program studi sosiologi fakultas ilmu...

87
Pemaknaan Tato Antara Pengguna dan Masyarakat (Studi Kasus Masyarakat Tatto di Komunitas Marjinal, Taring Babi, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan) SKRIPSI Oleh : Ade Ferdiawan 105032201056 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: phamanh

Post on 17-Apr-2018

244 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

Pemaknaan Tato Antara Pengguna dan Masyarakat

(Studi Kasus Masyarakat Tatto di Komunitas Marjinal, Taring Babi, Srengseng

Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Oleh :

Ade Ferdiawan

105032201056

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

PEMAKNAAN TATTO ANTARA PENGGUNA DAN MASYARAKAT

(Studi Kasus Komunitas Marjinal Taring Babi, di RT 11 RW 08, Srengseng

Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Ade Ferdiawan

Nim: 105032201056

Pembimbing

Prof. Dr Yusron Razak, MA

Nip : 19591010 198303 1003

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 3: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “ Pemaknaan Tatto Antara Pengguna dan Masyarakat”. Telah

diujikan dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tanggal 18 Maret 2011. skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Sarjana (S1)

pada Prodi Sosiologi.

Jakarta, 18 Maret 2011

SIDANG MUNAQOSYAH

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Zulkifly, MA Dra. Joharotul Jamilah M.Si

NIP. 196608131991031004 NIP. 19680816 199703 2 002

Pembimbing

Prof. Dr Yusron Razak, MA

NIP. 19591010 198303 1003

Penguji I Penguji II

Ahmad Abrori, M.Si Dra. Joharotul Jamilah M.Si

NIP. 19760225200501 1 005 NIP. 19680816 199703 2 002

Page 4: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Maret 2011

Ade Ferdiawan

NIM. 105032201056

``

Page 5: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

i

ABSTRAK

Ade Ferdiawan

“Pemaknaan Tatto antara Pengguna dan Masyarakat”

Dalam kehidupan bermasyarakat suatu kelompok minoritas tidaklah lepas dari anggapan-

anggapan miring mengenai suatu identitas sebuah kelompok. Terlebih masyarakat marjinal yang

merupakan suatu komunitas minoritas dalam masyarakat, dengan berbagai macam identitas yang

dapat dikatakan tabu oleh pandangan masyarakat pada umumnya, yakni dengan berbagai macam

gambar/tattoo di tubuh para anggotanya dan hal lainnya yang diluar dari kebiasaan masyarakat.

Umumnya, tatto dekat dengan budaya pemberontakan. Adanya pemakaian tatto seakan-akan itu

adalah budaya pemberontakan, karena dianggap melanggar aturan. Maka makin sempurnalah

tatto sebagai sesuatu yang ditabukan dan diharamkan. Maka anak-anak muda memakai simbol

tatto sebagai simbol pembebasan.

Secara garis besar penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengguna dan masyarakat

dalam memandang dan memaknai tentang tatto tersebut. Bagi para pengguna apakah terdapat

makna dan nilai-nilai tersendiri yang terdapat dalam tattoo tersebut, dan apakah mempengaruhi

dalam kehidupannya pribadi maupun kehidupan bermasyarkat. Sedangkan bagi masyarakat

apakah yang selama ini stigma negatif tentang eksistensi tatto masih relevan seiring dengan

perkembangan masa dan gaya hidup. Image tentang tatto, memang masih beraneka ragam. Tapi

kebanyakan masyarakat masih menilai tatto itu menyeramkan karena berkaitan dengan pelaku

kriminal. Pada awalnya, tatto itu dikenal sebagai nilai seni dan kecantikan atau simbol ritual,

kepercayaan, ketimbang sebagai simbol kriminal.

Subjek utama yang diteliti adalah Komunitas Marjinal tairng babi, yaitu sebagai suatu kelompok

minoritas yang tinggal dan menyatu dengan masyarakat setempat. Dengan berbagai macam identitas

mengenai komunitas tersebut seperti tatto yang banyak terdapat di tubuh mereka, telinga yang di

pierching, dan beberapa hal lain yang lagi tidak lah wajar dalam sebuah lingkungan bermasyarakat. Akan

tetapi masyarakat dapat menerima dan sama-sama saling mendukung dalam kehidupan sosial dan

bermasyarakat. Namun dalam pembahasan skripsi ini secara umum melihat bagaimana antara pengguna

dan masyarakat dalam memahami dan memaknai suatu perbedaan.

Dalam penelitian ini menggunakan informan yang sudah ditentukan dalam melengkapi informasi

tentang pemaknaan tattoo antara pengguna dan masyarakat di Gg Setia Budi Srengseng Sawah Jagakarsa.

Dalam mendapatkan informasi dilakukan dengan metode wawanra mendalam kepada informan. Dan

dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu dengan mendatangi

kelurahan untuk mendapatkan informasi tentang masyarakat di Srengseng Sawah, serta melakukan

pengamatan lapangan (observasi) untuk menambah informasi dalam penulisan skripsi ini.

Setelah mendapatkan data keseluruhan dari lapangan, penulsi menganalisa data, kemudian di

seleksi untuk mengambil data yang khusus yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Untuk

kemudian penulis merumuskan kesimpulan data hasil penelitian.

Page 6: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

ii

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemaknaan tatto antara pengguna dan masyarakat jelas

adalah merupakan seseuatu yang berbeda. Bahwasanya sebuah gambar tatto bagi pengguna di komunitas

marjinal ini terdapat suatu arti tersendiri bagi mereka, baik itu pengalaman hidup atau pun sebuah

motivasi dalam menjalankan kehidupan agar lebih baik. Sedangkan bagi masyarakat di Gg Setia Budi,

mereka pada umumnya sama dengan masyarakat lain memandang tatto merupakan suatu hal yang tabu,

akan tetapi ketika mereka diberikan informasi mengenai tattoo, bahwasanya tattoo hanyalah sebuah

gambar dan merupakan bagian dari suatu seni, dan dijelaskan mengenai tattoo dan kriminalitas bahwa

harus di bedakan antara tattoo dan prilaku individu. Maka masyarakat pun dapat paham dan mengerti, dan

menilai seseorang tidak hanya berdasarkan penampilan akan tetapi lebih kepada prilaku dan bagaimana

mereka dapat ber-interaksi dengan masyarakat dengan baik.

Kata Kunci: Pemaknaan Tatto, Simbol, Masyarakat.

Page 7: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kahadirat Allah SWT, yang telah memberikan

limpahan kasih sayang yang tiada terhingga kepada penulis. Walaupun ucapan

syukuur tak pernah cukup untuk mewakili setiap nafas yang telah dikaruniakan-Nya.

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada baginda junjungan semesta alam alam

yang telah menuai cahaya tanpa batas bagi berlangsungnya kehidupan manusia.

Sosok yang kekaldalam setiap sejarah dan lakon ummah-Nya, Nabi Muhammad

SAW, serta para sahabat yang selalu setia mendampingi setiap tetes keringat

perjuangan beliau.

Dengan segala keterbatasan dan kemampuan penulis, semoga penelitian ini

dapat dijadikan sebagai bagian bentuk kontribusi penulis terhadap dinamika

perkembangan ilmu pengetahuan. Tiada terucap katapun yang mampu terurai

sempurna. Tak pernah ada kata terakhir ountuk sebuah perjuangan, demi ummah dan

demi mereka yang mendamba kehidupan yang mampu menaburkan sejuta harapan

bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini. Dalam penulisan skipsi ini, penulis

sadari bahwa penulisan ini tidak akan selesai tanpa melibatkan beberapa pihak. Oleh

karenanya dalam kesempatan ini penulis dapat menyusun skipsi ini, seingga penulis

menyelesaikan dengan baik.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

iv

2. Bapak Prof. Dr. Bachtiar Effendi, MA, dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Dr Zulkifly, MA dan Ibu. Jouharotul Jamilah M.Si, selaku ketua dan

sekretaris program studi Sosiologi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Syarif

Hidayatullah Jakarta

4. Bapak Prof. Dr. Yusron Razak, MA selaku pembimbing yang selalu

senantiasa ikhlas meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk selalu

memberikan arahan dan bimbingan demi kelancaran penulisan skripsi ini

5. Seganap dosen fakultas usuluddin dan filsafat/fakultas imu sosial dan ilmu

politik UIN Syarif Hidayatullah yang kurang lebih selama lima tahun

memberikan ilmu pengetahuan dangan tulus ikhlas, semoga ilmu yang

diajarkan mereka dapat bermanfaat serta menjadi keberkahan penulis dalam

mengarungi kehidupan.

6. Pemimpin dan segenap staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, yang

yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur.

7. Kepada komunitas Marjinal taring babi yang berada di Serengseng Sawah Gg

Setia budi Bang Bobi, Bang Ewang, Bang Dodi, Bang Ricky (Petir), Umum

dll, maafa penulis tidak dapat menyebutkan semua satu persatu. Penulis

mengucapkan bany ak-banyak terikasih atas kesediaannya teman-teman

semua, untuk penulis melakukan penelitian secara lebih mendalam. Dan

mudah-mudahan skripsi ini dapat berguna bagi teman-teman dikomunitas

Page 9: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

v

marjinal taring babi, dan umumnya bermanfaat bagi masyarakat banyak dalam

memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai dunia tatto.

8. Kelurahan Srengseng Sawah, kepada bapak lurah H. Acmad Arsani S.sos, Bu

Yuli (sekertaris kelurahan), Mba Saras, dan segenap staf yang lainnya, penulis

menuliskan banyak-banyak terima kasih atas kesediaannya dan

mempermudahkan penulis dalam memberikan fasilitas dan informasi.

9. Special thank for Mba Saras yang selalu memberikan support kepada penulis

dan selalu mengkontrol dengan ”bawelnya” perkembangan tulisan ini,

terimakasi yah mba Saras semoga sukses selalu tuk tuk karir di PNS-nya.

Amien...

10. Segenap keluarga tercinta, dengan rasa hormat skripsi ini kupersembahkan

khusus untuk kedua orang tuaku dan kasih sayang penulis yang selalu akan

tercurahkan untuk kedua orang tuaku sampai kapanpun, Mamahku Hj. Yayah

Khoiriyah, dan Bapa’ku H. Abdul Rasyid HW yang tak pernah letih

mencutahkan doanya, dan kasih sayangnya untuk anak-anaknya.

11. Kepada saudara-saudaraaku, Firdaus Rriantori (Abang), Fajar Ismail, dan

Ahmad Farid (ade-ade ku). Daus, terimakasih atas faasilitas internetnya

Alhamdulillah banyak membantu penulis dalam mencari beberapa data dan

informasi, Fajar Ismail, semoga kamu bisa lulus lebih cepat semesternya gak

lebih banyak dari abang-abangmu juga buktiin kalo banyak kegiatn di

kampus, buakn berarti harus selesai kuliah di semester yang banyak juga,

karena buat motivasi juga buat adik-adik kelas yang banyak dengan aktivitas

Page 10: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

vi

kampus, Ahmad Farid belajar yang rajin jangan kebanyakan main terus,

mungkin yang terakhitr juga nanti kuliah di UIN.

12. Untuk sahabatku terbaikku selama penulis aktif kuliah Zukruf Alfan terima

kasih banyak atas kebersamaannya ketika itu, dan mudah-mudahan tidak

hanya ketika itu, dan rasa-rasanya kalo inget waktu masa-masa kuliah cukup

akan menjadi sesuatu yang merindukan untuk dikenang, bersama dengan

teman-teman yang lain. Semoga karir lo sukses melesat....

13. Terima kasi untuk Dicky ”Geon” Sanjaya yag terlah membawa dan

memperkenalkan penulis kepada teman-teman komunitas Marjinal taring

babi, Semoga karir loe suksses selalu Amin...

14. Untuk teman seperjuangan dalam menyelesaikan kuliah ini Rosidi, ”Eross”,

Amir Fiqi, terima kasih yang sebesar-besarnay untuk kalian yang telah

banyak sekali membanntu penulis dalam menyelesaikan skipsi ini. Eross

semoga apa yang selama ini loe perjaungin bersama kawan-kawan dapat

sampai pada apa yang diharapkan, dan Amir semoga sukses untuk berkarir di

buang di bidang yang diharapkan, dan Amier semoga sukses untuk berkarir di

bidang yang diharapkan.

15. Segenap keluarga besar Sosiologi angkatan 2005 sahabat-sahabat dan teman-

teamanku Ahmad ”Iwez” Syukri, Ahmad ”Gozil” Saroji, Nurhasan ”qply”,

Syahril ”Ariel” Sidiq, Aprinaldi ”jombang”, Aprilani, Jajang ” JK”, Wahyu

Zulham, Nisa, Sri, Nuri, titin, Suri, Zeki dan semua yang penulis tidak dapat

sebutkan satu persatu, dengan tidak mengurangi arti dari persahabatan kita

Page 11: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

vii

selama ini, semoga kita semua dapat menjadi apa yang kita impikan dan kita

harapkansukses untuk kita semua Amin...

16. Teman KKS Ku Dea fennia angraini dan Kiki Agustin. Terima kasih banyak

atas kebersamaannya di awktu yang singkat. Asyik, seru ketika kita kumpul

bersama, dan semoga kita tetap dapat menjalin tali silaturrahimm, juga untuk

kita realisasikan acara refreshing kita yang sempat tertunda ketika itu,

tentunya dengan suasana dan atmosfer yang berbeda ... Selamat yaah kalian

telah lulus lebih dulu, semoga kita semua sekses. Amin...

17. Teman-teman Ikatan Keluarga Besar Alumni Pondok Pesantren Nurul Huda

Cirebon (IKBAL) Cabang Jakarta: Mustofa ”Topenk”, Uu, Tomo, Dimiyati,

dan semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima ksih

kebersamaan kalian selama ini.

Jakrta, 10 Maret 2011

Ade Ferdiawan

Page 12: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

ABTRAKSI ..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................vii

BAB I: PENDAHULUAN:

A. Latar Belakang Masalah.................................................................1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah.............................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................9

D. Metodologi Penelitian...................................................................10

E. Sistematika Penilisan.....................................................................13

BAB II: KAJIAN TEORI

A. Tatto: ............................................................................................15

1. Definisi Tatto..........................................................................15

2. Sejarah Umum Tatto...............................................................17

3. Sejarah Tatto di Indonesia......................................................18

4. Jenis-jenis Tatto......................................................................21

5. Klasifikasi Tatto.....................................................................22

B. Tatto Dalam Perspektif Medis.....................................................23

C. Tatto Perspektif Islam..................................................................24

D. Tatto Dalam Perspektif Sosiologi................................................26

1. Teori Simbol..........................................................................26

2. Teori Deviant (pelaku menyimpang).....................................30

BAB III: GAMBARAN UMUM KOMUNITAS MARJINAL TARING

BABI, DI SRENGSENG SAWAH, JAGAKARSA, JAKARTA

Page 13: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

SELATAN:

A. Kondisi Umum Masyarakat RT 11 RW 08 kelurahan

Srengseng Sawah Jakarta Selatan...............................................37

1. Kondisi Geografis dan Demografis......................................37

B. Komunitas Marjinal Taring Babi................................................39

1. Sejarah awal Komunitas Taring Babi...................................38

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunitas Marjinal

Taring Babi membuat Tatto..................................................41

3. Aktivitas atau kegiatan komunita Marjinal Taring Babi...... 42

BAB IV : ANALISA HASIL PENELITIAN

A. Makna Tato bagi Penguna dan komunitas................................47

B. Prilaku Penguna Tatto pada Komunitas Marjinal taring babi

Dalam kehidupan Sosial Masyarakat RT 11 RW 08 kelurahan

Srengseng Sawah.......................................................................52

C. Respon Masyarakat RT 11 RW 08 Kelurahan Srengseng Sawah

Terhadap pengguna Tatto pada Komunitas Marjinal Taring

Babi............................................................................................54

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................59

B. Saran-saran................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................62

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................

Page 14: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepanjang hayatnya manusia tidaklah hidup dengan tubuh alamiahnya, di

karenakan dalam suatu msyarakat tertentu terkadang terdapat tradisi-tradisi yang

kaitannya dapat merubah ataupun menambah sesuatu terhadap tubuh mereka.

Manusia selalu mempunyai dan menunjukan ide, kreativitas, rasa, estetik, hingga rasa

kemanusiaannya sepanjang peradaban. Salah satunya dengan menambah,

mengurangi, mengubah, bahkan mengatur bagian tubuh alamiahnya dengan berbagai

cara. Tindakan tersebut dilakukan baik oleh individu, kelompok, maupun komunal.

Baik secara sukarela, wajib, atau bahkan terpaksa. Pengubahan yang dilakukan

manusia pada tubuhnya mempunyai tujuan beraneka macam, berubah dari masa ke

masa serta berbeda dari area budaya yang satu dengan budaya yang lainnya.

Tubuh, bagi sebagian orang, menjadi media tepat untuk berekspresi dan

eksperimen. Tak heran jika kemudian timbul aktivitas dekorasi seperti Tato, Piercing

dan Body Painting, eksploitasi ini untuk sebagian besar pelakunya ditujukan untuk

gaya dan pernyataan pemberontakan. Jika awalnya orang melakukan eksploitasi

tubuh untuk tujuan yang lebih khusus, misalkan untuk identitas pada suatu budaya

tertentu, kini eksplotasi tubuh melalui tato, piercing dan body painting berkembang

karena mode dan gaya hidup. Pada akhirnya tubuh dapat dibentuk dengan bermacam-

Page 15: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

2

macam cara. Tubuh sesuai untuk simbolisasi berbagai perbedaan yang timbul

diantara berbagai perubahan didalam sebuah identitas individu maupun kelompok.

Dengan demikian, tubuh menjadi sebuah simbol berbagai peranan sosial dan

stereotip.1

Menurut Bruner (1986) Posisi tubuh menjadi sangat vital karena ia

merupakan ruang perjumpaan antara individu dan sosial, ide dan materi, sakral dan

profan, transenden dan imanen2.

Tubuh dengan posisi ambang seperti itu tidak saja disadari sebagai medium

bagi merasuknya pengalaman ke dalam diri, tetapi juga merupakan medium bagi

terpancarnya ekspresi dan aktualisasi diri. Bahkan lewat dan dalam tubuh,

pengalaman dan ekspresi terkait secara dialektis. Tatto adalah gambar atau simbol

pada kulit tubuh yang diukir dengan menggunakan alat sejenis jarum. Biasanya

gambar dan simbol itu dihias dengan pigmen berwarna-warni. Dulu, orang-orang

masih menggunakan teknik manual dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat

tatto. Orang Eskimo misalnya, memakai jarum dari tulang binatang. Sekarang, orang-

orang sudah memakai jarum dari besi, yang kadang-kadang digerakan dengan mesin

untuk mengukir sebuah tatto. Kuil-kuil Shaolin menggunakan gentong tembaga yang

panas untuk mencetak gambar naga pada kulit tubuh3

1 Anthony Synott, Tubuh Sosial: Simbolisme Diri dan Masyarakat, (Yogyakarta: Jalasutra,

2003), hlm 11.

2 Bruner, Edward M.. Experience and Its Expressions. Dalam Victor W. Turner and

Edward M. Bruner (eds.). The Antropology of Experience.Urbana and Chicaho: (University of Illinois

Press 1986).

3 Juliastri, Nuraini. & Antariksa. Tato Antara Politik dan Keindahan Tubuh. Artikel dalam

World

Page 16: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

3

Menurut Ady Rosa dalam penelitiannya mengenai Eksistensi Tatto

Mentawai, selama ini diyakini bahwa tatto tertua ditemukan di Mesir sekitar

tahun1300 SM. Dari penelitian yang dilakukannya diketahui bahwa Tatto Mentawai

telah ada sejak 1500 tahun sampai 500 tahun Sebelum Masehi. Jadi bisa dikatakan,

tato Mentawai merupakan Tatto tertua di dunia.4 Tatto telah ada sejak ribuan tahun

yang lalu dan merupakan suatu bentuk seni tertua yang memiliki beragam arti seperti

halnya budaya yang lain.

Pada beberapa kelompok, tatto merupakan tanda suku atau status, seperti

pada masyarakat Mentawai derajat seseorang dapat dilihat dari tattoo di tubuhnya,

dan pada masyarakat Dayak perkawinan dapat terlaksana bila kedua pengantin telah

di tattoo secara memadai di seluruh badan. Selain itu, tatto juga bisa menandakan

beratnya jalan menuju kedewasaan, atau dalam menunjukkan keahlian si pemilik

tatto. Salah satu alasan paling populer dan juga paling tua adalah seni tubuh ini

menambah keindahan si pemilik. Di dunia Barat, tatto biasanya dianggap sebagai

bentuk ekspresi dan kreativitas seseorang. Selain menunjukkan individualitas, secara

bersamaan tatto juga menunjukkan bahwa pemiliknya adalah anggota sebuah

kelompok komunitas yang menyukai seni tubuh. Di Amerika Serikat, tatto sempat

Wide Web , diakses melalui situs internet http://kunci.or.id// pada tanggal 14 septembaer 2009.

4 Rosa, Adi, Eksistensi Tato sebagai Salah Satu Karya Seni Rupa Tradisional Masyarakat

Mentawai. (Bandung: Tesis Institut Teknologi Bandung, 1994).

Page 17: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

4

memberi kesan buruk bagi pemiliknya, walaupun sekarang tatto dianggap sebagai

bagian dari budaya Amerika5

Tatto yang kini banyak menemani kehidupan anak muda di perkotaan

ternyata berada dalam kondisi tercerabut dari habitat aslinya, terpelanting di dunia

yang sama sekali tidak tahu menahu aturan bagaimana semestinya tatto diperlakukan.

Sebagian masyarakat modern yang tertarik dengan tatto, kemudian menggunakannya

semau dan sesuka hati sebagai ekspresi diri. Kesukaan berekspresi dengan

menimbulkan kontra dari sebagian lain masyarakat yang berseberangan keyakinan

dengan adat lama. Sebagian lain ternyata malah membelokkan kegunaan untuk

menandai hal yang negatif, tatto menjadi identik dengan kriminalitas.6 Pada tahun

1983-1984 di Indonesia (orde baru) dengan menggunakan aparatur militer yang

dimilikinya memberlakukan kebijakan menumpas gali (gabungan anak liar), personel

yang ditumpas tesebut pada umumnya ber-tatto. Petrus merupakan operasi

penumpasan (yang dilakukan tanpa proses peradilan) orang-orang yang ditengarai

bertindak kriminal. James T. Siegel (1998), menyatakan Petrus merupakan

“Nasionalisasi Kematian”. Istilah ini adalah buah dari gesekan mengerikan yang

terjadi antara negara dan warganya.7

5 http://www.adiportal.com/gado/okt2002/g01_24102002.htm.

6 Olong, HA. Kadir. Tato. (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2006) h.vii

7 Siegel, James T. 2000. Penjahat Gaya Orde Baru: Eksploitasi Politik dan Kriminalitas,

(Yogyakarta: LKiS, 2000), h 151-152.

Page 18: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

5

Fenomena tatto bukan dilahirkan dari sebuah tabung dunia yang bernama

modern dan perkotaan. Secara historis, tatto lahir dan berasal dari budaya pedalaman,

tradisional, bahkan dapat dikatakan kuno.8 Keberadaan tatto pada masyarakat modern

perkotaan mengalami perubahan makna, tatto berkembang menjadi budaya populer

atau budaya tandingan yang oleh audiens muda dianggap simbol kebebasan dan

keragaman. Akan tetapi kalangan tua melihat sebagai suatu keliaran dan berbau

negatif.

Dengan demikian tatto akan sangat tergantung pada tiga konteks

pemaknaan, yakni kejadian historis, lokasi teks dan formasi budaya. Akibatnya kini

budaya pop menjadi seperti lapangan perang semiotik antara sarana inkorporasi dan

sarana resistensi, antara pengangkat makna yang diusung, kesenangan dan identitas

sosial yang diperbandingkan dengan yang telah ada. Tatto belakangan ini menjadi

mode. Bila semula tatto merupakan bagian budaya ritual etnik tradisional, kini

berkembang menjadi bagian kebudayaan pop. Pada saat tato tradisional terancam

punah, tatto yang menjadi bagian kebudayaan pop semakin tertera di tubuh-tubuh

manusia modern dan semakin disenangi.

Di Indonesia sendiri pernah ada suatu masa ketika tatto dianggap sebagai

sesuatu yang buruk. Orang-orang yang memakai tatto dianggap identik dengan

penjahat, dan orang nakal atau golongan orang-orang yang hidup di jalan dan selalu

dianggap mengacau ketentraman masyarakat. Anggapan negatif seperti ini secara

8 Olong, HA. Kadir. Tato. (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2006) h.8

Page 19: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

6

tidak langsung mendapat pengesahan ketika pada tahun 1980-an terjadi pembunuhan

terhadap ribuan penjahat kambuhan di berbagai kota di Indonesia. Di sekitar

Yogyakarta juga tidak luput dari operi petrus. Di Magelang 65 pelaku kriminal

dilaporkan menyerahkan diri, di temanggung 148 penjahat dipenjara, di sleman 25

bandit dijaring, dan 70 lainnya menyerahkan diri di Yogyakarta.9

Tanggapan negatif masyarakat tentang tatto dan larangan memakai rajah

atau tatto bagi penganut agama tertentu semakin menyempurnakan image tatto

sebagai sesuatu yang dilarang, haram, dan tidak boleh. Maka memakai tatto dianggap

sama dengan memberontak. Tetapi justru term pemberontakan yang melekat pada

aktivitas dekorasi tubuh inilah yang membuat gaya pemberontak ini populer dan

dicari-cari oleh anak muda. Terdapat beberapa alasan yang mendasari mengapa

generasi muda menjadi salah satu objek dalam transfomasi budaya. Pertama, generasi

muda ada dan menjadi pelaku dalam sebuah proses pencarian jati diri sehingga

mudah dipengaruhi oleh nilai-nilai aktraktif. Kedua, generasi muda sangat peka

terhadap kondisi lingkungan dan mudah melakukan perubahan. Ketiga, pola

konsumsi generasi muda lebih panjang sehingga perlu pemberdayaan agar

konsumsinya terus terjaga.10

Orang-orang yang terpinggirkan oleh masyarakat

9 Kevin O. Browne, Lanskap Hasrat dan Kekerasan, (Yogyakarta: Jendela, 2001), hlm 384.

10 Heru Nugroho, 1991. “Perilaku Konsumtif Generasi Muda”, makalah seminar Mengintip

Hedonisme di Kalangan Generasi Muda, (Yogyakarta: Balairung, 1991), hlm. 3.

Page 20: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

7

memakai tatto sebagai simbol pemberontakan dan eksistensi diri, anak-anak yang

disingkirkan oleh keluarga memakai tatto sebagai simbol pembebasan.11

Eksistensi tatto selama ini dianggap sebagai bagian dari penyimpangan.

Tatto masih merupakan bagian dari tindakan yang keluar dari rel-rel kaidah dan nilai-

nilai yang berlaku di masyarakat. Pada masyarakat Indonesia, kecuali kota-kota

besar, konformitas masih sangat kuat di mana anak muda dianggap normal, ganteng

dan alim apabila rapi, bersih tidak ada tatto, tak bertindik dan lain-lain. Jika terjadi

penyimpangan sedikit saja seperti telinga atau hidung yang ditindik, maka akan

mengakibatkan gunjingan dan celaan yang cepat menyebar ke mana-mana. Oleh

karena itu, tidaklah mengherankan jika gaya-gaya anak muda seperti itu akan cepat-

cepat dianggap sebagai sesuatu yang negatif.12

Nilai seni muncul sebagi sebuah

entitas yang emosional, individualistik, dan ekspresif. Seni menjadi entitas yang

maknawi. Berkaitan dengan tatto, ia memang dapat di kategorikan sebagai entitas

seni karena selain merupakan wujud kasat mata berupa artefak yang dapat dilihat,

dirasakan, ia juga menyangkut nilai-nilai estetis, sederhana, bahagia, emosional,

hingga individual dan subjektif13

Dari masalah yang telah dijabarkan tentang eksistensi tatto sebagai suatu

simbol keberadaan diri, dan yang pada awalnya besar kaitannya dengan kebudayaan-

11 Juliastri, Nuraini. & Antariksa. Tato Antara Politik dan Keindahan Tubuh. Artikel dalam

World Wide Web , diakses melalui situs internet http://kunci.or.id// pada tanggal 14 septembaer

2009. 12

Olong, HA. Kadir.. Tato. (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2006) h.34-35.

13

Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung: ITB Press), hlm 15-18.

Page 21: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

8

kebudayaan setempat yang diidentikkan dengan hal-hal mistis, hingga menjadi suatu

trend pop, dan lagi pandangan masyarakat yang umumnya tabu akan hal tersebut.

maka penulis mengangkat judul “Pemaknaan Tato Antara Pengguna dan

Masyarakat”, sebagai bentuk dan upaya mengetahui sejauh mana pengguna tatto

dalam memaknai simbol-simbol yang terdapat pada dirinya (tato), dan bagaimana

masyarakat menilai mengenai pengguna tato ataupun terhadap komunitas itu sendiri

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Dari pemaparan diatas maka dapat dirumuskan dalam beberapa

rumusan masalah diantaranya:

a. Bagaimana pengguna tatto memaknai gambar (tatto) yang

terdapat di tubuhnya?

b. Bagaimana masyarakat sekitar memandang (respon) terhadap

mereka yang ber-tatto di komunitas tersebut (komunitas

marjinal taring babi)

c. Bagaimana respon balik dari pengguna tatto tersebut

terhadap pandangan masyarakat.?

2. Pembatasan Masalah

Dalam meneliti fenomena sosial khususnya fenomena mengenai

“Masyarakat ber-tatto”. Penulis merasa perlu untuk memberikan suatu

pembatasan masalah. Yang dalam hal ini dibatasi mengenai pemaknaan

Page 22: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

9

tatto antara pengguna dan masyarakat. Bagaimana mereka yang ber-tatto,

apakah terdapat makna tersendiri yang terkandung didalam gambar (tatto)

yang terdapat di tubuhnya tersebut. Dan apakah mempengaruhi terhadap

perjalanan hidupnya kelak. Dan bagaimana respon dari masyarakat sekitar

terhadap eksistensi dari masyarakat ber-tatto tersebut, dimana mungkin

masyarakat ada atau banyak yang masih beranggapan hal tersebut ialah

suatu hal yang tabu, dan masih di identikan dengan hal-hal negatif seperti

tindak kriminalitas dan yang lainnya. Dan apakah stigma negatif yang

umumnya di identikan oleh masyarakat itu benar adanya (lebih dikhususkan

di komunitas tersebut) ?. Yaitu studi kasus terhadap masyarakat ber-tato

yang berada di komunitas marjinal, taring babi, yang berada di Setiabudi,

Srengseng, Jakarta Selatan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat (mayoritas) dalam

memandang secara general (umum) mengenai masyarakat

bertato di komunitas taring babi (minoritas)

b. Untuk mengetahui sejauh mana pengguna tato dalam

memaknai simbol-simbol yang terdapat pada dirinya (tatto),

Page 23: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

10

dan bagaimana masyarakat menilai mengenai pengguna tatto

ataupun terhadap komunitas marjinal taring babi itu sendiri

c. untuk memberikan informasi tentang kehidupan komunitas

tato sehingga dapat didapatkan informasi-informasi penting

untuk memberikan kontribusi dalam memahami, dan

memaknai suatu simbol-simbol yang terdapat pada pengguna

tato, yakni pada umumnya untuk masyarakat luas, dan

khususnya bagi komunitas (pengguna) yang selama ini

masyarakat umum memberikan stigma negatif terhadap tato

terlebih kepada masyarakat marjinal.

2. Manfaat Penelitian

a. Karya tulis ini bemanfaat bagi pembaca kususnya dan

umumnya masyarakat luas agar lebih memahami tentang

masyarakat ber-tatto.

b. Penelitian ini Insya-Allah akan memberikan tambahan

literatur penelitian dalam bidang sosiologi pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan dapat memperluas cakrawala

pengetahuan mengenai kondisi masyarakat Indonesia.

Page 24: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

11

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini adalah metode kualitatif. Tujuannya adalah untuk menjelaskan,

memahami, dan analisa secara mendalam. Metode penelitian menurut Prof.

Dr. Sugiyono, ialah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek

yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan).14

Analisa data

bersifat induktif (penyimpulratan), dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.15

Sedangkan menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat

diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari

kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan dengan

pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis.

Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi-informasi

dalam situasi sewajarnya, untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi

yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.16

2. Teknik Pengumpulan Data

14

Penulisan dalam skripsi ini menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui

triangulation yaitu dokumentasi pustaka atau fotografi, wawancara dan observasi lapangan 15

Prof. Dr.Sugioyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alvabeta 2005), h.

1. 16

Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1992), h. 209

Page 25: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

12

Terdapat beberapa langkah dalam pengumpulan data, antara

lain:

a. Observasi/ Komunitas Marjinal dan Masyarakat Gg Setiabudi

Adalah pencatatan sistematik terhadap fenomena

fenomena yang diteliti. Lebih jauh observasi adalah mengamati,

mencari bukti terhadap pemaknaan tattoo terhadap pengguna dan

masyarakat di Gg Setiabudi Srengseng sawah Jagakarsa selama

beberapa waktu. Hal ini dilakukan dalam tekhnik mencatat, merekam,

kemudian memotret guna mendapatkan keabsahan. Adapun sasaran

dari metode ini adalah bagaimanakah pengguna dan masyarakat dalam

memaknai tatto, dan dapat saling mengerti dan menerima sebuah

perbedaan.

Data yang diperoleh dengan teknik observasi pada

pengguna dan masyarakat. Dan pengumpulan data primer adalah

melalui wawancara (interview) dengan informan secara mendalam (in-

depth) dengan anggota komunitas (sekitar 5 orang) dan masyarakat (4

orang). Dalam wawancara, penulis telah mempersiapkan beberapa

pertanyaan yang kaitannya dengan skripsi. Disamping itu, ada

pertanyaan-pertanyaan yang tidak tertulis

b. Wawancara (Interview)

Page 26: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

13

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewancara dengan informan atau orang yang di wawancarai.17

Informan yang di wawancarai oleh peneliti adalah:

1. Bobi, (anggota Komunitas Taring babi)

2. Ewang, (anggota Komunitas Taring babi)

3. Dodi, (anggota Komunitas Taring babi)

4. Umam, (anggota Komunitas Taring babi)

5. Bu Yanti, (Masyarakat Gg Setiabudi)

6. Bpk. Herman, (Masyarakat Gg Setiabudi)

7. Bpk. Wamil, (Rt 11 Rw 08, Kelurahan Srengseng Sawah)

c. Riview Literatur

Telaah pustaka yaitu dengan membaca, memahami, dan

menginterpretasikan buku-buku, jurnal-jurnal, makalah-makalah yang

ada hubungannya dengan pembahasan ini.

3. Waktu dan Temat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada 10 Agustus 2010 sd 03 Februari

2011, dengan lokasi penelitian di RT 11 RW 08, Srengseng Sawah,

Jagakarsa, Jakarta Selatan

4. Instrumen Penelitian

17 Bungin, Metodologi Penelitian, h. 133.

Page 27: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

14

Instrument yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian

ini adalah pedoman wawancara, tape recorder, camera, dan buku catatan.

Pedoman wawancara digunakan agar tetap fokus dalam menggali apa yang

menjadi sasaran penelitian.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada

ketentuan-ketentuan dan petunjuk-petunjuk yang telah ditentukan oleh UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu “Pedoman Penulisan dan Disertasi UIN

Syarif Hidayatullah (Jakarta: UIN Press, 2006).

D. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membaginya dalam lima bab

pembahasan. Rincian pembahasan setiap bab yaitu sebagai berikut : Bab Pertama

yaitu Pendahuluan Pada bab ini berisikan tentang hal yang melatar belakangi

penelitian, rumusan masalah dan beberapa hal mengenai teknis seperti teknis

pengumpulan data serta metodenya.

Selanjutnya Bab kedua Tentang Kajian Teori. Secara umum bab ini akan

membahas tentang landasan teori tentang tatto beserta sejarahnya, perilaku

menyimpang serta teori tentang simbol-simbol. Pada bab ini juga akan menyertakan

pandangan dari beberapa aspek tentang tatto seperti aspek sosiologi, aspek kesehatan

atau medis.

Bab Ketiga Tentang Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pada bab ini

akan dijelaskan mengenai gambaran umum tentang obyek penelitian dan

Page 28: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

15

lokasinya.yang kemudian di bagi dalam beberapa sub yaitu keadaan geografis dan

demografis, yang kemudian akan dibagi lagi dalam sub bahasan yang lebih detail

lagi.

Bab ke Empat Tentang Temuan Lapangan di Komunitas Marjinal Taring

BabiTemuan lapangan dan analisis yang meliputi Pemaknaan Tato Antara

Masyarakat dan Pengguna

Tulisan ini akan ditutup dengan pembahasan Bab kelima yang merupakan

penutup kesimpulan dan refleksi penuliis. Pada bagian akhir juga akan disertai

dengan lampiran-lampiran dan daftar pustaka.

Kemudian di akhir akan disertakan dengan lampiran-lampiran yang

berhubungan dengan penelitian dann data-data yang telah diikut sertakan pada saat

mengumpulkan data di lapangan baik dari prpustakaan maupun data lapangan.

Page 29: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

16

BAB II

A. Tato

1. Definisi Tatto:

Secara bahasa tatto mempunyai istilah yang hampir sama digunakan di

berbagai belahan dunia. Bebrapa diantaranya adalah tatoage, tatouage, tatowier,

tatuaggio, tatuar, tatuaje, tattoos, tattueringar, tattoos, dan tatu.1 Dalam bahasa

Indonesia kata tatto merupakan peng-indonesiaan dari kata tatto yang berarti gambar

atau lukisan pada bagian anggota tubuh.2 Sedangkan menurut istilah tatto ialah

menusuk salah satu anggota tubuh dengan jarum atau sejenisnya hingga keluar

darahnya, kemudian membubuhinya dengan celak dan sejenisnya sehingga berwarna

hijau. Terkadang dibentuk seperti ukiran atau lingkaran, dan terkadang juga

dituliskan dengan nama orang yang dicintainya.3

Dahulu kata tatto berasal dari bahasa tahiti4, yakni “tattau” yang berarti

menandai, dalam arti bahwa tubuh ditandai dengan menggunakan alat berburu yang

1 Olong, Tato, h. 83

2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1998), cet ke -1, hal. 907 3 Muhammad bin Abdul Azis al-Musnid, Indahnya berhias. Penterjemah Abu Umar Basyir

(Jakarta : Darul Haq, 2000), cet ke -1. h. 67. ada juga pendapat yang mengatakan bahwa tato ialah

menusukan jarum atau alat tusuk yang lain ditelapak atau pergelangan tangan, bibir dan anggota badan

yang lain dari tubuh sampai nantinya keluar darah. Tempat yang ditusuk jarum untuk kemudian

dibubuhi celak atau serbuk yang lain, sampai kemudian kulit tersebut menghijau. Lih : Amr Abdul

Mun’im Salim, Larangan agama bagi Wanita. Penerjemah Amrozi M. Rais (Jakarta : Gema Insani

Press, 1999), h. 16 4 Tahiti yaitu Pulau di Samudra Pasifik Selatan, terbesar dan terpenting di kepulauan Society,

Polynesia Prancis. Lih : Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,

1997) Jilid 6, h. 3421.

Page 30: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

17

runcing untuk memasukan zat pewarna dibawah permukaan kulit. Anne Nicholas

dalam The Art of the New Zealand menjelaskan bahwa kata tatto yang berasal dari

tattau tersebut dibawa oleh Joseph Banks yang pertama kali bersandar di Tahiti pada

1769, dan disana ia mencatat berbagai fenomena manusia Tahiti yang tubuhnya

dipenuhi oleh tatto.5

Proses penusukan jarum dengan tangan (manual) seperti yang diungkapkan

diatas hingga kini masih terdapat dibeberapa kebudayaan dunia seperti Samoa, Maori,

Mentawai, Burma, hingga Thailand. Dalam bahasa Jawa, tatao mempunyai makna

yang sama meskipun berbeda, yakni dari kata “tatu” atau bekas luka, yang menjadi

sebuah tanda tertentu dengan kulit lainnya baik di tubuhnya sendiri maupun

perbedaan tanda dengan tubuh milik orang lain.6

Pada awalnya, secara lokalitas tato merupakan kebudayaan yang eksis di

daerah masing-masing, bangsa Yunani kun misalnya, memakai tatto sebagai tanda

pengenal para anggota dari badan intelejen mereka, alias mata-mata perang pada saat

itu. Berbeda dengan bangsa Romawi, mereka memakai tatto sebagai tanda bahwa

seseorang itu berasal dari golongan budak, dan tato juga dirajahi ke setiap tubuh para

tahanannya. Suku Maori di New Zealand membuat tato berbentuk ukiran-ukiran

spiral pada wajah dan bokong, menurut mereka ini adalah tanda bagi keturunan yang

baik. Di kepulauan Solomon, tato ditorehkan di wajah perempuan sebagai ritus untuk

menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Hampir sama seperti di atas suku

5 Olong, Tato, h. 83

6 Olong, Tato, h. 85

Page 31: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

18

Nuer di Sudan memakai tatto untuk menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki.

Orang-orang Indian melukis tubuh dan mengukir kulit mereka untuk menambah

kecantikan atau menunjukan status sosial tertentu.7

2. Sejarah Umum Tatto:

Dalam sejarah tercatat bahwa tatto pada awalnya dapat ditemukan di Mesir

pada waktu pembangunan the Great Pyramids. Saat itu orang-orang Mesir

memperluas kerajaan mereka sehingga seni tato pun ikut menyebar. Peradaban dari

Kreta, Yunani, Persia, dan Arabia mengambil dan memperluas bentuk-bentuk seni

tersebut. Bukti dari tato mesir yang tertua ada pada peninggalan mumi Nubbian yang

bertahun 2000 SM. Pennggunaannya diungkapkan oleh bebrapa pengarang klasik

berhubungan dengan orang-orang Tharchian, Yunani, Jerman, dan Inggris kuno.8

Tatto pada bagian tubuh mumi yang ditemukan di Mesir bermotifkan pola

garis yang sederhana dengan titik-titik yang saling berhubungan membentuk desain

elips dan terletak dibagian bawah perut. Desain ini dimungkinkan bermakna sebagai

lambang kesuburan bagi seorang perempuan. Mumi perempuan tesebut bernama

Amunet. Diperkirakan ia adalah seorang pendeta perempuan yang bermazhab pemuja

Dewi Athor yang berkediaman di daerah Thebes. Selain itu, juga ditemukan dua

mumi perempuan yang berusia sama dengan menunjukan berbagai tanda yang nyaris

sama. Mumi tersebut salah satu diantaranya adalah seorang penari. Dengan demikian

berbagai bukti arkeologis untuk sementara menunjukan bahwa tatto untuk pertama

7 LutfitaAzzahra, “Sejarah Tato” artikel diakses tanggal 18 November 2010 dari

http://azzahraku.multiply.com/video/item/40 8 Hatib Abdul Kadir Olong, Tato (Yogyakarta : LKiS, 2006), cet ke -1, h. 97

Page 32: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

19

kali digunakan oleh kaum perempuan, sebelum akhirnya juga ditemukan mumi ber-

tatto yang berjenis kelamin laki-laki.9

Eksistensi dapat dikatakan pertama kali muncul di Mesir berkisar pada

tahun 4000-2000 SM, dan kemudian menyebar luas ke dunia. Penggunaan tatto di

Mesir sangat beragam sesuai dengan status sosial pemakainya. Hal tersebut

merupakan peradaban awal yang hingga kini di pelihara di Mesir. Ketika dinasti

ketiga dan keempat di Gizeh berkuasa, saat piramida-piramida besar sedang dibangun

sekitar 2800-2600 SM. Mesir telah mempunyai hubungan denga Kreta, Yunani,

Persia, dan Arab. Dari hubungan tersebutlah diperkirakan tatto mulai di pekenalkan

dan muncul di derah-daerah itu. Menjelang abad 2000 SM seni tatto mengembang

hingga ke Asia Selatan dan sebagian Cina Selatan, khususnya di daerah Tze Kiang.

Masyarakat Ainu yang diperkirakan migran dari Asia Bara, juha telah mengadopsi

tatto karena ketika mereka menyebrang laut menuju Jepang, tatto telah secara luas

digunakan diantara mereka.10

3. Sejarah Tatto di Indonesia:

Jika dilacak dari budaya material yang tertinggal, Indnesia sendiri

sesungguhnya telah mengenal tatto sejak sekitar awal masuknya masehi. Hal ini dapat

dilihat dari berbagai dekorasi penggambaran figur manusia yang terdapat pada

beberapa kendi tanah liat dan perunggu di beberapa kepulauan di Indonesia.

Sementara barang yang digunakan sebagai peralatan penatoan, berupa berbagai

9 Olong, Tato, h. 99

10 Olong, Tato, h. 100

Page 33: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

20

jarum dari tulang hewan mamalia, ditemukan diberbagai goa di Jawa Timur dan

Sulawesi Selatan.11

Di Indonesia, suku yang masih tetap eksis menggunakan tatto

adalah suku Mentawai di Kepulauan Mentawai Sumatra Barat, Dayak di Kalimantan,

dan suku Sumba di NTB sudah mengenal tatto sejak jaman dulu. Bahkan bagi suku

Dayak, seseorang yang berhasil “memenggal kepala” musuhnya, dia mendapat tatto

di tangannya. Begitu juga dengan suku Mentawai, tatto-nya Tidak dibuat

sembarangan. Sebelum pembuatan tatto dilaksanakan, ada Panen Enegaf alias

upacara inisiasi yang dilakukan di Puturkaf Uma (galeri rumah tradisional suku

mentawai). Upacara ini dipimpin oleh Sikerei (dukun). Setelah upacara ini selesai,

barulah proses Tatto-nya dilaksanakan.

Keberadaan merajah tubuh di dalam kebudayaan dunia sudah sangat lama

ada dan dapat dijumpai di seluruh sudut dunia. Menurut sejarah, ternyata rajah tubuh

sudah dilakukan sejak 3000 tahun SM (sebelum Masehi). Tatto ditemukan untuk

pertama kalinya pada sebuah mumi yang terdapat di Mesir. Dan dulu hal itu

dianggap yang menjadikan tatto kemudian menyebar ke suku-suku di dunia, termasuk

salah satunya suku Indian di Amerika Serikat dan Polinesia di Asia, lalu berkembang

ke seluruh suku-suku dunia salah satunya suku Dayak di Kalimantan. Tatto dibuat

sebagai suatu simbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri

bagi si pemilik dan simbol keberanian dari si pemilik tato. Sejak masa pertama tatto

dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tatto dipercaya sebagai simbol

keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.

11

Olong, Tato, h. 194

Page 34: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

21

Tatto merupakan praktek yang ditemukan hampir di semua tempat dengan

fungsi sesuai dengan adat setempat. Rajah dahulu sering dipakai oleh kalangan suku-

suku terasing di suatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat,

bahkan menandakan kesehatan seseorang. Rajah digunakan secara luas oleh orang-

orang Polinesia, Filipina, Kalimantan, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan,

Mesoamerika, Eropa, Jepang, Kamboja, serta Tiongkok. Walaupun pada beberapa

kalangan rajah dianggap tabu, seni rajah tetap menjadi sesuatu yang populer di dunia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato berarti gambar (lukisan) pada bagian

(anggota) tubuh.

Tatto secara pemaknaan telah mengalami ameliorasi (perluasan). Bila

semula tatto merupakan bagian dari budaya ritual etnik tradisional, kini mengalami

perkembangan yang meluas. Bila tatto pada zaman orde baru dimaknai sebagai

simbol kejahatan atau bagian dari subkultur, di Indonesia pernah ada masa-masa

ketika tatto dianggap sebagai sesuatu yang di anggap momok. Setiap orang yang

memakai tatto dianggap identik dengan penjahat, rampok, gali, dan orang nakal.

Anggapan negatif seperti ini secara tidak langsung mendapat “pengesahan” di

berbagai kota besar di Indonesia. Lalu pada masa reformasi tato berkembang menjadi

bagian budaya pop.12

Ketika zaman Orde Baru munculnya PETRUS (Penembak

Misterius) yang memburu orang ber-tatto. Saat itu orang yang ber-tatto dianggap

sebagai preman, kriminal, penjahat, dan sebagainya. Sehingga ketika itu banyak

12

Olong, Tato, h. 194

Page 35: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

22

orang yang bertato ingin menghapus seluruh tatto yang ada ditubuhnya agar terhindar

dari Petrus. Namun dalam perkembangannya sampai dengan saat ini stigma

masyarakat tersebut mulai berkurang, meskipun masih ada. Tatto mulai dianggap

sebagai fesyen, karena tatto bisa mempercantik dan menambah rasa percaya diri

seseorang atau sebagai aksesoris tubuh. Komunitas tato juga mulai banyak. Ditambah

lagi dengan maraknya studio-studio tatto dan di piercing di beberapa kota besar

seperti Bali, Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta. Eksistensi tato mengalami dualisme

perkembangan di Indonesia. Di satu pihak (pada masyarakat adapt) tatto tradisional

yang berkarakter tribal terancam punah, dan di pihak lain (pada masyarakat urban)

tato menjadi bagian kebudayaan pop yang digandrungi dan dianggap bagian dari

modernitas, dan gaul (seperti pada kebanyakan selebritas).13

Ady Rosa mengatakan

“Tatto alam kebudayaan pop hanya sebatas kesenangan, dan symbol kaum muda

untuk jati diri gengnya. Sedang tatto tradisional, selain unik dan dahsyat, juga syarat

symbol dan makna. Cuma sayangnya, tatto tradisional ini terancam punah14

4. Jenis-jenis Tatto:

Tatto terbagi dalam beberapa jenis15

, yaitu :

a. Permanent, yaitu jenis tatto yang tahan sampai seumur hidup.

Pembuatannya dengan cara memasukkan tinta ke dalam lapisan kulit

dengan bantuan jarum.

13

Olong, Tato, h. 195 14

Olong, Tato, h. 193 15

Yahoo Answer, “Ada gk sih tato temporray yang bsas bertahab sampai 3 bulan”?? artikel

di akses pada tanggal 08 November 2009 dari

Atikelnya di akses berdua alam yang

http://id.answers.yahoo.com/.question/index?qid=200880121081253 AAIMiK8

Page 36: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

23

b. Semi permanent, yaitu jenis tato yang bertahan 2 bulan sampai 1

tahun. Punya resiko besar karena bahan yang digunakan berbahaya.

Memakai malam (untuk membatik) mendidih dan dilukis di atas

kulit. Sebagian orang tahu ini jenis tato temporary padahal bukan.

Resiko yang ditinggalkan berupa bercak kemerahan yang hilang

dalam waktu 1 tahun, bercak putih menyerupai gambar tato

sebelumnya yang hilang dalam 1 tahun, bahkan cacat permanent.

c. Temporary, yaitu jenis tato yang bertahan 1 minggu sampai 1 bulan

lebih, atau mungkin bias sampai 5 minggu. Tergantung jenis kulit.

Kulit yang lembab dan mudah berkeringat biasanya akan cepat pudar

warna tatonya. Kadang menimbulkan reaksi seperti kulit panas atau

terbakar.

Disamping itu ada juga yang disebut dengan tato sticker, ini tidak masuk

dalam seni rajah tubuh. Tato sticker adalah sejenis sticker leave on yang sudah ada

gambarnya. Tato sticker ini bisa bertahan bebrapa jam sampai 1 minggu, tergantung

jenis kulit.

5. Klasifikasi Tatto

Menurut Kent-kent16

, seni tatto dapat diklasifikasikan menjadi 5 bagian

yaitu:

16

Olong, Tato, Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2006) h. 85

Page 37: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

24

a. Natural, berbagai macam gambar tatto berupa pemandangan alam

atau bentuk muka.

b. Treeball, merupakan serangkaian gambar yang dibuat dengan

menggunakan blok warna. Tatto ini banyak di pakai oleh suku

Mauri.

c. Out school, tatto yang dibuat berupa gambar-gambar zaman dulu,

seperti perahu, jangkar, atau simbol love yang tertusuk pisau.

d. New school, gambarnya cendrung mengarah ke bentuk grafiti dan

anime.

e. Biomekanik, berupa gambar aneh yang merupakan imanjinasi dari

teknologi, seperti gambar robot, dan mesin

B. Tatto dalam Perspektif Medis

Dalam ilmu kedokteran, merajah tubuh didefinisikan sebagai tindakan

sengaja yang berpotensi menimbulkan kelainan pada kulit juga bisa disebabkan oleh

sengatan matahari yang berlebihan, pengaruh obat-obatan, dan terkena bahan kimia.17

Buat kalangan tertentu, seni merajah tubuh (tato) memang masih dianggap

tabu. Dimana mereka paling tidak tato dianggap buruk, sarat kekerasan, dan

cendrung dekat dengan dunia kejahatan. Namun seiring dengan perkembangan

zaman, kini tato juga dipandang bagian dari produk kecantikan. Kaum penggemarnya

pun makin meluas hingga kalangan selebriti, olahragawan, dan lain sebagainya.

17

El-Hasyimi Ahmad, “Hukum bertato”, artikel di akses tanggal 08 November 2009 dari

http://bocahpolah.blogspot.com/2009/01/tato.html

Page 38: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

25

Namun disisi lain terdapat fenomena yang berbeda. Alih-alih populasi

penggemarnya terus meningkat, arus balik dari masyarakat bertato pun tidak kalah

derasnya. Untuk soal yang terakhir ini bisa disimak dari hasil survey pada akhir tahun

lalu. Dalam survey tersebut diungkapkan bahwa dari sekitar 10 juta orang yang

bertato 50% diantaranya malah berniat menghilangkan rajahan atau tato tersebut.

Banyak alasan yang dikemukakan oleh mereka, mulai dari sulit mencari pekerjaan

hingga merasa bosan, bahkan tidak sedikit diantaranya mengatakan menyesal.18

Jika dilihat dari segi medis tatto memang mempunyai dampak-dampak

negative, karena dari jarum yang sering digunakan berkali-kali dapat menyebabkan

tertularnya beberapa penyakit, diantaranya HIV Aids dan Hepatitis.19

Pendapat yang sama juga diungkapkan, oleh Dokter Muhammad Ali al-

Baar, beliau menyatakan “sudah dimaklumi hubungan antara virus Hepatitis B

dengan kanker hati, penyakit ini berjangkit melalui transfusi darah, atau alat suntikan

yang terinfeksi, penatoan dan perenggangan gigi, sebagaimana penyakit itu juga

berjangkit melalui hubungan seks atau, homoseksual.20

Selain itu bagi para wanita yang menggunakan tato lipstic21

agar lebih

kelihatan indah dan tidak perlu lagi untuk menggunakan lipstick juga harus berhati-

hati, karena dampak yang akan diimbulkan juga akan sangat berbahaya. Dr. Irma

Bernadette mengatakan bahwa tato lipstick dapat menyebabkan reaksi alergi yang

18

Ahmad “Hukum bertato” 19

Olong, Tato, h. 339 20

Al-Musnid, indahnya berhias. H. 67 21

Tato lipstick adalah tato yang mengaplikasikan pigmen natural ke dalam lapisan dermis

atau kuli dengan tujuan menyempurnakan bentuk dan warna bibir sehingga menjadi lebih menarik

Page 39: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

26

mengganggu, misalnya kulit membengkak, tak bisa kembali sempurna atau seperti

awal, bisa juga menyebabkan cacat kulit seperti melepuh terkadang menimbulkan

rasa gatal, perih, dan panas.22

Disisi lain, untuk menghilangkan tato juga terbilang sangat rumit dan mahal.

Di Indonesia umumnya ada tiga cara untuk menghilangkan tato. Pertama, demabrasi,

yaitu mengamplas kulit kemudian dikompres dengan air garam. Kepekatan air garam

dipercaya mampu menyerap tinta yang tersisa dilapisan kulit, cara ini menimbulkan

rasa yang sangat perih. Kedua, sinar laser, energi panas akan diserap oleh sel untuk

menghancurkan cat warna tato. Cara ini merupakan cara yang paling mahal. Untuk

menghapus sekitar 5x5 cm tato membutuhkan dana sekitar Rp. 600.000. penghapusan

minimal dilakukan tiga kali pelaseran. Ketiga, pengirisan kulit untuk kemudian

ditambal dengan menggunakan kulit yang lainnya. Cara ketiga ini baik untuk tato

ukuran kecil.

C. Tato dalam Perspektif Sosiologi

1. Teori Simbol

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan WJS Poerwadarminta

disebutkan, simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana,

dan sebagainya, yang menyatakan sesuatu hal, atau mengandung maksud tertentu.

Berbeda pula dengan tanda (sign), simbol merupakan kata atau sesuatu yang bisa

dianalogikan sebagai kata yang telah terkait dengan :

1. Penafsiran pemakai

22

Majalah kesehatan keluarga, “Dokter Kita” edisi ke-2 tahun ke IV Februari 2009, hlm. 87

Page 40: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

27

2. Kaidah pemakaian sesuai dengan jenis wacananya

3. Kreasi pemberian makna sesuai dengan intensi pemakainya.

Di dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan benda atau gejala-

gejala alam, seperti gerhana matahari, bulan dan lain sebagainya. Gejala-gejala alam

ini diberi makna oleh seseorang, sebut saja orang Jawa. Gejala-gejala alam yang

diberi makna inilah yang kita sebut dengan simbol. Orang Jawa dalam memberi

makna terhadap benda-benda dan gejala-gejala itu mengacu pada kebudayaannya,

itulah yang kita sebut simbol untuk orang Jawa. Jadi simbol adalah segala sesuatu

yang diberi makna oleh seseorang yang dalam pemberian makna itu selalu mengacu

pada kebudayaan yang ia miliki.23

Manusia sama-sama memiliki tubuh. Namun, manusia tidak berbicara dengan

bahasa yang sama. Begitu juga kita tidak menggunakan model busana yang sama.

Untuk memahami satu sama lain manusia harus mempunyai simbol dalam melakukan

interaksi sosial.

Simbol merupakan kontruksi sosial untuk menunjukkan satu budaya baik

secara individu maupun kelompok, dalam pemaknaan simbol tidak ada arti yang baku

namun hal itu sangatlah relatif berbeda-beda hal itu sangat tergantung siapa yang

memaknai, ambil contoh sebuah simbol yang berupa tatto. Tatto bagi pengguna tatto

dijadikan sebagai ekspresi maupun memori atas beberapa pengalaman selama

23

Parsudi Suparlan.Kebudayaan dan Agama :Symbol dan System Simbol. (FISIP UI

Depok).2000

Page 41: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

28

hidupnya, sedangkan bagi individu yang tidak menggunakan tatto berbeda dalam

memaknainya.

Tubuh, untuk sebagian orang menjadi media tepat untuk berekspresi dan

eksperimen. Tak heran jika kemudian timbul aktivitas dekorasi seperti Tato, Piercing

dan Body Painting, eksploitasi ini untuk sebagian besar pelakunya ditujukan untuk

gaya dan pernyataan pemberontakan. Jika awalnya orang melakukan eksploitasi

tubuh untuk tujuan yang lebih khusus, misalkan untuk identitas pada suatu budaya

tertentu, kini eksplotasi tubuh melalu tatto, piercing dan body painting berkembang

karena mode dan gaya hidup.

Menurut Bruner Posisi tubuh menjadi sangat vital karena ia merupakan ruang

perjumpaan antara individu dan sosial, ide dan materi, sakral dan profan, transenden

dan imanen. Tubuh dengan posisi ambang seperti itu tidak saja disadari sebagai

medium bagi merasuknya pengalaman ke dalam diri, tetapi juga merupakan medium

bagi terpancarnya ekspresi dan aktualisasi diri. Bahkan lewat dan dalam tubuh,

pengalaman dan ekspresi terkait secara dialektis.24

simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antar

penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer,

hubungan berdasarkan konvensi masyarakat. Berdasarkan interpretant, tanda

dibagi atas rheme, dicentsign, dan argument. Rheme adalah tanda yang

24

Bruner, Edward M.“Experience and Its Expressions”. Dalam Victor W.Turner and Edward

M. Bruner (eds.). The Antropology of Experience.Urbana and Chicaho: University of Illinois Press.

1986

Page 42: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

29

memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Dicentsign adalah

tanda sesuai dengan kenyataan. Sedangkan argument adalah yang langsung

memberikan alasan tentang sesuatu.

Simbol atau lambang adalah semacam, lukisan, tanda, perkataan,

digunakan untuk menyatakan sesuatu hal dan ada maksud tertentu didalamnya.

Contoh, kopiah sebagai tanda pengenal warga Negara Indonesia. Simbol

adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain diluar perwujudan bentuk

simbolik itu sendiri. Pierce membuat konsep simbol sebagai tanda yang

mengacu pada objek tertentu diluar tanda itu sendiri. Hubungan antara simbol

sebagai penanda dan petanda (sesuatu yang ditandakan), bersifat konvensional.

Masyarakat dimana ia sebagai pemakainya, berdasarkan konvensi tersebut,

menafsirkan cirri hubungan antara simbol dengan objek yang diacu dan

menafsirkan maknanya.25

Simbol berbeda dengan bunyi, ia memiliki kesatuan bentuk dan makna.

Simbol merupakan kata atau sesuatu yang bisa di analogikan sebagai kata yang

telah terkait dengan (1) penafsiran pemakai, (2) kaidah pemakaian sesuai

dengan jenis wacananya, (3) kreasi pemberian makna sesuai dengan intens

pemakainya, dan ini disebut dengan, simbolik.

25

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 156.

Page 43: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

30

2. Teori Deviant (perilaku menyimpang)

Perilaku adalah suatu tindakan rutin yang dilakukan oleh seseorang dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi atau kehendak untuk mencapai suatu

tujuan yang diinginkan, dan hal itu mempunyai arti penting bagi dirinya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Max Weber, Bahwa yang dimaksud dengan

perilaku adalah perilaku hendak mencapai suatu tujuan atau ia didorong oleh

motivasi. Entah kelakuan itu bersifat lahiriyah atau batiniyah berupa perenungan,

perencanaan, pengambilan keputusan, dan sebagainya, entah kelakuan itu terdiri dari

intervensi positif ke dalam suatu situasi, atau sikap pasif yang sengaja tidak mau

terlibat.

Di dalam kamus bahasa Indonesia, perilaku dapat dikatakan dengan kata

tingkah laku. Singgih D. Gunarasa mengatakan bahwa perilaku adalah setiap cara

atau reaksi respon manusia, makhluk hidup terhadap lingkungannya. Perilaku adalah

aksi, reaksi, terhadap ransangan dari luar26

.

Sarlito Wirawan Sarwono, juga menyebutkan bahwa “tingkah laku”

mempunyai arti yang lebih kongkrit dari pada “jiwa”. Maka tingkah laku lebih mudah

dipelajari dari pada jiwa, dan melalui tingkah laku kita dapat mengenal seseorang,

termasuk dalam tingkah laku disini adalah perbuatan-perbuatan yang terbuka maupun

yang tertutup. Tingkah laku yang terbuka adalah tingkah laku yang hanya dapat

26

Singgih D. Gunarasa, Psikologi Praktis Anak Remaja dan Kleuarga, (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 1995), hal. 8

Page 44: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

31

diketahui secara tidak langsung melalui alat-alat atau metode-metode khusus,

misalnya berfikir, sedih, takut, dan sebagainya27

.

Dr. Kartini Kartono, juga mengatakan bahwa perkataan atau perbuatan

mempunyai pengertian yang luas sekali, yaitu tidak hanya mencakup kegiatan

motoris saja seperti berbicara, berjalan, berlari-lari, berolahraga, bergerak, dan lain-

lain, akan tetapi juga mambahas macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar,

mengingat, berfikir, fantasi, pengenalan kembali, penampilan emosi-emosi dalam

bentuk tangis atau senyum dan seterusnya. Kegiatan berfikir dan fantasi misalnya,

tampak pasif belaka. Namun kenyataannya kedua-duanya merupakan bentuk aktivitas

psikis atau jiwani28

Penyimpangan berasal dari kata dasar “simpang” yang memiliki empat

pengertian. Pertama, berarti proses cara perbuatan yang menyimpang atau

menyimpangkan. Kedua, membelok menempuh jalan yang lain. Ketiga, tidak

menurut terhadap apa yang telah ditentukan, tidak sesuai dengan rencana. Keempat,

menyalahi kebiasaan, menyeleweng dari hukum, kebenaran, dan agama.29

Perilaku menyimpang dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku yang

diekspresikan oleh seseorang atau beberapa anggota masyarakat yang secara disadari

atau tidak disadari, tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dan telah

diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. Dengan kata lain, semua bentuk

27

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976),

h.24 28

Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 3 29

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Bear Bahasa Indonesia, (Jakarata:

Balai Pustaka, 1995), hal. 488

Page 45: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

32

perilaku warga masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dinamakan perilaku

menyimpang.

Di sisi lain kata perilaku jika dilihat dari pengertiannya dari bahasa

Indonesia mengandung arti sebagai berikut : tanggapan atau reaksi individu yang

terwujud dalam gerakan (sikap) tidak saja badan ataupun ucapan.30

Sedangkan kata

hidup menyimpang merupakan suatu pelanggaran sosial dalam bentuk norma ataupun

agama. Banyak para sosiolog mempersamakan perilaku yang menyimpang dengan

perilaku abnormal atau maladjusted (tidak mampu menyesuaikan diri). Untuk

memberikan definisi abnormalitas itu, perlu ditemukan terlebih dahulu arti perilaku

normal.

Secara umum, yang digolongkan sebagai perilaku menyimpang antara lain

adalah.31

:

Tindakan yang nonconform, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai atau norma-norma yang ada. Contoh tindakan nonconform itu misalkan

memakai sandal yang sangat jelek ke kampus atau ke tempat yang formal, merokok

di area larangan rokok, membuang sampah di tempat yang bukan semestinya, dan

lain sebagainya.

Tindakan yang antisosial atau asosial, yaitu tindakan yang melawan

kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Bentuk tindakan asosial itu antara

30

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 1990), cet ke-3 h. 671. 31

J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, “Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan” (Jakarta :

Kencana, 2007), Ed. 2, h. 101

Page 46: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

33

lain: menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman, keinginan bunuh diri, minum-

minuman keras, dan lain sebagainya

Tindakan-tindakan kriminal, yaitu tindakan yang nyata-nyata telah

melanggar aturan-aturan hokum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang

lain. Tindakan criminal yang sering kita temui itu misalkan: pencurian, perampokan,

pembunuhan, korupsi, dan berbagai tindak kejahatan lainnya yang secara nyata-nyata

mengancam ketentraman masyarakat.

3. Faktor Tindakan Menyimpang

Teori Anomie: berasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya

berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga terdapat individu-individu

yang mengalami tekanan dan akhirnya menjadi penyimpang. Memang, pada dasarnya

untuk mencapai tujuan status (kesuksesan hidup) seseorang harus melalui cara-cara

yang sah, dan di benak setiap orang akan selalu tersirat mimpi atau keinginan untuk

meraih kesuksesan tersebut. Tetapi, ironisnya memang struktur sosial tidak dapat

menyediakan kesempatan yang sama bagi semua orang atau semua lapisan

masyarakat untuk dapat meraih tujuan status dan kulturalnya. Hanya, lapisan-lapisan

masyarakat tertentu yang punya akses yang sah saja yang dapat meraih mimpi

tersebut . Sebagian besar orang menganut norma-norma masyarakat dalam waktu

yang lama, sementara orang atau kelompok lainnya melakukan penyimpangan.

Kelompok yang mengalami lebih banyak ketegangan karena ketidakseimbangan ini

Page 47: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

34

(misalnya orang-orang kelas bawah) lebih cenderung mengadaptasi penyimpangan

daripada kelompok lainnya.32

Teori Labeling: Menjelaskan penyimpangan terutama ketika perilaku itu

sudah sampai pada tahap penyimpangan sekunder. Dalam penjelasannya teori

labeling juga menggunakan pendekatan interaksionisme yang tertarik pada

konsekuensi-konsekuensi dari interaksi antara si penyimpang dam masyarakat biasa

(konvensional). Inilah yang membedakan bentuk penyimpangan primer dengan

penyimpangan sekunder, dimana cap menyimpang menghasilkan suatu peran yang

menyimpang juga. Artinya, dengan adanya cap yang diletakan pada diri seseorang

maka ia (yang telah diberi cap) cendrung mengembangkan konsep diri yang

menyimpang, dan kemungkinan berakibat pada suatu karier yang menyimpang.

Teori Kontrol: Perspektif kontrol adalah perspektif yang terbatas untuk

penjelasan delinkuensi dan kejahatan. Teori ini meletakkan penyebab kejahatan pada

lemahnya ikatan individu atau ikatan sosial dengan masyarakat, atau macetnya

integrasi sosial. Kelompk-kelompok yang lemah ikatan sosialnya (misalnya kelas

bawah) cenderung melanggar hukum karena merasa sedikit terikat dengan peraturan

konvensional. Jika seseorang merasa dekat dengan kelompok konvensional, sedikit

sekali kecenderungan menyimpang dari aturan-aturan kelompoknya. Tapi jika ada

jarak sosial sebagai hasil dari putusnya ikatan, seseorang merasa lebih bebas untuk

menyimpang.

32

Masofa, “Teori Perilaku Menyimpang Perspektif Sosiologis” artikel diakses tanggal 8 Juni

2010 dari massofa.wordpress.com/2008/03/28/teori-teori-umum-tentang-perilaku...

Page 48: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

35

Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa fungsional

dan disempurnakannya, diantaranya ialah33

:

Postulat Pertama, adalah kesatuan fungsional masyarakat yang dapat

dibatasi sebagai suatu keadaan dimana seluruh bagian dari sistem sosial bekerjasama

dalam suatu tingkatan keselarasan atau konsistensi internal yang memadai, tanpa

menghasilkan konflik berkepanjangan yang tidak dapat diatasi atau diatur. Atas

postulat ini Merton memberikan koreksi bahwa kesatuan fungsional yang sempurna

dari satu masyarakat adalah bertentangan dengan fakta. Hal ini disebabkan karena

dalam kenyataannya dapat terjadi sesuatu yang fungsional bagi satu kelompok, tetapi

dapat pula bersifat disfungsional bagi kelompok yang lain.

Postulat Kedua, yaitu fungionalisme universal yang menganggap bahwa

seluruh bentuk sosial dan kebudayaan yang sudah baku memiliki fungsi-fungsi

positif. Terhadap postulat ini dikatakan bahwa sebetulnya disamping fungsi positif

dari sistem sosial terdapat juga dwifungsi. Beberapa perilaku sosial dapat

dikategorikan kedalam bentuk atau sifat disfungsi ini. Dengan demikian dalam

analisis keduanya harus dipertimbangkan.

Postulat Ketiga, yaitu indispensability yang menyatakan bahwa dalam

setiap tipe peradaban, setiap kebiasaan, ide, objek materiil dan kepercayaan

memenuhi beberapa fungsi penting, memiliki sejumlah tugas yang harus dijalankan

dan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan sistem

33

Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer, ( Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 2004),

hal. ?

Page 49: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

36

sebagai keseluruhan. Menurut Merton, postulat yang ketiga ini masih kabur ( dalam

artian tak memiliki kejelasan ), belum jelas apakah suatu fungsi merupakan

keharusan.

Page 50: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

37

BAB III

A. Kondisi Umum Masyarakat RT 11 RW 08 Kelurahan Srengseng Sawah

Jakarta Selatan

1. Kondisi Geografis dan Demografis

Dalam pembahasan geografis ini kan menampilkan kondisi ekternal obyek

penelitian, kondisi tersebut di identifikasikan sebagai salah satu factor yang

mempenaruhi, geografis tersebut diantaranya:

Letak Geografis RT 11 RW 08 merupakan salah satu RT dan RW kelurahan

Srengseng Sawah kecamatan Jaga Karsa dan Jakarta Selatan, kelurahan srengseng

sawah memiliki 19 RW dan 156 RT. Secara administrative RT 11 RW 08 adalah

merupakan bagian dari keseluruhan Srengseng Sawah Kecamatan Jaga Karsa Jakarta

Selatan yang berjumlah 19 RW. Luas wilayah RT 11 RW 08 adalah 35,74 Ha, wialayah

ini berbatasan dengan RT dan RW yang berada di kelurahan srengseng sawah yaitu:

Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Cikampek Jakarta Selatan

Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Cikampek Jakarta Selatan

Sebelah timur berbatasan dengan RW 04

Sebelah selatan berbatasan dengan RW 17

Page 51: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

38

Kondisi Demografis Secara umum berjumlah penduduk RT 11 RW 08

berjumlah 1.151, dengan rincian berdasarkan jenis kelamain. Laki-laki berjumlah 575

orang sedangkan jumlah perempuan 576 orang1.

Pendidikan Mansyarakat, pendidikan masyarakat RT 11 RW 08 mayoritas

lulusan SMA dan sedrajat, hal itu ditujukan pada data jumlah masyarakat berdasarkan

pendidikannya, jumlah lulusan. SMP 289 orang. SMU 491 orang. Akademi 87 orang

dan yang masih dalam proses pembelajaran di bangku sekolah berjumlah 284 orang.

Pekerjaan Masyarakat Pekerjaan Masyarakat di RT 11 RW 08 mayoritas adalah

buruh dan pedagang rumahan seperti warung sembako, warung nasi, bengkel, petani

sawah dan pensiunan.

Prasarana yang Ada Terdapat sarana umum yang berbentuk tempat ibadah

seperti masjid yang berjumlah 1 buah, sarana umum lainnya seperti jalan, transportasi

terdapat alat transportasi mobil angkot yang menghubungkan masyarakat sreng sawah

dengan daerah sekitar seperti lenteng agung, depok, cigamjur dan lainnya, dan sarana

penerangan, terdapat beberapa sarana penerangan yang terdapat di dalam rumah dan

sekitar rumah. Dan program yang sedang dilaksanakan dalam pengembangan

pembangunan wilayah kelurahan adalah pembangunan cagar Budaya Betawi yang

disebut perkampungan Budaya Betawi di setu Babakan RW. 08 kelurahan Srengseng

Sawah.

1 Data diperoleh dari kelurahab srengseng sawah Jakarta selatan

Page 52: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

39

B. Komunitas Marjinal Taring Babi

1. Sejarah Awal Komunitas Taring Babi

Sejarah komunitas Marjinal taring babi ini dibentuk 12 tahun yang lalu, pada

22 Desember, Ungkap Bobi sambil bercerita dan mengenang. Bobi pun menambahkan

“Awalnya, gue pengen kuliah, tapi makin lama semakin nggak tertarik. Apa

yang dipelajari di kampus udeh kita kuasai, gue udah gape menggambar, bikin

desain, demikian juga yang laen. Kebanyakan kita ketemu ngobrolin situasi di

luar kampus, yang atmospherenya represip, nggak bebas mengeluarkan

pendapat atau berkreasi”.

Mike juga bercerita

“lalu kita bangun sebuah jaringan namanya Anti Facist Racist Action (AFRA).

Yang terlihat adalah kawan-kawan yang mempunyai kesadaran melawan

system yang fasis bangkit. Kita gunakan media visual, lewat poster dari cukil

kayu, baliho dan lukisan yang menggugah kesadaran generasi muda, unntuk

melawan system fasis yang diusung Orde BAru. Selain melakaukan didkusi,

penerbitan newsletter, dan aksi turun ke jalanKita juga secar kebetulah gape

juga main music”. Ya, dengan modal gitar dan jurus tiga kunci, kita maen

musik, bikin lagu sendiri berdasarkan kenyataan hidup sehari-hari. Kita

namakan kelompok itu Anti Military.

Dikarenakan ketika itu menyikapi masalah kondisi ekonomi, social, dan politik

diera orde baru.2 Rezim orde batu telah mencatat berbagai peristiwa pelanggaran Hak

Asasi Manusia (HAM), orde baru mencoba mempertahankan kekuasaannya dengan

tindakan, kekerasan, dan represif. Bahkan diakhir kejatuhannya, orde baru

meninggalkannya dengan kekerasan. Dimana pada masa itu seperti terdapatnya

2 Wawa cara Pribadi dengan Bob, Komunitas Marjinal Taring Babi, 03 juli 2010

Page 53: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

40

beberapa batasan-batasan dalam berkreasi, terutamanya terhadap Masyarakat Berttatto

atau kini lebih dikenal dengan MASBERTO. Penembakan misterius (petus) yang marak

terjadi Selama 1983-1985 merupakan bagian dari control Negara dalam rangka stabilitas

keamanan, tubuh selalu berada dalam bengawasan dan terikat dengan ruang, waktu, dan

energi kekuasaan. Dengan menggunakan aparatur militer yang dimiliki memberlakukan

kebijakan menumpas gali (gabungan anak liar), bajingan, gento, penjahat, criminal.

Dalam aksinya, aparat dengan modus operandi berpakaian preman mendatangi

korban pada tengah malam, dengan menggunakan jip, dan menggunakan topeng,

kemudian menciduk, kemudian korban dihajar, ditembak dimasukan karung, dan pada

akhirnya dibuang kesungai, tepi jaln, dan ada juga yang ditaruh dekat pos kamling.

Kata Taring Babi itu sendiri ialah judul sebuah film documenter karya

mahasiswa antropologi Humblolt University, Berlin Jerman. Merupakan reportase

tentang komunitas Taring babi yang juga menjadi tulang punggung bend Marjinal,

sebuah bend punk rock. Film berdurasi sekitar 20 menit itu dibuka dengan kemunculan

Bob OI yang memandu melihat seluk-beluk aktifitas Taring babi sebagai komunitas

punk yang berinteraksi dengan warga Gang Setia Budi, Setu Babakan, Srengseng

Sawah, Jakarta Selatan. “welcome to Taring babi” (2007) secara sederhana menjelaskan

bagaimana kehidupan punk di tengah (kampong) masyarakat, merayakan perbedaan

dengan kreatif dan produktif.3 Kata marjinal itu sendiri pun ketika Dodi menceritakan

tentang kisahnya Mike ketika itu dapat nama Marjinal, dia terinspirasi oleh nama

pejuang buruh perembuan yang mati disiksa militer, Marsinah.Marsinah MARJINAL

3 Wawancara Pribadi dengan Umam, salah satu anggota komunitas marjinal taring babi, 04 juli

2010

Page 54: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

41

kata Marjinal sendiri waktu itu kan belum banyak dipakai untuk menjelaskan posisi

orang-orang ponggiran.

Dalam komunitas taring babi terdapat sekitar 8 orang yang menempati rumah

tersebut, dan yang paling lama juga termasuk sebagai pendiri komunitas marjinal yaitu

Babi. Selain bobi juga terdapat beberapa anggota komunitas yang berasal dari beberapa

daerah di kota-kota besar di luar pulau Jawaseperti Ewang yang bersal dari Makassar,

dan umam yang berasal dari Sumatra. Mereka hidup bersama sudah layaknya seperti

saudara, yang sangat erata solidaritasnya antar sesame anggota.

2. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunitas Marjinal

Taring Babi Membuat Tato

Factor yang melandasi komunitas ini menggunakan tatto bermacam-macam,

berdasarkan wawancara dengan informan bernama ewang4 salah satu anggota komunitas

marjinal.mengatakan bahwa pembuatan tattoo berdaarkan kondisi lingkungannya

sewaktu di kampong halamannya yaitu di Makasar, dan juga selain itu ia mengatakan

pembuatan tattoo sebagai suatu bentuk skpansi diri atas keadaan yang dialaminya. Lain

lagi menurut onforman yang lain, yaitu bobby5 ia mengatakan, bahwa pembuatan tatto

bagi dirinya merupakan keinginan dan motivasi untuk merubah paradigma masyarakat

selama ini, tentang masyarakat yang menggunakan tatto, dan itu dijadikan suatu

motivasi tesendiri untuk dirinya, membantah anggapan ataupun stigma masyarakat pada

umumnya selama ini, yang banyak mengatakan ataupun dalam berfikirnya pengguna

tattoo ialah suatu tindakan yang sangatlah identik dengan dunia kriminaldan hal lainnya

4 Ewang adalah salah satu anggota komunitas taring babi, yang bersal dari makasar

5 Bobby adalah salah satu anggota komunitas taring babi yang berasal dari bogor

Page 55: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

42

yang tidak baik, trlebih untuk dikalangan masyarakat ataupun dikomunitas marjinal.

Seperti dalam ucapanya.

“ogut harus buktiin orang gak boleh seperti itu, tattonya gak salah dan yang

salah adalah pribadinya masing-masing, dan tattoo juga adalah suatu hal yang

kaitannya dengan dunia seni dan ekpresi, bukanlah dunia kriminalitas dan

lainnya yang tidak baik”.

3. Aktivitas atau Kegiatan Komunitas Marjinal Taring Babi:

Aktivitas komunitas ini dibagi menjadi dua kategori yaitu aktivitas internal dan

aktivitas umum atau aktivitas social ditengah masyarakat.

a. Aktivitas Internal

Aktivitas ninternal adalah aktivitas yang dilakukan komunitas tersebut

dalam mempertahankan eksistensinya, ataupun aktivitas tersebut meliputi:

1) Membuat lagu tentang kritik social, bentuk lagu yang dibuat adalah

jeniksnya indie (non lebel), lagu yang sudah dibut mencapaibeberapa

album, berikut ini adalah karya-karya lagu yang sudah diciptakan seperti:

No Album dan judul lagu Album dan judul lagu

1. Cinta pembodohan Cinta pembodohan part.2

2. Negeri Negeri Marsinah

3. 17 Agustus Saut

4. Hukum Rimba Darah Jurang

5. Aparat Bangsat Go ToHell

6. Rencong Marencong Luka Kita

Page 56: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

43

7. Skinhead Selamanya Kereta Ekonomi

8. Lukak Kita Banyak Dari Teman Temanku

9. Oh Ibuku Negara Dunia Ke3

10. Otak Kawat Wainallahi

11. Buktikan Masberto

12. Luka Kita Aceh Negara Dunia 3

13. Predator Kutakan Berhenti

14. Otot Kawat KA Ekonomi

15. Rakkyat Biasa Kerja Bakti

16. Rencong Globalisasi

17. Hukum Rimba Imagine

18. DIY Buruh Migran

19. Cinta Pembodohan2 Berce

20. D3 Aku Mau Sekolah Gratis

21. Boikot

2) Menyablon, Sablon adalah salah satu pekerjaan yang produktif di

hasilkan oleh Komunitas marjinal ini. Pekerjaan yang menggunakan

beberapa bahan-bahan dasar seperti cat warna, motif gambar yang

dinginkan, dan kaos/baju polos tanpa gambar, untuk kemudian diberikan

gambar sesuai dengan keinginan ataupun pesanan yang ada. Dana yang di

dapatkan demi keberlangsungan penghidupan komunitasnya, dan

Page 57: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

44

beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk terus mereka berkreasi,

adapaun terdapat lebih dari rezeki yang di dapat, mereka terbagi dengan

lingkungannya yang memang dirasa kurang mampu.

3) Membuat tatto, salah satu pekerjaan yang juga dirasakan pada kegemaran

dan juga sebagai wadah untuk berkreasi. Pekerjaan inipun dilakukan

untuk mendapatkan dana demi kelangsungan kehidupan komunitas

mereka, bagi peminat dan penggemar tatto ygn ingin membuat tattoo,

akan tetapi tidak mempunyai dana cukup maka bisa diganti dengan

barang-barang lain yang bermanfaat contohnya seperti beras. Jika

pendapatan beras tersebut banyak maka biasanya beras tersebut diberikan

kapada masyarakat disekitar basecamp mereka berdasarkan masyarakat

yang lebih membutuhkan akan beras tersebut.

b. Aktivitas Sosial dilingkungan Masyarakat RT 11 RW 08

komunitas ini terhitung aktif dalam bebrapa kegiatan social masyarakat

disekitar, kegiatan tersebut meliputi:

1) Jum’at Bersih

Jum’at bersih adalah salah satu kegiatan bersama masyarakat disekitar

RT 11 RW 08, kegiatn tersebut berupa gotong royong membersihkan

lingkungan sekitar, merapihkan tempat ibadah shalat jum’at. Hal itu

menjadikan inspirasi salah satu lagunya yang berjudul “Gotong Royong”.

2) Terlibat Dalam Penyelenggaraan Acara HUT Kemerdekaan

Page 58: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

45

Dalam kegiatan ini, peranan dari komunitas ini sangatlah dominan

bersama dengan karang taruna setempat, dengan membuat kostum atau seragam

untuk dipakai oleh warga sekitar dalam memeriahkan hari kemerdekaan, dan

menjadi penggagas beberapa acara seperti mendirikan panggung dimana mereka

menunjukan aksi-aksi lpanggungnya dengan membawakan lagu-lagu yang

mereka ciptakansendiri bersama dengan teman-teman yang lainnya.

3) Membuka Ruang Belajar Kreatifitas bagi WArga sekitar

Kegiatan ini ditunjukan untuk meningkatkan kreatifitas warga sekitar

yang ingin menggali ataupun mengembangkan kreatifitas dan bakat bagi mereka

yang mau dan tertarik untuk belajar, kreatifitas tersebut diantarnya : sablon, cukil

kayu, wadah belajar alat music, dan beberapa kreasi lainnya.

Hasilnya dari membuka ruang belajar ini telah menghasilkan beberapa

tenaga-tenaga kreatif pada masing-masing individu yang pernah belajar bersama

dengan komunitas ini, dan akhirnya dapat berguna dan bermanfaat untuk pribadi

dari individu-individu masing-masing. Hal ini sangatlah bermanfaat untuk

dijadikan suatu kerajinan bagi para pemuda atau pun anak-anak untuk lebih

produktif lagi. Maka masyarakat pun sangatlah mengapresiasi dengan

keberadaan Komunitas Marjinal tersebut di wilayahnya.

Page 59: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

50

BAB IV

ANALISA HASIL PENELITIAN TENTANG PEMAKNAAN TATO ANTARA

PENGGUNA DAN MASYARAKAT

A. Makna Tatto Bagi Pengguna

Seperti yang dikatakan pada teori simbol bahwa pada makna simbol tidak

ada makna yang baku, pemaknaan simbol berbeda-beda maknanya hal itu sangat

bergantung pada siapa yang memaknainya dan tingkat pengetahuan tentang simbol

itu sendiri,1. Begitu juga dengan tatto sebagai salah satu bentuk simbol yang dibuat

oleh manusia, bagi yang mengetahui tentang tatto maka mereka akan memaknai

sebagai satu hal yang wajar dan hal itu berdasarkan pada tingkat imajinasi masyarakat

dalam mengeksprsikan satu bentuk seni yang ada, akan tetapi seperti beberapa

definisi tentang penyimpangan yaitu salah satunya tidak menurut terhadap apa yang

telah ditentukan, dan menyalahi kebiasaan yang terdapat di masyarakat. Bagi

masyarakat yang tingkat pengetahuannya sangatlah rendah maka akan memaknai

tatto sebagai bentuk tindakan individu yang telah menyimpang dari nilai-nilai serta

norma-norma yang ada dalam masyarakat, seperti berdasarkan pengalaman hidupnya

dalam mengamati tindakan para pegguna tatto, bahwa pengguna tatto mayoritas

melakukan tindakan tindakan yang menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai

yang ada pada masyarakat terlebih hal-hal kriminal seperti yang banyak mereka

1 Wawancara dengan Umam, Srengseng Sawah, 4 Juli 2010.

Page 60: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

51

saksikan dalam pemberitaan-pemberitaan (media elektronik) tentang dunia kejahatan

yang terkesan dan mengekspose pengguna tatto ialah sosok yang kaitannya erat

dengan dunia kriminal, maka berdasarkan hal itu lah opini publik mengeni tatto

terbentuk.

Seperti yang diungkapakan oleh bobby salah satu pengguna tatto dari

komunitas marjinal taring babi

”Gambar tengkorak yang terdapat di lengan bagian atasnya, untuk selalu

mengingatkan dirinya akan kematian, dan ketika mati ia pun akan

menjadi sebuat tengkorak yang tak berjasad”.

Di tambahkan juga oleh ewang yang juga salah satu anggota komunitas

marjinal taring babi, dia menggunakan tatto sebagai pelampiasan emosi dan ekspresi

diri.

Makna tatto kekinian dimulai pada sekitar tahun 1997, atau lebih tepatnya

lagi ketika pada masa reformasi, ketika itu rezim orde baru telah berakhir, sampai

sekarang, tatto dimaknai sebagai satu simbol atau bentuk seni atas kreativitas manusia

yang menunjukkan pada bentuk ekspresi. Seperti para pengguna tato khususnya, pada

komunitas marjinal taring babi adalah sebagai pelampisan ekspresi dan bentuk seni

yang melambangkan sesuatu hal dan di sesuaikan dengan apa yang sedang

dirasakannya untuk dijadikan sebagai suatu moment untuk selalu dikenang dalam

suatu perjalanan kehidupannya.2 Jadi bahwa pengguna tatto tidak semua

melambangkan pada satu bentuk kriminalitas dan beberapa bentuk kejahatan lainnya

2 Wawancara dengan Bobi, Srengseng Sawah, 4 Juli 2010

Page 61: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

52

yang melanggar norma-norma susila pada masyarakat. Bilamana pun ada seseorang

yang berlaku kriminal dan mereka menggunakan tatto, hal tersebut lebih kepada

individu mereka sendiri dan tidaklah didasarkan pada tato yang mereka buat di

tubuhnya.

Dan jika di analisis melalui teori simbol yang mengatakan bahwa tanda atau

simbol yang diciptakan oleh mnusia merupakan simbol atau tanda pengingat satu

kejadian baik yang sudah terjadi maupun seharusnya terjadi, dan hal itu berbeda-beda

maknanya artinya tidak ada arti yang baku mengenai simbol. Seperti yang dikatakan

oleh ewang salah satu anggota komunitas marjinal taring babi mengatakan pembuatan

tatto sebagai bentuk ekspresi diri atas keadaan yang dialaminya, lain lagi menurut

informan lainnya yang masih satu anggota komunitas marjinal taring babi

mengatakan bahwa pembuatan tatto bagi dirinya merupakan keinginan dan motivasi

untuk merubah paradigma masyarakat selama ini, tentang masyarakat yang

menggunakan tatto adalah prilaku kriminal.

B. Prilaku Pengguna Tato Pada Komunitas Marjinal Taring Babi dalam

Kehidupan Sosial Masyarakat RT 11 RW 08 Kelurahan Srengseh

Sawah

Bila ditinjau melalui terori penyimpangan yang diungkapkan oleh Max

Weber Perilaku menyimpang dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku yang

diekspresikan oleh seseorang atau beberapa anggota masyarakat yang secara disadari

atau tidak disadari, tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dan telah

Page 62: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

53

diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. Dengan kata lain, semua bentuk

perilaku warga masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dinamakan perilaku

menyimpang.

Berangkat dari teori diatas bahwa apa yang dilakukan oleh komunitas

marjinal taring babi dengan menggunakan dan membuat tatto adalah satu bentuk

tindakan yang menyimpang. Dengan penampilan tidak seperti masyarakat pada

umumnya yang tidak menggunakan tatto, pierching, gaya rambut yang terkesan

berantakan, artinya tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nialai yang ada pada

masyarakat RT 11 RW 08 yang mayoritas adalah masyarakat asli Betawi, yang masih

sangat kental dengan beberapa tradisi kebudayaan setempat mereka. Oleh karena hal

tersebut, jika dikaitkan dengan tradisi ataupun kebudayan setempat maka penggunaan

tatto untuk di lingkungan masyarakat tersebut adalah suatu hal yang baru dan dapat

dikatakan tidaklah wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Dikarenakan mereka pun

(masyarakat asli Betawi) tidak ada yang menggunakan tatto.

Walaupun kondisi pandangan awal masyarakat di daerah tersebut masih

menganggap tabu dan sebagai suatu tindakan yang menyimpang. Hal itu yang akan

coba dijelaskan dan ingin dibuktikan oleh komunitas ini melalui beberapa praktek

yang dinilai positif oleh masyarakat, dan akhirnya ketika mereka dapat dan berhasil

meyakinkan dengan aktivitas dan beberapa kegiatan kemasyarakatan mereka. Maka

dapatlah dikatakan bahwa tatto bukanlah semata-mata suatu hal yang sangatlah erat

kaitannya dengan dunia kriminalitas atau apapun suatu hal yang dapat dikatakan tidak

Page 63: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

54

baik, terlebih pada kalangan masyarakat marjinal/punk, yang banyak di anggap oleh

masyarakat luas menyeramkan dengan penampilannya, tidak berguna, malas-malasan

dan banyak hal lain. Akhirnya masyarakat pun mulai dapat menyadari, memahami

dan memaknai bahwa tatto yang digunakan oleh komunitas marjinal bukanlah

semata-mata satu simbol dari kriminalitas ataupun segala sesuatu yang dinilai tidak

baik dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat.

Perilaku pengguna tatto tidak semuanya berperilaku negatif walaupun

kadang terlihat bahwa pemakai tatto identik dengan kejahatan. Hal itu sangat

bergantung pada pengetahuan dan pemaknaan atas tatto oleh individu atau pengguna

tato itu sendiri. Justru pada komunitas marjinal taring babi ini sebaliknya, pengguna

tatto memiliki watak dan karakter yang mencerminkan satu perbuatan yang sangatlah

positif bagi masyarakat dan bahkan bisa berkontribusi lebih bagi masyarakat. Seperti

yang telah di uraikan pada pembahasan sebelumnya, komunitas ini terdapat berbagai

macam kegiatan yang dapat berguna bagi masyarakat diantranya membuat sablon,

ukir kayu, rekaman studio musik, dan banyak lagi, dan semuanya itu dapat dipelajari

oleh masyarakat sekitar, tanpa ada pungutan biaya Tatto yang terdapat di tubuh

mereka pun bukan hanya sekedar gaya-gayaan untuk agar tampil seram. Akan tetapi

setiap gambar apapun yang terdapat di tubuhnya memiliki nilai-nilai historis bagi

para pengguna, dan terdapat makna tersendiri bagi mereka yang menggunakan.

C. Respon Masyarakat RT 11 RW 08 Kelurahan Srengseh Sawah

Terhadap Pengguna Tato Pada Komunitas Marjinal Taring Babi

Page 64: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

55

Setelah berkali-kali pindah tempat atau base camp, akhirnya komunitas ini

bertempat di gang Setia Budi Rt 11/08 yang dimulai pada tahu 2003.3 Rumah yang

ditempati kali ini adalah yang paling lama sudah sekitar 9 tahun.

Awalnya komunitas ini mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan

komunitas lain atau diperlakukan berbeda dengan warga lainya karena komunitas ini

adalah komunitas bertato, hal itu menarik perhatian masyarakat yang stigmanya

masih memakai pandangan yang lama bahwa pemakai tatto identik pada tindakan

yang menyimpang dengan bentuk kriminal dan tindakan negatif lainya. Komunitas

ini pun membuktikan bahwa komunitas marjinal bukanlah satu komunitas yang

identik pada kriminalitas dan tindakan negatif lainnya. Disamping komunitas ini

mayoritas pengguna tatto dan memaknai tatto sebagi bentuk ekspresi dan seni saja

tidak memaknai sebagai hal yang sakral atau sebagai tanda akan keganasan atau

wibawa seorang yang bertindak menyimpang (kriminal, preman).

Dikarenakan lingkungan masyarakatnya yang sudah dapat saling memahami

dengan keberadaan komunitas marjinal taring babi sebagai sebuah kelompok

masyarakat minoritas dan dapat saling mengisi dalam berbagai hal kegiatan

kemasyarakatan. Dikatakan monoritas karena dalam kehidupan bermasyarakat,

komunitas ini mempunyai atau memiliki identitas yang berbeda dengan masyarakat

lain pada umumnya. Seperti terdapat tatto pada beberapa bagian tubuhnya,

penampilannya/ style yang juga berbeda. Gang setia budi mayoritas penduduknya

adalah masyarakat betawi yang diketahui memiliki karakter tersendiri yang kuat

3 Wawancara dengan Ricki, Srengseng Sawah, 4 Juli 2010

Page 65: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

56

dalam bermasyarakat pun dengan budaya dan kesenian yang dimiliki masih sangat

eksis. Hal inilah yang sempat di khawatirkan oleh komunitas marjinal, dan oleh sebab

itu kami merasa memiliki suatu kebutuhan yang sangat dan harus diselesaikan.4

Seperti memberikan informasi sebanyak-banyaknya dan seluas mungkin tentang

keberadaan komunitas marjinal disini. Dengan tujuan agar dapat diterima oleh

masyarakat setempat dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Respon masyarakat pada awalnya terhadap komunitas ini yang merupakan

pengguna tatto, masyarakat memberikan respon tidak sama seperti masyarakat

lainnya yang tidak menggunakan tatto. Ketika itu pada awal proses untuk

meyakinkan kepada beberapa anggota masyarakat, di berikan masa waktu yakni

sekitar tiga bulan kurang lebihnya.5 Dan pada akhirnya target dalam jangka waktu

tiga bulan tersebut dikejar secara optimal dan maksimal, untuk sekedar membuktikan

bahwasanya penampilan tidaklah bisa dijadikan sebagai suatu tolak ukur dalam

menilai seseorang ataupun kelompok. Penampilan hanyalah pemanis, dalam hal ini

komunitas marjinal yang sebagian besar banyak yang menggunakan tato di tubuhnya

seperti yang dikatakan oleh Ricki salah satu dari mereka yang berada di komunitas

tersebut

“ya seperti ini, ini lah kami yang ingin jauh untuk mengeksplor dari bakat

ataupun potensi-potensi yang kami miliki dalam karya dan ide-ide seni

kami”

4 Wawancara dengan Mike, Srengseng Sawah, 5 Juli 2010

5 Wawancara dengan Bapak Wamil, Rt 11 Gang setia budi, Srengseng Sawah, 4 Juli 2010

Page 66: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

57

Seiring berjalannya waktu akhirnya apa yang mereka jalani, mereka mampu

membuktikan kepada masyarakat. Masyarakat merasa senang dan puas akan beberapa

hal kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh teman-teman komunitas marjinal taring

babi. Masyarakat menilai aktivitas dan kegiatan yang mereka lakukan sangatlah baik

dan bermanfaat untuk masyarakat banyak, khususnya muda mudi di lingkungan

masyarakat setempat. Terlebih lagi ketika mereka memberikan kontribusi yang

banyak terhadap kepentingan bersama warga, seperti mendekorasi masjid dan juga

banyak mengisi dan membuat konsep untuk acara 17 Agustus bersama dengan para

pemuda dan karang taruna setempat, hal-hal tersebut mendapatkan apresiasi dari

masyarakat.

Dari beberapa tindakan dan gagasan yang dimiliki oleh komunitas ini

mampu membantah stigma masyarakat tentang pengguna tatto bahwa pengguna tatto

tidak semuanya berperilaku negatif akan tetapi ada pengguna tatto yang berperilaku

positif. Akhirnya dengan beberapa aktivitas dan kegiatan yang positif, dan di

dasarkan oleh keinginan yang kuat untuk merubah stigma negatif tersebut, mereka

dapat meyakinkan masyarakat. Masyarakat sudah dapat mengerti dan memahami

bahwasanya seseorang tidaklah dapat dinilai terlalu sempit hanya pada apa yang

mereka pakai dan apa yang mereka kenakan, terlebih pada masyarakat marjinal yang

banyak orang melihat hanya “sebelah mata”

Page 67: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan tatto di masa modern semakin marak, utamanya di wilayah-

wilayah perkotaan seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Mereka

kabanyakan adalah para pemuda dan pemudi, yang ingin mengekpresikan diri

dengan membuat tatto di tubuhnya, kebanyakan dari merekapun adalah kalangan

atas yang artinya memang berasal dari keluarga yang mampu dan memaknai tatto

mungkin tidaklah lebih dari sekedar gayahidup masyarakat kota dengan berbagai

pernak-pernik lainnya, dan masyarakat pun yang melihat ataupun memandang

mereka tidaklah terlalu berlebihan dari hanya sekedar bentuk ekpresi ataupun gaya

hidup yang mereka pilih dan mereka nikmati. Akan tetapi akan berbeda lagi halnya

ketika yang menggunakan tatto adalah masyarakat marjinal ataupun orang yang

terpinggirkan dan seperti dilihat sebelah mata oleh masyarakat pada umumnya,

seperti misalnya sopir angkot, komunitas punk marjinal, ataupun buruh kasar dan

lainnya yang status social mereka berbeda dengan masyarakat kota pada umumnya.

Masyarakat akan menilainya negative, seperti residvis, hingga mencurigai akan

berbuat sesuatu yang tidak baik. Akan tetapi semua prasangka dan dugaan-dugaan

yang sifatnya spekulatif dan tidaklah sangat mendasar tersebut akan dapat

Page 68: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

terbantahkan oleh individu itu sendiri ataupun komunitas itu sendiri. Dengan

berbagaimacam akktivitas dan kegiatan-kegiatan yang sangatlah bermanfaat dan

berguna bagi suatu lingkungan masyarakat. Seperti halnya oleh komunitas marjinal

taring babi, ygn hamper sebagian besar dari anggotanya adalah masyarakat ber-tatto

atau yang biasa dan popular denga sebutan MASBERTO. Pemaknaan masyarakat

mengenai tatto pada masyarakat marjinalyang biasanya tampak seakan –akan seram,

cenderung menghawatirkan dan meresahkan masyarakat, seakan akan seperti

terlupakan. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari anggota masyarakat tersebut dalam

memberikan informasi-informasi mengenai tatto . Mereka banyak menjelaskan

masyarakat lingkungan sekitar mengenai tatto apa itu tatto dan bagaimana tatto itu

untuk dipahami dan dimengerti utamanya oleh pengguna ataupun pembuat tatto itu

sendiri, sehingga pesan yang tersembunyi melalui tatto tersebut dapat

divisualisasikan kapada masyarakat dan pada dan pada akhirnya pandangan

masyarakat setidaknya bukanlah berubah tetapi dapat diarahkan. Bahwasanya suatu

tindakan kriminalitas dan hal lainnya yang negative bukanlah didasarkan pada tatto

yang berada di salah satu bagian tubuh pengguna tatto tersebut, akan tetapi lebih

kapada individu itu sendiri. Karena di Indonesia jika ditarik dari aawal tatto

merupakan bagian dari budaya ritual etnik tradisional, dan mengalami perluasan

sampai menjadi budaya pop.

B. Saran

Adapun saran yang penulis dapat sampaikan adalah sebagai berikut:

Page 69: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

1. Peran media cetak maupun elektronik, utamanya media elektronik agar

dalam pemberitaannya terkait dengan dunia kriminal untuk tidak

mengekpose apabila pelaku tindak kejahatan terdapat tatto di salah

satu bagian tubuhnya, karena akan hal tersebutlah yang akan

membentuk pola piker masyarakat tentang tatto dan kriminalitas.

2. Pada masyarakat agar tidak selalu berfikir dan berprasangka buruk

terhadap seseorang yang diketaui terdapat tatto di bagian tubuhnya,

kenali individu tesebut secara personal bukan hanya dengan

penampilan luarnya saja.

3. Untuk para pencinta dunia tatto, seperti pembuat, pengguna,

penggemar agar dapat untuk lebih mensosialisasikan dan

memberikan banyak informasi mengenai dunia seni tattoo , dengan

tujuan masyarakat umum ataupun awam dapat memahami dan

mengerti bahwasannya salah bila masih terdapat masyarakat yang

beranggapan tatto adalah kriminal akan tetapi tatto untuk saat ini

lebih popular dikatakan karya kreativitas seni.

Page 70: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

61

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Synott, Tubuh Sosial: Simbolisme Diri dan Masyarakat, (Yogyakarta:

Jalasutra, 2003), hlm 11.

Bruner, Edward M.. Experience and Its Expressions. Dalam Victor W. Turner and

Edward M. Bruner (eds.). The Antropology of Experience.Urbana and Chicaho: (University

of Illinois Press 1986).

Juliastri, Nuraini. & Antariksa. Tato Antara Politik dan Keindahan Tubuh. Artikel

dalam World

Rosa, Adi, Eksistensi Tato sebagai Salah Satu Karya Seni Rupa

Tradisional Masyarakat Mentawai. (Bandung: Tesis Institut Teknologi Bandung, 1994).

Olong, HA. Kadir. Tato. (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2006) h.vii

Siegel, James T. 2000. Penjahat Gaya Orde Baru: Eksploitasi Politik dan

Kriminalitas, (Yogyakarta: LKiS, 2000), h 151-152.

Kevin O. Browne, Lanskap Hasrat dan Kekerasan, (Yogyakarta: Jendela, 2001),

hlm 384.

Heru Nugroho, 1991. “Perilaku Konsumtif Generasi Muda”, makalah seminar

Mengintip Hedonisme di Kalangan Generasi Muda, (Yogyakarta: Balairung, 1991), hlm. 3.

Juliastri, Nuraini. & Antariksa. Tato Antara Politik dan Keindahan Tubuh. Artikel

dalam World

Jakob Sumardjo, Filsafat Seni, (Bandung: ITB Press), hlm 15-18.

1 Prof. Dr.Sugioyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alvabeta

2005), h. 1.

Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1992), h. 209

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara , 2003), h. 53

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1998), cet ke -1, hal. 907

Muhammad bin Abdul Azis al-Musnid, Indahnya berhias. Penterjemah Abu

Umar Basyir (Jakarta : Darul Haq, 2000), cet ke -1. h. 67.

Amr Abdul Mun’im Salim, Larangan agama bagi Wanita. Penerjemah Amrozi M.

Rais (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), h. 16

Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,

1997) Jilid 6, h. 3421.

Ahmad “Hukum bertato”Al-Musnid, indahnya berhias. H. 67

Majalah kesehatan keluarga, “Dokter Kita” edisi ke-2 tahun ke IV Februari 2009,

hlm. 87

Parsudi Suparlan.Kebudayaan dan Agama :Symbol dan System Simbol. (FISIP UI

Depok).2000

Bruner, Edward M.“Experience and Its Expressions”. Dalam Victor W.Turner

and Edward M. Bruner (eds.). The Antropology of Experience.Urbana and Chicaho:

University of Illinois Press. 1986

Singgih D. Gunarasa, Psikologi Praktis Anak Remaja dan Kleuarga, (Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 1995), hal. 8

Page 71: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

62

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,

1976), h.24

Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 3

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Bear Bahasa Indonesia,

(Jakarata: Balai Pustaka, 1995), hal. 488

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Jakarta: Balai Pustaka, 1990), cet ke-3 h. 671.

J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, “Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan”

(Jakarta : Kencana, 2007), Ed. 2, h. 101

Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer, ( Jakarta: P.T. Raja Grafindo

Persada, 2004), hal. ?

INTERNET

El-Hasyimi Ahmad, “Hukum bertato”, artikel di akses tanggal 08 November 2009

dari http://bocahpolah.blogspot.com/2009/01/tato.html

Masofa, “Teori Perilaku Menyimpang Perspektif Sosiologis” artikel diakses

tanggal 8 Juni 2010 dari massofa.wordpress.com/2008/03/28/teori-teori-umum-tentang-

perilaku...

LutfitaAzzahra, “Sejarah Tato” artikel diakses tanggal 18 November 2010 dari

http://azzahraku.multiply.com/video/item/40

http://www.adiportal.com/gado/okt2002/g01_24102002.htm

Wide Web , diakses melalui situs internet http://kunci.or.id// pada tanggal 14

septembaer 2009.

. Atikelnya http://id.answers.yahoo.com/.question/index?qid=200880121081253

AAIMiK8

Yahoo Answer, “Ada gk sih tato temporray yang bsas bertahab sampai 3

bulan”?? artikel di akses pada tanggal 08 November 2010.

Wide Web , diakses melalui situs internet http://kunci.or.id// pada tanggal 14

septembaer 2009.

INFORMAN

RC, Gg Setiabudi, 03 Juli 2010

BB, Gg Setiabudi, 03 Juli 2010

EN, Gg Setiabudi, 03 Juli 2010

WM, Gg Setiabudi, 06 Juli 2010

DD, Gg Setiabudi, 06 Juli 2010

UM, Gg Setiabudi, 06 Juli 2010

YT, Gg Setiabudi, 08 Juli 2010

Page 72: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

GAMBAR 6 Penulis bersama Bang Bob, salah satu dari

yang mendirikan komunitas marjinal taring

babi

GAMBAR 5 Bob sedang bermain gitar, untuk menunjukan

kepada penulis beberapa lagu yang di ciptakan

oleh Bob dan teman-temannya, lirik lagu yang

di ciptakan kebanyakan adalah realitas

kehidupan dan yang bernuansa kritik

GAMBAR 3 Bahan-bahan untuk pembuatan sablon,

diantaranya cat warna, cetakan gambar yang

akan dibuat dll

GAMBAR 4 Ricky sedang melakukan pembuatan sablon,

menyablon adalah salah satu keterampilannya

dalam berkarya.

GAMBAR 1

Tampak ruang tengah dari tempat tinggal

komunitas marjinal taring babi, dan disini dapat

terlihat beberapa contoh gambar untuk kaos

yang telah dan akan di sablon.

GAMBAR 2 Beberapa jenis alat musik di antaranya

gendang, piano dll. Dengan alat music inilah

mereka dapat menciptakan beberapa lirik lagu.

Page 73: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

GAMBAR 11

Beberapa karya yang di buat oleh komunitas

marjinal taring babi, diantaranya emblem,

kaos, sticker, dll.

GAMBAR 12 Tampak dari depan rumah komunitas

marjinal taring babi, terlihat beberapa orang

sedang kumpul santai

GAMBAR 8 Tampak samping tempat tinggal komunitas

marjinal, yang berbaur dengan masyrakat,

seakan menunjukan merka sangatlah diterima

oleh masyarakat di gang setia budi

GAMBAR 7

Ewank salah satu anggota komunitas yang

berasal dari Makassar.

GAMBAR 10

Kaos dan sablonan, Salah satu orderan dan

sekaligus juga menjadi penghasilan di

komunitas ini.

GAMBAR 9 Lukisan abstrak, salah satu bagian dari karya

yang mereka ciptakan.

Page 74: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

GAMBAR 13 Lingkungan Masyarakat di Gang Setia Budi

dimana Komunitas Marjinal taring babi

berada.

GAMBAR 14 Bobi bersama warga sedang membersihkan

ikan.

GAMBAR 16 Mike, Bobi, dan Dodi. Sedang rekaman

walaupun tanpa Label atau Indie

GAMBAR 15 Bobi di dapur, sedang membuat bumbu

masakan.

GAMBAR 17 Mike dan Bobi sedang menuangkan bakat seni

mereka dengan melukis di tembok, adalah salah satu

dari kreativitas yang mereka tekuni dan mereka

kuasai.

Page 75: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada
Page 76: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

Draft wawancara dengan Komunitas Marjinal

Nama : Bobi

Umur : 32 Tahun

Hari dan Tanggal : Sabtu, 03 Juli 2010

Waktu : 14.00

Tempat : Komunitas Marjinal, Gang Setiabudi Depok

T :Seperti apa anda memandang keseluruhan arti dari tato itu…?

J :Menurut ogut tato itu dapat diartikan sebagai sebuah catatn secara

visual di tubuh, seperti diary dalam kehidupan, dan beberapa

pengalaman-pengalaman dalam kehidupan

T :Apa yang melatarbelakangi anda tertarik dengan dunia tato..?

J :Awalnya ogut berkeinginan untuk merubah pandangan

masyarakat tentang orang bertato, jadi bisa dibilang ogut sebagai

kelinci percobaan buat diri sendiri dulu, dan hal itulah yang

dijadikan sebagai motivasi lebih, ingin membantah, yang banyak

orang bilang tato itu criminal, dan disini gw mau buktiin, orang itu

gak boleh beranggapan seperti itu, karena disini tatonya gak salah

tetapi tergantung dari si individu yang memakai.

T : motivasi apa yang pada akhirnya memutuskan untuk membuat/

memberanikan diri untuk tubuh anda di tato (dengan konsekuensi

sakitnya)..?

J :Ya yang ogut bilang itu tadi, motivasi dan keinginan ogut yang

kuat, untuk bagaimana ogut dapat meyakinkan kepada masyarakat

tentang tato itu sendiri dan cara kita berinteraksi atau hidup

bermasyarakat dengan mereka. Rasa sakit tetap ada akan tetapi

dengan keinginan yang kuat gw gak terlalu memikirkannya

T :Menurut anda apakah di tato itu sakit..?

J :Ya dibilang sakit ya sakit, namanya juga badan di tusuk-tusuk

dengan jarum, tapi gw pribadi kalo konsep kuat di kepala didiri

Page 77: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

kita, tentang gambar apa yang akan dibuat sakit itu gak

seberapalah. Malahan nikmat, yaa dinikmati aja.

T :Jenis tato apa yang sekarang berada di tubuh anda..?

J :Tato yang ada di tubuh ogut kebanyakan jenis tato biomekanik.

Artinya gambar-gambar yang berangkat dari imajinasi dan

hasilnya seperti gambar robot, meisn dll..

T :Mengapa anda lebih memilih jenis tato tersebut dibandingkan

dengan jenis tato yang lain..?

J :Lebih memilih ini sebenrnya gak pake ada alasan yang mendasar

banget sie cuman pengen aja, dan juga udah kebanyakan temen-

temen disini emang gambar tato yang di pake ya yang jenisnya

seperti ini.

T :Apakah ada terdapat suatu makna dari gambar ataupun munkin

simbol yang terdapat di tubuh anda..?dan apakah hal tersebut

mempengaruhi dengan kehidupan anda,baik itu pribadi ataupun

sosial..?

J :Iya pastinya ada kita disini, gak cuma sekedar mau untuk di

anggap gaya-gayaan tanpa ada pemaknaan tersendiri dari setiap

gambar yang kita buat, kaya yang ada di tangan kanan gw ini, ini

tato yang paling terbaru ogut buat. Disini ogut buat gambar

symbol-simbol agama yang ada di Indonesia, dengan symbol-

simbol yang saling berdekatan dan berada di lingkaran yang sama,

disini ogut berharap akan kerukunan kita antar umat beragama,

karena kita dapat disatukan melalui perbedaan-perbedaan yang

ada. Dan akan terasa lebih nikmat bila kita semua bersatu daam

sebuah perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

T :Apa respon anda tentang pandangan masyarakat umum yang

meng- identikkan tato dengan dunia kriminal..?

J :Kalo ogut masyarakat berpandangan seperti itu yaa hal yang sah-

sah aja, mungkin karena memang masyarakat tersebut belum

Page 78: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

mendapatkan info tentang tato itu apa, dan masih mendapatkan

informasi dari satu pihak.

T :Sejak kapan anda mulai mentato tubuh anda..?

J :Ogut mulai pake tato waktu dulu sekitar umur 12 tahun waktu itu

yang jenisnya cuman temporer (sementara), dan lama kelamaan

ngerasa senenng dan nyaman, dan hingga sekarang sudah menjadi

kegemaran dan juga menjadi profesi.

T :Apakah dari keluarga mengetahui tentang tato yang berada di

tubuh anda..?dan bagaimana dengan reaksi mereka..?

J :Untuk sekarang ya mereka sudah mengetahui. Pada awalnya dulu

pastinya „seru‟,dan kebetulan keluarga ogut sifatnya terbuka, pada

awalnya selama kurang lebih enam tahun kalo pulang ke rumah

ogut selalu pake lengan panjang, sampe ada pada waktunya ogut

ketahuan sama orang tua, tetep seperti halnya kebanyakan oaring

tua mereka marah, dan setelahnya kita berdiskusi membicarakan

hal ini (tato). Satu hal prinsip ogut, gw pertama kali harus

menyelesaikan di lingkungan terkecil dulu, setelah itu selesai gak

akan jadi beban buat keluarga, disini juga ogtu mau buktiin bahwa

orang-orang kaya kita itu bukan orang yang bermasalah

dirumah,dan akhirnya keluar dari rumah untuk mencari

pelampiasan. Dan disini ogut tegesin, kita disini adalah dengan

kesadaran penuh, bukanlah suatu hal yang dibuat-buat apalagi

suatu pelarian.

Page 79: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

Nama : Dodi

Umur : 34 Tahun

Hari dan Tanggal : Sabtu, 03 Juli 2010

Waktu : 14.00

Tempat : Komunitas Marjinal, Gang Setiabudi Depok

T :Seperti apa anda memandang keseluruhan arti dari tato itu…?

J :Buat gw tato itu suatu seni yang berbeda dengan nilai seni yang

lainnya sangatlah kompleks buat gw tato itu

T : Apa yang melatarbelakangi anda tertarik dengan dunia tato..?

J :Latar belakangnya ya itu tadi buat gw tato berbeda dengan seni

yang lainnya, dengan tato ini segalanya apapun dapat gw

ekspresikan

T :Dan motivasi apa yang pada akhirnya memutuskan untuk

membuat/ memberanikan diri untuk tubuh anda di tato (dengan

konsekuensi sakitnya)..?

J :Motivasi gw yang paling besar karena gw suka banget sama yang

namanya seni, apalagi kalo soal gambar, jadi walaupun sakit tetep

gw lakuin, mungkin karena berhubungan dengan hobi

T :Menurut anda apakah di tato itu sakit..?

J :Iya tetep yang namanya buat tato permanen pasti sakit, dan

sampai kapanpun akan tetep sakit.

T :Jenis tato apa yang sekarang berada di tubuh anda..?

J :Jenis tato yang ada di tubuh gw, hamper secara keseluruhan sama

dengan yang dimiliki teman-teman disini, yakni jenis tato

biomekanik.

T :Mengapa anda lebih memilih jenis tato tersebut dari pada dengan

yang lain..?

J :Jenis tato biomekaknik dari segi pengerjaan cepat dan gk

memakan watku yang lama dalam men-desain gambarnya

Page 80: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

T :Apakah ada terdapat suatu makna dari gambar ataupun munkin

simbol yang terdapat di tubuh anda..?dan apakah hal tersebut

mempengaruhi dengan kehidupan anda,baik itu pribadi ataupun

sosial..?

J :Secara khusus gak ada alasan kenapa, cuman karena teman-teman

disini hampir secara keselruhan memiliki jenis tato yang sama

walaupun gambarnya beda. Ada juga beberapa gambar tato tato

yang menceritakan salah satu sari pengalaman hidup gw

T :Apa respon anda tentang pandangan masyarakat umum yang

meng-identikkan tato dengan dunia kriminal..?

J :Yang pasti respon gw sama dengan teman-teman yang lainnya

yaitu menolak, dan akan kita coba jelaskan dengan teman-teman

yag lainnya bahwa apa yang mereka anggap itu adalah sesuatu

yang salah.

T :Sejak kapan anda mulai mentato tubuh anda..?

J :Gw awal punya tato ada di bagian lengan, dan itu Cuma sedikit

banget, waktu itu sekitar umur 17 tahun, atau setelah selesai

sekolah.

T :Apakah dari keluarga mengetahui tentang tato yang berada di

tubuh anda..?dan bagaimana dengan reaksi mereka..?

J :Kalau keluarga gw, sekarang udah hampir semuanya tau. Ketika

respon awal mereka yang pasti gak suka kalau gw pake tato, dan

seiring berjalannya waktu kita sama-sama saling memahami dan

mengerti.

Page 81: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

Draft Wawancara dengan masyarakat:

Nama : Bu Yanti

Unur : 37 Tahun

Hari dan Tanggal : Minggu, 04 Juli 2010

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Gang Setiabudi Depok

T :Bagaimana Bpak/Ibu melihat mereka (Komunitas tersebut)?

J :Mereka baik dan sangat positif, apalagi khususnya untuk di

lingkungan kita, jadi rame. Mereka juga kan pinter-pinter kreatif

dengan beberapa kerajinan dan karya-karyanya.

T :Bagaimana penapat anda mengenai tato? Yang diidentikan di

kalangan umum dengan suatu hal yang negative.

J :Ya kalo saya sie tetep kadang masih mikir serem juga, apalagi

kalo lagi jalan keluar ketemu orang yang ada tato nya kayanya

serem aja.

T :Apakah andapun masih berpendapat demikian, layaknya

masyarakat umum? Setelah yang anda ketahui terdapat

dilingkungan anda Masyarakat bertato (MASBERTO)

J :Dulu ketika awalnya iya, kami merasa aneh dan serem juga, agak

khawatir juga sie. Tapi setelah kenal lama ternyata tidak, mereka

baik-baik dan ramah sama masyarakat

T :Apa saja kontribusi mereka terhadap lingkungan?

J :kalo untuk itu saya gak tau banyak, tapi yang saya inget mereka

sangat aktif ketika acara 17 Agustusan juga sama kegiatan gotong

royong masyarakat yang biasanya pada minggu-minggu terakhir.

T :Bagaimana pola interaksi ataupun kehidupan sosial mereka

J :kalau itu anak saya yang sering main ke sana kerumah nya Om

Bobi, anak saya suka nyanyi-nyanyi disana dan main alat musik

yang ada disana, jadi karena anak saya suka main kesana, ketika

Page 82: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

saya cariin anak saya ya saya mikirnya anak saya main keasana,

dan disitu saya suka ngobrol-ngobrol juga sama Om Bobi dan

temannya yang lain

T :Menurut anda apakah terdapat suatu kesan “garang” ataupun

seram terhadap mereka yang menggunakan tato?

J :Kalo dilihat secara sekilas iya tampak serem, tapi itu mungkin

karena kita gak kenal kali yah.

T :Apa pandangan awal kalian ketika mereka pertama kali berada

dilingkungan anda. Dan ketika itu apa yang ada di benak anda?

J :Pandangan awal saya biasa aja, gk terlalu berlebihan, cuman agak

aneh aja karena kan beda dengan yang lainnya, malahan terkesan

unik dan menarik.

T :Dan apakah reaksi yang dilakukan oleh anda dan masyarakat

lainnya.?

J :Kalo itu saya gak terlalu banyak tahu yah mas. Tapi yang saya

inget selama ini gak ada apa-apa, dan semuanya berjalan baik-baik

aja

Page 83: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

Draft Wawancara dengan masyarakat:

Nama : Bpk.Herman

Unur : 47 Tahun

Hari dan Tanggal : Minggu, 04 Juli 2010

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Gang Setiabudi Depok

T :Bagaimana Bapak/Ibu melihat mereka (Komunitas tersebut)?

J :Kalau saya pribadi melihat mereka, mereka adalah anak muda

yang sangat kreatif

T :Bagaimana pendapat anda mengenai tato? Yang diidentikan di

kalangan umum dengan suatu hal yang negatif.

J :Tato menurut saya pribadi kurang baiklah, karena tidak sesuai

dengan budaya kita. Soal diidentikan dengan tindakan negatif saya

menurut saya tidak sepenuhnya benar, karena tergantung orang itu

sendiri.

T :Apakah andapun masih berpendapat demikian, layaknya

masyarakat umum? Setelah yang anda ketahui terdapat

dilingkungan anda Masyarakat bertato (MASBERTO)

J :Ya karena di lingkungan tempat tinggal saya ada komunitas ini

dan mereka semua sebagian besar memiliki tato, prilaku dan dalam

bermasyarakat mereka baik. Dan saya juga mulai paham

T :Apa saja kontribusi mereka terhadap lingkungan?

J :Mereka sangat turut berperan aktif dalam kegiatan bermasyarakat,

malahan semua konsep kalau ada acara mereka semua yang buat

beserta teman-temannya yang lain dan juga warga

T :Bagaimana pola interaksi ataupun kehidupan sosial mereka

J :Awal mereka bergaul ataupun ngobrol-ngobrol dengan saya ketika

itu ketemu di tempat pemancingan. Setelah itu kami mulai sama-

sama saling akrab, secara keseluruhan dalam pergaulan dengan

Page 84: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

masyarakat di sini mereka cukup mudah untuk bergaul tanpa ada

rasa takut ataupun cemas akan gaya hidup komunitas ini.

T :Menurut anda apakah terdapat suatu kesan “garang” ataupun

seram terhadap mereka yang menggunakan tato?

J :Ya menurut saya sampai sekarang kesan garang ataupun seram

tetap ada, akan tetapi tidak terlalu berlebihan dalam menanggapi

dan menyikapi hal tersebut

T :Apa pandangan awal kalian ketika mereka pertama kali berada

dilingkungan anda. Dan ketika itu apa yang ada di benak anda?

J :Saya ketika itu biasa saja tidak terlalu kami permasalahkan, hanya

saja sempat beberapa kali kami dengan anggota masyarakat yang

lain membicarakan mereka.

T :Dan apakah reaksi yang dilakukan oleh anda dan masyarakat

lainnya.?

J :Kalau saya ketika itu tidak ikut dalam rapat. karena memang

sempat ada rapat yang direncanakan ketika itu. Dan ternyata

setelahnya semua berjalan dengan baik-baik saja, karena memang

tidak ada masalah.

Page 85: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

Draft wawancara dengan Komunitas Marjinal

Nama :Ewank

Umur : 30 Tahun

Hari dan Tanggal : Sabtu, 03 Juli 2010

Waktu : 14.00

Tempat : Komunitas Marjinal, Gang Setiabudi Depok

T :Seperti apa anda memandang keseluruhan arti dari tato itu…?

J :Buat gw Tato itu keindahan dalam berekspresi, ketika sedang

pembuatan terasa menikmati rasa sakitnya, dan ketika sudah jadi

akan terasa lebih indah dan menyenagkan

T :Apa yang melatarbelakangi anda tertarik dengan dunia tato..?

J :Yang melatarbelakangi gw suka tato adalah karena gw suka

gambar-gambar, awalnya mungkin dari situ dan ketika mulai

mengenal dunia tato maka gw merasa langsung tertarik

T :Dan motivasi apa yang pada akhirnya memutuskan untuk

membuat/ memberanikan diri untuk tubuh anda di tato (dengan

konsekuensi sakitnya)..?

J :Motivasi khusus kayanya gak ada deh selain emank gw suka dan

hobi, yah gimana sie loe kalo emank udah hobi dan kesukaan pasti

loe juga bakal lakuin kan, selama itu gak meresahkan ataupun

menganggu orang lain.

T :Menurut anda apakah di tato itu sakit..?

J :Yang namanya di tato dari dulu sampai kapanpun pasti sakitlah.

Ya namanya juga badan ditusuk dengan jarum untuk membuat

pola gambar pada tubuh pengguna, ya dan itu pasti sakit, tapi ya

yang tadi gw bilang dinikmati aja akan terasa seperti ada sugesti

bahwa itu nikmat dan menyenangkan hahahahaaa…..

T :Jenis tato apa yang sekarang berada di tubuh anda..?

Page 86: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

J :Gw pake jenis tato biomekanik, disini teman-teman jago dan

sudah seperti ahlinya dalam membuat jenis tato ini jadi

pengerjaannya pasti rapih, cepat dan menyenangkan.

T :Mengapa anda lebih memilih jenis tato tersebut dari pada dengan

yang lain..?

J :Ya itu tadi yang gw bilang teman-teman disini lebih ahli dalam

membuat jenis tato seperti ini, tapi bukan berarti kita gak bisa

membuat jenis tato yang lain, kalo loe ada temen dan tertarik kita

juga pasti bisa buatin jenis yang lain

T :Apakah ada terdapat suatu makna dari gambar ataupun munkin

simbol yang terdapat di tubuh anda..?dan apakah hal tersebut

mempengaruhi dengan kehidupan anda,baik itu pribadi ataupun

sosial..?

J :Ouh itu iyaa kalo gw ada, ada salah satu tato di bagian punggung

gw yang gambarnya anjing terkena panah cinta yang retak, gw

bikin gambar ini dulu terinspirasi dari perjalanan cinta gw, dulu gw

punya pacar udah lumayan lama kita berhubungan tiba-tiba dia

minta putus dan mutusin gw, nah mulai saat itu gw benci banget

kalo inget dia lagi dan akhirnya gw gmbar anjing dan di bawahnya

gw kasih nama doi.

T :Apa respon anda tentang pandangan masyarakat umum yang

meng- identikkan tato dengan dunia kriminal..?

J :Yah yang pasti respon gw sama dengan teman-teman gw yang

lainnya kami sangat tidak setuju dengan apa yang berada di

masyarakat luas tentang kami masyarakat yang memiliki tato,

khususnya masyarakat marjinal di komunitas kami dan masyarakat

marjinal lainnya yang berada di jalan dan dimana-mana selain

mereka para selebritas. Seakan kalau kami yang memakai mereka

selalu berpikir dengan hal-hal yang gak baik, nah tapi ketika yang

memakai selebritis-selebritis itu seakan biasa saja dan di anggap

bagus, disini hal tersebut seperti membeda-bedakan, dan hal itu

Page 87: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24081...yang tekah memfasilitasi penulis dangan berbagai referensi dan literatur. 7. Kepada

yang akan dan kami coba dengan teman-teman lainnya untuk

memberikan infomasi dan bentuk-bentuk nyata yang sekiranya

dapat bermanfaat buat masyarakat umumnya dan komunitas kami

khususnya.

T :Sejak kapan anda mulai mentato tubuh anda..?

J :Gw punya tato awalnya dulu kira-kira kelas 2 SMA umurnya

berapa gw lupa mas, tapi dulu tato yang gw buat yang temporer

atau gk permanen kira-kira seminggu lebih udah ilang gambarnya,

sampai saat ini akhirnya gw udah punya tato permanen yang

lumayan banyak.

T :Apakah dari keluarga mengetahui tentang tato yang berada di

tubuh anda..?dan bagaimana dengan reaksi mereka..?

J :Kalau sekarang yah mereka udah tau lah pastinya dengan tato

sebanyak ini di lengan gw gk bakalan bisa di tutup-tutupin, kalau

dulu ketika awal yah sempat di tegur juga tapi gak di marahin,

karena di daerah asal gw di Makassar khususnya di lingkungan gw

banyak orang tua ataupun anak-anak muda yang memang banyak

dan menggemari tato, walau mungkin mereka sifatnya hanya gaya-

gayaan dan suka-suka doang.