program pigp

42
PROGRAM PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) Disusun Oleh : N a m a : NIP : Jabatan : Kepala Sekolah

Upload: sigit-nugroho

Post on 03-Feb-2016

134 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Program PIGP Baru

TRANSCRIPT

Page 1: Program Pigp

PROGRAM

PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

Disusun Oleh :

N a m a :

NIP :

Jabatan : Kepala Sekolah

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT

Page 2: Program Pigp

TAHUN 2012KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke khadirat illahi Robbi yang mana atas rahmat dan

karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Program Kegiatan Induksi Guru

Pemula (PIGP) di SMP Negeri ................. Garut Tahun 2012 yang diselenggarakan

oleh sekolah kami.

Program ini juga merupakan salah satu bukti bagi kepala sekolah yang

mengikuti On Job Learning (OJL) Tahun 2012 dalam melaksanakan kewajibannya

untuk melaporkan hasilnya kepada ......................................

Isi Program ini secara umum lebih menekankan pada pemahaman-

pemahaman konsep dan cara mengimplementasikannya dilapangan dalam upaya

penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah .

Dalam kesempatan kali ini pula saya menghaturkan ucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah ikut membantu sehingga

terselesaikan program ini.

Akhirnya kami beharap semoga program ini berguna khususnya bagi

penyusun dan berbagai pihak yang berkepentingan pada umumnya. Kritik dan saran

demi kesempurnaan laporan ini sangat dinantikan.

Garut, 28 Juli 2012

Penyusun,

NIP

Page 3: Program Pigp

i

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Landasan Hukum ................................................................................................ 2

C. Tujuan ............................................................................................................... .2

BAB II KONSEP PROGRAM INDUKS GURU PEMULA (PIGP)

A. Program Induksi Guru Pemula (PIGP)............................................................. 3

1. Tujuan PIGP ........................................................................................... 3

2. Manfaat PIGP terkait status Kepegawaian .............................................. 3

3. Prinsip penyelenggaraan PIGP ................................................................ 3

4. Peserta PIGP ............................................................................................ 3

5. Hak Guru Pemula ..................................................................................... 4

6. Kewajiban Guru Pemula ........................................................................... 4

7. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .............................................................. 4

8. Tanggung jawab pihak terkait dalam PIGP ............................................... 4

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) 7

A. Tahap Persiapan 7

B. Tahap Pengenalan Sekolah dan Lingkungannya 8

C. Tahap Pembimbingan 9

D. Tahap Penilaian 11

E. Tahap Pelapotan 16

BAB IV RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) DI SMP NEGERI 3 TAROGONG KIDUL GARUT

18

A. Tahap Persiapan 18

B. Tahap Pengenalan Sekolah dan Lingkungannya 18

C. Rencana Tahap Pembimbingan 19

D. Rencana Tahap Penilaian 19

E. Rencana Tahap Pelapotan 19

BAB V EVALUASI PROGRAM DAN BIMBINGAN TEKNIS 18

A. Evaluasi Program 21

B. Bimbingan Teknis 22

BAB VI KESIMPULAN 23

LAMPIRAN-LAMPIRAN :

1. SK Penganngkatan Pembimbing Guru Pemula oleh Kepala Sekolah2. Format-format yang berhubungan dengan Guru Pemula

ii

Page 4: Program Pigp

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 4 undang-undang tersebut menyatakan

bahwa Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk: (1) meningkatkan

martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2) meningkatkan mutu pendidikan

nasional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan

sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara

yang demokratis dan bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3). Oleh karena itu, guru

mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional di

bidang pendidikan.

Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan, maka

seorang guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan tersebut harus dilakukan secara

berkesinambungan mulai dari saat belajar di perguruan tinggi, pendidikan profesi guru di Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sampai menjadi guru yang ditugaskan di satuan

pendidikan.

Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan

sekolah, mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain: pengenalan karakteristik peserta

didik, budaya sekolah, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Pengenalan guru

pemula terhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru

selanjutnya. Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah Program Induksi Guru Pemula (PIGP).

Agar PIGP berjalan dengan baik maka disusun buku ini yang berisi salah satu model Implementasi

Program Induksi Guru Pemula (PIGP).

1

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

Page 5: Program Pigp

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru

Pemula; dan

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

C. Tujuan

Tujuan penyusunan Buku Model Implementasi PIGP ini adalah untuk:

1. menyamakan persepsi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP; dan

2. memberikan acuan pelaksanaan PIGP

2

BAB II

KONSEP PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

A. Program Induksi Guru Pemula

Page 6: Program Pigp

Program Induksi Guru Pemula (PIGP) adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja,

pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya.

Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.

1. Tujuan PIGP Pelaksanaan PIGP bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:

a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah; dan

b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah.

2. Manfaat PIGP Terkait dengan Status KepegawaianProgram induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional

guru bagi guru pemula yang berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS) atau pegawai negeri sipil

(PNS) mutasi dari jabatan lain. Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, PIGP dilaksanakan

sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.

3. Prinsip Penyelenggaraan PIGPProgram induksi guru pemula diselenggarakan berdasarkan prinsip:

a. keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi,

sesuai bidang tugas;

b. kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;

c. akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik; dan

d. berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan perbaikan

atas hasil sebelumnya.

4. Peserta PIGP

Peserta PIGP adalah:

a. guru pemula berstatus CPNS yang ditugaskan pada sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah;

b. guru pemula berstatus PNS mutasi dari jabatan lain; atau

c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah yang diselenggarakan oleh

masyarakat.

3

5. Hak Guru Pemula

Guru pemula berhak:

a. memperoleh bimbingan dalam hal:1) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses dan hasil pembelajaran, bagi guru

kelas dan guru mata pelajaran;

2) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil proses bimbingan dan konseling, bagi

guru bimbingan dan konseling;

Page 7: Program Pigp

3) pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

b. memperoleh salinan lembar hasil observasi pembelajaran yang telah ditandantangani oleh

pembimbing atau kepala sekolah dan pengawas sekolah.

c. memperoleh dukungan dari sekolah dalam meningkatkan kompetensi dan pengembangan

keprofesian berkelanjutan.

d. memperoleh laporan hasil penilaian kinerja guru pemula;

e. memperoleh sertifikat bagi guru pemula yang telah menyelesaikan PIGP dengan nilai

kinerja paling kurang kategori baik.

6. Kewajiban Guru Pemula

Guru pemula memiliki kewajiban:

a. merencanakan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang bermutu,

menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta

melaksanakan perbaikan dan pengayaan;

b. melaksanakan pembelajaran antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan belas) jam tatap

muka per minggu bagi guru mata pelajaran/guru kelas, atau beban bimbingan antara 75

(tujuh puluh lima) hingga 100 (seratus) peserta didik bagi guru bimbingan dan konseling.

7. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Program Indiksi guru pemula dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula

bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun.

8. Tanggung Jawab Pihak Terkait dalam PIGP

Pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP adalah guru pembimbing, kepala sekolah, dan

pengawas sekolah.

a. Guru Pemula

Guru pemula bertanggung jawab:

1. mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah, termasuk mempelajari data

tata tertib, sarana, dan sumber belajar di sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut

bertugas;

42. mempelajari latar belakang siswa;

3. mempelajari dokumen administrasi guru;

4. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;

5. menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;

6. melaksanakan proses pembelajaran;

7. menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif, dan psikomotor);

8. melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;

9. melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina

ekstra kurikuler, instruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

10. melakukan observasi di kelas lain; dan

Page 8: Program Pigp

11. melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas

sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun tugas

lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru.

b. Pembimbing

Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah atas dasar profesionalisme dan

kemampuan komunikasi. Sekolah yang tidak memiliki pembimbing sebagaimana

dipersyaratkan, kepala sekolah dapat menjadi pembimbing sejauh dapat

dipertanggungjawabkan dari segi profesionalitas dan kemampuan komunikasi. Jika kepala

sekolah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah dapat meminta pembimbing dari

satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan pengawas dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan

tingkat kewenangannya.

Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing adalah, memiliki:

1) kompetensi sebagai guru profesional;

2) kemampuan bekerja sama dengan baik;

3) kemampuan komunikasi yang baik

4) kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap

proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;

5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata pelajaran

yang sama dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah memiliki;

pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan memiliki jabatan

sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.

Tanggung Jawab Pembimbing:

1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan

terbuka dengan guru pemula;

5

2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling

3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah;

4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan keprofesian

guru pemula;

5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi

pembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;

6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada pengawas

sekolah;

7) memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua.

c. Kepala Sekolah

Tanggung Jawab Kepala Sekolah:

1) melakukan analisis kebutuhan guru pemula;

Page 9: Program Pigp

2) menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;

3) menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;

4) menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat guru

yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;

5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan terkait jika

tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi

pembimbing;

6) memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;

7) melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan;

8) melakukan penilaian kinerja;

9) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala Dinas

Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dari saran dari pembimbing dan

pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan laporan tersebut kepada guru

pemula.

d. Pengawas Sekolah

Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :

1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru pemula tentang

pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;

2) melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan pembimbingan

dan penilaian dalam PIGP;

3) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang menjadi

tanggung jawabnya;

4) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.

6

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

Dalam melaksanakan PIGP, pihak sekolah menggunakan Panduan Kerja yang diterbitkan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Model pelaksanaan PIGP dapat dilaksanakan dengan

berbagai pendekatan. Berdasarkan kajian saat ini, pendekatan yang dapat dilaksanakan adalah melalui

lesson study. Tahap-tahap lesson study dapat diintegrasikan kedalam tahap-tahap pelaksanaan PIGP.

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) implementasi PIGP. Sekolah yang akan

melaksanakan PIGP perlu melakukan hal-hal berikut:

1. Kepala Sekolah

Dalam tahap persiapan kepala sekolah melakukan hal-hal berikut.

Page 10: Program Pigp

a. Melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri

khas sekolah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula, ketersediaan

pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan buku pedoman, dan keberadaan

organisasi profesi yang terkait.

b. Mempersiapkan dan melaksankan pelatihan PIGP yang diikuti oleh kepala sekolah dan

calon pembimbing, dengan pelatih seorang pengawas yang telah lulus program

pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi pelatih PIGP.

c. Menyiapkan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan sekolah, prosedur

kegiatan sekolah, format administrasi pembelajaran/pembimbingan, dan informasi lain

yang dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah.

d. Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki kriteria sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dengan menerbitkan surat keputusan (SK)

kepala sekolah.

e. Menyusun rencana tindak implementasi PIGP.

f. Menyusun jadwal implementasi PIGP.

2. Pembimbing

Dalam tahap persiapan, guru pembimbing juga melakukan analisis kebutuhan dengan

mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas sekolah, latar belakang pendidikan dan

pengalaman guru pemula, penyediaan buku pedoman, dan keberadaan organisasi profesi

yang terkait .

7

3. Pengawas Sekolah

Sebelum melakukan tahap persiapan, pengawas sekolah mempelajari buku-buku

panduan dan modul PIGP. Selanjutnya pengawas sekolah melakukan dua tahap persiapan

sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kepengawasan tahunan dan semesteran PIGP yang tertuang dalam

jadwal kegiatan pengawasan PIGP (Contoh penyusunan rencana pengawasan tahunan

terdapat dalam Format Pengawas Sekolah 01, rencana kepengawasan semesteran dapat

menggunakan Fomat Pengawas Sekolah 02, dan jadwal kegiatan pengawasan PIGP

dapat menggunakan Format Pengawas Sekolah 03.

b. Memberikan pelatihan PIGP bagi kepala sekolah dan calon pembimbing. Pelatihan dapat

dilakukan di setiap sekolah atau bersama-sama di KKG/MGMP, KKKS/MKKS, atau

diselenggarakan oleh dinas pendidikan setempat.

c. Menyusun rencana monitoring implementasi PIGP (Format Pengawas Sekolah 04.).

d. Menyiapkan instrumen monitoring implementasi PIGP (Format Pengawas Sekolah 05).

B. Tahap Pengenalan Sekolah dan Lingkungannya.

Page 11: Program Pigp

Pengenalan sekolah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama setelah guru

pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas. Pada bulan

pertama dilakukan hal-hal sebagai berikut.

1. Kepala Sekolah

Setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah, selanjutnya kepala

sekolah memperkenalkan guru pemula kepada dewan guru, karyawan sekolah, siswa, dan

masyarakat sekitar.

2. Pembimbing

Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pembimbing dalam tahap pengenalan sekolah

dan lingkungannya kepada guru pemula adalah:

a. memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah kepada guru pemula

b. memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan

c. mendiskusikan rencana pembimbingan dan pengembangan keprofesian.

3. Guru Pemula

Setelah guru pemula diperkenalkan dengan lingkungan sekolah oleh kepala sekolah

dan pembimbing, selanjutnya guru pemula melakukan hal-hal berikut.

a. Melakukan evaluasi diri

b. Mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan observasi di

kelas sebagai bagian pengenalan situasi.

8c. Mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data sekolah, tata tertib

sekola, dan kode etik guru.

d. Mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah.

e. Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

C. Tahap Pembimbingan

Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan ke dua sampai dengan bulan ke sembilan

oleh guru yang telah ditetapkan sebagai pembimbing. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

tahap pembimbingan adalah sebagai berikut.

1. Pembimbing

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai berikut.

a. Menyusun rencana pembimbingan, yang terdiri dari:

1) identifikasi kompetensi pembimbing (Evaluasi diri) ;

2) menyusun skala prioritas pembimbingan ;

3) menyusun rencana pengembangan keprofesian pembimbing ;

4) menyusun rencana tindak pembimbingan ;

5) menyusun jadwal kegiatan pembimbingan .

Page 12: Program Pigp

b. Membimbing guru pemula dalam menyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran/satuan

layanan bimbingan dan konseling. Dalam membimbing penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran mempedomani Permen Diknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses,

serta panduan/juknis terkait. Khusus untuk satuan layanan bimbingan dan konseling dapat

melihat contoh pada Form PB 08. Dalam pembimbingan penyusunan perencanaan

pembelajaran (Silabus dan RPP/Satuan Layanan), pembimbing dapat membimbing secara

langsung atau dapat pula bersama guru lain yang sejenis dalam MGMP sekolah ataupun

tingkat kabupaten/kota. Ini merupakan bagian dari tahapan perencanaan pembelajaran

(plan) dalam lesson study. Penyusunan dokumen perencanaan pembelajaran (lesson

plan/RPP/Satuan layanan) dapat pula dilakukan secara bersama-sama dengan beberapa

guru sejenis dan dosen untuk memperkaya ide-ide. Penyusunan perencanaan

pembelajaran dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.

1) Analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat mengarah pada

permasalahan materi pembelajaran, pedagogi, dan fasilitas, serta permasalahan

lainnya. Dengan teridentifikasinya permasalahan diharapkan guru dapat menentukan

strategi pembelajaran efektif dan efisien.

2) Guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi

yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials

berupa media pembelajaran, lembar kerja siswa, dan asesmen.

9c. Melakukan observasi pembelajaran secara berkala. Proses observasi pembelajaran dan

pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu praobservasi, observasi, dan

pascaobservasi.

1) Praobservasi

Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan menyepakati

fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima)

indikator kinerja dari keseluruhan indikator kinerja sebagaimana yang tertulis dalam

lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi

diri yang akan diisi oleh guru pemula. Lima indikator kinerja yang menjadi obyek dalam

fokus observasi dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi

yang didasarkan pada hasil observasi sebelumnya.

2) Pelaksanaan Observasi

Pembimbing mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan

secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan. Dalam hal

pemberian nilai, pembimbing menggunakan Form PB 10a/Form PB 10b. Dalam

konteks pendekatan lesson study, pada saat observasi pembelajaran para observer

disarankan untuk menggunakan observasi pembelajaran yang lebih bersifat kualitatif

untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena aktivitas/proses belajar siswa yang

menarik untuk didiskusikan dalam refleksi

Page 13: Program Pigp

3) Pascaobservasi

Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan pembimbingan setelah

selesai pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan.

b) Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan

pembimbingan yang telah dilaksanakan. Dalam tahap ini dapat menggunakan

pendekatan lesson study, dengan tata cara sebagai berikut:

Refleksi dipimpin oleh seorang moderator (kepala sekolah, pembimbing, atau

observer yang ditunjuk), dan didampingi oleh seorang notulis yang bertugas

untuk mencatat hal-hal penting yang didiskusikan dalam refleksi.

Moderator memperkenalkan diri dan membuka diskusi.

Moderator memberikan kesempatan pertama kepada guru pemula untuk

melakukan refleksi diri untuk menyampaikan ketercapaian target pembelajaran

yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi pada beberapa siswa

saat pembelajaran.

Moderator memberikan kesempatan observer untuk menyampaikan hasil

pengamatan (komentar), dengan ketentuan sebagai berikut:

10 Pengamat menyampaikan terima kasih kepada guru model yang telah

bersedia membuka kelas dan diobservasi.

Pengamat dalam menyampaikan komentar hendaknya terfokus pada:

(a) proses belajar siswa; (b) pencapaian tujuan/kompetensi siswa, dan

(c) pelajaran berharga yang dipetik oleh observer.

Pengamat dalam menyampaikan komentar dengan kalimat yang santun,

halus, bijak, dan tidak berkesan menggurui, serta menggunakan kata

“pembelajaran kita” untuk mengomentari proses pembelajaran.

Pengamat menganalisis hasil pengamatan serta menyampaikan alternative

solusi.

Pengamat sebaiknya tidak mengulang menyampaikan hasil pengamatan

yang telah disampaikan oleh pengamat lain.

Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai alternatif solusi dapat

diterapkan pada pembelajaran sehari-hari oleh masing-masing peserta refleksi.

Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson study dapat dilihat

pada tata tertib melaksanakan lesson study.

c) Pembimbing memberikan salinan lembar observasi pembelajaran dan

pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula

dan pembimbing untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio penilaian proses

(assessment for learning)

.

D. Tahap Penilaian

Page 14: Program Pigp

1. Metode Penilaian

Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja. Penilaian kinerja guru adalah

penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan

dan jabatannya (pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Penilaian berdasarkan penerapan kompetensi

dalam melaksanakan kegiatan pokok pada tugas utama guru. Kompetensi guru yang dimaksud

adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru). Kegiatan pokok

guru adalah kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan

pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik; dan

(5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai

dengan beban kerja Guru (pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru).

11

Sedangkan tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen). Penilaian dapat dilakukan melalui observasi pembelajaran dan observasi

pelaksanaan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai

dengan beban kerja Guru. Penilaian dilakukan dalam dua tahap. Penilaian tahap pertama

yang dilakukan oleh pembimbing bersamaan dengan proses pembimbingan pada bulan ke 2

sampai bulan ke 9 kesembilan (assessment for learning). Penilaian tahap kedua dilakukan oleh

kepala sekolah dan pengawas pada bulan kesepuluh dan kesebelas. Hasil penilaian setiap sub-

kompetensi dicantumkan dengan memberikan tanda cek (√) dan deskripsinya berdasarkan

observasi. Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau umpan balik untuk perbaikan pada

pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan berikutnya.Setiap hasil penilaian tahap pertama

dan tahap kedua memuat penjelasan mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan

pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi bahan masukan bagi perbaikan guru

pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik.

Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja guru yang

lebih fokus pada penerapan kompetensi pedagogik dan profesional, dan instrumen/lembar

observasi untuk mengukur penerapan kompetensi kepribadian dan sosial dalam melaksanakan

kegiatan pokok/tugas utama guru, baik guru mata pelajaran, guru kelas, maupun guru

BK/Konselor. Instrumen penilaian yang digunakan adalah:

a. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata pelajaran atau guru

kelas.

b. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembimbingan untuk BK/Konselor.

c. Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula

Page 15: Program Pigp

Skor Indikator Kinerja =Total Pernyataan “Ya”

Total Pernyataan “Ya” maksimal

X 100

2. Tahap-tahap pemberian nilai adalah sebagai berikut:

a. Pemberian Nilai Kinerja Guru Pemula

Setelah bukti-bukti kinerja diperoleh melalui pengamatan dan/atau pemantauan penilai dapat

menentukan nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penentuan Skor Butir Indikator Kinerja (Penetapan Pernyataan “Ya” atau “Tidak”)

Skor butir indikator kinerja ditentukan berdasarkan pernyataan “ya” atau “tidak” yang

telah ditetapkan. Penetapan “ya” atau tidak pada setiap butir penilaian indikator kinerja

berdasarkan hasil kajian/analisis berbagai dokumen dan/atau analisa catatan pengamatan

dan/atau pemantauan yang dapat menggambarkan secara utuh untuk setiap butir

penilaian. Butir indikator kinerja yang dinyatakan “ya” memiliki skor satu, sedangkan yang

dinyatakan “tidak” memiliki skor 0.

12

2) Penentuan Skor Indikator Kinerja

Berdasarkan catatan hasil pengamatan, pemantauan, wawancara, studi (penggalian)

dokumen, dan bukti-bukti berupa data lain yang dikumpulkan selama proses penilaian

kinerja guru, penilai menentukan setiap skor indikator kinerja dengan rumus sebagai

berikut:

Hasil perhitungan di atas, dikonversi ke skor 4-3-2-1, dengan cara menetapkan skor pada rentang sebagai berikut:

No Rentang skor Skor

1. 0<x≤25% 1

2. 25%<x≤50% 2

3. 50%<x≤75% 3

4. 75%<x≤100% 4

3) Penentuan Nilai Kinerja Guru Pemula

a. Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau rentang 14-112 (guru

BK/Konselor)

Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau

rentang 14-112 (guru BK/Konselor) dengan cara menjumlahkan semua skor indikator

kinerja.

b. Nilai Kinerja Guru Konversi 100

Page 16: Program Pigp

Nilai Kinerja Guru PemulaKonversi 100

Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan

56

x 100=

Nilai Kinerja Guru Pemula Konversi 100 Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan

112

x 100=

Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru Konversi 100 dapat dilakukan dengan cara membagi

total skor indikator kinerja perolehan dibagi jumlah skor indikator kinerja maksimal (56)

untuk guru mata pelajaran/guru kelas dan 112 untuk guru BK/Konselor) dikalikan dengan

100. maka Nilai Kinerja Guru Pemula konversi 100 dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Nilai Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas

13

2) Nilai Kinerja Guru BK/Konselor

c. Penentuan Kategori Nilai Kinerja Guru

Kategori Nilai Kinerja Guru Pemula dapat dilihat pada tabel Nilai Kinerja berikut:

Nilai Kinerja Sebutan

91- 100 Amat Baik

76 – 90 Baik

61 - 75 Cukup

51 – 60 Sedang

≤ 50 Kurang

b. Pemberian Nilai Kepribadian dan SosialPenilaian kepribadian dan sosial guru pemula dilakukan melalui pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran dan/atau pemantauan, serta wawancara di luar pelaksanaan pembelajran. Hasil pengamatan, pemantauan dan wawancara dikaji/analisis, untuk menentukan Nilai Kepribadian dan Sosial Guru Pemula dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penetapan pernyataan “ya” atau “tidak, dengan ketentuan sebagai berikut:a) “ya”, jika terdapat bukti yang mendukung butir penilaianb) “tidak”, jika tidak terdapat bukti yang mendukung butir penilaian

2) Menentukan skor butir: skor 1 untuk pernyataan “ya”, dan 0 untuk pernyataan “tidak”3) Menghitung skor indikator penilaian dengan ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian

kinerja di atas

Page 17: Program Pigp

4) Menghitung Nilai dan Kategori Nilai Kepribadian dan Sosial dengan ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas.

3. Proses Penilaian

a. Penilaian Tahap Pertama

Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan

kesembilan berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran dan

pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap pertama

merupakan penilaian proses (asesment for learning) sebagai bentuk pembimbingan guru

pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan, melaksanakan

14

pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil pembelajaran dan pembimbingan, dan

melaksanakan tugas tambahan.

Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran dan

pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula,

dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap bulan atau minimal 6 (enam)

kali selama masa penilaian tahap pertama menggunakan Form PB 09a/Form PB 09b dan

Form PB09c. Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagian-

bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara reguler, dan

memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua

aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu untuk dikembangkan. Pembimbing

dapat memberikan contoh proses pembelajaran dan pembimbingan yang baik di kelasnya

atau di kelas yang diajar oleh guru lain.

Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok

proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama berlangsungnya penilaian

tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan bimbingan dan penilaian

tahap pertama terhadap guru pemula. Dalam penilaian tahap pertama ini pengawas

melakukan pemantauan, pembinaan, dan pemberian dukungan dalam pelaksanaan

bimbingan dan penilaian guru pemula.

b. Proses Penilaian Tahap Kedua

Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan

kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh kepala

sekolah dan pengawas sekolah, yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam

pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (asesment of

learning) yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses

pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Observasi pembelajaran/pembimbingan

pada penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3

Page 18: Program Pigp

(tiga) kali, sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali

(Gunakan Form PS 06a/Form PS 06b atau Form KS 07a/Form KS 07b). Observasi

pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua oleh kepala sekolah/madrsah dan

pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan, dengan pertimbangan agar

tidak menggangu proses pembelajaran dan pembimbingan. Apabila kepala

sekolah/madrasah dan pengawas menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan

proses pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala sekolah/madrasah

dan/atau pengawas wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru

pemula.

15

Langkah observasi pembelajaran dalam kontek penilaian dan pembimbingan yang

dilakukan kepala sekolah dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut

1) Praobservasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula

menentukan dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang

meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana

yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh kepala sekolah

atau pengawas sekolah, dan lembar refleksi yang akan diisi oleh guru pemula .

2) Pelaksanaan Observasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi

pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai pada saat

seketika pelaksanaan observasi dilakukan.

3) Pascaobservasi

Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan setelah

pembelajaran/pembimbingan dilaksakan.

b) Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula

mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/pembimbingan.

c) Kepala sekolah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan kepada guru

pemula setelah observasi selesai. Kegiatan b) dan c) dapat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan lesson study.

d) Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas sekolah menandatangani

lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan. Kepala sekolah memberikan

salinan lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula.

Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir PIGP ditentukan berdasarkan

kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah dan pengawas sekolah dengan

mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. Peserta

Page 19: Program Pigp

PIGP dinyatakan berhasil, jika semua sub-kompetensi pada penilaian tahap kedua paling

kurang memiliki nilai baik .

E. Tahap Pelaporan

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap kedua,

dengan prosedur sebagai berikut:

1. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan

pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama.

16

Selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik,

cukup, sedang, atau kurang. Untuk menentukan keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala

sekolah membuat rekapitulasi hasil nilai penilaian kinerja .

2. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala sekolah/madrasah

berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah. Contoh

laporan hasil kinerja guru pemula dapat dilihat pada Form KS 10.

3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh kepala

sekolah/madrasah dan pengawas sekolah.

4. Pengajuan penerbitan sertifikat PIGP dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang

disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau kepala kantor kementerian agama

kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru

Pemula dengan nilai baik. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa peserta PIGP telah berhasil

menyelesaikan PIGP dengan nilai baik. Guru pemula dinyatakan berhasil jika:

a. Nilai kinerja minimal Baik (minimal 76)

b. Setiap skor indikator kinerja minimal Baik (3)

c. Setiap Nilai Kepribadian dan Sosial minimal Baik (76)

Selanjutnya, laporan hasil pelaksanaan PIGP berisi:

a. Data sekolah/madrasah;

b. Waktu pelaksanaan PIGP;

c. Data guru pemula peserta PIGP;

d. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;

e. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama;

f. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;

g. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru pemula

(amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala sekolah.

h. Pengawas sekolah menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.

Secara lengkap dapat dilihat pada Form KS 11.

Penyampaian laporan hasil pelaksanaan PIGP:

a. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus CPNS dan PNS mutasi dari jabatan lain

disampaikan oleh kepala sekolah kepada Kepala Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian

Page 20: Program Pigp

Agama Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian

Daerah.

b. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus bukan PNS disampaikan oleh Kepala Sekolah

kepada penyelenggara pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan/Kepala Kantor Kementerian

Agama Kabupaten/Kota.

17

BAB IV

RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

DI SMP NEGERI 3 TAROGONG KIDUL GARUT

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) di Sekolah kami.

Saya sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Tarogong Kidul Garut dalam tahap persiapan

melakukan hal-hal berikut.:

a. Melakukan analisis kebutuhan bagi Guru Pemula (Format terlampir).

Adapun guru pemulanya adalah:

b. Menyediakan dan mempersiapkan pembimbing yang memenuhi syarat. (SK kepala

sekolah. Terlampir)

Adapun Pembimbingnya adalah :

1. .................................................... yang akan membimbing ..............................., Guru

mata pelajaran Kesenian

2. ............................................. yang akan membimbing .......................... Guru Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia

3. ........................... yang akan membimbing .......................... Guru Mata Pelajaran

Olahraga.

c. Menyiapkan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan sekolah, prosedur

kegiatan sekolah, format administrasi pembelajaran/pembimbingan, dan informasi lain

yang dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah.

d. Menyusun jadwal implementasi PIGP. (Format terlampir).

B. Tahap Pengenalan Sekolah dan Lingkungannya.

Pengenalan sekolah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama setelah guru

pemula melapor kepada saya sebagai kepala sekolah tempat guru pemula tersebut bertugas. Pada

bulan pertama saya melakukan hal-hal sebagai berikut.

1. Kepala Sekolah

Page 21: Program Pigp

Setelah guru pemula melapor kepada saya sebagai kepala sekolah, selanjutnya saya

memperkenalkan guru pemula kepada dewan guru, karyawan sekolah, siswa, dan

masyarakat sekitar, dan saya menginstruksikan kepada pembimbing untuk

18

meleksanakan -tugas bimbingan dalam tahap pengenalan sekolah dan lingkungannya

kepada guru pemula tersebut, yaitu: memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah

kepada guru pemula, memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan mendiskusikan

rencana pembimbingan dan pengembangan keprofesian.

Harapan saya sebagai Kepala Sekolah kepada Guru Pemula, yaitu melakukan evaluasi

diri dan mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan

observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi.mempelajari buku pedoman dan panduan

kerja bagi guru pemula, data sekolah, tata tertib sekola, dan kode etik guru,mempelajari

ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah.mempelajari kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP).

C. Rencana Tahap Pembimbingan

Rencana Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan ke dua sampai dengan bulan ke

sembilan oleh guru yang telah ditetapkan sebagai pembimbing. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

dalam tahap pembimbingan adalah sebagai berikut:

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai berikut.

1.Menyusun rencana pembimbingan, yang terdiri dari identifikasi kompetensi pembimbing

(Evaluasi diri) ; menyusun skala prioritas pembimbingan ;menyusun rencana

pengembangan keprofesian pembimbing ;menyusun rencana tindak

pembimbingan ;menyusun jadwal kegiatan pembimbingan (Format terlampir)

2. Analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat mengarah pada

permasalahan materi pembelajaran, pedagogi, dan fasilitas, serta permasalahan

lainnya. Dengan teridentifikasinya permasalahan diharapkan guru dapat menentukan

strategi pembelajaran efektif dan efisien.

3. Guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi

yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials

berupa media pembelajaran, lembar kerja siswa, dan asesmen.

4. Melakukan observasi pembelajaran secara berkala. Proses observasi pembelajaran

dan pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu praobservasi, observasi, dan

pascaobservasi.

.

D. Rencana Tahap Penilaian

Saya sebagai Kepala sekolah dan pebimbing akan menilai guru pemula yang

merupakan penilaian kinerja sesuai aturan hukum berlaku. Dengan mengutamakan Kompetensi

guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

Page 22: Program Pigp

19

profesional.dan mengacu kepada Kegiatan pokok guru, yaitu (1) merencanakan pembelajaran;

(2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih

peserta didik; dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan

pokok sesuai dengan beban kerja Guru.

Sedangkan Instrumen penilaian yang digunakan adalah:

a. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata pelajaran.

b. Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula.

Format-format instrumen ini terlampir.

E. Rencana Tahap Pelaporan

Dalam penyusunan laporan saya sebagai Kepala Sekolah akan melaksanakan pada bulan

kesebelas setelah penilaian tahap kedua, dengan prosedur sebagai berikut: Penentuan keputusan

pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua

dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama.Selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki

nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang, atau kurang. Untuk menentukan

keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala sekolah membuat rekapitulasi hasil nilai penilaian

kinerja. Dan Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala

sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah.

20

Page 23: Program Pigp

BAB V

EVALUASI PROGRAM DAN BIMBINGAN TEKNIS

A. Evaluasi Program

Implementasi PIGP perlu dievaluasi sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan

serta perbaikan implementasi tahun berikutnya, dan juga sebagai bagian dari proses penjaminan mutu

pendidikan. Evaluasi implementasi PIGP dilakukan melalui pemantauan langsung maupun

menggunakan instrumen yang sesuai oleh lembaga-lembaga terkait.

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan

PIGP secara nasional.

2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama melaksanakan evaluasi

implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah yang menjadi tanggungjawabnya.

3. Dinas Pendidikan/Kota atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melaksanakan

evaluasi implementasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang

menjadi tanggungjawabnya.

4. Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi implementasi PIGP pada sekolah/madrasah

yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur evaluasi dalam rangka menjamin akuntabilitas implementasi PIGP dapat dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penyusunan panduan evaluasi yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat

evaluasi; (2) sasaran, tempat, dan waktu evaluasi, (3) metode pelaksanaan evaluasi;

(4) sistematika laporan hasil evaluasi.

2. Penyusunan instrumen evaluasi, berupa lembar obervasi dan/atau angket.

3. Pelaksanaan evaluasi di lapangan.

4. Penyusunan laporan hasil evaluasi.

B. Bimbingan Teknis

Hasil evaluasi oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan

terkait dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan perbaikan dengan merevisi kebijakan

dan/atau memberikan bimbingan teknis bagi daerah atau sekolah yang membutuhkan.

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi

PIGP secara nasional.

2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama memberikan bimbingan teknis

terhadap implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah yang menjadi

tanggungjawabnya.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama memberikan bimbingan

21 teknis terhadap implemnetasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah yang menjadi

tanggungjawabnya.

Page 24: Program Pigp

4. Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi PIGP pada

sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur bimbingan teknis dalam rangka membantu daerah atau sekolah agar dapat

melaksanakan PIGP dengan baik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyusunan panduan bimbingan teknis yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat

bimbingan teknis; (2) sasaran, tempat, dan waktu bimbingan teknis, (3) strategi pelaksanaan

bimbingan teknis; (4) sistematika laporan hasil bimbingan teknis.

2. Penyusunan materi bimbingan teknis yang meliputi Penjelasan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional tentang PIGP, Penjelasan Petunjuk Teknis PIGP, Penggunaan Panduan Kerja,

Penilaian dan Penggunaan Instrumen Penilaian Kinerja.

3. Pelaksanaan bimbingan teknis di lapangan.

4. Penyusunan laporan hasil bimbingan teknis.

22

BAB VI

KESIMPULAN

Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

Page 25: Program Pigp

pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya guru pemula perlu

beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah dan dapat melaksanakan pekerjaannya sebagai

guru profesional di sekolah/madrasah, maka perlu dilaksanakan PIGP. Program Induksi Guru Pemula

adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai

permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada

sekolah/madrasah di tempat tugasnya.

Program Induksi Guru Pemula dilaksanakan melalui tahap-tahap persiapan, pengenalan

sekolah dan lingkungannya, pelaksanaan pembimbingan, penilaian, dan pelaporan. Dalam tahap

persiapan, pembimbingan, dan observasi pembelajaran dapat dilaksanakan melalui pendekatan

lesson study. Lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang

dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

secara berkelanjutan. Pada kegiatan lesson study pengamat (observer) dituntut untuk mengamati

aktivitas belajar siswa selama pembelajaran. Aktivitas belajar siswa di kelas merupakan gambaran

dari kinerja/kompetensi guru. Kompetensi-kompetensi guru, khususnya guru pemula dapat

dikembangkan atau ditingkatkan melalui PIGP. Guru pemula yang mengikuti PIGP akan dinilai

menggunakan penilaian kinerja guru, dan dinyatakan lulus jika memperoleh nilai minimal kategori

baik.

Mengingat akan pentingnya PIGP untuk mempercepat peningkatan kompetensi dan

keprofesionalan guru pemula, maka diharapkan semua pihak terkait di daerah dapat berperan aktif

dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikannya. Untuk mengimplementasikan PIGP pihak

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan seperangkat panduan kerja, modul

bagi pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembimbing, serta buku model implementasi PIGP.

Kelengkapan implementasi PIGP ini diharapkan dapat digunakan untuk mensukseskan

implementasi PIGP di sekolah.

23

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 26: Program Pigp