rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian...

24
KANTOR KESEHATAN KELAS II MANADO RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK)

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

KANTOR KESEHATAN KELAS II MANADO

RENCANA AKSI KEGIATAN

(RAK)

Page 2: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesehatan Nasional adalah upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan

nasional dengan memanfaatkan sumber daya yang ada serta memperhatikan tantangan

global maupun spesifik local. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber

daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor: HK. 02.02/MENKES/52/2015 maka ditetapkanlah Renstra Kementerian Kesehatan

tahun 2015 – 2019 berdasarkan arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015 – 2019.

Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 merupakan dokumen

perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan

yang akan dilaksanakan langsung oleh Kementerian Kesehatan dalam kurun waktu 2015 –

2019. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu

Rencana Aksi Program (RAP) dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) pada setiap unit satuan

kerja, baik di tingkat pusat maupun unit pelaksana teknis sesuai dengan tugas dan fungsi

dengan tetap memperhatikan visi, misi, tujuan, nilai-nilai dan sasaran strategis Kementerian

Kesehatan.

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan menguraikan kegiatan yang

akan dilaksanakan dalam kurkun waktu 5 tahun ke depan. Dokumen ini juga dilengkapi

dengan indikator-indikator yang merupakan penjabaran lebih rinci dari indikator Program

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta perkiraan anggaran yang

dibutuhkan.

Dalam rangka memudahkan penjabaran di dalam dokumen RAK ini maka uraian

kegiatannya disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing seksi dan sub

bagian yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan Manado. Rencana Aksi tahun 2015 – 2019

menjadi acuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi cegah tangkal penyakit PHEIC

yang mungkin masuk dari negara atau daerah lain tanpa menghambat perjalanan dan

perdagangan melalui pelabuhan dan bandara.

Page 3: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

B. KONDISI UMUM, POTENSI DAN PERMASALAHAN

1. KONDISI UMUM

Tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah melaksanakan pencegahan masuk

dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,

kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,

serta pengamatan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,

bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas II Manado menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kekarantinaan

b. Pelaksanaaan pelayanan kesehatan

c. Pelaksanaan pengendalian resiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan lintas

batas darat negara.

d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan

penyakit yang muncul kembali.

e. Pelaksanaan pengamatan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia

f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang

berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional

g. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian

Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk

penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk.

h. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,

pelabuhan dan lintas batas darat negara.

i. Pelaksanaan pemberia sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat

kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan

dokumen kesehatan OMKABA impor.

j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya.

k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,

pelabuhan dan lintas batas darat negara.

l. Pelaksanaan jejaring infomasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,

pelabuhan dan lintas batas darat negara.

m. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan bandara, pelabuhan

dan lintas batas darat negara.

Page 4: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans

kesehatan pelabuhan.

o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas

batas darat negara.

p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI NO. 2348/menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Peraturan Menteri

Kesehatan No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan masuk dalam klasifikasi Kelas II yang terdiri dari:

a. Sub Bagian Tata Usaha

b. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi

c. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan

d. Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah

e. Wilayah Kerja

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Page 5: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

Adapun Struktur Organisasi dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado dapat dilihat

dalam diagram dibawah ini:

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MANADO

Pada tahun 2016 unit eselon I pada Kementerian Kesehatan RI mengalami

perubahan nomenklatur sesuai dengan Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2015

tentang Kementerian Kesehatan dimana Unit Eselon I DIrektorat Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan berubah nomenklatur menjadi

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Berdasarkan perubahan nomenklatur tersebut maka program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit mengalami perubahan kegiatan sebagai berikut:

KEPALA KANTOR

Yohanis Rapa Patari, SE., M.Kes NIP 196004011989012001

KASUBAG. TATA USAHA

NICODEMUS F.A. PONTOLULI, SST NIP 196811151989031001

KASIE. PENG. KARANTINA & SE

FIFIE F. POLAK, SKM NIP 197006221990112001

KASIE. PRL

dr. JANTJE W. TATURA NIP 196301022002121004

JABFUNG

EPIDEMIOLOGI ENTOMOLOG SANITARIAN

WILAYAH KERJA

1. Pelabuhan Laut Manado 2. Pelabuhan Laut Likupang 3. Pelabuhan Laut Siau 4. Pelabuhan Laut Tahuna 5. Pelabuhan Laut Petta 6. Pelabuhan Laut Lirung 7. Pelabuhan Laut/Bandara Melonguane 8. Pelabuhan Laut Marore 9. Pelabuhan Laut Miangas

KASIE. UKLW

dr. NOULA T. REMBET NIP 197811172009122001

Page 6: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

a. Surveilans dan Karantina Kesehatan

b. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

e. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Dalam mendukung pelaksanaan tugas pada tahun 2016 Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas II Manado telah melaksanakan program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit dengan pelaksanaan kegiatan melalui seksi-seksi dan sub

bagian sebagai berikut sebagai berikut:

a. Surveilans dan Karantina Kesehatan

Sampai dengan tahun 2018, sasaran strategis yang telah dicapai sesuai dengan

indikator kinerja kegiatan adalah:

1) Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan, meliputi:

1.1 Jumlah PHQC

1.2 Jumlah SSCEC

1.3 Jumlah SSCC

2) Persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD), KLB dan bencana

diwilayah KKP, meliputi:

2.1 Jumlah sinyal SKD KLB dan bencana yang direspon kurang dari 24 jam

2.2 Jumlah laporan sinyal yang diterima

3) Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk keluarnya penyakit,

meliputi :

3.1 Jumlah COP

3.2 Jumlah Gendec

3.4 Jumlah surveilans rutin

4) Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khuusus

5) Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan

dalm penangulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi

wabah.

6) Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan,

meliputi :

6.1 Jumlah sertifikat laik terbang

6.2 Jumalh sertifikat ijin angkut orang sakit

6.3 Jumlah sertifikat ijin angkut jenazah

6.4 Jumlah dokumen ICV

Page 7: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

7) Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

b. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

Tahun 2018 sasaran strategis yang akan dicapai sesuai dengan indikator kinerja

kegiatan adalah :

Jumlah pelabuhan, bandara/PLBD bebas vector pada wilayah perimeter dan buffer

area.

c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Tahun 2018, sasaran strategis yang telah dicapai sesuai dengan indikator kinerja

kegiatan adalah :

Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung.

d. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tahun 2018, sasaran strategis yang telah dicapai sesuai dengan indikator kinerja

kegiatan adalah :

1) Jumlah dokumen dukungan manajemen daan tugas teknis lainnya, meliputi :

1.1 RKAKL/DIPA

1.2 Laptah

1.3 Laporan Keuangan

1.4 Laporan BMN

1.5 Lakip

1.6 Profil

1.7 Proposal PNBP

1.8 Dokumen kepegawaian

1.9 E-monev Bapenas (PP39)

1.10 Laporan eksekutif bulanan

1.11 E-Monev DJA

2) Jumlah pengadaan sarana prasarana

2.1 Gedung

2.2 Alat kesehatan

3) Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

C. POTENSI

Dengan adanya perdagangan bebas maka arus globalisasi semakin meningkat

dengan terlihatnya arus lalu lintas barang dan alat angkut dari luar negeri yang masuk

ke Indonesia. Kemajuan perkembangan IPTEK juga mempengaruhi dalam

perkembangan transportasi dan telekomunikasi yang membuat ruang lingkup global

Page 8: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

semakin terjangkau dalam waktu yang sedikit. Seiring dengan keadaan ini maka

dampak negative globalisasi dalam bidang kesehatan adalah semakin mudahnya

penularan penyakit yang terjadi antar benua maupun antar negara sehingga dapat

menyebabkan munculnya penyakit-penyakit baru di wiilayah Indonesia.

Ancaman penyakit yang dari negara lain yang bisa masuk ke Indonesia antara

lain, SARS, Avian Influenza, HFMD,H1N1 new. Penyakit yang masih merupakan

masalah kemudian berkembang (Emerging Diseases) yaitu munculnya strain mikroba

baru sebagai akibat resistensi antibiotika serta perilaku masyarakat yang tidak

mendukung pola hidup sehat, antara lain (HIV/AIDS, IMS, DHF, Japanese B

Encepaitis. Penyakit yang dianggap bukan masalah lagi, saat ini muncul atau

berpotensi muncul kembali (Re-emerging Diseases) diantaranya, Pes, TBC Scrub-

typus. Penyakit-penyakit tersebut yang disebabkan oleh perubahan lingkungan dapat

menimbulkan keresahan/gangguan terhadap masyarakat Internasional (PHEIC).

Disamping penyakit-penyakit tersebut dunia juga kemungkinan terancam dengan

terjadinya bioterorisme akibat perkembangan politik dna kerusakan lingkungan yang

semakin parah.

Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai salah satu intitusi pemerintah yang

berada di garis depan dalam menjaga kedaulatan, keamanan dan keselamatan

bangsa Indonesia dari segi kesehatan masyarakat yang keberadaannya di pintu

masuk neagara perlu meningkatkan kapasitas dan kompetensinya serta

profesionalisme.

Semakin pesatnya perkembangan trasnportasi, penularan penyakit semakin

cepat. Kemungkinan terjadinya Public Health Emergency of International Concern

(PHEIC) semakin besar. Kasus yang terjadi akhir-akhir ini adalah semakin

merebaknya Mers Corona Virus dan Ebola Disease. KKP sebagai petugas kesehatan

yang berada di pintu masuk negara harus memiliki keseiapsiagaan dan kemampuan

dalam detect dan respons penyakit menular potensial wabah dan PHEIC.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas II Manado di pintu masuk negara dengan potensi yang dimiliki sebagai berikut :

a. Sumber daya Manusia

Sumber daya manusia di KKP Kelas II Manado di awal tahun 2018 berjumlah

48 orang dengan komposisi yaitu Pejabat Struktural Eselon III 1 orang dan Pejabat

Struktural Eselon IV sebanyak 4 orang. Sedangkan untuk jabatan fungsional terdiri

dari Dokter sebanyak 3 orang, Epidemiologi sebanyak 5 orang, Sanitarian

sebanyak 12 orang, perawat 9 orang, Bendahara sebanyak 2 orang, Perencana

sebanyak 1 orang, Penata Laporan Keuangan sebanyak 3 orang, Verifikator

Keuangan sebanyak 1 orang, Pengelola BMN sebanyak 1 orang, Pembuat Daftar

Page 9: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

Gaji sebanyak 1 orang, Administrasi Umum sebanyak 1 orang, dan Asisten

Apoteker sebanyak 2 orang.

b. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana yang sudah dimiliki oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

II Manado yaitu asset bergerak berupa tanah dan bangunan Gedung Kantor Induk

dan Wilayah Kerja, sedangkan asset bergerak antara yaitu kendaraan roda 4

sejumlah 12 unit dan kendaraan roda 2 sebanyak 20 unit.

KKP Manado juga sudah memiliki peralatan penunjang dalam pelaksanaan

tupoksi antara lain, ULV, Swing Fog,Mist Blower, X-Ray Portable, Chold Chain,

Kulkas Penyimpan Vaksin, Mikroskop, Thermal Scanner dan berbagai alat

kesehatan.

c. Lingkungan Kerja

Kerjasama lintas sektor juga sudah terjalin dengan baik selama ini. Kerjasama

dalam penangangan embarkasi/debarkasi jemaah haji dengan Dinas Kesehatan

Daerah Sulawesi Utara. Kerjasama di wilayah pelabuhan dan bandara juga sudah

terjalin dengan baik dan bisa terlihat dalam kerjasama penanganan lalu lintas

penumpang dan alat angkut di bandara dan pelabuhan.

Penanganan dalam masalah kesehatan juga sudah terlihat dengan rutinitas

pengawasan atas vektor, air bersih, limbah, pengawasan tempat-tempat makan,

tempat-tempat umum, pemeriksaan sampel makanan agar masyarakat di area

bandara dan pelabuhan dapat mengkonsumsi makanan yang layak dan tidak akan

menyebabkan penyakit dan tujuan akhir yang akan dicapai yaitu terciptanya

Bandara dan Pelabuhan Sehat di wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Manado.

d. Sumber Anggaran

Sumber penganggaran di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado

bersumber pada dana APBN yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA). Pada DIPA tahun anggaran 2018 satuan kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado mendapatkan anggaran sebesar Rp.

12.336.304.000 (dua belas miliard tiga ratus tiga puluh enam juta tiga ratus empat

ribu rupiah) dibandingkan dengan tahun anggaran 2017 sebesar Rp.

10.930.909.000 (sepuluh milyard Sembilan ratus tiga puluh juta Sembilan ratus

sembilan ribu rupiah)

Page 10: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

D. LINGKUNGAN STRATEGIS

1. LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL

Pertumbuhan penduduk Indonesia ditandai denga adanya window opportunity

dimana rasio ketergantungan positif yaitu jumlah penduduk usia produktif lebih banyak

daripada yang usia non-produktif yang puncaknya terjadi sekitar tahun 2030. Jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah 256.461.700 orang. Dengan laju

pertumbuhan sebesar 1,19% per tahun, maka jumlah penduduk pada tahun 2019 naik

menjadi 268.074.600 orang. Jumlah wanita usia subur akan meningkat dari tahun

2015 yang diperkirankan sebanyak 68,1 juta orang menjadi 71,2 juta orang pada tahun

2019.

Masalah penduduk miskin yang sulit erkurang akan masih menjadi masalah

penting. Secara kuantitas jumlah penduduk miskin bertambah, dan ini menyebabkan

permasalahan biaya yang harus ditanggung pemerintah bagi mereka.

Tingkat pendidikan penduduk merupakan salah satu indikator yang

menentuukan Indeks Pembangunan Manusia. Disamping kesehatan, pendidik juga

memegang porsi yang besar bagi terwujudnya kualitas SDM Indonesia.

2. LINGKUNGAN STRATEGIS REGIONAL

Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara efektif

pada tanggal 1 Januari 2016 maka akan memberikan peluang (akses pasar) sekaligus

tantangan tersendiri bagi Indonesia. Implementasi ASEAN Economic Community, yan

gmencakup liberalisasi perdagangan barang dan jasa serta investasi sektor kesehatan

perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan daya saing dari fasilitas-fasilitas

pelayana kesehatan dalam negeri. Pembenahan fasilitas-fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada baik dari segi sumber daya manusia, sarana prasarana,

peralatan, dan manajemen.

Page 11: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

3. LINGKUNGAN STRATEGIS GLOBAL

Dengan berakhirnya agenda Millennium Development Goals (MDGs), banyak

negara mengakui keberhasilan dari MDGs sebagai pendorong tindakan-tindakan

untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pembangunan masyarakat.

Dalam bidang kesehatan faktra menunjukkan bahwa individu yang sehat

memiliki kemampuan fisik dan daya piker yang lebih kuat, sehingga dapat

berkontribusi secara produktif dalam pembangunan masyarakat.

4. LINGKUNGAN STRATEGIS LOKAL

Kantor Kesehatan Pelabuhan Manado sebagai salah satu institusi yang

keberadaanya di lingkungan Bandara dan Pelabuhan sebagai pintu masuk dari suatu

negara/wilayah. Dalam melaksanakan tupoksinya maka dibutuhkan kerjasama yang

baik dengan lintas program dan lintas sektor terkait, baik dari stakeholder, masyarakat

dan mitra kerja di wiayah pelabuhan dan bandara. Dengan terciptanya keharmonisan

dan siknronisasi pelaksanaan kegiatan maka pelaksanaan tupoksi dari Kantor

Kesehatan Pelabuhan dapat tercapai dengan maksimal agar tercipat kawasan

bandara dan pelabuhan yang sehat sehingga dapat menunjang terciptanya lingkungan

yang sehat disekitar bandara dan pelabuhan.

Page 12: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

A. VISI DAN MISI

Dalam Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado tidak

ada visi dan misi. Rencana Aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado mendukung

pelaksanaan Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2015 –

2019 yang melaksanakan visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya

Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Upaya

untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaiu :

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang

kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara

hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara

maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan

kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin

diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni :

1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memebrikan rasa

aman pada seluruh warga Negara

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis dan terpercaya

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa

dalam kerangka negara kesatuan

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang

bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik

8. Melakukan revolusi karakter bangsa

Page 13: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

B. TUJUAN

Tujuan KKP Manado mendukung pencapaian tujuan Ditjen P2P yakni meningkatnya

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan secara berhasil guna dan berdaya guna

dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui:

1. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,

peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan kesehatan matra dengan hasil :

a. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon sebesar 90 % pada tahun 2019

b. Persentase alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan sebesar 100 % pada

tahun 2019

2. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang dengan

hasil :

a. Persentase bandara/pelabuhan yang melakukan pengendalian vektor terpadu

sebesar 100 % pada tahun 2019

3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung dengan

hasil :

a. Persentase bandara/pelabuhan yang melaksanakan deteksi dini penyakit menular

langsung sebesar 100 % pada tahun 2019

4. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta meningkatnya pencegahan dan

penanggulangan penyakit tidak menular dengan hasil :

a. Persentase bandara/pelabuhan yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak

menular sebesar 100 % pada tahun 2019

5. Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan dengan hasil :

a. Persentase sarana air minum di bandara/pelabuhan yang dilakukan pengawasan

sebesar 100 % pada tahun 2019

b. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) di bandara/pelabuhan yang memenuhi

syarat kesehatan sebesar 100 % pada tahun 2019

c. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di bandara/pelabuhan yang

memenuhi syarat kesehatan sebesar 100 % pada tahun 2019

d. Persentase bandara/pelabuhan sehat sebesar 100 % pada tahun 2019

Page 14: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

6. Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program

P2P dengan hasil :

a. Persentase penilaian SAKIP dengan hasil AA sebesar 100 % pada tahun 2019

b. Persentase Satker Pusat dan Daerah ditingkatkan sarana/prasarananya untuk

memenuhi standar sebesar 100 % pada tahun 2019

C. SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit masih

berpedoman pada sasaran strategis Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan dalam Rencana Aksi Program PP dan PL yang merupakan sasaran

strategis dalam Renstra Kemenkes yang disesuaikan dengan tupoksi Ditjen PP dan PL.

sasaran tersebut adalah meningkatnya pengendalian penyakit pada akhir tahun 2019 yang

ditandai dengan Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kesiapsiagaan

dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar

100%. Sedangkan sasaran strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado adalah :

a. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,

peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan kesehatan matra

b. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang

c. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit menular langsung

d. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta meningkatnya pencegahan dan

penanggulangan penyakit tidak menular

e. Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan

f. Meningkatkan dukungan majemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program

P2P

Page 15: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015 – 2019

merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK)

2005 – 2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai

oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata,

serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik

Indonesia.

Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah

meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya Umur

Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya Angka KEmatian Ibu,

menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi

pembangunan kesehatan 2005 – 2025 adalah : 1) pembangunan nasional berwawasan

kesehatan; 2) pemberdayaan masyarakat dan daerah; 3) pengembangan upaya dan

pembiayaan kesehatan; 4) pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia

kesehatan; dan 5) penanggulangan keadaan darurat kesehatan.

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN P2P

Arah kebijakan Ditjen P2P masih mengikuti arah kebijakan Ditjen PP dan PL untuk

mendukung arah Kebijakan Kementerian Kesehatan sebagai berikut :

1. Peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan penyakit

2. Peningkatan perlindungan kelompok berisiko

3. Penatalaksanaan epidemiologi kasus dan pemutusan rantai penularan

4. Pencegahan dan penanggulangan KLB/Wabah termasuk yang berdimensi internasional

5. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pencegahan dan pengendalian

penyakit

6. Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat

7. Pelayanan kesehatan jiwa

8. Peningkatan keterpaduan program promotif & preventif dalam pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan

Page 16: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

Arah kebijakan tersebut didukung melalui 10 strategi yaitu :

1. Melaksanakan review dan memperkuat aspek legal

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi

3. Elaksanakan intensifikasi, akselerasi dan inovasi program

4. Meningkatkan komptensi sumber daya manusia di bidang Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit

5. Memperkuat jejaring kerja dan kemitraan

6. Memperkuat manajemen logistic

7. Meningkatkan Surveilans dan aplikasi teknologi pendukung (SKDR)

8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pendampingan teknis

9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan program

10. Meningkatkan pengembangan teknologi preventif

Arah kebijakan dan strategi Ditjen P2P didasarkan pada arah kebijakan dan strategi

Kementerian Kesehatan yang mendukung arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana

tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 –

2019. Arah kebijakan Ditjen P2P didasarkan pada arah kebijakan Kementerian Kesehatan

mengacu pada tiga hal penting yakni :

1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)

2. Penerapan Pendekatan Berkelanjutan Pelayanan (Continuum Of Care)

3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan.

C. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KKP MANADO

1. Meningkatkan Kinerja Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi

Menurut IHR tahun 2005, Kantor Kesehatan Pelabuhan merupakan Port Health

Authority yang artinya bahwa segala urusan mengenai kesehatan di Pelabuhan dan

Bandara mejadi tanggung jawab Kantor Kesehatan Pelabuhan. Sejalan dengan IHR

tersebut salah satu fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah menyelenggarakan

pengawasan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi. Objek yang diawasi dalam

surveilans epidemiologi adalah alat angkut, barang dan orang. Dengan meningkatnya

perkembangan teknologi alat angkut memebuat jarak antar negara seolah-olah semakin

dekat karena waktu tempuh yang semakin singkat sehingga mobilisasi orang dan barang

semakin cepat melebihi masa inkubasi penyakit menular. Kondisi tersebut berpengaruh

terhadap risiko penularan penyakit secara global.

Ancaman global yang kita hadapi yaitu timbulnya kembali penyakit menular yang

sudah pernah terjadi (re-emerging disease), penyakit yang masih merupakan masalah

(Emerging disease), penyakit baru yang muncul (new emerging disease) dan

Page 17: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

kemungkinan bioterorisme. Untuk mengantisipasi masuk dan keluarnya ancaman global

tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Manado,

maka perlu adanya peningkatan kinerja kekarantinaan dan surveilans epidemiologi

dengan salah satu upaya yang dilakukan yaitu meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini

(SKD).

2. Meningkatkan Kinerja Pengendalian Risiko Lingkungan

Untuk mengantisipasi ancaman penyakit global serta permasalahan kesehatan

masyarakat yang merupakan masalah darurat yang menjadi perhatian dunia, Kantor

Kesehatan Pelabuhan Manado dituntut untuk mampu menangkal risiko kesehatan yang

mungkin masuk melalui alat angkut orang dan barang dari negara lain dengan melakukan

tindakan tanpa menghambat perjalanan dan perdagangan.

Kegiatan pengendalian risiko lingkungan merupakan salah satu upaya mencegah

penyebaran penyakit PHEIC melalui pemutusan mata rantai penularan penyakit. Upaya

pengendalian risiko lingkungan bertujuan untuk membuat wilayah pelabuhan dan alat

angkut tidak menjadi sumber penularan ataupun habitat yang subur bagi

perkembangbiakan kuman / vektor penyakit.

3. Meningkatkan Kinerja Upaya Kesehatan Lintas Wilayah

Salah satu tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Manado adalah

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terbatas di wilayah Pelabuhan dan Bandara.

Kegiatan pelayanan tersebut juga dalam rangka cegah tangkal penyakit menular dan

potensial wabah. Kegiatan pelayana kesehatan ini antara lain pelaksanaan kegiatan

matra, pelayanan vaksinasi internasional, pelayanan kegawatdaruratan, pelayanan

kesehatan haji dan poliklinik.

4. Meningkatkan Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Untuk memeperlancar kegiatan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan

Manado, perlu adanya dukungan manajemen pelaksanaan tugas dan fungsi. Dukungan

ini berupa dukungan atas dana, SDM terlatih maupun sarana prasarana penunjang

pelaksanaan kegiatan.

Sedangkan, strategi yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Manado

untuk mendukung arah kebijakan Ditjen P2P yaitu:

1. Melaksanakan Advokasi dan Sosialisasi

Melaksanakan Advokasi dan sosialisasi di Kantor Induk dan Wilayah Kerja dalam rangka

menunjang pelaksanaan tupoksi dengan stake holder dan lintas program lintas sektor.

Page 18: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

2. Memperkuat surveilans epidemiologi dan jejaring lintas program lintas sector

Dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan tupoksi pencegahan keluar masuknya

penyakit di pintu masuk negara

3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

Dilaksanakan untuk melakukan penilaian atas kinerja pelaksanaan kegiatan yang sudah

direncanakan dan melakukan evaluasi atas hambatan-hambatan yang ditemui dalam

melaksanakan kegiatan yang dimaksud

4. Meningkatkan kemampuan SDM pelaksanaan kegiatan

Dilaksanakan dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas

SDM dalam rangka pelaksanaan kegiatan sehingga dapat tercapai hasil yang maksimal

5. Meningkatkan sarana prasarana penunjang pelaksanaan kegiatan

Dilaksanakan dengan mengadakan sarana prasarana yang menunjang pelaksanaan

kegiatan yang akan dianggarkan.

Page 19: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN

A. RENCANA KINERJA

Rencana kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado dituangkan dalam

Target Kinerja yang merupakan penilaian dari pencapaian program yang diukur secara

berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019.

Target kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado sebagai berikut :

1. Sasaran : Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan kesehatan

matra dengan indikator kinerja sebagai berikut :

a. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang di respon sebesar 100 % pada

tahun 2019

b. Persentase alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan sebesar

100 % pada tahun 2019

2. Sasaran : Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber

binatang dengan indikator kinerja sebagai berikut :

a. Persentase bandara/pelabuhan yang melakukan pengendalian vektor

terpadu sebesar 100 % pada tahun 2019

3. Sasaran : menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit menular

langsung dengan indikator kinerja sebagai berikut :

a. Persentase bandara/pelabuhan yang melaksanakan deteksi dini penyakit

menular langsung sebesar 100 % pada tahun 2019

4. Sasaran : Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian serta meningkatnya

pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular dengan indikator

kinerja sebagai berikut :

a. Persentase bandara/pelabuhan yang melaksanakan kegiatan skrining

penyakit tidak menular sebesar 100 % pada tahun 2019

5. Sasaran : Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan dengan

indikator kinerja sebagai berikut :

a. Persentase saran air minum di bandara/pelabuhan yang dilakukan

pengawasan sebesar 100 % pada tahun 2019

b. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di bandara/pelabuhan

yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 100 % pada tahun 2019

c. Persentase bandara/pelabuhan sehat sebesar 100 % pada tahun 2019

6. Sasaran : Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

pada program P2P dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Page 20: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

a. Persentase penilaian SAKIP dengan hasil AA sebesar 100 % pada tahun

2019

b. Persentase Satker Pusat dan Daerah yang ditingkatkan

sarana/prasarananya untuk memenuhi standar sebesar 100 % pada

tahun 2019

Di bawah ini adalah Target Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado untuk tahun

2015 – 2019

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

Menurunkan angka kesakitan

akibat penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi,

peningkatan surveilans,

karantina kesehatan, dan

kesehatan matra

1 Persentase sinyal

kewaspadaan dini yang

direspon

90 100 100 100 100

2 Persentase alat angkut

sesuai dengan standar

kekarantinaan kesehatan

100 100 100 100 100

Meningkatnya pencegahan

dan penanggulangan penyakit

bersumber binatang

3 Persentase

bandara/pelabuhan yang

melakukan pengendalian

vektor terpadu

100 100 100 100 100

Menurunnya angka kesakitan

dan kematian akibat penyakit

menular langsung

4 Persentase

bandara/pelabuhan yang

melaksanakan deteksi dini

penyakit menular langsung

100 100 100 100 100

Menurunnya angka kesakitan

dan angka kematian serta

meningkatnya pencegahan

dan penanggulangan penyakit

tidak menular

5 Persentase

bandara/pelabuhan yang

melaksanakan kegiatan

skrining penyakit tidak

menular

100 100 100 100 100

Meningkatnya penyehatan dan

pengawasan kualitas

lingkungan

6 Persentase sarana air

minum di

bandara/pelabuhan yang

dilakukan pengawasan

60 70 80 90 100

7 Persentase Tempat-Tempat

Umum (TTU) di bandara/

pelabuhan yang memenuhi

syarat kesehatan

60 70 80 90 100

8 Persentase Tempat

Pengelolaan Makanan

80 85 90 95 100

Page 21: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

(TPM) di

bandara/pelabuhan yang

memenuhi syarat

kesehatan

9 Persentase

bandara/pelabuhan sehat

100 100 100 100 100

Meningkatnya dukungan

manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya pada

program P2P

1

0

Persentase penilaian

SAKIP dengan hasil AA

80 90 100 100 100

1

1

Persentase Satker Pusat

dan Daerah yang

ditingkatkan

sarana/prasarananya untuk

memenuhi standar

90 95 100 100 100

B. PENDANAAN KEGIATAN

Sumber pendanaan program kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado

dalam kurun waktu 5 tahun ke depan bersumber dari APBN (Rupiah Murni) dan pemanfaatan

pagu PNBP.

Total dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado tahun 2015 – 2019 adalah Rp. 61. 645.676.000,-

(enam puluh satu milyar enam ratus empat puluh lima juta enam ratus tujuh puluh enam ribu

rupiah) dengan rincian sebaga berikut :

- Tahun 2015 : Rp. 8.226.341.000

- Tahun 2016 : Rp.13.097.637.000

- Tahun 2017 : Rp. 9.180.229.000

- Tahun 2018 : Rp.13.980.651.000

- Tahun 2019 : Rp.14.451.163.000

Page 22: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

BAB V PEMANTAUAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN

A. PEMANTAUAN

Pemantauan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus terhadap

seluruh proses pada setiap kegiatan agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam

pelaksanaan kegiatan. Proses pemantauan ini dilakukan secara berkala baik bulanan,

triwulan atau semester. Pemantauan dilakukan untuk melihat tingkat kemajuan pencapaian

indikator kinerja kegiatan dan realisasi anggaran. Pemantauan dilakukan oleh setiap seksi

dan sub bagian.

B. PENILAIAN

Penilaian merupakan upaya yang dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian atau

keberhasilan penyelenggaraan kegiatan dalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap RAK

dilaksanakan minimal 1 tahun sekali, baik dalam Laporan Tahunan maupun LAKIP, dengan

cara membandingkan target dan capaian indikator kinerja yang telah disepakati dan

ditetapkan dalam RAK. Peniaian dilakukan oleh pejabat struktural masing-masing seksi dan

sub bagian

C. PELAPORAN

Pelaporan merupakan salah satu bentuk penyampaian pertanggungjawaban hasil

pelaksanaan kegiatan yang berisi progres pencapaian target indikator kinerja dengan format

pelaporan yang mengacu pada ketentuan yang berlaku baik pada unit utama maupun institusi

lain yang terkait seperti pelaporan E-Monev Bappenas dan E-Monev DJA. Pelaporan

dilakukan oleh pengelola laporan di subbag tata usah berdasarkan laporan masing-masing

seksi.

Page 23: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan

BAB VI PENUTUP

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado disusun

untuk dijadikan acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pada Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Dengan

demikian, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado mempunyai target kinerja yang telah

ditetapkan dan akan dievaluasi setiap tahunnya dan akhir periode tahun 2019 sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Jika dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada dokumen ini maka akan

dilakukan perbaikan/penyempurnaan kembali.

Manado, Juni 2018

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado

Yohanis Rapa Patari, SE., M.Kes

NIP 196607281992031001

Page 24: rencana aksi kegiatan - e-renggar.kemkes.go.id · n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan