profil sekolah
TRANSCRIPT
PROFIL
SMK MVP ARS Internasional
Disusun:Tim Pendirian SMK MVP
ARS International Bandung
Sekolah Menengah Kejuruan Multi Vocational Platform
Jl. Sekolah Internasional No. 1-6, AntapaniBANDUNGJuli 2010
PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAANSMK ARS INTERNASIONAL
YGBPI BANDUNG
1. Latar Belakang
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1998 telah menggariskan bahwa salah
satu perioritas pembangunan pendidikan adalah peningkatan kualitas pendidikan
kejuruan selaras dengan strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia yang harus siap berkompetisi dengan SDM bangsa lainnya di seluruh
dunia karena era industrialisasi dan informasi tengah berada bersama kita.
GBHN 1998 juga mengamanatkan bahwa pendidikan nasional perlu terus ditata
dikembangkan dan dimantapkan dengan melengkapi berbagai peraturan
perundang-undangan serta mengutamakan pemerataan dan peningkatan kualitas
pendidikan dasar, perluasan dan peningkatan kualitas pendidikan kejuruan serta
pelaksanaan Wajib Belajar Dikdas 9 tahun, upaya ini perlu didukung oleh
peningkatan sumber daya pendidikan secara bertahap disertai keterpaduan dan
efesiensi pelaksanaannya, sehingga mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan
pembangunan.
2. Dasar Pemikiran
a. Firman Allah Surat An Nisaa ayat 9
Artinya
Dan hendaklah mereka khawatir, andaikata sepeninggal mereka didapatkan generasi (anak cucu) yang lemah dan mereka sendiri merasa takut dengannya, maka bertaqwalah kamu kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang lemah lembut.
b. Sabda Rasulullah SAW:
Artinya:
Mu’min yang kuat itu lebih disenangi Allah dari pada mu’min yang lemah.
1
c. UUD 1945 Pasal 31
Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran;
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistim pengajaran
nasional yang diatur dengan undang-undang.
d. UUPSPN 1989 Pasal 15 ayat (2)
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum. Pendidikan kejuruan,
pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan dan pendidikan keagamaan.
e. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1989, SK Mendikbud No. 0490/1991,
SK Menag No. 370 Tahun 1993
f. Kondisi Masyarakat
Kondisi masyarakat yang telah porak poranda, senantiasa mendambakan
Indonesia baru setelah berpuluh-puluh tahun ke belakang belum pernah
mensejahterakan rakyat, bahkan sebaliknya telah membawa banyak rakyat
sengsara, pembangunan yang telah dilaksanakan sejak tiga puluh tahun silam
yang bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya, ternyata hanya
simbol-simbol belaka karena pembangunan tersebut belum mampu membawa
rakyat melepaskan diri dari penjajahan dan dari ketergantungan hidup kepada
bangsa lain termasuk Amerika, Jepang dan China sekalipun dalam bentuk yang
lain.
Kekeliruan konsep pembangunan yang malah semakin membuka jurang
pemisah antara si kaya dengan si miskin, hak-hak rakyat yang dikebiri
terbelenggu dalam kebijakan-kebijakan penguasa yang cenderung membuat
kaum pribumi terhempas dan terpuruk dalam ketidakberdayaan, hilangnya
peluang berkembangnya bentuk-bentuk kebudayaan bangsa kita yang
beraneka ragam dan memudarnya ikatan kebudayaan tersebut dari kepribadian
bangsa yang luhur.
2
Karena itu kondisi tersebut mengharuskan kita melakukan rekonstruksi
masyarakat secara progresif dengan menempatkan lembaga pendidikan sebagai
agen perubahan (agent of change), namun rekonstruksi yang dimaksud
bukanlah yang berasas falsafah hidup materialis-kapitalis dan sosialis-
komunis, melainkan rekontruksi yang religius moralis agar masyarakat itu
menjadi masyarakat beriman dan bertaqwa menuju lahirnya MASYARAKAT
MADANI.
g. SMK ARS Internasional sebagai Media Rekonstruksi
SMK ARS Internasional sebagai lembaga pendidikan yang menjadi media
rekonstruksi masyarakat, sanggup memikul beban tersebut dengan kurikulum
baru yang rekonstruktif dan progresif mempersiapkan sumber daya manusia
Indonesia masa depan yakni manusia yang beriman, bertaqwa dan berkeahlian
menuju masyarakat yang produktif dalam berfikir, berkarya dan berbudaya.
3. Tantangan Pendidikan dan Ketenagakerjaan
Dunia kerja saat ini dan masa mendatang membutuhkan sumber daya manusia
(SDM) yang tidak hanya memiliki kemampuan teoritis, tetapi juga harus memiliki
kompetensi mempraktikkan ilmu yang dimilikinya dan siap bekerja. Pembangunan
bangsa Indonesia ke depan sangat bergantung pada kualitas SDM yang sehat fisik
dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja. Di Indonesia begitu
banyak orang-orang terpelajar atau berpendidikan tetapi sebagian mereka masih
banyak yang menganggur alias tidak bekerja. Hasil survai BPS beberapa tahun
yang lalu menunjukkan jumlah angkatan kerja telah mencapai 105,8 juta jiwa.
Menurut data pada tahun 2005 bahwa, jumlah penduduk yang bekerja dalam enam
bulan yang sama hanya bertambah 1,2 juta orang, dari 93,7 juta menjadi 94,9 juta
orang. Hal ini berarti, jumlah pengangguran baru bertambah 600 ribu orang atau
rata-rata seratus ribu per-bulan. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka
pada tahun itu adalah mencapai 10,3 % lebih tinggi dibandingkan tingkat
pengangguran pada tahun sebelumnya sebesar 9,9%. Situasi seperti ini akan sangat
3
berbahaya dan mengancam stabilitas nasional. Apalagi saat ini tahun 2008 trend
penggangguran terbuka dan PHK dari berbagai sektor pekerjaan sudah mulai
terasa dan cukup mengancam secara serius. Salah satu upaya untuk mengatasi
penggangguran dapat dilakukan melalui usaha sistemik untuk memperkokoh dan
mengembangkan sistem pendidikan, sehingga melahirkan SDM dan iptek guna
menopang kinerja industri dan ekonomi nasional yang kompetitif.
4. Kebijakan Pendidikan Nasional terhadap Pengembagan SDM
Beberapa fakta menunjukkan bahwa tuntutan SDM seperti di atas dapat dihasilkan
melalui lembaga pendidikan kejuruan dan Pendidikan Tinggi. Saat ini Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) kedudukannya semakin strategis hal tersebut
didukung oleh berbagai kebijakan, baik di tingkat Pusat maupun Daerah. Salah
satunya adalah seperti yang tertuang dalam Renstra Depdiknas 2005 – 2009
sebagai berikut: “…Perluasan akses SMA/SMK dan SMA Terpadu; arah
kebijakan ini lebih untuk memperluas SMK untuk mencapai komposisi jumlah
SMA dan SMK yang seimbang pada tahun 2009. Perluasan SMA lebih ditekankan
pada partisipasi swasta. Kebijakan ini ditempuh setelah melihat kenyataan bahwa
bagian terbesar (65%) penganggur terdidik adalah lulusan pendidikan menengah
(Sakernas, BPS 2004), yang dapat diartikan sebagai kurangnya keterampilan
lulusan pendidikan menengah untuk masuk lapangan kerja”.
Selain itu, Pemerintah juga akan melakukan peningkatan jumlah SMK secara
proporsional termasuk upaya penataan bidang keahlian dan program studi di SMK
serta fasilitas magang agar relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Penataan ini
dilakukan agar lulusan sekolah menengah kejuruan semakin memadai di dalam
memenuhi kebutuhan dunia kerjanya.
Pengembangan mutu dan keunggulan sekolah menengah juga diarahkan untuk
mendorong sekolah potensial menuju kategori di atas SNP. Sekolah seperti ini
akan terus dikembangkan menjadi sekolah berkeunggulan nasional dan
internasional. Pengembangan sekolah berkeunggulan pada pendidikan menengah
ditargetkan paling tidak satu SMA/SMK pada masing-masing kabupaten/kota
4
menjadi sekolah berkeunggulan lokal dan internasional pada tahun 2009.
Pemerintah akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk pengembangan
keunggulan lokal, dan dengan luar negeri dalam pengembangan kurikulum dan
standar kompetensi untuk mengembangkan kompetensi lulusan agar dapat
bersaing secara global. Salah satu orientasi pencapaian standar internasional
adalah mendorong sekolah untuk dapat memperoleh sertifikat Pengembangan
mutu dan keunggulan sekolah menengah juga disertai dengan program
peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat Dengan demikian,
dapat tercipta siswa yang sehat dan bugar, serta sekolah yang memenuhi standar
sekolah sehat.
Untuk mengantisipasi banyaknya lulusan SMA yang tidak dapat meneruskan ke
pendidikan tinggi, pendidikan kecakapan hidup akan diberikan pada siswa SMA.
Untuk peserta yang berasal dari keluarga miskin tetapi berpotensi, pemerintah
akan memberikan subsidi beasiswa. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
menengah kejuruan dilakukan dengan mengembangkan program studi/jurusan
yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja antara lain teknologi pengolahan dan
pengemasan makanan teknologi otomotif modern, telematika, hotel dan restoran,
bidang kelautan, seni etnik dan kerajinan industri manufaktur, serta teknologi
pertanian nilai tinggi.
5. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3 dijelaskan
bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan Tujuan SMK adalah Sekolah menengah kejuruan sebagai bentuk
satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15
5
UUSPN, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan tersebut dapat dijabarkan
lebih lanjut menjadi tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut.
Tujuan Umum. Sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah, secara
umum Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan:
a. Menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak;
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik;
b. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab;
c. Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, dan
d. Menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni.
Tujuan Khusus. Secara khusus, Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan:
a. Menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati;
b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, dan
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
6
6. Program Keahlian, Substansi Pendidikan, Susunan Program dan Masa
Pendidikan
Bidang dan Program Keahlian. SMK menyelenggarakan program-
program Diklat yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja. Program-
program tersebut senantiasa harus disesuikan dengan perkembangan lapangan
kerja (PP 29 Tahun 1990, penjelasan Pasal 7). Jenis bidang dan program
keahlian ditetapkan oleh Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Substansi Pendidikan. Substansi/materi pendidikan yang dipelajari di
SMK pada dasarnya berupa kompetensi-kompetensi yang dinilai penting dan
perlu bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan, sesuai dengan jamannya.
Kompetensi dimaksud meliputi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan
untuk menjadi manusia yang bermoral, berakhlak, berbudi pekerti,
berpengetahuan, berketrampilan, berseni, dan berprilaku sehat.
Susunan Program. Kompetensi sebagai substansi/materi pendidikan
dan pelatihan (Diklat) diorganisasi dan dikelompokkan menjadi berbagai mata
Diklat/substansi/ materi Diklat. Jenis mata Diklat yang telah dirumuskan,
dalam pelaksanaannya dipilah menjadi program normatif, adaptif dan
produktif.
a. Program Normatif
Yaitu kelompok mata Diklat yang berfungsi membentuk peserta didik
sebagai pribadi yang utuh, pribadi yang memiliki norma-norma sebagai
makhluk individu maupun makhluk sosial (anggota masyarakat), sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif
diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam
kehidupan sosialnya. Program normatif dijabarkan menjadi mata Diklat
yang memuat kompetensi-kompetensi tentang norma, sikap, dan perilaku
yang harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik.
7
b. Program Adaptif
Yaitu kelompok mata Diklat yang berfungsi membentuk peserta didik
sebagai individu agar memiliki dasar yang kuat untuk berkembang dan
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Program adaptif memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep
dan prinsip dasar keilmuan yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-
hari dan atau melandasi suatu kompetensi untuk bekerja.
Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan
menguasai “apa” dan “bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi
memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” hal
tersebut harus dilakukan. Program adaptif berupa mata Diklat yang
berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta
dasar-dasar kejuruan yang berkaitan dengan program keahlian yang
dipelajarinya.
c. Program Produktif
Yaitu kelompok mata Diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar
memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif pada suatu
pekerjaan/keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan permintaan
pasar kerja.
Masa Pendidikan. Masa pendidikan pada SMK pada umumnya adalah 3
(tiga) tahun sesudah pendidikan dasar, dan dapat diperpanjang menjadi 4
(empat) tahun. Perpanjangan masa pendidikan tersebut hanya dimungkinkan
bila didasarkan atas tuntutan pencapaian kompetensi standar yang harus
dikuasai pada suatu program keahlian.
Satuan waktu pembelajaran untuk setiap program Diklat dirancang
mengikuti satuan waktu pencapaian kompetensi/subkompetensi. Pelaksanaan
8
pembelajaran suatu kompetensi/subkompetensi dapat dilakukan melintasi
batas satuan waktu semester.
Penggunaan satuan waktu sementara terutama untuk tujuan koordinasi,
pemantauan, dan administrasi pendidikan. Satuan waktu semester ini tidak ada
kaitannya dengan batasan waktu penentuan keberhasilan/kelulusan peserta
didik.
7. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran di SMK
Pelaksanaan pembelajaran dituangkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler.
a. Kegiatan Kurikuler
Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan
susunan program, ditujukan untuk mengembangkan kompetensi peserta
didik sesuai dengan bidang keahliannya. Kegiatan kurikuler dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran Diklat secara terstruktur sesuai dengan
susunan program kurikulum.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan Diklat di luar jam yang tercantum pada susunan program. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan untuk pengembangan bakat dan minat serta untuk memantapkan pembentukan kepribadian peserta didik, antara lain dapat berupa: kepramukaan, usaha kesehatan sekolah, olahraga, palang merah, kesenian, dan kegiatan lainnya. Jenis kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan keadaan sekolah.
Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara kompetensi yang diperoleh pada program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan, serta mengembangkan kepribadian peserta didik seutuhnya.
9
c. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran pada SMK dirancang dengan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency-based Training) dan pendekatan pembelajaran berbasis produksi (Production-based Training). Pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada pembekalan penguasaan kompetensi kepada peserta didik yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, dan tata nilai secara tuntas dan utuh. Sementara pembelajaran berbasis produksi, selain menekankan pada pencapaian kompetensi yang harus dikuasai, juga menekankan pada pemberian pengalaman belajar yang lebih bermakna melalui proses kerja yang sesungguhnya dan menghasilkan produk barang atau jasa sesuai dengan standar pasar, sehingga layak jual.
Pembelajaran dengan pendekatan berbasis produksi dengan sendirinya juga merupakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi, tetapi pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi tidak selalu merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi.
Strategi Pembelajaran pada SMK dilakukan dengan menggunakan beberapa strategi. Pembelajaran dengan pendekatan berbasis produksi dan kompetensi menuntut ketuntasan, untuk itu dikembangkan beberapa strategi belajar:
(a) mastery learning (belajar tuntas, yakni peserta didik diberikan waktu yang cukup untuk menguasai setiap kompetensi yang dipelajari);
(b) learning by doing (belajar melalui aktivitas-aktivitas yang dapat memberikan pengalaman belajar bermakna);
(c) individualized learning (belajar dengan memperhatikan keunikan setiap individu);
(d) group learning (belajar secara berkelompok);
(e) belajar dengan sistem modular (menggunakan paket pembelajaran atau modul).
Dalam penerapan strategi pembelajaran tersebut, perlu dipertimbangkan faktor-faktor pendukung yang mencakup sarana-prasarana, alat-bahan ajar, dan sumber daya manusia yang tersedia di sekolah dan lingkungan sekitar, serta dukungan manajemen sekolah yang baik dan kondusif.
10
Faktor-faktor tersebut menjadi pra-kondisi strategi-strategi pembelajaran di atas bisa diterapkan dan mencapai hasil yang diharapkan.
8. Penilaian Pembelajaran
Konsep Dasar. Penilaian hasil belajar peserta didik pada dasarnya
merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, yang diarahkah untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran dan menilai kinerja peserta didik
(aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Pelaksanaan penilaian dapat
dilakukan secara langsung pada saat peserta didik melakukan aktivitas belajar,
maupun secara tidak langsung melalui bukti hasil belajar (evidence of learning
indicator) sesuai dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) yang
diorganisasikan ke dalam bentuk portfolio.
Penilaian hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan penilaian
acuan patokan (criterion reference assessment), dilaksanakan dengan prosedur
dan mekanisme yang dapat mengembangkan sistem akuntabilitas kendali dan
jaminan mutu (quality assurance dan quality controle) dengan melibatkan
pihak-pihak terkait (stakeholders).
Dalam pelaksanaannya penilaian hasil belajar peserta didik dapat dibagi
menjadi penilaian berbasis kelas (classroom-based assessment) yang
merupakan bagian integral dari proses pembelajaran dan penilaian berkala
untuk mengukur tingkat penguasaan suatu kompetensi yang satu sama lain
saling melengkapi sebagai proses penilaian berkelanjutan.
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan oleh
pendidikan secara terpadu dalam proses kegiatan pembelajaran, bertujuan
untuk (1) memantau kegiatan dan kemajuan hasil belajar peserta didik sebagai
bahan masukan untuk perbaikan pembelajaran lebih lanjut, dan (2)
menetapkan tingkat keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi
yang dipelajari.
11
Penilaian berkala adalah pengukuran dan penilaian ketuntasan pencapaian
hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan satu satuan kompetensi.
Bertujuan untuk menetapkan keberhasilan peserta didik dalam menguasai
satuan kompetensi, level kualifikasi atau jenis kompetensi tertentu yang
berkaitan dengan proses pemberian sertifikat komptednsi dan penyelesaian
akhir pendidikan.
9. Pengembangan
Arah Pengembangan. SMK memiliki peran untuk menyiapkan peserta
didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri maupun mengisi
lowongan pekerjaan yang ada. Oleh karena itu, arah pengembangan SMK
diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perubahan
tuntutan dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan. Dunia
kerja membutuhkan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu
yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya
adaptasi dan daya saing yang tinggi.
SMK sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut
mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan dunia kerja. Atas
dasar itu, pengembangan kurikulum dalam rangka penyempurnaan pendidikan
menengah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia
kerja.
Pendekatan Pengembangan. Kurikulum SMK edisi 2004 dirancang
menggunakan berbagai pendekatan sebagai berikut: (1) pendekatan akademik,
(2) pendekatan kecakapan hidup (life skills), (3) pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi (competency-based curriculum), (4) pendekatan
kurikulum berbasis luas dan mendasar (broad-based curriculum).
Pendekatan Akademik. Kurikulum adalah sebuah perangkat pendidikan,
karena itu harus secara sadar dirancang sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmiah kekurikuluman. Kaidah-kaidah akademik yang harus diikuti dalam
penyusunan kurikulum antara lain adalah:
12
a) Kurikulum harus berisi rancangan pendidikan dan pelatihan yang menyeluruh dan terpadu.
b) Kurikulum harus mengandung komponen tujuan, isi atau materi dan evaluasi yang dirancang menjadi satu kesatuan yang utuh.
c) Tujuan kurikulum secara jelas menunjukan tujuan langsung (instructional effect) dan tujuan tidak langsung sebagai dampak pengiring (nurturant effect) bagi pengembangan peserta didik seutuhnya.
Pendekatan Kecakapan Hidup (life skills). Isu yang mengemuka
dewasa ini yakni adanya kesenjangan antara sekolah dengan kehidupan
nyata di masyarakat. Apa yang dipelajari di sekolah, merupakan hal lain
yang terjadi di masyarakat, sehingga disinyalir sekolah semakin
menjauhkan peserta didik dengan dunia nyatanya dimana ia hidup dan
bermasyarakat. Oleh karena itu, agar peserta didik dapat mengenal
dengan baik dunianya dan dapat hidup wajar di masyarakat, perlu dibekali
kecakapan hidup (life skills). Kecakapan hidup meliputi: (a) kecakapan
mengenal diri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional (thinking
skill), (b) kecakapan sosial (social skill), (c) kecakapan akademik
(academic skill), dan (d) kecakapan vokasional (vocational skill).
Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi (competency-based
curriculum). Kompetensi (competency) mengandung makna kemampuan
seseorang yang disyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada
dunia kerja dan ada pengakuan resmi atas kemampuan tersebut.
Dalam lingkup pendidikan menengah kejuruan pengertian kurikulum
berbasis kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Kurikulum berbasis kompetensi diartikan sebagai rancangan
pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan berdasarkan
persyaratan-persyaratan berupa standar kompetensi yang berlaku di
tempat kerja.
b) Substansi kompetensi memuat pernyataan pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill) dan sikap (attitude).
13
c) Isi atau materi kurikulum yang dirancang dengan pendekatan berbasis
kompetensi diorganisasi dengan sistem modular (satuan utuh), ditata
secara sekuensial dan sistemik. Yang dimaksud dengan sistem modular
adalah perancangan substansi pembelajaran berdasarkan satuan
kompetensi secara utuh, sehingga memudahkan perpindahan dari suatu
satuan pembelajaran ke satuan pembelajaran lainnya berdasarkan
prinsip pembelajaran tuntas. Dalam pelaksanaannya, bahan ajar untuk
mendukung pembelajaran dapat berbentuk modul.
d) Ada korelasi langsung antara penjenjangan jabatan pekerjaan di dunia
kerja dengan pentahapan pencapaian kompetensi di SMK.
Pendekatan Kurikulum Berbasis Luas dan Mendasar (broad-based
curriculum. Pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk memahami dan menguasai konsep, prinsip dan keilmuan yang
melandasi suatu bidang keahlian sangat diperlukan dalam pendidikan dan
pelatihan di SMK. Peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai
“apa” (know what) dan “bagaimana” (know how) suatu pekerjaan
dilakukan, tetapi harus sampai kepada pemahaman dan penguasaan
tentang “mengapa” (know why) dilakukan. Dengan demikian, kurikulum
tidak hanya dikembangkan untuk tujuan penguasaan suatu kompetensi
dalam arti sempit, tetapi diarahkan untuk penguasaan kompetensi dalam
arti yang luas, termasuk kompetensi untuk beradaptasi atau
mengalihkan/transfer kompetensi yang dimiliki ke dalam situasi yang
baru.
Mekanisme Pengembangan
(1) Tingkat Nasional. Kurikulum SMK pada dasarnya dikembangkan mengacu kepada standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. Materi atau isi kurikulum tersebut dikembangkan seutuhnya untuk memenuhi tuntutan penguasaan kompetensi yang tertuang dalam standar kompetensi. Karena itu kurikulum yang disiapkan secara nasional pada dasarnya
14
merupakan standar minimal yang siap gunakan oleh sekolah untuk menjamin ketercapaian tujuan SMK. Kurikulum hasil pengembangan tingkat pusat diberlakukan sebagai kurikulum nasional dan menjadi alternatif pertama untuk digunakan di sekolah.
(2) Tingkat Sekolah
Penerapan prinsip diversifikasi kurikulum pada lingkup pendidikan kejuruan, diartikan sebagai pemberian peluang yang lebih luas kepada sekolah untuk melakukan penyesuaian kurikulum nasional terhadap tuntutan kebutuhan dunia kerja dan kondisi lingkungan setempat melalui proses sinkronisasi kurikulum atau melalui mekanisme adaptasi kurikulum lain yang dapat memberikan jaminan pencapaian tujuan lebih baik.
10. Latar Belakang Pendirian SMK MVP ARS Internasional
Nama ARS diambil dari pronunciation ”R’s” yang dikenal sebagai ”US
idiom” dari ”The Three R’s” yang berarti: Reading, (w)Riting, dan (a)Rithmatic,
yaitu tiga dasar kehlian dalam belajar. Hal ini menunjukkan keinginan dari para
pendiri untuk mendirikan suatu perguruan tinggi yang mampu mempersiapkan
lulusannya dengan pengetahuan dan keterampilan tinggi di dalam pendidikan.
Nama Internasional sendiri mengandung pengertian: 1) kurikulum secara
bertahap didisain sesuai dengan pasar kerja internasional, 2) menerima mahasiswa
asing, dan 3) interaksi studi menggunakan Bahasa Internasional (Inggris)
disamping bahasa Indonesia, sehingga diharapkan lulusannya mempunyai
kemampuan daya saing internasional.
Visi Perguruan Tinggi ARS Internasional adalah menjadi institusi
pendidikan tinggi yang unggul dan terdepan di tingkat nasional serta mampu
berperan dan bersaing di tingkat regional (ASEAN).
Misi Perguruan Tinggi ARS Internasional adalah menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas, unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni serta memiliki budi pekerti luhur dan mampu bersaing di pasar kerja global.
15
Pada saat ini, terdapat 3 (tiga) lembaga/institusi setingkat perguruan tinggi
yang ada di lingkungan Perguruan Tinggi ARS Internasional, yaitu Universitas
ARS Internasional, Sekolah Tinggi Manajemen Pariwisata (STMP), dan Akademi
Pariwisata (AKPAR) ARS Internasional. Adapun program yang diselenggarakan
meliputi pendidikan akademik dan vokasional, yakni program pascasarjana (S2),
program sarjana (S1), dan program diploma 3 (D3).
Menurut historis pendiriannya, yang pertama berdiri adalah Akademi
Pariwisata ARS Internasional yang berdiri berdasarkan SK Mendikbud Nomor
198/Dikti/Kep.1992 tanggal 1 Juni 1992, dengan program studi Perhotelan dan
usaha Perjalanan Wisata. Sedangkan Sekolah Tinggi Manajemen Pariwisata
(STMP) ARS Internasional berdiri berdasarkan SK Mendikbud Nomor
064/D/O/1995 tanggal 21 Agustus 1995 dengan program studi Manajemen
Pariwisata.
Universitas ARS Internasional didirikan pada tanggal 6 oktober 2000
berdasarkan SK Mendiknas No. 213/D/O/2000 sebagai pengembangan dari ARS
International School atau Sekolah ARS Internasional yang didirikan pada tanggal
11 Juni 1997 oleh Yayasan Graha Harapan Generasi (YGHG). Saat ini Universitas
ARS Internasional mempunyai 6 Fakultas, yakni Pascasarjana (S2) program studi
Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi (FE) program studi Akuntansi dan
Manajemen Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) program studi ilmu
komunikasi, Fakultas Teknik (FT) program studi Teknik Informatika dan Teknik
Industri, Fakultas Seni Rupa & Desain (FSRD) program studi Komunikasi
Visual/Multimedia dan Disain Interior, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIKA)
program studi Ilmu Keperawatan.
Kondisi perguruan tinggi ARS sampai saat ini cukup memprihatinkan,
suasana akademik kurang terlihat menggembirakan, sarana prasarana minimalis,
tetapi semangat belajar mahasiswa yang masih tersisakan tetap menggelora di
setiap diri mahasiswa, sehingga hal tersebut menjadi salah satu pendorong para
dosen untuk tetap setia mengabdi menjadi pejuang-pejuang pendidikan di
lingkungan pendidikan tinggi ARS Internasional.
16
Potret buram tersebut perlu segera dicari alternatif solusi agar adanya
pencerahan ke arah lebih baik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
membangun pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berbasis pada
program studi yang di perguruan tinggi ARS Internasional, sehingga tercetus ide
untuk pendirian SMK MVP ARS INTERNASIONAL.
Selain hal di atas, ide pendirian SMK tersebut dirasakan cukup tetap waktu
karena saat ini kebijakan nasional tentang pengembangan SMK sangat signifikan
dan didukung penuh oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Menurut Dirjen
Dikdasmen Depdiknas dalam http://www.indonesia.go.id/id menyebutkan bahwa:
Pemerintah mengalokasikan dana total Rp 500 miliar untuk membantu pemerintah daerah memperbanyak pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di berbagai daerah, khususnya SMK yang bertaraf internasional. "Depdiknas siap membantu melakukan studi kelayakan bagi Pemda yang berniat untuk mengubah SMA menjadi SMK serta mengembangkan SMK-SMK baru sesuai dengan target pemerintah hingga 2009 nanti, … untuk memperbanyak sekolah menengah kejuruan (SMK) dan mengurangi sekolah menengah atas (SMA). Depdiknas mengharapkan perbandingan SMK dan SMA 70:30 pada 2009. Saat ini, rasio SMK dengan SMA masih 30:70. Target pada 2008 menjadi 40:60 dan pada 2009 rasio perbandingan SMK dengan SMA menjadi 70:30……Tujuan untuk terus memperbanyak SMK, menurut Suyanto, karena lulusan SMK lebih mudah masuk ke pasar kerja ketimbang lulusan SMA karena umumnya mata pelajaran di SMK sudah disertai dengan praktik keterampilan.
Siswa SMA yang tidak bekerja atau tidak melanjutkan ke perguruan tinggi menyumbang jumlah pengangguran yang saat ini jumlahnya mencapai 40 juta orang. Harapannya dengan diubah dari SMA ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) supaya mereka bisa bekerja pada orang lain atau membuka lapangan kerja sendiri”.
Pernyataan di atas juga sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah seperti yang tertulis dalam harian pikiran rakyat 3 agustus 2007, sebagai berikut :
“Sampai tahun 2015, pemerintah akan mendistribusikan bantuan cukup besar kepada sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk mengejar target 70 persen SMK dan 30 persen SLTA. Namun, SMK-SMK Kab. Bandung mengalami kesulitan mencarikan dana bantuan tersebut karena Depdiknas mensyaratkan adanya dana pendamping
17
dari pemerintah daerah maupun sekolah. Rasio jumlah SLTA dan SMK di Kab. Bandung masih jauh dari ideal seperti diinginkan Depdiknas”.
Berdasarkan hal di atas, apabila kita duduk bersama untuk mengkaji secara
seksama program pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ARS
Internasional, bukan hanya akan memberikan konstribusi yang signifikan secara
Internal bagi pengembangan Perguruan Tinggi di Lingkungan ARS Internasional
tetapi sangat mungkin dapat juga mempunyai sumbangan yang berarti bagi
pengembangan sumber daya manusia secara nasional, melalui pengembangan
lulusan sekolah menengah kejuruan yang kompeten, sehingga akhirnya dapat
mengurangi pengangguran dan menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi.
11. Peluang Pendirian SMK di Lingkungan ARS Internasional
Berdasarkan hal di atas, kami mengusulkan SMK MVP ARS
INTERNASIONAL BANDUNG dengan beberapa kelompok keahlian, sebagai
berikut :
a. Kelompok Pariwisata, meliputi Tata Boga, Tata Busana, Tata
Kecantikan, dan Perhotelan
b. Kelompok Bisnis dan Manajemen, meliputi Keuangan, Administrasi,
dan Tata Niaga.
c. Kelompok Teknologi Informasi dan Komunikasi, meliputi: Teknik
Komputer, Teknik Informatika dan Teknik Broadcasting
d. Kelompok Teknologi dan Rekayasa, meliputi Otomotif dan
Telekomunikasi
e. Kelompok Seni, Kerajinan, Multimedia, Kriya dan interior
f. Kelompok Kesehatan, meliputi keperawatan dan Farmasi
18
12. Legalisasi Pendirian SMK
1. Tujuan SMK adalah Sekolah menengah kejuruan sebagai bentuk satuan
pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UUSPN,
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu.
2. Renstra Depdiknas 2005 – 2009 sebagai berikut : “…Perluasan akses
SMA/SMK dan SMA terpadu; arah kebijakan ini lebih untuk memperluas SMK
untuk mencapai komposisi jumlah SMA dan SMK yang seimbang pada tahun
2009. Perluasan SMA lebih ditekankan pada partisipasi swasta. Kebijakan ini
ditempuh setelah melihat kenyataan bahwa bagian terbesar (65%) penganggur
terdidik adalah lulusan pendidikan menengah (Sakernas, BPS 2004), yang dapat
diartikan sebagai kurangnya keterampilan lulusan pendidikan menengah untuk
masuk lapangan kerja”.
13. Kerangka Teknik dan Prosedur
Mengingat proyek ini tidak dapat melepaskan diri dari aspek material,
maka aspek teknik dan prosedurnya perlu dipikirkan, baik secara akademis
maupun non-akademis, karena setiap lingkungan pendidikan bukan saja
menjalankan fungsi akademis tetapi juga fungsi non-akademis. Fungsi non-
akademis ini lebih besar porsinya di dalam melaksanakan kurikulum, lebih-lebih
SMK ARS Internasional adalah lembaga pendidikan dimana berkumpul dan
bermasyarakat suatu komunitas manusia yang mempunyai kepentingan terhadap
pendidikan.
Secara teknis, SMK ARS Internasional harus memiliki lokasi (situs) yang menetap
dalam satu wilayah yang menjadi hak kekuasaan SMK yang meliputi 1 sampai 2
hektar dengan peruntukan:
19
a. Bangunan, meliputi:
1. Pondokan santri 2. Perumahan guru3. Perkantoran, Aula, Masjid, Dapur Umum, poliklinik4. Gedung Laboratorium (IPA, IPS, Bahasa, Teknologi, Budaya,
Humaniora) 5. Fasilitas Praktikum Langsung6. Lapangan olah raga (atletik, sepak bola, kolam renang, basket ball,
badminton, voley ball, tenis, dll.) 7. Lahan praktikum dan uji profesi siswa dari berbagai program studi.8. Lahan penghijauan
b. Lahan Sarana Lingkungan, meliputi:
1. Sumber air (mata air) dan dapur listrik 2. Unit Produksi/industri
Untuk sementara bangunan yang tersedia dapat dimanfaatkan dan disesuaikan
dengan kebutuhan proses pendidikan SMK ARS Internasional. Berkaitan dengan
hal tersebut, maka perlu dilakukan diskusi dengan beberapa pakar site plan
mengenai bagaimana penataan ulang terhadap bangunan yang tersedia tersebut.
20
14. Penyelenggara dan pelaksana
Sebagai penyelenggara SMK ARS Internasional adalah Yayasan Graha
Bina Pendidikan Indonesia (YGBPI). Sedangkan pelaksananya pada masa
persiapan ini telah ditetapkan sebuah kepanititan yang terdiri:
Ketua : Dr.H. Purwadhi, M.Pd
Sekretaris : Drs. Tia Sugiri, ST., M.Pd.
Bendahara : Drs. Deddy Hermadi
Bandung, 15 Nopember 2008
Tim Pendirian
SMK ARS Internasional
21
Adapun jumlah keseluruhan Siswa SMK MVP ARS Internasional saat ini adalah
133 siswa, terbagi menjadi beberapa program keahlian antara lain :
Program Keahlian Pariwisata :
- Kompetensi Keahlian Akomodasi Perhotelan (AP)
Jumlah siswa :Kelas X : 22 siswa
Kelas XI : 16 siswa
Program Keahlian Teknik Komputer dan Informatika :
- Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
Jumlah siswa : Kelas X : 13 siswa
Kelas XI : 4 siswa
- Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Jaringan (TKJ)
Jumlah siswa : Kelas X : 22 siswa
Kelas XI : -
Program Keahlian Bisnis Manajemen :
- Kompetensi Keahlian Keuangan / Akuntansi
Jumlah siswa : Kelas X : 15 siswa
Kelas XI : -
Program Keahlian Kesehatan :
- Kompetensi Keahlian Farmasi
Jumlah siswa : Kelas X : 22 siswa
Kelas XI : 10 siswa
22
Program Keahlian Otomotif :
- Kompetensi Teknik Sepeda Motor (TSP)
Jumlah siswa : Kelas X : -
: Kelas XI : -
- Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
Jumlah siswa : Kelas X : 10 siswa
Kelas XI : -
No. Program Keahlian /
Kompetensi
Jumlah Siswa
Jumlah
Total
Laki-laki Perempuan
X XI X XI
1. Akomodasi Perhotelan 15 4 7 6 32
2. Rekayasa Perangkat Lunak 6 1 7 3 17
3. Teknik Komputer Jaringan 11 - 8 - 19
4, Akuntansi 1 - 14 - 15
5. Farmasi 6 7 16 11 40
6. Teknik Kendaraan Ringan 10 - - - 10
Jumlah Total 133
23
M A T E R I :
1. Rasional
2. Kebijakan Nasional Pendidikan Menengah
3. Road Map 2006 - 2010
4. Perkembangan SMK Kota Bandung s/d 2008/2009
5. Spektrum Keahlian di SMK
6. Kebutuhan Mendesak di kota Bandung
7. Legalisasi Pendirian SMK
8. Peta Sebaran SMK di kota Bandung
9. Rencana Rekrutasi Siswa Baru
10. MoU dengan SMK Negeri
24
1. Rasional :
PTN PTN
PTS
Pendidikan
di SMA/MA
Melanjutkan ke Pendidikan
Tinggi
Pendidikan
di SMK
25
Bekerja
Melanjutkan Ke Pendidikan Tinggi
Wirausaha
2. Kebijakan Nasional Pendidikan Menengah :
PTN
PTS
3. ROAD MAP 2006- 2010
Tahun 2008
65%
Tahun 2005
30%
Pendidikandi SMA/ MA Melanjutkan Ke
Pendidikan Tinggi
Tahun 2005
35%
Tahun 2015
70%
Pendidikandi SMK
Bekerja Melanjutkan Ke
Pendidikan Tinggi Wirausaha
26
Road Map Pembinaan SMK 2006 - 2010
Berorientasi pada 3 pilar utama program Depdiknas yaitu :
1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan.
2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing.
3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.
Tahun 2005 / 2006
Rasio SMK : SMA 35 : 65
Jumlah SMK 6.000
Jumlah Siswa 2.1 juta
Jumlah Guru 94.000
Action :
Pencitraan
Pemberian Beasiswa
Penambahan Guru
Perpustakaan
Rehab Ruang
Reengineering
Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB)
Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB)
27
Tahun 2006/ 2007
Rasio SMK : SMA 37 : 63
Jumlah SMK 6.150
Jumlah Siswa 2.4juta
Jumlah Guru 110.000
Action :
Pencitraan
Pemberian Beasiswa
Penambahan Guru
Perpustakaan
Rehab Ruang
Reengineering
Pembangunan Unit Sekolah baru (USB)
Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB)
Tahun 2007 2008
Rasio SMK : SMA 38: 62
Jumlah SMK 6.300
Jumlah Siswa 2.9 juta
Jumlah Guru 138.000
Action :
Pencitraan
Pemberian Beasiswa
Penambahan Guru
28
Perpustakaan
Rehab Ruang
Reengineering
Pembangunan Unit Sekolah baru (USB)
Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB)
Tahun 2008/2009
Rasio SMK : SMA 43 : 57
Jumlah SMK 6.500
Jumlah Siswa 3.5 juta
Jumlah Guru 174.000
Action :
Pencitraan
Pemberian Beasiswa
Penambahan Guru
Perpustakaan
Rehab Ruang
Reengineering
Pembangunan Unit Sekolah baru (USB)
Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB)
Tahun 2009/2010
29
Rasio SMK : SMA 50 : 50
Jumlah SMK 6.600
Jumlah Siswa 4.3 juta
Jumlah Guru 216.000
Action :
Pencitraan
Pemberian Beasiswa
Penambahan Guru
Perpustakaan
Rehab Ruang
Reengineering
Pembangunan Unit Sekolah baru (USB)
Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB)
No. Tahun
Pelajaran
Jumlah
SMK
Jumlah
Pendaftar
Jumlah
Yang
Diterima
Jumlah
Siswa
Total
1 2006/2007 85 16.504 13.508 34.741
2 2007/2008 90 18.783 16.681 40.939
3 2008/2009 109 31.457 20.981 49.186
5. Spektrum Keahlian di SMK :
30
6 Bidang Study Keahlian
40 Program Studi Keahlian
121 Kompetensi Keahlian
Bidang Studi Keahlian :
1. Teknologi dan Rekayasa 18
2. Teknologi informasi dan Komunikasi 3
3. Kesehatan 2
4. Seni, Kerajinan, dan Pariwisata 7
5. Agribisnis dan Agroteknologi 7
6. Bisnis dan Manajemen 3
1. Teknologi dan Rekayasa
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
1.1 Teknik Bangunan 1.1.1 Teknik Kontruksi Baja 001
1.1.2 Teknik Kontruksi Kayu 002
1.1.3 Teknik Kontruksi Batu dan Beton
003
1.1.4 Teknik Gambar Bangunan
004
1.1.5 Teknik Furnitur 005
1.2 Teknik Plumbing & Sanitasi
1.2.1 Teknik Plumbing dan Sanitasi
006
1.3 Teknik Survey & 1.3.1 Teknik Survey & 007
31
Pemetaan Pemetaan
1.4 Teknik Ketenagalistrikan
1.4.1 Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
008
1.4.2 Teknik Distribusi Tenaga Listrik
009
1.4.3 Teknik Tranmisi Tenaga Listrik
010
1.4.4 Tenaga Instalasi Tenaga Listrik
011
1.4.5 Teknik Otomasi Industri 012
1.5 Teknik Pendingin & Tata Udara
1.5.1 Teknik Produksi dan Penyiaran Program Radio
013
1. Teknologi dan Rekayasa
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
1.6 Teknik Mesin 1.6.1 Teknik Pemesinan 014
1.6.2 Teknik Pengelasan 015
1.6.3 Teknik Fabrikasi Logam 016
1.6.4 Teknik Pengecoran 017
1.6.5 Teknik Gambar Mesin 018
1.6.6 Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
019
1.7 Teknik Otomotif 1.7.1 Teknik Kendaraan Ringan 020
1.7.2 Teknik Sepeda Motor 021
1.7.3 Teknik Perbaikan Bodi Otomotif
022
1.7.4 Teknik Alat Berat 023
32
1.7.5 Teknik Ototronik 024
1. Teknologi dan Rekayasa
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
1.8 Teknik Pesawat Udara
1.8.1 Air Frame dan Power Plant 025
1.8.2 Teknik Pemesinan Pesawat Udara
026
1.8.3 Teknik Badan Pesawat Udara 027
1.8.4 Teknik Kontruksi Rangka Pesawat Udara
028
1.8.5 Kelistrikan Pesawat Udara 029
1.8.6 Elektronika Pesawat Udara 030
1.8.7 Pemeliharaan dan perbaikan Instrumen Electronik Pesawat Udara (Avionic Electronic Intrumentation Maintenance and Repair)
031
1. Teknologi dan Rekayasa
33
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
1.9 Teknik Perkapalan
1.9.1 Teknik Kontruksi Kapal Baja 032
1.9.2 Teknik Kontruksi Kapal Kayu
033
1.9.3 Teknik Kontruksi Kapal Fiberglass
034
1.9.4 Teknik Instalasi Pemesinan Kapal
035
1.9.5 Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal
036
1.9.6 Interior Kapal 037
1.10 Teknik Tekstil 1.10.1 Teknik Pemintalan Serat Buatan
038
1.10.2 Teknik Pembuatan Benang 039
1.10.3 Teknik Pembuatan Kain 040
1.10.4 Teknik Penyempurnaan Tekstil
041
1.10.5 Garmen 042
1. Teknologi dan Rekayasa
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
1.11 Teknik Grafika 1.11.1 Persiapan Grafika 045
1.11.2 Produksi Grafika 046
1.12 Geologi Pertambangan
1.12.1 Geologi Pertambangan 047
1.13 Instrumentasi Industri
1.13.1 Teknik Intrumentasi Gelas 048
1.13.2 Teknik Instrumentasi Logam 049
34
1.13.3 Kontrol Proses 050
1.13.4 Kontrol Mekanik 051
1.14 Teknik Kimia 1.14.1 Kimia Analis 052
1.14.2 Kimia Industri 053
1.15 Pelayaran 1.15.1 Nautika Kapal Penangkapan Ikan
054
1.15.2 Teknika Kapal Penangkapan Ikan
055
Nautika Kapal Niaga 056
Teknika Kapal Niaga 057
1. Teknologi dan Rekayasa
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
1.16 Teknik Industri 1.16.1 Teknik dan Manajemen Industri
058
Teknik dan Manajemen Pegudangan
059
Teknik dan Manajemen Transformasi
060
1.17 Teknik Perminyakan
1.17.1 Teknik Produksi Perminyakan
061
1.17.2 Teknik Pemboran Minyak 062
1.17.3 Teknik Pengolahan Minyak, Gas dan Petrokimia
063
1.18 Teknik Elektronika
1.18.1 Teknik Audio-Video 064
1.18.2 Teknik Elektronika Industri 065
1.18.3 Teknik Mekatronika 066
35
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi :
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
2.1 Teknik Komunikasi
2.1.1 Teknik Transmisi Telekomunikasi
067
Teknik Suitsing 068
Teknik Jaringan Akses 069
2.2 Teknik Komputer dan Informatika
2.2.1 Rekayasa Perangkat Lunak 070
2.2.2 Teknik Komputer dan Jaringan
071
2.2.3 Multi Media 072
2.2.4 Animasi 073
2.3 Teknik Broadcasting
2.3.1 Teknik Produksi & Penyiaran Program Pertelevisian
074
2.3.2 Teknik Produksi dan Penyiaran Program Radio
075
3. Kesehatan
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
3.1 Kesehatan 3.1.1 Keperawatan
36
3.1.2 Keperawatan GIGI
3.1.3 Analiasis Kesehatan
3.1.4 Farmasi
3.1.5 Farmasi Industri
3.2 Perawatan Sosial 3.2.1 Perawatan Sosial 081
4. Seni, Kerajinan, dan Pariwisata :
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
4.1 Seni Rupa 4.1.1 Seni Lukis 082
4.1.2 Seni Patung 083
4.1.3 Desain Komunikasi Visual 084
4.1.4 Desain Produk Interior dan Landscaping
085
4.2 Desain dan Produksi Kria
4.2.1 Desain dan Produksi Kria Tekstil
086
4.2.2 Desain dan Produksi Kria Kulit
087
4.2.3 Desain dan Produksi Kria Keramik
088
4.2.4 Desain dan Produksi Kria Logam
089
4.2.5 Desain dan Produksi Kria Kayu
090
4.3 Seni Pertunjukan 4.3.1 Seni Musik Klasik 091
4.3.2 Seni Musik Non Klasik 092
4.3.3 Seni Tari 093
4.3.4 Seni Karawitan 094
4.3.5 Seni Pedalangan 095
37
4. Seni, Kerajinan, dan Pariwisata :
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
4.4 Pariwisata 4.4.1 Usaha Jasa Pariwisata 097
4.4.2 Akomodasi Perhotelan 098
4.5 Tata Boga 4.5.1 Jasa Boga 099
4.5.2 Patiseri 100
4.6 Tata Kecantikan 4.6.1 Kecantikan Kulit 101
4.6.2 Kecantikan Rambut 102
4.7 Tata busana 4.7.1 Busana Butik 103
5. Agribisnis dan Agroteknologi :
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
5.1 Agribisnis Produksi Tanaman
5.1.1 Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura
104
5.1.2 Agribisnis Tanaman Perkebunan
105
Agribisnis Pembibitan dan kultur Jaringan Tanaman
106
5.2 Agribisnis Produksi Ternak
5.2.1 Agribisnis Ternak Ruminansia
107
Agribisnis Ternak Unggas 108
Agribisnis Aneka Ternak 109
Perawatan Kesehatan Ternak
110
5.3 Agribisnis Produksi 5.3.1 Agribisnis Perikanan 111
38
Sumber Daya Perairan
5.4 Mekanisasi Pertanian 5.4.1 Mekanisme Pertanian 112
5.5 Agroindustri Hasil Pertanian
5.5.1 Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
113
5.5.2 Pengawasan Mutu 114
5.6 Penyuluhan Pertanian
5.6.1 Penyuluhan Pertanian 115
5.7 Kehutanan 5.7.1 Kehutanan (4th) 116
6. Bisnis dan Manajemen :
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
6.1 Administrasi 6.1.1 Administrasi Perkantoran 118
6.2 Keuangan 6.2.1 Akutansi 119
6.2.2 Perbankan 120
6.3 Tata Niaga 6.3.1 Pemasaran 121
6. Kebutuhan Mendesak Tahun 2009/2010
No. Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian Kode
1.2 Teknik Plumbing & Sanitasi
1.2.1 Teknik Plumbing dan Sanitasi
005
1.5 Teknik Pendingin 1.5.1 Teknik Produksi dan 013
39
& Tata Udara Penyiaran Program Radio
1.7 Teknik Otomotif 1.7.4 Teknik Alat Berat 023
1.11 Teknik Grafika 1.11.1 Persiapan Grafika 045
2.3 Teknik Broadcasting
2.3.1 Teknik Produksi & Penyiaran Program Pertelevisian
074
8. Peta Sebaran SMK di Kabupaten dan
Kota Bandung
Nama Propinsi Sekolah Siswa
Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total
Kabupaten Bandung
8 60 68 142 3.285 4.705
Kota Bandung 15 78 93 10.201 12.802 23.003
TOTAL 23 138 161 10.343 16.087 27.708
9. Rencana Rekrutasi Siswa Baru
10. MoU dengan SMK Negeri
40
No Nama Jabatan Tugas Mengajar
Mata Pelajaran Jmlh Kls
1 Drs. Tia Sugiri ST.,M.Pd Kepala Sekolah Kewirausahaan
2DR. Cahya Syaodih, SE.,MM Wakasek Kurikulum
3 H. Sutarso, MH.,MM Wakasek Sarana Prasarana Kewirausahaan
41
4 Drs. Taufik Rachman,MM Wakasek Kesiswaan Matematika 15 Dra. Oda M.Si Wakasek Hubungan Industri DKAP 01 16 Deddy Setiawan, S.Pd Pembina OSIS PKN 57 Iman, A.Md Ka.Subag TU F&B Service 1
8Rima Laelasari SE.,Par Bendahara Sekolah / Ka.Prog
Pariwisata KKAP 102
9 M. Faizal Usman ST Ka.Prog T I K DKSO
9Basis Data KKPI
10 Dra. Euis Yuliani. M.Si Ka. Prog Farmasi Kimia Analitik 1
11 Yayu Sri Rahayu SE.,MM Ka. Prog Akutansi DK 2 KB
3DKAP 2
12 Drs. Ayi Kosasih Ka. Prog Otomotif Mulok Oto 1
13 Dian Candra F. S.Pt Ka. Prog Normatif/Adaptif/MulokPLH
8Fisika
14Ahmad Budi Triatmaja A.Md Kepala Rumah Tangga Visual Basic
15 Irma Nurbani S.Pd Staf Keuangan KK
2Akuntansi Farmasi
16 Agung Saputra S.Sains Staf TU / GuruAnimasi
3DKPC
17 Arizona Mardatias, S.Pd GuruSeni Budaya
5Matematika
18 Aryo Bramantori Guru DKAP 3 1
19Astria Nur Puji Hijriyanti S.Si.,Apt Guru
IKM
5UKKManajemen Farmasi Farmakologi
20 Devi Setraman SH Guru Seni Budaya 4
21 Dewi Sartika S.Pd GuruDK 1 - MPPB
6IPSBahasa Sunda
22 Endang Darwin A.Md.,Par.,S.Sos
GuruFB Service
3DKAP - 08
23 Fahrul Anam M.Ag Guru PAI 24 Iim Ernawati S.Pd Guru Bahasa Indonesia 5
42
No Nama Jabatan Tugas Mengajar
Mata Pelajaran Jmlh Kls
25 Ika Roslika, S.Pd GuruK3LH
7KWU
26 Iman Santoso A.Md GuruKKAP 3
2KKAP 1
27 Jassdika Rekayasa Guru Penjas 2
28 Lilis Sukaesih S.Pt GuruBiologi
7IPA
29 Lilis Yulianingsih S.Pd GuruKimia Unsur
5Kimia Analitik
30 Neng Anny Tajudin S.Si Guru
Ilmu Resep (T)
4Ilmu Resep (P) FarmakognosiIKM
31Dra. Nining K.R.J. Dipl.Tesol., MM Guru Bahasa Inggris 2
32 Nunung Puji Astuti S.Si,Apt Guru
Ilmu Resep (T)
4Ilmu Resep (P) FarmakognosiUUK
33 Nur Fajriyyah S.Ag GuruPendidikan Agama Islam
3
34 Robbi Nugraha ST Guru
LINUX
6PPCWEB PPC (Praktik)
35 Tikkos Fery Purba, SE.,Par Guru FB Produk 2
36 Widiayanti Suminar, S.Pd GuruFB Service
3KKAP 9DKAP - 04
37 Suryana, Dipl. TEFL.,SS Guru B. Inggris 138 Yuli Nurcahyati ST.,MM Guru Alpro + Pascal 139 Zaenal Holik S.Pd Guru Penjas 4
40 Cahyo Networking
1
41 Cecep Dalda Astamalya A.Pd Guru PDTM 2Gambar Teknik
43
42 Galih Yudo W Guru
Alat Ukur
3Kompresor & HidrolikK3LH
No Nama Jabatan Tugas Mengajar
Mata Pelajaran Jmlh Kls
40 Cahyo Guru Networking 1
43 Wawan wulantara A.Md Guru PKDLE 144 Udin Sopiudin Parid, S.Ag Guru PAI 245 Rohaeni S.Pd Guru Bahasa Ingggris 246 Siti Karmilah S.Ag Guru Bahasa Sunda 3
47 Riana Sanjaya Salim ST GuruSQL
4K3LHVB Lanjutan
44
Pariwisata TKJ FARMASI
NAMA L/P NO NAMA L/P NO NAMA
Alam Koswara L 1 Agis Maulana L 1 Ai Komariah
Aly Imron L 2 Andriyanto Pratama L 2 Anna Komalasari
Andila Ramdhani L 3 Arif Sagita Putra L 3 Dadang Kusnadi
Andy Arya Budiman L 4 Aris Nurdianto L 4 Danis Astian
Ari Sopian L 5 Dea Melinda Ismaya P 5 Diah Nuraeni
Chaerul Anwar L 6 Dendy muhammad Fachri L 6 Dian Nisa Hidayana
Dadan Kuswara L 7 Fahmi Ramdani L 7 Dian Putri Utami
Fariz Revandito L 8 Iman Taufik L 8 Eldi Eka Saputra
Lucky Suhardian L 9 Intan Yulianti P 9 Fajar Yuda Prabowo
Mathias Dean L 10 Ismail Reynaldi L 10 Fita Lia Aryanti
Mayang Fajar Sari P 11 Juwita Laksari P 11 Fitri Dania Putri
Muhamad Faisal Alvian L 12 Muhamad Ridwan Nugroho L 12 Ilham Gimnastiar
Nabilah Ulfah N P 13 Muhammad Ilham L 13 Muhamad Subagja
Nandang Herdian L 14 Novia Pratiwi P 14 Nabilah
Nonie Ratnasari P 15 Pradini Rahajo Putri P 15 Nissa Rahadiyani
Nurdina Fitriani P 16 Rama Kharisma Putra L 16 Risma Amelia
Raju Stevanus Bastian L 17 Ratna Dwiningsih P 17 Selpi Juita Susanti
Resti Indriani P 18 Resyana Siti Adriyati P 18 Siti Mariam Mardiani
Rizki Agustina L 19 Ria Sukmawati P 19 Sophi Nuraeni
Sukma Aditya L 20 Rizal Islam L 20 Sri Savitri
Yuda Sumirat L 21 Sandry Setia L 21 Wiewied Dwi Ariestiawati
Carlin P 22 Yunia Ayu Dwi Lestari P 22 Yanur Sulistyaningsih
23 Yoesoef Awaloedin
RPL AKUNTANSI OTOMOTIF
NAMA L/P NO NAMA L/P NO NAMA
Andre Suryana L 1 Anggun Wandari P 1 Anggi Hermawan
Andri Agustian L 2 Christy Afriyani P 2 Budiman
Dian Ferdiansyah L 3 Dea Amelia P 3 Candra Yudisthira
Dika Fredianto L 4 Desty Regita P 4 Endri Mirawan
Faizal Fathur Rahman L 5 Dhian Ardiansyah L 5 Fikri Febriana
Gustiani Chandra Wati P 6 Eli Yuliani P 6 Nirva Dea Pratama
Intan Agustini D P 7 Intan Desi P 7 Ragil Ristianda
Munggaran Hidayat L 8 Ita Sumyati P 8 Ridwan Mulyadi
Raga Dharma Wiratama L 9 Lina P 9 Septri Pribadi
Randi Radiansyah L 10 Novi Yulianingsih P 10 Wahyudi
45
Rinrin P 11 Pinda Yulinda P
Riska Nirmala P 12 Ratna Yupita P
Rosa Maharanie P 13 Rini Ratnasari P
Selviana Novika F.P P 14 Sopi Pratiwi P
Siti Rohmah P 15 Yovita Abunina Safitri P
46
Bandung, 20 Juli 2010
Tia Sugiri, Drs ., ST., M.Pd
47