proposal 12
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebagai sektor strategis yang tahan krisis dan resesi, sampai saat ini pertanian
merupakan penyerap tenaga kerja sangat potensial dengan kecenderungan pelaku
utamanya adalah wanita. Kontribusi wanita di sektor pertanian sangat signifikan,
sebagai contoh dalam aktivitas usahatani padi sawah. Adapun aktivitas wanita
menyangkut kegiatan menanam, menyiang/memelihara, memanen, merontok,
membersihkan (menampi), pemasaran hasil, dan sebagainya. Peran tersebut mampu
memberikan sumbangan yang besar terhadap penghasilan keluarga.
Selain membantu memberikan sumbangan pendapatan dengan bekerja dilahan
milik keluarga atau bekerja dilahan milik orang lain, wanita tani juga berkerja
dirumah. Menurut Sajogyo (1987), kegiatan wanita tani dapat direpresentasikan
melalui: (1) bekerja di lahan sendiri; (2) sebagai buruh tani; (3) bekerja di luar sektor
pertanian; (4) pekerjaan yang tidak langsung menghasilkan yaitu pekerjaan mengurus
rumah tangga (Mandamdari, 2010). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan
wanita adalah:
a. Kegiatan domestik yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh wanita dalam
rumah tangga. Kegiatan dosmetik yang dilakukan merupakan kegiatan wajib yang
dilakukan oleh istri dalam keluarga. Kegiatan tersebut berupa memasak, mencuci,
menjaga, mengurus anak, dll.
b. Kegiatan ekonomi yaitu kegiatan istri petani yang bertujuan untuk memberikan
sumbangan bagi pendapatan keluarga.
Dari kesimpulan diatas memperlihatkan bahwa wanita sebagai istri petani
berperan dalam kegiatan domestik dan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya
berpengaruh pada dinamika kehidupan keluarga. Pada dasarnya wanita memiliki
peranan ganda dalam rumah tangga, yang terimplikasi pada (1) peran kerja sebagai
ibu rumah tangga (feminine role), yang meski tidak langsung menghasilkan
pendapatan namun secara produktif bekerja mendukung kaum pria (kepala keluarga)
untuk mencari penghasilan (uang); dan (2) peran sebagai pencari nafkah (tambahan
atau utama) (Elizabeth, 2008).
Keterlibatan wanita dalam perekonomian produktif antara lain dipengaruhi
oleh faktor ekonomi, yaitu tidak tercukupinya kebutuhan rumah tangga mereka.
Sebagai ibu rumah tangga, biasanya wanita yang bertanggung jawab dalam mengatur
rumah tangga baik menyangkut kesehatan, gizi, pendidikan, dan pengaturan
pengeluaran biaya hidup keluarga. Ketika kebutuhan-kebutuhan itu tidak tercukupi,
maka wanita yang pertama kali merasakan dampaknya. Sehingga dengan keterlibatan
wanita dalam kegiatan ekonomi produktif setidaknya sebagian kebutuhan keluarga
akan terpenuhi.
Kegiatan domestik yang dilakukan istri yang tidak langsung menghasilkan
uang menggambarkan kegiatan tersebut tidak ada nilai dalam rupiah dibandingkan
kegiatan suami. Suami yang mempunyai kewajiban untuk mencari nafkah untuk
keluarga, memperlihatkan bahwa kegiatannya mempunyai nilai dalam bentuk rupiah
daripada kegiatan isteri. Padahal secara tidak lagsung, kegiatan domestik istri ini
mempengaruhi kegiatan mencari nafkah suami. Sebagai contoh ketika istri
menyiapkan makanan untuk suami sebelum bekerja, kegiatan ini secara tidak
langsung mempengaruhi kegiatan suami dalam mencari nafkah.
Mengurus dan mengatur rumah tangga pada dasarnya merupakan pekerjaan
yang ekonomis produktif. Hal tersebut ditemukan bilamana pelaksanaannya
diserahkan/digantikan oleh orang lain yang diberi imbalan (upah) atas pekerjaannya
mengurus rumah tangga. Upah yang diterima oleh seseorang dikarenakan kegiatan
seseorang tersebut memiliki nilai ekonomis. Menurut Widiarto (2009), pada dasarnya
setiap manusia mempunyai sebuah nilai dalam dirinya sendiri yang disebut dengan
“Nilai Ekonomi”. Definisi nilai ekonomi adalah nilai yang dimiliki oleh seseorang
yang bisa diperhitungkan dengan nilai uang sejak dia memasuki masa produktif
sampai dengan habisnya masa produktif tersebut. Dengan demikian, kegiatan
domestik seorang istri mempunyai nilai yang dapat dihitung dalam nilai uang.
Pada dasarnya kegiatan domestik yang dikerjakan oleh isteri berbeda dengan
kegiatan domestik apabila dilakukan oleh orang lain dalam keluarga. Hal ini
dikarenakan dalam pekerjaan domestik yang dilakukan oleh istri ada unsur kasih
sayang seorang ibu terhadap keluarganya dan ini tidak dapat diukur dalam bentuk
apapun. Menurut Chadeau (1983) dalam Puspitawati (2009) tidak semua aktivitas
yang dilakukan di dalam rumah tangga dapat diperhitungkan atau dinilai dengan
uang. Sehingga dalam penelitian ini unsur kasih sayang tersebut tidak diukur.
Kecamatan Darussalam merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh
Besar yang sebagian besar penduduknya melakukan kegiatan usahatani padi sawah.
Kegiatan usahatani padi sawah yang diterapkan sudah mulai menuju kearah yang
modern karena didaerah tersebut telah mengaplikasikan beberapa teknologi seperti
penggunaan traktor dan memaksimalisasi penggunaan irigasi. Berdasarkan
penjabaran diatas, penulis tertarik melakukan penelitian terhadap valuasi kegiatan
domestik istri dalam kehidupan keluarga petani di Kecamatan Darussalam Kabupaten
Aceh Besar. Dengan menggambarkan nilai kegiatan domestik yang dilakukan oleh
seorang istri petani dapat memperlihatkan bahwasannya kegiatan domestik tersebut
bukan hal yang tidak ada nilainya hanya karena kegiatan tersebut tidak menghasilkan
uang.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana pembagian waktu antara kegiatan domestik dengan kegiatan
ekonomi istri petani di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar ?
b. Berapa besar nilai (value) kegiatan domestik yang dilakukan oleh istri petani
di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar ?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan diatas, tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk melihat pembagian waktu antara kegiatan domestik dengan kegiatan
ekonomi istri petani di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar.
b. Untuk mengetahui besar nilai (value) kegiatan domestik yang dilakukan oleh
istri petani di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar.
4. Kegunaan Penelitian
a. Hasil penelitian diharapakan menjadi bahan masukan untuk istri petani,
tentang nilai (value) kegiatan domestiknya dalam kehidupan keluarganya.
b. Penelitian ini berguna bagi peneliti dalam usaha mengaplikasikan dan
memperdalam pengetahuan dibidang ilmu Sosial Ekonomi Pertanian
khususnya dan ilmu pertanian umumnya yang telah diperoleh dibangku
kuliah.
c. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan studi di Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Darussalam Banda Aceh.
5. Kerangka Pemikiran
Kata istri petani terdiri dari dua suku kata yaitu istri dan petani. Kata istri
berarti wanita (perempuan) yang telah menikah atau yang bersuami secara sah dimata
hukum maupun agama sedangkan kata petani diartikan sebagai orang yang mata
pencahariannya bercocok tanam (mengusahakan tanah) (Poerwadarminta, 2007).
Sehingga kata istri petani dapat diartikan sebagai seorang wanita yang telah menikah
atau yang telah bersuami, dimana mata pencaharian utama suaminya adalah bertani.
Istri petani merupakan sosok wanita pedesaan baik yang dewasa maupun muda.
Mereka terlibat secara langsung atau tidak dengan tetap atau sewaktu-waktu dalam
kegiatan usaha tani dan kesibukan lainnya berhubungan dengan kehidupan dan
penghidupan keluarga tani dipedesaan.
Istri petani sehubungan dengan peranan dan kedudukannya dalam rumah
tangga perlu diberikan perhatian khusus yang secara bersama dikaitkan dengan
kepentingan keluarga tani. Padahal banyak orang percaya kalau wanita selayaknya
berada dilingkungan rumah tangga dengan tugas-tugas seperti melahirkan dan
membesarkan anak, serta mengurus suami, agar keluarga tenteram dan sejahtera.
Pandangan seperti itu dapat dibenarkan oleh penganut Teori Nature. Tetapi jika
disimak, maka pandangan tersebut lebih memihak dan menguntungkan suami. Suami
dengan segala aktifitasnya diluar rumah memungkinkan dihormati dan dihargai.
Sementara isteri dengan ke-perempuan-nya ditempatkan pada posisi yang terpojok,
karena perannya terbatas didalam rumah ( sektor domestik), dan jerih payahnya tidak
menghasilkan uang (Chalid, 2006).
Kegiatan domestik yang dilakukan oleh istri petani yaitu seperti pengaturan
pengeluaran hidup rumah tangga yang menyangkut kesehatan dan gizi keluarga,
pendidikan anak-anak, dan kelangsungan hidup dalam masyarakat membutuhkan
keterampilan dan pengetahuan home economic (Elizabeth, 2008). Dengan demikian
kegiatan domestik yang dilakukan oleh istri petani bukan serta merta tanpa adanya
keterampilan. Ketrampilan yang diperoleh tersebut tidak didapat dari bangku sekolah
yang telah dijalani melainkan dari kehidupannya semasa remaja hingga sebelum
menikah.
Selain itu, menurut Elizabeth (2007) dalam Puspitawati (2009) juga
mengatakan bahwa kemampuan dan potensi yang memadai dari perempuan, sebagai
istri dan ibu rumah tangga, merupakan aspek terpenting dalam menentukan
keberhasilan rumah tangga terutama masa depan anak-anak/generasi penerus. Hal ini
memperjelaskan bahwa kegiatan domestik istri sangat penting dalam dinamika
kehidupan keluarganya khususnya kepada masa depan anak-anaknya.
Jumlah dan curahan waktu/tenaga wanita dalam mengurus kelangsungan
rumah tangga lebih tinggi dibanding pria sebagai kepala keluarga. Menurut Suhaeti
dan Edi Basono (2003) wanita dewasa atau istri melakukan semua kegiatan domestik.
Kegiatan domestik yang dilakukan adalah memasak, mencuci baju, menyetrika,
mencuci piring, mengambil air, menyapu rumah dan halaman, mengepel, mengurus
anak dan belanja sehari-hari. Dalam keluarga, kegiatan domestik tersebut hanya
dilakukan oleh wanita sehingga memperkuat persepsi bahwa pekerjaan domestik
adalah pekerjaan wanita. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1 Partisipasi Anggota Keluarga Dalam Kegiatan DomestikNo Jenis Kegiatan LD LA PD PA
1 Memasak - - -2 Mencuci Baju - - -3 Menyetrika - - -4 Mencuci Piring - - -5 Mengambil Air - -6 Menyapu Rumah - - 7 Manyapu Halaman - - 8 Mengepel - - 9 Mengurus Anak - -10 Belanja Sehari-hari - -
Frekuensi 2 0 10 4Sumber : Suhaeti dan Edi Basono, 2003
Keterangan :LD : Laki-laki DewasaLA : Laki-laki Anak-anakPD : Perempuan DewasaPA : Perempuan Anak-anak
Hasil penelitian Sitorus (2009) juga memperlihatkan bahwa pekerjaan rumah
tangga adalah pekerjaan wanita karena curahan waktu yang dicurahkan wanita lebih
besar daripada pria. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Rata-Rata Jumlah Jam Kerja Anggota Keluarga Dalam Satu Hari Pada Pekerjaan Rumah Tangga (Jam/Hari)
Sumber : Sitorus, 2009Keterangan : 0 menunjukkan jam, ‘ adalah menit, “ adalah detik.
Mengurus dan mengatur rumah tangga pada dasarnya merupakan pekerjaan
yang ekonomis produktif. Hal tersebut ditemukan bilamana pelaksanaannya
diserahkan/digantikan oleh orang lain yang diberi imbalan atas pekerjaannya
mengurus rumah tangga (upah). Adanya pemberian upah ini adalah akibat dari
adanya nilai dalam kegiatan tersebut. Nilai yang dimaksud dalam hal ini adalah nilai
ekonomis yang dapat diukur dalam rupiah.
Dalam istilah ekonomi, seseorang dapat membedakan antara penilaian yang
didasarkan pada biaya input dan penilaian yang didasarkan pada nilai atau harga dari
output yang dihasilkan. Di sisi input, orang mungkin berpandangan bahwa ukuran
nilai ekonomi yang paling jelas adalah nilai yang tampaknya ditetapkan oleh “pasar”,
yaitu upah. Dalam penilaian berbasis output, orang memperkirakan nilai barang dan
jasa yang dihasilkan alih-alih tenaga kerja, modal dan input lain yang termasuk ke
dalam produksi barang dan jasa. Namun, pekerjaan rumah tangga merupakan sebuah
kasus khusus dalam hal yang telah dijelaskan oleh System of National Accounts
(SNA-1993) internasional bahwa pada dasarnya output yang dihasilkan oleh pekerja
rumah tangga adalah setara dengan upahnya (termasuk pembayaran dengan barang),
yang setara dengan produktivitasnya (ILO, 2011).
Upah dan produktivitas kerja ini didasarkan kepada para pekerja pekerjaan
rumah tangga berbayar. Pekerja yang membantu melakukan kegiatan domestik
dinamakan Pembantu Rumah Tangga (PRT). Dari hasil survey yang dilakukan oleh
Aisyah (2008) yang berjudul ”Hasil Survey – Berapa Pasaran Gaji Pembantu Rumah
Tangga (Prt) Keluarga Muda Jaman Sekarang” dengan 40 koresponden yang
sebagian besar berada di Jakarta, menjelaskan bahwa:
a. Gaji perbulan
Rata-rata mulai dari Rp 350.000 – Rp 750.000. Uang saku sekitar Rp
20.000-Rp 30.000 per minggu dan berarti ada uang tambahan sekitar Rp
80.000 – 150.000 per bulan. Pemberian THR 1 kali setahun sebesar 1
bulan gaji. Apabila ada kegiatan di rumah dan memerlukan tenaganya
maka akan ada uang lembur dengan jumlah Rp 25.000 – Rp 50.000 per
acara.
b. Deskripsi pekerjaan PRT (Pembantu Rumah Tangga)
Adapun yang dilakukan oleh PRT seperti mencuci pakaian, menjemur
pakaian, menyetrika, memasak, menyapu dan mengepel rumah. Namun
ada juga yang merangkap mengurus anak.
c. Jam kerja
Kebanyakan PRT mulai bekerja dari jam 5.30 pagi dan selesai sekitar jam
7-10 malam.
Selain PRT (Pembantu Ruma Tangga), ada juga yang khusus mengurus anak
dan disebut sebagai Babysister. Babysister hanya berfokus mengurus anak mulai anak
bangun pagi hingga tidur malam. Upah yang diterima babysister tersebut berkisar
antara Rp 800.000 – Rp 1.000.000,-/Bulan (Aisyah,2008).
Untuk daerah Aceh, upah PRT berkisar antara Rp 500.000 – Rp
600.000,-/Bulan. Deskriptif pekerjaannya antara lain menjaga anak, memasak,
menyetrika dan mengurus rumah (Anonymous, 2012).
Dari data diatas memperlihatkan bahwa adanya perbedaan upah PRT yang
diterima oleh PRT ditiap Propinsi. Untuk upah PRT minimum, pemerintah belum
menetapkan berapa kisarannya. Akan tetapi pemerintah menetapkan suatu Upah
Minimum Regional (UMR). UMR adalah suatu standar minimum yang digunakan
oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai,
karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah mengatur
pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29
Mei 1989 tentang Upah Minimum (Anonymous2, 2012). Saat ini UMR juga dikenal
dengan istilah Upah Minimum Propinsi (UMP) karena ruang cakupnya biasanya
hanya meliputi suatu propinsi. Untuk Propinsi Aceh, UMPnya adalah Rp
1.400.000,-/Bulan (Anonymous1, 2012).
Selain melakukan kegiatan domestik, istri petani juga melakukan kegiatan
ekonomi yang bertujuan untuk menambah pendapatan keluarga. Kegiatan ekonomi
yang dilakukan istri petani baik dilahan milik keluarga atau dilahan milik orang lain
dan bekerja diluar sektor pertanian mempunyai nilai yang rill terhadap pendapatan
keluarganya. Dalam penelitian yang berjudul Peranan Istri Petani Ternak Ayam Buras
Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga di Kabupaten Bulukumba oleh
Abdullah dan Amrawati (2008) memperlihatakan bahwa rata-rata istri petani
menyumbang pendapatan sebesar Rp. 145.800,-/Bulan dengan curahan waktu
sebesar 124 Menit/Hari dalam kegiatan usaha ternak ayam buras tersebut.
Menurut Sitorus (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Peranan Wanita
Dalam Usahatani Padi Sawah dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga di
Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir
menyatakan bahwa istri petani menyumbang pendapatan sebesar Rp
4.044.000,-/Tahun. Sumber-sumber pendapatan wanita tani (istri) berasal dari
berdagang dan beternak sehingga dapat menambah pendapatan keluarga. Sedangkan
kontribusi pendapatan istri petani dalam kegiatan usahatani padi sawah adalah Rp
215.800/Musim Tanam. Keikutan wanita dalam usahatani padi sawah, sangat
menonjol pada saat pembibitan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan.
Sedangkan keterlibatan pria pada saat pembibitan, pengolahan tanah, pengairan,
pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, serta panen.
Selain bekerja disektor pertanian, istri petani juga bekerja di luar sektor
pertanian. Dalam penelitian yang berjudul Kontribusi Perempuan Petani Pekerja
Bordir Dalam Mendukung Ekonomi Keluarga (Kasus Perempuan Pekerja Bordir Di
Kabupaten Tasikmalaya) oleh Martini (2006) memeperlihatkan bahwa untuk
membantu pendapatan keluarga, istri petani bekerja sebagai pekerja bordir pakaian.
Selain itu, menurut Darwina (2010) istri petani bekerja sebagai pengrajin pada
Industri Batu Bata.
Curahan waktu bekerja merupakan salah satu aspek dalam memperoleh
pendapatan atau upah dalam suatu pekerjaan. Dalam penelitian yang berjudul Peranan
Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda
Dalam Rumah Tangga di Desa Parulohan Kecamatan Lintong Nihura Kabupaten
Humbang Hasundutan oleh Janiar Elisabet L. Tobing (2009) memperlihatkan bahwa
rata-rata curahan kerja wanita pada tahap penanaman (persiapan lahan, menanam dan
menyulam) lebih kecil dari pada curahan tenaga kerja pria. Hal ini disebabkan karena
pada tahap penanaman pada usahatani kopi terutama pada saat persiapan lahan
memerlukan kebutuhan fisik yang kuat sehingga tenaga pria lebih banyak bergerak
dibidangnya.
Dalam penelitian Sitorus (2009) yang berjudul Peranan Wanita Dalam
Usahatani Padi Sawah dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa
Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir menyimpulkan
juga bahwa curahan tenaga kerja pria lebih besar dari pada curahan tenaga kerja
wanita dalam kegiatan usahatani padi sawah. Hal ini disebabkan karena wanita
mempunyai usaha lain, yaitu beternak, berdagang dan membuka warung.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan kerangka operasional antara kegiatan
ekonomi dan kegiatan domestik yang dilakukan oleh petani dan istri petani dalam
keluarga pada gambar dibawah ini.
Gambar 1. Kerangka Operasional Antara Kegiatan Ekonomi dan Kegiatan Domestik yang dilakukan Petani dan Istri Petani dalam Keluarga
6. Penelitian Terdahulu
Berkaitan dengan nilai ekonomi dari kegiatan domestik istri, telah terlebih
dahulu dilakukan penelitian oleh Puspitawati (2009) yang berjudul Pengaruh Nilai
Ekonomi Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga Subjektif.
Tempat penelitian tersebut berada di Desa Hambaro Kecamatan Nanggung
merupakan kecamatan termiskin di Kabupaten Bogor dengan sampel terbesarnya
(74,55%) adalah istri petani. Dari kesimpulan penelitian tersebut mempelihatkan
bahwa total rata-rata nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga setara dengan Rp
6.223,- per hari atau setara dengan Rp 186.600,- per bulan atau setara dengan Rp
2.240.280,- per tahun. Selain itu juga memperlihatkan bahwa nilai ekonomi jika
dilihat berdasarkan punya atau tidaknya balita dalam suatu rumah tangga, hasil
perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga
yang memiliki anak balita lebih rendah daripada keluarga yang tidak memiliki anak
balita dengan selisih sebesar Rp 14.910,-. Hal ini menunjukkan bahwa pengasuhan
memiliki nilai ekonomi yang cukup signifikan namun masih lebih rendah
dibandingan dengan nilai ekonomi pekerjaan rumah tangga lainnya
Selain itu, Wahini (2011) juga telah melakukan penelitian yang berjudul Nilai
Ekonomi dan Non-Ekonomi Pekerjaan Rumah Tangga Istri. Tempat penelitian ini
berada di wilayah perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Sidoarjo, dengan jumlah
585 sampel yang diambil secara acak sederhana. Metode penilaian pekerjaan
rumahtangga dilakukan dengan cara, replacement cost yakni upah pekerja di pasar
kerja yang bertugas melayani pekerjaan sama dengan tugas-tugas rumahtangga yang
berlaku di Kabupaten Sidoarjo dengan pengali waktu yang digunakan dan matriks
bobot (nilai tertimbang), dan opportunity cost yaitu upah minimum pekerja pasar per
jam dengan pengali waktu dan nilai tertimbang; sebagai perhitungan nilai ekonomi.
Nilai non-ekonomi digunakan uji nilai tengah tentang hasil yang dirasakan
(perceived).
Dari kesimpulan penelitian Wahini (2011) diperoleh nilai ekonomi pekerjaan
rumahtangga berdasarkan replacement cost rata-rata Rp48.142,62,- per hari, dengan
nilai lebih tinggi di perkotaan; sedangkan berdasarkan opportunity cost Rp3.155,03,-
per hari dengan nilai lebih tinggi di perdesaan. Nilai ekonomi pekerjaan rumahtangga
istri berdasarkan replacement cost tertinggi pada aktivitas perawatan anak usia
sekolah, dan terendah pada aktivitas perawatan rumah. Nilai ekonomi pekerjaan
rumahtangga istri berdasarkan opportunity cost paling tinggi untuk aktivitas
perawatan anak usia sekolah dan paling rendah pada aktivitas perawatan anak usia
balita. Sebagian besar istri di perkotaan dan di perdesaan merasa produk dari aktivitas
berbelanja, memasak, mencuci peralatan maupun pakaian, menyetrika pakaian,
membersihkan rumah dan mengasuh anak sudah cocok dan sesuai dengan keinginan
dan harapannya (perceived intangible outcome).
Hasil penelitian Wahini (2011) juga memperlihatkan waktu istri untuk
pekerjaan rumahtangga dialokasikan kurang dari tujuh jam per hari, atau seperempat
dari total waktu per hari untuk aktivitas lainnya seperti aktivitas publik, sosial atau
pribadi. Alokasi waktu istri di perdesaan lebih besar dibandingkan istri di perkotaan.
Waktu istri dialokasikan paling banyak untuk penyediaan konsumsi makanan dan
paling sedikit untuk perawatan anak usia remaja.
7. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Pembagian waktu antara kegiatan domestik lebih besar dari pada curahan
waktu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh istri petani di Kecamatan
Darussalam Kabupaten Aceh Besar.
b. Nilai (value) dari kegiatan domestik lebih kecil daripada value kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh istri petani di Kecamatan Darussalam
Kabupaten Aceh Besar.
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Lambaro Sukon, Desa Cot dan Desa Blang di
Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Objek penelitian ini adalah istri dari
petani yang menanam baik itu padi sawah atau cabe atau sayur-sayuran atau pun yang
lain-lainnya. Ruang lingkup dari penelitian ini hanya terbatas pada kegiatan domestik
dan kegiatan ekonomi istri petani dalam kehidupan keluarganya. Hal ini dilakukan
untuk membandingkan nilai dan curahan waktu kerja kegiatan domestik dan kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh istri petani. Rumah tangga yang diteliti adalah rumah
tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
2. Metode dan Teknik Pengambilan Sampel.
Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel secara sengaja karena ada pertimbangan tertentu. Pertimbangan
pengambilan sampel ini didasarkan pada kriteria yaitu berstatus sebagai istri petani,
berasal dari keluarga lengkap (intact family), mempunyai lahan pertanian dan
bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Besar sampel yang diambil sebanyak 10%
dari jumlah populasi istri petani di ketiga desa yang telah ditentukan yaitu Desa
Lambaro Sukon, Desa Cot dan Desa Blang di Kecamatan Darussalam Kabupaten
Aceh Besar. Pemilihan ketiga desa ini didasarkan bahwa pada desa ini banyak yang
mengusahakan sektor pertaniaannya.
Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Istri Petani di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar No. Nama Desa Jumlah Istri Petani (Jiwa) Sampel
1 Blang120 12
2 Cot120 12
3 Lambaro Sukon135 14
Jumlah375 38
Sumber: Arsip Kecamatan Darussalam, 2012
3. Metode Pengumpulan Data.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.
Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
atau gejala yang ada dalam mencari keterangan secara faktual, baik tentang situasi
sosial, ekonomi dan kelompok atau daerah (Nazir, 1999).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer data
sekunder. Data primer berupa data yang diperoleh dari sampel terpilih dan teknik
wawancara menggunakan daftar kuisoner yang terstruktur. Wawancara ini akan
dilakukan terhadap istri petani. Sedangkan data sekunder berasal dari studi
perpustakaan, internet, instansi terkait, modul, dan artikel-artikal yang berhubungan
dengan penelitian. Hal ini bertujuan untuk memperkuat data primer.
4. Konsep dan Batasan Variabel
Batasan konsep-konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a. Kegiatan domestik istri petani adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
mengurusi pekerjaan rumah tangga yang terdiri dari memasak, mencuci baju,
menyetrika, mencuci piring, mengambil air, menyapu rumah dan halaman,
mengepel, mengurus anak dan belanja sehari-hari.
b. Kegiatan ekonomi istri petani adalah kegiatan yang dilakukan oleh istri petani
yang bertujuan untuk memberikan sumbangan bagi pendapatan keluarga.
Kegiatan ekonomi ini yaitu membantu bekerja dilahan milik keluarga, bekerja
dilahan milik orang lain dan bekerja diluar sektor pertanian seperti bekerja
sebagai pengrajin di Industri Batu Bata.
c. Curahan waktu kerja adalah jumlah jam kerja istri petani berdasarkan kegiatan
dosmetik dan kegiatan ekonomi.
d. Konsep valuasi adalah konsep pemberian nilai terhadap kegiatan ekonomi dan
kegiatan istri petani. Untuk kegiatan ekonomi, pemberian nilainya
berdasarkan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan ekonomi tersebut.
Sedangkan untuk kegiatan domestik, pemberian nilainya didasarkan pada
nilai tukar/harga setara uang dari aktivitas pekerjaan
rumahtangga apabila dikerjakan oleh pembantu rumah tangga
(PRT), dengan perkiraan antara Rp 400.000 – Rp 750.000/Bulan. Pemberian
nilai ini didasarkan oleh banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh istri petani.
Batasan variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a. Istri petani terbatas pada istri dengan sektor pekerjaan suami sebagai petani
padi, cabe, dan sayur-sayuran.
b. Nilai kegiatan domestik terbatas pada setiap kegiatan istri dengan perkiraan
nilai antara Rp 400.000 – Rp 750.000/Bulan.
c. Nilai kegiatan ekonomi adalah nilai yang diperoleh oleh istri dari kegiatan
ekonomi yang dilakukan yang berbentuk pendapatan dari kegiatan ekonomi
tersebut (Rp/Bulan).
d. Curahan waktu kerja terbatas pada besarnya nilai yang dicurahkan untuk
kegiatan domestik dan ekonomi istri (Jam/Bulan).
e. Umur istri petani pada rentang usia istri petani sejak lahir hingga waktu
penelitian berlangsung (Tahun).
f. Tingkat pendidikan istri petani terdiri dari jenjang pendidikan formal yang
telah ditempuh istri petani (Tahun).
g. Jumlah anak adalah jumlah tanggungan anak dalam keluarga petani (Jiwa).
h. Umur anak adalah rentang usia anak sejak lahir hingga waktu penelitian
berlangsung (Tahun).
i. Umur suami adalah rentang usia suami sejak lahir hingga waktu penelitian
berlangsung (Tahun).
5. Metode Analisis
Data dari lapangan diperoleh dan dikumpulkan maka :
a. Untuk menganalisis hipotesis 1 menggunakan metode analisis deskriptif.
Analisis deskriptif adalah cara analisis dengan mendeskriptifkan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiman adanya tanpa
adanya kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dimana hal-hal yang perlu
dijelaskan adalah curahan waktu antara kegiatan domestik dan kegiatan
ekonomi.
b. Untuk menganalisis hipotesis 2 juga menggunakan metode analisis
deskriptif, kemudian untuk kegiatan domestik akan diberi nilai berkisar
antara Rp 400.000 – Rp 750.000/Bulan. Pemberian nilai ini didasarkan
oleh banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh istri petani. Kemudian
dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh istri petani.
Daftar Pustaka
Abdullah, Agustina dan A. Amrawati. 2008. Peranan Istri Petani Ternak Ayam Buras Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga di Kabupaten Bulukumba. Universitas Hasanudin, Makasar.
Aditya Iskandar, dkk, 2009. Pengertian Biaya, Harga, Nilai dan Pasar. Tersedia di http://adityaiskandar.wordpress.com/2009/02/17/pengertian-biaya-harga-nilai-dan-pasar/ . (Diakses tanggal 1 Juli 2012)
Aisyah. 2008. Hasil Survey – Berapa pasaran gaji Pembantu Rumah Tangga (PRT) keluarga muda jaman sekarang. Tersedia di http://www.monikatanu.com/blog/2008/04/hasil-survey-berapa-pasaran-gaji-pembantu-rumah-tangga-prt-keluarga-muda-jaman-sekarang/. (Diakses tanggal 20 Mei 2012).
Anonymous. 2012. Rumah Tangga - Pembantu Rumah Tangga di Aceh. Tersedia di http://aceh.olx.co.id/rumah-tangga-pembantu-rumah-tangga-cat-414 (Diakses tanggal 2 Juli 2012).
Anonymous1. 2012. Upah Minimum Provinsi Aceh 2010. Tersedia di http://disnakermobduk.acehprov.go.id/index.php/infoberita/45-umum/73-upah-minimum-provinsi-aceh-2010.html (Diakses tanggal 2 Juli 2012).
Anonymous2. 2012. Upah Minimum Regional. Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Upah_minimum_regional (Diakses tanggal 2 Juli 2012).
BPS. 2011. Aceh Besar Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik, Banda Aceh.
Chalid, Ida Rahmy. 2006. Peranan Perempuan Tani Dalam Permberdayaan Ekonomi Keluarga Patani Miskin (Studi Kasus Keluarga Petani Sawah Tadah Hujan Di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai Kabupaten Maros). Universitas Hasanudin, Makasar.
Darwina. 2010. Analisis Kontribusi Pendapatan Pengrajin Wanita pada Industri Batu Bata Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Terhadap Pandapatan Rumah Tangga. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Elizabeth, R. 2008. Peran Ganda Wanita Tani dalam Mencapai Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan. Iptek Tanaman Pangan Vol. 3
Eka Putra, Moreza. 2012. Peran Perempuan Terhadap Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Di Gampong Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Hakim, Agus Usman. 2006. Fenomena Buruh Tani Wanita ( Studi Tentang Faktor-Faktor yang Menentukan Pilihan Menjadi Buruh Tani di Desa Bungkil Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang ). Universitas Muhammadiyah, Malang.
ILO, 2011. Mengukur Nilai Ekonomi Dan Sosial Pekerjaan Rumah Tangga. Ringkasan Kebijakan no 3, Jenewa.
Mandam, Alpha Nadeira. 2010. Peran Wanita Tani Dalam Pamberdayaan Ekonomi Keluarga Petani Miskin Di Kabupaten Banyumas. Universitas Soedirman, Purwokerto.
Martini, Sri. 2006. Kontribusi Perempuan Petani Pekerja Bordir Dalam Mendukung Ekonomi Keluarga (Kasus Perempuan Pekerja Bordir Di Kabupaten Tasikmalaya).Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI) Telkom, Bandung.
Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Ghalis Indonesia, Jakarta.
Puspitawati, Herien. 2009. Pengaruh Nilai Ekonomi Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga Subyektif. Jurusan Ilmu Keluarga dan Konsultasi Vol. 2
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.
Sitorus, Herti Nelly. 2009. Peranan Wanita Dalam Usahatani Padi Sawah dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Suhaeti, RN dan Edi Basuno. 2003. Integrasi Gender Dalam Penguatan EkonomiMasyarakat Pesisir. Badan Litbang Pertanian, Bogor.
Tobing, Janiar Elisabet L. 2009. Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga di Desa Parulohan Kecamatan Lintong Nihura Kabupaten Humbang Hasundutan. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Wahini, Meda. 2011. Nilai Ekonomi dan Non-Ekonomi Pekerjaan Rumahtangga Istri. IPB, Bogor.