program studi bimbingan dan konseling jurusan ilmu … · 2017-12-18 · orangtuaku tercinta bapak...

97
RESILIENSI SISWA SMA NEGERI 1 WURYANTORO (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Wuryantoro Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Alvionita Valentina Mega Rini NIM: 101114044 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

RESILIENSI SISWA SMA NEGERI 1 WURYANTORO

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Wuryantoro

Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Usulan

Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Alvionita Valentina Mega Rini

NIM: 101114044

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

LIFE IS THE ART OF DRAWING WITHOUT AN ERASER

(John W. Gardner)

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT

2. Program Studi Bimbingan dan Konseling USD

3. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

4. SMA Negeri I Wuryantoro

5. Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti

6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga dan Lazuardi Bintang Rinaldi

7. Mas Andreas Rian Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

vii

ABSTRAK

RESILIENSI SISWA SMA NEGERI 1 WURYANTORO

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Wuryantoro

Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Usulan

Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial)

Alvionita Valentina Mega Rini

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan

untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat resilien sisiswa-siswi SMA Negeri

I WuryantoroTahun Ajaran 2015/2016. Masalah pertama yang diteliti adalah

“Seberapa baik tingkat resiliensi pada siswa-siswi SMA Negeri I Wuryantoro

tahun ajaran2015/2016?”. Masalah yang kedua adalah “Berdasarkan analisis

terhadap butir-butir resiliensi yang teridentifikasi kemunculannya rendah, topik

bimbingan pribadi-sosial apakah yang implikatif bagi siswa-siswi SMA Negeri I

Wuryantoro?”.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan menggunakan metode survei. Subjek penelitian adalah siswa

kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 65

siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner tingkat resiliensi yang terdiri dari

68 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala

model Likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan membuat tabulasi

skor dari masing-masing item, menghitung skor total masing-masing responden,

menghitung skor total masing-masing item, selanjutnya mengkategorisasikan

tingkat resiliensi siswa berdasarkan distribusi normal. Kategori ini terdiri dari

lima jenjang yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Tingkat resiliensi pada siswa-

siswi SMA Negeri I Wuryantoro tahun ajaran 2015/2016 yang termasuk dalam

kategori sangat tinggi (sangat baik) berjumlah 16 siswa (24,6%), yang termasuk

dalam kategori tinggi (baik) berjumlah 42 siswa (64,6%), yang termasuk dalam

kategori sedang berjumlah 7 siswa (10,8%) yang termasuk dalam kategori rendah

0 siswa (0%), dan yang termasuk dalam kategori sangat rendah 0 siswa (0%). (2)

Berdasarkan analisis terhadap butir-butir resiliensi, diperoleh 8 butir item yang

masuk dalam kategori sedang dan 1 butir item yang masuk dalam kategori rendah

yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan 9 usulan topik-topik bimbingan

pribadi-sosial untuk meningkatkan resiliensi siswa SMA Negeri I Wuryantoro

tahun ajaran 2015/2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

viii

ABSTRACK

STUDENTS’ RESILIENCE OF SENIOR HIGH SCHOOL AT SMAN 1

WURYANTORO

(A Descriptive Study On Senior High School at SMAN 1 Wuryantoro in

2015/2016 Academic Year and Its Implication to The Topics of Personal–

social Guidance)

by

Alvionita Valentina Mega Rini

Sanata Dharma University

2016

This research is quantitative descriptive research which has purpose to find

the The Degree of Students’ Resilience at State 1 Wuryantoro Senior High School

year of academic 2015/2016 and the implication to the personal – social conseling

topics. Thus, the research problem is formulated as follows; How far the degree of

students’ resilience at State 1 Wuryantoro Senior High School year of academic

2015/2016? The second problem formulation is based on the analisys resilience

points which are low identified, what kind of personal – social conseling topic are

implicate State 1 Wuryantoro Senior High School students?

The type of this researcher is a descriptive research survey method. The

subject of the research are 65 students of grade XI at State 1 Wuryantoro Senior

High School year of academic 2015/2016. The research instrument is degree of

resilience questionaire consists of 68 questions which are developed based on

Likert scale method. The method in analysing the data is the tabulation score

based on the each item, calculating the total score of each respondent, calculating

the total score of each item, afterwards categorizing the students’ degree of

resilience based on normal distribution. This category consists of five levels, they

are; very high, high, medium, low, and very low.

The results show that: (1) the students’ degree of resilience at State 1

Wuryantoro Senior High School year of academic 2015/2016 which is included at

the very high category (very good) is 16 students (24,6%), which is included at

the high (good) category is 42 students (64,6%), which is included at medium

category is 7 students (7%), none included in both, low and very low category

(0%). (2) based on the analysis of resilience points, there are 8 items that belong

to the medium category and 1 item which is included at low category and will be

used as the basis for formulating the 9 suggestions of personal – social guindance

topics in order to enhance the Degree of Students’ Resilience (Descriptive study at

SMAN 1 Wuryantoro Senior High School.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis mengucapkan kepada Allah SWT atas perlindungan,

pendampingan, dan doa dalam persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian penelitian dalam

bentuk skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan, doa,

bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya

mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.

2. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A sebagai Dosen Pembimbing Penulisan Skripsi

yang telah membimbing dengan kesabaran hati dan memberi masukan kepada penulis

guna meningkatkan kualitas skripsi ini.

3. SMA Negeri I Wuryantoro yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan

penelitian.

4. Seluruh siswa kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro Tahun Ajaran 2015/2016, atas

kesediaannya mengisi kuesioner

5. Bapak, Ibu, dan Adik-adik tercinta Ambang Irianto, Ratna Sari Dwi Astuti, Brilliawan

Bima Prayoga, Lazuardi Bintang Rinaldi atas doa, dukungan, perhatian yang diberikan

selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.

6. Teman-teman BK yang telah memberikan dukungan dan motivasi, secara khusus kepada

Dilla, Made, Diana, Bona, Candra, Fabian, Vitri, Lina, Dhesta, Rani dll yang tidak bisa

saya sebut satu persatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

x

7. Teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat dan bantuan, terkhusus

kepada Yuyun, Irene, Pamor, Dika, Tony, Nining

8. Kekasihku Andreas Rian Nugroho, terimakasih atas semangat , kesabaran, dan doa dalam

membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari istilah-istilah pokok

yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang akan akan mengisi

berbagai posisi dalam masyarakat di masa yang akan datang serta meneruskan

bangsa dan negara di masa depan. Menurut Hurlock (1980) masa remaja

disebut sebagai periode perubahan atau transisi. Pada masa ini, individu akan

mengalami perubahan fisik/tubuh, emosi, minat dan peran dalam kelompok

sosial, perubahan minat dan pola perilaku, memiliki sifat embivalen, menuntut

kebebasan namun masih ragu atas kemampuan untuk bertanggung jawab.

Siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) masuk dalam kategori remaja,

khususnya siswa SMA Negeri I Wuryantoro. Oleh karena hal di atas, siswa

SMA harus membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang memadai. Gunarsa (1995) mengemukakan bahwa manusia, remaja pada

khususnya siswa SMA memiliki tantangan sendiri dalam hidup. Siswa

diharapkan mampu mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan pada kehidupannya setelah tamat SMA. Dengan demikian pada

jenjang SMA ini individu akan menghadapi berbagai situasi sulit, dikarenakan

individu harus mampu menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan-

perubahan yang terjadi. Keadaan seseorang individu ketika mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

2

kesulitan memang tidak dapat dihindari, namun individu yang memiliki

resiliensi akan mampu mengatasi berbagai persoalan dengan cara mereka

sendiri. Artinya, adanya resiliensi akan mengubah persoalan yang dialami

menjadi sebuah tantangan, kegagalan menjadi kesuksesan, dan

ketidakberdayaan menjadi kekuatan.

Resiliensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, kelompok atau

masyarakat yang memungkinkan untuk menghadapi, mencegah,

meminimalkan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari

kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan, atau kondisi yang menyengsarakan

menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Ricahrdson, dkk., (dalam

Desmita, 2009) resiliensi adalah proses kemampuan mengatasi gangguan,

tekanan atau peristiwa yang menantang dalam kehidupan yang dialami

individu dengan cara menambahkan perlindungan dan kemampuan untuk

kembali pada kondisi sebelum terjadinya peristiwa. Individu yang resilien

tidak hanya mampu kembali pada keadaan normal setelah mengalami

peristiwa yang menekan atau traumatis, namun sebagian dari mereka mampu

untuk menampilkan performance yang lebih baik dari sebelumnya.

Karakteristik siswa yang memiliki resiliensi menurut Reivich & Shatte

(Wielia & Wirawan, 2005) adalah mampu mengendalikan emosi dan bersikap

tenang meskipun berada dalam tekanan, mampu mengontrol dorongan dan

membangkitkan pemikiran yang mengarah pada pengendalian emosi, bersifat

optimis mengenai masa depan, mampu mengidentifikasi penyebab dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

3

permasalahan yang dihadapi, memiliki empati, keyakinan diri, memiliki

kompetensi untuk mencapai sesuatu.

Faktanya, masih ada siswa yang cenderung memiliki resiliensi yang

belum ideal atau memiliki resiliensi rendah. Menurut hasil observasi dan

wawancara dengan siswa-siswi serta guru SMA N I Wuryantoro, terdapat

fakta yang menunjukkan bahwa terdapat siswa yang terindikasi memiliki

tingkat resiliensi rendah. Fakta-fakta tersebut antara lain; siswa yang

seringkali mengeluh jika diberikan PR disetiap mata pelajaran, mengeluh saat

akan diadakan ulangan/kuis, mengeluh dan menolak saat diwajibkan

mengikuti ektrakurikuler pramuka setiap hari jumat, menolak saat diadakan

rolling tempat duduk di kelas, membolos saat akan diadakan pemeriksaan

rutin kerapian dan kedisiplinan dalam berseragam, membolos (dengan alasan

ijin ke ruang UKS) setelah mendapatkan nilai rendah, mudah tersinggung atau

emosi tidak stabil. Jika keadaan tersebut tidak segera diatasi, maka tidak

menutup kemungkinan akan muncul dampak yang lebih luas lagi, seperti

siswa pesimis dalam belajar, siswa tidak memiliki keyakinan atas kemampuan

dirinya, serta siswa tidak mampu menjalin hubungan yang baik dengan

lingkungan sekitarnya.

Penjelasan di atas memberikan pemahaman pada peneliti, bahwa dalam

menjalani kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di luar

sekolah, siswa membutuhkan kemampuan resiliensi untuk dapat mencapai

sukses atau keberhasilan dalam hidupnya. Stoltz (2000) mengemukakan

bahwa kemampuan seseorang untuk bertahan menghadapi kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

4

merupakan salah satu kekuatan yang ada dalam diri individu. Apabila individu

mampu bertahan dalam menghadapi permasalahan tersebut maka individu

akan mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Resiliensi merupakan mind-set

yang memungkinkan manusia mencari berbagai pengalaman dan memandang

hidupnya sebagai suatu kegiatan yang sedang berjalan. Resiliensi memberikan

rasa percaya diri untuk mengambil tanggungjawab baru dalam hidup.

Keberadaan Bimbingan Konseling di sekolah merupakan kebutuhan

untuk perkembangan remaja. Kebutuhan tersebut mengacu pada tujuan

pendidikan yang berusaha membantu siswa sebagai pribadi untuk mencapai

keutuhan diri dalam segala aspek, membantu remaja mematangkan aspek

kognitif melalui usaha serta mengembangkan kemampuan resiliensi dalam diri

individu berdasarkan aspek-aspek resiliensi, antara lain: regulasi emosi,

kontrol terhadap impuls, optimisme, kemampuan menganalisis masalah,

empati, efikasi diri dan pencapaian.

Berdasarkan keadaan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Tingkat Resiliensi Siswa (Studi Deskriptif pada Siswa

SMA N I Wuryantoro Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap

Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial)”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

5

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut:

1. Seberapa baik tingkat resiliensi pada siswa SMA N 1 Wuryantoro tahun

ajaran 2015/2016?

2. Berdasarkan analisis terhadap butir-butir resiliensi yang teridentifikasi

kemunculannya rendah, topik bimbingan pribadi sosial apakah yang

implikatif bagi siswa SMA N 1 Wuryantoro?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tingkat resiliensi pada siswa kelas XI SMA N 1

Wuryantoro tahun ajaran 2015/2016.

2. Mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi sosial untuk siswa kelas XI

SMA N 1 Wuryantoro sesuai dengan analisis butir-butir resiliensi yang

teridentifikasi rendah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan dan bermanfaat untuk

memberikan informasi dan mengembangkan kajian di bidang ilmu

Bimbingan dan Konseling khususnya yang berhubungan dengan resiliensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pendidik (Guru dan Orangtua)

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi

pendidik. dalam rangka memahami siswa berkaitan dengan resiliensi

yang dimiliki, serta membantu, membina dan meningkatkan resiliensi

pada siswa.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai

tingkat resiliensi pada remaja (khususnya siswa kelas XI SMA N 1

Wuryantoro tahun ajaran 2015/2016)

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan bekal bagi peneliti di kemudian hari

untuk mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan

konseling, baik secara kelompok maupun individual, kepada siswa

yang memiliki tingkat resiliensi rendah.

E. Definisi Operasional

1. Resiliensi

Kemampuan individu menghadapi, mengatasi tantangan dalam

hidup, dan mempertahankan energi positif dalam dirinya sehingga

mampu menjalani kehidupan secara produktif dan mampu

meningkatkan kualitas hidupnya. Resiliensi dibangun berdasarkan

aspek-aspek antara lain; regulasi emosi, kontrol terhadap impuls,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

7

optimisme, kemampuan menganalisis masalah, empati, efikasi diri dan

pencapaian.

2. Siswa SMA sebagai Remaja

Siswa SMA adalah mereka yang berusia sekitar 16-18 tahun

yang sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Mereka

termasuk dalam masa remaja.

3. Bimbingan Pribadi Sosial

Bimbingan pribadi sosial adalah upaya untuk membantu

individu dalam memantabkan kepribadian dan mengembangkan

kemampuan individu dalam mengambil keputusan serta menangani

masalah-masalah yang berkaitan dengan diri sendiri juga oranglain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat uraian mengenai Hakikat resiliensi, karakteristik remaja,

dan bimbingan pribadi sosial.

A. Hakikat Resiliensi

1. Pengertian Resiliensi

Istilah resiliensi diformulasikan pertama kali oleh Block (dalam

Klohnen, 1996) dengan nama ego-resilience, yang diartikan sebagai

kemampuan umum yang melibatkan kemampuan penyesuaian diri yang

tinggi dan luwes saat dihadapkan pada tekanan internal maupun eksternal.

Secara spesifik resiliensi adalah:

“… a personality resource that allows individual to modify

their characteristic level and habitual mode of expression of ego-

control as the most adaptively encounter, function in and shape

their immediate and long term environmental context.” (Block,

dalam Klohnen, 1996, hal.45).

Dari definisi yang dikemukakan di atas, tampak bahwa ego resiliensi

merupakan satu sumber kepribadian yang berfungsi membentuk konteks

lingkungan jangka pendek maupun jangka panjang, di mana sumber daya

tersebut memungkinkan individu untuk memodifikasi tingkat karakter dan

cara mengekspresikan pengendalian ego yang biasa mereka lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

9

Menurut Reivich dan Shatte (2002: 26) mendefinisikan resiliensi

sebagai berikut:

“Resilience is the capacity to respond in healty and productive

ways and when adversity or trauma, that it is essential for

managing the daily stress of life.”

Dari definisi di atas, Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk

melakukan respon dengan cara yang sehat dan produktif ketika

berhadapan dengan adversity atau trauma, di mana hal tersebut sangat

penting untuk mengendalikan tekanan hidup sehari-hari. Resiliensi

merupakan mind-set yang mampu meningkatkan seseorang untuk

mencari pengalaman baru dan memandang kehidupan sebagai proses yang

meningkat. Resiliensi dapat menciptakan dan memelihara sikap positif

untuk mengeksplorasi, sehingga seseorang dapat menjadi lebih percaya

diri ketika berhubungan dengan orang lain, serta lebih berani mengambil

risiko atas tindakannya.

Liquanti (1992), menyebutkan secara khusus bahwa resiliensi pada

remaja merupakan kemampuan yang dimiliki remaja di mana mereka tidak

mengalah saat menghadapi tekanan dan perbedaan dalam lingkungan.

Mereka mampu terhindar dari penggunaan obat terlarang, kenakalan

remaja, kegagalan di sekolah, dan dari gangguan mental.

Kimberly Gordon (dalam Hutapea, 2006) mengatakan bahwa

resiliensi merupakan suatu proses tidak hanya memfokuskan pada

kesulitan atau trauma masa lalu, melainkan juga kesulitan atau trauma

masa kini dan antisipasi terhadap kesulitan atau trauma masa depan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

10

sehingga pada akhirnya seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Resiliensi disebut juga oleh Wolin & Wolin (1999) sebagai

keterampilan coping saat dihadapkan pada tantangan hidup atau kapasitas

individu untuk tetap “sehat” (wellness) dan terus memperbaiki diri (self

repair).

Menurut Jackson (2002) resiliensi adalah kemampuan individu

untuk dapat beradaptasi dengan baik meskipun dihadapkan dengan

keadaan sulit. Dalam ilmu perkembangan manusia, resiliensi memiliki

makna yang luas dan beragam, mencakup kepulihan dari masa traumatis,

mengatasi kegagalan dalam hidup, dan menahan stress agar dapat

berfungsi dengan baik dalam mengerjakan tugas sehari-sehari.

Kamus Merriam Webster (2005) mengartikan resiliensi sebagai,

“the capability of a (strained) body to recover its site and shape

after deformator causal especially by compressive stress”

yaitu kemampuan suatu benda untuk menegang (melenting), kemudian

memperoleh kembali tempat dan bentuknya setelah melalui akibat

perusakan bentuk, khususnya oleh tekanan yang sangat luar biasa. Hal ini

sesuai dengan kata dasar resiliensi yang berasal dari bahasa latin yang

dalam bahasa inggis bermakna to jump (or bounce) back, artinya

melompat atau melenting kembali (Resiliency Center, 2004)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa resiliensi adalah kemampuan individu layaknya sebuah per yang

mampu melenting kembali pada bentuk semula meskipun telah mendapat

tekanan. Resiliensi merupakan gambaran individu untuk menjadi tangguh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

11

dan kuat dalam menghadapi serta mengatasi tekanan hidup dengan cara

yang sehat dan produktif, seperti mampu beradaptasi, mengendalikan

emosi, bersikap tenang walaupun berada di bawah tekanan, mampu

mengontrol dorongannya, membangkitkan pemikiran yang mengarah

pada pengendalian emosi, bersifat optimis mengenai masa depan yang

baik, mampu mengidentifikasi penyebab dari masalah mereka secara

akurat, memiliki empati, memiliki keyakinan diri akan berhasil, dan

memiliki kompetensi untuk mencapai sesuatu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

Masten & Coatswort (Davis, 1999) mengemukakan bahwa individu

mampu mencapai resiliensi dalam dirinya didukung oleh faktor-faktor,

antara lain:

a. Faktor Individu

Faktor individual meliputi kemampuan kognitif, konsep diri,

harga diri, dan kompetensi sosial yang dimiliki individu.

b. Faktor Keluarga

Keluarga merupakan lingkaran pertama karena lingkungan

keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dengan pembentukan

kepribadian individu. Hubungan yang dekat dengan keluarga memiliki

kepedulian, dukungan dan perhatian, dan pola asuh yang hangat,

teratur dan kondusif dalam perkembangan individu, memiliki

hubungan harmonis antar anggota keluarga. Sebagian besar kehidupan

manusia dihabiskan bersama keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

12

c. Faktor Komunitas/ Masyarakat Sekitar

Faktor komunitas/masyarakat sekitar yang memberikan

pengaruh terhadap resiliensi individu adalah mendapatkan perhatian

dari lingkungan, aktif dalam organisasi masyarakat. Melalui komunitas

individu merasa dihargai keberadaannya oleh orang lain, individu akan

merasakan hubungan dan dukungan yang membantu mereka dalam

beradaptasi dengan kondisi yang ada dan mengatasi konsekuensi

negative yang sering kali dihadapi individu.

3. Prinsip Dasar Keterampilan Resiliensi

Empat prinsip menurut Reivich dan Shatte (2002) yang dijadikan

dasar bagi keterampilan resiliensi adalah:

a. Manusia Dapat Berubah

Manusia bukanlah korban dari leluhur atau masa lalunya. Setiap

manusia bebas mengubah hidupnya kapan saja, memiliki keinginan

dan dorongan. Setiap manusia dilengkapi dengan keterampilan yang

sesuai. Individu merupakan pemimpin bagi keberuntungannya sendiri.

b. Pikiran adalah Kunci untuk Meningkatkan Resiliensi

Kognisi mempengaruhi emosi. Emosi menentukan siapa yang tetap

resilien dan mengalah. Beck mengembangkan sistem terapi yang

dinamakan terapi kognitif di mana pasien belajar mengubah pikirannya

untuk mengatasi deprivasi dan kecemasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

13

c. Ketepatan Berpikir adalah Kunci

Optimisme realistis tidak mengasumsikan bahwa hal-hal baik akan

datang dengan sendirinya. Hal-hal baik hanya akan terjadi melalui

usaha, pemecahan masalah dan perencanaan.

d. Fokus Kekuatan Manusia

Positif psychology memiliki dua tujuan utama, yakni (1)

meningkatkan pemahaman tentang kekuatan manusia (human

strengths) melalui perkembangan sistem dan metode klasifikasi

untuk mengukur kekuatan tersebut; dan (2) menanamkan

pengetahuan ini ke dalam program dan intervensi efektif yang

terutama dirancang untuk membangun kekuatan partisipan

daripada untuk memperbaiki kelemahan mereka. Resiliensi

merupakan kekuatan dasar yang mendasari semua karakteristik

positif pada kondisi emosional dan psikologis manusia. Kurangnya

resiliensi menjadi penyebab keberfungsian negatif. Tanpa resiliensi

tidak akan ada keberanian, rasionalitas dan insight.

4. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Resiliensi

Menurut Reivich & Shatte (Wielia & Wirawan, 2005) ciri-ciri

seseorang yang resilien adalah (a) mampu mengontrol emosi dan bersikap

tenang meskipun berada di bawah tekanan, (b) mampu mengotrol

dorongannya dan membangkitkan pemikiran yang mengarah pada

pengendalian emosi, (c) bersifat optimis mengenai mengenai masa depan

cerah, (d) mampu mengidentifikasi penyebab dari masalah mereka secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

14

akurat, (e) memiliki empati, (f) memiliki keyakinan diri, (g) memiliki

kompetensi untuk mencapai sesuatu.

Sarafino (1994) menyatakan bahwa ciri-ciri siswa yang memiliki

resiliensi yaitu (a) memiliki tempramen yang lebih tenang, sehingga

mampu menjalin hubungan baik dengan keluarga dan lingkungan; (b)

memiliki kemampuan untuk dapat bangkit dari tekanan dan berusaha

untuk mengatasinya.

5. Aspek-aspek Resiliensi

Reivich & Shatte (2002) memaparkan mengenai tujuh aspek

resiliensi. Penjelasannya sebagai berikut:

a. Regulasi Emosi (Emotion Regulation)

Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang

meskipun mengalami tekanan. Orang-orang yang memiliki resiliensi

baik menggunakan seperangkat keterampilan yang sudah matang yang

membantu mereka untuk mengontrol emosi, perhatian dan perilakunya.

Terdapat dua hal penting terkait dengan pengaturan emosi, yaitu

ketenangan (calming) dan fokus (focusing). Individu yang mampu

mengelola kedua keterampilan ini, dapat membantu mereka dalam

meredakan emosi dan memfokuskan pikiran-pikiran yang positif.

Emosi yang dirasakan oleh seseorang cenderung berpengaruh

pada orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang

kurang memiliki kemampuan untuk mengatur emosi, mengalami

kesulitan dalam membangun dan menjaga hubungan baik dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

15

orang lain. Namun tidak semua emosi yang dirasakan individu harus

dikontrol. Hal ini dikarenakan mengekspresikan emosi baik positif

maupun negatif merupakan hal yang konstruktif dan sehat, bahkan

kemampuan untuk mengekspresikan emosi baik positif maupun negatif

dan tepat merupakan bagian dari resiliensi (Reivich & Shatte, 2002).

Reivich dan Shatte (2002), mengungkapkan dua buah

keterampilan yang dapat memudahkan individu untuk melakukan

regulasi emosi, yaitu tenang dan fokus. Dalam keadaan tenang individu

dapat mengontrol dan mengurangi stres yang dialami. Ada beberapa

cara yang dapat digunakan untuk relaksasi dan membuat individu

merasa dalam keadaan tenang, yaitu dengan mengontrol pernafasan,

relaksasi otot dan membayangkan tempat yang tenang dan

menyenangkan. Sedangkan untuk keterampilan fokus pada

permasalahan yang ada akan mempermudah individu untuk

menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Dua buah

keterampilan ini akan membantu individu untuk mengontrol emosi

yang tidak terkendali, menjaga fokus pikiran individu ketika banyak

hal-hal yang mengganggu, serta mengurangi stres yang dialami oleh

individu.

b. Kontrol Terhadap Impuls (Impuls Control)

Kontrol terhadap impuls merupakan kemampuan individu untuk

mengendalikan impuls atau dorongan-dorongan, keinginan, kesukaan,

serta tekanan yang muncul dalam dirinya, kemudian akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

16

membawanya kepada kemampuan berpikir jernih dan akurat. Kontrol

terhadap impuls ini bukan hanya berhubungan erat dengan pengaturan

emosi, tetapi juga dengan keinginan tertentu dari individu yang dapat

mengganggu serta menghambat perkembangannya (Reivich & Shatte,

2002).

Individu dengan kontrol terhadap impuls yang rendah pada

umumnya percaya pada pemikiran impulsifnya yang mengenai situasi

sebagai kenyataan dan bertindak sesuai dengan situasi tersebut.

Mereka menampilkan perilaku mudah marah, kehilangan kesabaran,

impulsif dan berlaku agresif. Tentunya perilaku ini akan membuat

orang di sekitar merasa kurang nyaman, pada akhirnya akan

berdampak buruk bagi hubungan sosialnya.

Reivich dan Shatte (2002), mengatakan bahwa individu dapat

melakukan pencegahan terhadap impulsivitasnya. Pencegahan ini

dapat dilakukan dengan menguji keyakinan individu dan mengevaluasi

kebermanfaatan terhadap pemecahan masalah. Seperti memberikan

pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri; „apakah benar apa yang saya

lakukan?‟, „apakah manfaat dari semua ini?‟, dll. Kemampuan individu

untuk mengendalikan impuls sangat terkait dengan kemampuan

regulasi emosi yang ia miliki. Individu yang memiliki skor resilience

question yang tinggi pada faktor regulasi emosi, cenderung memiliki

skor resilience question yang tinggi pula pada faktor pengendalian

impuls.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

17

c. Optimisme (Optimism)

Orang yang memiliki resiliensi merupakan orang yang optimis.

Optimis berarti memiliki kepercayaan bahwa segala sesuatu akan

menjadi lebih baik. Individu memiliki kontrol dan harapan atas

kehidupannya. Individu yang optimis memiliki kemungkinan yang

kecil untuk mengalami depresi, berprestasi lebih baik di sekolah, lebih

produktif dalam pekerjaan, dan berprestasi di berbagai bidang. Mereka

percaya bahwa situasi yang sulit dapat berubah menjadi situasi yang

lebih baik. Mereka percaya bahwa mereka dapat memegang kendali

dan arah hidupnya.

Hal ini merefleksikan self-efficacy yang dimiliki oleh seseorang,

yaitu kepercayaan individu bahwa ia mampu menyelesaikan

permasalahan yang ada dan mengendalikan hidupnya. Dikarenakan

dengan optimisme yang ada seorang individu terus didorong untuk

menemukan solusi permasalahan dan terus bekerja keras demi kondisi

yang lebih baik (Reivich & Shatte, 2002).

Optimisme yang dimaksud adalah optimisme realistis, yaitu

sebuah kepercayaan akan terwujudnya masa depan yang lebih baik

dengan segala usaha untuk mewujudkan hal tersebut. Perpaduan antara

optimisme yang realistis dan self-efficacy merupakan kunci dari

resiliensi dan kesuksesan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

18

d. Kemampuan Menganalisis Masalah (Causal Analysis)

Kemampuan menganalisis masalah menunjukan bahwa individu

memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab masalahnya

secara akurat. Jika seseorang mampu mengidentifikasi penyebab

masalah secara akurat, maka ia tidak akan melakukan kesalahan yang

sama terus menerus. Kemampuan menganalisis masalah dilakukan

individu untuk mencari penjelasan dari suatu kejadian.

Seligman (dalam Reivich & Shatte, 2002) mengidentifikasikan

gaya berpikir explanatory yang erat kaitannya dengan kemampuan

causal analysis yang dimiliki individu. Gaya berpikir explanatory

dapat dibagi dalam tiga dimensi: personal (saya-bukan saya),

permanen (selalu tidak selalu), dan pervasive (semua-tidak semua).

Individu dengan gaya berpikir “Saya-Selalu-Semua”

merefleksikan keyakinan bahwa penyebab permasalahan berasal dari

individu tersebut (Saya), hal ini selalu terjadi dan permasalahan yang

ada tidak dapat diubah (Selalu), serta permasalahan yang ada akan

cenderung mempengaruhi seluruh aspek hidupnya (Semua). Sementara

individu yang memiliki gaya berpikir “Bukan Saya-Tidak Selalu-Tidak

semua” meyakini bahwa permasalahan yang terjadi disebabkan oleh

orang lain (Bukan Saya), di mana kondisi tersebut masih

memungkinkan untuk diubah (Tidak Selalu) dan permasalahan yang

ada tidak akan mempengaruhi sebagian besar hidupnya (Tidak semua).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

19

Gaya berpikir explanatory, memegang peranan penting dalam

konsep resiliensi (Reivich & Shatte, 2002). Individu yang terfokus

pada “Selalu-Semua” tidak mampu melihat jalan keluar dari

permasalahan yang mereka hadapi. Sebaliknya individu yang

cenderung menggunakan gaya berpikir “Tidak selalu-Tidak semua”

dapat merumuskan solusi dan tindakan yang akan mereka lakukan

untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Individu yang resilien adalah individu yang memiliki fleksibilitas

kognitif. Mereka mampu mengidentifikasikan semua penyebab yang

menyebabkan kemalangan yang menimpa mereka, tanpa terjebak pada

salah satu gaya berpikir explanatory. Mereka tidak akan menyalahkan

orang lain atas kesalahan yang mereka perbuat demi menjaga self-

esteem mereka atau membebaskan mereka dari rasa bersalah. Mereka

tidak terlalu terfokus pada faktor-faktor yang berada di luar kendali

mereka, sebaliknya mereka memfokuskan dan memegang kendali

penuh pada pemecahan masalah, perlahan mereka mulai mengatasi

permasalahan yang ada, mengarahkan hidup mereka, bangkit dan

meraih kesuksesan.

e. Empati (Empathy)

Empati merupakan kemampuan individu untuk mampu membaca

dan merasakan begaimana perasaan dan emosi oranglain, sehingga

individu mampu membaca sinyal-sinyal mengenai kondisi emosional

dan psikologis mereka melalui isyarat non-verbal, dan kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

20

menentukan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh orang lain. Empati

adalah pemahaman pikiran dan perasaan orang lain dengan cara

menempatkan diri ke dalam kerangka psikologis orang tersebut

(Kartono dalam Nashori, 2008).

Ketidakmampuan berempati berpotensi menimbulkan kesulitan

dalam hubungan sosial (Reivich & Shatte, 2002). Hal ini dikarenakan

kebutuhan dasar manusia untuk dipahami dan dihargai. Individu yang

tidak membangun kemampuan untuk peka terhadap tanda-tanda

nonverbal tersebut, tidak mampu untuk menempatkan dirinya pada

posisi orang lain, merasakan apa yang dirasakan orang lain dan

memperkirakan maksud dari orang lain. Ketidakmampuan individu

untuk membaca tanda-tanda nonverbal orang lain, dapat sangat

merugikan, baik dalam konteks hubungan kerja maupun hubungan

personal. Individu dengan empati yang rendah cenderung

menyamaratakan semua keinginan dan emosi orang lain

f. Efikasi Diri (Self Efficacy)

Efikasi diri menggambarkan perasaan seseorang mengenai

keyakinan bahwa individu dapat memecahkan masalah, keyakinan

mengalami dan memiliki keberuntungan dan kemampuan untuk

sukses. Mereka yang tidak yakin tentang kemampuannya akan mudah

tersesat.

Self-efficacy memiliki pengaruh terhadap prestasi yang diraih,

kesehatan fisik dan mental, perkembangan karir, bahkan perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

21

memilih dari seseorang. Self-efficacy memiliki kedekatan dengan

konsep perceived control, yaitu suatu keyakinan bahwa individu

mampu mempengaruhi keberadaan suatu peristiwa yang

mempengaruhi kehidupan individu tersebut.

g. Pencapaian (Reaching Out)

Pencapaian menggambarkan kemampuan individu untuk

meningkatkan aspek-aspek yang positif dalam kehidupannya yang

mencakup keberanian individu dalam mengatasi ketakutan-ketakutan

yang mengancam dalam kehidupannya.

Banyak individu yang tidak mampu melakukan reaching out.

Hal ini dikarenakan, sejak kecil individu telah diajarkan untuk sedapat

mungkin menghindari kegagalan dan situasi yang memalukan. Mereka

adalah individu-individu yang lebih memilih untuk memiliki

kehidupan standar dibandingkan harus meraih kesuksesan namun harus

berhadapan dengan resiko kegagalan hidup dan hinaan masyarakat.

Hal ini menunjukkan kecenderungan individu untuk berlebih-lebihan

dalam memandang kemungkinan hal-hal buruk yang dapat terjadi di

masa mendatang. Mereka memiliki rasa ketakutan untuk

mengoptimalkan kemampuan mereka hingga batas akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

22

B. Hakikat Remaja

1. Pengertian Siswa

Siswa adalah individu yang datang pada institusi pendidikan dengan

tujuan belajar. Individu ini sedang mengalami fase perkembangan atau

pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun pikiran. Sebagai

individu yang sedang mengalami perkembangan, dan pertumbuhan, Ia

memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk melewati tahap-tahap

tugas perkembangannya. Menurut Sanjaya, Siswa adalah individu yang

unik. Keunikan itu terlihat dari adannya perbedaan baik bakat, minat, dan

kemampuan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa Siswa adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui

proses pembelajaran yang tersedia pada jarum, jenjang dan jenis

pendidikan tertentu. Jadi dapat disimpulkan Siswa adalah individu yang

unik, sedang berada pada tahap perkembangan dan pertumbuhan, dan

secara sengaja datang pada institusi pendidikan dengan tujuan belajar.

Siswa umumnya berada pada fase balita hingga fase remaja dengan

rentang usia 3-18 tahun. Di Indonesia, Siswa melewati beberapa tahap

pendidikan diantaranya; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman

Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK). Siswa yang menjadi

subyek dalam penelitian ini yaitu siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)

yang sedang berada pada fase remaja awal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

23

2. Pengertian Remaja

Papalia dan Olds (2008), berpendapat bahwa masa remaja

merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Adapun Anna Freud

(dalam Hurlock, 1990), berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi

proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan

dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam

hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan

cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

Menurut Papalia dan Olds (2008), masa remaja adalah perjalanan

dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai oleh periode

transisional yang ditandai dengan adanya perubahan baik secara biologis,

psikologi, kognitif, dan psikososial. Masa remaja dimulai pada usia 11

atau 12 sampai awal usia dua puluhan.

Adapun Hurlock (1990), membagi masa remaja menjadi masa

remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau

17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh

Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi

perkembangan yang telah mendekati masa dewasa.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas,

dapat disimpulkan bahwa secara umum remaja diartikan sebagai salah

satu tahap perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-

kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan baik

fisik, kognitif, dan psikososial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

24

2. Karakteristik Masa Remaja

Masa remaja, seperti pada masa sebelumnya memiliki ciri-ciri

khusus yang membedakan masa sebelumnya dan sesudahnya. Berikut ini

adalah karakteristik pada masa remaja menurut Hurlock (1980):

a. Masa remaja sebagai periode yang penting. Dikatakan penting karena

semua perkembangan dalam remaja menimbulkan perlu adanya

penyesuaian mental, sikap, nilai, dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan. Periode peralihan dari masa

kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana remaja meninggalkan sifat

kekanak-kanakan dan mempelajari pola perilaku yang baru.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan. Perubahan pada masa remaja

adalah meninggikan emosi, perubahan tubuh, minat dan peran dalam

kelompok sosial, perubahan minat dan pola perilaku, memiliki sifat

ambivalen, menuntut kebebasan namun belum ragu atas kemampuan

untuk bertanggungjawab.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Banyaknya perubahan yang

terjadi dalam diri remaja membuat sebagian remaja mengalami

kegagalan dalam penyesuaian dengan pola perilaku yang baru.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Pada masa ini mereka

mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi

sama dengan teman-teman dalam segala hal.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan karena adanya

stereotip bahwa remaja itu masa yang negatif, dianggap anak yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

25

tidak rapih, tidak dapat dipercaya, dan bersifat merusak, sehingga

timbul ketakutan akan adanya stereotip dari masyarakat.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Remaja selalu

mempunyai harapan atau angan-angan dan cita-cita yang tinggi,

namun belum dapat memahami kemampuan yang sesungguhnya.

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menjelang menginjak

masa dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa

belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilaku sebagai

orang dewasa, mereka mulai berperilaku sebagai status orang dewasa

seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obat dan

sebagainya yang dipandang dapat memberikan citra seperti yang

diinginkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, karakteristik masa remaja adalah

masa penting, peralihan, perubahan, usia bermasalah, mencari identitas,

usia penuh ketakutan, masa yang tidak realistik, dan ambang

kedewasaan.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Yusuf (2010) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja

antara lain:

a. Menerima keadaan fisiknya dan memanfaatkannya secara efektif.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau orang dewasa

lainnya.

c. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

26

d. Memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan.

e. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.

f. Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang perlu bagi

kompetensi sebagai warga Negara.

William Kay (dalam Jahja, 2011), mengemukakan tugas-tugas

perkembangan remaja sebagai berikut:

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur

yang mempunyai otoritas.

c. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul

dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun

kelompok.

d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.

e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap

kemampuannya sendiri.

f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas

dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup.

g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)

kekanak-kanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

27

C. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi-Sosial

1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial

Yusuf dan Nurihsan (2010: 11) mendefinisikan bimbingan pribadi-

sosial sebagai bimbingan untuk membantu para individu dalam

memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial. Masalah-masalah tersebut

antara lain masalah hubungan dengan sesama teman, dengan guru dan staf

sekolah, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan

lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan

penyelesaian konflik.

Winkel dan Sri Hastuti (2006:118) mendefinisikan bimbingan

pribadi-sosial sebagai bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya

sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam

mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian

waktu luang, penyaluran nafsu seksual, serta bimbingan dalam membina

hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan

sosial).

Yusuf dan Nurihsan (2010: 11) mengungkapkan bahwa bimbingan

pribadi-sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan

mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah

dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada

pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan

karakteristik pribadi serta ragam permasalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

28

Lebih lanjut, Yusuf dan Nurihsan (2010: 5) mengungkapkan

bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan dengan cara menciptakan

lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,

mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif,

serta ketrampilan-ketrampilan pribadi-sosial yang tepat.

Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian di atas, dapat

disimpulkan bahwa bimbingan pribadi sosial adalah upaya untuk

membantu individu dalam memantapkan kepribadian dan

mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah

yang berkaitan dengan diri sendiri dan orang lain, yang didukung melalui

penciptaan lingkungan yang kondusif dan interaksi pendidikan yang akrab.

2. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial

a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam

kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,

Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada

umumnya

b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling

menghormati dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.

c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersikap

fluktuatif antara yang menyenangkan (anugerah) dan yang tidak

menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif

sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

29

d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan

konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun

kelemahan; baik fisik maupun psikis.

e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang

lain.

f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.

g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai

orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.

h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk

komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.

i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial, yang diwujudkan dalam

bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silahturahim

dengan sesama manusia

j. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik

analisis data. Keenam sub judul tersebut merupakan bagian-bagian dari metode

penelitian yang harus ada dalam metode penelitian. Setiap pengertian dan

penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat dipertanggung

jawabkan. Masing-masing sub judul.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian

yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat

penelitian dilakukan (Furchan, 2007: 447). Penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh mengenai resiliensi siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I

Wuryantoro Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Wuryantoro, Kabupaten

Wonogiri. Waktu pelaksanaan penelitian ini kurang lebih selama satu

minggu, namun karena keterbatasan waktu dari pihak sekolah maka untuk

penyebaran kuisioner hanya mendapat waktu dua hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

31

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro

tahun ajaran 2015/2016. Populasi penelitian mencakup siswa kelas XI IPS 1

dan XI IPA 1. Jumlah populasi penelitian adalah 65 siswa, yang terbesar

dalam 2 kelas yaitu sebanyak 31 siswa kelas IPA 1 dan 34 siswa kelas IPS 1.

Berdasarkan hal tersebut, data subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 1

Data subjek penelitian Resiliensi kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro

No Kelas Hadir

1 XI IPS 1 31

2 XI IPA 1 34

Total 65

D. Teknik dan Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang disusun

berdasarkan aspek-aspek resiliensi menurut Reivich & Shatte (2002). Kuesioner

tentang resiliensi terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama berisi tentang kata

pengantar petunjuk pengisian kuesioner, bagian yang kedua berisi tentang

pernyataan yang mengungkapkan gambaran resiliensi. Kisi-kisi jumlah aspek diri

dapat dilihat pada tabel I. Peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi dengan

menentukan indikator dari aspek masing-masing resiliensi kemudian peneliti

membuat item- item dari indikator tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

32

Operasional objek penelitian ini dijabarkan lebih lanjut dalam konstruk

instrument pada tabel di bawah ini:

Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan kuesioner resiliensi

tersebut antara lain:

1. Kuesioner Resiliensi

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner.Kuesioner

adalah sekumpulan daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan

pada subjek penelitian (Arikunto, 2003). Kuesioner ini bersifat tertutup karena

alternatif jawaban sudah disediakan sehingga subjek tinggal memilih alternatif

jawaban yang sesuai (Arikunto, 2013). Kuesioner yang disusun memuat aspek

dari resiliensi. Masing-masing memiliki tujuh aspek.

2. Format Pernyataan Skala

Bentuk skala dalam kuesioner ini mengacu pada model skala likert, di

mana masing-masing item membentuk item favorabel dan unfavorabel.Skala

likert digunakan untuk mengukur sikap.pendapat, persepsi sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Pada skala ini variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel, kemudian indikator variabel tersebut dijadikan

sebagai dasar untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan

atau pernyataan (Sugiyono 2011).

Skala ini dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai

(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Maksud

jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan

pendapat atau responden, ke arah sesuai atau ke arah tidak sesuai. Untuk item

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

33

favorabel, skor bergerak dari 4 untuk sangat sesuai (SS),3 untuk sesuai (S), 2

untuk tidak sesuai (TS), dan 1 untuk sangat tidak sesuai (STS). Demikian juga

untuk item unfavorabel, skor 1 untuk sangat sesuai (SS), 2 untuk sesuai (S), 3

untuk tidak sesuai (TS), 4 untuk sangat tidak sesuai (STS). Tidak ada skor 0

karena sifat jawaban akan tidak menjadi mutlak ya atau tidak. Norma skoring

resiliensi terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Norma skoring

Alternatif Jawaban

Skor

Favorabel Unfavorabel

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak sesuai 2 3

Sangat tidak sesuai 1 4

3. Kisi-kisi Item

Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek resiliensi dalam

Agustiani (2006:141-142). Operasional objek penelitian ini dijabarkan lebih

lanjut dalam konstruk instrument pada tabel di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

34

Tabel 3

Kisi-kisi Kuesioner Resiliensi

NO ASPEK INDIKATOR

NOMOR ITEM

JML

FAV. UNFAV.

1

Regulasi

Emosi

(Emotion

Regulation)

Tenang dalam menghadapi masalah 1,2 3,4 4

Fokus pada permasalahan yang ada 5,6 7,8 4

2

Kontrol

terhadap

(Impuls

Kontrol)

Kemampuan mengendalikan emosi negatif 9,10 11,12 4

Kemampuan mengelola emosi negative 13,14 15,16 4

3 Optimisme

(Optimism)

Memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu

akan menjadi baik

17,18 19,20 4

Yakin mampu menghadapi segala situasi 21,22 23,24 4

4

Kemampuan

menganalisis

masalah

(Causal

analysis)

Mampu mengidentifikasi masalah dengan

baik

25,26 27,28 4

Mampu membuat solusi atas masalah yang

dihadapi

29,30 31,32 4

Tidak menyalahkan oranglain atas kesalahan

yang diperbuat

33,34 35,36

Meyakini bahwa kegagalan terjadi akibat

kurangnya usaha

37,38 39,40 4

5 Empati

(empathi)

Mampu memaknai perilaku verbal orang lain 41,42 43,44 4

Mampu memaknai perilaku non-verbal orang

lain

45,46 47,48 4

6 Efikasi diri

(self-efficacy)

Memiliki keyakinan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi

49,50

51,52 4

Memiliki keyakinan untuk sukses 53,54 55,56 4

7 Pencapaian

(reaching out)

Tidak malu apabila mengalami kegagalan 57,58 59, 60 4

Keluar dari zona nyaman diri 61.62 63,64 4

Berani untuk mengoptimalkan kemampuan 65,66 67,68 4

Jumlah 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

35

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas suatu instrument penelitian adalah derajat yang

menunjukan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur

(Arikunto, 2009: 122). Uji validitas item dilakukan untuk mengetahui

apakah instrument yang disusun dapat dipergunakan untuk mengukur apa

yang akan diukur. Semakin tinggi nilai validitas item menunjukan semakin

valid instrument tersebut untuk digunakan di lapangan.

Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas

isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian

terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara professional

judgement (Azwar 2004:45). Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007:

296) validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka namun

pengesahannya berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh ahli (expert

judgement). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi

berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya

dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing).

Hasil konsultasi dan telaah yang dilakukan oleh ahli dilengkapi

dengan pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap

item instrumen terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi

Spearman's rho menggunakan aplikasi program komputer SPSS for

Window. Rumus korelasi Spearman's rho adalah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

36

Keterangan :

Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas yang minimal

sama dengan 0,30 (Azwar, 2007:103). Apabila terdapat item yang

memiliki nilai koefisien di bawah 0,30 maka item tersebut dinyatakan

gugur.

Proses penghitungan indeks validitas item pada alat ukur penelitian

ini dilakukan dengan cara memberi skor terlebih dahulu setiap item dan

mentabulasi ke dalam tabulasi data uji coba instrument penelitian.

Penghitungan indeks validitas instrument dilakukan dengan menggunakan

bantuan program komputer statistic program for social science (SPSS)

versi 16.0. Item yang valid adalah item yang memiliki nilai korelasi ≥

0,30. Berdasarkan penghitungan yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh

62 item yang valid dan 6 item yang tidak valid. Jumlah item yang valid

dan tidak valid terdapat pada tabel di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

37

Tabel 4

Rincian Item yang Valid dan Tidak Valid

NO ASPEK INDIKATOR NOMOR ITEM

FAV. UNFAV.

1 Regulasi

Emosi

(Emotion

Regulation)

Tenang dalam mengahadapi masalah 1, 2 3, 4

Fokus pada permasalahan yang ada 5, 6 7, 8

2 Kontrol

terhadap

(Impuls

Kontrol)

Kemampuan mengendalikan emosi

negatif

9, 10 11*, 12

Kemampuan mengelola emosi negatif

13*,

14

15, 16

3 Optimisme

(Optimism)

Memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu

akan menjadi baik

17, 18 19, 20

Yakin mampu menghadapi segala situasi 21, 22 23, 24

4 Kemampuan

menganalisis

masalah

(Causal

analysis)

Mampu mengidentifikasi masalah dengan

baik

25, 26 27, 28*

Mampu membuat solusi atas masalah

yang dihadapi

29, 30 31, 32

Tidak menyalahkan oranglain atas

kesalahan yang diperbuat

33, 34 35, 36

Meyakini bahwa kegagalan terjadi akibat

kurangnya usaha

37, 38 39, 40

5 Empati

(empathi)

Mampu memaknai perilaku verbal orang

lain

41,

42*

43, 44

Mampu memaknai perilaku non-verbal

orang lain

45, 46 47*, 48

6 Efikasi diri

(self-

efficacy)

Memiliki keyakinan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi

49, 50

51, 52

Memiliki keyakinan untuk sukses 53, 54 55, 56

7 Pencapaian

(reaching

out)

Tidak malu apabila mengalami kegagalan 57, 58 59, 60

Keluar dari zona nyaman diri 61, 62 63,64*

Berani untuk mengoptimalkan

kemampuan

65,66 67,68

Catatan: kode*) adalah keterangan item yang tidak valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

38

2. Reliabilitas

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran

(Azwar, 2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang

mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel

(Azwar, 2007:176). Sukardi (2003: 127) mengatakan bahwa pengukuran

yang menggunakan instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai

reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil

yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Perhitungan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan

pendekatan koefisiensi Alpha Cronbach (α). Penggunaan teknik analisis

Alpha Cronbach didasarkan atas pertimbangan perhitungan reliabilitas

skala. Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai

berikut:

[

]

Keterangan rumus:

: koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

dan

: varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

: varians skor skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

39

Berdasarkan hasil data uji coba yang telah dihitung melalui program

komputer Stastistical Program for Social Science (SPSS) 16.0 for

Window, diperoleh perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dengan

menggunakan rumus koefisien alpha (α), yaitu 0,923. Hasil perhitungan

indeks reliabilitas dicocokkan dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995)

terdapat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5

Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Dari hasil penghitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa

koefisien reliabilitas kuesioner termasuk kualifikasi sangat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

40

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Persiapan dan Pelaksanaan

Berikut ini adalah langkah-langkah mengumpulkan data:

a. Penyusunan kuesioner tingkat resiliensi siswa kelas XI, disusun

berdasarkan aspek-aspek Resiliensi.

b. Peneliti mengidentifikasi aspek-aspek resiliensi kemudian

merumuskan indikator-indikator dari setiap aspek.

c. Peneliti merumuskan pernyataan-pernyataan item dari setiap indikator.

d. Peneliti mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing

skripsi untuk menelaah kualitas instrumen dan memeriksa validitasi isi

sebelum digunakan peneliti untuk penelitian

e. Meminta surat izin untuk melakukan penelitian pada sekretariat

Program Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang kemudian ditandatangani oleh ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan.

f. Meminta tanda tangan kepada wakil dekan dan cap yang mengesahkan

surat tersebut.

g. Mengirim surat izin penelitian kepada kepalah sekolah SMA N 1

Wuryantoro.

h. Meminta penentuan dan kesepakatan mengenai waktu pelaksanaan

penelitian kepada pihak sekolah. Merevisi item kuesioner dan

mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

41

2. Tahap Pengumpulan Data

Uji terpakai dilakukan setelah memperoleh ijin dan kesepakatan

waktu pelaksanaan dari pihak sekolah SMA N I Wuryantoro. Penelitian

dilakukan dua hari karena terbatasnya waktu penelitian ini menggunakan

uji terpakai yang artinya data yang digunakan sebagai data penelitian.

Responden yang digunakan untuk penelitian adalah siswa yang hadir pada

saat pengambilan data, sehingga jumlah siswa yang digunakan sebagai

responden penelitian terpakai dan mengisi instrument berjumlah 65 siswa.

Sebelum meminta siswa untuk mengisi kuesioner, peneliti terlebih

dahulu memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan dalam

penelitian ini, dan menjelaskan petunjuk dalam mengisi kuesioner

resiliensi. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner. Peneliti juga

memberikan kesempatan pada para siswa atau responden untuk

menanyakan hal-hal yang kurang jelas berkaitan dengan kuesioner.

3. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

memperoleh gambaran atau realita mengenai resiliensi. Langkah-langkah

yang ditempuh untuk analisis data adalah sebagai berikut:

a. Memberi skor pada tiap-tiap item pada setiap kuesioner yang telah

diisi oleh responden dengan mengacu pada norma skoring dari tiap-

tiap alternatif jawaban sebagaimana telah ditetapkan. Skor

pernyataan positif adalah: Sangat sesuai = 4, sesuai = 3, Tidak

seuai= 2, Sangat tidak sesuai= 1. Untuk pernyataan yang negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

42

mendapat skor sebaliknya yaitu: sangat sesuai= 1, Sesuai = 2, Tidak

sesuai = 3, Sangat tidak sesuai = 4.

b. Mentabulasikan seluruh data ke dalam komputer dengan bantuan

program Microsoft Excel, kemudian menjumlah total skor dari

masing-masing responden.

c. Mengelompokkan tingkat resiliensi subyek ke dalam lima kategori

dengan mengacu pada pedoman Azwar. Adapun norma kategori

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Penggolongan Kategorisasi

Penghitungan skor Kategori

µ + 1,5 σ < X Sangat tinggi

µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ Tinggi

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ Sedang

µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ Rendah

X ≤ µ - 1,5 σ Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

43

Keterangan:

X maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subyek

penelitian dalam skala

X minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subyek

penelitian dalam skala

σ (standar deviasi) : luas jarak rentang yang dibagi dalam 6

satuan diviasi sebaran

µ (mean teoritik) : rata-rata teoritis dari skor maksimumdan

minimum

Kategorisasi tersebut dibedakan menjadi dua kategorisasi yaitu

kategorisasi subyek penelitian dan kategorisasi tiap item kuesioner.

Penghitungan dua macam kategorisasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Deskripsi Resiliensi

Kategorisasi skor subyek penelitian dilakukan dengan tujuan untuk

menggolongkan subyek penelitian ke dalam kategori yang telah

ditetapkan. Kategori subyek diperoleh melalui penghitungan sebagai

berikut: X maksimum teoritik: 4x 62= 248, X minimum teoritik:

1x62=62 sehingga luas jarak: 248-62=186. Selanjutnya, σ (standar

deviasi): 186:6=31, dan µ (mean teoritik): (24+62:2=155). Setelah

dilakukan penghitungan, penentuan kategorisasi dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

44

Tabel 7

Pengkategorisasian Deskripsi Resiliensi

Penghitungan skor Rerata Keterangan

µ + 1,5 σ < X X ≥ 202 Sangat tinggi

µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ 171 < X ≤ 202 Tinggi

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ 140 < X ≤ 171 Sedang

µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ 109 < X ≤ 140 Rendah

X ≤ µ - 1,5 σ X ≤ 109 Sangat Rendah

b. Kategorisasi Skor Item

Kategorisasi skor item dilakukan untuk menemukan item

kuesioner yang terindikasi rendah yang akan digunakan peneliti

sebagai pedoman penyusunan usulan topik-topik bimbingan yang

relevan Kategorisasi item penelitian diperoleh dengan perhitungan

sebagai berikut: X maksimum: 4x65 =260, X minimum: 1x65=65

sehingga luas jarak:260-65=195. Selanjutnya σ(standar deviasi):

195:6=32,5 dan (mean teoritik): 260+65:2= 162,5

Penentuan kategorisasi setelah dilakukan penghitungan dapat dilihat

pada tabel berikut ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

45

Tabel 8

Pengkategorisasian Skor Item

Penghitungan skor Rerata Keterangan

µ + 1,5 σ < X X ≥ 211 Sangat tinggi

µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ 179 < X ≤ 211 Tinggi

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ 146 < X ≤ 179 Sedang

µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ 114 < X ≤ 146 Rendah

X ≤ µ - 1,5 σ X ≤ 114 Sangat Rendah

Kemudian, item yang masuk dalam kategori sedang, rendah dan

sangat rendah akan dijadikan sebagai dasar penyusunan usulan topik-

topik bimbingan pribadi sosial yang efektif bagi siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

47

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab disajikan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil penelitian

yang sudah dilakukan, yaitu tentang resiliensi siswa kelas XI SMA Negeri I

Wuryantoro. Penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk

mengetahui tingkat resiliensi siswa kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro dan

dalam pembuatan topik-topik bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

resiliensi pada siswa.

A. Hasil penelitian

1. Deskriptif Resiliensi Siswa SMA Negeri I Wuryantoro Tahun Ajaran

2015/2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resiliensi yang dimiliki

oleh siswa kelas XI yang bersekolah di SMA Negeri I Wuryantoro dan

mengidentifikasi butir-butir resiliensi yang belum tercapai pada siswa

kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro. Berdasarkan data yang terkumpul

dan diolah dengan menggunakan kriteria Azwar (2011) dapat diketahui

resiliensi siswa kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro tahun ajaran

2015/2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

48

Tabel 9

Kategorisasi Deskripsi Resiliensi Siswa

Penghitungan skor Rerata Frekuensi Presentase Keterangan

µ + 1,5 σ < X X ≥ 202 16 24,6 % Sangat tinggi

µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ 171 < X ≤ 202 42 64,6 % Tinggi

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ 140 < X ≤ 171 7 10,8 % Sedang

µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ 109 < X ≤ 140 0 0 % Rendah

X ≤ µ - 1,5 σ X ≤ 109 0 0 % Sangat Rendah

Kategorisasi deskripsi resiliensi siswa ini jika digambarkan dalam

bentuk diagram dapat dilihat sebagai berikut:

Grafik 1

Diagram Deskripsi Resiliensi Siswa

Tabel dan diagram menerangkan bahwa:

a. Terdapat 24,6% atau 16 siswa termasuk dalam kategori sangat

tinggi

b. Terdapat 64,6% atau 42 siswa termasuk dalam kategori tinggi

c. Terdapat 10,8% atau 7 siswa termasuk dalam kategori sedang

d. Tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah

e. Tidak ada siswa yang masuk dalam kategori sangat rendah

0

10

20

30

40

50

SangatTinggi

Tinggi Sedang Rendah SangatRendah

16

42

7

0 0

Series 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

49

2. Hasil analisis butir-butir instrumen resiliensi yang terindikasi

rendah

Berdasarkan hasil pengolahan data telah didapat skor-skor item

yang masuk dalam kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan

sangat rendah. Item yang berada dalam kategori sedang, rendah dan

sangat rendah adalah item yang akan digunakan sebagai bahan

penyusunan usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial.

Hasil pengkategorisasian skor item resiliensi dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 10

Kategorisasi Skor Item Resiliensi

Penghitungan skor Rerata Frekuensi Presentase Keterangan

µ + 1,5 σ < X X ≥ 211 16 25,9 % Sangat tinggi

µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ 179 < X ≤ 211 36 58 % Tinggi

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ 146 < X ≤ 179 8 14,5 % Sedang

µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ 114 < X ≤ 146 1 1,6 % Rendah

X ≤ µ - 1,5 σ X ≤ 114 0 0 % Sangat Rendah

Kategorisasi skor item resiliensi siswa ini jika digambarkan

dalam bentuk diagram dapat dilihat sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

50

Grafik 2

Diagram Kategorisasi Skor Item Resiliensi Siswa

Tabel dan diagram menerangkan bahwa:

a. Terdapat 25,9% atau 16 item termasuk dalam kategori sangat tinggi

b. Terdapat 58% atau 36 item termasuk dalam kategori tinggi

c. Terdapat 14,5% atau 8 item termasuk dalam kategori sedang

d. Terdapat 1,6 % atau 1 item yang masuk dalam kategori rendah

e. Tidak ada item yang masuk dalam kategori sangat rendah

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat 8 item yang masuk dalam kategori sedang dan 1 item yang masuk

dalam kategori rendah. Kesembilan item tersebut akan dijadikan dasar

dalam pembuatan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang

relevan bagi siswa. Item-item tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

0

10

20

30

40

Sangattinggi

tinggi sedang rendah sangatrendah

16

36

9

1

Series 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

51

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Resiliensi Siswa Kelas XI SMA Negeri Wuryantoro Tahun Ajaran

2015/2016 masuk dalam kategori tinggi

Berikut ini disajikan pembahasan deskripsi kemampuan resiliensi

siswa kelas XI SMA N I Wuryantoro Tahun ajaran 2015/2016.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar siswa (64,6%) kelas XI SMA N I Wuryantoro

Tahun ajaran 2015/2016 memiliki resiliensi yang tinggi, hal ini dapat

diartikan bahwa siswa memiliki tingkat resiliensi yang baik. Siswa yang

memiliki resiliensi yang baik adalah siswa yang mampu mengontrol emosi

dan bersikap tenang meskipun berada di bawah tekanan, mampu

mengotrol dorongannya dan membangkitkan pemikiran yang mengarah

pada pengendalian emosi, bersifat optimis mengenai mengenai masa

depan cerah, mampu mengidentifikasi penyebab dari masalah mereka

secara akurat, memiliki empati, memiliki keyakinan diri, memiliki

kompetensi untuk mencapai sesuatu.

Tingkat resiliensi siswa yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu faktor individual, faktor keluarga, dan faktor komunitas

(Everall, dkk, 2006). Sedangkan Grotberg (1999: 3) menyatakan bahwa

resiliensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama adalah sumber

dukungan sosial yang meliputi hubungan yang baik dengan keluarga,

lingkungan sekolah yang menyenangkan, ataupun hubungan dengan orang

lain di luar keluarga. Kedua, kemampuan individu yang meliputi kekuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

52

yang terdapat pada individu tersebut seperti percaya diri dan bangga pada

diri sendiri, bersikap baik dan tenang, beriman, mencintai dan berempati,

mandiri dan bertanggung jawab. Ketiga, kemampuan sosial dan

interpersonal yang dapat bersumber dari apa saja yang dapat dilakukan

oleh individu sehubungan dengan keterampilan-keterampilan sosial dan

interpersonal. Keterampilan ini antara lain; mengatur berbagai perasaan

dan rangsangan di mana individu dapat mengenali perasaan mereka,

mengenali berbagai jenis emosi, kreatif, humoris, menemukan bantuan,

memiliki keterampilan sosial yang baik, serta kemampuan dalam

memecahkan masalah.

Tingginya tingkat resiliensi siswa kelas XI SMA N I Wuryantoro

Tahun ajaran 2015/2016 dapat juga disebabkan oleh faktor individual

yaitu kemampuan kognisi yang baik, konsep diri yang positif tentang

dirinya, kemampuan menjalin relasi yang baik dengan orang lain,

kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi, kemampuan

mengontrol dorongan-dorongan dari dalam diri, dan kemampuan untuk

tidak menyalahkan diri sendiri. Individu yang resilien, memiliki

kemampuan untuk mengontrol emosi, tingkah laku, dan atensi dalam

menghadapi masalah. Sebaliknya individu yang memiliki resiliensi rendah

akan kesulitan untuk mengontrol emosi dan sulit beradaptasi, menjalin dan

memepertahankan hubungan dengan orang lain. Individu akan cenderung

untuk terjebak dalam emosinya dan sulit membuat keputusan dengan tepat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

53

sulit menghadapi permasalahan dalam hidup dengan positif, serta tidak

terbuka pada pengalaman baru.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh

Gottman (1997) yang menunjukkan bahwa dengan mengaplikasikan

regulasi emosi dalam kehidupan akan berdampak positif baik bagi

kesehatan fisik, keberhasilan akademik, kemudahan dalam membina

hubungan dengan orang lain dan meningkatkan resiliensi.

Resiliensi yang dimiliki siswa memiliki efek terhadap kesehatan

siswa secara fisik, mental, serta menentukan keberhasilan siswa dalam

berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungannya (Reivich & Shatte,

2002). Kapasitas resiliensi ada pada setiap orang, artinya setiap individu

lahir dengan kemampuan untuk bertahan dari penderitaan, kekecewaan,

atau tantangan. Resiliensi dapat dilihat jelas apabila seseorang berada pada

tantangan atau masalah. Semakin seseorang berhadapan dengan banyak

tantangan dan permasalahan dalam hidupnya, maka semakin terlihat

apakah seseorang tersebut mampu mengembangkan karakteristik resiliensi

dalam dirinya atau tidak (Bobey, 1999).

Selain faktor individu, faktor keluarga dan komunitas juga turut

berperan dalam menciptakan siswa yang resilien. Sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Bryan (2005) yang mengemukakan bahwa sekolah,

keluarga dan komunitas dapat menciptakan kesempatan yang baik untuk

mengembangkan resiliensi pada siswa. Hal ini karena keluarga dan

komunitas dapat membantu menghilangkan stressor, batasan maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

54

rintangan dalam mencapai prestasi akademik. Sekolah (komunitas) mampu

meningkatkan resiliensi siswa karena sekolah mampu menciptakan

suasana yang harmonis dan melindungi anak dari kesulitan (Borman &

Rachuba, 2001). Dengan kata lain sekolah membuat lingkungan belajar

yang positif, dimana kompetensi akademik dan potensi siswa didukung

secara baik, dan mengurangi masalah perilaku (Close & Solberg, 2007).

Hasil penelitian siswa kelas XI SMA N I Wuryantoro Tahun ajaran

2015/2016 ditemukan 10,8% siswa berada pada tingkat resiliensi rendah.

Rendahnya tingkat resiliensi pada siswa dapat juga disebabkan karena

faktor individu, faktor keluarga, dan faktor komunitas/lingkungan. Faktor

individu yang biasanya muncul pada siswa, antara lain; merasa rendah diri,

tidak berharga, tidak puas atas apa yang telah dilakukannya, mudah putus

asa, dan tidak percaya diri. Untuk faktor keluarga, ada kecenderungan

siswa merasa tidak dihargai oleh keluarga, tidak mendapatkan perhatian

dan kasih sayang dari keluarga, diperlakukan tidak adil sebagai sebagai

anak maupun kakak atau adik. Untuk faktor komunitas/ lingkungan, ada

kecenderungan siswa tidak mampu mengatur emosinya pada orang lain,

tidak didukung oleh lingkungannya, merasa dikucilkan atau diabaikan oleh

komunitasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

55

2. Item-item Resiliensi

Berdasarkan hasil penelitian, di dapatkan data yang menunjukan bahwa

terdapat 1 butir kuisioner yang terindikasi rendah, dan 8 butir kuisioner yang

terindikasi sedang. Kesembilan item tersebut diuraikan sebagai berikut:

Tabel 11

Item-item Resiliensi siswa kelas XI yang masuk

dalam kategori sedang dan rendah

ASPEK INDIKATOR NO ITEM SKOR

Regulasi

Emosi

(Emotion

Regulation)

Fokus pada permasalahan

yang ada

7 Saya mudah mengalihkan

konsentrasi saya ke hal lain pada

saat menghadapi masalah 176

Kontrol

terhadap

(Impuls

Kontrol)

Kemampuan

mengendalikan emosi

negatif

9 Saya mampu mengedalikan

emosi saat marah/kesal 177

12 Saya cenderung mudah marah

kepada siapapun ketika sedang

merasa kesal

166

Kemampuan mengelola

emosi negatif

16 Saya mudah bingung ketika

memiliki sebuah masalah 164

Kemampuan

menganalisis

masalah

(Causal

analysis)

Mampu mengidentifikasi

masalah dengan baik

25 Saya mampu mengenali akar

masalah dari masalah yang saya

hadapi

179

Empati

(empathi)

Mampu memaknai

perilaku verbal orang lain

43 Saya mudah terbakar emosi

ketika mendengar oranglain

berbicara dengan nada keras

176

44 Saya kesal melihat teman yang

mudah mengeluh 156

Pencapaian

(reaching

out)

Berani untuk

mengoptimalkan

kemampuan

66 Saya bersemangat saat ditunjuk

untuk mengerjakan di depan

kelas

159

Keluar dari zona nyaman

diri

62 Saya senang saat ditunjuk

menjadi pemimpin upacara atau

pengibar bendera

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

56

Kesembilan item yang termasuk dalam kategori rendah dan sedang

tersebut selanjutnya disebut sebagai item yang terindikasi rendah.

Terdapat beberapa penjelasan mengenai kesembilan item tersebut hingga

teridentifikasi rendah berdasarkan aspek-aspek resiliensi menurut Reivich

& Shatte. Berikut penjelasan yang dijabarkan sesuai dengan item yang

terindikasi rendah.

Pertama, pernyataan “Saya mudah mengalihkan konsentrasi saya

ke hal lain pada saat menghadapi masalah”. Item nomor 7 masuk dalam

kategori rendah, artinya siswa tidak fokus pada permasalahan yang

dimiliki. Siswa cenderung mudah mengalihkan konsentrasinya dari

permasalahan yang dihadapi sehingga permasalahan yang dihadapi tidak

akan cepat mendapatkan jalan keluar. Seseorang yang resiliens memiliki

keterampilan untuk fokus, fokus pada permasalahan yang dimiliki akan

mempermudah seseorang untuk menemukan solusi dari permasalahan

yang ada.

Kedua, pernyataan ”Saya mampu mengedalikan emosi saat

marah/kesal”. Item nomor 9 masuk dalam kategori rendah, artinya siswa

tidak mampu mengontrol impuls saat marah/kesal. Individu dengan

kontrol terhadap impuls yang rendah pada umumnya percaya pada

pemikiran impulsifnya yang mengenai situasi sebagai kenyataan dan

bertindak sesuai dengan situasi tersebut. Mereka menampilkan perilaku

mudah marah, kehilangan kesabaran, impulsif dan berlaku agresif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

57

Seseorang yang resilien mampu mengontrol impuls. Kontrol

terhadap impuls akan membawa kepada pemikiran yang jernih dan akurat.

Reivich dan Shatte (2002), mengatakan bahwa individu dapat melakukan

pencegahan terhadap impulsivitasnya. Pencegahan ini dapat dilakukan

dengan menguji keyakinan individu dan mengevaluasi kebermanfaatan

terhadap pemecahan masalah. Seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan

pada diri sendiri; „apakah benar apa yang saya lakukan?‟, „apakah manfaat

dari semua ini?‟, dll.

Ketiga, pernyataan “Saya cenderung mudah marah kepada

siapapun ketika sedang merasa kesal”. Item nomor 12 masuk dalam

kategori rendah, artinya siswa tidak dapat mengontrol impuls dan tidak

fokus pada permasalahan yang dihadapi. Individu dengan kontrol terhadap

impuls yang rendah pada umumnya percaya pada pemikiran impulsifnya

yang mengenai situasi sebagai kenyataan dan bertindak sesuai dengan

situasi tersebut. Mereka menampilkan perilaku mudah marah, kehilangan

kesabaran, impulsif dan berlaku agresif. Tentunya perilaku ini akan

membuat orang di sekitar merasa kurang nyaman, pada akhirnya akan

berdampak buruk bagi hubungan sosialnya.

Reivich dan Shatte (2002), mengatakan bahwa individu dapat

melakukan pencegahan terhadap impulsivitasnya. Pencegahan ini dapat

dilakukan dengan menguji keyakinan individu dan mengevaluasi

kebermanfaatan terhadap pemecahan masalah. Seperti memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

58

pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri; „apakah benar apa yang saya

lakukan?‟, „apakah manfaat dari semua ini?‟, dll.

Keempat, pernyataan “Saya mudah bingung ketika memiliki

sebuah masalah”. Item nomor 16 masuk dalam kategori rendah, artinya

siswa tidak mampu mengelola impuls dengan baik sehingga siswa

mengalami kebingungan ketika dihadapkan pada sebuah masalah.

Kemampuan individu untuk mengendalikan impuls sangat terkait dengan

kemampuan regulasi emosi yang ia miliki. Individu yang memiliki skor

resilience question yang tinggi pada faktor regulasi emosi, cenderung

memiliki skor resilience question yang tinggi pula pada faktor

pengendalian impuls. Dalam hal ini siswa kurang memiliki keterampilan

fokus dan tenang yang ada dalam faktor regulasi emosi. sehingga siswa

mudah bingung ketika memiliki sebuah masalah.

Kelima pernyataan “Saya mampu mengenali akar masalah dari

masalah yang saya hadapi”. Item nomor 25 masuk dalam kategori rendah,

artinya siswa tidak mampu menganalisis masalah yang sedang dihadapi.

Hal ini dapat disebabkan karena siswa memiliki gaya berpikir “Saya-

selalu-semua” dimana siswa dengan gaya berpikir “Saya-Selalu-Semua”

merefleksikan keyakinan bahwa penyebab permasalahan berasal dari

individu tersebut (Saya), hal ini selalu terjadi dan permasalahan yang ada

tidak dapat diubah (Selalu), serta permasalahan yang ada akan cenderung

mempengaruhi seluruh aspek hidupnya (Semua). Sehingga siswa tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

59

mampu mencari kejelasan dari suatu kejadian atau tidak dapat

menganalisis masalah yang sedang dihadapi.

Individu yang resilien adalah individu yang memiliki fleksibilitas

kognitif. Mereka mampu mengidentifikasikan semua penyebab yang

menyebabkan kemalangan yang menimpa mereka, tanpa terjebak pada

salah satu gaya berpikir explanatory. Mereka tidak akan menyalahkan

orang lain atas kesalahan yang mereka perbuat demi menjaga self- esteem

mereka atau membebaskan mereka dari rasa bersalah. Mereka tidak terlalu

terfokus pada faktor-faktor yang berada di luar kendali mereka, sebaliknya

mereka memfokuskan dan memegang kendali penuh pada pemecahan

masalah, perlahan mereka mulai mengatasi permasalahan yang ada,

mengarahkan hidup mereka, bangkit dan meraih kesuksesan (Reivich &

Shatte, 2002).

Keenam, pernyataan “Saya mudah terbakar emosi ketika

mendengar oranglain berbicara dengan nada keras”. Item nomor 43

masuk dalam kategori rendah, artinya siswa tidak mampu berempati.

Siswa tidak mampu membaca dan merasakan begaimana perasaan dan

emosi oranglain, Empati adalah pemahaman pikiran dan perasaan orang

lain dengan cara menempatkan diri ke dalam kerangka psikologis orang

tersebut (Kartono dalam Nashori, 2008). Ketidakmampuan berempati

berpotensi menimbulkan kesulitan dalam hubungan sosial. Individu

dengan empati yang rendah cenderung menyamaratakan semua keinginan

dan emosi orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

60

Ketujuh, pernyataan “Saya kesal melihat teman yang mudah

mengeluh”. Item nomor 44 masuk dalam kategori rendah, artinya siswa

tidak mampu memahami keadaan oranglain. Siswa yang tidak membangun

kemampuan untuk peka terhadap tanda-tanda verbal maupun nonverbal,

tidak mampu untuk menempatkan dirinya pada posisi orang lain,

merasakan apa yang dirasakan orang lain dan memperkirakan maksud dari

orang lain. Ketidakmampuan siswa untuk membaca tanda-tanda verbal

maupun nonverbal orang lain, dapat sangat merugikan, baik dalam konteks

hubungan kerja maupun hubungan personal. Hal ini dikarenakan

kebutuhan dasar manusia untuk dipahami dan dihargai (Reivich & Shatte,

2002).

Kedelapan, pernyataan “Saya bersemangat saat ditunjuk untuk

mengerjakan di depan kelas”. Item nomor 66 masuk dalam kategori

rendah, artinya siswa tidak berani mengoptimalkan kemampuan diri.

Mengerjakan di depan kelas merupakan sebuah cara untuk siswa guna

melatih keberanian dalam mengatasi ketakutan-ketakutan yang

mengancam dirinya. Siswa yang resilien akan terbiasa melatih diri untuk

mengasah keberanian diri guna mencapai kesuksesan.

Kesembilan, pernyataan “Saya senang saat ditunjuk menjadi

pemimpin upacara atau pengibar bendera”. Item nomor 62 masuk dalam

kategori rendah, artinya siswa berani mencoba hal-hal baru dan keluar dari

zona nyamannya. Kebanyakan individu lebih memilih untuk memiliki

kehidupan standar dibandingkan harus meraih kesuksesan namun harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

61

berhadapan dengan resiko kegagalan hidup dan hinaan masyarakat. Hal ini

dikarenakan, sejak kecil individu telah diajarkan untuk sedapat mungkin

menghindari kegagalan dan situasi yang memalukan.

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial

Terdapat beberapa item resiliensi yang teridentifikasi sedang dan

rendah pada siswa kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro Tahun Ajaran

2015/2016. Adapun item yang teridentifikasi sedang dan rendah terdapat

dalam beberapa aspek, yaitu aspek regulasi emosi, aspek kontrol terhadap

impuls, aspek kemampuan menganalisis masalah, aspek empati dan aspek

pencapaian. Ketika melihat beberapa aspek yang memiliki tingkat resiliensi

sedang dan rendah tersebut, maka peneliti mengusulkan untuk memberikan

bimbingan pribadi sosial dengan ragam pribadi-sosial, guna lebih

meningkatkan resiliensi siswa dengan topik-topik bimbingan yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

62

Tabel 12 Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial yang Implikatif dapat Meningkatkan Resiliensi Siswa kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro Tahun

Ajaran 2015/2016

ASPEK TUJUAN ITEM Topik Metode Sumber

Regulasi Emosi

(Emotion

Regulation)

Siswa mampu memusatkan

perhatian terhadap masalah yang

dihadapi

Saya mudah mengalihkan konsentrasi ke

hal lain pada saat menghadapi masalah

Aku mampu memfokuskan

diri pada masalah yang

dihadapi

Ceramah, diskusi, game

(Contoh experiental

learning: menangkap

berkat, tepuk ganjil

genap)

Sujawo. 2008. Keterampilan

Resiliensi (Modul Pelatihan).

Yogyakarta: UNY

Kontrol terhadap (Impuls Kontrol)

Siswa mampu mengelola emosi

negatif (marah/kesal) dalam kehidupan sehari-hari

Saya mampu mengedalikan emosi saat

marah/kesal

Aku mampu mengendalikan

emosiku

Ceramah, game, diskusi

,tanya jawab

(contoh experiental learning: menghubungkan

9 titik dengan 3 garis)

Sinurat, R.H. Dj. 2009.

Kumpulan Handout Praktikum

BK Karier. Prodi BK USD

Siswa mampu melihat suatu

permasalahan secara objektif

Saya cenderung mudah marah kepada

siapapun ketika sedang merasa kesal

Pengendalian Diri Ceramah, tanya jawab,

diskusi, bermain peran (Contoh experiental

learning: analisa gambar

multi persepsi-gambar orang dan pemandangan

alam)

Tim Paramitra. 2011. Kumpulan

Lengkap Materi Bimbingan dan Konseling.

Yogyakarta:Paramitra

Publishing

Siswa mampu memaknai pengalaman diri sendiri dan orang

lain atas masalah yang dihadapi

Saya mudah bingung ketika memiliki

sebuah masalah

Pemahaman Diri

Aku bisa mendengarkan

orang lain

Ceramah, diskusi

kelompok

(Contoh experiental

learning: berpasang-pasangan untuk

mensharingkan suatu

masalah dan solusi yang pernah dihadapi)

Yusuf, S., Nurhudaya dan

Ilfiandra.2004.Pengembangan

Diri: Materi Bimbingan Bagi

siswa. Bandung: UPT LBK UPI

Kemampuan

menganalisis masalah (Causal

analysis)

Siswa mampu mengembangkan

pola berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari

Saya mampu mengenali akar masalah

dari masalah yang saya hadapi

Keterampilan

mengidentifikasi masalah

Ceramah, tugas, diskusi

kasus (Contoh experiental

learning: menghubungkan

9 titik dengan 3 garis, bermain puzzle)

Sujawo. 2008. Keterampilan

Resiliensi (Modul Pelatihan). Yogyakarta: UNY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

62

Empati (empathi)

Siswa memiliki kekuatan

psikologis dalam menghadapi

agresi dari orang lain

Saya mudah terbakar emosi ketika

mendengar oranglain berbicara dengan nada keras

Pernyataan yang menguatkan

diri Mengatasi Amarah

Ceramah singkat, tanya

jawab, diskusi (Contoh experiental

learning: mengumpulkan

pernyataan yg menguatkan diri. “apapun

yang anda katakan tentang

saya, saya tetaplah pribadi yang berharga”

Sinurat, R.H. Dj. 2009.

Kumpulan Handout Praktikum BK Karier. Prodi BK USD

Siswa mampu memahami diri

sendiri dan oranglain

Saya kesal melihat teman yang mudah

mengeluh

Empati Ceramah, tugas, diskusi

kelompok (Contoh experiental

learning:aku dapat

mendengarkan cerita orang lain dan

menanggapi dengan baik)

Tim Paramitra. 2011. Kumpulan

Lengkap Materi Bimbingan dan Konseling.

Yogyakarta:ParamitraPublishing

Pencapaian

(reaching out)

Siswa optimis menerima segala tugas dan tantangan yang diberikan

Saya bersemangat saat ditunjuk untuk mengerjakan di depan kelas

Kepercayaan diri Ceramah, diskusi, pemodelan sosial

(Contoh experiental

learning: kisah orang suskses dan latar

belakangnya)

Syah, Muhhibin. 2003. Psikologi belajar. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Siswa mampu berpikir bahwa tugas dan tantangan merupakan

sarana untuk mengembangkan diri

Saya senang saat ditunjuk menjadi pemimpin upacara atau pengibar bendera

Keluar dari Zona Nyaman Ceramah, tugas, diskusi (Contoh experiental

learning: kisah orang

suskses dan latar

belakangnya)

Sujawo. 2008. Keterampilan Resiliensi (Modul Pelatihan).

Yogyakarta: UNY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan

saran-saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa resiliensi

siswa-siswa kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro Tahun Ajaran 2015/2016

adalah baik. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa

resiliensi pada siswa mendapat skor 64,6% tinggi.

Melalui analisis butir-butir item instrument terdapat 9 item yang

memiliki skor terendah. Berdasarkan item-item yang terindikasi rendah

tersebut, peneliti mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang

implikatif untuk meningkatkan resiliensi pada siswa kelas XI SMA Negeri

I Wuryantoro Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun topik-topik bimbingan

pribadi sosial tersebut adalah Fokus, Kematangan Emosi, Pengendalian

Diri, Pemahaman Diri, Keterampilan Mengidentifikasi Masalah,

Pernyataan yang menguatkan diri Mengatasi Amarah, Empati, Percaya

Kemampuan Diri, dan Keluar dari Zona Nyaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

65

B. Saran

Berikut ini dikemukakan saran yang sesuai dengan hasil penelitian

untuk berbagai pihak.

1. Guru Pembimbing

Guru pembimbing memiliki peranan penting dalam

mengarahkan dan membimbing siswa supaya siswa dapat berinteraksi

dengan baik dengan lingkungan termasuk lingkungan keluarga. Hal-

hal yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing diantaranya:

a. Guru pembimbing memiliki metode-metode yang aktual, kreatif

dan inovatif dalam melakukan layanan dan bimbingan. Layanan

bimbingan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Metode

tersebut hendaknya merupakan metode yang sesuai dengan

perkembangan siswa dan menarik bagi siswa sehingga dapat

diterima oleh siswa dan bermanfaat bagi siswa.

b. Guru pembimbing mampu bertindak sebagai pemberi informasi

antara siswa dengan orang tuanya.

c. Guru pembimbing mampu terbuka menerima setiap permasalahan

yang dialami siswa dengan orang tua.

d. Guru pembimbing dapat saling bertukar informasi dengan orang

tua mengenai siswa supaya guru memahami apa yang menjadi

permasalahan siswa. Selain itu guru pembimbing juga dapat

mengumpulkan informasi mengenai siswa dari wali kelas atau guru

yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

65

DAFTAR PUSTAKA

Ari, Donal. Jacob, LC. Razavieh, A (terjemahan oleh Furchan). 2007. Pengantar

Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, Saifudin. 2011. Reliabilitas dan Validitas Ed. 3. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi: Edisi 2. Yogyakarta:

Pustaka

Bobey, Mary. (1999). Resilience : The ability to Bounce Back from Adversity.

American Academy of Pediatric. Available http://www.crha-

healt.ab.ca/clin/wowen102_MarApr.htm.

Davis, N.J. 1999. Resilience & School Violence Prevention: Research-based

program. National Mental Health Information Center.

Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Everall, Robin. (2006). Creating a Future: A Study of Resilience in Suicidal

Female Adolescent. 84. 461-470

Gunarsa & Gunarsa. 1995. Psikologi Praktis : anak remaja, dan keluarga. Jakarta:

Gunung Mulia.

Hutapea, E. A. 2006. Gambaran resiliensi pada mahasiswa pada mahasiswa

perantau tahun pertama pergurusn tinggi di asrama Universitas Indonesia

(Skripsi). Diambil dari. resipotory www.digilib.ui.ac.id

Hurlock, Elizabeth B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentan Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gottman, J.,& DeClaire, J. (1997) Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki

Kecerdasan Emosional. Alih Bahasa: T. Hermaya. Jakarta: PT.Gramedia

Pustaka Utama.

Grotberg, E. (1999). A Guide to Promoting Resilience in Children: Strengthening

The Human Spirit. Benard Van Leer Fondation.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Media Grup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

66

Klohnen, E.C. 1996. Conseptual Analysis and Measurement of The Construct of

Ego Resilience. Journal of Personality and Social Psychology, Volume. 70

No 5

Liquanti, R. 1992. Using Community-wide Collaboration to Foster Resiliency in

Kids: A Conceptual Framework Western Regional Center For Drugs-Free

School and Communities, Far West Laboratory fo Educational Research

and Development. San Fransisco. Diambil

dari http://www.ncrel.org/sdrs/cityschool/citu11bhtm (24/10/15).

Masidjo. 1995. Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius

Nashori, Fuad. (2008). Psikologi Sosial Islami. Jakarta: PT Refika Aditama.

Nurihsan, Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar

Belakang Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama

Papalia, D. E., Old, S. W. dan Feldman, R. D. 2008. Human Development.

(Psikologi Perkembangan). Diterjemahkan oleh A.K. Anwar dari Buku

Asli Human Development. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Ed. 9

Reivich, K. & Shatte, 2002. The Resillience Factor: 7 essential skills for

overcoming life’s inevitable obstacles. New York: Broadway books.

Resiliency Center, “Resiliency in individuals, families & communities: Overall

concept”,

Sarafino, E. P. & Ewing M. 1994. The hassles assessment scale for student in

college: measuring the frequency and unpleasantness of and dwelling on

stressful events. Journal of American Collage Health, 48 (2), 75.

Scoltz. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang.

Jakarta: Grasindo

Setyowati, Ana; Hartati, sri dan sawitri, dian ratna. 2010. Hubungan antara

kecerdasan emosional dengan resiliensi pada siswa penghuni rumah

damai. Jurnal psikologi undip vol. 7, no. 1, april

Scoltz. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang.

Jakarta: Grasindo

Yuniar, i gusti ayu agung yesika; Nurtjahjanti, harlina; dan Rusmawati, diana.

2011. Hubungan antara kepuasan kerja dan resiliensi dengan

organizational citizenship behavior (ocb) pada karyawan kantor pusat pt.

Bpd bali. Jurnal psikologi undip vol. 9, no.1,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

67

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A.J. 2010 Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wielia & Wirawan, Henny E. (2005). Gambaran Resiliency pada Individu yang

Pernah Hidup di Jalanan. Jurnal Sosial & Humaniora Vol. 02, No. 01 hlm

69-97.

Winkel. W. S & M.M Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Media Abadi

Wolin & Wolin 1990. Project Resiliensi. Available.

http://www.projectresilience.com/resasbehavior.htm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

68

INSTRUMEN PENELITIAN

RESILIENSI

Disusun oleh:

Alvionita Valentina Mega Rini

Di bawah bimbingan:

Ag. Krisna Indah Marhaeni, M.A

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

69

Nama :

Kelas :

KUESIONER RESILIENSI

Petunjuk Pengisian

Pada lembar yang anda hadapi ini terdapat 68 pernyataan. Baca dan pahami

setiap pernyataan dengan baik, kemudian berilah tanda (√) pada kolom yang

telah tersedia. Pilihlah jawaban atas pernyataan-pernyataan tersebut sebagai

berikut:

STS : jika pilihan SANGAT TIDAK SESUAI

TS : jika pilihan TIDAK SESUAI

S : jika pilihan SESUAI

SS : jika pilihan SANGAT SESUAI

Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan sikap dan pendapat anda.

Jawaban yang anda berikan tidak ada yang benar ataupun salah. Pilihan

jawaban pada pernyataan-pernyataan ini menuntut kesesuaian dengan sikap dan

pendapat yang paling mewakili keadaan anda. Jawablah pernyataan-pernyataan

tersebut dengan jujur.

Contoh:

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya melakukan banyak usaha untuk

menyelesaikan tugas

2.

Saya mengerjakan tugas dengan seenaknya

sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

70

No. PERTANYAAN STS TS S SS 1. Saya bersikap tenang saat menghadapi konflik dengan

teman

2. Saya merasa siap menghadapi segala masalah yang

muncul

3. Saya gelisah pada saat menghadapi ulangan di sekolah

4. Saya ragu dengan kemampuan saya untuk berhasil

menghadapi masalah

5. Saya berusaha fokus pada segala masalah yang saya

hadapi

6. Saya berusaha menyelesaikan permasalahan satu per

satu

7. Saya mudah mengalihkan konsentrasi saya ke hal lain

pada saat menghadapi masalah

8. Saya menghindar pada saat menemui sebuah masalah

9. Saya mampu mengendalikan emosi saat marah/ kesal

10 Saya tetap bersabar ketika menghadapi sebuah

permasalahan

11 Saya cenderung lebih reaktif ketika menghadapi

masalah

12 Saya cenderung mudah marah kepada siapapun ketika

saya sedang merasa kesal.

13 Saya mampu mengungkapkan perasaan negatif

(marah) di saat yang tepat

14 Saya lebih memilih untuk melakukan hal positif

(berolahraga,bermain musik,membaca

buku,menggambar dll) ketika saya marah

15 Saya memendam perasaan negatif (marah)

16 Saya mudah bingung ketika memiliki sebuah masalah

17 Saya yakin mampu berhasil dalam memenuhi tuntutan

(peraturan, tugas, standar nilai) dari sekolah

18 Pada saat menghadapi masalah yang berat, saya

optimis mampu menyelesaikannya

19 Saya pesimis mampu memenuhi tuntutan (peraturan,

tugas, standar nilai) dari sekolah

20 Saya menyerah pada saat menghadapi masalah yang

berat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

71

21 Saya yakin bahwa masalah yang saya hadapi ada

solusinya

22 Saya adalah seseorang yang optimis

23 Pikiran saya buntu apabila menghadapi sebuah

masalah

24 Saya masa bodoh dengan masalah yang sedang terjadi

25 Saya mampu mengenali akar masalah dari masalah

yang saya hadapi

26 Saya mampu mengintrospeksi diri pada saat

menghadapi masalah

27 Saya kesulitan mengenali masalah yang saya hadapi

28 Saya tidak peduli dengan masalah yang saya hadapi

29 Saya mampu membuat solusi atas masalah yang saya

hadapi

30 Saya memiliki ide-ide yang yang cemerlang

31 Saya kehilangan ide pada saat menghadapi masalah

32 Saya memilih bermain game, jalan-jalan ketika

memiliki masalah, daripada segera mencoba mencari

solusinya

33 Saya yakin pada saat mengalami kegagalan adalah

kurangnya usaha dari diri sendiri

34 Saya mampu berpikir positif ketika menghadapi

sebuah masalah

35 Oranglain bertanggung jawab atas kegagalan yang

saya hadapi

36 Saya pura-pura tidak tahu ketika terjadi masalah

agar terhindar dari masalah

37 Saya bekerja keras agar memperoleh prestasi di

sekolah

38 Meskipun gagal saya memiliki kemauan untuk terus

berusaha dan mencoba lagi

39 Saya melihat kegagalan adalah akhir dari segalanya

40 Saya putus asa saat mengalami kegagalan

41 Saya mampu memahami kondisi seseorang melalui

intonasi suara (keras/ lembut) pada saat dia

berbicara

42 Saya mudah terharu jika mendengar cerita oranglain

yang menyentuh hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

72

43 Saya mudah terbakar emosi ketika mendengar

oranglain berbicara dengan keras

44 Saya kesal melihat teman yang mudah mengeluh

45 Saya mampu memahami kondisi seseorang melalui

cara dia bersikap

46 Saya peka terhadap perubahan mimik wajah oranglain

47 Saya kesal ketika teman saya tiba-tiba mengabaikan

saya

48 Saya kesulitan memahami seseorang dari tingkah

lakunya

49 Saya mampu mencari jalan keluar atas permasalahan

saya

50 Saya tetap positif thinking ketika mendapat masalah

51 Saya ragu-ragu dalam menghadapi masalah yang

datang

52 Saya acuh ketika mendapat masalah

53 Saya yakin mampu meraih kesuksesan atas jerih

payah saya sendiri

54 Saya percaya kepada kemampuan yang saya miliki

55 Apapun yang saya lakukan akan bermuara pada

kegagalan

56 Saya merasa diri saya payah

57 Saya tetap optimis apabila mengalami kegagalan

58 Saya menganggap kegagalan adalah pengalaman yang

sangat berharga

59 Saya malu ketika mengalami kegagalan

60 Saya minder ketika gagal

61 Saya mudah bergaul dengan teman-teman saya

62 Saya senang saat ditunjuk menjadi pemimpin upacara

atau pengibar bendera

63 Saya menolak ketika menerima tugas yang baru

64 Saya menutup diri dari teman-teman di sekitar saya

65 Saya menyelesaikan tugas seoptimal kemampuan yang

saya miliki

66 Saya bersemangat saat ditunjuk untuk mengerjakan

di depan kelas

67 Saya malas untuk mencoba hal-hal yang baru

68 Saya malu saat ditunjuk maju kedepan kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

76

HASIL KOMPUTASI UJI VALIDITAS ITEM-TOTAL INSTRUMEN

PENELITIAN

Correlations

Spearman’s rho

No item Parameter uji Hasil Hitung Keputusan

1

Correlation Coefficient .381**

valid Sig. (2-tailed) .002

N 65

2

Correlation Coefficient .573**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

3

Correlation Coefficient .463**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

4

Correlation Coefficient .592**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

5

Correlation Coefficient .495**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

6

Correlation Coefficient .519**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

7

Correlation Coefficient .414**

valid Sig. (2-tailed) .001

N 65

8

Correlation Coefficient .472**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

9

Correlation Coefficient .669**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

10

Correlation Coefficient .479**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

77

11

Correlation Coefficient .157

tidak valid Sig. (2-tailed) .212

N 65

12

Correlation Coefficient .668**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

13

Correlation Coefficient .194

tidak valid Sig. (2-tailed) .121

N 65

14

Correlation Coefficient .588**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

15

Correlation Coefficient .456**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

16

Correlation Coefficient .394**

valid Sig. (2-tailed) .001

N 65

17

Correlation Coefficient .580**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

18

Correlation Coefficient .652**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

19

Correlation Coefficient .452**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

20

Correlation Coefficient .654**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

21

Correlation Coefficient .552**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

22

Correlation Coefficient .576**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

78

23

Correlation Coefficient .642**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

24

Correlation Coefficient .425**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

25

Correlation Coefficient .578**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

26

Correlation Coefficient .631**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

27

Correlation Coefficient .489**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

28

Correlation Coefficient .285*

tidak valid Sig. (2-tailed) .022

N 65

29

Correlation Coefficient .524**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

30

Correlation Coefficient .596**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

31

Correlation Coefficient .557**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

32

Correlation Coefficient .464**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

33

Correlation Coefficient .354**

valid Sig. (2-tailed) .004

N 65

34

Correlation Coefficient .612**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

79

35

Correlation Coefficient .353**

valid Sig. (2-tailed) .004

N 65

36

Correlation Coefficient .632**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

37

Correlation Coefficient .458**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

38

Correlation Coefficient .550**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

39

Correlation Coefficient .446**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

40

Correlation Coefficient .615**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

41

Correlation Coefficient .526**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

42

Correlation Coefficient .263*

tidak valid Sig. (2-tailed) .034

N 65

43

Correlation Coefficient .462**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

44

Correlation Coefficient .353**

valid Sig. (2-tailed) .004

N 65

45

Correlation Coefficient .560**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

46

Correlation Coefficient .459**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

80

47

Correlation Coefficient .270*

tidak valid Sig. (2-tailed) .029

N 65

48

Correlation Coefficient .483**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

49

Correlation Coefficient .500**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

50

Correlation Coefficient .620**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

51

Correlation Coefficient .724**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

52

Correlation Coefficient .490**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

53

Correlation Coefficient .728**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

54

Correlation Coefficient .625**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

55

Correlation Coefficient .592**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

56

Correlation Coefficient .696**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

57

Correlation Coefficient .606**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

58

Correlation Coefficient .333**

valid Sig. (2-tailed) .007

N 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

81

59

Correlation Coefficient .623**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

60

Correlation Coefficient .594**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

61

Correlation Coefficient .306*

valid Sig. (2-tailed) .013

N 65

62

Correlation Coefficient .444**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

63

Correlation Coefficient .619**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

64

Correlation Coefficient .241

tidak valid Sig. (2-tailed) .053

N 65

65

Correlation Coefficient .432**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

66

Correlation Coefficient .675**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

67

Correlation Coefficient .472**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

68

Correlation Coefficient .558**

valid Sig. (2-tailed) .000

N 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU … · 2017-12-18 · Orangtuaku tercinta Bapak Ambang Irianto dan Ibu Ratna Sari Dwi Astuti 6. Adik-adikku Briliawan Bima Prayoga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI