program kampung iklim -...
TRANSCRIPT
2015
PROGRAM KAMPUNG IKLIMBADAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN SLEMAN
KATA PENGANTAR
Penyusunan Buku Program Kampung Iklim ini dimaksudkan untuk memberi
penjelasan mengenai pengertian, tujuan dan sasaranya. Agar dapat dipahami, kemudia
yang terpenting adalah penerapannya di lapangan.
Selain itu, juga ditampilkan profil beberapa Dusun/Padukuhan yang telah
menerapkan Program Kampung Iklim, dengan harapan tentunya dapat sebagai contoh,
referensi dan acuan untuk diterapkan di tempat lain.
Dengan semangat cinta lingkungan, ke depan kita dapat menjadikan lingkungan
yang kita tempati sejuk, nyaman, aman dan menyehatkan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian penyusunan buku ini.
Akhirnya, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran
juga sangat diharapkan untuk penyempurnaan buku ini.
Sleman, Desember 2015Kepala BLH Kabupaten Sleman
Drs. PURWANTO, M.Si.Pembina Utama Muda, IV/cNIP. 19580529 198603 1 009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................
PROGRAM KAMPUNG IKLIM.........................................................
A. PENGERTIAN .......................................................................
B.. TUJUAN .................................................................................
C.. MANFAAT ..............................................................................
D. RUANG LINGKUP ..................................................................
PROFIL KAMPUNG IKLIM ..........................................................
A. DUSUN SUKUNAN ..............................................................
B. PERUMAHAN MINOMARTANI
C. PADUKUHAN JETHAK II
D. PADUKUHAN PAKEM
E. PADUKUHAN PENDULAN
F. DUSUN KADIROJO
G. PADUKUHAN WONOSARI
H. HUNTAP BANJARSARI
I. PADUKUHAN DAWANGSARI
PROGRAM KAMPUNG IKLIM
A. PENGERTIAN1. Kampung adalah wilayah administrasi yang terdiri atas rukun warga, dusun atau
dukuh, kelurahan arau desa, dan wilayah administrasi lain yang dipersamakan denganitu
2. Program Kampung Iklim (Proklim) adalah program berlingkup nasional yang dikelolaoelh Kementrian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong masyarakat untukmelakukan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim danpenurunan emisi gas rumah kaca serta memberikan penghargaan terhadap upaya-upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilaksanakan di tingkat lokalsesuai dengan kondisi wilayah
3. Adaptasi perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkankemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim, termasuk keragamaniklim dan kejadian iklim ekstrim sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklimberkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan, dankonsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi.
4. Mitigasi perubahan iklim adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upayamenurunkan tingkat emisi gas rumah kaca sebagai bentuk upaya penanggulangandampak perubahan iklim
B. TUJUAN1. Umum
Program Kampung Iklim dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkanpemahaman mengenai perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkannya sehinggaseluruh pihak terdorong untuk melaksanakan aksi nyata yang dapat memperkuatketahanan masyarakat menghadapi perubahan iklim serta memberikan kontribusiterhadap upaya pengurangan emisi GRK. Hal lain yang diharapkan dapat tercapaimelalui pelaksanaan ProKlim adalah:a. Menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan adaptasi perubahan
iklim, termasuk menjaga nilai-nilai kearifan tradisional atau lokal yang dapatmendukung upaya penanganan perubahan iklim dan pengendalian kerusakanlingkungan secara umum.
b. Menjembatani kebutuhan masyarakat dan pihak-pihak yang dapat memberikandukungan untuk pelaksanaan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
c. Meningkatkan kerjasama seluruh pihak di tingkat nasional dan daerah dalammemperkuat kapasitas masyarakat untuk melaksanakan upaya adaptasi danmitigasi perubahan iklim
d. Menumbuhkan gerakan nasional adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melaluipelaksanaan kegiatan berbasis masyarakat yang bersifat aplikatif, adaptif danberkelanjutan
e. Mengoptimalkan potensi pengembangan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahaniklim yang dapat memberikan manfaat terhadap aspek ekologi, ekonomi danpengurangan bencana iklim.
f. Mendukung program nasional yang dapat memperkuat upaya penangananperubahan iklim secara global seperti gerakan ketahanan pangan, ketahananenergi, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pencapaian target penurunanemisi sebesar 26% pada tahun 2020 dibandingkan dengan jika tidak dilakukanupaya apapun.
2. KhususTujuan Khusus Program Kampung Iklim adalah:a. Mengidentifikasi kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta potensi
pengembangannya di tingkat lokal.b. Memberikan pengakuan terhadap aksi lokal yang telah dilakukan masyarakat
untuk mendukung upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.c. Mendorong penyebarluasan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang
telah berhasil dilaksanakan pada lokasi tertentu untuk dapat diterapkan di daerahlain sesuai dengan kondisi wilayah dan kebutuhan masyarakat setempat.
C. MANFAATManfaat Program Kampung Iklim meliputi:1. meningkatnya ketahanan masyarakat dalam menghadapi variabilitas iklim dan dampak
perubahan iklim;2. terukurnya potensi dan kontribusi pengurangan emisi GRK suatu lokasi terhadap
pencapaian target penurunan emisi GRK nasional3. tersedianya data kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta potensi
pengembangannya di tingkat lokal yang dapat menjadi bahan masukan dalamperumusan kebijakan, strategi dan program terkait perubahan iklim;
4. tersosialisasinya kesadaran dan gaya hidup rendah karbon;5. meningkatnya kemampuan masyarakat di tingkat lokal untuk mengadopsi teknologi
rendah karbon.
D. RUANG LINGKUPProgram Kampung Iklim dapat dilaksanakan di pedesaan maupun perkotaan, denganmemperhatikan tipologi wilayah seperti dataran tinggi, dataran rendah, pesisir dan pulaukecil. Program Kampung Iklim mencakup tinjauan terhadap pelaksanaan kegiatan danaspek:1. Adaptasi Perubahan Iklim;2. Mitigasi Perubahan Iklim;3. Kelompok Masyarakat dan Dukungan Berkelanjutan
Uraian kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat dalam kerangka ProgramKampung Iklim adalah sebagai berikut:1. Adaptasi Perubahan Iklim;
a. Pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor Pemanenan air hujan : embung, penampungan air hujan, lubang penampungan
air Peresapan air : biopori, sumur resapan, Bangunan Terjunan Air (BTA), rorak, dan
Saluran Pengelolaan Air (SPA) Perlindungan dan pengelolaan mata air : penanaman, membuat aturan,
bangunan pelindung Penghematan penggunaan air : penggunaan kembali air, pembatasan
penggunaan air Penyediaan sarana dan prasarana pengendalian banjir : pembangunan dan
pengaturan bendungan dan waduk banjir, tanggul banjir, palung sungai,pembagi atau pelimpah banjir, daerah retensi banjir, dan sistem polder
Sistem peringatan dini (early warning system) : Sistem Peringatan Banjir , jalurevakuasi, pelaporan hasil pemantauan, penyampaian informasi secara cepatdengan alat komunikasi tradisional maupun modern.
Rancang bangun yang adaptif : meninggikan struktur bangunan, rumahpanggung atau rumah apung
Terasering : yang dilengkapi saluran peresapan, saluran pembuangan air, sertatanaman penguat teras yang berfungsi sebagai pengendali erosi dan longsor
Penanaman vegetasi
b. Peningkatan ketahanan pangan Sistem pola tanam : monokultur dan pola polikultur (tumpang sari, tumpang
gilir, tanaman bersisipan tanaman campuran, dan tanaman bergiliran Sistem irigasi/drainase meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. membangunwaduk, waduk lapangan, bendungan bendung, pompa, dan jaringan drainase
yang memadai, mengendalikan mutu air, serta memanfaatkan kembali airdrainase
Pertanian terpadu (integrated farming/mix farming) : menggabungkan kegiatanpertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait denganpertanian dalam satu lahan sehingga dapat meningkatkan produktifitas lahandan memperkuat ketahanan pangan.
Pengelolaan potensi local : upaya perlindungan, pengembangan danpemanfaatan tanaman dan hewan lokal yang dapat mendukung peningkatanketahanan terutama yang memiliki potensi untuk beradaptasi terhadap kondisiiklim ekstrim
Penganekaragaman tanaman pangan sehingga jika terjadi kegagalan panen padajenis tertentu masih ada jenis tanaman lain yang dapat dipanen
Sistem dan teknologi pengelolaan lahan dan pemupukan :-padi hemat air (model irigasi berselang/bertahap (intermittent irigation), dan
tabela (tanam benih langsung/seeded rice)-Penggunaan pupuk unsur hara mikro misalnya Si-Pengelolaan lahan tanpa bakar (seresah dimanfaatkan untuk pupuk organik dan
mulsa-Teknologi minapadi-Precision farming (mengutamakan presisi (ketepatan), seperti tepat waktu, tepat
dosis pupuk, dan tepat komoditas-Padi apung-Pertanian organic
Teknologi pemuliaan tanaman dan hewan ternak (untuk memperoleh bibit yangsecara genetik baik menyeleksi/ hibridasi, mutasi genetic dan rekayasa geneticuntuk menghasilkan varietas yang tahan terhadap cuaca ekstrim akibatperubahan iklim seperti panas yang terik, kekeringan, dan hujan angin)
Pemanfaatan lahan pekaranganc. Penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi
atau erosi akibat angin, gelombang tinggim Struktur pelindung alamiah : penanaman vegetasi pantai (seperti ketapang
cemara laut, mangrove, dan pohon kelapa), melindungi gumuk pasir sertapengelolaan terumbu karang
Struktur perlindungan buatan : memperkuat pantai, mengubah laju transporsedimen, mengurangi energi gelombang, reklamasi
Struktur konstruksi bangunan : rumah panggung Relokasi Penyediaan air bersih: sumur, hidran umum, kran umum dan terminal air
Sistem pengelolaan pesisir terpadu : keterpaduan meliputi dimensi sektor,ekologis, hirarki pemerintahan, dan disiplin ilmu
Mata pencaharian alternatif : budidaya kepiting dan penggantian spesies ikanyang adaptif terhadap perubahan iklim
d. Pengendalian penyakit terkait iklim (demam berdarah, malaria, diare dan penyakitakibat vektor lainnya) Pengendalian vektor : menurunkan populasi vektor serendah mungkin ,
menghindari kontak masyarakat dengan vector. 3M (menguras,menimbun,menutup) sarang nyamuk , pengendalian perindukan nyamuk dantikus, memperbaiki lingkungan agar tidak ada genangan air), memasukkan ikandalam kolam/pot tanaman membentuk Tim Jumantik
Sistem kewaspadaan dini : mengantisipasi terjadinya penyakit terkait perubahaniklim seperti diare, malaria DBD.
Sanitasi dan air bersih : pasokan air yang bersih dan aman, pembuangan limbahdari hewan, manusia dan industri yang efisien, perlindungan makanan darikontaminasi biologis dan kimia, udara yang bersih dan aman, rumah yang bersihdan aman,
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) : mencuci tangan dengan sabun,menggunakan jamban sehat dan menggunakan air bersih
2. Mitigasi Perubahan Iklim;a. pengelolaan sampah dan limbah padat, berupa: pewadahan dan pengumpulan,
pengolahan, pemanfaatan, penerapan konsep zero-wasteb. Pengolahan dan pemanfaatan limbah cair, meliputi : Domestik : tangki septik dilengkapi dengan instalasi penangkap metana, dan
memanfaatkan gas metana sebagai sumber energi baru Industri rumah tangga : IPAL anaerob yang dilengkapi penangkap gas metana
c. Penggunaan energi baru, terbarukan dan konservasi energi, berupa Teknologi rendah emisi gas rumah kaca (tungku hemat energi, kompor sekam
padi, kompor berbahan bakar biji-bijian non-pangan, lampu biogas, dan briketsampah
Energi baru terbarukan (panas bumi, bahan bakar nabati (biofuel), aliran airsungai, panas surya, angin, biomassa, biogas
Efisiensi energy: hemat listrik, menggunakan lampu hemat energi (non-pijar),dan memaksimalkan pencahayaan alami.
d. Pengelolaan budidaya pertanian : menggunakan pupuk organik, pengolahanbiomasa menjadi pupuk, dan model irigasi berselang/bertahap (intermittentirigation), tidak membakar jerami di sawah dan menghindari proses pembusukanjerami akibat penggenangan sawah
e. Peningkatan tutupan vegetasi : Penghijauan, Praktik wanatani/ agroforestrif. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
3. Kelompok Masyarakat dan Dukungan Berkelanjutana. Kelompok Masyarakat diakui keberadaannya :Ada pPengurus, Struktur organisasi,
Rencana/program kerja, Aturan (AD/ART, aturan adat, aturan kelompok, dll), Sistemkaderisasi
b. Dukungan kebijakan : Kearifan lokal dan kebijakan kelompok, Kebijakan desa,Kebijakan kecamatan/ kabupaten/kota
c. Dinamika kemasyarakatan : Tingkat keswadayaan masyarakat, Sistem pendanaan,Partisipasi gender
d. Kapasitas masyarakat : Penyebarluasan kegiatan adaptasi dan mitigasi ke pihak lain,Tokoh atau pemimpin local, Keragaman teknologi, Tenaga local, Kemampuanmasyarakat untuk membangun jejaring
e. Keterlibatan pemerintah _ daerah, Propinsi, Pusat,f. Keterlibatan dunia usaha, LSM, dan perguruan tinggig. Pengembangan kegiatan : Konsistensi pelaksanaan kegiatan dan Penambahan
kegiatanh. Manfaat : ekonomi, lingkungann dan pengurangan dampak kejadian iklim ekstrim
P R O F I L
KAMPUNGIKLIM
A. DUSUN SUKUNAN
1. Gambaran UmumDusun Sukunan berada di Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY.
Luas Dusun 42 ha, dengan penduduk sebanyak 296 KK atau 858 jiwa . Sebagian penduduk bermatapencaharian sebagai petani. Tata guna lahan 19,9 ha untuk pemukiman, 14,15 ha berupapersawahan dan 8,95 ha kawasan perkebunan dan fasilitas umum.
Dusun Sukunan menjadi Kampung Wisata Lingkungan karena beragam kegiatan yangberbasis lingkungan telah dilaksanakan oleh masyarakatnya antara lain pengelolaan sampahmandiri di tingkat rumah tangga, pemanfaatan lahan pekarangan, pemanenan air hujan danberbagai kegiatan lain yang mendukung pengelolaan lingkungan secara lestari.
2. Potensi Kerentanan Perubahan IklimTopografi Dusun Sukunan berupa dataran rendah hampir tidak pernah mengalami kejadian
banjir ataupun longsor. Permasalahan yang menjadi potensi kerentanan dampak perubahan iklimadalah risiko kekeringan di musim kemarau, sehingga dapat mengurangi ketersediaan air yangdiperlukan untuk berbagai kebutuhan masyarakat.
Selain itu risiko terjadinya perubahan pola hujan yang merupakan salah satu dampakperubahan iklim juga dapat menjadi ancaman bagi kegiatan pertanian/perkebunan yangmerupakan mata pencaharian penduduk. Dari aspek mitigasi perubahan iklim, timbulan sampahyang awalnya tidak dikelola dengan baik merupakan salah satu sumber emisi Gas Rumah Kaca
3. ADAPTASI Perubahan Iklim Pengendalian kekeringan,banjir dan longsor
- Model pemanenan air hujan secara paripurnadengan rangkaian drum plastik bekas, kolam ikan,taman dan sumur resapan dan dilengkapi chlorinediffuser untuk membunuh bakteri pathogen dalamair seperti E. Coli. Air hujan digunakan untukmencuci, mengairi kolam ikan dan tanaman sertatabungan air tanah
- Pembangunan embung untuk irigasi, penyimpananair (konservasi) dan pemeliharaan ikan
- Sumur resapan dan lubang resapan biopori dibeberapa ruas jalan dusun yang sudah dilengkapidengan tambahan bak kontrol sebagai penangkaptanah/pasir
- Penanaman vegetasi di sebagian kecil arealpersawahan dengan pohon kayu
- Perlindungan dan pengelolaan mata air denganpenanaman pohon di sekitarnya
Embung SPAH
Biopori Mata air
PAH Kolam
Peningkatan ketahanan pangan- Pemanfaatan lahan pekarangan: menanam TOGA
(tanaman obat keluarga), sayuran dan pohon buah-buahan
- Pengelolaan potensi lokal melalui penanamantanaman asli daerah
- Sistem pola tanam dengan sistem legowo, serta sistemdan teknologi pengelolaan lahan dan pemupukandengan pembuatan dan peggunaan pupuk organik/kompos
- Pengelolaan air untuk pertanian dilakukan dengansistem pengelolaan berselang
Toga Buah-buahan
Sawah
Pengendalian Vektor PenyakitPengendalian vektor penyakit melalui pamasanganovitrap, penerapan PHBS, gerakan kaporisasi denganmenggunakan alat chlorin diffuser buatan sendiriuntuk membunuh bakteri pathogen dalam air sepertiE.coli, Pemberian ikan di kolam
Ovitrap Kolam
4. MITIGASI Perubahan Iklim Pengelolaan sampah dengan 3 R
- Pemanfaatan dan pengolahan berbagai jenissampah: pengomposan, kerajinan sampah plastik,kain perca, kulit telur, pengolahan sampahstyrofoam menjadi bataco, pengolahan pecahankaca/beling menjadi pot, produksi pembalut wanitareusable ramah lingkungan (sukuno)
- Gerakan 3R di masing-masing rumah dan dilokasifasilitas umum
Olah sampah
Pilah sampah
Pengelolaan air limbah domestik dengan Ipal Komunal- Model urionoir yang dapat mengolah urine
manusia menjadi pupuk cair- Limbah cair domestik dan limbah cair home
industry tahu-tempe dialirkan ke dalam IPALkomunal dengan metode RBC dan Kontak Aerasi
Urionoir Ipal Komunal
Pemanfaatan energi terbarukanOperasionalisasi satu unit biogas yang dibanguntahun 2011 (bantuan PPE Regional Jawa) berkapasitas5 m3 yang digunakan untuk memasak para peternak
Biogas kotoran sapi
Hemat energi dan hemat air- Penghematan penggunaan air melalui gerakan
showerisasi berbahan pipa PVC yang dapat dibuatsendiri oleh masyarakat sejak tahun 2008
- Efisiensi energi berupa masyarakat mendesain:“kulkas alam” berbahan tanah liat, model waterheater super hemat yang memanfaatkan panas daripenggunaan kompor, gerakan pemasangan gentengkaca untuk penerangan rumah, dan pembuatanbriket bioarang dari sampah sebagai energialternatif masyarakat
Shower Water heater
Kulkas alam Genteng kaca
5. Manfaat- Potensi pengurangan emisi GRK dari pengelolaan ternak sapi, kambing dan unggas setara
dengan 1,68 ton CO2/tahun.- Potensi pengurangan emisi GRK dari pengurangan 25% pupuk urea yaitu sebesar 0,601375
ton CO2/tahun.- Ketersediaan air di musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kegiatan
pertanian terjaga dengan baik.- Berkurangnya limbah domestik desa melalui penerapan pengelolaan sampah mandiri dan daur
ulang serta pengolahan limbah cair dan faces dengan IPAL komunal.- Vegetasi di lingkungan desa terjaga dan- Ketahanan pangan terjaga melalui sistem pertanian yang baik dan tetap hijau intensifikasi
lahan perkarangan untuk berbagai tanaman buah-buahan dan sayuran
B. PERUMAHAN MINOMARTANI
1. Gambaran UmumPerumahan Minomartani berada di Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman, DIY. Luas 6,24 ha, dengan penduduk sebanyak 336 KK atau 1153 jiwa . Sebagian besarpenduduk bermata pencaharian sebagai pegawai.
Warga Perumahan Minomartani telah melakukan beragam kegiatan yang berbasislingkungan antara lain pengelolaan sampah mandiri di tingkat rumah tangga, pemanfaatan lahanpekarangan, pemanenan air hujan, pemanfaatan energi surya dan berbagai kegiatan lain yangmendukung pengelolaan lingkungan secara lestari.
2. Potensi Kerentanan Perubahan IklimTopografi Perumahan Minomartani berupa dataran rendah hampir tidak pernah mengalami
kejadian banjir ataupun longsor. Permasalahan yang menjadi potensi kerentanan dampakperubahan iklim adalah risiko kekeringan(penurunan muka air sumur) di musim kemarau,sehingga dapat mengurangi ketersediaan air yang diperlukan untuk berbagai kebutuhanmasyarakat.
Selain itu risiko terjadinya perubahan pola hujan dan angin ribut yang merupakan salah satudampak perubahan iklim juga dapat menjadi ancaman bagi kegiatan warga. Dari aspek mitigasiperubahan iklim, timbulan sampah yang awalnya tidak dikelola dengan baik merupakan salah satusumber emisi Gas Rumah Kaca
3. ADAPTASI Perubahan Iklim Pengendalian kekeringan,banjir dan longsor
- Model pemanenan air hujan secara paripurnadengan drum plastik, kolam ikan, taman, lubangbiopori dan sumur resapan. Air hujan digunakanuntuk mencuci, mengairi kolam ikan dan tanamanserta tabungan air tanah
- Sumur resapan dan lubang resapan biopori dibeberapa ruas jalan dusun yang sudah dilengkapidengan tambahan bak kontrol sebagai penangkaptanah/pasir
- Penanaman vegetasi di areal permukiman denganpohon kayu, bambu
SPAH Biopori
Kolam PAH
Vegetasi
Peningkatan ketahanan pangan- Pemanfaatan lahan pekarangan: menanam TOGA
(tanaman obat keluarga), sayuran dan pohon buah-buahan
- Pengelolaan potensi lokal melalui penanamantanaman asli daerah
- Sistem dan teknologi pengelolaan lahan danpemupukan dengan pembuatan dan peggunaanpupuk organik/ kompos
- Diversifikasi pangan
Buah-buahan
Sayur-sayuran
Pengendalian Vektor Penyakit- Pengendalian vektor penyakit dengan penerapan
PHBS, Pembentukan jumantik, pemberian ikan dikolam
PHBS Kolam
4. MITIGASI
Pengelolaan sampah dengan 3 R- Pemanfaatan dan pengolahan berbagai jenis
sampah: pengomposan, kerajinan sampah plastik,kain perca,
- Gerakan 3R di masing-masing rumah dan dilokasifasilitas umum
Olah dan pilah sampah
Pengelolaan air limbah domestik dengan Ipal Komunal
- Limbah cair domestik dialirkan ke dalam IPALkomunal
Ipal Komunal
Pemanfaatan energi terbarukan- Pembangkit tenaga listrik tenaga surya (PLTS) untuk
penerangan di bank sampah
PLTS
Hemat energi dan hemat air- Penghematan penggunaan air melalui gerakan
showerisasi
Shower
5. Manfaat- Ketersediaan air di musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terjaga dengan
baik.- Berkurangnya limbah domestik melalui penerapan pengelolaan sampah mandiri dan daur ulang
serta pengolahan limbah cair dan faces dengan IPAL komunal.- Vegetasi di lingkungan desa terjaga dan ketahanan pangan terjaga melalui sistem pertanian yang
baik dan tetap hijau intensifikasi lahan perkarangan untuk berbagai tanaman buah-buahan dansayuran
C. PADUKUHAN JETHAK II
1. Gambaran UmumPadukuhan Jetak II berada di Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DIY.
Menjadi Kampung Wisata Lingkungan karena beragam kegiatan yang berbasis lingkungan telahdilaksanakan oleh masyarakatnya antara lain pengelolaan sampah mandiri di tingkat rumah tangga,pemanfaatan lahan pekarangan, pemanenan air hujan dan berbagai kegiatan lain yang mendukungpengelolaan lingkungan secara lestari.
2. Potensi Kerentanan Perubahan IklimTopografi Padukuhan Jethak II berupa dataran rendah hampir tidak pernah mengalami
kejadian banjir ataupun longsor. Permasalahan yang menjadi potensi kerentanan dampakperubahan iklim adalah risiko kekeringan di musim kemarau khususnya penurunan muka airsumur, sehingga dapat mengurangi ketersediaan air yang diperlukan untuk berbagai kebutuhanmasyarakat.
Selain itu risiko terjadinya perubahan pola hujan yang merupakan salah satu dampakperubahan iklim juga dapat menjadi ancaman bagi kegiatan pertanian/perkebunan yangmerupakan mata pencaharian penduduk. Dari aspek mitigasi perubahan iklim, timbulan sampahyang awalnya tidak dikelola dengan baik merupakan salah satu sumber emisi Gas Rumah Kaca
3. ADAPTASI Perubahan Iklim Pengendalian kekeringan,banjir dan longsor
- Model pemanenan air hujan secara paripurnadengan, kolam ikan, taman, rorak, lubang bioporidan sumur resapan. Air hujan digunakan untukmencuci, mengairi kolam ikan dan tanaman sertatabungan air tanah
- Penanaman vegetasi di lahan pekarangan dansebagian kecil areal persawahan dengan pohonkayu
Rorak Kolam
Penanaman
Peningkatan ketahanan pangan- Pemanfaatan lahan pekarangan: menanam TOGA
(tanaman obat keluarga), sayuran dan pohon buah-buahan
- Pengelolaan potensi lokal melalui penanamantanaman asli daerah, Toga Sayuran
- Sistem dan teknologi pengelolaan lahan danpemupukan dengan pembuatan dan peggunaanpupuk organik/ kompos
- Diversifikasi panganSayuran Sawah
Jamu instan Kebun
Pengendalian Vektor Penyakit- Pengendalian vektor penyakit dengan penerapan
PHBS, pembentukan jumantik, pemberian ikan dikolam
Kolam PHBS
4. MITIGASI Pengelolaan sampah dengan 3 R
- Pemanfaatan dan pengolahan berbagai jenissampah: pengomposan, kerajinan sampah plastik,kain perca, pemanfaatan bekas kelapa muda untukpot,
Olah & pilah sampah
Pengelolaan air limbah domestik dengan Ipal Komunal (MCK Plus)- Limbah cair domestik dialirkan ke dalam IPAL
komunal dengan sistem MCK Plus dan biogasnyadimanfaatkan untuk pemanas air
- Pemanfaatan urin hewan untuk pupukIpal Komunal Urin hewan untuk
pupuk
Pemanfaatan energi terbarukan- Operasionalisasi satu unit biogas dari MCK Plus
untuk pemanas air di kamar mandi- Pembuatan minyak dari plastik dan digunakan
untuk kendaraan bermotorBiogas MCK Plus Minyak dari plastik
Hemat energi dan hemat air- Penghematan penggunaan air melalui gerakan
showerisasi- gerakan pemasangan genteng kaca untuk
penerangan rumah,
5. Manfaat- Ketersediaan air di musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kegiatan
pertanian terjaga dengan baik.- Berkurangnya limbah domestik melalui penerapan pengelolaan sampah mandiri dan daur ulang
serta pengolahan limbah cair dan faces dengan IPAL komunal.- Vegetasi di lingkungan desa terjaga dan ketahanan pangan terjaga melalui sistem pertanian
yang baik dan tetap hijau intensifikasi lahan perkarangan untuk berbagai tanaman buah-buahandan sayuran
D. PADUKUHAN PAKEM
1. Gambaran UmumE.Padukuhan Pakem berada di Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman,
DIY. Luas Dusun 36,0745 ha, dengan penduduk sebanyak 261 KK atau 800 jiwa . Sebagianpenduduk bermata pencaharian sebagai petani..
Warga Padukuhan Pakem telah melaksanakan beragam kegiatan yang berbasis lingkunganantara lain pengelolaan sampah mandiri di tingkat rumah tangga, pemanfaatan lahan pekarangan,pelestarian mata air, pemanenan air hujan dan berbagai kegiatan lain yang mendukung pengelolaanlingkungan secara lestari.
2. Potensi Kerentanan Perubahan IklimTopografi Padukuhan Pakem berupa dataran rendah hampir tidak pernah mengalami
kejadian banjir ataupun longsor. Permasalahan yang menjadi potensi kerentanan dampakperubahan iklim adalah angin ribut dan risiko kekeringan (penurunan muka air sumur) di musimkemarau, sehingga dapat mengurangi ketersediaan air yang diperlukan untuk berbagai kebutuhanmasyarakat.
Selain itu risiko terjadinya perubahan pola hujan yang merupakan salah satu dampakperubahan iklim juga dapat menjadi ancaman bagi kegiatan pertanian/perkebunan yangmerupakan mata pencaharian penduduk. Dari aspek mitigasi perubahan iklim, timbulan sampahyang awalnya tidak dikelola dengan baik merupakan salah satu sumber emisi Gas Rumah Kaca
3. ADAPTASI Perubahan Iklim Pengendalian kekeringan,banjir dan longsor
- Model pemanenan air hujan secara paripurnadengan kolam ikan, taman, lubang biopori dansumur resapan. Air hujan digunakan untukmencuci, mengairi kolam ikan dan tanaman sertatabungan air tanah
- Sumur resapan dan lubang resapan biopori dibeberapa ruas jalan dusun yang sudah dilengkapidengan tambahan bak kontrol sebagai penangkaptanah/pasir
- Penanaman vegetasi untuk perindang jalan dan disebagian areal persawahan dengan pohon kayu
- Perlindungan dan pengelolaan mata air denganpenanaman pohon di sekitarnya
SPAH Kolam
Mata air
Vegetasi
Peningkatan ketahanan pangan- Pemanfaatan lahan pekarangan: menanam TOGA
(tanaman obat keluarga), sayuran dan pohon buah-buahan
- Pengelolaan potensi lokal melalui penanamantanaman asli daerah
- Sistem dan teknologi pengelolaan lahan danpemupukan dengan pembuatan dan peggunaanpupuk organik/ kompos
- Pengelolaan air untuk pertanian dilakukan dengansistem pengelolaan berselang
- Diversifikasi pangan
Sayur dan buah2-an
Markisa Sirup markisa
Toga Jamu
Pengendalian Vektor Penyakit- Pengendalian vektor penyakit dengan penerapan
PHBS, pembentukan jumantik, pemberian ikan dikolam
PHBS
Kolam
4. MITIGASI Perubahan Iklim Pengelolaan sampah dengan 3 R
- Pemanfaatan dan pengolahan berbagai jenissampah: pengomposan, kerajinan sampah plastik,kain perca, pemilahan sampah
- Pembentukan bank sampah
Pilah sampah
Bank sampah
Pemanfaatan energi terbarukan, hemat energi dan hemat air- Pembuatan briket arang dari sampah jerami- Penghematan penggunaan air melalui gerakan
showerisasi- Gerakan pemasangan genteng kaca untuk penerangan
rumah, dan pembuatan briket bioarang dari sampahsebagai energi alternatif masyarakat
5. Manfaat- Ketersediaan air di musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kegiatan
pertanian terjaga dengan baik.- Berkurangnya limbah domestik desa melalui penerapan pengelolaan sampah mandiri.- Vegetasi di lingkungan desa terjaga dan ketahanan pangan terjaga melalui sistem pertanian yang
baik dan tetap hijau intensifikasi lahan perkarangan untuk berbagai tanaman buah-buahan dansayuran
E. PADUKUHAN PENDULAN
1. Gambaran UmumPadukuhan Pendulan terletak di Desa Sumberagung Kecamatan Moyudan dengan luas area 6 Ha.
Jumlah penduduk 120 KK atau 545 jiwa, 90 % mempunyai mata pencaharian petani. Sumber airmelimpah baik di musim hujan maupun kemarau dengan adanya saluran irigasi di kanan kiri jalanpemukiman
Kegiatan yang berbasis lingkungan telah dilaksanakan oleh masyarakat Pendulan antaralain pengelolaan sampah mandiri di tingkat rumah tangga, pemanfaatan lahan pekarangan,pemanenan air hujan dan berbagai kegiatan lain yang mendukung pengelolaan lingkungan secaralestari.
2. Potensi Kerentanan Perubahan IklimTopografi Padukuhan Pendulan dataran rendah, hampir tidak pernah mengalami kejadian banjir,
longsor ataupun kekeringan. Resiko terjadinya perubahan pola hujan merupakan salah satu dampakperubahan iklim dapat menjadi ancaman bagi kegiatan pertanian/perkebunan yang merupakan matapencaharian penduduk. Dari aspek mitigasi perubahan iklim, timbulan sampah yang awalnya tidak dikeloladengan baik merupakan salah satu sumber emisi Gas Rumah Kaca
3. ADAPTASI Perubahan Iklim Pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor : rurak, saluran pengelolaan air
- Model pemanenan air hujan secara paripurnadengan rangkaian kolam ikan, rorak dantaman/perindang. Air hujan digunakan untukmengairi kolam ikan dan tanaman serta tabunganair tanah
- Penanaman vegetasi di sebagian besar pekaranganpenduduk dan hutan di Padukuhan Pendulansangat berfungsi sebagai penyerap gas rumahkaca
Kolam
Hutan Rorak
Ketahanan Pangan- Pemanfaatan lahan pekarangan: menanam TOGA
(tanaman obat keluarga), green house, sayurandan pohon buah-buahan di setiap pekaranganpenduduk
- Pengelolaan potensi lokal melalui penanamantanaman asli daerah
- Sistem dan teknologi pengelolaan lahan danpemupukan dengan pembuatan dan peggunaan
Toga , tanaman buah dan warung hidup
pupuk organik/ kompos- Saluran pengelolaan air di sepanjang jalan
lingkungan membuat Padukuhan Pendulan tidakpernah mengalami kekurangan air
Saluran pengelolaan air
Pengendalian penyakit terkait iklimPengendalian vektor penyakit dengan membuatkolam-kolam ikan hampir disetiap pekarangan,penerapan PHBS, dan pembentukan jumantik
Kolam ikan
4. Mitigasi Pengelolaan sampah,
- Pemanfaatan dan pengolahan berbagai jenissampah: pengomposan, kerajinan sampah plastik,kain perca, dan gerakan 3R
- Dibentuk bank sampah “Pendulan Berseri” padatahun 2014 Bank sampah
Jugangan tempat sampah
Hemat listrik dan air- Penggunaan tungku hemat kayu- Gerakan pemasangan genteng kaca untuk
penerangan rumah- Pemakaian shower di kamar mandi
Genteng kaca
5. Manfaat- Ketersediaan air di musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kegiatan
pertanian terjaga dengan baik.- Berkurangnya limbah domestik desa melalui penerapan pengelolaan sampah mandiri dan daur
ulang serta pengolahan limbah cair dan faces dengan IPAL komunal.- Vegetasi di lingkungan desa terjaga dan ketahanan pangan terjaga melalui sistem pertanian
yang baik dan tetap hijau intensifikasi lahan perkarangan untuk berbagai tanaman buah-buahan dan sayuran.
F. DUSUN KADIROJO
1. Gambaran UmumPadukuhan Kadirojo berada di Desa Margorejo kecamatan Tempel mempunyai luas 20,4
Ha. Jumlah penduduknya 458 jiwa atau 150 KK. Mata pencaharian penduduk sekitar 50 % petani,pedagang 5 %, pegawai 15 %, dan lainnya 30 %.
kegiatan yang berbasis lingkungan telah dilaksanakan oleh masyarakat padukuhanKadirojo antara lain pengelolaan sampah, pemanfaatan lahan pekarangan, pemanenan air hujandan berbagai kegiatan lain yang mendukung pengelolaan lingkungan secara lestari.
2. Potensi Kerentanan Perubahan IklimTopografi Padukuhan Kadirojo dataran rendah, hampir tidak pernah mengalami kejadian
banjir ataupun longsor. Permasalahan yang menjadi potensi kerentanan dampak perubahan iklimadalah risiko kekeringan (penurunan muka air sumur)di musim kemarau, sehingga dapatmengurangi ketersediaan air yang diperlukan untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Curah hujanrata-rata 16,2 mm per tahun
Resiko terjadinya perubahan pola hujan yang merupakan salah satu dampak perubahaniklim juga dapat menjadi ancaman bagi kegiatan pertanian/perkebunan yang merupakan matapencaharian penduduk. Dari aspek mitigasi perubahan iklim, timbulan sampah yang awalnyatidak dikelola dengan baik merupakan salah satu sumber emisi Gas Rumah Kaca
3. Adaptasi Perubahan Iklim Pengendalian kekeringan,banjir dan longsor
- Model pemanenan air hujan dengan, kolam ikan,taman, lubang biopori dan sumur resapan. Airhujan digunakan untuk mengairi kolam ikan dantanaman serta tabungan air tanah
- Sumur resapan dan lubang resapan biopori dibeberapa ruas jalan dusun yang sudah dilengkapidengan tambahan bak kontrol sebagai penangkaptanah/pasir
- Penanaman vegetasi di pekarangan penduduk dansebagian areal persawahan dengan pohon kayu
- Perlindungan dan pengelolaan mata air denganpenanaman pohon di sekitarnya
Pengelolaan mata air
Penampungan air hujan
Biopori
Peningkatan ketahanan pangan- Pemanfaatan lahan pekarangan: menanam TOGA
(tanaman obat keluarga), sayuran dan pohonbuah-buahan
- Pengelolaan potensi lokal melalui penanaman Hutan Toga
tanaman asli daerah- Sistem pola tanam dengan sistem legowo, serta
sistem dan teknologi pengelolaan lahan danpemupukan dengan pembuatan dan peggunaanpupuk organik/ kompos
- Pengelolaan air untuk pertanian dilakukandengan sistem pengelolaan berselang
Pemanfaatan pekarangan dan warunghidup
Pengendalian penyakit terkait iklim- Pengendalian vektor penyakit dengan penerapan
PHBS, pembentukan jumantik, penaburan ikan dikolam
PHBS Kolam ikan
4. Mitigasi Perubahan Iklim Pengelolaan sampah
- Pemanfaatan dan pengolahanberbagai jenis sampah:pengomposan, kerajinan sampahplastik, kain perca, dan gerakan 3R
Pengelolaan sampah
Hemat energi dan hemat air- Penghematan penggunaan air melalui gerakan showerisasi- Efisiensi energi berupa gerakan pemasangan genteng kaca untuk penerangan rumah
5. Manfaat- Ketersediaan air di musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kegiatan
pertanian terjaga dengan baik.- Berkurangnya limbah domestik melalui penerapan pengelolaan sampah mandiri dan daur
ulang.- Vegetasi di lingkungan terjaga dan ketahanan pangan terjaga melalui sistem pertanian yang
baik dan tetap hijau intensifikasi lahan perkarangan untuk berbagai tanaman buah-buahandan sayuran
G. PADUKUHAN WONOSARI
1. Gambaran UmumPadukuhan Wonosari mempunyai luas 20 Ha, berada di Desa Bangunkerto Kecamatan Turi.
Jumlah penduduk 257 jiwa atau 82 KK dengan matapencaharian 70% petani, 5% di perkebunan, 5% pedagang dan 205 lain-lain.
Warga Wonosari telah melakukan beragam kegiatan yang berbasis lingkungan antara lainpengelolaan sampah mandiri di tingkat rumah tangga, pemanfaatan lahan pekarangan, pemanenanair hujan dan berbagai kegiatan lain yang mendukung pengelolaan lingkungan secara lestari.
2. Potensi Kerentanan Perubahan IklimTopografi Padukuhan Wonosari berupa dataran sedang hampir tidak pernah mengalami
kejadian banjir ataupun longsor. Permasalahan yang menjadi potensi kerentanan dampakperubahan iklim adalah risiko kekeringan di musim kemarau khususnya menurunnya muka airtanah, sehingga dapat mengurangi ketersediaan air yang diperlukan untuk berbagai kebutuhanmasyarakat.
Resiko terjadinya perubahan pola hujan yang merupakan salah satu dampak perubahaniklim juga dapat menjadi ancaman bagi kegiatan pertanian/perkebunan yang merupakan matapencaharian penduduk. Dari aspek mitigasi perubahan iklim, timbulan sampah yang awalnya tidakdikelola dengan baik merupakan salah satu sumber emisi Gas Rumah Kaca
3. Adaptasi Perubahan Iklim Pengendalian kekeringan, banjir dan longsor
- Model pemanenan air hujan dengan kolam ikan,taman dan sumur resapan. Air hujan digunakanuntuk mencuci, mengairi kolam ikan dantanaman serta tabungan air tanah
- Penanaman vegetasi di lahan pekaranganpenduduk dan sebagian areal persawahan
Kolam ikan
Pemanfaatan lahan
Peningkatan Ketahanan Pangan Pemanfaatan lahan pekarangan: menanam TOGA
(tanaman obat keluarga), sayuran dan pohonbuah-buahan
Pengelolaan potensi lokal melalui penanamantanaman asli daerah
Sistem dan teknologi pengelolaan lahan danpemupukan dg pembuatan dan peggunaanpupuk organik/ kompos Toga+warung hidup
Pengendalian Penyakit Terkait Iklim- Pengendalian vektor penyakit dengan penerapan
PHBS, pembentukan jumantik, penebaran ikan dikolam
Kolam
4. Mitigasi Perubahan Iklim; Pengelolaan sampah
- Pemanfaatan dan pengolahan berbagai jenissampah: pengomposan, kerajinan sampah plastik,kain perca, dan gerakan 3R di
Olah dan pilah sampah
Tutupan vegetasi- Vegatasi dipemukiman berupa salak pondoh dan
tanaman keras lainnya
Vegetasi dipemukiman
Hemat air dan energi- Memanfaatkan dan memaksimalkan pencahayaan
alami dengan genteng kaca
5. Manfaat- Ketersediaan air di musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kegiatan
pertanian terjaga dengan baik.- Berkurangnya limbah domestik melalui penerapan pengelolaan sampah mandiri- Vegetasi di lingkungan terjaga dan ketahanan pangan terjaga melalui sistem pertanian yang baik
dan tetap hijau intensifikasi lahan perkarangan untuk berbagai tanaman buah-buahan dansayuran
H. HUNTAP BANJARSARI
1. Gambaran UmumHuntap (hunian tetap) Banjarsari berada di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman, DIY. Luas Huntap 7,85 ha.. Sebagian penduduk bermata pencaharian sebagaipenambang dan peternak.
Beragam kegiatan yang berbasis lingkungan telah dilaksanakan oleh masyarakat HuntapBanjarsari antara lain pengelolaan sampah mandiri di tingkat rumah tangga, pemanfaatan lahanpekarangan, pemanenan air hujan dan berbagai kegiatan lain yang mendukung pengelolaanlingkungan secara lestari.
2. Potensi Kerentanan Perubahan IklimTopografi Huntap Banjarsari berupa dataran tinggi hampir tidak pernah mengalami
kejadian longsor ataupun banjir. Permasalahan yang menjadi potensi kerentanan dampakperubahan iklim adalah risiko kekeringan di musim kemarau, sehingga dapat mengurangiketersediaan air yang diperlukan untuk berbagai kebutuhan masyarakat.
Dari aspek mitigasi perubahan iklim, timbulan sampah yang awalnya tidak dikelola denganbaik merupakan salah satu sumber emisi Gas Rumah Kaca
3. ADAPTASI Perubahan Iklim Pengendalian kekeringan,banjir dan longsor
- Model pemanenan air hujan secara paripurnadengan kolam ikan, taman, lubang biopori dansumur resapan. Air hujan digunakan untukmencuci, mengairi kolam ikan dan tanaman sertatabungan air tanah.
- Penanaman vegetasi di area pekarangan denganpohon kayu
SPAH Kolam
Biopori
Peningkatan ketahanan pangan- Pemanfaatan lahan pekarangan: menanam TOGA
(tanaman obat keluarga), sayuran dan pohonbuah-buahan
- Pengelolaan potensi lokal melalui penanamantanaman asli daerah Toga
- Sistem dan teknologi pengelolaan lahan danpemupukan dengan pembuatan dan peggunaanpupuk organik/ kompos
- Diversifikasi pangan dari tanaman lokalWarung hidup
Pengendalian Vektor Penyakit- Pengendalian vektor penyakit melalui, penerapan
PHBS, pembentukan jumantik, pemberian ikan dikolam
Kolam PHBS
4. MITIGASI Perubahan Iklim Pengelolaan sampah dengan 3 R
- Pemanfaatan dan pengolahan berbagai jenissampah: pengomposan, kerajinan sampah plastik,kain perca, pemilahan sampah
Olah dan pilah sampah
Pengelolaan air limbah domestik dengan Ipal Komunal- Limbah ternak dialirkan ke dalam IPAL komunal
Hemat energi dan hemat air- Penghematan penggunaan air melalui gerakan showerisasi- Efisiensi energi berupa gerakan pemasangan genteng kaca
untuk penerangan rumah,
5. Manfaat- Ketersediaan air di musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kegiatan
pertanian terjaga dengan baik.- Berkurangnya limbah domestik melalui penerapan pengelolaan sampah mandiri dan daur ulang
serta pengolahan ternak dengan IPAL komunal.- Vegetasi di lingkungan desa terjaga dan ketahanan pangan terjaga melalui sistem pertanian yang
baik dan tetap hijau intensifikasi lahan perkarangan untuk berbagai tanaman buah-buahan dansayuran
I. PADUKUHAN DAWANGSARI
1. Gambaran UmumPadukuhan Dawangsari berada di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten
Sleman, DIY. Luas Padukuhan Dawangsari 30 ha, dengan penduduk sebanyak 164 KK atau 403jiwa . Sebagian penduduk bermata pencaharian sebagai petani.
Padukuhan Dawangsari telah melaksanakan beragam kegiatan yang berbasis lingkungan,pemanfaatan lahan pekarangan, pemanenan air hujan dan berbagai kegiatan lain yang mendukungpengelolaan lingkungan secara lestari.
2. Potensi Kerentanan Perubahan IklimTopografi Padukuhan Dawangsari berupa dataran tinggi hampir tidak pernah mengalami
kejadian banjir. Permasalahan yang menjadi potensi kerentanan dampak perubahan iklim adalahrisiko longsor dan kekeringan di musim kemarau, sehingga dapat mengurangi ketersediaan airyang diperlukan untuk berbagai kebutuhan masyarakat.
Selain itu risiko terjadinya perubahan pola hujan yang merupakan salah satu dampakperubahan iklim juga dapat menjadi ancaman bagi kegiatan pertanian/perkebunan yangmerupakan mata pencaharian penduduk.
3. ADAPTASI Perubahan Iklim Pengendalian kekeringan,banjir dan longsor
- Model pemanenan air hujan secara paripurnadengan, vegetasi dan embung. Air hujandigunakan untuk mengairi tanaman sertatabungan air tanah
- Pembangunan embung untuk irigasi,penyimpanan air (konservasi) dan pemeliharaanikan
- Penanaman vegetasi di sebagian besar areal hutandengan pohon kayu
Embung Hutan
Peningkatan ketahanan pangan
- Pemanfaatan lahan pekarangan: menanam sayuran danpohon buah-buahan
- Pengelolaan potensi lokal melalui penanaman tanamanasli daerah
- Sistem dan teknologi pengelolaan lahan dan pemupukandengan pembuatan dan peggunaan pupuk organik/kompos Buah-buahan
Pengendalian Vektor Penyakit- Pengendalian vektor penyakitdengan penerapan PHBS
dan membentuk jumantik
Pembersihan pekarangan
4. MITIGASI Perubahan Iklim Hemat energi dan hemat air
- Menampung air hujan di bakpenampungan untuk digunakan dimusim kemarau/bagi yangmembutuhkan
Bak penampungan air hujan
5. Manfaat- Ketersediaan air di musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kegiatan
pertanian terjaga dengan baik.- Potensi penyerapan emisi gas rumah kaca oleh tumbuhan yang sebagian besar berupa hutan- Vegetasi di lingkungan desa terjaga dan ketahanan pangan terjaga melalui sistem pertanian yang
baik dan tetap hijau intensifikasi lahan perkarangan untuk berbagai tanaman buah-buahan dansayuran