program studi agroekoteknologi fakultas …

25
1 PENELUSURAN KACANG KOMAK (Lablab purpureus L. Sweet) Dr. Ir. I Gede Ketut Susrama, MSc NIP 19610521 1986 1 003 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

1

PENELUSURAN KACANG KOMAK (Lablab purpureus L. Sweet)

Dr. Ir. I Gede Ketut Susrama, MSc NIP 19610521 1986 1 003

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Page 2: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

2

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan berkat asung kerta wara nugraha

Ida Sanghyang Widhi Wasa serta atas bantuan semua sahabat makalah ini bisa

diselesaikan pada waktunya. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi

persyaratan Beban Kinerja Dosen (BKD) semester genap TA 2015/2016 .

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

berkenan menyemangati dan melancarkan penulisan makalah ini. Semoga

semua kebaikan yang telah dilakukan mendapat pahala yang sesuai. Mudah-

mudahan cukup banyak para pihak yang bisa memetik manfaat dari isi makalah

ini.

Denpasar, Juli 2016

Penulis

Page 3: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 4

1.1 Latar belakang ................................................................................................. 4

1.2 Tujuan ............................................................................................................. 6

II. KACANG KOMAK ........................................................................................ 7

2.1 Kacang komak dan pengembangan palawija ................................................ 7

2.2 Lablab purpureus var. purpureus ................................................................ 14

2.3 Lablab purpureus var. Typicus .................................................................... 15

2.4 Kacang komak sebaiknya tidak dimakan sebagai lalapan ............................ 16

2.5 Khasiat obat kacang komak ........................................................................... 16

III. RACUN KACANG KOMAK ...................................................................... 18

3.1 Racun pada bahan pangan ............................................................................ 18

3.2 Glikosida sianogen ....................................................................................... 19

KESIMPULAN .................................................................................................. 24

SARAN .............................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 25

Page 4: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

4

I. PENDAHULUAN

1. 1. Latar belakang

Di Asia, kacang komak merupakan tanaman yang bernilai ekonomi

sebagai produk pertanian yang bisa dijual untuk mendapat uang, dikonsumsi

untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, dipakai sebagai bahan obat

herbal, makanan ternak atau pupuk hijau. Di Bali, dibudidayakan di wilayah-

wilayah yang mempunyai lahan marginal seperti di Kabupaten Karangasem

misalnya dimana polong serta atau bijinya dikonsumsi.

Seperti jenis kacang-kacangan leguminosa lain, kacang komak enggan

dijadikan pakan sapi oleh peternak sapi dengan alasan menyebabkan sapi

walaupun diberi makan banyak akan tetap kurus. Ada juga yang

menginformasikan bahwa kacang-kacangan termasuk kacang komak

mengandung substansi anti nutrisi tetapi peneliti lain melaporkan tidak semua

kacang-kacangan mengandung anti nutrisi dan salah satu diantaranya adalak

Kacang komak. Anti nutrisi ini banyak diteliti di bidang peternakan. Di

Pertanian kemungkinan kandungan anti nutrisi pada tanaman leguminosa bisa

dimanfaatkan dikembangkan direkayasa kimia untuk pengembangan

rodentisida alami.

Dulu pada saat penulis mencari tanaman beracun untuk bahan baku

pembuatan rodentisida alami, pencaharian sampai pada informasi dari

seorang warga masyarakat bahwa polong muda tanaman kacang komak

beracun dan tidak akan berbuah kalau tidak dilakukan pemangkasan pucuk.

Apakah memang benar ada bagian dari kacang komak mengandung racun?.

Seandainya benar, sebagai orang Hama penyakit Tumbuhan saya berpikir

akan bisa dipakai sebagai bahan rodentisida alami. Beberapa pertanyaan

Page 5: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

5

dalam benak saya muncul seperti 1) apakah benar kacang komak beracun, 2)

apakah semua bagian dari tanaman kacang komak mengandung racun, 3)

kandungan racunnya senyawa apa dan seberapa besar konsentrasi

kandungannya, dan 4) seandainya kandungan racunnya cukup tinggi, apakah

berpotensi untuk dijadikan bahan baku rodentisida alami atau apakah berefek

letal atau hanya membuat tikus pinsan saja.

Tulisan ini juga akan bermanfaat sebagai pertimbangan pada wacana

memakai kacang komak menjadi bahan baku alternatif pengganti kacang

kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu (Anonimus, 2014). Pemanfaatan

kacang komak menjadi bahan baku tempe dan tahu memang sangat

menjanjikan mengingat perbedaan harga antar keduanya berbeda jauh.

Kedelai Rp. 8000/kg sedangkan kacang komak Rp. 3000/kg. Demikian juga

perbedaan tingkat produksinya per satuan luas lahan. Produksi kacang komak

bisa mencapai 6-10ton/Ha sedangkan kedelai kemungkinan bisa mencapai 2-

3ton/ha (rata-rata 1,3ton/Ha). Disamping itu berbeda dengan kedelai yang

memerlukan lahan subur, kacang komak bisa dibudidayakan di lahan

marginal atau lahannya tidak subur dan lokasinya di wilayah yang sering

mengalami kekeringan. North Carolina Agricultural dan Technical State

University dalam materi penyuluhannya menyatakan bahwa kacang komak

(Dolichos lablab-Lablab purpureus ; Fabaceae) termasuk dalam katagori

tanaman beracun.

Penelusuran dari aspek selain kandungan racun termasuk antinutrisi,

pada tulisan ini juga dibahas mengenai pemanfaatan kacang komak ungu

untuk dipakai sebagai tanaman ornamental dan tentang informasi properti

Page 6: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

6

obat yang dikandungnya baik secara emperis maupun yang berbasis keilmuan

ilmiah.

1. 2. Tujuan

Melakukan penelusuran awal untuk mengetahui potensinya dijadikan

bahan baku rodentisida alami dan untuk mengetahui kemungkinan potensi

bahaya toksik kacang komak mengingat ada wacana bahwa ke depannya jenis

kacang ini akan dijadikan bahan baku alternatif pengganti kedelai untuk

pembuatan tempe dan tahu.

Page 7: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

7

II. KACANG KOMAK

2.1. Kacang komak dan pengembangan palawija

Bali memang bukan sentra produsen kacang-kacangan di Indonesia. Sentra

kacang-kacangan di Indonesia adalah Jawa Timur dan Nusa Tenggara barat

dan termasuk kacang komak banyak dibudidayakan di kedua provinsi

tersebut. Walaupun bukan sentra, Bali tetap harus memberi kontribusi dalam

uapaya pemerintah meningkatkan ketahanan pangan karena Indonesia adalah

produsen dan pengkonsumsi tahu dan tempe terbesar di dunia. Kacang bahan

baku tahu dan tempe itu belum bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri

harus impor.

Penulis menulis tentang kacang disemangati program pemerintah melalui

Kementerian Pertanian supaya petani padi sawah tidak menanam padi secara

terus menerus 3 kali setahun. Penerapan pola tanam padi-padi-palawija

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya melanggengkan

pertanian supaya bisa berjalan selamanya atau pertanian bisa berlanjut.

Berbagai masalah bisa timbul apabila sepanjang tahun hanya bertanam

padi dan padi saja. Hama padi akan berkembang sepanjang musim karena

ketersediaan makanan sepanjang tahun. Eksplosi berbagai jenis hama bisa

terjadi. Misalnya seperti pernah terjadi eksplosi gulma kapu-kapu (Pistia

stratiotes) seperti foto berikut di bawah ini.

Page 8: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

8

Eksplosi gulma kapu-kapu akibat pola tanam padi-padi-padi

tanpa diselingi palawija (Foto: Koleksi pribadi)

Gulma kapu-kapu bisa ditanggulangi dengan menyelingi budidaya padi

dengan palawija yaitu kapu-kapu akan mati dan mengering dan menjadi

pupuk alami apabila berada dalam kedaan kering. Palawija dimaksud tidak

harus selalu bertanam kedelai atau jagung saja, bisa juga tanaman kacang

seperti kacang panjang misalnya atau bisa juga tanaman Solanaceae seperti

tomat atau ketimun Jepang.

Tanaman kacang panjang dibudidayakan di sawah untuk realisasi pola

tanam padi-padi-palawija (Foto: Koleksi pribadi)

Page 9: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

9

Tanaman ketimun Jepang dibudidayakan di sawah untuk realisasi pola

tanam padi-padi-palawija (Foto: Koleksi pribadi)

Kacang komak pada kondisi yang mendukung merupakan tanaman

tahunan (Perenial) tetapi memang oleh petani atau pekebun lebih sering

ditanam sebagai tanaman tahunan atau malahan baru satu musim saja sudah

dimatikan dijadikan pupuk hijau. Ada juga yang menanam kacang komak

sebagai bahan makanan untuk menanggulangi musim paceklik pada puncak

musim kering, pada saat persediaan ketela pohon, kacang tanah sudah habis,

kacang komak yang masih bisa berproduksi menjadi penyelamat.

Di wilayah yang mempunyai lahan subur dan iklim yang sangat

mendukung pertumbuhan tanaman,banyak pemilik lahan menanam kacang

komak sebagai tanaman penutup tanah mengingat lahan yang dibiarkan

terbuka begitu saja terhadap sinar matahari langsung akan menurunkan

kemampuannya mendukung ekosistem dan terutama tidak baik untuk lahan

budidaya. Daya perkecambahan biji kacang komak sangat baik dan tumbuh

sangat cepat dan pucuk-pucuk daunnya sering dipetik untuk sayuran.

Page 10: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

10

Pemangkasan pucuk itu akan mengurangi pertumbuhan vegetatifnya dan

supaya mulai membentuk organ generatif yaitu pembungaan, membentuk

polong dan menghasilkan biji.

Lahan sawah yang tidak ditanami atau menunggu ditanami lebih baik

ditanami tanaman penutup misalnya kacang komak (Foto: Koleksi pribadi)

Kacang komak sebagai tanaman penutup tanah (Foto: Plant guide, USDA)

Kacang komak yang penulis tanam di daerah Padang Sambian berbunga

setelah 2 bulan dan kemudian mulai menghasilkan polong. Hama yang

menyerang adalah hama belalang (Acriididae) dan hama ulat bulu. Populasi

hama yang menyerang tidak begitu tinggi masih bisa dngan mudah

dikendalikan dengan pengendalian hama secara mekanis dengan mengambil

langsung hama yang menyerang.

Page 11: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

11

Hama belalang (Acriididae) pada kacang komak (Foto: Koleksi Pribadi)

Hama ulat bulu pada kacang komak (Foto: Koleksi Pribadi)

Berdasarkan warna polong terdapat 2 varietas yang populer yaitu 1)

varietas polong berwarna hijau (Lablab purpureus var. purpureus), dan 2)

varietas polong berwarna ungu (Lablab purpureus var. Typicus). Kacang

komak varietas polong hijau yang banyak di budidayakan oleh masyarakat

Bali untuk konsumsi terutama di wilayah yang kerap kali mengalami

kekeringan. Pada saat tanaman lain sudah meranggas kekeringan, tanaman

kacang komak masih bisa berproduksi menghasilkan polong. Disamping

kedua varietas tersebut diatas masih ada berbagai varietas lain yang

keberadaanya relatif jarang di Indonesia.

Page 12: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

12

Daun kacang komak hijau (Foto: Koleksi pribadi)

Bunga kacang komak hijau Bunga kacang komak hijau

(Foto:Wikispecies) (Foto: Koleksi pribadi)

Page 13: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

13

Polong kacang komak hijau Polong kacang komak hijau kering

(Foto: Koleksi pribadi). (Foto: Koleksi pribadi).

Biji kacang komak hijau (Foto : Koleksi pribadi)

Page 14: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

14

Kacang komak ungu (Foto: Seed Saver Exchange)

Biji kacang komak ungu Biji kacang komak ungu

(Foto: Feedipedia). (Foto: Koleksi pribadi)

2.2. Kacang komak varietas polong berwarna hijau (Lablab purpureus var.

purpureus)

Karakteristik khas varietas ini adalah polong berbentuk pedang

(Scimitar-shaped pod), berbeda dengan varietas bengalensis misalnya yang

polongnya berbentuk lonjong linier (Murphy and Pablo, 1999). Kacang

komak varietas polong hijau seperti kacang komak pada umumnya

mempunyai bau atau aroma yang khas kacang komak seperti untuk

mengingatkan bahwa harus hati-hati dengan kacang komak karena mesti

direbus dulu baik-baik sebelum dimakan. Selain polong dan bijinya, karena

keindahan bunganya di negara lain bunga kacang komak diperjualbelikan

sebagai bunga potong.

Page 15: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

15

Bunga kacang komak (Foto: Koleksi pribadi)

2.3. Kacang komak varietas polong berwarna ungu (Lablab purpureus var.

Typicus)

Warna ungu dari polongnya memberi nuansa keindahan tersendiri

tetapi warna ungunya menunjukkan bahwa kandungan racun kacang komak

varietas polong berwarna ungu lebih tinggi dibandingkan dengan kacang

komak varietas polong hijau.

Karena keindahan bunganya di negara lain bunga kacang komak

diperjualbelikan sebagai bunga potong dan juga karena warna polongnya

yang eksklusif kacang komak varietas polong ungu disamping dikonsumsi

tanaman kacang komak varietas ungu ini juga ditanam sebagai tanaman hias

atau dibentuk menjadi bentukan pintu gerbang seperti foto berikut dibawah

ini.

Page 16: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

16

Pintu gerbang dari kacang komak ungu (Foto: Plant Explorer)

2.4. Kacang komak sebaiknya tidak dimakan sebagai lalapan

Kacang komak mentah beracun baik polong yang masih muda maupun

bijinya yang sudah kering karena itu sebaiknya tidak dimakan mentah atau

disajikan dalam bentuk lalapan. Polong dan biji mengandung glikosida

sianogenik yang menyebabkan keracunan kalau dimakan dalam jumlah

banyak. Seberapa banyak kacang komak bisa dikonsumsi dalam satu satuan

waktu per individu, belum jelas. Ada yang menyarankan biji sebaiknya

direbus dalam waktu relatif lama dengan pergantian air rebusan berulang.

2.5. Manfaat obat kacang komak

Paracelcus, seorang ahli toksikologi kuno mengatakan bahwa antara obat

dan racun hanyalah masalah dosis. Jadi obat yang di minum berlebihan akan

menjadi racun dan demikian sebaliknya. Secara umum dinyatakan seperti itu.

Berbagai informasi bisa ditemukan tentang khasiat obat kacang komak dan

kebanyakan bersifat emperis tetapi yang pasti harus berhati-hati dengan

dosisnya karena bagaimanapun racun tetaplah adalah racun. Untuk bagian

Page 17: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

17

kacang komak yang beracun yaitu polong dan biji dalam kedaan mentah

sebaiknya hanya dipakai sebagai obat eksternal saja.

Walaupun mengandung racun pada polong dan bijinya tetapi cukup

banyak sumber pustaka yang menginformasikan bahwa daunnya tidak

beracun. Secara tradisional di Malaysia, daun kacang komak dibuat menjadi

boreh dicampur dengan tepung beras dan kunyit untuk obat gatal eczema. Di

Afrika gerusan daun kacang komak secara emperis dipercaya bisa

mengurangi sakit kepala. Di Filipina, gerusan daun secara tradisional dipakai

untuk pengobatan menorrhagia (haid berlebihan) dan untuk tindakan

emerjensi gerusan daun kacang komak dalam cuka ditempelkan pada bekas

luka gigitan ular. Dalam lontar usada Kecacar (usada Bali), kacang komak

putih disebut merupakan bagian dari ramuan obat tradisional Bali untuk

mengobati penyakit cacar yang sudah pecah. Di India kacang komak disebut

“Indian butter bean” karena aromanya seperti mentega (butter) atau “horse

gram” karena bisa memberi tenaga seperti kuda. Dalam Ayurveda biji kacang

komak digerus dipakai boreh sebagai obat rheumatik. Ada sebenarnya yang

menyebutkan bahwa polong muda bisa dipakai sebagai obat atau dinyatakan

biji kacang komak kering juga bisa dipakai sebagai obat internal tetapi karena

agak mengkhawatirkan serta ada pendapat yang berbeda dan berlawanan satu

sama lain sehingga dalam tulisan ini hal tersebut tidak dibahas.

Page 18: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

18

III. RACUN KACANG KOMAK

3.1. Racun pada bahan pangan

Beberapa jenis tanaman mengandung racun seperti umbi gadung racun

(Dioscorea hispida) dan biji jarak kepyar (Ricinus communis). Umbi gadung

racun mentah dipotong-potong saja tanpa dicuci atau direbus, pada zaman

dahulu sebelum ditemukan rodentisida kimiawi dipakai sebagai rodentisida

alami untuk mengendalikan serangan tikus di pertanaman padi atau di

perumahan. Walaupun tidak seefektif rodentisida kimiawi tetapi pada zaman

itu teknik pengendalian itu merupakan cara standar dalam upaya

pengendalian tikus. Selain itu pada zaman itu, umbi gadung racun juga

setelah diiris kecil-kecil dan dicuci berulang-ulang di sungai diinjak-injak

dalam air mengalir sampai air yang lewat dari irisan umbi gadung berwarna

bening dan setelah kemudian dikukus biasa dikonsumsi.

Saat ini makanan gadung sudah jarang ada, disamping karena sudah jarang

ada tumbuh di tegalan atau di hutan tingkat ekonomi masyarakat sudah

meningkat, rebusan gadung racun sudah kalah saing dengan makanan modern

seperti hamburger misalnya dan disamping itu nilai nyawa manusia sudah

lebih tinggi sekarang sehingga resiko makan gadung racun sudah tidak bisa

ditoleransi lagi.

Jarak kepyar tidak sepopuler gadung racun sebagai sumber alami racun

nabati. Hasil ekstraksi racun dari biji jarak kepyar pernah ada yang

memakainya untuk bunuh diri atau untuk meracuni orang lain seperti kasus

kematian Georgi Markop, seorang penulis dari Bulgaria (Wikipedia).

Page 19: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

19

Beberapa jenis makanan yang biasa dimakan penduduk juga ada yang

dinyatakan mengandung racun seperti singkong, almond, rebung, biji apel,

kacang benguk, dan kacang parang. Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia (BPOMRI) menyatakan bahwa ada beberapa jenis bahan

makanan yang mempunyai kandungan racun dan untuk jenis makanan

tersebut apabila dikonsumsi memerlukan perlakuan pra masak (sebelum

dimasak) dan atau cara memasak khusus yang harus dilakukan, seperti

perendaman berulang dengan pergantian air rendaman yang juga berulang

atau pada waktu direbus, air rebusan perlu diganti juga secara berulang.

Adapun jenis makanan yang dimaksud adalah kacang merah, singkong, biji

apel, kentang tomat hijau, seledri, bayam dan teh.

3.2. Glikosida Sianogen

Sembilan puluh persen dari toksin sianogen tanaman adalah glikosida

sianogen dan salah satu contoh glikosida sianogen yang terkenal adalah

linamarin dari singkong (Manihot esculenta). Baik umbi dan juga daun

singkong mengandung linamarin. Bahan makanan yang biasa dimakan selama

ini dan mengandung toksin tanaman glikosida sianogen selain singkong

adalah rebung bambu dan biji apel. Banyak yang berkomentar bahwa apel

mengandung sianida (glikosida sianogen) tetapi yang benar adalah biji apel

yang mengandung glikosida sianogen bukan daging buahnya. Kandungan

sianogen pada tanaman sangat tergantung pada varietas, bagian tanaman,

kondisi iklim, dan tingkat serta cara pengolahan. Kandungan glikosida

sianogen pada umbi singkong Manihot esculenta (Linamarin) 15-1000 mg

HCN/kg bahan, daun taro besar Alocasia macrorrhizos (Triglochin) 29-32 mg

Page 20: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

20

HCN/kg bahan, rebung bambu Bambusa arundinacea (Taxiphillin) 100-8000

mg HCN/kg bahan, dan biji apel Malus sp (Amygdalin) 690-790 mg HCN/kg

bahan (Simeonova and Fishbein, 2004).

Struktur kimia Linamarin (racun umbi singkong)

Struktur kimia Taxyphillin (racun rebung)

Struktur kimia Amygdalin (racun biji apel)

Page 21: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

21

Kacang komak mengandung glikosida sianogen. Bahan tanaman pada saat

dimaserasi enzim katabolik intraseluler β-glukosida terekstraksi. Enzim

tersebut menghidrolisis glikosida sianogenik menjadi hidrogen sianida,

glukosa, keton atau benzaldehid (Speijers, 1992 ; Magnuson, 1997).

Racun Sianida seperti sudah sangat terkenal selama ini, merupakan salah

satu jenis racun yang sangat paten dan efek peracunannya sangat cepat

terhadap tubuh manusia. Racun Sianida menghambat proses oksidatif dari

metabolisme tubuh sehingga menyebabkan kematian yang cepat.

Sianida adalah senyawa kimia yang mempunyai gugus C=N dalam

struktur kimianya. Sianida relatif mudah terdetoksifikasi oleh tubuh. Manusia

dewasa bisa bertahan terhadap paparan 50-60ppm selama 1 jam tanpa

dampak keracunan akan tetapi paparan 200-500ppm akan berakibat fatal.

Keracunan akut akibat racun sianida dosis rendah menimbulkan gejala sakit

kepala, rasa tercekat pada kerongkongan dan dada, dan merasa lemas.

Pada kacang komak, kandungan Glikosida Sianogenik tertinggi pada biji

kering. Selain kacang komak, jenis kacang lain yang mengandung sianogenik

glikosida adalah kacang Kratok atau kacang Koro (Kekara-Bhs. Bali). Kasus

keracunan kacang pernah terjadi di Sulawesi Selatan (Ambo Dalle, 2012)

tepatnya di desa Kanie, kecamatan Maritanggae, kabupaten Sidrap dimana

semua anggota keluarga dari satu keluarga yang terdiri dari 3 anak, ayah dan

ibu keracunan dengan gejala pusing, mual dan muntah-muntah. Semua

penderita keracunan harus mendapat perawatan di rumah sakit.

Selain itu ada juga kacang lain yang sering dibanding-bandingkan dengan

kacang komak dan kacang kratok yaitu kacang pedang atau disebut juga

Page 22: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

22

kacang dongkrak. Kacang pedang juga mengandung glikosida sianogen

sehingga jenis kacang inipun seperti juga kacang komak dan kacang karatok

harus dimasak dengan saksama dan air rebusan diganti secara berulang

sebelum dikonsumsi. Keracunan kacang pedang pernah terjadi di kabupaten

Tanah Datar, Padang, Sumatera Barat pada tanggal 19 Maret 2012 (BBPOM

Padang, 2012), yang mana korban keracunan mengalami gejala pusing,

muntah, dan sesak nafas setelah makan kacang pedang goreng. Sepertinya

dengan digoreng saja tidak cukup untuk mengurangi jumlah kandungan

racunnya.

Terjadinya kasus keracunan menyebabkan para pelaku bisnis khusus para

produsen tahu tempe enggan memakai jenis kacang komak, kacang kratok,

dan kacang pedang sebagai bahan baku (Anonimus, 2009).

Kacang pedang, Canavalia ensiformis (Foto: Wikipedia)

Apabila berurusan dengan racun maka harus diterapkan prinsip kehati-

hatian. Racun bagaimanapun tetap adalah racun walaupun itu racun alami

atau racun yang berasal dari bahan tanaman. Kacang komak tidak boleh

Page 23: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

23

dikonsumsi dalam jumlah besar sekaligus, hanya saja dalam jumlah berapa

banyak boleh dimakan per satuan waktu per orang belum jelas. Sampai

tulisan ini selesai, informasi tersebut belum ada atau belum ditemukan.

Bagi tanaman, senyawa metabolit sekunder sianogen yang diproduksinya

termasuk glikosida sianogen adalah bagian dari sistem pertahanan diri untuk

mempertahan diri dari serangan herbivora. Apabila ada serangan herbivora

dengan cara mencucuk dan atau mengisap maka tanaman akan mengirim

toksin sianogen ke lokasi bagian tubuhnya yang terserang.

Page 24: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

24

KESIMPULAN

1. Kacang komak mentah kemungkinan mempunyai potensi sebagai bahan baku

rodentisida alami,

2. Kacang komak tidak boleh dimakan dalam kedaaan mentah atau sebagai lalapan,

3. Walaupun sudah direbus (dimasak), kacang komak tidak boleh dimakan dalam

jumlah banyak,

4. Apabila dibuat tempe atau tahu dengan bahan baku kacang komak sebaiknya hal

tersebut dicantumkan pada label produk,

5. Kacang komak ungu menarik untuk dipakai sebagai tanaman ornamental.

SARAN

1) Tidak disarankan makan kacang komak dalam jumlah banyak dalam satu kurun

waktu,

2) Masih terdapat berbagai ketidakjelasan dalam hubungannya dengan kandungan

racun dan khususnya konsentrasi per satuan berat biji atau polong dan informasi

yang ada bervariasi dari satu sumber ke sumber lain maka penelusuran dan

penelitian aspek toksik kacang komak terutama tentang konsentrasi kandungan

glikosida sianogeniknya masih perlu dilakukan.

Page 25: PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS …

25

DAFTAR PUSTAKA

Ambo Dalle H. Darwiaty. 2012. Satu keluarga di Sidrap keracunan kacang

koro. Koran Sindo.

Anonimus. 2014. Komak digadang-gadang jadi pengganti impor kedelai.

JituNews. Jakarta.

Anonimus. 2009. Pengrajin tahu Cibuntu enggan gunakan kacang koro. Pikiran

rakyat.

BPOMRI. 2006. Racun alami pada tanaman pangan. Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia (http://www.pom.go.id).

BBPOM Padang. 2012. Keracunan pangan di kabupaten Tanah Datar. Balai

Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Magnuson Bernadene. 1997. Cyanogenic Glycosides. Department of Food

Science and Toxicology. University of Idaho. Idaho.

Murphy, M. Andrea and Pablo, E. Colucci. 1999. A tropical forage solution to

poor quality ruminant diets: A review of Lablab purpureus. Lifestock research

for rural development 11(2). Kanada.

Parmar A.M., A.P. Singh, N.P.S. Dhillon, and M. Jamwal. 2013. Genetic

variability of morphological and yield traits in Dolichos bean (Lablab

purpureus, L.). African J. Agric. Res. 8(12):1022-1027.

Simeonova F.P. and Fishbein L. 2004. Hydrogen cyanides and cyanides:

Human health aspects. Concise international Chemical assessment document

61. Geneva: World health Organization.

Speijers, G. 1992. Cyanogenic Glycosides. WHO Food Additives Series 30.

National Institute of Public Health and Environmental Protection of Nederland.

Bilthoven.