proposal al qur'an baru

57
BAB I PENDAHULUAN Untuk mewujudkan ketiga fungsi Perguruan Tinggi yang berisi di dalamnya berupa pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat seperti disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5/1980 tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi Perguruan Tinggi maka kegiatan dan kemampuan baca tulis Al-Qur’an tidak dapat dipisahkan sebagai penunjang terlaksananya program pendidikan khusunya pendidikan agama. Kemampuan membaca Al-Qur’an sangat perlu ditanamkan kepada mahasiswa, sebab fungsi yang disandang mahasiswa ada dua, pertama bagaimana seorang mahasiswa dapat memahami ilmu-ilmu umum dibangku kuliah dan kedua, mahasiswa sebagai makhluk sosial memegang tatanan etika moral masyarakat, yang dilandasi atas dasar iman dan taqwa kepada Allah SWT. Dua peran mahasiswa tersebut tidak terlepas dari ajaran agama yang dipedomaninya melalui kitab agama yang dianut yaitu Al- Qur’an dan Hadist. Tentunya dari kitab yang ada tersebut 1

Upload: annisa-hidayati

Post on 12-Jun-2015

558 views

Category:

Self Improvement


7 download

DESCRIPTION

materi kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal al qur'an baru

BAB I

PENDAHULUAN

Untuk mewujudkan ketiga fungsi Perguruan Tinggi yang berisi di

dalamnya berupa pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat seperti

disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5/1980

tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi Perguruan Tinggi maka kegiatan

dan kemampuan baca tulis Al-Qur’an tidak dapat dipisahkan sebagai penunjang

terlaksananya program pendidikan khusunya pendidikan agama.

Kemampuan membaca Al-Qur’an sangat perlu ditanamkan kepada

mahasiswa, sebab fungsi yang disandang mahasiswa ada dua, pertama

bagaimana seorang mahasiswa dapat memahami ilmu-ilmu umum dibangku

kuliah dan kedua, mahasiswa sebagai makhluk sosial memegang tatanan etika

moral masyarakat, yang dilandasi atas dasar iman dan taqwa kepada Allah

SWT. Dua peran mahasiswa tersebut tidak terlepas dari ajaran agama yang

dipedomaninya melalui kitab agama yang dianut yaitu Al-Qur’an dan Hadist.

Tentunya dari kitab yang ada tersebut perlu dibaca dan dipahami dengan baik

oleh mahasiswa, karena kitab Al-Qur’an mempunyai tulisan yang tidak boleh

dirubah dan walaupun ada terjemahannya kita dituntut untuk bisa membaca Al-

Qur’an dengan huruf asalnya.

Membaca Al-Qur’an bagi mahasiswa tidak terlepas dalam program

pengajaran agama Islam, karena dalam pelaksanaaan program pendidikan

agama akan mudah di ikuti apabila mahasiswa dapat mebaca Al-Qur’an dengan

1

Page 2: Proposal al qur'an baru

baik dan akan timbul proses belajar mengajar yang dinamis, karena dalil-dalil

agama dapat dipahami oleh mahasiswa. Untuk itu staf pengajar harus lebih

memaksimalkan perhatiannya kepada kemampuan individu mahasiswa dengan

mencari literature yang praktis dan mudah untuk dipelajari.

Pentingnya mahasiswa mengetahui dan bisa membaca Al-Qur’an tersebut

akan dapat dirasakan bukan saja untuk masa perkuliahan, namun akan menjadi

pembuka pengetahuan yang lebih luas lagi yang terkandung Al-Qur’an tersebut,

makna umum lainnya adalah dimana mahasiswa sebagai manusia terdidik dan

berpengatahuan dapat memberikan ilmunya kepada masayarakat sesuai dengan

garisan norma-norma agama.

Suatu anggapan yang salah apabila kita hanya cukup membaca

terjemahan Al-Qur’an saja. Namun yang patut dipegang adalah disamping untuk

mendalami makna agama dan kehidupan sosial kemasyarakatan yang lebih

luas lagi, juga untuk menjaga kemurnian yang ada di dalam Al-Qur’an tersebut,

disamping membaca Al-Qur’an tersebut mengandung nilai ibadah,sebagaimana

sabda Rasulullah SAW :

ي�ب� طـ� ا ـه� ر يح ة ج� ت�را�أل ث�ل ك�م� آن� ر� ال�ق

أ ر� ي�ق� ال�ذ ي ؤ�م ن ال�م ـث�ل م� ـث�ل ك�م� آن� ر� ال�ق

أ ر� ي�ق� ال� ال�ذ ي ؤ�م ن ال�م ـث�ل و�م� ي�ب� طـ� ا ـه� و�ط�ع�م أ ر� ي�ق� ال�ذ ي ـن�اف ق ال�م و�مــث�ل ل�و� ح ا ـه� و�ط�ع�م ا ل�ه� ر يح� ال� ة ر� الت�م�

و�مــث�ل ر2 م ا ـه� و�ط�ع�م ط�ي�ب� ا ـه� ر يح ان�ة ي�ح� الر� ـث�ل م� آن� ر� ال�قر يح� ا ل�ه� ي�س� لـ� ـن�ظ�ل�ة ال�ح� ـث�ل ك�م� آن� ر� ال�ق

أ ر� ي�ق� ال� ال�ذ ي ـن�اف ق ال�مر2 م ا ـه� مسلم . و�ط�ع�م و البخاري رواه

“perumpamaan orang mu’min yang membaca Al-Qur’an bagikan buah jeruk baunya harum rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Perumpamaan munafik yang membaca Al-Qur’an bagaikan bunga, berbau harum rasanya pahit. Perumpamaan munafik yang tidak

2

Page 3: Proposal al qur'an baru

membaca Al-Qur’an bagaikan buah hanzalah (sejenis labu) tidak berbau dan rasanya pahit.” (H.R.Buchari Muslim)Menjadi keharusan kita bersama untuk berusaha dan membina untuk

mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, khususnya bagi para

mahasiswa Muslim agar lebih mudah mencerna dan memahami apa yang

terkandung di dalam Al-Qur’an dan juga untuk lebih memudahkan komunikasi

dalam penyampaian metode belajar mengajar di perguruan tinngi.

3

Page 4: Proposal al qur'an baru

BAB II

PERUMUSAN MASALAH

Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat Islam yang dijadikan pedoman

dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dimana intinya adalah berupa larangan,

perintah dan ilmu pengetahuan serta hukum-hukum Tuhan yang harus ditaati

oleh semua umat manusia. Apabila semua umat manusia selalu menurut

terhadap apa yang terkandung didalam Al-Qur’an tersebut niscaya akan selamat

baik didunia maupun diakhirat nanti, serta mendapat ganjaran pahala dari Allah

SWT.

Untuk itu sebagai umat Islam diwajibkan membaca dan memahaminya

dengan baik, sebab kalau tidak diimbangi dengan kemampuan mebaca akan

terjadi kesulitan didalam pemahaman terhadap Al-Qur’an itu, walaupun kita

secara pasif bisa mendengarnya dari juru dakwah namun tidaklah cukup kalau

hanya demikian. Bagi kalangan perguruan tinggi hal ini perlu menjadi perhatian

penuh terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an dikalangan mahasiswa yang

merupakan calon pengabdi kepada masyarakat. Karena pembekalan dengam

muatan moral yang telah digariskan didalam Al-Qur’an dapat ditransformasikan

dengan baik apabila kemampuan membacanya cukup baik pula, terutama

didalam penyampaian materi perkuliahan agama islam.

Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa kita sebenarnya tidak cukup hanya

mampu membacanya saja, lebih dari itu kita perlu pula mengetahui arti atau

4

Page 5: Proposal al qur'an baru

terjemahannya, namun hal tersebut tidak sulit dilakukan karena sekarang telah

banyak beredar kitab Al-Qur’an yang menyatu dengan terjemahannya, sehingga

kita dengan mengetahui artinya. Maka lebih lanjut alangkah baiknya perlu

adanya peningkatan pemahaman terhadap makna yang tersurat didalam Al-

Qur’an itu.

Sering terjadi kendala pada proses belajar mengajar di perguran tinggi

dimana kalangan mahasiswa masih ada yang beum bisa membaca Al-Qur’an

dengan baik, hal seperti ini akan menjadikan kesulitan bagi dosen pengajar

agama Islam untuk melaksanakan materi perkuliahan secara baik dan

sempurna, karena secara dominan inti materi perkuliahan mengandung unsure

yang tertera bacaan dalil-dalil Al-Qur’an dah Hadist.

Bertitik tolak dari permasalahn di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana tingkat kemampuan

mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda membaca Al-Qur’an”

5

Page 6: Proposal al qur'an baru

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Al-Qur’an selain merupakan wahyu, juga merupakan bagian kehidupan

umat yang mau membukakan mata hatinya. Bahkan, kitab suci sudah

dipandang sebagai kehidupan itu sendiri dan tidak semata-mata kitab biasa.

Untuk dapat memahami kehidupannya, biasanya diperlukan alat bantu yang

kadangkala tidak sedikit. Oleh karena itu, firman Ilahi yang mengiringi

kehidupan umat Islam (dan juga seluruh umat manusia) telah tersedia dalam

bentuk terulis, bahkan berbentuk sebuah kitab. Sebagai konsekwensi bahwa

pada masa-masa permulaaan turunnya Al-Qur’an lebih banyak dihapal dan

dipahami oleh para sahabat nabi Muhammad SAW. Sehingga kemudian tidak

ada alternative lain bagi para sahabat kecuali berupaya menuliskannya.

Apabila tidak dituliskan maka mutiara yang demikian bernilai luhur,

dikhawatirkan akan bercampur dengan hal-hal lain yang tidak diinginkan.

Disamping menyulitkan generasi pelanjut untuk mempelajari kitab tersebut.

Al-Qur’an merupakan himpunan wahyu Allah yang ditujukan bagi seluruh

umat manusia. Di dalamnya terkandung pesan-pesan Ilahi kepada manusia,

oleh karena ia berkedudukan amat penting bagi kita semua. Agar dapat

menyerap intisari pesan yag dikandungnya, maka setiap orang diseyogyakan

untuk memahami Al-Qur’an secara mendalam dan rinci. Dalam kenyataan

6

Page 7: Proposal al qur'an baru

mereka yang sepanjang kehidupannya diisi dengan kegiatan membaca,

mengkaji kandungan Al-Qur’an, dan kemudian berupaya untuk mewujudkan

secara bertahap, baik secara lahiriah ataupun rohaniah maka atas izin Allah

biasanya mereka akan dapat menampak makna baru dan implikasi yang

terkandung.

Al Qur,an adalah risalah Allah untuk manusia seluruhnya. Nash-nash

mutawir yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan sunnah, itulah bacaaan yang

mulia, kitab yang terpelihara (Luh Mahfudz) tidak ada yang menyentuhnya

kecuali orang yang disucikan. Yang dikemukakan ini tidak terdapat dalam

kitab-kitab lainnya, yaitu kitab-kitab langit yang terdahulu.

Al-Qur’anulkarim adalah mukjizat Islam yang abadi. Kemajuan ilmu itu

tidak akan bertambah kecuali dengan meresapkan Al-Qur’an ini ke dalam

jiwa. Al-Qur’an adalah mukjizat yang tiada taranya diturunkan kepada Rasul

kita Nabi Muhammad SAW untuk mengeluarkan umat manusia dari

kegelapan kepada terang benderang, dan menunjukkan kepada jalan yang

lurus.

Definisi Al-Qur’an berasal dari Qara’a yang berarti berkumpul dan

menghimpun. Qira’ah, menghimpun huruf-huruf dan kata-kata itu antara satu

sama lain pada waktu membaca Al-Qur’an berasal dari qira’ah. Berasal dari

kata-kata qara’a, qira’atan dan qur, aanan.

Bacaan Al-Qur’an yang baik menurut Ahmad Von Denffer :

Cara membaca Al-Qur’an yang baik tersebut (tilawah) tersebut akan dapat dicapai dengan memahami tajwid. Tajwid yang artinya memperbaiki, atau membuat jadi baik. Secara teknis ada dua pengertian :

7

Page 8: Proposal al qur'an baru

- Pengucapan yang benar- Membaca dengan kecepatan sedang.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ubaida al Maliki, Rasulullah

SAW bersabda :

“Wahai mereka yang mengimani Al-Qur’an, janganlah engkau jadikan dia sebagai bantam, tetapi bacalah siang dan maam, dan biasakanlah unuk mebacanya, ucapkanlah kata-katanya dengan tepat dan apapun yang diucapkan dalam Al-Qur’an maka petiklah ia sebagai tuntutan bagimu, sehingga engkau menjadi orang yang berhasil, yang tidak hanya memikirkan keuntungan duniawi, dan bacalah semata-mata demi memperoleh ridha Ilahi.”

Ahmad von Denffer menambahkan : “Di dalam Al-Qur’an adanya

kesempurnaan tiada tara. Kecanggihannya membersitkan berbagai studi.”

B. Kriteria Bacaan

Ahmad von Denffer memberikan batasan sebagai berikut :

“pada dasarnya ilmu tajwid mempunyai dua syarat utama yaitu :- Cara mengucapkan yang benar, khususnya berkaitan dengan tata letak

huruf di berbagai posisi.- Panjang pendek bacaan dan juga tentang huruf hidup yang diberbagai

keadaan.”

Dengan demikian membaca Al-Qur’an tidak dapat dilakukan secara tidak

sempurna, banyak aturan yang mengiringinya agar permaknaan dari si yang

dikandungnya sesuai dengan penafsiran.

C. Bagaimana Mengkaji Al-Qur’an

Kewajiban yang dbebankan Al-Qur’an kepada setiap muslim adalah

sebagai berikut :

8

Page 9: Proposal al qur'an baru

o Bahwa setiap muslim selayaknya mempercayai (beriman) kepada Al-

Qur’an.

o Bahwa setiap muslim harus berupaya untuk selalu membacanya .

o Bahwa setiap muslim dituntut untuk memahaminya.

o Bahwa setiap muslim diminta untuk berbuat sesuai dengan ajaran

yang disampaikannya.

o Bahwa setiam muslim dianjurkan untuk mengajarkan (pada orang

lain) apa yang telah dipahaminya dari orang tersebut.

Beberapa pedoman untuk mengkaji Al-Qur’an dikemukakan oleh Abul

A’la al Maududi sebagai berikut :

o Bacalah Al-Qur’an dengan pikiran yang terbebas dari bias dari

bayangan gagasan-gagasan lain, sebagaimana anda tengah

membaca catatan diri anda dalam sebuah buku.

o Bacalah kitab tersebut lebih dari satu kali, sehingga anda akan

mendapatkan pandangan yang sahih.

o Catat pertanyaaan apa saja yang mungkin muncul, sementara anda

akan dapat pulsa mencatat jawaban atas pertanyaan tersebut, yang

hal tersebut akan diperoleh apabila bacaan Al-Qur’an anda terus

bertambah

o Sementara anda membaca, secara khusus carilah perintah-perintah

Al-Qur’an yang sudah dapat anda tangkap dan rasakan.

9

Page 10: Proposal al qur'an baru

o Sesudah membaca pertama kali, segera lakukan pembacaan yang

semakin rinci, dan fikirkan tentang berbagai aspek ajaran Islam dan

bagaimana hal tersebut akan diterapkan.

o Jangan lupa bahwa kunci nyata untuk memahami Al-Qur’an adalah

melaksanakan secara praktis ajaran Al-Qur’an

D. Makhraj Al-Qur’an

Yang dimaksud dengan makhraj huruf adalah tempat-tempat keluarnya

bacaaan Al-Qur’an pada rongga mulut manusia. Huruf-huruf Al-Qur’an itu harus

dibaca menurut ketentuan yang telah ditetapkan di dalam ilmu tajwid.

Hukum membaca Al-Qur’an tepat pada makhrajnya bagi orang yang ingin

membaca Al-Qur’an adalah fardhu ‘ain. Oleh karena itu bacalah Al-Qur’an itu

menurut makhraj yang telah ditetapkan sehingga mendapat pahal dari Allah

SWT.

Makhraj dapat dibagi kepada 5 bagian, diantaranya seperti dibawah ini :

a. Al-Jauf (ا لجو ف)

Yang dimaksud dengan Al-Jauf ialah : Rongga mulut. Dan huruf Al-

Qur’an yang keluar dari mulut adalah tiga huruf mad, yaitu :

- Alif, yang sebelumnya berharokat fathah

- sukun, yang sebelumnya berharokat kasroh (Ya) ي

- waw sukun yang sebelumnya berharokat dlmmah) و

10

Page 11: Proposal al qur'an baru

b. Al-Khalqu ( ا لخلق )

Yang dimaksud dengan Al-Khalqu ialah : tenggorokan. Huruf-huruf yang

keluar dari padanya 6 (enam) buah, yang disebut dengan istilah huruf halaq.

Huruf-huruf itu adalah :

- ء - : ھ tempat keluarnya huruf H (besar)dan hamzah, adalah pada

kerongkongan bagian bawah.

- ح - : ع tempat keluarnya huruf H (kecil) dan ain adalah pada

kerongkongan bagian tengah.

- خ - :غ tempat keluarnya huruf Kha dan Ghain adalah pada

kerongkongan bagian atas

c. Al-Lisan ( ا للسا ن )

Yang dimaksud dengan Al-Lisan ialah lidah. Huruf-huruf yang keluar disini

berjumlah sebanyak 18 (delapan belas) buah huruf, dan dapat dikelompokkan

kepada 10 (sepuluh) tempat diantaranya adalah :

- dikeluarkan pada pangkal lidah dan dekat pangkal langit-langit (Qaf) ق

sebelah atas.

- dikeluarkan di sebelah depan sedikit dari makhraj Qaf (Kaf) ك

- dikeluarkan pada pertengahan lidah ,(Ya) ي , (Syin) ش ,(jim) ج

dengan langit-langit.

- dikeluarkan pada tepi lidah dengan geraham sebelah kiri (Dhad) ض

dan kanan.

11

Page 12: Proposal al qur'an baru

- dikeluarkan pda sebelum ujung lidah dekat langit sebelah ,(Lam) ل

atas.

- dikeluarkan di sebelah ke muka dari tempat keluar Lam degan ,(Nun) ن

bunyi sengau.

- .dikeluarkan pada punggung ujung lidah dekat makhraj Nun ,(Ra) ر

- dikeluarkan pada ujung lidah dengan ,(Ta) ت ,(Dal) د ,(Tha) ط

urat gigi sebelah atas

- dikeluarkan pada ujung lidah ,(Shad)ص ( Zai) ز ,(Sin) س

dekat gigdepan sebelah atas.

- dikeluarkan pada ujung lidah ,(Zha) ظ ,(Djal) ذ ,(Tsa) ث

dengan ujung gigi sebelah atas.

d. Asy-Syafatani ) ا لشفتين)

Yang dimaksud dengan Asy-Syafatani, ialah : dua bibir. Huruf-huruf yang

keluar daripadanya ada 4 (empat) macam diantaranya :

- yang dikeluarkan pada ujung perut bibir bagian sebelah dalam (Ba ) ب

- .yang dikeluarkan pada ujung perut bibir bagian sebelah luar (Mim) م

- (Fa) ف yang dikeluarkan dari antara dua perut bibir agak kedalam

bersama ujung gigi bagian sebelah atas

- bibir atas dan bibir bawah renggang (waw) و

12

Page 13: Proposal al qur'an baru

e. Al-Kahisyum ( ا لخيشو م )

Yang dimaksud dengan Al-Kahisyum ialah : Rongga yang terdapat dalam

hidung. Di sini dikeluarkan bunyi :

- .waktu di dengungkan (Nun mati) ن,

- . / (Tanwin) waktu didengungkan

- م - .diwaktu bertasydid dengan didengungkan (Nun dengan Mim) ن

-

13

Page 14: Proposal al qur'an baru

Skema Makhraj Huruf (skema arab)

14

مخرجحروف

ن

ن6 م6

ب مف و

ق كح س

ى ض ل ن

ر ط د

ءه

ع حغ خ

ا-و-ى

, ي الخ:و,م ش;

, :ي >ف:ت الثن;

ا الل<س:ن,

: ل الح:ق,

الج:و,ف

Page 15: Proposal al qur'an baru

E. Sifat Huruf

Shifatul huruf (sifat-sifat huruf) maksudnya ialah : keadaan yang berlaku

pada tiap-tiap huruf, setelah ia tepat keluar dari makrajnya.

Berbeda dengan hukum huruf. Sifat-sifat huruf ini tidak dapat berubah-

ubah keadaannya. Misalnya ada huruf yang dinafaskan, ada yang dibesarkan,

ada yang tidak dibesarkan, dan lain sebagainya waktu membacanya. Hal yang

demikian itu akan tetap berlaku pada huruf-huruf yang memiliki sifat tertentu,

walaupun ada pembagian sifat lain menurut pembagian/pendirian ulama yang

lain pula.

Setiap huruf setidak-tidaknya memiliki lima macam sifat, dan ada yang

mempunyai sampai tujuh sifat .

Pembagian sifat adalah :

1. Jahar, ialah membunyikan huruf dengan tidak berdesis. Dalam hal

ini tidak boleh kedengaran desisi angin sedikitpun waktu

membunyikan huruf itu, baik waktu huruf itu berharkat, ataupun

diwaktu mati. Hal ini dapat diperlaukan dengan cara menumpulkan

lidah pelan-pelan dan hati-hati sekali ke tempat sandarannya waktu

menyebut huruf itu. Banyak huruf 19 (Sembilan belas) yaitu huruf-huruf

: - - - - - ا - - - - ل ب ي د ج ع غ ق ض

- - - - ظ- - ز و ر ط م ن15

Page 16: Proposal al qur'an baru

2. (Mahmus), ialah membunyikan huruf dengan berdesis, Jadi huruf-huruf

mahmus keadaannya berlawanan dengan huruf-huruf jahar. Di sini

hendaklah dibunyikan huruf itu dengan memperdengarkan desis angin.

Banyak huruf 10 (sepuluh), yaitu huruf-huruf :

ث ك س ص خ ش ه ت ح ف

Huruf “kaf” dan “Ta” diperlakukan desisnya diwaktu huruf itu mati, atau

waqaf saja. Sedangkan desis ini kedengaran sesudah huruf itu

dibunyikan.

Huruf-huruf mahmus yang lain dari itu diperlukan desisnya baik waktu

berbaris, mati, ataupun waqaf.

Apabila huruf-huruf itu berbaris, desisnya harus kedengaran sebelum

huruf itu lahir (dibunyikan ) .

3. د6ة, Bش (Syiddah) , ialah membunyikan huruf dengan tidak

bergerumut.

Dalam hal ini tidak boleh kedengaran sedikitpun gerumut suara di

dalam mulut yaitu di waktu membunyikan huruf mati dan bertasydid.

Jadi jelaslah huruf Syiddah yang dimaksud berlakunya hanya waktu

huruf itu mati dan bertasydid saja.

ت ك ب ط ق د ج ا

16

Page 17: Proposal al qur'an baru

4. ,(Rakhwah) رخا و ة ialah membunyikan huruf dengan

bergerumut. Dalam hal ini harus dibunyikan huruf-huruf itu, dengan

memperdengarkan gerumut suara selama tidak kurang satu Alif (dua

harkat) sewaktu dia mati dan bertasydid.

Banyaknya huruf 16 (enam belas) yaitu huruf-huruf :

ه ا س و ز ص و ش ض فظ ح ث ع ذ خDikumpulkan dalam kalimat yang berbunyi :

خذ غث حظ فض د ى ساHarus diingat bahwa membunyikan huruf Rakhwah diwaktu bertasydid,

tidak boleh diputuskan gerumut suara itu, yaitu bunyi yang timbul

antara huruf yang mati dengan huruf yang berharkat. Jadi jelasnya

dibaca dengan bunyi yang tidak tertahan.

5.:و:اس;ط, ,(Tawasuth) ت membunyikan huruf antara suara lalu

dengan suara tertahan. Tegasnya antara Syiddah dan Rakhwah.

Banyak huruf 5 (lima) yaitu huruf-huruf :

ر م ع ن ل

Dikumpulkan dalam kalimat yang berbunyi : لن ععر

17

Page 18: Proposal al qur'an baru

Tasawuth juga hanya berlaku sewaktu hurufnya mati dan bertasydid

saja.

6. Bع,الء, (isti’lak) اسQQت yang dimaksud dengan isti’lak ialah

membunyikan huruf dengan mengangkat pangkal lidah ke langi-langit

hingga huruf itu kedengarannya berat (besar)

Banyaknya hurufnya 7 (tujuh) yaitu huruf-huruf :

ظ ق ط ض ص خDikumpulkan dalam kalimat yang berbunyi : خص ضغط قظ

Huruf Isti’lak dapat pula dibagi dua. Yang lebih berat huruf-hurufnya :

ظ ط ض صYag tidak begitu berat huruf-hurufnya : ق غ خ

7. Bف:ا ل ت س, ,(Istifal) ا ialah membunyikan huruf dengan tidak

mengangkat pangkal lidah ke langit-langit hingga kedengarannya kecil

saja (ringan).

Banyak hurufnya 22 (dua puluh dua( yaitu huruf-hurufnya :

ا ى ك م ش ذ ل ع س ت ذ ب ء ث ه ن ف ر د و جKarena huruf-huruf itu ringan , perlu sekali diperhatikan, apabila huruf-

huruf itu berdekatan dengan huruf-huruf berat. Orang yang kurang

memperhatikan, apabila yang kurang latihan membaca, akan sering

membunyikan hurufnay berat pula.

Misalanya : وا Bر; و : kan kedengaran اتص,ب Bر; :ط:ص,ب ا

Hal itu terjadi adalah disebabkan pengaruh huruf Shad kepada huruf

“Tha”

18

Page 19: Proposal al qur'an baru

8. ق ط,با ialah membunyikan huruf dengan mengangkat , (Ithbaq) ا

pangkal idah, serta menaikkan keliling lidah ke langit-langit, hingga

hurufnya kedengarannya lebih berat.

Banyaknya hurufnya ada 4 (empat) yaitu huruf-huruf :

ظ ط ض ص

Dikumpulkan dalam kalimat yang berbunyi : صضطظJadi huruf-huruf I bIthbaq adalah juga huruf-huruf isti’lak. Oleh sebab

itu ia lebih berat daripada huruf yang semata-mata bersifat Isti’lak.

Membunyikan huruf yang bersifat Isthbaq dan Isti’lak itu ada 4 cara :- Lebih dibesarkan, apabila ia berharkat di depan misalnya :

;ص; ط; ظ; ق

- Dibesarkan apabila ia berharkat di atas misalnya :

ض: غ: ط: ق:- Agak dikecilkan, apabila ia mati (sakin) missal :

:ظ, :خ, ا :ص, ا : غ, ا ا- Lebih dikecilkan, apabila ia berharkat dibawah missal :

Bض Bط Bخ Bغ

9. اح, :QQتBف, Bن (Infitah) ا ialah membunyikan huruf dengan tidak

mengangkat keliling lidah ke langit-langit, hingga huruf itu

kedengarannya tidak begitu besar. Banyak huruf itu kedengarannya

tidak begitu besar. Banyak hurufnya 25 (dua puluh lima ) yaitu huruf-

huruf :

19

Page 20: Proposal al qur'an baru

و ذ خ ء ن م ث ى غ ب ر ش ق ح ا ك

ز ف ت ع س د ج ه ل

Dikumpulkan dalam kalimat yang berbunyi :

صن اجذ وجد سعه فذكا حق له شرب غيث

Huruf-huruf ق ع خ adalah juga huruf-huruf Isti’lak oleh

karena itu membunyikannya harus lebih besar daripada huruf-huruf

Infitnah Lainnya.

Penjelasan Tentang Bunyi

Seperti dapat diketahui bahwa bunyi yang ditimbulkan oleh

harkat (baris) di dalam Al-Qur’an, hanya tiga saja, yaitu bunyi : “a”

bunyi “I”, dan bunyi “u”.

Maka melahirkan bunyi yang tiga macam itu hendaklah setepat-

tepatnya hingga tidak kedengaran bunyi antara (miring)

Seperti harkat di atas dibaca “a”, jangan sampai kedengaran

berbunyi “e”. harkat I depan berbunyi “u”, jangan sampai kedengaran

bebrbunyi “o”. Begitu juga dengan huruf harkat “I”.

Untuk sampai kepada maksud yang demikian, hendaknya

jangan tanggung-tanngung membuka/membentuk mulut serta

melahirkan suara. Membuka mulut waktu berharkat di atas

20

Page 21: Proposal al qur'an baru

membulatkan (mengucapkannya) waktu brharkat di depan, menarik

bibir ke bawah waktu berjarkat di bawah.

Hingga dengan demikian dapat didengar bacaaan yang jelas

dan terang, tidak sangau dan samar-samar.

Hal ini adalah juga menjadi kunic rahasia terhadap indahnya suatu

bacaan.

F. Ragam Bacaan Al-Qur’an

Al-Qira’ah diturunkan dari kata qara’a, yang artinya bacaan, kutipan dari

kata tersebut pula istilah Al-Qur’an berasal. Iam merupakan verbal noun, yang

artinya adalah bacaaan. Dalam pengertian praktis, sebutan tersebut merujuk

padabacaaan lisan Al-Qur’an, sebagaimana halnya juga ragam tulisan yang

bertaut erat dengan bacaaan Lisan.

Para ulama terdahulu telah meletakkan tiga kriteria untuk menerima suatu

qira’ah atas qira’ah lainnya. Penyampaian yang terbaik tentu saja yang termasuk

dalam mutawatir.

Tiga kriteria untuk suatu penerimaan adalah :

- Ketetapan sesuai dengan tata bahasa Arab

- Kesesuaian dengan naskah tertulis pada masa Usman

- Keandalannya dapat dilacak hingga samapai pada Rasul.

Tiga Kriteria keutamaannya adalah :

- Ketetapannya , apabila ditilik dari tata bahasa Arab.

- Kesesuaiannya dengan naskah tertulis susunan Usman.

- Diriwayatkan / diutamkan oleh banyak orang.

21

Page 22: Proposal al qur'an baru

Setiap jenis bacaaan yang sesuai dengan tata bahasa Arab, kendati

hanya dalam beberapa hal saja, dan sesuai dengan salah satu mashaf Usman,

walau hanya dalam bentuk kemungkinan, dan dengan mata rantai

penyapampaian yang benar, jelas merupakan bacaan yang shahih. Yang tidak

mungkin untuk ditolak, tidak boleh dibaikan, melainkan ia merupakan bagian dari

enam bentuk dimana Al-Qur’an pernah diwahyukan dan kita semua wajib

mentaaatinya.

G. Kerangka Pemikiran

Kemampuan membaca huruf Al-Qur’an dengan baik adalah satu aktifitas

dan kreatifitas yang banyak ditentukan oleh dua faktor yakni, faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal berfungsi sebagai modal utama bagi pelaku

karena nalurinya sudah tertanam dalam diri individu tersebut. Sedangkan faktor

eksternal hanyalah motivator untuk menumbuhkan kreatifitas yang ada ada diri

individu. Dalam kaitan penulisan penelitian ini, maka hubungan antara kedua

belah faktor itu terwujud pada praktek keseharian dalam ibadah membaca Al-

Qur’an itu sendiri.

Pembacaan Al-Qur’an yang baik dapat dilihat bagaimana pengucapan

huruf demi huruf dan tajwid dilakukan dengan benar atau sesuai dengan aturan

yang ditentukan, agar sesuai dengan makna yang ada dalam Al-Qur’an.

22

Page 23: Proposal al qur'an baru

BAB IV

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Sejalan dengan permasalahan yang dikemukakan di atas maka tujuan

umum penelitian ini adalah untuk memproleh data yang bersifat empiris

mengenai faktor-faktor yang mempunyai pengaruh pada pembacaan Al-

Qur’an. Kemudian secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk

mendapatkan keterangan mengenai :

a. Karakterisitik kemampuan membaca Al-Qur’an bagi mahasiswa, baik

kalau dilihat dari segi kenal akan huruf itu sendiri maupun kemampuan

merangkai serta penguasaan hukum bacaan yang telah ditentukan untuk

Al-Qur’an itu.

b. Faktor-faktor eksternal dan internal dalam proses agar biasa membaca Al-

Qur’an dengan baik. Peranan eksternal di sini adalah dukungan dari

lingkungan sekitar dimana mahasiswa itu berada dalam menunjang dan

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an itu dengan baik.

Sedangkan dari internal berawal dari dua sisi dimana dari unsur

mahasiswa itu sendiri dan pihak pengajar, dalam hal ini dosen. Atas

keinginan mahasiswa secara sadar untuk mengkaji lebih jauh penguasaan

membaca Al-Qur’an.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah bagi mahasiswa

sebagai makhluk sosial perlu mampu membaca Al-Qur’an dengan baik

23

Page 24: Proposal al qur'an baru

dan benar untuk itu perlu dicarikan metode yang tepat dan mudah dalam

proses belajar mengajar di perguruan tinggi tetang bagaimana

penguasaan secara cepat membaca Al-Qur’an. Sedangkan bagi dosen

pengajar diharapkan sadar bahwa begitu pentingnya faktor eksternal

dalam membantu program pengajaran, khususnya dalam meningkatkan

kemampuan mahasiswa dalam membaca Al-Qur’an. Karena

bagaimanapun sempurnanya upaya faktor internal dalam hal ini bagi

pengajar, kalau tidak ditunjang dari lingkungan luar atau masayarakat,

maka rencana program yang ada akan sulit tercapai dengan berhasil.

24

Page 25: Proposal al qur'an baru

BAB V

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan salah satu yang mempunyai

peranan penting dalam penelitian, dimana definisi operasional itu

digunakan sebagai petunjuk tentang bagaimana suatu variable diukur.

Dengan adanya definisi operasional dalam sebuah penelitian akan

mempermudah mengenai bobot suatu penelitian, apakah penelitian itu

baik atau tidak, begitu pula dengan hasil penelitian itu apakah dapat

diaplikasikan sesuai dengan tujuannya. Sebagai landasan untuk sampai

kepada tujuan.

Kemampuan membaca Al-Qur’an berarti kecakapan dalam

mengenal huruf yang tertera didalamnya, dalam artian mampu membaca

sesuai aturan yang telah ditentukan dan sesuai dengan makna yang ada

dalam Al-Qur’an itu. Dengan demikian seseorang dapat dikatakan mampu

membaca Al-Qur’an apabila dapat dengan baik meragkai huruf dan

kalimat Al-Qur’an tersebut dengan sesuai pada hukum bacaannya.Dan

akan lebih baik lagi kalau mampu menterjemahkannya kedalam bahasa

Indonesia yang selanjutnya diprediksikan sebagai pemahaman untuk

menambah pengetahuan baru yang ada terkandung di dalam Al-Qur’an.

Adapun yang dapat dijadikan syarat untuk melihat bahwa

seseorang itu mampu membaca Al-Qur’an, adalah sebagai berikut :

25

Page 26: Proposal al qur'an baru

a. Kenal huruf : dalam pembacaaan Al-Qur’an yag terpenting adalah

bagaimana mengenal huruf dengan pengucapannya yang tepat, sebab

jika terjadi kesalahan dalam pengucapan salah satu huruf maka akan

merubah makna dari Al-Qur’an itu. Jumlah huruf hija’iyah yang ada

dalam Al-Qur’an sebanyak 28 buah seminimal mungkin harus dikenal

sebagi dasar untuk dapat membaca Al-Qur’an itu harus dapat

dihapalkan dengan baik disamping dengan diiringi kemampuan

penyebutan huruf tersebut secara tepat.

b. Kemampuan merangkai huruf dan penguasaan hukum bacaan

merupaan keharusan pokok selanjutnya dalam membaca Al-Qur’an

aturan yang telah ditetapkan tentang bacaan yang benar mengenai

panjang dan pendeknya bacaaan, dan tinggi rendahnya irama bacaan.

Tentang aturan bacaaan ini perlu juga diketahui karena mempunyai

peranan penting tentang makna dan arti dari Al-Qur’an tersebut.

B. Jangkauan Penelitian

Penelitian dilakukan pada mahasiswa semester I Politeknik Negeri

Samarinda jurusan Administrasi Bisnis dan program studi Pemasaran

tahun akademik 2010/2011

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, sejak bulan Desember

2010 sampai dengan April 2011

D. Data Yang Diperlukan

26

Page 27: Proposal al qur'an baru

Sebagai bahan analisis dan pembahasan, sangat mutlak diperlukan data

sebagai berikut :

1. Gambaran tentang pemahaman membaca Al-Qur’an

2. Pengujian kemampuan mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda

jurusan Administrasi Bisnis dan program studi Pemasaran tahun

akademik 2010/2011 dalam membaca Al-Qur’an

3. Serta data lain yang erat hubungannya dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian dan penulisan

ini adalah :

1. Penelitian Kepustakaan, untuk sumber yang disajikan dan

dipergunakan dala penuisan bersumber dari buku-buku literature serta

laporan tertulis perusahaan yang erat hubungannya dengan penelitian

ini.

2. Penelitian lapangan, untuk mendapatkan data dikumpulkan langsung

dari lapangan, berupa hasil observasi/wawancara dengan para

mahasiswa.

F. Analisa Data

Data yang sudah terkumpul akan diklasifikasikan dalam bentuk tabulasi.

Pentabulasi data akan dipisahkan antara variable bebas dan terikat untuk

mempermudah pemberian skor pada unur-unsur yang dinilai.

27

Page 28: Proposal al qur'an baru

Karakteristik membaca Al-Qur’an yang benar.

Bebas Tingkat

Terikat Kenal hurufX1

Kenal hurufX2

Kenal hurufX3

KemampuanMembacaAl-Qur’an

1

2

3

4

5

6

28

Page 29: Proposal al qur'an baru

Nilai atau skor yang diperoleh dari setiap tingkatan dibuatkan table sebagai berikut :

Skor (x) Tingkat

1

2

3

4

5

6

Rumus : X =F(x)

x =nilai akhir rata-rata (skor)n = jumlahF = frekwensix = skor

1. Prosedur

Bacaan yang telah dipergakan mahasiswa tadi. Jenis bacaan-bacaan

dibagi tiga, yakni : baik, sedang dan rendah. Penilaian bacaaan ini

diambil dari pengujian langsung pada 124 mahasiswa sebagai

responden.

2. Kriteria Pemberian skor

Tajwid sebagai cabang pengetahuan tentang membaca Al-Qur’an

yang memberikan ukuran sebagai berikut :

- Pengetahuan cara membaca yang benar dan tepat terhadapa susunan huruf

hijaiyah sebagaimana terlamir pada halaman . . .

- Penguasaan meragkai huruf Al-Qur’an

29

Page 30: Proposal al qur'an baru

- Pengetahuan tentang berbagai cara membaca dan hukum bacaan seperti :

a. hadr, kecepatan pembicaan formal

b. tartil, lambat untuk membaca dan menghayati.

Daftar Huruf Hijaiyah

No Huruf Namanya Suara latin Dibaca dengan

1. ا Alif - Ikut baris

2. ب Ba B B (biasa)

3. ت Ta T t(biasa)

4. ث Tsa Ts t(lepas)

5. ج Ja J j(biasa)

6. ح Him H H(ringan)

7. خ Kha Kh H(korek)

8. د Dal D D(biasa)

9. ظ Dzal Dz Dz(tipis)

10. ر Ra R R(biasa)

11. ز Zai Z Z(biasa)

12. س Sin S S(biasa)

30

Page 31: Proposal al qur'an baru

13. ش Syin Sy S(desis)

14. ص Shad Sh S(tebal)

15. ض Dhad Dh D(tebal)

16. ط Tha Th T(tebal)

17. ظ Zha Zh Z(tebal)

18. ع ‘Ain - Ikut baris

19. غ Ghain Gh G(tebal)

20. ف Fa F F(biasa)

21. ق Qaf Q Q(tebal)

22. ك Kaf K K(tebal)

23. ل Lam L L(biasa)

24. م Mim M M(biasa)

25. ن Nun N N(biasa)

26. و Waw W w(biasa)

27. ه Hha H h(tebal)

28. ء Hamzah - ikut baris

29. ي Ya Y y(biasa)

31

Page 32: Proposal al qur'an baru

32

Page 33: Proposal al qur'an baru

Contoh Merangkai Huruf (Bacaan)

33

Page 34: Proposal al qur'an baru

Rekapitulasi

Semua syarat yang disebutkan di atas dapat diidentifikasikan

dengan, A; Tentang tajwid B; Cara merangkai huruf, C; Penguasaan

Hukum bacaan. Rentang nilai terendah adalah 0, sedangkan nilai tertinggi

adalah 10, nilai inilah yang akan digunakan sebagai indikator dalam

penilaian kemampuan bacaan. Seperti sebagai berikut ;

Tingkat kemampuan Nilai

Tinggi 7 – 10

Sedang 5 – 6,99

Rendah0 – 4,99

34

Page 35: Proposal al qur'an baru

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kemampuan Penguasaan Huruf Al Qur’an

Tingkat kemampuan mengenai tajwid diukur berdasarkan pada

penguasaan huruf dan bisa membacanya dengan benar dan tepat. Apabila

semua itu dapat dikuasai maka ukurannya dapat dikategorikan baik. Apabila

membaca Al-Qur’an itu dlakukan dengan baik dan benar maka bagi yang

mendengarnya akan ada rasa keindahan dan menimbulkan rasa keteduhan

perasaan. Dalam kaitan ini maka pengukuran didasarkan pada tingkat

pengenalan huruf.

Tabel 1.Kemampuan Penguasaan Huruf

Penguasaan

Keterangan

Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Responden 71 26 27 124

Persentase 57,26% 20,97% 21,77% 100%

Dengan memperhatikan table di atas dimengerti bahwa tingkat

pengetahuan tentang tajwid khususnya dilihat dari pengenalan huruf dapat

dikategorikan tinggi, karena presentasinya adalah sebagai berikut ; dimana

35

Page 36: Proposal al qur'an baru

57,26% dengan 71 responden, kategori sedang 20,97% dengan 26 responden,

dan 21,77% dengan 27 responden adalah rendah.

B. Kemampuan Merangkai Huruf Al-Qur’an

Pada tingkat kemampuan mahasiswa dalam merangkai huruf Al-Qur’an

perlu diukur karena merupakan indikasi untuk melihat seluruh kemampuan

dalam membaca Al-Qur’an. Berikut kita lihat presentase kemampuan mahasiswa

merangkai huruf Al-Qur’an.

Tabel 2. Kemampuan Merangkai Huruf

Merangkai

Keterangan

Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Responden 34 70 20 124

Persentase 27,42% 56,45% 16,13% 100%

Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat kemampuan mahasiswa

merangkai huruf Al-Qur’an dapat dikategorikan sedang, dimana terdapat

sebanyak 56,45% dengan 70 responden, kategori tinggi sebanyak 27,42%

dengan 34 responden, sedangkan kategori rendah sebanyak 16,13% dengan 20

responden.

C. Kemampuan Penguasaan Hukum Bacaan

36

Page 37: Proposal al qur'an baru

Dalam penguasaaan membaca Al-Qur’an, yang perlu diperhatikan adalah

bagaimana kemampuan membaca dengan menentukan panjang pendeknya

suatu bacaaan. Dengan melakukan membaca Al-Qur’an berpedoman kepada

aturan yang teah ditetapkan maka keindahan bagi yang mendengarnya akan

dirasakan.

Berikut kita perhatikan table yang mengukur bagaimana kemampuan

mahasiswa terhadap penguasaan lagu, panjang pendek membaca Al-Qur’an.

Tabel 3. Kemampuan Menguasai Hukum Bacaaan

Hukum

Keterangan

Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Responden 21 53 50 124

Presentase 16,94% 42,74% 40,32% 100%

Dengan memperhatikan tabel di atas mengenai presentase kemampuan

membaca Al-Qur’an dengan memperhatikan panjang pendeknya suatu bacaan

dimana kemampuan mahasiswa terhadap lagu dan panjang pendeknya

membaca Al-Qur’an dapat dikategorikan masih sedang dimana terdapat 42,74%

dengan 53 responden,. Sedangkan kategori baik dan sedang hanya 16,94% dan

40,32 % yang masing-masing 21 dan 50 responden.

37

Page 38: Proposal al qur'an baru

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari penelitian mengenai tingkat

kemampuan mahasiswa membaca Al-Qur’an melalui pengujian langsung kepada

semua populasi yang ada sebanyak 124 responden untuk dijadikan objek

penelitian

Dari hasil penelitian tersebut mengenai kemampuan mahasiswa mengusai

huruf Al-Qur’an dapat dikategorikan baik walaupun masih ada yang dapat

dikategorikan baik walaupun masih ada yang dikategorikan sedang dan rendah

namun presentasenya kecil.

Selanjutnya mengenai kemampuan dilihat dari tingkat kemampuan

merangkai huruf Al-Qur’an, terlihat dari data yang ada maka termasuk dalam

kategori sedang dimana terdapat 56,45% atau 70 responden.

Sedangkan kemampuan dilihat dari kemampuan membaca dengan menggunaan

hukum bacaan yang sesuai dengan ilmu tajwid, juga masih termasuk kategori

sedang karena dari data dapat dilihat bahwa sebanyak 42,74% atau 53

responden kemampuannya masih sedang.

Berarti dapat kita analisis bahwa tingkat kemampuan mahasiswa

membaca Al-Qur’an dapat penulis tarik kesimpulan sedang, dimana rata-rata

kemampuan mahasiswa mengenal huruf dan menguasai hukum bacaan cukup

baik dan selanjutnya perlu ditingkatkan peranan aktif semua pihak baik intern

mapun ekstern untuk meningkatkan aktifitasnya agar terus diusahakan secara

semaksimal mungkin. Karena tingkat kemampuan mahasiswa dalam

penguasaan hukum bacaan Al-Qur’an dimana dalam hal ini panjang pendeknya

38

Page 39: Proposal al qur'an baru

suatu bacaaan dan kemampuan mengenai kenal huruf dan merangkai huruf Al-

Qur’an itu masih perlu ditingkatkan.

39

Page 40: Proposal al qur'an baru

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan analisis di atas sebagai berikut :

1. Kemampuan mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda jurusan Administrasi

Bisnis dan program studi Pemasaran menguasai (membaca) huruf Al Qur’an

dapat digolongan baik, namun secara keseluruhan masih perlu ditingkatkan

agar lebih baik lagi.

2. Kemampuan yang dimiliki tentang merangkai huruf Al Qur’an bagi

mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda jurusan Administrasi Bisnis dan

program studi Pemasaran dapat digolongkan sedang.

3. Terakhir tentang kemampuan mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda

terhadap hukum bacaan, dalam hal ini tajwidnya dapat digolongkan sedang,

karena mahasiswa belum secara serius atau mendalam terhadap

pendalaman bagaimana hukum bacaan Al Qur’an itu dikuasai. Padahal

hukum bacaan ini mempunyai peranan penting terhadap pemaknaan isi

kandungan Al Qur’an

B. Saran

Sebaiknya mahasiswa perlu terus menambah pengetahuannya mengenai

membaca Al Qur’an. Upaya peningkatan ini perlu ditempuh dengan dua cara,

pertama memanfaatkan lingkungan eksternal untuk dapat membantu melatih

kemampuan mahasiswa tersebut. Yang kedua, terus ditingkatkan keseriusan

40

Page 41: Proposal al qur'an baru

dalam mengikuti pendidikan agama Islam dalam upaya pemahaman isi

kandungan Al Qur’an.

41