proposal gue 12

26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transportasi merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dan bangsa Indonesia. Aktivitas perkembangan transportasi di Indonesia yang terdiri dari berbagai matra (transportasi laut dan transportasi lainnya) semakin meningkat. Hal ini merupakan dampak dari aktivitas perekonomian dan aktifitas sosial budaya dan masyarakat. Disamping itu, proses deregulasi proses pembaruan regulasi di bidang transportasi secara nasional juga telah memicu peningkatan aktifitas transportasi. Peningkatan aktifitas transportasi secara nasional baik dalam matra transportasi darat, laut, udara, perkeretaapian tersebut di sisi lain juga berdampak semakin meningkatnya insiden dan kecelakaan transportasi. Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini harus menjadi perhatian seluruh pihak, bukan hanya pemilik kapal tetapi juga 1

Upload: satria-buana

Post on 12-Aug-2015

166 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Gue 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Transportasi merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dan bangsa

Indonesia. Aktivitas perkembangan transportasi di Indonesia yang terdiri dari

berbagai matra (transportasi laut dan transportasi lainnya) semakin

meningkat. Hal ini merupakan dampak dari aktivitas perekonomian dan

aktifitas sosial budaya dan masyarakat. Disamping itu, proses deregulasi

proses pembaruan regulasi di bidang transportasi secara nasional juga telah

memicu peningkatan aktifitas transportasi.

Peningkatan aktifitas transportasi secara nasional baik dalam matra

transportasi darat, laut, udara, perkeretaapian tersebut di sisi lain juga

berdampak semakin meningkatnya insiden dan kecelakaan transportasi.

Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini harus menjadi perhatian

seluruh pihak, bukan hanya pemilik kapal tetapi juga pemerintah, instansi

terkait dan masyarakat yang harus lebih aktif dalam memberikan informasi.

Penyebab utama kecelakaan laut pada umumnya adalah karena faktor

kelebihan angkutan dari daya angkut yang ditetapkan, baik itu angkutan

barang maupun orang.

Berbagai macam-macam industri bermunculan, disertai penggunaan

teknologi muktahir, penggunaan bermacam-macam mesin, kondisi kerja serta

cara kerja, juga pemakaian beraneka ragam bahan-bahan kimia, akan

membawa akibat sampingan dikalangan tenaga kerja, yaitu meningkatnya

1

Page 2: Proposal Gue 12

berbagai macam kecelakaan kerja. Untuk itu dirasakan perlu adanya

pengetahuan tentang pelayanan medis dan pengetahuan pertolongan pertama

pada kecelakaan, yang nantinya dapat dilaksanakan dalam unit-unit kerja.

Kantor Kesehatan Pelabuhan merupakan UPT pusat yang berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Dimana

salah satu tugas dari KKP pada bidang kekarantinaan, kedatangan dan

keberangkatan kapal dalam negeri atau luar negeri. Petugas KKP harus

memeriksa kelengkapan dokumen salah satunya sertifikat P3K yang harus

dipenuhi untuk syarat pengeluaran surat izin kesehatan berlayar pada setiap

kapal.

Tujuan P3K merupakan pertolongan yang harus segera diberikan kepada

para penumpang dan tenaga kerja yang menderita kecelakaan atau penyakit

mendadak di tempat kerja. Sesuai dengan pasal 22 Seksi Kesehatan Kerja

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, evaluasi dan

koordinasi pelayanan pengujian kesehatan nakhoda, anak buah kapal dan

penjamah makanan, pengawasan persediaan obat/ P3K di kapal/pesawat

udara, kajian ergonomik, advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja,

pengembangan jejaring kerja, kemitraan dan teknologi, serta pendidikan dan

pelatihan bidang kesehatan kerja di wilayah kerja pelabuhan/bandara dan

lintas batas.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui apakah

salah satu kapal yang ada di pelabuhan Lembar memiliki ketersediaan P3K

2

Page 3: Proposal Gue 12

yang memenuhi syarat untuk akan diberikan surat izin kesehatan berlayar

oleh petugas KKP.

I.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah “

Apakah ketersediaan obat P3K di kapal sudah memenuhi syarat untuk

dikeluarkannya surat izin kesehatan berlayar ? “

1. 3. Tujuan Penelitian

1. 3. 1 Tujuan umum

1. Mengetahui ketersediaan obat P3K yang berhubungan dengan

keluarnya sertifikat P3K yang merupakan salah satu syarat

dikeluarkannya surat izin kesehatan berlayar

1. 3. 2. Tujuan khusus

1. Mengetahui macam-macam obat-obat P3K yang harus tersedia diatas

kapal

2. Untuk mengetahui kapal tersebut memiliki sertifikat P3K

3. Untuk mengetahui kapal tersebut memiliki surat izin kesehatan

berlayar

I.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi peneliti:

Mengetahui secara lebih mendalam pemeriksaan obat P3K yang dilakukan

oleh petugas KKP pada seksi kekarantinaan kapal

3

Page 4: Proposal Gue 12

1.4.2. Bagi KKP mataram

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan referensi

pihak KKP Mataram dalam melaksanakan pemeriksaan obat P3K guna

memberikan sertifikat P3K pada setiap kapal.

1.4.3 Bagi Crew dan Nahkoda

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih

memperhatikan ketersediaan obat-obatan P3K agar dapat melakukan

pertolonga pertama bila penumpang atau crew menderita penyakit.

4

Page 5: Proposal Gue 12

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian P3K

P3K adalah pertolongan pertama yang diberikan kepada orang yang

mendapat kecelakaan sebelum mendapat pertolongan medis/ paramedis atau

rumah sakit.

2.2 Tujuan P3K

1. Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernafasan dan

menghentikan perdarahan

2. Mencegah terjadinya cedera yang lebih parah

3. Mencegah terjadinya kecacatan bagi si korban

4. Mencegah terjadinya komplikasi seperti kerusakan jaringan lebih luas

akibat patah tulang karena salah angkat

5. Mencegah bahaya akibat infeksi

6. Meringankan penderitaan bagi si korban

7. Melindungi korban dari bahaya-bahaya lain yang mengancam

2.3 Syarat-syarat penolong

Seorang penolong harus mempunyai pengetahuan tentang keterampilan P3K.

Untuk itu seorang penolong perlu :

1. Mempelajari dasar-dasar pengetahuan P3K

2. Mengikuti latihan P3K berulang kali dan tertatur

5

Page 6: Proposal Gue 12

3. Dapat mempergunakan alat yang ada di sekitar tempat kejadian sebagai

bahan penolong.

2.4 Sikap Seorang Penolong

1.Tidak boleh panik, harus sabar dan tenang

2. Waspada akan keadaan di sekitar tempat kecelakaan

3. Selalu waspada akan keadaan si korban

4. Dapat menenangkan si penderita

5. Melaporkan setelah memberikan pertolongan dengan cara :

a.Mencatat identitas korban

b. Mencatat waktu dan tempat kejadian

c.Mencatat pertolongan yang telah diberikan

2.5 Dasar-dasar melakukan P3K

1. Bertindak cepat, tepat dan tidak panik

2. Menguasai teknik-teknik :

a. Melakukan nafas buatan dari mulut ke mulut (mouth to mouth)

b. Melakukan pijat jantung

c. Menghentikan perdarahan

d. Mengobservasi vital-sign penderita :

Tensi

Denyut nadi (denyut jantung 60 – 90 X / menit)

Frekwensi pernafasan (16 – 22 X / menit)

Suhu badan (36º – 37º C)

Menyediakan transportasi bagi penderita.

6

Page 7: Proposal Gue 12

P3K yang tepat sangat menolong penderita dan sebaliknya tindakan yang

kurang tepat atau salah dapat berakibat memberatkan penderita atau cacat

fisik bahkan berakibat fatal. Dalam melakukan P3K, si penolong jangan

sampai turut menjadi korban sia-sia.

2.6 Peralatan

Peralatan-peralatan yang harus tersedia dalam rangka pertolongan pertama

pada kecelakaan, yang penting terdiri dari :

Buku Petunjuk P3K

Pembalut segitiga

Pembalut biasa

Kasa steril

Kapas putih

Snelverband

Plester

Bidai (spalk)

Gunting perban

Pinset

Kertas pembersih

Sabun

Lampu senter

Pisau lipat

7

Page 8: Proposal Gue 12

2.7 Obat-Obatan

Persediaan obat-obatan yang penting pada umumnya adalah:

Obat pelawan rasa sakit (antalgin)

Obat pelawan mulas-mulas (papoverin, dll)

Obat pelawan pedih perut (promag, dll)

Norit

Obat anti alergi

Amoniak cair 25% (untuk membangunkan orang pingsan)

Obat tetes mata

Salep mata berantibiotika

Salep antihistamin

Obat gosok / balsam

Rivanol

Salep sulfa

Antiseptika (betadine, dettol, dll)

Ephedrine (untuk sesak napas)

Oralit

2.8 Standar Oprasional Prosedur Pengawasan Obat dan Alat Kesehatan

Kapal

1. Persiapan

A. Sumber Daya Manusia

Dokter

8

Page 9: Proposal Gue 12

D-3 Farmasi

D-3 Keperawatan

B. Sarana Dan Prasarana Peralatan

Mobil Operasional

Kendaran operasional

Handy Talky

Life Jacket

Sepatu safety

Helm

Sarung tangan

Kacamata Google

Bahan

Surat Tugas

Check List/Daftar Obat, P3K Kapal sesuai dengan IMO

From Berita Acara Hasil Pemeriksaan

Blangko Sertifikat à Baku

2. Jenis Kegiatan Dan Langkah-Langkah Kapal

Pemeriksaan kelengkapan obat dan alat kesehatan dilakukan.

Kepala KKP mengeluarkan Surat Tugas pemeriksaan ketersediaan

obat-obatan/alat kesehatan di kapal.

Petugas pemeriksa menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan

9

Page 10: Proposal Gue 12

Petugas menjelaskan kepada Nakhoda mengenai maksud dan

tujuan pemeriksaan ketersediaan obat-obatan/alat kesehatan dan

menunjukan surat tugas.

Petugas meminta daftar obat-obatan/alat kesehatan dikapal

Petugas melakukan pemeriksaan ketersediaan dan kelengkapan

obat dan alat kesehatan di kapal sesuai persyaratan IMO.

Nakhoda diminta menunjukan keberadaan kelengkaan obat-

obatan/alat kesehatan tersebut.

Petugas memeriksa:

Jenis obat-obatan

Jumlah obat-obatan

Masa kadaluarsa

Jenis alkes dan fungsinya

Tempat penyimpanan

Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas memberitahukan hasil

pemeriksaan kepada nakhoda untuk ditanda tangani, bila hasil

pemeriksaan:

Sesuai standar IMO dan tidak memiliki sertifikat yang valid

maka akan diterbitkan sertifikat obat-obatan / alat kesehatan di

Kapal.

Tidak sesuai standar maka harus melengkapi sebelum

keberangkatan.

10

Page 11: Proposal Gue 12

Sertifikat obat-obatan / alat kesehatan ditanda tangani oleh Kepala

KKP.

3. Jejaring Kerja

ADPEL / ADBANDARA

INSA

Perusahaan pelayaran / airline

Nahkoda

Apotek

Pelaporan

Petugas membuat laporan tertulis kepada Kepala KKP dalam

waktu 1x 24 jam.

Petugas merekap kegiatan dalam buku registrasi.

11

Page 12: Proposal Gue 12

2.9 Alogritma Pengawasan Obat dan Alkes di kapal

12

Kapal bording pergantian SSEC permohonan Agen

Pemeriksaan obat/P3K berdasarkan form

pemeriksaan obat-obatan di kapal IMO

Lengkap dengan Sertifikat Invalid

Tidak lengkap

Terbit sertifikat

Lengkap sesuai standar

Page 13: Proposal Gue 12

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengawasan obat/ P3K Kapal telah dilaksanakan pada semua

wilker, untuk hasil kegiatan pengawasan obat/P3K Kapal tahun 2010 dapat dilihat

pada table berikut ini:

Table 1.1 Hasil pengawasan obat/P3K Kapal di wilker KKP Mataram tahun 2010

NAMA WILKER HASIL PENGAWASAN P3K KAPAL

1. Lembar 152

2. Labuhan Lombok 46

3. Pototano 30

4. Benete 115

5. Bima 279

6. Sape 120

7. Pemenang 20

Dari table diatas untuk pengawasan obat/P3K kapal terbanyak pada

walker Bima sebanyak 279 kapal dan terendah pada wilker Pemenang sebanyak

20 kapal, pada pelaksanaan pengawasan P3K kapal yang masih menjadi kendala

belum form pemeriksaan, sehingga bentuk form tiap wilker berbeda-beda dan ada

yang hanya melihat ada tidaknya obat tanpa menggukan form pemeriksaan, belum

ada dokumen sertifikat P3K kapal di wilker yang menyebabkan permintaan kapal

untuk sertifikat P3K kapal belum bias dipenuhi oleh wilker.

13

Page 14: Proposal Gue 12

Berdasarkan data yang diperoleh pada bagian UPK pada Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas II Mataram didapatkan data pengeluaran sertifikat P3K periode

Agustus s/d November 2011 sebagai berikut :

Table 2.1 Pengeluaran sertifikat P3K pada Bulan Agustus No Nama Kapal Wilker Barecode 1. KMP. Adhi Swadharma Labuhan

LombokA111 5201

2. KMP. Sindhu Dwitama Lembar A111 52213. KM. Besakih Lembar A111 5222

Table 2.2 Pengeluaran sertifikat P3K pada Bulan SeptemberNo Nama Kapal Wilker Barecode 1. KLM. AL II KAI Pemenang A111 52412. TB. Surya 88 Pemenang A111 52423. KM. Ombak putih Bima A111 52114. Tunas harapan I Labuhan lombok A111 52025. Nusa abadi Labuhan lombok A111 52036. Bunga farida Labuhan lombok A111 52047. Nusa wangi I Labuhan lombok A111 52058. Dua putera Labuhan lombok A111 52069. Yulians Labuhan lombok A111 520710. KMP. Andhika nusantara Lembar A111 522311. KMP. Ferindo 6 Lembar A111 522412. TB. Belini 6 Lembar A111 522513. KMP. Putri Gianyar Lembar A111 5226

Tabel 2.3 Pengeluaran sertifikat P3K pada Bulan OktoberNo Nama Kapal Wilker Barecode 1. TB. Terlak Lembar A111 52272. KMP. Permata Nusantara Lembar A111 52283. KMP. Gading Nusantara Lembar A111 52294. KLM. Indosiren Bima A111 52125.. Anal laut Labuhan lombok A111 52086. Dingkis Labuhan lombok A111 52097. Bunga Madinah Labuhan lombok A111 52108. Tandemand Labuhan lombok A111 52539. Persada Nusantara Labuhan lombok A111 525410. Nirwana O2 Labuhan lombok A111 425511. Berkat usaha makmur Labuhan lombok A111 425612. Amran berkembang Labuhan lombok A111 4251

14

Page 15: Proposal Gue 12

Table 2.3 Pengeluaran sertifikat P3K pada Bulan NovemberNo Nama Kapal Wilker Barecode 1. Batat / nisak Pemenang A111 52432. KM. A met sea Pemenang A111 52443. Coconut Pemenang A111 52454. KLM. Citra hidayah Labuhan Lombok A111 52525. KMP. Nusa sentosa Labuhan lombok A111 5259

Berdasarkan data diatas didapatkan pengeluaran sertifikat P3K paling

banyak pada Bulan September yaitu sebanyak 13 sertifikat, dan paling rendah

pada Bulan Agustus yaitu sebanyak 3 sertifikat. Sedangkan pengeluaran sertifikat

P3K terbanyak di Labuhan Lombok dari Bulan Agustus sampai November.

Salah satu contoh pengamatan obat P3K yang sudah kami lakukan pada

salah satu kapal di pelabuhan Lembar didapatkan bahwa :

Nama Kapal : Permata Nusantara

Nakhoda : Tn. M

Tonnage : 2.504 gross

Kapasitas penumpang : 280 orang

Jumlah ABK : 26 orang

Obat-obatan P3K yang tersedia, antara lain:

Nama Obat Jumlah Tanggal Kadaluarsa

Betadine 2 botol 2013

CTM 2 kotak 2014

Promag 2 stip 2013

Antimo 6 strip 2015

Hansaplast 1 kotak -

15

Page 16: Proposal Gue 12

Kondom 22 strip -

Antalgin 2 strip 2016

Paracetamol 1 strip 2016

Konidin 2 strip 2014

Entrostop 1 strip 2016

Bodrex 1 strip 2016

Kasa 2 gulung -

Minyak kayu putih 1 botol 2012

Plester 1 buah -

Kapas - -

Dari tabel diatas didapatkan persediaan obat pada kapal tersebut masih belum

sesuai dengan SOP yang telah ditentukan oleh international medicine guide for

ship dengan jumlah crew atau ABK sebanyak 26 orang. Sedangkan menurut

Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 424/menkes/SK/IV/2007 tentang obat-

obatan dan perlengkapan P3K di alat angkut dimana obat P3K mencakup

analgesik, antitusif, antibiotik, antipiretik, antihistamin, anti diare, anti influenza,

antasida, spasmolitik, anti reumatik, anti asma, obat luka, obat mata. Namun Pada

kapal tersebut ketersediaan obat P3K masih kurang dimana hanya terdapat obat

antitusif, antipiretik, analgetik, obat maag, anti histamine, obat luka, obat gosok,

obat diare, kondom dan jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah crew serta

kapasitas penumpang. Bila obat-obatan tersebut tidak tersedia maka pada saat

penumpang dan crew dalam keadaan sakit, petugas kapal tidak bisa melakukan

pertolongan awal secara maksimal

16

Page 17: Proposal Gue 12

Oleh karena itu petugas KKP hendaknya mempertimbangkan pengeluaran

sertifikat P3K yang merupakan salah satu syarat surat izin kesehatan berlayar

dengan melihat kelengkapan obat P3K pada kapal tersebut, seperti contoh kapal

yang kami teliti obat yang tersedia masih belum cukup namun kapal tersebut

memiliki sertifikat P3K dan surat izin kesehatan berlayar.

17

Page 18: Proposal Gue 12

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

1. Pengeluaran sertifikat P3K paling banyak pada Bulan September yaitu

sebanyak 13 sertifikat, dan paling rendah pada Bulan Agustus yaitu sebanyak

3 sertifikat. Sedangkan pengeluaran sertifikat P3K terbanyak di Labuhan

Lombok dari Bulan Agustus sampai November.

2. Pada kapal yang kami amati ketersediaan obat P3K masih kurang dimana

hanya terdapat obat antitusif, antipiretik, analgetik, obat maag, anti histamine,

obat luka, obat gosok, obat diare, kondom dan jumlahnya tidak sesuai dengan

jumlah crew serta kapasitas penumpang.

3. Pada kapal yang kami amati ketersediaan obat P3K masih kurang namun

memiliki sertifikat P3K dan surat izin Kesehatan Berlayar.

4.2 Saran

1. Bagi petugas KKP hendaknya mempertimbangkan pengeluaran sertifikat P3K

yang merupakan salah satu syarat surat izin kesehatan berlayar dengan melihat

kelengkapan obat P3K pada kapal tersebut

2. Bagi petugas KKP dalam pendataan pengeluaran sertifikat P3K masih

kurang lengkap, dimana data yang kami peroleh hanya dari bulan agustus

sampai dengan November tahun 2011

18

Page 19: Proposal Gue 12

3. Bagi nahkoda untuk melengkapi obat-obatan P3K yang masih kurang dan

memperhatikan masa kadarluasa obat.

19