proposal 12

39
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebagai sektor strategis yang tahan krisis dan resesi, sampai saat ini pertanian merupakan penyerap tenaga kerja sangat potensial dengan kecenderungan pelaku utamanya adalah wanita. Kontribusi wanita di sektor pertanian sangat signifikan, sebagai contoh dalam aktivitas usahatani padi sawah. Adapun aktivitas wanita menyangkut kegiatan menanam, menyiang/memelihara, memanen, merontok, membersihkan (menampi), pemasaran hasil, dan sebagainya. Peran tersebut mampu memberikan sumbangan yang besar terhadap penghasilan keluarga. Selain membantu memberikan sumbangan pendapatan dengan bekerja dilahan milik keluarga atau bekerja dilahan milik orang lain, wanita tani juga berkerja dirumah. Menurut Sajogyo (1987), kegiatan wanita tani

Upload: ameersabry

Post on 08-Aug-2015

186 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sebagai sektor strategis yang tahan krisis dan resesi, sampai saat ini pertanian

merupakan penyerap tenaga kerja sangat potensial dengan kecenderungan pelaku

utamanya adalah wanita. Kontribusi wanita di sektor pertanian sangat signifikan,

sebagai contoh dalam aktivitas usahatani padi sawah. Adapun aktivitas wanita

menyangkut kegiatan menanam, menyiang/memelihara, memanen, merontok,

membersihkan (menampi), pemasaran hasil, dan sebagainya. Peran tersebut mampu

memberikan sumbangan yang besar terhadap penghasilan keluarga.

Selain membantu memberikan sumbangan pendapatan dengan bekerja dilahan

milik keluarga atau bekerja dilahan milik orang lain, wanita tani juga berkerja

dirumah. Menurut Sajogyo (1987), kegiatan wanita tani dapat direpresentasikan

melalui:  (1) bekerja di lahan sendiri; (2) sebagai buruh tani; (3) bekerja di luar sektor

pertanian; (4) pekerjaan yang tidak langsung menghasilkan yaitu pekerjaan mengurus

rumah tangga (Mandamdari, 2010). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan

wanita adalah:

a. Kegiatan domestik yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh wanita dalam

rumah tangga. Kegiatan dosmetik yang dilakukan merupakan kegiatan wajib yang

dilakukan oleh istri dalam keluarga. Kegiatan tersebut berupa memasak, mencuci,

menjaga, mengurus anak, dll.

Page 2: Proposal 12

b. Kegiatan ekonomi yaitu kegiatan istri petani yang bertujuan untuk memberikan

sumbangan bagi pendapatan keluarga.

Dari kesimpulan diatas memperlihatkan bahwa wanita sebagai istri petani

berperan dalam kegiatan domestik dan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya

berpengaruh pada dinamika kehidupan keluarga. Pada dasarnya wanita memiliki

peranan ganda dalam rumah tangga, yang terimplikasi pada (1) peran kerja sebagai

ibu rumah tangga (feminine role), yang meski tidak langsung menghasilkan

pendapatan namun secara produktif bekerja mendukung kaum pria (kepala keluarga)

untuk mencari penghasilan (uang); dan (2) peran sebagai pencari nafkah (tambahan

atau utama) (Elizabeth, 2008).

Keterlibatan wanita dalam perekonomian produktif antara lain dipengaruhi

oleh faktor ekonomi, yaitu tidak tercukupinya kebutuhan rumah tangga mereka.

Sebagai ibu rumah tangga, biasanya wanita yang bertanggung jawab dalam mengatur

rumah tangga baik menyangkut kesehatan, gizi, pendidikan, dan pengaturan

pengeluaran biaya hidup keluarga. Ketika kebutuhan-kebutuhan itu tidak tercukupi,

maka wanita yang pertama kali merasakan dampaknya. Sehingga dengan keterlibatan

wanita dalam kegiatan ekonomi produktif setidaknya sebagian kebutuhan keluarga

akan terpenuhi.

Kegiatan domestik yang dilakukan istri yang tidak langsung menghasilkan

uang menggambarkan kegiatan tersebut tidak ada nilai dalam rupiah dibandingkan

kegiatan suami. Suami yang mempunyai kewajiban untuk mencari nafkah untuk

Page 3: Proposal 12

keluarga, memperlihatkan bahwa kegiatannya mempunyai nilai dalam bentuk rupiah

daripada kegiatan isteri. Padahal secara tidak lagsung, kegiatan domestik istri ini

mempengaruhi kegiatan mencari nafkah suami. Sebagai contoh ketika istri

menyiapkan makanan untuk suami sebelum bekerja, kegiatan ini secara tidak

langsung mempengaruhi kegiatan suami dalam mencari nafkah.

Mengurus dan mengatur rumah tangga pada dasarnya merupakan pekerjaan

yang ekonomis produktif. Hal tersebut ditemukan bilamana pelaksanaannya

diserahkan/digantikan oleh orang lain yang diberi imbalan (upah) atas pekerjaannya

mengurus rumah tangga. Upah yang diterima oleh seseorang dikarenakan kegiatan

seseorang tersebut memiliki nilai ekonomis. Menurut Widiarto (2009), pada dasarnya

setiap manusia mempunyai sebuah nilai dalam dirinya sendiri yang disebut dengan

“Nilai Ekonomi”. Definisi nilai ekonomi adalah nilai yang dimiliki oleh seseorang

yang bisa diperhitungkan dengan nilai uang sejak dia memasuki masa produktif

sampai dengan habisnya masa produktif tersebut. Dengan demikian, kegiatan

domestik seorang istri mempunyai nilai yang dapat dihitung dalam nilai uang.

Pada dasarnya kegiatan domestik yang dikerjakan oleh isteri berbeda dengan

kegiatan domestik apabila dilakukan oleh orang lain dalam keluarga. Hal ini

dikarenakan dalam pekerjaan domestik yang dilakukan oleh istri ada unsur kasih

sayang seorang ibu terhadap keluarganya dan ini tidak dapat diukur dalam bentuk

apapun. Menurut Chadeau (1983) dalam Puspitawati (2009) tidak semua aktivitas

yang dilakukan di dalam rumah tangga dapat diperhitungkan atau dinilai dengan

uang. Sehingga dalam penelitian ini unsur kasih sayang tersebut tidak diukur.

Page 4: Proposal 12

Kecamatan Darussalam merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh

Besar yang sebagian besar penduduknya melakukan kegiatan usahatani padi sawah.

Kegiatan usahatani padi sawah yang diterapkan sudah mulai menuju kearah yang

modern karena didaerah tersebut telah mengaplikasikan beberapa teknologi seperti

penggunaan traktor dan memaksimalisasi penggunaan irigasi. Berdasarkan

penjabaran diatas, penulis tertarik melakukan penelitian terhadap valuasi kegiatan

domestik istri dalam kehidupan keluarga petani di Kecamatan Darussalam Kabupaten

Aceh Besar. Dengan menggambarkan nilai kegiatan domestik yang dilakukan oleh

seorang istri petani dapat memperlihatkan bahwasannya kegiatan domestik tersebut

bukan hal yang tidak ada nilainya hanya karena kegiatan tersebut tidak menghasilkan

uang.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana pembagian waktu antara kegiatan domestik dengan kegiatan

ekonomi istri petani di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar ?

b. Berapa besar nilai (value) kegiatan domestik yang dilakukan oleh istri petani

di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar ?

Page 5: Proposal 12

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan diatas, tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk melihat pembagian waktu antara kegiatan domestik dengan kegiatan

ekonomi istri petani di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar.

b. Untuk mengetahui besar nilai (value) kegiatan domestik yang dilakukan oleh

istri petani di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar.

4. Kegunaan Penelitian

a. Hasil penelitian diharapakan menjadi bahan masukan untuk istri petani,

tentang nilai (value) kegiatan domestiknya dalam kehidupan keluarganya.

b. Penelitian ini berguna bagi peneliti dalam usaha mengaplikasikan dan

memperdalam pengetahuan dibidang ilmu Sosial Ekonomi Pertanian

khususnya dan ilmu pertanian umumnya yang telah diperoleh dibangku

kuliah.

c. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan studi di Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

Darussalam Banda Aceh.

5. Kerangka Pemikiran

Kata istri petani terdiri dari dua suku kata yaitu istri dan petani. Kata istri

berarti wanita (perempuan) yang telah menikah atau yang bersuami secara sah dimata

Page 6: Proposal 12

hukum maupun agama sedangkan kata petani diartikan sebagai orang yang mata

pencahariannya bercocok tanam (mengusahakan tanah) (Poerwadarminta, 2007).

Sehingga kata istri petani dapat diartikan sebagai seorang wanita yang telah menikah

atau yang telah bersuami, dimana mata pencaharian utama suaminya adalah bertani.

Istri petani merupakan sosok wanita pedesaan baik yang dewasa maupun muda.

Mereka terlibat secara langsung atau tidak dengan tetap atau sewaktu-waktu dalam

kegiatan usaha tani dan kesibukan lainnya berhubungan dengan kehidupan dan

penghidupan keluarga tani dipedesaan.

Istri petani sehubungan dengan peranan dan kedudukannya dalam rumah

tangga perlu diberikan perhatian khusus yang secara bersama dikaitkan dengan

kepentingan keluarga tani. Padahal banyak orang percaya kalau wanita selayaknya

berada dilingkungan rumah tangga dengan tugas-tugas seperti melahirkan dan

membesarkan anak, serta mengurus suami, agar keluarga tenteram dan sejahtera.

Pandangan seperti itu dapat dibenarkan oleh penganut Teori Nature. Tetapi jika

disimak, maka pandangan tersebut lebih memihak dan menguntungkan suami. Suami

dengan segala aktifitasnya diluar rumah memungkinkan dihormati dan dihargai.

Sementara isteri dengan ke-perempuan-nya ditempatkan pada posisi yang terpojok,

karena perannya terbatas didalam rumah ( sektor domestik), dan jerih payahnya tidak

menghasilkan uang (Chalid, 2006).

Kegiatan domestik yang dilakukan oleh istri petani yaitu seperti pengaturan

pengeluaran hidup rumah tangga yang menyangkut kesehatan dan gizi keluarga,

pendidikan anak-anak, dan kelangsungan hidup dalam masyarakat membutuhkan

Page 7: Proposal 12

keterampilan dan pengetahuan home economic (Elizabeth, 2008). Dengan demikian

kegiatan domestik yang dilakukan oleh istri petani bukan serta merta tanpa adanya

keterampilan. Ketrampilan yang diperoleh tersebut tidak didapat dari bangku sekolah

yang telah dijalani melainkan dari kehidupannya semasa remaja hingga sebelum

menikah.

Selain itu, menurut Elizabeth (2007) dalam Puspitawati (2009) juga

mengatakan bahwa kemampuan dan potensi yang memadai dari perempuan, sebagai

istri dan ibu rumah tangga, merupakan aspek terpenting dalam menentukan

keberhasilan rumah tangga terutama masa depan anak-anak/generasi penerus. Hal ini

memperjelaskan bahwa kegiatan domestik istri sangat penting dalam dinamika

kehidupan keluarganya khususnya kepada masa depan anak-anaknya.

Jumlah dan curahan waktu/tenaga wanita dalam mengurus kelangsungan

rumah tangga lebih tinggi dibanding pria sebagai kepala keluarga. Menurut Suhaeti

dan Edi Basono (2003) wanita dewasa atau istri melakukan semua kegiatan domestik.

Kegiatan domestik yang dilakukan adalah memasak, mencuci baju, menyetrika,

mencuci piring, mengambil air, menyapu rumah dan halaman, mengepel, mengurus

anak dan belanja sehari-hari. Dalam keluarga, kegiatan domestik tersebut hanya

dilakukan oleh wanita sehingga memperkuat persepsi bahwa pekerjaan domestik

adalah pekerjaan wanita. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 8: Proposal 12

Tabel 1 Partisipasi Anggota Keluarga Dalam Kegiatan DomestikNo Jenis Kegiatan LD LA PD PA

1 Memasak - - -2 Mencuci Baju - - -3 Menyetrika - - -4 Mencuci Piring - - -5 Mengambil Air - -6 Menyapu Rumah - - 7 Manyapu Halaman - - 8 Mengepel - - 9 Mengurus Anak - -10 Belanja Sehari-hari - -

  Frekuensi  2 0 10 4Sumber : Suhaeti dan Edi Basono, 2003

Keterangan :LD : Laki-laki DewasaLA : Laki-laki Anak-anakPD : Perempuan DewasaPA : Perempuan Anak-anak

Hasil penelitian Sitorus (2009) juga memperlihatkan bahwa pekerjaan rumah

tangga adalah pekerjaan wanita karena curahan waktu yang dicurahkan wanita lebih

besar daripada pria. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Rata-Rata Jumlah Jam Kerja Anggota Keluarga Dalam Satu Hari Pada Pekerjaan Rumah Tangga (Jam/Hari)

Sumber : Sitorus, 2009Keterangan : 0 menunjukkan jam, ‘ adalah menit, “ adalah detik.

Page 9: Proposal 12

Mengurus dan mengatur rumah tangga pada dasarnya merupakan pekerjaan

yang ekonomis produktif. Hal tersebut ditemukan bilamana pelaksanaannya

diserahkan/digantikan oleh orang lain yang diberi imbalan atas pekerjaannya

mengurus rumah tangga (upah). Adanya pemberian upah ini adalah akibat dari

adanya nilai dalam kegiatan tersebut. Nilai yang dimaksud dalam hal ini adalah nilai

ekonomis yang dapat diukur dalam rupiah.

Dalam istilah ekonomi, seseorang dapat membedakan antara penilaian yang

didasarkan pada biaya input dan penilaian yang didasarkan pada nilai atau harga dari

output yang dihasilkan. Di sisi input, orang mungkin berpandangan bahwa ukuran

nilai ekonomi yang paling jelas adalah nilai yang tampaknya ditetapkan oleh “pasar”,

yaitu upah. Dalam penilaian berbasis output, orang memperkirakan nilai barang dan

jasa yang dihasilkan alih-alih tenaga kerja, modal dan input lain yang termasuk ke

dalam produksi barang dan jasa. Namun, pekerjaan rumah tangga merupakan sebuah

kasus khusus dalam hal yang telah dijelaskan oleh System of National Accounts

(SNA-1993) internasional bahwa pada dasarnya output yang dihasilkan oleh pekerja

rumah tangga adalah setara dengan upahnya (termasuk pembayaran dengan barang),

yang setara dengan produktivitasnya (ILO, 2011).

Upah dan produktivitas kerja ini didasarkan kepada para pekerja pekerjaan

rumah tangga berbayar. Pekerja yang membantu melakukan kegiatan domestik

dinamakan Pembantu Rumah Tangga (PRT). Dari hasil survey yang dilakukan oleh

Aisyah (2008) yang berjudul ”Hasil Survey – Berapa Pasaran Gaji Pembantu Rumah

Page 10: Proposal 12

Tangga (Prt) Keluarga Muda Jaman Sekarang” dengan 40 koresponden yang

sebagian besar berada di Jakarta, menjelaskan bahwa:

a. Gaji perbulan

Rata-rata mulai dari Rp 350.000 – Rp 750.000. Uang saku sekitar Rp

20.000-Rp 30.000 per minggu dan berarti ada uang tambahan sekitar Rp

80.000 – 150.000 per bulan. Pemberian THR 1 kali setahun sebesar 1

bulan gaji. Apabila ada kegiatan di rumah dan memerlukan tenaganya

maka akan ada uang lembur dengan jumlah Rp 25.000 – Rp 50.000 per

acara.

b. Deskripsi pekerjaan PRT (Pembantu Rumah Tangga)

Adapun yang dilakukan oleh PRT seperti mencuci pakaian, menjemur

pakaian, menyetrika, memasak, menyapu dan mengepel rumah. Namun

ada juga yang merangkap mengurus anak.

c. Jam kerja

Kebanyakan PRT mulai bekerja dari jam 5.30 pagi dan selesai sekitar jam

7-10 malam.

Selain PRT (Pembantu Ruma Tangga), ada juga yang khusus mengurus anak

dan disebut sebagai Babysister. Babysister hanya berfokus mengurus anak mulai anak

bangun pagi hingga tidur malam. Upah yang diterima babysister tersebut berkisar

antara Rp 800.000 – Rp 1.000.000,-/Bulan (Aisyah,2008).

Page 11: Proposal 12

Untuk daerah Aceh, upah PRT berkisar antara Rp 500.000 – Rp

600.000,-/Bulan. Deskriptif pekerjaannya antara lain menjaga anak, memasak,

menyetrika dan mengurus rumah (Anonymous, 2012).

Dari data diatas memperlihatkan bahwa adanya perbedaan upah PRT yang

diterima oleh PRT ditiap Propinsi. Untuk upah PRT minimum, pemerintah belum

menetapkan berapa kisarannya. Akan tetapi pemerintah menetapkan suatu Upah

Minimum Regional (UMR). UMR adalah suatu standar minimum yang digunakan

oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai,

karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah mengatur

pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29

Mei 1989 tentang Upah Minimum (Anonymous2, 2012). Saat ini UMR juga dikenal

dengan istilah Upah Minimum Propinsi (UMP) karena ruang cakupnya biasanya

hanya meliputi suatu propinsi. Untuk Propinsi Aceh, UMPnya adalah Rp

1.400.000,-/Bulan (Anonymous1, 2012).

Selain melakukan kegiatan domestik, istri petani juga melakukan kegiatan

ekonomi yang bertujuan untuk menambah pendapatan keluarga. Kegiatan ekonomi

yang dilakukan istri petani baik dilahan milik keluarga atau dilahan milik orang lain

dan bekerja diluar sektor pertanian mempunyai nilai yang rill terhadap pendapatan

keluarganya. Dalam penelitian yang berjudul Peranan Istri Petani Ternak Ayam Buras

Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga di Kabupaten Bulukumba oleh

Abdullah dan Amrawati (2008) memperlihatakan bahwa rata-rata istri petani

Page 12: Proposal 12

menyumbang pendapatan sebesar Rp. 145.800,-/Bulan dengan curahan waktu

sebesar 124 Menit/Hari dalam kegiatan usaha ternak ayam buras tersebut.

Menurut Sitorus (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Peranan Wanita

Dalam Usahatani Padi Sawah dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga di

Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir

menyatakan bahwa istri petani menyumbang pendapatan sebesar Rp

4.044.000,-/Tahun. Sumber-sumber pendapatan wanita tani (istri) berasal dari

berdagang dan beternak sehingga dapat menambah pendapatan keluarga. Sedangkan

kontribusi pendapatan istri petani dalam kegiatan usahatani padi sawah adalah Rp

215.800/Musim Tanam. Keikutan wanita dalam usahatani padi sawah, sangat

menonjol pada saat pembibitan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan.

Sedangkan keterlibatan pria pada saat pembibitan, pengolahan tanah, pengairan,

pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, serta panen.

Selain bekerja disektor pertanian, istri petani juga bekerja di luar sektor

pertanian. Dalam penelitian yang berjudul Kontribusi Perempuan Petani Pekerja

Bordir Dalam Mendukung Ekonomi Keluarga (Kasus Perempuan Pekerja Bordir Di

Kabupaten Tasikmalaya) oleh Martini (2006) memeperlihatkan bahwa untuk

membantu pendapatan keluarga, istri petani bekerja sebagai pekerja bordir pakaian.

Selain itu, menurut Darwina (2010) istri petani bekerja sebagai pengrajin pada

Industri Batu Bata.

Curahan waktu bekerja merupakan salah satu aspek dalam memperoleh

pendapatan atau upah dalam suatu pekerjaan. Dalam penelitian yang berjudul Peranan

Page 13: Proposal 12

Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda

Dalam Rumah Tangga di Desa Parulohan Kecamatan Lintong Nihura Kabupaten

Humbang Hasundutan oleh Janiar Elisabet L. Tobing (2009) memperlihatkan bahwa

rata-rata curahan kerja wanita pada tahap penanaman (persiapan lahan, menanam dan

menyulam) lebih kecil dari pada curahan tenaga kerja pria. Hal ini disebabkan karena

pada tahap penanaman pada usahatani kopi terutama pada saat persiapan lahan

memerlukan kebutuhan fisik yang kuat sehingga tenaga pria lebih banyak bergerak

dibidangnya.

Dalam penelitian Sitorus (2009) yang berjudul Peranan Wanita Dalam

Usahatani Padi Sawah dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa

Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir menyimpulkan

juga bahwa curahan tenaga kerja pria lebih besar dari pada curahan tenaga kerja

wanita dalam kegiatan usahatani padi sawah. Hal ini disebabkan karena wanita

mempunyai usaha lain, yaitu beternak, berdagang dan membuka warung.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan kerangka operasional antara kegiatan

ekonomi dan kegiatan domestik yang dilakukan oleh petani dan istri petani dalam

keluarga pada gambar dibawah ini.

Page 14: Proposal 12

Gambar 1. Kerangka Operasional Antara Kegiatan Ekonomi dan Kegiatan Domestik yang dilakukan Petani dan Istri Petani dalam Keluarga

6. Penelitian Terdahulu

Berkaitan dengan nilai ekonomi dari kegiatan domestik istri, telah terlebih

dahulu dilakukan penelitian oleh Puspitawati (2009) yang berjudul Pengaruh Nilai

Ekonomi Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga Subjektif.

Tempat penelitian tersebut berada di Desa Hambaro Kecamatan Nanggung

merupakan kecamatan termiskin di Kabupaten Bogor dengan sampel terbesarnya

Page 15: Proposal 12

(74,55%) adalah istri petani. Dari kesimpulan penelitian tersebut mempelihatkan

bahwa total rata-rata nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga setara dengan Rp

6.223,- per hari atau setara dengan Rp 186.600,- per bulan atau setara dengan Rp

2.240.280,- per tahun. Selain itu juga memperlihatkan bahwa nilai ekonomi jika

dilihat berdasarkan punya atau tidaknya balita dalam suatu rumah tangga, hasil

perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga

yang memiliki anak balita lebih rendah daripada keluarga yang tidak memiliki anak

balita dengan selisih sebesar Rp 14.910,-. Hal ini menunjukkan bahwa pengasuhan

memiliki nilai ekonomi yang cukup signifikan namun masih lebih rendah

dibandingan dengan nilai ekonomi pekerjaan rumah tangga lainnya

Selain itu, Wahini (2011) juga telah melakukan penelitian yang berjudul Nilai

Ekonomi dan Non-Ekonomi Pekerjaan Rumah Tangga Istri. Tempat penelitian ini

berada di wilayah perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Sidoarjo, dengan jumlah

585 sampel yang diambil secara acak sederhana. Metode penilaian pekerjaan

rumahtangga dilakukan dengan cara, replacement cost yakni upah pekerja di pasar

kerja yang bertugas melayani pekerjaan sama dengan tugas-tugas rumahtangga yang

berlaku di Kabupaten Sidoarjo dengan pengali waktu yang digunakan dan matriks

bobot (nilai tertimbang), dan opportunity cost yaitu upah minimum pekerja pasar per

jam dengan pengali waktu dan nilai tertimbang; sebagai perhitungan nilai ekonomi.

Nilai non-ekonomi digunakan uji nilai tengah tentang hasil yang dirasakan

(perceived).

Page 16: Proposal 12

Dari kesimpulan penelitian Wahini (2011) diperoleh nilai ekonomi pekerjaan

rumahtangga berdasarkan replacement cost rata-rata Rp48.142,62,- per hari, dengan

nilai lebih tinggi di perkotaan; sedangkan berdasarkan opportunity cost Rp3.155,03,-

per hari dengan nilai lebih tinggi di perdesaan. Nilai ekonomi pekerjaan rumahtangga

istri berdasarkan replacement cost tertinggi pada aktivitas perawatan anak usia

sekolah, dan terendah pada aktivitas perawatan rumah. Nilai ekonomi pekerjaan

rumahtangga istri berdasarkan opportunity cost paling tinggi untuk aktivitas

perawatan anak usia sekolah dan paling rendah pada aktivitas perawatan anak usia

balita. Sebagian besar istri di perkotaan dan di perdesaan merasa produk dari aktivitas

berbelanja, memasak, mencuci peralatan maupun pakaian, menyetrika pakaian,

membersihkan rumah dan mengasuh anak sudah cocok dan sesuai dengan keinginan

dan harapannya (perceived intangible outcome).

Hasil penelitian Wahini (2011) juga memperlihatkan waktu istri untuk

pekerjaan rumahtangga dialokasikan kurang dari tujuh jam per hari, atau seperempat

dari total waktu per hari untuk aktivitas lainnya seperti aktivitas publik, sosial atau

pribadi. Alokasi waktu istri di perdesaan lebih besar dibandingkan istri di perkotaan.

Waktu istri dialokasikan paling banyak untuk penyediaan konsumsi makanan dan

paling sedikit untuk perawatan anak usia remaja.

7. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Page 17: Proposal 12

a. Pembagian waktu antara kegiatan domestik lebih besar dari pada curahan

waktu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh istri petani di Kecamatan

Darussalam Kabupaten Aceh Besar.

b. Nilai (value) dari kegiatan domestik lebih kecil daripada value kegiatan

ekonomi yang dilakukan oleh istri petani di Kecamatan Darussalam

Kabupaten Aceh Besar.

Page 18: Proposal 12

BAB II

METODE PENELITIAN

1. Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Lambaro Sukon, Desa Cot dan Desa Blang di

Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Objek penelitian ini adalah istri dari

petani yang menanam baik itu padi sawah atau cabe atau sayur-sayuran atau pun yang

lain-lainnya. Ruang lingkup dari penelitian ini hanya terbatas pada kegiatan domestik

dan kegiatan ekonomi istri petani dalam kehidupan keluarganya. Hal ini dilakukan

untuk membandingkan nilai dan curahan waktu kerja kegiatan domestik dan kegiatan

ekonomi yang dilakukan oleh istri petani. Rumah tangga yang diteliti adalah rumah

tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

2. Metode dan Teknik Pengambilan Sampel.

Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling yaitu teknik

pengambilan sampel secara sengaja karena ada pertimbangan tertentu. Pertimbangan

pengambilan sampel ini didasarkan pada kriteria yaitu berstatus sebagai istri petani,

berasal dari keluarga lengkap (intact family), mempunyai lahan pertanian dan

bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Besar sampel yang diambil sebanyak 10%

dari jumlah populasi istri petani di ketiga desa yang telah ditentukan yaitu Desa

Lambaro Sukon, Desa Cot dan Desa Blang di Kecamatan Darussalam Kabupaten

Page 19: Proposal 12

Aceh Besar. Pemilihan ketiga desa ini didasarkan bahwa pada desa ini banyak yang

mengusahakan sektor pertaniaannya.

Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Istri Petani di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar No. Nama Desa Jumlah Istri Petani (Jiwa) Sampel

1 Blang120 12

2 Cot120 12

3 Lambaro Sukon135 14

Jumlah375 38

Sumber: Arsip Kecamatan Darussalam, 2012

3. Metode Pengumpulan Data.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.

Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta

atau gejala yang ada dalam mencari keterangan secara faktual, baik tentang situasi

sosial, ekonomi dan kelompok atau daerah (Nazir, 1999).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer data

sekunder. Data primer berupa data yang diperoleh dari sampel terpilih dan teknik

wawancara menggunakan daftar kuisoner yang terstruktur. Wawancara ini akan

dilakukan terhadap istri petani. Sedangkan data sekunder berasal dari studi

perpustakaan, internet, instansi terkait, modul, dan artikel-artikal yang berhubungan

dengan penelitian. Hal ini bertujuan untuk memperkuat data primer.

Page 20: Proposal 12

4. Konsep dan Batasan Variabel

Batasan konsep-konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Kegiatan domestik istri petani adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

mengurusi pekerjaan rumah tangga yang terdiri dari memasak, mencuci baju,

menyetrika, mencuci piring, mengambil air, menyapu rumah dan halaman,

mengepel, mengurus anak dan belanja sehari-hari.

b. Kegiatan ekonomi istri petani adalah kegiatan yang dilakukan oleh istri petani

yang bertujuan untuk memberikan sumbangan bagi pendapatan keluarga.

Kegiatan ekonomi ini yaitu membantu bekerja dilahan milik keluarga, bekerja

dilahan milik orang lain dan bekerja diluar sektor pertanian seperti bekerja

sebagai pengrajin di Industri Batu Bata.

c. Curahan waktu kerja adalah jumlah jam kerja istri petani berdasarkan kegiatan

dosmetik dan kegiatan ekonomi.

d. Konsep valuasi adalah konsep pemberian nilai terhadap kegiatan ekonomi dan

kegiatan istri petani. Untuk kegiatan ekonomi, pemberian nilainya

berdasarkan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan ekonomi tersebut.

Sedangkan untuk kegiatan domestik, pemberian nilainya didasarkan pada

nilai tukar/harga setara uang dari aktivitas pekerjaan

rumahtangga apabila dikerjakan oleh pembantu rumah tangga

(PRT), dengan perkiraan antara Rp 400.000 – Rp 750.000/Bulan. Pemberian

nilai ini didasarkan oleh banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh istri petani.

Page 21: Proposal 12

Batasan variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Istri petani terbatas pada istri dengan sektor pekerjaan suami sebagai petani

padi, cabe, dan sayur-sayuran.

b. Nilai kegiatan domestik terbatas pada setiap kegiatan istri dengan perkiraan

nilai antara Rp 400.000 – Rp 750.000/Bulan.

c. Nilai kegiatan ekonomi adalah nilai yang diperoleh oleh istri dari kegiatan

ekonomi yang dilakukan yang berbentuk pendapatan dari kegiatan ekonomi

tersebut (Rp/Bulan).

d. Curahan waktu kerja terbatas pada besarnya nilai yang dicurahkan untuk

kegiatan domestik dan ekonomi istri (Jam/Bulan).

e. Umur istri petani pada rentang usia istri petani sejak lahir hingga waktu

penelitian berlangsung (Tahun).

f. Tingkat pendidikan istri petani terdiri dari jenjang pendidikan formal yang

telah ditempuh istri petani (Tahun).

g. Jumlah anak adalah jumlah tanggungan anak dalam keluarga petani (Jiwa).

h. Umur anak adalah rentang usia anak sejak lahir hingga waktu penelitian

berlangsung (Tahun).

i. Umur suami adalah rentang usia suami sejak lahir hingga waktu penelitian

berlangsung (Tahun).

Page 22: Proposal 12

5. Metode Analisis

Data dari lapangan diperoleh dan dikumpulkan maka :

a. Untuk menganalisis hipotesis 1 menggunakan metode analisis deskriptif.

Analisis deskriptif adalah cara analisis dengan mendeskriptifkan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiman adanya tanpa

adanya kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dimana hal-hal yang perlu

dijelaskan adalah curahan waktu antara kegiatan domestik dan kegiatan

ekonomi.

b. Untuk menganalisis hipotesis 2 juga menggunakan metode analisis

deskriptif, kemudian untuk kegiatan domestik akan diberi nilai berkisar

antara Rp 400.000 – Rp 750.000/Bulan. Pemberian nilai ini didasarkan

oleh banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh istri petani. Kemudian

dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh istri petani.

Page 23: Proposal 12

Daftar Pustaka

Abdullah, Agustina dan A. Amrawati. 2008. Peranan Istri Petani Ternak Ayam Buras Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga di Kabupaten Bulukumba. Universitas Hasanudin, Makasar.

Aditya Iskandar, dkk, 2009. Pengertian Biaya, Harga, Nilai dan Pasar. Tersedia di http://adityaiskandar.wordpress.com/2009/02/17/pengertian-biaya-harga-nilai-dan-pasar/ . (Diakses tanggal 1 Juli 2012)

Aisyah. 2008. Hasil Survey – Berapa pasaran gaji Pembantu Rumah Tangga (PRT) keluarga muda jaman sekarang. Tersedia di http://www.monikatanu.com/blog/2008/04/hasil-survey-berapa-pasaran-gaji-pembantu-rumah-tangga-prt-keluarga-muda-jaman-sekarang/. (Diakses tanggal 20 Mei 2012).

Anonymous. 2012. Rumah Tangga - Pembantu Rumah Tangga di Aceh. Tersedia di http://aceh.olx.co.id/rumah-tangga-pembantu-rumah-tangga-cat-414 (Diakses tanggal 2 Juli 2012).

Anonymous1. 2012. Upah Minimum Provinsi Aceh 2010. Tersedia di http://disnakermobduk.acehprov.go.id/index.php/infoberita/45-umum/73-upah-minimum-provinsi-aceh-2010.html (Diakses tanggal 2 Juli 2012).

Anonymous2. 2012. Upah Minimum Regional. Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Upah_minimum_regional (Diakses tanggal 2 Juli 2012).

BPS. 2011. Aceh Besar Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik, Banda Aceh.

Chalid, Ida Rahmy. 2006. Peranan Perempuan Tani Dalam Permberdayaan Ekonomi Keluarga Patani Miskin (Studi Kasus Keluarga Petani Sawah Tadah Hujan Di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai Kabupaten Maros). Universitas Hasanudin, Makasar.

Darwina. 2010. Analisis Kontribusi Pendapatan Pengrajin Wanita pada Industri Batu Bata Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Terhadap Pandapatan Rumah Tangga. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Elizabeth, R. 2008. Peran Ganda Wanita Tani dalam Mencapai Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan. Iptek Tanaman Pangan Vol. 3

Page 24: Proposal 12

Eka Putra, Moreza. 2012. Peran Perempuan Terhadap Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Di Gampong Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Hakim, Agus Usman. 2006. Fenomena Buruh Tani Wanita ( Studi Tentang Faktor-Faktor yang Menentukan Pilihan Menjadi Buruh Tani di Desa Bungkil Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang ). Universitas Muhammadiyah, Malang.

ILO, 2011. Mengukur Nilai Ekonomi Dan Sosial Pekerjaan Rumah Tangga. Ringkasan Kebijakan no 3, Jenewa.

Mandam, Alpha Nadeira. 2010. Peran Wanita Tani Dalam Pamberdayaan Ekonomi Keluarga Petani Miskin Di Kabupaten Banyumas. Universitas Soedirman, Purwokerto.

Martini, Sri. 2006. Kontribusi Perempuan Petani Pekerja Bordir Dalam Mendukung Ekonomi Keluarga (Kasus Perempuan Pekerja Bordir Di Kabupaten Tasikmalaya).Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI) Telkom, Bandung.

Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Ghalis Indonesia, Jakarta.

Puspitawati, Herien. 2009. Pengaruh Nilai Ekonomi Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga Subyektif. Jurusan Ilmu Keluarga dan Konsultasi Vol. 2

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.

Sitorus, Herti Nelly. 2009. Peranan Wanita Dalam Usahatani Padi Sawah dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Suhaeti, RN dan Edi Basuno. 2003. Integrasi Gender Dalam Penguatan EkonomiMasyarakat Pesisir. Badan Litbang Pertanian, Bogor.

Tobing, Janiar Elisabet L. 2009. Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga di Desa Parulohan Kecamatan Lintong Nihura Kabupaten Humbang Hasundutan. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Page 25: Proposal 12

Wahini, Meda. 2011. Nilai Ekonomi dan Non-Ekonomi Pekerjaan Rumahtangga Istri. IPB, Bogor.