promkes 2
DESCRIPTION
promkes 2TRANSCRIPT
hera valatta
Minggu, 29 September 2013
Pendekatan, Model dan Kebutuhan Promosi Kesehatan
TUGAS PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN, MODEL DAN KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN
DISUSUN OLEH
1. ASTUTY HERAWATI (1206119)
AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jika membahas beberapa konsep dalam aplikasi promosi kesehatan berkaitan erat
dengan konsep-konsep atau istilah-istilah lain yang saling terhubung dan cenderung disama
artikan . hal tersebut, tidak terlepas dari sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam
kesehatan masyarakat maupun praktik kesehatan masyarakat secara umum. Promosi
kesehatan meliputi dan merangkum pengertian dari istilah pendidikan kesehatan, penyuluhan
kesehatan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), dan istilah lainnya.
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat
agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa charter, 1986). Proses
pemberdayaan atau memandirikan masyarakat tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian
informasi (seperti kegiatan penyuluha, KIE< dan pendidikan kesehatan), tetapi juga menyangkut
penggalangan berbagai dukungan di masyarakat.
B A B I I
P E M B A H A S A N
I . Pendekatan, Model dan Kebutuhan Promosi Kesehatan
A . P e n d e k a t a n p r o m o s i k e s e h a t a n
p r o m o s i k e s e h a t a n m e r u p a k a n s u a t u p r o s e s / u p a y a a g a r
m a s y a r a k a t m a m p u memelihara dan meningkatkan kesehatan (Piagam Ottawa). Promosi
kesehatan juga suatu program yang untuk mengubah prilaku organisasi masyarakat dan
lingkungannya (Victoria Health Foundation, 1996). Lingkup promosi kesehatan
dalam pelayanan kebidanan mencakup pada masa bayi, balita, remaja, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, PUS/WUS (pasangan usia subur atau wanita usia subur),
wanita klimakterium, dan wanita menopause.
salah satu tujuan dan sasaran promosi kesehatan bagi petugas, program
maupun i n s t i t u s i k e s e h a t a n i a l a h u n t u k m e l a k u k a n p r o m o s i k e s e h a t a n
d a l a m s e t i a p p r o g r a m kesehatan yang diselenggarakan, mendukung tumbuhnya
gerakan hidup sehat di masyarakat, serta meningkatkan mutu layanan kesehatan yang
dapat memberikan kepuasan pada masyarakat. Maka dari itu perlu dilakukan pendekatan
pada promosi kesehatan agar goal-goal yang dicanangkan dapat terealisasikan
macam-macam pendekatan dalam promosi kesehatan dapat dilakukan dengan :
1. Pendekatan medical
yaitu pendekatan dengan pencegahan terhadap penyakit. Keberhasilannya
dapat dilihat pada program imunisasi dan vaksinasi. Tujuan akhir ini untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian dini.
2 . P e n d e k a t a n p e r u b a h a n p r i l a k u
y a i t u d e n g a n m e n d o r o n g s e s e o r a n g u n t u k menjalankan prilaku-prilaku
kesehatan dan menerapkannya dalam kehidupansehari-hari
3. Pendekatan educational
yaitu dengan memfasil itasi individu untuk proses pembelajaran dan
memberikan fasilitas penunjang.
4. Pendekatan yang berpusat pada klien
Pendekatan yang berpusat pada klien dengan tenaga kesehatan sebagai fasilitator
dan mendorong klien untuk membuat keputusan
5 . P e n d e k a t a n p e r u b a h a n s o s i a l
u n t u k m e m a s t i k a n b a h w a s e h a t i t u m u d a h dijangkau salah satunya
dengan memperluas jaringan kerjasama dengan pembuat kebijakanl.Perubahan sosial
adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan dasar manusia yang selalu ingin
mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya
merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan
pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru,
terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,
peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya
hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat
masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat
dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi
kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat
atau kebiasaan.
B. Model-model promosi kesehatan
Telah banyak model yang dikembangkan untuk mencoba menerangkan tentang faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan serta bagaimana pengetahuan membantu
memperbaiki intervensi,pencegahan,dan promosi kesehatan.
Terdapat tiga jenis model yang masuk pengertian model kesehatan menurut (Schmidt
dkk,1990 ; simnet , 1994) yaitu :
1. Model kesehatan
2. Model prilaku kesehatan
3. Model pendidikan/promosi kesehatan
C. Model kesehatan terapan
Pendekatan dengan cara ini dapat menjadi dasar
Untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan professional. Beberapa model kesehatan yang
digunakan health belief model (HBM),dan theory of reasoned action.
health field concept (HBM)
dikembangkan sejak tahun 1950 oleh kelompok ahli psikologi social dalam pelayanan
kesehatan masyarakat amerika. Model ini digunakan sebagai upaya menjelaskan secara luas
kegagalan partisipasi masyarakat dalam program pencegahan atau deteksi penyakit
(Houchbaum,1958 ; rosentock,1974 dalam Glanz dkk.,1997) dan sering kali dipertimbangkan
sebagai kerangka utama dalam prilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia.
Selain itu HBM digunakan untuk mengidentifikasikan beberapa faktor prioritas penting
yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak
menentu (rosenstock,1990).
HBM merupakan model kognitif, yang digunakan untuk meramalkan prilaku
peningkatan kesehata. Menurut HBM kemungkinan seseorang melakukan tindakan pencegahan
dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan (health beliefs)
antara lain sebagai berikut :
- Ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness).
Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau kesakitan betul-
betul merupakan ancaman bagi dirinya. Oleh karena itu jika ancamanyang dirasakan didasarkan
pada hal-hal berikut.
Ketidakkebalan yang dirasakan.individu mungkin dapat menciptakan masalah
kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi.
Keseriusan yang dirasakan.individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika
penyakit tersebut muncul akibat ulah individu tersebut atau penyakit dibiarkan tidak ditangani.
- Keuntungan dan kerugian (benefits and costs)
Pertimbangkan antara keuntungan dan kerugian prilaku untuk memutuskan melakukan
tindakan pencegahan atau tidak.
- Petunjuk berprilaku juga diduga tepat untuk memulai proses prilaku, yang disebut sebagai
keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient position). Hal ini berupa berbagai informasi
dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan(misalnya media
massa,kampanye,nasihat orang lain atau teman).
Penerapan HBM
HBM adalah prilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup berbagai
prilaku, seperti check up pencegahan dan skrining, dan imunisasi. Contoh kegunaan HBM dalam
imunisasi ialah memberi kesan bahwa orang yang mengikuti program imunisasi percaya hal-hal
berikut.
- Kemungkina terkena penyakit tinggi ( ketidakkebalan)
- Jika terjangkit,penyakit tersebut membawa akibat serius
- Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk pencegahan penyakit
Dalam perkembangannya HBm telah menggunakan ketertarikan dalam kebiasaan seseorang
dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan perkembangan dari kondisi kronis, termasuk gaya hidup
tertentu seperti merokok, diet,olahraga, prilaku keselamatan, penggunaan alcohol,
penggunaan.
Theory of reasoned action (TRA)
Seperti HBM, model ini memakai pendekatan kognitif ( pengetahuan ), tetapi memiliki
keuntungan lebih dibandingkan HBM. Teori kehendak pilaku merupakan teri prilaku manusia
secara umum. Sebenarnya teori ini digunakan dalam berbagai prilaku manusia, khususnya
berkaitan dengan masalah sosio-psikologis, kemudian berkembang dan banyak digunakan
untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan prilaku kesehatan.
Teori ini menghubungkan antara keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak (intention),
dan prilaku. Kehendak merupakan predictor terbaik prilaku artinya, jika ingin mengetahui apa
yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah membuat pertimbangan berdasarkan
alasan-alasan yang sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting
dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang
dianggap penting.
Aplikasi TRA
Theory of reasoned action (TRA) merupakan model untuk meramalkan prilaku preventif dan
telah dugunakan dalam berbagai jenis prilaku sehat yang berlainan,seperti pengaturan
penggunaan substansi tertentu (merokok, alcohol, dan narkotik) prilaku makan dan pengaturan
makan, pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, prilaku merokok, penggunaan alcohol,
penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran (fitness) dan praktik olahraga.
Keuntungan TRA
Teori ini memberikan pegangan untuk menganalisis komponen prilaku dalam item
operasional.
II. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN PRIORITAS KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN
A. Konsep tentang kebutuhan
Sejak dilahirkan manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya
(gregariousness). Naluri ini merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar
untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya, yakni kebutuhan afeksi, kebutuhan inklusi, dan
kebutuhan kontrol,
1. Kebutuhan afeksi adalah kebutuhan akan cinta kasih sayang.
2. Kebutuhan inklusi adalah kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dan
mempertahankannya.
3. Kebutuhan kontrol adalah kebutuhan akan pengawasan dan kekuasaan.
Kebutuhan afeksi menimbulkan tingkahlaku afeksi yang berupa hubungan persahabatan, kasih
sayang, dan percintaan. Kebutuhan inklusi terwujud dalam tingkah laku inklusi, yang
mencerminkan keinginan untuk bergabung dengan sesamanya, misalnya keinginan untuk
menjadi bagian dari kelompok. Kebutuhan kontrol akan menghasilkan tingkahlaku yang
menunjuk pada proses pengambilan keputusan, untuk memimpin, mempengaruhi, mengatur
bahkan untuk melawan atau memberontak. Melalui kebutuhan ini seseorang dapat
memutuskan untuk menjadi pemimpin, pengikut atau pemberontak.
B. JENIS KEBUTUHAN
1) Teori Kebutuhan Abraham Maslow Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan
atau pertentangan yang alami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri
apabila kebutuhan pegawai tersebut menunjukkan perilaku tidak puas. Sebaliknya, jika
kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira
sebagai manifestasi dari rasa puasnya. Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari
perilaku pegawai. Kita tidak mungkin memahami perilaku pegawai tanpa mengerti
kebutuhannya.
Hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas, dan seksual.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut juga kebutuhan yang paling
dasar
2) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya,
pertentangan, dan lingkungan hidup.
3) Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi,
berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.
4) Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan akan dihormati, dan dihargai oleh orang lain.
5) Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan,
skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi
penilaian dan kritik
terhadap sesuatu (Mangkunegara, 2002).
Hirarki kebutuhan Maslow dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan
dari Maslow Aktualisasi diri Penghargaan Sosial Keamanan Fisiologis Sumber : (Robbins, 2003)
Gambar tersebut menunjukkan individu bergerak naik mengikuti anak- anak tangga hirarki. Dari
titik pandang motivasi, teori itu mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan yang pernah
dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang dipuaskan secara cukup banyak (substansial)
tidak lagi memotivasi. Jadi jika anda ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, anda perlu
memahami sedang berada pada anak tangga manakah orang itu dan memfokuskan pada
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan diatas tingkat itu (Robbins, 2003).
2) Teori Kebutuhan McClelland David McClelland dalam Thoha (2002) mengemukakan ada tiga
macam kebutuhan manusia, yaitu sebagai berikut:
Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi
dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah.
Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan
untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, dan tidak mau melakukan
sesuatu yang merugikan orang lain.
Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari
dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.
3) Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) Teori ERG adalah teori motivasi yang
menyatakan bahwa orang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan tentang ekxistensi.
C. Identifikasi Kebutuhan Promosi Kesehatan
Menurut ewles dan simnett (1994), empat hal yang perlu dipertimbangkan antara lain
ruang lingkup tugas, perimbangan antara bersikap reaktif dan proaktif, sejauh mana
menempatkan kepentingan klien terlebih dahulu.
Ruang lingkup tugas
Bagi sebagian petugas, tugas mengidentifikasi kebutuhan dalam batas tertentu telah
dilakuakan. Contoh seorang perawat telah melakukan pelayanan yang berorientasi pada pasien
yang bersangkutan, tentu saja ia perlu mengidentifikasi dan memberi tanggapan terhadap
kebutuhan-kebutuhan individual setiap pasien.
Semua promotor kesehatan memerlukan kompetensi untuk bersikap responsive
terhadap kebutuhan promosi kesehatan dari klien mereka. Meskipun promotor kesehatan
mampu melakukan kegiatan tertentu, tetapi perlu mempertimbangkan apakah kegiatan
tersebut dalam ruang lingkup tugasnya sebagai promotor kesehatan.
Reaktif dan proaktif
Dalam mengidentifikasi kebutuhan, perlu dibedakan antara reaktif dan proaktif. Bersikap
reaktif adalah memberi tanggapan (bereaksi) terhadap kebutuhan-kebutuhan dan permintaaan
orang lain. Bersikap proaktif berarti mengambil inisiatif dan keputusan tentang kawasan
pekerjaan yang akan dilakukan. Individu dapat mengatakan “tidak” terhadap permintaan orang
lain jika permintaan itu tidak cocok dengan kebijakan dan prioritas anda.
Bersikap reaktif dan proaktif berhubungan dengan pendekatan-pendekatan promosi
kesehatan. Sebagai contoh, penggunaan pendekatan berpusat pada klien berarti bersikap
reaktif terhadap kebutuhan yang dinyatakan klien, sedangkan pendekatan perubahan prilaku
atau medical berarti bersikap proaktif. Dalam praktik selalu ada perimbangan yang harus
diterima antara bersikap proaktif dan proaktif.
Menempatkan kebutuhan penggunaan atau sasaran lebih dulu
Kebutuhan siapa yang harus didahulukan, pihak pengguna(sasaran) atau pemberi layanan ?
mungkin terdapat konflik diantara keduanya seperti sasaran ingin pelayanan KB buka hari
sabtu, tetapi pihak pemberi layanan tidak dapat melakukannya karena kesulitan memperoleh
staf yang bekerja di akhir minggu. Meski demikian, terdapat beberapa kecenderungan yang
berupaya menempatkan pandangan dan kebutuhan pihak pengguna atau sasaran sebagai
pusat kegi beriatan pelayangan promosi keseahatan, antara lain sebagai berikut :
1. Penekanan pada pemakai sebagai individu yang unik
2. Kecenderungan professional bermitra dengan sasaran
3. Penekanan pada peningkatan penyediaan dan jangkauan terhadap pelayanan yang
mempromosikan kesehatan
4. Kecenderungan kearah pendekatan berorientasi klien dalam penyuluhan lesehatan, dengan
pemberdayaan diri klien sebagai tujuan.
5. Kecenderungan partisipasi pengguna dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan-kegiatan
promosi kesehatan.
Cara paling penting dalam menetapkan kegiatan-kegiatan yang lebih responsive bagi pengguna
dan penerima adalah memberi kesempatan kepada mereka untuk mengendalikan diri terhadap
apa yang terjadi dalam dirinya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi pemahaman dan
pengertian pada pengguna dan penerima berkaitan dengan ruang lingkup kebutuhan promosi
kesehatan.
D. ADOPSI KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN
Adopsi pendekatan pemasaran
Pemasaran merupakan istilah yang sering dipakai dalam promosi kesehatan, sebagai
pendekatan yang paling efektif dan efisien. Pemasaran dalam konteks promosi kesehatan
adalah ketrampilan manejemen dalam mengidentifikasi kesempatan untuk memenuhi
permintaan konsumen atau klien. Hal ini memberikan perlindungan secara maksimal/atau
perbaikan dalam kesehatan mereka (ewles dan simnett,1994). Dengan demikian,output atau
tujuan pemasaran dalam promosi kesehatan adalah kesehatan bukan keuntungan.
Titik awal penetapan kebutuhan promosi kesehatan adalah berbagi informasi dari
berbagai sumber. Jenis-jenis informasi yang dapat digunakan, yaitu data epidemiologi, data
social-ekonomi, pandangan professional, pandangan public/masyarakat, dan media local.
Data epidemiologi : adalah studi tentang dsitribusi dan determinan kesehatan
dalam masyarakat. Data epidemiologi memberikan informasi yang mendasar tentang
kesehatan penduduk, penyebab, dan faktor resiko yang berkaitan dengan kesakitan. Informasi-
informasi tersebut dapat memberikan gambaran tentang potensi pencegahan dan promosi
kesehatan.
Data social ekonomi : data mencakup informasi tentang perumahan, pekerjaan,
lapisan social dan fasilitas-fasilitas social, hiburan, rekreasi atau perbelanjaan. Dengan
mencocokkan penyakit menurut data social-ekonomi, kita dapat melihat pola khususnya para
pengambil keputusan dan penentu kebijakan di pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, mitra
dikalangan pengusaha/swasta, badan penyandang dana, media massa, organisasi profesi,
organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat. Semuanya bukan hanya berpotensi
mendukung, tetap juga menentang atau berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya
industri rokok).
Pandangan professional : menurut UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima
pendekatan utama dalam advokasi, yaitu melibatkan para pemimpin, bekerja dengan media
massa, dan membangun kapasitas. Strategi advokasi dapat dilakukan melalui pembentukan
koalisi, pengembangan jaringan kerja, pembangunan institusi, pembuatan forum, dan kerja
sama bilateral.
Media local : media dibuat untuk memudahkan pemahaman materi yang akan
disampaikan. Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tingkat pendidikan
sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan, dan sumber daya yang ada. Media
dapat digunakan di berbagai tempat antara lain sebagai berikut :
1. Rumah tangga (leaflet, model buku bergambar, benda nyata seperti buah-buahan, dan
sayuran),
2. Tempat kerja dan sekolah (papan tulis, flipchart, poster, leaflet, buku cerita bergambar, kotak
gambar gulung, dan boneka)
3. Masyarakat umum (poster, spanduk, leaflet, flannel, graf, dan wayang)
E. PENETAPAN PRIORITAS PROMOSI KESEHATAN
Langkah-langkah untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan meliputi hal-hal berikut :
1. Menentukan status kesehatan masyarakat
2. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada.
3. Menentukan hubungan antara status kesehatan dan pelayanan kesehatan di masyarakat
4. Menetukan determinan masalah kesehatan masyarakat (meliputi tingkat pendidikan, umur,
jenis kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan atau prilaku dan kepercayaan yang dianut).
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan prioritas masalah antara lain
beratnya masalah dan akibat yang ditimbulkan, pertimbangan politis, dan sumber daya yang
ada di masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
p r o m o s i k e s e h a t a n m e r u p a k a n s u a t u p r o s e s / u p a y a a g a r
m a s y a r a k a t m a m p u memelihara dan meningkatkan kesehatan (Piagam Ottawa). Promosi
kesehatan juga suatu program yang untuk mengubah prilaku organisasi masyarakat dan
lingkungannya (Victoria Health Foundation, 1996). Lingkup promosi kesehatan
dalam pelayanan kebidanan mencakup pada masa bayi, balita, remaja, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, PUS/WUS (pasangan usia subur atau wanita usia subur),
wanita klimakterium, dan wanita menopause.
macam-macam pendekatan dalam promosi kesehatan dapat dilakukan
dengan :
1. Pendekatan medical
2 . P e n d e k a t a n p e r u b a h a n p r i l a k u
3. Pendekatan educational
4. Pendekatan yang berpusat pada klien
5 . P e n d e k a t a n p e r u b a h a n s o c i a l
Model-model promosi kesehatan
Terdapat tiga jenis model yang masuk pengertian model kesehatan menurut (Schmidt
dkk,1990 ; simnet , 1994) yaitu :
1.Model kesehatan
2.Model prilaku kesehatan
3.Model pendidikan/promosi kesehatan
Model kesehatan terapan
Pendekatan dengan cara ini dapat menjadi dasar
Untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan professional. Beberapa model kesehatan yang
digunakan health belief model (HBM),dan theory of reasoned action.
B. SARAN
1. Memberikan penyuluhan dan promosi kesehatan dengan menggunakan metode-metode
yang telah ditentukan agar pesan yang ingin disampaikan dapat menegerti denagan baik.
2. menggunakan media-media yang mendukung.media dibuat untuk memudahkan pemahaman
materi yang akan disampaikan. Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tingkat
pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan, dan sumber daya yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
Heri D.J. maulana,S.Sos, M.Kes dkk.2009 promosi kesehatan Jakarta : EGC
Linda ewless,ina simnett.1994 promosi kesehatan petunjuk praktis Jogjakarta UGM: gadjah
mada university press
Diposkan oleh hera valatta di 08.58 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Mengenai Saya
hera valatta makassar, sulawesi-selatan, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
► 2014 (1)
▼ 2013 (3) o ▼ September (2)
Pendekatan, Model dan Kebutuhan Promosi Kesehatan
<!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...
o ► Juni (1)
► 2012 (2)
► 2011 (1)
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.