profil sanitasi kabupaten lobar.doc

Upload: dhiney

Post on 17-Oct-2015

76 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Profil Sanitasi Kabupaten Lobar.doc

TRANSCRIPT

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lombok Barat

BAB III

PROFIL SANITASI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Profil sanitasi Kabupaten Lombok Barat secara umum dapat dilihat dari tingkat layanan, cakupan layanan maupun akses masyarakat terhadap ketersediaan sarana dan prasarana baik untuk sektor air limbah, persampahan dan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Lombok Barat. Karena sektor air bersih juga erat kaitannya dengan sektor sanitasi, maka profil sanitasi Kabupaten juga berusaha menggambarkan kondisi pengelolaan air bersih, demikian juga kondisi kesehatan lingkungan Kabupaten, kesehatan dan pola perilaku masyarakat serta pembiayaan sanitasi Kabupaten.3.1 Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten3.1.1 Kesehatan LingkunganMasalah yang terkait dengan kesehatan lingkungan antara lain adalah penggunaan air bersih, dan jamban keluarga. Untuk akses air bersih, masyarakat Kabupaten Lombok Barat mendapatkan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumur tangan, sumur gali, sumur artesis, air sungai dan sumber air lainnya (air hujan).

Pelayanan air bersih untuk kebutuhan per Kabupatenan di Kabupaten Lombok Barat terdiri atas sistem perpipaan dan non perpipaan. Data tahun 2009 menunjukkan bahwa pelayanan perpipaan menjangkau 80% lebih rumah tangga di Kabupaten Lombok Barat, sedangkan sisanya (20%) masih memanfaatkan air permukaan (sungai, air tanah, sumur). Oleh karena masih banyak rumah tangga yang menggunakan air bersih selain ledeng, maka dikhawatirkan air bersih yang digunakan tidak memenuhi persyaratan dilihat secara fisik, kimiawi, maupun bakteriologi ataupun air yang mengalami pencemaran.

Begitu juga masalah jamban keluarga, pada umumnya rumah tangga di Kabupaten Lombok Barat yang memiliki jamban keluarga sendiri telah mencapai 70% lebih (76,61% tahun 2009, profil dinkes 2009). Di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Lombok Barat, kondisi drainase lingkungan juga kurang memenuhi syarat, sehingga pada saat hujan di beberapa ruas jalan masih terdapat genangan air. Terkait dengan kondisi geografis yang landai serta adanya sungai besar maupun kecil yang dipengaruhi pasang surut air laut merupakan salah satu permasalahan dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Lombok Barat.

Kondisi sanitasi Kabupaten Lombok Barat secara umum dapat digambarkan dengan melihat kondisi umum kesehatan lingkungan di Kabupaten Lombok Barat. Berikut ini akan diuraikan kondisi kesehatan lingkungan di Kabupaten Lombok Barat yang meliputi kondisi kepemilikan jamban, data rumah sehat, sekolah sehat maupun tempat-tempat umum sehat.a) Rumah Sehat

Pada tahun 2009, di Kabupaten Lombok Barat terdapat jumlah rumah sebanyak 134.800. Dari jumlah rumah yang ada, dilakukan pemeriksaan terhadap 101.100 (75,00%). Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, maka ditemukan 71.239 Rumah Sehat atau sebanyak 70,46%. Angka capaian ini belum mencapai target SPM yang sebesar 80%. Jika dilihat sebaran tiap Kecamatan, maka wilayah dengan rumah sehat tertinggi adalah Kecamatan Lingsar (88,94%), sedangkan yang paling sedikit rumah sehatnya ada di Kecamatan Sekotong (51,86%). Sedangkan jika dilihat dari sebaran tiap Puskesmas, maka wilayah dengan persentase rumah sehat tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Lingsar (89,47%), dan yang terendah di wilayah Puskesmas Pelangan (50,39%).

Tabel 3.1.

Persentase Rumah Sehat di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2009NOKECAMATANPUSKESMASRUMAH

JUMLAH YANG ADAJUMLAH DIPERIKSA% DIPERIKSAJUMLAH SEHAT% SEHAT

1SekotongSekotong5.6034.20275,002,24153,33

Pelangan5.6074.20575,002.11950,39

2LembarJembatan Kembar12.1019.07675,005.79963,90

3GerungGerung15.47611.60775,007.70766,40

4KediriKediri11.8508.88875,006.22170,00

5KuripanKuripan8.8986.67475,004.49367,33

6LabuapiLabuapi6.4564.84275,003.51572,59

Perampuan6.6254.96975,003.43969,21

7BatulayarMeninting8.0166.01275,004.64777,30

8GunungsariGunungsari12.3189.23975,006.87474,41

Penimbung8.4256.31975,004.48070,90

9LingsarLingsar6.2344.67675,004.18389,47

Sigerongan6.2004.65075,004.11188.41

10NarmadaNarmada10.2027.65275,005.90877,21

Sedau10.7898.09275,005.50268,00

Jumlah134.800101.10075,0071.23970,46

b) Tempat Tempat Umum (TTU) Sehat

Tempat-tempat umum (TTU) yang ada di Kabupaten Lombok Barat meliputi hotel, Restoran/Rumah makan, pasar dan lain-lain. Pada tahun 2009 dari 411 TTU yang ada, Tempat-tempat umum yang diperiksa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat sebanyak 286 dengan jumlah 228 (79,72 %) termasuk kategori sehat. Walaupun mengalami peningkatan namun masih lebih rendah jika dibandingkan target nasional (Indonesia Sehat 2010) yaitu 80%.c) Kepemilikan Sarana Jamban Keluarga/WC

Dari hasil pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2009 diketahui bahwa dari 159.686 KK terdapat 34.108 KK yang diperiksa jamban keluarganya. Dari 34.108 yang diperiksa jamban keluarganya ini sebesar 26.132 dapat dikategorikan jamban sehat atau sebesar 76,61%. Jika dilihat sebaran tiap Puskesmas, maka wilayah dengan kepemilikan jamban sehat tertinggi adalah wilayah Puskesmas Meninting di Kecamatan Batulayar (95,75%), sedangkan yang paling sedikit jamban sehatnya ada di wilayah Puskesmas Gunungsari Kecamatan Gunungsari (57,15%).Tabel 3.2

Keluarga dengan Kepemilikan Jamban di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2009NoKECAMATANPUSKESMASJAMBAN

JML KKJML KK DIPERIKSAJML KK MEMILIKIJML SEHAT% KK MEMILIKI% SEHAT

1SekotongSekotong6.9452.4311.1931.19349,1083,72

Pelangan7.6802.6111.3091.30950,1484,25

2LembarJembatan Kembar12.5934.9112.2842.28446,5283,03

3GerungGerung19.4197.9624.8754.87561,2380,50

4KediriKediri15.3056.5813.6563.65655,5569,58

5KuripanKuripan9.0373.3441.8811.88156,2778,50

6LabuapiLabuapi7.7733.4981.7401.74049,7581,77

Perampuan7.9283.1711.6061.60650,6780,37

7BatulayarMeninting9.5833.3542.0802.08062,0495,75

8GunungsariGunungsari13.7055.2083.0703.07058,9557,15

Penimbung9.5223.8092.1542.15456,5657,19

9LingsarLingsar8.0342.8121.3491.34948,0094,74

Sigerongan7.1242.28091291240,0094,00

10NarmadaNarmada12.2695.7663.6013.60162,4572,92

Sedau12.7694.7252.3912.39150,6372,36

Jumlah159.68662.46234.10826.13234.10834.108

d) Rumah Bebas Jentik Nyamuk

Pemeriksaan terhadap sampel rumah di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2009, diketahui bahwa rumah bebas jentik nyamuk aedes mencapai angka 88,75 %

Tabel 3.3Rumah Bebas Jentik Nyamuk Aedes di Kabupaten Lombok Barat

NoDATAJUMLAH

Tahun 2008Tahun 2009

1Jumlah Rumah181.117134.858

2Jumlah Sampel2.046400

3Rumah Bebas Jentik Nyamuk Aedes1.858355

4Rumah Berjentik18845

3.1.2 Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat

Kondisi sanitasi Kabupaten Lombok Barat secara umum dapat digambarkan dengan melihat kondisi umum kesehatan dan pola hidup masyarakatnya. Menurut teori Blum, salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan derajat kesehatan adalah sikap dan perilaku. Perilaku yang tergambar dalam pola hidup masyarakat dianggap penting dalam menentukan status kesehatan karena ketiga faktor lainnya seperti lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan maupun genetika masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Selain itu banyak penyakit yang muncul diakibatkan dari perilaku yang tidak sehat dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk.

Profil kesehatan yang terkait dengan pola hidup atau perilaku masyarakat terkait sanitasi dapat dilihat dari beberapa parameter antara lain besarnya timbulan penyakit atau angka kesakitan terutama penyakit menular akibat sanitasi, seperti diare, malaria, demam berdarah, TB Paru, dll; kondisi pencapaian masyarakat PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat); kondisi lingkungan permukiman, dan pencapaian pembangunan bidang kesehatan lainnya.

Beberapa indikator bidang kesehatan di Kabupaten Lombok Barat dapat diuraikan sebagai berikut:a. Angka Kesakitan

Salah satu dimensi penting sebagai refleksi mutu sumber daya manusia adalah tingkat kesehatan penduduk dengan indikator pola penyakit. Pola dominan penyakit yang dikeluhkan oleh warga masyarakat adalah penyakit khas daerah tropis yaitu penyakit infeksi. Meskipun besaran dan pola penyakit untuk setiap wilayah bervariasi, tergantung dari lingkungan dan perilaku kebiasaan warga masyarakat dalam hidup sehat. Pada umumnya penyakit yang banyak diderita warga masyarakat adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas (ISPA), diare, penyakit kulit, gingivitis dan penyakit periodental, demam berdarah, scabies, tuberculosis dan lainnya.

Melalui pengamatan terhadap angka kesakitan dari tahun ke tahun dapat diketahui bahwa sepuluh penyakit terbanyak pada kunjungan rawat jalan puskesmas Kabupaten Lombok Barat masih didominasi penyakit infeksi dan penyakit menular.

Untuk lebih jelasnya, jumlah penderita penyakit terbanyak selama tahun 2009 dan tahun 2010 (periode Januari-April) dapat dilihat pada Tabel 3.5.Tabel 3.5Jumlah Penderita dan Jenis Penyakit di Kabupaten Lombok BaratTahun 2009

NONAMA PENYAKITJUMLAH KASUS

1DBD235

2IMS 96

3TB Paru3.049

4Diare31.047

5Pneumonia7.858

6Malaria7.225

7Kusta14

8HIV19

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat

Secara khusus perkembangan beberapa penyakit menular yang terkait dengan sanitasi, dapat diuraikan sebagai berikut:1. Diare

Pada tahun 2009, jumlah kasus penderita diare di Kabupaten Lombok Barat adalah sebanyak 31.047 kasus. Angka ini menunjukkan peningkatan bila dibandingkan tahun 2008 (21.151 kasus). 2. Demam Berdarah Dengue

Pada tahun 2009, penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lombok Barat mengalami penurunan, baik dari jumlah kasus maupun wilayah penyebarannya. Jumlah penderita DBD tahun 2009 adalah 235 kasus sedangkan tahun 2008 yaitu 80 kasus.3. Penyakit TB. Paru

Perkembangan penyakit TB. Paru di Kabupaten Lombok Barat selama kurun waktu dua tahun dari tahun 2008 hingga tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut: ( masukkan data table 9 profil 2008 dan 2009 termasuk penyakit ispa)AFP RATE, % TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI

KABUPATEN LOMBOK BARAT

TAHUN 2009

NOKECAMATANPUSKESMASAFP < 15 THTB PARUPNEUMONIA (ISPA)

SUSPEKBTA (+)DIOBATISEMBUH% SEMBUHJML PENDERITAJML PEND BALITABALITA DITANGANI% BALITA DITANGANI

12345678910111213

1Batu LayarMeninting - 167 31 36 28 77.78 372 372 372 100

2Gunung SariGunung Sari - 486 57 175 138 78.86 77 77 77 100

3Penimbung - 90 21 14 13 92.86 126 126 126 100

4LingsarLingsar - 138 39 36 21 58.33 441 441 441 100

5Sigerongan1 85 12 - - - 94 94 94 100

6NarmadaNarmada - 418 31 23 20 86.96 882 882 882 100

7Sedau - 157 23 16 14 87.50 845 845 845 100

8LabuapiLabuapi - 203 41 27 26 96.30 418 418 418 100

9Perampuan - 195 43 15 19 126.67 613 613 613 100

10KediriKediri2 546 61 52 47 90.38 1,225 1,225 1,225 100

11KuripanKuripan - 106 22 12 8 66.67 964 964 964 100

12GerungGerung - 265 66 31 25 80.65 1,425 1,425 1,425 100

13LembarJembatan Kembar - 90 19 13 12 92.31 60 60 60 100

14SekotongSekotong - 57 21 16 16 100.00 244 244 244 100

15Pelangan - 46 7 1 - - 72 72 72 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 3,049 494 467 387 82.87 7,858 7,858 7,858 100

ANGKA KESAKITAN 1.67

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah kasus penderita TB. Paru di Kabupaten Lombok Barat menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun.4. Penyakit ISPA

Perkembangan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) di Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut.

Tabel diatas menunjukkan bahwa cakupan penemuan kasus ISPA tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 51,00 persen dari target dan terencah tahun 2009 yaitu sebesar 43,00 persen dari target.b. Perilaku Masyarakat (PHBS)Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisidemografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderungakan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30 - 35 % terhadap derajat kesehatan.Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang telah diluncurkan sejak tahun 1996.Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah rumah tangga PHBS di Kabupaten Lombok Barat. Pada tahun 2009 kelurahan yang dipantau PHBS adalah rumah tangga, dan rumah tangga yang dipantau yang melaksanakan PHBS adalah 79.967 rumah tangga (68,0%). Presentase rumah tangga PHBS di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2009 ini menunjukkan peningkatan bila dibandingkan tahun 2008 (52%) dan telah melampaui target Indonesia Sehat 2010 (65%).

Tabel 3.11

Jumlah Rumah Tangga PHBS per Kecamatan di Kabupaten Lombok BaratTahun 2008 2009PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT

KABUPATEN LOMBOK BARAT

TAHUN 2009

NOKECAMATAN PUSKESMASRUMAH TANGGA

JUMLAH DIPANTAUBER PHBS *%

123456

1Batu LayarMeninting 15 14 93.33

2Gunung SariGunung Sari 7 6 85.71

30Penimbung 7 5 71.43

4LingsarLingsar 7 6 85.71

50Sigerongan - - -

6NarmadaNarmada - - -

70Sedau 7 5 71.43

8LabuapiLabuapi 7 5 71.43

90Perampuan 7 4 57.14

10KediriKediri 15 13 86.67

11KuripanKuripan - - -

12GerungGerung - - -

13LembarJembatan Kembar 15 12 80.00

14SekotongSekotong - - -

150Pelangan 7 4 57.14

JUMLAH (KAB/KOTA) 94 74 78.72

NOKECAMATANPUSKESMASRUMAH TANGGA 2008RUMAH TANGGA 2009

JUMLAH DIPANTAUBER PHBS%JUMLAH DIPANTAUBER PHBS%

1SekotongSekotong

Pelangan

2LembarJembatan Kembar

3GerungGerung

4KediriKediri

5KuripanKuripan

6LabuapiLabuapi

Perampuan

7BatulayarMeninting

8GunungsariGunungsari

Penimbung

9LingsarLingsar

Sigerongan

10NarmadaNarmada

c. Kondisi Lingkungan Permukiman

Kondisi permukiman penduduk ini menggambarkan indikator kesejahteraan dan kualitas perumahan penduduk, seperti luas lantai rumah, jenis atap, jenis dinding rumah, dan jenis lantai. Hasil Susenas 2007 (BPS- Kabupaten Lombok Barat, 2007) bahwa 6,55% rumah tangga di Kabupaten Lombok Barat memiliki luas lantai rumah kurang dari 20 meter persegi. Rumah tangga yang memiliki luas lantai rumah >100 m2 sebanyak 13,39%. Sedangkan jenis atap rumah yang banyak digunakan adalah dari genteng (42,86%), asbes/seng (51,49%) dan beton (4,76%) serta rumah tangga yang menggunakan atap rumah dari daun-daunan sekitar 0,30% pada tahun 2007. Begitu juga lantai rumah, sebagian besar rumah tangga (96,13%) tidak lagi berlantai tanah, yaitu semen/batu bata, kayu dan marmer/keramik. Hanya sekitar 3,87% rumah tangga yang masih berlantai tanah. Jenis dinding yang terbanyak digunakan adalah kayu 23,21% dan tembok 76,79%.3.1.3 Kuantitas dan Kualitas Air

A. Gambaran Kuantitas dan Kualitas Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia yang digunakan sebagai air minum, mandi dan cuci serta kebutuhan lainnya. Kebutuhan air masyarakat Kabupaten Lombok Barat untuk keperluan cuci dan mandi bersumber dari air sungai, sumur, kolam/rawa dan air hujan, sedangkan untuk air minum masyarakat pada umumnya menggunakan air hujan dan air bersih dari PDAM, air isi ulang, air sumur gali yang terlindung dan Perlindungan Mata Air.Air bersih yang digunakan masyarakat Kabupaten Lombok Barat disediakan oleh PDAM Menang.B. Penelitian Kualitas Air Sungai di Kabupaten Lombok BaratGuna melihat gambaran mengenai kualitas air sungai di Kabupaten Lombok Barat, pada tahun 2009 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lombok Barat melakukan Kegiatan Pemantauan Kualitas Sungai dan Anak Sungai di Kabupaten Lombok Barat.

Dari hasil Pemantauan Kualitas Sungai dan Anak Sungai di Kabupaten Lombok Barat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Kualitas air Sungai dan anak sungai khususnya untuk parameter COD, BOD, dan Phosfat, pada semua titik telah diatas batas Baku Mutu Air Sungai Kelas I yang ditetapkan.b. Untuk parameter Besi, Minyak dan Lemak, dan Seng pada sungai . konsentrasinya rata-rata telah berada diatas Baku Mutu Air Sungai Kelas I, namun pada anak sungai konsentrasinya berfluktuasi.

c. Untuk parameter Sulfide, Phenol, Tembaga, dan Mangan kadarnya berfluktuasi pada periode dan waktu pengukuran yang berbeda dari tidak terdeteksi smpai diatas Baku Mutu Air Sungai Kelas I.

d. Untuk parameter mikrobiologi total coliform pada beberapa anak sungai kadarnya bervariasi dari rendah sampai melampaui Baku Mutu Air Sungai Kelas I.e. Tingginya kadar beberapa parameter air tersebut disebabkan karena adanya limbah organik dan anorganik yang masuk ke badan air seperti dari limbah domestik (rumah tangga) mapun industri/kegiatan yang ada disekitar pinggiran sungai.

f. Telah terjadi penurunan kualitas air sungai dan anak sungai dibandingkan tahun 2008 terutama untuk parameter Phosfat, Besi, Minyak lemak, dan Seng.

3.1.4 Limbah Cair Rumah Tangga

Sistem pembuangan limbah cair di Kabupaten Lombok Barat saai ini masih belum mengenal sewerage system. Sewerage system adalah sistem pembuangan air limbah di mana semua air kotor di suatu wilayah, baik air bekas cucian, air dari dapur, air dari kamar mandi, maupun air dari kakus disalurkan bersama ke suatu tempat untuk diolah. Sewerage system ini bersifat tertutup dan dipisahkan dari sistem pembuangan air hujan (drainase).

Kondisi saat ini air limbah yang berasal dari air bekas cucian, air dari dapur, air kamar mandi, dan air limpahan dari tangki septik dibuang ke saluran drainase bergabung dengan air hujan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran alami dan saluran buatan. Jaringan air limbah rumah tangga mengikuti saluran air yang tersedia. Pengolahan air limbah terjadi secara alami ketika air mengalir. Pengolahan air limbah domestik Kabupaten Lombok Barat umumnya menggunakan sistem sanitasi setempat (on site system) dengan menggunakan jamban, baik yang dikelola secara individu maupun secara komunal, yang dilengkapi dengan tangki septik atau cubluk. Disamping itu dengan adanya sungai-sungai yang mengalir melalui Kabupaten Lombok Barat dapat dimanfaatkan sebagai tempat buangan air limbah. Namun untuk menghindari terjadinya pencemaran air sungai maka jenis air limbah yang dapat di buang ke sungai-sungai tersebut berupa air limbah cair, sedangan penggunaan sistem sanitasi terpusat (off site system) sampai saat ini belum bisa dilaksanakan..Pembuangan limbah domestik yang berupa air limbah padat di Kabupaten Lombok Barat dilakukan dengan beberapa cara. Pada daerah permukiman yang terstruktur, penduduk mengunakan tangki septik individual atau tangki septik komunal. Pada permukiman yang tidak terstruktur, sebagian penduduknya menggunakan tangki septik individual maupun cubluk dan masih banyak penduduknya menggunakan aliran sungai dan saluran irigasi sebagai pembuangan air limbah. Air bekas cucian, dapur dan kamar mandi disalurkan langsung kesaluran drainase, kali dan saluran lainnya.Tabel 3.12Data Tempat Pembuangan Akhir (TPA)NOURAIAN

1.Nama TPAKebun Kongok

2.LokasiDesa Suka Makmur

3.Luas

4.Sistem Pengolahan Sanitary Landfil

5.Pengolahan LeachateAda

6.Pengolahan IPLTAda

Tabel 3.13

Prasarana Persampahan di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2009NOJENIS PRASARANA PERSAMPAHANJUMLAH (UNIT)

1TPS

2Container (6m3)

3Container (1m3)

4Landasan Container

5Transfer Depot

6Tong sampah

7Gerobak

8Motor Sampah

9TPA

10Dump Truck

11Amroll Truck

12Buldozer

13Excavator

Jumlah timbulan sampah per hari di Kabupaten Lombok Barat diperkirakan mencapai 700 ton/hari, dengan persentase jumlah sampah organik sebanyak 68,12% dan sampah non organik sebanyak 31,88%. Jumlah personil (Dinas) sebanyak 1.229 orang dan jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 1.150.000 jiwa. Dari jumlah total timbulan sampah tersebut, jumlah sampah yang terangkut sebanyak 450-500 ton/hari. Dengan kondisi demikian maka masih diperlukan penanganan persampahan untuk mengurangi jumlah timbulan sampah perkotaan dan memeratakan pelayanan persampahan.Tabel 3.14

Penduduk dan Jumlah Timbulan Sampah Tahun 2008

NoKecamatanJumlah PendudukRata-rata Produksi Sampah/hari (m3)Rata-rata Produksi Sampah/bulan (m3)

1Sekotong51.5409,35243,10

2Lembar47.8191,2532,50

3Gerung75.545

4Labuapi63.80210,47272,22

5Kuripan34.130

6Kediri57.05913,54352,04

7Narmada89.50614,73382,98

8Lingsar68.036

9Gunungsari77.13218,62484,12

10Batulayar38.65428,45379,70

Jumlah603.223

3.1.5 Drainase Lingkungan

Drainase adalah suatu tindakan untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan dan atau lahan sehingga fungsi kawasan tersebut tidak terganggu. Sedangkan drainase perkotaan merupakan suatu sistem drainase yang menangani permasalahan kelebihan air di wilayah perkotaan meliputi drainase permukaan dan bawah permukaan.

Komponen drainase dalam konteks sanitasi yang dimaksud adalah drainase makro atau saluran yang fungsi utamanya untuk saluran pembuangan air hujan dan pengendalian banjir. Drainase ini dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu drainase primer, drainase sekunder, dan drainase tersier. Pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase.

Prinsip dasar dalam suatu perancangan pematusan air hujan (drainase) adalah mengalirkan secepat mungkin kelebihan air permukaan yang menggenang khususnya di daerah hilir suatu aliran. Kemiringan/kelerengan lahan berpengaruh besar terhadap percepatan aliran air. Berdasarkan sifatnya, tingkat kecepatan aliran dalam saluran alami pada suatu kawasan berbeda-beda, sesuai dengan tingkat kemiringannya.

Kabupaten Lombok Barat menempati bentang alam dengan topografi datar, elevasi berkisar antara 2-4 meter di atas permukaan laut (dpl). Wilayah ini hampir 50% lahannyan berupa rawa dengan air yang cenderung stagnan (tidak mengalir), sehingga pada musim penghujan sering terjadi air pasang. Periode air pasang pada umumnya berkisar antara 1-12 jam. Fenomena alam seperti ini tentunya memerlukan sistem drainase yang baik agar aliran permukaan (run off) dapat terkontrol dengan baik pula.

Pada saat ini, sistem drainase yang ada di Kabupaten Lombok Barat dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tipe, yaitu:1) Kolam retensi (ponds)2) Saluran primer (primary channels)3) Saluran sekunder (secondary channels)4) Saluran tersier (tertiary channels)Keberadaan sistem drainase tersebut ternyata belum mampu mencegah luapan air pada musim penghujan. Adapun faktor-faktor yang turut mempengaruhi air pasang dapat dibedakan manjadi faktor fisik dan non fisik. (Sumber: Masterplan sarana jaringan utilitas, pertamanan dan hutan kota, 2006).

3.1.6 Pencemaran Udara

Program pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan per tahun pada Pembangunan Indonesia Sehat 2010 yang masih merupakan sektor yang sangat potensial untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Bila tidak ditangani dengan baik, maka zat, energi, atau komponen lain yang masuk kedalam udara karena kegiatan manusia yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi mutu udara sampai ke tingkat bawah yang mempengaruhi kesehatan manusia.Pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1999 dapat didefinisikan sebagai masuknya zat pencemar, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient yang menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya, untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara agar terpenuhinya baku mutu udara.

3.1.7 Limbah Industri

Limbah industri mengandung zat-zat yang berbahaya yang dapat mengancam kehidupan manusia. Sifat dari limbah industri adalah mengandung racun, bersuhu tinggi, menimbulkan iritasi, menimbulkan bau, mudah terbakar, dan bereaksi pada jaringan tubuh, dan termasuk dalam kategori bahan-bahan berbahaya (B-3). Dampak berbahaya terhadap kesehatan dapat berupa gangguan fungsi organ tubuh atau gangguan proses biokimia yang ditandai dengan kerusakan jaringan, kelainan fungsi organ, gangguan terhadap sistem enzim dan endoktrin. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menaruh perhatian terhadap masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan oleh bahan-bahan kimia beracun yang ditimbulkan oleh industri. Kerja sama lintas program, koordinasi lintas program, peningkatan tanggung jawab masyarakat, peningkatan fungsi operasional daerah sangat perlu digalakkan, begitu juga dengan pengembangan sistem rujukan dan teknologi, dan prioritas sasaran.

Pengelolaan limbah cair industri di Kabupaten Lombok Barat masih kurang mendapat perhatian. Limbah cair industri terutama industri besar sebagian diolah langsung oleh masing-masing industri dimana sistemnya sangat bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan, namun demikian ada beberapa industri yang langsung membuang ke badan air. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena berpotensi sangat besar untuk mencemari lingkungan.

Pemerintah Kota secara berkala telah melakukan pemantauan terhadap pengolahan limbah industri tersebut, yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lombok Barat.3.1.8 Limbah Medis

Limbah medis Rumah Sakit dan Puskesmas tidak seperti limbah lain pada umumnya yang bisa dibuang ke TPA maupun IPAL komunal. Hal ini disebabkan limbah medis Rumah Sakit dan Puskesmas biasanya berupa limbah infectious yang berbahaya bila tidak dikelola dengan baik. Limbah ini dapat berupa:

a) Limbah cair: limbah cair dari ruang operasi, apotek, radiologi, kamar mandi, toilet dan lain-lain

b) Limbah padat: jarum suntik, potongan organ tubuh, botol infus, tempat obat, sarung tangan dan lain-lain

Sarana pengolahan limbah medis di Kabupaten Lombok Barat:

1) IPAL

IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) merupakan sarana ideal yang digunakan untuk mengolah limbah cair medis. Sampai saat ini di Kabupaten Lombok Barat belum ada Puskesmas yang memiliki IPAL sendiri.

2) Incinerator

Incinerator digunakan untuk memusnahkan/membakar limbah padat berbahaya (infectious). Sampai saat ini di Kabupaten Lombok Barat ada 15 Puskesmas yang memiliki incinerator sendiri. Untuk Rumah Sakit dan Puskesmas maupun Dokter Praktek yang tidak mempunyai fasilitas incinerator diharuskan menggunakan jasa Rumah Sakit yang memiliki incinerator dalam mengolah limbah padat infectious.

Pengelolaan limbah medis di Kabupaten Lombok Barat ditangani langsung oleh masing-masing pihak rumah sakit dengan jalan mengirimkan limbah medis ke rumah sakit yang memiliki sistem pengelolaan limbah medis.3.2 Pengelolaan Limbah CairTerdapat beberapa sistem pembuangan limbah domestik Kabupaten Lombok Barat sesuai dengan peruntukkannya. Daerah permukiman yang terstruktur menggunakan sistem tangki septik individual dan komunal. Sedangkan permukiman yang tidak terstruktur, penduduknya sebagian menggunakan tangki septik individual, cubluk, dan banyak yang menggunakan saluran sungai dan saluran irigasi sebagai pembuangan air limbah. Air bekas cucian, dapur dan kamar mandi disalurkan langsung ke saluran drainase, kali dan saluran lainnya.

Volume air limbah sangat dipengaruhi oleh pola pemakaian air bersih. Pada umumnya volume air limbah yang dihasilkan 70% - 80% dari pemakaian air bersih. Pada saat ini pengolahan air limbah perumahan menggunakan pola penanganan setempat atau On Site System. Berdasarkan Susenas tahun 2007 (BPS Palembang 2007), rumah tangga yang memiliki MCK sendiri sebanyak 90,77%, fasilitas bersama 8,04%, fasilitas umum sekitar 0,30% dan tidak memiliki MCK sebanyak 0,89%. Sistem setempat (on site) dominan berada dikawasan perumahan dimana masing-masing rumah mengalirkan air limbah ke tangki septik (septik tank). Untuk perumahan dengan kapling relatif kecil (perumahan relatif padat) disarankan dengan sistem terpusat atau komunal. Sistem air buangan yang dihasilkan dapat diresapkan ke dalam tanah dengan menggunakan unit septik-tank dan unit bidang resapan, kemudian :

Dibuang ke tangki dengan bidang resapan

Dibuang ke cubluk

Dibuang ke sungai atau rawa

3.2.1 Landasan Hukum/Legal OperasionalSecara hukum, pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Barat, telah diatur dengan beberapa aturan antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

3. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang sungai.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisa Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan.

6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Lingkungan Limbah Domestik.

7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 122 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

8. Perda Kabupaten Lombok Barat Nomor Tahun .. 3.2.2Aspek Kelembagaan

Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat yang menangani pengelolaan limbah cair adalah Kantor Kebersihan Kota, Dinas PU, Dinas Kebersihan dan Perumahan, serta Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

Berdasarkan SK Bupati Lombok Barat Nomor : 4 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, dapat dilihat bahwa :

1. Dinas Kebersihan, melalui pelaksanaan tugas Bidang Pengelolaan TPA dan Limbah;

2. Dinas Kesehatan: melalui pelaksanaan tugas Seksi Kesehatan Lingkungan;

3. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Perumahan: melalui pelaksanaan tugas Bidang Pengembangan dan Permukiman;

4. Badan Lingkungan Hidup: melalui pelaksanaan tugas Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan Limbah

5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah: melalui pelaksanaan tugas Bidang Perencanaan Strategis dan Tata Ruang(Struktur Organisasi SKPD terkait sanitasi)

3.2.3Cakupan Layanan

Cakupan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Barat khususnya dalam penyediaan instalasi pengelolaan limbah komunal yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten Lombok Barat belum tersedia, sedangkan untuk sarana pengolahan air limbah skala rumah tangga dengan sistem septictank tersedia di masing-masing perumahan warga.

Limbah rumah tangga sampai saat ini dibuang langsung ke saluran-saluran drainase yang ada melalui parit-parit kota dan sungai alami, langsung dibuang ke Sungai.

Untuk limbah industri dan para Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) mengingat lokasinya umumnya berada di tepi pantai, harus diawasi dengan ketat supaya tidak membuang langsung limbahnya tanpa pengolahan. Sedangkan limbah cair rumah tangga yang sangat mengganggu umumnya berupa detergent sisa-sisa pencucian.

3.2.4Aspek Teknis dan Operasional

Prasarana pembuangan air limbah yang ada di Kabupaten Lombok Barat berupa Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang merupakan suatu sistem untuk menampung dan menyalurkan air limbah dari dapur, kamar mandi, jamban dan atau septictank. SPAL tersebut berfungsi sebagai wadah pengumpul dengan sebuah pipa pembuangan atau sebagai tabung pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah. Beberapa hal yang menjadi perhatian bahwa saluran pembuangan air limbah ada yang langsung dialirkan di badan air penerima. Sistem pembuangan air limbah harus dipisahkan dengan sistem pembuangan air hujan, tapi masih sering dijumpai limbah dari rumah tangga dan kegiatan usaha yang dibuang kedalam sistem pembuangan air hujan dan badan air penerima. Hal tersebut dapat mengakibatkan polusi/pencemaran lingkungan di badan air.

Sumberdaya air yang ada di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari sumberdaya air permukaan yaitu sungai dan air tanah. Sampai saat ini pemanfaatan sumberdaya air masih tinggi, terutama sekali untuk keperluan sehari-hari, industri dan lainnya. Selain itu sumberdaya air ini juga digunakan sebagai tempat pembuangan limbah baik dari kegiatan industri ataupun domestik. Apabila pengelolaan sumberdaya air di Kabupaten Lombok Barat tidak dilakukan dengan baik, maka dapat dipastikan ketersediaan dan kualitas sumberdaya air akan semakin berkurang dan pada akhirnya terjadi kelangkaan terhadap sumberdaya air yang layak.

Secara umum ada 2 cara pembuangan limbah rumah tangga yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu:

1. Kelompok yang membuang air limbah domestiknya langsung ke badan air tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu.

2. Kelompok yang membuang air limbah domestiknya ke alam bebas setelah mengalami pengolahan awal yang sangat sederhana berupa tangki septik.

3.2.5Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Penanganan Limbah Cair

Berdasarkan data penduduk Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2009, penduduk Kabupaten Lombok Barat berjumlah 603.223 jiwa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat dan agama yang berbeda. Selama pelaksanaan program pembinaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup menunjukkan ada kecendrungan masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup, walaupun masih ada masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungan hidup. Hal ini dapat dilihat dari adanya indikasi masyarakat membuang sampah di sembarang tempat dan tidak tepat waktu dan melakukan aktivitas MCK di tempat yang sama dengan lokasi pembuangan tinja yaitu langsung ke sungai.

Peran serta masyarakat dan jender dalam penanganan limbah cair dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara financial untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh pemrakarsa. Berikut data hasil pengolahan limbah yang telah dilakukan :

b. Bagi masyarakat yang belum sadar sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya, hal ini disebabkan keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan. Secara kesuluruhan peran serta masyarakat dan jender dalam penanganan limbah cair dalam pengolahan air limbah belum maksimal, masih mengandalkan kegiatan atau proyek dari pemerintah, baik penyediaan sarana prasarana maupun perawatannya.3.2.6Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi adalah persepsi dari sebagian masyarakat bahwa pengelolaan limbah cair belum menjadi kebutuhan yang mendesak. Sebagian masyarakat kota lebih mudah membuang limbahnya ke saluran/sungai karena kurangnya kesadaran. Terkait dengan permasalahan pengelolaan limbah cair dan rendahnya kesadaran masyarakat, ada beberapa masalah yang timbul dalam pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Barat meliputi beberapa aspek antara lain:

Aspek Teknis

a. Masih bercampurnya fungsi saluran drainase dengan fungsi pembuangan air limbah (saluran air limbah rumah tangga menyatu dengan saluran drainase)

b. Belum ada data yang akurat terhadap jumlah septic tank yang memenuhi standar teknis dan yang tidak

c. Tidak ada penyaringan saat limbah dibuang ke parit

d. Belum ada sistem pengolahan percontohan air limbah komunal (skala perumahan, pasar tradisional, dll)

Aspek Sosial

a. Kurang kesadaran pentingnya bak pengolahan air limbah di setiap rumah tangga

b. Masih banyak masyarakat yang belum memiliki WC Rumah Tangga.

c. Masih ada sebagian masyarakat yang membuang limbah cair ke sungai

Aspek Kelembagaan

a. Tidak ada sarana pengolahan air limbah skala kabupaten

b. Belum sinergi program dan kegiatan antar instansi di pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam penanganan dan pembangunan limbah cair.

c. Terbatasnya infrastruktur pengelolaan limbah cair, seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) Komunal, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) baik yang disediakan oleh pelaku usaha dan pemerintah.

d. Kurangnya WC Umum, MCK dan MCK Plus.

Aspek Pendanaan/Pembiayaan

a. Terbatasnya dana yang dimiliki pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam menganalisa, mensosialisasikan, dan pembangunan yang berhubungan dengan limbah cair.

3.3Pengelolaan Persampahan

3.3.1 Landasan Hukum

Dasar hukum yang digunakan dalam penyelenggaraan dalam bidang persampahan :

Undang-Undang

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

4. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

5. Undang Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang

6. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

7. Undang Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman

Peraturan Pemerintah

1. PP Nomor 16 Tahun 2005 tentang Sistem penyediaan Air Minum2. PP Nomor27 Tahun 1999 Tentang Amdal

3. PP Nomor 18 jo 85/1999 Tentang Limbah B3

Peraturan Daerah

1. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 03 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Kebersihan Persampahan.

Keputusan Bupati1. Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor 90 Tahun 2004 Pungutan Pajak Retrebusi Daerah dan Perizinan Kabupaten Lombok Barat3.3.2. Aspek InstitusionalInstansi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat yang menangani dan terkait dalam pengelolaan sampah (limbah padat) adalah : Dinas Kebersihan dan Tatakota Kabupaten Lombok Barat.

3.3.3. Cakupan Layanan

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Lombok Barat saat ini ditangani oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Lombok Barat dan didukung oleh masyarakat. Sampai saat ini Dinas Kebersihan Kabupaten Lombok Barat baru bisa mengelola sekitar 3,3 % atau 90 m3/hari. Wilayah cakupan antara lain:

1. Perumahan

2. Pasar-pasar

3. Ruas Jalan

3.3.4. Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Serang salah satunya didukung oleh prasarana dan sarana persampahan yang ada antara lain :

Tabel 3.14 .Sarana dan Prasarana Pengangkutan Sampah

di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010

No.Jenis AngkutanVolumeJumlahKondisi

1.Dump Truck

2.Container

3.Pick Up

4.Tangki Air

5.Tempat Pembuangan Sampah Sementara

3.3.5. Peran Serta Masyarakat Dan Gender Dalam Pengelolaan Sampah

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berupa penanganan sampah di rumah masing-masing, tetapi belum dilakukan pemilahan di tingkat rumah tangga, belum ada partisipasi secara khusus. Sebagian besar masyarakat melakukan pemusnahan sendiri dengan cara ditimbun dan dibakar , terutama pada permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah. Pada daerah yang padat pemukiman misalnya dikomplek-komlek perumahan pengelolaan sampah sebagian besar ditangani pemerintah dalam hal ini Dinas kebersihan dan Tatakota Kabupaten.Pengelolaan sampah melibatkan perempuan terutama di tingkat rumah tangga, sementara di tingkat desa dan kecamatan umumnya dikelola oleh laki-laki.3.3.6. Permasalahan dalam pengelolaan sampah

Permasalahan persampahan ditingkat masyarakat kabupaten Lombok Barat antara lain:

1. Kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat masih kurang

2. Perilaku masyarakat Kabupaten Lombok Barat membuang sampah di sungai atau badan saluran, kebun masih banyak terlihat (46,70 %)3. Masih banyak masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan persampahanPermasalahan persampahan ditingkat pemerintah antara lain :

1. Belum optimalnya pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

2. Masih terbatasnya sarana dan prasarana penanganan sampah di kabupaten Lombok Barat sehingga baru dapat melayani 3,30 % saja dari timbulan sampah kabupaten Lombok Barat3. SDM Pengelola persampahan masih kurang

4. Penegakan sanksi hukum masih lemah

3.4. Pengelolaan Drainase

Dengan semakin pesatnya pembangunan Kabupaten Lombok Barat sebagai dampak dari eskalasi pertumbuhan ekonomi wilayah yang cepat, yang berpengaruh pada perubahan-perubahan tata guna lahan, dan kondisi topografi Kabupaten Lombok Barat yang relatif datar, berimplikasi pada sistem drainase perkotaan akibat perubahan sifat tanah yang sebelumnya lolos air (permeable) menjadi bersifat kedap air (impermeable). Kondisi ini sering ditunjukkan dengan fenomena luapan air (overtapping) dari saluran drainase yang memenuhi jalan-jalan, sehingga terjadi banjir dan/atau aliran air sepanjang jalan, maupun genangan-genangan yang sangat menggangu aktivitas warga sehari-hari terutama daerah yang memiliki kemiringan yang landai dengan kisaran 0 5 %.

3.4.1. Landasan Hukum/Legal Operasional

Yang melandasi operasional pengelolaan drainase di Kabupaten Lombok Barat adalah :

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang pengelolaan DAK Sub Bidang Pengelolaan Sanitasi Lingkungan;

2. Pedoman Konstruksi dan Bangunan Departemen Pekerjaan Umum;

3. Inspeksi dan Pemeliharaan Drainase Jalan Departemen Pekerjaan Umum;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat3.4.2. Aspek Institusional

Secara kelembagaan yang melakukan pemeliharaan terhadap drainase alam dan drainase buatan di Kabupaten Lombok Barat, berada pada Dinas Pekerjaan Umum, Bidang Cipta Karya, seksi Sarana dan Prasarana. Dinas terkait dalam pengelolaan drainase Kabupaten Lombok Barat adalah Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan.3.4.3. Cakupan Pelayanan

Wilayah Kabupaten Lombok Barat memiliki 4 (empat) buah sungai yang merupakan drainase utama untuk mengalirkan air hujan yang berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) dan air limbah dari masyarakat kota. Ke empat sungai yang mengalir di dalam Kabupaten Lombok Barat merupakan muara dari saluran drainase yang ada di Kabupaten Lombok Barat dengan hirarki saluran drainase sebagai berikut :

Saluran induk (primer) adalah saluran drainase yang bermuara pada sungai atau badan air lainnya;

Saluran sekunder adalah saluran drainase yang bermuara pada saluran induk atau saluran primer drainase;

Saluran tersier adalah saluran drainase yang bermuara pada saluran skunder drainase.

3.4.4. Aspek Teknis dan Operasional

Secara Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat dalam pelaksanaan rogram penyehatan lingkungan permukiman melakukan penanganan Drainase untuk pemeliharaan saluran drainase alam, rehabilitasi saluran dan pembuatan saluran drainase pada beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Barat.3.4.5. Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan

Keterlibatan masyarakat didalam melakukan pemeliharaan saluran drainase merupakan suatu kewajaran yang semestinya dilakukan, mengingat pemeliharaan saluran drainase ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dari tempat tinggal masyarakat setempat, terutama di musim penghujan. Keterlibatan masyarakat dengan memberikan dukungan dan bantuan tenaga saat pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang cukup baik.3.4.6. Permasalahan

Adapun permasalahan yang terjadi akibat adanya genangan air di Kabupaten Lombok Barat secara umum disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

Kondisi saluran drainase mengalami pendangkalan karena tertutup oleh lumpur dan sampah

Kondisi saluran tidak terawat dengan baik sehingga banyak kerusakan, penuh dengan lumpur dan sedimentasi

Outlet saluran dibagian hilir mengecil dan sistem drainase kurang baik

Pemanfaatan saluran irigasi sebagai saluran drainase

Dimensi saluran kecil tidak sesuai dengan kapasitas layanan terutama debit air yang dapat ditampung

Pengaturan sistem jaringan drainase yang tidak sesuai dengan elevasi area, di samping kemiringan saluran yang tidak di sesuaikan dengan elevasi yang ada

Terjadinya return water pada saat curah hujan tinggi dan muka air laut pasang tertinggi.

Bangunan pelengkap terutama gorong-gorong dimensinya rata-rata relatif kecil sehingga terjadi penyempitan.3.5. Penyediaan Air Bersih.

Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan hidup manusia. Oleh karenanya air minum mutlak harus tersedia baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Pada hakekatnya Alam telah menyediakan air minum yang dibutuhkan, akan tetapi desakan pertumbuhan penduduk yang tidak merata serta keberagaman aktivitasnya telah menimbulkan berbagai dampak perubahan tatanan dan keseimbangan lingkungan yang menyebabkan potensi air yang ada di alam terganggu kuantitas dan kualitasnya sehingga tidak layak lagi dikonsumsi secara langsung.

Diperlukan prasarana dan sarana air minum untuk merekayasa agar air yang tersedia di alam dapat aman dan sehat dikonsumsi. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah mempunyai perhatian yang cukup besar untuk mengembangkan prasarana dan sarana air minum. Sejak awal tahun 1979 sampai dengan saat ini penyediaan air minum khususnya perpipaan telah dibangun dan dikembangkan menggunakan berbagai pendekatan baik yang bersifat sektoral maupun pendekatan keterpaduan dan kewilayahan (perkotaan dan perdesaan).

3.5.1. Landasan Hukum/Legal Operasional

Secara umum Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP SPAM) mengacu pada sasaran terukur yang tertuang dalam Rencana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 dan sasaran dalam pencapaian MDGs tahun 2015 serta beberapa sasaran terukur lainnya. Selain itu juga menuju sasaran yang normatif seperti tertuang dalam PP. No. 16 Tahun 2005 tentang, Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum (SPAM).

Dalam menyusun rencana optimalisasi SPAM, acuan utama adalah :

Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005, tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, Tentang Syarat- Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1998, Tentang Pedoman Penetapan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum.

Keputusan Menteri Kimpraswil No. 409 Tahun 2002, Tentang Pedoman Kerjasama Pemerintah & Badan Usaha Swasta dalam Penyelenggaraan dan atau Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi.

Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 61 Tahun 1998, Tentang Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan, Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan.

Peraturan Presiden No. 67 tahun 2005, tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Bidang Prasarana.3.5.2. Aspek Institusional

Salah satu kelembagaan yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan Air Bersih di Kabupaten Lombok Barat adalah PDAM Menang Mataram, mencakaup wilayah pelayanan Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara.

Perusahaan Daerah Air Minum Menang Mataram dibentuk atas dasar Keputusan bersama Bupati Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Barat No. 45 Tahun 1998 dan No. 03/KPTS/1998 tentang Pemilikan Hak dan Kewajiban PDAM Lombok Barat.

Adapun Fungsi dan tugas pokok PDAM Menang Mataram yaitu menyelenggarakan pengolahan air bersih untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan, dan pelayanan umum. Untuk melaksanakan fungsi dan tugas pokok tersebut, PDAM berkewajiban untuk:a. Melaksanakan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat konsumen dalam penyediaan air bersih.

b. Menyelenggarakan pemanfaatan umum yang dapat dirasakan masyarakat.

c. Memupuk pendapatan untuk membiayai kelangsungan hidup perusahaan dan pengembangan daerah.3.5.3. Cakupan Pelayanan

Cakupan pemanfaatan air bersih di Kabupaten Lombok Barat tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.15. Cakupan Sarana Air Bersih Menurut Kecamatan Tahun 2009KECAMATANJumlah

JiwaJumlah DiperiksaJenis Sarana Air BersihCakupan %

PDAMSPTSGLPAHDLL

Batu Layar38.654 5.769 1.675 252.689 83 76,27

Gunungsari77.13213.909 1.495 1557.349 -1.798 77,63

Lingsar68.0369.090 1.604 1395.174 -- 76,09

Narmada89.50615.051 3.768 1747.111 -1018 80,20

Labuapi63.8029.553 2.209 1405.773 -2 85,04

Kediri57.0599.520 1123965.784 -548 79,32

Kuripan34.1305.370 822 863.203 -- 76,55

Gerung75.54511.539 655 1328.892 -4 83,92

Lembar47.8197.576 969 1555.115 -2 82,38

Sekotong51.5408.518 45 1145.702 -- 68,81

Jumlah603.22395.89514.3651.21656.79283.375 78,62

3.5.4. Aspek Teknis dan Operasional

Sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Lombok Barat menggunakan sistem perpipaan yang dilayani oleh PDAM. Dalam penyediaan air bersih bersumber dari Mata Air yang berasal dari Mata Air Sarasuta, Mata Air Saraswaka, Mata Air BBI (Balai benih Ikan) dan Mata Air Ranget. Sistem distribusi Kabupaten Lombok Barat dengan system gravitasi yang dibagi menjadi 2 (dua) sistem yang dikelompokan berdasarkan sumber air baku, sarana yang ada pada PDAM Menang Mataram yaitu kolam penyediaan air besih untuk Kabupaten Lombok Barat yaitu:

Sistem dari mata air Sarasuta dan Sistem dari mata air Rengat. Sistem Reservoir Bug-Bug ini menggunakan sumber air yang berasal dari Mata Air Sarasuta, Mata Air Saraswaka dan Mata Air BBI (Balai benih Ikan). Ketiga sumber mata air tersebut terletak di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar dan berada dalam satu wilayah yang saling berdekatan antara satu dengan yang lainnya. Unit-unit sistem reservoir Bug-Bug terdiri dari; Bronkaptering, Bak Penampung, Pipa transmisi, Reservoir, Desinfeksi dan Pipa distribusi. PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2011)