profil sekolah
TRANSCRIPT
109
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Untuk mengetahui sejarah singkat tentang objek di lokasi penelitian,
dalam paparan data dibahas uraian tentang temuan data yang didapat melalui
pengamatan (kondisi riil) dan atau hasil wawancara (interview) serta informasi
lainnya yang berhubungan dengan implementasi strategi contekstual teaching
and learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Uraian data
tersebut akan menggambarkan kondisi alamiah penelitian yang dilakukan.
Peneliti memfokuskan permasalahan pada implementasi strategi pembelajaran
contextual teaching and Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di sekolah:
1. SMAN 6 Kabupaten Tangerang
1. Profil Sekolah
Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SMAN 6 KABUPATEN TANGERANG
2 NPSN : 20603269
110
3 Jenjang Pendidikan : SMA
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : JL. ARIA JAYA SENTIKA NO.52
RT / RW : 1 / 5
Kode Pos : 15720
Kelurahan : Pasir Nangka
Kecamatan : Kec. Tiga raksa
Kabupaten/Kota : Kab. Tangerang
Provinsi : Prov. Banten
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -6.2471117 Lintang
106.4722733 Bujur
2. Kontak Sekolah
7 Nomor Telepon
0215990276
8 Nomor Fax 0215990276
9 Email
10 Website
http://www.sman6kabtangerang.sch.id
KEPEGAWAIAN PESERTA DIDIK SMAN 6 KABUPATEN TANGERANG
Kecamatan Kec. Panongan, Kabupaten Kab. Tangerang, Provinsi Prov. Banten Kecamatan Kec. Tiga raksa, Kabupaten Kab. Tangerang, Provinsi Prov. Banten
Tanggal Unduh: 2019-04-07 12:16:22
1. Jumlah Kepegawaian Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan total
12 28 40
111
2. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
524 725 1249
3. Jumlah Siswa BerdasarkanTingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
L P Total
Tingkat 10 188 240 428
Tingkat 12 177 262 439
Tingkat 11 159 223 382
Total 524 725 1249
4. Prasana
No Nama Prasarana Keterangan
1 Gudang Barang
2 Lapangan
3 LB
4 LIPA
5 LIPA
6 LK
7 LM
8 Majid
9 R PERPUTAKAAN
10 RBP
11 RGR
12 RKOP
13 RKS
14 RO
15 RTU
16 RUKS Tidak layak karena kurang luas ruanganya
17 RWL
18 RWL
19 RWL
20 RWL
21 RWP
112
22 X-1
23 X-10 Tidak layak karena kurang luas ruanganya
24 X-11 Tidak layak karena kurang luas ruanganya
25 X-2
26 X-3
27 X-4
28 X-5
29 X-6
30 X-7
31 X-8
32 X-9
33 X-BHS Tidak layak karena kurang luas ruanganya
34 XI-A-1
35 XI-A-2
36 XI-A-3
37 XI-A-4
38 XI-A-5
39 XI-BHS
40 XI-S-1
41 XI-S-2
42 XI-S-3
43 XI-S-4
44 XI-S-5
45 XII-A-1
46 XII-A-2
47 XII-A-3
48 XII-A-4
49 XII-A-5
50 XII-BHS
51 XII-S-1
52 XII-S-2
53 XII-S-3
54 XII-S-4
55 XII-S-5
113
2. SMAN 15 Kabupaten Tangerang
Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SMAN 15 KABUPATEN TANGERANG
2 NPSN : 20613603
3 Jenjang Pendidikan : SMA
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : JL. RAYA KORELET
RT / RW : 1 / 4
Kode Pos : 15710
Kelurahan : Ranca Kalapa
Kecamatan : Kec. Panongan
Kabupaten/Kota : Kab. Tangerang
Provinsi : Prov. Banten
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -6.2958 Lintang
106.5293 Bujur 3. Kontak Sekolah
7 Nomor Telepon : 02150120657
8 Nomor Fax : -
9 Email : [email protected]
10 Website : http://www.sman15kab.tangerang.sch.id
KEPEGAWAIAN PESERTA DIDIK SMAN 15 KABUPATEN
TANGERANG
Kecamatan Kec. Panongan, Kabupaten Kab. Tangerang, Provinsi Prov.
Banten
Tanggal Unduh: 2019-04-07 12:16:22
Pengunduh: M. TAUFIK HIDAYAT
2. Jumlah Kepegawaian Berdasarkan Jenis Kelami
Laki-laki Perempuan total
16 22 38
114
2. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
227 479 706
3. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Tingkat Pendidikan L P Total
Belum Masuk Rombel 1 0 1
Tingkat 12 98 187 285
Tingkat 11 66 135 201
Tingkat 10 62 157 219
Total 227 479 706
4. Prasana
115
1 R. Guru
2 R. Ibadah
3 R. Kepala Sekolah
4 R. Lab. Komputer 1 Dipakai Ruang kelas 12-IPA-1
5 R. Lab. Komputer 2 Di Pakai Ruang kelas 12 IPA-2
6 R. Lab. Komputer 3 Di Pakai Ruang kelas 12-IPA-3
7 R. Laboratorium IPA 1 Di pakai Ruang kelas 10-IPS-1
8 R. Laboratorium IPA 2 Di Pakai Ruang kelas 10-PS-2
9 R. Osis
10 R. Perpustakaan 1 DiPakai Ruang Kelas 10-IPA-1
11 R. Perpustakaan 2 Dipakai Ruang kelas 10-IPA-2
12 R. Tata Usaha
13 R. Teori 11
14 R. Teori 13
15 R. Teori 14
16 R. Teori 15
17 R. Teori 16
18 R. Teori 18
19 R. Teori 4
20 R. Teori 5
21 R. Teori 6
22 R. Teori 7
23 R. Teori 8
24 R. Teori 9
25 Toilet guru Laki2 & perempuan
26 Toilet siswa laki-laki
27 Toilet siswa laki-laki
28 Toilet siswa perempuan
29 Toilet siswa perempuan
No Nama Prasarana Jumlah
116
3. SMAN 18 Kabupaten Tangerang
Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SMAN 18 KABUPATEN TANGERANG
2 NPSN : 20614413
3 Jenjang Pendidikan : SMA
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : JL. RAYA PEMDA
RT / RW : 1 / 1
Kode Pos : 15720
Kelurahan : Mata Gara
Kecamatan : Kec. Tiga raksa
Kabupaten/Kota : Kab. Tangerang
Provinsi : Prov. Banten
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -6.257075 Lintang
106.487525 Bujur 3. Kontak Sekolah
7 Nomor Telepon : 0215993872
8 Nomor Fax : 0215993872
9 Email : [email protected]
10 Website : http://sman18kabtangerang.sch.id
Peserta Didik
117
SMAN 18 KABUPATEN TANGERANG Kecamatan Kec. Tiga raksa, Kabupaten Kab. Tangerang, Provinsi Prov. Banten
Tanggal Unduh: 2019-04-09 09:56:29 Pengunduh: Ahmad Amubin ([email protected])
1. Jumlah Kepegawaian Berdasarkan Jenis Kelami
Laki-laki Perempuan total
27 22 49
2. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total 306 534 840
3. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan L P Total
Tingkat 12 99 155 254
Tingkat 10 97 191 288
Tingkat 11 110 188 298
Total 306 534 840
4. Prasana
No Nama Prasarana Keterangan
1 10 IPA 1
2 10 IPA 2
3 10 IPA 3
4 10 IPA 4
5 10 IPS 2
6 10 IPS 3
7 10 IPS 4
8 11 IPA 1
9 11 IPA 2
118
10 11 IPA 3
11 11 IPS 1
12 11 IPS 2
13 12 IPA 1
14 12 IPA 2
15 12 IPA 3
16 12 IPA 4
17 12 IPS 1
18 12 IPS 2
19 12 IPS 3
20 Koperasi
21 Lab. Komputer
22 Laboratorium IPA
23 Laboratorium Kimia
24 Mushola
25 Perpustakaan
26 Ruang Guru
27 Ruang Kepala Sekolah
28 Ruang TU
29 WC Guru Laki-laki
30 WC Siswa Laki-laki
31 WC Siswa Perempuan
B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
1. Implementasi Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Contextual Teaching and Learning yang disingkat CTL merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
119
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.1
Dalam implementasi strategi Contextual Teaching and Learning siswa
akan belajar dengan baik apabila mereka terlibat aktif didalam segala kegiatan
di kelas dan kesempatan untuk menemukan sendiri. Siswa menunjukkan hasil
belajar dalam bentuk apa yang dapat mereka lakukan. Belajar ini di pandang
sebagai kegiatan intelektual untuk membangkitkan pemikiran atau wawasan
siswa agar lebih terbuka dalam pembelajaran melalui kegiatan intropeksi.
Contextual Teaching and Learning ini menekankan pada keaktifan siswa, maka
strateginya sering disebut dengan pengajaran yang berpusat pada siswa.
pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai latar
sekolah dan di luar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada
dalam dunia nyata.2 Peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta,
konsep atau prinsip bagi diri merekan sendiri, dan bukannya member ceramah
1Wawancara dengan Ibu Zonya Rubeka, wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA
NEGERI 6 Kab. Tangerang (tanggal 8 Agustus 2018 jam 09.13 WIB) 2Wawancara dengan Ibu Zonya Rubeka, wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA
NEGERI 6 Kab. Tangerang (tanggal 8 Agustus 2018 jam 09.13 WIB)
120
atau mengendalikan seluruh kegiatan di kelas. Sebagaimana diungkapkan oleh
guru-guru PAI dalam suatu kesemapatan wawancara.
Kaitan implementasi Contextual Theacing And Learning dengan
kurikulum 2013 sangat erat karena semua materi harus dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam semua kurikulum KTSP
maupun Kurikulum 2013 di upayakan menggunakkan strategi Contextual
Theacing And Learning khususnya mata pelajaran pendidikan islam. Karna,
menuntut siswa aktif dalam pembelajaran sehingga tidak pasif.
Dalam kurikulum 2013 tuntutannya yaitu saintific learning yang sangat
terakomodir dalam metode Contextual Theacing And Learning. Bahwa seluruh
hasil pembelajaran berupa perubahan sikap yang teraplikasi dalam kehidupan
sehari-hari peserta didik.3
Implementasi strategi Contextual Theacing And Learning pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang bervariasi dapat meningkatkan minat
dan antusias belajar siswa, terlebih dalam konteks ini, ketika implementasi
strategi Contextual Theacing And Learning diterapkan dengan persiapan yang
matang dari awal sampai akhir siswa akan semakin tertarik untuk lebih
semangat belajar pendidikan agama islam dan bisa berfikir kritis”. Sedangkan
3 Wawancara dengan Ibu Zonya Rubeka, wakil kepala sekolah bidang kurikulum
SMA NEGERI 6 Kab. Tangerang (tanggal 8 Agustus 2018 jam 09.13 WIB)
121
dalam KTSP lebih mengembangkan aspek pengetahuan dan kurang
mengakomodasi pendidikan karakter dan mengembangkan keterampilan siswa
sehingga membentuk siswa yang pintar namun kurang cakap dalam
mengimplementasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari
Belajar berbasis masalah (problem based learning) yaitu suatu
pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan ketrampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensi dari materi pelajaran
Belajar berbasis inquiri (inquiry based learning), yang membutuhkan
strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains yang menyediakan
kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
Menerapkan perubahan sikap terhadap anak didik sekolah memiliki
kegiatan yang mendidik dengan menjalankan shalat berjamaah dzuhur dan
melaksanakkan kegiatan yasinan pada hari jumat
Serta disetiap kegiatan belajar selalu membaca al-qur’an diutamakan
pada juzz 30. Dalam hal ini siswa yang notabenya lulusan dari pesantren lebih
mendukung aktif dalam kegiatan serta siswa yang lainnya mengikutinya sesuai
dengan arahan guru.
122
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning ini berbeda,
melakukan lebih dari sekedar menuntun siswa dalam menghubungkan konsep-
konsep pelajaran dengan konteks keadaan mereka sendiri, tetapi Contextual
Teaching and Learning juga melibatkan kemampuan siswa dalam
memunculkan kreatifitas dan tanggung jawab untuk mempengaruhi dan
membetuk konteks-konteks yang meliputi keluarga, masyarakat, tempat kerja
dan lingkungan tempat tinggal mereka.4
Dan yang paling berpengaruh ialah guru yang berkompeten bidang
agama, hanya saja secara sarana masih kurang seperti mushola yang kurang
memadai.
Juga acara tahunan seperti maulid nabi, pesantren kilat setiap bulan
puasa, dan mengadakan qurban setiap hari raya idul adha. Kegiatan tersebut
untuk mendidik atau melatih siswa dalam beramal melalui acara tersebut dan
membagikannya kepada masyarakat sekitar.5
Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk
memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat untuk menguji hasil temuan
dimana materi ditemukan oleh siswa.
4 Wawancara dengan Ibu Zonya Rubeka, wakil kepala sekolah bidang kurikulum
SMA NEGERI 6 Kab. Tangerang (tanggal 8 Agustus 2018 jam 09.13 WIB) 5 Wawancara dengan Bapak Tri Susilarto, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
SMA NEGERI 6 Kab. Tangerang ( tanggal 2 Agustus 2018 jam 12.30 WIB)
123
Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar
melalui “mengalami” bukan “menghafal”. Dalam implementasi strategi
Contextual Teaching and Learning yang bervariasi dapat meningkatkan minat
dan antusias belajar siswa
Antara materi pelajaran dengan dunia nyata terkadang sulit dipadukan,
karna dalam materi ajar pendidikan agama Islam ada materi tentang ekonomi
islam. Sedangkan pada jaman sekarang sistem ekonomi adalah konfensional.
Penerapan pembelajaran kontekstual dapat menciptakan suasana kelas
yang bermakna dan mengasikkan, sehingga mengurangi kebosanan yang di
alami oleh siswa.6
Sebelum seorang guru melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi Contextual Teaching and Learning ini seorang guru
harus membuat rencana pembelajaran dan membuat jadwal. Agar proses
pembelajaran yang dilaksanakan tidak bentrokan dengan kegiatan yang lain
dan agar guru dapat memilih materi yang dapat dilakukan dengan
menggunakan strategi ini.7
6 Wawancara dengan Bapak Dikdik Prayitno, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan SMA NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 7 Juni 2018 jam 12.24 WIB) 7 Wawancara dengan Bapak Dikdik Prayitno, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan SMA NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 7 Juni 2018 jam 12.24 WIB)
124
Kegiatan Contextual Theacing And Learning merupakan konsep belajar
yang mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
Contohnya kegiatan keagamaan memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW agar mereka dapat meneladani dan mengetahui sejarah Nabi
dan untuk selalu memperkuat Ukhuwah Islamiyah. Kegiatan selain Acara besar
Islam dalam kesehariannya pun siswa selalu melaksanakan kegiatan pengajian
setiap jumat yang dipimpin oleh guru pendidikan agama Islam.
Dalam hal bersosial pada masyarakat bila ada keluarga salah satu siswa
yang terkena musibah maka guru pendidikan agama berkeliling untuk meminta
bantuan agar bisa sedikit membantu keluarga siswa yang terkena musibah. Ini
mengajarkan bahwa sesama manusia harus saling tolong menolong dengan
cara gotong royong. Salain itu juga, pada perayaan hari raya kurban atau hari
raya I’dul Adha maka para siswa berpartisipasi dalam kegiatan belajar
berkurban. Ini juga mendidik anak untuk saling berbagi pada masyarakat
sekitar sekolah. Ini adalah hal yang positif karena siswa dapat menerapkan
125
pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah pada saat mereka berperan
dimasyarakat ataupun keluarga.8
Dalam kurikulum 2013 pasti ada menggunakkan strategi Contextual
Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan agama islam. karna
ini adalah strategi dalam pembelajaran. Dalam perbandingan kurilulum KTSP
dan Kurikulum 2013 ini implementasi strategi Contextual Theacing And
Learning pada mata pelajaran pendidikan agama islam lebih dominan karena
lebih mengedepankan metode student Center.9
Respon Kurikulum 2013 pada implementasi strategi Contextual
Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan islam ini sangat baik
sesuai dengan keadaan Student Center.
Pandangan kurikulum 2013 terhadap implementasi strategi Contextual
Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan islam sangat dapat
dipraktekan materi oleh siswa yang ada sehingga siswa mudah untuk lebih
paham dalam pembelajaran pendidikan agama islam.
2. Rancangan Pembelajaran Pendidikan Dengan Strategi Contextual
Teaching And Learning Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Islam
8 Wawancara dengan Ibu Ade Sriyani, Wakil Kepada Sekolah Bidang Kesiswaan
SMA NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB) 9 Wawancara dengan Ibu Dede bidang kesiswaan SMA Negeri 18 Kab. Tangerang
(tanggal 5 Agustus 2018 pukul 11.14 WIB).
126
Upaya melaksanakan pembelajaran dengan menggunakkan Contextual
Theacing And Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat
erat karena materi pembelajaran berkaitan dengan dalil-dalil naqli dan aqli.
Strategi Contextual Theacing And Learning sangat efektif dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Rangsangan strategi ini membuat antusias siswa dalam belajar sehingga
pembelajaran lebih aktif dan kondusif bahkan lebih kritis dalam pembelajaran.
Dampak pada siswa pun lebih semangat mempelajari pendidikan agama
Islam, dalam implementasi strategi Contextual Theacing And Learning pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam anak didik menggunakkan referensi
karena harus dengan materi ajar dan diperkuat dalam argumen mengambil dari
kehidupan sehari-hari,
Implementasi strategi Contextual Theacing And Learning sesuai dengan
semangat nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa bisa
berlatih untuk pembiasaan dalam kehidupan menedepankan adab yang ada
pada norma-norma agama.
127
Strategi Contextual Theacing And Learning sangat cocok dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam karena banyak hal dari kehidupan yang
sudah diajarkan atau dicontohkan oleh Al-Qur’an dan Hadis.
Guru pendidikan agama islam bahwa untuk melaksanakkan
menggunakkan strategi Contextual Theacing And Learning dengan cara
membiasakan anak dalam kegiatan sehari-hari menerapkan pelajaran
pendidikan agama islam di praktekkan dalam sekolah maupun masyarakat.10
Oleh karena itu, ketika pembelajaran Pendidikan Agama Islam
berlangsung guru sebagai Pendidikan Agama Islam harus bisa merangsang
materi pada anak agar mereka bisa merespon dengan baik dan antusias
sehingga belajar lebih aktif dan kritis.
Untuk bisa mengetahui respon anak dalam mempraktekkan saya bisa
menilai dari kesehariannya dikelas dari kesopanan dan tinggah lakunya lebih
baik dari kemaren. Ini penilaian positif agar mereka lebih dekat dengan
keluarga dan menerapkan materi kejujuran dan sopan santun dipraktekkan
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Dalam kesehariannya disekolah
para siswa tidak mudah berprasangka buruk terhadap temannya dan lebih bisa
menghargai pendapat teman sejawatnya.
10
Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA
NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB)
128
Untuk implementasi strategi Contextual Theacing And Learning pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat cocok karna memang dalil-
dalil al-qur’an semuanya sudah menjelaskan tentang kehidupan didunia
maupun akhirat.11
Kemudian dalam merangsang menggunakan implementasi strategi
Contextual Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam itu ketika kegiatan sehari-hari yaitu dengan mengadakan kegiatan
muhadharah pada hari jumat setelah yasinan dan shalat berjamaah dzuhur.
Meski tidak memadai musholahnya siswa untuk saling bergiliran. Kemudian
implementasi strategi Contextual Theacing And Learning ini untuk penguatan
hafalan terhadap siswa dan setelah itu siswa diminta untuk mejelaskan
kandungan ayat Al-qur’an dikaitkan kekehidupan sehari-hari.
Reaksinya siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam lebih
antusias dan mereka lebih kritis walau di luar kontek materi ajar tapi saya
selalu mengaitkan dengan materi karena dalam pembelajaran pendidikan
agama islam ada penilaian tentang :
1. Pemahaman
2. Praktek
11
Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA
NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB)
129
3. Sikap.12
Dari pemahaman dan sikap ini siswa harus mampu mengaitkan isi
materi dengan kehidupan sehari-hari. Agar siswa memahami sikap positif
dalam kehidupan sehari-hari dan menjauhkan dari prilaku yang menyimpang
seperti perbuatan tercela. Dalam penguatan pendidikan agama islam
tergantung pada anaknya tapi untuk anak di SMA 18 Kab. Tangerang
mengalami peningkatan dalam belajar agama sekitar 80 siswa yang masuk
hanya satu siswa belum bisa baca al-quran.
Pemahaman kepada anak yang bukan muslim saya libatkan dalam hal
materi budi pekerti dan alhamdulillah setelah banyak diskusi ada beberapa
siswa yang masuk muslim setelah mereka lulus.
Dengan metode toleransi, dalam pembelajaran agama saya
mempersilahkan keluar bila materinya tentang tauhid bila tentang budi pekerti
meraka wajib mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam.
Implementasi strategi Contextual Theacing And Learning untuk
mentranfer ilmu sangat cocok.
Dan untuk kelemahan implementasi strategi Contextual Theacing And
Learning tergantung pola pikir anak dan background anak dalam belajar.
Apakah mereka dari MTs atau dari SMP.13
12
Wawancara dengan bapak Amas Saefuddin, Guru Pendiidikan Agama Islam SMA
Negeri 18 Kab. Tangerang (tanggal 5 Agustus 2018 Pukul 10.24 WIB).
130
Prestasi pembelajaran dengan Implementasi strategi Contextual
Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan agama Islam lebih
aktif dalam pembelajaran di kelas.
Teknis anak agar menjalankan shalat duha ini setiap rutinitasnya
diabsen oleh ketua kelas dan pada masuk waktu shalat dzuhur wajib berjamaah
di mushola sekolah meski sarana belum memadai akan tetapi guru agama
membagi waktunya agar shalat berjamaah dzuhur bisa terlaksana dengan cara
bergantian.
Selain kegiatan wajib dalam ibadah guru agama pun mengajarkan
kepada siswa agar selalu terbiasa dengan prilaku salam,senyum, sapa agar
nilai-nilai keagaaman ini lebih melekat pada diri siswa. Dalam kegiatan shalat
berjamaah maka anak wajib mengumandangkan azan dan memimpin menjadi
imam sekaligus membaca doa. Dan pada kegiatan hari jum’at anak di tunjuk
secara bergantian untuk memimpin mengaji yasinan kemudian dilanjut dengan
kultum bagi siswa yang terkena jadwal kultum selama 10 menit atau lebih dan
kegiatan kultum ini di tunjuk langsung oleh guru agama.14
13 Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 14
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB
131
Dan pada kegiatan tahunan biasanya kami beserta sesepuh masyarakat
mengadakan kegiatan kurban yang kemudian dibagikan pada anak yatim piatu
serta pada masyarakat sekitar.
3. Prestasi Pembelajaran strategi Contextual Theacing And Learning
Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Islam
Sangat menarik dan menyenangkan karena dalam kelas lebih aktif dan
banyak anak-anak untuk memberikan kesempatan argumentasi pada materi-
materi yang diajarkan dalam pendidikan agama Islam. Sehingga anak-anak
lebih mudah untuk menyimpulkan materi ajar.
Memudahkan materi agar anak-anak lebih paham guru pendidikan
agama Islam membawa media pembelajaran seperti memaparkan materi
menggunakan infocus. Sehingga anak-anak lebih mudah untuk menyimpulkan
materi ajar.
Sehingga dalam memberikan tugas pada anak-anak lebih bisa di
kerjakkan dengan baik dan kemudian memudahkan dalam hafalan ayat al-
qur’an
Dan anak-anak dalam mengamalkan materi ajar ada organisasi siswa
yaitu rohis sehingga kegiatan keagamaan dapat berjalan seperti pengajian
132
yasinan dan shalat berjamaah untuk mempraktekan hafalan yang sudah
diberikan oleh guru.15
Dan guru pendidikan agama Islam pun sering mengaitkan materi ajar
dengan kehidupan sehari-hari kita.16
bahwa pembelajaran agama Islam sangat
menyenangkan dan dia suka dengan Pembelajaran Agama Islam.
Guru disekolah terdakang membawa leptop dan menampilkan materi
dengan memutar film yang berkaitan dengan materi pendidikan agama Islam.
Dari suka pembelajaran tersebut maka belajar pun lebih menyenangkan.
Dalam organisasi rohis yang ada disekolah sehingga kegiatan rutinitas
pengajian yang aktif pada hari jumat selalu ada.
Apalagi guru pendidikan agama Islam sering menerangkan materi ajar
pendidikan agama Islam selalu mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari
sehingga membuat diri Iqbal untuk selalu mengamalkannya setiap hari.17
Bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam disekolah saya sangat
teliti dalam belajar Untuk mengefesienkan dalam pembelajaran dikelas guru
pendidikan agama Islam selalu datang tepat waktu sehingga waktu belajar lebih
aktif.
15 Wawancara dengan Ibu Sumarni, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 6
Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB) 16
Wawancara dengan Agung, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 6 Kab. Tangerang
(tanggal 5 Agustus 2018 jam 09.22 WIB) 17
Wawancara dengan Iqbal, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 6 Kab. Tangerang (
tanggal 5 Agustus 2018 jam 09. 57 WIB).
133
Kemudian guru selalu memberi rangsangan terlebih dahulu dari materi
yang disajikan melalui pertanyaan sebelum menjelaskan dengan media infokus.
Dalam memberikan tugas yang diberikan kepada murid selalu berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
Kegiatan yang ada disekolah saya adanya pembacaan al-quran setiap
hari jumat. Guru pendidikan agama Islam selalu momotivasi kami agar
mempraktekkan pelajaran yang sudah di ajarkan dilingkungan sekolah maupun
dilingkungan keluarga. Dalam penyampaian pembelajaran pendidikan agama
Islam lebih sering menulis catatan dari hasil pembelajarana yang sudah
diterangkan. Untuk kegiatan dalam bidang keagamaan disekolah kami
diwajibkan shalat Fardhu berjamaah disekolah, bahkan diwajibkan shalat jumat
berjamaah disekolah.
Pembelajaran pendidikan agama Islam disekolah saya menggunakkan
kurikulim 2013, Tapi terkadang guru pendidikana agama Islam mempraktikan
sesuai dengan materi yang diajarkan pada saat itu.
Sehingga dalam pembelajaran wajib menghapal ayat Al-Qur’an dan
hadis yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya, menghapal
hadis tentang syaja’ah dalam kejujuran. Untuk pembelajaran pendidikan agama
Islam tidak semuanya dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari karna
disesuaikan dengan pembahasan materi yang disampaikan.
134
Untuk program kegiatan keagamaan disekolah kami, setiap pagi
sebelum pembelajaran dimulai maka kami wajib membaca surat-surat pendek
Al-Qur’an. Dan rutinitas pada hari jumat membaca surat yasin berjamaah.
Guru pendidikan agama Islam pun selalu mengingatkan untuk selalu
menjalankan materi yang sudah diajarkan dalam kehidupan seharii-hari.18
Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam berjalan dengan baik,
guru pendidikan agama Islam sering menjelaskan materi ajar yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. Meskipun tak semuanya materi ajar
menggunakan media bantu dalam belajar, kami kadang bertanya terkait dengan
kehidupan sehari-hari.
Setiap harinya kami diwajibkan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an
di kelas masing-masing. Kegiatan isro mi’raj yang setiap tahun diajarkan agar
kami selalu mengerti dan mengingat awal mulanya diperintahkan untuk shalat
fardhu.
Mengingatkan agar shalat berjamaah dimushola sekolah, dan
disarankan shalat ashar berjamaah terlebih dahulu sebelum pulang.19
Pembelajaran pendidikan agama Islam guru berjalan dengan baik. Guru
pendidikan agama Islam selalu memberitahukan tentang prilaku positif dalam
18
Wawancara dengan Sinda Cahyani, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 6 Kab.
Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 14.24 WIB). 19
Wawancara dengan Ikrima Hafizha Cahyani, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 6
Kab. Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 14.24 WIB).
135
kehidupan sehari-hari. Guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama
Islam dengan bahan ajar buku paket.
Kegiatan yang ada disekolah membaca al-quran pada setiap pagi
sebelum belajar dimulai dan menghapal ayat serta hadis. Kegiatan disekolah
dalam bidang keagamaan semuanya ada di organisasi rohis. Kami tinggal
mengikutinya saja.
Guru pendidikan agama Islam pun selalu mengarahkan agar kami selalu
berprilaku positif. Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam gurunya
sangat menyenangkan dan materi ajar yang disampaikan sangat mudah
dipahami sehingga bisa dimengerti oleh saya.
Dalam penyampaian materi guru pendidikan agama Islam tidak selalu
membawa bahan ajar tambahan.Tapi dalam kegiatan materi selalu memberikan
pertanyaan agar kami bisa menganalisa dari materi pembelajaran pendidikan
agama Islam.
Setelah pembelajaran selesai guru pendidikan agama Islam memberikan
tugas, jika kaitan materinya pada kehidupan sehari-hari maka kami diberi tugas
untuk menghapal dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan
sehari-hari guru agama Islam mewajibkan melaksanakan shalat dzuhur
136
berjamaah. Dalam nasihatnya pun agar kami selalu menjadi manusia lebih baik
dari sebelumnya.20
Kegiatan pembelajaran agama Islam berjalan dengan baik dan selalu
menerapkan pembelajaran yang tidak membosankan dan selalu memberikan
contoh-contoh prilaku akhlakul karimah.
Dalam menjelaskan terkadang memakai alat bantu pembelajaran seperti
poworpoint. Kegiatan keagamaan setiap minggu membaca al-qur’an surat
yasin bersama-sama dilapangan. Kemudian dalam kegiatan sehari disekolah
kegiatan rutinitas yaitu terkadang membaca Al-Qur’an dikelas. Dan guru
pendidikan agama Islam memberikan semangat menjalankan hidup sehari-
hari.21
Pembelajaran Contextual Theacing And Learning pada mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam yaitu mempelajari Agama Islam dengan sangat baik
karena pada dasarnya belajar keagamaan harus disukai dan diminati.
Pendidikan pendidikan agama islam mengajarkan tentang arti hidup agar lebih
berkaitan pada kehidupan sehari hari didasari dengan dalil al-qur’an maupun
hadis.
20
Wawancara dengan Novi Riyanti, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 6 Kab.
Tangerang (Tanggal 5 Oktober 2018 jam 14.24 WIB). 21
Wawancara dengan Muhammad Widho Santria, siswa kelas X IPS SMA NEGERI
6 Kab. Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 14.24 WIB).
137
Disertakan pula dengan kegiatan kelompok. Untuk kegiatan biasanya
kita di sekolah selalu ada kegiatan mengaji berjamaah dan shalat berjamaah di
mushola dan di masjid disekitar sekolah selepas istirahat kedua. Ini adalah cara
hidup sehari hari agar lebih baik dan materinya pun berkaitan denan sifat
terpuji dan persaudaraan sesama muslil.22
Meski guru jarang membawa media pembelajaran, guru selalu
memberikan sebuah pertanyaan sebelum menjelaskan materi ajar.
Pesaudaraan dalam Islam ini bukan hanya saurada sedarah tetapi ikatan
pada akidah. Bahwa, sesama manusia harus saling bersaudara. Persudaraan
bukan hanya satu akidah, tapi juga bisa bersaudara sebangsa dan setanah air.
pelajaran pendidikan agama islam berpengaruh pada kehidupan sehari-hari
agar lebih baik dan kita biasa diberi tugas hapalan dari dalil-dalil naqli dan aqli
berikut dengan hadis-hadis yang berkaitan dengan materi.
Dari kegiatan sehari-hari biasanya setiap jumat mengaji yasinan yang
dipimpin oleh guru agama dan kadang yang berdoa diberikan pada siswa untuk
memimpin. kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam cukup baik, karena
gurunya yang tegas mengajar dan mengingatkan bahwa pembelajaran agama
Islam kelak ilmu agama Islam akan dibawa kelingkungan masyarakat dan juga
diakhirat.
22
Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA
NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB)
138
Dan guru selalu memberikan arahan pada kehidupan sehari-hari kita
agar berpakaian islami dan berprilaku baik di sekolah maupun di rumah.23
Dalam penyampaian materi guru saya lebih menggunakkan interaksi dengan
siswa yang ada dikelas karna selalu menasehati menekankkan akhlak.
Untuk tugas dalam materi pembelajaran pendidikan agama Islam guru
menugaskan agar menghapal ayat dan hadis serta nama-nama Allah (asmaul
Husna) dan menerapkan dikehidupan sehari-hari.
Implementasi pendidikan agama Islam dikehidupan sehari-hari
disekolah membaca Al-Qur’an, santunan, dan shalat dzuhur berjamaah.
Guru pun menekankan agar materi pendidikan agama Islam bukan
hanya untuk dipelajari saja tetapi juga agar diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran agama Islam dalam kehidupan
nyata disekolah saya mempringati isra mi’raj, hari raya kurban, yasinan setiap
hari jumat, santunan anak yatim. Guru pendidikan agama Islam selalu
memberikan motivasi agar semangat menjalani kehidupan dengan akhlak.
Untuk tugas pendidikan agama Islam menghapal dan ulangan lisan terkait
dengan materi ajar yang sudah diajarkan. Mengaitkan kehidupan nyata dengan
materi guru pendidikan agama Islam agar bisa menggunakkan waktu dengan
23
Wawancara dengan Shafly, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 15 Kab. Tangerang (
tanggal 5 Oktober 2018 jam 13.15 WIB).
139
baik untuk belajar. Alat bantu dalam belajar sangat jarang karena pasilitas
infokus yang kurang menyebabkan kami harus bergantian dengan kelas lain.24
Guru pendidikan agama Islam pun menasehati agar dalam kehidupan
nyata agar selalu mentaati dan meneladani yang dibahas pada materi
disekolah.25
Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam disekolah berjalan
disiplin serta guru yang ngajar mudah dipahami dan siswa memperhatikan apa
yang guru jelaskan. Dalam kurikulum 2013 hampir semua pelajaran pendidikan
agama Islam mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari khususnya tentang
akhlak.
Belajar biasanya kami harus membuat tugas makalah materi pendidikan
agama Islam dan mendiskusikannya bersama kawan-kawan.
Dikehidupan sehari-hari di sekolah saya ada kegiatan infak dalam untuk
kegiatan keagamaan. Guru pendidikan menasehati agar bersungguh-sungguh
dan memahami serta mempraktekkan apa yang dijelaskan guru karena dengan
implementasi kebiasaan tersebut maka ilmu yang didapat mudah diingat.
Pembelajaran pendidikan saya sangat antusias dalam belajar agama
Islam karena mendapatkan ilmu yang baik bisa menambah wawasan.
24 Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA
NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB) 25
Wawancara dengan Adrian Maulana, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 15 Kab.
Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 13.15 WIB).
140
Pembelajaran yang dibawakan dengan jelas dengan dikuatkan dengan dalil-
dalil sehingga dalam kehidupan sehari-hari saya bisa lebih terarah dalam
kehidupan.
Hafalan serta praktek membaca al-qur’an serta menganalisa materi
yang diajarkan seperti pengertian asmaul husna dengan mengaitkan dengan
kehidupan sehari-hari. Guru pendidikan agama Islam dalam nasihatnya selalu
berbusana muslim ketika dirumah karena kalian disekolah selalu memakai
pakaian tertutup.26
Bahwa pembelajaran pendidikan islam sangat baik untuk masa depan
setelah lulus sekolah. Dalam hal pembelajaran materi guru pendidikan islam
terkadang membawa media pembelajaran dalam kelas itu tergantung materi
yang disampaikan. Setelah pembelajaran materi selesai biasanya guru
memberikan tugas kepada anak tentang apa yang sudah diajarkan. Tugas yang
biasanya diberikan itu biasanya hafalan tugas individu lainnya membuat tugas
portofolio. Adapun kegiatan keagamaan biasanya tadarusan muhadharah,
pengajian, maulid nabi dan qur’ban.27
26
Wawancara dengan Vira Ardika, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 15 Kab.
Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 13.15 WIB). 27
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB
141
Dari materi yang sudah diajarkan guru agama selalu mengaitkan kepada
kehidupan nyata agar kami selalu ingat bahwa dunia ini ada yang menciptakan
dan kita harus selalu ingat pad sang pencipta.28
Kegiatan yang ada di sekolah sebagai modal setelah lulus nanti agar
bisa berbaur dengan masyakat dibidang keagamaan.
Dalam penyampaian materi guru selalu membawa media pembelarajan
yaitu power point agar penyampaian materi lebih jelas dan kami ketika
mengerjakan tugas agar mudah dalam menjawabnya.
Untuk kegiatan harian, hari senin selalu membaca asmaul husna
sebelum upacara dan pada hari jumat wajib berjamaah di sekolah. Untuk shalat
fardhu dzuhur wajib berjamaah.29
Kaitan antara materi dengan kehidupan sehari-hari guru selalu
menyampaikan agar kami menjadi anak yang shaleh.30
Pembelajaran pendidikan agama Islam mudah dan gampang dipahami,
setiap materi mengandung ayat al-qur’an yang harus dihafal.
Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam menggunakkan alat bantu
seperti infocus untuk mengaji bersama. Untuk tugas pendidikan agama Islam
28
Wawancara dengan Ilham Bukhari, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 18 Kab.
Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 09.15 WIB). 29 Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 30
Wawancara dengan Muhammad Saiful Akbar, siswa kelas X IPS SMA NEGERI
18 Kab. Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 09.30 WIB).
142
guru memberikan PR menganalisa dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari.
Seperti menghapal ayat-ayat Al-Qur’an dan juga mempraktekkan materi ajar.
Dalam implementasi materi ajar guru menekankan agar di lakukan
dalam kehidupan sahari-hari.
Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam selalu memotivasi
untuk menjadi lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ketika
memberikan tugas materi pendidikan agama Islam agar mengaitkan dengan
kehidupan sehari-hari. Membaca Al-Qur’an adalah praktek lisan. Kegiatan
disekolah kami diberi jadwal untuk kultum setiap hari jumat setelah membaca
al-qur’an bersama-sama dilapangan dipimpin oleh guru agamanya. Di sekolah
setiap tahun adanya santunan anak yatim, setiap seminggu sekali berlatih
marawis, dan ada juga perlombaan jika acara isro mi;raj, diimplementasikan di
shalat sehar-hari agar lebih benar dalam bacaannya. Akhlak pun tidak lepas
agar selalu dipraktekkan dikehidupan nyata.31
Belajar pendidikan agama Islam sangat baik karena menyangkut hidup
agar lebih baik. Guru selalu mengajukan pertanyaan kepada kami terkait
dengan materi. Guru terkadang membawa alat jika ada materi yang harus
31
Wawancara dengan Inelda Filia, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 18 Kab.
Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 09.30 WIB).
143
dipraktekkan dikelas.Memberikan tugas dengan mengisi soal dan juga praktek
jenazah ketika materi bab sudah selesai dijelaskan.
Kegiatan kerohanian disekolah saya biasanya membaca al-qu’an
sebelum belajar dengan mambaca surat juz amm’a. Belajar pendidikan agama
Islam mengajarkan siswa lekat dalam kehidupan sehari-hari dengan
mengharuskan semua manusia wajib memiliki sifat jujur, memiliki adab dalam
kehidupan sehari-hari. Sifat tersebut dilaksanakan dalam kegiatan sekolah
misalnya membaca AL-Qur’an.
Belajar pendidikan agama Islam sangat penting dipelajari karna harus
diwajibkannya hapalan dan membaca Al-Qur’an yang bisa mendapatkan
pahala dalam kehidupan sehari-hari.32
Dengan penjelasan dengan menggunakkan alat peraga atau alat
teknologi seperti menggunakan poworpoint. Tugas pelajaran pendidikan
agama Islam mencari referensi ketika ada materi yang harus didiskusikan
kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. Kegiatan pun disekolah selain
membaca Al-Qur’an, siswa diajarkan bersosial, saling tolong menolong
(santunan anak yatim). Dalam hal ini pembelajaan kejujuran dalam kehidupan
sehar-hari wajib dimiliki siswa karna jujur adalah salah satu sifat akhlakul
32
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB
144
karimah. Guru pendidikan menekankan agar tingkah laku yang baik akan
dibawa ke kehidupan dimasyarakat nanti.
Belajar agama islam baik untuk memberikan intropeksi diri agar lebih
baik dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu sebagai muslim wajib belajar
agama sehingga dasar hukum bisa dipelajari dan di laksanakkan dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya membaca al-qur’an dan mempelajari dalil-
dalil aqli dan naqli. Hal itu semuanya untuk di implementasikan dalam
kehidupan nyata.
Guru pendidikan agama Islam hanya sering bertanya kepada murid
terkait materi yang diajarkan kemudian baru menjelaskan. Dalam hal tugas
biasanya agar menghapal dan praktek saja. Praktek biasanya dibentuk
kelompok. Misalnya praktek shalat jenazah dan untuk hapalan maju kedepan
satu persatu sesuai absen.
Dalam kaitan kehidupan sehari-hari agar menghormati kepada guru dan
saling menghormati sesama teman. Meskipun teman kita bukan seagama.
Kegiatan wajib setiap minggu membaca surat yasin pada hari jumat dilanjutkan
muhadarah atau berbicara didepan selam 7 menit. Nasihat dari bapak guru
145
pendidikan agama Islam harus saling menjaga toleransi dengan teman yang
bukan seagama karena kita sekolah untuk belajar artinya berbedaan.33
4. Keunggulan strategi Contextual Theacing And Learning Dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Keunggulan strategi Contextual Theacing And Learning lebih fokus
dan sistematis dalam pembelajaran, hanya dari kelemahannya sedikit ruang
untuk berekspresi.
Pembelajaran ini penting dalam pendidikan agama Islam sekitar 50 %
untuk mempermudah proses belajar. Sehingga guru sebagai pasilitator dalam
belajar dikelas
Ketimbang menggunakkan metode klasik yang monoton. Karenanya,
implementasi strategi Contextual Theacing And Learning lebih pada
penggunaaan logika yang dibawa pada kehidupan”.34
Faktor dukungan dari semua sarana yang ada disekolah sangatlah
penting untuk kegiatan belajar strategi Contextual Theacing And Learning
dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam.
33
Wawancara dengan Muhammad Syukron Rojak, siswa kelas X IPS SMA NEGERI
18 Kab. Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 09.30 WIB). 34
Wawancara dengan Ibu Sumarni, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 6
Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB)
146
Kelebihan impementasi strategi Contextual Theacing And Learning
adalah:
a. Adanya antusias tinggi dari siswa ketika model pembelajaran
diterapkan.
b. Siswa dapat berfikir kritis dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
c. Dari pihak sekolah sudah menyediakan media pembelajaran yang
cukup memadai.
d. Adanya persiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai.
e. Adanya media elektronik yang mendukung terkait masalah kontekstual
permasalahan di lingkungan.35
Kemudian faktor keunggulan dalam implementasi Contextual Theacing
And Learning pada mata pelajaran pendidikan agama islam yaitu
1. Memberi kemudahan belajar anak pada siswa dengan menyediakan
sarana dari belajar yang memadai
2. Agar siswa lebih kritis dalam belajar
3. Mampu menjelaskan materi ajar
4. Memberikan kesempatan anak berpendapat dalam diskusi
5. Menyimpulkan materi dengan mengaitkannya pada keseharian
35
Wawancara dengan Ibu Sumarni, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 6
Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB)
147
6. Pelajaran lebih bermakna
7. Pembelajaran lebih produktif
8. Memberikan kesempatan anak untuk mengemukkan pendapat36
Siswa agar lebih berani tampil dalam melaksanakkan kegiatan
keagamaan sekolah kami memiliki guru yang mempuni dibidang keagamaan
dan sarana yang lengkap walaupun belum 100 persen memadai. Siswa akan
belajar dengan baik apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa
yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa
terlibat dalam proses belajar di sekolah. sebagaimana oleh guru PAI juga
mengungkapkan:37
“Peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran PAI sudah mempersiapkan
diri. Bahan ajar pendidikan islam yang akan dipelajari, sudah di informasikan
guru pada proses pembelajaran yang telah lalu ada dalam buku catatan
mereka. Ini menandakan bahwa semua peserta didik sudah siap untuk
mengikuti kegiatan pemebelajaran”.38
Data tersebut diperkuat oleh hasil observasi tanggal 7 agustus 2018,
kebetulan peneliti sedang berada di lokasi penelitian dan meminjam buku tulis
36 Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA
NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB) 37 Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 38
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB)
148
PAI pada salah satu siswa, yang ternyata sebelum materi diajarkan peserta
didik sudah menyiapkan materi dengan meringkas di rumah dan sudah
membaca materi, sebelum materi yang akan diajarkan dikelas. Penyediaan
media pembelajaran yang cukup memadai, meskipun tidak begitu lengkap
tetapi bisa digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. 39
Contextual Teaching and Learning dapat diterapkan dalam kurikulum
apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam kelas cukup mudah.
Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam Contextual
Teaching and Learning adalah sebagai berikut:
a. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan mencari informasi sendiri untuk
semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4) Ciptakan
masyarakat belajar. 5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6)
39
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB
149
Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7) Lakukan penilaian yang
sebenarnya (authentic assessment) dengan berbagai cara.40
Dalam pembelajaran ini siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang
lebih tinggi secara kritis dan kreatif dapat menganalisis, membuat sintesis,
memecahkan masalah, membuat keputusan, menggunakan logika dan bukti-
bukti.
Guru atau pengamat pribadi siswa (nurturing the individual) Siswa
memelihara pribadinya yaitu mengetahui, memberi perhatian, memiliki
harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa
tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa, siswa menghormati
temannya dan juga orang dewasa.41
Guru berperan sebagai klarifikator dari pemecahan-pemecahan masalah
yang telah di pecahkan oleh siswa, sehingga siswa tetap mendapatkan
informasi yang benar walaupun guru tidak harus menjejali siswa dengan
berbagai informasi tetapi juga merasa kalau informasi yang telah mereka
peroleh mendapatkan perhatian dari guru.
Dari kedua hasil wawancara diatas diperoleh beberapa faktor
pendukung penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning yaitu:
40
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 41
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB
150
1. Adanya antusias yang tinggi dari siswa ketika implementasi strategi
Contextual Teaching and Learning diterapkan,itu terbukti ketika proses
pembelajaran berlangsung siswa sangat antusias dan terlihat semangat
mengikuti proses pambelajaran PAI.
Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh siswa:
”Dalam implementasi strategi Contextual Teaching and Learning yang
bervariasi dapat meningkatkan minat dan antusias belajar siswa, terlebih
dalam konteks ini, ketika implementasi strategi Contextual Teaching
and Learning diterapkan dengan persiapan yang matang dari awal
sampai akhir siswa akan semakin tertarik untuk lebih semangat belajar
pendidikan agama islam.”42
2. Adanya persiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai, itu terbukti
sebelum proses pembelajaran dimulai sebagian siswa sudah mempelajari
materi yang akan dipelajarinya, Sebagaimana dikatakan oleh seorang
guru :
“Anak-anak apabila memulai kegiatan pembelajaran mengucapkan
basmalah dan berdoa, mempersiapkan alat-alat belajar tanpa disuruh
oleh guru, memberitahukan kepada guru tentang Pekerjaan Rumah (PR)
yang sudah dikerjakan, bahkan di antara peserta didik sebagian besar
42
Wawancara dengan Dafa, siswa SMA NEGERI 18 Kab Tangerang (tanggal 7
Agustus 2018 jam 14.53 WIB)
151
sudah mengenal materi pembelajaran yang akan dipelajarinya. Selain
itu, peserta didik ketika ditanya kaitannya pembelajaran yang telah lalu
dengan yang akan dipelajari pada jam pelajaran tersebut, mereka
mencoba menjawabnya dengan antusias.”43
Peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran PAI sudah
mempersiapkan diri. Bahan ajar PAI yang akan dipelajari, sudah di
informasikan guru pada proses pembelajaran yang telah lalu ada dalam buku
catatan mereka. Ini menandakan bahwa semua peserta didik sudah siap untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.”44
Data tersebut diperkuat oleh observasi, pada tanggal 5 agustus 2018,
peneliti datang ke SMA kebetulan guru sedang menggunakan media yang tepat
yaitu media elektronik untuk diskusi agar memperlancar proses pembelajaran.
1. Adanya antusias yang tinggi dari siswa ketika model pembelajaran
diterapkan
2. Adanya persiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai
3. Penyediaan media pembelajaran yang cukup memadai
43
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB) 44
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB)
152
4. Adanya media cetak dan elektronik yang mendukung terkait masalah
kontekstual permasalahan di lingkungan, seperti majalah, Koran,
televise dan lain-lain
5. Terkontrolnya kegiatan instruksional guru hasil supervise kepala sekolah
yang terprogram.45
Terdapat beberapa keunggulan dari pembelajaran Contextual Teaching
and Learning diantaranya adalah:
a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil, artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan
saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi
materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,
sehingga tidak akan mudah dilupakan.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran Contextual Teaching
and Learning menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa
dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan
45
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB
153
filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami”
bukan “menghafal”.46
c. Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk
memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat untuk menguji hasil
temuan dimana materi ditemukan oleh siswa.
d. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat menciptakan suasana kelas
yang bermakna dan mengasikkan, sehingga mengurangi kebosanan
yang di alami oleh siswa.
e. Siswa lebih memiliki kompetensi baik kognitif maupun
psikomotorik.47
Terkadang siswa tidak melaksanakan tugasnya, ini sesuai dengan
apa yang diamati oleh peneliti masih banyak siswa tidak mampu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dikarenakan pada waktu
pembelajaran siswa kurang memperhatikan ketika guru menyampaikan
materi.
Tugas yang kita berikan sebenarnya tidak terlalu sulit, asalkan siswa
benar-benar mau berusaha untuk mengerjakannya, kita membuka
kesempatan seluas-luasnya untuk bertanya ketika ada permasalahan tetapi
46 Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 47
Didik Priyo Sembodo, Penerapan Model CTL dengan Strategi Inquiry
(Tulungagung: Perpustakaan IAIN, 2014), 45.
154
anak-anak tidak menyadari itu, akibatnya mereka tidak mampu
mengerjakan tugasnya, kebanyakan yang demikian adalah siswa laki-laki,
sehingga dapat disimpulkan bahwasannya ketidaksiapan siswa dalam
menjalankan tugasnya dapat mengganggu kelancaran proses
pembelajaran”.48
a. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode
Contextual Teaching and Learning Guru tidak lagi berperan sebagai
pusat informasi, tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim
yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan
yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh
tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya.
Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau
“penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah
pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari
dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk
48
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB
155
belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian
dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran
sesuai dengan apa yang diterapkan semula.49
Dengan adanya keungulan dan juga kelemahan maka guru dituntut untuk dapat
mencari solusi dari beberapa kelemahan dalam pembelajaran Contextual
Teaching and Learning, diantara cara untuk meminimalkannya adalah guru
harus senantiasa mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas yang telah
diberikan, Selain itu guru harus senantiasa memantau proses pembelajaran di
dalam kelas, dan di akhir pembelajaran guru memberikan penguatan terhadap
materi.
5. Faktor pendukung dan hambatan Implementasi Strategi pembelajaran
Contextual Teaching and Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam
a. Faktor Pendukung
Dalam implementasi strategi Contextual Teaching and Learning di
SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang faktor pendukungnya adalah sarana
dan prasarana sekolah dan selain itu faktor pendukung dari implementasi
strategi Contextual Teaching and Learning adalah tergantung pada siswa
49
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB
156
itu sendiri, karna apabila siswa itu aktif maka implementasi strategi
Contextual Teaching and Learning sangat bagus untuk dilaksanakan dan
siswa yang aktif itu akan mudah termotivasi, sehingga proses pembelajaran
akan berlangsung dengan lancar50
a. Faktor Pendukung
Untuk terealisasinya tersebut faktor pendukung yaitu guru yang
mampu memotivasi siswa untuk dapat menemukan materi yang
dipelajarinya sehingga siswa dapat merekonstruksikan pengetahuan itu
menjadi pengetahuan yang bermakna. Meski ada kendala atau penghambat
yaitu siswa tidak mau belajar sendiri menemukan materi.
Untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan maka disetiap kegiatan
keagamaa guru pendidikan agama islam bekerjasama dengan rohis untuk
membuat perlombaan islami pada acara maulid nabi yaitu melombakan
siswa tilawatul qur’an, pidato, kaligrafi, lomba azan, dan karya ilmiah
tentang keagamaan.dari kegitan perlombaan pad siswa maka selaku guru
agama mengajarkan pada mereka bahwa pembelajaran materi keagamaan
50
Wawancara dengan Ibu Sumarni, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 6
Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB)
157
bukan hanya disekolah saja. Akan tetapi, sebagai modal dalam kehidupan
nyata setelah mereka terjun pada masyarakat.51
Di sekolah ini, kami juga menyediakan media pembelajaran yang
bisa digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Semuanya itu sudah
disiapkan oleh lembaga dengan fasilitas yang nyaman yang dilengkapi
dengan media yang dibawa kedalam kelas, meski belum terpenuhi
100%”.52
Untuk faktor pendukung yang paling utama dalam penerapan
Contextual Teaching and Learning itu adalah sarana dan prasarana sekolah
itu sendiri, selain itu dana juga sangat penting dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan strategi Contextual Teaching and Learning karena
apabila dana tidak ada maka kita akan kesulitan untuk mengadakan proses
pembelajaran diluar kelas. Untuk faktor pendukung implementasi strategi
Contextual Teaching and Learning itu antara lain guru harus memahami
strategi itu. Untuk itu di SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang ini
mengadakan kegiatan pelatihan untuk guru misalnya guru diikutkan dalam
MGMP, kemudian sekolah ini juga sering mengadakan pelatihan untuk
guru dengan mengundang instruktur dan juga mengadakan Work Shop,
51
Wawancara dengan Ibu Ade Sriyani, Wakil Kepada Sekolah Bidang Kesiswaan
SMA NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB) 52
Wawancara dengan ibu Dede, wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA
NEGERI 18 Kab. Tangerang (tanggal 8 Agustus 2018 jam 09.13 WIB)
158
dengan kegiatan tersebut guru dapat menguasai dan tidak mengalami dalam
menerapkan sebuah strategi pembelajaran. Dan selain itu sarana prasarana
juga sangat mendukung di SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang ini sudah
tersedia fasilitas pendukung mata pelajaran PAI.53
Untuk kegiatan selanjutnya ibadah shalat jum’at disekolah insya Allah
akan diadakan disekolah tahun ini karna memang jarak masjid jauh dari
lingkungan sekolah. Pihak sekolah akan berkoordinasi/ijin kepada tokoh
masyarakat sekitar Kegiatan dalam memahami implementasi strategi
Contextual Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan islam
pada jam pertama sebelum jam belajar di mulai siswa wajib membaca al-
qur’an dikelas sekitar 10 menit hingga ini menjadi pembiasaan siswa untuk
selalu membaca al-qur’an. Pada jam istirahat pertama siswa di anjurkan untuk
shalat dhuha di mushola sekolah dan ini menjadi kegiatan dari kesiswaan.54
Bagi anak yang kurang memiliki kreatifitas, bisa menjadi beban
terhadap tugas yang diberikan.
b. Faktor Hambatan
Terkadang ada beberapa guru pada saat mengajar itu terkesan
kurang persiapan, hal ini dapat dilihat dari cara beliau mengajar, biasanya
53
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 54
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB
159
mereka menggunakan strategi pembelajaran itu-itu saja dan tidak
bervariasi, akibatnya siswa menjadi kurang menarik disaat proses
pembelajarannya”. Adapun kelemahannya kurangnya pasilitas dalam
praktek pembelajaran PAI.
Dari hasil wawancara dan observasi diatas dapat disimpulkan
bahwa Hambatan Menurut guru PAI mengatakan bahwa:
“dalam implementasi strategi Contextual Teaching and Learning
hambatan antara lain: 1) antara materi pelajaran dengan dunia nyata
terkadang sulit dipadukan, dan 2) jumlah jam pelajaran yang terbatas
sehingga kesulitan membawa siswa untuk langsung kelapangan”.55
Menurut Waka Kurikulum mengatakan:
“dalam implementasi strategi Contextual Teaching and Learning tidak bisa
sewaktu-waktu langsung digunakan harus di jadwal terlebih dahulu,
sehingga kasusnya dalam implementasi strategi Contextual Teaching and
Learning yang terjadi adalah adanya bentrokan dengan jadwal yang lain
dan meminta ijin meminta waktu guru lain untuk jamnya di pakai.56
Penerapan pembelajaran CTL yaitu: Adanya sebagian guru yang
menggunakan strategi pembelajaran, strategi pembelajaran yang monoton
55
Wawancara dengan Ibu Sumarni, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 15
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB) 56
Wawancara dengan Ibu Zoya, wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA
NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB)
160
dengan persiapan yang kurang matang, hal ini terbukti ketika peneliti
mengamati proses pembelajaran dikelas yang lain masih banyak guru yang
menggunakan metode ceramah saja.
Dalam implementasi Contextual Theacing And Learning pada mata
pelajaran pendidikan agama islam yaitu
1. Sebagian guru menggunakan model pembelajaran yang monoton
dengan persiapan kurang matang
2. Kurangnya saran untuk kegiatan keagamaan.57
Untuk hambatan implementasi strategi Contextual Theacing And
Learning pada mata pelajaran pendidikan agama islam ada rasa khawatir
pada anggota kelompok akan hilang karakter siswa karena harus menyesuaikan
dengan kelompok. Oleh karena itu, implementasi strategi Untuk keunggulan
implementasi strategi Contextual Theacing And Learning pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam agar anak bisa memahami materi dan mengaitkannya
pada pengalaman hidup mereka agar saling mengetahui sama lain tentang
karakter satu sama lain.
Adapun berbedaan pengajaran klasik dan implementasi strategi
Contextual Theacing And Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama
57
Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA
NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB)
161
Islam dari penilaian pun sudah bisa melihat berubahan sikap dan kecerdasaan
anak kita bisa melihat potensi anak setiap pengajaran berlangsung.
Dari hasil wawancara dan observasi hambatan-hambatan penerapan
pembelajaran Contextual Teaching and Learning yaitu:
1. Sebagian guru masih menggunakan strategi pembelajaran yang
monoton dengan persiapan yang kurang matang dan itu juga membuat
pelajaran kurang kondusif.
2. Waktu sangat terbatas untuk melakukan tindak lanjut pelajaran yang
sudah disampaikan.
3. Siswa kadang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik kadang malas-
malasan untuk mengerjakan tugas yang disampaikan oleh guru.
4. Bagi anak yang kurang memiliki kreatifitas, bisa menjadi beban
terhadap tugas yang akan diberikan, ini juga akan bisa menjadi kendala
pada implementasi strategi Contextual Teaching and Learning dalam
hal menemukan pokok permasalahan materi pelajarannya.
5. Di perlukan waktu yang cukup lama dalam penerapan model
Contextual Teaching and Learning, jika guru tidak dapat
mengendalikan kelas maka akan tercipta kelas yang kurang kondusif.58
58
Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18
Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB
162
Hambatan hanya semangat siswa yang kadang menurun. oleh
karenanya, saya harus bisa menyemangati anak agar lebih aktif dan
pendukungnya sebagai guru yang harus lebih memahami keadaan siswa agar
lebih aktif di kelas.
Dan hambatan dalam implementasi strategi Contextual Theacing And
Learning pada mata pelajaran pendidikan agama islam tidak semua materi
bisa mengimplementasikan strategi Contextual Theacing And Learning. Akan
tetapi Data tersebut diperkuat oleh hasil observasi tanggal 5 Agustus 2018,
kebetulan peneliti sedang berada di lokasi penelitian dan meminjam buku tulis
PAI pada salah satu siswa, yang ternyata sebelum materi di ajarkan peserta
didik sudah menyiapkan materi yaitu meringkas di rumah, sebelum materi
yang diajarkan di kelas.
Penyediaan media pembelajaran yang cukup memadai, meskipun
tidak begitu lengkap tetapi bisa digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran.
163
C. ANALISIS HASIL PENELITIAN
Analisis hasil pembelajaran menggunakan strategi Contextual Teaching
and Learning ada beberapa metode yang dapat di gunakan dalam proses
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yaitu suatu
pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan ketrampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensi dari materi pelajaran.
Pengajaran autentik (authentic instruction), yaitu pendekatan
pengajaran yang menekankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna. Ia
mengembangkan keterampilan berfikir dan pemecahan masalah yang penting
dalam kehidupan nyata.
Belajar berbasis inquiri (inquiry based learning), yang membutuhkan
strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains yang menyediakan
kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
Belajar berbasis proyek atau tugas terstruktur (project based learning)
yang membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif dimana
lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat melakukan
164
penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu
topik mata pelajaran.
Belajar berbasis kerja (work based learning) yang memerlukan suatu
pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks
tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan
bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali di tempat kerja.
Belajar jasa layanan (service learning) yang memerlukan penggunaan
metodologi pengajaran yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat
dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa layanan
tersebut.
Belajar kooperatif (cooperative learning) yang memerlukan pendekatan
pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.
Dengan penekanan di atas, siswa belajar benar-benar diawali dengan
pengetahuan, pengalaman, dan konteks keseharian di kelas dan selanjutnya
diimplementasikan dalam kehidupan keseharian mereka. Dari beberapa
strategi-strategi di atas seorang guru dapat memodifikasi nya agar tepat dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Hasil Penelitian Data Prestasi pembelajaran Contextual Teaching And
Learning dalam pembelajaran Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pembahasan yang dimaksudkan disini adalah mengungkapkan data yang
165
diperoleh dari hasil lapangan yang sesuai dengan masalah yang ada di dalam
pembahasan tesis ini. Setelah melakukan penelitian di SMA Negeri 6
Kabupaten Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan SMA
Negeri 18 Kabupaten Tangerang dapat dikemukakan temuan penelitian sebagai
berikut:
a. Hasil rapot menjelaskan adanya tingkat kemajuan dalam belajar
FORMAT IMPORT NILAI KETERAMPILAN KELAS X-IPS-3
SMAN 6 KABUPATEN TANGERANG
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
No Nama Siswa
No.
KD
Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3
Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai
1 Agung Fendi
Pratama 4.2.2 PRTK 80 PRTF 81 PRTF 81
2 Ahsanul Hadis 4.2.2 PRTK 80 PRTF 81 PRTF 81
3 Dea Ayu Lestari 4.2.2 PRTK 81 PRTF 84 PRTF 84
4 Iqbal Firdaus 4.2.2 PRTK 81 PRTF 80 PRTF 80
5 Ikrami Hafizha
Cahyani 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
6 Jidan Ramadgan 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
7 Kharunisa Putri
Adhani 4.2.2 PRTK 81 PRTF 85 PRTF 85
8 Kinanti Putri
Pambayun 4.2.2 PRTK 81 PRTF 85 PRTF 85
9 Meyliana Uswatun
Nadliroh 4.2.2 PRTK 83 PRTF 82 PRTF 82
10 Mohammad Ridho
Satria 4.2.2 PRTK 81 PRTF 80 PRTF 80
11 Muhamad Farhan
Dhuha 4.2.2 PRTK 81 PRTF 85 PRTF 85
12 Muhamad Riansyah 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
13 Muhamad Riyan 4.2.2 PRTK 82 PRTF 83 PRTF 83
14 Muhamad Sonip 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
15 Navi Kiya Arfano 4.2.2 PRTK 81 PRTF 83 PRTF 83
166
16 Novi Riyanti 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
17 Regita Rizki
Rahayu 4.2.2 PRTK 84 PRTF 85 PRTF 85
18 Riska Septiany
Putri 4.2.2 PRTK 81 PRTF 82 PRTF 82
19 Rivanda Puspitasari 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
20 Sindi Cahyani 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
21 Singgih Habibie
Ramadhan 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
22 Siti Nurhasanah 4.2.2 PRTK 81 PRTF 80 PRTF 80
23 Siti Nuruddiniyah 4.2.2 PRTK 81 PRTF 84 PRTF 84
24 Siti Padilah 4.2.2 PRTK 81 PRTF 83 PRTF 83
25 Siti
Sobibaturrohmah 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
26 Salsabila Febri 4.2.2 PRTK 81 PRTF 82 PRTF 82
27 Wirda Soleha 4.2.2 PRTK 81 PRTF 83 PRTF 83
FORMAT IMPORT NILAI PENGETAHUAN KELAS X-IPS-3
SMAN 6 KABUPATEN TANGERANG
Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
No Nama Siswa
No.
KD
Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3
Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai
1 Agung Fendi Pratama 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 81
2 Ahsanul Hadis 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 81
3 Dea Ayu Lestari 3.1 TLS 84 LSN 82 TGS 81
4 Iqbal Firdaus 3.1 TLS 80 LSN 82 TGS 81
5 Ikrami Hafizha Cahyani 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 81
6 Jidan Ramadgan 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
7 Kharunisa Putri Adhani 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 81
8 Kinanti Putri Pambayun 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 81
9 Meyliana Uswatun
Nadliroh 3.1 TLS 82 LSN 83 TGS 81
10 Mohammad Ridho Satria 3.1 TLS 80 LSN 81 TGS 80
11 Muhamad Farhan Dhuha 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 80
12 Muhamad Riansyah 3.1 TLS 80 LSN 82 TGS 80
167
13 Muhamad Riyan 3.1 TLS 83 LSN 82 TGS 80
14 Muhamad Sonip 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
15 Navi Kiya Arfano 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 80
16 Novi Riyanti 3.1 TLS 80 LSN 81 TGS 81
17 Regita Rizki Rahayu 3.1 TLS 85 LSN 84 TGS 81
18 Riska Septiany Putri 3.1 TLS 82 LSN 81 TGS 80
19 Rivanda Puspitasari 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
20 Sindi Cahyani 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
21 Singgih Habibie
Ramadhan 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
22 Siti Nurhasanah 3.1 TLS 80 LSN 81 TGS 80
23 Siti Nuruddiniyah 3.1 TLS 84 LSN 81 TGS 80
24 Siti Padilah 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 80
25 Siti Sobibaturrohmah 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
26 Salsabila Febri 3.1 TLS 82 LSN 81 TGS 80
27 Wirda Soleha 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 81
Dokumen Rapot SMA Negeri 6 Kab. Tangerang
FORMAT IMPORT NILAI KETERAMPILAN KELAS X-IPS-2
SMAN 15 KABUPATEN TANGERANG
Mata Pelajaran :Pendidikan Agama Islam
No Nama Siswa No.
KD
Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3
Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai
1 Adisty Cahyani 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
2 Ahmad Maulana 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
3 Alif Fajar Ramadhan 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 84
4 Adrian Maulana 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 80
5 Anggietia
Purnamasari 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
6 Anisa Az Zahra 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
7 Apriandika Salova 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 85
8 Apryan Nurfauzi 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 85
9 Badriah Nurul
Syafitri 4.2.2 PRTK 80 PRJK 83 PRTF 82
168
10 Candra Anggara 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 80
11 Dafa 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 85
12 Dian Tiara Devi 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
13 Eka Apriliyanti 4.2.2 PRTK 80 PRJK 82 PRTF 83
14 Hana Sulistiana 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
15 Hasna Jihan
Kamiliya Salsabil 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 83
16 Himayah Mardiyah 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
17 Indraswari Kumolo
Ratri 4.2.2 PRTK 80 PRJK 84 PRTF 85
18 Isni Khaerunnisa 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 82
19 Kurnia Happy
Resmiaji 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
20 Lilis Kurniasih 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
21 Meli Susanti 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
22 Muhamad Rizki
Haikal 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 80
23 Muhamad Tisna
Maulana 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 84
24 Muhammad Bagus
Rafli Aria 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 83
25 Muhammad Faichal 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
26 Munawaroh 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 82
27 Sarifah Alawiyah 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 80
28 Serly Firmasyah 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 82
29 Sifa Fauziah 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 83
30 Siti Hamdiah 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 83
31 Siti Rosdiana 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 85
32 Syfa Choirunnisa 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
33 Yunita Amanda 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80
169
FORMAT IMPORT NILAI PENGETAHUAN KELAS X-IPS-2 SMAN 15
KABUPATEN TANGERANG
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
No Nama Siswa No.
KD
Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3
Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai
1 Adisty Cahyani 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80
2 Ahmad Maulana 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80
3 Alif Fajar
Ramadhan 3.1 TLS 84 LSN 81 TGS 80
4 Adrian Maulana 3.1 TLS 80 LSN 81 TGS 80
5 Anggietia
Purnamasari 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80
6 Anisa Az Zahra 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80
7 Apriandika Salova 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 80
8 Apryan Nurfauzi 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 80
9 Badriah Nurul
Syafitri 3.1 TLS 82 LSN 83 TGS 80
10 Candra Anggara 3.1 TLS 80 LSN 81 TGS 80
11 Dafa 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 80
12 Dian Tiara Devi 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
13 Eka Apriliyanti 3.1 TLS 83 LSN 82 TGS 80
14 Hana Sulistiana 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
15 Hasna Jihan
Kamiliya Salsabil 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 80
16 Himayah Mardiyah 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80
17 Indraswari Kumolo
Ratri 3.1 TLS 85 LSN 84 TGS 80
18 Isni Khaerunnisa 3.1 TLS 82 LSN 81 TGS 80
19 Kurnia Happy
Resmiaji 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
20 Lilis Kurniasih 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
21 Meli Susanti 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80
22 Muhamad Rizki
Haikal 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 80
23 Muhamad Tisna
Maulana 3.1 TLS 84 LSN 81 TGS 80
170
24 Muhammad Bagus
Rafli Aria 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 80
25 Muhammad Faichal 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80
26 Munawaroh 3.1 TLS 82 LSN 81 TGS 80
27 Sarifah Alawiyah 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 80
28 Serly Firmasyah 3.1 TLS 82 LSN 81 TGS 80
29 Sifa Fauziah 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 80
30 Siti Hamdiah 3.1 TLS 83 LSN 81 81 81
31 Siti Rosdiana 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 80
32 Syfa Choirunnisa 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 80
33 Yunita Amanda 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 80
Dokumen Rapot SMA Negeri 15 Kab. Tangerang
FORMAT IMPORT NILAI KETERAMPILAN KELAS X-IPS-1 SMAN 18
KABUPATEN TANGERANG
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
No Nama Siswa No.
KD
Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3
Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai
1 Alfiani Fatimah Azahro 4.2.2 PRTK 82 PRTF 81 PRTF 80
2 Alifiya Alzahwa 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
3 Amelia Putri Budiawati 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
4 Andhika Putra Pratama 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
5 Angelica 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
6 Annisa Gita Febriani 4.2.2 PRTK 83 PRTF 82 PRTF 80
7 Apriyani 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
8 Ardhi Firmansyah 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
9 Azahra Syahiradania 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
10 Dean Haryo Derajad 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
11 Dina Ayu Lestari 4.2.2 PRTK 81 PRTF 81 PRTF 80
12 Dzaky Nabhan Amin 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
13 Elin Nuraeni 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
14 Elmi Yahya 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
15 Galang Ramadhan
Susetyo 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
16 Gandhi Dwiwira Safitri 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
17 Ilham Bukhari 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
18 Inelda Filia 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
171
19 Kholifah Septiani 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
20 Lavina Lena 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
21 Muhammad Syukron 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
22 Muhamad Arif Pratama 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
23 Muhammad Saiful
Akbar 4.2.2 PRTK 82 PRTF 81 PRTF 80
24 Nadiya Amalia 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
25 Nanda Litasa 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
26 Nur Addiena Kamila 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
27 Pagra Reipan Abnu 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
28 Puteri Maulia Gunadi 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
29 Putri Intan Wijanah Hoir 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
30 Resti Sayidhatina
Ariyani 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
31 Reynaldi Bonanza
Fadhlullah 4.2.2 PRTK 83 PRTF 82 PRTF 80
32 Salsa Nida Ulya 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
33 Siti Elisa 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
34 Siti Mafrudoh 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
35 Siti Nurmila 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80
FORMAT IMPORT NILAI PENGETAHUAN KELAS X-IPS-1 SMAN 18
Kabupaten Tangerang
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
No Nama Siswa No.
KD
Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3
Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai
1 Alfiani Fatimah
Azahro 3.1 TLS 82 TLS 81 LSN 82
2 Alifiya Alzahwa 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
3 Amelia Putri
Budiawati 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
4 Andhika Putra Pratama 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
5 Angelica 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
6 Annisa Gita Febriani 3.1 TLS 83 TLS 82 LSN 83
7 Apriyani 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
8 Ardhi Firmansyah 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
172
9 Azahra Syahiradania 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
10 Dean Haryo Derajad 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
11 Dina Ayu Lestari 3.1 TLS 81 TLS 81 LSN 81
12 Dzaky Nabhan Amin 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
13 Elin Nuraeni 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
14 Elmi Yahya 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
15 Galang Ramadhan
Susetyo 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
16 Gandhi Dwiwira Safitri 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
17 Ilham Bukhari 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
18 Inelda Filia 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
19 Kholifah Septiani 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
20 Lavina Lena 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
21 Muhammad Syukron 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
22 Muhamad Arif
Pratama 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
23 Muhammad Saiful
Akbar 3.1 TLS 82 TLS 81 LSN 82
24 Nadiya Amalia 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
25 Nanda Litasa 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
26 Nur Addiena Kamila 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
27 Pagra Reipan Abnu 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
28 Puteri Maulia Gunadi 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
29 Putri Intan Wijanah
Hoir 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
30 Resti Sayidhatina
Ariyani 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
31 Reynaldi Bonanza
Fadhlullah 3.1 TLS 83 TLS 82 LSN 83
32 Salsa Nida Ulya 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
33 Siti Elisa 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
34 Siti Mafrudoh 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
35 Siti Nurmila 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80
Dokumen Rapot SMA Negeri 18 Kab. Tangerang
173
b. Implementasi Strategi Contextual Teaching and Learning pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 6 Kabupaten
Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan SMA Negeri 18
Kabupaten Tangerang. melalui persiapan yang cukup matang. Mulai
dari penyusunan rencana pembelajaran, pemilihan strategi yang sesuai
dengan pembelajaran, sampai pada proses pelaksanaannya dalam
pembelajaran. Sehingga dengan adanya persiapan yang cukup matang
maka pembelajaran pendidikan agama islam akan lebih bermakna dan
kelasa akan menjadi hidup, sehingga siswa terasa senang, semangat
dalam mengikuti pelajaran dan dan tidak jenuh dalam mengikuti
pelajaran pendidikan agama islam didalam kelas. pada siswa terlaksana
dengan baik, hal ini tebukti karena siswa-siswi kelas X-IPS juga
mengaku bahwa mereka tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti
proses pembelajaran pendidikan agama Islam sehingga
mengimplementasikan strategi Contextual Teaching and Learning
(tersebut akan menjadikan siswa lebih semangat dalam proses
pembelajaran pendidikan agama Islam dan siswa terdorong untuk
berlomba-lomba dalam mendapatkan nilai yang bagus, sehingga dengan
begitu hasil belajar yang diperoleh siswa lebih bagus dan meningkat
serta lebih memuaskan.
174
c. Dengan cara memberikan tugas kelompok persentasi kepada setiap
kelas, siswa akan lebih aktif didalam kelas. Sehingga dalam
penyampaian materi dikelas oleh siswa sebagai pemateri maka siswa
yang lain akan lebih aktif dan lebih berani untuk mengajukan
pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran. Sehingga siswa berfikir
kritis tentang materi adakalanya siswa mengaitkan pada kehidupan
nyata. Guru yang akan memperkuat materi setelah diskusi berjalan
lancar.
d. Dalam pembelajaran ini siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang
lebih tinggi secara kritis dan kreatif dapat menganalisis, membuat
sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, menggunakan
logika dan bukti-bukti.
e. Kelebihan Strategi Contextual Teaching and Learning pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Islam di SMA Negeri 6 Kabupaten
Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan SMA Negeri 18
Kabupaten Tangerang. Adanya antusias tinggi dari siswa ketika model
pembelajaran diterapkan siswa merasa sangat semangat dalam belajar,
Siswa dapat berfikir kritis dan menerapkan apa yang mereka pelajari,
Penyediaan media pembelajaran yang cukup memadai dan siswa di
persiapkan dahulu sebelum pembelajaran dimulai agar tidak ada
175
kegaduhan. Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil,
artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat
penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan
dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan
berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan
tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah
dilupakan.
f. Untuk faktor pendukung yang paling utama dalam penerapan
Contextual Teaching and Learning itu adalah sarana dan prasarana
sekolah itu sendiri, selain itu dana juga sangat penting dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi Contextual Teaching and
Learning karena apabila dana tidak ada maka kita akan kesulitan untuk
mengadakan proses pembelajaran diluar kelas. dan faktor pendukung
implementasi strategi Contextual Teaching and Learning itu antara lain
guru harus memahami strategi itu. Untuk itu di SMA Negeri 6
Kabupaten Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan
SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang. ini mengadakan kegiatan
pelatihan untuk guru misalnya guru diikutkan dalam MGMP, kemudian
176
sekolah ini juga sering mengadakan pelatihan untuk guru dengan
mengundang instruktur dan juga mengadakan Work Shop, dengan
kegiatan tersebut guru dapat menguasai dan tidak mengalami dalam
menerapkan sebuah strategi pembelajaran. Dan selain itu sarana
prasarana juga sangat mendukung di SMA Negeri 6 Kabupaten
Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan SMA Negeri 18
Kabupaten Tangerang. ni sudah tersedia fasilitas pendukung mata
pelajaran PAI. Dalam implementasi strategi Contextual Teaching and
Learning di SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang, SMA Negeri 15
Kabupaten Tangerang, dan SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang.
faktor pendukungnya adalah sarana dan prasarana sekolah dan selain itu
faktor pendukung dari implementasi strategi Contextual Teaching and
Learning adalah tergantung pada siswa itu sendiri, karna apabila siswa
itu aktif maka implementasi strategi Contextual Teaching and Learning
sangat bagus untuk dilaksanakan dan siswa yang aktif itu akan mudah
termotivasi, sehingga proses pembelajaran akan berlangsung dengan
lancar
g. Hambatan Strategi Contextual Teaching and Learning pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 6 Kabupaten
177
Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan SMA Negeri 18
Kabupaten Tangerang., Ada sebagian guru yang menggunakan model
pembelajaran yang monoton dengan persiapan yang kurang matang
kadang siswa terasa jenuh dengan metode yang monoton,
terbatasntanya waktu untuk melakukan tindak lanjut pelajaran yang
sudah disampaikan, banyak siswa yang tidak melaksanakan tugasnya,
Bagi anak yang kurang memiliki kreatifitas, bisa menjadi beban
terhadap tugas yang diberikan.
Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode
Contextual Teaching and Learning Guru tidak lagi berperan sebagai
pusat informasi, tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim
yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan
yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh
tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya.
Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau
“penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah
pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
178
h. Pentingnya mengimplementasikan strategi Contextual Teaching and
Learning dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam didasarkan
atas beberapa hal: Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran
yang dikembangkan dari ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam
agama Islam. Karena itu Pendidikan Agama Islam merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam. 2. Dari segi muatan
pendidikannya, Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran
pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan
dengan mata pelajaran lain yang memiliki tujuan pembentukan moral
kepribadian siswa yang baik. Oleh sebab itu semua mata pelajaran yang
memiliki tujuan relevan dengan Pendidikan Agama Islam harus seiring
dan sejalan dalam pendekatan pembelajarannya. 3. Tujuan diberikannya
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya siswa
yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt, berbudi pekerti luhur
(berakhlak mulia), memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam
terutama sumber-sumber ajaran dan sendi-sendi lainnya, sehingga dapat
dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai bidang ilmu atau mata
pelajaran. 4. Mata pelajaran PAI tidak hanya mengajarkan kepada siswa
agar menguasai ilmu keislaman tetapi juga harus memiliki kemampuan
179
untuk mengamalkan ajaran Islam dalam keseharian. 5. Prinsip dasar
Pendidikan Agama Islam didasarkan pada tiga kerangka dasar yaitu
akidah (penjabaran dari konsep iman), syariah (penjabaran dari konsep
Islam), akhlak (penjabaran dari konsep ihsan). 6. Dilihat dari aspek
tujuan, Pendidikan Agama Islam bersifat integratif, yaitu menyangkut
potensi intelektual , potensi moral kepribadian (psikomotorik).
i. Karakteristik yang dimiliki mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
sangat kompleks, komprehensif dan memerlukan pengetahuan lintas
sektor. Oleh sebab itu pola pendekatan dan strategi pembelajaran harus
dilakukan secara dinamis dan inovatif agar cita-cita atau tujuan
Pendidikan Agama Islam dengan cepat dapat dicapai. Atas dasar
pertimbangan di atas maka menerapkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam menjadi sebuah keniscayaan. Karena dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning akan lebih mempercepat proses
bimbingan dan pembinaan kualitas personel siswa baik aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Pembelajaran pendidikan agama Islam
merupakan mata pelajaran yang penting karena efek dari pembelajaran
ini tidak hanya sekedar dalam konteks pemahaman saja, akan tetapi