelesaian proposal anda...selamat dan sukse....TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN
Nama : Muhammad Tanzili
NPM/NIMKO : 2005.0006.2394/2005.4.037.0310.1.00071
Fakultas : Ushuluddin
Jurusan : Tafsir Hadist
Prgm. Studi : Strata 1 (S1)
Angkatan : 2005
Judul :
PENAFSIRAN RAHMAT MENURUT QURAISH SHIHAB
"Studi atas Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Jenis Rahmat Dalam Tafsir Al-Misbah"
PROPOSAL PENELITIAN
A. Latar Belakang Masalah.
Rahmat Allah yang diturunkan kepada manusia beragam bentuk dan jenisnya,
sehingga menuntut kita agar mampu mengambil hikma dibalik setiap kejadian, harus
pandai mengenal setiap jenis rahmat-Nya. Karena dengan mengenal rahmat-Nya yang
luas akan mengantarkan kita menjadi hamba yang padai bersyukur.
Seluruh isi langit dan bumi adalah rahmat bagi manusia. Tidak ada satupun
yang diciptakan Allah di atas dunia ini yang tak berguna. Pasti berguna, sekalipun
sebagiannya masih belum kita ketahui kegunaannya (Bey Arifin, 2005: 152). Segala
yang tanpak dan didengar tanpa kecualinya adalah rahmat Allah. Bumi dengan segala
isinya, matahari dengan cahayanya yang memancar dan berpidar, bulan dengan
sinarnya yang lunak, bintang dengan sinarnya yang berkedip-kedip, semua itu adalah
rahmat atau kasih sayang Allah. (Bey Arifin, 1961:106). Rasa kasih sayang Allah
1
meliputi semua makhluk dan alam malakut. Ketika cahaya Allah bersinar meliputi
seluruh alam, maka ketika itu juga kasih sayang Allah terpancar pada semua
makhluk. Oleh karena itu tambah beliau " di antara redaksi doa yang dipanjatkan oleh
para malaikat adalah, (40:7)
وا �ع��� �ب �وا و�ات اب ذ�ين� ت��� �ل��� اغ�ف�ر� ل ا ف��� �م��� ل ة� و�ع� ح�م��� ي�ء� ر� �ل� ش� ع�ت� ك �ا و�س� �ن ب ر�
� �ج�ح�يم �ك� و�ق�ه�م� ع�ذ�اب� ال �يل ب س�
"Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan
kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari
siksaan neraka yang menyala-nyala" (Al-Ghazali: 370)
Adapun Al-quran al-karim diturunkan kepada umat manusia adalah, sebagai
petunjuk dan rahmat yang dapat mengantarkan manusia kepada jalan lurus yaitu
menuju jalan yang diridhoi-Nya, suatu jalaln yang dapat dulalui sampai ke tempat
tujuan tanpa ada hambatan, jalan lurus dan mulus (Chodjim. hal. 173).
Seperti firman Allah:
�ق�ين� �م�ت �ل �ب� ف�يه� ه�د�ى ل ي �اب� ال ر� �ت �ك �ك� ال ذ�ل
"Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa".(2:2)
�ن� �ون �ك >ك� ف�ال ت ب ح�م�ة� م�ن� ر� �ال ر� �اب� إ �ت �ك �ك� ال �ي �ل �ق�ى إ �ل �ن� ي ج�و أ �ر� �ت� ت �ن و�م�ا ك
�اف�ر�ين� �ك �ل ا ل ظ�ه�ير�
"Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Qur'an diturunkan kepadamu, tetapi ia
(diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah
sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir"(28:86).
2
Dan dalam ayat lain Allah berfirman:
ك� ا ب��� �ن��� ئ ه�م� و�ج� �ف�س��� �ن �ه�م� م�ن� أ �ي ه�يد�ا ع�ل ة� ش��� م���� ل> أ �ع�ث� ف�ي ك��� �ب و�م� ن و�ي���
د�ى ي�ء� و�ه��� ل> ش��� �ك��� ا ل �ان��� �ي �ب اب� ت �ت��� �ك �ك� ال �ي �ا ع�ل �ن ل �ز� ه�يد�ا ع�ل�ى ه�ؤ�الء� و�ن ش�
�م�ين� ل �م�س� �ل ى ل ر� �ش� ح�م�ة� و�ب و�ر�
"(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri"(16:89).
Disamping sebagai pentujuk Ia juga bertanggung jawab atas kelangsungan
hidup manusia dengan berupa memberikan limpahan Kasih Sayang-Nya kepada
manusia dengan beragam bentuk dan jenis rahmat yang diberikan Allah.
Diantaranya, dengan kemurahan rahmat-Nya dapat membebaskan manusia dari
azab Allah, seperti yang telah tercantum dalam ayat Al-Qur'an 24:14
ا �م� ف�ي م�� ك �م�س��� ة� ل ر� �ا و�اآلخ��� �ي ه� ف�ي ال�دNن ح�م�ت��� �م� و�ر� �ك �ي �ه� ع�ل �و�ال ف�ض�ل� الل و�ل
Pع�ظ�يم Pم� ف�يه� ع�ذ�اب� �ف�ض�ت أ
"Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di
dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan
kamu tentang berita bohong itu"
Dan dengan rahmat-Nya tersebut pula-lah manusia dapat menjadikan rahmat
yang telah dikaruniakan-Nya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
�ات� ب �ف�ق� ق�ر� �ن �خ�ذ� م�ا ي �ت � اآلخ�ر� و�ي �و�م �ي �ه� و�ال �الل �ؤ�م�ن� ب اب� م�ن� ي و�م�ن� األع�ر�
3
�ه� ف�ي �ه�م� الل ل �د�خ� ي �ه�م� س� �ةP ل ب �ه�ا ق�ر� �ن ال إ� ول� أ س� �و�ات� الر� �ه� و�ص�ل �د� الل ن ع�
ح�يم �ه� غ�ف�ورP ر� �ن� الل �ه� إ ح�م�ت ر�
"Dan di antara orang-orang Arab Badui itu, ada orang yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah)
itu, sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk
memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan
bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan
mereka ke dalam rahmat (surga) Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang" (9:99).
Al-qur'an menjelaskan kewajiban kita kepada Allah dan bagaimana kita akan
diberi pahala sesuai dengan amal perbuatan kita. Al-qur'an kitab yang Allah turunkan
kepada hamba-Nya yang mengabdi dengan kasih sayang menyeru kita pada
keindahan, kebenaran, kesucian, dan kebahagian abadi. Kualitas kesempurnaan
rahmat Allah tersebut terdapat dalam banyak ayat-ayat, seperti firman Allah dalam
surat, (12:111).
�ر�ى �ف�ت �ا ي �ان� ح�د�يث �اب� م�ا ك �ب ةP ألول�ي األل �ر� ب �ان� ف�ي ق�ص�ص�ه�م� ع� �ق�د� ك ل
ح�م�ة� ي�ء� و�ه�د�ى و�ر� �ل> ش� �ف�ص�يل� ك �ه� و�ت �د�ي �ن� ي �ي �ذ�ي ب �ص�د�يق� ال �ك�ن� ت و�ل
�ون� �ؤ�م�ن � ي �ق�و�م ل
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu,
dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman". (Harun Yahya:1-2)
4
Dengan rahmat-Nya pula-lah menjadikan kita masih dapat mengkaji dan
mentafsir wahyu Allah sebagai petunjuk untuk menuju jalan-Nya, tanpa bimbingan
wahyu-Nya niscaya manusia akan tetap dan kekal dalam kesesatan dan kehancuran.
�يال ا و�ك �ن��� �ي �ه� ع�ل �ك� ب �ج�د� ل �م� ال ت �ك� ث �ي �ل �ا إ �ن ي و�ح�� �ذ�ي أ �ال �ن� ب �ذ�ه�ب �ن �ا ل �ن ئ �ن� ش� �ئ .و�ل
ا �ير� �ب �ك� ك �ي �ان� ع�ل �ه� ك �ن� ف�ض�ل >ك� إ ب ح�م�ة� م�ن� ر� �ال ر� .إ
" Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa
yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan
mendapatkan seorang pembela pun terhadap Kami, kecuali karena rahmat dari
Tuhanmu. Sesungguhnya karunia-Nya atasmu adalah besar."
Akhhirnya, kita sebagai manusia yang lemah, sungguh sangat berharap
banyak atas rahmat dan kasih sayang nya.
Di dalam Al-Qur'an kata Rahmat yang tersebar di 42 surah sebanyak140 kali.
Yaitu pada surat: Al-Baqarah (ayat: 64, 105,115, 157, 178, 218, Ali 'Imran (ayat: 8,
74, 107, 132, 157, 159), An-Nisaa' (ayat: 83, 96, 113, 175), Al-An'aam (ayat: 12, 54,
133, 147, 154,157), Al-A'raaf (ayat: 23, 49, 52, 56, 57, 63, 72, 149, 151, 154, 155,
156, 196, 203), At-Taubah (ayat: 21, 61,71, 99), Yunus (ayat: 21,57, 58, 86), Hud
(ayat: 9, 17, 28, 58, 61, 63, 66, 73, 94, 119), Yusuf (ayat: 53, 56, 87, 111), Al-Hijr
(ayat: 56), An-Nahl (ayat: 64, 89), Al-Israa': (ayat: 8, 28, 39, 54, 57, 82, 87, 100.), Al-
Kahfi (ayat: 10,16, 58, 65, 82, 98), Maryam (ayat; 2, 21, 50, 53), Al-Abyaa' (ayat: 75,
84, 86, 107), Al-Mu'minuun (ayat: 109, 118), An-Nuur (ayat: 10, 14, 20, 21, 56), Al-
Furqaan (ayat: 48), An-Naml (ayat: 19, 46, 63, 77), Al-Qashash (ayat: 42, 43, 46, 73,
86), Al-Ankabuut (ayat: 21, 23, 51), Ar-Ruum (ayat: 33, 34, 36, 50), Luqman (ayat:
3), Al-Ahzab (ayat: 17, 21, 43), Father (ayat: 2), Yassiin (ayat: 44, 45), Shad (ayat: 9,
5
43), Az-Zumar (ayat: 9, 38, 53), Al-Mu'min (ayat: 7, 9), Al-Fushshilat (ayat: 50), Asy
Syura (ayat: 28, 48), Az-Zukhruf (ayat: 15, 32), Ad-Dukhaan (ayat: 6, 42), Al-
Jaatsiyah (ayat: 13, 20, 30), Al-Ahqaaf (ayat: 12), Al-Fath (ayat: 25), Al-Hujuraat
(ayat:10), Al-Hadiid (ayat: 13, 27, 28), Al-Mujaadilah (ayat: 22), Al-Mulk (ayat: 28),
Al-Mursalaat (ayat: 3), Al-Muthaffifiin (ayat: 15), (jumlah kata rahmat dicari sendiri oleh
peneliti dengan menggunakan, "pencarian kata dalam terjemahan al-qur'an" software yang
diciptakan oleh Iping Supriana Suwardi dengan alamat email: [email protected].
informatika-ITB,Jl. Ganesa, 10, Bandung Indonesia. Dan ditambah dengan software dengan alam,
free program, By IslamSpirit,). Sementara kata Ar-rahman terulang sebanyak 57 kali.
Sedangkan Ar-rahim sebanyak 95 kali. (Shihab: 15).
Apa saja yang dijelaskan di dalam al-qur'an yang termasuk ke dalam Rahmat
Allah SWT, yakni terdiri dari atas aspek-aspek sebagai berikut: (1) pada surah
Sesuatu yang diharapkan 17:57, (2) Sesuatu yang diturunkan dan
disebarluaskan/hujan 42:28, (3) Diberikan kepada yang menghendaki 2:105, (4) Putih
berseri wajahnya di akhirat, karena tidak bercerai berai/berselisih 3:105-107, (5)
Ditentukan kepada yang menghendaki 3:74,42:8,27:63,30:46, (6) Diawali tiupan
angin yang mebahagiakan 7:57,25:48, (7) Menafkahkannya untuk mendekatkan diri
pada Allah 9:99, (8) Memperoleh kebahagiaan 10:58, (9) Balasan bagi yang
meninggalkan orang kafir dan sembahannya 28:73, (10) Menjadikan malam dan
siang hari dengan segala kenikmatannya 28:73, (11) Tidak ada yang dapat
menahannya 39:38, (12) Keberuntungan yang besar 45:30, (13) Memproleh
pertolongan dari perbuatan jahat 48:25, (14) Balasan yang beriman dan bertaqwa
57:28, (15) Bukan termasuk orang yang merugi 2:64, (16) Menjadikan lemah lembut
3:159, (17) Mampu tidak mengikuti setan 4:83, (18) Tidak tersesat dan tidak kena
6
bahaya 4:113, (19) Tersedia di dunia dan akhirat serta dibebaskan dari azab 24:14,
(20) Allah Maha penyantun dan Penyayang 24:20, (21) Menjadikan suci 24:22, (22)
Membuat wahyu tidak lenyap dan mendapatkan pertolongan 17:86-87, (23)
Memproleh harta terpendam 18:82, (24) Pemberian anak 19:20-21, (25) Dilenyapkan
penyakitnya dan dilipat gandakan anggota keluarganya 21:84,38:43, (26)
Diturunkannya al-qur'an 28:86, (27) Diselamatkan dari penenggelaman 36:44, (28)
Penyelamatan kepada Nabi dan pengikutnya 7:72,11:58,66,94, (29) Menjadi buah
tutur yang baik lagi tinggi 19:50, (30) Pengangkatan Harun AS sebagai RosullNya
19:53, (31) Pembatalana adzab karena keberadaan Rosulullah SAW 48:25, (32)
Dipelihara dari kejahatan akhirat 40:9, (33) Pemberian kesengan sampai batas waktu
tertentu 36:44, (34) Pengutusan rosul-rosul 44:5-6. (Djarot Sensa, 2005: 299-300)
Itulah paparan singkat pendapat-pendapat tentang ragam dan bentuk rahmat ,
sungguh masa luas nikmat-Nya. Dan dari keseluruhan ayat-ayat tentang rahmat
(kasih sayang) yang telah penulis kemukakan diatas, termasuk penafsirannya maka
penulis cendrung tertarik untuk melakukan penelitian khususnya tentang ayat-ayat
tentang jenis rahmat. Karena dalam hal ini Allah SWT tidak pada satu bentuk
penurunan rahmat kepada hamba-Nya, peneliti menyakini bahwa ada maksud dan
tujuan tersirat dalam hal demikian ini dan yang pasti akan membuat kita semakin
takjub dan mengenal kebesaran dan kemurahan kasih sayang-Nya. Inilah inti
permasalahan yang ingin penulis ungkap dari penelitian tentang rahmat.
A. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat dibatasi
dan dirumuskan permasalahan pokok sebagai berikut:
7
1. Baimana penafsiran Rahmat menurut Quraish Shihab?
2. Apa saja jenis Rahmat Allah yang diturunkan kepada manusia menurut Quraih
Shihab?
B. Alasan Memilih Judul.
Dari sekian banyak alasan kiranya ada dua faktor yang sangat berjibaku
mengapa peneliti memilih judul demikian ini di antaranya adalah:
1. Faktor External.
a. Selain menggunakan nama Allah, Ia telah menyebut diri-Nya dengan Ar-
Rahaman. "katakanlah; Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan
nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaul husna nama-
nama yang terbaik" (Q.s. Al-Isra' 17:110). (Shihab, 2003: 17).
b. Rahmat-Nya mendahului murka-Nya.
c. Dengan ragam dan berntuk rahmat yang tercantum dalam Al-Qur'an telah
menjadikan objek pembahasan yang menarik untuk dijadikan sebagai
penelitian.
2. Faktor Internal.
a. Peneliti hendak mengetahui jenis dan bentuk rahmat yang dikaruniakan Allah
kepada manusia melalui penafsiran M. Quraish Shihab dalam tafsirnya al-
misbah.
b. Penulis ingin mengetahui interpretasi ayat-ayat rahamat dalam Al-Qur'an
menurut para mufasir hususnya dalam tafsir al-misbah karangan Qurais
Shihab.
c. Pembahasan dalam tulisan ini selaras dengan bidang yang ditekuni oleh
8
penulis yaitu fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadits.
C. Tujuan Penelitian.
1. Ingsin mengetahui bentuk dan jenis rahmat yang diberikan Allah kepada
hamba-Nya.
2. Agar kita dapat meneladani salah satu sifat yang disandang Allah, yaitu
rahamt (kasih sayang)
D. Kegunaan Penelitian.
Relasi penelitian ini akan bermanfaat dan signifikan paling tidak: pertama,
memperluas pemahaman tentang makna kandungan kata rahmat dengan model
penafsiran Quraish Shihab. Dengan harapan dapat mendekati kepada maksud al-
qur'an. Kedua, dengan kajian ini, dapat menjadi kontribusi ilmiah dalam memaknai
makna kata rahmat dalam al-qur'an hususnya mengetahui jenis-jenis Rahmat.
"apabaila anda membaca al-qur'an, maka akan jelas maknanya dihadapan anda.
Tetapi bila anda membacanya sekali lagi, akan ditemukan pula makna-makna lain
yang berbeda dengan makna-makna sebelunya. Begitu seterusnya sampai
ditemukan arti yang bermacam-macam. Semuanya benar atau mungkin
benar"( Quraish Shihab, 1912: 16 ). Bila kita mengkaji ayat al-qur'an, lalu mengkaji
lebih dalam lagi apa yang telah kita kaji, atau bila kita diberi kesempatan untuk
membaca ulang lagi maka, pada akhirnya itu bisa mengubah dan membentuk pola
pikir kita, sikap kita yang anyar, kerangka berpikir kita yang baru. (Amin Azia,
2008:) sehingga kita mampu menggali makna-makna baru.
Dan terakhir, kajian ini dapat memberikan arahan bagi penelitian-penenlitian
serupa yang akan lebih intensif di belakangan hari. Kesinambungan antara satu
9
peneliti dengan penelitian yang lain, selain dapat mengurangi tumpang tindihnya
informasi. (Ahmad Syukri Saleh, 2007:7). Selain itu , ia juga bisa menjadi koreksi
bagi penelitian terdahulu dan menawarkan pandangan baru terhadapat pemahaman
tentang ayat yang berkaitan dengan kata rahmat.
E. Definisi Istilah
a. Al-Rahman dan Al-Rahim
Banyak ulama berpendapat bahwa kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim
keduanya terambil dari akar kata yang sama, yakni rahmat, tetapi ada juga yang
berpendapat bahwa kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim tidak berakar kata. Pertama
mereka yang berpendapat bahwa kata Ar-Rahaman dan Ar-Rahim terambil dari
kata rahmat, mereka berdalih atas firman Allah, " apabila diperintahkan kepada
mereka sujudlah kepada Ar-Rahman, mereka berkata/bertanya: siapakah Ar-
Rahman itu? Apakah kami bersujud kepada sesuatu yang engkau perintahkan
kepada kami? Perintah ini menambah mereka enggan/menjaukan diri dari
keimanan" (Q.s. Al-Furqan 25:60).
adapun kelompok kedua: yaitu mereka yang berdapat bahwa kata Ar-
Rahman dan Ar-Rahim keduanya terambil dari akar kata "rahmat", mereka
beralasan bahwa "timbangan" kata tersebut dikenal dalam bahasa Arab. Rahman
setimbang dengan faa'la yang menunjukkan makna "kesempernaan atau
kesemntaraan" dan Rahim setimbang dengan "fa'il menenjukkan makna
"kesinambungan dan kemantapan". Inilah salah satu sebab, sehingga tidak ada
bentuk jamak dari kata Rahmaan, berbeda dengan kata Rahman dapat dijamak
menjadi Ruhama. tambahnya, (Shihab, 2003: 15-16).
10
Begitupun dengan Amin Aziz, ia mengatakan bahwa, kata Al-Rahman
maupun Al-Rahim diambil dari kata rahmah, yang berarti kasih sayang. Secara
bahasa, kata rahman memiliki arti, yang penuh dengan rahmat. Penambahan
konsonan ini mengimbas pada penambahan makna. Dan dari sebab inilah
mengimbas pada penambahan sufat tanpa batas. (Amin Aziz, 2008:30).
Sementara menurut Sulaiman Al-Kumayi, ia mengatakan bahwa, Al-
Rahman dan Al-Rahim, diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Yang Maha
Pengasih atau Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Keduanya berasal dari kata
Al-Rhamah. Beliau berdalih dengan hadist Qudsi, dinyatakan bahwa Allah Swt.
Berfirman. "Aku adalah Al-Rahman, Aku menciptakan rahim, Kuambilkan
untuknya nama yang berakar dari nama-Mu, siapa yang menyambungnya
(silaturrahmi) akan Ku-sambung (rahmat-Ku)". (HR Abu Daud dan Tarmidzi
melalui Abdurrahman bin 'Auf). ( Sulaiman Al-Kumayi, 2005:13).
Senada dengan pendapat diatas yaitu (Bey Arifin, 1981:103), bahwa
kata "Al-Rahman dan Al-Rahim berasal dari suatu kata "Rahmat" yang berarti
kasih atau sayang atau cinta".
b. Rahmat
Pembicaraan seputar masalah rahmat merupakan wacana yang paling
banyak menguras pemikiran para mufasir dan ilmuan kontemporer. Jenis dan
bentuk rahmat Allah sangat beragam macamnya.
Yang Maha Rahim telah menghendaki untuk menjadikan rahmat-Nya
dengan meluas dan mencakup segala Sesutu supaya setiap manusia merasa
simpati mengharapkan juga agar orang-orang yang berdosa tidak berputus asa
11
dari rahmat Allah, sebagai mana difirman-Nya, "rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu" (Al-'Araf: 156) dan disebutkan dalam hadist qudsi "rahmat-Ku
mengalahkan kemurkaan-Ku" Abdurrazaq Naufal, (1993: 142).
Rahmat yang dimiliki oleh Allah bersifat dzatiyah, yang selalu melekat
pada Zat Allah, dan juga bersifat fi'liyah alias praktis, artinya dalam memahami
sifat zat haruslah dengan pendekatan tanzih (apa adanya), dengan begitu, mesti
dikatakan bahwa kasih sayang Allah lebih tinggi bahkan lebih sempurna
dibanding dengan kasih sayang yang dimiliki hamba-Nya, juga sifat yang Allah
miliki bukanlah atas dorongan emosional dan psikologi, tambah beliau, bila sifat
ini dapat kita teladani maka betapa dahsyatnya rahmat Allah yang akan
diberikan kepada kita, betapa tidak karena Ar-Rahim menurut beliau
mengandung pengertian pada memperkuat jaringan social, komunikasi, dan
jaringan organisasi yang lebih komplek yaitu menyangkut memobilasasi,
mengorganisasi, dan membangun jaringan ukhwah dalam organisasi dan
manajemen ilmiah modern, sehingga kita mampu mewujudkan untuk membawa
rahmat bagi sekalian alam, (Amin Aziz, 2008: 32-33).
Menurut Iman Khomeini, dikutip oleh Sulaiman Al-Kumayi, (2005: 15-
16), bahwa pada hari kiamat, rahmat Allah demikian berlimpah hingga Iblis pun
berharap mendapatkan ampunannya. Rahmat-Nya tidak pernah berkurang
demikian banyak rahmat Allah dan perhatian-Nya, yang meliputi segala sesuatu
dari yang tampak hingga yang tak terlihat sehingga, tambah beliau, seolah dunia
ini sebuah meja besar tempat rahmat dan pemberian Yang Maha Kuasa.
Rahmat lahir dan nampak bila ada sesuatu yang dirahmati dan setiap
12
yang dirahmati pastilah sesuatu yang butuh, karena itu yang butuh tidak dapat
dinamai rahim. Juga rahmat yang menghiasi diri seseorang, tidak luput dari rasa
pedih yang dialami oleh jiwa pemilikinya. Dan dengan rasa inilah yang
mendorongnya untuk mencurahkan rahmat kepada yang dirahmati. Demikianlah
rahmat yang dimiliki oleh makhluk. Lain halnya dengan rahmat yang dikatan
oleh Muhammad 'Abdurrauf Al-Manawi dalam kitabnya Attaufiiqu 'Ala
Mahammati Atta'aarif, (1410: 360)
والرحمة رقة تقتضي اإلحسان إلى المرحوم وتس��تعمل ت��ارة
في الرقة المجردة وتارة في اإلحسان المجرد عن الرقة نحو
رحم الله فالنا
"Rahmat yaitu belas kasih yang disertai kebaikan, diberikan kepada orang yang
dikasihi dan kadang kala berarti kasih sayang tulus, terkadang diartikan kebaikan
yang murni tanpa belas kasihan seperti "rahima allahu fulaanan" artinya Allah
mengasihi sufulan". Artinya rahmatnya semata-mata memenuhi kebutuhan yang
dirahmati baik yang wajar ataupun yang tidak wajar mendapatkannya, Shihab,
(2003:18-19).
Disini peneliti akan lebih menekankan pembahasan pada jenis dan bentuk
rahmat yang diberikan Allah kepada manusia yang pada akhirnya
F. Telaah kepustakaan.
Sepanjang pengetahuan peneliti belum ditemukan adanya studi yang secara
spesifik dan komprehensif mengkaji jenis ayat-ayat Al-Rahmat dalam Al-Qur'an.
Sejumlah tulisan yang memuat topik ini membahas dalam wacana yang lebih luas,
13
secara umum. dalam Al-Qur'an kata rahmat kurang lebih terulang sebanyak 140 kali
yang terdapat di 42 surat yang secara langsung berbicara tentang rahmat (kasih
sayang).
Dalam kesempatan ini peneliti akan memaparkan singkat pendapat-pendapat
tentang rahamt. Diantaranya:
Rahmat Allah bersifat sempurna karena setiap Dia menghendaki tercurahnya
rahmat, seketika itu juga rahmat tercurah. Rahmat-Nya bersifat menyeluruh karena
mencakup yang berhak maupun yang tidak berhak serta mencakup pula aneka
macam rahmat yang tidak dapat dihitung atau dinilai (Shihab, 2003:20).
Terdapat perbedaan dalam pemaknaan sifat Al-rahman dan Ar-rahim. Ada
golongan yang mengatakan bahwa Al-rahman difahami sebagai Yang Maha Kasih
(pengasih), maka dengan sifat al-rahman, Allah mengasihi semua makhluk tanpa
pandang bulu. sedangkan Al-rahim ialah sifat yang memiliki kasih, yang memberi
kasih atau kemurahan kepada orang tertentu saja, Chodjim, 2005: 97), ia lebih
cendrung pada kenikmatan yang diberikan di dunia seperti, Mahmud Sami, beliau
mengatakan, bahwa dengan sifat tersebut Allah merahasiakan dosa-dosa hamba-
Nya di dunia. Sementra Al-rahim Dia Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya di
akhirat kelak (Al-Kumayi, 2005: 14), tak ada yang pantas menyandang sifat Al-
rahman selain Allah,begitu akan tetapi Al-rahim ia dapat menjadi sifat Allah juga
dapat menjadi sifat mahkluk-Nya, baca (Shihab, 2003: 17). Tidak jauh berbeda
dengan pendapat ini,
Penelitian tentang amtsal ini sudah pernah dilakukan oleh Al-Burju’ dalam
disertasi doktoralnya di bidang akidah pada fakultas Dakwah dan Usshuluddin
14
Universitas Islam Nabawiyah Madinah (07/07/1414 H). Judul disertasinya Al-
Amtsal Al-Qur'aniyyah Al-Qiyasiyyah Al-Madlrubah Li Ar-Rukni Al-Awwal Min
Arkan Al-Iman As-Sittah "Al-Iman Bi Allah".
Penelitian ini memiliki kelebihan yaitu, fokus penelitian pada urgensi amtsal
al-mushorohah atau al-qiyasiyyah sebagai salah satu objek yang diteliti dalam Al-
Qur’an kaitannya dengan rukun iman yang pertama. Dia mengemukakan bahwa:
...هو: األهمي��ة العظيم��ة لألمث��ال القرآني��ةعامة، واإليمانية منها خاصة.
…karena secara umum amtsal al-qur’an sangat urgen sekali, khususnya
pada sisi keyakinan (keimanan) (Al-Burju’, 1414:1). Lebih lanjut lagi beliau
mengungkapkan ahwa:
�ف�ص>ل الله به��ا آيات��ه من واألمثال القرآنية ي والمواعظ، ونحوها. بين اللهوالعبر الحجج
ذل��ك - س��بحانه - بع��د أن أورد مثال لبي��ان حال الدنيا وما تؤول إليه... وقد أشاد الل��ه سبحانه بأمث��ال الق��رآن مبين��ا أن��ه اش��تمل على ك��ل مث��ل من الح��ق يحتاج��ه الن��اس، وأن السبيل قد استبان بتلك األمث��ال. وم��ا بقي على الن����اس إال أن يتفك����روا به����ا
ويتذكروا.Adapun amtsal Al-Qur’an Allah SWT memperinci ayat-ayatnya
sebagai argumentasi, i’tibar, nasihat dan lainnya. Demikian itu Allah SWT- jelaskan-setelah Dia membuat perumpamaan sebagai penjelasan tentang kondisi dunia beserta isinya...Allah SWT juga telah membuat amtsal al-qur’an sebagai penjelasan bahwa amtsal mencakup seluruh perumpamaan kebenaran yang dibutuhkkan oleh umat manusia, sehingga jalan kebenaran menjadi jelas olehnya, umat manusia hanya tinggal mentafakurinya dan merenungkannya (Al-Burju’, 1414:3).
Dalam mengumpulkan data penelitiannya, peneliti menggunakan metode
analisis terperinci (al-manhaj at-tafshili at-tahlili). Untuk menganalisis data,
peneliti menggunakan dua metode, metode global (at-thoriqoh al-mujmalah), dan
15
metode terperinci (ath-thoriqoh al-mufasholah).
Dari hasil penelitian ini terungkap bahwa,
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, peneliti akan mengkaji secara
khusus ayat-ayat Al-Amtsâl Al-Kâminah dalam Al-Qur'an, lebih spesifik lagi tujuan
tersirat yang ada dalam ayat-ayat tersebut. Selanjutnya, peneliti akan meneruskan
kajian pada interpretasi ayat-ayat Al-Amtsâl Al-Kâminah secara maudu'i (tematik).
G. Metode Pembahasan.
a. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan melalui riset kepustakaan (library reserch),
sementara kajiannya disajikan secara deskriptif dan analitis. Data-data yang
menyangkut ayat-ayat rahmat dalam tafsir al-misbah, ditelusuri sebagai sumber
data primer.
Sementara data pendukung yang berkaitan dengan anilis dilacak dari kitab
tafsir terkait, diantaranya tafsir ibnu katsir (2004) karya Al-Iman Abul Fadil
Isma'il Ibnu Kasir Ad-Dhimasqi, Tafsir Fizalil Qur'an karya Syid Kutb, belum
ada, kemudian sebagai data tambahan digali dari hasil penelitian jika ada, karya
ilmiah, literatur-literatur lainya, dan yang sekiranya terkait dengan pembahasan
tentang ayat-ayat rahmat. Diantranya, The Fower Of Al-Fatihah, cet. ke-III,
(2008), karya Amin Aziz. Komunikasi Qur'aniyah, cet. ke-III (2003), karya
Muhammad Djarot Sensa. Mengungkap Tabir Illahi, cet. ke-V (2003), kryat M.
Quraish Shihab. Samudera Al-Fatihah, cet. ke-23, (2005), karya Bey Afirin.
Mengenal Tuhan (1961), karya Bey Arifin. 99Q Kecerdasan 99 (2005), karya
16
Sulaiman Al-Kumayi. Akhlak Seorang Muslim (2001), karya Syaikh Muhammad
Al-Ghazali. Al-Fatihah: membuka mata batin dengan surat pembuka, cet. ke-V,
(2005), karya Acmad Chodjim. Keindahan dalam Al-qur'an,(2001). Terjemahan Oleh
Harisy Syama'un. 2003. Karya Harun Yahya. Alegori Kebenaran Ilahi (2003),
diterjemahkan dari judul aslinya oleh Rudi Atmoko dan Sugeng Hariyanto.
b. Metode pengumpulan data.
Selanjutnya, semua ayat-ayat tentang Rahmat yang terkumpul oleh peneliti
diklasifikasikan dan dianalisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing.
Kemudian dilakukan telaah mendalam atas ayat-ayat al-qur'an yang sekiranya
mempunyai maksud dan tujuan atau makna yang sama, dalam artian sama-sama
membahahas satu topik tentang penurunan rahmat kepada objek lalui penulis
menyusunya berdasarkan kronologi serta sebab turunya ayat-ayat itu yang pada
akhirnya akan ditarik suatu kesimpulan. Rohimin, (2007: 75). Hal demikian ini
dilakukan agar peneliti benar-benar memahami dan betul-betul menguasainya
dengan harapan dapat menarik kesumpulan yang benar atau mendekati kebenaran.
c. Metode analisis data.
Metode analisis data yang teraflikasi dalam penelitian ini, utamanya,
1. Memilih atau menetapkan masalah al-qur'an yang akan dikaji secara
maudlu'I (tematik). Dalam arti menggumpulkan ayat-ayat tentang rahmat
yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama.
2. Mengklasifikasi ayat-ayat makiyah dan madaniyah serta asbabun
nuzulnya.
3. Mengomentari dan melengakapi pembahasan serta uraian dengan hadist
17
atau pendapat mufasir bila dipandang perlu dan jelas. Rohimin, (2007:
76).
H. Sistimatika Pembahasan.
Demikian sistematika penulisan dalam penelitian kali ini dibagi menjadi sub-
sub pembahasan yaitu.
Pada BAB I membahas penjelasan yang menyangkut latar belakang masalah,
rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
definisi istilah, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Selanjutnya pada BAB II pembahasan tentang penafsiran rahmat secara umum,
yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis rahmat.
Adapun pada BAB III akan membahas tentang jenis rahmat yang meliputi
pembahasan dimana ayat tersebut diturunkan serta pembahasan asbabun nuzul ayat-
ayat tersebut jika ada.
Sedangkan pada BAB IV membahas tentang penafsiran jenis ayat-ayat rahmat
dalam tafsir al-misbah. Pembahasan bab ini meliputi interpretasi ayat-ayat rahmat dan
tujuan (tersiratnya) menurut Quraish Shihab sendiri, kemudian melengkapi bahasan
dengan kitab tafsir terkati dengan penafsiran jenis ayat-ayat rahmat hadis-hadis terkait
jika dipandang perlu.
Dan BAB Kelima, berisi penutup yang mencakup kesimpulan dari hasil
penelitian serta saran-saran untuk para pembaca dan peneliti selanjutnya.
18
I. Daftar Pustaka (Sementara)
Al-qhazali, Muhammad. 2001. Akhlak Seorang Muslim. Terjemahan Oleh Wawan Djunaedi
soffansi, S. Ag. 2004. Jakarta: Mustaqim.
Arifin, H. Bey.----.Mengenal Tuhan. Surabaya: PT Bina Ilmu.
----------------------------2005. Samudrea Al-Fatihah. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Naufal, Abdurrazaq. 1993. Hari Kiamat. Terjemahan oleh Drs. H. Bukhari, Jakarta: Rineka Cipta.
Aziz, M. Amin. Cet.Ke-3. 2008. The Fower of Al-Fatihah. Jakarta: Pinbuk Press dan MAA
Institute.
Al-Kumayi, Sulaiman. 2005. 99Q, Kecerdasan 99: Cara Meraih Kemenangan Dan Ketenanngan
Hidup Lewat Penerapan 99 Asma Allah. Bandung: Hikmah.
Shihab, Quraish. 2003. Menyingkap Tabir Illahi: Asma Al-Husna Dalam Pterspektif Al-Qur'an.
Cet. Ke-V. Jakarta: Lentera Hati.
Sensa, Muhammad Djarot. 2005. Komunikasi Qur'annia; Tadzabbur Untuk Penyucian Jiwa.
Bandung: Pustaka Islamika.
Chodjim, Achmad. 2003. Alfatiha: Membuka Mata Batin dengan Surat Pembuka. Jakarta:
Serambi.
Bakker, Anton, dan Zubair, Charris, Achmad. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat. Jogjakarta:
Kanisius.
Yahya, Harun. 2001. Keindahan dalam Al-qur'an. Terjemahan Oleh Harisy Syama'un. 2003.
Jakarta: Senayan Abadi Publishing.
Nursi, Badiuzzaman Said. 2003. Alegori Kebenaran Ilahi. Jakarta: Siraja.
Rohimin. 2007. Metodologi Ilmu Tafsir dan Aplikasi Model Penafsiran. Yoyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sensa, Muhammad Djarot. 2005. Komunikasi Qur'annia; Tadzabbur Untuk Penyucian Jiwa.
Bandung: Pustaka.
19
Lampiran I
II. Sistematika Laporan Penelitian
BAGIAN AWAL
Halaman Sampul
Halam Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Halaman Persembahan
Halaman Motto
Abstraksi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Dafatar Table (Jika ada)
Daftar Gambar (Jika ada)
Daftar Lampiran
BAGIAN INTI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Kontek Penelitian
B. Fokus dan Rumusan Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Definisi Istilah
20
F. Sistematika Penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN TENTANG METODE TEMATIK
a. Definisi Metode Tematik
b. Langkah-langkah mengunakan metode tematik
c. Beberapa contoh tafsir tematik (maudu'i)
d. Keistimewaan tafsir maudu'i
B. TINJAUAN TENTANG AMTSAL
a. Definisi Amtsâl
b. Macam-macam amtsal dalam Al-Qur'an
c. Manfaat Amtsâl Al-Qur'an
d. Tujuan Amtsâl Al-Qur'an
e. Urgensi Amtsâl Al-Qur'an
f. Contoh-contoh Amtsâl Al-Qur'an
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Sumber Data
C. Prosedur Pengumpulan Data
D. Analisis Data
BAB IV : LAPORAN PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Tujuan Ayat-Ayat Al-Amtsâl Al-Kâminah Dalam Al-
Qur'an
2. Interpretasi Tujuan Al-Amtsâl Al-Kâminah Dalam
Al-Qur'an
21
B. Temuan Penelitian
1. Tujuan Ayat-Ayat Al-Amtsâl Al-Kâminah Dalam Al-
Qur'an
2. Interpretasi Tujuan Ayat-Ayat Al-Amtsâl Al-
Kâminah Dalam Al-Qur'an
C. Pembahasan
1. Tujuan Ayat-Ayat Al-Amtsâl Al-Kâminah Dalam Al-
Qur'an
2. Interpretasi Tujuan Ayat-Ayat Al-Amtsâl Al-
Kâminah Dalam Al-Qur'an
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAGIAN AKHIR
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Pendapat diatas kurang lebih sama dengan pandangan……..yang mengatakan bahwa…..Pendapat diatas, jika dicermati, senada dengan apa yang dikatakan oleh……….
22