profil -...

31
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR ENERGI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH 2019

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

PROFIL

POTENSI DAN PELUANG INVESTASISEKTOR ENERGI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI JAWA TENGAH

2019

Page 2: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya

penyusunan buku Investment Project Ready To Offer (IPRO) dan Profil Potensi

dan Peluang Investasi sektor Energi (Distribusi Energi melalui pemanfaatan Jalur

Kereta Api). Penyusunan buku ini dilatarbelakangi perlunya kebutuhan energi

yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan aktvitas

ekonomi. Energi dalam kajian ini meliputi kebutuhan (demand) dan ketersediaan

(supply) yang akan digunakan utamanya untuk mendukung sektor industri di

wilayah Jawa Tengah.

Dengan kondisi seperti di atas, berkaitan dengan Peluang Distribusi

Energi melalui Pemanfaatan Jalur Kereta Api sangat penting untuk segera

dilaksanakan. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada narasumber dari

Pemerintah Kabupaten/Kota, pihak-pihak terkait, maupun pendamping kegiatan

dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro, Semarang. Dengan harapan agar informasi ini dapat memicu

tumbuhnya industry di Provinsi Jawa Tengah.

Semarang, 2019

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI JAWA TENGAH

RATNA KAWURI, SH

Page 3: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

INVESTMENT PROJECT READY TO OFFER ( IPRO)

POTENSI DAN PELUANG

DISTRIBUSI ENERGI MELALUI PEMANFAATAN JALUR KERETA API

DI PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH

Page 4: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang berbatasan dengan

wilayah Provinsi Jawa Barat disisi barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) disisi selatan, Provinsi Jawa Timur disisi timur, dan dan Laut

Jawa disisi utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 28,94% total luas

pulau Jawa. Dan Jawa Tengah, memiliki peranan penting dalam pembangunan

skala nasional Indonesia. Letaknya yang berada di tengah Pulau

Jawa membuat Jawa Tengah menjadi titik penting yang menghubungkan

daerah-daerah di timur maupun barat Jawa melalui jalur udara, jalur laut dan jalur

daratan.

Gambar 1. Kedudukan Provinsi Jawa Tengah Pada Sistem Regional Pulau Jawa

A. KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR JALUR KERETA API

Infrastruktur Kereta Api Jawa Tengah, memiliki 131 Stasiun yang tersebar di

wilayah bagian utara, tengah dan selatan. Terdapat 77 yang aktif saat ini. Stasiun

terbagi atas 10 St.Besar, 11 St.Sedang, 115 St. Kecil. Dari seluruh stasiun yang

ada, dibawahi oleh 4 Daerah Operasional (DAOP) Kereta Api. Total panjang Rel

Kereta yaitu 1.557 Km yang terdiri dari 894 Km beroperasi dan 663 Km tidak

beroperasi. Saat ini, 42,58% dari total jalur kereta api dalam kondisi tidak

beroperasi. Rel Kereta Api khususnya di wilayah Jawa Tengah, jaringan yang

ada berbentuk melingkar (loop) dan telah mampu menghubungkan Kabupaten/

Pusat Kegiatan Nasional/ Global Pintu Gerbang Nasional

Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Jalan Arteri Primer (Pulau Jawa)

Orientasi Eksternal

Page 5: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

Kota strategis di Jawa Tengah. Pada sisi utara, jaringan rel KA menghubungkan

Kabupaten/ Kota seperti Tegal, Pekalongan, Semarang, Purwodadi, hingga

Blora. Jaringan utara ini juga menghubungkan wilayah di atas dengan Provinsi

Jawa Barat dan Jawa Timur. Untuk jaringan yang menghubungkan Utara ke

Selatan atau sebaliknya, terdapat 2 jaringan yaitu Tegal/ Cirebon – Bumiayu –

Purwokerto – Cilacap dan Semarang – Purwodadi – Solo – Yogyakarta.

Kemudian pada jaringan di selatan, terdapat lintasan dari Banjar – Kebumen –

Purworejo – Yogyakarta. Jaringan lintas selatan ini juga menghubungkan wilayah

di atas dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.

Tabel 1. Tahapan Pengembangan Jalur Kereta Api (Reaktivasi) di Jawa Tengah

Sumber: Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP. 2128 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional

Page 6: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

Gam

bar

2.

Infr

ast

ruktu

r Jalu

r K

ere

ta A

pi

Eksi

stin

g d

an R

encana (

Reakti

vasi

) di Jaw

a T

engah

ST

. T

EG

AL

ST

. PEK

ALO

NG

AN

ST

. SEM

AR

AN

G

ST

. PU

RW

OD

AD

I

ST

. SO

LO

ST

. K

EBU

MEN

ST

. C

ILA

CA

P

ST

. PU

RW

OK

ER

TO

Jalu

r K

A E

ksi

stin

g :

Jalu

r K

A R

eakti

vit

as

:

Page 7: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

B. SEBARAN INDUSTRI

Total Luas Kawasan Industri baik eksisting maupun rencana adalah sebesar ±

24.457,78 Ha dengan potensi logistic sebesar 2.514.807 TEUs/tahun. Untuk saat

ini (2018), luas lahan eksisting untuk kawasan Industri di wilayah Kendal –

Semarang sebesar ± 3.570 Ha dengan potensi logistik 885.560 TEUs/tahun.

Sementara itu, kapasitas Pelabuhan Tanjung Mas saat ini, sebesar 608.201

TEUs/tahun.

Gambar 3. Kawasan Industri Wijaya Kusuma (Semarang) dan Rencana Pengembangan KITW Technopark

C. KEBUTUHAN GAS WILAYAH JAWA TENGAH

Jawa Tengah, tahun 2012 – 2025 mengalami defisit pasokan gas bumi. Tahun

2019, nilai defisit mencapai -256 mmscfd. Hal ini mencerminkan bahwa

kebutuhan energi gas di Jawa Tengah sangat tinggi. Dari sudut pandang supply

energi gas bumi, defisit ini dipandang sebagai peluang untuk memenuhi

kebutuhan (Demand) energi gas.

D. SEBARAN INDUSTRI PADA JARINGAN KERETA API JAWA TENGAH

Industri di Provinsi Jawa Tengah, sebagian besar berada di wilayah bagian utara

yang terbentang dari Tegal hingga Rembang. Konsentrasi titik lokasi industri

tertinggi berada di wilayah Kedungsepur dengan pusatnya berada di Kota

Page 8: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

Semarang. Untuk sebaran industri di wilayah bagian tengah berada pada koridor

Banyumas, Purbalingga, Temanggung hingga Surakarta. Sedangkan disisi

selatan berada pada koridor Cilacap hingga Kebumen dengan konsentrasi

tertinggi berada di Cilacap. Berdasarkan sebaran Industri di Jawa Tengah, hanya

± 50 % dari total jumlah Industri yang berada di dekat jaringan Rel Kereta Api,

dengan radius 0 – 10 Kilometer. Sisanya berada diluar jangkauan tersebut,

namun terhubung dengan baik oleh jaringan jalan eksisting ke jaringan kereta api

terdekat.

Gambar 1 Sebaran Industri di Wilayah Jawa Tengah

E. KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR INDUSTRI DI JAWA TENGAH

Gambar 4. Sebaran Kebutuhan Energi Sektor Industri di Wilayah Jawa Tengah

KORIDOR UTARA

KORIDOR TENGAH

KORIDOR SELATAN

Cirebon

-

Rencana Ruas Transmisi

Ruas Transmisi Kepodang –

Kendal 23.9

MMSCFD

Solo-Sukoharjo-

Sragen

Salatiga-Boyolali

1.7

Magelang-DIY-Klaten

1.6 MMSCFD

Demak-Rembang

Semarang-Ungaran

7.7

Rencana Ruas

Transmisi

SEMARANG

Page 9: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

Total kebutuhan energi untuk Sektor Industri Jawa Tengah Sebesar 63

MMSCFD. Saat Ini terdapat + 115 Pelanggan Industri dengan kebutuhan volume

mencapai 23 MMSCFD yang berpotensi untuk beralih menggunakan Gas Bumi.

F. BESARAN PELUANG BERDASARKAN PENGEMBANGAN KONSEP

DISTRIBUSI ENERGI HUB AND SPOKE

Berdasarkan potensi, peluang, demand and supply gas bumi saat ini, sebaran

lokasi industri, serta ketersediaan infrastruktur dan layanan kereta api di Jawa

Tengah, maka sistem distribusi energi gas bumi melalui pemanfaatan jalur kereta

api, dapat dibangun dengan sistem HUB and SPOKE. Konsep ini memanfaatkan

jaringan rel kereta berbentuk loop, tank storage (gas) yang bersumber dari blok

cepu, pipa transmisi gresik dan supply dari luar Jawa Tengah yang diterima di

Kota Semarang.

Gambar 5 Lokasi Hub and Spoke Pada Sistem Distribusi Energi melalui

Pemanfaatan Jalur Kereta Api di Provinsi Jawa Tengah

Page 10: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

PROFIL POTENSI DAN PELUANG

INVESTASI SEKTOR ENERGI

DISTRIBUSI ENERGI MELALUI PEMANFAATAN

JALUR KERETA API

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI JAWA TENGAH 2019

Page 11: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

POTENSI DAN PELUANG DISTRIBUSI ENERGI MELALUI PEMANFAATAN JALUR KERETA API DI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN

Page 12: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

I.1. LATAR BELAKANG

Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan

penduduk dan aktvitas ekonomi. Pada satu sisi, ketersediaan energi semakin

terbatas, sehingga ada upaya untuk tidak hanya tergantung pada supply energi

yang ada selama ini, namun mulai diupayakan mencari energi alternatif baik yang

terbarukan maupun tidak terbarukan. Salah satu energi yang potensial dalam

pemanfaatannya di masa depan adalah berbasis gas. Energi dalam kajian ini

meliputi kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) yang akan digunakan

utamanya untuk mendukung sektor industri di wilayah Jawa Tengah. Jalur Kereta

Api sebagai Moda Utama digunakan untuk pendistribusian yang akan

diintegrasikan dengan moda transportasi lainnya baik darat maupun laut.

Jalur kereta api yang dimiliki oleh Jawa Tengah hampir menjangkau kota-

kota utama yang ada, berbentuk pola loop (melingkar). Jalur Pantura dan Jalur

Pansela dihubungkan oleh koridor utara-selatan di bagian barat dan bagian

timur. Di bagian tengah pantura sebagai pintu gerbang ke arah luar, baik skala

regional maupun global, proses arus melingkar ini akan berperan penting untuk

menciptakan pertumbuhan dan perkembangan wilayah yang merata di Provinsi

Jawa Tengah.

Produksi Konsumsi

Pemetaan Aset

Multiplier Effect

Pertumbuhan Ekonomi & Wilayah

JAWA TENGAH

Ketersediaan Kebutuhan Energi

DISTRIBUSI ENERGI

Angk. Jalan KERETA API Angk. Laut Angk. Udara

Jaringan Infrastruktur Pendukung

Jaringan Infrastruktur Utama

Gambar 1 Grafik Simulasi Biaya Transportasi Logistik

Page 13: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

POTENSI DAN PELUANG DISTRIBUSI ENERGI MELALUI PEMANFAATAN JALUR KERETA API DI JAWA TENGAH

II. POTENSI JAWA TENGAH

Page 14: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

II.1. POSITIONING JAWA TENGAH

Provinsi Jawa Tengah secara geografis terletak antara 50 4’ dan 80 3’ Lintang

Selatan dan antara 1080 30’ dan 1110 30’ Bujur Timur, dengan luas wilayah

32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa (1,70 persen dari luas

Indonesia). Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29

kabupaten dan 6 kota dengan Kota Semarang sebagai ibukota provinsi.

II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH

Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa Tengah terhadap PDB Nasional

II.3. LOGISTIK JAWA TENGAH

Gambar 3 Kontribusi Sektor Industri

Kontribusi sektor industri terhadap PDB Nasional, masih dominan

dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu antara 24-26%. Dari prosentasi

Page 15: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

tersebut, kontribusi Jabodetabek sebesar 65%, Jawa Tengah 4%, Jawa Timur

15%, dan sisanya diluar Pulau Jawa.

Gambar 4 Kinerja Logistik Jawa Tengah

Kinerja Logistik di Jawa Tengah, memberi kontribusi 3,6 – 4,5% (500.000

– 700.000 TEUs/tahun) terhadap Sistem Logistik Nasional. Besaran tersebut,

kurang efisien dalam sistem logistik nasional (produksi dan distribusi). Namun

begitu, dengan potensi-potensi yang ada di Jawa Tengah (sektor Industri), maka

tidak menutup kemungkinan, prosentase tersebut dapat terus meningkat.

II.4. TRANSPORTASI

Perekonomian nasional dapat diwujudkan melalui pemerataan

penyediaan sarana infrastruktur perhubungan yang memadai dan dapat

dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Penyediaan infrastruktur di Jawa

Tengah, terus dilakukan upaya peningkatan, baik infrastuktur darat, laut dan

udara.

• Kondisi Jaringan Jalan Penghubung Wilayah di Jawa Tengah

Pembangunan Tol Trans Jawa, dibutuhkan guna meningkatkan

konektivitas di Pulau Jawa yang memiliki kontribusi lebih dari 50 persen

bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, ketersediaan jalan tol

juga diarahkan untuk lebih mendorong perkembangan potensi ekonomi

lokal di sepanjang koridor tol.

II.5. INFRASTRUKTUR KERETA API

A. Kondisi Eksisting Infrastruktur Kereta Api

Infrastruktur Kereta Api Jawa Tengah, memiliki 131 Stasiun yang

tersebar di wilayah bagian utara, tengah dan selatan. Terdapat 77 yang

Page 16: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

aktif saat ini. Stasiun terbagi atas 10 St.Besar, 11 St.Sedang, 115 St.

Kecil. Dari seluruh stasiun yang ada, dibawahi oleh 4 Daerah

Operasional (DAOP) Kereta Api.

Total panjang Rel Kereta yaitu 1.557 Km yang terdiri dari 894 Km

beroperasi dan 663 Km tidak beroperasi. Saat ini, 42,58% dari total jalur

kereta api dalam kondisi tidak beroperasi. Rel Kereta Api khususnya di

wilayah Jawa Tengah, jaringan yang ada berbentuk melingkar (loop) dan

telah mampu menghubungkan Kabupaten/ Kota strategis di Jawa

Tengah. Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Republik

Indonesia Nomor KP. 2128 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk

Perkeretaapian Nasional, adapun jalur KA yang akan direaktivasi adalah

sebagai berikut:

1. Lintas Purwokerto – Wonosobo;

2. Lintas Semarang - Demak - Kudus - Pati - Juwana - Rembang -

Lasem - Jatirogo – Bojonegoro;

3. Lintas Kudus – Bakalan;

4. Lintas Kedungjati – Ambarawa; dan

5. Lintas Yogyakarta – Ambarawa.

Tabel 1 Tahapan Pengembangan Jalur Kereta Api (Reaktivasi) di Jawa Tengah

Sumber: Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

Nomor KP. 2128 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional

II.6. SEBARAN INDUSTRI

Total Luas Kawasan Industri baik eksisting maupun rencana adalah

sebesar ± 24.457,78 Ha dengan potensi logistic sebesar 2.514.807 TEUs/tahun.

Untuk saat ini (2018), luas lahan eksisting untuk kawasan Industri di wilayah

Kendal – Semarang sebesar ± 3.570 Ha dengan potensi logistik 885.560

Page 17: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

TEUs/tahun. Sementara itu, kepasitas Pelabuhan Tanjung Mas saat ini, sebesar

608.201 TEUs/tahun.

Gambar 5 Kawasan Industri Wijaya Kusuma (Semarang) dan Rencana Pengembangan KITW Technopark

Gambar 2 Sebaran In

Gambar 63 Sebaran Industri di wilayah Jawa Tengah

Page 18: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

POTENSI DAN PELUANG DISTRIBUSI ENERGI MELALUI PEMANFAATAN JALUR KERETA API DI JAWA TENGAH

III. DEMAND AND SUPPLY GAS

Page 19: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

III.1. KEBIJAKAN GAS PEMERINTAH PUSAT DI PROVINSI JAWA TENGAH

A. Pasokan (Supply) Gas Bumi

Dalam pembagian region Neraca Gas Bumi Indonesia 2018 – 2027

(Kementerian ESDM), Provinsi Jawa Tengah masuk dalam wilayah Region III.

Hingga saat ini pasokan gas bumi Region III (Jawa Tengah) hanya berasal dari

beberapa lapangan yang telah berproduksi, yaitu Lapangan Gundih, Mangkang

(North Central Java A), dan Semanggi milik PT Pertamina EP serta Lapangan

Kepodang milik Petronas Carigali Muriah Ltd. Per Januari 2017, cadangan gas

bumi untuk Region III sebesar 0.67 TSCF yang didominasi oleh PT Pertamina

EP (Pertamina EP Asset III) sebesar 0.38 dan dari PT Petronas Carigali sebesar

0.29 TSCF .

Tabel 2 Perkiraan Pasokan Gas Bumi Region III per 1 Januari 2018 (MMSCFD)

No Uraian 2018 2022

I Supply

1. PT Pertamina EP 50,00 50,00

2. Petronas Carigali Muriah 27,48

TOTAL EXISTING SUPPLY 77,48 50,00

II PROJECT SUPPLY

1. PT Pertamina EP 2,50 2,50

TOTAL PROJECT SUPPLY 2,50 2,50

TOTAL SUPPLY REGION III 79,98 52,50

Sumber: Analisis Data, 2019

Gambar 7 Supply Gas Bumi Region III

Page 20: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

B. Kebutuhan (Demand) Gas Bumi Sektor Industri

Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan gas industri di Provinsi Jawa

Tengah, dalam Neraca Gas Bumi Indonesia 2018 – 2027, dilakukan

dengan menggunakan 3 asumsi atau skenario. Berdasarkan data

eksisting kemudian mengunakan pendekatan-pendekatan yang

disimulasikan, maka kebutuhan gas industri di Provinsi Jawa Tengah

dapat diperkirakan. Ketiga skenario kebutuhan gas untuk sektor industri

adalah sebagai berikut:

1. Simulasi skenario I dengan realisasi tahun 2017 0.45 MMSCFD dan

pertumbuhan 1.1% per tahun maka besar kebutuhan gas bumi untuk

sektor industri sebesar 0.50 MMSCFD di tahun 2027.

2. Untuk skenario II, kebutuhan gas untuk sektor industri meningkat

berdasarkan kontrak.

3. Untuk skenario III, apabila rencana penggunaan gas di pabrik

semen, non-retail dan dengan pertumbuhan industri non-retail 5.5%

per tahun, maka kebutuhan industri sebesar 3.15 MMSCFD di tahun

2018 dan 210.89 MMSCFD di tahun 2027 dengan onstream-nya

Kilang Cilacap di tahun 2024 dengan kebutuhan 206 MMSCFD.

Tabel 3 Asumsi Skenario Perhitungan Demand Gas

Sektor Skenario

I I III

Industri Retail Realisasi (n-1) + 1,1% Realisasi (n-1) + 5,5% Kontrak + 5,5%

Industri Non-Retail Realisasi (n-1) + 1,1% Kontrak Kontrak + Potensial

Demand

Sumber: Analisis Data, 2019

Berdasarkan metodologi skenario I, II dan III, didapatkan skema sebagai

berikut:

1. Untuk Existing Supply Region III akan mengalami defisit supply untuk

keseluruhan skenario dari tahun 2018–2027.

2. Masuknya Project Supply di Region III tidak menambah pasokan

secara signifkan sehingga perkiraan defisit supply tidak jauh dari

exsisting supply yang ada.

Page 21: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

Dari kondisi-kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kebutuhan

gas Skenario I, II dan III, pada tahun 2018–2027 belum dapat terpenuhi oleh

pasokan yang berasal dari Region III. Diharapkan dengan tersambungnya pipa

ruas Gresik – Semarang, maka kebutuhan gas pada Region III dapat juga

dipenuhi dari supply Region IV (Jawa Bagian Timur).

Berikut perkiraan kebutuhan gas untuk Region III (Provinsi Jawa Tengah)

berdasarkan 3 skenario dari tahun 2018 – 2027.

Tabel 4 Perkiraan Kebutuhan Gas Bumi Region III per 1 Januari 2018 (MMSCFD)

Uraian

2018 2022 2027

Skenario I

Skenario II

Skenario III

Skenario I

Skenario II

Skenario III

Skenario I

Skenario II

Skenario III

Industri Retail

0,45 0,47 3,15 0,48 0,57 3,83 0,50 0,73 4,89

Industri Non-Retail

206,00

TOTAL 0,45 0,47 3,15 0,48 0,57 3,83 0,50 0,73 210,89 Sumber: Analisis Data, 2019

Gambar 8 Supply – Demand Gas Bumi Region III

Page 22: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

III.2. RENCANA PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS BUMI DI PROVINSI

JAWA TENGAH DAN SEKITARNYA

Potensi di beberapa wilayah di Jawa Tengah seperti Ungaran, Kendal,

Pati, Kudus, Demak, Yogya dan Solo dengan total kebutuhan energi setara ± 63

MMSCFD, akan dipenuhi melalui pengembangan infrastruktur pipa gas bumi

ataupun CNG. Refinery Cilacap yang saat ini menggunakan minyak bumi

sebagai bahan bakar untuk mengolah BBM, direncanakan untuk konversi ke gas

bumi, melalui LNG. Melalui konversi BBM ke gas bumi, setiap pemanfaatan 1

BBTUD gas bumi setara dengan penghematan biaya bahan bakar Industri

sebesar Rp 74 Milyar/Tahun dan Penghematan devisa sebesar Rp 121

Milyar/Tahun.

III.3. PERAN SUB HOLDING GAS PENGEMBANGAN TRANSJAWA PIPA

CIREBON - SEMARANG – GRESIK

Proyek pembangunan pipa Cirebon – Semarang – Gresik merupakan

bagian dari Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional

(RIJTDGBN) Tahun 2016 – 2030. Dengan adanya ruas pipa Cirebon – Semarang

- Gresik, maka akan dapat menghubungkan Trans Java, sehingga berdampak:

1. Pengelolaan terintegrasi Pipa Sumatera Jawa yang akan dikelola oleh

Sub Holding Gas (Integrasi pipa PGN, pipa PTG, dan Cirebon

Semarang) yang selanjutnya dapat menghubungkan wilayah di Pulau

Jawa meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Tengah.

2. Solusi integrasi Supply-Demand Sumatera – Jawa.

Gambar 9 Rencana Pipanisasi Gas Industri di Provinsi Jawa Tengah

Page 23: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

POTENSI DAN PELUANG DISTRIBUSI ENERGI MELALUI PEMANFAATAN JALUR KERETA API DI JAWA TENGAH

IV. PELUANG DISTRIBUSI ENERGI

Page 24: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

IV.1. PELUANG DI WILAYAH JAWA TENGAH

Jawa Tengah dengan potensi jaringan Infrastruktur dan sumber gas bumi

dari dalam dan luar wilayahnya, berpeluang besar menempatkan posisinya

sebagai central pasokan gas bumi untuk kebutuhan energi terutama sektor

industri baik di Jawa Tengah sendiri maupun Kabupaten/Kota provinsi tetangga

yang berbatasan langsung.

Dengan kondisi seperti di atas, berkaitan dengan Peluang Distribusi

Energi melalui Pemanfaatan Jalur Kereta Api sangat mungkin terjadi. Adapun

peluang yang ada di wilayah Jawa Tengah diantaranya sebagai berikut:

A. Infrastruktur Jaringan Kereta Api Eksisting di Jawa Tengah

Jalur Kereta Api di Jawa Tengah berbentuk melingkar (loop), dimana

hampir semua Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah bagian utara, selatan,

dan tengah telah terhubung dengan jaringan Kereta Api.

Gambar 10 Infrastruktur Jalur Kereta Api Eksisting dan Rencana Jawa Tengah

B. Sumber Pasokan Gas Bumi (Supply)

Kota Semarang, sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah akan

mendapatkan sumber pasokan (Supply) dari setidaknya 3 sumber, yaitu

meliputi Sumber Gas dari Gresik melalui Pipanisasi, Sumber Gas dari

Blok Cepu (Lokal), dan Sumber Gas dari Takisung Kalimantan melalui

Angkutan Laut.

Page 25: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

Gambar 11 Rencana Supply Energi Gas Bumi ke Wilayah Jawa Tengah

C. Kebutuhan Gas Wilayah Jawa Tengah

Jawa Tengah, tahun 2012 – 2025 mengalami defisit pasokan gas bumi.

Tahun 2019, nilai defisit mencapai -256 mmscfd. Hal ini mencerminkan

bahwa kebutuhan energi gas di Jawa Tengah sangat tinggi. Dari sudut

pandang supply energi gas bumi, defisit ini dipandang sebagai peluang

untuk memenuhi kebutuhan (Demand) energi gas.

Gambar 124 Kebutuhan Gas Bumi (Demand) Wilayah Jawa Tengah

Page 26: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

D. Sebaran Industri Pada Jaringan Kereta Api Jawa Tengah

Berdasarkan sebaran Industri di Jawa Tengah, hanya ± 50 % dari total

jumlah Industri yang berada di dekat jaringan Rel Kereta Api, dengan

radius 0 – 10 Kilometer. Sisanya berada diluar jangkauan tersebut,

namun terhubung dengan baik oleh jaringan jalan eksisting ke jaringan

kereta api terdekat.

E. Kebutuhan Energi Sektor Industri di Jawa Tengah

Total kebutuhan energi untuk Sektor Industri Jawa Tengah Sebesar 63

MMSCFD. Saat Ini terdapat + 115 Pelanggan Industri dengan kebutuhan

volume mencapai 23 MMSCFD yang berpotensi untuk beralih

menggunakan Gas Bumi.

Gambar 135 Sebaran Kebutuhan Energi Sektor Industri di Wilayah Jawa Tengah

IV.2. BESARAN PELUANG BERDASARKAN PENGEMBANGAN KONSEP

DISTRIBUSI ENERGI HUB AND SPOKE

Berdasarkan potensi, peluang, demand and supply gas bumi saat ini,

sebaran lokasi industri, serta ketersediaan infrastruktur dan layanan kereta api di

Jawa Tengah, maka sistem distribusi energi gas bumi melalui pemanfaatan jalur

kereta api, dapat dibangun dengan sistem HUB and SPOKE.

Konsep ini memanfaatkan jaringan rel kereta berbentuk loop, tank

storage (gas) yang bersumber dari blok cepu, pipa transmisi gresik dan supply

dari luar Jawa Tengah yang diterima di Kota Semarang.

Cirebon

-

Rencana Ruas Transmisi Cirebon-

Ruas Transmisi Kepodang – Tambak

Kendal 23.9

MMSCFD

Solo-Sukoharjo-

Sragen 10.9 MMSCFD

Salatiga-Boyolali

1.7 MMSCFD

Magelang-DIY-Klaten

1.6 MMSCFD

Demak-Rembang

17.2 MMSCFD Semarang-Ungaran

7.7

Rencana Ruas Transmisi Gresik-

SEMARANG

Page 27: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

Adapun untuk karakteristik antara Hub and Spoke yaitu:

1. Karakteristik HUB, meliputi:

a. Pusat Penyimpanan Utama dan Distribusi;

b. Terdapat tank storage big capacity dan dilengkapi dengan fasilitas

dry port skala besar (utama);

c. Hub berfungsi untuk menerima supply gas bumi dari sumber utama

dan selanjutnya bertindak mendistribusikan melalui kereta api dan

trucking secara langsung menuju konsumen maupun ke titik

penerimaan kedua (spoke);

2. Karakteristik SPOKE, meliputi:

a. Sub pusat distribusi, mendekati konsumen yang jauh dari lokasi hub.

b. Terdapat tank storage medium capacity dan dengan dry port

berskala sedang – kecil.

c. Spoke menerima supply gas bumi dari hub (penyimpanan utama)

melalui kereta api dan selanjutnya didistribusikan ke konsumen

melalui trucking dan kereta api bila memungkinkan.

Gambar 14 Lokasi Hub and Spoke Pada Sistem Distribusi Energi melalui

Pemanfaatan Jalur Kereta Api di Provinsi Jawa Tengah

Lokasi Hub and Spoke ditentukan sesuai dengan karakteristik dan

kedekatan dengan calon konsumen. Dengan menggunakan sistem Hub and

Spoke tersebut diatas, didapati Peluang Distribusi Energi melalui Pemanfaatan

Jalur Kereta Api dengan Sistem Layanan HUB and SPOKE yaitu:

Page 28: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

1. 33 % lokasi Industri berada pada radius 0 – 15 Kilometer dari lokasi HUB;

2. 27 % lokasi Industri berada pada radius 0 – 15 Kilometer dari lokasi

SPOKE;

3. 40 % lokasi Industri berada pada radius di atas 15 Kilometer dari lokasi

HUB and SPOKE;

Penggunaan Sistem HUB and SPOKE yang dilayani Kereta Api dan

Trucking sebagai moda distribusi ke konsumen (user), mempunyai Peluang

sebesar 60% dari Total Industri di Jawa Tengah (asumsi seluruh industri

menggunakan Gas Bumi).

HUB

HUB

HUB

SPOKE

• Kereta Api

• Trucking

SUMBER PASOKAN

GAS HUB

• Pipa Transmisi • Kapal Tanker

• Trucking KONSUMEN

HUB &

SPOKE

Gambar 15 Pola Pengangkutan Gas Bumi melalui Sistem Hub and Spoke

Page 29: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

POTENSI DAN PELUANG DISTRIBUSI ENERGI MELALUI PEMANFAATAN JALUR KERETA API DI JAWA TENGAH

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Page 30: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

V.1. KESIMPULAN

Kesimpulan Pelaksanaan Kajian Potensi dan Peluang Distribusi Energi

melalui Pemanfaatan Jalur Kereta Api di Provinsi Jawa Tengah, diantaranya:

1. Ketersediaan infrastruktur Jalur Kereta Api yang melingkar (loop)

menghubungkan sebagian besar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah;

2. Total kebutuhan energi untuk Sektor Industri Jawa Tengah sebesar 63

MMSCFD. Saat Ini terdapat + 115 Pelanggan Industri dengan kebutuhan

volume mencapai 23 MMSCFD yang berpotensi untuk beralih

menggunakan Gas Bumi.

3. Penerapan sistem Hub and Spoke dalam distribusi energi melalui

pemanfaatan jalur kerta api, dapat menjangkau industri sebagai berikut:

a. 33 % lokasi Industri pada radius 0 – 15 Kilometer dari lokasi HUB;

b. 27 % lokasi Industri pada radius 0 – 15 Kilometer dari lokasi SPOKE;

c. 40 % lokasi Industri pada radius di atas 15 Kilometer dari lokasi HUB

and SPOKE;

4. Penggunaan Sistem HUB and SPOKE yang dilayani Kereta Api dan

didukung oleh Trucking sebagai moda distribusi ke sektor industri (user),

menjadikan peluang untuk pendistribusian energi melalui pemanfaatan

jalur kereta api di Jawa Tengah sebesar 60% (asumsi seluruh industri

menggunakan Gas Bumi).

V.2. REKOMENDASI

Mendasari hasil kajian terkait potensi, peluang, demand and supply gas

bumi saat ini, sebaran lokasi industri, serta ketersediaan infrastruktur dan

layanan kereta api di jawa tengah, maka merekomendasikan sebagai berikut:

1. Pada Tahun 2020

a. Menyusun Feasibility Study Penerapan Konsep Hub and Spoke

Distribusi Energi melalui Jalur Kereta Api di Provinsi Jawa Tengah;

b. Menetapkan titik Hub and Spoke Distribusi Energi melalui Jalur

Kereta Api di Provinsi Jawa Tengah;

c. Melakukan Kordinasi dengan Pihak Penyedia Gas, Investor, PT, KAI,

dan Sinergi antar Dinas/ Instansi Pemerintah Provinsi & Daerah.

Page 31: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Energi 2… · II.2. KONDISI EKONOMI JAWA TENGAH . Gambar 2 Grafik Kontribusi PDRB Jawa

2. Pada Tahun 2021

a. Memulai Pembangunan lokasi Hub and Spoke sesuai hasil Studi

Kelayakan lokasi;

b. Optimasi Penerapan Distribusi Energi di wilayah Kedungsepur,

Petanglong, Wanarakuti & Banglor.

3. Pada Tahun 2022

a. Melaksanakan Pembangunan Hub di Brebes/ Kota Tegal;

b. Melaksanakan Pembangunan Spoke yang tersebar di wilayah Jawa

Tengah bagian selatan;

c. Optimasi Distribusi Energi di wilayah Kedungsepur, Petanglong,

Wanarakuti & Banglor.

4. Pada Tahun 2023

a. Optimasi Distribusi Energi di seluruh wilayah Jawa Tengah

b. Pemanfaatan Sistem Hub & Spoke untuk dapat diterapkan pada

Sistem Distribusi Logistik di Jawa Tengah