promkes 2

26
hera valatta Minggu, 29 September 2013 Pendekatan, Model dan Kebutuhan Promosi Kesehatan TUGAS PROMOSI KESEHATAN PENDEKATAN, MODEL DAN KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN DISUSUN OLEH 1. ASTUTY HERAWATI (1206119) AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR 2013

Upload: harimuhammadakbar

Post on 12-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

promkes 2

TRANSCRIPT

Page 1: promkes 2

hera valatta

Minggu, 29 September 2013

Pendekatan, Model dan Kebutuhan Promosi Kesehatan

TUGAS PROMOSI KESEHATAN

PENDEKATAN, MODEL DAN KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN

 

DISUSUN OLEH

1.   ASTUTY HERAWATI (1206119)

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG

MAKASSAR

2013

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: promkes 2

A.     LATAR BELAKANG

Jika membahas beberapa konsep dalam aplikasi promosi kesehatan berkaitan erat

dengan konsep-konsep atau istilah-istilah lain yang saling terhubung dan cenderung disama

artikan . hal tersebut, tidak terlepas dari sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam

kesehatan masyarakat maupun praktik kesehatan masyarakat secara umum. Promosi

kesehatan meliputi dan merangkum pengertian dari istilah pendidikan kesehatan, penyuluhan

kesehatan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), dan istilah lainnya.

Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat

agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa charter, 1986). Proses

pemberdayaan atau memandirikan masyarakat tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian

informasi (seperti kegiatan penyuluha, KIE< dan pendidikan kesehatan), tetapi juga menyangkut

penggalangan berbagai dukungan di masyarakat.

B A B I I

P E M B A H A S A N

I . Pendekatan, Model dan Kebutuhan Promosi Kesehatan

Page 3: promkes 2

A .   P e n d e k a t a n p r o m o s i k e s e h a t a n

p r o m o s i k e s e h a t a n m e r u p a k a n s u a t u p r o s e s / u p a y a a g a r

m a s y a r a k a t m a m p u memelihara dan meningkatkan kesehatan (Piagam Ottawa). Promosi

kesehatan juga suatu program yang untuk mengubah prilaku organisasi masyarakat dan

lingkungannya (Victoria Health Foundation, 1996). Lingkup promosi kesehatan

dalam pelayanan kebidanan mencakup pada masa bayi, balita, remaja, ibu hamil,

ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, PUS/WUS (pasangan usia subur atau wanita usia subur),

wanita klimakterium, dan wanita menopause.

salah satu tujuan dan sasaran promosi kesehatan bagi petugas, program

maupun i n s t i t u s i k e s e h a t a n i a l a h u n t u k m e l a k u k a n p r o m o s i k e s e h a t a n

d a l a m s e t i a p p r o g r a m kesehatan yang diselenggarakan, mendukung tumbuhnya

gerakan hidup sehat di masyarakat, serta meningkatkan mutu layanan kesehatan yang

dapat memberikan kepuasan pada masyarakat. Maka dari itu perlu dilakukan pendekatan

pada promosi kesehatan agar goal-goal yang dicanangkan dapat terealisasikan

macam-macam pendekatan dalam promosi kesehatan dapat dilakukan dengan :

1. Pendekatan medical

yaitu pendekatan dengan pencegahan terhadap penyakit. Keberhasilannya

dapat dilihat pada program imunisasi dan vaksinasi. Tujuan akhir ini untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian dini.

2 . P e n d e k a t a n p e r u b a h a n p r i l a k u

y a i t u d e n g a n m e n d o r o n g s e s e o r a n g u n t u k menjalankan prilaku-prilaku

kesehatan dan menerapkannya dalam kehidupansehari-hari

Page 4: promkes 2

3. Pendekatan educational

yaitu dengan memfasil itasi individu untuk proses pembelajaran dan

memberikan fasilitas penunjang.

4. Pendekatan yang berpusat pada klien

Pendekatan yang berpusat pada klien dengan tenaga kesehatan sebagai fasilitator

dan mendorong klien untuk membuat keputusan

5 . P e n d e k a t a n p e r u b a h a n s o s i a l

u n t u k m e m a s t i k a n b a h w a s e h a t i t u m u d a h dijangkau salah satunya

dengan memperluas jaringan kerjasama dengan pembuat kebijakanl.Perubahan sosial

adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.

Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap

masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan dasar manusia yang selalu ingin

mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya

merupakan penyebab dari perubahan.

Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan

pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru,

terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,

peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya

hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat

masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat

dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi

Page 5: promkes 2

kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat

atau kebiasaan.

B.      Model-model promosi kesehatan

Telah banyak model yang dikembangkan untuk mencoba menerangkan tentang faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan serta bagaimana pengetahuan membantu

memperbaiki intervensi,pencegahan,dan promosi kesehatan.

Terdapat tiga jenis model yang masuk pengertian model kesehatan menurut (Schmidt

dkk,1990 ; simnet , 1994) yaitu :

1.      Model kesehatan

2.      Model prilaku kesehatan

3.      Model pendidikan/promosi kesehatan

C.      Model kesehatan terapan

Pendekatan dengan cara ini dapat menjadi dasar

Untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan professional. Beberapa model kesehatan yang

digunakan health belief model (HBM),dan theory of reasoned action.

health field concept (HBM)

dikembangkan sejak tahun 1950 oleh kelompok ahli psikologi social dalam pelayanan

kesehatan masyarakat amerika. Model ini digunakan sebagai upaya menjelaskan secara luas

kegagalan partisipasi masyarakat dalam program pencegahan atau deteksi penyakit

Page 6: promkes 2

(Houchbaum,1958 ; rosentock,1974 dalam Glanz dkk.,1997) dan sering kali dipertimbangkan

sebagai kerangka utama dalam prilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia.

Selain itu HBM digunakan untuk mengidentifikasikan beberapa faktor prioritas penting

yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak

menentu (rosenstock,1990).

HBM merupakan model kognitif, yang digunakan untuk meramalkan prilaku

peningkatan kesehata. Menurut HBM kemungkinan seseorang melakukan tindakan pencegahan

dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan (health beliefs)

antara lain sebagai berikut :

-          Ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness).

Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau kesakitan betul-

betul merupakan ancaman bagi dirinya. Oleh karena itu jika ancamanyang dirasakan didasarkan

pada hal-hal berikut.

                                             Ketidakkebalan yang dirasakan.individu mungkin dapat menciptakan masalah

kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi.

                                             Keseriusan yang dirasakan.individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika

penyakit tersebut muncul akibat ulah individu tersebut atau penyakit dibiarkan tidak ditangani.

-          Keuntungan dan kerugian (benefits and costs)

Pertimbangkan antara keuntungan dan kerugian prilaku untuk memutuskan melakukan

tindakan pencegahan atau tidak.

-          Petunjuk berprilaku juga diduga tepat untuk memulai proses prilaku, yang disebut sebagai

keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient position). Hal ini berupa berbagai informasi

Page 7: promkes 2

dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan(misalnya media

massa,kampanye,nasihat orang lain atau teman).

Penerapan HBM

HBM adalah prilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup berbagai

prilaku, seperti check up pencegahan dan skrining, dan imunisasi. Contoh kegunaan HBM dalam

imunisasi ialah memberi kesan bahwa orang yang mengikuti program imunisasi percaya hal-hal

berikut.

-          Kemungkina terkena penyakit tinggi ( ketidakkebalan)

-          Jika terjangkit,penyakit tersebut membawa akibat serius

-          Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk pencegahan penyakit

Dalam perkembangannya HBm telah menggunakan ketertarikan dalam kebiasaan seseorang

dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan perkembangan dari kondisi kronis, termasuk gaya hidup

tertentu seperti merokok, diet,olahraga, prilaku keselamatan, penggunaan alcohol,

penggunaan.

Theory of reasoned action (TRA)

Seperti HBM, model ini memakai pendekatan kognitif ( pengetahuan ), tetapi memiliki

keuntungan lebih dibandingkan HBM. Teori kehendak pilaku merupakan teri prilaku manusia

secara umum. Sebenarnya teori ini digunakan dalam berbagai prilaku manusia, khususnya

berkaitan dengan masalah sosio-psikologis, kemudian berkembang dan banyak digunakan

untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan prilaku kesehatan.

Teori ini menghubungkan antara keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak (intention),

dan prilaku. Kehendak merupakan predictor terbaik prilaku artinya, jika ingin mengetahui apa

Page 8: promkes 2

yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah membuat pertimbangan berdasarkan

alasan-alasan yang sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting

dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang

dianggap penting.

  Aplikasi TRA

Theory of reasoned action (TRA) merupakan model untuk meramalkan prilaku preventif dan

telah dugunakan dalam berbagai jenis prilaku sehat yang berlainan,seperti pengaturan

penggunaan substansi tertentu (merokok, alcohol, dan narkotik) prilaku makan dan pengaturan

makan, pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, prilaku merokok, penggunaan alcohol,

penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran (fitness) dan praktik olahraga.

  Keuntungan TRA

Teori ini memberikan pegangan untuk menganalisis komponen prilaku dalam item

operasional.

II. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN PRIORITAS KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN

A.     Konsep tentang kebutuhan

Sejak dilahirkan manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya

(gregariousness). Naluri ini merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar

untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya, yakni kebutuhan afeksi, kebutuhan inklusi, dan

kebutuhan kontrol,

1. Kebutuhan afeksi adalah kebutuhan akan cinta kasih sayang.

Page 9: promkes 2

2. Kebutuhan inklusi adalah kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dan

mempertahankannya.

3. Kebutuhan kontrol adalah kebutuhan akan pengawasan dan kekuasaan.

Kebutuhan afeksi menimbulkan tingkahlaku afeksi yang berupa hubungan persahabatan, kasih

sayang, dan percintaan. Kebutuhan inklusi terwujud dalam tingkah laku inklusi, yang

mencerminkan keinginan untuk bergabung dengan sesamanya, misalnya keinginan untuk

menjadi bagian dari kelompok. Kebutuhan kontrol akan menghasilkan tingkahlaku yang

menunjuk pada proses pengambilan keputusan, untuk memimpin, mempengaruhi, mengatur

bahkan untuk melawan atau memberontak. Melalui kebutuhan ini seseorang dapat

memutuskan untuk menjadi pemimpin, pengikut atau pemberontak.

B.   JENIS KEBUTUHAN

1)   Teori Kebutuhan Abraham Maslow Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan

atau pertentangan yang alami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri

apabila kebutuhan pegawai tersebut menunjukkan perilaku tidak puas. Sebaliknya, jika

kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira

sebagai manifestasi dari rasa puasnya. Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari

perilaku pegawai. Kita tidak mungkin memahami perilaku pegawai tanpa mengerti

kebutuhannya.

Hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow adalah sebagai berikut:

Page 10: promkes 2

1)                          Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas, dan seksual.

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut juga kebutuhan yang paling

dasar

2)                          Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya,

pertentangan, dan lingkungan hidup.

3)                          Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi,

berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.

4)                          Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan akan dihormati, dan dihargai oleh orang lain.

5)                          Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan,

skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi

penilaian dan kritik

terhadap sesuatu (Mangkunegara, 2002).

Hirarki kebutuhan Maslow dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan

dari Maslow Aktualisasi diri Penghargaan Sosial Keamanan Fisiologis Sumber : (Robbins, 2003)

Gambar tersebut menunjukkan individu bergerak naik mengikuti anak- anak tangga hirarki. Dari

titik pandang motivasi, teori itu mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan yang pernah

dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang dipuaskan secara cukup banyak (substansial)

tidak lagi memotivasi. Jadi jika anda ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, anda perlu

memahami sedang berada pada anak tangga manakah orang itu dan memfokuskan pada

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan diatas tingkat itu (Robbins, 2003).

Page 11: promkes 2

2)      Teori Kebutuhan McClelland David McClelland dalam Thoha (2002) mengemukakan ada tiga

macam kebutuhan manusia, yaitu sebagai berikut:

                                   Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi

dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah.

                                   Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan

untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, dan tidak mau melakukan

sesuatu yang merugikan orang lain.

                                   Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari

dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.

3)      Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) Teori ERG adalah teori motivasi yang

menyatakan bahwa orang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan tentang ekxistensi.

C.      Identifikasi Kebutuhan Promosi Kesehatan

Menurut ewles dan simnett (1994), empat hal yang perlu dipertimbangkan antara lain

ruang lingkup tugas, perimbangan antara bersikap reaktif dan proaktif, sejauh mana

menempatkan kepentingan klien terlebih dahulu.

                                                Ruang lingkup tugas

Bagi sebagian petugas, tugas mengidentifikasi kebutuhan dalam batas tertentu telah

dilakuakan. Contoh seorang perawat telah melakukan pelayanan yang berorientasi pada pasien

yang bersangkutan, tentu saja ia perlu mengidentifikasi dan memberi tanggapan terhadap

kebutuhan-kebutuhan individual setiap pasien.

Semua promotor kesehatan memerlukan kompetensi untuk bersikap responsive

terhadap kebutuhan promosi kesehatan dari klien mereka. Meskipun promotor kesehatan

Page 12: promkes 2

mampu melakukan kegiatan tertentu, tetapi perlu mempertimbangkan apakah kegiatan

tersebut dalam ruang lingkup tugasnya sebagai promotor kesehatan.

                                                Reaktif dan proaktif

Dalam mengidentifikasi kebutuhan, perlu dibedakan antara reaktif dan proaktif. Bersikap

reaktif adalah memberi tanggapan (bereaksi) terhadap kebutuhan-kebutuhan dan permintaaan

orang lain. Bersikap proaktif berarti mengambil inisiatif dan keputusan tentang kawasan

pekerjaan yang akan dilakukan. Individu dapat mengatakan “tidak” terhadap permintaan orang

lain jika permintaan itu tidak cocok dengan kebijakan dan prioritas anda.

Bersikap reaktif dan proaktif berhubungan dengan pendekatan-pendekatan promosi

kesehatan. Sebagai contoh, penggunaan pendekatan berpusat pada klien berarti bersikap

reaktif terhadap kebutuhan yang dinyatakan klien, sedangkan pendekatan perubahan prilaku

atau medical berarti bersikap proaktif. Dalam praktik selalu ada perimbangan yang harus

diterima antara bersikap proaktif dan proaktif.

                                                Menempatkan kebutuhan penggunaan atau sasaran lebih dulu

Kebutuhan siapa yang harus didahulukan, pihak pengguna(sasaran) atau pemberi layanan ?

mungkin terdapat konflik diantara keduanya seperti sasaran ingin pelayanan KB buka hari

sabtu, tetapi pihak pemberi layanan tidak dapat melakukannya karena kesulitan memperoleh

staf yang bekerja di akhir minggu. Meski demikian, terdapat beberapa kecenderungan yang

berupaya menempatkan pandangan dan kebutuhan pihak pengguna atau sasaran sebagai

pusat kegi beriatan pelayangan promosi keseahatan, antara lain sebagai berikut :

1.      Penekanan pada pemakai sebagai individu yang unik

2.      Kecenderungan professional bermitra dengan sasaran

Page 13: promkes 2

3.      Penekanan pada peningkatan penyediaan dan jangkauan terhadap pelayanan yang

mempromosikan kesehatan

4.      Kecenderungan kearah pendekatan berorientasi klien dalam penyuluhan lesehatan, dengan

pemberdayaan diri klien sebagai tujuan.

5.      Kecenderungan partisipasi pengguna dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan-kegiatan

promosi kesehatan.

Cara paling penting dalam menetapkan kegiatan-kegiatan yang lebih responsive bagi pengguna

dan penerima adalah memberi kesempatan kepada mereka untuk mengendalikan diri terhadap

apa yang terjadi dalam dirinya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi pemahaman dan

pengertian pada pengguna dan penerima berkaitan dengan ruang lingkup kebutuhan promosi

kesehatan.

D.     ADOPSI KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN

Adopsi pendekatan pemasaran

Pemasaran merupakan istilah yang sering dipakai dalam promosi kesehatan, sebagai

pendekatan yang paling efektif dan efisien. Pemasaran dalam konteks promosi kesehatan

adalah ketrampilan manejemen dalam mengidentifikasi kesempatan untuk memenuhi

permintaan konsumen atau klien. Hal ini memberikan perlindungan secara maksimal/atau

perbaikan dalam kesehatan mereka (ewles dan simnett,1994). Dengan demikian,output atau

tujuan pemasaran dalam promosi kesehatan adalah kesehatan bukan keuntungan.

Page 14: promkes 2

Titik awal penetapan kebutuhan promosi kesehatan adalah berbagi informasi dari

berbagai sumber. Jenis-jenis informasi yang dapat digunakan, yaitu data epidemiologi, data

social-ekonomi, pandangan professional, pandangan public/masyarakat, dan media local.

                                                Data epidemiologi : adalah studi tentang dsitribusi dan determinan kesehatan

dalam masyarakat. Data epidemiologi memberikan informasi yang mendasar tentang

kesehatan penduduk, penyebab, dan faktor resiko yang berkaitan dengan kesakitan. Informasi-

informasi tersebut dapat memberikan gambaran tentang potensi pencegahan dan promosi

kesehatan.

                                                Data social ekonomi : data mencakup informasi tentang perumahan, pekerjaan,

lapisan social dan fasilitas-fasilitas social, hiburan, rekreasi atau perbelanjaan. Dengan

mencocokkan penyakit menurut data social-ekonomi, kita dapat melihat pola khususnya para

pengambil keputusan dan penentu kebijakan di pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, mitra

dikalangan pengusaha/swasta, badan penyandang dana, media massa, organisasi profesi,

organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat. Semuanya bukan hanya berpotensi

mendukung, tetap juga menentang atau berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya

industri rokok).

                                                Pandangan professional : menurut UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima

pendekatan utama dalam advokasi, yaitu melibatkan para pemimpin, bekerja dengan media

massa, dan membangun kapasitas. Strategi advokasi dapat dilakukan melalui pembentukan

koalisi, pengembangan jaringan kerja, pembangunan institusi, pembuatan forum, dan kerja

sama bilateral.

Page 15: promkes 2

                                                Media local : media dibuat untuk memudahkan pemahaman materi yang akan

disampaikan. Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tingkat pendidikan

sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan, dan sumber daya yang ada. Media

dapat digunakan di berbagai tempat antara lain sebagai berikut :

1.      Rumah tangga (leaflet, model buku bergambar, benda nyata seperti buah-buahan, dan

sayuran),

2.      Tempat kerja dan sekolah (papan tulis, flipchart, poster, leaflet, buku cerita bergambar, kotak

gambar gulung, dan boneka)

3.      Masyarakat umum (poster, spanduk, leaflet, flannel, graf, dan wayang)

E.      PENETAPAN PRIORITAS PROMOSI KESEHATAN

Langkah-langkah untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan meliputi hal-hal berikut :

1.      Menentukan status kesehatan masyarakat

2.      Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada.

3.      Menentukan hubungan antara status kesehatan dan pelayanan kesehatan di masyarakat

4.      Menetukan determinan masalah kesehatan masyarakat (meliputi tingkat pendidikan, umur,

jenis kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan atau prilaku dan kepercayaan yang dianut).

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan prioritas masalah antara lain

beratnya masalah dan akibat yang ditimbulkan, pertimbangan politis, dan sumber daya yang

ada di masyarakat.

Page 16: promkes 2

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Page 17: promkes 2

p r o m o s i k e s e h a t a n m e r u p a k a n s u a t u p r o s e s / u p a y a a g a r

m a s y a r a k a t m a m p u memelihara dan meningkatkan kesehatan (Piagam Ottawa). Promosi

kesehatan juga suatu program yang untuk mengubah prilaku organisasi masyarakat dan

lingkungannya (Victoria Health Foundation, 1996). Lingkup promosi kesehatan

dalam pelayanan kebidanan mencakup pada masa bayi, balita, remaja, ibu hamil,

ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, PUS/WUS (pasangan usia subur atau wanita usia subur),

wanita klimakterium, dan wanita menopause.

macam-macam pendekatan dalam promosi kesehatan dapat dilakukan

dengan :

1. Pendekatan medical

2 . P e n d e k a t a n p e r u b a h a n p r i l a k u

3. Pendekatan educational

4. Pendekatan yang berpusat pada klien

5 . P e n d e k a t a n p e r u b a h a n s o c i a l

Model-model promosi kesehatan

Terdapat tiga jenis model yang masuk pengertian model kesehatan menurut (Schmidt

dkk,1990 ; simnet , 1994) yaitu :

1.Model kesehatan

2.Model prilaku kesehatan

3.Model pendidikan/promosi kesehatan

Model kesehatan terapan

Page 18: promkes 2

Pendekatan dengan cara ini dapat menjadi dasar

Untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan professional. Beberapa model kesehatan yang

digunakan health belief model (HBM),dan theory of reasoned action.

B. SARAN

1. Memberikan penyuluhan dan promosi kesehatan dengan menggunakan metode-metode

yang telah ditentukan agar pesan yang ingin disampaikan dapat menegerti denagan baik.

2. menggunakan media-media yang mendukung.media dibuat untuk memudahkan pemahaman

materi yang akan disampaikan. Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tingkat

pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan, dan sumber daya yang

ada.

DAFTAR PUSTAKA

Heri D.J. maulana,S.Sos, M.Kes dkk.2009 promosi kesehatan Jakarta : EGC

Page 19: promkes 2

Linda ewless,ina simnett.1994 promosi kesehatan petunjuk praktis Jogjakarta UGM: gadjah

mada university press

Diposkan oleh hera valatta di 08.58 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Mengenai Saya

hera valatta makassar, sulawesi-selatan, Indonesia

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

►   2014 (1)

▼   2013 (3) o ▼   September (2)

Pendekatan, Model dan Kebutuhan Promosi Kesehatan

<!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...

o ►   Juni (1)

►   2012 (2)

►   2011 (1)

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Page 20: promkes 2