proposal - 1a

Upload: yusupsunaryo90

Post on 09-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

restricted

TRANSCRIPT

7

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahPada dasarnya pihak internal maupun pihak eksternal pemerintah kabupaten atau kota membutuhkan laporan keuangan untuk mengakomodir rangkaian informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif dalam pengambilan keputusan yang baik. Sedangkan menurut FASB, ada dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yakni relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Karena kesulitan pengukuran karakteristik tersebut dibutuhkanlah jasa pihak lain yaitu auditor independen bisa dari internal kantor (dalam hal ini APIP) atau bisa juga akuntan publik, yang fungsinya untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang relevan dan dapat diandalkan. Dibutuhkannya akuntan dimana merupakan profesi yang tingkat profesionalismenya sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas auditnya, auditor internal (dalam hal ini APIP) harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang APIP yang mengharuskan APIP untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur APIP dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan APIP untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan.Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk menegakkan good governance dan clean government.Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan untuk mewujudkan good governance pada sektor publik antara lain meliputi penetapan standar etika dan perilaku aparatur pemerintah, penetapan struktur organisasi dan proses pengorganisasian yang secara jelas mengatur tentang peran dan tanggung jawab serta akuntabilitas organisasi kepada publik, pengaturan sistem pengendalian organisasi yang memadai, dan pelaporan eksternal yang disusun berdasarkan sistem akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya pengelolaan (bad governance) dan buruknya birokrasi.Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Salah satu unit yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah inspektorat daerah. Inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal.Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi (APIP). Fungsi auditor internal adalah melaksanakan fungsi pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilakukan. Selain itu, auditor internal diharapkan pula dapat lebih memberikan sumbangan bagi perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rangka peningkatan kinerja organisasi. Dengan demikian auditor internal pemerintah daerah memegang peranan yang sangat penting dalam proses terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah.Peran dan fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan, Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama, perencanaan program pengawasan; kedua, perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan; dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.Berkaitan dengan peran dan fungsi tersebut, Inspektorat Kota Malang sebagaimana diatur mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan Pemerintah Daerah di bidang pengawasan. Tugas pokok tersebut adalah untuk: pertama, merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengawasan; kedua, menyusun rencana dan program di bidang pengawasan; ketiga, melaksanakan pengendalian teknis operasional pengawasan; dan keempat, melaksanakan koordinasi pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan.Struktur organisasi Inspektorat Kota Malang terdiri dari Inspektur, Sekretariat, Inspektur Pembantu Wilayah (Irban), dan kelompok jabatan fungsional. Namun demikian, saat ini struktur kelompok jabatan fungsional belum sepenuhnya terisi karena masih kurangnya jumlah pegawai yang kompeten pada Inspektorat Kota Malang. Dengan demikian, audit yang dilaksanakan oleh aparat Inspektorat Kota Malang saat ini masih menjadi sorotan, karena masih banyaknya temuan audit yang tidak terdeteksi oleh aparat inspektorat sebagai auditor internal, akan tetapi ditemukan oleh auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).Audit pemerintahan merupakan salah satu elemen penting dalam penegakan good government. Namun demikian, praktiknya sering jauh dari yang diharapkan. Dijelaskan bahwa terdapat beberapa kelemahan dalam audit pemerintahan di Indonesia, di antaranya tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintahan baik pemerintah pusat maupun daerah dan hal tersebut umum dialami oleh organisasi publik karena output yang dihasilkan yang berupa pelayanan publik tidak mudah diukur. Dengan kata lain, ukuran kualitas audit masih menjadi perdebatan.Kompetensi audit yang dimiliki APIP berfungsi untuk menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi Pemerintah Kota Malang Malang. Probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis APIP dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi APIP. Dengan kata lain, kompetensi dan independensi dapat mempengaruhi kualitas audit.Selain keahlian audit, seorang APIP juga harus memiliki independensi dalam melakukan audit agar dapat memberikan pendapat atau kesimpulan yang apa adanya tanpa ada pengaruh dari pihak yang berkepentingan (BPKP, 1998). Pernyataan standar umum kedua SPKN adalah: Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.Dengan pernyataan standar umum kedua ini, organisasi pemeriksa dan para pemeriksanya bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun. Kompetensi merupakan standar yang harus dipenuhi oleh seorang APIP untuk dapat melakukan audit dengan baik.Namun, belum tentu APIP yang memiliki kompetensi akan memiliki komitmen untuk melakukan audit dengan baik. Hanya dengan adanya motivasi maka seseorang akan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada. Dengan kata lain, motivasi akan mendorong seseorang, termasuk APIP, untuk berprestasi, komitmen terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi.Berdasarkan apa yang telah dijelaskan pada paragraf-paragraf sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Kompetensi Audit Terhadap Peningkatan Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Di Lingkungan Pemerintah Kota Malang.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:1. Sejauh mana pengaruh kompetensi audit terhadap peningkatan kinerja APIP di Lingkungan Pemerintah Kota Malang?2. Apakah dengan adanya kompetensi audit yang memadai berdampak pada peningkatan kinerja APIP di Lingkungan Pemerintah Kota Malang ?1.3 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk:1. Mengetahui sejauh mana peran kompetensi audit dalam mendukung peningkatan kinerja APIP di Lingkungan Pemerintah Kota Malang.2. Mengetahui apakah dengan adanya kompetensi audit yang memadai dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan kinerja APIP di Lingkungan Pemerintah Kota Malang.1.4 Kegunaan PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan bagai banyak pihak, baik itu sebagai bahan referensi penelitian untuk pihak-pihak yang ingin meneliti mengenai kompetensi audit sebagai dasar untuk mengukur tingkat kualitas kinerja suatu APIP, sebagai sumbangsih pemikiran untuk kalangan akademisi, dan lain sebagainya.Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai topik yang diteliti, serta sebagai implementasi ilmu yang diperoleh oleh penulis di bangku pendidikan.1.5 Sistematika PenulisanSistematika penulisan skripsi ini di bagi dalam 5 bab yang terdiri dari :1. Bagian AwalBagian ini berisi halaman judul, halaman lembar persetujuan pembimbing, halaman lembar pengesahan, halaman pernyataan keaslian, halaman prakarta, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.2. Bagian isiBagian ini terdiri dari: BAB I PendahuluanTerdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.BAB II Landasan TeoriBab ini merupakan dasar berpijak dalam menganalisis permasalahan yang ada. Berisi penelitian terdahulu, landasan teori dan kerangka pemikiran.BAB III Metode PenelitianBab ini mengemukakan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi: objek penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.BAB IV Hasil Penelitian dan PembahasanBab ini menguraikan mengenai data khusus yang berkaitan dengan penyelesaian permasalahan yang telah ditentukan berdasarkan alat dan langkah analisa sehingga akan membawa ke tujuan dan sasaran penelitian.BAB V PenutupBab ini berisi kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan saran-saran bagi pihak-pihak yang memerlukan.1