profilkliniksimagroterkkpkupang.com/assets/files/arsip/f1d0f48990c31cff5... · ii. bimbingan teknis...
TRANSCRIPT
PROFIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III KUPANG
TAHUN 2017
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas perkenaanNya
sehingga Profil Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang – Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tahun 2017 telah dapat diselesaikan. Profil ini merupakan gambaran
kondisi di wilayah kerja KKP Kelas III Kupang, pelaksanaan program kegiatan dan pencapaian
kinerja KKP Kupang selama tahun 2017.
Profil ini disusun dengan harapan dapat dijadikan sebagai salah satu media dalam
pertukaran data dan informasi umpan balik bagi Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan
RI dalam upaya pelaksanaan pencegahan dan pengendalian penyakit di Indonesia, khususnya di
pintu masuk negara.
Tim penyusun menyadari bahwa profil ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan masukan serta saran dalam rangka perbaikan ke depan, demi penyempurnaan
profil KKP Kupang di tahun selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan masukan hingga terbitnya profil ini.
Semoga profil ini bermanfaat bagi upaya pencegahan dan pengendalian penyakit pada
masyarakat , khususnya di pintu masuk negara.
Kupang, 30 Januari 2018
Kepala KKP Kupang
Daniel Supodo, ST, Dipl.Sc. MSc.PH
NIP. 196203241984031003
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... ………… i
Daftar Isi ........................................................................... ………… ii
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang .......................................................................... ……….. 1
b. Tujuan ........................................................................................ ……….. 3
c. Lingkup Kegiatan ...................................................................... ……….. 4
d. Organisasi .................................................................................. ……….. 5
BAB II. PENCAPAIAN KEGIATAN
A. SEKSI PENGENDALIAN KARANTINA DAN SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI
INDIKATOR 1 :
PELABUHAN/BANDAR UDARA / PLBDN YANG DIILAKUKAN
PENGAWASAN ALAT ANGKUT SESUAI STANDARD
KEKARANTINAAN KESEHATAN
I PENGAWASAN LALU LINTAS ALAT ANGKUT DI PELABUHAN /
BANDAR UDARA / PLBDN SESUAI STANDAR
KEKARANTINAAN KESEHATAN ………………………………………. 27
I PENGAWASAN LALU LINTAS ALAT ANGKUT ..................... …………. 27
1 Pengawasan lalu lintas Alat Angkut …………………………………... 27
1 Pengawasan Kedatangan & Keberangkatan Kapal ............... …….... 27
2 Pengawasan Kedatangan & Keberangkatan Pesawat ............ ……… 32
3 Pengawasan Kedatangan & Keberangkatan Kenderaan Roda 2
Roda 4 di PLBDN ............................................................... ………. 34
2 Pengawasan Lalu Lintas Orang …………………… ……. .......... ……….. 35
1 Pengawasan Kedatangan & Keberangkatam Penumpang Kapal …… 35
2 Pengawasan Kedatangan & Keberangkatan Penumpang Pesawat ….. 37
3 Pengawasan Kedatangan & Keberangkatan Pelintas PLBDN ……… 39
3 Pengawasan & Penerbitan Dokumen Kesehatan ............................ ………….. 40
4 Pemeriksaan & Pengawasan OMKABA ......................................... ………… 41
II. Bimbingan Teknis & Monitoring SOP Kekarantinaan Kesehatan di
Wilayah KKP Kupang .................................................................. ……….. 42
III Pertemuan workshop monev pelaksanaan simkespel
On –line kkp kupang 2017 .......................................................... 49
INDIKATOR 2.
PERSENTASE LINGKUNGAN SEHAT, AMAN, DAN TERKENDALI
DARI DARI FAKTOR RESIKO KKM DI PINTU MASUK NEGARA
1 . Kegiatan Pengamatan dan Pengendalian Vektor penular penyakit ……….. 57
INDIKATOR 3.
JUMLAH RENCANA KONTINGENSI KEDARURATAN KESEHATAN
MASYARAKAT DI PINTU MASUK DAN WILAYAH.
1 Rencana kontigensi penanggulangan kedaruratan kesehatan
Masyarakat di Pintu Masuk Negara ………………………………………….. 63
INDIKATOR 4.
PERSENTASE SINYAL KEWASPADAAN DALAM SISTEM
KEWASPADAAN DINI YANG DI RESPON
1. Surveilans Epidemiologi Ibadah Haji & Pendampingan
Vaksinasi Dan Legalisasi ICV …………………………………………… 69 2. Koordinasi Penyakit Menular Berpotensi Wabah……………………….. 84
3. Surveilans Epidemiologi Faktor Resiko Alat
Angkut Dalam Rangka Sail Sabang – Indonesia …………………… 91 4. Surveilans Epidemiologi Faktor Resiko Situs Hari Raya
( Lebaran, Natal / Tahun Baru, Samana Santa ) …………………………. 107
5. Surveilans Faktor Resiko Malaria……………………………………… 142
INDIKATOR 5.
PERSENTASE PELABUHAN / PLBD DAN BANDARA YANG
MELAKUKAN PENGUATAN KEWASPADAAN DINI
1. Jejaring Surveilans & Kemitraan………………………….. 163
2. Layanan Media Kie Penyakit Infeksi Emerging ( Pie )…………………….. 172
B. SEKSI PENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGAN...DAN
KESEHATAN LINTAS WILAYAH 177
INDIKATOR 6.
PERSENTASE WILAYAH KERJA YANG MELAKUKAN
PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU
1. Pengamatan Kepadatan Larva Aedes sp (Survey Larva)……………………… 178
2. Pengamatan Kepadatan Lalat ………………………………………………… 181
3. Pengamatan Kepadatan Tikus ………………………………………………. 181
4. Pengamatan Kecoa …………………………………………………………… 182
5. Pengamatan Kepadatan Pinjal ……………………………………………….. 184
INDIKATOR 7 :
CAKUPAN SKRINING PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA
POPULASI BERISIKO
1 Skring HIV ……………………………………………………………………. 186
2. Pertemuan Sosialisasi Program Penyakit TB Paru Dan Kusta……….……… 192
3 Pelaksanaan Pelayanan Vaksinasi Meningitis Dan Yellow Fever
Serta Penerbitan International Certificate of Vaccination (ICV). ………….` 194
INDIKATOR 8 :
PERSENTASE WILKER YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN POSBINDU
PTM dan CIDERA
1 Pelaksanaan Posbindu ……………………………………………………. 203
INDIKATOR 9 :
PERSENTASE PELABUHAN/BANDARA MEMILIKI PERATURAN KAWASAN
TANPA ROKOK (KTR)
1 Pelaksanaan Di Wilayah Kerja …………………………………………… 212
INDIKATOR 10
PERSENTASE PENGAWASAN SARANA AIR MINUM
1 Kegiatan Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih (SAB) ………………………… 220
2 Pengambilan Sampl Air ……………………………………………………….. 221
3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium …………………………………………….. 222
INDIKATOR 11
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM YANG MEMENUHI SYARAT
KESEHATAN
1 Distribusi Tempat-Tempat Umum (TTU) di wilayah kerja KKP
Kupang pada Tahun 2017 ………………………………………………….. 226
INDIKATOR 12
PERSENTASE TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN YANG
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN …………………………………….
1. Pengawasan Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) ……………….. 231
2. Pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan …………………………….. 238
INDIKATOR 13
JUMLAH WILAYAH KERJA PELABUHAN/BANDARA
YANG MENYELENGGARAKAN TATANAN KAWASAN SEHAT
1 Kegiatan Pertemuan Penguatan Jejaring Kerja Pelabuhan Sehat ……………. 244
2 Evausai Pelabuhan Sehat …………………………………………………… 246
C. SUB BAGIAN TATA USAHA
INDIKATOR 14
1. JUMLAH WIKER YANG DITINGKATKAN SARANA
& PRASARANA ……………………….. …………………………….. 249
INDIKATOR 15
1. JUMLAH SARANA & PRASARANA KANTOR INDUK YANG
DI TINGKATKAN ……………………………………………………. …. 250
INDIKATOR 16
1. KKP KUPANG MEMPEROLEH PENILAIAN SAKIP MINIMAL AA 253
BAB III KEGIATAN PENUNJANG
A. PERENCANAAN ………………………………………………........ 265
B. KEUANGAN
a. Anggaran DIPA 2017 & Realisasi ….………………………… . 269
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak ………………………………… 271
C. KEPEGAWAIAN & UMUM
a. Sumber Daya manusia …………………………………………… 272
b. Sarana & Prasarana ………………………………………………. 279
BAB IV PENUTUP ..................................................................... …….. ..… 281
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu propinsi
kepulauan di Indonesia dengan jumlah pulau mencapai 1300 pulau baik pulau besar
seperti Flores, Sumba, Timor, Kepulauan Alor maupun pulau-pulau kecil seperti
Rote, Sabu dan beberapa pulau kecil lainnya. NTT sebagai propinsi kepulauan
terdiri dari 21(dua puluh satu ) Kabupaten dan 1(satu) Kota. Pulau Rote adalah
bagian dari propinsi kepulauan di NTT yang terletak dibagian selatan wilayah
NKRI berbatasan darat dengan Negara Republik Demokratic Timor Leste ( RDTL)
dan batas laut dengan Negara Australia.
Pembangunan kesehatan di wilayah Nusa Tenggara Timur merupakan
bagian dari pembangunan kesehatan nasional. Pembangunan kesehatan di wilayah
pelabuhan sebagai pintu masuk Negara di NTT terus dikembangkan. Hal ini
menunjukkan Negara Indonesia telah berkomitmen secara internasional sebagai
bagian dari “misi global” untuk meningkatkan dan mengembangkan
pembangunan kesehatan diberbagai negara, sebagaimana yang diamanatkan oleh
International Health Regulation (IHR) Tahun 2005.
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis (UPT) berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI.
Dalam bidang pencegahan dan pengendalian penyakit , memegang peran dan fungsi
(Tupoksi) dalam mencegah keluar dan masuknya penyakit menular berpotensial
wabah ke Indonesia. Dalam melaksanakan Tupoksi tersebut, KKP berpegang
2
kepada jiwa yang terkandung pada IHR 2005 yaitu dengan tidak mengganggu
kelancaran arus perjalanan dan perdagangan internasional.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi, globalisasi perubahan
iklim dunia , semakin mudah, cepat dan lancarnya perjalanan antar negara untuk
wisata, bisnis, transportasi barang maupun perdagangan, berdampak terhadap
timbulnya masalah kesehatan masyarakat secara global. Hal ini ditandai dengan
munculnya berbagai penyakit baru ( Emerging Diseases ) seperti Mers Corona Virus
( Mers-CoV) yang disebabkan oleh virus, penyakit menular endemis yang kembali
muncul ( Re-Emerging Diseases) seperti demam berdarah, diare, ISPA, Malaria,
TBC, filariasis, cacar dan lainnya. Penyakit tersebut sangat cepat penularannya baik
lintas wilayah maupun lintas negara sehingga dapat menjadi perhatian dunia.
Dengan pertimbangan tersebut , maka menjadi dasar bagi negara-negara di dunia
untuk memberlakukan IHR di negaranya, termasuk di Indonesia. Implementasi
Pencegahan dan pengendalian penyakit PHEIC di Pintu masuk Negara
dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai Otoritas Kesehatan mempunyai tugas
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial
wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA, serta pengamanan
terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur
biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan
lintas batas darat Negara ( Permenkes 2348 Tahun 2011).
3
KKP Kupang diklasifikasikan Kelas III. Perangkat organisasi terdiri dari Sub
Bagian Tata Usaha, Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi dan
Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah. KKP Kelas
III Kupang memiliki 16 wilayah kerja yang terdiri dari dua wilayah kerja pelabuhan
udara, sebelas pelabuhan laut dan tiga pos lintas batas darat yang tersebar pada 12
Kabupaten/Kotamadya. Dari ke-16 wilayah kerja tersebut, terdapat 1 wilayah kerja
yang belum ditempati oleh petugas KKP Kelas III Kupang yaitu Wilayah Kerja
Bandara Tambolaka (Kabupaten Sumba Barat Daya).
Landasan hukum yang digunakan oleh KKP dalam melaksanakan
Tupoksinya tersebut adalah Permenkes No. 358 Tahun 2008 sebagaimana diubah
dalam Permenkes 2348 Tahun 2011 dan Kesepakatan global IHR revisi 2005 yang
telah aktif digunakan sejak 15 Juni 2007. Pemberlakuan IHR revisi ini
mengharuskan KKP untuk siap dan mampu melaksanakan tugas dengan cepat dan
tepat artinya proses penanganan tindakan kesehatan tepat sasaran tanpa
mengganggu kelancaran arus perjalanan dan perdagangan internasional. Jika
peraturan-peraturan yang telah disepakati dalam IHR 2005 tidak dipenuhi, maka
Indonesia akan dianggap tidak serius dalam menangani perkembangan penyakit
menular potensial wabah, sehingga dunia internasional dapat memberlakukan
larangan untuk berkunjung ke Indonesia (travel warning) yang pada akhirnya akan
sangat merugikan negara dan pemerintahan Indonesia.
Seksi Karantina dan Surveilans Epidemiologi yang merupakan salah satu
pelaksana dari tugas pokok dan fungsi yang ada di KKP mempunyai tugas
melaksanakan upaya kekarantinaan, Surveilans Epidemiologi dan pengawasan
OMKABA. Pada Tahun 2017 ini berbagai program telah disusun dan dilaksanakan,
4
seperti pengawasan alat angkut, pelaku perjalanan, penyakit, peningkatan sumber
daya manusia (pelatihan dan simulasi), peningkatan fasilitas penunjang. Demikian
halnya dengan seksi Pengendalian Resiko Lingkungan (PRL dan Kesehatan Lintas
Wilayah melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatan kualitas lingkungan
pelabuhan, meningkatkan kesehatan masyarakat pelabuhan di peabuhan, Bandar
udara dan PLBDN serta pengendalian vektor. Pelayanan kesehatan terbatas bagi
masyarakat di pelabuhan, Bandar udara dan perbatasan, pengendalian penyakit
menular, dan tidak menular melalui Posbindu PTM serta upaya lain. Dapat
dikatakan hampir sebagian besar program/kegiatan telah dapat dilaksanakan dengan
baik dan lancar walaupun disadari didalam pelaksanaannya masih ditemui adanya
kendala baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Buku profil KKP Kupang tahun 2017 ini memuat tentang gambaran wilayah
kerja KKP Kupang, pencapaian cakupan kegiatan KKP Kupang, serta kegiatan
dukungan teknis manajemen yang meliputi bagian umum kepegawaian dan bagian
keuangan. Pencapaian cakupan kegiatan digambarkan dalam bentuk grafik dan tabel
yang disertai dengan analisa yang bermanfaat untuk proses pengambilan kebijakan
pada tahun selanjutnya.
B. Tujuan
Tujuan diterbitkannya Buku Profil Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang tahun
2017 adalah:
1. Tujuan Umum
Memberikan informasi tentang kondisi dan kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kupang
5
2. Tujuan Khusus
- Tersajinya data dan informasi organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kupang
- Tersajinya data dan informasi mengenai wilayah kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kupang
- Tersajinya data dan informasi cakupan kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kupang
- Tersajinya data dan informasi cakupan kegiatan dukungan teknis
manajemen Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang
C. Lingkup Kegiatan
1. Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan program, pengelolaan
informasi, evaluasi, laporan, urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian,
penyelenggaraan pelatihan serta perlengkapan dan rumah tangga.
2. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan,
evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan kekarantinaan dan
surveilans epidemiologi penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru
dan penyakit yang muncul kembali, pengawasan alat angkut dan muatannya,
lalu lintas OMKABA, jejaring kerja, kemitraan, kajian serta pengembangan
teknologi dan pelatihan teknis bidang kekarantinaan surveilans epidemiologi
di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.
6
3. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas wilayah
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan,
evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pengendalian vektor dan
binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan, kesehatan
terbatas, kesehatan kerja, kesehatan matra, kesehatan haji, perpindahan
penduduk, penanggulangan bencana, vaksinasi internasional, jejaring kerja,
kemitraan, kajian dan pengembangan teknologi serta pelatihan teknis bidang
pengendalian risiko lingkungan dan upaya kesehatan di wilayah kerja
bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.
D. Organisasi
Bagan struktur organisasi KKP Kupang berdasarkan Permenkes RI No.
23448/Permenkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan N0. 356/Permenkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan.
7
1. STRUKTUR ORGANISASI KKP KELAS III KUPANG
2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BerdasarkanPermenkesNo.356/Menkes/Per/IV/2008 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Permenkes 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan
Tatakerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, tugas pokok dan fungsiKKP adalah
8
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial
wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan
terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur
biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Kupang menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan kekarantinaan
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara;
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru,
danpenyakit yang muncul kembali;
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia;
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit
yangberkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
KejadianLuar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan
matratermasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
bandara,pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan
alatkesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi
persyaratandokumen kesehatan OMKABA impor;
9
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan
bandara,pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di
bandara,pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan
surveilanskesehatan pelabuhan;
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas
BerdasarkanPermenkesNo.356/Menkes/Per/IV/2008 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Permenkes 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan
Tatakerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, susunan organisasi Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Kupang terdiri dari :
1. Kepala Kantor
2. Subbagian Tata Usaha;
3. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi;
4. Seksi Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah;
5. Instalasi;
6. Wilayah Kerja;
7. Kelompok Jabatan Fungsional
10
3 Strategi Organisasi
Strategi organisasi ditentukan melalui SWOT dengan melihat kondisi lingkungan
internal maupun eksternal. Dari berbagai kelemahan, kekuatan, ancaman dan
peluang ditetapkan berbagai strategi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang,
yaitu :
a. Meningkatkan core capacities sumber daya manusia Kantor Kesehatan
Pelabuhan untuk dapat melaksanakan tuntutan kesepakatan global dan
nasional
b. Memperkuat koordinasi dan kerjasama antar petugas di Pelabuhan serta
penggunaan tekhnologi informasi yang memadai
c. Mengembangkan tim khusus pada semua wilayah kerja di Pelabuhan
d. Mengembangkan sistem informasi kesehatan pelabuhan sebagai alat
komunikasi dan sumber informasi di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Kupang
e. Meningkatkan angaran untuk pengendalian vektor dan masalah lingkungan di
Pelabuhan
f. Mengembangkan SDM yang handal dalam mendeteksi penyakit,
perlindungan diri terhadap sumber penularan dan penanganan kasus KLB
g. Mengembangkan tekhnologi untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin
h. Menambah SDM yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan wilayah kerja
i. Menambah peralatan kesehatan dalam melaksanakan berbagai pengukuran
faktor resiko penyakit dan lingkungan/vektor
j. Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor secara terprogram dan rutin
11
k. Meningkatkan penelitian di pelabuhan untuk menilai faktor resiko, potensi
lingkungan dan masalah kesehatan lainnya.
l. Meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan PHEIC di pintu masuk
Negara dan deteksi dini
m. Meningkatkan kemampuan surveilans dan penanggulangan penyakit
n. Melakukan koordinasi, kerjasama dan promosi kesehatan dalam pengendalian
vektor dan masalah lingkungan di pelabuhan
4. Gambaran Umum KKP Kelas III Kupang
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kupang merupakan salah satu unit
pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit dilingkungan Kementerian Kesehatan RI yang berkedudukan di
Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan Permenkes No.
356/Menkes/ Per/ IV/ 2009 jo Permenkes No.2348 /Menkes/ Per/XI/2012 KKP
Kupang diklasifikasikan sebagai KKP Kelas III, dengan jumlah wilayah kerja
sebanyak 16 wilker dan yang terdiri dari 2 wilayah kerja bandara, 11 wilayah
kerja pelabuhan laut, dan 3 pos lintas batas darat, dengan jarak dari kantor induk
ke masing-masing wilayah kerja KKP Kupang adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Jarak Tempuh Dari Induk ke Wilayah KerjaKKP Kupang
Wilker Letak Jarak dari
induk
Ket
Eltari Kota Kupang 1 Km Bandar udara
Bolok Kab. Kupang 25 Km Pelabuhan laut
Tenau Kota Kupang 20 Km Pelabuhan Laut
Atapupu Kab. Belu 300 KM Pelabuhan laut
Kalabahi Kab. Alor 600 Mil Laut Pelabuhan laut
Labuan Bajo Kab. Manggarai Barat 900 Mil Laut Pelabuhan laut
12
Maumere Kab. Sikka 700 Mil Laut Pelabuhan laut
Waingapu Kab. Sumba Timur 800 Mil Laut Pelabuhan laut
Ende Kab. Ende 800 Mil Laut Pelabuhan laut
Reo Kab. Manggarai 1000 Mil Laut Pelabuhan laut
Rote Kab. Rote Ndao Pelabuhan laut
Motaain Kab. Belu 320 KM PLB darat
Metamauk Kab. Belu 375 Km PLB darat
Napan Kab. TTU 250 KM PLB darat
Lembata Kab. Lembata 650 Mil Laut Pelabuhan laut
Tambolaka Kab. Sumba Barat
Daya
900 Mil Laut Bandar udara
Sumber data : Sub.bag Tata Usaha KKP Kupang 2016
Kantor induk KKP Kelas III Kupang terletak di Jl. Adi Sucipto, Kelurahan
Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, dengan batas area kantor induk
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Rumah dinas pengadilan agama
Sebelah Selatan : Rumah Warga
Sebelah Timur : Jalan Adi Sucipto (Kawasan bandara El Tari)
Sebelah Barat : Rumah dinas pengadilan agama
13
4.1 Gambaran Wilayah Kerja
1. Pelabuhan Laut Tenau
Alamat: Jl. Yos Sudarso – Tenau,
Kec. Alak, Kupang.
Batas kantor :
Sebelah selatan : wilayah perikanan
Sebelah barat : Pelabuhan Laut
Tenau
Sebelah Utara : Jalan umum
Sebelah timur : jalan raya
Pelabuhan yang diawasi, yakni :
Pelabuhan perikanan, pelabuhan
namosain / pelra, pelabuhan teddy’s,
pelabuhan oeba.
Koordinator Wilker
Kasmad Masang
Penata Muda Tk. I, III/b
Sanitarian
Pegawai Wilker 13 orang
Hermanus Hirang Penata Muda, III/a
Arsiparis Pemula
KPAA
Nurhasana K.Koly,Amd.Kep Pengatur TK.I, II/d
Perawat Pemula
D3 Keperawatan
Dominggus Ongky Diaz
Pengatur, II/c
Sanitarian Pemula
D3 Kesling
Florensia Y.Baok,Amd.Kep Penata Muda, III/a
Perawat Pemula
D3 Keperawatan
14
Aurelius Gelu, Amd.Kep
Penata Muda / III a
JFU Perawat
D3 Keperawatan
Indriyati Samyani,Amd.Kl Pengatur Tk.I, II/d
Sanitarian Pemula
D3 Kesling
Primus Mitaran, SKM.M.Epid Penata Muda Tk.I, III /b
Sanitarian Pemula
D3 Kesling
dr. Riosna Ernawaty Sijabat Penata Muda Tk.I, III/b
Dokter
Kedokteran Umum
Yuwono
Widyatmoko,Amd.Kep
Pengatur, II/c
Perawat Pemula/ D3 Akper
Welem Riwu Tenaga sopir ambulance
2. Pelabuhan Penyeberangan Laut Bolok
Belum ada bangunan kantor sendiri
Alamat: Pelabuhan Penyeberangan
Bolok, Kec. Alak, Kupang.
Wilker bolok belum memiliki
bangunan sendiri, sehingga semua
kegiatan administrasi dilakukan di
wilker pelabuhan laut tenau.
15
Koordinator Wilker Abdullah
Entomologi Kesehatan Pemula
Penata Muda Tk. I, III/b
SMA
Markus I. Riwu, Amd.Kl Pengatur Tk.I, II/d
Sanitarian Pemula
D3 Kesling
Christo, Amd.Kep Pramubakti
D3 Keperawatan
3. Pelabuhan Laut Rote
Wilayah kerja pelabuhan laut Rote
terletak terbagi dua, yakni di
Pelabuhan Pantai Ba’a melayani
pelayaran kapal Pelni atau kapal
barang serta Pelabuhan Pantai Baru .
Jarak wilayah kerja dari kantor
induk adalah :
Koordinator Wilker
Herlyn Priscila Pay, SKM
Pegawai Wilker
2 Orang
I Made Bajera Duarsa
Pramubakti
D3 Keperawatan
16
4. Pelabuhan Laut Atapupu
Alamat: Desa Jenilu Kec. Kalkuluk
Mesak, Kab. Belu.
Jarak dari kantor induk ke wilker
pelabuhan laut atapupu adalah 300
km.
Koordinator Wilker Jorhans R.Ledoh
Penata Muda, III/a
Perawat Pelaksana lanjutan
SPK
Pegawai Wilker 3 orang( 1org dokter diperbantukan
dari wilker PLBD Mota’ain)
Nindya M. Latunussa, SKM Pramubakti
S1 Kesmas
5. Pelabuhan Laut Kalabahi
Alamat: Jl. R.E. Martadinata Kel.
Kalabahi Kota, Kec. Teluk Mutiara,
Kab. Kalabahi – Alor
Batas wilker pelabuhan kalabahi :
Sebelah Barat : Kec. Teluk Mutiara
Sebelah Timur : Kawasan pertokoan
/ rumah warga
Sebelah Utara : Kota Kalabahi
Sebelah Selatan : Teluk Mutiara
Koordinator Wilker
Soleman Oetang, SKM.
(JFU) Epidemiologi
Penata Muda Tk I / III b
S1 Kesmas
17
Pegawai Wilker
Pramubakti
2 orang
Oce Jemy Penbain
D3 Keperewatan
6 PLBDN Wini
Koordinator wilker
Terletak di Kabupaten TTU
Alamat : Jl. Miguel Lopes Wini
Kecamatan Insana Utara
Piet E Tamael, Amd. Kl
Pengatur, II/c
(JFU) Sanitarian Pemula
D3 Kesling
18
7 Pelabuhan Laut Lembata
Alamat: Jl. Trans Lembata RT 025,
RW 009, Kel. Lewoleba Utara, Kec.
Nubatukan, Kab. Lembata.
Cakupan wilayah kerja di wilker
pelabuhan laut lembata:
1. Bandara Wunopito
2. Pel. Penyeberangan Ferry
Waijarang.
Koordinator Wilker
Armiyati Zainun, AMAK
( JFU Pranata Lab Kes )
D3 Analis Kesehatan
Pegawai Wilker
2 orang
Pramubakti
Dennys
Perawat Ners
S1 Keperawatan
8. Pelabuhan Laut Maumere
Alamat : Jl. Pelabuhan No.1 –
Maumere
Cakupan willayah kerja dari wilker
pelabuhan laut maumere adalah
Pelabuhan L. Say, Pelabuhan Laut
Wuring yang merupakan pelabuhan
nelayan, pelabuhan laut larantuka
dan pelabuhan penyebarang fery di
larantuka.
19
Koordinator Wilker Wendelinus Tesen,Amd.Kep
Penata Muda Tk.I, III/b
Epid Kes Pelaksana Lanjutan
S1 Kesmas
Pegawai Wilker 3 orang (1 pegawai bekerja di pos
pelabuhan laut larantuka)
Maria Dua kesik,Amd.Kl
Penata Muda, III/a
(JFU) Sanitarian Pemula
D3 Kesling
Renildis B.Duga,Amd.Kl
Penata Muda, III/a
(JFU) Sanitarian Pemula
D3 Kesling
9. Pelabuhan Laut Ende
Alamat: Jl. Adi Sucipto, Kel.
Tetandara, Kec. Ende Selatan, Kab.
Ende.
Batas wilker pelabuhan laut ende:
Sebelah Barat: Taman Rendo
Sebelah Timur: Kompleks pertokoan
Sebelah Utara: Kompleks pertokoan
Sebelah Selatan: Laut Sawu
Koordinator Wilker Maria Ina Kean, Amd.Kep
Penata Muda, III/a
( JFU ) Perawat Pemula
D3 Keperawatan
Pegawai Wilker 2 orang
20
10. Pelabuhan Laut Reo
Alamat: Kec. Reok, Kab.
Manggarai.
Jarak dari kantor induk : 1000 mil,
ditempuh menggunakan kapal laut
52 jam, menggunakan pesawat 1 jam
disambung dengan perjalanan darat
(menggunakan bus / travel) 2 jam.
Koordinator Wilker Reo
Siti Nafisah Pengatur TK.I, II/d
Perawat Pemula
D3 Keperawatan
Pegawai Wilker
Pramubakti
2 orang
Abdullah Hamid
D3 – Keperawatan
11. Pelabuhan Laut Labuan Bajo
Alamat: Pelabuhan Laut labuan Bajo.
secara geografis terletak pada posisi 08
– 29’ – 46 “ LS – 119 – 53’ – 08,07”
BT, dengan Batas Wilker sbb :
Cakupan wilayah kerja di pelabuhan
laut labuan bajo, yakni pelabuhan laut
labuan bajo, pelabuhan ASDP, dan
bandar udara komodo.
Koordinator Wilker Marsel Elias
Penata Muda Tk.I, III/b
Sanitarian Pelaksana Lanjutan
D1/SPPH
21
Pegawai Wilker 3 orang
Efraim F. Djanggu Penata Muda / III a
(JFU Sanitarian )
S1 Kesmas
Johannes Dhura Jhuhura
12. Pelabuhan Laut Waingapu
Alamat: di Jl. Nangamesi Komplex
Pelabuhan Nusantara I, Kel. Hambala,
Kec.Kota Waingapu, Kab. Sumba Timur.
Luas gedung kantor : 40 m2
Luas Tanah : 448 m2
Status Tanah : Sewa Pakai
Koordinator Wilker Indri W. Misnadin, SKM
Penata Muda, III/a
(JFU) Epidemiolog
S1 Kesmas
Pegawai Wilker 2 orang
Syahmir S. Syahgran Amd.Kep
Pramubakti
D3 Keperawatan
22
13. Bandar Udara El Tari
Wilayah kerja Bandar Udara El Tari –
Kupang, berada di Bandara El-tari
Kupang Kelurahan Penfui Kota Kupang.
Koordinator Wilker Dr Fany Angelina Djubida
Penata Muda Tk I / III b
S1 Kedokteran Umum
Pegawai Wilker
12 orang
Kristina Wora ,
Amd.Kep
Pengatur tingkat I / IId
Perawat Pemula
D3 Keperawatan
Lasarus Tao, SKM
Penata Tk I/ III d
Sanitarian Pelaksana
S1 Kesmas
Lilik Dwi Puji Arianti Amd.Kep
Pengatur Tk.I/ IId
Perawat Pemula
D3 Keperawatan
Marthen N Tameon,
Amd.KI
Pengatur, II/c
( JFU) Sanitarian Pemula
D3 Kesling
Eny Maria Wati, AMd. Kl
Yosepin Rani Reberu
Pius Bari Ritan
Pengatur Tk I / II d
( JFU ) Sanitarian Pemula
D3 Kesling
Pramubakti
D3 Keperawatan
Pramubakti
D3 Keperawatan
23
Kristoforus Badjo
Agustinus Amdani
Pramubakti
D3 Keperawatan
Pramubakti
D3 - Keperawatan
14. Pos Lintas Batas Darat Metamauk
Alamat: Perbatasan Negara, Kab.
Malaka.
Batas PLBD Metamauk :
Sebelah timur: RDTL Timor Leste
Sebelah selatan: Laut Timor
Sebelah barat: Dusun Metamauk
Sebelah utara: Desa Alas Selatan
Koordinator Wilker Elisabet Rosari Mii Son, SKM
Penata Muda, III/a
Epidemiolog
S1 Kesmas
Pegawai Wilker 2 orang
Dedy Nakmofa, S.Kep Ners
Pramubakti
S1 Keperawatan
24
15. Pos Lintas Batas Darat Mota’ain
Wilayah kerja PLBD Motaain
terletak di Kec. Tasifeto Timur, Kab.
Belu yang berbatasan langsung
dengan negara RDTL. Batas
wilayah, yakni :
1. Sebelah utara: Desa Silawan
2. Sebelah barat: Kec. Kakuluk
Mesak
3. Sebelah timur: Kec. Lasiolat
4. Sebelah selatan: Kec. Tasbar
Koordinator Wilker
Boby Y.Tuka, SKM
Penata Muda, III/a
Epidemiolog
S1 Kesmas
Pegawai Wilker 4 orang
Kautsari Meitia,Amd.Kl
Pengatur Tk.I, II/d
Sanitarian Pemula
D3 Kesling
Fitri Musalamah,Amd.Kep
Pengatur Tk.I, II/d
Perawat Pemula
D3 Keperawatan
dr. Ewalda E. Ratrigis
Penata Muda Tk.I, III/b
Dokter
S1 Kedokteran Umum
25
16. Pos Lintas Batas Darat Napan
Alamat: Perbatasan negara, Kec. Bikomi
Utara, Kab. Timor Tengah Utara.
Batas wilayah Napan :
1. Sebelah utara: Kec. Miomafo Timur
dan Distrik Oecussi RDTL
2. Sebelah selatan: Kec. Bikomi Utara
3. Sebelah timur: Kec. Miomaffo Timur
4. Sebelah barat: Distrik Oecussi RDTL
Koordinator Wilker Agustina Siki, Amd.Kep
Pengatur, II/c
Perawat Pemula
D3 Keperawatan
Pegawai Wilker
2 orang
Adhy Richard, Amd,Kep
Pramubakti
26
BAB II
PENCAPAIAN INDIKATOR KEGIATAN
Rencana Strategis ( Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 -2019 adalah
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
kesehatan dalam kurun waktu 2015-2019. Rencana pembangunan kesehatan
merupakan dokumen negara yang berisi upaya-upaya pembangunan kesehatan yang
dijabarkan dalam bentuk program / kegiatan, indikator, target, sampai dengan
kerangka pendanaan dan kerangka regulasinya.
Sesuai dengan tujuan Kementerian Kesehatan, Tujuan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Kupang adalah mewujudkan pelabuhan, PLBD dan bandara
sehat melalui upaya pencegahan masuk dan keluarnya penyakit potensial
wabah/PHEIC serta pengendalian faktor risiko penyakit yang disebabkan oleh alat
angkut dan faktor lingkungan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang berada di pelabuhan, PLBD dan bandara .melalui sasaran program kegiatan
yang di susun dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP Kelas III Kupang yang
dituangkan dalam indikator kinerja kegiatan pada masing-masing seksi .
Gambaran Hasil pencapaian pelaksanaan program kegiatan pada masing-masing
Seksi yang ada di KKP Kelas III Kupang pada tahun 2017 sebagai berikut .
A Seksi Pengendalian Karantina & Surveilans Epidemiologi
Seksi Pengendalian Karantina &Surveilans Epidemiologi adalah salah satu
pelaksana dari tugas pokok dan fungsi yang ada di KKP, mempunyai tugas
melaksanakan upaya kekarantinaan, Surveilans Epidemiologi dan pengawasan
OMKABA. Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan
27
Pelabuhan Kupang dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK), terdapat 5 ( lima ) indikator
kinerja, yaitu ;
1. Pelabuhan / Bandar udara/ PLBDN yang dilakukan pengawasan alat angkut
sesuai standar kekarantinaan kesehatan
2 Persentase lingkungan sehat, aman dan terkendali dari factor resiko KKM di
pintu masuk negara
3. Jumlah rencana kontyensi kedaruratan kesehatan masyarakat (KKM) dipintu
masuk dan wilayah
4. Persentase sinyal kewaspadaan dalam sistem kewaspadaan dini yang direspon
5. Persentase pelabuhan / bandara/ PLBDN yang melakukan penguatan
kewaspadaan dini
Hasil pencapaian target dalam pelaksanaan kegiatan di seksi Pengendalian
Karantina Dan Surveikans Epidemiologi tahun 2017 dapat dilihat pada cakupan
beberapa Indikator Kinerja sesuai dengan Tapkin 2017 , antara lain :
INDIKATOR 1 :
PELABUHAN /BANDAR UDARA/ PLBDN YANG DILAKUKAN
PENGAWASAN ALAT ANGKUT SESUAI STANDAR
KEKARANTINAAN KESEHATAN
I PENGAWASAN LALU LINTAS ALAT ANGKUT DI PELABUHAN/
BANDARA / PLBDN SESUAI STANDAR KEKARANTINAAN
1 Pengawasan Lalu Lintas Alat Angkut
1. Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Kapal
Pengawasan alat angkut kapal pada KKP Kupang meliputi 11 wilayah kerja
(Wilker) yaitu: Pelabuhan Tenau, Pelabuhan Bolok, Pelabuhan Atapupu,
Pelabuhan Kalabahi, Pelabuhan Labuan Bajo, Pelabuhan Waingapu,
28
Tambolaka (Pelabuhan Waikelo), Pelabuhan Ende, Pelabuhan Maumere,
Pelabuhan Lembata, Pelabuhan Rote (Pantai Baru dan Ba’a), Pelabuhan Laut
Reo dan Pelabuhan Laut Wini.
a) Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Dalam Negeri
Grafik 1. Distribusi Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Dalam Negeri di
Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 1 diketahui bahwa total kedatangan dan keberangkatan kapal
dalam negeri selama tahun 2017 sebanyak 34.231 kapal. Distribusi kedatangan dan
keberangkatan kapal dalam negeri tertinggi di wilayah kerja pelabuhan laut Tenau,
yakni 7.718 kapal (22,5% ), disusul wilayah kerja pelabuhan laut Labuan Bajo
yakni 6.581 kapal (19,2%) dan terendah di wilayah kerja pelabuhan laut Wini yakni
199 kapal (0,05 %). Tingginya jumlah kedatangan dan keberangkatan kapal dalam
negeri di wilayah kerja pelabuhan laut Tenau disebabkan oleh semakin
LabuanBajo
Rote Kalabahi Atapupu Reo Tenau Bolok Maumere Ende Lembata WaingapuTambolak
aWini
Datang 3556 1061 912 401 651 3743 992 2486 649 1330 1039 361 101
Berangkat 3025 1061 912 373 650 3975 992 2489 642 1330 1039 363 98
Total 6581 2122 1824 774 1301 7718 1984 4975 1291 2660 2078 724 199
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
29
meningkatnya mobilisasi orang yang berdatangan ke Kota Kupang sebagai ibukota
propinsi NTT.
Grafik 2. Distribusi Kedatangan Kapal Dalam Negeri per Bulan di Wilayah Kerja
KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 2 diketahui bahwa kedatangan kapal dalam negeri mengalami
fluktasi setiap bulan. Kedatangan kapal dalam negeri tertinggi di bulan Agustus,
yakni 1.958 kapal dan terendah di bulan Februari dan Januari masing-masing 938
dan 905 kapal. Hal ini dikarenakan faktor cuaca yakni ombak dan angin laut yang
tinggi, sehingga banyak kapal yang tidak dapat melakukan pelayaran. Jumlah
keberangkatan kapal dalam negeri dapat dilihat pada grafik berikut :
LabuanBajo
Rote Kalabahi Atapupu Reo Tenau Bolok Maumere Ende Lembata Waingapu Tambolaka Wini
Jan 254 54 40 23 51 146 60 87 33 124 66 0 0
Feb 257 51 51 22 39 142 51 101 29 94 68 0 0
Mar 254 67 84 41 44 250 70 191 53 144 74 0 0
Apr 286 103 87 33 52 350 75 162 33 112 77 18 0
Mei 561 101 89 23 54 372 79 170 53 121 85 44 11
Jun 302 76 73 33 48 263 76 102 44 97 61 38 12
Jul 312 104 85 45 66 272 96 214 47 127 98 57 18
Agt 379 119 82 59 65 356 100 420 65 130 127 46 10
Sept 268 108 93 52 60 357 84 308 73 128 107 24 13
Okt 327 116 88 34 75 478 100 291 76 123 100 40 13
Nov 195 77 90 23 51 433 98 229 70 89 96 40 17
Des 161 85 50 13 46 324 103 211 73 41 80 54 7
0
100
200
300
400
500
600
30
Grafik 3. Distribusi Keberangkatan Kapal Dalam Negeri per Bulan di Wilayah
Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 3 diketahui bahwa keberangkatan kapal dalam negeri mengalami
fluktasi setiap bulan. Keberangkatan kapal dalam negeri tertinggi di bulan Agustus,
yakni 1.981 kapal dan terendah di bulan Januari dan Februari, masing-masing 932
dan 900 kapal. Hal ini dikarenakan faktor cuaca sehingga banyak kapal yang tidak
dapat melakukan pelayaran.
LabuanBajo
Rote Kalabahi Atapupu Reo Tenau BolokMaumer
eEnde Lembata
Waingapu
Tambolaka
Wini
Jan 254 54 40 17 49 146 60 87 32 124 69 0 0
Feb 254 51 51 20 39 144 51 101 28 94 67 0 0
Mar 254 67 84 35 44 267 70 191 53 144 71 0 0
Apr 286 103 87 29 52 351 75 162 32 112 80 18 0
Mei 555 101 89 17 54 378 79 170 52 121 88 44 11
Jun 302 76 73 32 48 267 76 102 44 97 56 38 12
Jul 312 104 85 45 66 344 96 205 47 127 98 59 18
Agt 379 119 82 60 65 383 100 418 62 130 127 46 10
Sept 268 108 93 44 61 383 84 299 73 128 107 24 13
Okt 0 116 88 42 75 522 100 291 76 123 100 40 13
Nov 0 77 90 15 51 458 98 245 70 89 96 40 14
Des 161 85 50 17 46 332 103 218 73 41 80 54 7
0
100
200
300
400
500
600
31
b) Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Luar Negeri
Grafik 4. Distribusi Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Luar Negeri
Berdasarkan Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 4, kedatangan dan keberangkatan kapal luar negeri tertinggi
di wilayah kerja pelabuhan laut Tenau, yakni 142 kapal ( 69,6 % ), disusul
wilayah kerja pelabuhan laut Atapupu yakni 27 kapal ( 13,2 %), pelabuhan laut
Labuan Bajo yakni 16 kapal ( 7,8 %). Meskipun jumlah kedatangan dan
keberangkatan kapal dari dan ke luar negeri di wilayah kerja pelabuhan laut
Labuan Bajo sedikit, namun arus kedatangan dan keberangkatan kapal
berbendera luar negeri cukup tinggi, hanya saja asal kedatangan dan tujuan
keberangkatan kapal tersebut berasal dari dalam negeri. Tingginya jumlah arus
lalu lintas kapal dari dan ke luar negeri di pelabuhan laut Tenau dikarenakan
adanya kegiatan tahunan yakni SAIL Indonesia, dimana kedatangan kapal
sebagian besar dari Darwin. Sedangkan di wilayah kerja pelabuhan laut
Atapupu, mobilisasi kapal datang dan berangkat dari negara Timor Leste.
LabuanBajo
Rote KalabahiAtapup
uReo Tenau Bolok
Maumere
EndeLembat
aWainga
puTambol
akaWini
Datang 13 0 2 2 0 111 0 4 0 0 1 0 5
Berangkat 3 0 1 25 0 31 0 0 0 0 0 0 6
0
20
40
60
80
100
120
32
Grafik 5. Distribusi Kedatangan Alat Angkut Dalam Karantina Berdasarkan
Asal Negara di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 5., negara asal kedatangan alat angkut dalam karantina
terbanyak dari negara Australia yakni 78 alat angkut ( 53,4 %) disusul dari negara
Timor Leste sebanyak 32 alat angkut (22 %).
2. Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat
a) Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat Dalam Negeri
Grafik 6. Distribusi Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat Dalam Negeri per
Bulan di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
AustraliaTimorLeste
China NoumeaPapuaNew
GuineaMalaysia Singapura Sweden
SouthKorea
Kapal 66 30 8 1 11 2 3 1 1
Pesawat 12 2 1 5 3
0
10
20
30
40
50
60
70
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Datang 1039 825 1030 1030 1030 1063 1050 1029 1050 1055 1055 1178
Berangkat 1032 830 1032 1032 1023 1065 1050 1029 1050 1063 1043 1154
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
33
Berdasarkan grafik 6, jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat tertinggi di
bulan Desember, yakni 2.332 pesawat, dan jumlah kedatangan dan keberangkatan
pesawat terendah di bulan Februari yakni 1.655 pesawat. Tingginya arus lalu lintas
pesawat di bulan Desember disebabkan arus mudik Natal dan Tahun Baru sedangkan
di bulan Februari jumlah arus lalu lintas pesawat rendah karena faktor cuaca yang
kurang baik untuk melakukan penerbangan.
b) Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat Luar Negeri
Grafik 7. Distribusi Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat Luar Negeri
per Bulan di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 7, terlihat bahwa jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat
dari dan menuju luar negeri tertinggi di bulan Desember yaitu sebanyak 18 pesawat
( 26,9 %).
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Datang 3 4 3 3 3 2 2 2 0 3 0 9
Berangkat 3 4 2 2 3 0 2 4 1 3 0 9
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
34
3. Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Kendaraan Roda 2 / Roda 4 di
Pos Lintas Batas Darat Negara
Grafik 8. Distribusi Kendaraan Roda 4 atau Lebih yang Masuk dan Keluar Melalui
Perbatasan di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 8, jumlah arus lalu lintas kendaraan roda 4 atau lebih di
daerah perbatasan tertinggi di PLBD Mota’ain yakni 11.682 kendaraan
( 56,5 % ) dan terendah di PLBD Napan yakni 1.402 kendaraan ( 6,8 % ).
Grafik 9. Distribusi Kendaraan Roda 4 atau Lebih yang Masuk Melalui Perbatasan
per Bulan di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Motaain Metamauk Wini Napan
Datang 4496 771 2902 686
Berangkat 7186 793 3136 716
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Motaain 156 307 291 350 266 305 407 323 315 233 309 1234
Metamauk 71 59 62 53 57 64 39 66 69 84 81 66
Wini 0 0 296 289 120 216 326 229 338 402 347 339
Napan 55 64 45 63 65 53 33 53 64 64 72 55
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
35
Berdasarkan grafik 9, dapat dilihat bahwa arus datangnya kendaraan tertinggi
terjadi di bulan Desember dengan total sebanyak 1.694 kendaraan ( 19,1 % ) dan
terendah di bulan Januari sebanyak 282 kendaraan ( 3,2 % ).
Grafik 10. Distribusi Kendaraan Roda4 atau Lebih yang Keluar Melalui
Perbatasan per Bulan di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 10, dapat dilihat bahwa arus keberangkatan kendaraan
tertinggi terjadi di bulan Desember dengan total sebanyak 1.623 kendaraan (
13,7 % ) dan terendah di bulan Februari sebanyak 615 kendaraan ( 5,2 % ).
2. Pengawasan Lalu Lintas Orang
1. Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Kapal
a) Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Kapal Dalam
Negeri
Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang daerahnya terdiri dari banyak pulau.Hal ini mengakibatkan
arus lalu lintas penumpang lebih banyak menggunakan kapal, baik itu kapal
penumpang maupun kapal penyeberangan.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Motaain 539 498 600 432 531 434 262 841 543 715 639 1152
Metamauk 71 59 54 57 64 58 36 79 78 92 78 67
Wini 0 0 427 438 130 245 324 205 338 402 281 346
Napan 43 58 42 71 76 54 33 64 76 76 65 58
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
36
Distribusi kedatangan dan keberangkatan penumpang dalam negeri dapat
dilihat pada grafik berikut:
Grafik 11. Distribusi Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Kapal
Dalam Negeri di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 11, kedatangan dan keberangkatan penumpang dalam negeri
tertinggi di wilayah kerja pelabuhan laut Tenau, yakni 400.572 penumpang (
24 % ) dan terendah di wilayah kerja pelabuhan laut Wini yakni 395 penumpang (
0,02 % ).
b) Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Kapal Luar Negeri
Provinsi NTT merupakan salah satu tujuan wisata internasional dikarenakan
provinsi ini memiliki beraneka ragam pulau yang indah dengan berbagai macam
karateristik budaya yang berbeda-beda di setiap pulau dan kabupaten.Hal ini
berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara semakin meningkat,
tidak hanya untuk berwisata namun juga untuk berinvestasi.
LabuanBajo
Rote Kalabahi Atapupu Reo Tenau Bolok Maumere Ende Lembata WaingapuTambolak
aWini
Datang 103186 110166 22562 338 8135 286841 123528 88541 32658 48284 36787 6303 175
Berangkat 111284 101091 19937 160 6893 113731 155791 143957 37375 43920 57958 6956 220
Total 214,470 211,257 42,499 498 15,028 400,572 279,319 232,498 70,033 92,204 94,745 13,259 395
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
450000
37
Distribusi kedatangan dan keberangkatan penumpang luar negeri di wilayah kerja
KKP Kupang dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 12. Distribusi Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Kapal
Luar Negeri di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 12, arus mobilisasi penumpang luar negeri yang menggunakan
alat angkut kapal terbanyak di wilayah kerja pelabuhan laut Waingapu yakni 609
orang dan di wilayah kerja pelabuhan laut Tenau sebanyak 248 orang.
Berdasarkan laporan pengawasan dan pemeriksaan petugas di wilayah kerja
pelabuhan laut Labuan Bajo dan Tenau, semua penumpang dalam keadaan sehat
dan tidak menderita penyakit PHEIC.
2. Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Pesawat
a) Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Pesawat
Dalam Negeri
Jumlah penumpang pesawat domestik tertinggi di bulan Juli yakni sebanyak
189.500 orang (9,4 %), dan terendah di bulan Februari yakni 128.320 orang
(6,3 %). Tingginya jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang di
bulan Juli disebabkan adanya musim libur panjang.
Kalabahi Tenau Waingapu
Datang 105 154 609
Berangkat 0 94 0
Total 105 248 609
0100200300400500600700
38
Sedangkan di bulan Februari jumlah arus mobilisasi penumpang rendah
dikarenakan jumlah arus mobilisasi pesawat juga rendah akibat faktor cuaca,
berikut pada grafik 13 dapat dilihat Distribusi Kedatangan dan Keberangkatan
Penumpang Pesawat Dalam Negeri per bulan di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017.
Grafik 13. Distribusi Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Pesawat Dalam
Negeri per bulan di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber : Data Simkespel,2017
Grafik 14. Distribusi Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Pesawat
Luar Negeri per bulan di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel, 2017
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Datang 79200 64020 78900 78900 79224 87756 98750 89500 89500 90850 86450 86790
Berangkat 79500 64300 79200 79200 79500 88750 90750 90750 91150 92050 90236 88750
Total 158700 128320 158100 158100 158724 176506 189500 180250 180650 182900 176686 175540
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
180000
200000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Datang 0 3 0 0 6 6 0 0 0 3 0 140
Berangkat 0 3 0 0 4 0 0 0 0 1 0 159
Total 0 6 0 0 10 6 0 0 0 4 0 299
0
50
100
150
200
250
300
350
39
Berdasarkan grafik 14, jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang pesawat
luar negeri terbanyak di bulan Desember yakni sebanyak 299 orang.
3. Pengawasan Kedatangan dan Keberangkatan Pelintas PLBD
Grafik 15. Distribusi Kunjungan Pelintas di Wilayah Kerja
KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 15, jumlah pelintas yang masuk dan keluar melalui PLBD di
wilayah kerja KKP Kupang tertinggi di PLBD Motaain yakni 138.183 orang (70
%) dan terendah di PLBD Napan yakni sebanyak 12.086 orang (6,1%).
4. Pengawasan Anak Buah Kapal
Selain pengawasan kepada penumpang kapal dan pesawat, perlu juga dilakukan
pengawasan terhadap anak buah kapal dan crew pesawat dalam dan luar negeri.
Pengawasan ABK dan crew pesawat di wilayah kerja KKP Kupang dapat dilihat
pada grafik berikut :
Motaain Metamauk Wini Napan
Datang 67764 9933 13692 5692
Berangkat 70419 10188 13283 6394
Total 138183 20121 26975 12086
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
40
Grafik 16. Jumlah Anak Buah Kapal di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
Berdasarkan grafik 16, jumlah ABK dalam negeri lebih tinggi dibandingkan
ABK dari luar negeri, karena jumlah arus lalu lintas kapal dari luar negeri lebih
sedikit dibandingkan kapal dalam negeri.
3. Pengawasan dan Penerbitan Dokumen Kesehatan
Berdasarkan undangundang karantina (UU Nomor 1 dan Nomor 2 Tahun 1962
Tentang Karantina Laut dan Udara) dan peraturan kesehatan internasional (IHR
2005) diwajibkan agar setiap kapal/pesawat agar memiliki dokumen kesehatan.
Dokumen kesehatan yang dimaksudkan antara lain Maritim Declaration of
Health (MDH)/General Declaration (Gendec), Buku Kesehatan kapal/Pesawat,
Sertifikat Sanitasi kapal/Pesawat (SSCC/SSCEC), Certificate of Pratique
(COP), Surat Ijin Berlayar Karantina Kesehatan (SIBKK/Porth Healt
Quarantine Clearance) dan International Certificate of Vaccination (ICV).
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka setelah tindakan
pengawasan/pemeriksaan, terhadap alat angkut maupun orang diterbitkan
dokumen kesehatan yang dimaksud sebagai alat pantau/bukti bahwa alat
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
ABK
Dalam Negeri
Luar Negeri
41
angkut/orang tersebut telah diberikan ijin untuk melakukan aktivitas serta boleh
melanjutkan perjalanan.
Grafik 17. Distribusi Penggunaan Dokumen Kesehatan di Wilayah Kerja
KKP Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
4 Pemeriksaan dan Pengawasan OMKABA
Selama tahun 2017, pemeriksaan dan pengawasan OMKABA dilakukan di 5
wilayah kerja yakni pelabuhan laut Labuan Bajo, pelabuhan laut Tenau,
pelabuhan laut Ende, PLBD Motaain dan PLBD Metamauk. Distribusi
pemeriksaan dan pengawasan OMKABA tahun 2017 yakni :
Grafik 18. Distribusi Pemeriksaan OMKABA di Wilayah Kerja KKP
Kupang Tahun 2017
Sumber: Data Simkespel,2017
PHQC COPSSCE
CSSCC
BukuKesehatan
SIAOS
SIAJ SP3KGend
ecSilt
BumilSilt
BayiICV
SiltOS
Total Penggunaan 16745 138 891 0 566 405 433 509 39 819 172 456 486
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
0
100
200
300
400
500
600
700
Obat-obatan Makanan/minuman Kosmetika
Tdk Kadaluarsa
Kadaluarsa
42
II BIMBINGAN TEKNIS & MONITORING STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP) KEKARANTINAAN KESEHATAAN KE WILAYAH
KERJA KKP KUPANG
Bimbingan Teknis (Bimtek) merupakan kegiatan pelatihan dan pengembangan
pengetahuan serta kemampuan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi oleh setiap individu maupun institusi. Sehingga dengan adanya
Bimtek diharapkan setiap individu dan institusi tertentu dapat mengambil manfaat
dengan berorientasi pada kinerja. Semakin tingginya tingkat kompetensi
(pengetahuan dan keterampilan) yang diinginkan maka pengembangan SDM dan
Bimtek menjadi sebuah kebutuhan penting untuk individu maupun institusi.
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan
prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja
dengan biaya yang serendah-rendahnya. Manfaat dengan adanya SOP yaitu:
sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan
yang menjadi tugasnya, mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin
dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas, meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual pegawai dan
organisasi secara keseluruhan, membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak
tergantung pada intervensi manajemen, sehinngga akan mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari, meningkatkan akuntabilitas
pelaksanaan tugas, menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan
pegawai cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta mampu mengevaluasi usaha
yang telah dilakukan, memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan
pemerintahan dapat berlangsung dalam berbagai situasi, memberikan informasi
43
mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai dalam
melaksanakan tugasnya, memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi
pegawai, memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Bimtek SOP Kekarantinaan Kesehatan adalah suatu kegiatan peningkatan
pengetahuan serta kemampuan (Kompetensi) petugas KKP dalam melaksanakan
upaya deteksi dini dan respon terhadap ancaman dan bahaya penularan penyakit
dan faktor risiko gangguan kesehatan yang masuk dan atau keluar melalui
pelabuhan, bandara dan lintas batas negara. Bimtek dan monev SOP Kekarantinaan
dilakukan sekaligus untuk mengukur kinerja pegawai dan institusi KKP Kupang
dalam memenuhi target dan tugas yang ditetapkan yaitu meningkatnya Persentase
Alat Angkut Yang Memenuhi Standart Kekarantinaan Kesehatan.
Tujuan Umum
Tujuan Bimtek dan Monev SOP Kekarantinaan Kesehatan adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan SOP
Kekarantinaan Kesehatan Sekaligus mengukur Kemampuan Wilayah Kerja
Sesuai Kinerja Yang Ditetapkan KKP Kupang Tahun 2017.
Tujuan Khusus.
1. Dievaluasinya Penerapan SOP Kekarantinaan Kesehatan di Wilayah Kerja
KKP Kupang Tahun 2017.
2. Dievaluasinya penerapan SIMKESPEL di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017.
3. Dievaluasinya penerapan SIMPONI di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun
2017.
44
4. Dievaluasinya Penerapan PP 21 Tahun 2013 Tentang PNBP di Wilayah Kerja
KKP Kupang Tahun 2017.
5. Dievaluasinyan Kinerja Wilayah Kerja Dalam Penerapan SOP Kekarantinaan
Kesehatan di KKP Kupang Tahun 2017.
6. Teridentifikasinya Masalah Dalam Pelaksanaan SOP Kekarantinaan
Kesehatan di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017.
7. Teridentifikasinya Pemecahan Masalah dan Tindak Lanjut Dalam
Pelaksanaan SOP Kekarantinaan Kesehatan di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017.
Kegiatan Yang Akan Dilakukan:
- Evaluasi Penerapan SOP Kekarantinaan Kesehatan di Wilker KKP Kupang
Tahun 2017.
- Evaluasi Penerapan SIMKESPEL di Wilker KKP Kupang Tahun 2017.
- Evaluasi Penerapan SIMPONI di Wilker KKP Kupang Tahun 2017.
- Evaluasi Penerapan PP 21 Tahun 2013 Tentang PNBP di Wilker KKP
Kupang Tahun 2017.
- Evaluasi Kinerja Wilker Dalam Penerapan SOP Kekarantinaan Kesehatan di
Wilker KKP Kupang Tahun 2017.
- Identifikasi permasalahan dan rencana tindak lanjut atas penerapan SOP
Kekarantinaan Kesehatan, SIMKESPEL, SIMPONI dan PP 21 Tahun 2013
Tentang PNBP di Wilker KKP Kupang Tahun 2017.
45
Lokasi. kegiatan:
- Di PLBN Sebanyak 3 Lokasi, Yaitu: PLBN Metamauk, PLBN Mota’ain,
PLBN Napan (Termasuk Pos PLBN Wini)
- Di Pelabuhan Laut Sebanyak 9 Lokasi Yaitu: Tenau, Bolok, Labuan Bajo,
Reo, Ende, Maumere, Lembata, Kalabahi, Atapupu, Waingapu dan Rote.
- Di Bandara 2 Lokasi, Yaitu : Pos Bandara El Tari Kupang, Wilker Bandar
Udara Tambolaka
Waktu Pelaksanaan
Bimtek SOP Kekarantinaan Kesehatan dilakukan pada:
No Wilayah
Kerja
Waktu Petugas Peserta
Bimtek
1. Tenau 30 Oktober 2017 - Bernadinus Darma
- Dominggus Lenda
- Junita Manik
- Ludgeria Beo
10
2. Bolok 30 Oktober 2017 - Bernadinus Darma
- Dominggus Lenda
- Junita Manik
- Ludgeria Beo
2
3. Pos Bandara
El Tari
31 Oktober 2017 - Dominggus Lenda
- Olivia Tandibunna
- Ludgeria Beo
10
4. Kalabahi 7-10 Juni 2017 - Olivia Tandibunna 2
5. Labuan Bajo 27 – 30 Mei 2017 - Hengky Y. Jezua
- Bernadinus Darma
3
6. Maumere 8 – 11 Juni 2017 - Bernhard Kedoh 3
7. Ba’a – Rote 5 – 8 Juni 2017 - Yanse H. Oematan 3
8. Lembata 12 – 15 Juni 2017 - Neltji M. Dere 2
9. Waingapu 7 – 10 Juni 2017 - Sarwiningsih 2
10. Ende 4 - 7 Juni 2017 - Ludgeria Beo 2
11. PLBN
Metamauk
25 – 28 Juli 2017 - Aurelius Gelu 3
12. Reo 7 – 10 Juni 2017 - Primus Mitaran 2
13. Atapupu 5 – 8 Juli 2017 - Dominggus Lenda 3
14. Mota’ain 3 – 6 Des 2017 - Bernadinus Darma
- Dominggus Lenda
3
15. Napan 14 – 17 Des 2017 - Bernadinus Darma
- Dominggus Lenda
2
46
16. Wini 15 – 18 Des 2017 - Hengky Y. Jezua 3
17. Tambolaka - - -
18. Larantuka - - -
Sasaran.
Sasaran dari kegiatan Bimtek SOP Kekarantinaan Kesehatan adalah Petugas Pada
Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017, yang ditargetkan sebanyak 61 Orang.
Berdasarkan data kehadiran peserta bimtek dari target 61 orang tercapai sebanyak
49 orang atau sebesar 80%
HASIL KEGIATAN
1. Evaluasi Penerapan SOP Kekarantinaan Kesehatan di Wilayah Kerja KKP
Kupang Tahun 2017.
Evaluasi penerapan SOP dilakukan dengan cara:
o Pendataan terhadap SOP Kekarantinaan Kesehatan Aktif yang
dilaksanakan oleh wilayah kerja,
o Pemberian criteria berupa: BAIK, CUKUP dan KURANG melalui
scoring yang dilakukan sesuai dengan definisi operasional yang
ditetapkan.
Adapun hasil penilaian penerapan SOP kekarantinaan Dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Evaluasi Penerapan SOP di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017
No
Wilayah Kerja
SOP Aktif
Kriteria
1. WAIGAPU 10 BAIK
2. REO 7
3. MAUMERE 7
4. LEMBATA 7
5. ATAPUPU 7
6.
47
7. BANDARA EL TARI 6 CUKUP
8. TENAU 10
9. ROTE 9
10. KALABAHI 10
11. ENDE 9
12. METAMAUK 4
13. MOTA’AIN 6
14. NAPAN 6
15. WINI 3
16. BOLOK 8 KURANG
17. TAMBOLAKA
18. POS LARANTUKA
2 Evaluasi penerapan SIMKESPEL di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017.
Evaluasi terhadap penerapan SIMKESPEL di wilayah kerja dilakukan dengan
melihat perbandingan dokumen yang diterbitkan secara manual dan dokumen
yang diterbitkan/dicatat secara on-line, dan selanjutnya diberikan criteria:
SANGAT BAIK; BAIK; CUKUP; KURANG; KURANG SEKALI,
berdasarkan scoring menurut definisi operasional yang ditetapkan.
No Wilayah Kerja Score Kriteria
1. KALABAHI 97 SANGAT BAIK
2. ENDE 99 SANGAT BAIK
3. LEMBATA 91 SANGAT BAIK
4. POS BANDARA EL TARI 98 SANGAT BAIK
5. TENAU 89 BAIK
6. WAINGAPU 88 BAIK
7. REO 86 BAIK
8. MAUMERE + LARANTUKA 68 CUKUP
9. ROTE 63 CUKUP
10. MOTA’AIN 52 CUKUP
11. ATAPUPU 41 KURANG
METAMAUK
11
KURANG SEKALI
12. LABUAN BAJO 12 KURANG SEKALI
13. BOLOK 3 KURANG SEKALI
14. WINI 2 KURANG SEKALI
15. TAMBOLAKA 1 KURANG SEKALI
16. NAPAN 0 KURANG SEKALI
48
3 Evaluasi penerapan SIMPONI di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun
2017.
Evaluasi penerapan SIMPONI di wilyah kerja KKP Kupang dilakukan dengan
cara wawancara langsung pada pengguna jasa/agen menggunakan lembar
questioner yang terdiri dari 3 pertanyaan dan dilakukan terhadap 38 responden
pada wilayah kerja pelabuhan laut.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No Pertanyaan Jawaban %
1. Apakah Anda Tahu Tentang SIMPONI
?
Ya
Tidak
89
11
2. Apakah Anda sudah memiliki akun
untuk pembayaran PNBP ?
Ya
Tidak
92
8
3. Dimana Saudara melakukan
pembayaran PNBP ?
Bank/Kantor Pos
ATM
SMS/Internet
Banking
Petugas
74
13
5
8
2. Evaluasi Penerapan PP 21 Tahun 2013 Tentang PNBP di Wilayah
Kerja KKP Kupang Tahun 2017.
Evaluasi penerapan PP 21 Tahun 2013 Tentang PNBP di wilyah kerja KKP
Kupang dilakukan dengan cara wawancara langsung pada pengguna jasa/agen
menggunakan lembar questioner yang terdiri dari 4 pertanyaan dan dilakukan
terhadap 38 responden pada wilayah kerja pelabuhan laut. Hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
No Pertanyaan Jawaban
%
1. Apakah Anda Tahu tentang PP 21
Tahun 2013 Tentang PNBP /
Penerimaan Negara Bukan Pajak?
Ya
Tidak
84
16
2. Darimana anda tahu tentang PP 21
Tahun 2013
Petugas KKP
Media/ Berita/Internet
26
3
49
Sesama Agen
Petugas Lain
Tidak Menjawab
2
1
6
3. Ketepatan Jumlah Pembayaran PNBP
Berdasarkan Volume Kapal
Benar
Salah
Tidak Menjawab
87
10
3
III PERTEMUAN WORKSHOP MONEV PELAKSANAAN SIMKESPEL
ON –LINE KKP KUPANG 2017
Workshop aplikasi SIMKESPEL dan penerbitan dokumen kesehatan online bagi
petugas di setiap wilayah kerja telah dilaksanakan sejak tahun 2016. Hal ini cukup
membantu petugas KKP dalam memberikan layanan yang lebih baik dan masyarakat
dapat memperoleh pelayanan yang transparan dan akuntabel. Penggunaan aplikasi
SIMKESPEL di KKP Kupang sudah digunakan secara rutin oleh 9 wilayah kerja
atau sekitar 60 %, diantaranya untuk meningkatkan layanan SIMKESPEL di KKP
Kupang maka dilakukan pertemuan Monitoring dan Evaluasi
Tujuan umum :
Terlaksananya kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SIMKESPEL dan
Penerbitan Dokumen Kesehatan Online pada KKP Kupang tahun 2017.
Tujuan Khusus :
1. Mengevaluasi penggunaan aplikasi SIMKESPEL di semua wilayah kerja KKP
Kupang.
2. Mengevaluasi penerbitan dokumen kesehatan secara online di semua wilayah
kerja KKP Kupang.
3. Meningkatkan fungsi surveilans kesehatan di KKP Kupang yang didukung
dengan analisis terhadap data faktor risiko terhadap alat angkut, orang, barang,
dan lingkungan.
50
Metode Pelaksanaan :
1) Paparan Materi
2) Diskusi dan Praktek
a. Waktu Dan Tempat
Dilaksanakan dari tanggal 1-4 Pebruari 2017 di Hotel Swissbell Kristal
Kupang tanggal 1 - 4 Februari 2017.
b. Peserta
Peserta kegiatan workshop aplikasi SIMKESPEL sebanyak 38 orang, yang
terdiri dari : Petugas di wilayah kerja sebanyak 15 orang dan Petugas di
Kantor Induk sebanyak 23 orang
No Materi Narsum/Fasilitator JPL
1 Penatausahaan PNBP Kepala KKP Kupang 2 JPL
2 Rekonsiliasi PNBP Bendahara PNBP KKP Kupang 2 JPL
3 Kebijakan Sistem
Elektronik di KKP
Kasie Kekarantinaan Kesehatan
Wilayah dan PLBDN Ditjen
P2P
2 JPL
4 SOP AP Kasubag Organisasi dan
Tatalaksana Ditjen P2P
2 JPL
5 Evaluasi Penggunaan
Aplikasi SIMKESPEL di
KKP Kupang
Kasie PK dan SE KKP Kupang
2 JPL
6 Reviu Overview Aplikasi
SIMKESPEL
Kasie Kekarantinaan Kesehatan
Wilayah dan PLBDN Ditjen
P2P
2 JPL
7
Praktek dan Simulasi
Penggunaan Aplikasi
SIMKESPEL
Kasie Kekarantinaan Kesehatan
Wilayah dan PLBDN Ditjen
P2P
6 JPL
8 Pengenalan Aplikasi
SIARKAn (Pencatatatn
dan Registrasi Dokumen
Kesehatan Kapal secara
Online)
Yuwono Widyatmoko 1 JPL
9 RTL Dominggus Lenda 1 JPL
51
A. KETERSEDIAAN SARANA PENUNJANG DI WILAYAH KERJA
No Wilayah
Kerja
Sarana Penunjang
Ketersediaan
Jaringan
PC/Laptop Printer Modem
1 Labuhan
Bajo
Kartu Hallo PC 1 Unit
(Rusak)
1 Unit --
2 Reo Kartu Hallo - 1 Unit 1 Unit
3 Ende Indi Home Laptop 1 Unit 1 Unit -
4 Maumere Indihome PC 1 Unit
(Rusak)
1 Unit -
5 Pos
Larantuka
Kartu Hallo Laptop (Rusak
baterai)
1 Unit -
6 Lembata Kartu Hallo Laptop 1 Unit
(hard disk rusak
berat)
1 Unit 1 Unit
7 Kalabahi Kartu Hallo PC 1 Unit
(Rusak)
1 Unit 1 Unit
9 Waingapu Kartu Hallo 1 unit Laptop
(Rusak Ringan)
1 unit 1 Unit
10 Rote Kartu Hallo - 1 Unit
11 Atapupu Kartu Hallo 1 Unit 1 Unit -
12 Tenau Indihome 1 Unit 1 Unit 1 Unit
13 Bolok - - - -
14 PLBDN
Mota’ain
Kartu Hallo - 1 Unit (Baik),
1 unit
(cartridge tdk
ada)
-
15 PLBDN
Metamauk
Kartu Hallo - 1 unit (rusak
berat)
-
16
PLBDN
Napan
17 Pos Bandara
El Tari
Kartu Hallo 1 Unit 1 Unit -
19 Bandara
Tambolaka
- - - -
20 Admin Induk Wifi Id I Unit 1 Unit -
52
a Permasalahan
Selama kegiatan permasalahan yang ditemui adalah:
1. Berdasarkan monitoring dan evaluasi diketahui dari 16 lokasi pelayanan di KKP
Kupang, baru 9 lokasi (60%) wilayah kerja yang melaksanakan penerbitan
dokumen kesehatan menggunakan aplikasi SIMKESPEL.
2. Berdasarkan hasil evaluasi melalui kuis yang diberikan, masih terdapat 10%
peserta yang belum memahami secara baik penggunaan aplikasi SIMKESPEL
dan kriteria dalam menjalankan Prosedur Kekarantinaan Kesehatan
3. Masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang berupa: Jaringan
Internet/Wifi dan PC/Laptop di wilayah kerja.
4. Secara teknis masih terjadi keterlambatan acara dari jadwal dan masih ada
peserta yang terlambat hadir di ruangan pertemuan
b Rekomendasi & Rencana Tindak Lanjut
Dari hasil diskusi dan permasalahan yang ditemui, maka dapat direkomendasikan
beberapa hal:
1. Tingkatkan layanan penerbitan dokumen kesehatan berbasis elektronik
menggunakan aplikasi SIMKESPEL dengan target untuk tahun 2017 meningkat
menjadi 80% wilayah kerja dan target 50% wilker KKP Kupang terapkan
SIMPONI Online bagi wajib bayar..
2. Layanan vaksinasi online dibuka di 2 wilayah kerja yaitu Wilker Pelabuhan Laut
Tenau dan Kantor Induk di Penfui (Pos Bandara El Tari)
3. Lengkapi data profil wilayah kerja pada aplikasi SIMKESPEL
4. Tingkatkan pemahaman petugas dalam penggunaan aplikasi SIMKESPEL dapat
melaui: bimbingan teknis dan evaluasi langsung ke wilayah kerja
53
5. Penuhi ketersediaan sarana penunjang berupa: akses jaringan, PC/Laptop, printer
dan modem. Catatan pada TA 2017 telah dianggarkan biaya untuk akses
jaringan berupa pemasangan indihome di 2 wilayah kerja (Wilker Maumere dan
Ende), pengadaan kartu hallo untuk wilker yang belum tersedia akses jaringan
indihome dan pengadaan PC all in one (8 unit) dan printer passbook (1 unit).
6. Registrasi (alat angkut, dokumen kesehatan dan PNBP dibuatkan dalam bentuk
soft file dan tercatat secara computerized dan dilakukan rekonsiliasi mingguan
dan bulanan.
7. Buatkan SOP/kebijakan layanan publik yang terjadi diluar jam kerja
8. Laporan kegiatan (Simkespel, saryankes, PNBP) dikirimkan per tanggal 5 bulan
berjalan
9. Dibuatkan SK penunjukan pejabat/petugas penandatangan dokumen kesehatan
10. Lakukan reviu untuk perubahan form pelaporan (SIMKESPEL dan Dokumen
Kesehatan)
11. Formulir Pemeriksaan sanitasi kapal mengacu pada Permenkes No 40 Tahun
2015 Tentang Sanitasi Kapal
12. Susun alur layanan di PLBD disertaan SOPnya dan konsultasikan dengan subdit
Kekarantinaan Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes RI
HASIL KEGIATAN
1. Evaluasi Penerapan SOP Kekarantinaan Kesehatan di Wilayah Kerja
KKP Kupang Tahun 2017
dilakukan dengan cara :
- Pendataan terhadap SOP Kekarantinaan Kesehatan Aktif yang dilaksanakan
oleh wilayah kerja,
54
- Pemberian criteria berupa: BAIK, CUKUP dan KURANG melalui scoring
yang dilakukan sesuai dengan definisi operasional yang ditetapkan.
Adapun hasil penilaian penerapan SOP kekarantinaan Dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Evaluasi Penerapan SOP di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017
No
Wilayah Kerja
SOP Aktif
Kriteria
4 WAIGAPU 10 BAIK
5 REO 7
6 MAUMERE 7
7 LEMBATA 7
8 ATAPUPU 7
9 BANDARA EL TARI 6 CUKUP
10 TENAU 10
11 ROTE 9
12 KALABAHI 10
13 ENDE 9
14 METAMAUK 4
15 MOTA’AIN 6
16 NAPAN 6
17 WINI 3
18 BOLOK 8 KURANG
19 TAMBOLAKA
20 POS LARANTUKA
2. Evaluasi penerapan SIMKESPEL di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun
2017.
Evaluasi terhadap penerapan SIMKESPEL di wilayah kerja dilakukan dengan
melihat perbandingan dokumen yang diterbitkan secara manual dan dokumen
yang diterbitkan/dicatat secara on-line, dan selanjutnya diberikan criteria:
SANGAT BAIK; BAIK; CUKUP; KURANG; KURANG SEKALI,
berdasarkan scoring menurut definisi operasional yang ditetapkan.
55
No Wilayah Kerja Score Kriteria
1 KALABAHI 97 SANGAT BAIK
2 ENDE 99 SANGAT BAIK
3 LEMBATA 91 SANGAT BAIK
4 POS BANDARA EL TARI 98 SANGAT BAIK
5 TENAU 89 BAIK
6 WAINGAPU 88 BAIK
7 REO 86 BAIK
8 MAUMERE + LARANTUKA 68 CUKUP
9 ROTE 63 CUKUP
10 MOTA’AIN 52 CUKUP
11 ATAPUPU 41 KURANG
12
METAMAUK 11
KURANG SEKALI
13 LABUAN BAJO 12 KURANG SEKALI
14 BOLOK 3 KURANG SEKALI
15 WINI 2 KURANG SEKALI
16 TAMBOLAKA 1 KURANG SEKALI
17. NAPAN 0 KURANG SEKALI
3. Evaluasi penerapan SIMPONI di Wilayah KKP Kupang Tahun 2017.
Evaluasi penerapan SIMPONI di wilyah kerja KKP Kupang dilakukan dengan
cara wawancara langsung pada pengguna jasa/agen menggunakan lembar
questioner yang terdiri dari 3 pertanyaan dan dilakukan terhadap 38 responden
pada wilayah kerja pelabuhan laut. Hasilnya dapat dilihat berikut ini .
56
No Pertanyaan Jawaban %
1 Apakah Anda Tahu Tentang SIMPONI
?
Ya
Tidak
89
11
2 Apakah Anda sudah memiliki akun
untuk pembayaran PNBP ?
Ya
Tidak
92
8
3 Dimana Saudara melakukan
pembayaran PNBP ?
Bank/Kantor Pos
ATM
SMS/Internet
Banking
Petugas
74
13
5
8
4. Evaluasi Penerapan PP 21 Tahun 2013 Tentang PNBP di Wilayah Kerja
KKP Kupang Tahun 2017.
Evaluasi penerapan PP 21 Tahun 2013 Tentang PNBP di wilyah kerja KKP
Kupang dilakukan dengan cara wawancara langsung pada pengguna jasa/agen
menggunakan lembar questioner yang terdiri dari 4 pertanyaan dan dilakukan
terhadap 38 responden pada wilayah kerja pelabuhan laut. Hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
No Pertanyaan Jawaban %
4. Apakah Anda Tahu tentang PP 21
Tahun 2013 Tentang PNBP /
Penerimaan Negara Bukan Pajak?
Ya
Tidak
84
16
5. Darimana anda tahu tentang PP 21
Tahun 2013
Petugas KKP
Media/ Berita/Internet
Sesama Agen
Petugas Lain
Tidak Menjawab
26
3
2
1
6
6. Ketepatan Jumlah Pembayaran
PNBP Berdasarkan Volume Kapal
Benar
Salah
Tidak Menjawab
87
10
3
57
Rekomendasi
1. Perlunya melakukan Identifikasi masalah, dan Tindak Lanjut Dalam
Pelaksanaan SOP Kekarantinaan Kesehatan di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017.
INDIKATOR 2 :
PERSENTASE LINGKUNGAN SEHAT, AMAN, DAN TERKENDALI DARI
DARI FAKTOR RESIKO KKM DI PINTU MASUK NEGARA
1. Kegiatan Pengamatan dan Pengendalian Vektor penular penyakit
a. Pengamatan Kepadatan Larva Aedes sp (Survey Larva)
Kegiatan Pengamatan Kepadatan Larva Aedes sp ini dilakukan oleh seluruh
Wilayah Kerja se KKP Kupang (17 Wilker) setiap bulannya.
Tabel 1. Container Index (CI) pada Kegiatan Survey Larva Aedes sp di
Area Perimeter pada KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
Sumber : data Simkespel 2017
Dari Tabel 1. diketahui bahwa dari 17 wilker KKP Kupang yang melakukan
pengamatan Jentik di area perimeter sebanyak 10 wilker . Dan dari hasil
58
perhitungan jumlah Container Index (CI) pada Area Perimeter adalah tertinggi
diperoleh pada bulan Januari sebesar 8,385 %, dan pada bulan Juli sebesar
6,564 %.
Tabel 2. Container Index (CI) pada Kegiatan Survey Larva Aedes sp di
Area Buffer pada KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
Sumber : data primer diolah
Dari Tabel 2. diketahui bahwa yang melaksanakan pengamatan jentik Aedes
pada daerah buffer ada sebanyak 10 wilker (58,82%) dari 17 wilker yang ada di
KKP Kupang, dengan perhitungan angka Container Index (CI) tertinggi
dibulan Desember sebesar (5,33%) dan dibulan Juli (2,553%) serta bulan
Januari sebesar ( 2,12 %).
59
Tabel 3. House Index (HI) pada Kegiatan Survey Larva Aedes sp di
Area Perimeter pada KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
Sumber : data primer diolah
Dari Tabel 3. diketahui bahwa ada 10 wilker yang melaksanakan survey jentik
dengan angka House Indeks (HI) tertinggi berada di bulan Januari pada wilker
Atapupu (HI= 66,6%) dan bulan Pebruari di Lembata ( HI= 79,7%).,
sedangkan 7 wilker lainnya belum melaksanakan kegiatan pengamatan survey
jentik. Angka rata-rata House Indeks (HI) tertinggi di area Perimeter dibulan
Pebruari sebesar 30,34%, kemudian dibulan Januari 10,98%, Juli 9,412%,
Agustus 8,108 % dan September 7,143%. Bila dihitung angka HI dalam tahun
2017, maka rata-rata angka mencapai HI = 6,65%.
60
Tabel 4 . House Index (HI) pada Kegiatan Survey Larva Aedes sp di
Area Buffer pada KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
Sumber : data primer diolah
Dari Tabel 4, diketahui bahwa House Index (HI) pada Area Buffer yang
tertinggi adalah pada bulan Januari sebesar (17,8%), bulan Juli (15,98%),
Pebruari (10,92%), Maret (9,953%), Mei (6,061%), Juni sebesar (5,517 %).
Sedangkan angka HI terendah ada pada bulan Agustus ( HI=1,5) , Oktober
(HI=0) dan November ( HI= 1,11)
61
Tabel 5. Tabel Kepadatan Tikus pada KKP Kelas III Kupang
Tahun 2017
Sumber ; data simkespel 2017
Dari Tabel 5 diatas diketahui bahwa Kepadatan Tikus pada KKP Kupang
tertinggi pada bulan September sebanyak 3 ekor ( 8,33 %) Sebagian besar
setiap bulannya rata-rata adalah 2 ekor ( 41,6%). Meskipun ada sebagian tidak
ditemukan angka kepadatan tikus ( Kepadatan tikus = 0 sebesar 33,3%)
62
Tabel 6. Kepadatan Pinjal Pada KKP Kelas III Kupang
Tahun 2017
Sumber : data simkespel 2017
Dari Tabel 6 diketahui bahwa dari 17 wilker KKP Kupang , hanya 3 wilker
saja yang melakukan kegiatan pengawasan kepadatan pinjal tikus di area
perimeter. Berdasarkan data dari ke-3 wilker tersebut, terlihat bahwa angka
kepadatan indeks pinjal tikus setiap bulannya sebesar 0 %. , sehingga angka
indeks kepadatan pinjal tikus di wilayah KKP Kupang pada tahum 2017 adalah
sebesar 0 %. ( memenuhi syarat = 100 % ) .
63
INDIKATOR 3 :
JUMLAH RENCANA KONTINGENSI KEDARURATAN KESEHATAN
MASYARAKAT DI PINTU MASUK DAN WILAYAH.
1. RENCANA KONTIGENSI PENANGGULANGAN KEDARURATAN
KESEHATAN MASYARAKAT DI PINTU MASUK NEGARA.
a. Gambaran Umum
Rencana Kontijensi ( Renkon ) Penanggulangan Public Health Emergency
of International Concern ( PHEIC ) merupakan suatu rencana penanganan
kegawatdaruratan bencana non alam bidang yaitu bencana dibidang kesehatan,
yang terjadi oleh karena penularan penyakit secara biologis, kimia dan radio
nuklir. Renkon tersebut disusun dan disepakati bersama antara Pemerintah
Daerah, Otoritas Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Lintas
Sektor/Lintas Program Lainya di wilayah Pelabuhan.
Renkon penanggulangan PHEIC dibuat dengan tujuan untuk melakukan
upaya pencegahan dan respon terhadap kemungkinan terjadinya penularan
penyakit dalam kriteria PHEIC seperti Mers-CoV, Flu Burung, Ebola,
Meningitis dan sebagainya, yang masuk dan/atau keluar melalui pelabuhan laut
Renkon ini disusun untuk mengatur peran dan tanggung jawab tiap instansi
terkait dipelabuhan Lembata dengan kata lain mengatur siapa mengerjakan
Apa dan Bagaimana Mekanismenya yang disepakati bersama, sehingga apabila
terdapat informasi adanya dugaan dan faktor risiko penularan penyakit PHEIC
maka tidak terjadi kepanikan. Sebelum dilakukan penyusunan rencana kontijensi
di Pelabuhan Lembata, perlu terlebih dahulu dilakukan sosialisasi untuk
meningkatkan pengetahuan dan menyamakan pemahaman diantara pihak-pihak
64
terkait tentang pentingnya sebuah rencana kontijensi penanggulangan PHEIC di
Pelabuhan .
Pelaksanaan Renkon diselenggarakan di 2 wilker KKP Kupang antara lain :
1. Wilker pelabuhan laut Lembata pada tanggal 20 – 21 April 2017
2. Wilker pelabuhan laut Tenau Kupang pada tanggal 9 – 10 Mei 2017
Adapun tujuan dari kegiatan Renkon ini adalah :
1. Umum :
Meningkatnya kapasitas inti di pintu masuk dan kesiapsiagaan menghadapi
ancaman PHEIC sesuai amanah IHR Tahun 2005 pada Wilayah Kerja KKP
Kupang Tahun 2017.
2. Khusus
a. Tersosialisasinya kebijakan Kekarantinaan Kesehatan dan IHR 2005 di
wilker pelabuhan laut Lembata tahun 2017
b. Tersosialisasinya Peran dan Fungsi KKP di Wilker Pelabuhan Laut
Lembata Tahun 2017
c. Tersosialisasinya Penyakit-penyakit potensial KLB/Wabah/PHEIC di
Wilker Pelabuhan Laut Lembata Tahun 2017
d. Tersusunnya draft dokumen rencana kontijensi penanggulangan PHEIC
di Wilker Pelabuhan Laut Lembata Tahun 2017
65
. METODE KEGIATAN
Kegiatan Sosialisasi rencana kontijensi penanggulangan PHEIC di Wilker
Pelabuhan Laut Lembata 2017 dilaksanakan dengan metode :
1). Pemaparan Materi
2) Focus Group Disccusian (FGD).
PESERTA DAN NARASUMBER
a. Renkon Lembata
1. Peserta
Jumlah peserta yang hadir dalam sosialisasi penyusunan Renkon di Lembata ini
sebanyak 25 (dua puluh lima) orang, yang berasal dari berbagai lintas sektor
terkait yaitu: Sekretariat Daerah Kab.Lembata, Dinkes Kabupaten Lembata,
RSUD Kab. Lembata, RSU Bukit Lembata, Dinas PU , Penataan Ruang dan
Perhubungan Kabupaten Lembata, Dinas Pariwisata, Dinas Pelayanan Satu Atap
dan Tenaga Kerja (Bidang Tenaga Kerja) Kab. Lembata, Kementerian Agama
Kab. Lembata, BNPB Kab, Lembata, KUPP Larantuka – Wilker Lembata,
Kepala Bandara Wunopitu – Lewoleba, Camat Nubatukan, Karantina Pertanian
Wilker Lembata, Pos AL Pelabuhan Lembata, KP3 Laut Pelabuhan Laut
Lewoleba, Polisi Air Pelabuhan Laut Lewoleba, Puskesmas Lewoleba, Lurah
Lewoleba Utara, Agen Pelayaran: PT Pelni, PT ASDP, PT Flobamora, Koperasi
TKBM Pelabuhan Lewoleba dan KKP Kupang
2. Nara Sumber dan Fasilitator untuk kegiatan ini terdiri dari :
1) Penjabat Bupati Lembata
2) Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes RI
66
3) Subdit Kekarantinaan Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes RI
4) Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dan
5) Fasilitator dari KKP Kupang.
MATERI
1) Kebijakan Kekarantinaan Kesehatan dan Pelaksanaan International Health
Regulation (IHR) 2005 di Indonesia
2) Tugas dan Peran KKP dalam menjalankan fungsi cegah tangkal di pintu masuk
3) Gambaran Situasi Penyakit Menular di Kabupaten Lembata
4) Rencana Kontijensi Penanggulangan PHEIC di Pintu Masuk
5) Penyusunan draft dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan
kesehatan masyarakat.
Permasalahan
Dari pertemuan sosialisasi penyusunan rencana kontijensi kedaruratan PHEIC di
Pelabuhan Laut Lembata Tahun 2017, didapatkan permasalahan yang diangkat,
sebagai berikut:
1. Mengingat tingginya aktivitas lalu lintas kapal dan orang di pelabuhan
lembata sehingga potensi penularan penyakit antar wilayah/negara sangat
tinggi.
2. Di wilayah lembata sendiri masih diperhadapkan dengan ancaman penularan
penyakit dan bahkan berpotensi terjadi KLB seperti: Rabies, Diare /
Keracunan Pangan, Demam Berdarah, Malaria, HIV-AIDS dan ISPA.
67
3. Adanya ancaman dan bahaya penularan penyakit berpotensi PHEIC yang
terjadi karena mobilisasi orang dan kapal, seperti: Zika Virus, Mers-CoV,
Avian Influensa, Meningitis dan lainya.
4. Belum adanya koordinasi yang mengatur kesepakatan dan mekanisme yang
dibuat sebagai bentuk kewaspadaan dan respon terhadap penularan penyakit
yang masuk ke pelabuhan lembata melalui aktivitas perjalanan internasional
seperti adanya kegiatan ibadah haji ke Arab Saudi, adanya rombongan TKI
yang kembali dari luar negeri dengan membawa penyakit.
b. Renkon Tenau
Peserta dan narasumber
1. Peserta
Jumlah peserta yang hadir dalam sosialisasi penyusunan Renkon
Penanggulangan PHEIC di Pelabuhan Tenau – Kota Kupang ini sebanyak
50 (Lima Puluh) orang, yang berasal dari berbagai lintas sektor terkait yaitu:
Pemerintah Kota Kupang , Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Laut
Tenau, Bea dan Cukai Kupang, Kantor Imigrasi Kupang, PT Pelindo III –
Kupang, Dinas Kesehatan Kota Kupang, Dinas Kesehatan Provinsi N T T,
Distrik Navigasi – Kupang, RSU Prof Dr. W.Z Johannes Kupang, Lantamal
VII – Kupang, KP3 Laut Tenau, Kepolisian Perairan – Polda NTT,
Pengurus Haji – Kementerian Agama Kantor Kota Kupang, BPBD Kota
Kupang, BASARNAS Kupang, Puskesmas Alak, Karantina Pertanian –
Kupang, Karantina Ikan, Dinas Pariwisata Kota Kupang, Dinas
Perhubungan Kota Kupang, Lurah Alak, ASITA (Asosiasi Agen Tour and
Travel Indonesia) Kota Kupang,, Agen Pelayaran: PT Pelni, PT ASDP, PT
68
Pertamina, PT Sufie Bahari , Line, PT Osthem, PT Rajawali, Koperasi
TKBM Pelabuhan Tenau, dan KKP Kupang,
Nara Sumber dan Fasilitator untuk kegiatan ini terdiri dari :
1 Wakil Walikota Kupang
2 Kepala KKP Kelas I Denpasar
3 Subdit Kekarantinaan Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes RI
4 Subdit Penyakit Infeksi Emerging Ditjen P2P Kemenkes RI
5 Dinas Kesehatan Kota Kupang, dan
6 Fasilitator dari KKP Kupang.
Materi yang disampaikan antara lain :
1. Kebijakan dan Dukungan Pemerintah Kota Kupang Dalam Upaya Cegah
Tangkal Penyakit di Pintu Masuk Pelabuhan Tenau.
2. Kebijakan Kekarantinaan Kesehatan dan Pelaksanaan International Health
Regulation (IHR) 2005 di Indonesia
3. Tugas dan Peran KKP dalam menjalankan fungsi cegah tangkal di pintu masuk
4. Kewaspadaan Terhadap Penyakit Infeksi Emerging berpotensi PHEIC di
Indonesia
5. Gambaran Situasi Penyakit Menular di Kota Kupang
6. Penyusunan dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat.
69
Permasalahan
Dari kegiatan baik pemaparan materi dan diskusi, dapat diidentifikasi
permasalahan yang terkait dengan kesiapan dan respon terhadap penularan
penyakit PHEIC di pelabuhan Tenau, yaitu:
1. Bahaya dan ancaman penyakit yang dimungkinkan masuk/keluar melalui
Pelabuhan Tenau oleh karena tingginya mobilisasi kapal dan orang adalah
Avian Influenza, Zika virus, Meningitis dan MERS-CoV.
2. Belum terdapat kesepakatan terhadap bagaimana upaya penanggulangan
penularan penyakit PHEIC di Pelabuhan Tenau.
3. Belum adanya kesepahaman antar instansi baik di pintu masuk dan juga
bagaimana peran wilayah saat merespon adanya dugaan penularan penyakit
menular berpotensi PHEIC di Pelabuhan Tenau.
4. Belum adanya penentuan besarnya risiko atas terjadinya penularan penyakit
PHEIC di Pelabuhan Tenau.
INDIKATOR 4 :
PERSENTASE SINYAL KEWASPADAAN DALAM SISTEM
KEWASPADAAN DINI YANG DI RESPON
1. Surveilans Epidemiologi Ibadah Haji & Pendampingan Vaksinasi
Dan Legalisasi ICV
Surveilans kesehatan ibadah haji sangat diperlukan, guna melaksanakan upaya
cegah tangkal terhadap ancamam penyakit berpotensi KLB/PHEIC antara lain:
Influenza Sub Tipe Baru (H1N1, H7N9, Avian Influenza), Middle East
Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV), Meningitis, Yellow Fever,
Cholera dan sebagainya. Data menunjukan Kumulatif Kasus MERS-CoV sejak
70
Tahun 2012 – 2017 sebanyak 1.952 dengan 693 Kematian (Update Data WHO
25 April 2017), Negara yang melaporkan kasus MERS-CoV pada tahun 2017
adalah Arab Saudi (84 Kasus/34 Kematian), Qatar (1 Kasus/) Kematian), dan
Uni Emirat Arab (2 Kasus/1 Kematian). Flu Burung A H5N1 Sejak Tahun 2003
– 2017 sebanyak 859 kasus dengan 453 kasus kematian (CFR 52,73%) Negara
yang melaporkan kasus pada tahun 2017 adalah Mesir (3 Kasus dan 1 Kematian,
Kumulatif kasus flu burung A (H7N9) sejak Tahun 2013 sampai 16 Mei 2017
sebanyak 1.486 kasus dengan 571 kematian, kumulatif sebanyak 93 kasus H7N9
yang dilaporkan di China Tahun 2017.
Pada awal Desember 2016 Kementerian Kesehatan Brazil melaporkan
kejadian luar biasa Demam Kuning yang berawal dari negara bagian Minas
Gerais (MG) kemudian menyebar ke 5 negara bagian lainnya (Total 6 negara
bagian minggu ini; Minas Gerais, Bahia, Espirito Santo, Rio Grande do Norte,
Sao Paulo, Tocantins). Tercatat dari 1 Desember 2016 sampai dengan 27 April
2017 sebanyak 3.192 kasus (758 konfirmasi, 1812 discard dan 622 suspek)
dengan 426 kematian (264 konfirmasi, 120 discard, 42 suspek) dengan CFR
33.56% dari kasus konfirmasi (Update PAHO WHO, 24 Mei 2017). Kumulatif
kasus Ebola di DRC per tanggal 27 Mei 2017 sebanyak 22 kasus dengan rincian
(2 kasus konfirm, 4 kasus probable, dan 16 kasus suspek) dengan 4 kematian
(CFR 13,63%). Seluruh kasus tersebut dilaporkan dari wilayah (Nambwa,
Muma, Ngayi, Azande, Ngabatala, Mobenge dan Mabongo) Likati, Provinsi Bas
Uele, DRC.
Mengingat saat ibadah haji berlangsung terjadi kumpulan besar orang
yang datang dari berbagai negara di dunia dengan status kesehatan masing-
71
masing negara yang berbeda, juga Arab Saudi sendiri merupakan daerah
endemis penyakit Mers-CoV yang diduga penularanya melalui Unta, yaitu
hewan yang ada di negara tersebut, sehingga diperlukan upaya untuk melakukan
pencegahan melalui tindakan pembinaan dan pengawasan terhadap jamaah haji
yang akan melakukan ibadah haji. Salah satu upaya dimaksud adalah surveilans
kesehatan haji tahun 2017 yang dilakukan oleh KKP Kupang.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan Surveilans Kesehatan Ibadah Haji adalah untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit selama proses pelaksanaan ibadah haji sebagai upaya
deteksi dini dan respon yang efektif atas kemungkinan terjadinya
KLB/PHEIC .
2. Tujuan Khusus.
1) Diketahuinya karakteristik Calon Jamaah Haji Provinsi NTT Tahun 2017.
2) Diketahuinya distribusi Calon Jamaah Haji berdasarkan Kabupaten/Kota
se Provinsi NTT Tahun 2007.
3) Diketahuinya distribusi penyakit dan tingkat risiko: risiko tinggi (Risti)
dan Tidak Risiko Tinggi (Non Risti) Calon Jamaah Haji berdasarkan hasil
pemeriksaan kesehatan Tahap I, tiap kabupaten/kota se provinsi NTT
Tahun 2017.
4) Diketahuinya distribusi penyakit dan Istithaah Kesehatan Jamaah Haji
(Memenuhi Syarat dan Tidak Memenuhi Syarat) Calon Jamaah Haji
berdasarkan hasil pemeriksaan Tahap II tiap Kabupaten/Kota se Provinsi
NTT.
72
5) Tersosialisasinya jenis penyakit menular berpotensi KLB/Wabah dan
pencegahannya kepada Calon Jamaah Haji Kabupaten/Kota Se Provinsi
NTT Tahun 2017.
6) Diketahuinya distribusi pemberian vaksinasi meningitis dan legalisasi
International Certifivate Vaccination (ICV) terhadap Calon Jamaah Haji
tiap Kabupaten/Kota Se Provinsi NTT Tahun 2017.
7) Diketahuinya distribusi penyakit dan status kelaikan terbang (Laik
Terbang dan Tidak Laik Terbang) Calon Jamaah Haji berdasarkan hasil
pemeriksaan Tahap Ke-3 Tiap Kab/Kota se Provinsi NTT.
8) Ditentukanya upaya deteksi dan respon yang efektif atas adanya dugaan
kejadian penularan penyakit berpotensi KLB/PHEIC saat
embarkasi/debarkasi haji di Pintu Masuk KKP Kupang Tahun 2017.
Metode Pelaksanaan Kegiatan
1. Kegiatan Yang Dilakukan:
1) Pengambilan data individu dan karakteristik Calon Jamaah Haji.
2) Pengumpulan data sekunder status kesehatan Calon Jamaah Haji
berdasarkan hasil pemeriksaan pertama, kedua dan ketiga tiap
Kabupaten/Kota se Provinsi NTT Tahun 2017.
3) Pendampingan vaksinasi dan legalisasi ICV Calon Jamaah Haji tiap
Kabupaten/Kota Se Provinsi NTT
4) Promosi Kesehatan penyakit-penyakit menular berpotensi KLB/Wabah
pada Calon Jamaah Haji NTT Tahun 2017.
5) Pengawasan keberangkatan Calon Jamaah Haji di tiap pintu masuk
wilayah kerja KKP Kupang dan Embarkasi Surabaya Tahun 2017.
73
6) Pengawasan Kedatangan jamaah haji di Debarkasi Surabaya dan Tiap
Pintu Masuk di Wilker KKP Kupang dan Selama 1 (satu) kali Masa
Inkubasi terpanjang.
2. Lokasi.
Lokasi kegiatan:
o Kabupaten/Kota Tempat Calon Jamaah Haji se Provinsi NTT.
o Wilker KKP Kupang
o Embarkasi/Debarkasi Surabaya.
o Asrama Haji Kupang
3. Waktu
Waktu Pelaksanaan kegiatan surveilans kesehatan haji dimulai dari Pra
Embarkasi – Pasca Debarkasi adalah sebagai berikut :
1) Surveilans Pra Embarkasi dan Pendampingan Vaksinasi serta
legalisasi ICV.
Kegiatan surveians Pra Embarkasi dan Pendampingan Vaksinasi serta
Legalisasi ICV dilaksanakan di semua wilker KKP yang ada di 18
Kabupaten Kota Propinsi Nusa Tenggara Timur.
2) Embarkasi Haji di Surabaya
No
Kab/Kota
Tanggal Kegiatan
Petugas KKP
1 Surabaya 14 – 20 Agustus 2017 - Daniel Supodo,ST, Dipl.
Sc,MSc.PH ;
- Yanse Hariati Oematan,
S.KM, M.Kes
- dr. Riosna Ernawaty Sijabat
74
3) Debarkasi Haji di Surabaya
No
Kab/Kota
Tanggal Kegiatan
Petugas KKP
1 Surabaya 27 Sep – 1 Okt 2017 - Yanse Hariati Oematan, S.KM,
M.Kes
- Dominggus A. I. Lenda, S.KM
- Neltji M. Dere, AmdFar
4) Debarkasi Haji di Kab/Kota
No
Kab/Kota
Tanggal Kegiatan
Petugas KKP
1 Wilker KKP Kupang 30 Sep – 2 Okt 2017 - Petugas Wilker
KKP Kupang
4. Sasaran.
Sasaran dari kegiatan surveilans kesehatan ibdah haji adalah: semua Calon
Jamaah Haji tiap rombongan berdasarkan Kabupaten/Kota Se Provinsi NTT
Tahun 2017.
5. Petugas Pelaksana
Petugas yang Melaksanakan Kegiatan Surveilans Kesehatan Ibadah Haji
Adalah : Petugas dari KKP Kupang dengan Jabatan dan Kualifikasi:
Epidemiologi Kesehatan, Perawat, Dokter, Apoteker, Ass. Apoteker dan
Sanitarian.
HASIL KEGIATAN
1. Karakteristik Calon Jamaah Haji Provinsi NTT Tahun 2017.
Tabel 1 Karakteristk Calon Jamaah Haji Provinsi NTT Tahun 2017
Karakteristik N %
Jenis Kelamin N %
Laki-Laki
Perempuan
266
376
41
59
Jumlah 642 100
Umur N %
75
s/d 39 Tahun
40 – 59Tahun
≥ 60 Tahun
109
309
224
17
48
35
Jumlah 642 100
Pendidikan
N
%
SD
SMP
SMA
Diploma / Sarjana
Lain-lain
292
64
120
87
79
45
10
19
14
12
Jumlah 642 100
Pekerjaan
N
%
PNS
Wiraswasta
Pedagang
Petani
Nelayan
Pensiunan
IRT
Lain-lain
Tidak Bekerja
63
156
41
55
26
26
229
24
22
10
24
6
9
4
4
36
4
3
Jumlah
642
100 Sumber Data: Kementerian Agama Kabupaten/Kota se NTT
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui, bahwa jumlah calon jamaah haji
berdasarkan jenis kelamin: laki-laki sebanyak 266 orang atau sebesar 41%,
perempuan sebanyak 376 orang atau sebesar 59%.
Berdasarkan karakteristik umur s/d 39 Tahun sebanyak 109 orang atau sebesar
17%; umur 40 – 59 Tahun sebanyak 309 Orang atau sebesar 48%; umur ≥ 60
Tahun sebanyak 224 orang atau sebesar 35%.
Berdasarkan karakteristik pendidikan, tertinggi adalah SD sebanyak 292 atau
sebesar 45%; kedua adalah SMA sebanyak 120 orang atau sebesar 19% dan
terendah pada pendidikan SMP sebanyak 64 orang atau sebesar 10%.
76
Berdasarkan karakteristik pekerjaan, tertinggi pada kelompok IRT/Ibu Rumah
Tangga sebanyak 229 orang atau sebesar 36%; dan terendah pada kelompok
Tidak Bekerja sebanyak 22 orang atau sebesar 3%.
2. Distribusi Calon Jamaah Haji berdasarkan Kabupaten/Kota se Provinsi
NTT Tahun 2017.
Berikut merupakan distribusi calon jamaah haji berdasarkan Kab/Kota se
Provinsi NTT Tahun 2017, yang didapatkan dari Kementerian Agama tiap
Kab/Kota di NTT.
Tabel .2 Distribusi Calon Jamaah Haji Berdasarkan Kab/Kota Se
Provinsi NTT Tahun 2017
NO Kab/Kota Jumlah Jamaah Haji
Total Laki-Laki Perempuan
1. Kota Kupang 77 113 190
2. Kab. Kupang 11 11 22
3. TTS 4 9 13
4. TTU 2 5 7
5. Belu 5 8 13
6. Manggarai Barat 46 52 98
7. Manggarai 7 8 15
8. Mangarai Timur 1 4 5
9. Ngada 3 3 6
10. Nagekeo 5 4 9
11. Ende 21 29 50
12. Sikka 40 63 103
13. Flores Timur 8 10 18
14. Lembata 7 12 19
15. Alor 8 15 23
16. Sumba Timur 1 2 3
17. Sumba Tengah 2 2 4
18. Sumba Barat 6 8 14
19. Sumba Barat
Daya 6 4 10
20. Rote 6 14 20
J U M L A H 266 376
642 Sumber Data: Kementerian Agama Kabupaten/Kota se NTT
77
Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa Calon Jamaah Haji Provinsi NTT
Tahun 2017 sebanyak 642 orang; tertinggi adalah Kota Kupang sebanyak 190
orang, Sikka sebanyak 103 orang, Manggarai Barat sebanyak 98 orang; dan
terendah Sumba Timur sebanyak 3 orang, Sumba Tengah sebanyak 4 orang.
3. Distribusi penyakit dan tingkat risiko: risiko tinggi (Risti) dan Tidak Risiko
Tinggi (Non Risti) Calon Jamaah Haji berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan
Tahap I, tiap kabupaten/kota se provinsi NTT Tahun 2017.
Tabel 3. Distribusi Penyakit dan Tingkat Risiko Calon Jamaah Haji
Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap I
Tingkat Risiko
n %
Non Risiko Tinggi
Risiko Tinggi
381
261
59
41
Jumlah
642
100 Sumber Data : di PKM/RS Kab/Kota Yang Ditunjuk/BKJH
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa tingkat risiko kesehatan Calon
Jamaah Haji berdasarkan pemeriksaan kesehatan tahap I yaitu Non Risiko
Tinggi sebanyak 381 orang atau sebesar 59% dan Risiko Tinggi sbanyak 261
orang atau sebesar 41%.
4. Distribusi penyakit dan Istithaah Kesehatan Jamaah Haji (Memenuhi
Syarat dan Tidak Memenuhi Syarat) Calon Jamaah Haji berdasarkan
hasil pemeriksaan Tahap II tiap Kabupaten/Kota se Provinsi NTT.
Tabel 4 Distribusi Status Istithaah Calon Jamaah Haji Berdasarkan
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap II
Istithaah Kesehatan Haji
n %
Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat Dengan Pendampingan
502
139
78,2
21,7
78
Tidak Memenuhi Syarat Untuk Sementara
Tidak Memenuhi Syarat
0
1
0,0
0,2
Jumlah
642 100
Sumber Data : PKM/RS Kab/Kota Yang Ditunjuk/BKJH
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa status istithaah Calon Jamaah
Haji provinsi NTT berdasarkan pemeriksaan tahap II adalah Memenuhi syarat
sebanyak 502 orang atau sebesar 78,2%; memenuhi syarat dengan
pendampingan sebanyak 139 orang atau sebesar 31,7%; dan Tidak Memenuhi
Syarat sebanyak 1 orang atau sebesar 0,2%. Hal ini dikarenakan Calon Jamaah
Haji tersebut menderita sakit cancer yang membutuhkan perawatan intensif di
RS.
Berdasarkan data tersebut maka dipastikan bahwa jumlah Calon Jamaah Haji
yang dapat direkomendasikan untuk melanjutkan keberangkatan ke embarkasi
Surabaya dari Provinsi NTT sebanyak 641 orang.
5. Distribusi pemberian vaksinasi meningitis dan legalisasi International
Certifivate Vaccination (ICV) terhadap Calon Jamaah Haji tiap
Kabupaten/Kota Se Provinsi NTT Tahun 2017.
Tabel .5 Distribusi Pemberian Vaksinasi Meningitis Terhadap Calon
Jamaah Haji Provinsi NTT Tahun 2017
Vaksinasi
n %
Divaksinasi
Tidak Divaksinasi
641
1
99,8
0,2
Jumlah
642 100
Sumber : data primer diolah
79
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa Calon Jamaah Haji yang
mendapatkan vaksinasi sebanyak 641 orang atau sebesar 99,8% dan yang tidak
divaksinasi sebanyak 1 orang atau sebesar 0,2 % disebabkan karena menderita
sakit dan di rawat di RS sehingga dibatalkan keberangkatanya.
Tabel 6 Distribusi Legalisasi ICV Terhadap Calon Jamaah Haji Provinsi
NTT Tahun 2017
Vaksinasi
n %
Dilegalisasi
Tidak Dilegalisasi
641
0
100
0
Jumlah
641
100 Sumber : data primer diolah
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa Calon Jamaah Haji yang
mendapatkan vaksinasi dan dilakukan legalisasi sertifikat vaksinasinya sebanyak
641 orang atau 100%.
6. Distribusi status kelaikan terbang Calon Jamaah Haji berdasarkan
hasil pemeriksaan Tahap Ke-3 Tiap Kab/Kota se Provinsi NTT.
Tabel 7. Distribusi Kelaikan Terbang Calon Jamaah Haji Provinsi NTT
Tahun 2017
Status Laik Terbang
n %
Laik Terbang
Tidak Laik Terbang
640
1
99,8
0,2
Jumlah
641
100 Sumber : Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan III di Asrama Haji Sukolilo Surabaya
80
Dari tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa dari 641 calon jamah haji Provinsi
NTT yang berangkat ke Embarkasi Surabaya, 640 orang atau 99,8% dinyatakan
laik terbang; dan 1 orang atau 0,2% dinyatakan tidak laik terbang karena kondisi
kesehatan dan dikembalikan ke daerah asal.
7. Upaya Deteksi Dan Respon Yang Efektif Atas Adanya Dugaan Kejadian
Penularan Penyakit Berpotensi KLB/PHEIC Saat Debarkasi Haji di Pintu
Masuk KKP Kupang Tahun 2017.
Sebagai upaya deteksi dini dan respon yang efektif atas adanya dugaan kejadian
penularan penyakit berpotensi KLB/PHEIC saat debarkasi haji di pintu masuk
KKP Kupang, maka dilakukan pengamatan bagi setiap jamaah haji dan
pendampingnya selama 1x masa inkubasi terpanjang (Mengunakan Tatalaksana
Penyakit MERS-CoV) yaitu selama 14 Hari terhitung mulai Tanggal 29
September 2017 sampai dengan 12 Oktober 2017.
1) Pengamatan dan Pengawasan Kedatangan Jamaah Haji Asal NTT Ke
Debarkasi Surabaya.
Berdasarkan pengamatan dan pengawasan kedatangan jamaah haji asal NTT
ke Debarkasi Surabaya, didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 8 Distribusi Kedatangan Jamaah Haji Asal Provinsi NTT di
Debarkasi Surabaya Tahun 2017
Data Debarkasi Haji Provinsi NTT
Tahun 2017
n %
Kembali Ke Tanah Air Sehat
Kembali Ke Tanah Air Sakit
Meninggal di Arab Saudi
636
2
2
99,4
0,3
0,3
Jumlah 640 100
Sumber Data : Hasil Pemeriksaan Kesehatan Debarkasi Surabaya
81
Dari tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa saat debarkasi haji, jumlah jamaah
haji yang kembali ke Tanah Air sebanyak 638 orang dimana 636 orang atau
99,4% dalam kondisi sehat; 2 orang atau 0,3% dalam keadaan sakit dan
mendapatkan perawatan di Klinik Debarkasi Asrama Haji Surabaya; 2 orang
atau 0,3% meninggal di Arab Saudi saat menjalankan ibadah haji. Ke-2 orang
jamaah haji yang meninggal di Arab Saudi adalah Almh. Siti Hawa Satobin asal
kabupaten Manggarai Barat dan Alm. Tabi Denny Banna Asal Kota Kupang.
Sedangkan 2 orang yang mendapatkan perawatan di klinik debarkasi asrama haji
oleh KKP Surabaya dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9 Data Jamaah Haji Asal Provinsi NTT Yang Tiba & Mendapatkan
Perawatan di Klinik Debarkasi Asrama Haji KKP Surabaya
Tahun 2017.
No NAMA UMUR/JK ASAL KAB/KOTA DIAGNOSA
1 Tn. MT 65 Tahun / L Kab. Kupang Post Stroke,
Hypoglikemia, DM,
HT dan Kolesterol +
Diare
2 Tn. S 69 Tahun / L Kab. Manggarai Barat Motion Sickness,
kelelahan
2) Pengawasan dan Pemeriksaan Kedatangan Jamaah Haji dari Debarkasi
Surabaya ke daerah asal di NTT
Setelah dilakukan pengawasan kedatangan debarkasi haji di Surabaya,
selanjutnya dilakukan pengawasan dan pemeriksaan di daerah asal yaitu di
Bandar Udara El Tari saat kedatangan dari Surabaya dan di masing-masing
Kabupaten/kota asal jamaah haji.
82
Tabel 10 Data Jamaah Haji Asal Provinsi NTT Yang Tiba di Bandara Eltari
Dan Kab/Kota yang Mendapatkan pemeriksaan & perawatan
Kesehatan Oleh KKP Kupang Tahun 2017.
No NAMA UMUR/JK ASAL
KAB/KOTA
KELUHAN
& GEJALA
KET
1 Tn. Ahmad
Tani
65 Tahun /
L
Kota Kupang Luka Pada
Kaki Kiri
Non Kategori
PHEIC,
Evakuasi Dg
Ambulance
Ke Asrama
Haji
2 Ny. Aminah
Maja Baso
53 Tahun /
P
Alor Pilek, Nyeri
Pada Kaki
Non Kategori
PHEIC,
Dipulangkan
3 Ny. Nur T 54 Tahun /
P
Alor Batuk, Pilek Non Kategori
PHEIC,
Dipulangkan
4
Tn. Dawudah
Pua Salama
74 Tahun /
L
Nagekeo
Kelelahan
Non Kategori
PHEIC,
Dipulangkan
5 Tn. Pahlawan
Abdullah
61 Tahun /
L
Nagekeo Batuk, Pilek,
Acut
Abdomen
Non Kategori
PHEIC,
Dipulangkan
7 Hj. Siti Hawa
Muh. Saleh
68 Tahun /
P
Kota Kupang Nyeri Di
Kaki
Non Kategori
PHEIC,
Dipulangkan
8 Hj. Siti
Amang
53 Tahun /
P
Kota Kupang Nyeri di kaki Non Kategori
PHEIC,
Dipulangkan
9
Tn. Samsudin
Hasan
Muhamad
69 Tahun /
L
Manggarai
Barat
Demam
39,4°C
Dievakuasi
ke RS
Labuan Bajo,
dipulangkan,
Nonkategori
PHEIC
10 Hj. Sepiah
Bahari Laeng
69 Tahun /
P
Manggarai
barat
Dispepsia,
Demam,
batuk
Rawat di RS
L. Bajo, Tgl
6/10/2017
dipulangkan,
Non kategori
PHEIC
83
Dari tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa saat pelaksanaan pengawasan
kedatangan jamaah haji di NTT melalui bandara El Tari Kupang dan di
Kab/Kota Asal, terdapat 10 orang jamaah haji dengan kondisi kesehatan yang
perlu mendapatkan pemeriksaan secara intensif. 3 orang berasal dari Kota
Kupang, 2 orang asal Kab. Alor, 2 orang asal Kab. Nagekeo, 2 orang asal Kab.
Manggarai Barat. Setelah dilakukan pemeriksan kesehatan mendalam terhadap
10 orang jamaah haji tersebut dapat dinyatakan bahwa semuanya tidak termasuk
dalam kategori penyakit berpotensi PHEIC.
Permasalahan
Permasalahan yang didapatkan selama pelaksanaan kegiatan surveilans kesehatan
haji sejak Pra Haji – Pasca Haji, adalah sebagai berikut:
1. Didapatkan bahwa tahapan pemeriksaan kesehatan terhadap Calon Jamaah Haji
belum sesuai sebagaimana dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 tahun
2016 Tentang Istithaah Kesehatan Jamaah Haji.
2. Sehubungan dengan point 1 (satu) tersebut diketahui bahwa belum
tersosialisasinya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 tahun 2016 Tentang
Istithaah Kesehatan Jamaah Haji secara menyeluruh pada petugas di Puskesmas
dan RS.
3. Tertundanya tahapan pemeriksaan kesehatan diakibatkan pula oleh
ketidakhadiran dari jamaah haji sesuai waktu yang ditentukan termasuk saat
tahapan vaksinasi dan legalisasi sertifikat vaksinasi.
4. Tingkat pengetahuan jamaah haji terhadap pentingnya Istithaah Kesehatan Haji
masih rendah juga mempengaruhi tingkat partisipasi calon jamaah haji dalam
mengikuti prosedur pemeriksaan kesehatan dengan baik.
84
5. Kendala terlambatnya informasi baik mengenai jumlah jamaah maupun tahapan
pemeriksaan membuat kegiatan vaksinasi dan legalisasi tertunda.
6. Keterlambatan vaksinasi juga terjadi karena distribusi vaksin ke Kabupaten/kota
terhambat dalam proses pengiriman.
2. KOORDINASI PENYAKIT MENULAR BERPOTENSI WABAH
a. Gambaran Umum
Kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular, keracunan makanan,
keracunan bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
karena dapat menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar,
menyerap anggaran biaya yang besar dalam upaya penanggulangannya, berdampak
pada sektor ekonomi, pariwisata serta berpotensi menyebarluas lintas
kabupaten/kota, propinsi bahkan internasional yang membutuhkan koordinasi
dalam penanggulangannya.
Indonesia merupakan Negara yang masih memiliki angka kejadian luar
biasa (KLB) penyakit menular, bencana dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi
ini menyebabkan perlunya peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon
terhadap KLB tersebut dengan langkah-langkah yang terprogram dan akurat,
sehingga proses penanggulangannya menjadi lebih cepat dan akurat pula. Untuk
dapat mewujudkan respon KLB yang cepat, diperlukan bekal pengetahuan dan
keterampilan yang cukup dari para petugas yang diterjunkan ke lapangan.
Kenyataan tersebut mendorong kebutuhan para petugas di lapangan untuk memiliki
pedoman penyelidikan dan penanggulangan KLB yang terstruktur, sehingga
memudahkan kinerja para petugas mengambil langkah-langkah dalam rangka
melakukan respon KLB.
85
Di Indonesia sering terjadi KLB, Tahun 2010 terjadi KLB Diare dan DBD
di Jawa Barat, di Lampung terjadi KLB DBD dan Chikungunya. Pada tahun 2010
juga terjadi KLB Malaria di Sumatera Utara dan Jawa Tengah. Tahun 2011 KLB
Diare di Kabupaten Kupang Propinsi NTT, dan KLB keracunan makanan di
Kabupaten TTS Propinsi NTT. Tahun2012 terjadi KLB DBD di Propinsi NTT
yaitu di Kota Kupang dan Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah penderita
sebanyak 6.071 orang, diantaranya 10 orang dinyatakan meninggal. Sedangkan
pada tahun 2013 terjadi KLB DBD bersamaan dengan meletusnya gunung
Rokatenda di Kabupaten Sikka yang menyebabkan kematian 6 orang akibat DBD.
Di Tahun 2014 terjadi gunung Rokatenda meletus di Kabupaten Sikka serta adanya
kecelakaan kapal tengelam di perairan Rote dan Larantuka serta setiap tahun sering
terjadi bencana alam yaitu banjir di Kabupaten Malaka. Karena itu kejadian-
kejadian KLB perlu dideteksi secara dini dan diikuti tindakan yang cepat dan tepat,
perlu diidentifikasi adanya ancaman KLB serta kondisi rentan yang dapat
memperbesar risiko terjadinya KLB agar dapat dilakukan peningkatan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan KLB, dan oleh karena
itu KKP Kelas III Kupang sebagai salah satu UPT Kemenkes yang berada di bawah
Dirjen PP-PL yang ada di Wilayah Provinsi NTT harus dapat berespon secara
cepat, tepat terhadap setiap KLB yang ada di Provinsi NTT.
Kejadian-kejadian KLB perlu dideteksi secara dini dan diikuti tindakan
yang cepat dan tepat, perlu diidentifikasi adanya ancaman KLB serta kondisi
rentan yang dapat memperbesar risiko terjadinya KLB agar dapat dilakukan
peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan KLB dan
oleh karena itu KKP Kelas III Kupang berperan penting dalam melakukan kajian
86
epidemiologi ancaman KLB sehingga SKD KLB di wilayah Pelabuhan Laut,
Bandara dan PLBD dalam Wilker KKP Kelas III Kupang dapat mengidentifikasi
ada tidaknya ancaman KLB secara dini.
B. Tujuan
1. Penguatan koordinasi kewaspadaan dan respon terhadap KLB antara wilayah –
wilayah kerja KKP Kupang dengan Dinas Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang ada disetiap wilayah kerja
2. Terciptanya pola atau respon cepat terhadap bahaya KLB atau Wabah yang
dapat mengancam kehidupan masyarakat di wilayah kerja KKP Kupang
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
1. Lokasi dan Waktu Kegiatan
Tabel 1. Lokasi Pelaksanaan Koordinasi Kewaspadaan dan Respon KLB
Di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
No Nama Petugas Lokasi Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 Hengky Y. Jezua, SKM,
M.Kes
Kalabahi 12 – 24 Desember
2017
2 Bernadinus Darma, SKM Puskesmas Labuan Bajo 22 - 24 Desember
2017
3 Sarwiningsih, SSi.Apt Puskesmas Lewoleba dan
Dinkes Kab. Lembata
18 – 20 Desember
2017
4 Bernhard Kedoh, SKM Puskesmas Kopeta dan
Dinkes Kab. Sikka
12 – 24 Desember
2017
Berdasarkan tabel 1 di atas, pelaksanaan koordnasi kewaspadaan dan respon KLB di
Wilker KKP Kupang tahun 2017 dilakukan di 4 (empat) wilayah kerja antara lain
Pelabuhan Laut Kalabahi, Pelabuhan Laut Labuan Bajo, Pelabuhan Laut Maumere
dan Pelabuhan Laut Lembata. Pemilihan 4 (empat) wilayah kerja ini didasarkan
87
pada data dan jumlah peningkatan kasus penyakit-penyakit berpotensial KLB pada
tahun – tahun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan ini juga dilakukan pada bulan
Desember sebagai persiapan dan pemantapan koordinasi
terhadap peningkatan kasus penyakit potensial KLB terutama penyakit DBD pada
awal musim penghujan.
2 Hasil Koordinasi
Tabel 2. Distribusi Penyakit Potensial KLB Menurut Lokasi Kegiatan
Koordinasi Kewaspadaan dan Respon KLB di Wilayah Kerja
KKP Kupang Tahun 2017
No Nama Penyakit
Wilayah Kerja
Kalabahi Labuan Bajo Lembata Maumere
1 Kholera - - -
2 Pes - - -
3 Demam
berdarah
Ada - Ada
4 Campak Ada Ada (
terjadi KLB
Campak
Pada tahun
2017
Ada
5 Polio - - -
6 Difteri - - -
7 Pertusis - - -
8 Rabies - Ada -
9 Malaria - - -
10 H5N1 - - -
11 Antraks - - -
12 Leptospirosis - - -
13 Hepatitis Ada - -
14 H1N1 - - -
15
Meningitis
Suspek
(Belum ada
data dukung
- -
88
dan
konfirmasi
laboratorium)
16 Yellow fever - - -
17 Chikungunya - - -
Berdasarkan tabel 2 di atas, penyakit potensial KLB yang sering terjadi di 4
(empat) lokasi kegiatan (Kalabahi, Labuan Bajo, Maumere, dan Lembata) antara
lain penyakit DBD, campak, rabies, hepatitis dan ada satu suspek meningtis tapi
tidak didukung dengan data pendukung yang lengkap dan konfirmasi
laboratorium di Labuan Bajo. Pada tahun 2017 juga terjadi KLB campak di
Kabupaten Lembata dengan jumlah kasus 55 kasus tanpa kematian. Berikut data
peningkatan kasus campak di Kab, Lembata pada tahun 2017.
Tabel 3. Jumlah Kasus Campak di Kabupaten Lembata Tahun 2017
No Bulan Jumlah Kasus
1 Januari -
2 Februari -
3 Maret -
4 April -
5 Mei -
6 Juni 9
7 Juli 3
8 Agustus 21
9 September 22
10 Oktober -
11 November -
12 Desember -
Total 55
Sumber : data dari Dinkes Kabupaten Lembata 2017
89
Grafik 1. Jumlah Kasus Campak di Kabupaten Lembata Tahun 2017
Berdasarkan tabel dan grafik 1 di atas diketahui bahwa jumlah kasus campak
tertinggi terjadi pada bulan september dengan jumlah 22 kasus campak.
Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh tim dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata dan diketahui pembawa virus campak
adalah 2 (dua) orang yang selama ini tinggal di luar Kab. Lembata dengan
status imunisasi tidak diimunisasi (berasal dari Surabaya dan Makassar).
3 Hambatan dan Permasalahan
Dalam pelaksanaan koordinasi kewaspadaan dan respon KLB di 4 (empat)
lokasi kegiatan yaitu Kalabahi, Labuan Bajo, Lembata dan Maumere di dapat
beberapa permasalah dan hambatan dalam proses pencegahan, pemberatasan
sampai dengan tahap penanggulangan penyakit potensial KLB antara lain :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang upaya pencegahan dan
penularan penyakit potensial KLB.
0
5
10
15
20
25
90
2. Pengelolaan sampah di masyarakat yang masih buruk sehingga berpengaruh
terhadap kondisi lingkungan sebagai tempat perkembangbiakan vektor
penyakit.
3. Masyarakat masih kesulitan mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari –
hari sehingga banyak masyarakat yang masih sering menampung air berhari
hari di tempat penanmpungan air sehingga memungkinkan menjadi tempat
perkembangbiakan jentik
4. Masih kurangnya SDM dan sarana prasarana di Dinas Kesehatan dan
Puskesmas setempat.
Kesimpulan
Koordinasi antara KKP khususnya 4 (empat) wilayah kerja Pelabuhan Laut
Kalabahi, Pelabuhan Laut Labuan Bajo, Pelabuhan Laut Maumere dan
Pelabuhan Laut Lembata dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Daerah dan
puskesmas setempat telah terjalin dengan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
adanya pola pelaporan dan respon cepat jika terjadi peningkatan kasus penyakit
potensial KLB
SARAN
Perlu adanya koordinasi, komunikasi dan sharing data yang rutin dilakukan
antara KKP Kupang khususnya wilayah kerja KKP Kupang dengan Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit Daerah dan Puskesmas setempat.
91
3. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI FAKTOR RESIKO ALAT
ANGKUT DALAM RANGKA SAIL SABANG – INDONESIA
a. Gambaran Umum
Sail Indonesia adalah turnamen reli yacths tahunan yang berangkat dari
berbagai Negara seperti Darwin-Australia, Timor Leste dan Papua Nugini pada
bulan Juli setiap tahun yang bertujuan wisata di seluruh Indonesia. Sail
Indonesia digelar sejak 2009 dengan nama dan lokasi berbeda, yaitu Sail
Bunaken pada 2009 yang dipusatkan di Manado dan Bitung Sulawesi Utara, Sail
Banda pada 2010 dipusatkan di Ambon Maluku, Sail Wakatobi dipusatkan di
Sulawesi Tenggara dan Belitung Kepulauan Bangka Belitung pada 2011, Sail
Morotai pada 2012, Sail Komodo 2013 di Nusa Tenggara Timur , Sail Tomini
tahun 2015, Sail Karimata 2016 yang di pusatkan di Propinsi Kepulauan Riau
dan Sail Sabang 2017. Walaupun setiap tahunnya lokasi penyelenggaraan Sail
Indonesia berbeda-beda akan tetapi daerah entry point atau pintu masuk ke
wilayah Indonesia adalah Nusa Tenggara Timur – Kupang . Pada tahun 2017Sail
Indonesia diselenggarakan di kota Sabang dengan jumlah peserta 111 . Peserta
masuk ke wilayah Indonesia melalui 3 (tiga) pintu masuk yakni ; melalui Tual,
Biak dan Kupang. Peserta yang masuk melalui Kupang sebanyak 22 peserta.
Menurut pengurus Aswindo Kupang bahwa tahun 2017 jumlah peserta
mengalami penurunan karena cuaca di perairan samudera Hindia sangat ekstrim
sehingga mengurangi minat dari wisatawan untuk mendaftarkan diri mengikuti
Sail Indonesia.Walaupun jumlahnya menurun namun KKP Kupang tetap
melaksanakan tugas dan fungsinya yakni pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit, penyakit potensial wabah pada pintu masuk Negara.Analisis situasi
92
yang mendukung kegiatan ini karena saat Situasi khusus Sail Indonesia ini
adanya mobilisasi alat angkut, crew dari luar ke dalam negeri, konsentrasi massa
dalam jumlah yang besar di suatu tempat, hal ini memungkinkan terjadinya
penularan penyakit karena adanya faktor resiko baik melalui orang, alat angkut,
barang dan lingkungan yang kurang mendukung. Karena adanya faktor tersebut
maka pada pelaksanaan Sail , KKP Kupang melaksanakan fungsi cegah tangkal
di Pelabuhan.
Lokasi Dan Waktu
Pelaksanaan Sail Sabang Tahun 2017 di pusatkan di Pantai Tedys Kupang
sebagai entry port. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 01 Agustus sampai
dengan tanggal 05 Agustus 2017.
HASIL KEGIATAN
Pelaksanaan Sail Sabang Tahun 2017 di pusatkan di Kota Sabang, propinsi
Aceh. Kota Sabang merupakan wilayah paling barat di Republik Indonesia.
Secara geografis kota Sabang terletak pada koordinat 05* 56’ 28” – 05* 54’ 28”
LU dan 95* 13’ 02” – 95* 22’ 36” BT.
Batas Kota Sabang sebelah utara dan timur berbatasan dengan selat Malaka,
sebelah selatan berbatasan dengan Selat Benggala dan sebelah barat berbatasan
dengan Samudera Indonesia. Secara geopolitis, kota Sabang sangat strategis,
karena berbatasan langsung dengan Negara-negara lain seperti India, Malaysia
dan Thailand serta merupakan alur pelayaran Internasional bagi kapal-kapal
yang akan masuk dan keluar wilayah Indonesia dari arah barat. Kota sabang
mempunyai (5) buah pulau yakni Pulau Weh (kota Sabang), Pulau Klah, Pulau
93
Rubiah, Pulau Seulako dan Pulau Rondo ditambah gugusan pulau-pulau batu di
pantai utara. Berikut tempat pariwisata yang merupakan potensi alam kota
Sabang, yakni; Pantai Iboih, Danau Aneuk Laot, Pulau Rubiah, pantai Sumur
Tiga, Benteng Jepang Anoi Itam, Air terjun Pria Laot, Pemandian Air Panas
Keuneukai, Pantai Ujung Kareung, Tugu Kilometer Nol Indonesia. Masih
banyak pesona yang tidak kalah menawan lainnya yang ada di Kota paling Barat
Indonesia ini. Walaupun pelaksanaan tahun ini dipusatkan di Kota Sabang
Provinsi Aceh, akan tetapi entry point atau pintu masuk ke wilayah Indonesia
adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Entry point pertama di wilayah NTT
adalah Kota Kupang yang dipusatkan di Pantai Tedys Kupang.
Waktu Kegiatan
Pelaksanaan Sail Karimata dimana Kupang sebagai entry point pertama di
Wilayah NTT dilaksanakan pada tanggal 01Agustus s/d 05 Agustus 2017.
TENAGA
Tenaga pelaksanaSail Sabang Tahun 2017 adalah Tim dari KKP Kupang
yang merupakan bagian dari Tim QICP (Quarantine,Immigration Custom, Port)
membuka pos pelayanan bersama yang dipusatkan di Kantor Kelurahan LLBK di
Pantai Tedys Kupang, selain itu Tim QICP juga melakukan pemeriksaan kapal
yang masuk ke Pantai Tedys Kupang sebagai entry point pertama di Wilayah
Provinsi NTT.
94
Tabel 3.1 Distribusi Tenaga Sail Sabang KKP Kupang Menurut Jenis
Kelamin
NO. JENIS KELAMIN JUMLAH
1. Laki – laki 7
2 Perempuan 3
Total 10
Diagram 3.1 Distribusi Tenaga Sail Sabang KKP Kupang Menurut
Jenis Kelamin
Berdasakan tabel dan grafik distribusi tenaga SailSabang KKP Kupang menurut
jenis kelamin, jumlah petugas dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang
dan petugas dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 3 orang.
Tabel 3.2 Distribusi Tenaga Sail Sabang KKP Kupang Menurut Jenis
Jabatan
NO. JABATAN JUMLAH
1. Dokter 1
2. Epidemolog 3
3. Perawat 3
4. Sanitarian 3
Total 10
7
3
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Laki -laki Perempuan
95
Diagram 3.2 Distribusi Tenaga Sail Sabang KKP Kupang Menurut
Jenis Jabatan
Berdasarkan tabel dan diagram3.2 distribusi tenaga Sail Karimata KKP Kupang
menurut jenis jabatan di atas jumlah tenaga terbanyak adalah
sanitarian,epidemolog, perawat yaitu 3 orang sedangkan dokter 1 orang.
Gambaran Peserta Sail Sabang Tahun 2017
Peserta Sail Karimata Tahun 2017 berjumlah 22 Kapal, dimana 18 kapal
diantaranya dari Australia menyinggahi Kupang (Pantai Tedys Kupang) sebagai
pelabuhan pertama dan 2 Kapal diantaranya dari Timor Leste,1 kapal datang dari
Papua Nugini, 1 kapal datang dari New Calidonia. Dari 22 kapal yang menyinggahi
Kupang (Pantai Tedys Kupang), semuanya telah dilakukan pemeriksaan kapal
sesuai standar kekarantinaan oleh petugas KKP Kupang.
Dokter, 1
Epidemiolog, 3
Sanitarian, 3
Perawat, 3
96
Tabel 4.1 Distribusi Kapal Menurut Daerah Asal Kedatangan
Sail Sabang 2017
NO ASAL KEDATANGAN JUMLAH
1. DARWIN 18
2. TIMOR LESTE 2
3. PAPUA NUGINI 1
4. NEW CALIDONIA 1
Total 22
Grafik 4.1 Distribusi Kapal Menurut Daerah Asal Kedatangan
Sail Sabang 2017
Berdasarkan grafik 4.1 Distribusi Kapal Menurut daerah asal kedatangan
Sail SabangTahun 2017 di atas, jumlah kapal terbanyak datang dari Darwin-
Australia yaitu 18 kapal, dari Timor Leste 2 Kapal, Papua dan New Calidonia
masing-masing 1 kapal.
18
21 1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Darwin Tiles Papua Nug New Calidonia
97
Tabel 4.2 Distribusi Kapal Menurut Waktu Tiba / Kedatangan
Sail Sabang Tahun 2017
NO Waktu Tiba Kedatangan Jumlah
1. Selasa, 1 Agustus 2017 4
2. Rabu, 2 Agustus 2017 11
3. Kamis, 3 Agustus 2017 3
4. Jumat, 4 Agustus 2017 1
5. Jumat, 11 Agustus 2017 1
6. Rabu, 16 Agustus 2017 2
Total 22
Grafik 4.2 Distribusi Kapal Menurut Waktu Tiba / Kedatangan
Sail Sabang Tahun 2017
Berdasarkan grafik 4.2 Distribusi Kapal Menurut Waktu Tiba /
Kedatangan Sail SabangTahun 2017 di atas, jumlah kapal terbanyak tiba pada
hari Rabu, 2Agustus 2017 yaitu 11 Kapal, terkecil pada hari Jumat, 4 Agustus
2017 dan Jumat, 11 Agustus 2017 yakni 1 kapal.Jumlah kedatangan dengan
waktu yang berbeda ini akibat kondisi cuaca di Samudera Hindia sangat ekstrim.
4
11
3
1 1
2
0
2
4
6
8
10
12
Selasa, 1/8/17
Rab, 2/8/17 Kam, 3/8/17 Jum, 4/8/17 Jum, 11/8/17 Rab, 16/8/17
98
Pelayanan satu atap (QCIP) pada tgl 1 – 5 agustus 2017 di Posko Sail (Pantai
Teddys) sedangkan untuk peserta yang datang di atas tanggal 1 – 5 agustus di
layani di Kantor masing-masing.
Tabel 4.3 Distribusi Kapal Menurut Asal Negara Sail Sabang
Tahun 2017
NO ASAL NEGARA JUMLAH
1. Australia 7
2. USA 4
3. British 2
4. Polandia 1
5. United Kingdoom 1
6. Swedia 1
7. Canada 2
8. Prancis 1
9 Norwegia 1
10 Jepang 1
11 Belanda 1
Total 22
Grafik 4.3 Distribusi Kapal Menurut Asal Negara Sail Sabang-
Indonesia Tahun 2017
7
4
2
1 1 1
2
1 1 1 1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
99
Berdasarkan grafik 4.3 Distribusi Kapal Menurut Asal Negara Sail
SabangTahun 2017 di atas, jumlah kapal terbanyak berasal dari Negara Australia
yaitu 7 Kapal.USA 4 Kapal, British 2 Kapal, Canada 2 sedangkan beberapa
negara lainnya masing-masing 1 kapal. Total peserta untuk Sail Sabang yang
masuk melalui Kupang berjumlah 22 Kapal,
Diagram 4.4 Distribusi Kedatangan Kapal Menurut daerah Sehat/
Terjangkit Sail Sabang Tahun 2017
Berdasarkan grafik 4.4 di atas menunjukan bahwa semua kedatangan
kapal berasal dari Negara sehat.
Diagram 4.5 Distribusi Kedatangan Kapal Yang Melanggar /
Tidak Melanggar UU Karantina.
22
00
5
10
15
20
25
SEHAT TERJANGKIT
22
00
5
10
15
20
25
TDK MELANGGAR MELANGGAR
100
Berdasarkan grafik 4.5 di atas menunjukan bahwa semua kedatangan
kapal tidak melanggar UU Karantina.
Diagram 4.6 Distribusi Kedatangan Kapal Yang Diperiksa /
Tidak Diperiksa.
Berdasarkan grafik 4.6 di atas menunjukkkan bahwa semua kapal
dilakukan pemeriksaan oleh petugas KKP.
Diagram 4.7 Distribusi Kedatangan Kapal yang diperiksa Menurut
Faktor resiko yang ditemukan
22
00
5
10
15
20
25
DIPERIKSA TDK PERIKSA
22
00
5
10
15
20
25
TDK ADA FAKTOR RESIKO ADA FAKTOR RESIKO
101
Berdasarkan grafik 4.7 di atas menunjukan bahwa semua kapal yang dilakukan
pemeriksaan oleh petugas KKP, tidak ada faktor resiko yang ditemukan (ABK
sakit, Tikus, Kecoak, Lalat). Walaupun tidak ada faktor resiko pada saat
pemeriksaan, pengawasan tetap dilakukan dua kali masa inkubasi.
Diagram 4.8 Distribusi Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen
Kesehatan Kapal Tahun 2017
Berdasarkan grafik 4.8 di atas menunjukan bahwa dokumen kesehatan
yang diperiksa aadalah sebagai berikut : MDH (10 kapal memiliki MDH
sedangkan 12 kapal tidak memiliki MDH). Ship Particular (22 kapal memiliki
Ship Particular). ICV (semua Crew memiliki ICV). Vak. List(semua kapal tidak
memiliki vak. List). Medicine List (semua kapal tidak memiliki medicine list).
Crew List (semua kapal memiliki crew list). Buku kesehatan ( 5 kapal
memiliki bukes karena pernah datang ke Indonesia, sedangkan 17 kapal lainnyaa
0
5
10
15
20
25
10
22 22
0 0
22
54
3
12
0 0
22 22
0
1718
19
ADA
TDK
102
belum memiliki bukes). SSCEC (4 kapal sudah memiliki SSCEC dan masih
valid, sedangkan 18 kapal belum memiliki SSCEC). SP3K (3 kapal sudah
memiliki sertifikat P3K, sedangkan 19 kapal lainnya belum ada)
Diagram 4.9 Distribusi Tindakan KKP Terhadap Kapal Yang Tidak
Lengkap Dokumen Kesehatan.
Grafik 4.9 di atas menunjukkan bahwa kapal yang belum memiliki MDH 12
kapal dan diberikan MDH oleh KKP sebanyak untuk 12 kapal, COP diberikan
kepada 22 kapal karena semua kapal berasal dari luar negeri dan dalam
karantina, buku kesehatan diberikan kepada 17 kapal sedangkan 5 kapal lainnya
telah memiliki buku kesehatan, SSCEC diberikan kepada 19 kapal karena 3
kapal lainnya telah memiliki SSCEC, Sertifikat P3K diberikan kepada 19 kapal,
karena 3 kapal lainnya telah memiliki SP3K. Untuk kapal yang tidak memiliki
MDH, vaksination list, medicine list diberikan rekomendasi untuk melengkapi
dokumen tersebut.
0
5
10
15
20
25
MDH COP BUKES SSCEC SP3K
12
22
17
19 19
0 0
5
3 3
DIBERIKAN
TDK
103
Diagram 4.10 Distribusi Kapal Menurut Tujuan Keberangkatan
Sail Sabang Tahun 2017
Berdasarkan diagram 4. 10, distribusi kapal menurut tujuan kebrangkatan Sail
Sabang Tahun 2017 di atas, jumlah kapal terbanyak tujuan keberangkatan ke
Wini – TTU (Mengikuti schedule Sail) yaitu 16kapal. sedangakan Labuan Bajo4
Kapal , Komodo 1 Kapal, Bitung 1 kapal.
Diagram 4.11 Distribusi Crew Kapal Menurut Jenis Kelamin
Wini, 16
L. Bajo, 4
Komodo, 1Bitung, 1
Laki - laki, 38
Perempuan, 30
104
Berdasarkan diagram 4.11 , Distribusi Crew Kapal Menurut Jenis Kelamin Sail
SabangTahun 2017 di atas, jumlah crew kapal terbanyak berjenis kelamin laki –
laki yaitu 38 orang sedangkan crew kapal berjenis kelamin perempuan sebanyak
30 orang. Total crew kapal yang menjadi peserta Sail SabangTahun 2017 adalah
68 orang.
Diagram 4.12 Distribusi Crew Kapal Menurut Kondisi sehat/sakit Sail
Sabang Tahun 2017
Berdasarkan diagram 4.12 , Distribusi Crew Kapal Menurut kondisi sehat/sakit
Sail Sabang Tahun 2017 di atas, menunjukan bahwa semua crew kapal sehat.
Sedangkan crew yang sakit tidak ada ( = 0 ).
68
00
10
20
30
40
50
60
70
80
SEHAT SAKIT
105
Diagram 4.13 Distribusi Crew Kapal Menurut Kebangsaan /
Asal Negara Sail Sabang Tahun 2017
Berdasarkan grafik 4.13 distribusi Crew Kapal Menurut Kebangsaan
/Asal Negara Sail Sabang 2017 di atas, terbanyak berasal dari Australia yaitu 16
orang, dan terkecil berasal dari Perancis dan Jepang masing-masing 2 orang.
Diagram 4.14 Distribusi Crew Kapal yang memiliki Sertifikat Vaksinasi
(ICV)
Berdasarkan grafik 4.14 di atas menunjukan bahwa ada 40 crew kapal yang
memiliki ICV, sedangkan 28 crew tidak memiliki ICV.
AUS USASWED
IABRITIS
HBELANDA
CANADA
NORWEGI
A
POLANDIA
UNITED
KING
PERANCIS
JEPANG
JMLH 16 12 10 7 5 4 4 3 3 2 2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0
5
10
15
20
25
30
35
40
ICV
40
28
Memiliki
TDK
106
Diagram 4.15 Tindakan Yang Diberikan Kepada Crew Kapal
Yang Tidak Memiliki ICV Tahun 2017
Berdasarkan grafik 4.16 di atas menunjukan bahwa ada 28 crew yang tidak
memiliki ICV diberikan rekomendasi untuk melakukan vaksinasi yang
disyaratkan untuk perjalanan internasional (Yelow fever).
0
5
10
15
20
25
30
ICV
28
0
Rekomendasi
Tdk
107
Kesimpulan
1. Jumlah kapal/peserta Sail Sabang Tahun 2017 yang menyinggahi Pantai Tedys
Kupang sebanyak 22 kapal/peserta.
2. Semua kapal yang menyinggahi Pantai Tedys Kupang dilakukan pemeriksaan
kapal sesuai standar kekarantinaan dan tidak ditemukan factor resiko.
3. Peserta Sail Sabang Tahun 2017 berasal dari 11 (Sebelas) negara yaitu
Australia, Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Perancis, Swiss, Selandia Baru dan
Marshal Island..
4. Jumlah crew dari kapal/peserta Sail Sabang Tahun 2017 sebanyak 112 orang.
5. Kunjungan kapal sail Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
Meskipun mengalami penurunan Surveilans Epidemologi dalam rangka cegah
tangkal penyakit harus tetap dilakukan oleh petugas KKP.
Saran
I. Perlu meningkatkan Sistem Kewaspadaan dini
II. ATK dan Bahan pendukung lainnya dalam rangka SE Alat Angkut perlu
dianggarkan.
4. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI FAKTOR RESIKO SITUS HARI
RAYA ( Lebaran, Natal / Tahun Baru, Samana Santa )
A. SITUS HARI RAYA IDUL FITRI
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1215 tentang Pedoman Kesehatan
Matra, kesehatan matra merupakan suatu upaya kesehatan untuk meningkatkan
kemampuan fisik dan mental guna mengadaptasi terhadap kondisi/keadaan
matra.
108
Tujuannya adalah : agar individu, kelompok / masyarakat yang terpapar dalam
kondisi matra tetap sehat, dengan cara menggerakkan masyarakat melalui
desiminasi informasi, mendorong masyarakat untuk mendapat pelayanan
kesehatan yang terjangkau dan bermutu serta mendorong kemandirian
masyarakat untuk tetap sehat dalam kondisi matra.
Ruang lingkup kesehatan matra meliputi upaya kesehatan haji, upaya
kesehatan transmigrasi, upaya kesehatan penanggulangan korban akibat
bencana, upaya kesehatan di bumi perkemahan, upaya kesehatan dalam situasi
khusus, upaya kesehatan penanggulangan akibat gangguan kamtibmas, upaya
kesehatan lintas alam, upaya kesehatan bawah tanah dan upaya kesehatan wisata.
Salah satu ruang lingkup kesehatan matra yakni upaya kesehatan dalam situasi
khusus, seperti dalam situasi hari raya keagamaan yakni Idul Fitri, Adanya
konsentrasi masyakat dalam jumlah yang besar di suatu tempat. Pada situasi
diatas, dapat mengakibatkan adanya risiko kecelakaan dan penularan penyakit
yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan laporan kegiatan situasi khusus Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kupang pada tahun 2016, kegiatan posko pelayanan kesehatan
dilakukan di 15 lokasi, yakni di wilayah kerja pelabuhan laut Tenau, wilayah
kerja pelabuhan feri Bolok, dan pos bandara El Tari serta seluruh wiayah kerja
KKP Kupang. Untuk situasi khusus Idul Fitri, total jumlah kedatangan alat
angkut di pelabuhan laut , bandara dan PLBD adalah 1730 dengan rincian kapal
yang datang sebanyak 310 dan pesawat yang datang sebanyak 1100 Kendaraan
darat sebanyak 320 Sedangkan, total jumlah keberangkatan alat angkut di
pelabuhan laut dan bandara adalah 1410 dengan rincian kapal yang berangkat
109
sebanyak 310 dan pesawat yang berangkat sebanyak 1100, kendaraan darat
sebanyak 320. Untuk arus penumpang, total penumpang yang datang melalui
pelabuhan laut dan bandara sebanyak 130.000 dengan rincian penumpang yang
datang dengan menggunakan kapal laut dan kapal fery sebanyak 450.000 orang
dan penumpang yang datang dengan menggunakan pesawat udara sebanyak
600.000 orang, kendaraan darat sebanyak . Sedangkan, total penumpang yang
berangkat melalui bandara sebanyak 25.000 orang. Pelayanan posko kesehatan
pada situasi khusus Idul Fitri menangani 28 pasien dengan pelayanan terbanyak
pada pemeriksaan gravida atau ibu hamil yang melakukan perjalanan keluar dari
kota Kupang. Untuk angka kecelakaan alat transportasi, tidak ada ditemukan
kasus kecelakaan baik di pelabuhan laut maupun di bandara. Untuk situasi
khusus Idul Fitri tahun 2016 , total jumlah kedatangan alat angkut di pelabuhan
laut , bandara dan PLBD adalah 1430, dengan rincian kapal yang datang
sebanyak 359 dan pesawat yang datang sebanyak 840, kendaraan darat adalah
231. Sedangkan, total jumlah keberangkatan alat angkut di pelabuhan laut dan
bandara dan PLBD adalah 1532, dengan rincian kapal yang berangkat sebanyak
392 dan pesawat yang berangkat sebanyak 830 . Untuk arus penumpang, total
penumpang yang berangkat melalui pelabuhan laut dan bandara dan PLBD
sebanyak 121.220, dengan rincian penumpang yang berangkat dengan
menggunakan kapal laut dan kapal fery sebanyak 47.313 orang, penumpang
yang berangkat dengan menggunakan pesawat udara sebanyak 68.155 orang,
menggunakan kendaraan darat sebanyak 5752.
Sedangkan, total penumpang yang datang melalui Pelabuhan Laut,bandara dan
PLBD sebanyak 112.517 orang. Sebanyak 109 pasien yang ditangani pada
110
posko pelayanan kesehatan Nataru dimana pelayanan terbanyak pada
pemeriksaan ibu hamil yakni 40 orang cedera (Gawat Darurat) sebanyak 12
orang yang akan berangkat , disusul pasien dengan gangguan SNH yakni
sebanyak 8 orang, Influenza 5 orang, Diare 3 orang.Selama situasi khusus Natal
dan Tahun Baru, tidak ada dilaporkan adanya kecelakaan alat transportasi di
pelabuhan laut maupun di bandara.
Jumlah arus mobilisasi kendaraan dan penumpang di atas meningkat dari
tahun sebelumnya dan akan mengalami peningkatan di tahun yang akan datang
seiring dengan semakin meningkatnya pelayanan transportasi di pelabuhan laut ,
bandaradan dan PLBD. Peningkatan ini juga akan berdampak pada mobilisasi
penyakit yang masuk dan keluar melalui bandara dan pelabuhan laut. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengawasan dan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat pengguna jasa transportasi di pelabuhan laut dan bandara dan PLBD
selama masa situasi khusus Idul Fitri. Hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi
pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam rangka cegah tangkal masuknya
penyakit melaluipintu masuk negara.
Tujuan Kegiatan
Tujuan Umum
Terlaksananya Pelayanan Kesehatan Kesehatan Matra Situasi Khusus Hari Raya
Lebaran ( Pra danPascaLebaran / H-14 sampai dengan H+14 )
Tujuan Khusus
1) Mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat kecelakaan maupun kondisi
darurat lainnya.
111
2) Meningkatkan komunikasi informasi dan edukasi tentang perilaku hidup
bersih dan sehat bagi para pemudik
3) Meningkatkan sistem kewaspadaan dini KLB dan surveilans penyakit.
Metode Pelaksanaan
a. Koordinasi dan Integrasi kegiatan pelayanan terpadu menghadapi arus mudik
lebaran antara instansi terkait di Pelabuhan Laut dan Bandara Wilayah Kerja
KKP Kupang
b Observasi Langsung dan Pengumpulan data sekunder Pradan Pasca Hari
Raya Lebaran Tahun 2017
c Posko Pelayanan kesehatan Situs Hari Raya di Bandara dan Pelabuhan Laut
Wilayah Kerja KKP Kupang
HASIL KEGIATAN
Dalam situasi arus mudik Lebaran Tahun 2017, Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kupang melaksanakan kegiatan Posko Pelayanan Kesehatan Matra Arus Mudik
Lebaran yang didalamnya dilaksanakan Posko Terpadu Lebaran 2017
bekerjasama dengan instansi terkait lainnya.
Masing-masing petugas wilker KKP Kupang, pada tahap persiapan
melakssnakan koordinasi dengan lintas sector dengan tujuan untuk
mensinkronkan jadwal maupu pelaksanaan kegiatan pada saat hari H. Kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan Spanduk dan Banner tentang Kesehatan Matra
di Bandara dan Pelabuhan Laut dan PLBN Wilayah Kerja KKP Kupang
112
Pelayanan Posko Kesehatan Terpadu
Dalam kegiatan Posko Kesehatan Terpadu melibatkan petugas kesehatan dari
KKP Kupang di semua wilayah kerja yang terdiri dari tenaga dokter, perawat,
surveilans dan tenaga teknis lainnya juga bekerja sama dengan lintas sektor
lainnya. Kegiatan Pelayanan Posko Kesehatan difokuskan pada saat alat angkut
yang memuat penumpang datang dan berangkat untuk memantau kesehatan
penumpang karena pada saat arus mudik dengan jumlah yang banyak cenderung
menyebabkan kelelahan, stress, kecelakaan bahkan gangguan penyakit menular
lainnya seperti ISPA, hepatitis dan lain-lain.
Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu adalah sebagai
berikut :
1. Pelayanan Posko Kesehatan Terpadu di Pelabuhan Laut bekerjasama dengan
PT. Pelindo, KSOP Tenau
2. Pelayanan Posko Kesehatan Terpadu di Bandara Udara El Tari bekerjasama
dengan Angkasa Pura
3. Pelayanan Posko Kesehatan Terpadu di Pelabuhan Laut Bolok bekerjasama
dengan ASDP
Berdasarkan Grafik 1. Data Kunjungan Posko Kesehatan menunjukkan kasus
penyakit tertinggi adalah penyakit lain-lain yang terdiri dari Ibu Hamil, Bayi, SNH,
dll. Untuk kasus penyakit terbanyak adalah penyakit Penyakit HT .
Gambaran Epidemiologis Situasi Khusus Kesehatan Matra Arus Mudik Lalu
Lintas Alat Angkut dan Penumpang di Wilayah Kerja Pelabuhan Laut, Bandara
Udara dan PLBD Wilker KKP Kupang. Kegiatan Posko Kesehatan Hari Raya
113
Lebaran dilaksanakan pada H-14 sampai dengan H+14 Hari Raya Idul Fitri 1438
Hijriah yaitu tanggal 12 Juni 2017 – 10 Juli 2017.
1. Data Lalu Lintas Pesawat pada Arus Mudik Lebaran 2017 di Wilker
Bandara Udara El Tari Kupang berdasarkan waktu ( H-14 tanggal 12
Juni 2017 sampai dengan H+14 tanggal 10 Juli 2017 ) dapat dilihat pada
grafik 2 dibawah ini.
Grafik 2 diatas menunjukkan bahwa jumlah lalu lintas Pesawat pada arus
mudik Lebaran 2017 di Wilayah Kerja Bandara Udara El Tari Kupang
berdasarkan waktu menunjukkan bahwa jumlah kedatangan pesawat terbanyak
adalah 40 pesawat dengan perbedaan setiap harinya tidak terlalu jauh, dan yang
paling rendah adalah 37 pesawat. Sedangkan keberangkatan pesawat terbanyak
pada tanggal 28 Juni sebanyak 42 pesawat. Kedatangan dan keberangkatan
pesawat di bandara Eltari sudah di jadwalkan setiap hari sehingga tidak ada
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Datang 40 39 40 40 38 39 40 37 39 40 39 40 39 39 38 37 39 40 40 40 39 40 39 40 38 39 39 40 40
Berangkat 40 40 39 38 39 40 40 39 38 37 39 38 39 40 40 41 42 39 39 40 38 40 39 41 39 40 39 40 39
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Grafik.2 JUMLAH LALU LINTAS PESAWAT PADA ARUS MUDIKLEBARAN 2017 DI WILKER BANDARA UDARA EL TARI KKP KUPANG
BERDASARKAN WAKTU (H-14 s/d H+14 )
114
perbedaan bermakna dengan hari sebelum arus mudik kecuali pada perbedaan
jumlah penumpang yang signifikan.
2. Data Lalu Lintas Penumpang Pesawat pada Arus Mudik Lebaran 2017 di
Wilker Bandara Udara Eltari Kupang berdasarkan waktu. ( H-14
tanggal 12 Juni 2017 sampai dengan H+14 tanggal 10 Juli 2017 ).
Berdasarkan Grafik.3. di atas menunjukkan bahwa jumlah penumpang pesawat
pada arus mudik Lebaran 2017 di Wilayah Kerja Bandara Udara KKP Kupang
berdasarkan waktu menunjukkan bahwa jumlah penumpang berangkat tertinggi
adalah pada tanggal 16, 20 Juni 2017 yaitu sebanyak 4400 orang dimana pada
tanggal ini merupakan waktu dimulainya arus mudik sedangkan jumlah
penumpang turun tertinggi adalah pada tanggal 2 juli 2017 yaitu sebanyak 4532
orang. Tanggal 2 juli merupakan puncak arus balik.
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Naik 4100 4150 4210 3990 4400 3780 4220 4150 4400 3980 3770 4110 3350 3300 3270 3134 3370 4120 3790 4400 3779 3880 3990 4407 4230 4123 3789 3300 3678
Turun 3200 4050 3120 4020 4250 3890 3890 3470 3870 3500 4122 3911 3210 3150 3122 3370 3990 3500 3769 4123 4532 4121 3211 3344 3811 4122 3290 3122 3799
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
Grafik. 3 .JUMLAH LALU LINTAS PENUMPANG PESAWAT PADA ARUS MUDIK LEBARAN 2017, DI WILKER BANDARA UDARA EL TARI
KKP KUPANGBERDASARKAN WAKTU (H-14 s/d H+10)
115
3. Data Lalu Lintas Kapal Laut pada Arus Mudik Lebaran 2017 di Wilker
Pelabuhan Laut KKP Kupang berdasarkan waktu. ( H-14 tanggal 12 Juni
2017 sampai dengan H+14 tanggal 10 Juli 2017 ).
Berdasarkan Grafik .4. diatas menunjukkan bahwa jumlah lalu lintas Kapal
Laut pada arus mudik Lebaran 2017 di 16 Wilayah Kerja Pelabuhan Laut
Kupang berdasarkan waktu menunjukkan bahwa jumlah kedatangan kapal
tertinggi adalah pada tanggal 02 Juli 2017 yaitu sejumlah 31 Kapal. Jumlah
keberangkatan kapal tertinggi pada tanggal 29 juni 2017 yaitu 41 kapal.
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Datang 11 22 15 9 8 10 7 11 13 8 8 9 5 5 11 8 5 7 14 22 31 12 25 26 22 23 26 19 18
Berangkat 13 19 11 14 19 15 12 24 31 14 21 20 13 11 7 7 12 41 21 11 8 9 23 24 21 22 26 15 22
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Grafik. 4. JUMLAH LALU LINTAS KAPAL PADA ARUS MUSIK LEBARAN 2017, DI WILKER-WILKER PELABUHAN LAUT KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KUPANG
BERDASARKAN WAKTU (H-14 s/d H+14)
116
4. Data Lalu Lintas Penumpang Kapal Laut pada Arus Mudik Lebaran 2017
di Wilker Pelabuhan Laut KKP Kupang berdasarkan waktu. ( H-14
tanggal 12 Juni 2017 sampai dengan H+14 tanggal 10 Juli 2017 ).
Berdasarkan Grafik 5 diatas menunjukkan bahwa jumlah kedatangan
penumpang pada arus mudik Lebaran 2017 di Wilayah Kerja Pelabuhan Laut
Kupang berdasarkan waktu menunjukkan bahwa jumlah penumpang naik
tertinggi adalah pada tanggal 22 Juni yaitu sejumlah 8800 , jumlah penumpang
turun yang tertinggi pada tanggal yang sama yaitu 8700. Sedangkan
penumpang transit yang tertinggi adalah 3 Juli 2017 yaitu sebanyak 5677 orang.
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Datang 450 6590 570 3200 6700 5600 3200 2400 4700 7700 8700 4500 5760 1200 980 2345 3214 2341 3456 3456 6732 6578 7756 5567 4766 8711 3244 7611 3298
Berangkat 720 880 4500 1243 5567 4423 5622 4355 6545 7611 8800 5634 1200 2166 3499 6718 3423 4478 7889 6755 4566 5675 3453 7654 2311 2233 2122 5466 7655
Transit 60 55 80 89 0 0 0 0 0 0 230 321 332 0 0 0 0 342 0 0 0 5677 453 432 0 0 0 0 0
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
Grafik. 5. JUMLAH KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN PENUMPANG PADA ARUS MUDIK LEBARAN 2017, DI WILKER-WILKER PELABUHAN LAUT
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KUPANGBERDASARKAN WAKTU (H-14 s/d H+14)
117
5. Data Lalu Lintas Kendaraan Darat Wilayah Kerja Pos Lintas Batas Darat
KKP Kupang
Berdasarkan Grafik 6. di atas menunjukkan jumlah kendaraan yang masuk
tertinggi pada PLBDN Motaain yaitu 570 sedangkan terendah pada PLBD
Metamauk yaitu 220 kendaraan. Kendaraan yang keluar tertinggi pada PLBD
Motaain berjumlah 550, terendah wilker Metamauk berjumlah 188 kendaraan.
6. Arus Mudik Pelintas pada PLBDN
570 550
220188
340
440
0
100
200
300
400
500
600
Jml Kendaraan masuk Jml Kendaraan keluar
Grafik. 6. Arus Mudik Kendaraan Darat Lebaran 2017 (H-14 s/d H+14)
Wilayah Kerja PLBN KKP Kupang
MOT
MET
NAPAN
72006500
499 550
3200
2100
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
Jml Pelintas masuk Jml Pelintas keluar
Grafik .7. Arus Mudik Pelintas Pada Lebaran 2017 (H-14 s/d H+14)
Wilayah Kerja PLBN KKP Kupang
MOT
MET
NAPAN
118
Berdasarkan Grafik. 7 diatas menunjukkan jumlah pelintas yang masuk
tertinggi pada PLBDN Motaain yaitu 7200 sedangkan terendah pada PLBD
Metamauk yaitu 499 orang. Pelintas yang keluar tertinggi pada PLBD
Motaain berjumlah 6500, terendah wilker Metamauk berjumlah 550 orang.
Kegiatan- Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1) Kegiatan Pelayanan Posko Arus Mudik di tiap-tiap wilker KKP Kupang
dilaksanakan secara terpadu oleh tim petugas piket dari KKP di tiap wilker
dengan lintas sektor yang terkait di Pelabuhan dan Bandara yaitu KSOP, KP3
Laut, ASDP, Angkasa Pura dan lintas dektor lainnya.
2) Kegiatan Pengamatan terhadap arus mudik penumpang di prioritaskan pada
kapal penumpang dan kapal-kapal perintis yang memuat penumpang.
3) Pelayanan Kesehatan dalam Posko Terpadu oleh petugas Wilker Pelabuhan
Laut dan Bandara KKP Kupang, Petugas Posko Kesehatan KKP Kupang terdiri
dari Dokter, Perawat, Sanitarian, Epidemiolog, Surveilans dan tenaga teknis
lainnya.
Pemantauan Faktor Resiko lainnya
Kegiatan pemantauan faktor resiko lainnya berupa kegiatan pemantauan sanitasi
kapal, pemantauan sanitasi tempat-tempat umum seperti rumah makan dan penjaja
makanan siap saji di sekitar pelabuhan laut, bandara dan pos lintas bandara.
Kesimpulan
Pelaksanaan Posko Kesehatan Situasi Khusus Hari Raya Lebaran Idul Fitri 1438
Hijriah Tahun 2017 oleh KKP Kupang, dilaksanakan secara terpadu bekerja sama
dengan lintas sektor terkait.Dalam kegiatan Posko Kesehatan Terpadu melibatkan
119
petugas kesehatan dari KKP Kupang di semua wilayah kerja yang terdiri dari
tenaga dokter, perawat, surveilans dan tenaga teknis lainnya juga bekerja sama
dengan lintas sektor lainnya. Kegiatan Pelayanan Posko Kesehatan difokuskan
pada saat alat angkut yang memuat penumpang datang dan berangkat untuk
memantau kesehatan penumpang karena pada saat arus mudik dengan jumlah yang
banyak cenderung menyebabkan kelelahan, stress, kecelakaan bahkan gangguan
penyakit menular lainnya seperti ISPA, hepatitis dll.
Saran
- Perlu memperhatikan ketersediaan fasilitas seperti tempat pelayanan yang
nyaman dan ketersediaan obat-obatan serta APD untuk memperlancar
pelayanan
- Perlu meningkatkan koordinasi lintas sektor agar pelaksanaan dapat berjalan
lebih baik lagi
B. SITUS NATAL & TAHUN BARU
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1215 tentang Pedoman Kesehatan Matra,
kesehatan matra merupakan suatu upaya kesehatan untuk meningkatkan
kemampuan fisik dan mental guna mengadaptasi terhadap kondisi / keadaan
matra. Tujuannya agar individu, kelompok / masyarakat yang terpapar dalam
kondisi matra tetap sehat, dengan cara menggerakkan masyarakat melalui
desiminasi informasi, mendorong masyarakat untuk mendapat pelayanan
kesehatan yang terjangkau dan bermutu serta mendorong kemandirian
masyarakat untuk tetap sehat dalam kondisi matra. Dalam penyelenggaraan
berbagai kondisi matra, termasuk salah satunya situs hari raya Natal dan Tahun
Baru, sangat mungkin mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan seperti
gangguan fisik, mental dan konflik social bahkan terjadinya gangguan penyakit
120
menular berupa kejadian luar biasa, yang disebabkan perubahan kondisi
lingkungan fisik, biologis dan sosial. Untuk itu diperlukan suatu upaya/program
yang dimaksudkan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mungkin
timbul tersebut. Secara khusus program kegiatan di situasi khusus bertujuan
terselenggaranya upaya pelayanan kesehatan dengan baik pada pos P3K yang
telah ditentukan; terlayaninya kesehatan masyarakat yang terpajan kondisi
kesehatannya; terbinanya kerjasama lintas program dan lintas sektor dengan
instansi terkait.
Berdasarkan laporan Situs Natal dan Tahun Baru 2016, total jumlah
kedatangan alat angkut di pelabuhan laut , bandara dan PLBD adalah 1430,
dengan rincian kapal yang datang sebanyak 359 dan pesawat yang datang
sebanyak 840, kendaraan darat adalah 231. Sedangkan, total jumlah
keberangkatan alat angkut di pelabuhan laut dan bandara dan PLBD adalah
1532, dengan rincian kapal yang berangkat sebanyak 392 dan pesawat yang
berangkat sebanyak 830 . Untuk arus penumpang, total penumpang yang
berangkat melalui pelabuhan laut dan bandara dan PLBD sebanyak 121.220,
dengan rincian penumpang yang berangkat dengan menggunakan kapal laut dan
kapal fery sebanyak 47.313 orang, penumpang yang berangkat dengan
menggunakan pesawat udara sebanyak 68.155 orang, menggunakan kendaraan
darat sebanyak 5752. Sedangkan, total penumpang yang datang melalui
Pelabuhan Laut,bandara dan PLBD sebanyak 112.517 orang. Sebanyak 109
pasien yang ditangani pada posko pelayanan kesehatan Nataru dimana
pelayanan terbanyak pada pemeriksaan ibu hamil yakni 40 orang cedera (Gawat
Darurat) sebanyak 12 orang yang akan berangkat , disusul pasien dengan
121
gangguan SNH yakni sebanyak 8 orang, Influenza 5 orang, Diare 3
orang.Selama situasi khusus Natal dan Tahun Baru, tidak ada dilaporkan adanya
kecelakaan alat transportasi di pelabuhan laut maupun di bandara. Jumlah arus
mobilisasi kendaraan dan penumpang di atas meningkat dari tahun sebelumnya
dan akan mengalami peningkatan di tahun yang akan datang seiring dengan
semakin meningkatnya pelayanan transportasi di pelabuhan laut , bandara dan
dan PLBD. Peningkatan ini juga akan berdampak pada mobilisasi penyakit
yang masuk dan keluar melalui bandara dan pelabuhan laut. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengawasan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
pengguna jasa transportasi di pelabuhan laut dan bandara dan PLBD selama
masa situasi khusus Idul Fitri. Hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi pokok
Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam rangka cegah tangkal masuknya penyakit
melalui pintu masuk negara.
Tujuan
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah terlaksananya pelayanan kesehatan matra
situasi khusus hari raya Natal dan Tahun Baru ( 22 Des 2017– 01 Januari 2018 ).
Adapun tujuan khusus terdiri dari :
1) Mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat kecelakaan maupun kondisi
darurat lainnya.
2). Meningkatkan komunikasi informasi dan edukasi tentang perilaku hidup
bersih dan sehat bagi para pemudik
3). Meningkatkan sistem kewaspadaan dini KLB dan surveilans penyakit.
122
Metode pelaksanaan
Kegiatan pelayanan kesehatan situasi khusus Natal dan Tahun Baru
dilaksanakan dengan metode sebagai berikut :
a. Koordinasi dan integrasi kegiatan pelayanan terpadu menghadapi situs hari raya
Natal dan Tahun Baru antara instansi terkait di Pelabuhan Laut dan Bandara
Wilayah Kerja KKP Kupang
b Observasi langsung dan pengumpulan data
c Posko pelayanan kesehatan situs hari raya Natal dan Tahun Baru di Bandara dan
Pelabuhan Laut Wilayah Kerja KKP Kupang
Hasil Kegiatan
Sebelum pelaksanaan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dan
integrasi kegiatan pelayanan terpadu, untuk menghadapi arus mudik saat Natal dan
Tahun Baru antar instansi terkait di wilayah pelabuhan dan bandara, diantaranya
adalah administrator Kesehatan, Angkasa Pura, ASDP, Pelindo dan KP3 Laut di
wilayah kerja pelabuhan laut serta instansi-instansi lainnya dilaksanakan oleh
masing-masing petugas wilker pelabuhan laut dan bandara dan PLBDN KKP
Kupang, persiapan ini dimaksudkan untuk mensikronisasikan jadwal maupun
pelaksanaan kegiatan pada saat hari H.
Demikian juga dilakukan pemasangan spanduk dan banner tentang Kesehatan
Matra di bandara dan pelabuhan laut, serta PLBN yang ada di wilayah kerja KKP
Kupang.
123
Pelaksanaan Kegiatan
1 Pelayanan Posko Kesehatan Terpadu
Dalam kegiatan Posko Kesehatan Terpadu melibatkan petugas kesehatan
dari KKP Kupang di semua wilayah kerja yang terdiri dari tenaga dokter, perawat,
surveilans dan tenaga teknis lainnya juga bekerja sama dengan lintas sektor
lainnya. Kegiatan Pelayanan Posko Kesehatan difokuskan pada saat alat angkut
yang memuat penumpang datang dan berangkat untuk memantau kesehatan
penumpang karena pada saat arus mudik dengan jumlah yang banyak cenderung
menyebabkan kelelahan, stress, kecelakaan bahkan gangguan penyakit menular
lainnya seperti ISPA, hepatitis dan lain-lain.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Posko Kesehatan Terpadu di Pelabuhan Laut bekerjasama dengan
PT. Pelindo, KSOP Tenau
2 Pelayanan Posko Kesehatan Terpadu di Bandara Udara El Tari bekerjasama
dengan Angkasa Pura
5. Pelayanan Posko Kesehatan Terpadu di Pelabuhan Laut Bolok bekerjasama
dengan ASDP
Data kunjungan posko kesehatan menunjukkan kunjungan tertinggi adalah penyakit
lain-lain yang terdiri dari kunjungan ibu hamil (SILT Bumil) sebanyak 33
kunjungan, SILT Bayi 5 kunjungan, SILT Orang Sakit 13 kunjungan, CKR
sebanyak 2 kunjungan, G4P4A0 + Obs. Febris + PEB 1 kunjungan, Total Ileus
Paralitik 1 kunjungan dan Linfoma maligna post chemo sebanyak 1 kunjungan.
124
Gambaran Epidemiologis Situasi Khusus Natal dan Tahun Baru
1. Data lalu lintas pesawat selama situs Natal dan Tahun Baru di Pos
Bandara Eltari, Kupang (22 Desember 2017 – 01 Januari 2018)
Berdasarkan grafik 1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah kedatangan dan
keberangkatan pesawat tertinggi yaitu pada tanggal 25 Desember yaitu
sebanyak 35 pesawat. Kedatangan dan keberangkatan pesawat di bandara Eltari
sudah di jadwalkan setiap hari sehingga tidak ada perbedaan bermakna dengan
hari sebelum Natal dan Tahun Baru kecuali pada perbedaan jumlah
penumpang yang signifikan.
22 23 24 25 26 27 28 29 30 1
Datang 34 33 34 35 33 33 33 33 33 33
Berangkat 34 33 34 35 33 33 33 33 33 33
32
32.5
33
33.5
34
34.5
35
35.5
Grafik.1. Lalu Lintas Pesawat Pada Situs Natal dan Tahun Baru di Pos
Bandara Eltari Berdasarkan Waktu
125
2. Data penumpang pesawat selama situs Natal dan Tahun Baru di Pos
Bandara Eltari, Kupang (22 Desember 2017 – 01 Januari 2018)
Grafik 2 di atas menunjukkan bahwa jumlah penumpang yang naik pesawat
pada situasi khusus Natal dan Tahun Baru tertinggi yaitu pada tanggal 22
Desember yaitu sebanyak 3.565 orang dan sedangkan jumlah penumpang turun
tertinggi yaitu pada tanggal 22 Desember 2017 yaitu sebanyak 3.346 orang.
3. Data lalu lintas kapal selama situs Natal dan Tahun Baru di wilayah kerja
KKP Kupang (22 Desember 2017 – 01 Januari 2018)
22 23 24 25 26 27 28 29 30 1
Naik 3565 3136 3126 3106 3127 3127 3127 3127 3127 3127
Turun 3346 3098 3088 3102 3075 3075 3075 3075 3075 3075
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
Grafik 2. Jumlah Penumpang Pesawat Pada Situs Natal dan Tahun Baru
di Pos Bandara Eltari Berdasarkan Waktu
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1
Datang 26 16 16 8 6 11 13 11 7 11 6
Berangkat 32 17 16 8 5 12 12 12 13 12 8
0
5
10
15
20
25
30
35
Grafik 3. Data Lalu Lintas Kapal Pada Situs Natal dan Tahun Baru di Di
Wilayah Kerja KKP Kupang Berdasarkan Waktu
126
Grafik 3 diatas menunjukkan bahwa jumlah kedatangan kapal laut tertinggi pada
situs Natal dan Tahun Baru yaitu pada tanggal 22 Desember yaitu sebanyak 26
kapal. Sedangkan jumlah keberangkatan kapal laut tertinggi yaitu pada tanggal
22 Desember sebanyak 32 kapal. Jumlah kedatangan kapal terendah yaitu pada
tanggal 26 Desember dan 01 Januari yaitu masing-masing sebanyak 6 kapal
sedangkan jumlah keberangkatan kapal terendah pada tanggal 26 Desember
yaitu sebanyak 5 kapal.
6. Data penumpang kapal selama situs Natal dan Tahun Baru di wilayah
kerja KKP Kupang ( 22 Desember 2017 – 01 Januari 2018)
Grafik 4 diatas menunjukkan bahwa jumlah kedatangan, keberangkatan dan
transit penumpang pada situs Natal dan Tahun Baru tertinggi pada tanggal 23
Desember yaitu masing-masing sebanyak 4.433, 5.866 dan 2.885 orang.
Sedangkan jumlah kedatangan, keberangkatan dan transit penumpang terendah
pada tanggal 26 Desember yaitu masing-masing sebanyak 420, 257 dan 95
orang.
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1
Datang 3,324 4,443 3,772 1,002 420 1,740 2,660 1,552 2,578 1,897 1,267
Berangkat 3,378 5,866 1,913 581 257 1,413 3,066 808 2,772 1,890 842
Transit 753 2,885 1,658 966 95 1,713 1,503 337 1,559 1,351 1,241
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
Grafik 4. Data Penumpang Kapal Pada Situs Natal dan Tahun Baru di Di
Wilayah Kerja KKP Kupang Berdasarkan Waktu
127
7. Data lalu lintas kendaraan darat wilayah kerja PLBD KKP Kupang (22
Desember 2017 – 01 Januari 2018)
Grafik di bawah menunjukkan bahwa lalu lintas kedatangan kendaraan di
wilayah kerja PLBD KKP Kupang selama situs Natal dan Tahun Baru tertinggi
di PLBD Motaain yaitu sebanyak 219 kendaraan sedangkan terendah di PLBD
Napan dan PLBD Metamauk yaitu sebanyak 14 kendaraan. Jumlah
keberangkatan kendaraan selama Natal dan Tahun Baru tertinggi di PLBD
Mota’ain yaitu sebanyak 246 kendaraan sedangkan terendah di PLBD Napan
yaitu sebanyak 3 kendaraan. Data lalu lintas kendaraan di wilayah kerja PLBD
KKP Kupang secara lengkap dapat dilihat pada grafik berikut :
219
246
14 14143
0
50
100
150
200
250
300
Jml Kendaraan masuk Jml Kendaraan keluar
Grafik. 5 Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Kendaraan Darat
Selama Situs Natal dan Tahun Baru di Wilayah Kerja PLBD KKP
Kupang
MOT
MET
NAPAN
128
8. Data lalu lintas pelintas wilayah kerja PLBD KKP Kupang (22 Desember
2017 – 01 Januari 2018)
Berdasarkan grafik 5 diatas, jumlah pelintas masuk tertinggi pada PLBDN
Motaain yaitu sebanyak 2900 orang sedangkan terendah pada PLBD
Metamauk yaitu 271 orang. Pelintas yang keluar tertinggi pada PLBD
Motaain berjumlah 2.659 dan terendah wilker Metamauk berjumlah 298
orang.
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan posko kesehatan situs Natal
dan Tahun Baru antara lain:
1 Pelayanan Terpadu Posko Natal dan Tahun Baru bersama lintas sektor terkait
( Angkasa Pura,KSOP,ASDP dan lain-lain)
2 Pelayanan Kesehatan dalam Posko Terpadu oleh petugas Wilker Pelabuhan Laut
dan Bandara KKP Kupang, Petugas Posko Kesehatan KKP Kupang terdiri dari
Dokter, Perawat, Sanitarian, Epidemiolog, Surveilans dan tenaga teknis lainnya.
29002659
271 298356597
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Jml Pelintas masuk Jml Pelintas keluar
Grafik. 5 Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Pelintas Selama Situs
Natal dan Tahun Baru di Wilayah Kerja PLBD KKP Kupang
MOT
MET
NAPAN
129
Selain kegiatan di atas, kegiatan pemantauan faktor resiko lainnya yang
dilaksanakan berupa kegiatan pemantauan sanitasi kapal, pemantauan sanitasi
tempat-tempat umum seperti rumah makan dan penjaja makanan siap saji di sekitar
pelabuhan laut, bandara dan pos lintas bandara.
Kesimpulan
Pelaksanaan posko situasi khusus Natal dan Tahun Baru KKP Kelas II Kupang
berlangsung selama 11 hari dari tanggal 22 Desember 2017 – 01 Januari 2018.
Posko situs Nataru dilaksanakan di seluruh wilayah kerja KKP Kupang dimana
posko dimaksud melibatkan lintas sektor terkait. Posko Nataru melaksanakan
beberapa kegiatan seperti pemantauan kedatangan dan keberangkatan penumpang
baik di wilayah kerja pelabuhan laut, pos bandara maupun pos lintas batas darat
dan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mencegah masalah kesehatan yang
dapat terjadi akibat berbagai faktor.
Saran
1. Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor terkait
2. Mempersiapkan segala fasilitas serta bahan yang diperlukan saat
pelaksanaan kegiatan posko seperti APD dan obat-obatan yang memadai
Foto kegiatan
130
C SITUS SAMANA SANTA
Surveilans Epidemiologi Samana Santa
Kegiatan Surveilans Epidemiologi Samana Santa dilakukan sebanyak 3 kali,
antara lain:
A. Kegiatan Surveilans Pra Samana Santa
Pada Pra kegiatan Samana Santa KKP Kupang melakukan koordinasi dengan
Dinas kesehatan kabupaten Flores Timur terkait dengan rangkaian kegiatan
yang akan diikuti mulai dari sebelum kegiatan ( Pra samana Santa), saat
perayaan Samana Santa, hingga pada selesainya perayaan tersebut ( Pasca
Samana Santa).
Hasil Koordinasi antara lain :
1. Menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan Fogging (penyemprotan
nyamuk) diseluruh area yang biasanya ditempati dan dikunjungi oleh
para pengunjung/ peziarah baik yang datang dari domestic maupun
manca negara telah dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan minimal kurang
dari seminggu sebelum pelaksanaan kegiatan perayaan Samana Santa
dengan tujuan untuk mengendalikan nyamuk sebagai salah satu vector
penular penyakit yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit
seperti DBD, Zika, dan Filariasis.
2. Melakukan pengambilan data tentang 10 penyakit terbesar yang ada di
kabupaten Flores Timur dalam periode 3 tahun terakhir ( tahun 2014 –
2016 ). Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur,
RS,Puskesmas dan Pustu terdekat.
131
3. Melakukan pengamatan ( observasi ) ke tempat-tempat umum dimana
para pengunjung / peziarah biasa berkunjung seperti hotel / penginapan
yang ditempati, rumah makan atau restoran, rumah ibadah tempat
kegiatan berlangsung dan beberapa sekolah dan asrama yang juga
digunakan untuk tempat berkumpul dan menginap .
Foto kegiatan
Hasil observasi faktor risiko lingkungan Prosesi Samana Santa menunjukkan
hasil kondisi sanitasinya kurang baik karena pembuangan sampah ditempat
terbuka, kondisi WC dan kamar mandi yang kotor serta bak penampungan
air di WC dan kamar mandi yang kotor dan berjentik. Hasil observasi faktor
risiko lingkungan TPM Samana Santa menunjukkan hasil kondisi
sanitasinya kurang baik karena tempat penampungan air yang tidak tertutup,
makanan yang terbuka, kondisi WC dan kamar mandi darurat Kendala yang
dihadapi selama pelaksanaan kegiatan Surveilans Epidemiologi Pra Samana
Santa Tahun 2017 di Larantuka antara lain :Pelaksanaan kegiatan SE Pra
Samana Santa perlu koordinasi dan penyesuaian waktu bersama dengan
Dinkes Kab. Larantuka
132
1. Kegiatan Pengambilan Data Sekunder
a. Data Penyakit 3 Tahun Terakhir
Berdasarkan data dari Bidang PMK Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur
Gambaran data tentang penyakit dalam 3 tahun terakhir di Kabupaten Flores
Timur seperti terlihat pada grafik 1 berikut ini :
Grafik 1. Distribusi 10 Penyakit Terbesar Di Kabupaten
Flores Timur Tahun 2014 – 2016
Sumber : Bidang PMK Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, 2017
Berdasarkan data pada grafik 1. diatas, menggambarkan bahwa dalam 3 tahun
terakhir (Tahun 2014 – 2016 ) penyakit ISPA merupakan penyakit yang terbesar
kasusnya di Kabupaten Flores Timur. Hal ini didukung oleh kondisi lingkungan
yang umumnya berdebu., serta kebiasaan masyarakat membakar sampah .
ISPA GASTRITI
S
MYALGIA
HIPERTENSI
KULIT
INFEKSI
KULIT
ALERGI
RHEUMATIC
DIARE
OBSRV.FEBRI
S
DISPEPSI
A
TAHUN 2014 37626 6330 5784 5599 4568 4514 3952 3095 2278 2181
TAHUN 2015 24077 3695 3980 3557 2005 1619 2181 955 2474 1570
TAHUN 2016 37170 7105 7770 7880 4083 3481 4443 1479 6398 2947
133
b Data Kunjungan Kapal
Jumlah kunjungan kedatangan kapal di pelabuhan laut Larantuka kabupaten
Flores Timur sejak tahun 2014 hingga tahun 2016 dapat dilihat pada grafik 2.
Grafik 2. Distribusi Kunjungan Kedatangan Kapal & Penumpang
Di Pelabuhan Laut Larantuka Tahun 2014 s/d 2016
Sumber : UPP Larantuka, 2017
Berdasarkan grafik 2. diatas jumlah kunjungan kapal kedatangan penumpang ke
Pelabuhan Larantuka Tahun 2014 – 2016mengalami fluktuasi , dimana tahun
2014 dan 2016 mengalami peningkatan, sedangkan tahun 2015 mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya. Sementara jumlah penumpang yang naik
maupun yang turun dalam kurun waktu 3 tahun tersebut ( 2014 - 2016)
mengalami peningkatan.
Mengingat angka kunjungan kedatangan kapal ini cenderung meningkat,
maka bagi penyedia jasa pelayanan trasportasi kapal laut dapat lebih
meningkatkan pelayanan serta fasilitas yang dimiliki, sehingga para penumpang
dapat merasa nyaman dan aman serta bebad dari factor resiko baik kecelakaan
maupun penyakit dan gangguan kesehatan lainnya yang dapat ditimbulkannya.
0
50000
100000
150000
200000
250000
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun2016
Jumlah Kapal 7571 6974 7704
Jml Penumpang Turun 175179 188990 214098
Jml Penumpang Naik 148497 165972 173526
Jum
lah
134
Diharapkan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan petugas kesehatan di
pelabuhan laut Larantuka untuk pemantauan dan pengawasan kesehatan alat
angkut dan penumpang setiap harinya, selain itu perlu penambahan tenaga /
petugas KKP di pos Larantuka, mengingat jumlah angkutan kapal tiap tahunnya
cenderung meningkat, sehingga pengawasan alat angkut (kapal) dapat
dilaksanakan dengan baik.
2 Kegiatan Pengendalian Vektor
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1 Persiapan alat dan bahan serta pengiriman mobil ULV ke Larantuka
2 Berkoordinasi dengan dengan Dinas Kesehatan setempat dan persiapan
teknis di lapangan
3 Melakukan pengendalian nyamuk dewasa pada hotel, gereja, biara dan
sekolah- sekolah yang akan diguanakan sebagai tempat peserta kegiatan
prosesi samana santa dengan metode pengkabutan (ULV) dan pengasapan
(fogging).
Cakupan area pengendalian nyamuk secara detail sebagai berikut :
No Nama Bangunan Waktu
Pelaksanaan
Ket.
1 Hotel Kartika 04 April 2017 ULV dan Pengasapan
2 Hotel Amoria 04 April 2017 ULV dan Pengasapan
3 Hotel Tresna 04 April 2017 ULV dan Pengasapan
4 Hotel Lestari 04 April 2017 ULV dan Pengasapan
5 Gereja Kathedral
Reinha Rosari
04 April 2017 ULV dan Pengasapan
135
6 Biara dan Penginapan
Dekenat Reinha
Rosari
04 April 2017
ULV dan Pengasapan
7 Biara Arnoldus
Yanssen Larantuka
04 April 2017 ULV dan Pengasapan
8
Asrama SMK Bina
Karya Larantuka
05 April 2017
ULV dan Pengasapan
9 SMK Bina Karya
Larantuka
05 April 2017 ULV dan Pengasapan
10 Rumah Binaan Sharon
San Dominggo
Larantuka
05 April 2017 ULV dan Pengasapan
11 SMA PGRI Larantua 05 April 2017 ULV dan Pengasapan
12 SDK III Larantuka 05 April 2017 ULV dan Pengasapan
13 SDK II Larantuka 05 April 2017 ULV dan Pengasapan
14 SDK I Larantuka 05 April 2017 ULV dan Pengasapan
Tabel di atas menunjukan bahwa kegiatan pengendalian vector tidak dilakukan
pada total populasi hotel, penginapan , biara, sekolah, rumah penduduk namun
hanya beberapa yang menjadi sampel. Hal ini karena keterbatasan tenaga dan
anggaran.
B. Kegiatan Surveilans Epidemiologi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelayanan
Kesehatan Samana Santa.
.
Gambaran Umum
Luas wilayah Kabupaten Flores Timur: 1.812,82 km2, dengan jumlah
penduduk 241.053 dan kepadatan penduduk 133,0 km2. Memiliki 1 Rumah Sakit
dan 20 Puskesmas.Dinas Kesehatan Flores Timur dan KKP memberikan
pelayanan P3K pada Kegiatan Semana Santa sejak hari – hari tanggal 13 April
hingga tanggal 17 April saat Perayaan Paskah hari ke 2 dengan membuat empat
136
(4) Posko Utama P3K, yaitu : Posko Terpadu, posko Gereja Katedral, posko
Gereja Tuan Ma, dan posko Gereja Tuan Menino
Diagram. I Distribusi Tenaga Medis Pada Pelayanan P3K Semana Santa
Tahun 2017
Diagram di atas menunjukkan bahwa tenaga kesehatan terbanyak adalah
perawat, diikuti tenaga bidan kemudian dokter umum. Semua tenaga kesehatan
di atas masing –masing tersebar ke 4 Posko yang ada. Sedangkan tenaga
kesehatan dari KKP Kupang di Posko Kathedral. Untuk mobil Ambulans
digunakan sebanyak lima (5) buah dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas, masing
– masing tersebar ke 4 Posko kesehatan.
a. Kegiatan Puncak Prosesi Samana Santa
Data Penyakit Kunjungan Posko Semana Santa Tahun 2017. Pada prosesi
Laut Perarakan Tuan Menino, dilaksanakan dengan aman, tidak ada kecelakaan
dan kejadian penyakit.
10 1
40
3
10
1 8
Distribusi Tenaga Medis Pelayan P3K Semana Santa
Dokter Pusk.
dokter KKP
Perawat Pusk
Perawat KKP
Bidan Puskm.
Sanitarian KKP
Supir
137
1. Distribusi Kasus Penyakit Kunjungan Berdasarkan Jenis Kelamin
Posko P3K Samana Santa Tahun 2017 .
Tabel . 1
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki – laki 39 47,56 %
2. Perempuan 43 52,44 %
Total 82 100 %
Sumber : data Posko Samana santa KKP Kupang
Diagram 1. Distribusi Kasus Penyakit Pada Kunjungan Posko
Samana Santa Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2017
Berdasarkan tabel 1 dan diagram diatas jumlah kunjungan Posko Pelayanan
Kesehatan Samana Santa menurut jenis kelamin terbanyak adaah berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 43 orang (52,44 %) sedangkan laki-laki
hanya berjumlah 39 (47,56 %).
Laki - laki, 39
Perempuan, 43
, 0, 0
138
2. Distribusi Pasien Menurut Kelompok Umur Posko Pelayanan
Kesehatan Samana Santa Larantuka 2017
Tabel . 2
No Kelompok Umur Jumlah Persentase (%)
1 0 – 5 Tahun 2 2,43 %
2 6 – 10 Tahun 3 3,66 %
3 11 – 20 Tahun 12 14,63 %
4 21 – 30 Tahun 11 13,41 %
5 31 – 40 Tahun 19 23,17 %
6 41 – 50 Tahun 12 14,63 %
7 51 – 60 Tahun 14 17,07 %
8 ≥ 61 9 10,97 %
Total 82 100 %
Grafik . 2 Distribusi Pasien Menurut Kelompok Umur Pada Posko
Pelayanan Kesehatan Samana Santa Tahun 2017
Berdasarkan tabel dan diagram 2 distribusi pasien menurut kelompok umur
di Posko Pelayanan Kesehatan Samana Santa Larantuka 2017 di atas, pasien
terbanyak berada pada kelompok umur 31 – 40 tahun sebanyak 19 orang
23
1211
19
12
14
9
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0 - 5 6 - 10 11 - 20 21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 ≥ 61
139
(23,17 %) dan terendah pada kelompok umur 0-5 tahun sebanyak 2 orang
(2,43 %).
3. Distribusi kunjungan Posko Pelayanan Kesehatan Samana Santa
berdasarkan Penyakitnya.
Table .3 Distribusi Kunjungan Posko Pelayanan Kesehatan Samana
Santa Berdasarkan Penyakitnya
No Jenis Penyakit Jumlah Persentase (%)
1 Hipotensi 41 50,00 %
2 Gastritis 11 13,41 %
3 ISPA 10 12,19 %
4 Hipertensi 10 12,19 %
5 Diare 5 6,09 %
6 Vulnus 4 4,87 %
7 Chepalgia 1 1.21 %
Total 82 100 %
Diagram 2. Distribusi Kunjungan Posko Pelayanan Kesehatan
Samana Santa Berdasarkan Penyakitnya 2017
41
11 10 10
5 4
1
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Hipotensi Gastritis ISPA Hipertensi Diare Vulnus Chepalgia
140
Berdasarkan tabel dan diagram 2 distribusi kunjungan posko Pelayanan
Kesehatan Samana Santa berdasarkan status kesehatan ( penyakitnya ) di atas
dapat digambarkan bahwa kunjungan posko terbanyak adalah dengan penyakit
hipotensi 41 orang (50,00 %) karena pada umumnya para peziara kecapaian
akibat berjalan kaki dan berdesakan dan terendah dengan diagnose chepalgia 1
orang (1,21 % ). Sedangkan kasus lain berada pada posisi yang sama yakni
Gastritis, Ispa dan Hipotensi karena para peziara umumnya mengalami
kecapaian dan bahkan 1 penderita hipotensi harus dirujuk ke RS untuk perwatan
lanjutan. Foto Kegiatan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Samana Santa
Larantuka 2017.
141
C. SURVEILANS EPIDEMOLOGI PASCA SAMANA SANTA
Kegiatan SE Pasca Samana Santa dilakukan oleh petugas wilker untuk
mengetahui gambaran epidemologi penyakit pasca samana santa dan jumlah
kunjungan wisatawan yang datang ke Larantuka pada saat prosesi. Kegiatan
yang dilakukan meliputi berkoordinasi dengan dinas Pariwisata Kab. Flores
Timur untuk memperoleh data kunjungan Peziara pada Prosesi Samana Santa
Larantuka tahun 2017.
Grafik. I. Kunjungan Peziara Prosesi Samana Santa Larantuka
Tahun 2017 Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Grafik 1 di atas menunjukkan bahwa jumlah peziarah terbanyak ada pada
usia 0 – 20 tahun yakni laki-laki 5957 orang, perempuan 2733 orang.
Sedangkan terkecil pada usia > 50 tahun yakni laki-laki 2962,perempuan
981 orang. Hal ini karena pada usia >50 tahun tidak kuat secara fisik untuk
mengikuti prosesi.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
0 -20 Thn 21 - 50 Thn > 50 Thn
5957
32242962
2733
2014
981
Laki-laki
Perempuan
142
Grafik.2. Kunjungan Peziara Prosesi Samana Santa Larantuka
Tahun 2017 Menurut Asal Daerah.
Grafik 2 di atas menunjukkan bahwa jumlah peziarah terbanyak berasal dari
(Fores,Adonara,Solor, Lembata) yakni 2703 diikuti peziarah dari (Timor,
Alor, Sabu, Rote, Sumba) yakni 2017. Sedangkan terkecil dari
Mancanegara berjumlah 61 Peziarah.
5 SURVEILANS FAKTOR RESIKO MALARIA
a Gambaran Umum
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia termasuk
NTT yang mempengaruhi angka kematian terutama bagi ibu, anak dan bayi.
Secara nasional, 75-80% kasus malaria di Indonesia berasal dari kawasan
Indonesia Timur. NTT menyumbang sekitar 21 % kasus malaria di Indonesia.
Berdasarkan data Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular
Vektor dan Zoonotik, Subdit Malaria, angka API (Annual Parasite Incidence)
beberapa provinsi di KTI (Kawasan Indonesia Timur) telah menurun tingkat
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Mancanegara
Jakarta KotaBesar(Jawa,Bali)
Timor,Alor,Sabu,Rote,
Sumba
Flores,Adonara,Solor
,Lembat
a
KotaBesarLuarJawadanBali
Jumlah 61 322 576 2017 2703 288
143
endemisitasnya dari endemis tinggi menjadi endemis sedang seperti Maluku dan
Maluku Utara. Angka API tertinggi yaitu Provinsi Papua (45,85) disusul Papua
Barat (6,79) dan Nusa Tenggara Timur (5,41). Kasus positif tertinggi yaitu
Provinsi Papua (147.066), Nusa Tenggara Timur (28.129) dan Maluku (6.780),
sebanyak 83 % kasus malaria berasal dari tiga provinsi tersebut.
Hal ini berarti penyakit malaria masih merupakan masalah di NTT, karena
itu sangat perlu untuk berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan angka
kejadian penyakit Malaria, salah satunya yakni dengan melaksanakan kegiatan
survei pengamatan faktor resiko pengendalian Malaria.
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai salah satu UPT Kemenkes RI
mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit,
penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian
dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA
serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai pemegang tertinggi otoritas
kesehatan di wilayah kerja pelabuhan, bandar udara serta wilayah perbatasan
bertanggung jawab terhadap berbagai masalah kesehatan termasuk di dalamnya
penyakit Malaria. Salah satu upaya pencegahan dan pengendalian Malaria yang
dilaksanakan oleh KKP yakni melalui kegiatan survey pengamatan faktor resiko
pengendalian penyakit Malaria.
144
b. Tujuan
Tujuan umum kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan survey pengamatan
faktor resiko pengendalian penyakit Malaria di wilayah kerja KKP Kupang pada
tahun 2017. Tujuan khusus kegiatan survey pengamatan faktor resiko
pengendalian penyakit Malaria adalah :
1. Mengetahui karakteristik responden di wilayah buffer dan perimeter pada 11
wilayah kerja KKP Kupang yang meliputi wilayah pelabuhan laut dan
wilayah perbatasan
2 Mengetahui faktor resiko penyakit Malaria pada 11 wilayah kerja KKP
Kupang yang meliputi wilayah pelabuhan laut dan wilayah perbatasan
c. Waktu & Lokasi Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan survey pengamatan faktor resiko pengendalian
penyakit Malaria yaitu bulan Januari – Juli Tahun 2017. Pelaksanaan kegiatan
survey pengamatan faktor resiko pengendalian penyakit Malaria dilakukan di 11
wilayah kerja KKP Kupang yang terdiri dari 8 wilayah kerja pelabuhan laut
yang meliputi wilayah kerja pelabuhan laut Labuan Bajo, Reo, Ende, Maumere,
Lembata, Rote, Alor dan Atapupu serta 3 wilayah perbatasan yang meliputi
wilayah kerja PLBD Napan, Motaain dan Metamauk.
d. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan survey pengamatan faktor resiko pengendalian penyakit
Malaria menggunakan metode survey dan wawancara dengan menggunakan
form isian yang memuat beberapa variabel. Survey pengamatan faktor resiko
145
pengendalian penyakit Malaria dilakukan dengan pengambilan data di
rumah/bangunan yang terdapat di area buffer dan perimeter setiap wilayah kerja.
HASIL KEGIATAN
Hasil pelaksanaan kegiatan survey pengamatan faktor resiko pengendalian
penyakit Malaria pada 11 wilayah kerja KKP Kupang Tahun 2017 dapat diketahui
sebagai berikut :
1. Distribusi wilayah kerja berdasarkan jumlah rumah/bangunan yang
Diperiksa
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa yaitu sebanyak 413 rumah/bangunan.
1. Distribusi wilayah kerja berdasarkan jumlah rumah/bangunan yang
diperiksa dapat dilihat pada grafik berikut :
Berdasarkan grafik 1. dapat diketahui bahwa jumlah rumah/bangunan yang
diperiksa paling banyak di wilayah kerja pelabuhan laut Rote yaitu sebanyak 78
rumah/bangunan dan paling sedikit di wilayah kerja pelabuhan laut Lembata
yaitu sebanyak 15 rumah/bangunan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Grafik 1. Distribusi Wilayah Kerja Berdasarkan Jumlah
Rumah/Bangunan Yang Diperiksa
146
2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin responden, dapat diketahui bahwa jumlah
responden pria paling banyak terdapat di wilayah kerja pelabuhan laut Rote yaitu
sebanyak 133 orang dan paling sedikit terdapat di wilayah kerja pelabuhan laut
Lembata yaitu sebanyak 36 orang. Jumlah responden wanita paling banyak
terdapat di wilayah kerja pelabuhan laut Rote yaitu sebanyak 115 orang dan
paling sedikit di wilayah kerja pelabuhan laut Lembata yaitu sebanyak 29 orang.
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Infeksi malaria tidak membedakan jenis kelamin akan tetapi apabila menginfeksi
ibu yang sedang hamil akan menyebabkan anemia yang lebih berat dan
berdampak terhadap janin yang dikandungnya (Harijanto, 2000).
0
20
40
60
80
100
120
140
Pria
Wanita
147
3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan, dapat diketahui bahwa responden dengan
tingkat pendidikan SD menempati urutan tertinggi dengan total sebanyak 543
orang sedangkan responden dengan tingkat pendidikan TK/PAUD paling sedikit
dengan total sebanyak 34 orang. Distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada grafik berikut :
Tingkat pendidikan seseorang tidak berpengaruh secara langsung dengan
kejadian malaria, namun pendidikan seseorang dapat mempengaruhi jenis
pekerjaan dan tingkat pengetahuan orang tersebut. Secara umum seseorang yang
berpendidikan tinggi akan mempunyai pekerjaan yang lebih layak dibanding
seseorang yang berpendidikan rendah dan akan mempunyai pengetahuan yang
cukup terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dengan
pengetahuan yang cukup yang didukung oleh pendidikan memadai akan
berdampak kepada perilaku seseorang tersebut dalam mengambil berbagai
tindakan. Menurut Notoatmodjo (2000), pengetahuan tentang penyakit
0
100
200
300
400
500
600
Tidak
Sekolah
TK/PAUD SD SMP SMA PT
Grafik 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
148
(termasuk malaria) merupakan salah satu tahap sebelum seseorang mengadopsi
(berperilaku baru) ia harus tahu terlebih dahulu apa arti dan manfaatnya perilaku
tersebut bagi dirinya atau keluarganya.
4. Distribusi responden berdasarkan status pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada grafik
berikut :
Berdasarkan grafik 4 dapat diketahui bahwa jumlah responden paling banyak
berstatus sebagai Pelajar yaitu sebanyak 436 orang dan paling sedikit berstatus
sebagai pegawai BUMN yaitu sebanyak 9 orang. Seseorang apabila dikaitkan
dengan jenis pekerjaannya, akan mempunyai hubungan dengan kejadian malaria.
Ada jenis pekerjaan tertentu yang merupakan faktor risiko untuk terkena malaria
misalnya pekerjaan berkebun sampai menginap berminggu-minggu atau pekerjaan
menyadap karet di hutan, sebagai nelayan dimana harus menyiapkan perahu di
pagi buta untuk mencari ikan di laut dan lain sebagainya.
050
100150200250300350400450500
Grafik 4. Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
149
Pekerjaan tersebut akan memberi peluang kontak dengan nyamuk (Achmadi,
2005).
5. Distribusi responden berdasarkan status kesehatan
Status kesehatan erat kaitannya dengan sistim kekebalan tubuh. Apabila status
kesehatan seseorang baik akan mempunyai peranan dalam upaya melawan semua
agent yang masuk ke dalam tubuh. Distribusi status kesehatan responden dapat
dilihat pada grafik berikut :
Grafik 5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kesehatan
Total responden Sehat yakni sebanyak 1.539 orang dan total responden
Sakit sebanyak 60 orang. Berdasarkan grafik 5.1 di atas, dapat diketahui bahwa
responden yang Sehat paling banyak terdapat di wilayah kerja pelabuhan laut
Rote yaitu sebanyak 239 orang sedangkan responden yang Sakit paling banyak
terdapat di wilayah kerja pelabuhan laut Kalabahi yaitu sebanyak 14 orang.
0
50
100
150
200
250
300
Sehat
150
6. Distribusi responden berdasarkan tempat aktivitas sehari-hari
Berdasarkan tempat aktivitas responden, dibedakan atas dua yaitu di dalam dan
di luar rumah. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan malaria
jika dikaitkan dengan faktor lain seperti kondisi lingkungan. Berdasarkan grafik
6., dapat diketahui bahwa sebagian besar responden lebih banyak melakukan
aktivitas di dalam rumah yaitu sebanyak 1116 orang dengan jumlah tertinggi
terdapat di wilayah kerja pelabuhan laut Ende yakni sebanyak 202 orang.
Sedangkan responden yang melakukan aktivitas di luar rumah sebanyak 483
orang dengan jumlah tertinggi terdapat di wilayah kerja PLBD Napan sebanyak
116 orang. Distribusi responden berdasarkan tempat aktivitas sehari-hari dapat
dilihat pada grafik berikut :
Grafik 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Aktivitas
0
50
100
150
200
250
Dalam Rumah
Luar Rumah
151
7. Distribusi responden berdasarkan cara menghindari gigitan nyamuk
Berdasarkan perilaku responden dalam menghindari gigitan nyamuk, terdapat
beberapa cara yang sering dilakukan yaitu dengan menggunakan kelambu, obat
nyamuk bakar, sprey dan elektrik, lotion anti nyamuk maupun penggunaan kipas
angin. Distribusi responden berdasarkan cara menghindari gigitan nyamuk dapat
dilihat pada grafik berikut :
Grafik 7. Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menghindari Gigitan
Nyamuk
Berdasarkan grafik 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menggunakan
kelambu yaitu sebanyak 415 orang dengan jumlah tertinggi terdapat di wilayah
kerja PLBD Napan yakni sebesar 133 orang dan paling sedikit responden
menggunakan obat nyamuk elektrik yaitu sebanyak 53 orang. Selain itu, terdapat
59 orang responden yang tidak menggunakan kelambu maupun obat nyamuk dan
kipas angin.
0
50
100
150
200
250
300
Tdk Menggunakan
Lain-lain
Kipas Angin
Lotion
Elektrik
Sprey
Bakar
Kelambu
152
Kebiasaan-kebiasaan penduduk maupun adat-istiadat setempat tergantung
dengan lingkungan tempat tinggalnya, banyak aktivitas penduduk yang membuat
seseorang dapat dengan mudah kontak dengan nyamuk. Kebiasaan masyarakat
dalam berpakaian, tidur menggunakan obat anti nyamuk atau menggunakan
kelambu, keluar rumah malam hari atau melakukan aktivitas di tempat-tempat
yang teduh dan gelap, misalnya kebiasaan buang hajat, sangat berpengaruh
terhadap terjadinya penularan penyakit malaria (Depkes Pusdatin, 2003).
8. Distribusi responden berdasarkan kebiasaan keluar rumah pada malam
Hari
Kebiasaan responden keluar rumah pada malam hari secara lengkap dapat dilihat
pada grafik berikut :
Grafik 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Keluar Rumah
Pada Malam Hari
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden sebagian besar Tidak
memiliki kebiasaan keluar rumah hingga larut malam yaitu sebanyak 1420 orang
sedangkan sisanya memiliki kebiasaan keluar rumah hingga larut malam yaitu
sebanyak 179 orang.
0
50
100
150
200
250
Ya
Tidak
153
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Masra (2002) menyebutkan penduduk yang
mempunyai kebiasaan atau melakukan aktivitas di luar rumah malam hari,
mempunyai risiko untuk terkena penyakit malaria sebesar 2,56 kali dibanding
dengan penduduk yang tidak melakukan aktivitas di luar rumah malam hari.
Sedangkan yang dilaporkan Sulistyi (2001) dalam penelitiannya, kebiasaan
penduduk ke luar rumah malam hari yang tidak terlindung secara utuh
mempunyai risiko sebesar hampir 2 kali (OR:1,927) dibanding dengan penduduk
yang tidak mempunyai kebiasaan keluar rumah malam hari terhadap kejadian
malaria.
9. Distribusi responden berdasarkan kebiasaan tidak mengenakan baju
saat bekerja
Berdasarkan kebiasaan tidak mengenakan baju saat bekerja, diketahui bahwa
sebagian besar responden tidak memiliki kebiasaan tersebut yaitu sebanyak 1506
orang sedangkan responden yang memiliki kebiasaan tidak mengenakan baju
saat bekerja yaitu sebanyak 93 orang dengan jumlah tertinggi terdapat di
wilayah kerja pelabuhan laut Lembata sebanyak 25 orang. Kebiasaan tidak
mengenakan baju saat bekerja kebanyakan dilakukan oleh para responden yag
bekerja sebagai nelayan maupun petani. Distribusi responden berdasarkan
kebiasaan tidak mengenakan baju saat bekerja dapat dilihat pada grafik berikut :
154
Grafik 9.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Tidak
Mengenakan Baju Saat Bekerja
10. Distribusi rumah/bangunan responden berdasarkan kondisi lingkungan
Tempat perindukan nyamuk penular penyakit malaria (Anopheles) adalah di
genangan-genangan air, baik air tawar atau air payau tergantung dari jenis
nyamuknya (Depkes RI, 1999). Pada daerah pantai kebanyakan tempat
perindukan nyamuk terjadi pada tambak yang tidak dikelola dengan baik, adanya
penebangan hutan bakau secara liar merupakan habitat yang potensial bagi
perkembangbiakan nyamuk.
Berdasarkan kondisi lingkungan rumah/bangunan responden, dapat
diketahui bahwa sebagian besar rumah/bangunan yang diamati berada dalam
kondisi Bersih yaitu sebanyak 293 rumah sedangkan sisanya berada dalam kondisi
Kotor yaitu sebanyak 120 rumah. Kondisi lingkungan yang Bersih ditandai
dengan tidak terdapatnya genangan air dan sampah di sekitar rumah.
0
50
100
150
200
250
300
Ya
Tidak
155
Distribusi rumah/bangunan responden berdasarkan kondisi lingkungan dapat
dilihat pada grafik berikut :
Grafik 10. Distribusi Rumah/Bangunan Responden Berdasarkan Kondisi
Lingkungan
11. Distribusi rumah/bangunan responden berdasarkan kondisi pencahayaan
dalam rumah
Kondisi pencahayaan turut mempengaruhi kejadian malaria.
Rumah/bangunan dengan pencahayaan yang baik mengurangi resiko perkembang
biakan nyamuk. Berdasarkan kondisi pencahayaan rumah/bangunan responden,
dapat diketahui bahwa sebagian besar rumah/bangunan yang diamati memiliki
kondisi pencahayaan yang Baik yaitu sebanyak 249 rumah sedangkan rumah
dengan kondisi pencahayaan yang Kurang yaitu sebanyak 164 rumah. Distribusi
rumah/bangunan responden berdasarkan kondisi pencahayaan dalam rumah dapat
dilihat pada grafik berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
Bersih
Kotor
156
Grafik 11. Distribusi Rumah/Bangunan Responden Berdasarkan Kondisi
Pencahayaan
12. Distribusi rumah/bangunan berdasarkan ketersediaan ventilasi
Berdasarkan ketersediaan ventilasi di rumah/bangunan responden, dapat
diketahui bahwa sebagian besar rumah/bangunan yang diamati memiliki ventilasi
yaitu sebanyak 322 rumah sedangkan rumah yang tidak memiliki ventilasi
sebanyak 91 rumah dengan jumlah tertinggi terdapat di pelabuhan laut Labuan
Bajo yakni sebanyak 20 rumah.
Distribusi rumah/bangunan responden berdasarkan ketersediaan ventilasi dalam
rumah dapat dilihat pada grafik berikut :
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Baik
Kurang
157
Grafik 12. Distribusi Rumah/Bangunan Berdasarkan Ketersediaan Ventilasi
13. Distribusi rumah/bangunan berdasarkan ada tidaknya tempat
perkembangbiakan nyamuk
Berdasarkan ada tidaknya tempat perkembangbiakan nyamuk di rumah/bangunan
responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar rumah/bangunan yang diamati
terdapat tempat perkembangbiakan nyamuk seperti rawa, genangan air, selokan
ataupun tempat makan/minum ternak yaitu sebanyak 243 rumah/bangunan dengan
jumlah terbanyak terdapat di wilayah kerja pelabuhan laut Rote dan sebanyak 170
rumah/bangunan yang di sekitarnya tidak terdapat tempat perkembangbiakan
nyamuk. Distribusi berdasarkan ada tidaknya tempat perkembangbiakan nyamuk
dapat dilihat pada grafik berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
Ada
Tidak Ada
158
Grafik 13. Distribusi Rumah/Bangunan Berdasarkan Ada Tidaknya Tempat
Perkembangbiakan Nyamuk
14. Distribusi rumah/bangunan berdasarkan kontruksi dinding
Dinding rumah yang terbuat dari kayu atau papan sangat memungkinkan lebih
banyak lubang untuk masuknya nyamuk ke dalam rumah (Santoso, 1992).
Dinding dari kayu tersebut juga tempat yang paling disenangi oleh nyamuk
Anopheles (Day, 1998). Dinding rumah berkaitan juga dengan kegiatan
penyemprotan (Indoor Residual Sprying) atau obat anti nyamuk cair, dimana
insektisida yang disemprotkan ke dinding rumah akan menyerap sehingga saat
hinggap, nyamuk akan mati akibat kontak dengan insektisida tersebut dan
dinding yang tidak permanen dapat menyebabkan nyamuk masuk dan kontak
dengan manusia (Setyaningrum, 1997). Berdasarkan kontruksi dinding
rumah/bangunan responden, dapat diketahui bahwa rumah/bangunan yang
diamati berdinding tembok yaitu sebanyak 203 rumah, sebanyak 208
rumah/bangunan yang berdinding bebak/kayu dan sebanyak 2 rumah berdinding
0
10
20
30
40
50
60
Ada
Tidak Ada
159
setengah tembok. Distribusi rumah/bangunan responden berdasarkan kontruksi
dinding dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 14. Distribusi Rumah/Bangunan Berdasarkan Kontruksi Dinding
15. Distribusi rumah/bangunan berdasarkan penggunaan kawat kasa
Memasang kawat kasa pada rumah dapat mengurangi masuknya nyamuk ke
dalam rumah untuk menggigit manusia. Hasil penelitian Suwadera (2003) bahwa
ada hubungan ventilasi yang di lengkapi kasa dengan kejadian malaria pada balita.
Balita yang tinggal dalam rumah tidak di lengkapi dengan kawat kasa akan berisiko
terkena malaria sebesar 3,41 kali dibandingkan balita yang tinggal di rumah dengan
ventilasi memakai kawat kasa.
Berdasarkan penggunaan kawat kasa di rumah/bangunan responden, dapat
diketahui bahwa sebagian besar rumah/bangunan yang diamati tidak menggunakan
kawat kasa yaitu sebanyak 301 rumah dengan jumlah tertinggi terdapat di wilayah
0
10
20
30
40
50
60
70
Tembok
Bebak/Kayu
Setengah Tembok
160
kerja pelabuhan laut Rote sebanyak 70 rumah sedangkan rumah yang menggunakan
kawat kasa sebanyak 112 rumah.
Distribusi rumah/bangunan responden berdasarkan penggunaan kawat kasa dalam
rumah dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 15. Distribusi Rumah/Bangunan Berdasarkan Penggunaan Kawat Kasa
Kesimpulan
1. Kegiatan survey pengamatan faktor resiko pengendalian penyakit malaria telah
berjalan dengan baik di sebelas wilayah kerja yang meliputi delapan wilayah
kerja pelabuhan laut dan tiga wilayah perbatasan.
2. Faktor yang mempengaruhi kejadian malaria berkaitan dengan karakteristik
responden dan kondisi lingkungan yaitu :
Jenis Kelamin, dimana terdiri dari 847 pria dan 752 wanita
Tingkat pendidikan, dimana responden terbanyak dengan tingkat pendidikan
SD sebanyak 543 orang dan paling sedikit responden dengan tingkat
pendidikan TK/PAUD sebanyak 34 orang
0
10
20
30
40
50
60
70
Ada
Tidak Ada
161
Status pekerjaan, dimana responden terbanyak berstatus sebagai pelajar
sebanyak 436 orang dan paling sedikit berstatus sebagai pegawai BUMN
yaitu sebanyak 9 orang
Status kesehatan, dimana responden yang Sehat sebanyak 1.539 orang dan
yang Sakit sebanyak 60 orang
Aktivitas responden sehari hari lebih banyak dilakukan di dalam rumah yakni
sebanyak 1.116 orang dan di luar rumah sebanyak 483 orang
Cara menghindari gigitan nyamuk paling banyak dilakukan dengan
menggunakan kelambu yaitu sebanyak 415 orang, elektrik sebanyak 53 orang
dan yang tidak menggunakan kelambu maupun obat nyamuk sebanyak 59
orang
Kebiasaan keluar rumah pada malam hari, dimana responden yang
mempunyai kebiasaan tersebut sebanyak 179 orang dan yang tidak sebanyak
1.420 orang
Kebiasaan tidak mengenakan baju saat bekerja, dimana responden yang
mempunyai kebiasaan tersebut sebanyak 93 orang dan yang tidak sebanyak
1.506 orang
Kondisi lingkungan, dimana 293 rumah memiliki lingkungan bersih dan 120
rumah dengan lingkungan kotor
Kondisi pencahayaan dalam rumah, dimana 249 rumah dengan kondisi
pencahayaan baik dan 164 rumah dengan kondisi pencahayaan kurang
Ketersediaan ventilasi, dimana 322 rumah memiliki ventilasi dan 91 rumah
tidak memiliki ventilasi
162
Tempat perkembangbiakan nyamuk, dimana 243 rumah terdapat tempat
perkembang biakan nyamuk dan 170 rumah tidak terdapat tempat
perkembang biakan nyamuk
Kontruksi dinding rumah, dimana 203 rumah berdinding tembok, 208 rumah
berdinding kayu/bebak dan 2 rumah berdinding setengah tembok
Penggunaan kawat kasa, dimana 112 rumah menggunakan kawat kasa dan
301 rumah tidak menggunakan kawat kasa
Saran
Adapun saran yang direkomendasikan terkait pelaksanaan kegiatan survey
pengamatan faktor risiko pengendalian malaria antara lain :
Kegiatan survey pengamatan faktor risiko malaria harus dilaksanakan secara
berkesinambungan sebagai salah satu upaya pencegahan dan pengendalian
malaria
Perlu adanya penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan bersama lintas sektor
terkait secara berkala terkait masalah malaria dan pencegahannya
Perlu adanya penambahan SDM di seluruh wilayah kerja agar pelaksanaan
kegiatan seperti larvasidasi, survey jentik dapat berjalan secara optimal baik
di wilayah perimeter maupun buffer
163
INDIKATOR 5 :
PERSENTASE PELABUHAN / PLBD DAN BANDARA YANG
MELAKUKAN PENGUATAN KEWASPADAAN DINI
1 JEJARING SURVEILANS & KEMITRAAN
a Gambaran Umum
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan
terus-menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penyebaran penyakit atau
masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan dan
pengolahan data, serta penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, KKP
Kupang tidak dapat melaksanakannya secara sendiri, tetapi memerlukan
dukungan dan kemitraan jejaring kerja antar unit-unit surveilans dan berbagai
lintas sector terkait, yang bertujuan untuk menguatkan kapasitas surveilans
penyakit dan respon faktor resiko, pertukaran informasi penyakit dan faktor
resiko, meningkatkan kemampuan respon cepat terhadap kejadian penyakit dan
faktor resiko dalam rangka menurunkan angka kesakitan , kematian serta
kecacatan.
Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal
antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Kemitraan adalah upaya melibatkan
berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau
164
non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas
kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing (Promkes,Depkes RI).
Penyelenggaraan jejaring surveilans ditujukan terhadap penyakit menular
langsung, penyakit bersumber binatang, penyakit tidak menular, penyakit yang
dapat dicegah dengan immunisasi (PD3I), upaya penyehatan lingkungan,
tindakan kekarantinaan, serta tindakan pencegahan dan pemberantasan penyakit
dalam situasi khusus. Mengingat jejaring kemitraan dalam surveilans ini berasal
dari berbagai lintas sector, maka perlu dibangun suatu hubungan kerja yang baik
bertujuan untuk menyatukan konsep dan pemahaman yang sama antar unit kerja
membangun jejaring yang kuat dan berkelanjutan (susceptible) dalam upaya
cegah tangkal penyakit ,faktor risiko dan masalah-masalah kesehatan yang
dapat mengancam di pintu masuk Negara baik Pelabuhan, Bandara maupun Pos
Lintas Batas Darat Negara (PLBD)
Tujuan Umum :
Terlaksananya kegiatan pertemuan jejaring surveilans dan kemitraan di seluruh
wilayah kerja KKP Kupang pada tahun 2017
Tujuan Khusus :
1. Terlaksananya penguatan fungsi cegah dan tangkal di pintu masuk negara
baik di pelabuhan, bandara dan pos lintas batas darat negara.
2. Terciptanya hubungan kerjasama yang baik dengan para stakeholder, lintas
sektor dan masyarakat di wilayah kerja KKP Kupang
165
3. Terbentuknya wadah jejaring surveilans epidemiologi dalam upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit di wilayah kerja pelabuhan laut,
bandara dan pos lintas batas darat negara.
b. Metode Pelaksanaan
Metode dilaksanakan melalui forum pertemuan , meliputi :
a Ceramah
b Diskusi tanya jawab
c RTL : Kesepakakatan Pembentukan Kontributor Surveilans
di Wilker KKP
c Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara mandiri di 15 Wilayah Kerja KKP Kupang
dari bulan Mei hingga bulan Juni 2017
HASIL KEGIATAN
Pertemuan Jejaring Kemitraan
Dalam rangka memaksimalkan proses pelaksanaan surveilans epidemiologi ,
KKP kupang perlu membina kerjasama dan hubungan kerja yang baik serta
berkesinambungan dengan seluruh stakeholder dan lintas sector terkait di
wilayah kerja pelabuhan laut, bandara dan pos lintas batas darat negara agar
dapat bersinergi dalam upaya mendeteksi melaporkan dan mencatat segala
bentuk permasalahan dan factor resiko penyakit di wilayah kerja pelabuhan,
bandara dan pos lintas batas.
166
Kemitraan dan jejaring kerja adalah sebagai salah satu bentuk dan upaya dalam
sistem kewaspadaan dini terhadap ancaman dari berbagai macam penyakit, dan
penyakit potensial wabah. Kemitraan dalam pelaksanaan surveilans
Epidemiologi sangat membantu petugas kesehatan dalam mencari dan
mengidentifikasi segala bentuk permasalahan yang dapat mengacu terhadap
berbagai macam ancaman dan penyakit khususnya penyakit-penyakit berpotensi
wabah.
Tempat dan Lokasi Pertemuan Jejaring
Pertemuan jejaring surveilans epidemiologi dan kemitraan adalah salah
satu program kegiatan seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans
Epidemiologi (PKSE) pada tahun 2017. KKP Kupang memiliki 15 wilker , dan
setiap tahunnya pertemuan jejaring surveilans ini dialokasikan untuk seluruh
wilker KKP Kupang. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut masing-masing
KKP induk membuat rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan di setiap wilker.
Pada tahun-tahun sebelumnya petugas dari induk melakukan pendampingan ke
wilker dan bertindak sebagai narasumber, namun pada tahun 2017 kegiatan
pertemuan jejaring surveilans dan kemitraan dilaksanakan secara mandiri oleh
masing-masing wilker KKP Kupang.
167
Berikut daftar jadwal pelaksanaan kegiatan pertemuan.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pertemuan Jejaring SE Kemitraan
KKP Kupang Tahun 2017
=====================================================
No Nama Wilker Tgl Kegiatan Petugas Pelaksana Keterangan
01 Wilker Tenau 2 Juni 2017 Pegawai wilker Tenau Terlaksana
02 Wilker Bandara 5 Junil 2017 Pegawai wilker Bandara Terlaksana
03 Wilker Ende 5 Juni 2017 Pegawai wilker Ende Terlaksana
04 Wilker Bolok 6 Juni 2017 Pegawai wilker Bolok Terlaksana
05 Wilker Rote 6 Juni 2017 Pegawai wilker Rote Terlaksana
06 Wilker Metamauk 7 Juni 2017 Pegawai wilker Metamauk Terlaksana
07 Wilker Napan 9 Juni 2017 Pegawai wilker Napan Terlaksana
08 Wilker Lembata 12 Juni 2017 Pegawai wilker Lembata Terlaksana
09 Wilker Reo 12 Juni 2017 Pegawai wilker Reo Terlaksana
10 Wilker Kalabahi 13 Juni 2017 Pegawai wilker Kalabahi Terlaksana
11 WilkerTambolaka 13 Juni 2017 Pegawai wilker Tambolaka Terlaksana
12 Wilker Waingapu 14 Juni 2017 Pegawai wilker Waingapu Terlaksana
13 PLBD Mota’ain 20 Juni 2017 Pegarai wilker Mota’ain Terlaksana
14 Wilker l. Bajo 22 Juni 2017 Pegawai wilker Lbn Bajo Terlaksana
15 Wilker Atapupu 22 Juni 2017 Pegawai wilker Atapupu Terlaksana
Hasil Pertemuan Jejaring Surveilans Kemitraan
Pertemuan jejaring surveilans dan kemitraan dilaksanakan diseluruh
wilker KKP Kupang sejak tahun 2015 yang lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk
membangun hubungan dan kerjasama dengan semua komponen masyarakat
baik, lintas sector, perusahaan/ agen , dinas / instansi pemerintah, dan tokoh-
tokoh masyarakat. yang ada diwilayah kerja pelabuhan laut, bandara dan pos
batas negara yang ada di 15 wilker KKP Kupang. Sebagaimana diketahui,
bahwa konsep pertemuan jejaring surveilans dan kemitraan ini adalah untuk
mengajak seluruh komponen masyarakat yang ada di wilayah kerja menjadi
bagian dari jejaring kerja dan sebagai kontributor dalam membantu peran dan
168
fungsi KKP di pintu masuk negara untuk sepakat dan bersama-sama
mendukung dan melakukan upaya cegah dan tangkal penyakit yang dapat
masuk dan keluar baik ke wilayah pelabuhan dan sekitarnya maupun ke daerah /
tempat lain yang dituju.
Dari hasil pertemuan jejaring surveilans tersebut dapat diperoleh
berbagai informasi baik berupa masukan maupun pertanyaan terkait kendala dan
permaslahan yang ada. Berdasarkan hasil laporan kegiatan jejaring surveilans
kemitraan yang dilaksanakan di KKP Kupang, berikut adalah ringkasan hasil
diskusi pada pertemuan jejaring oleh wilker KKP Kupang tahun 2017. antara
lain :
1. Sebagian masyarakat /lintas sector masih kurang memahami tentang
program layanan kesehatan yang dilakukan oleh KKP Kupang di wilayah
pelabuhan .
2. Kurangnya tenaga petugas (SDM) yang ada di wilker KKP Kupang untuk
pelaksanaan kegiatan tugas sesuai yang terdapat dalam Tupoksi.
3. Belum adanya pengawasan / surveilans terhadap kesehatan para pekerja
tentang pelaksanaan K3 di pelabuhan
4. Belum adanya program kerja yang jelas tentang pelabuhan sehat di semua
wilker , khususnya Wilker yang telah memiliki Legalitas Aspek ( SK Tim
Pokja Pelabuhan Sehat ) .
5. Sebagian besar pelaksanaan kegiatan Sertifikasi TPM dan laik sehat air
bersih belum terlaksana di seluruh wilker KKP Kupang.
169
6. Belum maksimalnya koordinasi sistem rujukan orang sakit dan pengawasan
izin angkut jenazah dengan masyarakat dan lintas sector di pelabuhan laut
dan bandara
7. Sebagian besar surveilans penyakit menular langsung (TB & HIV AIDS )
belum terlaksana di wilker KKP Kupang, khususnya di daerah perbatasan
8 Pelaksanaan program Jumantik sebagian besar belum berjalan diwilker KKP
Kupang.
9 Pelaksanaan kegiatan pengamatan dan pengendalian vector dan binatang
penganggu (tikus) belum berjalan disemua wilker KKP Kupang.
10 Pelaksanaan surveilans migrasi malaria belum dipahami oleh sebagian besar
masyarakat dan juga lintas sector di wilayah pelabuhan, bandara dan
perbatasan.
11. Kegiatan surveilans penyakit dalam rangka SKD belum berjalan maksimal.
Selanjutnya dari beberapa permasalahan yang ada, seluruh wilker dan peserta
jejaring yang diundang membuat kesepakatan untuk rencana tindak lanjut
seperti :
1. Sosialisasi tentang Tupoksi dan SOP kekararntinaan dapat ditingkatkan
dalam setiap
Kesempatan pertemuan lintas sector baik di pelabuhan, bandara dan PLBD.
2 Tingkatkan jejaring dalam setiap pertemuan lintas sector
3 Lakukan advocacy kepada stakeholder / pengelola pelabuhan ( KSOP ) agar
setiap kedatangan dan keberangkatan kapal wajib dilaporkan dan
mendapatkan clearance dari KKP
170
4. Melakukan pengambilan data penyakit setiap bulannya ke Fasyankes yang
ada di wilayah kerja KKP Kupang
5 Perkuat kapasitas petugas dan sarana pelayanan yang ada di wilker
6 Tingkatkan kegiatan Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
7 Aktifkan kembali Pokja Pelabuhan Sehat dengan melakukan koordinasi dan
komunikasi kepada seluruh pengurus / Tim Pokja yang ada.
8 Lakukan pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan 1 rumah 1 Jumantik
untuk Membantu kegiatan pengamatan / survey jentik di pelabuhan.
Hambatan Dan Kendala
Seluruh kegiatan pertemuan Jejaring surveilans kemitraan telah dijadwalkan
dengan baik sesuai rencana pelaksanaan kegiatan ( RPK) yang telah disepakati
bersama. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat hambatan :
1 Kesiapan wilker dalam mengundang lintas sector masih kurang
2 Peserta yang diundang dari beberapa lintas sector belum dapat hadir 100 %
3 Peserta yang hadir umumnya bukan petugas pemegang kepentingan / yang
dapat memahami maksud dan tujuan pertemuan
4 Kurangnya koordinasi dari korwil terhadap pengelola program, sehingga
kegiatan-kegiatan yang ada baik di wilker maupun di induk tidak dapat
disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan jejaring yang telah ditetapkan.
5 Terkait pencairan dana kegiatan sering mengalami kesulitan, disebabkan
anggaran yang disediakan juga selalu terbentur dengan kegiatan dari seksi
lain yang juga secara bersamaan melakukan kegiatan, sehingga petugas di
wilker sedikit menghadapi kendala dipelaksanaannya.
171
6 Lintas sector dan masyarakat yang diundang sebagian besar kurang
representative, sehingga output yang diharapkan belum tercapai secara
maksimal.
Saran
1. Setiap wilker yang telah melaksanakan jejaring surveilans dan kemitraan,
diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dalam setiap peran dan layanan
yang dilakukan KKP.
2. Koordinasi dan komunikasi terhadap lintas sector yang ada diwilayah kerja
terus ditingkatkan, sehingga berbagai ragam persoalan dan permasalahan
yang ada dilapangan / masyarakat dapat diketahui dan segera ditindaklanjuti.
3. Hasil diskusi dan kesepakatan yang telah ada, dapat diklarifikasi, dan
diprioritaskan untuk penanganan serta tindak lanjut yang dapat dilakukan.
4. Diharapkan setiap korwil dapat lebih pro-aktif untuk berkomunikasi dan
berkoordinasi dengan pengelola program, agar jadwal kegiatan dapat diatur
dengan baik dan tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan dari masing-masing
wilker.
5. Hasil pertemuan dan kesepakatan yang diambil dan disetujui bersama segera
ditindaklanjuti agar output yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
6. Pembuatan RPK (rencana Pelaksanaan kegiatan) dan RPD ( rencana
penarikan Dana ) sebaiknya dimusyawarahkan baik-baik, agar program
kegiatan yang sudah direncanakan dapat berjalan dengan baik.
172
2 LAYANAN MEDIA KIE PENYAKIT INFEKSI EMERGING ( PIE )
a Latar Belakang
Pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi serta jumlah lalu lintas
transportasi baik udara, laut maupun darat memberikan dampak pada arus
keluar masuknya manusia, alat angkut dan barang dan merupakan faktor resiko
terhadap adanya resiko penularanpenyakit pada matra, penyakit menular
potensial wabah, penyakit baru muncul danpenyakit yang muncul kembali
ataupun PHEIC.
Berdasarkan data KKP Kupang tahun 2011-2013, jumlah alat angkut darat
yang melintas di pintu masuk Negara adalah 25.400 pada tahun 2011, dan
mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 29.136 , serta menjadi
34.274 pada tahun 2013. Mobilitas alat angkut dan peningkatan jumlah alat
angkut yang cukup signifikan baik dari luar negeri maupun dalam negeri, baik
dari daerah terjangkit maupun endemis perlu diwaspadai. Oleh karena itu perlu
ditingkatkan pemberian informasi kepada masyarakat.
Salah satu bentuk komunikasi dan informasi yang dapat digunakan adalah
penggunaan media cetak dan elektronik. Media elektronik dapat menjadi media
atau sarana dalam upaya sosialisasi kepada seluruh masyarakat. Pemanfaatan
media elektronik sebagai media KIE dapat memberikan pendidikan dan
meningkatkan pengetahuan seluruh masyarakat pengguna jasa angkutan,
pengunjung dan juga masyarakat yang ada disekitarnya untuk memahami dan
mengetahui langkah-langkah upaya pencegahan dan penanggulangannya.
173
Salah satu Media Komunikasi Informasi dan Edukasi yang tepat salah satunya
adalah Radio. Karena dapat menjangkau semua lapisan masyarakat terutama yang
ada didaerah pelosok ..
Metode yang digunakan dalam sosialisasi ini adalah dengan dialoq
interaktif. Dengan pemanfaatan Radio sebagai media KIE merupakan salah satu
upaya Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan kesiapsiagaan
penanggulangan KLB dan penyakit infeksi Emerging di wilayah kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kupang.
B Maksud dan tujuan
1. Mensosialisasikan peranan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang dalam
Pencegahan dan pengendalian penyakit-penyakit infeksi emerging di pintu
masuk negara baik di pelabuhan laut, bandara dan pos perbatasan negara di
wilayah propinsi NTT
2. Merupakan salah satu bentuk penguatan sistem kewaspadaan dini (SKD) dan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan KLB dan Penyakit Infeksi Emerging
di wilayah kerja KKP Kupang
C Metode Pelaksanaan
Sosialisasi dan promosi tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Infeksi Emerging / PHEIC di pintu masuk negara dilakukan dengan 2 metode
Yaitu :
1. Penyiaran informasi melalui iklan tentang
- kesehatan haji dan Umroh live di RRI Kupang
- penyakit malaria
174
Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Maret – Desember Tahun 2017
di programa 1 LPP-RRI Kupang
2. Dialog interaktif
Dialoq interaktif dilaksanakan di Radio programa 1 LPP RRI Kupang
dengan mengundang narasumber dari pusat P2P Kemenkes RI. Dialoq
interaktif dilaksanakan sebanyak 2 kali dengan waktu pelaksanaan sebagai
berikut :
1. Kegiatan Dialog Interaktif dilaksanakan Triwulan II – Triwulan IV
Tahun 2017, pada tanggal 10 Mei 2017 di LPP-RRI Kupang.
2. Kegiatan Dialog Interaktif dilaksanakan Triwulan II – Triwulan IV
Tahun 2017 pada tanggal 11 Mei 2017 di LPP-RRI Kupang
Narasumber :
1. Nama ; dr. H. Lucky Tjahyono, M.Kes
Jabatan : Kepala KKP Denpasar Bali (mewakili Direktur
Surveilan Kekarantinaan Kesehatan Ditjen P2P
Kemenkes RI )
2. Nama ; dr. Achmad Farchany,T.A, M.KM
Jabatan : Ka.Subdit Arbovirosis Direktorat P2PTVZ Ditjen
P2P Kementerian Kesehatan RI
3. Nama : Daniel Supodo,ST.Dipl,Sc,MSc,PH
Jabatan: Kepala KKP Kupang
175
HASIL KEGIATAN
Layanan masyarakat tentang tugas pokok dan fungsi KKP Kupang
sangat penting dilakukan mengingat masih banyak masayarakat khususnya di
propinsi Nusa Tenggara Timur yang belum memahami tentang peranan dan
tugas Kantor Keehatan Pelabuhan dalam hal cegah dan tangkal penyakit. Oleh
karena itu melalui layanan media ini,KKP Kupang melakukan promosi tentanng
Penyakit Infeksi Emerging dan peran fungsi KKP yang dikemas dalam bentuk
iklan masyarakat.
Adapun materi iklan yang disampaikan kepada masyarakat adalah
tentang bagaimana melindungi jemaah haji yang ada di propinsi NTT dalam
melakasnakan ibadah haji sehingga dapat terhindar dari berbagai bahaya
penyakit infeksi emerging ( PIE ) . Salah satunya adalah melakukan vaksinasi
Meningitis . Melalui iklan ini disampaikan bahwa KKP kupang memiiki peran
dalam pemberian dan pelayanana vaksinasi serta pemeriksaan kesehatan . Selain
tentang vaksinasi materi iklan lainnya adalah tentang penyakit Malaria. Nusa
Tenggara Timur adalah derah endemis malaria. Oleh karena itu kepada seluruh
masyarakat baik diperkotaan dan dipedesaan diharapkan dapat mengetahui
informasi yang jelas dan benar tentang penyakit malaria ini. Melalui siaran iklan
di RRI diharapkan selurh masyarakat dpat mendengar dan mengetahuinya
mengingat RRI Kupang memiliki jangkauan frekuensi yang luas hingga
menjangkau daerah pedamalan Nusa Tenggara Timur. Terkait dengan informasi
yang disampaikan KKP Kupang melakukan upaya promosi dalam pencegahan
dan pengendalian penyakit, penyakit infeksi emerging di pintu masuk negara
baik di pelabuhan laut, bandara dan perbatasan negara.
176
Metode yang digunakan dalam sosialisasi ini adalah dengan dialoq interaktif.
Dengan pemanfaatan Radio sebagai media KIE merupakan salah satu upaya
Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan kesiapsiagaan penanggulangan
KLB dan penyakit infeksi Emerging di wilayah kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) Kupang. Dialoq intreraktif yang dilaksanakan di studio RRI
Kupang dilaksanakan pada tanggal 10 dan 11 Mei 2017.
Dialoq interaktif yang dilakukan oleh KKP Kupang bekerjasama dengan
LPP RRI Kupang memiliki manfaat dan dampak yang positif . Penjelasan
tentang tugas pokok dan peranan KKP Kupang di pintu masuk negara sangat
penting, sehingga masyarakat yang ada di pelabuhan, para pengguna jasa alat
angkut (penumpang) menjadi paham dan mengerti tentang hal tersebut. Dari
hasil dialoq tersebut dapat terlihat antusias masyarakat tentang pelayanan
kesehatan dan kondisi kesehatan dan kebersihan pelabuhan Tenau Kupang serta
bandara El-Tari yang sering ditemukan masalah lalat di ruang tunggu
penumpang. Demikian juga dengan pelayanan petugas kesehatan KKP terkait
dengan kebersihan alat angkut (kapal) yang sering ditemukan adanya kecoa dan
sampah pada bagian-bagian / ruang kapal yang biasanya dipenuhi penumpang.
Hal ini menjadi catatan bagi para pengelola program di KKP Kupang dalam
layanan kesehatan dan pengendalian kekarantinaan pada alat angkut serta
penumpang di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang.
177
B. SEKSI PENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGAN
INDIKATOR 6
PERSENTASE WILAYAH KERJA YANG MELAKUKAN
PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU
A. Gambaran Umum
Pengendalian resiko lingkungan di pelabuhan, bandar udara dan pos
lintas batas negara dilakukan dengan tujuan menciptakan lingkungan
pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara yang bebas dari faktor
resiko penyakit. Faktor resiko yang harus dikendalikan adalah terdiri dari
vektor nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Anopheles, lalat, kecoak dan binatang
penular penyakit yaitu tikus/pinjal. Pengawasan faktor resiko lingkungan
lainnya terdiri dari pengawasan sanitasi rumah makan/higiene sanitasi
pangan, sanitasi air bersih, sanitasi tempat-tempat umum, higiene gedung
perkantoran dan perusahaan, sanitasi alat angkut kapal/pesawat dan alat
angkut darat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tercapainya kegiatan pengawasan dan pengendalian vector dan binatang
pengganggu di Wilayah Kerja KKP Kelas III Kupang Tahun Anggaran
2017.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya kegiatan pengawasan dan pengendalian jentik nyamuk
dan nyamuk dewasa (Anopheles sp dan Aedes sp) di daerah perimeter
dan buffer
178
b. Terlaksananya kegiatan pengawasan dan pengendalian lalat.
c. Terlaksananya kegiatan pengawasan dan pengendalian kecoa .
d. Terlaksananya kegiatan pengawasan dan pengendalian tikus dan pinjal.
C. Hasil Kegiatan
1. Pengamatan Kepadatan Larva Aedes sp (Survey Larva)
Hasil pengamatan kepadatan larva Aedes sp ini dilakukan di Wilayah
Kerja se KKP Kupang adalah seperti pada tabel-tabel dibawah ini :
Tabel .1
Hasil Perhitungan Container Index di Perimeter Area
KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
Sumber : Data Primer diolah
Dari Tabel 1 diketahui bahwa Container Index pada Area Perimeter tertinggi
yakni di Wilker Atapupu pada bulan Januari sebesar 33.3%, dan pada bulan Juli
sebesar 28,5%. Sedangkan Total angka CI tertinggi di KKP Kupang pada bulan
Januari 2017 sebesar 8,3%.
179
Tabel .2
Container Index (CI) pada Buffer Area KKP Kupang Tahun 2017
Sumber : Data Primer diolah
Dari Tabel 2 diketahui bahwa Container Index pada Area buffer tertinggi yakni
di Wilker Atapupu pada bulan Juli sebesar 54.4%, dan diikuti oleh Wilker
Waingapu sebesar 21.5% pada bulan Agustus. Sedangkan Total angka CI buffer
tertinggi di KKP Kupang pada bulan Januari 2017 sebesar 5,3%.
Tabel 3. House Index (HI) Survey Larva Aedes sp di Area Perimeter
KKP Kupang Tahun 2017
Sumber : Data Primer diolah
180
Dari Tabel 3 diketahui bahwa House Index pada area perimeter tertinggi yakni di
Wilker Atapupu pada bulan Juli sebesar 100%, dan diikuti oleh Wilker Lembata
sebesar 79,7% pada bulan Februari. Sedangkan Total angka HI perimeter
tertinggi di KKP Kupang etrjadi pada bulan Februari 2017 sebesar 30.34%.
Tabel .4 House Index (HI) pada Area Buffer KKP Kelas Kupang
Tahun 2017
Sumber : Data Primer diolah
Dari Tabel 4 diketahui bahwa House Index pada area buffer tertinggi yakni di
Wilker Atapupu pada bulan Juli sebesar 76%, dan diikuti oleh Wilker
Waingapu sebesar 55.5% pada bulan Maret. Sedangkan Total angka HI buffer
tertinggi di KKP Kupang etrjadi pada bulan Januari 2017 sebesar 17,8%.
181
2. Pengamatan Kepadatan Lalat
Tabel .5. Kepadatan Lalat pada KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
Sumber : Data Primer diolah
Dari Tabel 5 diketahui bahwa Kepadatan Lalat pada KKP Kupang tertinggi
yakni di Wilker Reo pada bulan April sebesar 23 ekor, sedangkan untuk tingkat
KKP kepadatan lalat tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 17 ekor.
3. Pengamatan Kepadatan Tikus
Hasil pengamatan/pengukuran kepadatan tikus di wilayah kerja adalah
seperti tabel berikut :
182
Tabel 6. Kepadatan Tikus pada KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
Sumber : Data Primer diolah
Dari Tabel 6 diketahui bahwa Kepadatan Tikus pada KKP Kupang tertinggi di
Wilker Labuan Bajo, sebesar 3 ekor, sedangkan untuk tingkat KKP kepadatan
tikus tertinggi terjadi dibulan September.
4. Pengamatan Kepadatan Kecoa
Tabel 7. Kepadatan Kecoa pada KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
Sumber : Data Primer diolah
183
Dari Tabel 7 diketahui Kepadatan Kecoa terjadi pada bulan Juni di Wilker
Waingapu, sedangkan untuk tingkat KKP Kupang kepadatan tertinggi terjadi
pada bulan Februari.
5. Pengamatan Kepadatan Pinjal
Tabel 8. Kepadatan Pinjal pada KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
Sumber : Data Primer diolah
Dari Tabel 8 diketahui bahwa Kepadatan pinjal di KKP Kupang masih untuk
semua wilayah kerja.
6. Pengukuran Kepadatan Nyamuk Dewasa Anopheles (MHD)
Kegiatan MHD dilakukan pada wilayah kerja potensial ditemukannya
nyamuk yaitu terdapat breeding place vektor nyamuk anopheles. Pada Tahun
2017 kegiatan MHD dilakukan di Pelabuhan Laut Atapupu, PLBD Mota’ain,
PLBD Metamauk, Pelabuhan Laut Lembata, Pelabuhan Laut Waingapu.
184
Kegiatan ini dilakukan 2 tahap yaitu pra IRS untuk mengetahui
gambaran awal dan pasca IRS dengan tujuan mengevaluasi tingkat efektifitas
IRS. Tahap I pada Bulan Juni dan tahap II pada Bulan Nopember 2017. Metode
yang digunakan adalah Spot Survey vektor malaria yaitu survei untuk
menggambarkan keadaan vektor malaria dari suatu wilayah epidemiologis pada
waktu tertentu.
Tabel 9. Hasil Kegiatan MHD Tahap I di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017
No Wilayah Kerja Hasil
Perhitungan
MHD
Spesies Nyamuk
Teridentifikasi
1 Pelabuhan Laut Waingapu 2,44 Anopheles vagus
2 PLBDN Mota’ain 0,19 Anopheles vagus
3 Pelabuhan Laut Atapupu 0,48 Anopheles maculatus
Pelabuhan Laut Atapupu 0,33 Anopheles vagus
4 PLBDN Metamauk 1,44 Anopheles vagus
5 Pelabuhan Laut Lembata 0,67 Anopheles vagus
Sumber : Data Primer diolah
Data pada tabel 9 tersebut diatas menunjukkan bahwa semua wilayah kerja
ditemukan nyamuk anopheles dengan spesies dominan adalah Anopheles vagus
pada empat wilayah kerja sedangkan Anopheles maculatus hanya ditemukan di
Pelabuhan Laut Atapupu.
185
Tabel 10. Hasil Kegiatan MHD Tahap II di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017
No Wilayah Kerja Hasil
Perhitungan
MHD
Spesies Nyamuk
Teridentifikasi
1 Pelabuhan Laut Waingapu 0,06 Anopheles aitkeni
2 PLBDN Mota’ain 0,27 Anopheles subpictus
3 Pelabuhan Laut Atapupu 0,4 Anopheles subpictus
4 PLBDN Metamauk 0,5 Anopheles subpictus
5 Pelabuhan Laut Lembata 0,18 Anopheles vagus
Sumber : Data Primer diolah
Data pada tabel 10 tersebut diatas menunjukkan bahwa tidak semua wilayah
kerja yang dilakukan IRS mengalami penurunan kepadatan nyamuk. Sebaliknya
ditemukan spesies baru di Waingapu, Atapupu, Motaain dan Metamauk. Fakta
ini menunjukkan bahwa perlunya peningkatan cakupan penyemprotan (IRS)
pada waktu yang akan datang.
7. Indoors Residual Spraying (IRS)
Pada Tahun 2017 kegiatan IRS dilakukan di Pelabuhan Laut Atapupu,
PLBD Mota’ain, PLBD Metamauk, Pelabuhan Laut Lembata dan Pelabuhan
Laut Waingapu dengan rincian jumlah rumah/bangunan per wilker yang
disemprot adalah sebagai berikut :
Tabel 11. Jumlah Rumah/Bangunan Yang Disemprot Pada Kegiatan IRS
KKP Kupang Tahun 2017
No Wilayah Kerja ∑ rumah/bangunan yg
disemprot
Keterangan
1. PLBD Mota’ain 23
2. Pelabuhan Laut Atapupu 21
3. PLBD Metamauk 19
186
4. Pelabuhan Laut Lembata 23
5. Pelabuhan Laut Waingapu 16
Sumber : Data Primer diolah
INDIKATOR 7 :
CAKUPAN SKRINING PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL
(IMS) PADA POPULASI BERISIKO
a GAMBARAN UMUM
Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan September
2014, HIV AIDS tersebar di 381 (76%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh
provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya kasus HIV
AIDS adalah Provinsi Bali, sedangkan yang terakhir melaporkan adalah
Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011. Sementara secara kumulatif sejak 1
Januari 1987 sampai dengan 30 September 2014 telah terjadi kasus HIV
sebanyak 150.296 dan kasus AIDS sebanyak 55.799. Dari bulan Juli sampai
dengan September 2014 jumlah infeksi HIV yang baru dilaporkan sebanyak
7.335 kasus. Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur
25-49 tahun sebesar 69,1%, diikuti kelompok umur 20-24 tahun sebesar
17,2%, dan kelompok umur diatas 50 tahun sebesar 5,5%. Rasio HIV antara
laki-laki dan perempuan adalah 1 berbanding1. Persentase faktor risiko HIV
tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual sebesar 57%, LSL
(Lelaki Seks Lelaki) sebesar 15%, dan penggunaan jarum suntik tidak steril
pada penasun (pengguna narkoba suntik) sebesar 4% (Ditjen PP & PL
Kemenkes RI, 18 November 2014).
187
Peran KKP dalam pengendalian HIV dan Penyakit IMS dengan
sasarannya adalah Anak Buah Kapal (ABK), Tenaga Kerja Bongkar Muat
(TKBM) dan masyarakat yang bermukim di sekitar pelabuhan:
1. Penyelengaraan pengawasan orang (surveilans) dalam pelayanan kesehatan
di KKP
a. Melakukan adsos kepada otoritas bandar udara, pelabuhan dan PLBDN
untuk upaya pengendalian HIV-AIDS
b. Identifikasi Kelompok Berisiko dan pemetaan daerah berisiko
2. Konseling dan Penemuan penderita
a. Pasif: menunggu kunjungan pelaku perjalanan dengan gejala
b. Aktif: melakukan kunjungan ke kelompok masyarakat (komunitas)
yang berada di wilayah pelabuhan, bandar udara dan PLBDN
3. Pengobatan/upaya kuratif, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD),
Rumah Sakit Rujukan setempat dan lintas sektor terkait
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan
5. Promosi kesehatan tentang HIV AIDS dan PHBS serta pelayanan klinik
Voluntary Counseling and Testing (VCT)
a. Sosialisasi, diseminasi informasi dengan melakukan penyuluhan
kelompok berisiko di wilayah Bandara dan Pelabuhan
b. Menyebarkan brosur, leaflet , poster serta media promosi lainnya
188
1. Tujuan Umum
a. Tercapainya pemantapan dan koordinasi kesesuaian program - program
yang telah dibuat oleh Subdit HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular
Langsung
b. Tercapainya penguatan jaringan kerja antara KKP Kelas III Kupang
dengan Tim VCT RSUD/Puskesmas/Pustu di Wilayah Kerja KKP
Kelas III Kupang
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengawasan populasi beresiko dan screening kasus
HIV/AIDS di Wilayah Kerja KKP Kelas III Kupang, dengan
mengetahui:Perilaku pekerja, Pengetahuan pekerja, danStatus
HIV/PML pekerja
b. Menurunkan resiko penularan populasi beresiko kasus HIV/AIDS dan
penderita HIV/AIDS khususnya di Wilayah Kerja KKP Kelas III
Kupang
c. Output kegiatan ini adalah terlaksananya Layanan Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS dengan indikator yang digunakan untuk
mengukur kinerja kegiatan adalah :Konsultasi Program Mobile VCT
penemuan kasus baru HIV dan Mobile VCT untuk penemuan kasus
baru HIV terhadap populasi berisiko di wilayah kerja KKP
189
HASIL KEGIATAN
1. Konsultasi Program Mobile VCT penemuan kasus baru HIV Dilaksanakan
secara swakelola, berupa konsultasi ke Subdit PPML mengenai persiapan dan
evaluasi kegiatan PPML KKP kelas III Kupang yaitu Layanan Mobile VCT.
2. Mobile VCT untuk penemuan kasus baru HIV terhadap populasi berisiko di
Wilayah kerja KKP. Dilaksanakan di tiga belas (13) wilayah kerja dimana
metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah skrining pemeriksaan HIV
dalam bentuk Mobile VCT dengan cara penyuluhan / wawancara/anamnesa
dengan interaksi secara langsung bekerja sama dengan VCT di wilayah kerja
setempat, dengan melakukan ‘jemput bola’dan Skrining HIV menggunakan
RDT HIV Oncoprobe HIV-1/2 Antibody Rapid Test HIV-1/2,.
Mobile VCT yang dilaksanakan di 12 wilayah kerja KKP kelas III Kupang pada
tahun 2017 diatas,. Adapun hasil pelaksanaan kegiatan sebagai berikut
190
Tabel 1. Karakteristik Responden Hasil Kegiatan Mobile VCT
di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2017
Usia responden terbanyak pada range usia 21-30 tahun sejumlah 41% (176 orang),
paling sedikit berada dalam range usia 61-70 tahun sejumlah 2% (9 orang) dari total 428
responden.Jenis kelamin responden terbanyak adalah laki-laki sejumlah 95% (407
orang), sedangkan responden perempuan sejumlah 5%(21 orang) dari total 428
WILAYAH KERJA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH %
KELOMPOK UMUR
1 11-20 0 1 1 1 0 5 0 0 5 3 3 2 21 5
2 21-30 16 17 15 19 6 13 10 14 8 28 16 14 176 41
3 31-40 9 10 4 13 13 9 17 12 13 5 17 13 135 32
4 41-50 8 1 4 6 11 1 3 3 7 2 8 5 59 14
5 51-60 8 1 0 0 3 2 0 3 2 6 1 2 28 7
6 61-70 0 0 1 0 2 0 2 1 0 2 0 1 9 2
TOTAL 41 30 25 39 35 30 32 33 35 46 45 37 428 100
JENIS KELAMIN
1 LAKI LAKI 34 30 25 39 25 29 32 31 35 45 45 37 407 95
2 PEREMPUAN 7 0 0 0 10 1 0 2 0 1 0 0 21 5
TOTAL 41 30 25 39 35 30 32 33 35 46 45 37 428 100
PENDIDIKAN
1 Tidak Pernah Sekolah 0 0 0 0 2 1 1 0 1 0 0 3 8 2
2 SD 10 0 1 13 11 4 5 2 15 1 8 6 76 18
3 SLP 5 2 3 7 3 10 1 2 9 3 8 6 59 14
4 SLA 14 20 11 16 17 12 19 19 8 29 22 17 204 48
5 Akademi/PT 12 8 10 3 2 3 6 10 2 13 7 5 81 19
TOTAL 41 30 25 39 35 30 32 33 35 46 45 37 428 100
PEKERJAAN
1 TIDAK BEKERJA 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1
2 MAHASISWA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0.2
3 PNS 2 7 0 4 6 2 3 5 1 0 7 4 41 10
4 TNI AD 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 5
5 POLRI 0 2 0 2 4 0 0 0 2 0 1 2 13 3
6 TKBM/PORTIR 16 0 5 1 3 15 2 0 8 0 0 5 55 13
7 ABK/Crew Kapal 6 0 20 0 0 11 23 27 24 46 36 22 215 50
8 OJEK/SUPIR 0 0 0 2 4 2 1 0 0 0 1 0 10 2
9 PETANI 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0.5
10 HONORER/SWASTA/PEDAGANG 17 0 0 26 15 0 3 1 0 0 0 4 66 15
TOTAL 41 30 25 39 35 30 32 33 35 46 45 37 428 100
PENGETAHUAN
1 Pernah mendapat info tentang HIV 34 28 15 30 22 20 20 25 22 33 28 27 304 71
2 Memiliki pengetahuan HIV benar >6 13 17 4 18 11 5 14 5 9 19 9 11 135 32
3 Mengetahui pencegahan tertular HIV dengan
a selalu menggunakan kondom 4 25 14 21 12 16 23 17 24 27 28 17 228 54
b kunjungan rutin ke klinik IMS 3 20 9 12 11 7 6 6 8 15 9 6 112 26
c minum antiobiotik sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan 3 11 15 11 10 10 8 8 10 7 4 7 104 24
STATUS HIV
1 REAKTIF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 NON REAKTIF 41 30 25 38 35 30 32 33 35 45 45 37 426 99.5
3 TIDAK TES 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0.5
TOTAL 428 100
Keterangan :
1 Pelabuhan Laut Maumere
2 Pos Lintas Batas Darat Napan
3 Pelabuhan Laut Ende
4 Pos Lintas Batas Darat Mota'ain
5 Pelabuhan Laut Bolok
6 Pelabuhan Laut Waingapu
7 Pelabuhan Laut Rote
8 Pelabuhan Laut Kalabahi
9 Pelabuhan Laut Lembata
10 Pelabuhan Laut Atapupu
11 Pelabuhan Laut Labuan Bajo
12 Pelabuhan Laut Reo
191
responden.Latar belakang pendidikan responden merupakan tamatan SLA sejumlah
48% (204 orang), paling sedikit tidak memiliki latar belakang pendidikan atau tidak
pernah sekolah sejumlah 2% (4 orang) dari total 428 responden.Pekerjaan responden
terbanyak adalah ABK / Crew kapal sejumlah 50% (215 orang) paling sedikit
merupakan mahasiswa sejumlah 0,2 % (1 orang) dari total 428 responden.
Berdasarkan pengetahuan responden terhadap penyakit menular HIV/AIDS didapatkan :
a. Sebesar 71% (304 orang) responden yang mengakui pernah mendapat info tentang
HIV, namun responden yang memiliki pengetahuan HIV yang benar >6 (dari total 11
pertanyaan) hanya sejumlah 32% (135 orang),
b Responden yang mengetahui pencegahan tertular HIV dengan selalu menggunakan
kondom sejumlah 54% (228 orang),
c Responden yang mengetahui pencegahan tertular HIV dengan kunjungan rutin ke
klinik IMS sejumlah 26% (112 orang) padahal pengetahuan ini keliru,
d Responden yang mengetahui pencegahan tertular HIV dengan minum antiobiotik
sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan, sejumlah 24% (104 orang) padahal
pengetahuan ini keliru.
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan HIV Kegiatan Mobile VCT di Wilayah Kerja
KKP Kupang Tahun 2017
JUMLAH % JUMLAH % REAKTIF % NON REAKTIF %
1 PLBD Motaain 1 3 38 100 0 0 38 100 25 39 156
2 PLBD Napan 0 0 30 100 0 0 30 100 25 30 120
3 Pelabuhan Laut Atapupu 1 2 45 98 0 0 45 100 25 46 184
4 Pelabuhan Laut Bolok 0 0 35 100 0 0 35 100 25 35 140
5 Pelabuhan Laut Rote 0 0 32 100 0 0 32 100 25 32 128
6 Pelabuhan Laut Waingapu 0 0 30 100 0 0 30 100 25 30 120
7 Pelabuhan Laut Labuan Bajo 0 0 45 100 0 0 45 100 25 45 180
8 Pelabuhan Laut Reo 0 0 37 100 0 0 37 100 25 37 148
9 Pelabuhan Laut Ende 0 0 25 100 0 0 25 100 25 25 100
10 Pelabuhan Laut Maumere 0 0 41 100 0 0 41 100 25 41 164
11 Pelabuhan Laut Lembata 0 0 35 100 0 0 35 100 25 35 140
12 Pelabuhan Laut Kalabahi 0 0 33 100 0 0 33 100 25 33 132
2 5 426 100 0 0 426 100 300 428 142.7
TARGET
TOTAL
% NO WILAYAH KERJA
REALISASI
RESPONDEN
TIDAK TES TES HASIL
192
Untuk data responden mobile VCT dari 12 (dua belas) wilayah kerja kkp kelas III
KupangTahun 2017 terealisasi 100 % sesuai target.Jumlah sasaran sebanyak 25 (dua
puluh lima) orang dengan total responden 300 (tiga ratus) orang, terealisasi
responden yang melakukan tes 142 % (426) orang melebihi target, 2 orang
responden menolak untuk tes.
2. PERTEMUAN SOSIALISASI PROGRAM PENYAKIT TB PARU DAN
KUSTA DI WILAYAH PELABUHAN, BANDAR UDARA, PLBDN
Tujuan Umum :
Tercapainya penguatan jaringan kerja antara KKP dan Dinas Kesehatan (Dinkes)
Provinsi NTT dan Kabupaten/Kota serta lintas sektor lainnya dalam penemuan kasus
TB Paru dan Kusta sesuai dengan perencanaan Direktorat P2ML.
Pelaksanaan
Kegiatan Sosialisasi Program Penyakit TB Paru dan Kusta dilaksanakan
di Kota Kupang sebagai awal sosialisasi program pada tanggal 17 s.d 20 Mei
2017 di Ruang Pertemuan Kolbano Hotel Swiss Bell-In Kupang dan Kegiatan
pendistribusian leaflet TB, Kusta, dan ISPA dilaksanakan pada tanggal 24 Maret
2017 di Terminal Pelabuhan Laut Tenau dan Bandar Udara El Tari dalam rangka
memperingati hari TB Sedunia.
Dalam kegiatan ini Narasumber yang diundang berasal dari Subdit
P2ML , Dinas Kesehatan Propinsi NTT, RS TNI AU, dan dari KKP Kupang.
Sedangkan untuk peserta berasal dari lintas sektor dan petugas KKP dari
wilayah kerja, dengan rincian sebagai berikut :
193
Narasumber :
1. Kasie Kusta Subdit Penyakit Tropis Dir P2PML dr. Tiffany Tiara Pakasi dengan
materi Situasi dan Kebijakan Program Penyakit Tropis Menular Langsung
2. dr. Siti Kunarisasi MARS - Perwakilan subdit TB Dir P2PML dengan materi
Kebijakan direktorat P2PML dalam Pengendalian TB dan Kusta; Peran KKP dalam
Pencegahan dan Pengendalian TB dan Kusta di Wilayah Bandara/Pelabuhan; serta
Materi Manajemen Program Pengendalian TB terpadu (Sistem Informasi
Tuberkulosis Terpadu)
3 dr. Theresia Sarlyn Ralo, MPH Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Dinas Kesehatan Provinsi NTT dengan materi Materi Upaya pengendalian faktor
Resiko TB dan Kusta di Prop NTT
4. Haslinda Baun, SKM, M.Kes Pengelola Program Dinas Kesehatan Provinsi NTT
dengan materi Penjaringan Terduga TBC
5. Kapten Kes dr Hendra Samanta, Sp,S – Dokter Spresialis/Karumkit RSAU TNI AU
dengan materi Meningoencephalitis, HIV/AIDS dan Flight Surgeon
6. Kasubag TU : Hengky Y. Jezua, S.KM, M.Kes dengan materi Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sesuai PP Nomor 11 Tahun 2017
7 Pengelola Program Penanggulangan Vektor : Laurensius Talan, S.KM dengan materi
Evaluasi Pelaksanaan Konsep 1 rumah 1 jumantik di Wilayah Kerja KKP Kupang
Tahun 2017
8 Dokter KKP Kupang : dr. Regina C.R.W. Lamanepa dengan materi Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan evaluasi Program PML KKP Kupang tahun
2017 dan Mers CoV dan Yellow Fever
194
Dari pertemuan tersebut, didapatkan beberapa hal :
1). Program Pencegahan Penyakit Menular (P2ML) prioritas masih tertuju pada
pengendalian penyakit Tuberculosis (TB) dan Kusta, khususnya di Propinsi Nusa
Tenggara Timur.
2). Strategi pengendalian dan pemberantasan penyakit TB (TB-DOTS) dan Kusta (Multi
Drug Therapy) masih belum efektif, maka diperlukan pengendalian yang terintegrasi
dengan koordinasi semua pihak dan lintas sektor terkait.
3). Pentahapan eliminasi tingkat provinsi juga harus disosialisasikan sehingga
penyiapan upaya dan sumber daya di berbagai tingkatan dapat dilakukan secara
maksimal.
4). Penguatan pengorganisasian di semua tingkat administrasi dalam pencegahan dan
pengendalian TB dan kusta dapat membantu ketepatan pencapaian waktu eliminasi
tingkat propinsi dan kabupaten/kota.
3 Pelaksanaan Pelayanan Vaksinasi Meningitis Dan Yellow Fever Serta
Penerbitan International Certificate of Vaccination (ICV).
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) merupakan salah satu tiang
penyangga dalam pelayanan kesehatan dasar dalam lingkup masyarakat
Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Darat Negara (PLBN) . Salah satu kegiatan
pelayanan kesehatan dasar di wilayah wilayah kerja KKP adalah pelayanan
pemberian vaksinasi meningitis dan yellow fever kepada pelaku perjalanan
internasional seperti para jamaah umroh yang akan berangkat ke Tanah Suci Arab
Saudi, para pelaku perjalanan dinas internasional, tugas belajar ke luar negeri,
wisata, dan keperluan lainnya. Kegiatan ini berguna untuk penguatan program
195
pencegahan dan pemberantasan penyakit dalam rangka cegah tangkal terutama
penyakit menular seperti meningitis dan yellow fever.
Pelaksanaan kegiatan vaksinasimeningitis dan yellow fever sangat
memerlukan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana, dan
prasarana.KKP Kupang telah memiliki enam(6) tenaga medis yang ditempatkan
ke 4 (empat) Wilayah Kerja (Pos Bandara El Tari, Pelabuhan Laut Tenau,
Pelabuhan Laut Labuan Bajo, dan PLBN Mota’ain) di tahun 2017 ini. Namun
sarana dan prasarana pendukung pelayanan vaksinasi seperti cold chain masih
sanagat terbatas, dimana terdapat 1 (satu) buah di Kantor Induk dan 1 (satu) buah
di Wilker Pelabuhan Laut Tenau. Hal ini mengakibatkan pusat pelayananan
vaksinasi hanya dapat dilaksanakan di Kota Kupang (Wilayah Kerja Pelabuhan
Laut Tenau dan Pos Bandara El Tari) dan Kabupaten Belu (Wilayah Kerja PLBN
Motaain). Sebagai tambahan, belum semua pelaku perjalanan internasional
melakukan registrasi vaksinasi internasional secara online.
Sosialisasi dan koordinasi dengan agen penyelenggara perjalanan
internasional sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan pelayanan pemberian
vaksinasi meningitis dan yellow fever. Dengan demikian, pemberian vaksinasi
yang didukung dengan SDM, sarana dan prasarana yang optimal, serta koordinasi
dan sosialisasi yang efektif dengan lintas terkait dapat menurunkan angka
kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ini, serta
meningkatkan surveilans dan karantina kesehatan .
Berikut rincian penggunaan Vaksin Meningitis, Vaksin Yellow Fever, dan ICV di
KKP kelas III Kupang:
196
Tabel 3. Stok Awal Tahun, Pemakaian dan Stok Akhir Vaksin Meningitis
Tabel 3 memperlihatkan bahwa jumlah pemberian vaksinasi meningitis tertinggi pada
bulan Februari sejumlah 76 calon jamaah umroh dengan perincian 51 bandara El Tari
dan 25 di Pelabuhan Laut Tenau. Sedangkan, jumlah pemberian vaksinasi meningitis
terendah di bulan Juni sebanyak 4 calon jamaah umroh.
Tabel 4. Stok Awal Tahun, Pemakaian dan Stok Akhir Vaksin Yellow Fever
197
Tabel 4 memperlihatkan bahwa jumlah pemberian vaksinasi yellow fever paling tinggi
adalah di bulan Mei, sejumlah 4 pelaku perjalanan dengan keperluan perjalanan dinas.
Sedangkan, jumlah pemberian vaksinasi yellow fever paling rendah di bulan Juni,
sejumlah 1 pelaku perjalanan. Vaksinasi semua pelaku perjalanan dilayani di pos
bandara El Tari.
Grafik 1.Distribusi Pemberian Vaksinasi Meningitis dan Yellow Fever Per Bulan
Grafik 1 memperlihatkan bahwa distribusi jumlah pemberian vaksinasi
meningitis lebih tinggi dibandingkan yellow fever dengan puncaknya di bulan
Februari, yang berjumlah 76 calon jamaah umroh. Sebagai tambahan, total
jumlah pemberian vaksinasi meningitis dan yellow fever yang berjumlah 466
(empat ratus enam puluh enam) orang dan 5 (lima) orang diperlihatkan di tabel
berikut.
198
Grafik .2 Pemberian Vaksinasi Meningitis Dan Yellow Fever
KKP Kupang 2017
Grafik 3. Distribusi Vaksinasi Meningitis dan Yellow Fever Per Bulan
Menurut Jenis Kelamin KKP Kupang 2017
Grafik 3 memperlihatkan bahwa jumlah per bulan pemberian vaksinasi
meningitis bervariasi pada calon jamaah umroh dengan jenis kelamin laki laki dan
perempuan, tetapi secara keseluruhan terlihat jumlah calon jamaah umroh
perempuan 243 orang lebih tinggi dibandingkan laki laki yang berjumlah 228
orang
199
Tabel 5 . Distribusi Pemberian Vaksinasi Berdasarkan Usia Per Bulan
KKP Kupang 2017
Tabel 5 memperlihatkan bahwa jumlah per bulan pemberian vaksinasi meningitis
bervariasi pada calon jamaah umroh dengan berbagai rentang umur, tetapi secara
keseluruhan terlihat jumlah calon jamaah umroh dengan rentang umur 41 – 50
tahun lebih tinggi dibandingkan rentang umur lainnya yang berjumlah 117 (seratus
tujuh belas) orang. Jumlah calon jamaah umroh dengan rentang umur 51 – 60 tahun
menempati urutan kedua dengan jumlah 111 (seratus sebelas) orang, diikuti rentang
umur 31 – 40 tahun dengan jumlah 100 (seratus) orang, dan umur 81 tahun keatas
menempati jumlah dengan urutan terbawah dengan jumlah 2(dua) orang seperti
diperlihatkan pada grafik dibawah ini.
200
Grafik .4 Jumlah Calon Jamaah Umroh Dengan Rentang Umur 51 – 60 Thn
KKP Kupang Tahun 2017
Grafik .5. Distribusi Pemberian Vaksinasi Meningitis dan Yellow Fever
Berdasarkan Asal Warga Negara KKP Kupang 2017
Grafik 5 memperlihatkan bahwa semua calon jamaah umroh yang diberikan
vaksinasi baik meningitis ataupun yellow fever yang berjumlah 471 (empat ratus tujuh
puluh satu) orang adalah warga negara Indonesia.
201
Grafik .6 Distribusi Pemberian Vaksinasi Berdasarkan Keperluan Untuk
Mendapatkan Vaksinasi KKP Kupang Tahun 2017
Grafik 6 memperlihatkan bahwa hampir semua keperluan untuk mendapatkan
vaksinasi baik meningitis maupun yellow fever didominasi oleh para calon
jamaah yang akan berangkat umroh ke Tanah Suci yang berjumlah 464 orang
dibandingkan dengan para pelaku perjalanan dinas internasional yang hanya
berjumlah 5 orang.
Grafik 7. Distribusi Pemberian Vaksinasi Berdasarkan Benua Tujuan
Perjalanan Internasional KKP Kupang Tahun 2017
202
Tabel 6. Stok Awal Tahun, Pemakaian dan Stok Akhir ICV
Tabel 6 memperlihatkan bahwa jumlah penerbitan ICV baru paling tinggi adalah di
bulan Februari, sejumlah 74 buah ICV dengan perincian 51 di pos bandara El Tari dan
23 buah di Wilker Pelabuhan Laut Tenau. Sedangkan, jumlah penerbitan ICV baru
paling rendah di bulan Juni, sejumlah 4 buah ICV dengan perincian 1 di pos bandara El
Tari dan 3 buah di di Wilker Pelabuhan Laut Tenau.
Hambatan
Adapun tantangan atau hambatan dalam pelksanaan kegiatan mobile VCT yakni:
a. Masih terdapat responden yang tidak mau di tes HIV nya
b. Masih kurangnya dukungan dana sehingga cakupan pemeriksaan dibatasi
25 orang per wilayah kerja
c. Masih rendahnya tingkat pengetahuan responden tentang HIV
203
INDIKATOR 8 :
PERSENTASE WILKER YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN
POSBINDU PTM dan CIDERA
a GAMBARAN UMUM
Upaya penanggulangan PTM akan lebih efektif dan efisien jika faktor
resiko dapat dikendalikan. Dampak dari PTM dan risikonya selalu
berpengaruh pada ketahanan hidup manusia dan penurunan produktifitas
tenaga kerja juga menambah beban pelayanan kesehatan. Usulan program
kegiatan yang direncanakan melalui KKP Kupang adalah : Melaksanakan
Posbindu PTM Khusus. Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (Posbindu-PTM) Khusus ini merupakan upaya yang melibatkan peran
serta masyarakat dalam rangka deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini
faktor risiko penyakit tidak menular secara mandiri dan berkesinambungan.
Pada tahun 2015, KKP Kelas III Kupang telah melaksanakan Posbindu PTM
di 15 Wilayah Kerja yang terdiri dari 11 Pelabuhan laut, 1 bandara dan 3 Pos
Lintas Batas Darat. Kegiatan dilaksanakan pada bulan November 2015.
Dengan hasil sebagai berikut :
204
Tabel .1 Distribusi Jenis Faktor Resiko PTM di Wilayah KKP Kupang 2017
Berdasarkan tabel 1 perlu diadakan pemeriksaan kesehatan secara rutin terutama bagi
masyarakat pelabuhan/bandara sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan terhadap
PTM di wilayah kerja KKP Kelas III Kupang. Karena keterbatasan jumlah SDM di
wilayah kerja KKP Kelas III Kupang serta untuk meningkatkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat pelabuhan terhadap pentingnya pencegahan PTM sedini
mungkin, maka masyarakat pelabuhan perlu dilibatkan dalam upaya deteksi dini
pencegahan PTM melalui pembentukan kader Posbindu PTM Khusus di wilayah kerja
KKP Kelas III Kupang.
Tujuan Umum
a. Tercapainya pelaksanaan layanan pengendalian penyakit tidak menular
di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Kupang
sesuai dengan perencanaan Subdit PPTM
b. Terbentuknya program kerja pelaksanaan kegiatan Pelabuhan dan
Bandara sehat di wilayah kerja KKP Kelas III Kupang
205
Tujuan Khusus
a. Menurunnya angka penderita dengan Faktor Risiko PTM;
b. Mewujudkan wilayah Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Udara yang tidak
menimbulkan risiko kesehatan masyarakat;
c. Terpenuhinya target kinerja tahun 2017 dalam melaksanakan
POSBINDU PTM Khusus di lingkungan pelabuhan/Bandar
udara/PLBDN yaitu di 13 (tiga belas) wilayah kerja KKP kelas III
Kupang dengan jumlah peserta masing-masing sejumlah 40 orang baik
lintas 205ector maupun masyarakat sekitar.
HASIL KEGIATAN
Untuk mencapai indicator ini maka dua kegiatan yang dilakukan adalah:
1 Konsultasi Program Posbindu PTM Khusus
Tahap I : tanggal 31 Januari s.d 03 Februari 2017.
Tahap II : tanggal 07 s.d 10 Februari 2017.
Tahap III : tanggal 22 s.d 25 Mei 2017.
Pelaksanaan Posbindu PTM Khusus
Kegiatan ini bekerja sama dengan kader Posbindu setempat atau petugas
Puskesmas/Pustu setempat atau pegawai lintas sektor di wilayah kerja dan
didukung oleh staf kantor induk dan wilayah kerja KKP Kelas III Kupang,
antara lain:
206
Tabel 2. Data hasil Posbindu PTM di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Kupang Tahun 2017
Dari table 2 diketahui bahwa kegiatan skrining PTM yang dilakukan adalah
hipertensi, diabetes mellitus, dan kolesterol. Total seluruh responden yang
diperiksa di tahun 2017 adalah sebanayk 1320 respoden, dan sebanyak 21%
menderita hipertensi, 59% menderita kolesterol sedangkan hanya 4% yang
menderita diabetes mellitus.
Dalam rangka HKN yang ke – tahun 2017 , dilakukan berbagai kegiatan dengan
masyarakat dan lintas sector yang ada di pelabuhan Tenau Kupang. Salah satuny
adalah skring Posbindu PTM . Jumlah peserta skrining posbindu PTM terbanyak
di Baksos Hari Kesehatan Nasional di Pelabuhan Laut Tenau sejumlah 15%
(196 orang) dan paling rendah di kegiatan Workshop TB dan Kusta sejumlah
1% (12 orang) dari total 1320 peserta.
HIPERTENSI % DIABETES MELITUS % HIPERKOLESTEROL %
1 Pos Lintas Batas Darat Mota'ain 80 10 13 0 0 47 59
2 Pos Lintas Batas Darat Metamauk 69 9 13 1 1 28 41
3 Pos Bandar Udara El Tari 107 16 15 1 1 30 28
4 Pelabuhan Laut Tenau 69 10 14 2 3 41 59
5 Pelabuhan Laut Bolok 50 10 20 4 8 43 86
6 Pelabuhan Laut Rote 80 25 31 0 0 68 85
7 Pelabuhan Laut Waingapu 80 28 35 1 1 50 63
8 Pelabuhan Laut Labuan Bajo 64 3 5 1 2 36 56
9 Pelabuhan Laut Reo 81 12 15 1 1 30 37
10 Pelabuhan Laut Ende 80 14 18 0 0 23 29
11 Pelabuhan Laut Maumere 82 22 27 8 10 67 82
12 Pelabuhan Laut Lembata 72 15 21 2 3 50 69
13 Pelabuhan Laut Kalabahi 61 24 39 3 5 58 95
14 Kantor Induk KKP Kupang 22 3 14 8 36 16 73
15 Pos Lintas Batas Darat Napan 23 3 13 2 9 16 70
16 Pelabuan Laut Atapupu 20 10 50 6 30 2 10
17 Hari Kesehatan Nasional di Pelabuhan Laut Tenau 196 56 29 9 5 127 65
18 Hari Kesehatan Nasional di PLBD Mota'ain 72 10 14 1 1 45 63
19 Workshop TB dan Kusta 12 1 8 0 0 5 42
1320 281 21 50 4 782 59JUMLAH
RESPONDEN SKRINING POSBINDU PTM
JUMLAHNO WILAYAH KERJA HASIL
207
Grafik 1, Persentase Tekanan Darah Hipertensi pada Skrining Posbindu
KKP Kupang tahun 2017
Dari grafik 1 diatas, dapat dilihat Jumlah peserta skrining peserta skrining
posbindu PTM dengan hasil tekanan darah tinggi / hipertensi ( tingkat 1 dan
tingkat 2) terbanyak di baksos Hari Kesehatan Nasional di Pelabuhan Laut
Tenau sejumlah 20% (56 orang) dan terendah di kegiatan Workshop TB dan
Kusta sejumlah 0,4% (1 orang) dari total 281 peserta penderita hipertensi
208
Grafik 2. Persentase Gula Darah Sesaat DM Pada Skring Posbindu PTM
Di Wilayah KKP Kupang 2017
Jumlah peserta skrining peserta skrining posbindu PTM dengan hasil Gula
Darah Sesaat DM (>200 mg/dl) terbanyak di baksos Hari Kesehatan Nasional di
Pelabuhan Laut Tenau sejumlah 18% (9orang) dan terendah di Pos Lintas Batas
Darat Metamauk , Pos Bandar Udara El Tari, Pelabuhan Laut Waingapu,
Pelabuhan Laut Labuan Bajo, dan Pelabuhan Laut Reo masing-masing sejumlah
2% (1 orang) dari total 50 peserta penderita Diabetes Melitus
209
Grafik 3 Persentase Hiperkolesterol Pada Skrining Posbindu PTM
Di Wilayah KKP Kupang 2017.
Dari Grafik 3, dapat dilihat Jumlah peserta skrining peserta skrining posbindu PTM
dengan hasil Kolesterol Total (>200 mg/dl) terbanyak di baksos Hari Kesehatan
Nasional di Pelabuhan Laut Tenau sejumlah 65% (127 orang) dan terendah di Wilker
Pelabuan Laut Atapupusejumlah 3,4% (2 orang) dari total 728 peserta penderita
Hiperkolesterol.
TANTANGAN dan HAMBATAN
1. Masih terbatasnya dukungan sarana dan prasarana untuk melaksanakan
kegiatan ini
2. Posbindu PTM belum secara mandiri dilaksanakan oleh masyarakat
sendiri, masih ada intervensi petugas kesehatan
210
INDIKATOR 9 :
PERSENTASE PELABUHAN/BANDARA MEMILIKI PERATURAN
KAWASAN TANPA ROKOK (KTR)
a GAMBARAN UMUM
Pemerintah Indonesia telah menyusun beberapa peraturan terkait upaya
pengendalian udara akibat asap rokok serta pengembangan kawasan tanpa
rokok, seperti Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
yang didalamnya mengatur kawasan tanpa rokok. Pemerintah berupaya untuk
memberikan pelayanan upaya berhenti merokok bagi perokok aktif maupun
pasif di fasilitas kesehatan primer. Berdasarkan peta jalan No. 40 tahun 2013
tentang pengendalian dampak konsumsi rokok bagi kesehatan ditargetkan pada
tahun 2019 lima puluh persen dari (50%) seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
milik pemerintah dan pemerintah daerah memberikan pelayanan berhenti
merokok terintegrasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
Program kegiatan yang direncanakan melalui KKP Kupang adalah
Sosialisasi Bahaya Rokok bagi Masyarakat Awam di Lingkungan Pelabuhan
di masyarakat dan sekolah,Edukasi Bahaya Rokok bagi Masyarakat Awam di
Lingkungan Pelabuhan..
Tujuan Umum
a. Tercapainya pelaksanaan layanan pengendalian penyakit tidak menular
di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Kupang
sesuai dengan perencanaan Subdit PPTM
b. Terbentuknya program kerja pelaksanaan kegiatan Pelabuhan dan
Bandara sehat di wilayah kerja KKP Kelas III Kupang
211
Tujuan Khusus
a. Menurunnya angka penderita dengan Faktor Risiko PTM;
b. Mewujudkan wilayah Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Udara yang tidak
menimbulkan risiko kesehatan masyarakat;
c. Mewujudkan kondisi wilayah Pelabuhan Laut atau Pelabuhan Udara
yang bebas asap rokok, aman, nyaman, dan sehat untuk masyarakat
dalam melaksanakan aktifitasnya dengan adanya Kawasan Tanpa Rokok
(KTR).
d. Terpenuhinya target kinerja tahun 2017 dalam melaksanakan sosialisasi
gerakan masyarakat dalam pengendalian tembakau di lingkungan
pelabuhan/Bandar udara/PLBDN yaitu di 10 (sepuluh) wilayah kerja
KKP kelas III Kupang dengan jumlah peserta masing-masing sejumlah
23 orang baik lintas sektor maupun masyarakat sekitar.
HASIL KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola di sepuluh (10) wilayah kerja KKP
Kupang antara lain : Wilker Pelabuhan laut Reo, Wilker Lembata, Maumere,
Kalabahi, PLBDN Mota’ain, Ende, Waingapu, dan Labuan Bajo.
METODE
Metode yang digunakan yakni dengan cara penyuluhan, diskusi pelaksanaan
dan kontribusi penyediaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dengan pengelola
pelabuhan/bandara, pemasangan tanda KTR, serta pengawasan KTR.
212
Hasil kegiatan per Wilayah kerja
1 Wilayah Kerja Pos Lintas Batas Darat Mota’ain
• Telah dilakukan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada kelompok
petugas di wilayah kerja
• Belum adanya ruangan khusus untuk merokok
• Masih ada masyarakat yang belum mengetahui dampak atau bahaya rokok
bagi kesehatan
Saran
• Perlu dibuat satu ruangan khusus bagi yang merokok
• Perlu secara terus menerus di sosialisasikan bagi masyarakat tentang
bahaya rokok bagi kesehatan
• Koordinasi lanjut antara pihak pengelola pelabuhan dengan kelompok
satgas bebas asap rokok
2 Wilayah Kerja Pos Lintas Batas Darat Metamauk
• Telah dilakukan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada kelompok
petugas di wilayah kerja
• Masih ada masyarakat yang belum mengetahui dampak atau bahaya rokok
bagi kesehatan
• Belum adanya sosialisasi menyeluruh bagi masyarakat kabupaten Malaka
tentang bahaya rokok
Saran
• Manfaatkan ruangan khusus bagi yang merokok di ruangan kedatangan
dan keberangkatan
213
• Perlu secara terus menerus di sosialisasikan bagi masyarakat tentang
bahaya rokok bagi kesehatan
• Koordinasi lanjut antara pihak pengelola PLBD dengan kelompok satgas
bebas asap rokok
3. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Maumere
• Telah dilakukan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada kelompok petugas
di wilayah kerja
• Peserta yang hadir dalam kegiatan sebanyak 27 orang
• Peserta aktif dalam berdiskusi dan membuat Satgas area bebas asap rokok
• Adanya Komitmen bersama yang dituangkan dalam RTL mengenai
penentuan lokasi kawasan tanpa rokok (KTR).
• Belum adanya areal khusus untuk daerah asap rokok
• Masih ada masyarakat yang belum tahu dampak atau bahaya rokok bagi
kesehatan
Saran i
• Perlu dibuat satu ruangan khusus bagi yang merokok
• Perlu secara terus menerus di sosialisasikan bagi masyarakat tentang
bahaya rokok bagi kesehatan
• Koordinasi lanjut antara pihak pengelola pelabuhan dengan kelompok
satgas bebas asap rokok.
4. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Ende
. • Telah dilakukan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada kelompok
petugas di wilayah kerja
214
• Peserta yang hadir dalam kegiatan sebanyak 25 orang
• Peserta aktif dalam berdiskusi dan membuat Satgas area bebas asap rokok
• Adanya Komitmen bersama yang dituangkan dalam RTL mengenai
penentuan lokasi kawasan tanpa rokok (KTR).
• Belum adanya areal khusus untuk daerah asap rokok
• Masih ada masyarakat yang belum tahu dampak atau bahaya rokok bagi
kesehatan
Saran
• Perlu dibuat satu ruangan khusus bagi yang merokok
• Perlu secara terus menerus di sosialisasikan bagi masyarakat tentang
bahaya rokok bagi kesehatan
• Koordinasi lanjut antara pihak pengelola pelabuhan dengan kelompok
satgas bebas asap rokok.
5. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Kalabahi
• Telah dilakukan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada kelompok
petugas di wilayah kerja
• Belum adanya ruangan khusus untuk daerah asap rokok
• Masih ada masyarakat yang belum tahu dampak atau bahaya rokok bagi
kesehatan
Saran - Rekomendasi
• Perlu dibuat satu ruangan khusus bagi yang merokok
• Perlu secara terus menerus di sosialisasikan bagi masyarakat tentang
bahaya rokok bagi kesehatan
215
• Koordinasi lanjut antara pihak pengelola pelabuhan dengan kelompok
satgas bebas asap rokok.
6. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Waingapu
• Telah dilakukan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada kelompok
petugas di wilayah kerja
• Belum adanya ruangan khusus untuk daerah asap rokok
• Masih ada masyarakat yang belum tahu dampak atau bahaya rokok bagi
kesehatan
Saran - Rekomendasi
• Perlu dibuat satu ruangan khusus bagi yang merokok
• Perlu secara terus menerus di sosialisasikan bagi masyarakat tentang
bahaya rokok bagi kesehatan
• Koordinasi lanjut antara pihak pengelola pelabuhan dengan kelompok
satgas bebas asap rokok.
7. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Rote
• Telah dilakukan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada kelompok petugas
di wilayah kerja
• Belum adanya ruangan khusus untuk daerah asap rokok
• Masih ada masyarakat yang belum tahu dampak atau bahaya rokok bagi
kesehatan
216
Saran - Rekomendasi
• Perlu dibuat satu ruangan khusus bagi yang merokok
• Perlu secara terus menerus di sosialisasikan bagi masyarakat tentang
bahaya rokok bagi kesehatan
• Koordinasi lanjut antara pihak pengelola pelabuhan dengan kelompok
satgas bebas asap rokok.
8. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Lembata
• Telah dilakukan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada kelompok petugas
di wilayah kerja
• Belum adanya ruangan khusus untuk daerah asap rokok
• Masih ada masyarakat yang belum tahu dampak atau bahaya rokok bagi
kesehatan
Saran - Rekomendasi
• Perlu dibuat satu ruangan khusus bagi yang merokok
• Perlu secara terus menerus di sosialisasikan bagi masyarakat tentang bahaya
rokok bagi kesehatan
• Koordinasi lanjut antara pihak pengelola pelabuhan dengan kelompok
satgas bebas asap rokok.
9. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Reo
• Telah dilakukan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada kelompok
petugas di wilayah kerja
• Belum adanya ruangan khusus bagi yang merokok di ruangan terminal
penumpang dikarenakan adanya renovasi gedung.
217
• Masih ada masyarakat yang belum mengetahui dampak atau bahaya rokok
bagi kesehatan
• Belum adanya sosialisasi menyeluruh bagi masyarakat kabupaten
Manggarai tentang bahaya rokok
Saran – Rekomendasi
• Belum adanya ruangan khusus bagi yang merokok di ruangan terminal
penumpang dikarenakan adanya renovasi gedung.
• Perlu secara terus menerus di sosialisasikan bagi masyarakat tentang bahaya
rokok bagi kesehatan
• Koordinasi lanjut antara pihak pengelola PLBD dengan kelompok satgas
bebas asap rokok
10. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Labuan Bajo
• Telah dilakukan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada kelompok petugas
di wilayah kerja
• Belum adanya ruangan khusus untuk daerah asap rokok
• Masih ada masyarakat yang belum tahu dampak atau bahaya rokok bagi
Kesehatan
Saran - Rekomendasi
• Perlu dibuat satu ruangan khusus bagi yang merokok
• Perlu secara terus menerus di sosialisasikan bagi masyarakat tentang bahaya
rokok bagi kesehatan
• Koordinasi lanjut antara pihak pengelola pelabuhan dengan kelompok
satgas bebas asap rokok.
218
TANTANGAN DAN HAMBATAN
1. Tidak tersedia dukungan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi
KTR sehingga hanya dilakukan di beberapa Wilker saja
2. Untuk tahun 2018 tidak ada alokasi anggaran untuk egiatan KTR
3. Masih banyak daerah yang belum memiliki PERDA tentang KTR
INDIKATOR 10
PERSENTASE PENGAWASAN SARANA AIR MINUM
a GAMBARAN UMUM
Dalam penyediaan dan pemenuhan akan kebutuhan air minum setiap
orang maupun keluarga harus memperhatikan kualitas air tersebut,agar benar-
benar bebas dari berbagai sumber kontaminasi yang ada baik yang dapat
berasal dari sarana yang ada, maupun yang bersumber dari sistim pengolahan /
penanganan yang dilakukan, oleh karenanya, perlu dilakukan upaya
pengawasan terhadap sarana air bersih maupun terhadap kualitas air tersebut
sehingga masyarakat pelanggan / pengguna seperti keluarga/rumah tangga,
perkantoran, tempat-tempat umum ( rumah makan/restoran, terminal, sekolah,
dan sebagainya ) juga dapat terhindar dari bahaya yang dapat ditimbulkannya
baik secara akut seperti penyakit-penyakit Diare, Disentri, Thypus, Hepatitis
dan lain-lain maupun bersifat kumulatif dalam tubuh yang dapat
mengganggu/merusak organ vital tubuh lainnya.
Hasil inspeksi sarana air bersih (SAB) setiap tahun di KKP Kupang
mengalami peningkatan. Hasil inspeksi SAB tahun 2011-2013 berturut-turut
219
adalah 11,45%, 22,50% dan 37,60%. Namun disisi lain hasil pemeriksaan
kualitas bakteriologis air bersih/minum menyatakan masih sangat rendah
dimana tahun 2012 yang memenuhi syarat sebesar 51,92% dan 2013 sebesar
62,15%. Melihat hasil pemeriksaan ini maka dapat disimpulkan bahwa masih
terdapat kualitas air bersih yang belum memenuhi syarat, sehingg
kemungkinan untuk terjadinya penularan penyakit water borne diseasekepada
masyarakat di pelabuhan melalui air masih bisa terjadi
Untuk menunjang program pemerintah dalam pencapaian akses air
minum dan air bersih yang sehat ke masyarakat maka KKP Kelas III Kupang
melakukan Kegiatan pengawasan, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
Inspeksi Sanitasi SAB, pengamatan perilaku pemilik SAB, pengambilan dan
pemeriksaan sampel air bersih/minum dari beberapa tempat-tempat umum
seperti rumah makan/restoran, DAMIU, terminal, gedung atau bangunan, dan
lain-lain, melakukan kegiatan pengendalian/rencana tindak lanjut berdasarkan
hasil pemeriksaan, serta diseminasi hasil pemeriksaan kepada pihak terkait.
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan pengawasan sarana dan kualitas air
bersih tersebut, maka masyarakat pelabuhan mendapatkan akses air minum
dan air bersih yang sehat dan berkualitas untuk menunjang kehidupan dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah pelabuhan, bandara dan
PLBN.
Tujuan Umum
Untuk Meningkatkan kualitas sarana air bersih (SAB) dan kualitas air
bersih atau air minum di wilayah Kerja KKP Kelas III Kupang.
220
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkatan risiko pencemaran sarana air bersih di
Wilayah Kerja KKP Kelas III Kupang
b. Melakukan pemeriksaan sampel air untuk mengetahui kualitas
bakteriologis air bersih atau air minum yang diperiksa
c. Meningkatkan persentase SAB yang memenuhi syarat kesehatan
HASIL KEGIATAN
1 Kegiatan Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih (SAB)
Kegiatan IS SAB di laksanakan di semua Wilayah Kerja KKP Kelas III Kupang
sebanyak 15 Wilayah Kerja secara rutin setiap bulan dalam tahun berjalan.
Dapat dilihat gambarannya di wilayah kerja seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 1 . Hasil pemeriksaan IS SAB pada Wilayah KKP KUpang
Tahun 2017 :
Wilker Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jlh RR RT
Tenau 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 50 50 0
Bolok 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 14 14 0
Atapupu 16 23 23 23 16 18 10 0 0 0 0 0 129 87 42
Waingapu 0 2 1 1 1 0 2 2 3 3 0 3 18 16 2
Reo 3 10 10 10 6 5 1 0 0 1 1 0 47 47 0
Ende 2 1 6 2 10 6 5 5 5 5 4 4 55 52 3
Maumere 0 0 4 4 3 6 0 0 0 3 0 0 20 16 4
Lembata 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 0 18 18 0
Kalabahi 0 5 5 5 6 0 0 0 0 0 0 0 21 21 0
El Tari 3 8 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 45 41 4
Napan 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 7 0
Motaain 3 0 3 4 5 4 4 4 6 2 2 2 39 31 8
Metmauk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 12 0
Rote
Ndao 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 0
L. Bajo 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0
Jumlah 36 57 66 65 63 53 36 26 27 28 19 21 497 434 63
Sumber : Data Primer diolah
221
Dari tabel 1 diatas diketahui jumlah total SAB yang diperiksa di seluruh
wilayah kerja KKP kelas III Kupang tahun 2017 adalah 497 SAB dengan SAB
yang memenuhi syarat adalah 434 buah (87%) sedangkan SAB yang tidak
memenuhi syarat sebesar 63 buah (13%).
2 Pengambilan Sampel Air
Hasil pengambilan dan pemeriksaan sampel air di KKP Kupang Tahun
2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Sampel Air Bersih / Minum Secara
Bakteriologis KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
No Nama Wilayah Kerja ∑
Sampel
Jenis
Sampel
Sumber Sampel
1 Pelabuhan Laut
Waingapu
5 AM: 4
AB : 1
Kran Umum: 1 buah
Warung: 4 buah
2 Pelabuhan Laut Labuan
Bajo
5 AM: 2
AB : 3
PP: 1 buah, SG: 1 buah,
Kran sumur: 1 buah,
Reservoar: 1 buah,
DAMIU: 1 buah
3 Pelabuhan Laut
Maumere
5 AM: 0
AB : 5
SG: 2 buah
Perpipaan: 1 buah
Reservoar: 2 buah
4 Pelabuhan Laut Ende 5 AM: 5
AB : 0
RM: 5 buah
5 Pelabuhan Laut
Lembata
5 AM: 0
AB : 5
SG: 3 buah
PP: 1 buah
Reservoar: 1 buah
6 Pelabuhan Laut Reo 5 AM: 2
AB: 3
Reservoar: 3 buah
RM: 2 buah
7 Pelabuhan Laut Alor 5 AM: 0
AB : 5
Sumur Gali: 1 buah
Hydrant umum: 2 buah
Perpipaan: 2 buah
8 Pelabuhan Laut
Atapupu
4 AM:3
AB :1
RM: 3 Buah
SG : 1 Buah
9 Pelabuhan Laut Rote
Ndao
6 AM: 6
AB : 0
RM: 6 buah
10 PLBD Motaain 5 AM:1
AB :4
SG: 1 buah
DAMIU
RM 3 buah
222
11 PLBD Napan 2 AM: 0
AB : 2
SG: 2 buah
12 PLBD Metamauk 2 AM: 0
AB : 2
Reservoar: 2 buah
13 Bandara Eltari Kupang 5 AM: 3
AB :2
Perpipaan: 2 buah
RM/café: 3 Buah
14 Pelabuhan Laut Tenau
Kupang
5 AM:5
AB :0
RM: 5 Buah
TOTAL 64 AM:31
AB: 33
Sumber : Data Primer diolah
Dari tabel 2 diatas diketahui bahwa jumlah sampel air minum dan air bersih
yang diambil sebanyak 64 sampel yang terdiri dari 31 buah sampel air minum
dan 33 sampel air bersih, di 14 wilayah kerja KKP.
3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sampel air minum
Kegiatan pengambilan sampel air minum dilakukan di 9 wilayah kerja KKP
Kupang. Hasil pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut:
Tabel .3 Hasil Pemeriksaan Sampel Air Minum Secara Bakteriologis
KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
No Nama wilker Jumlah
sampel yang
diambil
Hasil pemeriksaan Standar
Coliform A. Coli
1 Wilker Pel. Laut
Tenau
5 sampel MS: 1
TMS: 4
MS:2
TMS:3
Permenkes
No. 492/
Menkes
/PER/IV/201
0 Tentang
Persyaratan
Kualitas Air
Minum
MPN Coli:
0/100 mL
MPN
Coliform:
0/100 mL
2 Wilker Pel. Laut
Waingapu
4 sampel MS: 1
TMS: 3
MS:2
TMS:2
3 Wilker Pel. Laut Reo 2 sampel
MS: 0
TMS: 2
MS:0
TMS:2
4 Wilker Pel. Laut
Ende
5 sampel MS: 0
TMS:5
MS: 0
TMS:5
5 Wilker Pel. Laut
Atapupu
3 sampel MS: 0
TMS:3
MS: 0
TMS:3
6 Wilker Pel. Laut
Labuan Bajo
2 sampel
MS: 0
TMS: 2
MS:0
TMS:2
7 Wilker PLBD
Mota’ain
1 sampel MS: 1
TMS:0
MS: 1
TMS:0
223
8 Wilker Pel. Laut
Rote Ndao-Baa
6 sampel MS: 0
TMS:6
MS: 1
TMS:5
9 Pos Bandara El-Tari
Kupang
3 sampel MS: 0
TMS: 3
MS: 2
TMS: 1
TOTAL 31 sampel MS: 5
TMS:26
MS: 5
TMS:26
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 3, di atas diketahui bahwa jumlah sampel air minum yang diambil
sebanyak 13 sampel. Sampel terbanyak diambil dari wilker Rote Ndao, yakni
sebanyak 6 sampel. Hasil pemeriksaan sampel untuk kualitas bakteriologis yakni
parameter MPN. Coliform didapatkan sebanyak 5 sampel yang memenuhi syarat
kesehatan (16%) sedangkan 26 sampel tidak memenuhi syarat kesehatan (84%),
hasil yang sama juga untuk parameter E.Coli. Persyaratan untuk parameter MPN
Coliform maupun E.Coli pada sampel air minum menurut permenkes 492 Tahun
2010 adalah 0 (nol).
4 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sampel air bersih
Kegiatan pengambilan sampel air bersih dilakukan di 11 wilayah kerja KKP
Kupang. Kegiatan pengambilan sampel dilaksanakan pada Bulan Mei-Juli 2017.
Sasaran pengambilan sampel air bersih adalah pada sumur gali, perpipaan dan
reservoir. Hasil pengambilan dan pemeriksaan sampelnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Sampel Air Bersih Secara Bakteriologis
KKP Kelas III Kupang Tahun 2017
No Nama wilker Jumlah
sampel
yang
diambil
Hasil pemeriksaan Standar
Coliform E.Coli
1 Wilker Pel. Laut
Waingapu
1 sampel MS: 0
TMS: 1
MS: 1
TMS: 0
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No. 416 Tahun 2 Wilker Pel. Laut
Atapupu
1 sampel MS: 0
TMS:1
MS: 0
TMS:1
224
3 Wilker Pel. Laut
Reo
3 sampel MS: 2
TMS:1
MS:3
TMS:0
1990
Tentang :
Syarat-syarat
Dan
Pengawasan
Kualitas Air
MPN Coli:
0/100 mL
MPN Coliform:
0/100 mL
4 Wilker Pel. Laut
Lembata
5 sampel MS: 3
TMS:2
MS: 2
TMS: 3
5 Wilker Pel. Laut
Kalabahi
5 sampel MS: 2
TMS: 3
MS:0
TMS:5
6 Wilker Pel. Laut
Labuan Bajo
3 sampel MS: 3
TMS: 0
MS: 0
TMS: 3
7 Pos Bandara El-
Tari Kupang
2 sampel MS: 0
TMS: 2
MS: 0
TMS: 2
8 PLBD Metamauk 2 sampel MS: 2
TMS: 0
MS: 2
TMS: 0
9 Pelabuhan Laut
Maumere
5 sampel MS: 1
TMS: 4
MS: 5
TMS: 0
10 PLBD Napan 2 sampel MS: 1
TMS: 1
MS: 2
TMS: 0
11 PLBD Motaain 4 sampel MS: 4
TMS: 0
MS:2
TMS:2
Total 33
sampel
MS: 18
TMS: 15
MS:17
TMS:16
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 4 di atas diketahui bahwa jumlah sampel air bersih yang diambil
sebanyak 33 buah sampel. Hasil pemeriksaan bakteriologis untuk parameter MPN.
Coliform didapatkan 15 sampel tidak memenuhi syarat kesehatan (45%) dan
sebanyak 18 sampel memenuhi syarat kesehatan (55%). Untuk parameter E.Coli
sebanyak 16 sampel (48%) tidak memenuhi syarat kesehatan karena terdapat
kandungan E.Coli pada sampel uji, sedangkan 17 sampel (52%) memenuhi syarat
kesehatan. Persyaratan untuk parameter E.Coli menurut permenkes 416 Tahun
1990 adalah 0 (nol) baik untuk sumber air dari sumur gali, perpipaan maupun
reservoir.
225
TANTANGAN DAN HAMBATAN
1. Masih banyak ketidak cocokan antara bukti fisik yang dikirim oleh Wilker
dengan laporan bulanan yang dibuat
2. Masih ada wilayah kerja yang tidak ada tenaga/staff (masih kosong)
3. Masih kurangnya tenaga sanitarian di wilayah kerja
INDIKATOR 11
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM YANG MEMENUHI SYARAT
KESEHATAN
a GAMBARAN UMUM
Tempat-tempat Umum ( TTU ) jumlah yang diawasi pada tahun 2017
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
adanya renovasi gedung bangunan khususnya di wilayah PLBDN Mota’ain
dan Metamauk. Selain itu wilayah kerja Bandara Tambolaka yang semula
belum ada petugas karena keterbatasan SDM, pada tahun 2017 telah
ditempatkan petugas di sana. Dengan semakin meluasnya area pengawasan
terhadap TTU diharapkan pula semakin meningkatnya sanitasi TTU di area
Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan PLBDN.
Tujuan umum
Mewujudkan kualitas lingkungan sehat yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya melalui upaya
pelindungan dan pengawasan kualitas sanitasi Tempat dan Tempat Umum
di wilayah kerja KKP Kelas III Kupang.
226
Tujuan khusus
a. Teridentifikasinya jumlah tempat-tempat umum di wilayah kerja KKP
kelas III Kupang pada Tahun 2017
b. Mengetahui jenis tempat-tempat umum di wilayah kerja KKP kelas III
Kupang pada Tahun 2017
c. Mengetahui TTU yang memenuhi syarat kesehatan dan tidak
memenuhi syarat kesehatan Tahun 2017
d. Mengetahui distribusi jenis TTU Memenuhi Syarat di wilayah kerja
KKP kelas III Kupang pada Tahun 2017
e. Mengetahui hasil pengawsan TTU di wilayah kerja KKP kelas III
Kupang pada Tahun 2017
f. Mengetahui hasil capaian indicator
g. Mengetahui realisasi anggaran pengawasan sanitasi TTU
h. Mengidentifikasi permasalahan yang ditemui pada pengawasan
sanitasi TTU
HASIL KEGIATAN
1. Distribusi Tempat-Tempat Umum (TTU) di wilayah kerja KKP Kelas
III Kupang pada Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi TTU di Wilayah Kerja KKP Kupang pada Tahun2017
WILAYAH KERJA ∑ TTU
Pelabuhan Laut Tenau Kupang 2
Pelabuhan Laut Bolok 1
Pelabuhan Laut Rote Ndao 2
Pelabuhan Laut Waingapu 3
Pelabuhan Laut Labuhan Bajo 2
Pelabuhan Laut Reo 2
Pelabuhan Laut Maume 2
Pelabuhan Laut Ende 2
227
Pelabuhan Laut Lembata 2
Pelabuhan Laut Kalabahi 2
Pelabuhan Laut Atapupu 2
Bandar Udara El-Tari Kupang 2
Bandar Udara Tambolaka 1
PLBD Motaain 1
PLBD Napan 0
PLBD Metamauk 1
Jumlah 27 Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa jumlah tempat-tempat
umum yang berada di wilayah kerja KKP Kelas III Kupang pada tahun 2017
adalah 27 unit. Jumlah terbanyak berada di Wilayah Kerja Pelabuhan Laut
Waingapu yakni sebanyak 3 unit (11,11%) sedangkan jumlah terkecil adalah
pada Wilker Pelabuhan Laut Bolok, Bandar Udara Tambolaka,PLBD Mota’ain
dan PLBD Metamauk masing-masing berjumlah 1 unit (3,70%). Pada PLBD
Napan tidak ada TTU karena semua pelayanan dilakukan pada kantor masing-
masing.
Distribusi Jenis Tempat – Tempat Umum (TTU) di wilayah kerja KKP
Kelas III Kupang padatahun 2017 dapat diketahui dari table dibawah ini:
Tabel .2 Distribusi Jenis Tempat – Tempat Umum (TTU) pada
KKP Kupang Tahun 2017
1 WILAYAH
KERJA
Jenis -jenis TTU
Terminal
Penumpang
Pelabuhan
Laut
Terminal
Penumpan
g Bandar
udara
Terminal
Border
Masjid/
Mushol
a
Total
Pelabuhan Laut Tenau 2 0 0 0 2
Pelabuhan Laut Bolok 1 0 0 0 1
Pelabuhan Laut Rote
Ndao
2 0 0 0 2
Pelabuhan Laut
Waingapu
2 0 0 1 3
Pelabuhan Laut L. 2 0 0 0 2
228
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui jenis sarana tempat-tempat umum terbanyak
di wilayah kerja KKP Kelas III Kupang adalah terminal penumpang pelabuhan laut
yaitu sebanyak 19unit (70,37%) dan yang terendah adalah terminal penumpang
bandar udara yakni sebanyak 2 buah (7,41%). Distribusi TTU yang memenuhi
syarat kesehatan pada Tahun 2017dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 3. Distribusi TTU yang Memenuhi Syarat di KKP Kupang
Tahun 2017
WILAYAH KERJA ∑ TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Pelabuhan Laut Tenau Kupang 2
Pelabuhan Laut Bolok 0
Pelabuhan Laut Rote Ndao 2
Pelabuhan Laut Waingapu 3
Pelabuhan Laut Labuhan Bajo 1
Pelabuhan Laut Reo 2
Pelabuhan Laut Maumere 0
Pelabuhan Laut Ende 2
Pelabuhan Laut Lembata 2
Bajo
Pelabuhan Laut Reo 1 0 0 1 2
Pelabuhan Laut
Maumere
2 0 0 0 2
Pelabuhan Laut Ende 2 0 0 0 2
Pelabuhan Laut
Lembata
2 0 0 0 2
Pelabuhan Laut
Kalabahi
2 0 0 0 2
Pelabuhan Laut
Atapupu
1 0 0 1 2
Bandara El-Tari
Kupang
0 2 0 0 2
Bandara Tambolaka 1 0 0 0 1
PLBD Motaain 0 0 1 0 1
PLBD Napan 0 0 0 0 0
PLBD Metamauk 0 0 1 0 1
Jumlah 19 2 2 3 27
229
Pelabuhan Laut Kalabahi 0
Pelabuhan Laut Atapupu 2
Bandar Udara El-Tari Kupang 1
Bandar Udara Tambolaka 1
PLBD Motaain 1
PLBD Napan 0
PLBD Metamauk 1
Jumlah 20
% 74
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan table 3 di atas diketahui jumlah TTU yang diperiksa pada Bulan
Desember 2017 adalah sebanyak 20 unit (74%), tertinggi pada Wilker Pelabuhan
Laut Waingapu yaitu sebanyak 3 (tiga) unit. Distribusi Jenis TTU yang
memenuhi syarat kesehatan pada Tahun 2017dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel .4 Distribusi Jenis TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan pada
KKP Kupang Bulan Januari 2017
2 Wilayah Kerja
JENIS TTU
Jumlah Terminal
Penumpang
Pelabuhan
Laut
Terminal
Penumpang
Bandar
udara
Masjid/
Mushola
Pelabuhan Laut Tenau
Kupang
2 0 0 2
Pelabuhan Laut Bolok 0 0 0 0
Pelabuhan Laut Rote Ndao 2 0 0 2
Pelabuhan Laut Waingapu 3 0 0 3
Pelabuhan Laut Labuhan
Bajo 1
0 0 1
Pelabuhan Laut Reo 1 0 1 2
Pelabuhan Laut Maumere 0 0 0 0
Pelabuhan Laut Ende 2 0 0 2
Pelabuhan Laut Lembata 2 0 0 2
Pelabuhan Laut Kalabahi 0 0 0 0
Pelabuhan Laut Atapupu 2 0 0 2
Bandara El-Tari Kupang 0 1 0 1
Bandara Tambolaka 1 0 0 1
PLBD Motaain 1 0 0 1
230
PLBD Napan 0 0 0 0
PLBD Metamauk 1 0 0 1
Jumlah 19 1 1 20
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui jenis TTU yang memenuhi syarat kesehatan
tertinggi pada jenis TTU Terminal Penumpang Pelabuhan Laut yaitu sebanyak 19
unit (95%) dan terendah adalah jenis TTU Terminal Penumpang Bandar Udara dan
Masjid/Mushola Udara El Tari Kupang masing-masing sebanyak 1 unit (5%).
TANTANGAN DAN HAMBATAN
Hambatan dan tantangan dalam pelaksanaan program pengawasan TTU:
1. Beberapa TTU di wilayah kerja belum melakukan pengawasan secara rutin.
2. Peralatan untuk pengukuran kualitas TTU belum tersedia di wilayah kerja.
3. Distribusi tenaga sanitarian yang belum merata di semua wilayah kerja
4. Penyebab yang lain adalah system pelaporan yang belum baik sehingga
data yang diterima kurang lengkap, terlambat diterima atau tidak diterima
oleh pengelola kegiatan di kantor induk.
INDIKATOR 12
PERSENTASE TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN YANG
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
a GAMBARAN UMUM
Makanan/minuman merupakan salah satu faktor resiko yang harus
diawasi karena dapat menularkan berbagai penyakit seperti typhus, cholera,
dysentri dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan
keamanan bagi konsumen yaitu penumpang/pengantar/penjemput maupun
231
masyarakat pelabuhan/bandar udara/PLBD. Makanan yang sehat harus bebas
dari kontaminan atau bahan pencemar lainnya, mempunyai kandungan gizi
yang cukup dan bercita rasa tinggi. Kualitas makanan yang baik dipengaruhi
oleh faktor orang, tempat dan makanan itu sendiri. Pengawasan sanitasi TPM
yang dilakukan oleh KKP Kupang dilakukan untuk mengendalikan ketiga
faktor tersebut agar menunjang kualitas makanan yang disajikan oleh
pengelola TPM tersebut
Tujuan Umum
Terciptanya tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan di Pelabuhan/bandar udara/pos lintas batas darat.
Tujuan Khusus
b) Mengetahui tingkat sanitasi rumah makan/restoran di Pelabuhan/bandar
udara/PLBD
c) Mengetahui kualitas bakterilogis makanan.
d) Melakukan pengamatan organoleptik makanan baik makanan masak
maupun makanan kemasan/jajanan.
e) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku penjamah makanan
tentang HS makanan.
HASIL KEGIATAN
1 Pengawasan Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
Pengawasan sanitasi tempat pengelolaan makanan terdiri dari beberapa tahap
yaitu :
232
a Inspeksi sanitasi TPM
Hasil inspeksi sanitasi TPM per bulan di KKP Kupang pada Tahun 2017 adalah
seperti pada tabel-tabel berikut :
Tabel .1 . Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di
Wilayah KKP Kupang Bulan Januari 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End Mof Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 3 3 2 3 3 9 - 3 6 3 48
Tak
Sehat
0 0 0 1 0 0 0 1 0 - 0 0 3 5
Visual 56 44 13 40 42 35 - 21 53 43 0 - 25 372
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 1 tersebut diketahui TPM yang diperiksa pada Bulan Januari
sebanyak 50 TPM dengan hasil pemeriksaan 48 (90%) TPM sehat dan 5 (10%)
TPM tidak sehat. Pemeriksaan organoleptik makanan sebanyak 372 sampel
makanan.
Tabel .2 Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di
Wilayah Kerja KKP Kupang Bulan Pebruari 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End Mof Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 4 3 2 3 1 9 - 2 6 3 46
Tak
Sehat
0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 1 4
Visual 74 48 24 43 20 15 - 24 52 36 14 - 32 38
2
Sumber : Data Primer diolah
233
Berdasarkan tabel 2 tersebut diketahui TPM yang diperiksa pada Bulan Pebruari
sebanyak 50 TPM dengan hasil 46 (92%) TPM sehat dan 4 (8%) TPM tidak sehat.
Pemeriksaan organoleptik makanan sebanyak 382 sampel makanan.
Tabel .3 Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di
Wilayah Kerja KKP Kupang Bulan Maret 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End M
of
Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 3 2 2 3 3 9 - 3 6 2 46
Tak
Sehat
0 0 0 1 1 0 0 1 0 - 0 0 2 5
Visual 78 43 15 55 25 23 - 26 42 3
1
15 - 26 37
9
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 3 tersebut diketahui TPM yang diperiksa sebanyak 51 TPM
dengan hasil 46 (90%) TPM sehat dan 5 (10%) TPM tidak sehat. Pemeriksaan
organoleptik makanan sebanyak 379 sampel makanan.
Tabel .4 Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di Wilayah
Kerja KKP Kupang Bulan April 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End Mof Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 4 3 2 3 3 9 - 3 6 3 49
Tak
Sehat 0 0 0 0 0 0 0 1 0 - 0 0 0 1
Visual 82 34 13 74 10 16 - 20 57 36 17 - 25 38
4
Sumber : Data Primer diolah
234
Berdasarkan tabel tersebut diketahui TPM yang diperiksa sebanyak 50 TPM
dengan hasil 49 (98%) TPM sehat dan 1 (2%) TPM tidak sehat. Pemeriksaan
organoleptik makanan sebanyak 384 sampel makanan.
Tabel 5 Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di
Wilayah Kerja KKP Kupang Bulan Mei 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End Mof Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 4 3 2 3 3 9 - 3 6 3 49
Tak
Sehat
0 0 0 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0
Visual 52 46 17 37 40 25 32 15 53 37 15 - 24 39
3
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel tersebut diketahui TPM yang diperiksa sebanyak 49 TPM
dengan hasil 49 (100%) TPM sehat. Pemeriksaan organoleptik makanan
sebanyak 393 sampel makanan.
Tabel 6 Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di Wilayah
Kerja KKP Kupang Bulan Juni 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End Mof Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 4 3 2 3 3 9 - 3 6 3 59
Tak
Sehat
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Visual 52 31 15 35 32 27 32 18 64 24 12 - 31 37
3
Sumber : Data Primer diolah
235
Berdasarkan tabel 6 tersebut diketahui TPM yang diperiksa sebanyak 59 TPM
dengan hasil 49 (100%) TPM sehat. Pemeriksaan organoleptik makanan
sebanyak 373 sampel makanan.
Tabel .7 Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di
Wilayah Kerja KKP Kupang Bulan Juli 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End Mof Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 3 3 1 3 3 9 - 3 6 3 47
Tak
Sehat
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
Visual 78 48 12 28 28 26 24 25 34 26 14 - 31 374
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 7 tersebut diketahui TPM yang diperiksa sebanyak 49 TPM
dengan hasil 47 (96%) TPM sehat dan 2 (3%) TPM tidak sehat. Pemeriksaan
organoleptik makanan sebanyak 374 sampel makanan.
Tabel 8 Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di Wilayah
Kerja KKP Kupang Bulan Agustus 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End Mof Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 3 3 2 3 3 9 - 3 6 3 48
Tak
Sehat
0 0 0 1 0 0 0 0 0 - 0 0 0 1
Visual 60 48 17 38 32 23 24 25 34 26 14 - 31 37
2
Sumber : Data Primer diolah
236
Berdasarkan tabel 8. tersebut diketahui TPM yang diperiksa sebanyak 49 TPM
dengan hasil 48 (98%) TPM sehat dan 1 (2%) TPM tidak sehat. Pemeriksaan
organoleptik makanan sebanyak 372 sampel makanan.
Tabel .9 Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di Wilayah
Kerja KKP Kupang Bulan September 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End Mof Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 4 3 1 3 2 9 - 3 6 3 57
Tak
Sehat 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2
Visual 62 46 0 0 21 0 0 13 0 0 0 0 12 15
4
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 9 tersebut diketahui TPM yang diperiksa sebanyak 59 TPM
dengan hasil 97 (88%) TPM sehat dan 2 (3%) TPM tidak sehat. Pemeriksaan
organoleptik makanan sebanyak 154 sampel makanan.
Tabel 10. Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di Wilayah
Kerja KKP Kupang Bulan Oktober 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End Mof Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 4 2 2 3 3 9 - 3 6 3 48
Tak
Sehat 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Visual 52 20 0 22 0 11 0 0 32 0 0 32 0 169
Sumber : Data Primer diolah
237
Berdasarkan tabel 10 tersebut diketahui TPM yang diperiksa sebanyak 49 TPM
dengan hasil 48 (98%) TPM sehat dan 1 (2%) TPM tidak sehat. Pemeriksaan
organoleptik makanan sebanyak 169 sampel makanan.
Tabel 11. Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di
Wilayah Kerja KKP Kupang Bulan Nopember 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End M
of
Reo Lbj Wg
Sehat 7 4 2 4 3 2 3 3 9 - 3 6 3 49
Tak
Sehat
0 0 0 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0
Visual 66 33 20 24 18 28 0 14 12 1
7
0 42 14 298
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 11. diketahui TPM yang diperiksa sebanyak 49 TPM dengan
hasil 49 (100%) TPM sehat. Pemeriksaan organoleptik makanan sebanyak 298
sampel makanan.
Tabel 12. Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Di Wilayah
Kerja KKP Kupang Bulan Desember 2017
Uraian Wilayah Kerja ∑
Elt Ten Bol Atp Mot Kal RtN Lbt End Mof Reo Lbj Wg
Sehat 9 2 2 3 3 2 3 3 9 - 3 9 3 51
Tak
Sehat
0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
Visual 76 27 16 38 26 36 0 18 48 26 15 44 27 397
Sumber : Data Primer diolah
238
Berdasarkan tabel 12 tersebut diketahui TPM yang diperiksa sebanyak 54
TPM dengan hasil 51 (94,4%) TPM sehat dan 3 (5,6%) TPM tidak sehat.
Pemeriksaan organoleptik makanan sebanyak 397 sampel makanan.
1. Pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan
Hasil pemeriksaan sampel makanan di KKP Kupang Tahun 2017 adalah sebagai
berikut :
Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Sampel Makanan KKP Kupang Tahun 2017
No Wilayah
Kerja
Nama TPM Jenis Sampel
Diperiksa
Parameter
Pemeriksaan
E-Coli MPN
coli
1 Pelabuhan
Laut Ende
Warung Bangkalan Gulai Kambing 5 15
Warung Bangkalan Sayur Lodeh 8 38
Warung Bangkalan Sate Kambing 0 0
Wr Padang Bungo Ikan Goreng 0 0
Warung Atis Perkedel 0 5
Warung Andalas Mie 0 12
Wr Bengawan Solo Pentolan Bakso 0 10
2 Pelabuhan
Laut
Lembata
Warung Suka Bumi Nasi 0 0
Warung Suka Bumi Sambal 15 38
Warung Suka Bumi Sayur Lalapan 0 5
Wr. Boleng Metha Tahu Saos 16 38
Wr. Boleng Metha Peyek 0 0
Warung Makan
Mira
Ikn Goreng 0 0
Warung Makan
Mira
Serundeng 0 0
239
3 Pelabuhan
Laut
Maumere
PKL Aisyah Bella Hati ampela 0 10
PKL Aisyah Bella Sayur tumis 5 38
PKL Aisyah Bella Tahu bumbu 2 27
PKL Ibu Adit Ikan bumbu 10 38
PKL Ibu Adit Sayur tumis 12 15
PKL Ibu Adit Mie goreng 0 0
PKL Ibu Adit Ikan goreng 0 0
4 Pelabuhan
Laut
Atapupu
Wr.Sumber Urip Ikan goreng 0 12
Wr.Sumber Urip Ikan kuah asam 0 4
Wr. Sutrisno Ikan bumbu 5 240
Wr. Sutrisno Ikan goreng 0 12
Wr. Sutrisno Rendang 0 240
Wr. Aditya Ikan goreng 0 4
Wr. Aditya Ikan kuah asam 0 6
5 PLBD
Napan
TPM 001 Daging ayam 0 8
TPM 001 Tahu 0 27
TPM 001 Nasi 0 0
TPM 001 Ikan 0 5
6 Pelabuhan
Laut Reo
RM Reo Indah Gule Ikan 5 27
RM Reo Indah Tumis Kangkung 0 15
RM Reo Indah Sayur Nangka 8 38
RM Khas Jawa Bebek Ungkep 0 12
RM Khas Jawa Sambal Tomat 0 10
7 PLBD
Motaain
RM.Sumber Rejeki Ikan 0 10
RM.Sumber Rejeki Sayur Kacang
Panjang
0 16
RM.Lucky Empal hati 0 0
RM.Lucky Sayur daun ubi 16 38
RM.Simpang Raya Sambal 38 240
RM.Simpang Raya Perkedel 0 0
RM.RW 88 Daging 0 27
240
8 Pelabuhan
Laut Rote
Ndao
Wr.Makan Jejonar 01 0 5
Wr. Makan kasih 03 5 37
Wr.makan Junis
Fola
04 2 8
Wr.makan hikmah 05 0 0
Wr.makan peduli 06 2 8
Wr.makan nur
hidayah
07 2 15
9 Pelabuhan
Laut
Labuan
Bajo
RM.Kembang Ragi Telur dadar 0 5
RM.Kembang Ragi Tahu goreng 0 2
RM.Rama Minang Ikan goreng 0 0
RM.Rama Minang Sayur daun ubi 15 38
RM.Pantai Indah Ayam goreng 0 5
RM.Pantai Indah Rendang 8 15
RM.Pantai Indah Paru goreng 0 0
10 Pelabuhan
Laut
Tenau
RM Handayani 01 0 7
RM Handayani 02 5 5
RM Hidayah 03 0 0
RM Hidayah 04 2 10
RM Minang Raya 05 0 0
RM Minang Raya 06 8 12
RM Artis 07 0 0
11 Bandar
Udara El
Tari
Alamanda Lounge Telur puyuh 0 0
Alamanda Lounge Tumis kol 240 240
Alamanda Lounge Perkedel tahu 8 12
Puri Sesilia Cafe Se’i sapi 0 0
Puri Sesilia Cafe Mie goreng 10 10
Sasando Cafe Sc Sambal 0 5
Sasando Cafe Nasi putih 0 5
12 Pelabuhan
Laut
Kalabahi
RM Pesona Sayur labu jepang 5 27
RM Pesona Mie goreng 2 8
Kantin Pelabuhan Telur bumbu 5 21
241
Kantin Pelabuhan Ayam goreng 0 8
Kantin Pelabuhan Ikan goreng 0 10
RM Cempaka Sayur rumpu
rampe
2 15
RM Cempaka Telur dadar 0 0
13 Pelabuhan
Laut
Waingapu
Wr.KK Kue pisang 0 0
Wr.Pade Doank Nasi 0 0
Wr.Pade Doank Ikan goreng 0 0
Wr.Mawar Telur rebus 0 0
Wr.KK Ikan rebus 2 10
Wr.Pade Doank Telur dadar 0 5
Wr.Dodi Sayur 5 27
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel tersebut diatas diketahui bahwa jumlah sampel yang diperiksa
pada Tahun 2017 sebanyak 85 sampel dengan hasil pemeriksan 54 sampel
(63,53%) memenuhi syarat sedangkan 31 sampel (36,47%) tak memenuhi syarat.
TANTANGAN DAN HAMBATAN
1. Kemampuan pengusaha/pengelola rumah makan dalam menyediakan
fasilitas sanitasi rumah makan sangat rendah sehingga menyebabkan
kondisi sanitasi masih rendah dan mempengaruhi kualitas rumah makan.
Upaya menyederhanakan format pengawasan sanitasi rumah makan yang
dilakukan tidak bermaksud untuk memudahkan petugas namun hal tersebut
semata-mata untuk menyesuaikan dengan kondisi setempat yaitu
kemampuan pengusaha dalam menyediakan sarana yang dibutuhkan lebih
rendah dibandingkan pengusaha rumah makan di kota kota besar.
242
2. Kemampuan petugas dalam menganalisis permasalahan sanitasi makanan
masih kurang sehingga beberapa wilayah kerja yang belum melakukan
pengawasan sanitasi TPM secara maksimal.
3. Jumlah alokasi biaya pemeriksaan sampel sangat terbatas sehingga cakupan
pemeriksaan sampel masih rendah.
4. Kurangnya peralatan teknis pemeriksaan makanan dan sanitasi lingkungan.
INDIKATOR 13
JUMLAH WILAYAH KERJA PELABUHAN/BANDARA YANG
MENYELENGGARAKAN TATANAN KAWASAN SEHAT
a GAMBARAN UMUM
Pelabuhan dan Bandar Udara merupakan sarana dan prasarana
penyelenggara transportasi yang terdiri dari bangunan gedung dan fasilitas
lain baik di daratan maupun perairan sekitarnya dengan batas-batas tertentu.
Pelabuhan dan Bandar Udara merupakan tempat kegiatan pemerintahan dan
perekonomian yang ditata secara terpadu guna menyediakan jasa
kepelabuhanan dan kebandarudaraan sesuai dengan tingkat kebutuhan.
Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat ditujukan untuk
mewujudkan kondisi Pelabuhan dan Bandar Udara yang dapat mencegah
potensi risiko penyebaran penyakit, gangguan kesehatan, keamanan dan
ketertiban yang dinamis sehingga tercipta Pelabuhan dan Bandar Udara
Sehat. Oleh karena itu, sebagai pintu masuk negara dalam melakukan
aktivitasnya, Pelabuhan dan Bandar Udara perlu memperhatikan pengelolaan
lingkungan yang bersih dan sehat agar tumbuh dan berkembang rasa aman,
243
nyaman, tertib, dan sehat yang merupakan bentuk ”pelayanan prima” sebagai
kawasan pusat pertumbuhan ekonomi, yang mengacu pada konsep ECO Port
dan ECO Airport sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim dan Pedoman Pelaksanaan Bandar Udara
Ramah Lingkungan.
Pada dasarnya keberhasilan penyelenggaraan kegiatan Pelabuhan
danBandar Udara Sehat tergantung dari kegiatan masing-masing instansi
danbadan usaha yang ada di Pelabuhan atau Bndar Udara.
Kegiatanmengeliminasi faktor risiko kesehatan seperti dalam penyediaan air
minum,pengelolaan air limbah, pengendalian kualitas udara, pencemaran
tanah,pengelolaan sampah, pengawasan makanan, pengendalian vector
dilaksanakan instansi dan badan usaha sesuai dengan peraturanperundangan
yang berlaku.
Berdasarkan Kepmenkes No. 356 Tahun 2008, KKP mempunyai tugas
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakitpotensial
wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
kesehatanlingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta
pengamanan terhadappenyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia danpengamanan radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.Tupoksi KKP jelas sangat
mendukung penyelenggaraan Pelabuhan/Bandara sehat dimana KKP sebagai
inisiator kegiatan ini.
244
Tujuan Umum
a. Mewujudkan wilayah Pelabuhan dan Bandar Udara yang
tidakmenimbulkan risiko kesehatan masyarakat; dan
b. Mewujudkan kondisi wilayah Pelabuhan atau Bandar Udara
yangbersih, aman, nyaman, dan sehat untuk komunitas Pelabuhan
danBandar Udara dalam melaksanakan aktifitasnya
Tujuan Khusus
a. Tercapainya pelaksanaan pertemuan jejaring kerja di wilayah kerja
Pelabuhan Laut dan Bandar Udara Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Kelas III Kupang
b. Terlaksananya evaluasi pelabuhan/bandara sehat
HASIL KEGIATAN
A Kegiatan Pertemuan Penguatan Jejaring Kerja Pelabuhan Sehat
No Nama Wilker Hasil Kegiatan dan RTL
1 Wilker Pel Laut
Tenau Kupang
SK Pokja sudah ada. Agenda/RTL:
1. Berkoordinasi dengan Pelindo dalam rangka
peningkatan sarana dan prasarana di gedung Teminal
Pelabuhan Tenau
2. Perbaikan susunan POKJA pelabuhan sehat
3. Peningkatan pengawasan penjual makanan kaki lima
di Pelabuhan Tenau terutama pada saat kedatangan
kapal
4. Peningkatan pengamanan dalam kawasan pelabuhan
(penertiban calo)
2 Wilker PelLaut
Bolok Kupang
SK Pokja sudah ada. Agenda/RTL:
1. Berkoordinasi dengan ASDP untuk peningkatan
sarana dan prasarana kesehatan seperti tempat
sampah, MCK di gedung terminal pelabuhan Bolok
2. Rencana penanaman pohon di wilayah pelabuhan
3. Jumat bersih antara aparat desa dan karang taruna
serta instansi di wilayah pelabuhan Bolok
245
3 Wilker Pel Laut
Atapupu
SK Pokja Sudah Ada. Hasil Kegiatan/RTL:
1. Kegiatan JUmat bersih sudah berjalan Pelaksanaan di
Wilayah Pelabuhan Atapupu
2. Penanaman pohon di Sekitar Pelabuhan Laut
4 Wilker Pel Laut
Kalabahi
SK pokja Pelabuhan Sehat sudah ada, namun
pelaksanaan program belum berjalan maksimal, karna
masih kurang koordinasi antar lintas sector di Pelabuhan
Laut Kalabahi.
Rencana tindak lanjut yang disepakati:’
1. Kerja sama antar anggota pokja di tingkatkan
2. Peningkatan pertemuan berkala POKJA
3. Melakukan senam bersama setiap Jumat
4. Melakukan kegiatan Bakti Sosial setiap 3 Bulan
5 Wilker Pel Laut
Waingapu
SK Pokja sudah ada.rencana kerja pelabuhan sehat
wilker waingapu:
1. Melakukan penghijauan di setiap kantor/instansi di
wilayah pelabuhan
2. Melaksanakan kegiatan jumat bersih
3. Kelengkapan APD pada TKBM kapal
4. Program senam bersama lintas sektor minimal 1
bulan 1 kali
6 Wilker Pel Laut
Ende
Agenda dan RTL wilker Ende:
1. Pengaktifan kegiatan jumat bersih setiap minggu di
wilayah Pelabuhan
2. Melakukan penghijauan/penanaman pohon di
sekitar wilayah pelabuhan
3. PT Pelindo agar meningkatkan penyediaan air
bersih dan MCK di terminal Pelabuhan Ende
7 Wilker Pel Laut
Lembata
Agenda dan RTL Wilker Lembata:
1. Revisi pembentukan struktur POKJA pelabuhan
sehat
2. Bekonsultasi dengan PEMDA Lembata dalam
rangka pembuatan SK pelabuhan sehat
3. Kegiatan pelabuhan sehat yang sdh jalan yakni kerja
bakti/jumat bersih setiap bulan.
4. Penanaman pohon dan pembuatan taman di Wilayah
Pelabuhan Lewoleba
5. Penertiban ternak warga yang berkeliaran
6. Penataan pembuangan sampah pada tempatnya
7. Peningkatan koordinasi dan kerja sama lintas sector
agar program kegiatan pelabuhan sehat dapat
berjalan secara maksimal
8 Wilker Pel Laut
Rote Ndao
SK Pokja Pelabuhan Rote Ndao telah dibuat. Dan pada
pertemuan jejaring kerja yang dilaksanakan telah dibuat
RENCANA KERJA POKJA pelabuhan sehat.
Rencana Kerja Terlampir
\
246
9
Bandara El Tari
Kupang
SK Pokja Bandara El Tari Kupang telah dibuat.
Beberapa hal yang menjadi rencana tindak lanjut
pelaksanaan Bandara Sehat:
1. Peningkatan koordinasi dalam upaya penerbitan ijin
TPM di bandara
2. Peningkatan kerja sama pengendalian vector (Lalat,
nyamuk dan kecoa)
3. Perbaikan instalasi pengelolaan limbah oleh
(Angkasa Pura)
4. Program penanaman tanaman khas NTT
5. Peningkatan pengelolaan sampah yang higienes
6. Drill Kecelakaan Pesawat
7. Rencana mengusulkan Bandar El Tari Kupang
untuk dilakukan assessment oleh penlai internal dari
Kemenkes
B Evaluasi Pelabuhan Sehat
No Nama Wilker Hasil Kegiatan dan RTL
1 Wilker Pel Laut
Tenau
Jenis kegiatan yang perlu diperbaiki:
1. Pengolahan air limbah di Pelabuhan Laut Tenau
2. Pengukuran kualitas udara belum dilaksanakan
3. Jumlah toilet di terminal yang masih kurang
4. Rencana kerja POKJA belum terdokumentasi dengan
baik
5. Anggota yang aktif dalam POKJA < 50%
2 Wilker Pel.Laut
Bolok
Hasil evaluasi:
1. Pengukuran kualitas udara belum dilaksanakan
2. Jumlah toilet di terminal yang masih belum ckp
secara kuantitas
3. Rencana kerja POKJA belum terdokumentasi dengan
baik
4. Anggota yang aktif dalam POKJA masih < 50%
5. Terdapat sampah yang ditampung > 1 minggu
3 Wilker Pel Laut
Atapupu
Hasil evaluasi:
1. Tidak terdapat fasilitas untuk program promosi
kesehatan di Pelabuhan Ende
2. Jumlah toilet dam peturasan masih kurang secara
kuantitas di terminal pelabuhan
3. Tidak terdapat sarana cuci tangan di toilet
4. Tidak aa larangan merokok
5. Rencana POKJA tidak terdoumentasi dengan baik
6. Pengukuran kualitas udara belum dilaksanakan
7. Rencana kerja POKJA belum terdokumentasi dengan
baik
247
8. Anggota yang aktif dalam POKJA masih dibawah
50%
4 Wilker Pel Laut
Kalabahi
Hasil evaluasi:
1. Tidak terdapat fasilitas untuk program promosi
kesehatan di Pelabuhan Ende
2. Jumlah toilet dam peturasan masih kurang secara
kuantitas di terminal pelabuhan
3. Tidak terdapat sarana cuci tangan di toilet
4. Tidak aa larangan merokok
5. Rencana POKJA tidak terdoumentasi dengan baik
6. Pengukuran kualitas udara belum dilaksanakan
7. Rencana kerja POKJA belum terdokumentasi
dengan baik
8. Anggota yang aktif dalam POKJA <50%
5 Wilker Pel Laut
Waingapu
Hasil evaluasi:
1. Tidak ada pengukuran kualitas udara dan tanah
2. Tidak terdapat fasilitas untuk program promosi
kesehatan di Pelabuhan Ende
3. Jumlah toilet dam peturasan masih kurang secara
kuantitas di terminal pelabuhan
4. Tidak terdapat sarana cuci tangan di toilet
5. Tidak aa larangan merokok
6. Rencana POKJA tidak terdoumentasi dengan baik
7. TKBM tidak menggunakan APD
6 Wilker Pel Laut
Ende
Hasil evaluasi:
1. Tidak terdapat fasilitas untuk program promosi
kesehatan di Pelabuhan Ende
2. Jumlah toilet dam peturasan masih kurang secara
kuantitas di terminal pelabuhan
3. Tidak terdapat sarana cuci tangan di toilet
4. Tidak aa larangan merokok
5. Rencana POKJA tidak terdoumentasi dengan baik
6. TKBM tidak menggunakan APD
7 Wilker Pel Laut
Maumere
Hasil evaluasi:
1. Penglolan air limbah di Pelabuhan Laut Tenau
Kupang
2. TKBM tidak menggunakan APD
3. Saluran limbah/ril tersumbat atau tidak lancar
4. Pengukuran kualitas udara belum dilaksanakan
5. Jumlah toilet di terminal yang masih belum cukup
secara kuantitas
6. Rencana kerja POKJA belum terdokumentasi dengan
baik
7. Anggota yang aktif dalam POKJA < 50%
248
TANTANGAN DAN HAMBATAN
1. Masih banyak wilayah kerja yang pokjanya belum berjalan maksimal
2. Hamper semua pokja belum ada rencana kerja tahunannya
3. Masih lemahnya koordinasi dan advokasi dengan penyelenggara
pelabuhan/bandara
4. Keterbatasan biaya pelaksanaan kegiatan pelabuhan/bandara sehat
8
Wilker Pel Laut
Rote Ndao
Hasil evaluasi:
1. Belu pernah dilakukan penukuran kualitas udara dan
limbah
2. TKBM di pelabuhan Baa tidak menggunakan APD
pada saat bekerja
3. Jumlah toilet di terminal yang masih belum cukup
secara kuantitas
4. Rencana kerja POKJA belum terdokumentasi dengan
baik
5. Anggota yang aktif dalam POKJA < 50%
9 Bandara El Tari
Kupang
Hasil evaluasi Bandara Sehat:
1. Perbaikan instalasi pengelolaan limbah oleh
(Angkasa Pura)
2. Pebaikan pengelolaan sampah
3. Rencana mengusulkan Bandar El Tari Kupang untuk
dilakukan assessment oleh penlai internal dari
Kemenkes
249
C. SUB. BAGIAN TATA USAHA
Sub Bagian Tata Usaha sebagaimana diatur dalam Kepmenkes 2348 Tahun 2011
Mempunyai tugas melakukan koordinasi dan penyusunan program, pengelolaan
informasi, evaluasi, laporan, urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian,
penyelenggaraan pelatihan serta perlengkapan dan rumah tangga.
Dalam dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang dan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK), terdapat 3 (tiga) indikator kinerjapada Sub
Bagian Tata Usaha. Berikut pencapaian ke-3 indikator kinerja tersebut.
INDIKATOR 14
1. JUMLAH WIKER YANG DITINGKATKAN SARANA & PRASARANA
Jumlah wilker yang ditingkatkan sarana dan prasarananya adalah jumlah
wilayah kerja yang bertambah sarana dan prasarananya untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KKP di wilayah kerja. Sesuai dengan target
yang ditetapkan jumlah wilker yang ditetapkan sarana dan prasarananya adalah
sebanyak 9(enam) unit yang terdiri dari 3 (tiga) unit renovasi atau rehabillitasi
gedungkantor,3 (tiga) unit pembangunan gedung kantor dan 3(tiga) unit
pengadaan tanah. Secara umum pencapaian indikator kinerja Jumlah wilayah
kerja yang ditingkatkan sarana dan prasarananya adalah 100% dapat dilihat
sebagai berikut:
a) Renovasi/Rehabilitasi Gedung Kantor
Sasaran kegiatan adalah terlaksananya renovasi/rehabilitasi di wilayah kerja
KKP Kupang. Pada tahun 2017 telah dilaksanakan renovasi di wilayah kerja
sebanyak 3 unit yakni di wilayah kerja Ende, Wilayah Kerja Lembatadan
Wilayah Kerja Kalabahi. Sedangkan pembangunan gedung kantor sebanyak 3
250
(tiga) unit yaitu pembangunan gedung kantor induk, pembangunan gedung
wilayah kerja Tambolaka dan pembangunan gedung wilayah kerja Labuan
Bajo. Sesuai dengan target yang ditetapkan sebanyak 6 unit, maka pencapaian
target adalah 100 %.
b) Pengadaan Tanah
Sasaran kegiatan adalah terlaksananya pengadaan tanah di wilayah kerja
untuk pembangunan kantor. Pada tahun 2017 telah dilaksanakan pengadaan
tanah di Tenau sebanyak 1 bidang tanah (700M2), pengadaan tanah sebanyak
1 bidang di Betun dengan volume 600M2 serta pengadaan tanah sebanyak 1
bidang di Atambua dengan volume 1.200M2 dari target 3 bidang tanah
dengan demikian capaian target 100%, akan tetapi penerbitan sertifikat tanah
belum terealisasi karena sedang dalam proses pengurusan di Badan
Pertanahan Kabupaten Malaka, Kabupaten Belu maupun Badan Pertanahan
Kota Kupang.
INDIKATOR 15
JUMLAH SARANA & PRASARANA KANTOR INDUK YANG
DI TINGKATKAN
Jumlah sarana dan prasarana kantorinduk yang ditingkatkan adalah jumlahsarana
dan prasarana yang bertambah di Kantor Induk untuk mendukung pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi KKP Kelas III Kupang, antara lain:
a) Pengadaan Alat Kesehatan
Pada tahun 2017 direncanakan pengadaan alat dan bahan kesehatan.
Pengadaan ini dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang. Namun kegiatan pengadaan
251
ini tidak dapat terealisasinya alat karena belum tersedianya data dukung pada
peralatan yang akan dibelanjakan.
b) Pengadaan Kendaraan Bermotor
Pada tahun 2017 telah dilaksanakan pengadaan Kendaraan
Bermotor.Pengadaan ini dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan
perkantoran dan dukungan manajemen diKantor Kesehatan Pelabuhan Kupang.
Hasil Kegiatanpengadaan ini adalah terealisasinya pengadaan kendaraan
bermotorsebanyak 4 unit dari 4 unit yang direncanakan dengan capaian 100%.
Tabel 1 Daftar Pengadaan Kendaraan Bermotor KKP Kupang 2017
Sumber : data sub.bag TU KKP Kupang 2017
c) Pengadaan Alat Pengolah Data
Pada tahun 2017 telah dilaksanakan pengadaan Alat Pengolah Data.Pengadaan
ini dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan perkantoran dandukungan
manajemen diKantor Kesehatan Pelabuhan Kupang. Hasil Kegiatanpengadaan
ini adalah terealisasinya fasilitas perkantoran sebanyak 30unit dari 30 unit yang
direncanakan dengan capaian 100%.
Tabel 2. Daftar Pengadaan barang pengolah data KKP Kupang 2017
Sumber: data sub.bag TU KKP Kupang 2017
No Jenis Barang Jumlah
01 Kendaraan operasional roda 4 perbatasan
(Fortuner Refocusing)
1
02 Ambulance PLBD 2
03 Kendaraan operasional roda 4 (Velos) 1
No Jenis Barang Jumlah
01 Scanner 7
02 Laptop 9
03 Printer 7
04 PC Unit 7
252
d) Pengadaan Fasilitas Perkantoran
a. Peralatan dan fasilitas kantor digunakan untuk mendukung
pelaksanaan tupoksi KKP Kupang agar dapat berjalan dengan baik.
Pada Tahun 2017 telah dilaksanakan pengadaan peralatan dan
fasilitas kantor. Hasil kegiatan pengadaan ini adalah terealisasinya
fasilitas perkantoran sebanyak159 unit dari 159 unit yang
direncanakan dengan capaian 100%. Adapun jenis dan jumlah
fasilitas perkantoran adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Daftar pengadaan barang fasilitas Kantor Tahun 2017
No. Uraian / Nama Barang Jumlah
(unit)
1 Dispenser Panas Dingin 4
2 Lemari Alat 10
3 Kursi Kerja Kayu Busa 30
4 Rak dapur Kaca 1
5 TV LED 1
6 Fly Grill 11
7 Lemari Obat Besi Kaca 6
8 Filling Kabinet 4 Laci 6
9 Kursi Tamu Stainless 4 Sheet 14
10 UPS 8
11 Rak Gudang 4
12 Papan Running Text 1
13 Finger Print 16
14 Meja Biro 30
15 Lemari Arsip Besi 14
16 Coolbox 2
17 AC 1
TOTAL 159
Sumber: data sub.bag.TU KKP Kupang 2017
253
INDIKATOR 16
KKP KUPANG MEMPEROLEH PENILAIAN SAKIP MINIMAL AA
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dibangun
dalam rangka upaya mewujudkan good governance‘tata kelola pemerintahan
yang baik’dan sekaligus result oriented government‘pemerintah yang
berorentasi pada output/outcome’.SAKIP merupakan sebuah sistem
dengan(Performance-base Management)pendekatan manajemen berbasis kinerja
dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna,
berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, Penilaian SAKIP dilakukanpada
awal tahun, dengan indikator kegiatan adalah :
A Penyusunan Rencana Program
Sasaran kegiatan adalah tersusunnya dokumen RKAKL/DIPA KKP Kelas III
Kupang. Pada tahun 2017 realisasi penyusunan dokumen RKAKL/DIPA KKP
Kelas III Kupang tercapai 100 % dengan realisasi dokumen sebanyak 1 (satu)
dokumen RKAKL/DIPA dari target yang ditetapkan sebanyak 1(satu) dokumen.
Pencapaian 100% Dokumen RKAKL tersebut diperoleh dengan cara:
1. Penyusunan dokumen RKAKL 2017
Pertemuan Penyusunan dokumen RKAKL dimaksudkan untuk
membahas, menyiapkan rencana kegiatan Tahun 2017 dari setiap wilayah kerja.
Pelaksanaan penyusunan dokumen RKAKL dilaksanakan sebanyak satu kali
terhadap semua wilayah kerja dan kantor induk sebanyak 25 orang sebanyak
satu kali dengan capaian pelaksanaan 50%. Hasil dari kegiatan ini adalah
tersusunya dokumen kegiatan rencana kerja wilayah kerja KKP Kupang Tahun
2018.
254
2. Penyusunan E-Planning
Pertemuan Penyusunan e-planning atau e-renggar dimaksudkan untuk
membahas, menyiapkan rencana kegiatan Tahun 2017 secara elektronik.
Pelaksanaan penyusunan dokumen e renggar tercapai untuk penganggaran 2018
namun pertemuan untuk pembahasan e-renggar dalam lingkungan kantor tidak
dilaksanakan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunya dokumen e renggar
kegiatan Tahun 2018.
3. Perencanaan dan Penyusunan RKAKL di Pusat
Pertemuan pembahasan, penajaman dan penelaahan usulan
dokumenperencanaan dan anggaran dimaksudkan untuk penelaaham
perencanaansatuan kerja tahun 2018 sehingga tercipta DIPA dan RKAKL
2018.Kegiatan penelaahan ini direncanakan sebanyak 3 kali pada tahun 2017
denganmenyesuaikan jadwal undangan dari Ditjen P2P. Kegiatan penelaahan
initerlaksana sebanyak 3 (tiga) kali dengan capaian 100%. Hasil kegiatan adalah
adanya desk dari masing-masing direktorat P2P, Biro Perencanaan Kemenkes
dan Inspektorat Jenderal serta adanya RKAKL KKP Kupang Tahun 2018.
4. Penyusunan Laporan e-monev Penganggaran
Pertemuan Penyusunan e-monev penganggaran dimaksudkan untuk
pelaporan pencapaian output setiap bulan pada Tahun 2017. Pelaksanaan
pelaporan e-monev anggaran dilaksanakan sebanyak satu kali dengan jumlah
peserta sebanyak 30 orang sebanyak satu kali dengan capaian pelaksanaan 50%.
Hasil dari kegiatan ini adalah terinputnya e monev anggaran tahun 2017.
255
5. Penyusunan Laporan e-monev Bappenas / PP.39 Tahun 2006
Pertemuan Penyusunan e monev bappenas dimaksudkan untuk pelaporan
pencapaian output dan realisasi triwulanan pada Tahun 2017. Pelaksanaan
pelaporan e monev Bappenas dilaksanakan sebanyak satu kali dengan jumlah
peserta sebanyak 30 orang sebanyak satu kali dengan capaian pelaksanaan
100%. Hasil dari kegiatan ini adalah terinputnya e monev Bappenas tahun 2017.
B Dokumen Evaluasi & Pelaporan Disusun Sesuai Standar
Sasaran kegiatan adalah tersusunnya laporan keuangan pada KKP Kelas III
Kupang. Pada tahun 2017 penyusunan laporan keuangan terealisasi sebanyak
2 (dua) laporan dari target 2(dua) laporan. Sehingga pencapaian pada kegiatan
ini sebesar 100% diperoleh dengan cara :
1. Rekonsiliasi SAKPA
Kegiatan SAKPA merupakan kegiatan rekonsiliasi dan penyusunan
catatanatas laporan keuangan (CALK) KKP Kupang Tahun 2017 dan Mid
TermTahun 2017. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 4(empat) kali yakni
bulanJanuari, Juli pada Eselon I dan Kementerian Kesehatan serta
rekonsiliasidengan Kanwil Denpasar sebanyak 2 (dua) kali pada bulan yang
sama.Hasil kegiatan adalahtersusunnya Laporan keuangan (CALK) KKP
Kupang Tahun 2017 danCALK tengah Tahun 2017.
256
C. Penyusunan Laporan Target Dan Pagu PNBP
a. Penyusunan Target dan Pagu PNBPdan Pemanfaatan pagu PNBP.
Penyusunan target dan pagu PNBP dilakukan untuk menetapkan
finalisasi target PNBP Tahun 2018 dan 3 Tahun mendatang. Kegiatan ini
dilakukan dengan mengikuti pertemuan penyusunan PNBP di Pusat. Target
ini digunakan sebagai dasar penetapan RKAKL yang bersumber dari PNBP.
Hasil kegiatan adalah tersusunnya kerangka acuan target PNBP KKP
Kupang Tahun 2018 sebanyak satu laporan.
b. Sosialisasi, Pendampingan Penggunaan Aplikasi Simponi
Pelaksanaan sosialiasi bertujuan untuk penerapan aplikasi simponi di
wilayah kerja. Metode yang dilakukan yaitu Rapat Dalam Kantor diluar
jam kerja dengan jumlah 9 wilker dan total peserta per wilker 15 orang.
Hasil kegiatan ini adalah penerapan aplikasi simponi telah dapat dilakukan
di 9 wilayah kerja.
D. Pengelolaan Dan Penyusunan Barang Milik Negara (BMN)
a. Verifikasi dan Rekonsiliasi Laporan Keuangan Wilayah dan UAPPA/B
Eselon I
Kegiatan rekonsiliasi Keuangan (SAKPA) dan BMN merupakan
kegiatan rekonsiliasi dan penyusunan catatan atas laporan keuangan dan
BMN KKP Kupang Tahun 2016 dan Mid Term Tahun 2017. Kegiatan
ini dilakukan sebanyak 4 (empat) kali yakni bulan Januari, Juli serta
rekonsiliasi dengan Kanwil Denpasar sebanyak 2 (dua) kali bersamaan
dengan kegiatan penyusunan CALKKeuangan dan BMN. Hasil kegiatan
257
adalah tersusunnnya laporan Keuangan dan BMN KKP Kupang Tahun
2016 dan Laporan tengah Tahun 2017.
b. Penyusunan Realisasi Anggaran / Barang Bulanan / Triwulan / Semester
Tahun Kegiatan penyusunan realisasi anggaran dan keuangan
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi realisasi keuangan tahun 2017
selama triwulanan. Kegiatan dilakukan melalui pertemuan dalam kantor.
Kegiatan terlaksana sebanyak 4 kali dengan realisasi anggaran konsumsi
sebanyak 3 kali.
c. Konsultasi Keuangan dan BMN Satker Dengan Pusat
Kosultasi keuangan dan BMN ke pusat dimaksudkan untuk
mendiskusikan berbagai permasalahan terkait dengan keuangan dan
BMN pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang. Kegiatan konsultasi
direncanakan sebanyak 9 kali (18 OT) dengan capaian 100%.
E. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
1. Penyusunan Lakip dan Perjanjian Kinerja
Penyusunan Lakip dan perjanjian kinerja dilaksanakan melalui pertemuan
di kantor. Sebanyak 2 kali. Kegiatan tersebut terlaksana sebanyak 2 kali
atau dengan capaian 100% namun satu kali pertemuan tidak menggunakan
anggaran konsumsi. Hasil dari kegiatan ini adalah dibahasnya indicator
Tapkin 2018.
2. Evaluasi Sistem Akuntabilitas kinerja pemerintah (SAKIP)
SAKIP merupakan pertanggungjawaban kinerja KKP Kupang atas
perjanjian kinerja awal tahun anggaran atau setelah diterbitkan DIPA KKP
Kupang. Hasil kegiatan adalah tersusunnya 1 laporan kinerja instansi
258
pemerintah pada KKP Kupang. Penilaian SAKIP dilakukan di Bogor pada
bulan April 2017 diikuti 5 orang peserta. Hasil penilaian SAKIP KKP
Kupang tahun 2017 adalah AA.
F. Pelayanan Organisasi, Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi
1. Sosialisasi Penguatan Pengawasan dan Penataan Tatalaksana
Pembangunan WBK
Pertemuan WBK ZI dimaksudkan untuk persiapan penilaian WBK dan
penguatan pemahaman pegawai atas pelaksanaan WBK tahun 2017. Hasil
pertemuan menunjukkan adanya upaya dan tindak lanjut KKP Kupang
untuk melakukan persiapan yang terencana dalam penilaian WBK pada
bulan OKtober. Kegiatan pertemuan penyelenggaraan ZI dilaksanakan
sebanyak 1 kali dari target 1 kali (realisasi: 100%) dengan hasil KKP
Kupang memperoleh penghargaan WBK dari Kementerian Kesehatan
Tahun 2017 pada Hari Kesehatan Nasional.
2. Peningkatan Sarana Layanan Pelayanan Publik
Peningkatan sarana layanan pelayanan publik dimaksudkan untuk
penyediaan kotak saran sebagai wadah untuk pengaduan masyarakat. Pada
tahhun 2017 terealisasi pengadaan kotak saran sebanyak 5 (lima) paket
untuk Pengaduan Masyarakat.
F. Penyusunan Laporan Tahunan Satker
Sasaran kegiatanadalah terlaksananya penyusunan laporantahunan(LAPTAH)
pada KKP Kelas III Kupang Tahun 2017. Penyusunan ini dimaksudkan untuk
mempertangungjawabkan DIPA dan kegiatan rutin yang dilaksanakan KKP
Kelas III Kupang tahun 2017. Pada tahun 2017Dokumen LAPTAH terealisasi
259
sebanyak 1(satu) dokumen dari target 1(satu) dokumen. Sehingga pencapaian
pada kegiatan ini sebesar 100%.
G. Penyusunan Profil
Penyusunan Profil KKP Kupang dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai Kantor Kesehatan Pelabuhan Tahun 2017. Pelaksanaan penyusunan
profil dilaksanakan sebanyak 1 Kali yakni bulan februari 2017) di hadiri 20
orang perserta. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunya l KKP Kupang
Tahun 2017 dengan capaian 1 laporan / 1 laporan x 100% adalah 100%.
H. Monev ke Wilayah Kerja
Monev dilakukan untuk memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan
kegiatan dan pencapaian kinerja tata usaha di wilayah kerja. Monev
dilaksanakan terhadap semua wilayah kerja yakni 15 wilayah kerja sebanyak
2 kali. Hasil yang dicapai adalah terlaksananya monitoring dan evaluasi
kinerja tata usaha terhadap 15 wilayah kerja dari target 15 wilayah kerja
dengan capaian 100%. Aspek yang dinilai meliputi kegiatan sasaran kinerja
pegawai, kepegawaian, perlengkapan dan BMN, Keuangan dan PNBP, serta
sistim pelaporan.
I Layanan Administrasi Kepegawaiansesuai standar
Layanan administrasi kepegawaian dimaksudkan agar semua administrasi
pegawai pada KKP Kupang terlayani dengan baik dan tepat waktu.
Administrasi kepegawaian meliputi kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala,
pengusulan JFT. Layanan administrasi kepegawaian terealisasi sebanyak
260
1(satu) dokumen dari target 1(satu) dokumen,pencapaian pada kegiatan ini
sebesar 100% antara lain ;
a. Perencanaan dan Evaluasi Pegawai
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi SKP pegawai dan
perencanaan atas SKP untuk tahun berjalan dan tahun depan agar sesuai
dengan kemampuan staf dalam pelaksanaan SKP. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk pertemuan dan mengundang peserta dari
wilayah kerja dan kantor induk. Hasil kegiatan adalah terlaksananya
pertemuan evaluasi kinerja pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang
sebanyak 1 kali dari target 1 kali atau dengan capaian 100%.
b. Ujian Dinas
Kegiatan ujian dinas dilaksanakan di RS Sanglah Denpasar pada Bulan
Agustus 2017 dan diikuti oleh 4 orang pegawai, 1 (satu) orang mengikuti
ujian dinas di Poltekkes Jakarta karena sedang menjalankan tugas belajar.
Dari hasil ujian tersebut, semuanya dinyatakan lulus siap untuk naik
pangkat pada tahun 2019.
c. Pengelolaan Media Informasi, Publikasi Cetak dan Pemberitahuan /
Edukasi
Pengelolaan media dan informasi dimaksudkan untuk penyediaan bahan
informasi kepada public maupun kegitan pertemuan internal Kantor. Pada
tahun 2017 terealisasi pembuatan media berupa banner untuk WBK dan
Pengaduan Masyarakat, Lealfet anti gratifikasi, Pembuatan spanduk dan
pencetakan kalender yang akan digunakan untuk penyusunan laporan
tahunan. Pada tahun 2017 dokumen profil dan media KIE terealisasi
261
sebanyak 1 (satu) dokumen dari target 1 (satu) dokumen. Sehingga
pencapaian pada kegiatan ini sebesar 100%.
J Layanan PerkantoranYang Dilaksanakan
Layanan Perkantoran merupakan kegiatan rutin perkantoran yang
digunakan untuk pembayaran gaji & tunjangan dan operasional
perkantoran selama 12 bulan layanan. Jumlah realisasi layanan perkantoran
tercapai sebanyak 12 layanan dari target 12 layanan. Antara lain:
1. Pembayaran gaji dan tunjangan
Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai dilaksanakan sebanyak 12 bulan
layanan dan pembayaran gaji ke-13 dan gaji ke-14 pada bulan Juli 2017.
Setiap pegawai telah dibayarkan gaji dan tunjangan sesuai dengan hak-
hak pegawai yang bersangkutan.
2. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
Pembayaran operasional perkantoran di lakukan setiap bulan
untukmembiayai kegiatan sehari-hari kantor/mendukung kegiatan
rutin,pemeliharaan peralatan dan fungsional yang digunakan KKP
Kupangsetiap hari. Semua kegiatan operasional dapat dilakukan dan
dibayarkan sesuai dengan peruntukannya.
1). Belanja Pengepakan dan Pengiriman Barang ke Wilayah Kerja.
No Uraian Jumlah
Paket
1. Pengiriman Mobil ambulance APV Ke Wilker
Labuan Bajo
1 paket
2. Pengiriman Mobil ambulance dari Labuan Bajo
Ke Wilker Maumere
1 paket
3. Pengiriman Mobil Pick-up dari wilker Ende Ke
Kupang
1 paket
TOTAL 3 paket
262
2) Belanja Langganan Daya Dan Jasa.
1. Belanja Langganan Listrik Pembayarannya dilaksanakan setiap bulan
untuk Kantor Induk Penfui dan Kantor Wilker Pelabuhan Laut dan
PLBD.
2. Belanja Langganan Air,Pembayarannya dilaksanakan setiap bulan
untuk kantor Induk Penfui dan Kantor Wilker Pelabuhan Laut dan
PLBD.
3. Belanja Langganan Telepon Pembayarannya dilaksanakan setiap
bulan untuk Kantor Induk Penfui dan Pembayaran Langganan Asinet
untuk kantor induk Penfui & pembayaran langganan Indihome untuk
wilker pelabuhan laut Tenau, Ende, Maumere dan Labuan Bajo.
4. Belanja Sewa Tanah Gedung kantor wilker yang sudah dibayarkan
sebanyak 6 paket serta 1 unit sewa ruangan di gedung terminal pos
pelayanan kesehatan Larantuka.
3). Belanja Penerimaan Tamu.
Belanja Penerimaan Tamu pembayarannya telah dilaksanakan selama
12 Bulan Layanan sesuai dengan kunjungan Tamu yang datang ke
Kantor Kesehataan Pelabuhan Kupang.
4) Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh.
Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh pegawai pembayarannya telah
dilaksanakan selama 12 bulan Perorang/jam sesuai dengan
peruntukkannya.
263
5) Pembuatan Pas Bandara dan Tanda Pengenal Pegawai.
Pembuatan Pas Bandara NPA Orang Tahunan Telah dilaksanakan
pembayarannya pada Bulan februari 2017 sebanyak 30 orang.
6) Belanja Pengiriman Surat-surat Dinas Pos Pusat.
Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat telah dilaksanakan pembayaran selama
12 bulan layanan dengan rincian sbb:
No URAIAN JUMLAH
1. Pengiriman Berkas dari kantor induk ke Pusat 35
2. Pengiriman Berkas dari Wilker ke Kantor Induk 32
3. Pengiriman surat dinas dari kantor induk ke wilker 7
7 Perawatan Gedung Kantor
Perawatan/Renovasi gedung dimaksudkan untuk perbaikan gedung
kantorbaik di Induk maupun di wilayah kerja yang telah rusak. Pada Bulan
Mei 2017 telah dilaksanakan pembayaran Renovasi gedung kantor wilker
pelabuhan laut Lembata, pada Bulan Oktober 2017 dilaksanakan
Pembayaran Renovasi Gedung Wilker pelabuhan laut Ende dan gedung
wilker pelabuhan laut Kalabahi.
8 Honor Pengelola Anggaran
Belanja Honor Operasional Satuan Kerja Pembayarannya dilaksanakan
selama 12 Bulan Layanan sesuai dengan SK Masing-masing Pejabat
Pengelola Anggaran Satuan Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kupang.Pembayaran honor pengelola anggaran dilaksanakan sebanyak 13
orang pegawai yang memegang jabatan tambahan dari target 13 orang atau
dengan capaian 100%. Setiap pegawai telah dibayarkan honor pengelola
anggaran sesuai dengan hak-hak pegawai yang bersangkutan.
264
9 Jasa Pramubakti/Security/Driver.
Belanja Keperluan Perkantoran untuk Jasa Pramubakti/Security/Driver
Pembayarannya dilaksanakan selama 12 Bulan Layanan sesuai dengan SK
masing-masing Tenaga Pramubakti/Security/Driver ditambah dengan
pembayaran Gaji ke-13 sebagai tunjangan Hari Raya dan telah dibayarkan
pada Bulan Desember 2017.Pembayaran gaji pramubakti dilaksanakan
sebanyak 13 bulan layanan terhadap 33 orang tenaga pramubakti. Pada
tahun ini KKP Kupang telah memberikan jaminan kesehatan pramubakti
melalui keikutsertaan dalam BPJS.
10 Pemeliharaan Sarana Kantor.
Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin digunakan untuk mendukung
pelaksanaan tupoksi KKP Kupang agar dapat berjalan dengan baik. Pada
Tahun 2017 telah dilaksanakan Perawatan Kendaraan Roda 2 sebanyak 23
unit dan kendaraan roda 4 sebanyak 14 unit serta perbaikan peralatan
fungsional berupa Genset dan Laptop Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang.
11 Keperluan Sehari-hari Perkantoran.
Belanja Keperluan Sehari –hari Perkantoran meliputi Pembayaran biaya
Foto Copy berkas kantor Wilayah Kerja Pelabuhan Laut KKP, pembayaran
biaya pembelian alat-alat kebersihan Kantor Induk penfui maupun kantor
wilker KKP dan Biaya Pembelian ATK Kantor Wilker dan Kantor Induk
Penfui Kupang semuanya terlaksana sesuai dengan kebutuhan.
265
BAB III
KEGIATAN PENUNJANG
A PERENCANAAN
Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan
indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah
ditetapkandalam sasaran strategis. Dalam rencana kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kupang Tahun 2017, telah disusun draft Indikator Kinerja Utama dan
target masing-masing indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi.
Penetapan kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang
akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima
tanggungjawabdengan pihak yang memberi tanggungjawab. Dengan demikian,
penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh
seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.
Pernyataan penetapan kinerja merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari
pimpinan instansi/unit kerja penerima amanah kepada atasan langsungnya untuk
mewujudkan suatu target kinerja tertentu. Pernyataan ini ditandatangani oleh
penerima amanah sebagai tanda suatu kesanggupan untuk mencapai target kinerja
yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan langsungnya sebagai
persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut. Dalam hal atasan langsung
tidak sependapat dengan target kinerja yang diajukan tersebut, maka pernyataan ini
harus diperbaiki hingga kedua belah pihak sepakat atas materi dan target kinerja
yang telah ditetapkan.
266
Visi, misi, sasaran strategis, arah kebijakan dan strategi untuk mencapai target
kinerja Tahun 2017 di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang termuat
dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2015-2019Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kupang. Adapun penjabaran visi, misi, sasaran strategis, arah kebijakan dan strategi
untuk mencapai target kinerja tahun 2017 di lingkungan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kupang adalah sebagai berikut.
VISI DAN MISI
1. Visi
Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang masa depan berisikan
cita-cita yang ingin diwujudkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Kupang.Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupangadalah“Masyarakat Sehat
yang Mandiri dan Berkeadilan di Lingkungan Pelabuhan, Bandara dan
PLBD”
Visi tersebut mengandung pengertian yang mendalam dan menunjukkan tekad
kuat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupanguntuk selalu meningkatkan
kualitas dan kuantitas produk hukum serta menata organisasi untuk mencapai
visi Kementerian Kesehatan.
2. Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.
Untuk dapat mewujudkan visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Kupangtersebut, ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut:
267
a. Meningkatkan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
di pelabuhan beserta alat angkut dan muatannya.
b. Meningkatkan upaya pengendalian faktor risiko penyakit karantina dan
penyakit menular potensial wabah.
c. Meningkatkan upaya pencarian, pencegahan dan pengobatan kasus
penderita penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah.
d. Meningkatkan pengawasan keluar masuk obat, makanan-minuman,
kosmetika, alat kesehatan dan bahan adiktif lainnya (OMKABA).
e. Meningkatkan advokasi dengan jejaring kerja kemitraan.
f. Meningkatnya Pengawasan dan Pengendalian Faktor Resiko Lingkungan
di Wilayah Pelabuhan dan pengendalian terpadu.
SASARAN
Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan
kinerja Tahun 2017 adalah sebagai berikut.
NO SASARAN
PROGRAM /
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Menurunkan angka
kesakitanakibat
penyakit yang
dapatdicegah dengan
imunisasi,peningkatan
surveilans
dankarantina
kesehatan
a Pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang
dilakukan pengawasan alat angkut sesuai
standar kekarantinaan kesehatan
85
b Persentase lingkungan sehat, aman dan
terkendali dari faktor risiko KKM di pintu
masuk negara
70
c Jumlah rencana kontijensi kedaruratan
kesehatan masyarakat di pintu masuk dan
wilayah
2
d Persentase sinyal kewaspadaan dalam
sistem kewaspadaan dini yang respon 80
e Persentase Pelabuhan/PLBD dan Bandara
yang melakukan Penguatan Kewaspadaan
Dini
80
80
268
2 Meningkatnya
pencegahan dan
pengendalian penyakit
Tular Vektor dan
Zoonotik
f Persentase wilayah kerja yang melakukan
Pengendalian Vektor terpadu
3 Menurunnya angka
kesakitandan kematian
akibat
penyakitmenular
langsung
g Cakupan skrining penyakit Infeksi
Menular Seksual (IMS) pada populasi
berisiko 75
4 Menurunnya angka
kesakitandan angka
kematian
sertameningkatnya
pencegahan
danpengendalian
penyakit tidakmenular
h Persentase wilayah kerja yang
melaksanakan kegiatan Posbindu PTM
dan Cedera
80
i
.
Persentase pelabuhan/bandara memiliki
peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 60
5 MeningkatnyaPenyeha
tan danPengawasan
Kualitas
Lingkungan
j
.
Persentase pengawasan sarana air minum 75
k
.
Persentase Tempat Tempat Umum yang
memenuhi syarat kesehatan 70
l
.
Persentase Tempat Pengelolaan Makanan
yang memenuhi syarat kesehatan 70
m
.
Jumlah wilayah kerja pelabuhan/Bandara
yang menyelenggarakan tatanan kawasan
sehat 80
6 Meningkatnya
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya
Pada
Program Pencegahan
dan
Pengendalian Penyakit
n
.
Jumlah wilker yang ditingkatkan sarana
dan prasarananya
8
o
.
Jumlah sarana dan prasarana kantor induk
yang ditingkatkan 366
p
.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang
Memperoleh Penilaian SAKIP Minimal
AA 90
269
B KEUANGAN
1. Kegiatan & Anggaran DIPA Tahun 2017
Dalam menjalankan Tugas Pokok dan fungsinya sesuai visi misi Kantor
Kesehatan Pelabuhan KKP menerima Anggaran setiap tahun yang termuat pada
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pada Tahun Anggaran 2017 Satuan
Kerja KKP menerima anggaran Rp. 22.748.279.000,- (Dua Puluh Dua Miliar
Tujuh Ratus Empat Puluh Delapan Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu
Rupiah) yang didalamnya terdapat beberapa macam program utama dengan
pagu masing-masing sebagai berikut:
Kegiatan Anggaran
1. Simkarkesma Rp. 1.382.904.000,-
2. PPTVZ Rp. 670.936.000,-
3. PPML Rp. 358.958.000,-
4. PTM Rp 195.375.000,-
5. Duman Ditjen P2P Rp. 20.140.106.000,-
TOTAL Rp. 22.748.279.000,-
Sumber : data sub.bag.TU KKP Kupang 2017
Tabel 1 Realisasi Anggaran DIPA KKP Kupang Tahun 2017
No Jenis Belanja Alokasi Anggaran (Rp) Realisasi Anggaran (Rp)
1 Belanja Pegawai 6,840,364,000 6,262,620,589
2 Belanja Barang 4,757,531,000 4,395,672,929
3 Belanja Modal 11,150,384,000 8,187,059,602
Jumlah 22,748,279,000 18,845,153,120
Sumber : data sub.bag TU KKP Kupang 2017
270
Tabel 2. Daftar Rincian Anggaran Kegiatan & Realisasi Anggaran DIPA
KKP Kupang Tahun 2017
Output Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) Realisasi
( % )
2058.004 Layanan kewaspadaan dini penyakit
berpotensi KLB (LAYANAN) 350,164,000 30,6484,000 87,53
2058.007 Layanan Kekarantinaan Kesehatan
(LAYANAN) 1,000,890,000 890546590 88,98
2058.008 Layanan Pengendalian Penyakit
Infeksi Emerging (LAYANAN) 31,850,000 17,050,000 53,53
2059.005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
(LAYANAN) 88,500,000 76,129,000 86,02
2059.006 Layanan Pengendalian Penyakit
Arbovirosis (LAYANAN) 17,5841,000 153,674,400 87,39
2059.009 Layanan Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit (LAYANAN) 406,595,000 351,164,750 86,37
2060.500 Layanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit HIV AIDS (layanan) 239,559,000 194,629,150 81,24
2060.502 Layanan Pengendalian Penyakit TB
(Layanan) 119,399,000 105,774,000 88,59
2061.500 Layanan Posbindu PTM (Layanan) 125,831,000 108,512,350 86,24
2061.510 Layanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Paru Kronik (Layanan) 69,544,000 68,640,000 98,70
2063.053 Layanan internal (over head)
(LAYANAN) 11,914,946,000 8,795,358,928 73,82
2063.994 Layanan Perkantoran (LAYANAN) 8,225,160,000 7,588,861,497 92,26
Sumber : data Keuangan Sub.Bag.TU KKP Kupang 2016
271
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
- SSCEC
- SSCC
- Buku Kesehatan
- Free Partique
- PHC
- Yellow Fever
- ICV
- Pendaftaran
- Pemeriksaan dan Pengobatan
- Orang Sakit
- Ambulance
- Grading Rumah Makan
- Angkut Jenazah/Orang sakit
JUMLAH PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
Jumlah penerimaan negara bukan pajak diuraikan pada grafik dibawah ini .
Grafik 1. Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak KKP Kupang
Tahun 2017
Sumber : data sub.bag TU KKP Kupang 2017
Berdasarkan grafik 1 diketahui bahwa realisasi PNBP tertinggi pada bulan Agustus
tahun 2017 yaitu Rp. 109.195.000,- dan terendah pada bulan Juni 2017 sebesar Rp.
42.435.002,-. Total penerimaan PNBP sebanyak Rp. 978,604,003,- dengan rata-rata
penerimaan sebesar 81.550.333,58,-.
52
,54
0,0
00
68
,57
0,0
00
73
,00
5,0
01
81
,79
0,0
00
97
,94
4,0
00
42
,34
5,0
02 91
,98
5,0
00
10
9,1
95
,00
0
81
,71
0,0
00
10
6,2
35
,00
0
78
,04
5,0
00
95
,24
0,0
00
JUMLAHJumlah
272
C KEPEGAWAIAN DAN UMUM
Dalam mencapai kinerjanya, Kantor KesehatanPelabuhanKelas III Kupang
didukung oleh beberapa sumber daya antara lain Sumber Daya Manusia dan
Sumber Daya Anggaran.
1. SUMBER DAYA MANUSIA
Pegawai KKP Kelas III Kupang pada tahun 2017berjumlah 70orang yang
tersebar pada 17 wilayah kerja dan di kantor induk. Distribusi karakteristik tenaga
pegawai (SDM) yang ada di KKP Kelas III Kupang sebagai berikut .
a KARAKTERISTIK PEGAWAI
Tabel 1 Distribusi Jumlah Pegawai Berdasarkan JabatanKKP Kupang 2017
N
o
Jabatan Jumlah Persentase
I Struktural 4 5,71
II Jabatan Fungsional Umum dan Tertentu
1 Epidemiolog 15 21.43
2 Sanitarian 20 28,57
3 Ass. Apoteker
1 1,43
4 Bendahara 1 1,43
5 Arsiparis 1 1,43
6 Pengelola BMN 2 2,86
7 Pranata Laboratorium
Kesehatan
1 1,43
8 Entomolog 2 2,86
9 Dokter 6 8,57
10 Perawat 13 18.57
11 Pramu 1 1,43
12 Analis Kepegawaian 2 2,86
13 Administrator Kesehatan 1 1,43
Total 70 100 Sumber : Data KKP Kelas III Kupang 2017
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah tenaga fungsional sanitarian lebih banyak
(20) orang dibanding dengan jenis fungsional lainnya.
273
Tabel 2 Distribusi Pegawai Berdasarkan Pendidikan diKKP Kupang
Tahun 2017
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1 SD 1 1,43
2 SMA/ Sederajat 2 2,86
3 SPK 1 1,43
4 SPPH 2 2,86
5 D-III Keperawatan 17 24,29
6 D-III Kesling 12 17,14
7 D-III Farmasi 1 1,43
8 D-III Labkes 1 1,43
9 D-III Non Kesehatan 2 2,86
10 S-1 Kesehatan Masyarakat 16 22.86
11 S-1 Apoteker 1 1,43
12 S-1 Kedokteran Umum 5 7,14
13 Magister Kesehatan Masyarakat 4 5,71
14 Magister Epid 2 2.86
15 Magister Public Health 1 1,43
16 Magister of Health and
International Development
2 2.86
Total 70 100
Sumber : Data Kepegawaian, 2017
274
Tabel 3 Distribusi Pegawai Berdasarkan Lokasi Wilayah Kerja KKP
Kupang Tahun 2017
Kedudukan/Tempat
Bertugas
Jumlah Tenaga
Ket
Pejabat
Struktural
Tata
usaha
PRL-
KLW
PK&SE Pramu
Bakti
Kantor Induk 4 7 11 9 8
Bandara Eltari 4 2 5
Pelabuhan Tenau 1 7 3 1
Pel.Laut Bolok 2 0 1
Pel.Laut Atapupu 0 1 2
Pel.Laut Kalabahi 0 1 1
Pel.LautLabuan Bajo 2 0 1
Pel.Laut Maumere 1 1 1
Pos Larantuka 1 0 0
Pel.Laut Ende 0 1 1
Pel.Laut Waingapu 0 1 1
Pel.Laut Reo 0 1 1
PLBD Motaain 2 1 1
PLBD Metamauk 0 1 2
PLBD Napan 0 1 1
PLBD Wini 1 0 2
Pel.Laut Rote 0 1 2
Pel.Laut Lembata 2 0 1
Bandara Tambolaka 1 0 1
Jumlah 4 8 34 24 33
Sumber : Data kepegawaian KKP Kupang 2017
Berdasarkan data kepegawaian KKP Kelas III Kupang tahun 2017, jumlah tenaga
pegawai, baik ASN maupun pramubakti di kantor induk berjumlah 39 orang seperti
yang terlihat pada tabel berikut :
275
Tabel 4 Daftar Rincian Nama Pegawai di Kantor Induk KKP Kelas Kupang
Tahun 2017 N
O
NAMA PANGKAT/GOL PENDIDIKAN JABATAN
1 Daniel Supodo,
ST,Dipl.Sc,MSc,PH Pembina, IV/a S2 Kepala KKP
2 Yohanes Baki, Amd.Kep Penata, III/c D3 Keperawatan Kepala Seksi PRL
KLW
3 Hengky Y.Jezua,S.KM,M.Kes
Penata Muda Tk.I,III/b
S2 Kesmas Kasubag TU
4 Bernadinus Darma,SKM Penata Muda
Tk.I,III/b S1 Kesmas
Kepala Seksi PK
SE
5 Yanse
H.Oematan,S.KM,M.Kes Penata Muda,III/a S2 Kesmas
Epid Kesehatan
Pelaksana
Lanjutan (JFT)
6 JunitaManik, SKM, M.Kes Penata Tk I, / IIId S2 Kesmas Sanitarian Muda
(JFT)
7 Yukundus Meomanu,S.KM Penata Muda
Tk.I,III/b S1 Kesmas (JFU )Sanitarian
8 Rolan
S.Pakpahan,S.KM,M.Kes Penata Muda Tk I /
IIIb S2 Kesmas
Penata Laporan
Keuangan
9 Yunius S.Ndun,Amd.Kep Pengatur Tk.I,II/d D3 Keperawatan Pengelola BMN
(Kepala ULP)
10 Laurensius Talan,SKM Penata Muda
Tk.I,III/b S1 Kesmas (JFU) Sanitarian
11
Jusly A.Lakapu,SKM,M.Epid Penata Muda Tk.I,III/b
S2 Epid (JFT)
Epidemiolog
pertama
12 Yohana R.L.B.Horang Pengatur Tk.I, II/d D3 Akuntansi Bendahara
13 Bernadetta H. Gurning, SKM, M.HID
Penata Muda Tk.I, III/b
S2 Epidemiolog (JFU)
14 Bernhard M.Kedoh,S.KM Penata / III C S1 Kesmas (JFU)
Epidemiolog
15
Kresensia D.Selju,Amd.Kep Penata Muda,III/a D3 Keperawatan Pengelola BMN
16 Neltji M.Dere,Amd.Far Penata Muda
Tk.I,III/b D3 Farmasi Asisten Apoteker
17 Theresia A.R. Rada,Amd.Kep Penata Muda
Tk.I,III/b D3 Keperawatan
Analis
Kepegawaian
Pemula
18 Dominggus A.I Lenda, SKM Penata Muda Tk I / III b
D3 Keperawatan (JFU) Epidemiolog
19 Olivia RosmariaTandiBunna,
SKM Penata Muda
Tk.I,III/b S1 Kesmas JFU Epidemiolog
20 Yuliana R. Lusong, SKM Penata Muda
Tk.I,III/b S1 Kesmas
JFU Sanitarian
21 Ludgeria A. Beo, SKM Penata Muda,III/a S1 Kesmas JFU Epidemiolog
276
22 Emanuel N.Gega,Amd.Kl Penata Muda,III/a D3 Kesling Entomolog Kes.
Pel. Lanjutan
(JFT)
23 Mariana Inviolata Mbana,
Amd.Kep Pengatur, II/c D3 Keperawatan Perawat Pemula
24 Marthen N. Tameon,
Amd.KL Pengatur Tk.I,II/d D3 Kesling Sanitarian Pemula
25 Murni Julia Tambunan Pengatur,II/c D3 Admin. Bisnis
Analis
Kepegawaian
Pemula
26 Anderias Mure Pramu, I/a SD Pramu
27 dr. Regina C.R. W Lamanepa Penata Muda Tk I,
III/b Kedokteran
Umum (JFU) Dokter
28 dr. Cynthia R.Putri, M.HID Penata / III C Kedokteran Umum
(JFU ) Dokter
29 Sarwiningsih, S.Si,Apt Penata Tk I / III d Apoteker (JFU) Admin Kes
30 Yuwono
Widyatmoko,Am.Kep Pengatur/ II C Perawat
Perawat
(Pengadaan Barang & Jasa)
31 Mutammimul Ula,Amd.Kep Pengatur Tk.I, IId D3 Perawat Perawat Pemula
(JFU)
32 Ventje A. Yulianto,S.Kom - S1 Komputer Pengadaan Barang & Jasa
33 Mangahap Situmorang - SMA Admin keuangan
34 Wenseslaus Eric Paun,S.Si - S1 Sastra
Inggris Administrasi
Persuratan
35 Joy Bessie - SMA Driver/Security
36 Apriyanthi SE Uly - S1 Theologia Administrasi
Persuratan
37 Yordan Pailak - SMA Security
38 Lasarus Ello - SMA Security
39 Welem R. Lodo - SMA Cleaning Service
Sumber : data Kepegawaian KKP Kupang 2016
Distribusi Pegawai KKP yang telah mengikuti Diklat selama 3 tahun terakhir dari
tahun 2015 sampai tahun 2017
277
Tabel 5. Daftar Nama Pegawai KKP Kupang Yang Mengikuti Diklat Teknis &
Kekarantinaan Tahun 2015 -2016
No
NAMA / NIP
Pangkat/Gol
Jenis Diklat
01 Rolan S.Pakpahan,SKM / 197803222005011002 Penata Muda,TkI/IIIb Diklat Sanitarian
02 Dr.ReginaC.RW Lamanepa / 198101082014122003 P enata Muda,III/a Diklat Hiperkes
03 Dewi S.Damanik / 198205202010122003 Pengatur TkI , II/d Diklat Hiperkes
04 Efraim F.Djanggu, SKM/ 197509182001121001 Penata Muda Tk
,III/b
Diklat Entomolog
05 DominggusA.I.Lenda,SKM/ 198104292003121003 Penata Muda, III/a Diklat Epidemiolo
06 Dominggus O Diaz, / 198505152010121003 Pengatur TkI , II/d Diklat Karantina
07 Olivia R.TandiBunna, SKM/ 198710142012122001 Penata Muda , III/a Diklat Simkespel
08 Laurensius Talan,SKM /197406011999031005 Penata Muda, III/a Diklat Insp HSP
09 Yanuarius MugaUma, Amd/ 197709191999031004 Pengatur Tk I,II/d Diklat Karantina
10 Dewi S,Damanik, AmdKep / 197706211999032002 Pengatur TkI, II/d Diklat Kes.Jiwa
11 Yuwono Wiidyatmoko /198610132015031001 Penhatur II / c Diklat Kes. Jiwa
Sumber: data Sub.Bag.TU KKP Kupang 2017
Tabel 6 Daftar Nama Pegawai KKP Kupang Yang Mengikuti Diklat Tahun
2016
No NAMA / NIP Pangkat/Gol Jenis Diklat
01 Marten Tameon, AmdKL / 198403262012121001 Pengatur /II c Diklat Karantina
02 Elisabeth Rosari MiiSon,SKM/199005132015032004 P enata Muda,III/a Diklat Epidemiolg
03 Indri Wahyuningsih Misnadin /199301142015032002 Penata Muda / III a Diklat Ins HSP
04 Wendelinus Tesen,SKM/197409061997031004 Penata Muda Tk ,III/b Diklat Epidemiolo
05 Jusly Lakapu,SKM.M.Epid/ 198104292003121003 Penata Muda, III/a Diklat Epidemiolo
06 Maria Lengari,AmdKL / 198310072005012002 Penata Muda , III/a Diklat Karantina
07 Kautsari Metia,AmdKL / 198505302010122001 Pengatur Tk I , II/d Diklat Karantina
08 Siti Nafisah Ginting,AmdKep/198109072005012013 Penata Muda, III/a Diklat BCLS
09 Junita Manik,SKM.M.Kes/ 197106181995032001 Penata Tk I / III d Diklat TOT HSP
10 Emanuella Gega, Amd.Kl/ Penata Tk I / II d Diklat Entomolog
11 Markus riwu , Amd.Kl / 197602022000031002 Pengatur TK I /IId Diklat Sanitasi
Sumber : data Sub.Bag TU KKP Kupang 2017
278
Tabel 7. Daftar Nama Pegawai KKP Kupang Yang Mengikuti Diklat
Tahun 2017
No NAMA / NIP Pangkat/Gol Jenis Diklat
1 Fitri Musalamah, AmK/ NIP.198606092008122002 Pengatur Tk.I, II /d Diklat BCLS/BTLS
2 Yohanna RLB Horang, Amd/197808292009122004 Pengatur Tk.I, II /d Diklat Bendahara
3 dr. Ewalda Esu Ratrigis/197404282014122001 Penata Muda Tk.I,
III/b
Diklat Flight Surgeon
4 Bernhard M. Kedoh, SKM / 198509202008011006 Penata, III/c Diklat Jabfung Epid
5 Herlin P. Pay, SKM / 199203232015032004 Penata Muda, III/a Diklat Jabfung Epid
6 Soleman Outang, SKM / 197205021994031005 Penata Muda, III/a Diklat Jabfung Epid
7 Emanuel Nama Gega, /198212172005011001 Penata Muda, III/a Diklat Barang Jasa
8 Yuwono Widyatmoko /198610132015031001 Pengatur, II/C Diklat Barang Jasa
Sumber : data Sub.Bag TU KKP Kupang 2017
Tabel 8 Daftar Nama Pegawai KKP Kupang Yang Mengikuti Diklat
Struktural ( PIM IV ) Tahun 2015 - 2016
No NAMA / NIP Pangkat/Gol Jenis Diklat
01 Hengky Y.Jezua,SKM.M.Kes
NIP 197303221994021001
Penata Muda Tk
I/IIIb
Diklat PIM IV
02 Bernadinus Darma,SKM
NIP 197905202002121004
Penata MudaTk I
/IIIb
Diklat PIM IV
Sumber : data Sub.Bag TU KKP Kupang 2017
b. KEGIATAN SURAT MENYURAT
Jumlah surat masuk dan keluar selama Tahun 2017 sebanyak 1812 buah. Laporan
bulanan kegiatan rutin KKP Kelas III Kupang ( Simkespel) dari 15 wilayah kerja
dikirim setiap bulan sebelum tanggal 05 awal bulan berikutnya
279
2. Sarana dan Prasarana
a) Unit Kerja
No Unit Kerja Jumlah
1 Kantor Induk 1
2 Wilker Pelabuhan Laut 11
3 Wilker Pelabuhan Udara 1
4 Pos Lintas Batas Darat 4
5 Pos Pelabuhan Udara 1
b) Kendaraan
No Lokasi Jumlah Kendaraan Jumlah
Roda 2 Roda 4
1 KKP Induk 3 8 11
2 Wilker Pelabuhan Laut Bolok 1 - 1
3 Pos Bandara El tari Kupang 1 1 2
4 PLBD Napan 1 - 1
5 PLBD Metamauk 1 - 1
6 PLBD Mota’ain 1 1 2
7 Wilker Pelabuhan Laut Atapupu 1 - 1
8 Wilker Pelabuhan Laut Kalabahi 1 - 1
9 Wilker Pelabuhan Laut Baa Rote 1 - 1
10 Wilker Pelabuhan Laut Lembata 1 - 1
11 Wilker Pelabuhan Laut Maumere 1 1 2
12 Wilker Pelabuhan Laut Ende - - 0
13 Wilker Pelabuhan Laut Labuan Bajo 1 1 2
14 Wilker Pelabuhan Laut Reo 1 - 1
15 Wilker Pelabuhan Laut Waingapu 1 - 1
16 Wilker Bandara Tambolaka - - 0
17 Wilker Pelabuhan Tenau 3 3 6
18 Pos Pelabuhan Laut Larantuka - - 0
TOTAL 19 15 34 Sumber : data sub bag. TU KKP Kupang 2017
280
3 Wilayah Kerja Pelayanan KKP Kupang
Tabel 9. Lokasi Pelayanan Kerja KKP Kelas Kupang 2017
No Lokasi Daerah Pelayanan
1 Wilker Tenau Dermaga Perikanan, Pelabuhan laut
Tenau, Pelra Namosain
2 Wilker Bolok Bolok, Dermaga penyebrangan
3 Pos Bandara El tari Kupang Bandara El tari
4 PLBD Napan PLBD Napan, Wini
5 PLBD Wini PLBD Wini, Pelabuhan Laut Wini
6 PLBD Metamauk PLBD Metamauk
7 PLBD Mota’ain PLBD Mota’ain
8 Wilker Atapupu Pelabuhan Atapupu
9 Wilker Kalabahi Pelabuhan Kalabahi
10 Wilker Baa Rote Pelabuhan Baa, Pantai Baru
11 Wilker Lembata Pelabuhan Lewoleba
12 Wilker Maumere Pelabuhan laut Lorenssay, Bandara
13 Pos Pelabuhan Laut
Larantuka
Pelabuhan laut Larantuka
14 Wilker Ende Pelabuhan Ende, Pelabuhan Ipi
15 Wilker Labuan Bajo Pelabuhan L. Bajo, Bandara,
Pelabuhan Komodo
16 Wilker Waingapu Pelabuhan laut Waingapu
17 Wilker Reo Pelabuhan laut Reo
18 Wilker Tambolaka Bandara Tambolaka, Pelabuhan
Waikelo Sumber: data Sub.bag.TU KKP Kupang 2017
281
BAB IV
PENUTUP
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) merupakan Unit Pelayanan Teknis (UPT)
Direktorat Jenderal Pencegahan & Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kemenkes RI
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai upaya cegah tangkal penyakit dan
berbagai faktor risiko PHEIC diperlukan dukungan,dorongan, kebijakan dan fasilitas
dalam memenuhi kebutuhan akan sumber daya guna menunjang kemajuannya dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, berdaya guna dan berhasil guna.
Dengan demikian seluruh masalah yang dihadapi segera mengambil langkah
konstruktif serta solusi pemecahan dengan pembenahan sistem, mekanisme,
administrasi dan keorganisasian secara komprehensif. Seluruh isi profil tahun 2017 ini
masih jauh dari kesempurnaan, namun diharapkan akan memberikan deskripsi yang
jelas sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjutnya guna menentukan pola kebijakan pada
setiap pengambilan keputusan dan penyusunan instrumen – instrumen KKP Kelas III
Kupang guna perbaikan dan kemajuan pada saat ini dan pengembangan pada waktu
yang akan datang.
Kupang, 30 Januari 2017
Kepala KKP Kupang
Daniel Supodo, ST, Dipl.Sc. MSc.PH
NIP.196203241984031002
TIM PENYUSUN
1. HENGKY Y JEZUA ,SKM. M.Kes
2. JUNITA MANIK, SKM.M.Kes
3. THERESIA A. R. RADA, AMD.KEP
4. JUSLY LAKAPU, SKM. M.Epid