profil perikanan surabaya 2012(1)

14
DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN Jl. Pagesangan II/56 Surabaya, Telp.031 - 8275405 Fax. 031-8282328, e-mail : [email protected]

Upload: dwi-cahyo-husodo

Post on 27-Jan-2016

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN

Jl. Pagesangan II/56 Surabaya, Telp.031 - 8275405 Fax. 031-8282328, e-mail : [email protected]

Page 2: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

I. PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM

Kota Surabaya berada di wilayah Provinsi Jawa Timur Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Secara geografis Surabaya terletak pada garis Lintang Selatan

antara 70 9’ – 70 21’ dan 1120 36’ - 1120 57” Bujur Timur. Panjang garis pantai adalah

47,4 Km2 dengan luas daratan wilayah Kota Surabaya sebesar 33,048 Ha dan Luas

wilayah laut yang masuk dalam wilayah administrasi oleh Kota Surabaya sebesar

19.039 Ha. Wilayah Surabaya terdiri dari 31 kecamatan dan 163 kelurahan, ±26,32 km.

jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak 3.024.321 jiwa.

Secara umum keadaan Topografi Kota Surabaya memiliki ketinggian tanah

berkisar anatara 0-20 meter di permukaan laut, sedangkan pada daerah pantai

ketinggiannya bekisar antara 1 – 3 meter di atas permukaan air laut.

Batas wilayah Kota Surabaya meliputi:

Sebelah Utara : Selat Madura

Sebelah Timur : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo

Sebelah Barat : Kabupaten Gresik

Untuk wilayah yang mempunyai potensi perikanan terbesar adalah pesisir Kota

Surabaya yang terdiri dari 12 kecamatan (24 kelurahan) seluas 87,42 km2. Jumlah

nelayan laut di Kota Surabaya sebanyak 2.226 orang, nelayan perairan umum 50

orang, petani tambak 901 orang, petani ikan air tawar 547 orang.

B. Potensi Sumberhayati Perikanan.

PERIKANAN TANGKAP

Jumlah penangkapan ikan diwilayah Kota Surabaya sebagian besar berasal dari

tangkapan dilaut dan sebagian kecilnya berasal dari perairan umum dalam hal ini

waduk dan sungai. Produksi ikan laut pada tahun 2011 mencapai 7.119,89 ton per

tahun dengan nilai Rp. 134.734.841,-. Usaha perikanan tangkap tidak hanya meliputi

penangkapan ikan dan budidaya ikan saja, melainkan juga usaha pasca penangkapan,

yaitu pemasaran dan pengolahan. Para pedagang memasarkan ikan dalam kualitas

ikan yang segar dan olahan.

Pelaku usaha penangkapan ikan di Kota Surabaya didominasi oleh nelayan

tradisional yang tergabung ke dalam 26 Kelompok Usaha Bersama yang tersebar di

sembilan kecamatan, dengan jumlah anggota 2.226 orang. Armada penangkapan terdiri

dari perahu jukung sebanyak 331 buah, motor tempel ( < 5 GT) sebanyak 1.659 buah

dan papan pancalan sebanyak 14 buah. Alat tangkap yang dominan digunakan antara

Page 3: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

lain jaring klitik, trammel net, pancing dan pengumpul kerang. Total Produksi yang

dicapai pada tahun 2011 sebesar 7.119,89 Ton. Dan jenis-jenis ikan yang ditangkap

antara lain Peperek (234,97 Ton), Manyung (412,96 Ton), Kakap (491,28 Ton),

Gulamah (2.007,81 Ton), Belanak (1.324,28 Ton), Teri (263,43 Ton), Layur (78,33 Ton),

ikan lainnya (227,85 Ton), Rajungan (348,87 Ton), Kepiting (192,23 Ton), Udang Putih

Jrebung (313,28 Ton), Simping (299,01 Ton), Kerang darah (185,12 Ton), Pari (249,20

Ton), Cumi-cumi (92,56 Ton), dan binatang air lainnya (398,71 Ton) :

Seperti dibanyak wilayah pesisir, sebagian besar Nelayan Kota Surabaya

merupakan kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang cukup

memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari jenis perahu motor yang mereka pergunakan

yang berukuran kurang dari 5 GT sehingga wilayah tangkap hanya mampu menjangkau

sekitar pantai saja dimana jumlah tangkapan yang mereka hasilkan juga relatif kecil.

Pemukiman nelayan juga dapat mencerminkan kondisi kesejahteraan mereka

yang terkesan kumuh dan memprihatinkan.

Kondisi Pemukiman Nelayan Kota Surabaya

Jumlah Armada dan Alat Tangkap di Kota Surabaya Tahun 2011

No Kecamatan

Armada Alat

Tangkap

(buah)

Nelayan

P. Papan

M.Tempel

Lain-lain

Jumlah

Pm Pd

1. Gununganyar - 17 - 17 102 17 - 2. Rungkut - 45 - 45 162 45 - 3. Mulyorejo 124 18 - 142 228 142 - 4. Bulak - 624 - 624 1.025 624 - 5. Asemrowo 328 197 - 525 969 525 - 6. Benowo - 40 14 54 152 54 - 7. Krembangan - 157 - 157 450 157 - 8. Kenjeran - 228 - 228 1.094 228 - 9 Sukolilo - 50 - 50 125 50

Jumlah 452 1.376 14

1.842 4.307

1.842 -

Page 4: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

PERIKANAN BUDIDAYA

Potensi usaha perikanan budidaya di kota Surabaya terdiri dari budidaya air

payau seluas 3.139,661 Ha dan budidaya air tawar seluas 487.536 Ha. Pada budidaya

air tawar, terdiri dari budidaya kolam tanah, kolam beton dan kolam terpal.

Dalam pola budidaya tambak dengan teknologi tradisional petani tambak

disamping menggunakan pola monokultur juga menggunakan pola polikultur yaitu

bandeng dan udang. Pola polikultur ini mempunyai kelebihan dimana kebutuhan

oksigen udang diperoleh dari pergerakan yang aktif dari ikan bandeng. Luas lahan

Tambak menurut jenis pemeliharaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

1. Usaha Budidaya Air Payau

Usaha budidaya air payau di kota Surabaya dilakukan oleh pelaku usaha

dengan teknologi tradisional. Pembudidaya air payau ada di kecamatan Gununganyar,

Rungkut, Sukolilo, Mulyorejo, Bulak, Kenjeran, Semampir, Asemrowo, dan Benowo.

Jenis komoditas yang dibudidayakan antara lain Ikan Bandeng, Udang Windu dan

Udang Vannamei dengan sistem polikultur. Pada tahun 2011, nilai produksi air payau

sebesar 7.932,84 Ton yang terdiri dari Bandeng (5.43,93 Ton), Udang Windu (398,20

Page 5: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

Ton), Udang Vannamei (1.106,79 Ton), Udang Putih (574,30) dan ikan lainnya (421,62

Ton).

2. Usaha Budidaya Air Tawar

Usaha budidaya air tawar di kota Surabaya dilakukan pada kolam air

tenang yang dibudidayakan dalam kolam beton maupun di kolam terpal. Jenis

komoditas yang dibudidayakan antara lain Bandeng, Udang Vanammei, Lele, Nila,

Patin, Tawes, Mas, Gurami, dan Mujair. Pada tahun 2011, nilai produksi air tawar

sebesar 217,64 Ton yang terdiri dari Bandeng (57,90 Ton), Udang Vannamei (21,28

Ton), Lele (36, 72 Ton), Nila (40, 92), Patin (25,40 Ton), Tawes (14,92 Ton), Mas

(11,52 Ton), Mas (11,52 Ton), Gurami (4,02 Ton), Mujair (0,38 Ton) dan Ikan lainnya

(4,58 Ton).

Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pertanian memberikan bantuan

kepada warga miskin Surabaya melalui Program Urban Farming Budidaya Ikan Lele di

Kolam Terpal. Pemkot Surabaya memberikan bantuan berupa kolam terpal ukuran 3 x

2 , bibit ikan lele dan pakan ikan lele. Bantuan tersebut memberikan peningkatan

signifikan pada produksi ikan lele di Kota Surabaya. Pada tahun 2011, tercatat ada

3.926 pembudidaya dengan jumlah kolam terpal 4.751 buah yang tersebar di seluruh

kecamatan di surabaya yang berjumlah 31 kecamatan. Total produksi tahun 2011 yang

dihasilkan dari kolam terpal adalah 706,02 Ton ikan lele.

Luas Lahan Tambak menurut Klasifikasi Tingkat Teknologi

di Kota Surabaya Tahun 2011

No. Kecamatan Areal ( Ha )

Semi Intensif

Tradisional

1. Gununganyar 228,350 - 228,350

2. Rungkut 543,023 - 543,023

3. Sukolilo 1.278,375 - 1.278,375

4. Mulyorejo 238,000 - 238,000

5. Bulak 72,713 - 72,713

6. Kenjeran 88,900 - 88,900

7. Asemrowo 25,750 - 25,750

8. Pakal 88,650 - 88,650

9. Benowo 575,900 - 575,900

Jumlah 3.139,661 - 3.139,661

Page 6: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

Luas Lahan Tambak menurut Jenis Pemeliharaan

di Kota Surabaya Tahun 2011

No. Kecamatan Areal ( Ha )

Mono Udang

Mono Bandeng

Campur

1. Gununganyar 228,350 - - 228,350

2. Rungkut 543,023 - - 543,023

3. Sukolilo 1.278,375 76,703 153,405 1.048,267

4. Mulyorejo 238,000 - - 238,000

5. Bulak 72,713 - - 72,713

6. Kenjeran 88,900 - 61,512 27,388

7. Semampir 25,750 - 25,750 -

8. Asemrowo 88,650 - 78,534 10,116

9. Benowo 575,900 - - 575,900

Jumlah 3.139,661 76,703 319,201 2.743,757

Jenis kegiatan usaha budidaya di lahan tambak di Kota Surabaya merupakan

usaha pembesaran udang dan ikan, sedangkan usaha pembenihan baik ikan maupun

udang tidak ditemukan. Status usaha petani tambak yang ada adalah perorangan.

Foto Tambak Tradisional Udang Bandeng

Di Pesisir Kota Surabaya

Page 7: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

3. Usaha Garam Rakyat

Pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) di Kota Surabaya terdapat di

empat kecamatan yaitu : Benowo, Pakal, Asemrowo dan Tandes. Produksi Garam

tahun 2011 sebesar 77.680,49 ton, dengan luas 1.490,18 Ha.

KONDISI MANGROVE

Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh pada tanah aluvial didaerah

pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi oleh arus pasang surut air laut.

Luas hutan Mangrove pesisir kota Surabaya saat ini adalah 625 Ha. Luasan

hutan mangrove terbesar terletak diwilayah kelurahan Keputih kecamatan Sukolilo

dengan luasan sebesar 130 ha, sedangkan wilayah pesisir dengan luasan hutan

mangrove terkecil adalah kelurahan Bulak kecamatan Bulak dengan luas 5 ha. Dan

wilayah yang tidak memiliki hutan mangrove adalah kecamatan Pabean Cantikan dan

Kelurahan Tambak Dono kecamatan Pakal.

Tumbuhan yang ada di hutan mangrove pesisir kota Surabaya didominasi oleh

jenis Avicennia (Api-api) dan jenis Rhizophora (Bakau) disamping itu ada jenis

Bruguiera (Tinjang) dan Soneratia Sp. (Bogem/Pedada) dalam jumlah yang lebih sedikit

dibanding Api-api dan Bakau.

Luas Lahan dan Produksi Garam di Kota Surabaya Tahun 2011

No. Kecamatan Areal Produksi Nilai ( Ha ) ( Ton ) ( Rp 1000,- )

1. Pakal

369,61 14.712,27 5.884.908 2. Benowo 976,58 55.109,51 22.043.804 3. Asemrowo 92,34 3.649,78 1.459.912 4. Tandes 51,65 4.208,93 1.683.572

Jumlah 1.490,18 77.680,49 31.072.196

Page 8: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN Di Kota Surabaya pengolahan hasil perikanan dikelompokkan menjadi dua

berdasarkan skala usahanya, yaitu skala usaha perorangan (rumah tangga) dan usaha

pengolahan hasil perikanan skala industri.

a. Skala Usaha Rumah Tangga.

Usaha Pengolahan Hasil Perikanan di Kota Surabaya pada umumnya masih

berskala rumah tangga. Sebagian pengolahan ikan merupakan usaha dari istri nelayan

untuk meningkatkan nilai jual lebih dari tangkapan suaminya sebagai nelayan. Usaha

pengolahan yang berkembang antara lain, Ikan asap, ikan kering, krupuk kulit ikan,

abon ikan dan berbagai jenis hasil olahan perikanan lainnya. Usaha pengasapan ikan

ada di kecamatan Bulak, Kenjeran dan Krembangan.

Pemasaran produksi hasil perikanan Kota Surabaya, tahun 2011 dalam bentuk

segar sebesar 2.366,93 Ton dan dalam bentuk olahan yang terdiri dari ikan kering

sebesar 308,84 Ton, Ikan Asap sebesar 1204,45 Ton, Terasi 275,75 Ton, Krupuk ikan

sebesar 1.985,40 Ton, Bandeng Presto sebesar 386,05 Ton dan lain-lain sebesar 8,36

Ton.

Selain produk hasil pengolahan perikanan konsumsi, Kota Surabaya juga

memiliki produk hasil perikanan non konsumsi, antara lain Ikan hias dan anaman air,

Kerajinan kekerangan, dan batik mangrove. Pada tahun 2011, nilai produk non

konsumsi kota Surabaya senilai 14.304.000.000 (empat belas milyard tiga ratus empat

juta rupiah) yang terdiri dari produk kekerangan yang senilai 2.694.000.000 (dua

milyard enam ratus sembilan puluh empat juta rupaih), produk ikan hias yang senilai,

9.726.000.000 (sembilan milyard tujuh ratus dua puluh enam juta rupiah), dan produk

Hamparan Hutan Mangrove yang didominasi jenis Api-Api

Page 9: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

batik mangrove yang senilai 1.884.000.000 (satu milyard delapan ratus delapan puluh

empat juta rupiah).

b. Skala Industri

Sebagai kota besar, Surabaya mempunyai banyak perusahaan-perusahaan

Pengolah Hasil Perikanan yang sebagian besar berorientasi ekspor, baik ke Jepang,

Amerika, Eropa maupun regional Asia. Di bawah ini daftar perusahaan perikanan yang

terdapat di Kota Surabaya.

No Nama Perusahaan Jenis Usaha Tujuan Pemasaran

1 PT. Alam Jaya Ikan Beku Jepang, Cina, Perancis

2 CV. Sari Tirta Jaya Ikan Beku, Tepung

Ikan

Perancis, Cina, Islandia,

Spanyol, Jepang.

3 PT. Tunas Sejati Perkasa Ubur-ubur Jepang, Korea

4 CV. Tirta Surya Sri Rejeki Teripang, Ikan Beku Korea, Inggris

5 PT. Sumber Bahari Makmur Ikan Beku, Layur, Teri

nasi, Ubur2

Korea, China, Jepang.

6. PT. Sari Laut Ekatama Katak Beku, Ikan

Beku, Ikan Segar

Hongkong, Belanda,

Korea, Inggris, Perancis

7 PT. Mina Tama Sumber

Bahari

Ikan Beku, Steak Tuna

Beku

Australia, Cina, Eropa,

Singapore

8 PT. Eka Lipta Persada Ikan Segar

9 UD. Mina Raya Sirip Hiu, Teripang,

Paru Ikan

Regional

10 UD. Surya Indah Penampungan Hasil

Perikanan

11 CV. Mina Jaya Lestari Ikan Beku Singapura

12 PT. Matahari Sakti Pakan Ikan Nasional

13 CV. Surya Mas Teripang, Sirip Hiu Hongkong, Cina

14. CV. Albasia Prima Trade Rumput Laut

15 PT. Bahari Nusantara Udang, Keong, Ikan

Beku

Hongkong

16 UD. Surya Koi Centre Ikan Hias

17 PT. Sinar Kencana Pengolahan Rumput

Laut

Jepang

18 Surya Kencana Abadi Udang

19 UD.Tek Hin Teripang Hongkong

Page 10: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

20 UD. Abadi Perut Ikan Lokal

21 UD. Ely Tjwan Filet Ikan/ Bakso Ikan

22 UD. Tunggal Jaya Sirip ikan hiu,

Gelembung ikan, Paru

Ikan, Teripang

23 CV. Sakura Abadi Ikan Beku Jepang

24 PT. Amarta Sari Lestari Rumput Laut Eropa, USA

25 CV. Mutiara Bahari Produk Olahan

Ikan/Udang

Domestik

26 CV. Anugrah Jaya Produk Olahan

Ikan/Udang

Domestik

27 UD. Mandiri Jaya Sirip Hiu, Teripang,

Gelembung IKan

Domestik

28 CV. Kalimas Sirip Hiu, Teripang,

Rumput Laut

Eksport

C. Kondisi Sosial Ekonomi

Berdasarkan kajian secara umum tiap wilayah kecamatan berpesisir di Kota

Surabaya merupakan daerah perikanan tangkap yang masih cukup potensial, namun

demikian jika ditinjau dari kondisi masyarakat nelayan masih banyak permasalahan

sehingga mengakibatkan kondisi mereka jauh dibawah standar kehidupan masyarakat

Kota Surabaya. Perahu motor temple masih banyak digunakan para nelayan dengan

kekuatan berkisar antara 5 – 7 PK, sehingga daya jangkaunya terbatas. Selanjutnya

selain usaha penangkapan ikan di laut masyarakat nelayan setempat juga melakukan

usaha pengolahan ikan dan kerajinan rumah tangga (hiasan) yang menggunakan

bahan dasar dari kulit kerang. Hasil Produksi kerajinan ini telah dipasarkan ke luar

propinsi.

Pada umumnya sistem pemasaran komoditi hasil tangkapan ikan di Kota

Surabaya hampir tidak ada permasalahan. Nelayan memiliki keterikatan dengan

pedagang atau agen, dimana mereka langsung berhubungan dengan pedagang atau

agen tersebut. Namun, sebagian kecil menyatakan keberatan dengan adanya

pedagang atau kelompok tertentu yang membeli ikan dengan harga di bawah standart,

karena terikat dengan jasa pinjaman untuk keperluan input produksi. Kejadian seperti

ini merupakan hal yang umum terjadi pada dunia usaha di bidang perikanan, khususnya

pada perikanan tangkap yang dikenal dengan pengambek. Pengambek adalah

pengolah atau pedagang hasil perikanan maupun untuk keperluan konsumsi rumah

tangga terutama pada saat tidak musim ikan. Prosedur peminjaman kepada

pengambek sangat mudah, kapan saja dan dimana saja, tetapi konsekuensinya adalah

Page 11: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

hasil tangkapan nelayan harus dijual kepada pengambek tersebut. Ketentuan atau

kesepakatan harga pada umumnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga

umum dan pengambek mempunyai kewajiban untuk membeli hasil produksi tersebut

kapanpun dan berapapun jumlahnya. Persepsi positif dan negatif pasti ada. Sisi positif

bagi nelayan adalah adanya jaminan pasar yang cukup tinggi terhadap produksi

tanpa repot dan khawatir serta adanya jaminan keuangan yang cukup mudah

diakses terutama. Sisi negatifnya adalah adanya keterikatan penjualan dan

terbentuknya harga berbeda jauh dibawah keadaan harga umum.

BAB II

FASILITAS PENDUKUNG

Dalam memperkuat perekonomian pembangunan pada sektor perikanan

dan kelautan Kota Surabaya agar tetap stabil dan kondusif, Pemerintah Kota Surabaya

membangun berbagai infrastruktur sebagai fasilitas pendukung antara lain :

1. Pasar Ikan Hias

Dalam rangka mendukung pemasaran hasil perikanan, telah tersedia

Pasar Ikan Hias yang berlokasi di kelurahan Gunungsari Kecamatan Dukuh Pakis.

Pasar ikan hias Gunungsari yang terletak di tengah kota diharapkan dapat memperluas

pemasaran dan menjadi pusat perhatian bagi pecinta ikan hias di Surabaya. Fasilitas

yang dibangun antara lain stand/kios untuk berjualan, instalasi air, instalasi listrik,

tandon air tawar dan laut, jaringan jalan, jaringan air buangan, MCK dan Rumah

koperasi.

Page 12: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

2. Tempat Pengolahan Hasil Perikanan

Dalam rangka mendukung kegiatan pengolahan hasil perikanan, telah

dibangun Tempat Pengolahan Hasil Perikanan yang berlokasi di kelurahan Kedung

Cowek Kecamatan Bulak. Keberadaan tempat pengolah hasil perikanan ini diharapkan

dapat menjadi tumpuan kelompok-kelompok pengolah di Surabaya untuk meningkatkan

nilai jual hasil produk olahan mereka. Sarana dan prasarana yang dibangun antara lain,

tempat penjemuran ikan, Peralatan pembuat bakso dan abon ikan, instalasi air, dan

instalasi listrik. Selain itu, Tempat Pengolahan Hasil Perikanan juga mendapatkan

bantuan dari Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian

Kelautan dan Perikanan berupa peralatan value added hasil perikanan dan peralatan

pengemasan hasil perikanan. Peralatan value added antara lain, mesin pembuat bakso,

mesin pembuat nugget, mesin pembuat sosis dan lain-lain. Peralatan pengemasan

hasil perikanan antara lain vacuum sealer, peralatan sablon kemasan, peralatan

pembuatan barcode dan lain-lain.

3. Sentra Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Sentra Bulak)

Sentra Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan merupakan pusat

Pengolahan dan Pemasaran hasil Perikanan sekaligus menjadi wisata produk

perikanan dan kelautan. Sentra Bulak saat ini sedang dalam tahap penyelesaian akhir,

dan rencananya pada akhir tahun 2012 ini akan diresmikan penggunaannya.

Page 13: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)

BAB III

PROGRAM KEGIATAN BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN PADA DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA

Dalam rangka pencapaian sasaran Pembangunan Perikanan di Kota Surabaya

ditetapkan satu Program melalui bidang Perikanan dan Kelautan pada Dinas Pertanian

Kota Surabaya berupa Pembangunan Usaha Perikanan dan Kelautan yang

mengharapkan adanya pijakan hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) Usaha

Perikanan dan/atau Usaha Kelautan yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan

Rakyat Kota Surabaya pada tahun 2007, sehingga pelaksanaannya nanti dapat

menunjang kegiatan para pelaku usaha di bidang Perikanan dan Kelautan.

Adapun kegiatan Tahun Anggaran 2012 adalah sebagai berikut :

(1). Kegiatan Peningkatan Sumberdaya manusia Bidang Perikanan dan Kelautan.

Kegiatan ini dilaksanakan secara berkesinambungan yang antara lain terdiri dari :

a. Pelatihan dan Pembinaan pada kegiatan:

- Pelatihan Budidaya Air Tawar

- Pelatihan Budiaya Air payau

- Pelatihan Mitigasi Bencana

- Pembinaan UKM Perikanan Non Konsumsi

- Pembinaan Diversifikasi Produk Olahan hasil Perikanan

- Pembinaan Nelayan

- Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)

- Pameran

(2). Kegiatan Pengembangan Perikanan

Kegiatan Pengembangan Perikanan diarahkan pada pemberian paket bantuan

budidaya ikan dalam kolam terpal, yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009.

(3). Pembangunan Sarana dan Prasarana Perikanan dan Kelautan :

- Pembangunan Tahap Akhir Sentra Pengolahan dan Pemasaran Produk

Perikanan Bulak.

- Pembangunan IPAL di PIH Gunungsari.

- Pembangunan Tambat Labuh Perahu Nelayan.

(4). Pengadaan Sarana dan Prasarana Perikanan dan Kelautan, antara lain : Jaring,

Perahu dan Mesin Perahu, Benih Ikan dan Udang, Pakan, Peralatan pengolahan

ikan.

Demikian sekilas profil Perikanan Kota Surabaya yang merupakan gambaran

umum kegiatan Tahun 2012 bidang Perikanan dan Kelautan pada Dinas Pertanian

Kota Surabaya.

Surabaya, Januari 2012

Page 14: Profil Perikanan Surabaya 2012(1)