program studi psikologi fakultas psikologi dan ilmu...

29
2 Naskah Publikasi Hubungan Antara Sabar dengan Depresi Pada Remaja Korban Gempa Bumi Di Pedukuhan Kintelan, Desa Sumber Mulyo, Kecamatan Bambang Liporo, Kabupaten Bantul, Propinsi Yogyakarta Disusun Oleh : Muhamad Agus Salam 99 320 243 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

Upload: vutram

Post on 17-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

2

Naskah Publikasi

Hubungan Antara Sabar dengan Depresi Pada Remaja

Korban Gempa Bumi Di Pedukuhan Kintelan,

Desa Sumber Mulyo, Kecamatan Bambang Liporo,

Kabupaten Bantul, Propinsi Yogyakarta

Disusun Oleh :

Muhamad Agus Salam

99 320 243

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL

BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

3

Lembar Pengesahan

Hubungan Antara Sabar dengan Depresi Pada Korban Gempa Bumi Di Pedukuhan Kintelan,

Desa Sumber Mulyo, Kecamatan Bambang Liporo, Kabupaten Bantul, Propinsi Yogyakarta

Disusun Oleh :

Muhamad Agus Salam

99 320 243

Disahkan Pada Tanggal

____________________

Dosen Pembimbing

Irwan Nuryana Kurniawan S.Psi., M.Si.

Page 3: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

4

Hubungan Antara Rasa Sabar dengan Depresi Pada Remaja Korban Gempa Bumi Di Pedukuhan Kintelan, Desa Sumber Mulyo

Kecamatan Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul, Propinsi Yogyakarta

Muhamad Agus Salam Irwan Nuryana k. S.Psi., M.Si,

Intisari Depresi adalah keadaan emosional yang ditandai oleh perasaan kesedihan

yang sangat, perasaan khawatir akan masa depan yang suram, perasaan tidak berharga dan rasa bersalah, menarik diri dari pergaulan sosial, kurang tidur, kehilangan selera makan serta dorongan seksual, begitu pula kehilangan minat untuk melakukan berbagai aktivitas yang biasanya dia lakukan. Sabar adalah menahan diri dalam menanggung suatu penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak diinginkan maupun kehilangan sesuatu yang disenangi dalam hal ini sabar sangat erat hubungannya dengan bagaimana seorang individu dapat mengendalikan emosi yang ada dalam diri setiap individu. Dalam mensikapi stimulan dan stressor.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara sabar dengan depresi pada remaja korban gempa di Pedukuhan Kintelan, Desa Sumber Mulyo, Kecamatan Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sabar, sedangkan variabel tergantungnya adalah depresi. Asumsi teoritik yang diajukan adalah adanya hubungan negatif antara sabar dengan depresi pada remaja korban gempa Pedukuhan Kintelan, Desa Sumber Mulyo, Kecamatan Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul.

Subyek dalam penelitian ini adalah remaja korban gempa Pedukuhan Kintelan, Desa Sumber Mulyo, Kecamatan Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel depresi dengan variabel sabar. Angka koefisien korelasi dari analisis Spearman’s Rho antara sabar dan depresi adalah = 0,119 dengan taraf signifikansi (p) = 0,193 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan negatif antara sabar dengan depresi, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara sabar dengan depresi tidak diterima.

Kata Kunci : sabar, depresi, Pedukuhan Kintelan

PENDAHULUAN

Page 4: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

5

Bencana alam yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 di

Yogyakarta lalu, telah mengakibatkan kerugian bagi para korbannya, tidak

hanya bersifat materi, namun juga bersifat psikis. Kehilangan harta benda

dan jiwa dari sanak keluarga serta handai tolan telah menimbulkan beban

psikis yang berat bagi para korban bencana tersebut. Terlebih lagi, ketika

mereka harus kehilangan semua itu secara tiba-tiba dan tidak terduga

sama sekali. Kejadian tersebut berlangsung di depan mata mereka, tanpa

mereka sanggup berbuat sesuatu untuk mencegahnya. Korban nyawa

para sanak keluarga dan orang-orang tercintapun tak terhindarkan, begitu

pula kerugian materi. Yang tersisa bagi para korban bencana alam

tersebut tinggalah puing-puing, ratap tangis kesedihan akibat perasaan

kehilangan, keterkejutan, ketakutan, dan perasaan tidak berdaya. Pada

akhirnya, berbagai macam gangguan psikis banyak dialami oleh para

korban bencana alam tersebut. Rentang gangguan psikis yang dialami

para korban tersebut beragam, dari yang ringan hingga parah. Salah satu

bentuk gangguan psikis yang banyak dialami warga yang menjadi korban

bencana alam tersebut adalah depresi.

Tri Wiyono, kepala dukuh pedukuhan Kintelan, suatu wilayah yang

terkena gempa bumi beberapa waktu yang lalu, menjelaskan kepada

penulis bahwa paska bencana gempa bumi, banyak diantara penduduk

pedukuhah kintelan mengalami trauma akan gempa bumi, bahkan ada

salah satu dari warga Kintelan yang harus diberikan pengawasan khusus

Page 5: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

6

di rumah sakit Grasia Pakem. Bukan hanya itu, kepala dukuh tersebut

juga mengungkapkan ada beberapa warga di dusun tersebut yang

mengalami gejala-gejala gangguan psikis lainya, meskipun mereka tidak

harus dirawat di rumah sakit jiwa. Beberapa diantara mereka menjadi

malas untuk bekerja dan lebih banyak melamun di tempat tinggalnya.

Mereka lebih banyak melamun dan mudah untuk menangis. Kepala dukuh

berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat diatasi,

karena tenaga-tenaga mereka sangat dibutuhkan untuk proses rehabilitasi

paska bencana di desa itu. Kepala dukuh tersebut juga menyesalkan

karena banyak diantara kaum muda yang mengalami gangguan psikis

semacam itu.

Berdasarkan pengakuan para korban gempa bumi diatas, dapat

diketahui para korban tersebut mengidap sejumlah simptom depresi.

Depresi secara etimologis berakar dari kata dalam Bahasa Inggris, yaitu

depress yang berarti perasaan sedih yang sangat serta perasaan hilang

harapan terhadap masa depan (Longman, 2005). Secara istilah, depresi

didefinisikan sebagai Davison dan Neale (1996) mendefinisikan depresi

sebagai keadaan emosional yang ditandai oleh perasaan kesedihan yang

sangat, perasaan khawatir akan masa depan yang suram, perasaan tidak

berharga dan rasa bersalah, menarik diri dari pergaulan sosial, kurang

tidur, kehilangan selera makan serta dorongan seksual, begitu pula

kehilangan minat untuk melakukan berbagai aktivitas yang biasanya dia

lakukan. Deperesi merupakan reaksi terhadap perasaan kehilangan yang

Page 6: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

7

sangat terhadap sesuatu yang berharga dalam kehidupan seseorang,

seperti kehilangan kekasih, harta benda, perasaan harga diri, atau

kehilangan kesehatan (Pinel, 1997). Dalam DSM IV disebutkan bahwa

depresi tergolong dalam gangguan mood (mood disorder) (Davison dan

Neale, 1996). Davison dan Neale (1996) menyatakan ketidakberdayaan

yang dipelajari merupakan salah satu sebab dari terjadinya depresi.

Ketidakberdayaan yang dipelajari yaitu suatu perilaku pasif yang dilakukan

serta perasaan tidak mampu yang dialami seseorang untuk bereaksi dan

mengontrol kehidupan mereka. Keadaan ini dialami seseorang sebagai

akibat dari pengalaman-pengalaman traumatis serta trauma-trauma yang

gagal dikendalikan oleh seseorang, yang kemudian berkembang menjadi

depresi (Davison dan Neale, 1996).

Korban-korban yang menunjukan gejala depresi diatas masih

tergolong dalam kategori usia remaja. Santrock (2002) menyebutkan,

secara kronologis, individu memasuki fase remaja ketika dirinya

memasuki usia 10 hingga 12 tahun, dan fase itu berakhir pada usia 18

hingga 22 tahun. Fase remaja ditandai dengan perkembangan fisik

individu yang pesat, perubahan dalam kontur tubuh, begitu pula

perkembangan karakteristik-karakteristik seksual (Santrock, 2002).

Remaja merupakan fase peralihan dari anak-anak menuju dewasa

(Hurlock, 1993). Santrock (2002) menyatakan bahwa depresi lebih sering

terjadi pada remaja dari pada pada anak-anak. Santrock (2002) juga

menjelaskan bahwa salah satu hal yang terkait dengan terjadinya depresi

Page 7: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

8

pada remaja adalah terjadinya perubahan-perubahan yang sulit dan

tantangan-tantangan dalam kehidupanya. Perubahan-perubahan dalam

kehidupan remaja tersebut bisa terjadi salah satunya akibat dari terjadinya

bencana alam. Apabila sebelumnya mereka memiliki tempat tinggal yang

cukup nyaman, kini mereka harus tinggal di tempat tinggal sementara

yang tidak nyaman. Begitu pula ketika mereka harus kehilangan

seseorang yang mereka cintai, seperti keluarga, sahabat serta kekasih.

Terlebih lagi ketika mereka harus kehilangan itu semua secara tiba-tiba.

Peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan dan bencana acap

kali terjadi dalam kehidupan manusia. Hal tersebut sering terjadi secara

mendadak dan di luar perkiraan manusia. Apabila bencana betul-betul

terjadi, kerugian yang di derita oleh para korbannya tidak hanya bersifat

materi, namun juga bersifat psikis. Banyak diantara para korban bencana

alam tersebut yang kemudian mengalami tekanan mental yang berat yang

kemudian berkembang menjadi gangguan kejiwaan, sebagai akibat dari

ketidakmampuan mereka dalam menerima kenyataan hidup yang tidak

menyenangkan. Ajaran agama menyebutkan bahwa manusia hendaknya

selalu sabar ketika menghadapi berbagai cobaan hidup, termasuk

berbagai kejadian tidak menyenangkan yang mereka alami.

Depresi

Depresi secara etimologis berakar dari kata dalam Bahasa Inggris,

yaitu depress yang berarti perasaan sedih yang sangat serta perasaan

hilang harapan tehadap masa depan (Longman, 2005). Chaplin (1999),

Page 8: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

9

dalam Kamus Lengkap Psikologi, mendefinisikan depresi (depression)

sebagai keadaan kemurungan atau kesedihan yang ditandai dengan

perasaan tidak puas, menurunya kegiatan, serta pesimisme menghadapi

masa depan. Hawari (1996) mendefinisikan depresi sebagai suatu bentuk

gangguan kejiwaan yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan,

ketiadaan gairah, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya.

Davison dan Neale (1996) mendefinisikan depresi sebagai keadaan

emosional yang ditandai oleh perasaan kesedihan yang sangat, perasaan

khawatir akan masa depan yang suram, perasaan tidak berharga dan rasa

bersalah, menarik diri dari pergaulan sosial, kurang tidur, kehilangan

selera makan serta dorongan seksual, begitu pula kehilangan minat untuk

melakukan berbagai aktivitas yang biasanya dia lakukan. Deperesi

merupakan reaksi terhadap perasaan kehilangan yang sangat, terhadap

sesuatu yang berharga dalam kehidupan seseorang, seperti kehilangan

kekasih, harta benda, perasaan harga diri, atau kehilangan kesehatan

(Pinel, 1997).

Dalam DSM IV disebutkan bahwa depresi tergolong dalam gangguan

mood (mood disorder) (Davison dan Neale, 1996) atau gangguan suasana

hati. Dalam DSM IV disebutkan bahwa terjadinya depresi pada diri

seseorang setidaknya ditandai dengan kemunculan lima simtom dari

sembilan simtom depresi, yaitu: (1) kesedihan, suasana hati yang

tertekan; (2) kehilangan minat kepada kesenangan dan aktivitas-aktivitas

yang dilakukan oleh seseorang; (3) sulit tidur; (4) perubahan tingkat

Page 9: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

10

aktivitas; (5) selera makan menurun, penurunan berat badan, atau

sebaliknya, selera makan yang berlebihan dan peningkatan berat badan;

(6) kehilangan energi, kelelahan yang sangat; (7) konsep diri yang negatif,

menyalahkan diri sendiri, rasa bersalah dan perasaan tidak berharga; (8)

mengeluh atau terbukti tidak mampu berkonsentrasi, lambat dalam

berfikir, serta kesulitan dalam pengambilan keputusan; dan (9)

pengharapan akan kematian atau keinginan untuk bunuh diri (Davison dan

Neale, 1996).

Dari segi penyebab, Pinel (1997) membagi depresi menjadi dua

golongan, yaitu reactive depression, yaitu depresi yang terjadi akibat dari

pengalaman negatif yang nyata; sedangkan yang kedua adalah

endogenous depression, yaitu depresi yang tidak disebabkan oleh

pengalaman negatif pada diri seseorang. Diperkirakan sekitar enam

persen dari populasi manusia pernah mengalami depresi pada satu masa

dalam kehidupanya (Pinel, 1997). Santrock (2002) menyatakan bahwa

depresi lebih sering terjadi pada remaja, jika dibandingkan dengan anak-

anak.

Berdasarkan berbagai definisi tentang depresi diatas, dapatlah

diperoleh pengertian tentang depresi, yaitu keadaan emosional yang

ditandai oleh perasaan kesedihan yang sangat, perasaan khawatir akan

masa depan yang suram, perasaan tidak berharga dan rasa bersalah,

menarik diri dari pergaulan sosial, kurang tidur, kehilangan selera makan

Page 10: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

11

serta dorongan seksual, begitu pula kehilangan minat untuk melakukan

berbagai aktivitas yang biasanya dia lakukan

a. Teori Psikodinamika

Aliran psikoanalisa Freud menyebutkan bahwa potensi terjadinya

depresi pada individu telah terbentuk sejak masa awal kanak-

kanak. Freud menyatakan bahwa selama fase oral, kebutuhan

anak mungkin tidak terpenuhi secara memadai, atau justru

terpenuhi secara berlebihan. Hal ini menyebabkan individu tersebut

terfiksasi pada fase tersebut hingga ia dewasa. Terhentinya

perkembangan individu pada fase oral menyebabkan individu

tersebut menjadi mengembangkan kecenderungan untuk sangat

tergantung pada orang lain dalam rangka mempertahankan harga

dirinya (Davison dan Neale, 1996).

b. Teori Biologi

Berbagai penelitian tentang keluarga dan anak kembar menunjukan

bahwa depresi mempunyai komponen-komponen yang bersifat

turunan (Davison dan Neale, 1996). Mendlewicz dan Rainer

(Davison dan Neale, 1996) mengemukakan, pada anak-anak

angkat yang mengalami gangguan depresi, ditemukan kenyataan

bahwa tingkat depresi orang tua biologis mereka lebih tinggi jika

dibandingkan dengan orang tua angkatnya. Cadoret (Davison dan

Neale, 1996) menemukan pula bahwa tingkat depresi pada anak-

anak angkat yang orang tua biologisnya mengalami depresi adalah

Page 11: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

12

lebih tinggi jika dibandingkan anak-anak angkat yang orang tuanya

tidak mengalami depresi. Sedangkan Miller dkk (De Clearq, 1994)

menyatakan pula bahwa anak-anak yang berasal dari satu dari

kedua orang tuanya mengalami depresi mendapat kemungkinan

keluhan psikopatologi pada umumnya dan khususnya bagi

berkembangnya gejala depresi.

c. Teori Kognitif

Teori kognitif tentang depresi awalnya dikemukakan oleh Beck.

Teori ini menyatakan bahwa proses berfikir merupakan penyebab

dari terjadinya depresi pada diri seseorang. Menurut Beck (De

Clerq, 1994) pendekatan kognitif dalam memberikan penjelasan

tentang fenomena depresi tidaklah memberikan perhatian pada

apa yang dikerjakan seseorang, tetapi bagaimana orang tersebut

memandang dirinya dan dunia sekelilingnya. Teori ini menyatakan

bahwa individu yang mengalami depresi disebabkan karena

pikiran-pikiran mereka dibiaskan oleh interpretasi-interpretasi

negatif terhadap diri dan lingkungan sekelilingnya (bias kognitif)

(Davison dan Neale, 1996).

Beck (Davison dan Neale, 1996) juga menyatakan bahwa pada

anak-anak dan remaja yang mengalami depresi, mereka telah

mengadopsi atau mempelajari skema-skema negatif. Ada

beberapa pengalaman hidup yang membuat individu mengadopsi

atau mempelajari skema-skema negatif tersebut, seperti hilangnya

Page 12: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

13

figur orang tua, perubahan-perubahan hidup yang drastis begitu

pula tragedi-tragedi dalam hidup, penolakan sosial dari teman

sebaya, kritik dan celaan dari guru, serta perilaku menekan oleh

orang tua. Skema negatif yang didukung oleh bias-bias kognitif

akan menimbulkan suatu fenomena yang disebut oleh Beck

sebagai negative triad, yaitu pandangan yang negatif tentang diri,

dunia, dan masa depan (Davison dan Neale, 1997). Negative triad

ini pada giliranya akan berkembang menjadi depresi.

Aspek-Aspek Depresi

National Institute Of Mental Health (McDowell dan Hewell, 1996)

menyebutkan beberapa komponen atau aspek dari depresi. Aspek-aspek

tersebut telah digunakan dalam penyusunan alat ukur guna mengukur

tingkat depresi pada populasi umum, yaitu The Center For Epidemologic

Studies Depression Scale (CES-D). Aspek-aspek dari skala yang

berjumlah duapuluh item tersebut adalah:

1. Suasana hati yang terdepresi

2. Perasaan tidak berharga dan perasaan bersalah

3. Perasaan tidak berdaya dan hilang harapan

4. Kurangnya aktifitas psikomotorik

5. Kehilangan nafsu makan

6. Kurang tidur

Page 13: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

14

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Depresi Pada Re maja

Santrock (2002) menyebutkan beberapa faktor yang mendasari

terjadinya depresi pada remaja. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Faktor Keluarga

2. Hubungan Dengan Teman Sebaya Yang Buruk.

3. Perubahan dan tantangan yang sulit dalam hidup

Sabar

Asal kata “sabar” adalah berarti mencegah dan menghalangi. sabar

adalah menahan diri untuk tidak berkeluh kesah, menjaga lisan untuk

merintih dan menghalagi untuk tidak menampar pipi dan merobek pakaian

dan sejenisnya. Artinya individu harus bisa menahan segala perbuatan

yang mengikuti hawa nafsu (Al-Jauziah, 2005).

Definisi lain dari sabar adalah menahan diri dalam menanggung

suatu penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak diinginkan

maupun kehilangan sesuatu yang disenangi (Ensiklopedi Hukum Islam,

1999).

Secara umum, kata sabar ialah teguh hati tanpa mengeluh dari

derita dan bencana. Tetapi menurut pengertian islam, sabar adalah

menahan penderitaan dari sesuatu yang tidak disenangi dengan ridhlo

dan ikhlas serta berserah kepada Allah. Sabar juga dapat diartikan

menahan diri untuk tidak mengikuti kehendak hati atau perasaan yang

mendorong melakukan perbuatan yang mendatangkan keburukan,

Page 14: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

15

menahan diri ketika penderitaan, sanggup melakukan perkara sukar demi

mendapatkan kebaikan dan bersedia menghadapinya dalam waktu yang

panjang untuk mendapatkan sesuatu ( Ahmadd, 2006 ).

Berdasarkan berbagai definisi sabar diatas, penulis berkesimpulan

bahwa pengertian sabar adalah menahan diri dalam menanggung suatu

penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak diinginkan

maupun kehilangan sesuatu yang disenangi Dalam hal ini sabar sangat

erat hubungannya dengan bagaimana seorang individu dapat

mengendalikan emosi yang ada dalam diri setiap individu. Stimulan dan

stressor dalam kehidupan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-

hari dapat menimbulkan perilaku yang menyimpang pada setiap individu,

dengan berperilaku sabar dapat mengurangi rasa stress dalam diri setiap

individu.

Aspek-Aspek Sabar

menurut Ibn Al Qayyim Al Jauziah dalam buku yang berjudul

Kemuliaan Sabar dan Keagungan Syukur menjelaskan tentang aspek

sabar, yaitu :

1. Orang yang dapat menahan hawa nafsu birahinya, sehingga

kemaluannya terjaga dari berbagai macam perbuatan terkutuk.

Orang seperti ini disebut ‘iffah.

2. orang yang mampu menekan hawa nafsunya untuk tidak makan

secara berlebihan atau secara terburu-buru. Orang seperti ini

Page 15: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

16

disebut juga syaraf nafs (jiwa yang agung) dan syaba’ nafs (jiwa

yang kenyang).

3. orang yang dapat menguasai dirinya untuk tidak mengatakan apa

yang seharusnya tidak dikatakan, dinamakan sebagai penyimpan

rahasia (kitman sirr).

4. orang yang dapat menjaga dirinya dari berbagai kelebihan dunia

dan sanggup menyepelekannya, dinamakan orang yang zuhud.

5. orang yang bisa menahan dirinya dari dorongan nafsu kemarahan

dinamakan orang yang hilm (bijaksana).

6. orang yang dapat menahan dirinya untuk senantiasa tidak tergesa-

gesa dalam melakukan segala sesuatu adalah orang yang waqar

(tenang) dan tsabat (teguh).

7. orang yang dapat membendung hawa nafsu untuk lari dan kabur

dinamakan orang yang berani (syaja’ah).

8. orang yang dapat menahan dirinya untuk tidak mengganggu orang

lain dinamakan pemaaf dan pemurah.

9. orang yang dapat menahan dirinya untuk tidak pelit kepada orang

lain dinamakan dermawan.

10. orang yang dapat menahan dirinya untuk berlaku malas dan ogah-

ogahan dalam waktu yang seharusnya dia bergerak, dinamakan

orang yang cerdik.

Page 16: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

17

11. orang yang dapat menahan dirinya untuk melemparkan pekerjaan

yang tidak disukainya kepada orang lain, dinamakan orang yang

muruah (menjaga citra diri).

Remaja

Masa remaja, suatu waktu dengan onset dan lama yang bervariasi,

adalah suatu periode antara masa anak-anak dan masa dewasa. Masa ini

ditandai dengan perubahan perkembangan biologis, psikologis, dan sosial

yang menonjol. Onset pada masa pekembangan remaja ditandai dengan

percepatan pertumbuhan skeletal yang cepat dan permulaan

perkembangan seks fisik. Onset psikologi ditandai dengan suatu

percepatan perkembangan kognitif dan konsolidasi pembentukan

kepribadian secara sosial. Masa remaja adalah suatu periode peningkatan

persiapan untuk datangnya peran masa dewasa muda. Masa remaja

umumnya terbagi menjadi tiga periode, remaja awal (usia 11-14 tahun),

remaja pertengahan (usia 14-17 tahun), dan remaja akhir (usia 17-20

tahun) (Kaplan dkk, 1997).

Santrock (2002) menyebutkan, secara kronologis, individu

memasuki fase remaja ketika dirinya memasuki usia 10 hingga 12 tahun,

dan fase itu berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun.

Berdasarkan penjelasan secara kronologis berkaitan dengan

rentang usia remaja, dapatlah diketahui bahwa rentang usia remaja

berkisar antara 11 hingga 22 tahun.

Page 17: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

18

Hubungan Antara Sabar Dengan Depresi

Hawari (1996) mendefinisikan depresi sebagai suatu bentuk gangguan

kejiwaan yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah,

perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya.

Deperesi merupakan reaksi terhadap perasaan kehilangan yang

sangat, terhadap sesuatu yang berharga dalam kehidupan seseorang,

seperti kehilangan kekasih, harta benda, perasaan harga diri, atau

kehilangan kesehatan (Pinel, 1997). Santrock (2002) menyebutkan

beberapa faktor yang mendasari terjadinya depresi pada remaja, dimana

salah satunya adalah perubahan-perubahan dan tantangan-tantangan

yang sulit dalam hidup. Sebagai contoh adalah remaja yang harus

kehilangan semua miliknya secara tiba-tiba, seperti anggota keluarga,

orang tua, teman, begitu pula harta benda yang dicintainya.

Berdasarkan penjelasan dari teori di atas, dapatlah disimpulkan

bahwa depresi merupakan bentuk keputusasaan individu terhadap situasi

tidak menyenangkan yang dihadapinya. Di satu sisi, individu tersebut

berkeinginan untuk mengatasi hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut,

namun di sisi yang lain, ia merasa tidak berdaya untuk melakukannya.

Individu tersebut tidak dapat menerima kenyataan hidup yang

membuatnya menderita, namun dia juga merasa tidak mempunyai

kemampuan untuk merubah kenyataan tersebut. Situasi-situasi tidak

menyenangkan yang dialami oleh individu bisa merupakan akibat dari

Page 18: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

19

bencana-bencana besar, yang mengakibatkan individu tersebut harus

kehilangan segala sesuatu yang dimiliki dan dicintainya.

Dalam pandangan Islam, manusia diwajibkan untuk bersabar ketika

menghadapi bencana dan penderitaan dalam hidupnya, karena itu

merupakan ketetapan dan merupakan cobaan bagi manusia dari Allah

SWT.

Asal kata “sabar” adalah berarti mencegah dan menghalangi. Sabar

adalah menahan diri untuk tidak berkeluh kesah, menjaga lisan untuk

merintih dan menghalagi untuk tidak menampar pipi dan merobek pakaian

dan sejenisnya. Artinya individu harus bisa menahan segala perbuatan

yang mengikuti hawa nafsu (Al-Jauziah, 2005).

Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara sabar

dengan depresi pada remaja korban bencana alam gempa di pedukuhan

Kintelan, Sumber Mulyo, Bambang Lipuro, Bantul, Yogyakarta. Semakin

tinggi tingkat sabar seseorang, semakin rendah kemungkinan terkena

Depresi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat sabar seseorang, maka

semakin tinggi kemungkinan terkena Depresi pada korban bencana alam

gempa dipedukuhan Kintelan, Sumber Mulyo, Bambang Lipuro, Bantu,

Yogyakarta.

Page 19: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

20

Idetifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu:

1. Variabel Tergantung : Depresi

2. Variable bebas : Sabar

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah warga masyarakat korban

gempa bumi di pedukuhan Kintelan, Sumber Mulyo, Bambang lipuro,

Bantul. Penulis akan mengambil data tersebut dari para remaja korban

bencana gempa.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan Skala Depresi dan Skala Sabar. Skala ini berfungsi untuk

mengetahui apakah ada hubungan rasa sabar dengan depresi pada

remaja korban gempa bumi di pedukuhan Kintelan, Sumber mulyo,

Bambang Lipuro, Bantul, Yogyakarta.

1. Depresi

Skala Depresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi

dari skala depresi yang diciptakan oleh National Institute Of Mental Health

(McDowell dan Hewell, 1996), yaitu The Center For Epidemologic Studies

Depression Scale (CES-D) . Skala ini disusun berdasarkan enam aspek

depresi, yaitu; (1) Suasana hati yang terdepresi, (2) Perasaan tidak

berharga dan perasaan bersalah, (3) Perasaan tidak berdaya dan hilang

Page 20: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

21

harapan, (4) Kurangnya aktifitas psikomotorik, (5) Kehilangan nafsu

makan, dan (6) Kurang tidur.

Skala ini terdiri dari 20 aitem, yang terbagi atas 16 buah aitem

favorable dan 4 buah aitem unfavorable. Aitem favorable adalah aitem

yang memihak atau mendukung pada atribut yang hendak diukur,

sedangkan aitem unfavorable adalah aitem yang menentang atau

menolak atribut yang hendak diukur.

Aitem yang favorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai

yang mendukung suatu pernyataan tertentu. Nilai yang diberikan adalah

sebagai berikut:

a. Selalu (SL) : 0 c. Kadang-kadang (KK) : 2

b. Sering (S) : 1 d. Sangat Tidak Sesuai (STS) : 3

Aitem yang unfavorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai

yang tidak mendukung suatu pernyataan tertentu. Nilai yang diberikan

adalah sebagai berikut:

a. Selalu (SL) : 3 c. Kadang-kadang (KK) : 1

b. Sering (S) : 2 d. Sangat Tidak Sesuai (STS) : 0

Dari keseluruhan jawaban subyek, kemudian diperoleh skor-skor

dari tiap aitem. Keseluruhan skor tersebut kemudian dijumlahkan. Skor

total yang di peroleh menunjukkan tinggi rendahnya tingkat depresi..

2. Skala Sabar

Skala Sabar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Sabar

yang disusun sendiri oleh peneliti. Skala ini disusun berdasarkan empat

Page 21: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

22

aspek yaitu: (1) Orang yang dapat menahan hawa nafsu birahinya; (2)

orang yang mampu menekan hawa nafsunya untuk tidak makan secara

berlebihan atau secara terburu-buru; (3) orang yang dapat menguasai

dirinya untuk tidak mengatakan apa yang seharusnya tidak dikatakan,

dinamakan sebagai penyimpan rahasia (kitman sirr); (4) orang yang dapat

menjaga dirinya dari berbagai kelebihan dunia dan sanggup

menyepelekannya, dinamakan orang yang zuhud; (5) orang yang bisa

menahan dirinya dari dorongan nafsu kemarahan dinamakan orang yang

hilm (bijaksana); (6) orang yang dapat menahan dirinya untuk senantiasa

tidak tergesa-gesa dalam melakukan segala sesuatu adalah orang yang

waqar (tenang) dan tsabat (teguh); (7) orang yang dapat membendung

hawa nafsu untuk lari dan kabur dinamakan orang yang berani (syaja’ah);

(8) orang yang dapat menahan dirinya untuk tidak mengganggu orang lain

dinamakan pemaaf dan pemurah; (9) orang yang dapat menahan dirinya

untuk tidak pelit kepada orang lain dinamakan dermawan; (10) orang yang

dapat menahan dirinya untuk berlaku malas dan ogah-ogahan dalam

waktu yang seharusnya dia bergerak, dinamakan orang yang cerdik; (11)

orang yang dapat menahan dirinya untuk melemparkan pekerjaan yang

tidak disukainya kepada orang lain, dinamakan orang yang muruah

(menjaga citra diri).

Skala ini terdiri atas 45 aitem yang terbagi dalam 24 aitem

favorabel dan 21 aitem unfavorabel. Aitem favorable adalah aitem yang

memihak atau mendukung pada atribut yang hendak diukur, sedangkan

Page 22: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

23

aitem unfavourable adalah aitem yang menentang atau menolak atribut

yang hendak diukur.

Aitem yang favorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai

yang mendukung suatu pernyataan tertentu. Nilai yang diberikan adalah

sebagai berikut:

a. Sangat Sesuai (SS) : 3 c. Tidak Sesuai (TS) : 1

b. Sesuai (S) : 2 d. Sangat Tidak Sesuai (STS) : 0

Aitem yang unfovorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai

yang tidak mendukung suatu pernyataan tertentu. Nilai yang diberikan

adalah sebagai berikut:

a. Sangat Sesuai (SS) : 0 c. Tidak Sesuai (TS) : 2

b. Sesuai (S) : 1 d. Sangat Tidak Sesuai (STS) : 3

Dari keseluruhan jawaban subyek, kemudian diperoleh skor-skor

dari tiap aitem. Keseluruhan skor tersebut kemudian dijumlahkan. Skor

total yang di peroleh menunjukkan tinggi rendahnya sabar.

Gambaran mengenai isi skala dan komposisi isinya, yang menjadi

acuan bagi peneliti agar tetap berada dalam kawasan ukur yang telah

ditetapkan.

Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi

product moment dengan bantuan program SPSS for Windows versi 11.0.

Page 23: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

24

Pembahasan

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS 11.00 for Windows,

menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari analisis Spearman’s Rho

antara sabar dan depresi adalah = 0,119 dengan taraf signifikansi (p) =

0,193 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

negatif antara sabar dengan depresi, sehingga hipotesis yang

menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara sabar dengan depresi

tidak di terima.

Lebih lanjut analisis tambahan yang dilakukan untuk melihat

perbedaan tingkat depresi berdasarkan jenis kelamin dan hubungan

antara tingkat depresi dengan urutan kelahiran pada subyek penelitian

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat depresi berdasarkan

jenis kelamin dan tidak ada hubungan antara tingkat depresi dengan

urutan kelahiran pada subyek penelitian.

Depresi sebagai sebuah kondisi psikologis seseorang bisa jadi

ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu faktor tersebut adalah faktor

kognitif. Beck (Burns, 1988) menyatakan bahwa proses terjadinya depresi

adalah akibat distorsi kognitif. Proses ini dimulai oleh adanya

kecenderungan negatif pada pikiran seseorang dalam menilai realitas

yang sebenarnya bersifat netral. Penilaian yang negatif oleh faktor kognitif

tersebut membawa implikasi pada ranah emosi seseorang sehingga

menimbulkan perasaan dan perilaku yan g depresif. Teori tentang depresi

Page 24: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

25

yang dikemukakan oleh Beck (Burns, 1988) diatas merupakan teori yang

banyak digunakan sampai dengan saat ini.

Pengukuran depresi dalam penelitian ini menggunakan alat ukur

yang diadopsi dari The Center For Epidemologic Studies Depression

Scale (CES-D). Alat ukur tersebut ternyata juga mengadopsi alat ukur

Beck Derpression Inventory (BDI) yang memiliki dasar pada teori kognitif

dalam melihat depresi (Mc Dowell dan Hewell, 1996).

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik satu asumsi terkait dengan

tidak diterimanya hipotesis dalam penelitian ini, yakni karena adanya

kesenjangan teori yang digunakan pada variabel tingkat kesabaran dan

tingkat depresi pada subyek penelitian. Teori yang digunakan untuk

mengukur tingkat rasa sabar adalah teori dari Ibnu Al Qayyim Al Jauziah

yang menekankan pada kemampuan untuk menahan berbagai hawa

nafsu yang sifatnya emosional. Sementara teori yang digunakan sebagai

dasar untuk mengukur tingkat depresi pada subyek penelitian memiliki

dasar pada teori Beck yang bersifat kognitif.

Di samping itu, terdapat beberapa karakteristik dari individu yang

berpotensi untuk mengalami depresi. Karakteristik ini bersifat relatif

menetap sepanjang rentang hidup individu tersebut. Karakteristik ini

adalah karakteristik interpersonal (Davison dan Neale, 1996). Perilaku

interpersonal ternyata berperan penting dalam terjadinya depresi pada diri

individu. Orang-orang dengan kecenderungan depresif memiliki

keterampilan sosial yang rendah (Davison dan Neale, 1996). Orang-orang

Page 25: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

26

dengan kecenderungan depresif menunjukan kelemahan dalam

penyelesaian masalah interpersonal, kemampuan berbicara dan kurang

dalam melakukan kontak mata (Davison dan Neale, 1996). Mereka

merasa bahwa lingkungan sosial kurang dalam memberikan dukungan

kepada mereka untuk menghadapi masalahnya. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa orang dengan kecenderungan depresif memiliki gaya

dalam menjalin hubungan dengan orang lain yang bersifat agresif

(menyerang), sehingga memicu penolakan dari orang lain. Hasil penelitian

juga menunjukan bahwa mahasiswa dengan kecenderungan depresif

cendrung menerima penolakan dari orang lain (Davison dan Neale, 1996).

Sebagai mahluk sosial, manusia perlu untuk memperoleh

dukungan dari orang lain dalam menjalani hidupnya. Tanpa orang lain,

individu akan merasa kesepian. Kesepian tersebut akhirnya akan memicu

terjadinya depresi. Perasaan bahwa dirinya kurang dalam memperoleh

dukungan sosial tersebut akan mengurangi kemampuan individu dalam

mengatasi masalah hidup yang sedang dialaminya (Davison dan Neale,

1996). Sabar memang terkait penurunan taraf depresi pada individu, akan

tetapi ketika individu merasa kesepian dan tidak ada orang lain yang

memberikan dukungan berarti bagi dirinya, maka ia pada akhirnya akan

merasa frustasi ketika tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Oleh

karena itu, bukan hanya kesabaran saja yang berarti bagi individu dalam

menurunkan taraf depresinya, akan tetapi juga keterampilan

interpersonalnya. Dengan keterampilan ini, individu akan merasa bahwa

Page 26: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

27

dirinya tidak sendirian dalam menghadapi masalahnya. Keterampilan ini

ditentukan oleh karakteristik individu, atau kepribadianya. Seorang dengan

kemampuan interpersonal yang rendah juga lebih tidak asertif, sehingga ia

memendam sendiri masalahnya.

Subyek penelitian yang merupakan orang jawa memiliki nilai-nilai

yang kuat terkait dengan hubungan interpersonal. Selain itu kultur

masyarakat dilokasi penelitian masih berupa kultur pedesaan yang kental

dengan nuansa gotong royong. Terkait dengan penelitian ini, peneliti

mengasumsikan bahwa bisa jadi faktor kultur yang erat dengan nuasa

gotong royong dan hubungan interpersonal merupakan faktor dominan

yang berpengaruh terhadap kondesi depresif paska gempa pada subyek

penelitian. Dua asumsi inilah yang menjadi dasar asumsi peneliti terkait

dengan tidak diterimanya hipotesis penelitian.

Kesimpulan

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS 11.00 for Windows,

menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari analisis Spearman’s Rho

antara sabar dan depresi adalah = 0,119 dengan taraf signifikansi (p) =

0,193 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

negatif antara sabar dengan depresi, sehingga hipotesis yang

menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara sabar dengan depresi

tidak di terima.

Page 27: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

28

sementara itu analisis tambahan yang dilakukan untuk melihat

perbedaan tingkat depresi berdasarkan jenis kelamin menunjukkan tidak

adanya perbedaan tingkat depresi berdasarkan jenis kelamin. Lebih lanjut

analisis tambahan lain yang dilakukan untuk melihat hubungan antara

tingkat depresi dengan urutan kelahiran menunjukkan bahwa tidak adanya

hubungan antara tingkat depresi dengan urutan kelahiran.

Saran

Penelitian Selanjutnya

Di samping sabar, masih terdapat berbagai variable lain yang

secara teoritis terkait dengan terjadinya depresi pada individu. Salah

satunya adalah dukungan sosial yang diterima oleh individu tersebut. Oleh

karena itu, perlulah dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitan

antara dukungan sosial dengan kecenderungan terjadinya depresi pada

individu. Disamping itu juga dalam penelitian perlu menyelaraskan teori

yang digunakan untuk mengukur masing-masing variabel penelitian.

Page 28: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

29

Daftar Pustaka

Ahmadd, S.H. 2006. Delapan Perkara Tingkatkan Kesabaran. www.hmetro.com.my.

Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya

Dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Al Jauziyah. 2005. Kemulian Sabar dan Keagungan Syukur. PT Mitra

Pustaka. Azwar, S. Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Burns, D. 1988. Terapi kognitif : pendekatan dalam mengatasi depresi.

Jakarta : Erlangga. Chaplin, J.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Rajawali Pers. Dahlan, A.A. 1996. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van

Hoeve. Davison, G.C. dan Neale, J.M. 1996. Abnormal Psychology. John Wiley

and Sons. De Clerq, L. 1994. Tingkah Laku Abnormal. Jakarta: Rasindo. Hadi, S. 1990. Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Andi Ofset. Hawari, D. 1996. Alquran: Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa.

Yogyakarta: PT. Dhana Bhakti Prima Yasa. Helmi, A.F dan Ramdhani, N. 1994. Perilaku Agresif Dan Depresif Pada

Anak-anak Di Kawasan Kumuh Ledok Ratmakan Yogyakarta. Laporan Penelitian. Tidak Diterbitkan.

Herry. 2005. Sabar Adalah Gerbang Segala Kebaikan.

suluk.blogsome.com. Kaplan. 1997. Sinopsis Psikiatri. Edisi Ketujuh. Jakarta: PT. Binarupa

Aksara. Longman. 2005. Longman Complate English Dictionary. Longman

Publisher.

Page 29: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...berharap, gangguan psikis yang mereka alami segera dapat

30

Mapiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. McDowell dan Hewell. 1996. Measuring Health. John Wiley and Sons. Nevid, J; Rathus, A; dan Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal. PT

Erlangga. Pinel, J.P.J. 1997. Biopsychology. Third Edition. Allyn And Bacon. Purnomo, B dan Astuti, D.A. 2005. Hubungan Antara Harga Diri Dan

Depresi Pada Remaja Putri Pondok Pesantren. Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan.

Santrock, J.W. 2002. Live Span Development. Eigth Edition. McGrawHill Saptasari, D.R. 2001. Pola Asuh Orang Tua, Konsep Diri, Dan Depresi

Remaja. Skripsi. Tidak diterbitkan. Sarwono, S. W. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada.