profil sekolah

72
109 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Untuk mengetahui sejarah singkat tentang objek di lokasi penelitian, dalam paparan data dibahas uraian tentang temuan data yang didapat melalui pengamatan (kondisi riil) dan atau hasil wawancara (interview) serta informasi lainnya yang berhubungan dengan implementasi strategi contekstual teaching and learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Uraian data tersebut akan menggambarkan kondisi alamiah penelitian yang dilakukan. Peneliti memfokuskan permasalahan pada implementasi strategi pembelajaran contextual teaching and Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah: 1. SMAN 6 Kabupaten Tangerang 1. Profil Sekolah Profil Sekolah 1. Identitas Sekolah 1 Nama Sekolah : SMAN 6 KABUPATEN TANGERANG 2 NPSN : 20603269

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

109

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Untuk mengetahui sejarah singkat tentang objek di lokasi penelitian,

dalam paparan data dibahas uraian tentang temuan data yang didapat melalui

pengamatan (kondisi riil) dan atau hasil wawancara (interview) serta informasi

lainnya yang berhubungan dengan implementasi strategi contekstual teaching

and learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Uraian data

tersebut akan menggambarkan kondisi alamiah penelitian yang dilakukan.

Peneliti memfokuskan permasalahan pada implementasi strategi pembelajaran

contextual teaching and Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di sekolah:

1. SMAN 6 Kabupaten Tangerang

1. Profil Sekolah

Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SMAN 6 KABUPATEN TANGERANG

2 NPSN : 20603269

110

3 Jenjang Pendidikan : SMA

4 Status Sekolah : Negeri

5 Alamat Sekolah : JL. ARIA JAYA SENTIKA NO.52

RT / RW : 1 / 5

Kode Pos : 15720

Kelurahan : Pasir Nangka

Kecamatan : Kec. Tiga raksa

Kabupaten/Kota : Kab. Tangerang

Provinsi : Prov. Banten

Negara : Indonesia

6 Posisi Geografis : -6.2471117 Lintang

106.4722733 Bujur

2. Kontak Sekolah

7 Nomor Telepon

0215990276

8 Nomor Fax 0215990276

9 Email

[email protected]

10 Website

http://www.sman6kabtangerang.sch.id

KEPEGAWAIAN PESERTA DIDIK SMAN 6 KABUPATEN TANGERANG

Kecamatan Kec. Panongan, Kabupaten Kab. Tangerang, Provinsi Prov. Banten Kecamatan Kec. Tiga raksa, Kabupaten Kab. Tangerang, Provinsi Prov. Banten

Tanggal Unduh: 2019-04-07 12:16:22

1. Jumlah Kepegawaian Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan total

12 28 40

111

2. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Total

524 725 1249

3. Jumlah Siswa BerdasarkanTingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

L P Total

Tingkat 10 188 240 428

Tingkat 12 177 262 439

Tingkat 11 159 223 382

Total 524 725 1249

4. Prasana

No Nama Prasarana Keterangan

1 Gudang Barang

2 Lapangan

3 LB

4 LIPA

5 LIPA

6 LK

7 LM

8 Majid

9 R PERPUTAKAAN

10 RBP

11 RGR

12 RKOP

13 RKS

14 RO

15 RTU

16 RUKS Tidak layak karena kurang luas ruanganya

17 RWL

18 RWL

19 RWL

20 RWL

21 RWP

112

22 X-1

23 X-10 Tidak layak karena kurang luas ruanganya

24 X-11 Tidak layak karena kurang luas ruanganya

25 X-2

26 X-3

27 X-4

28 X-5

29 X-6

30 X-7

31 X-8

32 X-9

33 X-BHS Tidak layak karena kurang luas ruanganya

34 XI-A-1

35 XI-A-2

36 XI-A-3

37 XI-A-4

38 XI-A-5

39 XI-BHS

40 XI-S-1

41 XI-S-2

42 XI-S-3

43 XI-S-4

44 XI-S-5

45 XII-A-1

46 XII-A-2

47 XII-A-3

48 XII-A-4

49 XII-A-5

50 XII-BHS

51 XII-S-1

52 XII-S-2

53 XII-S-3

54 XII-S-4

55 XII-S-5

113

2. SMAN 15 Kabupaten Tangerang

Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SMAN 15 KABUPATEN TANGERANG

2 NPSN : 20613603

3 Jenjang Pendidikan : SMA

4 Status Sekolah : Negeri

5 Alamat Sekolah : JL. RAYA KORELET

RT / RW : 1 / 4

Kode Pos : 15710

Kelurahan : Ranca Kalapa

Kecamatan : Kec. Panongan

Kabupaten/Kota : Kab. Tangerang

Provinsi : Prov. Banten

Negara : Indonesia

6 Posisi Geografis : -6.2958 Lintang

106.5293 Bujur 3. Kontak Sekolah

7 Nomor Telepon : 02150120657

8 Nomor Fax : -

9 Email : [email protected]

10 Website : http://www.sman15kab.tangerang.sch.id

KEPEGAWAIAN PESERTA DIDIK SMAN 15 KABUPATEN

TANGERANG

Kecamatan Kec. Panongan, Kabupaten Kab. Tangerang, Provinsi Prov.

Banten

Tanggal Unduh: 2019-04-07 12:16:22

Pengunduh: M. TAUFIK HIDAYAT

([email protected])

2. Jumlah Kepegawaian Berdasarkan Jenis Kelami

Laki-laki Perempuan total

16 22 38

114

2. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Total

227 479 706

3. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Tingkat Pendidikan L P Total

Belum Masuk Rombel 1 0 1

Tingkat 12 98 187 285

Tingkat 11 66 135 201

Tingkat 10 62 157 219

Total 227 479 706

4. Prasana

115

1 R. Guru

2 R. Ibadah

3 R. Kepala Sekolah

4 R. Lab. Komputer 1 Dipakai Ruang kelas 12-IPA-1

5 R. Lab. Komputer 2 Di Pakai Ruang kelas 12 IPA-2

6 R. Lab. Komputer 3 Di Pakai Ruang kelas 12-IPA-3

7 R. Laboratorium IPA 1 Di pakai Ruang kelas 10-IPS-1

8 R. Laboratorium IPA 2 Di Pakai Ruang kelas 10-PS-2

9 R. Osis

10 R. Perpustakaan 1 DiPakai Ruang Kelas 10-IPA-1

11 R. Perpustakaan 2 Dipakai Ruang kelas 10-IPA-2

12 R. Tata Usaha

13 R. Teori 11

14 R. Teori 13

15 R. Teori 14

16 R. Teori 15

17 R. Teori 16

18 R. Teori 18

19 R. Teori 4

20 R. Teori 5

21 R. Teori 6

22 R. Teori 7

23 R. Teori 8

24 R. Teori 9

25 Toilet guru Laki2 & perempuan

26 Toilet siswa laki-laki

27 Toilet siswa laki-laki

28 Toilet siswa perempuan

29 Toilet siswa perempuan

No Nama Prasarana Jumlah

116

3. SMAN 18 Kabupaten Tangerang

Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SMAN 18 KABUPATEN TANGERANG

2 NPSN : 20614413

3 Jenjang Pendidikan : SMA

4 Status Sekolah : Negeri

5 Alamat Sekolah : JL. RAYA PEMDA

RT / RW : 1 / 1

Kode Pos : 15720

Kelurahan : Mata Gara

Kecamatan : Kec. Tiga raksa

Kabupaten/Kota : Kab. Tangerang

Provinsi : Prov. Banten

Negara : Indonesia

6 Posisi Geografis : -6.257075 Lintang

106.487525 Bujur 3. Kontak Sekolah

7 Nomor Telepon : 0215993872

8 Nomor Fax : 0215993872

9 Email : [email protected]

10 Website : http://sman18kabtangerang.sch.id

Peserta Didik

117

SMAN 18 KABUPATEN TANGERANG Kecamatan Kec. Tiga raksa, Kabupaten Kab. Tangerang, Provinsi Prov. Banten

Tanggal Unduh: 2019-04-09 09:56:29 Pengunduh: Ahmad Amubin ([email protected])

1. Jumlah Kepegawaian Berdasarkan Jenis Kelami

Laki-laki Perempuan total

27 22 49

2. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Total 306 534 840

3. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan L P Total

Tingkat 12 99 155 254

Tingkat 10 97 191 288

Tingkat 11 110 188 298

Total 306 534 840

4. Prasana

No Nama Prasarana Keterangan

1 10 IPA 1

2 10 IPA 2

3 10 IPA 3

4 10 IPA 4

5 10 IPS 2

6 10 IPS 3

7 10 IPS 4

8 11 IPA 1

9 11 IPA 2

118

10 11 IPA 3

11 11 IPS 1

12 11 IPS 2

13 12 IPA 1

14 12 IPA 2

15 12 IPA 3

16 12 IPA 4

17 12 IPS 1

18 12 IPS 2

19 12 IPS 3

20 Koperasi

21 Lab. Komputer

22 Laboratorium IPA

23 Laboratorium Kimia

24 Mushola

25 Perpustakaan

26 Ruang Guru

27 Ruang Kepala Sekolah

28 Ruang TU

29 WC Guru Laki-laki

30 WC Siswa Laki-laki

31 WC Siswa Perempuan

B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

1. Implementasi Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Contextual Teaching and Learning yang disingkat CTL merupakan

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

119

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.1

Dalam implementasi strategi Contextual Teaching and Learning siswa

akan belajar dengan baik apabila mereka terlibat aktif didalam segala kegiatan

di kelas dan kesempatan untuk menemukan sendiri. Siswa menunjukkan hasil

belajar dalam bentuk apa yang dapat mereka lakukan. Belajar ini di pandang

sebagai kegiatan intelektual untuk membangkitkan pemikiran atau wawasan

siswa agar lebih terbuka dalam pembelajaran melalui kegiatan intropeksi.

Contextual Teaching and Learning ini menekankan pada keaktifan siswa, maka

strateginya sering disebut dengan pengajaran yang berpusat pada siswa.

pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan

menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai latar

sekolah dan di luar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada

dalam dunia nyata.2 Peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta,

konsep atau prinsip bagi diri merekan sendiri, dan bukannya member ceramah

1Wawancara dengan Ibu Zonya Rubeka, wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA

NEGERI 6 Kab. Tangerang (tanggal 8 Agustus 2018 jam 09.13 WIB) 2Wawancara dengan Ibu Zonya Rubeka, wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA

NEGERI 6 Kab. Tangerang (tanggal 8 Agustus 2018 jam 09.13 WIB)

120

atau mengendalikan seluruh kegiatan di kelas. Sebagaimana diungkapkan oleh

guru-guru PAI dalam suatu kesemapatan wawancara.

Kaitan implementasi Contextual Theacing And Learning dengan

kurikulum 2013 sangat erat karena semua materi harus dapat di

implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam semua kurikulum KTSP

maupun Kurikulum 2013 di upayakan menggunakkan strategi Contextual

Theacing And Learning khususnya mata pelajaran pendidikan islam. Karna,

menuntut siswa aktif dalam pembelajaran sehingga tidak pasif.

Dalam kurikulum 2013 tuntutannya yaitu saintific learning yang sangat

terakomodir dalam metode Contextual Theacing And Learning. Bahwa seluruh

hasil pembelajaran berupa perubahan sikap yang teraplikasi dalam kehidupan

sehari-hari peserta didik.3

Implementasi strategi Contextual Theacing And Learning pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam yang bervariasi dapat meningkatkan minat

dan antusias belajar siswa, terlebih dalam konteks ini, ketika implementasi

strategi Contextual Theacing And Learning diterapkan dengan persiapan yang

matang dari awal sampai akhir siswa akan semakin tertarik untuk lebih

semangat belajar pendidikan agama islam dan bisa berfikir kritis”. Sedangkan

3 Wawancara dengan Ibu Zonya Rubeka, wakil kepala sekolah bidang kurikulum

SMA NEGERI 6 Kab. Tangerang (tanggal 8 Agustus 2018 jam 09.13 WIB)

121

dalam KTSP lebih mengembangkan aspek pengetahuan dan kurang

mengakomodasi pendidikan karakter dan mengembangkan keterampilan siswa

sehingga membentuk siswa yang pintar namun kurang cakap dalam

mengimplementasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari

Belajar berbasis masalah (problem based learning) yaitu suatu

pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan ketrampilan

pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensi dari materi pelajaran

Belajar berbasis inquiri (inquiry based learning), yang membutuhkan

strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains yang menyediakan

kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

Menerapkan perubahan sikap terhadap anak didik sekolah memiliki

kegiatan yang mendidik dengan menjalankan shalat berjamaah dzuhur dan

melaksanakkan kegiatan yasinan pada hari jumat

Serta disetiap kegiatan belajar selalu membaca al-qur’an diutamakan

pada juzz 30. Dalam hal ini siswa yang notabenya lulusan dari pesantren lebih

mendukung aktif dalam kegiatan serta siswa yang lainnya mengikutinya sesuai

dengan arahan guru.

122

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning ini berbeda,

melakukan lebih dari sekedar menuntun siswa dalam menghubungkan konsep-

konsep pelajaran dengan konteks keadaan mereka sendiri, tetapi Contextual

Teaching and Learning juga melibatkan kemampuan siswa dalam

memunculkan kreatifitas dan tanggung jawab untuk mempengaruhi dan

membetuk konteks-konteks yang meliputi keluarga, masyarakat, tempat kerja

dan lingkungan tempat tinggal mereka.4

Dan yang paling berpengaruh ialah guru yang berkompeten bidang

agama, hanya saja secara sarana masih kurang seperti mushola yang kurang

memadai.

Juga acara tahunan seperti maulid nabi, pesantren kilat setiap bulan

puasa, dan mengadakan qurban setiap hari raya idul adha. Kegiatan tersebut

untuk mendidik atau melatih siswa dalam beramal melalui acara tersebut dan

membagikannya kepada masyarakat sekitar.5

Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk

memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat untuk menguji hasil temuan

dimana materi ditemukan oleh siswa.

4 Wawancara dengan Ibu Zonya Rubeka, wakil kepala sekolah bidang kurikulum

SMA NEGERI 6 Kab. Tangerang (tanggal 8 Agustus 2018 jam 09.13 WIB) 5 Wawancara dengan Bapak Tri Susilarto, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan

SMA NEGERI 6 Kab. Tangerang ( tanggal 2 Agustus 2018 jam 12.30 WIB)

123

Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar

melalui “mengalami” bukan “menghafal”. Dalam implementasi strategi

Contextual Teaching and Learning yang bervariasi dapat meningkatkan minat

dan antusias belajar siswa

Antara materi pelajaran dengan dunia nyata terkadang sulit dipadukan,

karna dalam materi ajar pendidikan agama Islam ada materi tentang ekonomi

islam. Sedangkan pada jaman sekarang sistem ekonomi adalah konfensional.

Penerapan pembelajaran kontekstual dapat menciptakan suasana kelas

yang bermakna dan mengasikkan, sehingga mengurangi kebosanan yang di

alami oleh siswa.6

Sebelum seorang guru melakukan proses pembelajaran dengan

menggunakan strategi Contextual Teaching and Learning ini seorang guru

harus membuat rencana pembelajaran dan membuat jadwal. Agar proses

pembelajaran yang dilaksanakan tidak bentrokan dengan kegiatan yang lain

dan agar guru dapat memilih materi yang dapat dilakukan dengan

menggunakan strategi ini.7

6 Wawancara dengan Bapak Dikdik Prayitno, Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan SMA NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 7 Juni 2018 jam 12.24 WIB) 7 Wawancara dengan Bapak Dikdik Prayitno, Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan SMA NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 7 Juni 2018 jam 12.24 WIB)

124

Kegiatan Contextual Theacing And Learning merupakan konsep belajar

yang mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.

Contohnya kegiatan keagamaan memperingati Maulid Nabi

Muhammad SAW agar mereka dapat meneladani dan mengetahui sejarah Nabi

dan untuk selalu memperkuat Ukhuwah Islamiyah. Kegiatan selain Acara besar

Islam dalam kesehariannya pun siswa selalu melaksanakan kegiatan pengajian

setiap jumat yang dipimpin oleh guru pendidikan agama Islam.

Dalam hal bersosial pada masyarakat bila ada keluarga salah satu siswa

yang terkena musibah maka guru pendidikan agama berkeliling untuk meminta

bantuan agar bisa sedikit membantu keluarga siswa yang terkena musibah. Ini

mengajarkan bahwa sesama manusia harus saling tolong menolong dengan

cara gotong royong. Salain itu juga, pada perayaan hari raya kurban atau hari

raya I’dul Adha maka para siswa berpartisipasi dalam kegiatan belajar

berkurban. Ini juga mendidik anak untuk saling berbagi pada masyarakat

sekitar sekolah. Ini adalah hal yang positif karena siswa dapat menerapkan

125

pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah pada saat mereka berperan

dimasyarakat ataupun keluarga.8

Dalam kurikulum 2013 pasti ada menggunakkan strategi Contextual

Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan agama islam. karna

ini adalah strategi dalam pembelajaran. Dalam perbandingan kurilulum KTSP

dan Kurikulum 2013 ini implementasi strategi Contextual Theacing And

Learning pada mata pelajaran pendidikan agama islam lebih dominan karena

lebih mengedepankan metode student Center.9

Respon Kurikulum 2013 pada implementasi strategi Contextual

Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan islam ini sangat baik

sesuai dengan keadaan Student Center.

Pandangan kurikulum 2013 terhadap implementasi strategi Contextual

Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan islam sangat dapat

dipraktekan materi oleh siswa yang ada sehingga siswa mudah untuk lebih

paham dalam pembelajaran pendidikan agama islam.

2. Rancangan Pembelajaran Pendidikan Dengan Strategi Contextual

Teaching And Learning Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Islam

8 Wawancara dengan Ibu Ade Sriyani, Wakil Kepada Sekolah Bidang Kesiswaan

SMA NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB) 9 Wawancara dengan Ibu Dede bidang kesiswaan SMA Negeri 18 Kab. Tangerang

(tanggal 5 Agustus 2018 pukul 11.14 WIB).

126

Upaya melaksanakan pembelajaran dengan menggunakkan Contextual

Theacing And Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat

erat karena materi pembelajaran berkaitan dengan dalil-dalil naqli dan aqli.

Strategi Contextual Theacing And Learning sangat efektif dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

Rangsangan strategi ini membuat antusias siswa dalam belajar sehingga

pembelajaran lebih aktif dan kondusif bahkan lebih kritis dalam pembelajaran.

Dampak pada siswa pun lebih semangat mempelajari pendidikan agama

Islam, dalam implementasi strategi Contextual Theacing And Learning pada

mata pelajaran pendidikan agama Islam anak didik menggunakkan referensi

karena harus dengan materi ajar dan diperkuat dalam argumen mengambil dari

kehidupan sehari-hari,

Implementasi strategi Contextual Theacing And Learning sesuai dengan

semangat nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa bisa

berlatih untuk pembiasaan dalam kehidupan menedepankan adab yang ada

pada norma-norma agama.

127

Strategi Contextual Theacing And Learning sangat cocok dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam karena banyak hal dari kehidupan yang

sudah diajarkan atau dicontohkan oleh Al-Qur’an dan Hadis.

Guru pendidikan agama islam bahwa untuk melaksanakkan

menggunakkan strategi Contextual Theacing And Learning dengan cara

membiasakan anak dalam kegiatan sehari-hari menerapkan pelajaran

pendidikan agama islam di praktekkan dalam sekolah maupun masyarakat.10

Oleh karena itu, ketika pembelajaran Pendidikan Agama Islam

berlangsung guru sebagai Pendidikan Agama Islam harus bisa merangsang

materi pada anak agar mereka bisa merespon dengan baik dan antusias

sehingga belajar lebih aktif dan kritis.

Untuk bisa mengetahui respon anak dalam mempraktekkan saya bisa

menilai dari kesehariannya dikelas dari kesopanan dan tinggah lakunya lebih

baik dari kemaren. Ini penilaian positif agar mereka lebih dekat dengan

keluarga dan menerapkan materi kejujuran dan sopan santun dipraktekkan

dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Dalam kesehariannya disekolah

para siswa tidak mudah berprasangka buruk terhadap temannya dan lebih bisa

menghargai pendapat teman sejawatnya.

10

Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA

NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB)

128

Untuk implementasi strategi Contextual Theacing And Learning pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat cocok karna memang dalil-

dalil al-qur’an semuanya sudah menjelaskan tentang kehidupan didunia

maupun akhirat.11

Kemudian dalam merangsang menggunakan implementasi strategi

Contextual Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan agama

Islam itu ketika kegiatan sehari-hari yaitu dengan mengadakan kegiatan

muhadharah pada hari jumat setelah yasinan dan shalat berjamaah dzuhur.

Meski tidak memadai musholahnya siswa untuk saling bergiliran. Kemudian

implementasi strategi Contextual Theacing And Learning ini untuk penguatan

hafalan terhadap siswa dan setelah itu siswa diminta untuk mejelaskan

kandungan ayat Al-qur’an dikaitkan kekehidupan sehari-hari.

Reaksinya siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam lebih

antusias dan mereka lebih kritis walau di luar kontek materi ajar tapi saya

selalu mengaitkan dengan materi karena dalam pembelajaran pendidikan

agama islam ada penilaian tentang :

1. Pemahaman

2. Praktek

11

Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA

NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB)

129

3. Sikap.12

Dari pemahaman dan sikap ini siswa harus mampu mengaitkan isi

materi dengan kehidupan sehari-hari. Agar siswa memahami sikap positif

dalam kehidupan sehari-hari dan menjauhkan dari prilaku yang menyimpang

seperti perbuatan tercela. Dalam penguatan pendidikan agama islam

tergantung pada anaknya tapi untuk anak di SMA 18 Kab. Tangerang

mengalami peningkatan dalam belajar agama sekitar 80 siswa yang masuk

hanya satu siswa belum bisa baca al-quran.

Pemahaman kepada anak yang bukan muslim saya libatkan dalam hal

materi budi pekerti dan alhamdulillah setelah banyak diskusi ada beberapa

siswa yang masuk muslim setelah mereka lulus.

Dengan metode toleransi, dalam pembelajaran agama saya

mempersilahkan keluar bila materinya tentang tauhid bila tentang budi pekerti

meraka wajib mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam.

Implementasi strategi Contextual Theacing And Learning untuk

mentranfer ilmu sangat cocok.

Dan untuk kelemahan implementasi strategi Contextual Theacing And

Learning tergantung pola pikir anak dan background anak dalam belajar.

Apakah mereka dari MTs atau dari SMP.13

12

Wawancara dengan bapak Amas Saefuddin, Guru Pendiidikan Agama Islam SMA

Negeri 18 Kab. Tangerang (tanggal 5 Agustus 2018 Pukul 10.24 WIB).

130

Prestasi pembelajaran dengan Implementasi strategi Contextual

Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan agama Islam lebih

aktif dalam pembelajaran di kelas.

Teknis anak agar menjalankan shalat duha ini setiap rutinitasnya

diabsen oleh ketua kelas dan pada masuk waktu shalat dzuhur wajib berjamaah

di mushola sekolah meski sarana belum memadai akan tetapi guru agama

membagi waktunya agar shalat berjamaah dzuhur bisa terlaksana dengan cara

bergantian.

Selain kegiatan wajib dalam ibadah guru agama pun mengajarkan

kepada siswa agar selalu terbiasa dengan prilaku salam,senyum, sapa agar

nilai-nilai keagaaman ini lebih melekat pada diri siswa. Dalam kegiatan shalat

berjamaah maka anak wajib mengumandangkan azan dan memimpin menjadi

imam sekaligus membaca doa. Dan pada kegiatan hari jum’at anak di tunjuk

secara bergantian untuk memimpin mengaji yasinan kemudian dilanjut dengan

kultum bagi siswa yang terkena jadwal kultum selama 10 menit atau lebih dan

kegiatan kultum ini di tunjuk langsung oleh guru agama.14

13 Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 14

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB

131

Dan pada kegiatan tahunan biasanya kami beserta sesepuh masyarakat

mengadakan kegiatan kurban yang kemudian dibagikan pada anak yatim piatu

serta pada masyarakat sekitar.

3. Prestasi Pembelajaran strategi Contextual Theacing And Learning

Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Islam

Sangat menarik dan menyenangkan karena dalam kelas lebih aktif dan

banyak anak-anak untuk memberikan kesempatan argumentasi pada materi-

materi yang diajarkan dalam pendidikan agama Islam. Sehingga anak-anak

lebih mudah untuk menyimpulkan materi ajar.

Memudahkan materi agar anak-anak lebih paham guru pendidikan

agama Islam membawa media pembelajaran seperti memaparkan materi

menggunakan infocus. Sehingga anak-anak lebih mudah untuk menyimpulkan

materi ajar.

Sehingga dalam memberikan tugas pada anak-anak lebih bisa di

kerjakkan dengan baik dan kemudian memudahkan dalam hafalan ayat al-

qur’an

Dan anak-anak dalam mengamalkan materi ajar ada organisasi siswa

yaitu rohis sehingga kegiatan keagamaan dapat berjalan seperti pengajian

132

yasinan dan shalat berjamaah untuk mempraktekan hafalan yang sudah

diberikan oleh guru.15

Dan guru pendidikan agama Islam pun sering mengaitkan materi ajar

dengan kehidupan sehari-hari kita.16

bahwa pembelajaran agama Islam sangat

menyenangkan dan dia suka dengan Pembelajaran Agama Islam.

Guru disekolah terdakang membawa leptop dan menampilkan materi

dengan memutar film yang berkaitan dengan materi pendidikan agama Islam.

Dari suka pembelajaran tersebut maka belajar pun lebih menyenangkan.

Dalam organisasi rohis yang ada disekolah sehingga kegiatan rutinitas

pengajian yang aktif pada hari jumat selalu ada.

Apalagi guru pendidikan agama Islam sering menerangkan materi ajar

pendidikan agama Islam selalu mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari

sehingga membuat diri Iqbal untuk selalu mengamalkannya setiap hari.17

Bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam disekolah saya sangat

teliti dalam belajar Untuk mengefesienkan dalam pembelajaran dikelas guru

pendidikan agama Islam selalu datang tepat waktu sehingga waktu belajar lebih

aktif.

15 Wawancara dengan Ibu Sumarni, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 6

Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB) 16

Wawancara dengan Agung, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 6 Kab. Tangerang

(tanggal 5 Agustus 2018 jam 09.22 WIB) 17

Wawancara dengan Iqbal, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 6 Kab. Tangerang (

tanggal 5 Agustus 2018 jam 09. 57 WIB).

133

Kemudian guru selalu memberi rangsangan terlebih dahulu dari materi

yang disajikan melalui pertanyaan sebelum menjelaskan dengan media infokus.

Dalam memberikan tugas yang diberikan kepada murid selalu berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari.

Kegiatan yang ada disekolah saya adanya pembacaan al-quran setiap

hari jumat. Guru pendidikan agama Islam selalu momotivasi kami agar

mempraktekkan pelajaran yang sudah di ajarkan dilingkungan sekolah maupun

dilingkungan keluarga. Dalam penyampaian pembelajaran pendidikan agama

Islam lebih sering menulis catatan dari hasil pembelajarana yang sudah

diterangkan. Untuk kegiatan dalam bidang keagamaan disekolah kami

diwajibkan shalat Fardhu berjamaah disekolah, bahkan diwajibkan shalat jumat

berjamaah disekolah.

Pembelajaran pendidikan agama Islam disekolah saya menggunakkan

kurikulim 2013, Tapi terkadang guru pendidikana agama Islam mempraktikan

sesuai dengan materi yang diajarkan pada saat itu.

Sehingga dalam pembelajaran wajib menghapal ayat Al-Qur’an dan

hadis yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya, menghapal

hadis tentang syaja’ah dalam kejujuran. Untuk pembelajaran pendidikan agama

Islam tidak semuanya dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari karna

disesuaikan dengan pembahasan materi yang disampaikan.

134

Untuk program kegiatan keagamaan disekolah kami, setiap pagi

sebelum pembelajaran dimulai maka kami wajib membaca surat-surat pendek

Al-Qur’an. Dan rutinitas pada hari jumat membaca surat yasin berjamaah.

Guru pendidikan agama Islam pun selalu mengingatkan untuk selalu

menjalankan materi yang sudah diajarkan dalam kehidupan seharii-hari.18

Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam berjalan dengan baik,

guru pendidikan agama Islam sering menjelaskan materi ajar yang dikaitkan

dengan kehidupan sehari-hari. Meskipun tak semuanya materi ajar

menggunakan media bantu dalam belajar, kami kadang bertanya terkait dengan

kehidupan sehari-hari.

Setiap harinya kami diwajibkan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an

di kelas masing-masing. Kegiatan isro mi’raj yang setiap tahun diajarkan agar

kami selalu mengerti dan mengingat awal mulanya diperintahkan untuk shalat

fardhu.

Mengingatkan agar shalat berjamaah dimushola sekolah, dan

disarankan shalat ashar berjamaah terlebih dahulu sebelum pulang.19

Pembelajaran pendidikan agama Islam guru berjalan dengan baik. Guru

pendidikan agama Islam selalu memberitahukan tentang prilaku positif dalam

18

Wawancara dengan Sinda Cahyani, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 6 Kab.

Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 14.24 WIB). 19

Wawancara dengan Ikrima Hafizha Cahyani, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 6

Kab. Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 14.24 WIB).

135

kehidupan sehari-hari. Guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama

Islam dengan bahan ajar buku paket.

Kegiatan yang ada disekolah membaca al-quran pada setiap pagi

sebelum belajar dimulai dan menghapal ayat serta hadis. Kegiatan disekolah

dalam bidang keagamaan semuanya ada di organisasi rohis. Kami tinggal

mengikutinya saja.

Guru pendidikan agama Islam pun selalu mengarahkan agar kami selalu

berprilaku positif. Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam gurunya

sangat menyenangkan dan materi ajar yang disampaikan sangat mudah

dipahami sehingga bisa dimengerti oleh saya.

Dalam penyampaian materi guru pendidikan agama Islam tidak selalu

membawa bahan ajar tambahan.Tapi dalam kegiatan materi selalu memberikan

pertanyaan agar kami bisa menganalisa dari materi pembelajaran pendidikan

agama Islam.

Setelah pembelajaran selesai guru pendidikan agama Islam memberikan

tugas, jika kaitan materinya pada kehidupan sehari-hari maka kami diberi tugas

untuk menghapal dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan

sehari-hari guru agama Islam mewajibkan melaksanakan shalat dzuhur

136

berjamaah. Dalam nasihatnya pun agar kami selalu menjadi manusia lebih baik

dari sebelumnya.20

Kegiatan pembelajaran agama Islam berjalan dengan baik dan selalu

menerapkan pembelajaran yang tidak membosankan dan selalu memberikan

contoh-contoh prilaku akhlakul karimah.

Dalam menjelaskan terkadang memakai alat bantu pembelajaran seperti

poworpoint. Kegiatan keagamaan setiap minggu membaca al-qur’an surat

yasin bersama-sama dilapangan. Kemudian dalam kegiatan sehari disekolah

kegiatan rutinitas yaitu terkadang membaca Al-Qur’an dikelas. Dan guru

pendidikan agama Islam memberikan semangat menjalankan hidup sehari-

hari.21

Pembelajaran Contextual Theacing And Learning pada mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam yaitu mempelajari Agama Islam dengan sangat baik

karena pada dasarnya belajar keagamaan harus disukai dan diminati.

Pendidikan pendidikan agama islam mengajarkan tentang arti hidup agar lebih

berkaitan pada kehidupan sehari hari didasari dengan dalil al-qur’an maupun

hadis.

20

Wawancara dengan Novi Riyanti, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 6 Kab.

Tangerang (Tanggal 5 Oktober 2018 jam 14.24 WIB). 21

Wawancara dengan Muhammad Widho Santria, siswa kelas X IPS SMA NEGERI

6 Kab. Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 14.24 WIB).

137

Disertakan pula dengan kegiatan kelompok. Untuk kegiatan biasanya

kita di sekolah selalu ada kegiatan mengaji berjamaah dan shalat berjamaah di

mushola dan di masjid disekitar sekolah selepas istirahat kedua. Ini adalah cara

hidup sehari hari agar lebih baik dan materinya pun berkaitan denan sifat

terpuji dan persaudaraan sesama muslil.22

Meski guru jarang membawa media pembelajaran, guru selalu

memberikan sebuah pertanyaan sebelum menjelaskan materi ajar.

Pesaudaraan dalam Islam ini bukan hanya saurada sedarah tetapi ikatan

pada akidah. Bahwa, sesama manusia harus saling bersaudara. Persudaraan

bukan hanya satu akidah, tapi juga bisa bersaudara sebangsa dan setanah air.

pelajaran pendidikan agama islam berpengaruh pada kehidupan sehari-hari

agar lebih baik dan kita biasa diberi tugas hapalan dari dalil-dalil naqli dan aqli

berikut dengan hadis-hadis yang berkaitan dengan materi.

Dari kegiatan sehari-hari biasanya setiap jumat mengaji yasinan yang

dipimpin oleh guru agama dan kadang yang berdoa diberikan pada siswa untuk

memimpin. kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam cukup baik, karena

gurunya yang tegas mengajar dan mengingatkan bahwa pembelajaran agama

Islam kelak ilmu agama Islam akan dibawa kelingkungan masyarakat dan juga

diakhirat.

22

Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA

NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB)

138

Dan guru selalu memberikan arahan pada kehidupan sehari-hari kita

agar berpakaian islami dan berprilaku baik di sekolah maupun di rumah.23

Dalam penyampaian materi guru saya lebih menggunakkan interaksi dengan

siswa yang ada dikelas karna selalu menasehati menekankkan akhlak.

Untuk tugas dalam materi pembelajaran pendidikan agama Islam guru

menugaskan agar menghapal ayat dan hadis serta nama-nama Allah (asmaul

Husna) dan menerapkan dikehidupan sehari-hari.

Implementasi pendidikan agama Islam dikehidupan sehari-hari

disekolah membaca Al-Qur’an, santunan, dan shalat dzuhur berjamaah.

Guru pun menekankan agar materi pendidikan agama Islam bukan

hanya untuk dipelajari saja tetapi juga agar diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran agama Islam dalam kehidupan

nyata disekolah saya mempringati isra mi’raj, hari raya kurban, yasinan setiap

hari jumat, santunan anak yatim. Guru pendidikan agama Islam selalu

memberikan motivasi agar semangat menjalani kehidupan dengan akhlak.

Untuk tugas pendidikan agama Islam menghapal dan ulangan lisan terkait

dengan materi ajar yang sudah diajarkan. Mengaitkan kehidupan nyata dengan

materi guru pendidikan agama Islam agar bisa menggunakkan waktu dengan

23

Wawancara dengan Shafly, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 15 Kab. Tangerang (

tanggal 5 Oktober 2018 jam 13.15 WIB).

139

baik untuk belajar. Alat bantu dalam belajar sangat jarang karena pasilitas

infokus yang kurang menyebabkan kami harus bergantian dengan kelas lain.24

Guru pendidikan agama Islam pun menasehati agar dalam kehidupan

nyata agar selalu mentaati dan meneladani yang dibahas pada materi

disekolah.25

Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam disekolah berjalan

disiplin serta guru yang ngajar mudah dipahami dan siswa memperhatikan apa

yang guru jelaskan. Dalam kurikulum 2013 hampir semua pelajaran pendidikan

agama Islam mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari khususnya tentang

akhlak.

Belajar biasanya kami harus membuat tugas makalah materi pendidikan

agama Islam dan mendiskusikannya bersama kawan-kawan.

Dikehidupan sehari-hari di sekolah saya ada kegiatan infak dalam untuk

kegiatan keagamaan. Guru pendidikan menasehati agar bersungguh-sungguh

dan memahami serta mempraktekkan apa yang dijelaskan guru karena dengan

implementasi kebiasaan tersebut maka ilmu yang didapat mudah diingat.

Pembelajaran pendidikan saya sangat antusias dalam belajar agama

Islam karena mendapatkan ilmu yang baik bisa menambah wawasan.

24 Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA

NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB) 25

Wawancara dengan Adrian Maulana, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 15 Kab.

Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 13.15 WIB).

140

Pembelajaran yang dibawakan dengan jelas dengan dikuatkan dengan dalil-

dalil sehingga dalam kehidupan sehari-hari saya bisa lebih terarah dalam

kehidupan.

Hafalan serta praktek membaca al-qur’an serta menganalisa materi

yang diajarkan seperti pengertian asmaul husna dengan mengaitkan dengan

kehidupan sehari-hari. Guru pendidikan agama Islam dalam nasihatnya selalu

berbusana muslim ketika dirumah karena kalian disekolah selalu memakai

pakaian tertutup.26

Bahwa pembelajaran pendidikan islam sangat baik untuk masa depan

setelah lulus sekolah. Dalam hal pembelajaran materi guru pendidikan islam

terkadang membawa media pembelajaran dalam kelas itu tergantung materi

yang disampaikan. Setelah pembelajaran materi selesai biasanya guru

memberikan tugas kepada anak tentang apa yang sudah diajarkan. Tugas yang

biasanya diberikan itu biasanya hafalan tugas individu lainnya membuat tugas

portofolio. Adapun kegiatan keagamaan biasanya tadarusan muhadharah,

pengajian, maulid nabi dan qur’ban.27

26

Wawancara dengan Vira Ardika, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 15 Kab.

Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 13.15 WIB). 27

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB

141

Dari materi yang sudah diajarkan guru agama selalu mengaitkan kepada

kehidupan nyata agar kami selalu ingat bahwa dunia ini ada yang menciptakan

dan kita harus selalu ingat pad sang pencipta.28

Kegiatan yang ada di sekolah sebagai modal setelah lulus nanti agar

bisa berbaur dengan masyakat dibidang keagamaan.

Dalam penyampaian materi guru selalu membawa media pembelarajan

yaitu power point agar penyampaian materi lebih jelas dan kami ketika

mengerjakan tugas agar mudah dalam menjawabnya.

Untuk kegiatan harian, hari senin selalu membaca asmaul husna

sebelum upacara dan pada hari jumat wajib berjamaah di sekolah. Untuk shalat

fardhu dzuhur wajib berjamaah.29

Kaitan antara materi dengan kehidupan sehari-hari guru selalu

menyampaikan agar kami menjadi anak yang shaleh.30

Pembelajaran pendidikan agama Islam mudah dan gampang dipahami,

setiap materi mengandung ayat al-qur’an yang harus dihafal.

Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam menggunakkan alat bantu

seperti infocus untuk mengaji bersama. Untuk tugas pendidikan agama Islam

28

Wawancara dengan Ilham Bukhari, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 18 Kab.

Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 09.15 WIB). 29 Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 30

Wawancara dengan Muhammad Saiful Akbar, siswa kelas X IPS SMA NEGERI

18 Kab. Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 09.30 WIB).

142

guru memberikan PR menganalisa dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari.

Seperti menghapal ayat-ayat Al-Qur’an dan juga mempraktekkan materi ajar.

Dalam implementasi materi ajar guru menekankan agar di lakukan

dalam kehidupan sahari-hari.

Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam selalu memotivasi

untuk menjadi lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ketika

memberikan tugas materi pendidikan agama Islam agar mengaitkan dengan

kehidupan sehari-hari. Membaca Al-Qur’an adalah praktek lisan. Kegiatan

disekolah kami diberi jadwal untuk kultum setiap hari jumat setelah membaca

al-qur’an bersama-sama dilapangan dipimpin oleh guru agamanya. Di sekolah

setiap tahun adanya santunan anak yatim, setiap seminggu sekali berlatih

marawis, dan ada juga perlombaan jika acara isro mi;raj, diimplementasikan di

shalat sehar-hari agar lebih benar dalam bacaannya. Akhlak pun tidak lepas

agar selalu dipraktekkan dikehidupan nyata.31

Belajar pendidikan agama Islam sangat baik karena menyangkut hidup

agar lebih baik. Guru selalu mengajukan pertanyaan kepada kami terkait

dengan materi. Guru terkadang membawa alat jika ada materi yang harus

31

Wawancara dengan Inelda Filia, siswa kelas X IPS SMA NEGERI 18 Kab.

Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 09.30 WIB).

143

dipraktekkan dikelas.Memberikan tugas dengan mengisi soal dan juga praktek

jenazah ketika materi bab sudah selesai dijelaskan.

Kegiatan kerohanian disekolah saya biasanya membaca al-qu’an

sebelum belajar dengan mambaca surat juz amm’a. Belajar pendidikan agama

Islam mengajarkan siswa lekat dalam kehidupan sehari-hari dengan

mengharuskan semua manusia wajib memiliki sifat jujur, memiliki adab dalam

kehidupan sehari-hari. Sifat tersebut dilaksanakan dalam kegiatan sekolah

misalnya membaca AL-Qur’an.

Belajar pendidikan agama Islam sangat penting dipelajari karna harus

diwajibkannya hapalan dan membaca Al-Qur’an yang bisa mendapatkan

pahala dalam kehidupan sehari-hari.32

Dengan penjelasan dengan menggunakkan alat peraga atau alat

teknologi seperti menggunakan poworpoint. Tugas pelajaran pendidikan

agama Islam mencari referensi ketika ada materi yang harus didiskusikan

kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. Kegiatan pun disekolah selain

membaca Al-Qur’an, siswa diajarkan bersosial, saling tolong menolong

(santunan anak yatim). Dalam hal ini pembelajaan kejujuran dalam kehidupan

sehar-hari wajib dimiliki siswa karna jujur adalah salah satu sifat akhlakul

32

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB

144

karimah. Guru pendidikan menekankan agar tingkah laku yang baik akan

dibawa ke kehidupan dimasyarakat nanti.

Belajar agama islam baik untuk memberikan intropeksi diri agar lebih

baik dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu sebagai muslim wajib belajar

agama sehingga dasar hukum bisa dipelajari dan di laksanakkan dalam

kehidupan sehari-hari. Contohnya membaca al-qur’an dan mempelajari dalil-

dalil aqli dan naqli. Hal itu semuanya untuk di implementasikan dalam

kehidupan nyata.

Guru pendidikan agama Islam hanya sering bertanya kepada murid

terkait materi yang diajarkan kemudian baru menjelaskan. Dalam hal tugas

biasanya agar menghapal dan praktek saja. Praktek biasanya dibentuk

kelompok. Misalnya praktek shalat jenazah dan untuk hapalan maju kedepan

satu persatu sesuai absen.

Dalam kaitan kehidupan sehari-hari agar menghormati kepada guru dan

saling menghormati sesama teman. Meskipun teman kita bukan seagama.

Kegiatan wajib setiap minggu membaca surat yasin pada hari jumat dilanjutkan

muhadarah atau berbicara didepan selam 7 menit. Nasihat dari bapak guru

145

pendidikan agama Islam harus saling menjaga toleransi dengan teman yang

bukan seagama karena kita sekolah untuk belajar artinya berbedaan.33

4. Keunggulan strategi Contextual Theacing And Learning Dalam

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Keunggulan strategi Contextual Theacing And Learning lebih fokus

dan sistematis dalam pembelajaran, hanya dari kelemahannya sedikit ruang

untuk berekspresi.

Pembelajaran ini penting dalam pendidikan agama Islam sekitar 50 %

untuk mempermudah proses belajar. Sehingga guru sebagai pasilitator dalam

belajar dikelas

Ketimbang menggunakkan metode klasik yang monoton. Karenanya,

implementasi strategi Contextual Theacing And Learning lebih pada

penggunaaan logika yang dibawa pada kehidupan”.34

Faktor dukungan dari semua sarana yang ada disekolah sangatlah

penting untuk kegiatan belajar strategi Contextual Theacing And Learning

dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam.

33

Wawancara dengan Muhammad Syukron Rojak, siswa kelas X IPS SMA NEGERI

18 Kab. Tangerang ( tanggal 5 Oktober 2018 jam 09.30 WIB). 34

Wawancara dengan Ibu Sumarni, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 6

Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB)

146

Kelebihan impementasi strategi Contextual Theacing And Learning

adalah:

a. Adanya antusias tinggi dari siswa ketika model pembelajaran

diterapkan.

b. Siswa dapat berfikir kritis dan menerapkan apa yang mereka pelajari.

c. Dari pihak sekolah sudah menyediakan media pembelajaran yang

cukup memadai.

d. Adanya persiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai.

e. Adanya media elektronik yang mendukung terkait masalah kontekstual

permasalahan di lingkungan.35

Kemudian faktor keunggulan dalam implementasi Contextual Theacing

And Learning pada mata pelajaran pendidikan agama islam yaitu

1. Memberi kemudahan belajar anak pada siswa dengan menyediakan

sarana dari belajar yang memadai

2. Agar siswa lebih kritis dalam belajar

3. Mampu menjelaskan materi ajar

4. Memberikan kesempatan anak berpendapat dalam diskusi

5. Menyimpulkan materi dengan mengaitkannya pada keseharian

35

Wawancara dengan Ibu Sumarni, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 6

Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB)

147

6. Pelajaran lebih bermakna

7. Pembelajaran lebih produktif

8. Memberikan kesempatan anak untuk mengemukkan pendapat36

Siswa agar lebih berani tampil dalam melaksanakkan kegiatan

keagamaan sekolah kami memiliki guru yang mempuni dibidang keagamaan

dan sarana yang lengkap walaupun belum 100 persen memadai. Siswa akan

belajar dengan baik apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa

yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa

terlibat dalam proses belajar di sekolah. sebagaimana oleh guru PAI juga

mengungkapkan:37

“Peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran PAI sudah mempersiapkan

diri. Bahan ajar pendidikan islam yang akan dipelajari, sudah di informasikan

guru pada proses pembelajaran yang telah lalu ada dalam buku catatan

mereka. Ini menandakan bahwa semua peserta didik sudah siap untuk

mengikuti kegiatan pemebelajaran”.38

Data tersebut diperkuat oleh hasil observasi tanggal 7 agustus 2018,

kebetulan peneliti sedang berada di lokasi penelitian dan meminjam buku tulis

36 Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA

NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB) 37 Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 38

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB)

148

PAI pada salah satu siswa, yang ternyata sebelum materi diajarkan peserta

didik sudah menyiapkan materi dengan meringkas di rumah dan sudah

membaca materi, sebelum materi yang akan diajarkan dikelas. Penyediaan

media pembelajaran yang cukup memadai, meskipun tidak begitu lengkap

tetapi bisa digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. 39

Contextual Teaching and Learning dapat diterapkan dalam kurikulum

apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.

Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam kelas cukup mudah.

Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam Contextual

Teaching and Learning adalah sebagai berikut:

a. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan

dan keterampilan barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan mencari informasi sendiri untuk

semua topik.

c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4) Ciptakan

masyarakat belajar. 5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6)

39

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB

149

Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7) Lakukan penilaian yang

sebenarnya (authentic assessment) dengan berbagai cara.40

Dalam pembelajaran ini siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang

lebih tinggi secara kritis dan kreatif dapat menganalisis, membuat sintesis,

memecahkan masalah, membuat keputusan, menggunakan logika dan bukti-

bukti.

Guru atau pengamat pribadi siswa (nurturing the individual) Siswa

memelihara pribadinya yaitu mengetahui, memberi perhatian, memiliki

harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa

tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa, siswa menghormati

temannya dan juga orang dewasa.41

Guru berperan sebagai klarifikator dari pemecahan-pemecahan masalah

yang telah di pecahkan oleh siswa, sehingga siswa tetap mendapatkan

informasi yang benar walaupun guru tidak harus menjejali siswa dengan

berbagai informasi tetapi juga merasa kalau informasi yang telah mereka

peroleh mendapatkan perhatian dari guru.

Dari kedua hasil wawancara diatas diperoleh beberapa faktor

pendukung penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning yaitu:

40

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 41

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB

150

1. Adanya antusias yang tinggi dari siswa ketika implementasi strategi

Contextual Teaching and Learning diterapkan,itu terbukti ketika proses

pembelajaran berlangsung siswa sangat antusias dan terlihat semangat

mengikuti proses pambelajaran PAI.

Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh siswa:

”Dalam implementasi strategi Contextual Teaching and Learning yang

bervariasi dapat meningkatkan minat dan antusias belajar siswa, terlebih

dalam konteks ini, ketika implementasi strategi Contextual Teaching

and Learning diterapkan dengan persiapan yang matang dari awal

sampai akhir siswa akan semakin tertarik untuk lebih semangat belajar

pendidikan agama islam.”42

2. Adanya persiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai, itu terbukti

sebelum proses pembelajaran dimulai sebagian siswa sudah mempelajari

materi yang akan dipelajarinya, Sebagaimana dikatakan oleh seorang

guru :

“Anak-anak apabila memulai kegiatan pembelajaran mengucapkan

basmalah dan berdoa, mempersiapkan alat-alat belajar tanpa disuruh

oleh guru, memberitahukan kepada guru tentang Pekerjaan Rumah (PR)

yang sudah dikerjakan, bahkan di antara peserta didik sebagian besar

42

Wawancara dengan Dafa, siswa SMA NEGERI 18 Kab Tangerang (tanggal 7

Agustus 2018 jam 14.53 WIB)

151

sudah mengenal materi pembelajaran yang akan dipelajarinya. Selain

itu, peserta didik ketika ditanya kaitannya pembelajaran yang telah lalu

dengan yang akan dipelajari pada jam pelajaran tersebut, mereka

mencoba menjawabnya dengan antusias.”43

Peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran PAI sudah

mempersiapkan diri. Bahan ajar PAI yang akan dipelajari, sudah di

informasikan guru pada proses pembelajaran yang telah lalu ada dalam buku

catatan mereka. Ini menandakan bahwa semua peserta didik sudah siap untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran.”44

Data tersebut diperkuat oleh observasi, pada tanggal 5 agustus 2018,

peneliti datang ke SMA kebetulan guru sedang menggunakan media yang tepat

yaitu media elektronik untuk diskusi agar memperlancar proses pembelajaran.

1. Adanya antusias yang tinggi dari siswa ketika model pembelajaran

diterapkan

2. Adanya persiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai

3. Penyediaan media pembelajaran yang cukup memadai

43

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB) 44

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB)

152

4. Adanya media cetak dan elektronik yang mendukung terkait masalah

kontekstual permasalahan di lingkungan, seperti majalah, Koran,

televise dan lain-lain

5. Terkontrolnya kegiatan instruksional guru hasil supervise kepala sekolah

yang terprogram.45

Terdapat beberapa keunggulan dari pembelajaran Contextual Teaching

and Learning diantaranya adalah:

a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil, artinya siswa dituntut

untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah

dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat

mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan

saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi

materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,

sehingga tidak akan mudah dilupakan.

b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan

konsep kepada siswa karena metode pembelajaran Contextual Teaching

and Learning menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa

dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan

45

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB

153

filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami”

bukan “menghafal”.46

c. Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk

memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat untuk menguji hasil

temuan dimana materi ditemukan oleh siswa.

d. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat menciptakan suasana kelas

yang bermakna dan mengasikkan, sehingga mengurangi kebosanan

yang di alami oleh siswa.

e. Siswa lebih memiliki kompetensi baik kognitif maupun

psikomotorik.47

Terkadang siswa tidak melaksanakan tugasnya, ini sesuai dengan

apa yang diamati oleh peneliti masih banyak siswa tidak mampu

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dikarenakan pada waktu

pembelajaran siswa kurang memperhatikan ketika guru menyampaikan

materi.

Tugas yang kita berikan sebenarnya tidak terlalu sulit, asalkan siswa

benar-benar mau berusaha untuk mengerjakannya, kita membuka

kesempatan seluas-luasnya untuk bertanya ketika ada permasalahan tetapi

46 Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 47

Didik Priyo Sembodo, Penerapan Model CTL dengan Strategi Inquiry

(Tulungagung: Perpustakaan IAIN, 2014), 45.

154

anak-anak tidak menyadari itu, akibatnya mereka tidak mampu

mengerjakan tugasnya, kebanyakan yang demikian adalah siswa laki-laki,

sehingga dapat disimpulkan bahwasannya ketidaksiapan siswa dalam

menjalankan tugasnya dapat mengganggu kelancaran proses

pembelajaran”.48

a. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode

Contextual Teaching and Learning Guru tidak lagi berperan sebagai

pusat informasi, tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim

yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan

yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang

berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh

tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya.

Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau

“penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah

pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap

perkembangannya.

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari

dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk

48

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB

155

belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian

dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran

sesuai dengan apa yang diterapkan semula.49

Dengan adanya keungulan dan juga kelemahan maka guru dituntut untuk dapat

mencari solusi dari beberapa kelemahan dalam pembelajaran Contextual

Teaching and Learning, diantara cara untuk meminimalkannya adalah guru

harus senantiasa mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas yang telah

diberikan, Selain itu guru harus senantiasa memantau proses pembelajaran di

dalam kelas, dan di akhir pembelajaran guru memberikan penguatan terhadap

materi.

5. Faktor pendukung dan hambatan Implementasi Strategi pembelajaran

Contextual Teaching and Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam

a. Faktor Pendukung

Dalam implementasi strategi Contextual Teaching and Learning di

SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang faktor pendukungnya adalah sarana

dan prasarana sekolah dan selain itu faktor pendukung dari implementasi

strategi Contextual Teaching and Learning adalah tergantung pada siswa

49

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB

156

itu sendiri, karna apabila siswa itu aktif maka implementasi strategi

Contextual Teaching and Learning sangat bagus untuk dilaksanakan dan

siswa yang aktif itu akan mudah termotivasi, sehingga proses pembelajaran

akan berlangsung dengan lancar50

a. Faktor Pendukung

Untuk terealisasinya tersebut faktor pendukung yaitu guru yang

mampu memotivasi siswa untuk dapat menemukan materi yang

dipelajarinya sehingga siswa dapat merekonstruksikan pengetahuan itu

menjadi pengetahuan yang bermakna. Meski ada kendala atau penghambat

yaitu siswa tidak mau belajar sendiri menemukan materi.

Untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan maka disetiap kegiatan

keagamaa guru pendidikan agama islam bekerjasama dengan rohis untuk

membuat perlombaan islami pada acara maulid nabi yaitu melombakan

siswa tilawatul qur’an, pidato, kaligrafi, lomba azan, dan karya ilmiah

tentang keagamaan.dari kegitan perlombaan pad siswa maka selaku guru

agama mengajarkan pada mereka bahwa pembelajaran materi keagamaan

50

Wawancara dengan Ibu Sumarni, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 6

Kab. Tangerang ( tanggal 5 Agustus 2018 jam 10.22 WIB)

157

bukan hanya disekolah saja. Akan tetapi, sebagai modal dalam kehidupan

nyata setelah mereka terjun pada masyarakat.51

Di sekolah ini, kami juga menyediakan media pembelajaran yang

bisa digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Semuanya itu sudah

disiapkan oleh lembaga dengan fasilitas yang nyaman yang dilengkapi

dengan media yang dibawa kedalam kelas, meski belum terpenuhi

100%”.52

Untuk faktor pendukung yang paling utama dalam penerapan

Contextual Teaching and Learning itu adalah sarana dan prasarana sekolah

itu sendiri, selain itu dana juga sangat penting dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan strategi Contextual Teaching and Learning karena

apabila dana tidak ada maka kita akan kesulitan untuk mengadakan proses

pembelajaran diluar kelas. Untuk faktor pendukung implementasi strategi

Contextual Teaching and Learning itu antara lain guru harus memahami

strategi itu. Untuk itu di SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang ini

mengadakan kegiatan pelatihan untuk guru misalnya guru diikutkan dalam

MGMP, kemudian sekolah ini juga sering mengadakan pelatihan untuk

guru dengan mengundang instruktur dan juga mengadakan Work Shop,

51

Wawancara dengan Ibu Ade Sriyani, Wakil Kepada Sekolah Bidang Kesiswaan

SMA NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB) 52

Wawancara dengan ibu Dede, wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA

NEGERI 18 Kab. Tangerang (tanggal 8 Agustus 2018 jam 09.13 WIB)

158

dengan kegiatan tersebut guru dapat menguasai dan tidak mengalami dalam

menerapkan sebuah strategi pembelajaran. Dan selain itu sarana prasarana

juga sangat mendukung di SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang ini sudah

tersedia fasilitas pendukung mata pelajaran PAI.53

Untuk kegiatan selanjutnya ibadah shalat jum’at disekolah insya Allah

akan diadakan disekolah tahun ini karna memang jarak masjid jauh dari

lingkungan sekolah. Pihak sekolah akan berkoordinasi/ijin kepada tokoh

masyarakat sekitar Kegiatan dalam memahami implementasi strategi

Contextual Theacing And Learning pada mata pelajaran pendidikan islam

pada jam pertama sebelum jam belajar di mulai siswa wajib membaca al-

qur’an dikelas sekitar 10 menit hingga ini menjadi pembiasaan siswa untuk

selalu membaca al-qur’an. Pada jam istirahat pertama siswa di anjurkan untuk

shalat dhuha di mushola sekolah dan ini menjadi kegiatan dari kesiswaan.54

Bagi anak yang kurang memiliki kreatifitas, bisa menjadi beban

terhadap tugas yang diberikan.

b. Faktor Hambatan

Terkadang ada beberapa guru pada saat mengajar itu terkesan

kurang persiapan, hal ini dapat dilihat dari cara beliau mengajar, biasanya

53

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB 54

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB

159

mereka menggunakan strategi pembelajaran itu-itu saja dan tidak

bervariasi, akibatnya siswa menjadi kurang menarik disaat proses

pembelajarannya”. Adapun kelemahannya kurangnya pasilitas dalam

praktek pembelajaran PAI.

Dari hasil wawancara dan observasi diatas dapat disimpulkan

bahwa Hambatan Menurut guru PAI mengatakan bahwa:

“dalam implementasi strategi Contextual Teaching and Learning

hambatan antara lain: 1) antara materi pelajaran dengan dunia nyata

terkadang sulit dipadukan, dan 2) jumlah jam pelajaran yang terbatas

sehingga kesulitan membawa siswa untuk langsung kelapangan”.55

Menurut Waka Kurikulum mengatakan:

“dalam implementasi strategi Contextual Teaching and Learning tidak bisa

sewaktu-waktu langsung digunakan harus di jadwal terlebih dahulu,

sehingga kasusnya dalam implementasi strategi Contextual Teaching and

Learning yang terjadi adalah adanya bentrokan dengan jadwal yang lain

dan meminta ijin meminta waktu guru lain untuk jamnya di pakai.56

Penerapan pembelajaran CTL yaitu: Adanya sebagian guru yang

menggunakan strategi pembelajaran, strategi pembelajaran yang monoton

55

Wawancara dengan Ibu Sumarni, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 15

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB) 56

Wawancara dengan Ibu Zoya, wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA

NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB)

160

dengan persiapan yang kurang matang, hal ini terbukti ketika peneliti

mengamati proses pembelajaran dikelas yang lain masih banyak guru yang

menggunakan metode ceramah saja.

Dalam implementasi Contextual Theacing And Learning pada mata

pelajaran pendidikan agama islam yaitu

1. Sebagian guru menggunakan model pembelajaran yang monoton

dengan persiapan kurang matang

2. Kurangnya saran untuk kegiatan keagamaan.57

Untuk hambatan implementasi strategi Contextual Theacing And

Learning pada mata pelajaran pendidikan agama islam ada rasa khawatir

pada anggota kelompok akan hilang karakter siswa karena harus menyesuaikan

dengan kelompok. Oleh karena itu, implementasi strategi Untuk keunggulan

implementasi strategi Contextual Theacing And Learning pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam agar anak bisa memahami materi dan mengaitkannya

pada pengalaman hidup mereka agar saling mengetahui sama lain tentang

karakter satu sama lain.

Adapun berbedaan pengajaran klasik dan implementasi strategi

Contextual Theacing And Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama

57

Wawancara dengan bapak Hasan Basri, guru Pendidikan Agama Islam SMA

NEGERI 15 Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 09.13 WIB)

161

Islam dari penilaian pun sudah bisa melihat berubahan sikap dan kecerdasaan

anak kita bisa melihat potensi anak setiap pengajaran berlangsung.

Dari hasil wawancara dan observasi hambatan-hambatan penerapan

pembelajaran Contextual Teaching and Learning yaitu:

1. Sebagian guru masih menggunakan strategi pembelajaran yang

monoton dengan persiapan yang kurang matang dan itu juga membuat

pelajaran kurang kondusif.

2. Waktu sangat terbatas untuk melakukan tindak lanjut pelajaran yang

sudah disampaikan.

3. Siswa kadang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik kadang malas-

malasan untuk mengerjakan tugas yang disampaikan oleh guru.

4. Bagi anak yang kurang memiliki kreatifitas, bisa menjadi beban

terhadap tugas yang akan diberikan, ini juga akan bisa menjadi kendala

pada implementasi strategi Contextual Teaching and Learning dalam

hal menemukan pokok permasalahan materi pelajarannya.

5. Di perlukan waktu yang cukup lama dalam penerapan model

Contextual Teaching and Learning, jika guru tidak dapat

mengendalikan kelas maka akan tercipta kelas yang kurang kondusif.58

58

Wawancara dengan Bapak Amas, guru pendidikan agama Islam SMA NEGERI 18

Kab. Tangerang ( tanggal 4 Juni 2018 jam 10.22 WIB

162

Hambatan hanya semangat siswa yang kadang menurun. oleh

karenanya, saya harus bisa menyemangati anak agar lebih aktif dan

pendukungnya sebagai guru yang harus lebih memahami keadaan siswa agar

lebih aktif di kelas.

Dan hambatan dalam implementasi strategi Contextual Theacing And

Learning pada mata pelajaran pendidikan agama islam tidak semua materi

bisa mengimplementasikan strategi Contextual Theacing And Learning. Akan

tetapi Data tersebut diperkuat oleh hasil observasi tanggal 5 Agustus 2018,

kebetulan peneliti sedang berada di lokasi penelitian dan meminjam buku tulis

PAI pada salah satu siswa, yang ternyata sebelum materi di ajarkan peserta

didik sudah menyiapkan materi yaitu meringkas di rumah, sebelum materi

yang diajarkan di kelas.

Penyediaan media pembelajaran yang cukup memadai, meskipun

tidak begitu lengkap tetapi bisa digunakan untuk menunjang proses

pembelajaran.

163

C. ANALISIS HASIL PENELITIAN

Analisis hasil pembelajaran menggunakan strategi Contextual Teaching

and Learning ada beberapa metode yang dapat di gunakan dalam proses

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yaitu suatu

pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan ketrampilan

pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensi dari materi pelajaran.

Pengajaran autentik (authentic instruction), yaitu pendekatan

pengajaran yang menekankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna. Ia

mengembangkan keterampilan berfikir dan pemecahan masalah yang penting

dalam kehidupan nyata.

Belajar berbasis inquiri (inquiry based learning), yang membutuhkan

strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains yang menyediakan

kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

Belajar berbasis proyek atau tugas terstruktur (project based learning)

yang membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif dimana

lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat melakukan

164

penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu

topik mata pelajaran.

Belajar berbasis kerja (work based learning) yang memerlukan suatu

pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks

tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan

bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali di tempat kerja.

Belajar jasa layanan (service learning) yang memerlukan penggunaan

metodologi pengajaran yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat

dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa layanan

tersebut.

Belajar kooperatif (cooperative learning) yang memerlukan pendekatan

pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama

dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.

Dengan penekanan di atas, siswa belajar benar-benar diawali dengan

pengetahuan, pengalaman, dan konteks keseharian di kelas dan selanjutnya

diimplementasikan dalam kehidupan keseharian mereka. Dari beberapa

strategi-strategi di atas seorang guru dapat memodifikasi nya agar tepat dan

sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Hasil Penelitian Data Prestasi pembelajaran Contextual Teaching And

Learning dalam pembelajaran Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pembahasan yang dimaksudkan disini adalah mengungkapkan data yang

165

diperoleh dari hasil lapangan yang sesuai dengan masalah yang ada di dalam

pembahasan tesis ini. Setelah melakukan penelitian di SMA Negeri 6

Kabupaten Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan SMA

Negeri 18 Kabupaten Tangerang dapat dikemukakan temuan penelitian sebagai

berikut:

a. Hasil rapot menjelaskan adanya tingkat kemajuan dalam belajar

FORMAT IMPORT NILAI KETERAMPILAN KELAS X-IPS-3

SMAN 6 KABUPATEN TANGERANG

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

No Nama Siswa

No.

KD

Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3

Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai

1 Agung Fendi

Pratama 4.2.2 PRTK 80 PRTF 81 PRTF 81

2 Ahsanul Hadis 4.2.2 PRTK 80 PRTF 81 PRTF 81

3 Dea Ayu Lestari 4.2.2 PRTK 81 PRTF 84 PRTF 84

4 Iqbal Firdaus 4.2.2 PRTK 81 PRTF 80 PRTF 80

5 Ikrami Hafizha

Cahyani 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

6 Jidan Ramadgan 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

7 Kharunisa Putri

Adhani 4.2.2 PRTK 81 PRTF 85 PRTF 85

8 Kinanti Putri

Pambayun 4.2.2 PRTK 81 PRTF 85 PRTF 85

9 Meyliana Uswatun

Nadliroh 4.2.2 PRTK 83 PRTF 82 PRTF 82

10 Mohammad Ridho

Satria 4.2.2 PRTK 81 PRTF 80 PRTF 80

11 Muhamad Farhan

Dhuha 4.2.2 PRTK 81 PRTF 85 PRTF 85

12 Muhamad Riansyah 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

13 Muhamad Riyan 4.2.2 PRTK 82 PRTF 83 PRTF 83

14 Muhamad Sonip 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

15 Navi Kiya Arfano 4.2.2 PRTK 81 PRTF 83 PRTF 83

166

16 Novi Riyanti 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

17 Regita Rizki

Rahayu 4.2.2 PRTK 84 PRTF 85 PRTF 85

18 Riska Septiany

Putri 4.2.2 PRTK 81 PRTF 82 PRTF 82

19 Rivanda Puspitasari 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

20 Sindi Cahyani 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

21 Singgih Habibie

Ramadhan 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

22 Siti Nurhasanah 4.2.2 PRTK 81 PRTF 80 PRTF 80

23 Siti Nuruddiniyah 4.2.2 PRTK 81 PRTF 84 PRTF 84

24 Siti Padilah 4.2.2 PRTK 81 PRTF 83 PRTF 83

25 Siti

Sobibaturrohmah 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

26 Salsabila Febri 4.2.2 PRTK 81 PRTF 82 PRTF 82

27 Wirda Soleha 4.2.2 PRTK 81 PRTF 83 PRTF 83

FORMAT IMPORT NILAI PENGETAHUAN KELAS X-IPS-3

SMAN 6 KABUPATEN TANGERANG

Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

No Nama Siswa

No.

KD

Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3

Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai

1 Agung Fendi Pratama 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 81

2 Ahsanul Hadis 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 81

3 Dea Ayu Lestari 3.1 TLS 84 LSN 82 TGS 81

4 Iqbal Firdaus 3.1 TLS 80 LSN 82 TGS 81

5 Ikrami Hafizha Cahyani 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 81

6 Jidan Ramadgan 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

7 Kharunisa Putri Adhani 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 81

8 Kinanti Putri Pambayun 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 81

9 Meyliana Uswatun

Nadliroh 3.1 TLS 82 LSN 83 TGS 81

10 Mohammad Ridho Satria 3.1 TLS 80 LSN 81 TGS 80

11 Muhamad Farhan Dhuha 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 80

12 Muhamad Riansyah 3.1 TLS 80 LSN 82 TGS 80

167

13 Muhamad Riyan 3.1 TLS 83 LSN 82 TGS 80

14 Muhamad Sonip 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

15 Navi Kiya Arfano 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 80

16 Novi Riyanti 3.1 TLS 80 LSN 81 TGS 81

17 Regita Rizki Rahayu 3.1 TLS 85 LSN 84 TGS 81

18 Riska Septiany Putri 3.1 TLS 82 LSN 81 TGS 80

19 Rivanda Puspitasari 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

20 Sindi Cahyani 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

21 Singgih Habibie

Ramadhan 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

22 Siti Nurhasanah 3.1 TLS 80 LSN 81 TGS 80

23 Siti Nuruddiniyah 3.1 TLS 84 LSN 81 TGS 80

24 Siti Padilah 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 80

25 Siti Sobibaturrohmah 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

26 Salsabila Febri 3.1 TLS 82 LSN 81 TGS 80

27 Wirda Soleha 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 81

Dokumen Rapot SMA Negeri 6 Kab. Tangerang

FORMAT IMPORT NILAI KETERAMPILAN KELAS X-IPS-2

SMAN 15 KABUPATEN TANGERANG

Mata Pelajaran :Pendidikan Agama Islam

No Nama Siswa No.

KD

Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3

Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai

1 Adisty Cahyani 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

2 Ahmad Maulana 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

3 Alif Fajar Ramadhan 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 84

4 Adrian Maulana 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 80

5 Anggietia

Purnamasari 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

6 Anisa Az Zahra 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

7 Apriandika Salova 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 85

8 Apryan Nurfauzi 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 85

9 Badriah Nurul

Syafitri 4.2.2 PRTK 80 PRJK 83 PRTF 82

168

10 Candra Anggara 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 80

11 Dafa 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 85

12 Dian Tiara Devi 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

13 Eka Apriliyanti 4.2.2 PRTK 80 PRJK 82 PRTF 83

14 Hana Sulistiana 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

15 Hasna Jihan

Kamiliya Salsabil 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 83

16 Himayah Mardiyah 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

17 Indraswari Kumolo

Ratri 4.2.2 PRTK 80 PRJK 84 PRTF 85

18 Isni Khaerunnisa 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 82

19 Kurnia Happy

Resmiaji 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

20 Lilis Kurniasih 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

21 Meli Susanti 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

22 Muhamad Rizki

Haikal 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 80

23 Muhamad Tisna

Maulana 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 84

24 Muhammad Bagus

Rafli Aria 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 83

25 Muhammad Faichal 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

26 Munawaroh 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 82

27 Sarifah Alawiyah 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 80

28 Serly Firmasyah 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 82

29 Sifa Fauziah 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 83

30 Siti Hamdiah 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 83

31 Siti Rosdiana 4.2.2 PRTK 80 PRJK 81 PRTF 85

32 Syfa Choirunnisa 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

33 Yunita Amanda 4.2.2 PRTK 80 PRJK 80 PRTF 80

169

FORMAT IMPORT NILAI PENGETAHUAN KELAS X-IPS-2 SMAN 15

KABUPATEN TANGERANG

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

No Nama Siswa No.

KD

Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3

Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai

1 Adisty Cahyani 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80

2 Ahmad Maulana 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80

3 Alif Fajar

Ramadhan 3.1 TLS 84 LSN 81 TGS 80

4 Adrian Maulana 3.1 TLS 80 LSN 81 TGS 80

5 Anggietia

Purnamasari 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80

6 Anisa Az Zahra 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80

7 Apriandika Salova 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 80

8 Apryan Nurfauzi 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 80

9 Badriah Nurul

Syafitri 3.1 TLS 82 LSN 83 TGS 80

10 Candra Anggara 3.1 TLS 80 LSN 81 TGS 80

11 Dafa 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 80

12 Dian Tiara Devi 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

13 Eka Apriliyanti 3.1 TLS 83 LSN 82 TGS 80

14 Hana Sulistiana 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

15 Hasna Jihan

Kamiliya Salsabil 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 80

16 Himayah Mardiyah 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80

17 Indraswari Kumolo

Ratri 3.1 TLS 85 LSN 84 TGS 80

18 Isni Khaerunnisa 3.1 TLS 82 LSN 81 TGS 80

19 Kurnia Happy

Resmiaji 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

20 Lilis Kurniasih 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

21 Meli Susanti 3.1 TLS 81 LSN 80 TGS 80

22 Muhamad Rizki

Haikal 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 80

23 Muhamad Tisna

Maulana 3.1 TLS 84 LSN 81 TGS 80

170

24 Muhammad Bagus

Rafli Aria 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 80

25 Muhammad Faichal 3.1 TLS 80 LSN 80 TGS 80

26 Munawaroh 3.1 TLS 82 LSN 81 TGS 80

27 Sarifah Alawiyah 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 80

28 Serly Firmasyah 3.1 TLS 82 LSN 81 TGS 80

29 Sifa Fauziah 3.1 TLS 83 LSN 81 TGS 80

30 Siti Hamdiah 3.1 TLS 83 LSN 81 81 81

31 Siti Rosdiana 3.1 TLS 85 LSN 81 TGS 80

32 Syfa Choirunnisa 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 80

33 Yunita Amanda 3.1 TLS 81 LSN 81 TGS 80

Dokumen Rapot SMA Negeri 15 Kab. Tangerang

FORMAT IMPORT NILAI KETERAMPILAN KELAS X-IPS-1 SMAN 18

KABUPATEN TANGERANG

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

No Nama Siswa No.

KD

Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3

Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai

1 Alfiani Fatimah Azahro 4.2.2 PRTK 82 PRTF 81 PRTF 80

2 Alifiya Alzahwa 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

3 Amelia Putri Budiawati 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

4 Andhika Putra Pratama 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

5 Angelica 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

6 Annisa Gita Febriani 4.2.2 PRTK 83 PRTF 82 PRTF 80

7 Apriyani 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

8 Ardhi Firmansyah 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

9 Azahra Syahiradania 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

10 Dean Haryo Derajad 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

11 Dina Ayu Lestari 4.2.2 PRTK 81 PRTF 81 PRTF 80

12 Dzaky Nabhan Amin 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

13 Elin Nuraeni 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

14 Elmi Yahya 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

15 Galang Ramadhan

Susetyo 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

16 Gandhi Dwiwira Safitri 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

17 Ilham Bukhari 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

18 Inelda Filia 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

171

19 Kholifah Septiani 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

20 Lavina Lena 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

21 Muhammad Syukron 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

22 Muhamad Arif Pratama 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

23 Muhammad Saiful

Akbar 4.2.2 PRTK 82 PRTF 81 PRTF 80

24 Nadiya Amalia 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

25 Nanda Litasa 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

26 Nur Addiena Kamila 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

27 Pagra Reipan Abnu 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

28 Puteri Maulia Gunadi 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

29 Putri Intan Wijanah Hoir 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

30 Resti Sayidhatina

Ariyani 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

31 Reynaldi Bonanza

Fadhlullah 4.2.2 PRTK 83 PRTF 82 PRTF 80

32 Salsa Nida Ulya 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

33 Siti Elisa 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

34 Siti Mafrudoh 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

35 Siti Nurmila 4.2.2 PRTK 80 PRTF 80 PRTF 80

FORMAT IMPORT NILAI PENGETAHUAN KELAS X-IPS-1 SMAN 18

Kabupaten Tangerang

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

No Nama Siswa No.

KD

Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3

Tenik Nilai Tenik Nilai Tenik Nilai

1 Alfiani Fatimah

Azahro 3.1 TLS 82 TLS 81 LSN 82

2 Alifiya Alzahwa 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

3 Amelia Putri

Budiawati 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

4 Andhika Putra Pratama 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

5 Angelica 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

6 Annisa Gita Febriani 3.1 TLS 83 TLS 82 LSN 83

7 Apriyani 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

8 Ardhi Firmansyah 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

172

9 Azahra Syahiradania 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

10 Dean Haryo Derajad 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

11 Dina Ayu Lestari 3.1 TLS 81 TLS 81 LSN 81

12 Dzaky Nabhan Amin 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

13 Elin Nuraeni 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

14 Elmi Yahya 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

15 Galang Ramadhan

Susetyo 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

16 Gandhi Dwiwira Safitri 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

17 Ilham Bukhari 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

18 Inelda Filia 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

19 Kholifah Septiani 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

20 Lavina Lena 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

21 Muhammad Syukron 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

22 Muhamad Arif

Pratama 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

23 Muhammad Saiful

Akbar 3.1 TLS 82 TLS 81 LSN 82

24 Nadiya Amalia 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

25 Nanda Litasa 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

26 Nur Addiena Kamila 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

27 Pagra Reipan Abnu 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

28 Puteri Maulia Gunadi 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

29 Putri Intan Wijanah

Hoir 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

30 Resti Sayidhatina

Ariyani 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

31 Reynaldi Bonanza

Fadhlullah 3.1 TLS 83 TLS 82 LSN 83

32 Salsa Nida Ulya 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

33 Siti Elisa 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

34 Siti Mafrudoh 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

35 Siti Nurmila 3.1 TLS 80 TLS 80 LSN 80

Dokumen Rapot SMA Negeri 18 Kab. Tangerang

173

b. Implementasi Strategi Contextual Teaching and Learning pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 6 Kabupaten

Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan SMA Negeri 18

Kabupaten Tangerang. melalui persiapan yang cukup matang. Mulai

dari penyusunan rencana pembelajaran, pemilihan strategi yang sesuai

dengan pembelajaran, sampai pada proses pelaksanaannya dalam

pembelajaran. Sehingga dengan adanya persiapan yang cukup matang

maka pembelajaran pendidikan agama islam akan lebih bermakna dan

kelasa akan menjadi hidup, sehingga siswa terasa senang, semangat

dalam mengikuti pelajaran dan dan tidak jenuh dalam mengikuti

pelajaran pendidikan agama islam didalam kelas. pada siswa terlaksana

dengan baik, hal ini tebukti karena siswa-siswi kelas X-IPS juga

mengaku bahwa mereka tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti

proses pembelajaran pendidikan agama Islam sehingga

mengimplementasikan strategi Contextual Teaching and Learning

(tersebut akan menjadikan siswa lebih semangat dalam proses

pembelajaran pendidikan agama Islam dan siswa terdorong untuk

berlomba-lomba dalam mendapatkan nilai yang bagus, sehingga dengan

begitu hasil belajar yang diperoleh siswa lebih bagus dan meningkat

serta lebih memuaskan.

174

c. Dengan cara memberikan tugas kelompok persentasi kepada setiap

kelas, siswa akan lebih aktif didalam kelas. Sehingga dalam

penyampaian materi dikelas oleh siswa sebagai pemateri maka siswa

yang lain akan lebih aktif dan lebih berani untuk mengajukan

pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran. Sehingga siswa berfikir

kritis tentang materi adakalanya siswa mengaitkan pada kehidupan

nyata. Guru yang akan memperkuat materi setelah diskusi berjalan

lancar.

d. Dalam pembelajaran ini siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang

lebih tinggi secara kritis dan kreatif dapat menganalisis, membuat

sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, menggunakan

logika dan bukti-bukti.

e. Kelebihan Strategi Contextual Teaching and Learning pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Islam di SMA Negeri 6 Kabupaten

Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan SMA Negeri 18

Kabupaten Tangerang. Adanya antusias tinggi dari siswa ketika model

pembelajaran diterapkan siswa merasa sangat semangat dalam belajar,

Siswa dapat berfikir kritis dan menerapkan apa yang mereka pelajari,

Penyediaan media pembelajaran yang cukup memadai dan siswa di

persiapkan dahulu sebelum pembelajaran dimulai agar tidak ada

175

kegaduhan. Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil,

artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara

pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat

penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan

dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan

berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan

tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah

dilupakan.

f. Untuk faktor pendukung yang paling utama dalam penerapan

Contextual Teaching and Learning itu adalah sarana dan prasarana

sekolah itu sendiri, selain itu dana juga sangat penting dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan strategi Contextual Teaching and

Learning karena apabila dana tidak ada maka kita akan kesulitan untuk

mengadakan proses pembelajaran diluar kelas. dan faktor pendukung

implementasi strategi Contextual Teaching and Learning itu antara lain

guru harus memahami strategi itu. Untuk itu di SMA Negeri 6

Kabupaten Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan

SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang. ini mengadakan kegiatan

pelatihan untuk guru misalnya guru diikutkan dalam MGMP, kemudian

176

sekolah ini juga sering mengadakan pelatihan untuk guru dengan

mengundang instruktur dan juga mengadakan Work Shop, dengan

kegiatan tersebut guru dapat menguasai dan tidak mengalami dalam

menerapkan sebuah strategi pembelajaran. Dan selain itu sarana

prasarana juga sangat mendukung di SMA Negeri 6 Kabupaten

Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan SMA Negeri 18

Kabupaten Tangerang. ni sudah tersedia fasilitas pendukung mata

pelajaran PAI. Dalam implementasi strategi Contextual Teaching and

Learning di SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang, SMA Negeri 15

Kabupaten Tangerang, dan SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang.

faktor pendukungnya adalah sarana dan prasarana sekolah dan selain itu

faktor pendukung dari implementasi strategi Contextual Teaching and

Learning adalah tergantung pada siswa itu sendiri, karna apabila siswa

itu aktif maka implementasi strategi Contextual Teaching and Learning

sangat bagus untuk dilaksanakan dan siswa yang aktif itu akan mudah

termotivasi, sehingga proses pembelajaran akan berlangsung dengan

lancar

g. Hambatan Strategi Contextual Teaching and Learning pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 6 Kabupaten

177

Tangerang, SMA Negeri 15 Kabupaten Tangerang, dan SMA Negeri 18

Kabupaten Tangerang., Ada sebagian guru yang menggunakan model

pembelajaran yang monoton dengan persiapan yang kurang matang

kadang siswa terasa jenuh dengan metode yang monoton,

terbatasntanya waktu untuk melakukan tindak lanjut pelajaran yang

sudah disampaikan, banyak siswa yang tidak melaksanakan tugasnya,

Bagi anak yang kurang memiliki kreatifitas, bisa menjadi beban

terhadap tugas yang diberikan.

Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode

Contextual Teaching and Learning Guru tidak lagi berperan sebagai

pusat informasi, tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim

yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan

yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang

berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh

tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya.

Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau

“penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah

pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap

perkembangannya.

178

h. Pentingnya mengimplementasikan strategi Contextual Teaching and

Learning dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam didasarkan

atas beberapa hal: Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran

yang dikembangkan dari ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam

agama Islam. Karena itu Pendidikan Agama Islam merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam. 2. Dari segi muatan

pendidikannya, Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran

pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan

dengan mata pelajaran lain yang memiliki tujuan pembentukan moral

kepribadian siswa yang baik. Oleh sebab itu semua mata pelajaran yang

memiliki tujuan relevan dengan Pendidikan Agama Islam harus seiring

dan sejalan dalam pendekatan pembelajarannya. 3. Tujuan diberikannya

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya siswa

yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt, berbudi pekerti luhur

(berakhlak mulia), memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam

terutama sumber-sumber ajaran dan sendi-sendi lainnya, sehingga dapat

dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai bidang ilmu atau mata

pelajaran. 4. Mata pelajaran PAI tidak hanya mengajarkan kepada siswa

agar menguasai ilmu keislaman tetapi juga harus memiliki kemampuan

179

untuk mengamalkan ajaran Islam dalam keseharian. 5. Prinsip dasar

Pendidikan Agama Islam didasarkan pada tiga kerangka dasar yaitu

akidah (penjabaran dari konsep iman), syariah (penjabaran dari konsep

Islam), akhlak (penjabaran dari konsep ihsan). 6. Dilihat dari aspek

tujuan, Pendidikan Agama Islam bersifat integratif, yaitu menyangkut

potensi intelektual , potensi moral kepribadian (psikomotorik).

i. Karakteristik yang dimiliki mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

sangat kompleks, komprehensif dan memerlukan pengetahuan lintas

sektor. Oleh sebab itu pola pendekatan dan strategi pembelajaran harus

dilakukan secara dinamis dan inovatif agar cita-cita atau tujuan

Pendidikan Agama Islam dengan cepat dapat dicapai. Atas dasar

pertimbangan di atas maka menerapkan pendekatan Contextual

Teaching and Learning dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam menjadi sebuah keniscayaan. Karena dengan pendekatan

Contextual Teaching and Learning akan lebih mempercepat proses

bimbingan dan pembinaan kualitas personel siswa baik aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik. Pembelajaran pendidikan agama Islam

merupakan mata pelajaran yang penting karena efek dari pembelajaran

ini tidak hanya sekedar dalam konteks pemahaman saja, akan tetapi

180

efeknya adalah sampai pertanggung jawaban ketika manusia sudah

bertemu dengan Alloh SWT, maka sangat pentinglah bagi guru

pendidikan agama Islam untuk dapat menjelaskan kepada siswanya

tentang materi dengan kehidupan nyata siswa.