analisis peramalan penjualan dan bisnis model …repository.ub.ac.id/7471/1/prayoga, reksa...

61
ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN BISNIS MODEL DENGAN PENDEKATAN BUSSINES MODEL CANVAS PADA PRODUK PERTANIAN BERAS ORGANIK DI KOMUNITAS BRENJONK DESA PENANGGUNGAN, TRAWAS, MOJOKERTO SKRIPSI REKSA NANDA PRAYOGA JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN BISNIS MODEL DENGAN PENDEKATAN BUSSINES MODEL CANVAS

    PADA PRODUK PERTANIAN BERAS ORGANIK DI KOMUNITAS BRENJONK

    DESA PENANGGUNGAN, TRAWAS, MOJOKERTO

    SKRIPSI

    REKSA NANDA PRAYOGA

    JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2017

  • ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN BISNIS MODEL DENGAN

    PENDEKATAN BUSSINES MODEL CANVAS PADA PRODUK

    PERTANIAN BERAS ORGANIK DI KOMUNITAS BRENJONK

    DESA PENANGGUNGAN, TRAWAS, MOJOKERTO

    Oleh

    Reksa Nanda Prayoga

    135040107111044

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

    Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS RAWIJAYA

    2017

  • PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

    yang pernah diajukan unntuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

    Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat

    yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh rang lain ,kecuali secara tertulis diacu

    dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Malang, Agustus 2017

    Reksa Nanda Prayoga

  • LEMBAR PERSETUJUAN

    Judul penelitian :

    Nam Mahasiswa : Reksa Nanda Prayoga

    NIM : 135040107111044

    Program Studi : Agribisnis

    Disetujui

    Pembimbing Utama,

    Dina Novia P. SP., M.Si

    NIP. 19781105 200604 2 002

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

    Mangku Purnomo, SP.,M.si.,Ph.D

    NIP. 19770420 2005011001

    Tanggal Persetujuan:

    Analisis Peramalan Penjualan dan Bisnis Model dengan

    Pendekatan Business Model Canvas Pada Produk

    Pertanian Beras Organik di Komunitas Organik Brenjonk

    Desa Penanggungan, Trawas, Mojokerto

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Mengesahkan

    MAJELIS PENGUJI

    Penguji I Penguji II

    Sugeng Riyanto, SP., M.Si Fitrotul Laili, SP., MP

    NIK. 201609870601 1 001 NIK. 20160990041 6 2001

    Penguji III

    Dina Novia Priminingtyas, SP., M.Si

    NIP. 19781105 200604 2 002

    Tanggal Lulus :

  • RINGKASAN

    REKSA NANDA PRAYOGA. 135040107111044. Analisis Peramalan Penjualan

    Dan Bisnis Model Dengan Pendekatan Business Model Canvas Dada Produk

    Pertanian Beras Organik di Komunitas Organik Brenjonk Desa Penanggungan,

    Trawas, Mojokerto. Dibawah Bimbingan Dina Novia Priminingtyas, S.P, M.Si

    sebagai Pembimbing Utama.

    Dewasa ini yang sedang menjadi trend di kalangan masyarakat adalah produk

    pertanian organik terutama beras karena produk organik karena kaya akan nutrisi

    serta aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung zat – zat kimia. Dilihat dari

    fakta yang ada di lapangan bahwa produksi beras organik oleh pelaku usahatani

    lebih besar permintaannya daripada penawaran yang ada saat ini. hal ini terjadi

    karena banyaknya restoran-restoran cepat saji yang menggunakan beras organik

    sebagai pengganti beras konvensional. Bukan hanya itu saja, kesadaran

    masayarakat akan kesehatan semakin besar. Hal tersebut menyebabkan permintaan

    beras organik semakin meningkat, sedangkan untuk penawarannya masih belum

    mencukupi secara keseluruhan yang diminta oleh konsumen.

    Untuk saat ini saja permintaan atau kebutuhan pasar di Komunitas Organik

    Brenjonk mencapai 17.856 Kg sedangkan produksi hanya 11.036 Kg pada 2016.

    Stok beras organik Komunitas Organik Brenjonk sering kosong dan tidak sesuai

    dengan target penjualan, mengakibatkan target penjualan tidak dapat terpenuhi. Hal

    ini bukan berarti permintaan beras organik Komunitas Organik Brenjonk rendah,

    namun kapasitas produksi yang terbatas untuk memenuhi permintaan konsumen.

    selain itu, penetapan target penjualan tidak sesuai dengan perkembangan penjualan

    beras organik Komunitas Organik Brenjonk. Pada permasalahan tersebut,

    dibutuhkan perencanaan penjualan. Perencanaan penjualan dalam hal ini dapat

    dilakukan oleh Komunitas Organik Brenjonk. Peramalan penjualan dapat dilakukan

    untuk memprediksi volume penjualan yang lebih akurat sehingga mengetahui

    gambaran permintaan di tahun mendatang untuk membuat target penjualan yang

    lebih baik dan realistis, serta dibutuhkan strategi dengan membuat model bisnis

    beras organik Komunitas Organik Brenjonk.

    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) untuk menganalisi trend

    penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk tahun 2014 – 2016, 2) untuk

    meramalkan volume penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk tahun

    2017 – 2018, 3) untuk membuat model bisnis beras organik Komunitas Organik

    Brenjonk sebagai strategi manajerial. Serta untuk strategi dalam menanggapi

    peramalan, dilakukan dengan membuat model bisnis kanvas dengan menganalisis

    kesembilan elemennya.

    Penelitian ini dilakukan di Komunitas Organik Brenjonk secara purposive

    dengan pertimbangan sebagai produsen beras orgnaik yang sedang berkembang.

    Metode analisis peramalan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Analisis

    trend, 2) Analisis Musiman, 3) Metode Box Jenkins (ARIMA).

    Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) hasil analisis trend volume

    penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk menunjukkan bahwa volume

    penjualan mengalami peningkatan yaitu sebesar 882.2 Kg per periode atau 882.2

    Kg dalam satu bulan. 2) Hasil analisis musiman menunjukkan volume penjualan

    beras organik Komunitas Organik Brenjonk dipengaruhi secara musiman. 3)

  • peramalan volume penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk yang

    paling signifikan menggunkan ARIMA (2,0,1). Berdasarkan hasil peramalan

    volume penjualan beras organik Komunitas Orgnaik Brenjonk, volume penjualan

    tertinggi pada bulan Juli secara berturut – turut yaitu sebesar 1063 Kg dan 1086 Kg.

    sedangkan volume penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk terendah

    setiap tahunnya, terjadi pada bulan April yaitu sebesar 813 Kg pada tahun 2017 dan

    818 Kg pada tahun 2018. 4) pada bisnis model kanvas keseluruhan elemen perlu

    perbaikan, customer segment dengan membuat program kerja dan kunjungan

    konsumen untuk menjalin hubungan baik, Value Preposition dengan

    mempertahankan kualitas dan membuat perencanaan harga yang lebih kompetitif

    serta riset produk, channels dengan membuat program kerja terkait kepuasan

    pelanggan dan meningkatkan pemasaran, customer relationship dengan

    mempertahankan komunikasi menggunakan konsep personal assistence, revenue

    stream diperuntukkan sebagai investasi dan perbaikan infrastrukutr produksi,

    distribusi dan aktivitas penjualan, key resources dengan memanajemen sarana

    produksi serta infrastruktur untuk menjaga kualitas serta mengelola sendiri sarana

    produksi beras organik Komunitas Organik Brenjonk, key activities dengan

    meningkatkan koordinasi internal, key partners perlu dilakukan penambahan

    jumlah partner (trader/distributor) dan perluasan pasar, dan pada elemen cost

    structure dengan mengelola sendiri sarana produksi atau meminimalisir biaya

    pengadaan sarana produksi.

  • SUMMARY

    REKSA NANDA PRAYOGA. 135040107111044. Sales Forecasting Analyss and

    Business Model with Canvas Business Model Approachment Towad Organic Rice

    Agriculture Product in Brenjonk Community Penanggungan Village, Trawas,

    Mojokerto. Supervisor Dina Novia Priminingtyas, S.P, M.Si

    Lately become a trend in society is organic agricultural products, especially

    rice, as organic its contains a lot of nutrients and safe for daily consumption. In fact,

    the result of organic rice produced bu farmer is less than market demand. This

    happened because most of fast food restaurants are use organic rice instead of no

    organic. Beside that, public awareness of health is getting bigger. So it causethe

    rising of organic rice demand, while there is no significant rising of organic rice

    supplies.

    At year 2016 the demands for organic rice in Organic Community of

    Brenjonk reaches 7.856 Kg while the supplies are only 11.036 Kg. frequently is

    there is no stock of in Brenjonk Organic Community, resulting unfulfilled sales

    targets. It does not mean that organic rice demands for Organic Community in

    Brenjonk is low, the production of organic rice is very limited. In addition, in the

    arrangement of sales does not match the development of organic rice sales in

    Organic Community of Brenjonk. To solve these problems, it need sales planning.

    Sales planning can be done by Brenjonk Organic Community. Sales forecasting can

    be done to predict more accurate sales volume. We can obtain the oerview of

    demand on the coming year by using sales forecasting to create a better and more

    realistic strategy company. This company strategy is needed by to create a business

    model of organic rice products in the Organik Community of Brenjonk.

    The purpose of this study are as follows: 1) to analyze the organic rice sales

    trend of Brenjonk Organic Community in 2014-2016, 2) to forecast the organic rice

    sales volume of Brenjonk Organic Community of 2017-2018, 3) to create organic

    rice Business Model Organik Community Brenjonk as a managerial strategi. As

    well as for strategies forecasting responses, is done by creating a Canvas Business

    Model by analyzing all nine elements.

    This research was conducted in the Organic Community of Brenjonk

    purposively woth consideration as a growing organic rice producers. Forecasting

    analysis method used is as follows: 1) trend analysis, 2) seasonal analysis, 3) Box-

    Jenkins Method (ARIMA)

    The result of the study are as folows: 1) result of trend analysis of selling

    volume of organic rice in Organic Community Brenjonk showed that sales volume

    an increased spesipically 882.2 Kg per period or 882.2 in one month. 2) seasonal

    analysis result show that the organic rice sales volume in Brenjonk Organic

    Community is seasonally influenced. 3) forecasting the volume of organic rice sales

    of Organic Community in Brenjonk most significantly using ARIMA (2,0,1). Based

    on the result of the organic sales volume forecast in Brenjonk, the highest sales

    volume in July at 163 Kg and 1086 Kg. while the organic rice production volume

    of organic community of Brenjonk is the lowest every year, occurs in April which

    is 813 Kg in 2017 and 818 Kg in 2018. In Business Model Canvas there are all

    elements needed to improve, there is customer segment by making the work

    program and visits customer to establish a good relationship, value preposition by

  • maintain quality and make planning more competitive proces and research

    products, channels by creating work programs related customer satisfaction and

    improving of marketing strategies, customer relationship by maintaining

    communicaion using the concept of personal assistance, revenue stream is

    designatef as an investment an dimprovement of production infrastructure,

    distribution and sales activities, key resources by managing production facilities

    and infrastructure to maintain the quality and manage their own organic rice

    production facilities Brenjonk Organic Community, key activities by improving

    internal coordination, key partners need to be added number of partners

    (trader/distributor) and market expansion, and on the element of cost structure by

    self-managing production facilities or minimizing the cost of procurement of

    production.

  • RIWAYAT HIDUP

    Nama Lengkap : Reksa Nanda Prayoga

    NIM : 135040107111044

    Tempat/Tanggal Lahir : Mojokerto, 09 Agustus 1994

    Alamat : Ds. Ketapangkuning, Kec. Ngusikan

    Kabupaten Jombang 61454

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan

    1. SDN Keboan 2 : Tahun 2001 - 2007

    2. SMPN 1 Kudu : Tahun 2007 - 2010

    3. RSMA-BI 2 Jombang : Tahun 2010 - 2013

    4. Universitas Brawijaya : Tahun 2013 – 2017

    mailto:[email protected]

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak Nya proses penulisan

    skripsi dengan judul “Analisis Peramalan Penjualan Dan Bisnis Model Dengan

    Pendekatan Bussines Model Canvas” Pada Produk Pertanian Beras Organik Di

    Komunitas Organik Brenjonk Desa Penanggungan, Trawas, Mojokerto” dapat

    terselesaikan dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

    dalam meraih gelar Sarjana Pertanian.

    Penelitian yang dilakukan dalam penulisan skrpsi ini bertujuan untuk

    mengkaji peramalan penjualan serta melihat Model Bisnis Kanvas beras organik di

    Komunitas Organik Brenjonk. Penelitian ini merupakan proses belajar yang

    dilakukan penulis untuk mengenal, mempelajari dan menganalisis tentang

    peramalan produksi dan penjualan serta Model Bisnis Kanvas, yang kemudian

    disajikan dalam bentuk karya ilmiah skripsi.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

    besarnya, kepada Ibu Dina Novia Priminingtyas, SP., M.Si selaku dosen

    pembimbing. Bapak Sugeng Riyanto, SP., M.Si dan Ibu Fitrotul Laili, SP., MP

    selaku dosen penguji atas segala arahan dan bimbingan kepada penulis. Penulis juga

    berterima kasih kepada Ketua Komunitas Organik Brenjonk dan pengurus atas

    bantuan yang diberikan kepada penulis saat melakukan penelitian lapang.

    Kemudian, berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini,

    penuis mengucapkan terimakasih.

    Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan

    skripsi ini. oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

    harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. smoga skripsi ini dapat bermanfaat

    bagi pihak yang tentunya membutuhkan informasi berkaitan dengan tulisan ini.

    Malang, Agustus 2017

    Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

    1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

    1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 5

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Telaah Penelitian Terdahulu ................................................................. 6

    2.2 Tinjauan Tentang Peramalan................................................................. 7

    2.2.1 Pengertian Peramalan Penjualan ................................................. 7

    2.2.2 Perananan dan Kegunaan Peramalan ........................................... 8

    2.2.3 Prinsip Peramalan ....................................................................... 9

    2.2.4 Metode Peramalan Kuantitatif ..................................................... 10

    2.2.5 Pemilihan Metode Peramalan Kuantitatif Terbaik ....................... 12

    2.2.6 Metode Time Series .................................................................... 14

    2.3 Tinjauan Tentang Model Bisnis Kanvas ................................................ 15

    III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

    3.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 24

    3.2 Hipotesis .............................................................................................. 27

    3.3 Batasan Masalah ................................................................................... 27

    3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................................... 27

    IV. METODOLOGI PENELITIAN

    4.1 Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian .................................. 32

    4.2 Metode Penentuan Responden ............................................................. 32

    4.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 32

    4.3.1 Data Sekunder ............................................................................ 32

    4.3.2 Data Primer ............................................................................... 33

    4.4 Metode Analsis Data ........................................................................... 33

    4.4.1 Pengukuran Tren ........................................................................ 33

    4.4.2 Peramalan .................................................................................. 34

    4.4.3 Model Bisnis Kanvas ................................................................. 37

    BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Gambaran Umum Komunitas Organik Brenjonk .................................. 39

    5.1.1 Sejarah Singkat Komunitas Organik Brenjonk ........................... 40

    5.1.2 Sebaran Lokasi Anggota Komunitas Organik Brenjonk.............. 41

    5.1.3 Visi dan Misi Komunitas Organik Brenjonk ............................... 41

    5.1.4 Struktur Organisasi Komunitas Organik Brenjonk...................... 41

  • iii

    5.2 Analisis Perencanaan Penjualan Beras Organik.................................... 43

    5.3 Analisis Plot Data dan Peramalan Penjualan ........................................ 44

    5.3.1 Jumlah Penjualan Beras Organik ................................................ 44

    5.3.2 Analisis Trend Penjualan Beras Organik .................................... 45

    5.3.3 Analisis Peramalan Metode ARIMA ........................................... 48

    5.3.4 Pemeriksaan Diagnostik Model Peramalan................................. 51

    5.3.5 Peramalan Volume Penjualan Beras Organik ............................. 52

    5.4 Model Bisnis Kanvas Beras Organik.................................................... 54

    5.4.1 Customer Segment Beras Organik .............................................. 55

    5.4.2 Value Preposition Beras Organik ............................................... 56

    5.4.3 Channel Beras Organik .............................................................. 56

    5.4.4 Customer Relationship Beras Organik ........................................ 57

    5.4.5 Revenue Stream Beras Organik .................................................. 57

    5.4.6 Key Resources Beras Organik .................................................... 58

    5.4.7 Key Activity Beras Organik ........................................................ 58

    5.4.8 Key Partner Beras Organik ........................................................ 59

    5.4.9 Cost Structure Beras Organik ..................................................... 59

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 62

    6.2 Saran ........................................................................................................ 63

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65

    LAMPIRAN ................................................................................................. 66

  • iv

    DAFTAR TABEL

    No Halaman

    Teks

    1. Penjualan Beras Organik di Komunitas Organik Brenjonk ........................ 1

    2. Hasil Analisis Data Eviews ....................................................................... 50

    3. Model Peramalan Volume Penjualan Beras Organik ................................. 51

    4. Parameter Model ....................................................................................... 51

    5. Uji Independensi Residual ......................................................................... 52

    6. Prediksi Jumlah Penjualan Beras Organik 2017-2018 ................................ 52

    7. Model Bisnis Kanvas Beras Organik ......................................................... 60

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    No Halaman

    Teks

    1. Model Bisnis Kanvas ................................................................................ 16

    2. Plot Lembar Kerja Model Bisnis Kanvas ................................................... 23

    3. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Peramalan Produksi ......................... 26

    4. Variabel dan Definisi Operasional ............................................................. 29

    5. Diagram Alir Box Jenkins ......................................................................... 36

    6. Lembar Kerja Business Model Canvas ...................................................... 37

    7. Strukutr Organisasi Komunitas Organik Brenjonk ..................................... 42

    8. Grafik Plot Data Penjualan Beras Organik ................................................. 46

    9. Grafik Kecenderungan Naik atau Trend Penjualan .................................... 47

    10. ACF dan PACF ........................................................................................ 49

  • vi

    DAFTAR LAMPIRAN

    No Halaman

    Teks

    1. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 67

    2. Pengecekan Stationeritas Data .................................................................... 68

    3. Pemilihan Model Terbaik dengan MINITAB .............................................. 68

    4. Pemilihan Model Terbaik dengan EVIEWS ................................................ 68

    5. Uji Independensi Residual .......................................................................... 69

    6. Hasil Peramalan Beras Organik Komunitas Organik Brenjonk ................... 69

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pembangunan pertanian dalam arti luas mencakup beberapa sub sektor.

    Dimana salah satunya adalah sub sektor tanaman pangan. Pembangunan pertanian

    komoditi tanaman pangan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang

    sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB), pemerataan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, keseimbangan

    lingkungan, kemandirian usaha dan daya saing. Keberhasilan pembangunan

    pertanian dalam upaya mencakup keperluan tanaman pangan dilaksanakan dengan

    peningkatan kuantitas produksi pertanian melalui program perluasan areal tanam

    dan peningkatan mutu intensifikasi.

    Salah satu komoditas tanaman pangan Indonesia yang saat ini sedang

    dikembangkan oleh Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur adalah beras

    organik. Beras organik merupakan tanaman pangan yang biasa dikonsumsi oleh

    manusia. Hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan akan beras organik. Menurut

    Kementrian Pertanian Republik Indonesia (2016), produksi beras organik di

    Kabupaten Mojokerto mencapai 11.036 Kg GKG (Gabah Kering Giling), serta

    untuk jumlah konsumsi sebesar 17.756 Kg ton untuk wilayah Mojokerto. Dilihat

    dari fakta yang ada di lapang bahwa produksi beras organik lebih besar

    permintaannya daripada penawaran yang ada saat ini.

    Tabel 1. Penjualan Beras Organik di Komunitas Organik Brenjonk

    No Bulan Beras Organik (Kg)

    2014 2015 2016

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    Januari

    Februari

    Maret

    April

    Mei

    Juni

    Juli

    Agustus

    September

    Oktober

    November

    970

    812

    787

    751

    1.000

    900

    1.025

    940

    880

    850

    920

    975

    840

    805

    770

    1.011

    918

    1.032

    955

    898

    875

    927

    990

    854

    820

    785

    1.030

    923

    1.050

    972

    900

    886

    936

  • 2

    Lanjutan Tabel 1. Penjualan Beras Organik di Komunitas Organik Brenjonk

    No Bulan Beras Organik (Kg)

    2014 2015 2016

    12 Desember 1.020 1.030 1.045

    Total 10.855 11.036 11.191

    Sumber : Data Sekunder Komunitas Organik Brenjonk (2017)

    Pertanian organik adalah salah satu industri yang sedang berkembang di

    Kabupaten Mojokerto. Untuk saat ini perkembangan produksi beras organik

    khususnya di Kabupaten Mojokerto dari tahun ke tahun memang terus mengalami

    peningkatan. Menurut Assauri (2004) produksi adalah segala kegiatan dalam

    menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk

    kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa

    tanah, tenga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills). Berkembangnya

    industri pertanian organik di Kabupaten Mojokerto menunjukkan adanya

    persaingan yang semakin kompetitif, juga menuntut setiap perusahaan untuk

    memiliki strategi agar dapat bertahan dan mampu berdaya saing. Salah satu hal

    yang harus dimiliki perusahaan yaitu menentukan perencanaan produksi melalui

    peramalan yang baik. Menentukan perencanaan produksi melalui peramalan

    penjualan penting bagi perusahaan, agar perusahaan dapat melakukan perkiraan

    produksi setiap periode, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian akibat

    adanya kelebihan atau kekurangan produksi.

    Menurut Nasution (2003), perencanaan produksi dilakukan dengan

    menentukan arah awal dari tindakan-tindakan yang harus dilakukan, berapa banyak

    melakukannya, dan kapan harus melakukan. Perencanaan ini berkaitan dengan

    masa yang akan datang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat

    berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan asumsi-asumsi. Selain

    menentukan perencanaan produksi, perusahaan juga penting memiliki peramalan

    penjulan dalam menghadapi persaingan industri yang mengakibatkan adanya

    persaingan antar perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.

    peramalan penjualan akan memberikan gambaran tentang kemampuan kepada

    konsumen. peramalan penjualan akan memberikan gambaran tentang kemampuan

    menjual di waktu yang akan datang. Data peramalan penjualan dapat digunakan

    sebagai dasar perencanaan produksi dalam mencegah terjadinya kelebihan atau

  • 3

    kekurangan produksi yang dapat menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan

    dalam menjual hasil produksinya.

    Peramalan penjualan juga harus dilakukan oleh para pelaku usahatani beras

    organik yang ada di Kabupaten Mojokerto, Komunitas Organik Brenjonk ataupun

    pemerintah terkait seperti Dinas Pertanian, sehingga dapat memiliki gambaran

    ataupun strategi dalam upaya mempertahankan produksi beras organik yang ada di

    Kabupaten Mojokerto. Peramalan atau forecasting merupakan teknik atau cara

    kuantitatif dalam memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang, dan

    tentunya membutuhkan data-data masa lampau sebagai acuan atau data historis

    (Lestari dan Wahyuningsih, 2012). Salah satu manfaat peramalan penjualan adalah

    dapat memperkirakan penjualan secara akurat dari waktu ke waktu sehingga dapat

    dibuat rencana produksi yang sesuai dengan perkiraan penjualan (Lestari dan

    Wahyuningsih 2012). Permasalahan yang timbul di Komunitas Organik Brenjonk

    yang memproduksi beras organik adalah tidak ditetapkannya perencanaan

    penjualan melalui peramalan yang mengakibatkan seringnya kekurangan stok atau

    kelebihan stok produk beras organik, setiap perusahaan harus mengetahui berapa

    peramalan permintaan maupun penjualan di masa yang akan datang sehingga

    perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kondisi ini membuat perusahaan

    membutuhkan adanya perencanaan penjualan yang baik dalam menentukan

    produksi beras organik.

    1.2 Rumusan Masalah

    Meningkatkan produksi tanaman pangan pada produk pertanian sangat perlu

    dilakukan. Hal in dikarenakan dalam kehidupan masyarakat produksi dari tanaman

    pangan itu sendiri merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi.

    Permintaan dan penawaran merupakan salah satu faktor yang paling penting

    terhadap peningkatan atau penurunan kegiatan produksi. Berlanjut atau tidaknya

    suatu usaha produksi khususnya dalam sektor pertanian bergantung pada ada

    tidaknya permintaan akan produk pertanian tersebut sehingga terjadilah

    penawaran-penawaran terhadap produk yang dihasilkan. Semakin besar permintaan

    maka kegiatan usahatanipun akan berusaha ditingkatkan guna untuk memenuhi

    permintaan akan produk pertanian tersebut. Dengan adanya permintaan konsumen

  • 4

    maka produsen terus melakukan penawaran terhadap produk yang dihasilkan

    sehingga produsen juga harus meningkatkan produksinya.

    Dilihat dari fakta yang ada di lapangan bahwa produksi beras organik oleh

    para pelaku usahatani lebih besar permintaannya daripada penawaran yang ada saat

    ini. Hal ini mungkin terjadi karena banyaknya restoran-restoran cepat saji yang

    menggunakan beras organik sebagai pengganti beras konvensional. Bukan hanya

    itu saja, kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin besar. Hal tersebut

    menyebabkan permintaan beras organik semakin meningkat, sedangkan untuk

    penawarannya masih belum mencukupi secara keseluruhan yang diminta oleh

    konsumen. Untuk saat ini saja di Komunitas Organik Brenjonk, Mojokerto

    permintaan atau kebutuhan pasar mencapai 17.856 Kg sedangkan produksi hanya

    11.036 Kg pada 2016. Hal tersebut menggambarkan bahwa permintaan lebih besar

    dari pada produksi. Oleh karena itu, diharapkan produksi beras organik, di

    Kabupaten Mojokerto tidak lagi kekurangan stok dan dapat seimbang dengan

    permintaan yang ada.

    Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang

    menjadi fokus penelitian adalah bagaimana prediksi (forecasting) penjualan beras

    organik di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2017. Setelah dilakukan peramalan

    dan mengetahui kondisi penjualan beras organik, perlu dilakukan pembuatan model

    bisnis yang sesuai dengan permintaan di masa mendatang untuk menjelaskan

    alternatif solusi strategi manajerial menggunakan Model Bisnis Kanvas yang

    mencakup sembilan elemen. Menurut Frans M. Royan (2014), model bisnis kanvas

    merupakan terobosan terbaru dalam dunia bisnis yang dapat menyederhanakan

    konsep model bisnis yang rumit. Dalam model bisnis kanvas, sebuah bisnis

    digambarkan dalam satu lembar kertas kerja yang menunjukkan model bisnis

    dengan sembilan elemen yaitu customer segment, customer relationship, channels,

    value propositions, key aktivities, key resources, key partners, revenue streams dan

    cost structure.

    Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pertanyaan pokok dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana Trend volume penjualan beras organik Komunitas Organik

    Brenjonk tahun 2014-2016?

  • 5

    2. Bagaimana peramalan volume penjualan beras organik Komunitas

    Organik Brenjonk tahun 2017-2018?

    3. Bagaimana model bisnis beras organik Komunitas Organik Brenjonk

    yang tepat?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan

    dari penelitian ini adalah :

    1. Menganalisis Trend penjualan beras organik Komunitas Organik

    Brenjonk tahun 2014-2016.

    2. Meramalkan volume penjualan beras organik Komunitas Organik

    Brenjonk tahun 2017 - 2018.

    3. Membuat model bisnis beras organik Komunitas Organik Brenjonk

    sebagai strategi manajerial.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :

    1. Referensi informasi dan kajian volume penjualan beras organik bagi

    Komunitas Organik Brenjonk dan instansi yang terkait.

    2. Sebagai evaluasi bagi pemerintah terhadap pengelolaan produksi beras

    organik dalam strategi peningkatan produktivitas padi di Kabupaten

    Mojokerto.

    3. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya tentang

    peramalan dan model bisnis kanvas produksi padi organik di Komunitas

    Organik Brenjonk.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Telaah Penelitian Terdahulu

    Menurut Wahyuningtyas (2014), dalam penelitian tentang peramalan yang

    bertujuan untuk mengidentifikasi pendapat konsumen, pelanggan, distributor

    terhadap strategi produksi perusahaan. Metode analisis penelitian ini menggunakan

    metode Winter-Aditif. Hasil peramalan menunjukkan produksi produk bulan

    Januari 2011 – Desember 2013 fluktutatif dan cenderung menurun pada tahun 2014

    sebesar 55 % dan pada tahun 2015 sebesar 60 % dari tahun 2013.

    Penelitian peramalan volume produksi oleh Wijaya (2013), yang bertujuan

    untuk meramalkan volume produksi terigu merek Segitiga Biru yang dihasilkkan

    oleh PT. Bogasari pada periode Juli 2003 – Juni 2004 berdasarkan data dari bulan

    juli 1999 sampai Juni 2004. Metode peramalan yang digunakan adalah metode

    ARIMA dengan software Minitab 13.30, SPSS 9.0 dan Microsoft Excel. Hasil yang

    diperoleh adalah volume produksi tepung terigu merek Segitiga Biru meningkat

    sebesar 4,4 % atau sebesar 1.312 ton dibandingkan periode sebelumnya.

    Menurut Prasetyo (2013), dalam penelitian tentang Peramalan dan Faktor-

    Faktor yang Mempengaruhi diketahui bahwa peramalan permintaan merupakan

    bagian vital bagi organisasi bisnis dan untuk pengambilan keputusan. Etode analisis

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripstif kualitatif dan

    analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah ARIMA

    (Autoregreddive Integrated Average) untuk meramalkan permintaan pupuk organik

    cair dan analisa Regresi Linier Berganda untuk mengetahui variabel-variabel yang

    mempengaruhinya. Hasil peramalan menggunakan model ARIMA (2,1,1)

    menunjukkan periode 2014 permintaan meningkat sebesar 3,632 % dan pada 2015

    mengalami permintaan meningkat sebesar 10,372 % dibandingkan dengan2013.

    Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan pupuk organik cair adalah jumlah

    konsumen dan biaya promosi.

  • 7

    Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

    bahwa metode yang digunakan dalam peramalan yaitu metode ARIMA, Winter-

    Aditif, linier regression dan least square. Persamaan penelitian terdahulu dengan

    penelitian ini terletak pada kesamaan topik penelitian, yang mana pada penelitian

    terdahulu dan penelitian ini adalah membahas tentang peramalan tertentu terhadap

    volume penjualan suatu produk, persamaan yang lainnya adalah metode penelitian

    untuk menganalisis data, dilakukan dengan metode ARIMA. Perbedaan penelitian

    penulis dengan penelitian sebelumnya adalah pada lokasi perusahaan dan objek

    yang diteliti. Penulis memilih topik tentang Analisis Peramalan Penjualan dan

    Bisnis Model dengan Pendekatan Business Model Canvas pada Produk Pertanian

    Beras Organik di Komunitas Brenjonk Desa Penanggungan, Trawas, Mojokerto.

    Metode analisis data yang digunakan penulis yaitu analisis peramalan model

    ARIMA dan model bisnis kanvas. Model penelitian penulis berhadap mampu

    memberikan manfaat kepada perusahaan untuk memenuhi permintaan beras

    organik.

    2.2 Tinjauan Tentang Peramalan

    2.2.1 Pengertian Peramalan Produksi

    Barang dan jasa yang diproduksi adalah untuk memenuhi permintaan atas

    kebutuhan manusia. Kegiatan produksi membutuhkan faktor-faktor produksi

    seperti sumber daya alam, tenaga kerja, modal dan teknologi. Pada hakekatnya

    produksi merupakan pencipta atau penambahan faedah atau bentuk, waktu dan

    tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi kebutuhan

    menusia. Pengertian produksi secara luas adalah usaha atau kegiatan yang

    dilakukan yang dapat menimbulkan kegunaan dari suatu barang dan jasa untuk

    memenuhi kebutuhan otang banyak. Bebrapa pendapat mengenai produksi :

    Menurut Harsono (2000:9) Produksi adalah setiap usaha manusia atau

    kegiatan yang membawa benda ke dalam suatu keadaan sehinga dapat

    dipergunakan untuk kebutuhan manusia dengan lebih baik.

    Produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan

    suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.

    Menurut Heizer dan render (2005) Produksi adalah proses penciptaan barang

    dan jasa.

  • 8

    Peramalan adalah penggunaan data masa lalu sebuah variabel atau kumpulan

    variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang Makridarkis

    (1999), peramalan mempunyai peranan penting dalam sebuah perusahaan, karena

    peramalan merupakan dasar dari sebuah perencanaan produksi yang juga berkaitan

    dengan inventori. Oleh karena itu, pemilihan metode peramalan yang tepat menjadi

    salah satu faktor yang penting dalam menentukan peramalan. Sedangkan menurut

    Mulyono, (1991) dalam Stephanie (2012) menjelaskan bahwa peramalan

    merupakan satu proses memperkirakan proses secara sistematik tentang apa saja

    yang dapat terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang

    yang dimiliki agar dapat meminimalisir kesalahan. Tujuan dari peramalan adalah

    untuk memperoleh informasi mengenai perubahan di masa mendatang yang akan

    mempengaruhi kebijakan perusahaan.

    Menurut Yamit (2007) dalam stephanie (2012) peramalan (forecasting)

    merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien.

    Peramalan (forecasting) merupakan prediksi nilai-nilai peubah berdasarkan kepada

    nilai yang diketahui dari peubah tersebut atau peubah yang berhubungan.

    Menurut Sugiarto et al (2000) dalam stephanie (2012) peramalan merupakan

    suatu studi terhadap data historis untuk menentukan hubungan, kecenderungan, dan

    pola yang sistematis. Pengambilan data historis diperlukan dalam peramalan untuk

    memproyeksikan masa depan dengan model matematis, dapat juga berupa

    predikski subjektif atau intuitif terhadap masa depan.

    Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peramalan

    adalah pusat dari seluruh perencanaan perusahaan yang menggambarkan potensi

    produksi serta luas pasar sasaran di masa yang akan datang dengan menggunakan

    beberapa metode dalam meramalkan sehingga didapatkan hasil peramalan yang

    akurat. Dengan adanya peramalan perusahaan dapat mengetahui strategi apa yang

    dapat diterapkan di masa yang akan datang.

    2.2.2 Peranan dan Kegunaan Peramalan

    Menurut Mulyono (2000), menjelaskan peranan dan kegunaan yang

    dihasilkan oleh peramalan antara lain :

  • 9

    1. Penjadwalan sumber daya yang tersedia

    Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi,

    transportasi, kas, personalia dan sebagainya.

    2. Penyediaan sumber daya tambahan

    Walau tenggang (lead time) untuk memperoleh bahan baku, menerima

    pekerja baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara

    beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk

    menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang.

    3. Penentuan sumber daya yang diingingkan

    Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang dipilih dimiliki dalam

    jangka panjang. Keputusan tersebut tergantung pada kesempatan pasar.

    Faktor-faktor lingkungan dan pengembangan internal dari sumber daya

    finansial, manusia, produk, dan teknologi. Semua penentuan ini memerlukan

    ramalan yang baik, sehingga manajer dapat menafsirkan perkiraan serta

    membuat keputusan yang tepat.

    2.2.3 Prinsip Peramalan

    Menurut Mulyono (2000), prinsip-prinsip dalam peramalan antara lain :

    1. Peramalan yang baik masih memungkinkan kesalahan yang signifikan.

    2. Peramalan memerlukan monitor dan perhitungan perkiraan kesalahan.

    3. Ketidakpastian yang besar harus diantisipasi dan diperhitungkan.

    4. Sistem peramalan didasari oleh model yang bersifat implisit dan eksplisit.

    5. Peramalan didasarkan atas peramalan agregat yang dipecah-pecah mejadi

    komponen produk, letak geografis, atau komponen-komponen lainnya.

    Tidak ada peramalan yang benar-bear akurat, hal ini dikarenakan adanya

    faktor ketidakpastian dalam salah satu atau beberapa komponen yang

    diperhitungkan. Peramalan dapat mempermudah manajer untuk menentukan

    kebijakan oprasi perusahaan.

    Kegiatan meramalkan perlu dilakukan monitoring untuk mengukur seberapa

    jauh ramalan mendekati kenyataan dan mengamati perubahan komponen tertentu

    yang dipergunakan untuk menghitung ramalan tersebut. Dengan mengamati

    perubahan, suatu perhitungan mengenai kesalahan juga perlu dilakukan. Terdapat

  • 10

    cara untuk mengurangi ketidakpastian yaitu dengan cara mengurangi kesalahan

    dalam perhitungan dan mengurangi kurun waktu peramalan.

    2.2.4 Metode Peramalan Kuantitatif

    Menurut Sugiono (2007), peramalan kuantitatif dibedakan menjadi :

    1. Metode Kausal

    Metode peramalan kausal mengembangkan suatu model sebab-akibat antara

    permintaan yang diramalkan dengan variabel-variabel lain yang dianggap

    berpengaruh. Pada periode kausal ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

    a. Metode Korelasi Regresi

    Peramaan ini digunakan untuk :

    i. Peramalan penjualan

    ii. Peramalan keuntungan

    iii. Peramalan permintaan

    iv. Peramalan keadaan ekonomi

    Metode ini sangat tepat digunakan untuk peramalan jangka pendek, data yang

    digunakan adalah data tahun sebelumnya.

    b. Metode Ekonometrik

    Peramalan ini digunakan untuk :

    i. Peramalan penjualan menurut kelas produksi

    ii. Peramalan keuntungan

    iii. Peramalan permintaan

    iv. Peramalan keadaan ekonomi

    Metode ini sangat tepat untuk peramalan jangka pendek dan panjang. Data

    yang digunakan adalah data tahun sebelumnya.

    c. Metode input output

    Peramalan ini digunakan untuk :

    i. Peramalan penjualan perusahaan

    ii. Peramalan produksi dari sektor dan sub sektor industri

    Metode ini sangat cocok digunakan untuk peramalan jangka panjang. Data

    yang digunakan merupakan tabulasi data 10-15 tahun.

  • 11

    2. Metode deret berkala (time series)

    Merupakan metode kuantitatif yang didasarkan atas penggunaan analisa pola

    hubungan antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu. Produksi /

    permintaan di masa yang lalu pada anlisa deret waktu akan mempengarui keempat

    komponen utama, yaitu : tren, musiman, dan acak. Menurut Mulyono (2000),

    terdapat beberapa macam model dalam metode time series, yaitu :

    a. Model Tren

    Metode ini menggambarkan pergerakan panjang data yang meningkat atau

    menurun dalam jangka waktu yang panjang. Metode ini menggambarkan hubungan

    antara periode variabel yang diramalkan dengan menggunakan analisis tren. Bila

    pola data yang digunakan memiliki sifat musiman, maka komponen musiman dapat

    menggunakan model ini.

    b. Model Peramalan Sederhana (Naïve)

    Metode ini adalah metode sederhana yang menyatakan bahwa nilai suatu

    variabel saat ini merupakan perkiraan terbaik untuk nilai selanjutnya atau nilai

    variabel di masa depan akan tetap sama. Selain itu, metode naïve adalah salah satu

    metode dengan himpunan data yang sedikit dalam peramalannya.

    c. Model Rata-Rata

    Model ini memberikan pembobotan yang sama untuk semua ilai-nilai

    pengamatan dan cocok untuk pola data stationer, tidak menunjukkan adanya tren.

    Metode ini terdiri dari :

    i. Model Rata-Rata Sederhana (Single Average)

    Model ini menggunakan pendekatan yang mana peramalan merupakan

    perhitungan rata-rata dari semua nilai masa lalu dan membutuhkan banyak data agar

    nilai tengahnya stabil.

    ii. Model Rata-Rata Bergerak Sederhana (Single Moving Average)

    Suatu cara memodifikasi pengaruh data masa lalu terhadap nilai rata-rata

    sebagai alat meramalkan ialah menetapkan seberapa banyak pengamatan terakhir

    yang diikutsertakan. Prosedur tersebut dinamakan moving average yang berarti jika

    pengamatan baru telah tersedua, rata-rata baru dapat dihitung dengan

    menghilangkan data tertua dan menggantinya dengan data baru.

  • 12

    iii. Metode Penghalusan Eksponensial

    Pelicinan (Smooting) data dilakukan untuk dua keperluan, yaitu untuk

    peramalan menghilangkan gejolak jangka pendek data time series. Model ini

    memberikan bobot yang berbeda pada setiap observasi. Observasi yang paling tua

    memiliki bobot terendah dan observasi terbaru, bobotnya tertinggi.

    3. Model Dekomposisi

    Model ini memisahkan tiga komponen dari pola dasar yang cenderung

    mncirikan deret data ekonomi dan bisnis. Komponen tersebut adalah faktor tren,

    dan musiman. Model ini dikemlompokkan menjadi :

    a. Dekomposisi adiktif, untuk pola data yang fluktuasinya relatif konstan.

    b. Dekomposisi multiplikatif, untuk pola data yang fluktuasinya proposional

    terhadap tren.

    4. Model Box-Jenkins (ARIMA)

    Model ini tidak menggunakan variabel independen, melainkan menggunakan

    nilai-nilai sekarang dan nilai masa lampau dari variabel independen untuk

    menghasilkan persamaan jangka pendek. Semua pola data dapat digunakan dan

    akan bekerja dengan baik jika data runtun waktu yang digunakan.

    2.2.5 Pemilihan Metode Peramalan Kuantitatif Terbaik

    Menurut Mulyono (2000), setiap metode peramalan memiliki kelebihan dan

    kelemahan, termasuk metode peramalan terbaik tidak dapat menjamin akan

    memberikan hasil terbaik di masa depan karena adanya faktor ketidakpastian.

    Namun, faktor ketidakpastian dapat diminimlisir untuk menghindari kesalahan

    peramalan yang besar dengan menerapkan teknik yang sesuai. Kriteria yang dipakai

    untuk memilih model peramalan yang sesuai sebagai berikut :

    1. Horison Waktu

    Peramalan horison waktu penting untuk menenrukan metode peramalan yang

    sesuai. Menurut Mulyono (2000) peramalan berdasarkan horizon waktu dibagi

    menjadi tiga kategori yaitu :

    a. Peramalan jangka pendek

    Peramalan jangka pendek rentang waktunya kurang dari tiga bulan.

    Peramalan jangka pendek digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan

    kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan, dan tingkat produksi. Metode yang paling

  • 13

    sesuai untuk peramalan jangka pendek adalah metode rata-rata sederhana, rata-rata

    bergerak, exponential smoothing, dekmposisi dan ARIMA.

    b. Peramalan jangka menengah

    Peramalan jangka menengah berjangka tiga bulan hingga dua tahun.

    Peramalan ini sangat bermanfaat dalam perencanaan produksi, dan penganggaran

    produksi, penganggaran kas, dan menganalisis rencana produksi. Metode

    peramalan yang bisa digunakan adalah regresi sederhana, regresi berganda, dan

    ARIMA.

    c. Peramalan jangka panjang

    Peramalan jangka panjang rentang waktunya tiga tahun lebih, digunakan

    dalam merencanakan produk baru, pengeluaran modal, lokasi fasilitas atau

    ekspansi, dan penelitian serta pembangunan. Contoh metode yang sesuai untuk

    peramalan jangka panjang adalah metode proyeksi trend dengan regresi.

    2. Pola Data

    Setiap metode peramalan memiliki kemampuan yang berbeda dalam

    mengidentifikasi pola data sehingga diperlukan penyesuaian antara pola data dan

    metode yang digunakan. Makridakis et al (1999), menjelaskan bahwa terdapat

    empat jenis pola data, antara lain :

    a. Pola Horizontal (stationer)

    Pola horizontal terjadi ketika data observasi berfluktuatif disekitar mean atau

    tignkatan yang konstan. Situasi tersebut muncul ketika pola data mempengaruhi

    deret stabil. Teknik peramalan yang digunakan pada deret stationer adalah metode

    naive, simple average, moving average, single exponential smoothing, dan ada

    Autoregressive Integrated Average (ARIMA).

    b. Pola Tren

    Pola tren muncul ketika observasi data naik atau turun pada periode yang

    panjang. Tren merupakan komponen jangka panjang yang mewakili pertumbuhan

    atau penurunan deret waktu di sepanjang periode waktu. Teknik peramalan yang

    perlu dipertimbangkan pada peramalan deret stationer adalah metode naïve, linier

    regression, growth curve, moving average, double exponential smoothing, winter

    multiplikatif dan ARIMA.

  • 14

    c. Pola musiman (seasonality)

    Komponen musiman mengacu pada suatau pola perubahan yang berulang

    dengan sendirina dari tahun ke tahun. Untuk deret triwulan, ada empat elemen

    musim, masing-masing satu untuk setiap triwulan. Variasi musiman mencerminkan

    kondisi cuaca, liburan atau panjangnya hari kalender. Metode peramalan yang bisa

    dipilih adalah dekomposisi, pemulusan ekponensial, winter, regresi berganda dan

    ARIMA.

    3. Kesederhanaan dan kemudahan dalam aplikasi

    Menurut Heizer et al (2005), satu prinsip umum dalam penggunaan metode

    ilmiah dari peramalan untuk manajemen dan analisis adalah metode -metode yang

    dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan yang akan dipergunakan dalam

    pengambilan keputusan dan analisa. Hal ini dilakukan agar setiap terjadi perubahan

    data dapat segera dilakukan perbaikan untuk menjaga hasil ramalan tetap akurat,

    sehingga keputusan manajemen dapat segera disesuaikan.

    4. Ketersediaan software

    Menurut Mulyono (2000), software yang digunakan dalam peramalan

    merupakan software berbasis statistik untuk mempermudah pengguna mengolah

    data-data statistik. Software yang biasa digunakan adalah SPSS, Minitab, dan stata,

    Eviews yang ketiganya mempunyai kemampuan yang sama dalam menganalisis

    data dan mudah diaplikasikan.

    2.2.6 Metode Time Series

    Menurut Sugiono (2007), metode runtut waktu (time series) atau sering oula

    disebut metode deret waktu berkala menggambarkan berbagai gerakan yang terjadi

    pada sederetan atau data pada waktu tertentu. Langkah penting dalam memiliki

    metode deret berkala atau runtutan waktu adalah dengan mempertimbangkan jenis

    pola data. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :

    1. Pola horizontal, terjadi apabila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai-rata-rata

    yang konstan. Contoh suatu produk yang permintaannya tidak meningkat atau

    menurun selama waktu tertentu.

    2. Pola musiman, terjadi apabila suatu deret dipengaruhi oleh faktor-faktor

    musiman. Contoh : permintaan es krim, payung, minuman ringan.

  • 15

    3. Pola tren, terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka

    panjang dalam data. Produk Nasional Bruto (GNP) dan berbagai indikator

    dan ekonomi lainnya mengikuti tren.

    Berikut ini bebrapa komponen dalam time series menurut Sugiono (2007),

    salah satu pendekatan dalam time series adalah dengan mengidentifikasi faktor

    komponen yang mempengaruhi setiap nilai dalam seri. Setiap komponen

    diidentifikasi secara terpisah. Prosedur identifikasi ini dinamakan dengan

    dekomposisi. Dekomposisi bertujuan baik dalam jangka waktu pendek maupun

    jangka panjang. Terdapat beberapa komponen dalam time series, antara lain :

    1. Tren

    Tren merupakan komponen yang mempresentasikan tingkat pertumbuhan

    ataupun tingkat penurunan dalam time series. Beberapa contoh tren adalah :

    perubahan populai, inflasi, perubahan teknologi dan peningkatan

    produktivitas. Tren dianotasikan dengan T.

    2. Seasonal (musiman)

    Fluktuasi musiman umumnya dapat ditentukan pada data-data triwulan,

    bulanan, dan mingguan. Variasi musiman merupakan pola yang stabil atau

    teratur dari perubahan yang terjadi secara tahunan dan berulang dari tahun ke

    tahun. Pola musiman dapat terjadi dikarenakan pengaruh cuaca atau kegiatan

    hari libur sekolah dan libur nasional. Komponen musiman dianotasikan

    dengan S.

    3. Irregular

    Komponen Irregular terdiri atas fluktuasi acak dan fluktuasi yang tidak dapat

    diprediksikan. Fluktuasi ini merupakan hasil dari kegiatan yang tidak

    melibatkan individu atau masyarakat secara langsung. Komponen Irregular

    dianotasikan dengan I.

    2.3 Tinjauan Tentang Model Bisnis Kanvas

    Menurut Frans M. Royan (2014), model bisnis kanvas merupakan terobosan

    terbaru dalam dunia bisnis yang dapat menyederhanakan konsep model bisnis yang

    rumit. Dalam model bisnis kanvas, sebuah bisnis digambarkan dalam satu lembar

    kertas kerja yang menujukkan model bisnis dengan sembilan elemen yaitu customer

    segment, customer relationship, channels, value prepositions, key activities, key

  • 16

    resource, key partners, revenue streams, dan cost structure. Business model

    dikelompokkan menjadi tiga kelompok: 1) business model sebagai metode, 2)

    business model dilihat dari aspek-aspek atau komponennya, 3) business model

    sebagai bagian dari strategi bisnis.

    Gambar 1. Model Bisnis Kanvas

    Sumber : Frans M. Royan (2014)

    Menurut Frans M. Royan (2014), penjelasan untuk sembilan elem tersebut adalalah

    sebagai berikut :

    1. Segmentasi Konsumen / Costumer Segment (CS)

    Segmentasi adalah menentukan segmen target customer dari bisnis tersebut.

    Struktur segmen pelanggan berbagai kelompok masyarakat atau organisasi tujuan

    yang dilayani oleh perusahaan. Tanpa (menguntungkan) pelanggan, tidak ada

    perusahaan yang dapat bertahan lama. Sebuah organisasi atau perusahaan harus

    terus membuat keputusan tentang siapa yang akan menjadi konsumen yang layak

    dan tidak layak diperlukan dalam aktivitas bisnis.

    Kelompok 4 konsumen yang baik dapat di representasikan sebagai berikut:

    a Mereka mendapatkan apa yang mereka butuhkan.

    http://www.lebahmadu.com/

  • 17

    b Mereka dapat diraih melalui saluran distribusi yang berbeda.

    c Mereka memerlukan tipe hubungan yang berbeda.

    d Mereka bersedia membayar untuk mendapatkan aspek yang berbeda.

    Dalam rangka untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat

    mengelompokkan mereka ke dalam segmen yang berbeda dengan kebutuhan,

    perliaku umum, atau atribut lainnya. Sebuah organisasi harus membuat keputusan

    tentang segmen yang dilayani dan segmen yang diabaikan. Setelah keputusan ini

    dibuat, model bisnis dapat didesain dengan teliti sesuai kebutuhan pelanggan yang

    spesifik.

    2. Nilai Preposisi / Value Preposition (VP)

    Struktur preposisi nilai menggambarkan nilai tambah produk dan jasa bagi

    segmen pelanggan tertentu. Nlai preposisi adalah alasan mengapa pelanggan

    beralih ke Komunitas Organik Brenjonk. Beberapa preposisi nilai ada yang inovatif

    dan ada yang tidak memiliki perbedaan dari perusahaan satu dan perusahaan yang

    lain, atau ada yang mirip namun terdapat perbedaa pada atribut dan fitur yang

    ditawarkan. Penyelesaian masalah pelanggan atau memnuhi kebutuhan pelanggan.

    Setiap nilai preposisi terdiri dari nilai tambah yang dipilih produk dan / atau jasa

    yang melayani kebutuhan segmen pelanggan tertentu. Dalam hal ini, preposisi nilai

    adalah agregasi, atau manfaat bahwa perusahaan menawarkan kepada pelanggan.

    Preposisi ini menciptakan nilai tambah bagi konsumen melalui perpaduan

    elemen kebutuhan konsumen. nilai tambah tersebut dapat berupa kuantitas seperti

    harga, kecepatan, atau pelayanan. Sedangkan nilai yang berupa kualitas seperti

    desain, konsumen, kebutuhan konsumen, status produk, kemudahan akses, manfaat

    produk.

    3. Saluran / Channel (CH)

    Saluran adalah cara untuk mencapai konsumen seperti cara berkomunikasi,

    distribusi, dan saluran produksi. Channel ini adalah jalur antara perusahaan dengan

    konsumen, bagaimana mengkombinasikan dari nilai yang diberikan akan mampu

    mencapaikonsumen dengan baik. Struktur saluran menggambarkan bagaimana

    sebuah perusahaan berkomunikasi dengan dan mencapai segmen pelanggan untuk

    memberikan proposisi nilai, komunikasi, distribusi, dan penualan diwakili oleh

  • 18

    saluran perusahaan dengan pelanggan. Saluran memiliki bebrapa manfaat terdiri

    dari:

    a. Dapat meraih konsumen terkait penilaian produk dan pelayanan

    perusahaan.

    b. Membantu konsumen dalam mengevaluasi nilai preposisi (Value

    Preposition) perusahaan.

    c. Empermudah konsumen untuk melakukan transaksi pada produk dan

    pelayanan perusahaan secara spesifik.

    d. Mengantarkan nilai preposisi perusahaan kepada konsumen.

    Saluran memiliki 5 fase. Setiap fase dapat mewakili bebrapa atau seluruh dari

    fase itu sendiri. Perusahaan dapat memilih beberapa fase tertentu saja pada

    beberapa rekan saluran dan pemilik saluran (perusahaan, transportasi, dan lain-

    lain). Berikut ini adalah fase saluran yaitu :

    a. Fase kewaspadaan.

    Fase yang menggambarkan bagaimana suatau perusahaan meningkatkan

    kewapadaan terhadap produk dan pelayanannya.

    b. Fase evaluasi.

    Fase yang menggambarkan bagaimana perusahaan membantu

    mengevaluasi nilai proposisi perusahaan.

    c. Fase pemesanan.

    Fase yang menggambarkan bagaimana mempermudah konsumen untuk

    melakukan transaksi pada produk dan pelayanan perusahaan secara

    spesifik.

    d. Fase pengiriman.

    Fase yang menggambarkan bagaimana perusahaan mengiriman nilai

    prosisi hingga ke tangan konsumen.

    e. Fase penjualan

    Fase yang menggambarkan bagaimana perusahaan mendukug pesanan

    konsumen

    4. Hubungan dengan Konsumen / Customer Relationship (CR)

    Yaitu mendefinisikan hubungan antara perusahaan dan konsumen. macam-

    macam jenis hubungan model dari memberikan bantuan personal perorangan

  • 19

    kepada setiap konsumen, dengan memanfaatkan komunitas, atau bahkan berupa

    “self-service”, yaitu tidak berhubungan langsung dengan konsumen seperti apa

    yang dapat mendapatkan konsumen. terdapat beberapa kategori hubungan dengan

    konsumen yang mana dapat diterapkan perusahaan dengan segmenyya, yaitu :

    a. Bimbingan personal.

    Hubungan ini berdasarkan hubungan interaksi antar manusia. Konsumen

    dapat berkomunikasi dengan nyata dalam menyampaikan bantuan atau

    menanyakan proses penjualan yang biasanya terjadi di telepon atau surat

    elektronik.

    b. Self service

    Self service merupakan tipe hubungan yang mana suatu perusahaan tidak

    memilikii hubungan dengan konsumen, dan membuat konsumen

    menyelesaikan masalahnya sendiri pasca pembelian.

    c. Komunitas

    Beberapa perusahaan membuat suatu komunitas untuk menggali loyalitas

    konsumen dan untuk memfasilitasi komunikasi diantara anggota

    komunitas.

    Struktur hubungan pelanggan menggambarkan jenis hubungan perusahaan

    dengan menetapkan segmen pelanggan tertenntu. Sebuah perusahaan

    harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangunnya dengan setiap

    segmen pelanggan. Hubungan pelanggan yang disebut oleh model bisnis

    perusahaan sangat mempengaruhi pelanggan secara keseluruhan.

    5. Penerimaan / Revenue Stream (RS)

    Penerimaan adalah reoresentasi dari jalur penerimaan uang yang akan

    diterima dari setiap customer segment. Didefinisikan cara tertentu untuk

    menghasilkan penerimaan dari setiap segmen konsumen. Setiap aliran pendapatan

    mungkin memiliki mekanisme harga yang berbeda, seperti harga tetap, tawar-

    menawar, lelang, tergantung pasar, tergantung valume, atau manajemen hasil.

    Model bisnis dapat meraih penerimaan dari dua tipe, yaitu :

    a. Transaksi penerimaan dari hasil kali waktu pembayaran dari konsumen.

    b. Recording revenues. Yaitu hasil dari pembayaran berjalan dari konsumen

    yang menjadi pesanan.

  • 20

    6. Kunci Sumberdaya / Key Resource (KR)

    Adalah sumber daya utama yang menjelaskan mengenai aset terpenting yang

    diperlukan dalam membuat model bisnis kerja. setiap model bisnis memerlukan

    sumber daya utama. Sumber daya utama akan memungkinkan perusahaan untuk

    membuat dan melebihi proposisi nilai, mencapai pasar, memlihara hubungan

    dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan dan memperoleh

    pendapatan. Kunci sumber daya dapat dikategorikan sebagai :

    a. Fisikal

    Kategori ini meliputi aset fisik seperti fasilitas dan manufaktur, bangunan,

    sistem, dan jaringan distribusi.

    b. Intelektual

    Sumber daya intelektual terdiri dari merk, properti, pengetahuan, rekanan

    dan database konsumen merupakan komponen yang penting untuk model

    bisnis yang kuat. Sumber daya intelektual sulit untuk dibangun, namun

    ketika kesuksesan itu dibangun dapat menjadi substansi nilai.

    c. SDM (Sumber Daya Manusia)

    Setiap perusahaan membutuhkan sumber daya manusia, tetapi sumber

    daya manusia haruslah menyesuaikan model bisnis yang digunakan.

    Sebagai contoh sumber daya manusia sangat krusial pada aspek

    pengetahuan intensif dan industri kreatif.

    d. Keuangan

    Beberapa model bisnis meletakkan keuangan sebagai sumber daya atau

    garansi keuangan seperti kredit, atau stok.

    7. Kunci Aktivasi / Key Activities (KA)

    Kunci Aktivitas adalah kegiatan utama yang menjelaskan hal terpenting yaitu

    perusahaan harus membuat model bisnis. Setiap model bisnis dibuat untuk sejumlah

    kegiatan utama. Hal ini merupakan tindakan yang paling penting bagi perusahaan

    sehingga harus maksimal untuk dapat menghasilkan operasi yang berhasil. Seperti

    kunci seumber daya, diwajibkan untuk membuat dan melebihi proposisi nilai,

    pencapaian pasar, mempertahankan hubungan pelanggan, dan pendapatan yang

    diperoleh, seperti kunci sumber daya, kegiatan tergantung pada jenis model bisnis.

  • 21

    a. Produksi

    Aktivitas produksi terdiri dari mendesain, membuat, dan mengirim produk

    sesuai kuantitas dan kualitas. Aktivitas produksi di dominasi oleh model

    bisnis dari manufaktur.

    b. Penyelesaian masalah

    Kunci aktivitas terhadap tipe terkait yang membawa solusi baru untuk

    permasalahan konsumen, seperti konsultan operasional rumah sakit, dan

    jasa pelayanan lainnya. kunci aktivitas pada model bisnis disebut sebagai

    manajemen pengetahuan.

    c. Jaringan

    Model bisnis di desain dengan kunci sumber daya yang dominan dan

    memiliki jaringan paling banya dengan kunci aktivitas.

    8. Kunci Kemitraan / Key Partnerships (KP)

    Kunci Kemitraaan adalah kunci kemitraan yang menjelaskan jaringan

    pemasok dan mitra yang membuat pekerjaan model bisnis. Perusahaan menjalin

    kemitraan untuk banyak alasan, dan kemitraan menjadi landasan bisnis perusahaan

    membentuk aliansi untuk mengoptimalkan model bisnisnya, mengurangi resiko,

    atau memperoleh sumber daya. Terdapat motivasi yang digunakan untuk

    membangun kemitraan adlah sebagai berikut :

    a. Optimasi dan skala ekonomi

    b. Reduksi risiko dan ketidakpastian

    c. Akuisisi sumber daya dan aktivitas

    9. Cost Structure (CS)

    Cost Structure dalah struktur biaya yang menggambarkan semua biaya yang

    dikeluarkan dalam mengoperasikan model bisnis ini. Elemen ini menjelaskan biaya

    yang paling besar terjadi antara biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat

    menghasilkan value preposition yang ditujukan pada customer segments sehingga

    didapat revenue stream. Biaya tersebut dapat dihitung relatih mudah setelah

    mendefinisikan sumber daya utama, kegiatan utama, dan kunci kemitraan, secara

    natural, biaya dapat diminimalisir di setiap model bisnis. Tetapi struktur biaya yang

    rendah lebih penting untuk beberapa model bisnis dibandingkan dengan yang lain.

    Banyak model bisnis jatuh diantara dua ekstrem ini, yaitu 1) Cost-driven adalah

  • 22

    model bisnis dengan memfokuskan untuk meminimalisir biaya sebisa mungkin. 2)

    Value driven adalah model bisnis yang memfokuskan pada peningkatan nilai

    tambah dengan karakteristik pelayanan optimal dan kualitas yang mewah. Struktur

    biaya memiliki kerakteristik sebagai berikut :

    a. Biaya tetap

    Biaya Tetap adalah biaya yang sama dengan volume untuk memproduksi

    produk atau jasa yang sama.

    b. Biaya variabel

    Biaya Variabel adalah biaya yang sangat proporsional dengan volume

    untuk memproduksi produk atau jasa yang sama.

    c. Skala ekonomi

    Biaya dalam suatu bisnis bermanfaat sebagai pengembang output,

    perusahaan-perusahaan besar misalnya, memanfaatkan kecepatan

    pembelian massal yang lebih rendah. Hal ini dan faktor-faktor lainnya

    menyebabkan biaya rata-rata per unit turun sebagai kenaikan pengeluaran.

    d. Cakupan ekonomi

    Biaya dalam suatu bisnis bermanfaat dalam ruang lingkup besar operasi.

    Dalam sebuah perusahaan besar, misalnya kegiatan pemasaran yang sama

    atau saluran distribusi dapat mendukung berbagai produk.

    Pada dasarnya, model bisnis kanvas tersusun dari sembilan elemen dibuat

    dengan urutan seperti gambar berikut (Gambar 3.). Sehingga terdapat

    kesinambungan dan berbagai peran dalam setiap elemen yang ada. Pada sisi kiri

    model, adalah sisi yang mana dapat menciptakan efisiensi da dapat di kelola untuk

    kepentingan tersebut. Sedangkan untuk sisi kanan model, adalah sisi yang mana

    elemen yang berada di dalam digunakan untuk menciptakan nilai tambah. Pada sisi

    kanan dan sisi kiri model berkesinambungan melalui elemen revenue stream dan

    key resoure. Berikut adalah plot ilustrasi bisnis kanvas.

  • 23

    Gambar 2. Plot Lembar Kerja Kanvas

    Sumber : Frans M. Royan (2014)

    Left Canvas

    (Afficiensy) Right Canvas

    (Value)

    Revenue Streams Cost Structure

    Key

    Partn

    ership

    s

    Key

    Activity

    Value

    Preposition Customer

    Relationship

    Cu

    stom

    er Seg

    men

    t

  • III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

    3.1 Kerangka Pemikiran Komunitas Organik Brenjonk merupakan produsen beras organik. Sebagai

    produsen beras organik yang memiliki standart mutu nasional yang baik,

    Komunitas Organik Brenjonk bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan beras

    organik nasional. Setiap tahunnya produksi beras organik mengalami peningkatan

    setiap tahunnya.

    Pada penelitian ini, perencanaan produksi jangka panjang dapat dilakukan

    dengan mengidentifikasi profil perusahaan dan aktivitas bisnis secara deskriptif dan

    kemudian dilanjutkan dengan peramalan penjualan untuk beberapa tahun kedepan

    yang belum dilakukan oleh Komunitas Organik Brenjonk. Peramalan penjualan

    digunakan sebagai alat prediksi volume penjualan kedepannya yang lebih tepat.

    Sehingga dapat mengetahui gambaran permintaan di tahun mendatang untuk

    membuat target produksi yang lebih tepat, serta mengetahui gambaran permintaan

    di tahun mendatang yang bisa dijadikan masukan dalam pemenuhan permintaan

    konsumen sehingga volume produksi dan pendapatan meningkat.

    Sebelum dilakukan peramalan, perlu untuk melakukan analisis Trend beras

    organik dengan menggunakan software MINITAB. Kemudian dilanjutkan

    peramalan produksi menggunakan variabel volume produksi dengan metode Box

    Jenkins ARIMA. Penggunaan metode Box Jenkins ARIMA dikarenakan metode

    ARIMA merupakan metode yang paling tepat untuk peramalan jangka waktu 2

    tahun. Dengan peramalan tersebut, diharapkan dapat mencapai tujuan yaitu target

    produksi beras organik terpenuhi.

    Setelah dilakukan peramalan dan mengetahui produksi beras organik, perlu

    dilakukan pembuatan model bisnis yang sesuai dengan kondisi di masa mendatang

    untuk strategi manajerial produksi beras organik. Pada penelitian ini, akan

    dilakukan pembuatan model bisnis beras organik menggunakan Model Bisnis

    Kanvas yang mencakup sembilan elemen bisnis menurut Frans M. Royan (2014),

    Model Bisnis Kanvas merupakan terobosan terbaru dalam dunia bisnis yang dapat

    menyederhanakan kosep model bisnis yang rumit. Dalam Model Bisnis Kanvas,

    sebuah bisnis digambarkan dalam satu lembar kertas kerja yang menunjukkan

    model bisnis dengan sembilan elemen yaitu customer segment,

  • 25

    customer relationship, channels, value prepositon, key activities, key resourrce, key

    partners, revenue streams, dan cost structure. Model bisnis dikelompokkan

    menjadi tiga kelompok : 1) model bisnis sebagai metode, 2) model bisnis dilihat

    dari aspek-aspek atau komponennya, 3) model bisnis sebagai bagian dari strategi

    bisnis. Pada penelitian ini, Model Bisnis Kanvas digunakan sebagai metode untuk

    membuat model bisnis dalam menanggapi hasil peramalan sebagai strategi

    manajerial sehingga target produksi dapat terpenuhi. Berikut adalah kerangka

    penelitian Analisis Peramalan Produksi dan Model Bisnis Kavas Beras Organik di

    Komunitas Organik Brenjonk.

  • 26

    Skema 3. Kerangka Pemikiran Analisis Peramalan Produksi dan Strategi

    Manajerial Beras Organik di Brenjonk

    Produk beras organik Komunitas Organik Brenjonk

    Penawaran dan permintaan produk beras

    organik Brenjonk seimbang

    Model bisnis produk beras

    organik Brenjonk untuk strategi

    manajerial

    Peramalan model

    ARIMA

    Analisis model

    Bisnis Kanvas

    Meramalkan produksi beras

    organik Brenjonk Analisis Trend

    Permintaan produk beras

    organik Brenjonk tidak sesuai

    dengan penawaran yang ada

    Potensi :

    1. Produk beras organik

    Brenjonk, merupakan produk

    yang bisa bersaing

    2. Memiliki standart mutu

    nasional yang baik

    Permasalahan :

    1 Permintaan dan penawaran

    produk beras organik yang

    tidak seimbang

    2 Kurangnya fungsi manajerial

    produksi

  • 27

    3.2 Hipotesis

    1. Pola Trend yang terjadi pada beras organik Komunitas Organik Brenjonk

    mengalami peningkatan dari periode ke periode (bulan ke bulan)

    2. Pola volume penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk

    mengalami peningkatan dari periode ke periode (bulan ke bulan)

    3.3 Batasan Masalah

    Dalam penelitian ini perlu diberikan batasan masalah untuk memperjelas

    permasalahan yan ada dan mempermudah dalam membuat pembahasan. Adapun

    batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Penelitian ini dilakukan pada Komunitas Organik Brenjonk yang berlokasi di

    Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

    2. Penelitian ini meramalkan produk beras organik Komunitas Organik

    Brenjonk.

    3. Penelitian ini hanya dalam ruang lingkup manajemen pemasaran.

    4. Penelitian ini hanya fokus pada sisi produsen atau Komunitas Organik

    Brenjonk.

    5. Penelitian ini hanya menjelaskan secara deskriptif untuk faktor lain (9 elemen

    bisnis model kanvas) diluar peramalan.

    6. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data time series bulanan,

    volume volume produksi terbatas selama 3 tahun (2014-2016)

    7. Periode peramalan yang dilakukan adalah peramalan dalam kurun waktu 2

    tahun ke depan (2017-2018).

    8. Model bisnis kanvas sebagai metode untuk membuat model bisnis produk

    beras organik.

    3.4 Definisi Operaional

    Penelitian ini terdapat definisi operasional yang digunakan sebagai berikut :

    1. Volume penjualan merupakan jumlah penjualan beras organik yang berhasil

    dicapai atau ingin dicapai oleh perusahaan dalam satuan kg/bulan dalam

    kurun waktu 3 tahun (Januari 2014 – Desember 2016)

    2. Permintaan merupakan sejumlah barang yang diinginkan atau diminta oleh

    konsumen pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan yang dimaksud

    yaitu jumlah permintaan terhadap beras organik seluruh Indonesia.

  • 28

    3. Peramalan merupakan suatu pernyataan dan atau tafsiran produksi beras

    organik pada tahun 2017-2018 secara kuantitatif dimasa datang.

    4. Pola data merupakan bentuk data aktual yang diperoleh dari perusahaan yang

    nantinya akan dianalisis menggunakan software. Dengan diketahuinya pola

    data maka akan dapat menentukan jenis metode yang digunakan agar hasilnya

    lebih akurat.

    5. Tren adalah komponen yang merepresentasikan tingkat pertumbuhan ataupun

    tingkat penurunan dalam time series.

    6. Model bisnis kanvas merupakan konsep penyederhaan model bisnis untuk

    menggambarkan konsep bisnis beras organik dalam satu lembar kertas kerja.

    7. Customer segment merupakan elemen individu atau kelomopk yang dibidik

    oleh perusahaan sebagai konsumen beras organik.

    8. Value preposition merupakan elemen nilai manfaat atau penawaran yang

    ditawarkan Komunitas Organik Brenjonk kepada konsumen beras organik.

    9. Channels merupakan elemen media untuk Komunitas Organik Brenjonk

    mengkomunikasikan dan menyampaikan proposisi tertentu yang ditawarkan

    kepada konsumen beras organik.

    10. Customer relationship merupakan elemen yang menggambarkan hubungan

    yang dibangun Komunitas Organik Brenjonk dengan pelanggan beras

    organik.

    11. Revenue streams merupakan elemen yang mnggambarka bagaimana

    Komunitas Organik Brenjonk memperoleh pendapat dari masing-masing

    segmen pelanggan dalam bentuk rupiah (Rp) dan kuantum (ton).

    12. Key resources merupakan elemen yang menggambarkan aset penting

    Komunitas Organik Brenjonk agar model bisnis beras organik berjalan.

    13. Key activity merupakan elemen yang menggambarkan kegiatan penting

    Komunitas Organik Brenjonk agar model bisnis beras organik berjalan.

    14. Key partners merupakan elemen yang menggambarkan jaringan pemasok dan

    rekanan penting Komunitas Organik Brenjonk agar model bisnis beras

    organik berjalan.

    15. Cost structure merupakan elemen yang menggambarkan struktur biaya untuk

    menjelaskan model bisnis beras organik.

  • 29

    Tabel 4. Variabel dan Definisi Operasional

    Konsep Variabel Definisi

    Operasional

    Pengukuran

    Volume Penjualan Volume penjualan

    beras organik

    Komunitas Organik

    Brenjonks

    Volume penjualan

    merupakan jumlah

    penjualan beras

    organik yang berhasil

    dicapai atau ingin

    dicapai oleh

    perusahaan dalam

    satuan kg/bulan dalam kurun waktu 3 tahun

    (Januari 2014 –

    Desember 2016)

    Kilogram

    Permintaan Permintaan beras

    organik Komunitas

    Organik Brenjonk

    Permintaan merupakan

    sejumlah barang yang

    diinginkan atau

    diminta oleh

    konsumen pada suatu

    harga dan waktu

    tertentu. Permintaan

    yang dimaksud yaitu

    jumlah permintaan terhadap beras organik

    seluruh Indonesia.

    Kilogram

    Peramalan Peramalan beras

    organik Komunitas

    Organik Brenjonk

    Peramalan merupakan

    suatu pernyataan dan

    atau tafsiran produksi

    beras organik pada

    tahun 2017-2018

    secara kuantitatif

    dimasa datang

    Frans M. Royan

    (2014) Model Bisnis Kanvas

    1. Customer Segment

    2. Value Preposition 3. Channels 4. Customer

    Relationship

    Customer Segment

    beras organik Komunitas Organik

    Brenjonk

    Value Preposition

    beras organik

    Komunitas Organik

    Brenjonk

    Customer segment

    merupakan elemen individu atau

    kelompok yang dibidik

    oleh perusahaan

    sebagai konsumen

    beras organik.

    Value preposition

    merupakan elemen

    nilai manfaat atau

    penawaran yang

    ditawarkan Komunitas

    Organik Brenjonk

    kepada konsumen beras organik.

  • 30

    Konsep Variabel Definisi

    Operasional

    Pengukuran

    Key Partner beras

    organik Komunitas

    Organik Brenjonk

    Key partners merupakan

    elemen yang

    menggambarkan

    jaringan pemasok dan

    rekanan penting

    Komunitas Organik

    Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran

    5. Revenue Stream 6. Key Resources 7. Key Activity 8. Key Partner 9. Cost Structure

    Channels

    Komunitas beras

    organik Organik

    brenjonk

    Customer

    Relationship beras organik Komunitas

    Organik brenjonk

    Revenue Stream

    beras organik

    Komunitas Organik

    Brenjonk

    Key Resources

    beras organik

    Komunitas Organik

    Brenjonk

    Key Activity beras

    organik Komunitas

    Organik Brenjonk

    Channels merupakan

    elemen media untuk

    Komunitas Organik

    Brenjonk

    mengkomunikasikan dan

    menyampaikan proposisi

    tertentu yang ditawarkan

    kepada konsumen beras

    organik. Customer relationship

    merupakan elemen yang

    menggambarkan

    hubungan yang dibangun

    Komunitas Organik

    Brenjonk dengan

    pelanggan beras organik.

    Revenue streams

    merupakan elemen yang

    mnggambarka bagaimana

    Komunitas Organik Brenjonk memperoleh

    pendapat dari masing-

    masing segmen pelanggan

    dalam bentuk rupiah (Rp)

    dan kuantum (ton).

    Key resources merupakan

    elemen yang

    menggambarkan aset

    penting Komunitas

    Organik Brenjonk agar

    model bisnis beras organik

    berjalan. Key activity merupakan

    elemen yang

    menggambarkan kegiatan

    penting Komunitas

    Organik Brenjonk agar

    model bisnis beras organik

    berjalan.

  • 31

    Cost Structure beras

    organik Komunitas

    Organik Brenjonk

    Brenjonk agar model

    bisnis beras organik

    berjalan.

    Cost structure

    merupakan elemen yang

    menggambarkan struktur

    biaya untuk menjelaskan

    model bisnis beras

    organik.

  • IV. METODOLOGI PENELITIAN

    4.1 Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Komunitas Organik Brenjonk yang berlokasi di

    Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Penentuan lokasi

    penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan Komunitas Organik

    Brenjonk merupakan komunitas berbasis pertanian organik yang memiliki produk

    salah satunya adalah beras organik. Permintaan beras organik semakin meningkat

    sedangkan produksi dari beras organik belum mencukupi kebutuhan pasar yang

    ada, dengan adanya permasalahan tersebut menarik untuk penulis angkat menjadi

    penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 –

    Mei 2017.

    4.2 Metode Penentuan Responden

    Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini berdasarkan

    subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan

    informasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan

    informasi harus memenuhi syarat, yang akan menjadi informan narasumber (key

    informan) dalam penelitian ini adalah ketua, bendahara, dan sekretaris

    4.3 Metode Pengumpulan Data

    4.3.1 Data Sekunder

    Metode pengumpulan data dengan data sekunder ini bertujuan untuk

    mendapatkan data penjualan beras organik, monografi wilayah dan landasan teori,

    dengan membaca dan mempelajari buku-buku, data dari internet, skripsi maupun

    penelitian terdahulu, jurnal, artikel dan literatir ilmiah yang berhubungan dengan

    gambaran umum lokasi penelitian, sistem penjualan, aktivitas bisnis dan produksi

    beras organik yang akan menunjang pembahasan masalah yang diteliti.

    Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini berupa data time series

    volume produksi beras organik selama kurun waktu 3 tahun yaitu tahun 2014

    hingga 2016. Selain itu, data untuk menggambarkan sembilan elemen tersebut

    berupa profil perusahaan, aset perusahaan, penerimaan, anggota, kegiatan penting

    perusahaan, biaya, hubungan perusahaan dengan pelanggan, dan cara perusahaan

    berkomunikasi dengan pelanggan berupa data sekunder. Sumber data dalam

    penelitian ini adalah langsung dari Komunitas Organik Brenjonk. Untuk penelitian

  • 33

    analisis peramalan ini, data sekunder bulanan diperlukan untuk menganalisi tren

    dan musiman pada penjualan beras organik Brenjonk.

    4.3.2 Data Primer

    Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode sebagai berikut :

    1. Pengamatan

    Teknik pengamatan langsung menjadi penting karena dilakukan dengan turun

    langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati gambaran aktivitas bisnis

    khususnya produksi beras organik, seperti kegiatan peninjauan fasilitas

    distribusi dan penggudangan serta mempelajari berkas produksi beras organik

    Brenjonk.

    2. Wawancara

    Wawancara dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan

    pertanyaan yang tidak terstrukutur. Pertanyaan dilontarkan secara langsung

    terkait apa yang sedang dilakukan pada saat itu. Wawancara dilakukan

    langsung kepada karyawan dan manajer serta departemen terkait.

    4.4 Metode Analisis Data

    Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi analisis

    tren, dan peramalan produksi beras organik. Langkah-langkah metode analisa data

    dapat dilakukan sebagai berikut :

    4.4.1 Pengukuran Trend

    Menurut Sugiono (2007), pengukuran tren dilakuakan dengan menggunakan

    kuadrat terkecil (Last Square Method). Rumus perhitungan yang dapat dilakukan

    adalah :

    Τ𝑡 = 𝑏0 + 𝑏1𝑡

    Keterangan :

    T = nilai prediksi trend beras organik periode tertentu.

    t = variabel independen yang menunjukkan waktu tertentu.

    b1 = rata-rata peningkatan atau penurunan dalam tren volume produksi beras

    organik Brenjonk setiap peningkatan 1 periode.

    b0 = nilai Tren volume penjualan beras organik Brenjonk periode dasar (2011)

  • 34

    Identifikasi kesalahan (mirror) dalam metode kuadrat terkecil adalah dengan

    menggunakan rumus :

    𝑆𝑆𝐸 = 𝑛 ∑(𝑌𝑡 − Τ𝑡)2

    Keterangan :

    Yt = nilai aktual trend volume penjualan beras orgaik pada periode tertentu

    Tt = nilai prediksi trend volume penjualan beras organik pada periode tertentu

    4.4.2 Peramalan

    Peramalan volume penjualan beras organik dilakukan dengan menggunakan

    metode Box Jenkins (ARIMA). Menurut Sugiono (2007), ARIMA (Auto

    Regressive Integrated Moving Average) erupakan gabungan dari Moving Average

    dan Autoregressive. Bentuk umum model Autoregressive dengan ordo p (AR(p))

    atau model ARIMA (p,0,0). Bentuk model Moving Average dengan ordo q (maq)

    atau ARIMA (0,0,q). Bentuk umum model campuran ARIMA adalah dengan ordo

    (p,d,q).

    1. Rata-rata bergerak

    Model moving average digunakan untuk meramalkan volume produksi beras

    organik di periode yang akan datang. Rumus yang digunakan dalam metode ini

    adalah :

    𝑌𝑡 + 1 = 𝑌𝑡 + 𝑌𝑡 − 1 + ⋯ + 𝑌𝑡 − 𝑘 + 1

    𝑘

    Keterangan :

    Yt + 1 = nilai peramalan beras organik pada periode yang akan datang (dalam ton)

    Yt = nilai aktual peramalan volume penjualan beras organik (dalam ton) pada

    periode tertentu

    k = jumlah periode data

    𝑌𝑡 = 𝜇 + 𝜀𝑡 − 𝜔𝑡𝜀𝑡−1 − 𝜔2𝜀𝑡−2 − ⋯ − 𝜔3𝜀𝑡−3

    Keterangan :

    Yt = respon variabel dependen pada periode waktu tertentu

    μ = konstanta rata-rata dalam proses ɷ1, ɷ2, … ɷt = koefisien yang diperlukan

    ε = error yang menunjukkan dampak dari variabel yang tidak

    diperkirakan dalam model

    εt-1, εt-2, , εt-q = error dalam periode lalu

  • 35

    2. Autoregressive

    Rumus yang digunakan dalam metode Autoregressive

    𝑇𝑡 = 𝛽0 + 𝛽𝑡𝑌𝑡−1 + 𝜀1

    Keterangan :

    Tt = nilai prediksi tren volume produksi beras organik pada periode tertentu

    Β0 = rata-rata peningkatan atau penurunan dalam tren volume produksi Yt-1 = nilai tren volume produksi beras organik periode lalu

    εt = error yang menunjukkan dampak dari variabel yang tidak diperkirakan

    dalam model

    𝑌𝑡 = ∅0 + ∅1𝑌𝑡−1 + ∅2𝑌𝑡−2 + ⋯ + ∅𝑝𝑌𝑡−𝑝 + 𝜀𝑡

    Keterangan :

    Yt = respon variabel dependen dalam periode waktu tertentu

    Yt-1, Yt-2. …, Yt-p = reson variabel dalam lag periode

    Ø0, Ø1, …, Øp = koefisien yang menunjukkan dampak dari variabel yang diperkirakan dalam model

    Langkah-langkah dalam metode Box-Jenkins (ARIMA) adalah sebagai berikut :

    1. Identifikasi Model

    Langkah pertama dalam identifikasi model adalah mengukur apakah data

    telah stationer, yaitu data berubah pada level yang tetap. Data yang tidak stationer

    dapat diindikasi apabila data time series terlihat meningkat dan menurun sepanjang

    waktu dan sampel autokorelasi jatuh sangat cepat.

    Model :

    ∆𝑌𝑡 = ∅1∆𝑦𝑡−1 + 𝜀𝑡 − 𝜔1𝜀𝑡−1

    atau

    ∆2𝑌𝑡 = ∆(∆𝑌1) = ∆(𝑌1 − 𝑌𝑡−1) = 𝑌1 − 2𝑌𝑡−1 + 𝑌𝑡−2

    2. Pengecekan Model

    Setelah melakukan peramal