program studi manajemen pendidikan...

150
KORELASI ANTARA KEWIBAWAAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMK TRIGUNA UTAMA CIPUTAT TANGERANG Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Islahwati NIM. 108018200068 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/1434 H

Upload: doantuong

Post on 08-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

KORELASI ANTARA KEWIBAWAAN KEPALA SEKOLAH

DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMK TRIGUNA

UTAMA CIPUTAT TANGERANG

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Islahwati

NIM. 108018200068

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1434 H

Page 2: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip
Page 3: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip
Page 4: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip
Page 5: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip
Page 6: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

i

ABSTRAK

Islahwati. 2013. NIM: 108018200068. Korelasi antara Kewibawaan Kepala

Sekolah dengan Disiplin Guru di SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang.

KI-MP. FITK. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata kunci : Kewibawaan Kepala Sekolah, Disiplin Guru

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara

Kewibawaan Kepala Sekolah dengan Disiplin Guru. Metode yang digunakan

adalah metode korelasional. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi

teknik angket dengan menggunakan skala likert untuk guru dengan 4 alternatif

jawaban dan wawancara kepada Kepala Sekolah. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh guru yang berjumlah 36 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh r hitung sebesar 0,6069.

Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel dengan df= 34 taraf

sisnifikansi 5% adalah 0,339, berarti r hitung lebih besar dari pada r tabel. Dengan

demikian hipotesis alternatif yang menyatakan adanya hubungan kewibawaan

kepala sekolah dengan disiplin guru diterima. Dari koefisien korelasi product

moment sebesar 0,6069 menghasilkan koefisien determinasi 36,83%, ini berarti

kewibawaan kepala sekolah dalam menerapkan disiplin guru memberikan

kontribusi terhadap disiplin guru sebesar 36,83%. Sedangkan selebihnya 63,17%

adalah pengaruh dari faktor lain.

Page 7: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

ii

ABSTRACT

Islahwati. 2013. NIM: 108018200068. The Correlation between

Headmaster’s Authority and Teachers’ Discipline at SMK Triguna Utama

Ciputat Tangerang. KI-MP. FITK. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Key words : Headmaster’s authority, Teachers’ discipline

This research is aimed to know the level of correlation between headmaster’s

authority and teachers’ discipline. The method used is correlational method. The

data collecting technique used comprises questionaire technique by using likert

scale for the teachers’ by a alternative choices and interview with the

headmaster’s. The population in this reseach is all of the 36 teachers’ in that

school.

Result of the reseach showed that it is achieved rcount : 0.6069. Then, that

result is compared tu the r table with the df : 34, significance level 5% is 0.339 it

means r count is more than r table. Authority and teachers’ discipline is accepted.

From the coefficient of product moment correlation 0.6069 produced

determination cefficient 36,83%. That means that headmaster’s authority in

applying the teachers’ discipline gave the contribution to the teachers’ discipline

36,83%. Meanwhile, more 63,17%, is the influence from other factors.

Page 8: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, satu-satunya

Dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat dan salam sejahtera kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW berserta keluarganya dan para sahabatnya.

Atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

pada Prodi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam dengan judul

“Korelasi antara Kewibawaan Kepala Sekolah dengan Disiplin Guru di

SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang”.

Setelah perjuangan yang begitu berat dan melelahkan sepenuhnya penulis

menyadari, bahwa suksesnya penulisan skripsi ini bukan semata atas usaha

penulis pribadi. Namun, adanya bantuan motivasi yang konstruktif dari berbagai

pihak. Sehubungan hal tersebut, penulis merasa perlu untuk menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA.

2. Ketua Jurusan Kependidikan Islam, Drs. Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phill.

3. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan, Drs. H. Mu’arif SAM,

M.Pd.

4. Dosen pembimbing skripsi, Zahruddin, Lc, M.Pd, yang telah memberikan

arahan dan motivasinya kepada penulis. Kesabaran dan ketelitian beliau

membuat penulis semangat serta berusaha menghasilkan skripsi yang

baik.

5. Seluruh Dosen Prodi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dalam perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini.

6. Kepala SMK Triguna Utama yaitu Winarno, S.Pd, dan wakasek bidang

kurikulum yaitu Syamsu Rijal, S.Pd, MM, serta guru-guru SMK Triguna

Page 9: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

iv

Utama yang telah menerima Penulis untuk melakukan penelitian.

Terimakasih banyak atas bantuannya.

7. Kedua orang tua tercinta, yaitu H. Ubaidillah dan Hj. Maisuri yang

banyak mendo’akan Penulis untuk menyelesaikan skripsi penelitian ini.

Serta untuk adik-adikku tersayang Dian Amalia dan Wulan Apriani,

karena kalian Penulis menjadi semangat untuk menyelesaikan skripsi

dengan baik.

8. Maulana Ibrahim, yang telah membantu penulis baik secara moril maupun

materil. Kasih sayang yang diberikan membuat Penulis bersemangat untuk

menuntaskan penelitian, serta selalu menemani Penulis dalam suka dan

duka. Terima kasih ya.

9. Rekan-rekan Manajemen Pendidikan 2008, yaitu Salwa Ismail, Juhairiah

dan Zahrotul Munawaroh dan juga teman-teman kosan (ka Ika, Soul

Herni, Ika dan Sopi) yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam

pembuatan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis sedikit banyak mengalami kesulitan.

Hal ini tidak lain disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman,

Penulis menyadari betul bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,

masih banyak kekurangan baik dari segi penyajian, pengkajian materi, bahasa

maupun tata cara penulisan, karenanya penulis dengan lapang hati menanti kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak sehingga dapat menjadi lebih baik

lagi.

Jakarta, 04 Januari 2013

Islahwati

Page 10: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

v

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 7

D. Perumusan Masalah .................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian......................................................................... 7

F. Kegunaan Penelitian ................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS .......................................................... 10

A. Deskripsi Teori ........................................................................... 10

1. Disiplin Kerja Guru ............................................................... 10

a. Pengertian disiplin kerja guru ........................................... 10

b. Macam-macam disiplin guru ............................................ 19

c. Fungsi disiplin guru dalam pendidikan ............................ 20

d. Faktor-faktor yang memengaruhi disiplin guru ................ 23

2. Kewibawaan Kepala Sekolah ................................................ 24

a. Pengertian kewibawaan .................................................... 24

Page 11: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

vi

b. Pengertian kepala sekolah ................................................. 28

c. Pengertian kewibawaan kepala sekolah ............................ 31

d. Macam-macam kewibawaan ............................................. 36

e. Fungsi kewibawaan kepala sekolah dalam pendidikan .... 40

B. Kerangka Berpikir ...................................................................... 43

C. Hipotesis Penelitian .................................................................... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 45

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 45

B. Metode Penelitian ....................................................................... 46

C. Populasi dan Teknik Sampling ................................................... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 46

E. Instrumen Penelitian ................................................................... 47

F. Uji validitas dan Reliabilitas Intrumen ....................................... 53

G. Teknik Pengolahan Data ............................................................ 54

H. Teknik Analisa Data .................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 59

A. Gambaran Umum SMK Triguna Utama .................................... 59

B. Deskripsi Data ............................................................................. 68

C. Uji Prasyarat Data ....................................................................... 77

D. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 77

E. Pembahasan ................................................................................. 82

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 84

A. Kesimpulan ................................................................................. 84

B. Saran ........................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 86

LAMPIRAN

Page 12: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Kumulasi Ketidakhadiran guru SMK Triguna ............................. 6

Tabel 3.1 : Kegiatan Penelitian di SMK Triguna Utama ............................... 44

Tabel 3.2 : Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 46

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel X ................................... 47

Tabel 3.4 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Y ................................... 50

Tabel 3.5 : Indeks Korelasi Product Moment ................................................ 55

Tabel 4.1 : Keadaan Guru SMK Triguna Utama ........................................... 60

Tabel 4.2 : Tenaga Kependidikan .................................................................. 62

Tabel 4.3 : Sarana dan Prasarana SMK Triguna Utama ................................ 63

Tabel 4.5 : Hasil Skoring Angket Kewibawaan Kepala Sekolah................... 67

Tabel 4.6 : Disitribusi Frekuensi .................................................................... 69

Tabel 4.7 : Interpretasi Kategori Kewibawaan Kepala Sekolah .................... 70

Tabel 4.8 : Hasil Skor Angket Disiplin Guru ................................................. 71

Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi ..................................................................... 73

Tabel 4.10: Intrerpretasi Kategori Disiplin Guru ........................................... 74

Tabel 4.11: Hasil Skoring Angket Variabel X dan Y .................................... 76

Tabel 4.12: Indeks Korelasi Product Moment ............................................... 78

Page 13: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket Penelitian Sebelum Uji Validitas

Lampiran 2 : Angket Penelitian Setelah Uji Validitas

Lampiran 3 : Pernyataan Positif dan Negatif Angket Variabel X

Lampiran 4 : Pernyataan Positif dan Negatif Angket Variabel Y

Lampiran 6 : Uji Validitas

Lampiran 7 : Perhitungan Uji Validitas Manual Variabel X

Lampiran 8 : Perhitungan Uji Validitas Manual Variabel Y

Lampiran 9 : Hasil Analisis Butir Instrumen Variabel X

Lampiran 10 : Hasil Analisis Butir Instrumen Variabel Y

Lampiran 11 : Uji Reliabilitas Variabel X

Lampiran 12 : Uji Reliabilitas Variabel Y

Lampiran 13 :Perhitungan standar deviasi, rata-rata, distribusi frekuensi

Variabel X

Lampiran 14 :Perhitungan standar deviasi, rata-rata, distribusi frekuensi

Variabel Y

Lampiran 15 : Uji Normalitas Data Variabel X

Lampiran 16 : Uji Normalitas Data Variabel Y

Lampiran 17 : Gambaran Umum SMK Triguna Utama

Page 14: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerapan kedisiplinan yang efektif bukan merupakan suatu yang baru lagi

bagi lembaga pendidikan seperti sekolah. Setiap kegiatan memiliki tenggang

waktu yang ditentukan baik bagi peserta didik, guru, karyawan bahkan bagi

seorang kepala sekolah. Kedisiplinan ini diterapkan agar segala perencanaan yang

telah ditentukan berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.

Disiplin menjadi penting karena disiplin merupakan kunci keberhasilan

organisasi dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya

tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi

yang dikutip oleh Nani Maesaroh yaitu sebagai berikut:

1. Membantu guru agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan

lingkungannya.

2. Membuat guru agar patuh terhadap peraturan dan kepentingan serta

kelancaran tugas di sekolah.

3. Membiasakan guru agar terbiasa hidup dengan baik, positif dan

bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

Page 15: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

2

4. Mengontrol tingkah laku guru agar tugas-tugas di sekolah dapat

berjalan secara makasimal.1

Bayangkan saja sekolah yang tidak menerapkan kedisiplinan pasti akan

banyak ditemukan pelanggaran-pelanggaran, seperti peserta didik yang bolos

sekolah, karyawan yang berpakaian asal-asalan, guru yang datang terlambat dan

lain sebagainya. Sehingga itu mencerminkan pendidikan yang tidak beraturan,

tidak berkualitas dan lain-lain.

Tentunya untuk mengatasi hal-hal tersebut, sekolah memutuskan untuk

memiliki peraturan dan menerapkan hukuman sebagai salah satu alat

pendisiplinan. Pada dasarnya, disiplin yang harus diterapkan pertama kali adalah

kepada para pendidik yaitu guru dan kepala sekolah. Karena ukuran keberhasilan

guru secara sederhana ialah apabila peserta didik bertambah gairah belajar, hasil

belajar peserta didik meningkat, disiplin sekolah membaik.2

Selain itu, seorang guru sebagai tauladan secara nyata dilihat tingkah

lakunya, tata bicaranya, profesionalitasnya oleh peserta didik. Jika guru didapati

akan melakukan hal yang tercela dan tidak memiliki integritas maka peserta didik

tidak mau mematuhi peraturan yang telah dibuat sekolah. Begitu pula seorang

kepala sekolah yang menjadi sorotan bagi setiap bawahannya, tentu saja harus

lebih mendominasi guru dan peserta didik dalam hal disiplin. Karena, kinerja

kepala sekolah akan memengaruhi motivasi guru untuk melaksanakan tugas

profesinya.

Pada sisi lain faktor disiplin dapat pula meningkatkan kinerja guru. Simamora

menyatakan bahwa :

Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena

melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian

diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat

kesungguhan tim kerja di dalam suatu organisasi.3

1 Nani Maesaroh, “Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Di MAN 2

Kota Bekasi”, Skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), hal 12,

tidak dipublikasikan. 2Departemen Agama. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Direktorat

Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2005., hal 12. 3 Rahman at all. Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.

Jatinangor: Alqaprint.2006., hal 610

Page 16: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

3

Keith Davis menyatakan disiplin kerja sebagai pelaksanaan manajemen

untuk memperteguh pedoman-pedoman dipandang erat keterkaitannya dengan

kinerja.4 Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Malthis dan Jackson bahwa

disiplin kerja berkaitan erat dengan perilaku karyawan dan berpengaruh terhadap

kinerja.5 Kepemimpinan kepala sekolah adalah motivator bagi kepatuhan diri pada

disiplin kerja para guru. Walaupun disiplin ini hanya merupakan salah satu bagian

dari ciri kinerja guru dan berkaitan dengan prosentasi kehadiran, ketidakpatuhan

pada aturan, menurunnya produktivitas kerja dan apatis, tetapi ternyata hal ini

membawa dampak yang sangat besar terutama pada sistem pendidikan kita yang

masih memerlukan keberadaan guru secara dominan dalam proses pembelajaran.

Pada tahap inilah kepemimpinan kepala sekolah dituntut untuk mampu memimpin

atau mengelola sekolah, juga dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang

kondusif di lingkungan kerja (climate-maker) sehingga dapat mencegah timbulnya

desintegrasi dan mampu memberikan dorongan agar semua komponen yang ada

di sekolah bersatu mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Karena, kepala sekolah adalah seorang pemimpin di dunia kependidikan.

Dengan jabatan ini, ia dapat menjalankan segala peran dan fungsinya di sekolah.

Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab penuh atas setiap kegiatan

kependidikan, mulai dari adanya kegiatan belajar mengajar, pengendalian

pelaksanaan peraturan, kurikulum dan lain sebagainya.

Seorang pemimpin dipilih atas dasar kualifikasi yang dimilikinya yang

memang dipercayakan untuk mengemban tugas sebagai pemimpin. Di era

reformasi ini banyak tuntutan masyarakat menginginkan mutu sekolah yang baik.

Untuk itu diperlukan seorang kepala sekolah yang handal pula untuk mengatur

segala aspek kependidikan dan administrasi di sekolah.

Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-

orang tanpa pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan diangkat menjadi

kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan

4 Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1995. Perilaku dalam Organisasi. (Terjemahan

Agus Darma), Jakarta: Erlangga., hal 129 5 Fathoni Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta : PT Rineka Cipta., hal 88.

Page 17: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

4

tertentu seperti: latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat, dan

integritas.6 Selain itu, diperlukan juga kewibawaan seorang kepala sekolah untuk

memaksimalkan pelaksanaan tanggung jawabnya terhadap guru, karyawan, dan

peserta didik.

Kewibawaan adalah segala perintah, larangan dan nasihat kepala sekolah

kepada para bawahan untuk dipatuhi dengan secara tidak terpaksa. Sehingga

tugas dan program kerja serta kedisiplinan masing-masing guru terlaksana dengan

mudah. Berbeda dengan kepala sekolah yang tidak memiliki kewibawaan maka

setiap perintah, larangan dan nasihat tidak dihiraukan karena guru dan karyawan

merasa tidak hormat kepadanya.

Seperti dalam buku Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati kewibawaan atau gezag

adalah suatu daya mempengaruhi yang terdapat pada seseorang, sehingga orang

lain yang berhadapan dengan dia, secara sadar dan sukarela menjadi tunduk dan

patuh kepadanya.7 Ini penting bagi seorang kepala sekolah dalam memengaruhi

guru dan karyawan untuk menyelesaikan kewajibannya. Para guru dan karyawan

akan secara sukarela mengerjakan tugas apabila diperintah oleh kepala sekolah

yang memiliki wibawa, bukan dikerjakan karena takut atau merasa kesal tetapi

merasa kerelaan sendiri dalam pengerjaannya.

Potensi kewibawaan ini harus diterapkan pada setiap kepala sekolah dan

pemimpin untuk mencapai tujuan bersama. Karena ketika mereka tidak memiliki

kewibawaan, maka ia akan sulit menggerakkan guru dan karyawan untuk bekerja.

Mereka merasa terbebani dengan adanya perintah dan larangan yang dilontarkan

kepala sekolah.

Sebenarnya, kewibawaan bukan satu-satunya faktor yang dapat memengaruhi

rendahnya kedisiplinan guru. Ada hal-hal lain yang memengaruhi kedisiplinan

guru seperti kompensasi rendah. Karena, hal tersebut berkenaan dengan

kesejahteraan guru yang mampu memenuhi kebutuhan guru. Seandainya saja

tidak tercukupi dengan baik maka akan memengaruhi guru untuk bertindak tidak

disiplin.

6 Wahjosimidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Cet ke-7, hal 84. 7 Abu Ahmadi , Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. 2007. Jakarta: PT Rineka Cipta., hal 57

Page 18: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

5

Selain itu, peraturan yang tidak tegas dijalankan menjadi faktor penyebab

lainnya. Memang sudah tertera secara tertulis dalam tata tertib sekolah, namun

hanya sebatas tulisan tidak ada tindakan yang berorientasi pada disiplin. Misalnya

diberlakukan hukuman berupa surat peringatan bagi guru yang melanggar aturan

dilarang merokok di kelas. Namun, masih ada guru yang melakukan hal tersebut.

Ini berarti hukuman yang ada tidak dijalankan dan tentu saja berdampak kepada

perilaku-perilaku warga sekolah yang tidak berdisiplin yang lain. Karena adanya

peraturan yang tidak dijalankan.

Di samping itu faktor penyebab lain adalah kepribadian guru itu sendiri yang

tidak memiliki disiplin pribadi yang baik. Walaupun telah tercantum dalam tata

tertib secara tertulis, namun guru tersebut tetap saja selalu tidak mendisiplinkan

diri yang berimbas pada tujuan pembelajaran yang direncanakan. Disiplin pribadi

memang harus dipupuk sejak dini agar ketika masuk dunia kerja akan terbiasa

untuk mentaati segala peraturan yang berlaku. Ini merupakan salah satu faktor

adanya kedisiplinan guru yang rendah.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa rendahnya kedisiplinan

guru disebabkan oleh kewibawaan kepala sekolah yang rendah pula. Kepala

sekolah adalah pemimpin di dunia kependidikan yang memiliki tugas dan fungsi

lebih banyak porsinya dibandingkan guru. Para guru melihat kinerja yang

dilakukan oleh kepala sekolah. Jika, kepala sekolah tersebut dianggap tidak

memiliki integritas maka bawahannya akan kurang menghormati kepala sekolah

tersebut. Terlebih ketika kepala sekolah memerintahkan guru untuk melakukan

sesuatu. Maka akan timbul ketidakrelaan bagi guru untuk melakukan perintah

kepala sekolah.

Ini akan sangat bermasalah jika hal ini terjadi. Karena, pemimpin seharusnya

mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar untuk menggerakkan

bawahannya. Ketika kepala sekolah tidak memiliki kemampuan tersebut, maka

apa yang dipimpinnya akan mengalami masalah berupa manajemen yang tidak

berjalan, terjadi perselisihan antar guru, peserta didik yang demonstrasi. Ini semua

dapat berdampak pada mutu sekolah yang diragukan oleh masyarakat. Tentunya,

tidak ada sekolah yang menginginkan hal yang seperti itu.

Page 19: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

6

Sesuai dengan pendapat Sedarmayanti, faktor yang mempengaruhi disiplin

guru adalah :

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.

2. Ada tidaknya keteladanan kepala sekolah.

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.

4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.

6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan.

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

8. Pengembangan struktur organisasi yang sehat.

9. Adanya suatu program yang lengkap atau baik untuk memelihara

semangat dan disiplin guru.8

Fenomena yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Triguna Utama

tahun ajaran 2011/2012 yang telah bersertifikat ISO 9001:2008, adalah guru yang

masih terlihat enggan dalam melaksanakan tugas, seperti tugas penjaga piket

masih belum optimal, guru yang bertugas sebagai piket kadang-kadang tidak

terlihat berada di tempatnya, dan tidak mencatat peserta didik yang terlambat

sekolah dan tidak memberitahukan ke kelas jika ada peserta didik yang izin serta

menekan bel dengan tepat waktu.

Hal ini telah disampaikan oleh Winarno S.Pd selaku kepala sekolah Triguna

Utama dalam pidatonya saat upacara hari senin tanggal 17 Oktober 2011 yang

mengingatkan para guru dan karyawan untuk melaksanakan tugas secara disiplin.

Namun, himbauan tersebut rupanya terlihat tidak menjadi motivasi bagi guru

untuk bertindak disiplin.

Selain itu, dari ketidakhadiran guru juga terlihat pada bulan februari-maret

2012 yang penulis observasi, yang mana menunjukkan bahwa kedisiplinan guru

dapat dikatakan rendah. Untuk lebih jelas lagi penulis merangkumnya dalam tabel

berikut ini:

8 Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV

Mandar Maju. Hal 89

Page 20: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

7

Tabel 1.1

Kumulasi ketidakhadiran guru SMK Triguna

Jumlah

Ketidakhadiran

Guru

BULAN

Februari 2012 Maret 2012

S I A S I A

3 3 106 3 8 172

* keterangan:

S : Sakit

I : Izin

A : Alfa/Absen

Ada 36 guru di SMK Triguna Utama, yang penulis lihat dalam daftar hadir

guru di bulan februari dan maret. Hal ini menunjukkan adanya disiplin yang

rendah ditandai dengan jumlah kumulasi antara kedua bulan tersebut. Di tabel

tersebut terlihat adanya peningkatan ketidakhadiran guru dalam jumlah yang

cukup mengejutkan. Tentunya menimbulkan pertanyaan tentang tindakan dan

peran dari kepala sekolah dalam kasus tersebut.

Karena itulah, berdasarkan hal-hal di atas penulis tertarik untuk

mengetahui pengaruh kewibawaan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin

guru dan diharapkan penelitian ini menjadi pembuktian apakah dengan

kewibawaan kepala sekolah memiliki hubungan dengan disiplin guru. Sehingga,

penulis ingin mengetahui atas pertanyaan tersebut serta menjadikan judul skripsi

yaitu “Korelasi antara Kewibawaan Kepala Sekolah dengan Disiplin Guru di

SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang.”

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas, masalah-masalah yang dapat

diidentifikasi menjadi faktor-faktor penyebab ketidakdisiplinan adalah sebagai

berikut:

1) Disiplin rendah guru disebabkan oleh rendahnya kewibawaan yang

dimiliki oleh kepala sekolah.

Page 21: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

8

2) Disiplin rendah guru disebabkan oleh faktor adanya peraturan yang hanya

ada dalam tulisan tetapi tidak dijalankan.

3) Disiplin rendah guru disebabkan oleh rendahnya pengawasan kepala

sekolah.

4) Disiplin rendah guru disebabkan oleh kompensasi yang rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berangkat pada identifikasi di atas dan untuk membatasi masalah agar lebih

spesifik dan untuk memperjelas dan menghindari terjadinya tumpang tindih

dengan masalah lain di luar wilayah penelitian, maka penelitian ini penulis hanya

membatasi pada “Korelasi antara Kewibawaan Kepala Sekolah dengan Disiplin

Guru SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan ini dapat

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1) Bagaimana tingkat kewibawaan kepala sekolah di SMK Triguna Utama?

2) Bagaimana tingkat kedisiplinan guru SMK Triguna Utama?

3) Apakah terdapat hubungan antara kewibawaan kepala sekolah dengan

disiplin guru?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1) Untuk mengungkapkan tingkat guru tentang kewibawaan kepala sekolah

SMK Triguna Utama.

2) Untuk mengungkapkan tingkat kedisiplinan guru SMK Triguna Utama.

3) Untuk mengungkapkan hubungan antara kewibawaan kepala sekolah

dengan disiplin guru.

Page 22: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

9

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu:

1) Melengkapi dan atau memperluas teori yang sudah diperoleh melalui

penelitian yang dilakukan sebelumnya.

2) Menyajikan suatu wawasan khusus tentang kewibawaan kepala

sekolah bagi peningkatan disiplin guru.

3) Memberikan peluang kepada siapa saja untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dan mendalam tentang hal yang sama dengan

menggunakan teori-teori yang belum digunakan dalam penelitian ini.

Page 23: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

10

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. DESKRIPSI TEORI

1. Disiplin Kerja Guru

a. Pengertian Disiplin Kerja Guru

Disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang menunjuk kepada

kegiatan belajar mengajar.1

Tulus Tu‟u mengutip dari kamus MacMillan Dictionary mengenai

disiplin dalam istilah bahasa Inggris yaitu berasal dari kata

“Discipline”, berarti: 1) tertib, taat, atau mengendalikan tingkah laku,

penguasaan diri, kendali diri; 2) latihan membentuk, meluruskan, atau

menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter

moral; 3) hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki; 4)

kumpulan atau sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku.2

Dalam kamus manajemen, disiplin (dicipline) berarti peratran tata

tertib untuk mencapai perbaikan pekerjaan, atau perubahan perilaku.3

1 Tulus Tu‟u. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta: PT Grasindo.

2004). Cet Ke- .,hal 30 2Ibid., hal 30-31

3 Marbun. Kamus Manajemen. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002) Cet Ke-II., hal 65.

Page 24: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

11

Sedangkan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), disiplin

memiliki arti tata tertib, kepatuhan kepada peraturan.4

Sedangkan menurut The Liang Gie yang dikutip oleh Ali Imron

bahwa pengertian disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang

yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan

yang telah ada dengan rasa senang hati.5

Menurut Ali Imron disiplin adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu

berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tiada suatu

pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.6

Menurut Abdurrahmat Fathoni, kedisiplinan adalah kesadaran dan

ketersediaan seseorang menaati semua peraturan organisasi dan norma-

norma sosial yang berlaku.7

Kesadaran yang dimaksud adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan

sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung

jawabnya. Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan

perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan organisasi baik yang

tertulis maupun tidak.

Berdasarkan pendapat itu, kita dapat memahami bahwa disiplin

merupakan bagian dalam hidup seseorang yang ditimbulkan dengan

adanya tingkah laku ketertiban dan ketaatan terhadap peraturan dengan

rasa senang hati.

Dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

pasal 1 Ayat 1: Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

4 Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Departemen Pendidikan Nasional.

2007). Cet Ke-4 Hal 268 5 Ali Imron. Pembinaan Guru di Indonesia. (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. 1995). Cet

Ke- 1., hal 182 6Ibid., hal 183

7 Abdurrahmat Fathoni. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT Rineka Cipta.

2006)., hal 126

Page 25: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

12

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.8

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), guru adalah orang

yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.9

Menurut Abdul Wahab guru adalah sebuah profesi sebagaimana

profesi lainnya yang merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut

keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan.10

Dalam Undang-undang tersebut diterangkan bahwa seorang pendidik

adalah tenaga profesional dalam arti “mendapatkan pendidikan khusus dan

memiliki keahlian khusus”.11

Sehingga mampu melakukan pekerjaan

kependidikan dengan maksimal.

Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional maka untuk

menjadi guru harus pula memenuhi persyaratan yang berat, yaitu:

1. Harus memiliki bakat sebagai guru,

2. Harus memiliki keahlian sebagai guru,

3. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi,

4. Memiliki mental yang sehat,

5. Berbadan sehat,

6. Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas,

7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila,

8. Guru adalan seorang warga Negara yang baik.12

Maka dari itu, seseorang yang ingin menjadi guru dan dapat

menempuh persyaratan tersebut harus terlebih dahulu menyelesaikan

pendidikan khusus bidang keguruan. Dari pendidikan tersebut akan diberi

pembinaan, pengetahuan dan pengalaman yang membekali seseorang di

keadaan real sekolah.

Berdasarkan pekerjaan profesional sudah barang tentu guru memiliki

tanggung jawab yang besar sebagai berikut.

8 Undang-undang R.I Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. (Surabaya: Kesindo

Utama.2009)., hal 68. 9Tim Penyusun, log.cit., hal 377

10 Abdul Wahab., Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media. 2011). Cet Ke-1., hal 117. 11

Departemen Agama. Wawasan dan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan.(Direktrorat

Jenderal Kelembagaan Agama Islam._____)., hal 65. 12

Ibid., hal 66.

Page 26: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

13

1. Guru harus menuntut para peserta didik belajar.

Guru bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan-kegiatan

belajar peserta didik, karena melalui proses inilah guru

membimbing peserta didik untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan, pemahaman, kebiasasaan-kebiasaan yang baik, dan

perkembangan sikap yang serasi.

2. Guru turut serta membina kurikulum sekolah.

Guru merupakan orang yang mengetahui kebutuhan kurikulum

yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Karena,

guru dalam proses belajar mengajar menyampaikan isi dari

kurikulum tersebut melalui proses pembelajaran. Sehinga, dapat

dikatakan bahwa guru merupakan seorang key person dalam

kurikulum.

Paling tidak guru memberi saran-saran yang berguna demi

penyempurnaan kurikulum kepada pihak yang berwenang. Dalam

hubungan ini guru dapat melakukan menyarankan ukuran-ukuran

yag mungkin dapat digunakan dalam bahan-bahan kurikulum,

berusaha menemukan minat, kebutuhan dan kesanggupan peserta

didik, berusaha menemukan cara yang tepat agar sekolah dan

masyarakat terjalin hubungan seimbang.

3. Melakukan pembinaan terhadap diri (kepribadian, watak, dan

jasmaniah) peserta didik.

Guru melakukan pembinaan kepribadian dan watak (karakter)

agar peserta didik memiliki kebiasaan, sikap, cita-cita, berpikir dan

berbuat, berani dan bertanggung jawab, ramah dan mau

bekerjasama, bertindak berdasarkan nilai-nilai moral yang tinggi,

semuanya menjadi tanggung jawab guru.

4. Memberikan bimbingan kepada peserta didik.

Bimbingan ini diberikan agar peserta didik mampu mengenal

dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu

menghadapi kenyataan dan memiliki stabilitas emosi yang baik.

Page 27: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

14

Artinya, peserta didik dibimbing ke arah terciptanya hubungan

pribadi yang baik dengan teman dan masyarakat.

5. Melakukan diagnosis atas kesulitan belajar dan mengadakan

penilaian atas kemauan belajar.

Guru bertanggung jawab menyesuikan semua situasi belajar

dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik. Selain

itu, guru juga bertanggung jawab atas penilaian terhadap hasil

belajar dan kemajuan belajar serta mendiagnosis dengan cermat

terhadap kesulitan dan kebutuhan peserta didik.

6. Menyelenggarakan penelitian.

Seorang guru juga bergerak dalam bidang keilmuan yang

senantiasa diperbaiki cara bekerjanya. Bukan hanya mengerjakan

pekerjaan rutin saja, melainkan harus menghimpun banyak data

melalui penelitian.

7. Mengenal masyarakat dan aktif ikut serta di dalamnya.

Guru juga harus mengenal pola kehidupan, kebudayaan, minat,

dan kebutuhan masyarakat. Karena, dengan mengenal masyarakat

guru lebih mudah untuk menyesuaikan pelajaraanya secara efektif.

8. Tanggung jawab meningkatkan peranan professional guru.

Profesional adalah keahlian khusus yang tanpa itu tidak

adanya kecakapan yang maksimal yang dimiliki guru sehingga

sulit kiranya untuk mengemban dan melaksanakan dan tanggung

jawab dengan sebaik-baiknya.13

Peranan guru dalam pendidikan adalah mampu mendidik dan

mengajar apabila ia mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung

jawab yang besar untuk memajukan peserta didik, bersikap realistis,

bersikap jujur, serta bersikap terbuka dan peka terhadap inovasi

pendidikan.14

13

Ibid., hal 76-84 14

Oemar Hamalik. Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi.(Jakarta: PT

Bumi Aksara. 2002). Cet Ke-1., hal 43.

Page 28: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

15

Berdasarkan definisi di atas, guru merupakan suatu pekerja yang

membutuhkan keahlian dan kematangan seseorang serta tanggung jawab

yang tinggi untuk amanah pendidikan.

Untuk memenuhi tanggung jawab dan peran sebagai guru harus

memiliki disiplin pribadi agar menunjang kelancaran tugas. Karena tanpa

disiplin guru akan lebih sulit mengarahkan dan mengendalikan

perilakunya. Disiplin memiliki peranan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia terutama guru dalam hal mengajar. Dengan disiplin

akan memudahkan guru dalam mengatur peserta didik untuk belajar

secara tearah dan teratur.

Selain itu, hasil yang didapat dari penerapan disiplin pribadi yang baik

ditandai dengan kebersihan, ketertiban, semuanya berjalan sesuai dengan

peraturan tanpa terlihat adanya paksaan, teguran atau hukuman.

Untuk memiliki disiplin diri dilakukan dengan adanya kemauan dan

kemampuan tingkah laku pribadi dan cara berpikirnya. Seperti yang

dikemukakan oleh Artomo yang menyebutkan bahwa pada prinsipnya

untuk memiliki disiplin pribadi ini adalah kemampuan dan kemauan untuk

merubah perilaku dan cara berpikir.15

Selain itu, seseorang memiliki pembinaan jangka panjang terhadap

pola perilakunya untuk membentuk menjadi kedisiplinan. Pembinaan ini

dilakukan seperti halnya di sekolah yang menuntut adanya tata tertib

sebagai peraturan.

Seorang anak di sekolahkan untuk menuntut ilmu dengan baik diiringi

oleh aturan-aturan sekolah untuk membentuk pribadi anak tersebut dengan

perilaku yang teratur. Tentu saja, peralihan demi peralihan yang dilalui

anak membentuk siapa dirinya dan kebiasaannya. Dengan demikian,

disiplin diri terbentuk secara bertahap dan memerlukan waktu yang

panjang.

15

Artomo. Displin Pribadi Menaati Peraturan dan Larangan Melaksanakan Tugas dan

Kewajiban Tanpa Memikirkan Hukuman ataupun Penghargaan yang akan diberikan. (Jakarta:

Perpustakaan Nasional. 2002) hal 106

Page 29: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

16

Menurut Sondang P. Siagian bahwa disiplin merupakan tindakan

manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan

berbagai ketentuan tersebut.16

Disiplin biasanya diterapkan dalam dunia pendidikan, di mana

peraturan diberlakukan kepada pendidik dan pelajar. Disiplin berperan

penting dalam keberlangsungan secara manajerial dan operasional sekolah.

Karena, tanpa disiplin akan terjadi hambatan-hambatan kelancaran

kegiatan, misalnya beberapa guru datang terlambat sedangkan peserta

didik telah hadir tepat waktu. Tentu ketuntasan belajar peserta didik akan

terganggu dan memengaruhi aspek penilaian peserta didik. Pada akhirnya,

mutu kelulusan akan rendah di mata masyarakat.

Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam

rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan.

Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang: tujuan mengajar, pokok

yang diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga, dan teknik

evaluasi yang akan digunakan.17

Hal ini dikemukakan oleh Tim penyusun

departemen agama.

Karena itu harus memahami benar tentang tujuan pengajaran, cara

merumuskan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,

memahami bahan pelajaran sebaik mungkin dengan menggunakan dengan

berbagai sumber, cara membuat tes dan menggunakannya, dan

pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.

Guru memang memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar,

beberapa aspek dalam komponen sekolah sangat bersentuhan dengan

kinerja guru. Seperti, guru mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ada dan diaplikasikan secara

kreatif dan inovatif. Hal itu bertujuan agar kegiatan pembelajaran berjalan

lancar, tertib, tertatur, dan mencapai tujuan pendidikan sekolah.

16

Sondang P. Siagian. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Bumi Aksara. 2008)

Ed, ke-2. Cet Ke- 15., hal 305 17

Departemen Agama. Loc.cit., hal 63

Page 30: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

17

Kemampuan guru mengelola kelas juga secara langsung menunjang

keefektifan dan efisiensi pengelolaan pendidikan dan proses pembelajaran.

Mengkondisikan peserta didik adalah upaya dalam pengelolaan kelas,

sehingga terciptanya disiplin kelas ke arah yang lebih baik.

Selain guru bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di

sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada peserta

didik. Menurut Oemar Hamalik guru juga bertanggung jawab dalam

bentuk melaksanakan pembinaan kurikulum, menuntun para peserta didik

belajar, membina pribadi, watak, dan jasmaniah peserta didik, menganalisa

kesulitan belajar, serta menilai kemajuan belajar peserta didik.18

Agar guru mampu mengemban dan melaksanakan tanggung jawabnya

ini, maka setiap guru harus memiliki kompetensi yang relevan dengan

tugas dan tanggung jawab tersebut. Ia harus menguasai cara belajar yang

efektif, harus membuat model satuan pelajaran, mampu memahami

kurikulum dengan baik, mampu mengelola kelas, mempunyai kestabilan

emosi, bersikap jujur, mampu menjadi teladan bagi peserta didik, mampu

memberi nasihat, mampu menyusun dan melaksanakan prosedur penilaian

kemajuan belajar, dan sebagainya.

Untuk melaksanakan tanggung jawab guru turut serta memahami

semua yang bertalian dengan nasional, misalnya suku bangsa, adat istiadat,

kebiasaan, norma-norma, kebutuhan, dan kondisi lingkungan.19

Selanjutnya, ia harus mampu menghargai suku bangsa lainnya,

menghargai agama yang dianut peserta didik, menghargai permasalahan

yang dihadapi oleh peserta didik serta bersikap bijaksana terhadap

permasalahan yang dihadapi orang lain.

Guru juga mempunyai peranan dalam proses pembelajaran yang

ditandai dengan keberhasilan pada kemampuannya melaksanakan peranan

yang dalam pembelajaran. Menurut Adams dan Dickey yang dikutip oleh

Oemar Hamalik peran guru adalah:

18

Oemar Hamalik. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. (Jakarta:

Bumi Aksara. 2002), hal 40 19

Ibid, hal 41

Page 31: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

18

1. Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu

memiliki keterampilan memberikan informasi di kelas.

2. Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara

memimpin kelompok-kelompok peserta didik.

3. Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan

mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.

4. Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih,

dan membuat bahan pelajaran secara professional.

5. Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi

kegiatan peserta didik dan ketertiban kelas.

6. Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai

peserta didik secara objektif, kontinu, dan komprehensif.

7. Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu

peserta didik yang mengalami kesulitan tertentu.20

Semua itu, tidak terlepas dari profesional seorang guru. Tentu harus

melalui proses yang panjang dengan keahlian khusus. Serta ditunjang

dengan kedisiplinan yang tinggi agar tugas dan tanggung jawabnya

terpenuhi dengan maksimal.

Maka dari itu, disiplin guru harus diterapkan karena disiplin

merupakan suatu sikap moral seseorang yang terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

keteraturan dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral.

Pendidik atau guru, seharusnya lebih memiliki disiplin akan

menunjukkan ketaatan, dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang

pendidik dan pengajar yaitu mendidik dan mengajar secara terarah dan

teratur.

Dengan demikian guru yang berdisiplin akan lebih mampu

mengarahkan dan mengndalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan

yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama guru dalam hal

mengajar. Dengan disiplin akan memudahkan guru dalam mengatur

peserta didik untuk belajar secara tearah dan teratur.

Selain itu, hasil yang didapat dari penerapan disiplin pribadi yang baik

ditandai dengan kebersihan, ketertiban, semuanya berjalan sesuai dengan

peraturan tanpa terlihat adanya paksaan, teguran atau hukuman.21

20

Ibid., hal 49

Page 32: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

19

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin guru adalah

kesadaran diri untuk berperilaku teratur kepada peraturan-peraturan yang

berlaku di mana seseorang tinggal melalui pembinaan jangka panjang

sesuai dengan nilai dan norma yang ada guna mendorong kelancaran

kegiatan yang dilakukan.

b. Macam-macam Disiplin Guru

Ada tiga macam disiplin. Pertama, disiplin yang dibangun

berdasarkan konsep ototarian. Konsep ini guru di sekolah dikatakan

mempunyai disiplin tinggi manakala mau menurut saja terhadap perintah

dan anjuran pejabat dan atau pembina tanpa banyak menyumbangkan

pikiran-pikirannya.

Artinya, terpusat pada kekuasaan para pemimpin yang memiliki

kewenangan terhadap guru untuk menerima dan mengiyakan segala tugas

yang diberikan oleh pemimpin. Karena di pandang pemimpin mempunyai

kekuasaan untuk itu.

Dalam disiplin otoritarian, peraturan di buat sangat ketat dan rinci.

Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta dan menaati

peraturan yang telah disusun dan berlaku di tempat itu. Apabila gagal

menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi dan

hukuman yang berat.22

Kedua, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive.

Menurut konsep ini, guru haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di

dalam kelas dan sekolah. Dalam konsep ini sangat bertolak belakang

dengan konsep disiplin yang pertama, karena dalam konsep ini

membebaskan guru untuk melakukan kegiatan yang dapat

mengembangkan potensi dan guru berada dalam peraturan yang tidak

mengikat, sehingga guru dapat mengeksplorasi pendapat dan potensi yang

ada.

21

Artomo, loc.cit., hal 107 22

Tulus Tu‟u, loc.cit., hal 44

Page 33: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

20

Karena dibebaskan mengambil keputusan. Guru yang berbuat sesuatu,

dan ternyata membawa akibat melanggar norma atau aturan yang berlaku,

tidak diberi sanksi dan hukuman. Dampaknya menimbulkan kebingungan

karena tidak tahu mana yang tidak dilarang dan mana yang dilarang.23

Ketiga, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang

terkendali, atau kebebasan yang bertanggung jawab.24

Macam disiplin ini

di sebut dengan disiplin demokratis. Dalam konsep ini guru diberikan

kebebasan dalam hal apa pun. Namun, perlu diingat bahwa setiap tindakan

tentu ada konsekuensinya, guru harus bertanggung jawab atas apa yang

dilakukan. Pertanggungjawaban tersebut menjadi batasan guru dalam

melakukan sesuatu, jadi sebelum bertindak tentu sudah terpikirkan akibat

apa yang ditimbulkan. Sehingga guru masih dapat mengontrol tindakan

yang akan dilakukan.

c. Fungsi Disiplin Guru dalam Pendidikan

Keberhasilan sekolah dapat dilihat dari prestasi-prestasi yang digapai.

Prestasi yang diraih tersebut didapat dengan kerja keras antar warga

sekolah. Menyatukan persepsi, visi dan misi dalam warga sekolah akan

sulit jika tidak ada rasa saling memiliki antar mereka.

Meskipun telah menyamakan tujuan tapi tanpa tindakan yang teratur

dan terarah akan sangat sulit dalam menggapai prestasi apapun. Tentunya

menuntut produktivitas tenaga kependidikan di sekolah dengan mengikuti

aturan dan tata tertib sekolah, hingga dalam melaksanakan tugas yang

sangat erat dengan disiplin. Oleh karena itu, disiplin memiliki fungsi

sebagai berikut:

1. Menata kehidupan bersama, yaitu mengatur tata kehidupan

manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat.

Dengan begitu, hubungan antara individu satu dengan yang lain

menjadi baik dan lancar.

2. Membangun kepribadian, yaitu dengan disiplin seseorang dapat

membiasakan mengikuti, mematuhi, menaati aturan-aturan yang

23

Ibid.,hal 45 24

Ibid.,hal 46

Page 34: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

21

berlaku. Kebiasaan itu, lama kelamaan masuk dalam kesadaran

dirinya sehingga akhirnya menjadi milik kepribadiannya.

3. Melatih kepribadian, yaitu dengan disiplin dapat melatih

kepribadian menjadi tertib, teratur, taat, patuh. Hal ini

memerlukan waktu dan proses yang memakan waktu.

4. Pemaksaan, yaitu disiplin sebagai pemaksaan kepada seseorang

untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan

itu.

5. Mencipta lingkungan kondusif, yaitu dengan disiplin tercipta

suasana kondusif yang aman, nyaman, tenang, tentram tertib dan

teratur.25

Pada nomor satu disebutkan dapat menata kehidupan bersama.

Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

Terlebih jika telah memasuki lingkup organisasi seperti sekolah, sudah

tidak asing lagi dalam sekolah menerapkan disiplin yang efektif.

Dimaksudkan menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai

orang lain dengan cara menaati peraturan. Sama halnya, dengan kepala

sekolah dengan jabatan dan kekuasaan yang dimiliki, namun tetap pada

koridor yang dibatasi melalui aturan-aturan yang berlaku untuk

menghindari terjadi ketidakpahaman antara kepala sekolah dengan guru

dan stafnya. Sehingga, perlu adanya disiplin yang meletakkan porsi

perannya dengan membatasi dirinya untuk tidak merugikan orang lain

yang ada di sekitar.

Begitu pula dengan guru terhadap peserta didik, tentunya sangat

berdekatan antar keduanya. Agar kepentingan guru dan kepentingan

peserta didik tidak berbenturan maka perlu adanya peraturan dan norma

yang mengatur kegiatan masing-masing berjalan dengan harmonis.

Selanjutnya, nomor dua yang menyebutkan fungsi disiplin dapat

membangun kepribadian. Kepribadian ini mencakup perilaku, pola hidup

yang terlihat dari keseharian baik perkataan, perbuatan, sifat. Seorang guru

dapat dengan mudah terbaca kepribadiannya di sekolah dan di kelas. Guru

menjadi sorotan bagi peserta didiknya, jika terjadi kekeliruan dari tingkah

25

Tulus Tu‟u, op.cit., hal 38

Page 35: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

22

lakunya yang tidak disiplin maka peserta didik dengan mudah mengecap

guru tersebut malas dan sebagainya.

Maka dari itu, adanya disiplin dapat membiasakan seseorang untuk

berperilaku taat, patuh, dan tertib terhadap peraturan. Dengan kebiasaan

ini menciptakan kepribadian lebih teratur karena kesadaran yang dimulai

dengan pembiasaan.

Melatih kepribadian terdapat pada nomor tiga, yaitu kepribadian yang

dilatih adalah kepribadian yang tidak terarah, tidak taat, tidak patuh, dan

tidak tertib akan berubah dengan adanya latihan yang terus menerus.

Latihan ini diperoleh dari lingkungan di mana ia berada, seperti guru

mengajar di sekolah unggulan yang menuntut untuk tepat waktu dalam

segala hal. Bagi guru yang tidak terbiasa akan hal itu pasti merasa beban

dalam menjalankan pekerjaan tersebut. Namun, hal itu dapat ditangani

dengan mengadakan latihan pribadi untuk awal pembiasaan diri.

Sehingga, dengan disiplin guru dapat melatih kepribadiannya menjadi

lebih baik yang berawal dari mencoba, berusaha keras, tempaan pahit, dan

dengan waktu yang panjang.

Dengan demikian, fungsi disiplin ini dapat memaksimalkan proses

pembelajaran yang efektif dan membangun kerjasama antar warga sekolah

dalam mencapai keberhasilan. Selain itu, kedisiplinan guru juga akan

membawa pada ketercapaian tujuan pendidikan dengan hasil yang

maksimal.26

d. Faktor-faktor yang Memengaruhi Disiplin Guru

Untuk terjadinya disiplin yang baik dalam suatu lingkungan dapat

dilihat faktor-faktor yang memengaruhi adanya disiplin guru dapat

disebutkan sebagai berikut:

26

Abdul Hasim. Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik. (Bogor: Penerbit

Ghalia Indonesia. 2010). Cet Ke-1., hal 17.

Page 36: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

23

1. Kesadaran diri, yaitu pemahaman diri tentang pentingnya

penegakan disiplin bagi dirinya. Sehingga, perlakuan disiplin

sangat terlihat bagi orang memiliki kesadarn diri.

2. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik

atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya.

Maksudnya, seseorang dapat berlaku disiplin karena adanya

kemauan dalam diri kemudian dipraktikkan sebagai penerapannya.

Namun, biasanya memang orang dapat berdisiplin jika ada tekanan

dari luar dirinya yang menggerakkan orang tersebut dapat menaati

peraturan.

3. Alat pendidikan, yaitu dengan berbagai macam alat pendidikan

yang digunakan sebagai suatu tindakan mengubah, membentuk,

dan menjadikan disiplin diri yang diinginkan.

4. Hukuman, yaitu sebagai penyadaran diri tentang kesalahan yang

diperbuat, kemudian menjadi bahan untuk mengoreksi diri

terhadap kesalahan yang telah dibuat sehingga orang tersebut dapat

mematuhi peraturan dan tidak melanggar kembali.27

Selain itu, terdapat faktor lain yang dapat memengaruhi pembentukan

disiplin guru sebagai berikut:

1. Teladan, seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa peserta

didik dapat melihat langsung tingkah laku guru di sekolah dan di

kelas. Begitu pula dengan guru kepada kepala sekolah. Apabila

kepala sekolah melanggar peraturan dan tidak ditindaklanjuti,

maka guru pun akan menganggap peraturan tersebut sia-sia

diberlakukan. Akibatnya, guru pun meniru akan perbuatan kepala

sekolah tersebut. Karena kepala sekolah dianggap teladan bagi

bawahannya. Maka akan tercipta iklim sekolah yang sangat tidak

menyenangkan.

27

Tulus Tu‟u , loc.cit., hal 48-49

Page 37: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

24

2. Lingkungan berdisiplin, yaitu lingkungan yang memengaruhi guru

tersebut dapat berdisiplin atau sebaliknya. Kadang, seseorang dapat

terbawa dengan lingkungan yang ia tinggali.

Begitu juga dengan guru, mungkin saja pada awalnya ia berasal

dari lingkungan keluarga dan sekolah yang tidak disiplin. Tetapi ia

hidup dan bekerja di lingkungan disiplin yang kuat. Maka bisa saja

guru tersebut berubah perilakunya dengan disiplin pribadi yang

tinggi. Ini disebabkan pembiasaan terus menerus membuat

perubahan tingkah laku karena tuntutan lingkungan kerja tersebut.

Ada pula sebaliknya, pada awalnya guru tersebut disiplin tinggi

tetapi berpindah ke lingkungan lain yang disiplinnya rendah, maka

akan terbawa karena merasa perlunya adaptasi dengan individu

lainnya.

3. Latihan disiplin, yaitu kedisiplinan dapat diperoleh melalui latihan

dan pembiasaan diri dengan berusaha, mencoba, membuat jadwal,

dan bergaul dengan individu berdisiplin tinggi. Maka, secara

perlahan membentuk pribadinya mampu memiliki disiplin tinggi.28

Jadi, Kedisiplinan kerja guru di sekolah dapat dilihat dari sikap dan

tingkah lakunya. Sikap dan tingkah laku guru berpatokan pada kepatuhan

dalam melaksanakan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Mematuhi

peraturan berarti memberi dukungan positif pada organisasi dalam

melaksanakan program-program yang telah ditetapkan, sehingga akan

lebih memudahkan tercapainya tujuan organisasi.

Guru yang tertib dan disiplin, mentaati norma-norma dan peraturan

yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi akan dapat meningkatkan

efisiensi, efektivitas dan produktivitas. Sebaliknya apabila guru dalam

suatu organisasi tidak disiplin, maka akan sulit sekali melaksanakan

program-programnya, sulit meningkatkan produktivitas dan sulit

merealisasikan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

28

Ibid., hal 51

Page 38: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

25

Abdurrahmat Fathoni mengatakan bahwa kedisiplinan adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan

dan norma-norma sosial yang berlaku.29

Guru dalam melaksanakan disiplin harus seusai dengan peran yang

dijalankan. Menurut Adams dan Dickey yang dikutip oleh Oemar Hamalik

peran guru adalah:

1. Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu

memiliki keterampilan memberikan informasi di kelas.

2. Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara

memimpin kelompok-kelompok peserta didik.

3. Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan

mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.

4. Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara

memilih, dan membuat bahan pelajaran secara professional.

5. Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi

kegiatan peserta didik dan ketertiban kelas.

6. Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai

peserta didik secara objektif, kontinu, dan komprehensif.

7. Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara

membantu peserta didik yang mengalami kesulitan tertentu.30

Uraian di atas mengandung arti bahwa disiplin kerja guru adalah

sikap dan perbuatan guru dalam mentaati semua tugas, pedoman dan

peraturan yang telah ditentukan untuk tercapainya tujuan organisasi.

Selanjutnya Fathoni menyatakan bahwa : ”Kedisiplinan diartikan

bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat waktu, mengerjakan

semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan

(organisasi) dan norma-norma sosial yang berlaku.”31

Pernyataan di atas

mengandung arti bahwa indikator keberhasilan pelaksanaan disiplin

pegawai pada suatu organisasi terlihat dari tingkat ketepatan waktu,

tingkat kesadaran dalam bekerja dan tingkat kepatuhan kepada peraturan.

Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh

suatu organisasi, maka salah satu faktor yang sangat menentukan adalah

29

Fathoni Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta : PT Rineka Cipta., hal 172. 30

Ibid., hal 49 31

Ibid.,

Page 39: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

26

terciptanya disiplin kerja para guru dengan asumsi bahwa dalam suasana

disiplinlah organisasi akan dapat melaksanakan program-program kerjanya

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dimensi pengukuran

disiplin kerja guru pada penelitian ini mengacu pada teori Fathoni dan

teori Adams dan Dickey yang menjadikan lima kriteria pengukuran

disiplin yaitu disiplin dalam ketepatan waktu, disiplin dalam mengelola

kelas, disiplin dalam bersikap dan bijaksana kepada peserta didik, disiplin

dalam memenuhi beban tugas mengajar dan disiplin dalam sikap dan

tingkah laku.

2. Kewibawaan Kepala Sekolah

a. Pengertian Kewibawaan Kepala Sekolah

Kewibawaan atau gezag berasal dari kata Zaggen yang berarti

“berkata”. Siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat

terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap

orang lain.32

Sedangkan menurut Kartini Kartono kewibawaan berasal dari kata-kata

“kawi” dan “bhawa”. Kawi itu berarti kuasa, kekuasaan yang lebih

kuat, kelebihan. Sedangkan bhawa berarti kekuasaan, keutamaan,

kelebihan, keunggulan. Jadi, kewibawaan berarti kelebihan,

keunggulan, keutamaan, sehingga dengannya seseorang mampu

“ambawani” ; yaitu mampu mengatur, membawa, memimpin,

memerintah, dan mendidik pribadi lain.33

Menurut Karl D. Jackson memberikan definisi mengenai

kewibawaan, adalah suatu jenis kekuasaan. Kekuasaan diterjemahkan

secara perilaku sebagai interaksi antara pribadi-pribadi atau kelompok-

kelompok di mana pada saat tertentu pelaku mengubah dan memengaruhi

perilaku orang lain.34

32

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosydakarya, 2009), Cet. Ke-19, hal 48 33

Kartini Kartono. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, (Bandung: Mandar Maju,

____),Cet Ke- ,hal 183 34

Karl D. Jackson. Kewibawaan Tradisonal Islam dan Pemberontakan. (Jakarta: PT

Pustaka Utama Grafiti, 1990)., hal 201.

Page 40: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

27

Menurut Kartini Kartono di atas kewibawaan melekat pada kekuasaan

yang didapati melalui kelebihan seseorang atau dengan keistimewaan

yang ada dalam diri seseorang. Sedangkan menurut Karl, kewibawaan

dianggap tradisional dengan menggunakan komunikasi antar individu.

Artinya, seseorang (komunikator) memberi pesan kepada orang lain

(komunikan), interaksi yang dilakukan keduanya mengubah perilaku

komunikan dan melakukan sesuai apa yang diinginkan oleh komunikator.

Maka, itu yang dikatakan sebagai kewibawaan. Namun, menurut penulis

antara pendapat keduanya memiliki persamaan, yaitu pada aspek

„memengaruhi‟. Karena kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang

lain dapat dinyatakan kewibawaan sesuai apa yang telah dinyatakan pada

pendapat Kartini Kartono di muka.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia wibawa berarti pembawaan

untuk dapat menguasai dan memengaruhi orang lain melalui sikap dan

tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik.

Sedangkan berwibawa berarti mempunyai wibawa yang disegani dan

dipatuhi. Kemudian arti dari kewibawaan adalah hal yang menyangkut

wibawa, yang mempunyai sifat wibawa yang telah disebutkan di atas.35

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diungkapkan pula bahwa

wibawa berarti “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan

kemampuan yang luar biasa dalam kepemimpinan seseorang untuk

membangkitkan kepercayaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap

dirinya, dengan kata lain wibawa berarti atribut kepemimpinan yang

didasarkan atas kualitas kepribadian individu”.36

Penulis mengutip dari

sumber yang sama tentang istilah yang sama pada masa yang berbeda ini

agar mengetahui pergeseran makna yang dilalui beberapa tahun

sebelumnya. Sehingga, menjadi penambahan pengetahuan bagi penulis

untuk mengidentifikasi makna wibawa secara mendalam.

35

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka. 1988) cet ke-1., hal 1011. 36

Tim Peyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Cet. Ke-II, h. 1272.

Page 41: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

28

Ja‟cuba Karepesina memberi definisi kewibawaan sebagai kekuatan

yang memancar dari diri seseorang karena kelebihan yang dimilikinya

sehingga mendatangkan kepatuhan tanpa paksaan kepadanya.37

Jadi, dapat disimpulkan bahwa wibawa adalah ciri khas yang asli

melekat pada diri seseorang kemudian disahkan melalui jabatan yang

didudukinya sehingga ia memiliki kekuasaan atau kemampuan untuk

memegang peranan dan fungsinya dalam suatu organisasi. Dan perlu

diketahui bahwa banyak juga yang menyebutkan wibawa dengan istilah

lain seperti kharisma, pengaruh, dan otoritas.

Hal ini termasuk dalam keberhasilan pemimpin melalui pendekatan

pengaruh kewibawaan yang berada dalam buku Wahjusumijdo yang

berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah” yang menyebutkan bahwa

keberhasilan pemimpin dipandang dari segi sumber dan terjadinya

sejumlah kewibawaan yang ada pada para pemimpin, dan dengan cara

yang bagaimana para pemimpin menggunakan kewibawaan tersebut

terhadap bawahan.38

Kewibawaan seorang pemimpin dapat diperoleh melalui beberapa

aspek, menurut Daniel Ronda mengungkapkan beberapa sumber seorang

pemimpin memperoleh kewibawaannya, yaitu sebagai berikut:

Pertama, wibawa datang dari posisi yang diterimanya. Posisi ini bisa

berupa penempatan atau pemberian jabatan dari pimpinan atau terpilih

menjadi anggota Dewan, dan seterusnya. Posisi ini juga didapat karena

pendidikan yang diterimanya atau keahlian kerja yang telah dimilikinya.

Jadi posisi seseorang dapat membuat dia memiliki wibawa. Namun ini

baru wibawa awal, karena banyak juga bawahan dan komunitas

menentang posisi kita. Mereka tidak bersedia dipimpin kalau tidak

kompeten. Jadi wibawa karena posisi masih lemah atau lebih tepatnya

baru awal dari wibawa.

37

Ibid., hal 16. 38

Wahjosumijdo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2010). Cet Ke- 7., hal 20

Page 42: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

29

Kedua, wibawa diperoleh karena bawahan atau pengikut dari satu

organisasi mau dipimpin atau memilih orang tersebut sebagai pemimpin.

Itu didapat lewat relasi yang baik antara pemimpin dengan rekan-

rekannya, karyawannya atau masyarakat yang memilihnya bila dia

anggota Dewan. Ketika pengikut merasa bahwa kita adalah orang yang

tepat di posisi itu dan mereka mau bekerja untuk kita, maka itulah yang

menghasilkan wibawa. Pada level ini pemimpin diharapkan

mengembangkan relasi dan kehumasan dengan baik. Bentuk pecitraan diri

juga baik, namun kemampuan berelasi jauh akan menambah wibawa

pemimpin. Namun ini masih belum cukup hanya karena bawahan mulai

menerima kepemimpinan.

Ketiga, wibawa akan meningkat karena ada hasil yang terlihat setelah

seseorang memegang posisi yang diberikan.

Keempat, pemimpin mendapat wibawa dengan orang-orang yang

dikembangkannya. Kepemimpinan itu sejalan dengan waktu, dan wibawa

akan terus bertambah jika pemimpin berhasil mengembangkan orang lain

di bawahnya untuk menjadi pemimpin sesuai dengan bakatnya.

Kelima, wibawa pemimpin didapat karena pengembangan dirinya

lewat integritasnya. Sejalan dengan waktu maka pemimpin harus terus

memelihara karakternya, relasinya, dan integritasnya.39

Bila kita telah memahami lima level kepemimpinan ini, maka setiap

kita harus memberikan refleksi pribadi. Pertama, kita harus

memaksimalkan potensi yang ada pada kita sehingga menjadi kompetensi.

Kedua, kita harus memiliki kemampuan menjalin relasi dengan sesama

karena kepemimpinan adalah relasi. Ketiga, kita harus memiliki karakter

yang baik, budi pekerti luhur dalam kata dan perbuatan.

Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa

kewibawaan adalah daya memengaruhi seseorang dengan kelebihan dan

keistimewaan yang melekat pada diri seseorang dengan kemampuan

berkomunikasi kepada orang lain untuk patuh tanpa keterpaksaan dan rasa

39

Daniel ronda. Kepemimpinan dan Kewibawaan. 2012. (www.blogspot.com)

Page 43: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

30

takut dalam melaksanakan perintah dan larangan yang datang dari orang

lain guna mencapai tujuan bersama.

Sedangkan pengertian kepala sekolah berasal dari dua kata adalah

„kepala‟ dan „sekolah‟. Kata kepala dapat diartikan „ketua‟ atau „pemimpin

dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang „sekolah‟ adalah

sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi

pelajaran.40

Kepala sekolah adalah pemimpin resmi (formal leader) atau pemimpin

sebagai kedudukan (status leader). Dalam kedudukannya sebagai

pimpinan kedudukannya sebagai pemimpinan pendidikan yang resmi

kepala sekolah diangkat dan ditetapkan secara resmi sehingga dia

bertanggung jawab dalam pengelolaan pengajaran, ketenagaan,

kesiswaan, gedung, dan halaman, keuangan, serta hubungan lembaga

pendidikan dan masyarakat, di samping tugasnya dalam supervisi

pendidikan dan pengajaran.41

Sedangkan menurut Wahjosumijdo definisi kepala sekolah adalah

seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

sekolah di mana di selenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di

mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang

menerima pelajaran.42

Kepala sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang

setelah sekian lama menjabat sebagai guru.43

Seseorang diangkat dan

dipercaya menduduki jabatan kepala sekolah harus memenuhi kriteria-

kriteria yang disyaratkan untuk jabatan dimaksud.

Berdasarkan tersebut di atas, jabatan kepala sekolah memerlukan

orang-orang yang mampu memimpin sekolah dan professional dalam

bidang kependidikan. Salah satunya, kepala sekolah mampu memimpin

sekolah dengan kewibawaan. Namun kenyataan kadang kala tidak semua

kepala sekolah memenuhi krtiteria yang ditentukan, tetapi lebih

40

Tim Peyusun Kamus Pusat Bahasa, op.cit., hal 420 dan 796. 41

Syafaruddin. Kepemimpinan Pendidikan.(Ciputat: Quantum Teaching, 2010), Cet Ke-

1., hal 86 42

Wahjosumijdo, loc.cit., hal 83 43

Wahyudi. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar. (Bandung:

Alfabeta, 2009), cet ke-1., hal 68.

Page 44: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

31

mengutamakan pada golongan ataupun kepangkatan yang dilalui masa

kerja.

Namun tentu seorang kepala sekolah harus mampu memenuhi tugas

(job) menstimulasi dan membimbing pertumbuhan guru-guru secara

berkelanjutan sehingga guru mampu melaksanakan tugas pengajaran

dengan baik yang kemudian mereka menstimulusi dan membimbing

peserta didik untuk dapat berpartisipasi di masyarakat.44

Selain itu tugas

(job) kepala sekolah yang berkaitan dengan manajemen yaitu tanggung

jawab atas tugas-tugas yang harus dilaksanakan dengan operasional

sekolah yang lancar. Kegiatannya menangani pengajaran dan sumberdaya

untuk kelancaran proses pengajaran, melakukan program supervisi, dan

proses pengajaran memerlukan kantor lingkungan di sekolah.

Kewajiban utama kepala sekolah menurut Roe dan Drake yang dikutip

oleh Syafaruddin, yaitu:

1. Memelihara secara baik rekor sekolah bagi semua bidang,

2. Mempersiapkan laporan bagi semua kantor pusat (Dinas

Pendidikan) dan lembaga lain,

3. Pengembangan anggaran dan pengawasannya,

4. Administrasi personil,

5. Disiplin pelajar,

6. Menyusun jadwal dan memelihara pelaksanakan kegiatan,

7. Mengembangkan administrasi,

8. Administrasi penyediaan sumberdaya,

9. Data murid,

10. Memantau program dan proses pengajaran sebagaimana diatur

oleh kantor pusat (Dinas Pendidikan),

11. Komunikasi kepada pelajar, staf dan warga sekolah sebagai

juru bicara bagi kantor pusat (Dinas Pendidikan).45

Dari tugas utama di atas dapat diketahui bahwa keberhasilan kepala

sekolah dalam organisasi pendidikan formal sangat bergantung dengan

keterampilan memimpin. Dalam menjalankan kepemimpinannya kepala

sekolah menetapkan suatu tindakan melalui pengambilan keputusan

44

Hendiyat Soetopo. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. (Jakarta: PT Bina Aksara.

1988). Cet Ke-II., hal 19. 45

Syafaruddin. Kepemimpinan Pendidikan.(Ciputat: Quantum Teaching, 2010), Cet Ke-

1., hal 103

Page 45: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

32

pendidikan, berkomunikasi, melakukan koordinasi, memberikan

keteladanan membagi tugas dan memberikan insentif bagi personilnya.

Dalam hal ini, kepala sekolah mengambil keputusan secara tepat pada

permasalahan yang terjadi di sekolah. Kemampuan kepala sekolah dalam

mengambil keputusan didasari oleh ketegasan yang mampu menentukan

arah mana permasalahan ini ditindaklanjuti.

Selain itu, kepala sekolah mampu berkomunikasi dengan baik agar

terciptanya kebersamaan sosial. Semua staf dan peserta didik bekerjasana

secara harmonis dan saling pengertian dalam membangun tujuan sekolah,

mengembangkan kurikulum dan melaksanakan proses yang dapat

menciptakan dorongan lingkungan pembelajaran yang produktif bagi

setiap peserta didik.

Adapun kewajiban kepala sekolah menurut Roe dan Drake yang

dikutip oleh Syafaruddin, yaitu:

1. Mendorong dan memotivasi staf untuk kinerja maksimal,

2. Mengembangkan staf secara realistik dan bertujuan dari

akuntabilitas pengajaran (memonitor program pengajaran dan

proses pengajaran),

3. Mengembangkan kerjasama dalam menilai prosedur bagi

kelangsungan program untuk mengidentifikasi dan mengajukan

alternatif untuk perbaikan kelemahan,

4. Bekerja dengan staf dalam mengembangkan dan melaksanakan

evaluasi staf,

5. Bekerja dengan staf dalam menyususn rencana untuk evaluasi

dan pelaporan kemajuan pelajar,

6. Menyediakan jaringan untuk keterlibatan masyarakat dalam

operasional sekolah,

7. Mendorong kajian berkelanjutan terhadap kurikulum dan

inovasi pengajaran serta memberi pertolongan dan sumberdaya

untuk memajukan sekolah,

8. Menyediakan kepemimpinan untuk pelajar dalam membantu

mereka mengembangkan diri penuh tanggung jawab,

9. Membangun pusat sumber belajar dan menata penggunannya,

10. Mengembangkan kerjasama dengan staf dalam pengembangan

keprofesionalan yang dinamis dan program pelayanan

pendidikan sendiri.46

46

Ibid., h. 105

Page 46: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

33

Kepala sekolah memiliki peranan sebagai pemimpin memengaruhi

perilaku sumber daya personil sekolah dalam bekerja. Pengetahuan,

keterampilan, bakat, sifat dan pengalaman menjadi penunjang kefektifan

dalam organisasi sekolah. Keterampilan yang dimaksud adalah

keterampilan kepemimpinan seperti keterampilan konseptual,

keterampilan berhubungan dengan manusia, dan keterampilan teknik.

Dalam kamus manajemen terdapat tiga arti wibawa yaitu sebagai

berikut:

1. Wibawa jabatan (positional authority), yaitu pengaruh dan gengsi

seseorang yang ditimbulkan oleh kedudukannya.

2. Wibawa karismatik (charismatic authority), yaitu pengaruh atau

gengsi seseorang yang ditimbulkan oleh kepribadiannya dan nama

baiknya.

3. Wibawa kearifan (sapiential authority), yaitu pengaruh atau gengsi

seseorang yang ditimbulkan oleh pengetahuannya atau

kebijaksanaannya.47

Untuk bahasa „authority’ di atas, penulis mencari pembenaran dalam

kamus bahasa Inggris Jhom Echols dan ternyata „authority‟ memiliki tiga

arti pula. Pertama, berarti wibawa; kedua, berarti wewenang; ketiga,

berarti kekuasaan.48

Namun, biasanya istilah kekuasaan dalam bahasa

inggris adalah „power‟.

Terdapat perbedaan antara kekuasaan dan wewenang adalah

kekuasaan merupakan daya dan kemampuan, sedangkan wewenang

merupakan hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan

tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan authority

adalah suatu tipe khusus dari kekuasaan yang asli melekat pada jabatan

yang diduduki oleh pemimpin.49

Antara kekuasaan, wewenang dan kewibawaan mempunyai

keterkaitan. Kekuasaan akan mempunyai arti jika didukung oleh

47

Marbun. loc.cit., hal 393. 48

Jhon M. Echols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia,

2006) Cet Ke-XXVIII., hal 46. 49

Husaini Usman. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. (Jakarta: Bumi

Aksara, 2010). Ed. III. Cet Ke-II., hal 365

Page 47: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

34

wewenang yang berupa hak untuk mengambil tindakan tertentu dalam

rangka kekuasaan yang dimiliki. Seseorang yang mempunyai wewenang

bertindak sebagai orang yang memimpin dan membimbing orang banyak.

Untuk memimpin dengan baik, orang harus berwibawa, bukan karena

kekuasaan atau ditakuti. Namun, menurut Ja‟cuba Karepesina bahwa

kekuasaan tidak perlu mengandung kekerasan jika dihubungkan dengan

wibawa. Karena wibawa menimbulkan rasa segan, bukan takut, rasa

hormat bukan kecut. Wibawa mendatangkan kepatuhan tanpa paksaan dari

pihak lain.50

Di antara kedua pendapat membedakan tiga istilah di atas. Namun,

penulis mempunyai anggapan yang sama mengenai kekuasaan tidak dapat

digunakan tanpa adanya wewenang, begitupun sebaliknya. Kemudian,

untuk menjadi seorang pemimpin yang baik diperlukan pula wibawa yang

menunjang keefektifan keberhasilan suatu organisasi. Karena, wibawa

dapat menimbulkan rasa segan dan bawahan merasa sadar atas apa yang

diperintahkan pemimpin. Sehingga, memperoleh interaksi organisasi yang

efektif dan saling bekerja sama antar keduanya.

Berbeda dengan pendapat Koentjaranningrat, ia membagi-bagi

kekuasaan kepemimpinan dengan bagan berikut ini:

50

Ja‟cuba Karesipena. Mitos, Kewibawaan, dan Perilaku Budaya. (Jakarta: PT Pustaka

Grafika Kita, 1988)., hal 16.

Page 48: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

35

Sumber: Miriam Budiardjo. Aneka Pemikiran tentang Kuasa dan Wibawa. Jakarta:

1984.

Menurutnya, kekuasaan memiliki empat komponen yaitu

kewibawaan, wewenang, kharisma dan kekuasaan fisik. Seorang guru

yang berilmu agama yang terpelajar dan dianggap tokoh terkenal di dalam

komunitasnya. Seorang guru tersebut memiliki kewibawaan dan kharisma

dan kekuatan fisik tetapi tidak memiliki wewenang untuk memerintah

orang yang dipengaruhi.51

Kecuali, seseorang tersebut memiliki jabatan yang diangkat secara

formal sehingga mendapatkan kekuasaan, diberi wewenang dalam

bertindak serta menggunakan kewibawaannya untuk dapat memerintah

51

Koentjaraningrat. Aneka Pemikiran Tentang Kuasa dan Wibawa. (Jakarta: Sinar

Harapan, 1986). Cet Ke-II., hal 140 dan 142.

Kekuasaan

dalam arti luas

Kewibawaan

Popularitas, memiliki kapasitas

rasional untuk memecahkan

masalah sosial ekonomi dan

politik dan kecendekiawanan.

Memiliki sifat-sifat yang sesuai

dengan cita-cita dan keyakinan

dari sebagian besar masyarakat.

Wewenang

Memiliki legitimasi melalui

prosedur adat atau hukum yang

berlaku dalam masyarakat yang

bersangkutan.

Kharisma Memiliki ciri-ciri rohaniah yang

disegani.

Kekuasaan

dalam arti

khusus

Kemampuan mengerahkan

kekuatan fisik dan

mengorganisasi orang banyak

atas dasar suatu sistem sanksi.

Page 49: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

36

bawahannya. Tentunya, hanya dalam lingkup jabatan apa yang diperoleh

sehingga menentukan siapa saja yang diperintah.

Seseorang yang memiliki kewibawaan akan dipatuhi terhadap orang

lain atas dasar seseorang tersebut memiliki keistimewaan, baik dalam

keahlian dalam bidang tertentu sehingga membuat ia di segani kepada

orang lain, atau juga ia mempunyai jabatan yang mampu memengaruhi

orang lain untuk melakukan tujuan pribadi dan tujuan bersama.

Seperti kepala sekolah yang memiliki jabatan atau posisi yang tinggi

di sekolah membuat dirinya memiliki kewenangan terhadap bawahannya

untuk memerintah dan melarang mencakup tugas dan peraturan. Untuk

mencapai tugas dan peraturan yang baik maka diperlukan seorang kepala

sekolah bukan hanya memiliki jabatan saja, namun juga memiliki

pengaruh kewibawaan. Karena dengan kewibawaan, bawahan akan merasa

sukarela untuk melaksanakan tugas dan peraturan dengan baik, ini

disebabkan adanya ketidakpaksaan dan pembenaran atas apa yang

diperintahkan oleh kepala sekolah. Sehingga, segala tugas dan peraturan

berjalan dengan lancar.

Maka, dengan kemauannya sendiri bawahan akan mengikuti sekedar

pengarahan dari atasannya. Bukan dengan ketakutan yang merangsang

gerak jiwanya, melainkan rasa kasih, hormat dan ikatan batin dengan

atasannya.52

Sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati yang

menyebutkan bahwa kewibawaan ialah pengakuan dan penerimaan secara

sukarela terhadap pengaruh dan anjuran yang datang dari orang lain.53

Selain itu, diperkuat oleh pendapat Wahjosumidjo yaitu kewibawaan

mempunyai peranan menggerakkan dan mengubah perilaku bawahan ke

arah tercapainya tujuan organisasi di samping berbagai teknik

52

Nashir Ali. Dasar-dasar Ilmu Mendidik: 100 Soal Pokok Pendidikan. ( : Kalam

Mulia, 1993). Cet Ke-IV., hal 65. 53

Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007). Cet

Ke- 2., hal 159

Page 50: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

37

kepemimpinan diperlukan pula adanya daya dorong tertentu yang disebut

kewibawaan.54

Dalam studi kepemimpinan, dikenal adanya teori karismatik atau

kewibawaan (Theory of Charismatic Leadership). Teori ini dikemukakan

oleh R.J. House yang dikutip oleh Wahjosumidjo.55

Teori ini menyebutkan

bahwa para pengikut memiliki keyakinan yang kuat terhadap

pemimpinnya. Pengikut juga menerima pemimpin tersebut sehingga patuh

kepada pemimpin dan senang hati serta merasa sayang terhadap pemimpin

tersebut. 56

Teori ini berhasil dalam memengaruhi rasa tanggung jawab

bawahan, hal ini sangat bermanfaat untuk mengetahui lebih dekat cara-

cara pemimpin karismatik ini menggunakan kewibawaan pribadinya.

Artinya, dengan kewibawaan memengaruhi keberhasilan kepala

sekolah dalam hal saling bekerja sama, saling mengetahui dan memahami

akan pentingnya pekerjaan yang dilakukan, sehingga antara pemimpin dan

bawahan menaruh kepercayaan satu sama lain untuk mencapai tujuan

bersama.

Jadi apabila kata kewibawaan dan kata kepala sekolah dipadukan

menjadi “kewibawaan kepala sekolah” dapat diambil kesimpulan bahwa

kewibawaan kepala sekolah berarti kemampuan kepala sekolah dalam

memengaruhi dengan kelebihan dan keistimewaan serta kemampuan

berkomunikasi untuk dituruti dan patuhi oleh bawahan terhadap perintah

dan larangan tanpa adanya keterpaksaan dan rasa takut terhadap apa yang

menjadi tujuan bersama.

b. Macam-macam Kewibawaan

Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati membagi kewibawaan

menjadi dua macam, yaitu:

54

Wahjosumijdo. Kepemimpinan dan Motivasi. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986). Cet

Ke- ., hal 118 55

Wahjosumijdo. Op cit, hal 33. 56

Tim FISIP-UT. Kepemimpinan. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005). Cet Ke-1., hal

3.13

Page 51: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

38

1. Kewibawaan pemimpin/kepala.

Seperti kewibawaan pemimpin organisasi, baik organisasi politik

atau organisasi massa, kewibawaan kepala kantor atau kepala

sekolah dan sebagainya. Kewibawaan tersebut adalah karena

jabatan dan kekuasaan.

2. Kewibawaan keistimewaan.

Seperti kewibawaan seseorang yang mempunyai kelebihan atau

keunggulan di bidang tertentu. Di antara kelebihan yang dapat

menimbulkan kewibawaan seseorang ialah:

a. Kelebihan di bidang ilmu pengetahuan, baik umum maupun

agama.

b. Kelebihan di bidang pengalaman, baik pengalaman hidup

maupun pekerjaan.

c. Kelebihan di bidang kepribadian, baik di bidang akhlak

maupun sosial.

d. Kelebihan di bidang harta baik harta tetap maupun harta

berpindah-pindah.

e. Kelebihan di bidang keturunan yang mewarisi charisma

leluhurnya.57

Lain halnya dengan pandapat M. Ngalim Purwanto yang membagi

kewibawaan menjadi dua macam, yaitu:

1. Kewibawaan pendidikan

Kewibawaan yang didapat karena jabatan atau berkenaan dengan

jabatan sebagai pendidik, diserahkan sebagian tugas orang tua

kepada kepala sekolah dan guru untuk mendidik anak-anaknya.

2. Kewibawaan memerintah

Kepala sekolah dan guru memiliki kekuasaan yang diperoleh dari

pemerintah atau instansi yang mengangkat mereka. Sehingga

kepala sekolah dan guru mempunyai kewenangan dalam

memerintah dan kewibawaan yang dimiliki untuk memerintah

peserta didik untuk mencapai pendewasaan.58

Adapun menurut Jhon R.P French dan Bertram Raven yang dikutip

oleh Wahjosumijdo macam-macam kewibawaan yaitu sebagai berikut :

57

Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, op.cit., hal 159-160 58

M. Ngalim Purwanto, loc.cit., hal 50.

Page 52: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

39

1. Kewibawaan Formal

Bawahan melakukan sesuatu karena pemimpin memiliki

kekuasaan untuk meminta bawahan dan bawahan mempunyai

kewajiban menuruti atau mematuhinya.

Dapat diartikan bahwa seorang pemimpin dipilih secara formal

dan resmi sehingga ia memiliki kekuasaan untuk memerintah,

sehingga bawahan pun mempunyai kewajiban untuk menuruti,

disebabkan adanya surat keputusan yang memberikan kewenangan

atas jabatan yang diberikan kepada pemimpin.

2. Kewibawaan berdasarkan Hadiah

Bawahan mengerjakan sesuatu agar memperoleh penghargaan

yang miliki oleh pemimpin.

Penghargaan yang ditawarkan dapat berupa kenaikan pangkat,

pemberian uang, atau hanya sekedar ucapan terima kasih sebagai

tanda penghargaan yang telah dicapai bawahan.

3. Kewibawaan yang dipaksakan

Bawahan mengerjakan sesuatu agar dapat terhindar dari

hukuman yang dimiliki oleh pemimpin.

Seorang pemimpin harus menjadi pengendali dalam

organisasinya, dalam hal ini pemimpin dapat pula memberlakukan

hukuman, ancaman, pemecatan, dan mutasi kepada bawahannya

agar menuruti peraturan yang telah ada dalam organisasi.

4. Kewibawaan berdasarkan keahlian

Bawahan mengerjakan sesuatu karena bawahan percaya bahwa

pemimpin memiliki pengetahuan khusus dan keahlian serta

mengetahui apa yang diperlukan.

Seorang pemimpin memiliki keahlian dalam bidang tertentu

melalui pendidikan dan pengalaman. Karena dengan pengalaman

yang luas memberikan tanggapan bahwa pemimpin tersebut

mempunyai keistimewaan yang lebih dari pada yang lainnya.

Page 53: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

40

Sehingga bawahan akan mematuhi instruksi yang diberikan oleh

pemimpin tersebut.

5. Kewibawaan teladan

Bawahan melakukan sesuatu karena bawahan merasa kagum

terhadap pemimpin, bawahan merasa kagum atau membutuhkan

untuk menerima restu pemimpin, dan mau berperilaku pula seperti

pemimpin.59

Bawahan merasa kagum karena adanya keteladanan yang

dimiliki pemimpin, setiap perkataan dan perbuatan pemimpin

tersebut terasa patut dilaksanakan dan dijadikan anutan.

Menurut Amitai Etzione yang dikutip oleh dalam buku Wajosumidjo

membagi kewibawaan menjadi dua macam. Pertama, kewibawaan

seorang pemimpin yang timbul karena kedudukan atau hirarki jabatan

formal; kedua, kewibawaan seorang pemimpin yang menimbulkan

kesadaran bawahan untuk menerima kewibawaannya, karena dirasakan

benar dan baik. Sehingga bawahan merasa bersatu dengan atasan.60

Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati mengungkapkan

beberapa macam-macam kewibawaan ditinjau dari daya yang

mempengaruhi, yaitu sebagai berikut:

1) Kewibawaan lahir

Kewibawaan lahir adalah kewibawaan yang timbul karena

kesan-kesan lahiriah seseorang, seperti : bentuk tubuh yang tinggi

besar, pakaian lengkap dan rapi, tulisan yang bagus, suara yang

keras dan jelas, akan menimbulkan kewibawaan lahir.

2) Kewibawaan batin

Adalah kewibawaan yang didukung oleh keadaan batin

seseorang seperti :

a. Adanya rasa cinta, yaitu kewibawaan itu dapat dimiliki oleh

seseorang, apabila hidupnya penuh kecintaan dengan atau

kepada orang lain.

b. Adanya rasa demi kamu, demi kamu atau you attitude yaitu

sikap yang dapat dilukiskan sebagai suatu tindakan,

perintah atau anjuran bukan untuk kepentingan orang yang

memerintah, tetapi untuk kepentingan orang yang

59

Wahjosumijdo, op.cit., hal 20-21 60

Wahjosumidjo, op.cit., hal 118-119.

Page 54: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

41

diperintah, menganjurkan demi orang yang menerima

anjuran, melarang juga demi orang yang dilarang.

c. Adanya kelebihan batin, yaitu seorang guru yang

menguasai bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya,

bisa berlaku adil dan obyektif, bijaksana, merupakan

contoh-contoh yang dapat menimbulkan kewibawaan batin.

d. Adanya ketaatan terhadap norma, yaitu menunjukan bahwa

dalam tingkah lakunya dia sebagai pendukung norma yang

sungguh-sungguh, selalu menepati janji yang pernah dibuat,

disiplin dalam hal-hal yang telah digariskan.61

Lain halnya menurut Amir Daien Indrakusuma menyebutkan macam-

macam kewibawaan sebagai berikut:

1) Kewibawaan pendidikan.

2) Kewibawaan keluarga.62

c. Fungsi Kewibawaan Kepala Sekolah dalam Pendidikan

Kepala sekolah mengemban jabatan tinggi di lembaga pendidikan,

dengan jabatan tersebut kepala sekolah mempunyai tanggung jawab yang

besar terhadap sekolah yang dipimpin. Secara umum, kepala sekolah

bertanggung jawab terhadap segala aspek keberhasilan sekolah. Untuk itu,

kepala sekolah memiliki kontrak psikologis untuk menjalakan peran dan

tugas sebagaimana mestinya.

Menurut Roe dan Drake yang dikutip oleh Syafaruddin, analisis tugas

dari kepala sekolah dibagi dalam dua kategori luas, yaitu: penekanan

kepada manajemen atau administrasi, dan kegiatan yang menekankan

kepada kepemimpinan pengajaran. Adapun tugas (job) yang berkaitan

dengan manajemen atau administrasi yaitu tanggung jawab atas tugas yang

harus dilaksanakan dengan operasional yang lancar. Meliputi kegiatan

belajar mengajar, diadakan upacara setiap senin, diadakan ujian semester

dan lain sebagainya. Sedangkan, kegiatan yang menangani pengajaran

dan sumber daya untuk kelancaran proses pengajaran, melakukan program

61

Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, loc.cit., hal 58-59 62

Amir Daien Indrakusuma. Pengantar Ilmu Pendidikan. 2012. (www.blogspot.com)

Page 55: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

42

supervisi yang berkaitan dengan kinerja guru, yang dimaksud dengan

kinerja guru yaitu performance memuaskan dan memberikan kontribusi

yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi sekolah, dan proses

pengajaran memerlukan kantor tertentu di lingkungan sekolah.63

Adapun fungsi atau kewajiban kepala sekolah menurut Roe dan Drake

yang dikutip oleh Syafaruddin yaitu:

1) Mendorong dan memotivasi staf untuk kinerja maksimal.

2) Mengembangkan staf secara realistis dan bertujuan dari

akuntabilitas pengajaran.

3) Mengembangkan kerjasama dalam menilai prosedur bagi

kelangsungan program untuk mengidentifikasi dan mengajukan

alternatif untuk perbaikan kelemahan.

4) Bekerja dengan staf dalam mengembangkan dan melaksanakan

evaluasi staf.

5) bekerja dengan staf dalam menyusun rencana untuk evaluasi dan

dan pelaporan kemajuan pelajar.

6) Menyediakan jaringan untuk keterlibatan masyarakat dalam

operasional sekolah.

7) Mendorong kajian berkelanjutan terhadap kurikulum dan inovasi

pengajaran serta memberikan pertolongan dan sumber daya

untuk memajukan sekolah.

8) menyediakan kepemimpinan untuk pelajar dalam membantu

mereka mengembangkan diri penuh tanggung jawab.

9) Membangun pusat sumber belajar dan menata penggunaannya.

10) Mengembangkan kerja sama dengan staf dalam pengembangan

keprofesionalan yang dinamis dan program pelayanan

pendidikan sendiri.64

Pada nomor satu disebutkan bahwa kepala sekolah memotivasi staf dan

kinerja maksimal. Tentunya, seorang kepala sekolah mendorong setiap staf

untuk bekerja secara prestatif, mengingat pada tugas dan peran masing-

masing staf mendukung tercapainya keberhasilan sekolah. Untuk

menjadikan sekolah yang bermutu, bukan hanya ditunjang pada aspek

integritas kepala sekolah saja. Namun, kesiapan guru dalam mendidik dan

mengemban tugas profesinya dijalankan dengan keikhlasan menjadi

pendorong mencapai kinerja yang maksimal. Kinerja menurut Castetter

63

Syafaruddin, loc.cit., hal 102-103 64

Ibid., hal 105

Page 56: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

43

yang dikutip oleh E. Mulyasa terdapat empat kriteria kinerja, yaitu 1).

karakteristik individu, 2). proses, 3). hasil, 4). Kombinasi antara karakter

individu, proses dan hasil.65

Kinerja yang maksimal bukan semata-mata hanya berdasarkan pada

orientasi pendidik yang berhasil meningkatkan prestasi peserta didik saja.

Tetapi, diiringi dengan mengawali ketepatan dalam bekerja,

mengembangkan yang sudah ada, mengimplementasikan cara mengajar

yang baik. Tentunya, ini bermuara terhadap kedisiplinan guru dalam

kegiatan.

Ada beberapa indikator kinerja guru meliputi antara lain.

1. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.

2. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.

3. Penguasaan metode dan strategi mengajar.

4. Pemberian tugas-tugas kepada peserta didik.

5. Kemampuan mengelola kelas.

6. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.66

Kedisiplinan mengharuskan guru untuk bertindak secara tepat dalam

ketentuan yang berlaku. Misalnya, pekerjaan akan selesai jika terdapat

disiplin dalam pengerjaannya, menyusun jadwal dan melaksanakan

kegiatan dengan kerja sama dan menaati peraturan yang telah disepakati

bersama. Pekerjaan ini memang tidak mudah dilakukan tanpa ada

keikhlasan dalam mengerjakannya.

Keikhlasan yang dimaksud adalah guru mengerjakan tugas profesinya

dengan secara sukarela tanpa adanya keterpaksaan dan rasa takut terhadap

peraturan yang diberlakukan di sekolah. Ketika guru merasa tidak terpaksa

dalam melakukan beratnya pekerjaan atau tugas maka pekerjaan atau tugas

tersebut menjadi terasa ringan dan mudah.

Untuk membangkitkan rasa segan, keikhlasan, dan sukarela dibutuhkan

adanya kewibawaan kepala sekolah untuk memaksimalkan kinerja guru.

Karena, kepala sekolah adalah pimpinan guru melalui jabatan dan

65

Abdul Wahab. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media. 2011). Cet Ke-1., hal120. 66

Ibid., hal 122.

Page 57: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

44

kekuasaan untuk mengatur guru dan staf dalam pencapaian keberhasilan

sekolah.

Tanpa adanya kewibawaan kepala sekolah, guru menganggap bahwa

pekerjaan yang diperintahkan bukanlah sesuatu yang penting, melainkan

beban pekerjaan yang dilimpahkan terhadapnya. Tentu sikap tersebut

berakibat pekerjaan yang seharusnya terselesaikan dengan baik berganti

menjadi keterpaksaan dan tidak ada kerjasama antara keduanya.

Karena pada dasarnya kewibawaan sebagai salah satu konsep

kepemimpinan menyangkut semua aspek yang berkaitan dengan

kepemimpinan seseorang atau sekelompok orang untuk memengaruhi

orang lain.67

Jika kepala sekolah tidak berpengaruh terhadap guru, staf

bahkan peserta didik. Maka, kualifikasi seorang kepala sekolah akan

dianggap nihil.

Selain itu, terdapat fungsi kewibawaan lainnya dalam pendidikan, yaitu

membawa seseorang ke arah pertumbuhan yang kemudian dengan

sendirinya mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankannya juga.68

Begitu pula bagi guru, yang menganggap adanya kewibawaan yang

dipunyai kepala sekolah sehingga ia sadar atas apa yang diperintahkan

kepala sekolah dan menerima serta menjalankannya.

Guru berusaha mendidik dan mengajar peserta didik dalam kelas, guru

harus mampu menunjukkan kewibawaannya, artinya ia harus mampu

mengendalikan, mengatur, dan mengontrol kelakuan anak. Dengan

kewibawaan dapat menjalankan disiplin demi kelancaran proses belajar

mengajar. Begitu pula kepala sekolah, bukan hanya berwibawa terhadap

peserta didik namun harus berwibawa pula terhadap guru. Karena

kewibawaan menimbulkan kepatuhan yang keduanya dapat menjamin

adanya disiplin.69

Tentunya ini berkaitan kepada kualitas kepala sekolah yang

mempunyai kepemimpinan yang efektif untuk menggerakkan setiap

67

Wahjosumijdo, op.cit., hal 118 68

M. Ngalim Purwanto, loc.cit., hal 51. 69

S. Nasution. Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) Cet Ke- II., hal 93.

Page 58: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

45

bawahannya. Ada beberapa aspek dalam pencapaian mutu kepemimpinan

sehingga dapat dikatakan kepala sekolah tersebut dinyatakan bermutu.

Salah satunya, seorang pemimpin dan atau kepala sekolah harus memiliki

wibawa seperti yang dikemukakan oleh Manning dan Curtis yang dikutip

oleh Husaini Usman, ia menyebutkan terdapat sepuluh mutu dalam

kepemimpinan yaitu sebagai berikut: 1) memiliki visi, 2) mampu, 3)

bersemangat, 4) stabil, 5) perhatian pada orang lain, 6) percaya diri, 7)

kokoh, 8) daya tahan tubuh, 9) berwibawa, dan 10) integritas.70

Telah dinyatakan dimuka bahwa wibawa tersebut merupakan salah satu

indikator kepemimpinan bermutu, maka kewibawaan termasuk memiliki

peran penting dalam mencapai kualitas kepala sekolah. Artinya, kepala

sekolah mampu menggerakkan bawahannya untuk mencapai pendidikan

yang berkualitas dengan adanya kewibawaan.

Jadi, kewibawaan kepala sekolah menjadi peran penting bagi

keberhasilan sekolah untuk itu dapat ditinjau dari kompetensi yang dimiliki

oleh kepala sekolah tersebut. Untuk itu, agar dapat dilakukan penelitian

Penulis merumuskan indikator kewibawaan kepala sekolah dengan

beberapa pendapat para ahli yaitu:

Menurut Kartini Kartono kewibawaan berasal dari kata-kata “kawi”

dan “bhawa”. Kawi itu berarti kuasa, kekuasaan yang lebih kuat,

kelebihan. Sedangkan bhawa berarti kekuasaan, keutamaan,

kelebihan, keunggulan. Jadi, kewibawaan berarti kelebihan,

keunggulan, keutamaan, sehingga dengannya seseorang mampu

“ambawani” ; yaitu mampu mengatur, membawa, memimpin,

memerintah, dan mendidik pribadi lain.71

Kewibawaan dapat timbul karena adanya keistimewaan yang dimiliki

seseorang. Seperti pendapat Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati yaitu:

Kewibawaan seseorang yang mempunyai kelebihan atau keunggulan

di bidang tertentu. Di antara kelebihan yang dapat menimbulkan

kewibawaan seseorang ialah:

70

Husaini Usman, loc.cit., hal 377 71

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosydakarya, 2009), Cet. Ke-19, hal 48

Page 59: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

46

a. Kelebihan di bidang ilmu pengetahuan, baik umum maupun

agama.

b. Kelebihan di bidang pengalaman, baik pengalaman hidup

maupun pekerjaan.

c. Kelebihan di bidang kepribadian, baik di bidang akhlak

maupun sosial.

d. Kelebihan di bidang harta baik harta tetap maupun harta

berpindah-pindah.

e. Kelebihan di bidang keturunan yang mewarisi charisma

leluhurnya.72

Menurut Karl D. Jackson memberikan definisi mengenai kewibawaan,

adalah suatu jenis kekuasaan. Kekuasaan diterjemahkan secara perilaku

sebagai interaksi antara pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok di mana

pada saat tertentu pelaku mengubah dan memengaruhi perilaku orang

lain.73

Sedangkan pengertian kepala sekolah menurut Wahjosumijdo adalah

seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

sekolah di mana di selenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di

mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang

menerima pelajaran.74

Kewajiban utama kepala sekolah menurut Roe dan Drake yang dikutip

oleh Syafaruddin, yaitu:

a. Memelihara secara baik rekor sekolah bagi semua bidang.

b. Mempersiapkan laporan bagi semua kantor pusat (Dinas

Pendidikan) dan lembaga lain.

c. Pengembangan anggaran dan pengawasannya.

d. Administrasi personil.

e. Disiplin pelajar.

f. Menyusun jadwal dan memelihara pelaksanakan kegiatan.

g. Mengembangkan administrasi.

h. Administrasi penyediaan sumberdaya.

i. Data murid.

j. Memantau program dan proses pengajaran sebagaimana diatur oleh

kantor pusat (Dinas Pendidikan).

72

Kartini Kartono. Op.cit., hal 183 73

Karl D. Jackson. Op.Cit., hal 201. 74

Wahjosumijdo. Op.Cit., hal 20

Page 60: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

47

k. Komunikasi kepada pelajar, staf dan warga sekolah sebagai juru

bicara bagi kantor pusat (Dinas Pendidikan).75

Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa kawibawaan kepala

sekolah adalah kemampuan kepala sekolah dalam memengaruhi guru

berdasarkan kelebihan dan keistimewaan yang dimilikinya, sehingga guru

menerima, tunduk, dan patuh terhadap perintahnya tanpa ketidakpaksaan

untuk menjalankan tugas yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan beberapa penggabungan dari teori-teori di atas dapat

diambil indikator kewibawaan kepala sekolah ada lima kriteria yaitu

melakukan pengawasan terhadap kinerja guru, memberi alasan dan

teguran ketika terdapat penyimpangan, memiliki daya memengaruhi

kepada orang lain, bersikap jujur, tegas dan disegani, memiliki

pembawaan komunikasi yang baik dengan orang lain.

B. KERANGKA BERPIKIR

Sekolah unggulan menuntut disiplin yang sangat tinggi, ini disebabkan

adanya beberapa faktor, antara lain: Pertama, tingkat kompensasi yang tinggi

memacu kesadaran diri warga sekolah untuk berdisiplin tinggi. Kedua, pribadi

masing-masing warga sekolah yang telah terbiasa berperilaku disiplin. Ketiga,

peraturan dan hukuman (sanksi) yang ekstrim diterapkan di sekolah tersebut.

Keempat, adanya kepemimpinan yang kuat dalam mengelola staf sekolah tersebut.

Kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan kepala sekolah yang

mampu memobilisasi segala tugas dan peran sebagai pemimpin bagi guru, staf,

dan peserta didik. Kemampuan memobilisasi tersebut memberikan kontribusi

positif bagi kerjasama antar guru dan kepala sekolah, sehingga setiap tugas yang

diberikan oleh kepala sekolah kepada guru dapat dilaksanakan dengan baik.

Kepemimipinan kepala sekolah ini dapat ditunjang dengan kewibawaan atau

yang dikenal sebagai karismatik terhadap bawahan yang memberikan kerjasama

yang kuat, karena dalam pendekatan kewibawaan seorang pemimpin memiliki

75

Syafaruddin. Op.Cit., hal 103

Page 61: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

48

kepribadian yang kuat, sehingga setiap ucapan-ucapan kepala sekolah akan mudah

diperhatikan oleh guru-guru dan disiplin guru akan mudah pula dapat

dilaksanakan di sekolah.

Kewibawaan kepala sekolah adalah daya memengaruhi kepala sekolah

kepada guru-guru untuk melaksanakan tugas tanpa keterpaksaan dan rasa takut

dalam arti guru tersebut menerima, tunduk, patuh, dan menghormati terhadap

kehendak kepala sekolah secara sukarela.

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Peneliti memandang perlu adanya untuk memberikan gambaran tentang

dugaan serta jawaban sementara dan cara-cara memecahkan permasalahan yang

ada pada penelitian ini. Dugaan sementara ini berdasarkan pada teori-teori yang

telah dikemukakan adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis Nihil (Ho), tidak adanya hubungan yang signifikan antara

kewibawaan kepala sekolah dengan disiplin guru.

b. Hipotesis Alternatif (Ha), adanya hubungan yang signifikan antara

kewibawaan kepala sekolah dengan disiplin guru.

Page 62: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Triguna Utama yang beralamat di Jl. Ir. H

Juanda Ciputat Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dimulai dari bulan

April sampai dengan bulan Oktober 2012. Berikut jadwal kegiatan penelitian di

sekolah tersebut:

Tabel 3.1

Kegiatan Penelitian di SMK Triguna Utama

Tanggal Kegiatan

16 April 2012

Izin penelitian di SMK Triguna Utama

Mengumpulkan data-data sekolah yang terkait

dengan penelitian

3 Oktober 2012 Uji coba instrumen penelitian (angket)

24 Oktober 2012 Menyebarkan angket yang sudah diuji ke populasi

penelitian

Page 63: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

46

B. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan metode penelitian korelasional.

Artinya, penelitian ini dilakukan untuk menentukan atau memperjelas

hubungan antara dua variabel yaitu; kewibawaan kepala sekolah (variabel X), dan

disiplin guru (sebagai variabel Y).

C. Populasi dan Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Triguna Utama, baik

laki-laki maupun perempuan yang tercatat secara administrasif dan pendidikan

tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 36 orang.

Dengan demikian, menurut Suharsimi Arikunto apabila subjeknya kurang

dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian

populasi.1 Maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian, sehingga

penelitian ini termasuk dalam penelitian populasi (sensus) atau disebut juga

sebagai sampel jenuh.

D. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam pengumpulan data, Penulis menggunakan pedoman angket untuk

guru dalam bentuk skala likert dan pedoman wawancara untuk kepala sekolah.

Adapun untuk mendapatkan data-data tersebut Penulis menempuh dengan dua,

yaitu:

1. Angket yaitu penyebaran daftar pernyataan kepada guru untuk mengukur

tingkat kewibawaan kepala sekolah dan disiplin guru. Pernyataan tersebut diisi

secara tertutup, artinya guru mengisi 70 daftar pernyataan dengan rentang nilai

yang telah disediakan yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.

Pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yaitu pernyataan

positif dan pernyataan negatif.

1Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktik. (Jakarta: PT Asdi

Mahasatya. 2006) cet Ke-13, hal 134

Page 64: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

47

2. Dokumen yaitu proses pengumpulan data atau informasi mengenai

kedisiplinan di SMK Triguna Utama. Data ini untuk melengkapi angket yang

berisi tentang gambaran tata tertib yang jalankan sebagai disiplin kerja guru

di sekolah tersebut. Untuk mempermudah penjelasan di atas dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Teknik Pengumpulan Data untuk setiap Variabel

No. Variabel Teknik

Pengumpulan Data Model Skala Rentang Skor

Sumber

Data

1. X Angket Likert 1-4 Guru

2. Y Angket Likert 1-4 Guru

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya.2 Berdasarkan definisi tersebut suatu

instrumen berfungsi untuk menjaring data-data hasil penelitian. Untuk membuat

instrumen penelitian ini terlebih dahulu membuat matriks variabel agar diketahui

indikator-indikator apa saja yang menjadi instrumen yang sesuai dengan variabel

pada penelitian ini. Matriks variabel ini didapat melalui studi penulis mengenai

uraian teori-teori yang telah dikemukakan di bab sebelumnya, sehingga penulis

dapat menentukan dimensi variabel dan indikator-indikator variabel yang

dijadikan sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yang diteliti yaitu, kewibawaan kepala sekolah (X) dan disiplin guru (Y), yang

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel Kewibawaan Kepala Sekolah (X).

a. Definisi Konseptual.

Kewibawaan Kepala Sekolah adalah kemampuan kepala sekolah

dalam memengaruhi guru berdasarkan kelebihan dan keistimewaan

2 Trianto.. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan

Tenaga Kependidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010). Cet, 1., hal 263

Page 65: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

48

yang dimilikinya, sehingga guru menerima, tunduk, dan patuh

terhadap perintahnya tanpa ketidakpaksaan untuk menjalankan tugas

yang diberikan kepadanya.

b. Definisi Operasional.

Secara operasional Kewibawaan Kepala Sekolah (X) adalah skor yang

diperoleh dari angket yang diisi oleh guru memuat dimensi-dimensi,

yaitu: 1) Melakukan pengawasan terhadap kinerja guru. 2) Memberi

alasan dan teguran ketika terdapat penyimpangan. 3) Memiliki daya

memengaruhi kepada orang lain. 4) Bersikap jujur, tegas dan di segani

oleh orang lain. 5) Memiliki pembawaan komunikasi yang baik kepada

orang lain.

c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian.

Berikut ini terdapat bagan matriks variabel kewibawaan kepala

sekolah (X) yaitu:

Tabel. 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Kewibawaan Kepala Sekolah (X)

No Variabel Dimensi Indikator Butir Soal

1.

Kewibawaan

Kepala

Sekolah

1. Melakukan

pengawasan terhadap

kinerja guru.

a. Melakukan tindakan

pengawasan terhadap

kemampuan

merencanakan

pembelajaran.

b. Melakukan tindakan

pengawasan terhadap

kemampuan

melaksanakan

pembelajaran.

c. Melakukan tindakan

pengawasan terhadap

1,2,3,

4,5,

Page 66: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

49

kemampuan

mengevaluasi

pembelajaran.

2. Memberi alasan dan

teguran ketika

terdapat

penyimpangan.

a. Mengekspresikan

sikap teguran yang

tepat ketika terdapat

penyimpangan.

b. Memberikan alasan

yang benar ketika

terdapat kesalahan.

6,7,8,9,14

3. Memiliki daya

memengaruhi

kepada orang lain.

a. Memerintah dan

melarang secara

tepat setiap tindakan

yang dilakukan

seseorang.

b. Menampilkan

integritas yang

dimiliki diri sendiri.

10,11,18,

25,29,

4. Bersikap jujur, tegas

dan di segani oleh

orang lain.

a. Menunjukkan

keselarasan antara

perkataan dan

perbuatan.

b. Menampilkan sikap

tegas terhadap suatu

permasalahan.

c. Menampilkan sikap

patut di segani di

lingkungan sekolah.

13,17,18,

12,19,15,16,

20,21,22,

26,27,

28,30.

5. Memiliki

pembawaan

a. Menggunakan

bahasa dan gaya

31,32,24

Page 67: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

50

komunikasi yang

baik kepada orang

lain.

bicara yang baik dan

sopan.

b. Berperilaku terpuji

dalam pergaulan.

c. Memimpin rapat

dengan baik.

Berdasarkan hasil uji validitas dari 41 butir pernyataan, dinyatakan

valid sebanyak 32 butir dan yang drop sebanyak 8 butir. Sedangkan, dari

perhitungan uji reliabilitas diketahui rhitung sebesar 0.949 lebih besar dari

rtabel yang sebesar 0.514. maka, angket dinyatakan reliabel.

2. Variabel Disiplin Kerja Guru (Y).

a. Definisi Konseptual.

Disiplin Kerja guru adalah ketaatan guru dalam menjalankan peraturan

dengan merasa sadar atas tindakan yang dilakukan serta dapat

mengendalikan diri secara tidak emosional atas peraturan di mana guru

itu berada.

b. Definisi Operasional.

Secara operasional variabel Disiplin Kerja Guru (Y) adalah skor yang

diperoleh dari mengisi angket yang diisi oleh guru memuat dimensi-

dimensi, yaitu : 1) Disiplin dalam menggunakan waktu yang

ditentukan. 2) Disiplin dalam mengelola kelas dengan baik. 3) Disiplin

dalam bersikap bijaksana terhadap siswa. 4) Disiplin dalam memenuhi

beban tugas mengajar. 5) Disiplin dalam sikap dan tingkah laku yang

baik.

Page 68: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

51

c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel (Y).

Berikut ini terdapat bagan matriks variabel disiplin kerja guru (Y)

yaitu:

Tabel. 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Disiplin Kerja Guru (Y)

No Variabel Dimensi Indikator Butir Soal

1.

Disiplin

Kerja

Guru

1. Disiplin dalam

menggunakan

waktu yang

ditentukan.

a. Melaksanakan

pembelajaran

sesuai dengan

waktu yang

ditentukan.

b. Melaksanakan

kegiatan

administratif sesuai

jadwal.

c. Mengisi daftar

hadir sesuai dengan

kedatangan secara

real.

1,2,3,4,

8,9,10,

12,13,

2. Disiplin dalam

mengelola kelas.

a. Mengkondisikan

siswa dengan baik.

b. Menyediakan alat

belajar yang

bervariasi dalam

pembelajaran.

c. Menggunakan

strategi

pembelajaran dalam

pembelajaran.

5,6,7,16,17,

11,18,20,33,

21,14,15,

24,29,37

Page 69: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

52

d. Menyediakan

program penilaian

untuk kemampuan

semua siswa

3. Disiplin dalam

bersikap bijaksana

terhadap siswa.

a. Menunjukkan sikap

menghormati

dalam perbedaan

daya serap siswa.

b. Menunjukkan sikap

menghargai dalam

permasalahan yang

dihadapi siswa.

25,26,27,

28,

4. Disiplin dalam

memenuhi beban

tugas mengajar.

a. Mentuntaskan

beban mata

pelajaran dalam

setiap semester.

b. Mengidentifikasi

hasil beban mata

pelajaran setiap

semester.

30,31,32,

33,38

5. Disiplin dalam

sikap dan tingkah

laku.

a. Mengidentifikasi

pakaian yang

sopan, rapi dan

bersih.

b. Memberikan

contoh teladan

kepada siswa.

c. Mematuhi kode etik

sebagai seorang

guru.

22,23,34,35

19,36,

Page 70: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

53

Berdasarkan hasil uji validitas dari 41 butir pernyataan, dinyatakan valid

sebanyak 25 butir dan yang drop sebanyak 16 butir. Diketahui bahwa angket yang

valid belum mewakili indikator disiplin kerja guru, maka Penulis membuat

kembali untuk dapat disebar sebagai angket penelitian. Sedangkan, dari

perhitungan uji reliabilitas diketahui rhitung sebesar 0.938 lebih besar dari rtabel

sebesar 0.514. maka, angket dinyatakan reliabel.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji validitas instrumen adalah untuk mengetahui kesahihan instrumen,

dalam hal ini penulis menggunakan validitas konstruk yang mana

insrumen tersebut sudah sesuai dengan aspek yang akan diukur. Ini

dimaksudkan mengembangkan indikator-indikator kewibawaan kepala

sekolah dan disiplin guru. Penyusunan instrumen ini dengan menggunakan

kisi-kisi mengenai variabel penelitian yang akan melahirkan beberapa

dimensi dan indikator, sehingga dapat ditentukan butir-butir soal yang

dapat mewakili pengukuran indikator variabel tersebut. Pengujian validitas

menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

xy

2. Reliabilitas instrumen untuk mengetahui tingkat keajegan dari instrumen.

Ini dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha. Langkah-langkah

perhitungan reliabilitas instrumen kedua variabel adalah sebagai berikut:

1. Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh.

2. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus:

∑X2 – (∑X)2

σ2b =

N

N – 1

2222

Y

YnXXn

YXXYnr

Page 71: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

54

3. Menghitung varians total dengan rumus:

∑Y2 – (∑Y)2

σ2t =

N

N – 1

4. Menghitung reliabilitas dengan rumus:

r11 = k 1 σ b 2

k1 σ t 2

dengan keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σ b 2

: jumlah varians butir

σ t 2 : varians total

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari skor tiap instrumen dan wawancara digunakan

sebagai teori yang dijadikan pedoman oleh penulis untuk melakukan penelitian

lapangan. Adapun data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya

diolah dan dianalisa untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti, sehingga

dapat diperoleh kesimpulan dalam menganalisa hasil penelitian berupa “Korelasi

antara Kewibawaan Kepala Sekolah dengan Disiplin Guru”, digunakan analisa

kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka,

dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasi, mentabulasikan, dan selanjutnya

dilakukan perhitungan dengan menggunakan data statistik. Dalam pengelolaan

data peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Editing, yaitu kegiatan yang dilaksanakan setelah penulis selesai

menghimpun data di lapangan. Penulis memeriksa kelengkapan dan

pengisian angket atau kuesioner yang berhasil dikumpulkan.

Page 72: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

55

2. Coding, yaitu data yang telah diedit diberi identitas sehingga memiliki arti

tertentu pada saat dianalisis.

3. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai

berikut: dalam skala ini terdapat empat kategori jawaban, yaitu Selalu

(SL), Sering (SR), Kadang-Kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP). Item-

item diberi skor berdasarkan jawaban yang dipilih dan jenis pernyataan

positif dan negatif untuk pernyataan positif penulis memberikan skor nilai

4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban kadang-

kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Adapun untuk pernyataan

negatif penskoran bergerak sebaliknya. (berlaku untuk variabel X dan

Y).

4. Tabulating, yaitu memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur

angka-angka serta menghitungnya. Penulis menggunakan tabel data untuk

mendeskripsikan data sehingga memudahkan penulis dalam memahami

struktur dari sebuah data.

H. Teknik Analisa Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data dengan Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel

berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalat

taksiran dilakukan dengan uji Lilliefors. Hipotesis statistik dalam uji

normalitas adalah:

Ho : populasi galat taksiran berdistribusi normal

Ha : populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal

Dengan uji Lillifors, untuk menerima atau menolak hipotesis nol,

dibandingkan dengan Lo atau L hitung dengan nilai kritis L tabel untuk taraf nyata

yang dipilih, kriterianya adalah:

Ho diterima jika L hitung ≤ Ltabel

Ha diterima jika Lhitung ˃ L tabel

Page 73: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

56

2. Pengujian Hipotesis

Kemudian untuk mengetahui bagaimana korelasi kewibawaan kepala

sekolah (variabel X) dengan disiplin guru (variabel Y), peneliti menggunakan

rumus product moment dari Carl Pearson sebagai teknik pengujian hipotesis.

Cara operasional data dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

a. Mencari angka korelasi dengan rumus:

xy

Keterangan:

xyr = Angka indeks korelasi “r” product moment

XY = Mean dari hasil pemakaian antara skor variabel X skor variabel

Y

N = number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

X2 = Jumlah seluruh skor X

Y2

= Jumlah seluruh skor

b. Memberikan interpretasi terhadap (xy

r ) yaitu:

1) Memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil

perhitungan dengan indeks korelasi “r” product moment seperti di

bawah ini:

Tabel. 3.5

Indeks Korelasi Product Moment

Besarnya “r” Product

Moment (r )

Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y

memang terdapat korelasi, akan tetapi

korelasi itu sangat lemah atau sangat

rendah sehingga korelasi itu diabaikan

(dianggap tidak ada korelasi antara

variabel X dan variabel Y).

2222

Y

YnXXn

YXXYnr

Page 74: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

57

0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang lemah atau

rendah.

0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang sedang.

0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang tinggi.

0,90-100 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang sangat tinggi.

2) Interpretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan

berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment. Apabila cara ini

akan ditempuh maka prosedur yang akan dilalui adalah sebagai

berikut:

a) Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nol (Ho).

b) Menguji kebenaran dan hipotesa yang telah dirumuskan dengan

jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r”

yang tercantum dalam tabel (r) pada taraf signifikansi 5 % namun

terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau Degrees or

Freedomnya (df).

Rumusnya : df = N-nr

Keterangan:

DF : Degree of Freedom (derajat bebas)

N : Jumlah subjek penelitian (sampel)

Nr : Jumlah variabel

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 36, maka df

nya adalah (36 – 2 = 34), jika r hitung > dari r tabel maka korelasi dianggap

signifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima, namun jika hasil r hitung < dari r

tabel maka korelasi tidak signifikan atau Ho diterima Ha ditolak.

Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana maupun

dengan menggunakan nilai rtabel. Langkah selanjutnya yakni mencari

Page 75: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

58

beberapa kontribusi yang diberikan variabel X dan variabel Y, dalam hal

ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 X 100%

Keterangan :

KD : Kontribusi variabel X terhadap variabel Y.

r2 : Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y.

Page 76: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Triguna Utama

1. Profil SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang

Lokasi SMK Triguna Utama berada di jalan Ir. H. Djuanda Ciputat

Tangerang dengan bantuan masyarakat dan swadaya murni, SMK Triguna

Utama dibangun di atas lahan seluas 2800 m2 dengan luas bangunan sebesar

1291 m2.

SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang adalah sekolah menengah

kejuruan yang memakai KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran), ini

dikarenakan pemerintah telah menetapkan KTSP di Indonesia, jadi SMK

Triguna Utama Ciputat Tangerang memakai kurikulum tersebut. Disesuaikan

dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat ini. Ada

lima jurusan yang dibuka, yaitu jurusan Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik,

Teknik Mekanik Otomotif, Teknik Mekanik Industri, Administrasi

Perkantoran dan Akuntansi.

SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang merupakan sekolah kejuruan

yang mempunyai sistem pendidikan yang berbeda dengan sekolah-sekolah

lain yang ada disekitarnya, hal ini dikarenakan SMK Triguna Utama Ciputat

Page 77: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

60

Tangerang adalah sekolah kejuruan dalam bidang teknologi dan industri. Yang

mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil

dalam bidang teknologi dan industri yang pada saat itu sangat dibutuhkan oleh

dunia usaha dan usaha industri.

Karena SMK Triguna Utama itu mempunyai arti tiga manfaat, yaitu:

manfaat pertama untuk diri sendiri, yang kedua manfaat untuk Agama, dan

yang ketiga manfaat untuk bangsa. Adapun prestasi yang telah diraih sekolah

Triguna Utama Ciputat Tangerang adalah:1

a) Juara 1 lomba pidato bahasa Inggris

b) Juara 1 basket, volly tingkat provinsi

c) Juara 1 futsal SEJABODETABEK

d) Juara 3 sepak bola sejak-sel dan tangerang

e) Juara 3 debat bahasa Inggris

f) Masuk 9 besar tingkat provinsi LKC tingkat provinsi

g) Juara 1 LKS tingkat Kabupaten

h) Juara 1 LKS tingkat provinsi

i) Juara 1 putra/i lomba PBB HUT RI tingkat kabupaten

2. Visi, Misi dan Strategi SMK Triguna Utama

1) VISI SMK Triguna Utama :

“Menghasilkan tenaga menengah yang terampil, unggul dan berakhlak

mulia dalam era globalisasi yang penuh kompetitif.”

2) Misi SMK Triguna Utama :

a) Mendidik dan melatih siswa menjadi tenaga terampil yang siap

bersaing

b) Memiliki kemampuan yang unggul dalam persaingan pasar.

c) Menjadikan sekolah sebagai kebanggan masyarakat.

d) Menjadikan lingkungan sekolahcermin dunia usaha dan industri.

1 Wawancara kepada kepala SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang pada tanggal 24

Oktober 2012

Page 78: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

61

e) Berbudi luhur, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha

Esa.

3) Strategi SMK Triguna Utama :

Untuk merealisasikan Visi dan Misi diatas, SMK Triguna Utama

menerapkan strategi sebagai berikut :

a) Menciptakan situasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME

b) Pemantapan Komitmen dan Budaya Manajemen By Fact

c) Penerapan organisasi pembelajaran

d) Kontrol Proses (Audit Mutu)

e) Pengembangan dan Peningkatan SDM dan Sumber Daya

Pendidikan

f) Sederhana dalam Proses.

3. Keadaan guru SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang

Guru merupakan faktor penting dalam suatu lembaga pendidikan karena

figur guru baik dalam bidang ruang geraknya maupun aktivitasnya selalu

diperhatikan oleh peserta didik. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu

faktor yang dapat menunjang keberhasilan program pendidikan.

Jumlah guru di sekolah SMK Triguna Utama terdapat 36 orang.

Terdapat beberapa guru yang berhasil meneruskan jenjang pendidikannya

sampai kepada jenjang yang lebih tinggi lagi. Data ini diperlukan unutk

mengetahui keadaan guru dari segi latar belakang pendidikan sampai dengan

bidang keahlian mengajar mata pelajaran. Berikut data-data guru yang

mengenai guru-guru SMK Triguna Utama.

Page 79: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

62

Tabel 4.1

Keadaan guru SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang

No. N A M A Tugas / Jabatan

Ijazah dan Tahun

Keahlian/ Mengajar

Mata Pelajaran

1 2 15 7

1 Winarno,S.Pd. Kepala Sekolah S1 Pendidikan Teknik Otomotif IKIP Padang Tahun 1994

Kelistrik./Chasis, Power Train 2

2 Syamsu Rizal, S.Pd, MM.

Wakasek Bidang Kurikulum

S1 Teknik Elektro IKIP Padang Tahun 1993

PDTLE 1 , RPD, PLC, Perlis,

3 Choirudin,S.Pd. Wakasek Bidang Kesiswaan

S1 Pendidikan Ekonomi (PDU / Administrasi Perkantoran) STKIP Jakarta Tahun 1999

Kewirausahaan

4 Ir. Ferial Gunawan

Wakil Kepala Program Mesin dan Otomotif

S1 Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta Tahun 1995

PPMI, Permesinan

5 Drs. Mardias Wakasek bidang pengendali mutu

S1 Pendidikan Teknik Mesin IKIP Padang Tahun 1992

Injeksi Diesel, Engine

6 Nirachmat,S.Pd Guru S1 Pendidikan Teknik Mesin IKIP Yogyakarta Tahun 1994

Pneumatik & Hidrolik, PDTM

7 Drs. Bambang Tri Agus Guru S1. Teknik Elektro IKIP Padang Tahun

1991 Instalasi Listrik Industri

8 Ahyadi, S.Pd. Guru UNJ Rawamangun, Teknik Mesin Pendingin, Power Train

9 Budi Utomo,S.Ag.M.Pd.

Guru S1 PAI Universitas Setyagama Jakarta Tahun 2000 Fisika

10 Drajad Sapto Wahono Guru D3 Pendidikan Jasmani IKIP Jakarta

Tahun 1990 Penjaskes

11 Duma Morita N,S.Pd. Guru

S1 Pend. Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2003

Bahasa Inggris

12 Dede Sumarna,SPd. Guru S1 Teknik Mesin Universitas Trisakti

Tahun 2000 Komputer

13 Drs. Dwi Rohmei Gunawan

Guru S1 IKIP Yogyakarta Pendidikan Matematika Tahun 1981 Matematika,

14 Devitri Andri,S.Pd. Guru S1 Bahasa Inggris UIN Syahid Jakarta

Tahun 2004 Bahasa Inggris (Lab)

15 Elibahtra Sitepu,BA.

Guru - Pembina Osis

D3 Pendidikan Kimia IKIP Medan Tahun 1990 Kimia

16 Ir. Eriyon Levino,MM. Guru

S1 Informatika Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Tahun 1988

Matematika

17 Holid,S.Pd. Guru S1 Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya Tahun 2001

Kelistrikan Body / Kel. Otomotif

Page 80: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

63

18 Hamdan,A.Md. Guru D3 Politeknik TEDC Bandung Tahun 2005

Pendingin, Power Train 1, Kemudi Suspensi

19 Drs. Hartono SW. Guru S1 Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan IKIP Jakarta Taun 1988 Gambar Teknik Mesin

20 Haryono,B.Sc. Guru D3 Las & Fabrikasi Logam Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Tahun 1985

Fabrikasi Logam

21 Ismanto,S.Pd. Guru S1 Teknik Elektro Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa Yogyakarta Tahun 1998

PDTLE 2, Panel, PKK, Tekpen

22 Kardiman MDJ,S.Pd. Guru S1 Pendidikan Sejarah STKIP PGRI

Jakarta Tahun 1989

Pend. Kewarganegaraan (PKN)

23 Koko Supardi,S.Pd. Guru

S1 Pendidikan Bahasa & Seni Universitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA Tahun 2000

Bahasa Indonesia

24 Mahfudzi,S.Ag. Guru S1 Pendidikan Agama Islam Institut PTIQ Jakarta Tahun 2002

Pendidikan Agama Islam

25 Pardjono Guru PGSMTP Olahraga & Kesehatan Negeri 1 Jakarta Tahun 1986 Penjaskes

26 Drs. Robani AR. Guru

S1 Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 1992

Pend. Agama Islam, Al Qur'an

27 Siti Rubiyatin,BA. Guru D3 Bahasa & Sastra Indonesia IKIP

Bandung Tahun 1979 Bahasa Indonesia

28 Drs. Sofyan Azwary,MA. Guru S1 Pendidikan MIFA STKIP PGRI

Jakarta Tahun 2000 Matematika

29 Sumiati,S.Pd. Guru S1 Pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah. Prof. DR.HAMKA Tahun 2003

Pend. Kewarganegaraan (PKN)

30 Sumiyati S.Pd,Si. Guru S1 Pendidikan Saint MIPA Universitas

Negeri Yogyakarta Tahun 2005 Kimia

31 Syamsu,S.Pd. Kepala Program Listrik

S1 Pendidikan Teknik Elektro IKIP Ujung Pandang Tahun 1993

ILB, PDTR. Inst. Listrik

32 Desminanto, S.Pd. Guru S1 IKIP Jogjakarta , Pendidikan

Teknik Otomotif Engine

33 Wilson Simanjuntak,B.Sc.

Guru D3 Teknik Mesin Univ. Proklamasi Yogyakarta Tahun 1977

Maintenance, PDTM

34 Abdul Latif, S.Pd. Guru S1 FMIPA Matematika Terpadu, Univ.

As-Syafi’ah Jakarta Matematika

35 Didit Sutanto, S.Si Guru S1 FMIPA Matematika Fisika

36 Sajiko, S.Pd Guru

S1 Bhs.

Indonesia

Page 81: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

64

4. Tata Tertib Guru Di SMK Triguna Utama

Tata tertib merupakan sederetan peraturan-peraturan yang harus ditaati

dalam situasi atau dalam suatu tata kehidupan tertentu. Tata tertib sekolah

disusun dalam proses penegakan disiplin guru di sekolah, dengan harapan

dapat tercapainya proses belajar mengajar yang baik sehingga keadaan

pembelajaran di sekolah dapat dikondisikan.

Tata tertib yang sudah disusun oleh pihak sekolah terdiri dari kewajiban-

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh guru SMK Triguna Utama yang

meliputi dalam disiplin beribadah, guru wajib melaksanakan ajaran agama,

terutama di sekolah seperti Shalat zhuhur berjamaah, Shalat Dhuha, Tadarus

sebelum jam pelajaran di mulai, dan gerakan Amal Jum’at.

Tata tertib di SMK Triguna meliputi empat bagian yaitu tata tertib

kehadiran guru, tata tertib berpakaian, tata tertib dalam bertata karma, dan tata

tertib kegiatan belajar mengajar. Adapun tata tertib guru dalam kehadiran

adalah :

a. Guru hadir di sekolah pada setiap hari kerja paling lambat 10 (sepuluh)

menit sebelum jam belajar dimulai.

b. Guru wajib mengisi daftar hadir/presensi pada setiap hari kerja.

c. Guru wajib mengikuti upacara bendera pada setiap hari senin dan hari-

hari besar lainnya.

d. Guru yang berhalangan hadir karena alasan penting harus mengirim

surat kepada kepala sekolah.

e. Guru yang berhalangan hadir karena sakit lebih dari tiga hari kerja

harus mengirim surat yang dilengkapi dengan surat keterangan dokter.

Dalam tata tertib berpakaian juga diatur, setiap hari kerja guru harus

mengenakan pakaian harian yang disertai label nama. Adapun ketentuan

mengenai pakaian diatur sesuai dengan ketetapan yang ada, yaitu:

Page 82: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

65

No. Hari Baju

1.

2.

3.

4.

5.

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jum’at

Hijau muda

coklat

Bebas

Batik

Laki2: Koko Putih

perempuan: Baju muslimah

Jilbab putih (kerudung)

Tata tertib bertata karma juga berada dalam ketentuan sekolah, di

dalamnya memuat cara bersikap dan bergaul yang baik dalam sehari-hari.

Kesopanan dalam uacapan termasuk tata karma. Berikut tata tertib tata karma

guru di SMK Triguna Utama:

a. Guru harus dapat membudayakan ucapan salam apabila bertemu

sesama guru atau siapa saja yang patut dihormati.

b. Dalam pergaulan sehari-hari setiap guru hendaklah bertata krama yang

baik dengan mengucapkan kalimat thoyibah sebagai ciri umat

beragama.

c. Guru harus bisa menjadi teladan yang baik terutama bagi peserta didik

sebagai anak didiknya.

d. Guru wajib mematuhi kebijakan-kebijakan sekolah yang telah

disepakati dan diketahui bersama: hadir sepuluh menit sebelum KBM

berlangsung, tidak meninggalkan kelas sebelum menyerahkan tugas,

dan lain-lain.

e. Guru wajib/berhak menegur peserta didik yang terlambat, berpakaian

seronoh, memakai aksesoris yang berlebihan dan berambut panjang

(bagi siswa putra)

Adapun tata tertib dalam kegiatan belajar mengajar diatur pula, diharapakn

dengan adanya tata tertib ini akan mengatur ketertiban pembelajaran di

sekolah, untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh guru

dan peserta didik, berikut tata tertib kegiatan belajar mengajar SMK Triguna

adalah :

Page 83: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

66

a. Menyusun dan melaksanakan program pengajaran secara efektif

sesuai dengan RP dan RPP yang dibuat.

b. Guru harus berada di kelas tepat pada waktunya.

c. Guru yang mengajar pada jam pertama. Waktu bel persiapan

hendaknya sudah berjalan menuju kelas masing-masing.

d. KBM di usahakan tepat pada waktunya baik pada waktu masuk

maupun keluar.

e. Sebelum dan sesudah KBM berlangsung guru menerima ucapan salam

dan diakhiri dengan doa bersama.

f. Setiap melaksanakan KBM harus membawa administrasi guru ke

dalam kelas.

g. Setiap melaksanakan KBM harus tepat pada waktunya.

h. Mengusahakan agar siswa dapat mengembangkan keterampilan.

i. Membina peserta didik untuk bertindak sopan.

j. Tidak dibenarkan menerima tamu di dalam kelas

k. Guru yang berhalangan hadir karena alasan penting atau sakit lebih

dari 3 hari kerja harus mengirim surat/keterangan dokter.

B. Deskripsi Data

Penelitian yang dilakukan di SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang,

bertujuan untuk melihat secara umum mengenai korelasi kewibawaan kepala

sekolah dengan disiplin kerja guru.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui

angket, angket yang disebarkan berjumlah 70 butir soal yang valid dan disebarkan

kepada seluruh guru SMK Triguna Utama yang berjumlah 36. Angket terdiri dari

32 butir soal untuk variabel X (kewibawaan kepala sekolah) dan 38 butir soal

untuk variabel Y (disiplin kerja guru). Untuk deskripsi data setiap variabel dapat

dilihat pada uraian sebagai berikut:

1. Data Kewibawaan Kepala Sekolah (Variabel X)

Kewibawaan kepala sekolah merupakan variabel independen atau

dikenal dengan variabel X. Data kewibawaan kepala sekolah yang

Page 84: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

67

diperoleh dari pengisian angket oleh responden sebanyak 36 guru dapat

diungkap dalam tabel berikut:

Tabel 4.5

Hasil Skoring Angket Kewibawaan Kepala Sekolah

No

Responden

Jumlah Skoring Angket

Kewibawaan Kepala Sekolah

1 61

2 109

3 92

4 84

5 103

6 73

7 92

8 103

9 98

10 92

11 94

12 86

13 94

14 98

15 83

16 83

17 114

18 100

19 110

20 89

21 116

22 89

Page 85: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

68

23 93

24 98

25 106

26 72

27 89

28 72

29 65

30 96

31 70

32 73

33 68

34 88

35 86

36 116

3249

Berdasarkan data dengan indikator kewibawaan kepala sekolah yang

diteliti dengan kuesioner yang terdiri dari 32 item pernyataan mengenai

kewibawaan kepala sekolah diperoleh skor tertinggi 116 dan terendah 61,

dengan rata-rata 90.41 dan simpangan baku (standar deviasi) 14.58 dari

jumlah responden sebanyak 36 orang.

Distribusi frekuensi data kewibawaan kepala sekolah dapat dilihat pada

Tabel Distribusi kewibawaan kepala sekolah, di mana rentang skor adalah

55 dengan banyak kelas interval 7 dan panjang kelas adalah 8. Nilai

interval kelas dari 61-116, dengan frekuensi absolut 36 dan relatif 100%.

Page 86: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

69

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi

Hasil Angket Kewibawaan Kepala Sekolah

No Interval Kelas Fi Frekuensi

relatif

Batas

Bawah

Batas

Atas

1 61 – 68 3 8,3 % 60.5 68.5

2 69 – 76 5 14 % 68.5 76.5

3 77 – 86 5 13,8 % 76.5 86.5

4 87 – 94 10 28 % 86.5 94.5

5 95 – 102 5 13,8 % 94.5 102.5

6 103 – 110 5 13,8 % 102.5 110.5

7 111 – 118 3 8,3 % 110.5 118.5

Jumlah 36 100 %

Untuk mempermudah penafsiran data kewibawaan kepala sekolah

dapat dilihat pada tabel histogram sebagai berikut:

60.5 68.5 76.5 86.5 94.5 102.5 110.5

0

2

4

6

8

10

12

Page 87: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

70

Berdasarkan tabel grafik histogram, frekuensi kelas tertinggi variabel

kewibawaan kepala sekolah yaitu terletak pada interval kelas ke-4 dengan

rentang nilai 86.5 – 94.5 dan frekuensi relatif kelas terendah yaitu terletak

pada interval ke-1 dengan rentang nilai 60.5 – 68.5.

Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari kewibawaan kepala

sekolah dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a. Mencari rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara rata-

rata skor kewibawaan kepala sekolah dikurangi simpangan baku

sampai dengan rata-rata ditambah simpangan baku.

90.41 – 14.58 = 75.83

90.41 + 14.58 = 104.99

Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainya 75.83 – 104.99

b. Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada

pada 116 sampai dengan batas atas 118.5.

c. Menentukan rentang nilai untuk kategori rendah yaitu dengan

menentukan skor yang berada dibawah 75.83 sampai skor terendah

yang diperoleh. Dengan demikian skor untuk kategori rendah berada

antara 61 – 75.83.

Lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 4.7

Interpretasi Kategori Kewibawaan Kepala Sekolah

No Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 61 – 75.83 8 22.22% Rendah

2 75.83 – 104.99 20 55.55% Sedang

3 104.99 – 116 8 22.22% Tinggi

Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

kewibawaan kepala sekolah (90,41) termasuk kategori sedang. Ini

menunjukkan bahwa tingkat kewibawaan kepala sekolah di SMK Triguna

Utama sudah mencapai tingkat kewibawaan kepala sekolah yang baik.

Kepala sekolah sebaiknya mempertahankan hal tersebut, lebih bagus lagi

Page 88: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

71

ditingkatkan kompetensinya, agar mampu mengayomi bawahannya untuk

mencapai tujuan sekolah secara maksimal. Karena, kepala sekolah sangat

memiliki peranan penting dalam proses pencapaian keberhasilan sekolah,

maka dari itu harus diberikan kontribusi-kontribusi lebih yang terkait

dengan pembentukan kewibawaan kepala sekolah.

2. Data Disiplin Kerja Guru (Variabel Y)

Disiplin Kerja Guru merupakan variabel dependent atau dikenal

dengan variabel Y. Variabel Y diperoleh dari angket yang terdiri dari 38

butir pernyataan yang diberikan kepada 36 responden. Data selengkapnya

terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Skor Angket Disiplin Kerja Guru (Variabel Y)

Nomor

Responden

Jumlah Skor

Angket Disiplin Guru

1 124

2 124

3 106

4 114

5 129

6 110

7 113

8 116

9 108

10 107

11 109

12 128

13 122

14 134

15 155

Page 89: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

72

16 127

17 127

18 117

19 128

20 116

21 123

22 118

23 120

24 119

25 119

26 132

27 110

28 85

29 100

30 111

31 109

32 99

33 103

34 96

35 99

36 113

4170

Berdasarkan dari hasil olah data penelitian diperoleh skor tertinggi

155 dan terendah 85, dengan rata-rata 115.8, standar deviasi sebesar 12.95

dan jumlah responden sebanyak 36 orang.

Distribusi frekuensi data disiplin kerja guru dapat dilihat pada Tabel

Distribusi Disiplin Kerja Guru, dimana rentang skor adalah 70 dengan

banyak kelas interval 7 dan panjang kelas adalah 10. Nilai interval kelas

dari 85-115, dengan frekuensi absolut 36 dan relatif 100%.

Page 90: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

73

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi

Hasil Angket Disiplin Kerja Guru

No Interval

Kelas F

Frekuensi

Relatif

Batas

bawah

Batas

atas

1 85 94 1 3% 84.5 94.5

2 95 – 104 5 14% 94.5 104.5

3 105 – 114 10 28% 104.5 114.5

4 115 – 124 12 33% 114.5 124.5

5 125 – 134 7 19.4% 124.5 134.5

6 135 144 0 0% 134.5 144.5

7 145 154 0 0% 144.5 154.5

8 155 164 1 2.7% 154.5 164.5

Jumlah 36 100%

Untuk mempermudah penafsiran data dapat dilihat dalam grafik

histrogram, yaitu sebagai berikut:

84.5 94.5 104.5 114.5 124.5 134.5 164.5

0

2

4

6

8

10

12

14

Page 91: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

74

Berdasarkan tabel grafik histogram, frekuensi kelas tertinggi variabel

disiplin guru yaitu terletak pada interval kelas ke-4 dengan rentang nilai

114.5 – 124.5 dan frekuensi relatif kelas terendah yaitu terletak pada

interval ke-1 dengan rentang nilai 84.5 – 94.5.

Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari disiplin kerja guru

dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a. Mencari rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara

rata-rata skor disiplin kerja guru dikurangi simpangan baku sampai

dengan rata-rata ditambah simpangan baku.

115.8 – 12.95 = 102.95

115.8 + 12.95 = 128.75

Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainya 102.95 – 128.75

b. Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada

pada 155 sampai dengan batas atas 164.5.

c. Menentukan rentang nilai untuk kategori rendah yaitu dengan

menentukan skor yang berada dibawah 102.95 sampai skor terendah

yang diperoleh. Dengan demikian skor untuk kategori rendah berada

antara 85 – 102.95.

Lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 4.10

Interpretasi Kategori Disiplin Kerja Guru

No Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 85 – 102.95 6 16.66% Rendah

2 102.95 – 128.75 29 80.55% Sedang

3 128.75 – 155 1 2.77% Tinggi

Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

disiplin kerja guru (115.8) termasuk kategori sedang. Ini menunjukkan

bahwa tingkat disiplin guru di SMK Triguna Utama sudah mencapai

tingkat disiplin kerja guru yang baik, dengan mempertahankan

kedisiplinannya serta berkonsisten terhadap peraturan sekolah. Sehingga,

Page 92: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

75

diharapkan dapat meningkatkan lagi agar lebih mampu menciptakan

suasana sekolah menjadi lebih tertib dan menjadi teladan bagi peserta

didik.

C. Uji Prasyarat Analisis Data

Untuk memenuhi perhitungan korelasi product moment, harus dilakukan

perhitungan uji prasyarat analisis data yaitu dengan menggunakan teknik uji

Lillifors pada masing-masing variabel.

Pehitungan pada n : 36 dengan taraf signifikan 5% pada variabel X diketahui

Lhitung terbesar adalah 0.1052 dengan sebesar 90.41 dan simpangan baku (S)

sebesar 14.58 serta untuk variabel Y diketahui Lhitung terbesar adalah 0.085 dengan

sebesar 115.8 dan simpangan baku (S) sebesar 12.95, sedangkan kriteria

perhitugan adalah (Lhitung ≤ Ltabel) yang diketahui Ltabel yang diujikan sebesar

0.148. Berdasarkan hasil hitung pada variabel tersebut menunjukkan bahwa Lhitung

lebih kecil dari Ltabel, sehingga dapat disimpulkan data kedua variabel tersebut

merupakan data dari populasi berdistribusi normal. Dengan demikian, syarat data

dari populasi berdistribusi normal ialah dapat dilakukan perhitungan korelasi

product moment.

D. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis data, langkah selanjutnya adalah

pengujian hipotesis. Data yang diperoleh dari skor angket pada variabel X dan

variabel Y, maka selanjutnya dicari angka korelasi kedua variabel tersebut dengan

menggunakan rumus product moment, untuk memperjelas skor yang telah

diperoleh melalui angket akan ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Page 93: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

76

Tabel 4.11

Hasil skoring angket variabel X dan variabel Y

No X Y X2

Y2

X.Y

1 61 124 3721 15376 7564

2 109 124 11881 15376 13516

3 92 106 8464 11236 9752

4 84 114 7056 12996 9576

5 103 129 10609 16641 13287

6 73 110 5329 12100 8030

7 92 113 8464 12769 10396

8 103 116 10609 13456 11948

9 98 108 9604 11664 10584

10 92 107 8464 11449 9844

11 94 109 8836 11881 10246

12 86 128 7396 16384 11008

13 94 122 8836 14884 11468

14 98 134 9604 17956 13132

15 83 155 6889 24025 12865

16 83 127 6889 16129 10541

17 114 127 12996 16120 14478

18 100 117 10000 13689 11700

19 110 128 12100 16384 14080

20 89 116 7921 13456 10324

21 116 123 13456 15129 14268

22 89 118 7921 13924 10502

23 93 120 8649 14400 11160

24 98 119 9604 14161 11662

25 106 119 11236 14161 12614

26 72 132 5184 17424 9504

Page 94: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

77

27 89 110 7921 12100 9790

28 72 85 5184 7225 6120

29 65 100 4225 10000 6500

30 96 111 9216 12321 10656

31 70 109 4900 11881 7630

32 73 99 5329 9801 7227

33 68 103 4624 10609 7004

34 88 96 7744 9216 8448

35 86 99 7396 9801 8514

36 116 113 13456 12769 13108

3249 4170 292907 488902 379046

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa n = 36, X = 3249, Y = 4170, X2

= 292907, Y2 = 488902 dan X.Y = 379046. Setelah itu, dilakukan operasi

hitung melalui rumus product moment berikut ini.

( ) ( )

√( ( ) ) ( ( ) )

( ) ( ) ( )

√( ( ) ( ) ) ( ( ) ( ) )

√( ) ( )

√( ) ( )

Page 95: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

78

Di ketahui bahwa indeks korelasi product moment sebesar 0.424 pada

signifikansi 5% sebesar 0.329. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam

tabel interpretasi koefisen korelasi untuk mengetahui tingkat kategori korelasi

variabel X dan variabel Y pada tabel berikut ini.

Tabel. 4.12

Indeks Korelasi Product Moment

Besarnya “r” Product

Moment (r )

Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y

memang terdapat korelasi, akan

tetapi korelasi itu sangat lemah atau

sangat rendah sehingga korelasi itu

diabaikan (dianggap tidak ada

korelasi antara variabel X dan

variabel Y).

0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang lemah atau

rendah.

0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang sedang atau

cukup.

0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang kuat atau

tinggi.

0,90-100 Antara variabel X dan variabel Y

Page 96: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

79

terdapat korelasi yang sangat tinggi.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 0.329 termasuk dalam interval

koefisien 0.20 -0.40. Artinya bahwa korelasi kewibawaan kepala sekolah dan

disiplin kerja guru dalam kategori rendah.

Setelah dilakukan interpretasi dengan sederhana, kemudian dilakukan

interpretasi r hitung yang dikonsultasikan melalui r tabel. Namun, sebelum itu

dihitung terlebih dahulu derajat bebasnya (degree of freedom).

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 36, maka df nya adalah

(36 – 2 = 34) jika pada taraf signifikan 5% berarti df sebesar 0.339 sedangkan

pada taraf 1% df sebesar 0.436, kriteria pengajuan adalah jika r hitung > dari r tabel

maka korelasi dianggap signifikan atau H0 ditolak dan Ha diterima, namun jika

hasil r hitung < dari r tabel maka korelasi tidak signifikan atau H0 diterima Ha ditolak.

Ternyata nilai r hitung sebesar 0.6069 yaitu lebih besar dari r tabel, sehingga

dapat disimpulkan korelasi dianggap signifikan atau H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya, jika Ha diterima maka terdapat hubungan positif antara kewibawaan

kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.

Setelah memberikan interpretasi secara kasar dan sederhana. Langkah

selanjutnya yakni mencari beberapa kontribusi yang diberikan variabel X dan

variabel Y, dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

= 0.606959632 x 100%

= 36.83 %

Dari penghitungan koefisien di atas sebesar 36.83%. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel X (Kewibawaan Kepala sekolah) mempengaruhi dan memberi

kontribusi variabel Y (Disiplin Kerja Guru) sebesar 36.83%. Adapun sisanya

sebesar 63,17% adalah dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

(Disiplin Kerja Guru). Dengan demikian, kesimpulan yang dapat ditarik adalah

tinggi rendahnya disiplin guru yang diterapkan dipengaruhi oleh sikap

kewibawaan kepala sekolah dalam kepemimpinannya di sekolah. Sehingga

Page 97: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

80

semakin tinggi kewibawaan yang dimiliki kepala sekolah semakin tinggi pula

disiplin guru bahkan sebaliknya.

E. Pembahasan

Telah diketahui di atas bahwa penghitungan korelasi product moment antara

variabel X (kewibawaan kepala sekolah) dan variabel Y (disiplin kerja guru) di

SMK Triguna Utama adalah diterimanya hipotesis alternatif (Ha). Dengan

demikian, terdapat korelasi yang signifikan antara kewibawaan kepala sekolah

dengan disiplin kerja guru SMK Triguna Utama. Berdasarkan penghitungan

kofisien korelasi (r) sebesar 0.424 pada signifikansi 5 % sebesar 0.329 ini berarti

rhitung ˃ rtabel yang artinya hubungan antara kewibawaan kepala sekolah dengan

disiplin kerja guru dalam kategori rendah.

Adapun kontribusi yang diberikan oleh variabel kewibawaan kepala sekolah

terhadap disiplin kerja guru adalah 36.83% dan sisanya sebesar 63.17%. hal ini

menunjukkan bahwa kewibawaan kepala sekolah memberi pengaruh terhadap

disiplin kerja guru sebanyak 36.83%. sedangkan sisanya 63.17% adalah hal-hal

lain yang memengaruhi disiplin guru.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kewibawaan kepala

sekolah memiliki peranan penting dalam membangun disiplin kerja guru,

sehingga faktor kewibawaan kepala sekolah disarankan untuk tidak diremehkan.

Mengingat dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa korelasi yang diberikan

termasuk dalam kategori sedang. Artinya, kemampuan seorang kepala sekolah

dalam mempimpin bawahannya diperlukan adanya wibawa. Dengan kewibawaan

menjadi salah satu upaya yang mampu mendisiplinkan guru. Sehingga, tercipta

suasana belajar yang tertib, teratur, dan terkontrol.

Jika kedua faktor ini berjalan dengan baik dan harmonis tidak menutup

kemungkinan para peserta didik pun akan ikut mendukung kedisiplinan sekolah.

Karena, warga sekolah yang berperan penting seperti kepala sekolah dan guru

berdisiplin maka peserta didik akan merasa termotivasi untuk bersikap disiplin.

Page 98: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada yang telah dilakukan, maka kesimpulan

yang dapat diambil adalah :

1. Kewibawaan kepala sekolah termasuk dalam kategori sedang.

2. Disiplin guru di SMK Triguna Utama termasuk dalam kategori sedang.

3. Pengujian hipotesis menyatakan bahwa terdapat korelasi posistif dan

signifikan terhadap kewibawaan kepala sekolah dan disiplin guru SMK

Triguna Utama Ciputat Tangerang. Hasil presentase yang ditunjukkan dari

kontribusi kewibawaan kepala sekolah terhadap disiplin guru sebesar

36.83% dan sisanya sebesar 63.17% merupakan faktor dari luar

kewibawaan kepala sekolah itu sendiri, misalnya fakor kompensasi

rendah, peraturan yang tidak dijalankan, pribadi guru yang tidak baik, dan

lingkungan masyarakat.

Page 99: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

85

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran kepada

pihak yang bersangkutan, yaitu:

1. Kepala sekolah diharapkan terus memotivasi guru untuk bertindak disiplin

dengan pengawasan yang lebih intens, agar tingkat kedisiplinan guru

semakin meningkat.

2. Kepala sekolah diharapkan untuk bertindak tegas dalam menghadapi

permasalahan disiplin guru, karena imbasnya akan ada penurunan suasana

pembelajaran.

3. Hendaknya guru senantiasa selalu mematuhi peraturan sekolah. Sehingga

akan tercipta suasana belajar yang nyaman dan kelak akan meningkatkan

hasil belajar bagi peserta didik SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang.

4. Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang positif, namun perlu

diadakan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi kewibawaan kepala

sekolah dengan disiplin guru atau yang berhubungan dengan variabel lain.

Page 100: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

86

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet

Ke- 2. 2007.

Ali, Nashir. Dasar-dasar Ilmu Mendidik: 100 Soal Pokok Pendidikan. Kalam

Mulia. Cet Ke-IV. 1993.

Artomo. Displin Pribadi Menaati Peraturan dan Larangan Melaksanakan Tugas

dan Kewajiban Tanpa Memikirkan Hukuman ataupun Penghargaan yang

akan diberikan. Jakarta: Perpustakaan Nasional. 2002.

Departemen Agama. Wawasan dan Tugas Guru dan Tenaga

Kependidikan.(Direktrorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam._____).

Departemen Agama. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Direktorat

Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2005.

Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia, Cet Ke-XXVIII. 2006.

Fathoni, Abdurrahmat Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka

Cipta. 2006.

Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta:

PT Bumi Aksara. Cet Ke-1. 2002.

Hasim, Abdul. Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik. Bogor: Penerbit

Ghalia Indonesia. Cet Ke-1. 2010.

Imron, Ali. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Cet

Ke- 1. 1995.

Page 101: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

87

Indrakusuma, Amir Daien. Pengantar Ilmu Pendidikan. 2012.

(www.blogspot.com)

Jackson, Karl D. Kewibawaan Tradisonal Islam dan Pemberontakan. Jakarta: PT

Pustaka Utama Grafiti. 1990.

Karesipena, Ja’cuba. Mitos, Kewibawaan, dan Perilaku Budaya. Jakarta: PT

Pustaka Grafika Kita. 1988.

Kartono, Kartini. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, Bandung: Mandar Maju. .

Koentjaraningrat. Aneka Pemikiran Tentang Kuasa dan Wibawa. Jakarta: Sinar

Harapan. Cet Ke-II. 1986.

Maesaroh, Nani, “Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Di

MAN 2 Kota Bekasi”, Skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta), , tidak dipublikasikan.

Marbun, Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, Cet Ke-II. 2002.

Nasution, S. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cet Ke- II., 1995 .

Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT.

Remaja Rosydakarya. Cet. Ke-19. 2009.

Ronda, Daniel. Kepemimpinan dan Kewibawaan. 2012. (www.blogspot.com)

Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Ed, ke-2. Cet Ke- 15. 2008.

Soetopo, Hendiyat. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Bina

Aksara. Cet Ke-II., hal 19. 1988.

Syafaruddin. Kepemimpinan Pendidikan. Ciputat: Quantum Teaching. Cet Ke-1.

2010

Page 102: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

88

Tim FISIP-UT. Kepemimpinan. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet Ke-1. 2005.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka. cet ke-1.

1988.

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan

Nasional. Cet Ke-4. 2007.

Tim Peyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta: Balai

Pustaka. Cet. Ke-II. 2002.

Tu’u, Tulus. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT

Grasindo. 2004.

Undang-undang R.I Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Surabaya:

Kesindo Utama. 2009.

Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara. Ed. III. Cet Ke-II. 2010.

Wahab, Abdul. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Cet Ke-1. 2011.

Wahjosimidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Cet ke-7. 2010.

Wahjosumijdo. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Cet Ke- .

1986.

Wahyudi. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar.

Bandung: Alfabeta. Cet ke-1. 2009.

Page 103: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

89

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 104: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

90

Lampiran 1

Angket Penelitian Sebelum Uji Validitas

ANGKET PENELITIAN

Kepada Yth

Bapak/Ibu Guru

Di

Tempat

Dalam rangka penyelesaian laporan penelitian ini, penulis sangat

mengaharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk menjawab pernyataan dalam angket ini

secara objektif sesuai kenyataan di lapangan.

Tujuan penyebaran angket ini adalah untuk mendapatkan informasi

tentang kewibawaan kepala sekolah dan disiplin guru di SMK Triguna Utama

Ciputat Tangerang, dengan judul penelitian “ Korelasi antara Kewibawaan

Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMK Triguna Utama Ciputat

Tangerang”. Data yang Bapak/Ibu berikan semata-mata hanya digunakan untuk

penelitian dan tidak ada hubungannya dengan nama baik atau hal-hal yang dapat

merugikan berkenaan dengan tugas Bapak/Ibu.

Atas bantuan dan partisipasinya, Saya ucapkan terima kasih.

Page 105: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

91

A. Identitas Responden

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Masa Kerja :

Mata Pelajaran yang Diajarkan :

B. Petunjuk Pengisian Angket

Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman

Bapak/Ibu mengenai Kewibawaan Kepala Sekolah dan disiplin dengan

ketentuan sebagai berikut:

Alternatif Jawaban

SL : Selalu

SR : Sering

KK : Kadang-kadang

TP : Tidak Pernah

A. Kewibawaan Kepala Sekolah

No. Pernyataan SL SR KK TP

1. Kepala sekolah melakukan pengawasan untuk

mengetahui kegiatan pembelajaran dilaksanakan

sesuai peraturan.

2. Kepala sekolah mengontrol penyesuaian materi

pelajaran setiap guru.

3. Dalam setiap semester, kepala sekolah hanya

mengontrol satu kali penyusunan RPP guru.

4. Kepala sekolah tidak sempat mengawasi laporan

evaluasi guru.

5. Meskipun sibuk, kepala sekolah masih mengontrol

perekapan laporan evaluasi guru.

6. Kepala sekolah mengontrol intensitas pelaksanaan

pembelajaran di kelas.

Page 106: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

92

7. Ketika terdapat kekurangan, kepala sekolah

melakukan pembinaan terhadap guru-guru.

8. Selain tidak melakukan pembinaan, kepala sekolah

tidak juga memberikan penilaian.

9. Kepala sekolah menegur dengan cara yang kasar.

10. Kepala sekolah melakukan tindakan peneguran jika

terjadi penyimpangan.

11. Kepala sekolah bersedia memberi alasan jika

terdapat guru melakukan penyimpangan.

12. Kepala sekolah menegur kesalahan guru dengan

alasan yang tidak tepat.

13. Saya merasa terpaksa diperintah walaupun sesuai

dengan apa yang menjadi tanggung jawab Saya.

14. Kepala sekolah melarang apa yang menjadi

tanggung jawab Saya.

15. Kepala sekolah sangat menonjolkan sikap eksklusif.

16. Kepala sekolah menunjukkan sikap integritas

dengan sederhana.

17. Kepala sekolah bersikap jujur di lingkungan

sekolah.

18. Kepala sekolah menerapkan sikap kejujuran hanya

di sekolah.

19. Kepala sekolah memberi nasehat jika Saya

melanggar.

20. Kepala sekolah menegur dengan kasar dan tegas

ketika terjadi permasalahan.

21. Kepala sekolah mengahadapi permasalahan dengan

tindakan yang tepat.

22. Saya takut kepada kepala sekolah.

23. Kepala sekolah memang pantas disegani.

Page 107: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

93

24. Kepala sekolah bersikap sabar ketika Saya tidak

memperbaiki kesalahan.

25. Ketika kepala sekolah memberi perintah, Saya

langsung mengerjakannya.

26. Saya hanya takut ketika di depan kepala sekolah.

27. Kepala sekolah tidak memberikan Saya kebebasan

untuk mengambil keputusan sendiri.

28. Kepala sekolah memiliki kompetensi dalam

kepemimpinan pendidikan.

29. Saya merasa segan dengan kepala sekolah.

30. Kepala sekolah merupakan sosok teladan setiap saat.

31. Saya memberikan umpan balik kepada kepala

sekolah saat rapat.

32. Kepala sekolah berkontribusi memberi pendapat saat

rapat.

33. Kepala sekolah memimpin rapat dengan kondusif.

34. Kepala sekolah menunjukkan sikap integritas tinggi

di sekolah.

35. Kepala sekolah tidak tegas dalam menghadapi

permasalahan di sekolah.

36. Kepala sekolah menetapkan sanksi-sanksi bagi guru

yang melangar peraturan.

37. Saya menghormati kepala sekolah.

38. Saya merasa terpaksa ketika kepala sekolah

memberi perintah.

39. Kepala sekolah menunjukkan keselarasan antara

perkataan dan perbuatan.

40. Dalam kesehariannya, kepala sekolah berperilaku

terpuji dalam pergaulan.

41. Dalam berbicara kepala sekolah menggunakan gaya

Page 108: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

94

bahasa yang baik dan sopan.

B. Disiplin Kerja Guru

No. Pernyataan SL SR KK TP

1. Saya datang ke sekolah jam 07:46 WIB.

2. Saya memulai pelajaran sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

3. Saya mengakhiri pelajaran tepat waktu bel berbunyi.

4. Saya suka keluar meninggalkan kelas pada saat

proses belajar mengajar berlangsung.

5. Saya melebihi waktu beberapa menit saat bel

istirahat sudah berbunyi.

6. Menurut Saya mengkondisikan siswa itu tidak

penting.

7. Sebelum memulai pelajaran Saya membiarkan siswa

mengobrol dahulu.

8. Selain pembelajaran, Saya juga melaksanakan

kegiatan administratif sesuai jadwal.

9. Menurut Saya, mengumpulkan soal ujian tidak perlu

dijadwalkan.

10. Selain datang tepat waktu, Saya juga mengisi daftar

hadir sesuai dengan kedatangan real.

11. Saya memanipulasi kedatangan real di dalam daftar

hadir.

12. Saya mengikuti upacara bendera setiap hari senin.

13. Saya membuat perencanaan pengajaran pada awal

semester.

Page 109: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

95

14. Saya membuat satpel/Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dalam setiap pertemuan di kelas.

15. Saya merencanakan metode mengajar sesuai dengan

pokok materi.

16. Dalam mengajar Saya tidak pernah menggunakan

strategi pembelajaran.

17. Saya senang menggunakan metode ceramah dalam

setiap pembelajaran.

18. Saya memberikan tugas kepada siswa yang

menuntut kreativitas.

19. Saya menyediakan alat belajar yang sama dalam

proses pembelajaran.

20. Saya memberikan umpan balik kepada siswa dalam

proses pembelajaran.

21. Saya melakukan apersepsi terlebih dahulu sebelum

menyampaikan materi pelajaran.

22. Saya memberikan pretest kepada siswa sebelum

menyampaikan materi pelajaran yang baru.

23. Saya menyediakan program penilaian yang

memungkinkan semua siswa mampu untuk unjuk

kemampuannya sebagai hasil belajar.

24. Saya membedakan program penilaian siswa sesuai

tingkat kemampuan siswa.

25. Saya memberi kesempatan kepada siswa untuk

membaca materi yang akan dijelaskan.

26. Saya bertindak arif dalam mengahadapi perbedaan

daya serap dan tingkat kecerdasan setiap murid.

27. Ketika ada siswa yang tidak cepat menyerap materi

pembelajaran Saya kesal dan memarahinya.

28. Saya senantiasa menciptakan suasana kondusif,

Page 110: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

96

sehingga siswa tidak pernah takut gagal/susah pada

saat belajar.

29. Di dalam kelas, Saya mencoba tidak mengungkit

permasalahan yang dihadapi siswa.

30. Terdapat materi pelajaran yang tidak selesai dalam

setiap semester.

31. Berusaha menuntaskan materi pelajaran dalam

setiap pertemuan.

32. Sebagian besar siswa melaksanakan remedial pada

tiap semester.

33. Setiap hasil evaluasi semester prestasi siswa

meningkat.

34. Saya mengenakan pakaian yang berlebihan.

35. Saya sangat menjaga penampilan dengan mengganti

pakaian setiap hari.

36. Saya mengajarkan siswa apa yang tidak patut

dicontoh.

37. Saya mematuhi kode etik sebagai seorang guru yang

baik.

38. Berpakaian rapih untuk menunjang penampilan

sebagai pendidik yang menjadi teladan.

39. Memiliki stabilitas emosi dalam berinteraksi di

kelas maupun di luar kelas.

40. Saya tidak memperhatikan evaluasi yang bersifat

normatif.

41. Kesuaian pencapaian hasil belajar dengan target

yang diharapkan.

Page 111: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

97

Lampiran 2

Angket Penelitian Setelah Uji Validitas

ANGKET PENELITIAN

Kepada Yth

Bapak/Ibu Guru

Di

Tempat

Dalam rangka penyelesaian laporan penelitian ini, penulis sangat

mengaharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk menjawab pernyataan dalam angket ini

secara objektif sesuai kenyataan di lapangan.

Tujuan penyebaran angket ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang

kewibawaan kepala sekolah dan disiplin guru di SMK Triguna Utama Ciputat

Tangerang, dengan judul penelitian “ Korelasi antara Kewibawaan Kepala

Sekolah Dengan Disiplin Kerja Guru di SMK Triguna Utama Ciputat

Tangerang”. Data yang Bapak/Ibu berikan semata-mata hanya digunakan untuk

penelitian dan tidak ada hubungannya dengan nama baik atau hal-hal yang dapat

merugikan berkenaan dengan tugas Bapak/Ibu.

Atas bantuan dan partisipasinya, Saya ucapkan terima kasih.

Page 112: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

98

C. Identitas Responden

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Masa Kerja :

Mata Pelajaran yang Diajarkan :

D. Petunjuk Pengisian Angket

Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman

Bapak/Ibu mengenai Kewibawaan Kepala Sekolah dan disiplin dengan

ketentuan sebagai berikut:

Alternatif Jawaban

SL : Selalu

SR : Sering

KK : Kadang-kadang

TP : Tidak Pernah

C. Kewibawaan Kepala Sekolah

No. Pernyataan SL SR KK TP

1. Kepala sekolah melakukan pengawasan untuk

mengetahui kegiatan pembelajaran dilaksanakan

sesuai peraturan.

2. Kepala sekolah mengontrol penyesuaian materi

pelajaran setiap guru.

3. Dalam setiap semester, kepala sekolah hanya

mengontrol satu kali penyusunan RPP guru.

4. Kepala sekolah tidak sempat mengawasi laporan

evaluasi guru.

5. Ketika terdapat kekurangan, kepala sekolah

melakukan pembinaan terhadap guru-guru.

6. Kepala sekolah menegur dengan cara yang kasar.

7. Kepala sekolah melakukan tindakan peneguran jika

Page 113: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

99

terjadi penyimpangan.

8. Kepala sekolah bersedia memberi alasan jika

terdapat guru melakukan penyimpangan.

9. Kepala sekolah menegur kesalahan guru dengan

alasan yang tidak tepat.

10. Saya merasa terpaksa diperintah walaupun sesuai

dengan apa yang menjadi tanggung jawab Saya.

11. Kepala sekolah sangat menonjolkan sikap eksklusif.

12. Kepala sekolah bersikap jujur di lingkungan

sekolah.

13. Kepala sekolah menerapkan sikap kejujuran hanya

di sekolah.

14. Kepala sekolah menegur dengan kasar dan tegas

ketika terjadi permasalahan.

15. Kepala sekolah mengahadapi permasalahan dengan

tindakan yang tepat.

16. Saya takut kepada kepala sekolah.

17. Kepala sekolah bersikap sabar ketika Saya tidak

memperbaiki kesalahan.

18. Ketika kepala sekolah memberi perintah, Saya

langsung mengerjakannya.

19. Kepala sekolah tidak memberikan Saya kebebasan

untuk mengambil keputusan sendiri.

20. Kepala sekolah memiliki kompetensi dalam

kepemimpinan pendidikan.

21. Saya merasa segan dengan kepala sekolah.

22. Kepala sekolah merupakan sosok teladan setiap saat.

23. Kepala sekolah berkontribusi memberi pendapat saat

rapat.

24. Kepala sekolah memimpin rapat dengan kondusif.

Page 114: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

100

25. Kepala sekolah menunjukkan sikap integritas tinggi

di sekolah.

26. Kepala sekolah tidak tegas dalam menghadapi

permasalahan di sekolah.

27. Kepala sekolah menetapkan sanksi-sanksi bagi guru

yang melangar peraturan.

28. Saya menghormati kepala sekolah.

29. Saya merasa terpaksa ketika kepala sekolah

memberi perintah.

30. Kepala sekolah menunjukkan keselarasan antara

perkataan dan perbuatan.

31. Dalam kesehariannya, kepala sekolah berperilaku

terpuji dalam pergaulan.

32. Dalam berbicara kepala sekolah menggunakan gaya

bahasa yang baik dan sopan.

D. Disiplin Kerja Guru

No. Pernyataan SL SR KK TP

1. Waktu yang diberikan untuk mata pelajaran Saya

masih kurang.

2. Saya memulai pelajaran sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

3. Saya langsung bergegas masuk ke kelas kettika bel

masuk berbunyi.

4. Saya suka keluar meninggalkan kelas pada saat

proses belajar mengajar berlangsung.

5. Saya masih kesulitan dalam mengatur siswa saat

Page 115: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

101

belajar.

6. Terlalu banyak siswa di kelas sehingga sulit untuk

dikondisikan.

7. Saya membuat soal-soal berdasarkan kemampuan

siswa.

8. Selain pembelajaran, Saya juga melaksanakan

kegiatan administratif sesuai jadwal.

9. Menurut Saya, mengumpulkan soal ujian tidak perlu

dijadwalkan.

10. Selain datang tepat waktu, Saya juga mengisi daftar

hadir sesuai dengan kedatangan real.

11. Guru-guru lebih baik membedakan program

penilaian sesuai tingkat kemampuan siswa.

12. Saya membuat perencanaan pengajaran pada awal

semester.

13. Saya membuat satpel/Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dalam setiap pertemuan di kelas.

14. Saya merencanakan metode mengajar sesuai dengan

pokok materi.

15. Dalam mengajar Saya tidak pernah menggunakan

strategi pembelajaran.

16. Saya senang menggunakan metode ceramah dalam

setiap pembelajaran.

17. Saya memberikan tugas kepada siswa yang

menuntut kreativitas.

18. Saya menyediakan alat belajar yang sama dalam

proses pembelajaran.

19. Saya memakai pakaian yang sama selama 2 hari.

20. Saya melakukan apersepsi terlebih dahulu sebelum

menyampaikan materi pelajaran.

Page 116: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

102

21. Saya memberikan pretest kepada siswa sebelum

menyampaikan materi pelajaran yang baru.

22. Saya kurang mampu menyelaraskan pakaian yang

Saya kenakan.

23. Saya menghindari kotoran-kotoran yang akan

menodai pakaian Saya.

24. Saya memberi kesempatan kepada siswa untuk

membaca materi yang akan dijelaskan.

25. Saya bertindak arif dalam mengahadapi perbedaan

daya serap dan tingkat kecerdasan setiap murid.

26. Ketika ada siswa yang tidak cepat menyerap materi

pembelajaran Saya kesal dan memarahinya.

27. Saya senantiasa menciptakan suasana kondusif,

sehingga siswa tidak pernah takut gagal/susah pada

saat belajar.

28. Di dalam kelas, Saya mencoba tidak mengungkit

permasalahan yang dihadapi siswa.

29. Saya suka mengantuk saat mengajar.

30. Berusaha menuntaskan materi pelajaran dalam

setiap pertemuan.

31. Sebagian besar siswa melaksanakan remedial pada

tiap semester.

32. Setiap hasil evaluasi semester prestasi siswa

meningkat.

33. Siswa yang sulit diatur patut dimarahi.

34. Saya memukul siswa untuk sebagai pelajaran.

35. Banyak siswa yang tidak sopan terhadap Saya.

36. Memiliki stabilitas emosi dalam berinteraksi di

kelas maupun di luar kelas.

37. Saya tidak memperhatikan evaluasi yang bersifat

Page 117: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

103

normatif.

38. Kesuaian pencapaian hasil belajar dengan target

yang diharapkan.

Page 118: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

104

Lampiran 3

Pernyataan Positif dan Negatif pada Angket Kewibawaan Kepala Sekolah

(Variabel X)

No. Pernyataan Positif

1 Kepala sekolah melakukan pengawasan untuk

mengetahui kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai

peraturan.

2 Kepala sekolah mengontrol penyesuaian materi pelajaran

setiap guru.

3 Ketika terdapat kekurangan, kepala sekolah melakukan

pembinaan terhadap guru-guru.

4 Kepala sekolah melakukan tindakan peneguran jika

terjadi penyimpangan.

5 Kepala sekolah bersedia memberi alasan jika terdapat

guru melakukan penyimpangan.

6 Kepala sekolah bersikap jujur di lingkungan sekolah.

7 Kepala sekolah menghadapi permasalahan dengan

tindakan yang tepat.

8 Ketika kepala sekolah memberi perintah, Saya langsung

mengerjakannya.

9 Kepala sekolah memiliki kompetensi dalam

kepemimpinan pendidikan.

10 Saya merasa segan dengan kepala sekolah.

11 Kepala sekolah merupakan sosok teladan setiap saat.

12 Kepala sekolah berkontribusi memberi pendapat saat

rapat.

13 Kepala sekolah memimpin rapat dengan kondusif.

14 Kepala sekolah menunjukkan sikap integritas tinggi di

sekolah.

15 Kepala sekolah menetapkan sanksi-sanksi bagi guru yang

melangar peraturan.

16 Saya menghormati kepala sekolah.

17 Kepala sekolah menunjukkan keselarasan antara

perkataan dan perbuatan.

Page 119: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

105

18 Dalam kesehariannya, kepala sekolah berperilaku terpuji

dalam pergaulan.

19 Dalam berbicara kepala sekolah menggunakan gaya

bahasa yang baik dan sopan.

No. Pernyataan Negatif

1 Dalam setiap semester, kepala sekolah hanya mengontrol

satu kali penyusunan RPP guru.

2 Kepala sekolah tidak sempat mengawasi laporan evaluasi

guru.

3 Kepala sekolah menegur dengan cara yang kasar.

4 Kepala sekolah menegur kesalahan guru dengan alasan

yang tidak tepat.

5 Saya merasa terpaksa diperintah walaupun sesuai dengan

apa yang menjadi tanggung jawab Saya.

6 Kepala sekolah sangat menonjolkan sikap eksklusif.

7 Kepala sekolah menerapkan sikap kejujuran hanya di

sekolah.

8 Kepala sekolah menegur dengan kasar dan tegas ketika

terjadi permasalahan.

9 Saya takut kepada kepala sekolah.

10 Kepala sekolah bersikap sabar ketika Saya tidak

memperbaiki kesalahan.

11 Kepala sekolah tidak memberikan Saya kebebasan untuk

mengambil keputusan sendiri.

12 Kepala sekolah tidak tegas dalam menghadapi

permasalahan di sekolah.

13 Saya merasa terpaksa ketika kepala sekolah memberi

perintah.

Page 120: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

106

Lampiran 4

Pernyataan Positif dan Negatif pada Angket Disiplin Kerja Guru

(Variabel Y)

No. Pernyataan Positif

1 Saya memulai pelajaran sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

2 Saya langsung bergegas masuk ke kelas kettika bel

masuk berbunyi.

3 Saya masih kesulitan dalam mengatur siswa saat belajar.

4 Terlalu banyak siswa di kelas sehingga sulit untuk

dikondisikan.

5 Saya membuat soal-soal berdasarkan kemampuan siswa.

6 Selain pembelajaran, Saya juga melaksanakan kegiatan

administratif sesuai jadwal.

7 Selain datang tepat waktu, Saya juga mengisi daftar hadir

sesuai dengan kedatangan real.

8 Saya membuat perencanaan pengajaran pada awal

semester.

9 Saya membuat satpel/Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dalam setiap pertemuan di kelas.

10 Saya merencanakan metode mengajar sesuai dengan

pokok materi.

11 Saya memberikan tugas kepada siswa yang menuntut

kreativitas.

12 Saya melakukan apersepsi terlebih dahulu sebelum

menyampaikan materi pelajaran.

13 Saya memberikan pretest kepada siswa sebelum

menyampaikan materi pelajaran yang baru.

14 Saya menghindari kotoran-kotoran yang akan menodai

pakaian Saya.

Page 121: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

107

15 Saya memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca

materi yang akan dijelaskan.

16 Saya bertindak arif dalam mengahadapi perbedaan daya

serap dan tingkat kecerdasan setiap murid.

17 Saya senantiasa menciptakan suasana kondusif, sehingga

siswa tidak pernah takut gagal/susah pada saat belajar.

18 Di dalam kelas, Saya mencoba tidak mengungkit

permasalahan yang dihadapi siswa.

19 Berusaha menuntaskan materi pelajaran dalam setiap

pertemuan.

20 Setiap hasil evaluasi semester prestasi siswa meningkat.

21 Saya memukul siswa untuk sebagai pelajaran.

22 Memiliki stabilitas emosi dalam berinteraksi di kelas

maupun di luar kelas.

23 Kesuaian pencapaian hasil belajar dengan target yang

diharapkan.

No. Pernyataan Negatif

1 Waktu yang diberikan untuk mata pelajaran Saya masih

kurang.

2 Saya suka keluar meninggalkan kelas pada saat proses

belajar mengajar berlangsung.

3 Menurut Saya, mengumpulkan soal ujian tidak perlu

dijadwalkan.

4 Guru-guru lebih baik membedakan program penilaian

sesuai tingkat kemampuan siswa.

5 Dalam mengajar Saya tidak pernah menggunakan

strategi pembelajaran.

6 Saya senang menggunakan metode ceramah dalam setiap

pembelajaran.

7 Saya menyediakan alat belajar yang sama dalam proses

Page 122: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

108

pembelajaran.

8 Saya memakai pakaian yang sama selama 2 hari.

9 Saya kurang mampu menyelaraskan pakaian yang Saya

kenakan.

10 Ketika ada siswa yang tidak cepat menyerap materi

pembelajaran Saya kesal dan memarahinya.

11 Saya suka mengantuk saat mengajar.

12 Sebagian besar siswa melaksanakan remedial pada tiap

semester.

13 Siswa yang sulit diatur patut dimarahi.

14 Banyak siswa yang tidak sopan terhadap Saya.

15 Saya tidak memperhatikan evaluasi yang bersifat normatif.

Page 123: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

109

Lampiran 7

Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas

Variabel Kewibawaan Kepala Sekolah (X)

BUTIR 1

No

Res X Y X2

Y2

XY

1 3 138

9 19044 414

2 3 128

9 16384 384

3 3 132

9 17424 396

4 2 97

4 9409 197

5 3 91

9 8281 273

6 2 84

4 7056 168

7 3 85

9 7225 255

8 3 104

9 10816 312

9 2 96

4 9216 192

10 3 94

9 8836 282

11 3 80

9 6400 240

12 2 94

4 8836 188

13 2 76

4 5776 152

14 2 88

4 7744 176

15 4 131

16 17161 524

40 1518 112 140564 4153

1. Kolom ΣX = Jumlah skor tiap butir

2. Kolom ΣX² = Jumlah kuadrat skor tiap butir

3. Kolom ΣY = Jumlah skor tiap butir

4. Kolom ΣY² = Jumlah kuadrat skor tiap butir

Page 124: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

110

5. Kolom ΣXY = Jumlah hasil kali skor tiap butir dengan skor total

6. Contoh pada pernyataan ke-1.

Diketahui:

ΣX = 40 ΣY = 1518 ΣXY = 4153 ΣX² = 112 ΣY² = 140564

N = 15

Perhitungan:

Gunakan rumus product moment Karl Pearson

rxy =

2222

)(

YYNXXN

YXXYN

rxy = 22

1518()140564(15)40()112(15

)1518)(40()4153(15

rxy = 2304324210846016001680

6072062295

rxy = 19586480

51575 =

15669

51575 =

1.125

51575

rxy = 0,571

7. Kolom kriteria lihat di rtabel

8. Kolom status

Suatu butir dinyatakan valid apabila memiliki rbutir = 0,514 atau lebih jika

respondennya 15 dan bila nilainya kurang dari 0,514 maka butir soal

tersebut dinyatakan drop. Pada butir soal 1 lebih dari rbutir = 0,571 maka

butir soal tersebut dinyatakan valid.

Page 125: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

111

Lampiran 8

Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas

Variabel Disiplin Kerja Guru (Y)

BUTIR 1

No

Res X Y X2

Y2

XY

1 3 107

9 11449 321

2 1 109

1 11881 109

3 4 89

16 7921 356

4 4 100

16 10000 400

5 3 80

9 6400 240

6 2 77

4 5929 154

7 3 75

9 5625 225

8 4 71

16 5041 284

9 3 76

9 5776 228

10 2 63

4 3969 126

11 1 78

1 6084 78

12 2 71

4 5041 142

13 4 95

16 9025 380

14 4 91

16 8281 364

15 4 106

16 11236 424

44 1288 146 113658 3831

1. Kolom ΣX = Jumlah skor tiap butir

2. Kolom ΣX² = Jumlah kuadrat skor tiap butir

3. Kolom ΣY = Jumlah skor tiap butir

4. Kolom ΣY² = Jumlah kuadrat skor tiap butir

Page 126: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

112

5. Kolom ΣXY = Jumlah hasil kali skor tiap butir dengan skor total

6. Contoh pada pernyataan ke-15.

Diketahui:

ΣX = 44 ΣY = 1288 ΣXY = 3831 ΣX² = 146 ΣY² = 113658

N = 15

Perhitungan:

Gunakan rumus product moment Karl Pearson

rxy =

2222

)(

YYNXXN

YXXYN

rxy = 22

)1288()113658(15)44()146(15

)1288)(44()3831(15

rxy = 1658944170487019362190

5667257465

rxy = 45926254

793 =

11665

793 =

108

793

rxy = 0,232

7. Kolom kriteria lihat di rtabel

8. Kolom status

Suatu butir dinyatakan valid apabila memiliki rbutir = 0,514 atau lebih jika

respondennya 15 dan bila nilainya kurang dari 0,514 maka butir soal

tersebut dinyatakan drop. Pada butir soal nomor 1 dimana rbutir = 0,232

maka butir soal tersebut dinyatakan drop.

Page 127: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

113

Lampiran 13

Proses Perhitungan standar deviasi, rata-rata, dan distribusi frekuensi pada

Variabel X (Kewibawaan Kepala Sekolah)

1. Jumlah skor pada variabel X

Hasil Skoring Angket Variabel X

No

Responden

Jumlah Skoring Angket

Kewibawaan Kepala Sekolah

1 61

2 109

3 92

4 84

5 103

6 73

7 92

8 103

9 98

10 92

11 94

12 86

13 94

14 98

15 83

16 83

17 114

18 100

19 110

20 89

21 116

Page 128: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

114

22 89

23 93

24 98

25 106

26 72

27 89

28 72

29 65

30 96

31 70

32 73

33 68

34 88

35 86

36 116

3249

2. Urutan data dari yang terkecil ke data yang terbesar.

61 84 93 106

65 86 94 109

68 86 94 110

70 88 96 114

72 89 98 116

72 89 98 116

73 89 98

73 92 100

83 92 103

83 92 103

Page 129: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

115

Di ketahui :

Yang terkecil : 61

Yang terbesar : 116

3. Mencari standar deviasi (simpangan baku)

No Data (xi) fi Xi . fi Xi2

Xi2

. fi

1 61 1 61 3721 3721

2 65 1 65 4225 4225

3 68 1 68 4624 4624

4 70 1 70 4900 4900

5 72 2 144 5184 10368

6 73 2 146 5329 10658

7 83 2 166 6889 13778

8 84 1 84 7086 7086

9 86 2 172 7396 14792

10 88 1 88 7744 7744

11 89 3 267 7921 23763

12 92 3 276 8464 25392

13 93 1 93 8649 8649

14 94 2 188 8836 17672

15 96 1 96 9216 9216

16 98 3 294 9604 28812

17 100 1 100 10000 10000

18 103 2 206 10609 21218

19 106 1 106 11236 11236

20 109 1 109 11881 11881

21 110 1 110 12100 12100

22 114 1 114 12996 12996

23 116 2 232 13456 26912

Page 130: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

116

Jumlah 36 3255 292907 301743

√ ∑

(∑ )

( )

√ ( ) ( )

( )

4. Rata-rata / mean kewibawaan kepala sekolah (Variabel X)

dengan rumus sebagai berikut

5. Langkah dalam membuat distribusi frekuensi.

1. Menentukan r dengan rumus :

Page 131: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

117

r = xn – xi = 116 – 61 = 55

2. Menentukan banyak kelas (k)

K = 1+3.322 log n

K = 1+3.322 log 36

K = 1+3.322 (1.5563)

K = 6.726 dibulatkan 7

3. Menentukan panjang kelas (c)

No Interval Kelas Fi Frekuensi

Relatif

Batas

bawah

Batas

Atas

1 61 – 68 3 8,3 % 60.5 68.5

2 69 – 76 5 14 % 68.5 76.5

3 77 – 86 5 13,8 % 76.5 86.5

4 87 – 94 10 28 % 86.5 94.5

5 95 – 102 5 13,8 % 94.5 102.5

6 103 – 110 5 13,8 % 102.5 110.5

7 111 – 118 3 8,3 % 110.5 118.5

Jumlah 36 100 %

Page 132: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

118

Grafik Histogram Variabel X

49.5 56.6 63.5 70.5 77.5 84.5 90.5

0

2

4

6

8

10

12

Page 133: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

119

Lampiran 14

Proses Perhitungan standar deviasi, rata-rata, dan distribusi frekuensi pada

Variabel Y (Disiplin Kerja Guru)

1. Jumlah skor pada variabel Y

Hasil Skoring Angket Variabel Y

Nomor

Responden

Jumlah Skor

Angket Disiplin Kerja Guru

1 124

2 124

3 106

4 114

5 129

6 110

7 113

8 116

9 108

10 107

11 109

12 128

13 122

14 134

15 155

16 127

17 127

18 117

19 128

20 116

21 123

Page 134: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

120

22 118

23 120

24 119

25 119

26 132

27 110

28 85

29 100

30 111

31 109

32 99

33 103

34 96

35 99

36 113

4170

2. Urutan data dari yang terkecil sampai yang terbesar.

85 109 118 128

96 110 119 128

99 110 119 129

99 111 120 132

100 113 122 134

103 113 123 155

106 114 124

107 116 124

108 116 127

109 117 127

Page 135: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

121

Di ketahui :

Yang terkecil : 85

Yang terbesar : 155

3. Mencari standar deviasi (simpangan baku)

No Data (xi) fi Xi . fi Xi2

Xi2

. fi

1 85 1 85 7225 7225

2 96 1 96 9216 9216

3 99 2 198 9801 19602

4 100 1 100 10000 10000

5 103 1 103 10609 10609

6 106 1 106 11236 11236

7 107 1 107 11449 11449

8 108 1 108 11664 11664

9 109 2 218 11881 23762

10 110 2 220 12100 24200

11 111 1 111 12321 12321

12 113 2 226 12769 25538

13 114 1 114 12996 12996

14 116 2 232 13456 26912

15 117 1 117 13689 13689

16 118 1 118 13924 13924

17 119 2 238 14161 28322

18 120 1 120 14400 14400

19 122 1 122 14884 14884

20 123 1 123 15129 15129

21 124 2 248 15376 30752

22 127 2 254 16129 32258

23 128 2 256 16384 32768

Page 136: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

122

24 129 1 129 16641 16641

25 132 1 132 17424 17424

26 134 1 134 17956 17956

27 155 1 155 24025 24025

36 4170 355181 488902

√ ∑

(∑ )

( )

√ ( ) ( )

( )

4. Mencari rata-rata/mean disiplin kerja guru (variabel Y)

Dengan rumus sebagai berikut

5. Langkah dalam mencari disrtibusi frekuensi.

4. Menentukan r dengan rumus :

r = xn – xi = 155 – 85 = 70

5. Menentukan banyak kelas (k)

K = 1+3.322 log n

Page 137: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

123

K = 1+3.322 log 36

K = 1+3.322 (1.5563)

K = 6.726 dibulatkan 7

6. Menentukan panjang kelas (c)

No Interval

Kelas f

Frekuensi

Relatif

Batas

bawah

Batas

atas

1 85 94 1 3% 84.5 94.5

2 95 – 104 5 14% 94.5 104.5

3 105 – 114 10 28% 104.5 114.5

4 115 – 124 12 33% 114.5 124.5

5 125 – 134 7 19.4% 124.5 134.5

6 135 144 0 0% 134.5 144.5

7 145 154 0 0% 144.5 154.5

8 155 164 1 2.7% 154.5 164.5

Jumlah 36 100%

Grafik Hitrogram Variabel Y

49.5 56.6 63.5 70.5 77.5 84.5 90.5

0

2

4

6

8

10

12

14

Page 138: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

124

Lampiran 15

Langkah uji normalitas data variabel X dengan menggunakan teknik uji

Lillifors

1. Buat tabel distribusi frekuensi data tunggal dengan urutan kecil ke besar.

2. Tentukan nilai z dengan rumus :

3. Tentukan besar peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel z yang

disebut F(z).

Catatan :

Jika z + maka F(z) = 0.5 + ztabel

Jika – z (z negatif) maka F(z) = 1- (0.5 + z tabel)

4. Hitunglah frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai z yang disebut

S(z).

( )

( )

( )

5. Tentukan nilai Lhitung = F(z) S(z) dan bandingkan dengan nilai tabel

lillifors.

Page 139: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

125

No xi F fkb S Zi F(z) S(z) F(z) – s(z)

1 61 1 1 90.41 14.58 - 2.01 0.0222 0.0277 0.0355

2 65 1 2 90.41 14.58 - 1.74 0.0409 0.0555 0.0146

3 68 1 3 90.41 14.58 - 1.53 0.0630 0.0833 0.0203

4 70 1 4 90.41 14.58 - 1.39 0.0823 0.1111 0.0288

5 72 2 6 90.41 14.58 - 1.26 0.1036 0.1666 0.063

6 73 2 8 90.41 14.58 - 1.19 0.1170 0.2222 0.1052

7 83 2 10 90.41 14.58 - 0.50 0.3085 0.2777 0.0308

8 84 1 11 90.41 14.58 - 0.43 0.3336 0.3055 0.0281

9 86 2 13 90.41 14.58 - 0.30 0.3821 0.3611 0.021

10 88 1 14 90.41 14.58 - 0.16 0.4364 0.3888 0.0476

11 89 3 17 90.41 14.58 - 0.09 0.4641 0.4722 0.0381

12 92 3 20 90.41 14.58 0.10 0.5398 0.5555 0.0157

13 93 1 21 90.41 14.58 0.17 0.5675 0.5833 0.0158

14 94 2 23 90.41 14.58 0.24 0.5948 0.6388 0.044

15 96 1 24 90.41 14.58 0.38 0.6480 0.6666 0.0186

16 98 3 27 90.41 14.58 0.52 0.6985 0.75 0.0515

17 100 1 28 90.41 14.58 0.65 0.7422 0.7777 0.0355

18 103 2 30 90.41 14.58 0.86 0.8051 0.8333 0.0282

19 106 1 31 90.41 14.58 1.06 0.8554 0.8611 0.0357

20 109 1 32 90.41 14.58 1.27 0.8980 0.8888 0.0392

21 110 1 33 90.41 14.58 1.34 0.9099 0.9166 0.0367

22 114 1 34 90.41 14.58 1.61 0.9463 0.9444 0.0319

23 116 2 36 90.41 14.58 1.75 0.9599 1 0.0401

Berdasarkan tabel diperoleh harga Lo = 0.1052

Harga Ltabel = 0.148 (0.886 : √36)

Keterangan : Lo ≤ Lt

Kesimpulan : data kewibawaan kepala sekolah adalah berasal dari populasi berdistribusi

normal.

Page 140: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

126

Lampiran 16

Langkah uji normalitas data variabel Y dengan menggunakan teknik uji

Lillifors

6. Buat tabel distribusi frekuensi data tunggal dengan urutan kecil ke besar.

7. Tentukan nilai z dengan rumus :

8. Tentukan besar peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel z yang

disebut F(z).

Catatan :

Jika z + maka F(z) = 0.5 + ztabel

Jika – z (z negatif) maka F(z) = 1- (0.5 + z tabel)

9. Hitunglah frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai z yang disebut

S(z).

( )

10. Tentukan nilai Lhitung = F(z) S(z) dan bandingkan dengan nilai tabel

lillifors.

No xi F fkb S Zi F(z) S(z) F(z) – S(z)

1 85 1 1 115.8 12.95 - 2.37 0.0089 0.0277 0.0188

2 96 1 2 115.8 12.95 - 1.52 0.0643 0.0555 0.0388

3 99 2 4 115.8 12.95 - 1.29 0.0985 0.1111 0.0126

4 100 1 5 115.8 12.95 - 1.28 0.1003 0.1388 0.0385

5 103 1 6 115.8 12.95 - 0.98 0.1635 0.1666 0.0331

6 106 1 7 115.8 12.95 - 0.75 0.2266 0.1944 0.0322

7 107 1 8 115.8 12.95 - 0.67 0.7486 0.2222 0.0526

8 108 1 9 115.8 12.95 - 0.60 0.7257 0.25 0.0475

9 109 2 11 115.8 12.95 - 0.52 0.6985 0.3055 0.0393

10 110 2 13 115.8 12.95 - 0.44 0.6700 0.3611 0.0389

11 111 1 14 115.8 12.95 - 0.37 0.6443 0.3888 0.0255

12 113 2 16 115.8 12.95 - 0.21 0.5832 0.4444 0.0138

Page 141: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

127

13 114 1 17 115.8 12.95 - 0.13 0.4483 0.4722 0.0239

14 116 2 19 115.8 12.95 0.01 0.5040 0.5277 0.0237

15 117 1 20 115.8 12.95 0.09 0.5359 0.5555 0.0196

16 118 1 21 115.8 12.95 0.16 0.5636 0.5833 0.0197

17 119 2 23 115.8 12.95 0.24 0.5948 0.6388 0.044

18 120 1 24 115.8 12.95 0.32 0.6255 0.6666 0.0411

19 122 1 25 115.8 12.95 1.47 0.7292 0.6944 0.0348

20 123 1 26 115.8 12.95 1.55 0.7394 0.7222 0.0172

21 124 2 28 115.8 12.95 1.63 0.8484 0.7777 0.0707

22 127 2 30 115.8 12.95 1.86 0.8686 0.8333 0.0353

23 128 2 32 115.8 12.95 1.94 0.9738 0.8888 0.085

24 129 1 33 115.8 12.95 1.01 0.8438 0.9166 0.0728

25 132 1 34 115.8 12.95 1.25 0.8944 0.9444 0.05

26 134 1 35 115.8 12.95 1.40 0.9192 0.9722 0.053

27 155 1 36 115.8 12.95 3.02 0.9887 1 0.0113

Berdasarkan tabel diperoleh harga Lo = 0.085

Harga Ltabel = 0.148 (0.886 : √36)

Keterangan : Lo ≤ Lt

Kesimpulan : data disiplin kerja guru berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Page 142: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

128

Lampiran 17

Gambaran Umum Tentang SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang

1. Tenaga Kependidikan SMK Triguna Utama

Terdapat tenaga kependidikan yang berkecimpung dalam bidang

administrasi di SMK Triguna Utama, yaitu:

Tabel

Tenaga kependidikan

No Nama Jabatan L/P

Ijazah

Terakhir Tahun

1 Nasatyo Tri Widodo, SSI.

Ka.TU L S1 FMIPA Fisika

Tahun 1994

2 Dwi Astuti Hartini Staf TU

Pengarsipan P SMEA ( 1979 )

3 Ria Dias Fitri Staf TU

Adm. Umum P D3 Perpajakan

4 Narif Staf TU

Bendahara P

SMEA Perkantoran/TU

5 Jaelani Tollman Mesin

L STM Th 1995

6 Rusdi Tollman Listrik

L STM ( 1998 )

7 Supriyadi Tollman Otomotif

L STM ( 1999 )

8 Pri Hasani Tenaga

Kebersihan L SD (1982)

9 Munadih Tenaga

Kebersihan L SMP (1990)

10 Agung Tugiono Tenaga

Kebersihan L SMA (2007)

2. Sarana dan prasarana

Pada dasarnya setiap sekolah untuk mewujudkan tujuannya harus

didukung oleh segala sarana dan prasarana yang memadai. Dengan sarana dan

prasarana yang memadai proses belajar mengajar akan berjalan degan baik

Page 143: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

129

dan berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran. SMK Triguna Utama Ciputat

Tangerang memilik sarana dan prasarana yang sangat mendukung yaitu

sebagaimana berikut:

Tabel 4.3

Sarana dan prasarana SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang

No. Nama Bangunan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Ruang belajar

Ruang kepala sekolah dan TU

Ruang perpustakaan

Ruang guru

Ruang kantor

Ruang koperasi

Laboratorium bahasa

Laboratorium komputer

Ruang WC guru

Ruang WC murid

Mushola

Bengkel

Lapangan olahraga

Kantin

Ruang PMR

Gudang sekolah

21 Ruang kelas

1 Ruangan

1 Ruangan

1 Ruangan

1 Ruangan

1 Ruangan

3 Ruangan

1 Ruangan

9 Ruangan

3 Ruangan

1 Ruangan

6 Ruangan

1 Ruangan

3 Ruangan

1 Ruangan

1 Ruangan

3. Fasilitas Yang Diberikan SMK Triguna Utama Ciputat

Fasilitas yang diberikan SMK Triguna Utama adalah :

1. Workshop Elektro

2. Workshop Audio Video

3. Workshop Instalasi Listrik Penerangan

Page 144: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

130

4. Workshop Instalasi Listrik Industri

5. Workshop Fabrikasi / Las

6. Workshop Pneumatik dan Hidrolik

7. Workshop Pemesinan

8. Workshop Kelistrikan Otomotif

9. Workshop Chasis & Pemindahan Tenaga

10. Workshop Engine / motor otomotif

11. Sepeda motor

12. Sarana dan Prasarana Internet

13. Laboratorium Komputer

14. Laboratorium Bahasa

15. Moving Class

16. Studio Musik

4. Struktur dan Bentuk organisasi yang di pakai Oleh SMK Triguna

Utama Ciputat Tangerang

Adapun bentuk organisasi yang di pakai oleh SMK Triguna Utama

Ciputat Tangerang Selatan adalah bentuk organisasi lini dan fungsional di

mana suatu bentuk organisasi yang wewenang dari pimpinan tertinggi

dilimpahkan kepada para kepala unit bawahannya, khusus dalam bidang

pekerjaan tertentu, selanjutnya pimpinan tetinggi tadi masih melimpahkan

pula wewenangnya kepada pejabat-pejabat fungsional yang melaksanakan

bidang pekerjaan operasional, akan tetapi yang karena tugas-tugasnya maka

secara fungsional koordinasinya diserahkan kepada kepala-kepala unit

tersebut terdahulu tanpa memandang tingkat atau jenjangnya. Berikut gambar

atau struktur organisasi lini dan fungsional :

Page 145: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

131

Tabel 4.4

Struktur Organisasi SMK Triguna Utama

Alasan SMK Triguna Utama memilih bentuk orgnisasi ini karena

memiliki kelebihan seperti partisispasi pada para guru-guru dan karyawan

yang sangat tinggi, sehingga memudahkan pimpinan melakukan komando

pada para bawahannya dalam menyelesaikan tugas-tugas. Kemudian

terciptanya kedisiplinan yang tinggi pada para guru dan pegawai (karyawan).

Page 146: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip

132

Selain itu, produktivitas kinerja pada masing-masing bagian fungsional dan

operasional berjalan, sebab spesialisasi kinerja dimanfaatkan secara maksimal.

Sekolah adalah sebuah organisasi pendidikan yang berfungsi untuk

mencerdaskan bangsa. Dalam sekolah juga memeliki 2 bentuk struktur

organisasi, yaitu struktur organisasi garis dan struktur organisasi fungsional.

Kedua struktur organisasi itu dipakai karena sekolah merupakan fondasi dari

suatu lembaga pendidikan. Sehingga dengan digunakannya struktur organisasi

tersebut diharapkan dapat membuat sistem kepengurusan organisasi yang

terpadu dan teladan. Dua struktur tersebut yaitu :

1) Struktur organisasi garis/staff adalah organisasi yang terencana,

maksudnya semua keputusan dikaji secara detail. Pada organisasi ini

wewenang atasan mutlak adanya, jadi atasan memiliki bawahan

khusus yang menerima langsung perintah atasan tersebut. Kepada

atasan bawahan tersebut harus bertanggung-jawab atas pelaksanaan

pekerjaannya. Dalam hal ini terdapat satu atau beberapa staff yang

bertugas memberi nasehat ataupun saran-saran yang sesuai dengan

bidangnya kepada pimpinan dalam organisasi tersebut. Dalam hal ini

Kepala Sekolah menugaskan kepada wakilnya dan wakilnya

menugaskan kepada para guru dalam menjalankan suatu sistem

pendidikan.

2) Struktur Organisasi Fungsional adalah fungsi-fungsi yang ada dalam

organisasi tersebut, seperti fungsi kesiswaan, kurikulum, tata usaha,

administrasi dan sebagainya. Dalam organisasi fungsional, seorang

staff tidak bertanggung-jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan

memiliki wewenang pada satuan-satuan organisasi di bawahanya

untuk bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan berhak memerintah semua

karyawan di semua bagian selama masih ada hubungannya dengan

bidang pekerjaan yang dimaksud.

Page 147: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip
Page 148: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip
Page 149: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip
Page 150: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24697/...tujuan dari penerapan disiplin guru menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang dikutip