profil perekonomian kota palangka raya tahun 2014
TRANSCRIPT
PROFIL PEREKONOMIAN KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 i
KATA PENGANTAR
Publikasi Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 merupakan
terbitan kedua yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya.
Publikasi ini memuat data-data statistik lintas sektoral yang berisi tabel-tabel pokok dan
angka-angka dari hasil penghitungan, ditambah dengan tinjauan singkat/analisis menurut
sektor, dengan maksud untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
perkembangan ekonomi daerah Kota Palangka Raya dari waktu ke waktu.
Mengingat semakin besarnya kebutuhan data dan informasi mutakhir bagi
berbagai pihak, maka publikasi ini dibuat dan diharapkan dapat diterbitkan secara berkala
pada masa mendatang. Semoga edisi ini dapat memenuhi sebagian dari data dan
informasi tentang perkembangan perekonomian Kota Palangka Raya secara makro.
Walaupun penyusunan publikasi ini telah kami usahakan sebaik-baiknya, tetapi
kami menyadari bahwa mungkin masih ada kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena
itu tanggapan dan saran dari para pemakai data sangat diharapkan, demi perbaikan
penerbitan selanjutnya.
Demikian dan semoga publikasi Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun
2014 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Palangka Raya, Oktober 2015
KEPALA BAPPEDA
KOTA PALANGKA RAYA,
H. RAHMADI HN
NIP. 19590518 198603 1 013
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
KOTA PALANGKA RAYA,
SINDAI M.O. SEA, SE
NIP. 19580910 197803 2 001
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. iv
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
PROFIL PEREKONOMIAN KOTA PALANGKA RAYA ..................................... 4
Produk Domestik Regional Bruto ..................................................... 5
Inflasi ............................................................................................. 10
Perbankan ...................................................................................... 13
Distribusi Pendapatan Penduduk ..................................................... 17
Indeks Pembangunan Manusia ........................................................ 20
LAMPIRAN TABEL .................................................................................... 22
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2010 - 2014.. 6
Tabel 2 PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga
Konstan 2010, Tahun 2010 - 2014 ............................................................... 8
Tabel 3 PDRB Perkapita Kota Palangka Raya Atas Dasar Berlaku dan Atas Dasar
Harga Konstan 2010, Tahun 2010 – 2014 ................................................... 9
Tabel 4 Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit, Tahun 2004-2014............... 11
Tabel 5 Posisi Kredit Rupiah dan Valuta Asing menurut Sektor Ekonomi di Kota
Palangka Raya Tahun 2010-2014 (Jutaan Rupiah) .........................................15
Tabel 6 Posisi Penghimpunan Dana Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis
Simpanan di Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 (Jutaan Rupiah) ......... 16
Tabel 7 Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Menurut Kriteria Bank Dunia dan
Gini Ratio, Tahun 2008-2014 ....................................................................... 18
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Perekonomian Kota Palangka Raya 2014 (persen) ...................... 7
Gambar 2 Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya 2011-2014 (persen) .............. 9
Gambar 3 Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit, Tahun 2004-2014............. 11
Gambar 4 Trend Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2004 – 2014 .................... 12
Gambar 5 Trend Tingkat Inflasi Sampit Tahun 2004 – 2014 ........................................ 12
Gambar 6 Persentase Posisi Kredit Perbankan Rupiah dan Valuta Asing menurut
Penggunaan di Kota Palangka Raya 2007 –2014 ........................................ 14
Gambar 7 Indeks Pembangunan Kota Palangka Raya, 2010-2014 .............................. 21
PENDAHULUAN
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 2
Kota Palangka Raya sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Tengah merupakan
satu-satunya wilayah administrasi di Kalimantan Tengah yang berstatus kota diantara 14
wilayah administrasi setingkat dibawah provinsi. Namun demikian, secara fisik tidak
semua wilayah Kota Palangka Raya berwajah perkotaan. Masih terdapat wajah perdesaan
dan wajah hutan di wilayah Palangka Raya. Kondisi ini memberikan tantangan tersendiri
bagi pemerintah Kota Palangka Raya dalam membangun Kota Palangka Raya yang luasnya
mencapai 2.678,51 Km2. Palangka Raya juga merupakan kota perdagangan dan kota
pendidikan yang menjadi magnet bagi penduduk kabupaten lain di wilayah Kalimantan
Tengah dalam rangka meningkatkan taraf hidup.
Sejalan dengan pelaksanaan pembangunan nasional, Kota Palangka Raya dalam
kerangka otonomi daerah juga melaksanakan pembangunan di daerah yang meliputi
segala bidang. Visi dan misi, strategi, kebijakan serta arah tujuan pembangunan Kota
Palangka Raya dirumuskan dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Palangka Raya 2013-2018. Dalam dokumen ini tercantum bahwa salah satu
kebijakan umum Pemerintah Kota Palangka Raya kebijakan umum yang dijalankan untuk
mengoptimalkan pencapaian visi dan misi dengan mengerahkan seluruh sumber daya dan
kemampuan daerah adalah melalui pemerataan penyelenggaraan pembangunan dan
hasil-hasilnya untuk mengatasi disparitas di wilayah Kota Palangka Raya.
Seperti halnya dalam pembangunan ekonomi nasional, pembangunan ekonomi
daerah juga bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab besar untuk meningkatkan kinerja
perekonomian daerah serta memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat. Strategi
pembangunan yang dilaksanakan di daerah harus mengacu pada karakteristik yang
dimiliki daerah dengan mendayagunakan potensi sumber daya manusia, sumber-sumber
fisik serta kelembagaan lokal. Peran pemerintah daerah dalam bentuk kebijakan
pembangunan memiliki arti penting dalam menentukan keberhasilan tujuan
pembangunan ekonomi.
Untuk dapat menyusun perencanaan pembangunan yang kokoh dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemerintah daerah memerlukan dukungan
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 3
ketersediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan up to date. Salah satunya
adalah informasi yang memberikan gambaran capaian pembangunan ekonomi di Kota
Palangka Raya. Oleh karena itu, Bappeda Kota Palangka Raya bersama BPS melakukan
analisis profil perekonomian Kota Palangka Raya tahun 2014 agar Pemerintah Kota
Palangka Raya mampu menentukan sasaran yang tepat untuk pembangunan ekonomi ke
depan. Analisis ini membahas capaian pembangunan ekonomi dengan beberapa indikator
diantaranya pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan perbankan.
PROFIL PEREKONOMIAN
KOTA PALANGKA RAYA
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 5
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selain digunakan untuk menggambarkan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah/wilayah pada periode waktu tertentu, juga dapat
dijadikan sebagai barometer penting dalam mengukur hasil-hasil pembangunan yang
telah dilakukan. PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh berbagai unit produksi di dalam suatu daerah atau wilayah dalam jangka waktu
tertentu (satu tahun).
Dalam perhitungan PDRB terdapat dua cara penilaian yaitu:
1. Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya
ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar
menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga
sebaliknya. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku berguna untuk melihat struktur
ekonomi pada satu tahun tertentu serta untuk melihat terjadinya pergeseran
struktur ekonomi dari tahun ke tahun
2. Atas Dasar Harga Konstan
PDRB Atas Dasar Harga Konstan banyak digunakan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi, karena data ini mencerminkan pertumbuhan produksi
barang dan jasa secara riil dari tahun ke tahun.
Terkait dengan PDB atas dasar harga konstan, Badan Pusat Statistik (BPS) telah
melakukan perubahan tahun dasar secara berkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun
1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000. Saat ini BPS kembali melakukan perubahan tahun
dasar menjadi tahun 2010. Beberapa alasan dipilih tahun 2010 sebagai tahun dasar baru
menggantikan tahun dasar 2000 antara lain karena perekonomian Indonesia tahun 2010
relatif stabil, perkembangan pola distribusi dan munculnya produk-produk baru sebagai
pengaruh perkembangan informasi dan teknologi serta transportasi selama sepuluh
tahun terakhir, serta adanya rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar agar
dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 6
secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Provinsi/Kabupaten/Kota untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan.
Pergeseran tahun dasar akan memberikan beberapa dampak antara lain
meningkatkan nominal PDRB. Hal ini pada gilirannya akan berdampak pada pergeseran
kelompok pendapatan suatu daerah dari pendapatan rendah menjadi menengah atau
tinggi serta terjadinya pergeseran struktur perekonomian.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014
PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan trend meningkat yang cukup tajam.
Hal ini dikarenakan peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku dipengaruhi oleh
peningkatan harga dan produksi barang dan jasa yang terjadi pada tahun berjalan. Trend
kenaikan untuk PDRB berlaku menunjukkan bahwa pembangunan yang terjadi di Kota
Palangka Raya akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan
pertambahan penduduknya di tahun-tahun mendatang.
Tabel 1. PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2010 - 2014
Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp)
(1) (2)
2010 5 840 121,4
2011 6 679 663,1
2012 7 577 867,8
2013*) 8 659 891,3
2014**) 9 881 069,5
Sumber : BPS Kota Palangka Raya Keterangan : *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku digunakan untuk melihat struktur perekonomian
suatu wilayah pada tahun tertentu. Struktur perekonomian Palangka Raya Tahun 2010 –
2014 masih relatif sama. Adapun sektor yang mendominasi perekonomian adalah
kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Salah satu
penyebab peranan kategori tersebut menjadi dominan adalah karena Palangka Raya
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 7
merupakan kota pusat pemerintahan di Kalimantan Tengah. Sementara itu kategori
lainnya yang berperan besar terhadap kegiatan ekonomi di Palangka Raya adalah
kategori Perdagagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda
Motor disusul kategori Industri Pengolahan, kemudian kategori kategori konstruksi.
Sementara peranan kategori lainnya di bawah 10 persen.
Gambar 1. Struktur Perekonomian Kota Palangka Raya
2014 (persen)
Sumber : BPS Kota Palangka Raya
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010
PDRB atas dasar harga konstan juga selalu mengalami pertumbuhan yang positif
bahkan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 perekonomian Kota
Palangka Raya mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun
sebelumnya, meski demikian seluruh kategori ekonomi PDRB pada tahun 2014 mencatat
pertumbuhan yang positif. Hal ini terlihat dari grafik laju pertumbuhan yang cenderung
menurun pada periode 2011-2014 (gambar 2). Laju pertumbuhan PDRB Palangka Raya
tahun 2014 mencapai 6,91 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 7,47 persen. Kategori
Industri Pengolahan; 13%Konstruksi; 10%
Perdagangan Besar dan Eceran; 19%
Jasa Keuangan dan Asuransi; 8%
Administrasi Pemerintahan; 22%
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik dan Gas
Pengadaan Air
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estat
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Sosial
Jasa lainnya
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 8
yang berperan paling dominan terhadap laju tersebut adalah kategori Administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan share terhadap laju sebesar
1,47 persen, kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
sebesar 1,28 persen. Kategori Industri Pengolahan menyumbang sebesar 0,77 persen
pertumbuhan ekonomi di Palangka Raya. Sektor Konstruksi berperan sebesar 0,73
sisanya sebesar 2,66 persen digerakkan oleh sektor yang lain. Hal ini berjalan
bersesuaian dengan kondisi atau fenomena yang terjadi di Kota Cantik ini, yaitu dengan
banyaknya pembangunan fasilitas umum seperti hotel, tempat rekreasi, pusat
perbelanjaan, pemukiman, tempat usaha baik berupa rumah toko (ruko), juga
peningkatan usaha di bidang perbankan dan lain-lain.
Tabel 2. PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar
Harga Konstan 2010, Tahun 2010 - 2014
Tahun PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(Juta Rp)
Laju Pertumbuhan (%)
(1) (2) (3)
2010 5 840 121,4 --
2011 6 264 961,2 7,27
2012 6 721 508,7 7,29
2013*) 7 223 681,5 7,47
2014 **) 7 722 894,9 6,91
Sumber : BPS Kota Palangka Raya Keterangan : *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
Dari hasil penghitungan PDRB tahun 2013 dan 2014 diketahui bahwa
pertumbuhan riil perekonomian Kota Palangka Raya pada tahun 2014 sebesar 6,91
persen. Laju pertumbuhan ini sedikit melambat dibanding dengan laju pertumbuhan
pada tahun 2013 yaitu sebesar 7,47 persen atau secara nominal PDRB pada tahun 2013
sebesar 7.223.681,5 juta rupiah dan 7.722.894,9 juta rupiah pada tahun 2014.
Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya yang selalu diatas lima persen menunjukkan
geliat perekonomian Kota Palangka Raya terus berkembang kearah lebih baik sejalan
dengan semakin membaiknya perekonomian regional maupun nasional.
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 9
Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya 2011-2014 (persen)
Sumber : BPS Kota Palangka Raya
PDRB Perkapita
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu menjamin kemakmuran yang
tinggi pula bagi masyrakatnya. Tingkat pertumbuhan PDRB perkapita lebih menunjukkan
pada perkembangan kemakmuran, sebab bila dilihat dari sudut konsumsi , artinya
masyarakat akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa yang lebih
banyak atau lebih tinggi kualitasnya. Pada tahun 2014, PDRB per kapita Palangka Raya
mencapai 39,19 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 10,64 persen. Pada tahun 2011
sampai tahun 2013 pertumbuhan PDRB per kapita berturut-turut sebesar 10,71; 9,87; dan
10,72 persen. Selama periode 2010-2014 nilai PDRB Perkapita Kota Palangka Raya selalu
menunjukkan peningkatan, seperti terlihat pada tabel dibawah.
Tabel 3. PDRB Perkapita Kota Palangka Raya, Tahun 2010 – 2014
Tahun PDRB Perkapita (Juta Rp) (1) (2)
2010 26,31
2011 29,12
2012 32,00
2013*) 35,43
2014**) 39,19
Sumber : BPS Kota Palangka Raya
7,27 7,297,47
6,91
6,5
6,7
6,9
7,1
7,3
7,5
7,7
2011 2012 2013 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 10
INFLASI
Inflasi merupakan suatu kondisi perekonomian dimana harga-harga pada
umumnya mengalami kenaikan. Inflasi di suatu daerah adalah indikator penting untuk
bahan analisis ekonomi karena menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa secara
umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan adanya permintaan
(demand) dan penawaran (supply). Indikator yang digunakan untuk melihat
perkembangan inflasi pada publikasi ini adalah perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)
Kota Palangka Raya dan Indeks Harga Konsumen Sampit yang diterbitkan secara bulanan
oleh BPS pusat berdasar data hasil survei BPS Provinsi Kalimantan Tengah.
Dampak inflasi pada umumnya merugikan masyarakat, baik produsen maupun
konsumen. Menurut para ahli ekonomi, inflasi yang wajar adalah maksimum 10 persen
per tahun. Inflasi di atas 10 persen (double digit inflation), selain merugikan masyarakat
berpendapatan tetap dan berpenghasilan rendah juga akan menyulitkan pertumbuhan
ekonomi daerah, atau dengan kata lain akan timbul stagnase ekonomi.
Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit
Untuk wilayah Kalimantan Tengah terdapat dua kota inflasi, yaitu Palangka Raya
dan Sampit. Pada bagian ini akan disajikan tingkat inflasi Kota Palangka Raya disandingkan
dengan tingkat inflasi Sampit untuk menganalisa sejauh mana kaitan/hubungan
perubahan harga yang terjadi di Kota Palangka Raya terhadap kabupaten sekitarnya
dalam hal ini Sampit.
Dari Tabel 4 dapat kita lihat bahwa fluktuasi harga terjadi baik di Kota Palangka
Raya maupun di Sampit. Dari tahun 2004 – 2014 ada kondisi dimana inflasi Kota Palangka
Raya lebih tinggi dari inflasi Sampit dan sebaliknya dapat terjadi pula justru inflasi di
Sampit lebih tinggi daripada di Kota Palangka Raya.
Inflasi di Kota Palangka Raya maupun di Sampit paling tinggi terjadi pada tahun
2005 yaitu masing-masing sebesar 12,12 persen dan 11,90 persen. Kenaikan harga-harga
yang terwakilkan dengan angka inflasi tersebut terjadi pada era krisis moneter. Kenaikan
harga barang-barang masih dalam kondisi yang tidak stabil karena pasokan barang
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 11
kebutuhan pokok masih belum lancar. Sedangkan inflasi terendah terjadi pada tahun
2009 dimana Kota Palangka Raya mencapai angka inflasi sebesar 1,39 persen sedangkan
Sampit mencapai 2,85 persen. Jika dilihat lebih jauh lagi, pada tahun 2006, 2007, dan
2010 angka inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit relatif berdekatan yang dapat diartikan
bahwa persentase kenaikan harga-harga di Kota Palangka Raya maupun di Sampit tidak
jauh berbeda.
Tabel 4. Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit, Tahun 2004-2014
Tahun Inflasi ( % )
Palangka Raya Sampit
(1) (2) (3)
2004 7,25 6,97
2005 12,12 11,90
2006 7,72 7,75
2007 7,96 7,57
2008 11,65 8,89
2009 1,39 2,85
2010 9,49 9,53
2011 5,28 3,60
2012 6,73 4,69
2013 6,45 7,25
2014 6,63 7,90
Sumber : BPS Kota Palangka Raya
Gambar 3. Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit, Tahun 2004-2014
Sumber : BPS Kota Palangka Raya
0
2
4
6
8
10
12
14
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Palangka Raya Sampit
(%)
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 12
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 13
Trend Inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit
Kecenderungan garis trend inflasi tahun 2004-2014 antara Kota Palangka Raya dan
Sampit hampir sama. Keduanya mempunyai kecenderungan menurun yang landai.
Gambar 4. Trend Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2004 – 2014
Sumber : BPS Kota Palangka Raya
Gambar 5. Trend Tingkat Inflasi Sampit Tahun 2004 – 2014
Sumber : BPS Kota Palangka Raya
0
2
4
6
8
10
12
14
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Palangka Raya Linear (Palangka Raya)
(%)
0
2
4
6
8
10
12
14
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sampit Linear (Sampit )
(%)
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 14
PERBANKAN
Informasi mengenai potensi dana sangat berguna bagi pemerintah, dunia usaha
dan dunia perbankan, terutama bagi perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan
berkaitan dengan aktivitas ketiga lembaga tersebut. Bagi pemerintah informasi tentang
potensi dana dapat dimanfaatkan untuk antisipasi tingkat investasi dan tingkat
kesejahteraan masyarakat sebagai dampak pembangunan. Adapun bagi dunia usaha
informasi tersebut penting untuk antisipasi permintaan barang dan jasa, sedangkan bagi
dunia perbankan lebih diutamakan bagi upaya-upaya mobilisasi dana.
Upaya mobilisasi dana pada hakekatnya mengandung dua aspek
1. aspek peningkatan bagian dari penghasilan yang disisihkan untuk tabungan
(peningkatan saving rate) yang akan meningkatkan investasi
2. aspek peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana tabungan yang
ada, yang akan mendorong peningkatan hasil (produksi barang dan jasa) dari
investasi yang dilakukan
Posisi Kredit Perbankan Menurut Jenis Penggunaannya Tahun 2007 – 2014
Selama kurun waktu tahun 2007 -2014 posisi kredit perbankan pada posisi 31
Desember selalu mengalami peningkatan. Posisi kredit pada tahun 2014 mengalami
peningkatan sebesar 17,41 persen dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 4,62 trilyun
rupiah naik menjadi 5,42 trilyun rupiah pada tahun 2014. Adapun penggunaan kredit
sebesar tersebut paling banyak digunakan untuk konsumsi yang mencapai 64,37 persen
dari total penggunaan kredit pada tahun 2014, diikuti penggunaan untuk modal kerja
sebesar 18,52 persen serta untuk investasi sebesar 17,11 persen. Pada tahun 2014,
terjadi peningkatan persentase untuk penggunaan konsumsi dan investasi, sedangkan
penggunaan untuk modal kerja mengalami penurunan persentase. Penggunaan untuk
investasi dan konsumsi menunjukkan kenaikan masing-masing sebesar 23,65 persen dan
21,43 persen dibandingkan penggunaan untuk investasi dan konsumsi pada tahun 2013.
Penggunaan untuk modal kerja pada tahun 2014 mengalami penurunan proporsi, tetapi
secara nominal meningkat sebesar 1,07 persen dibanding tahun 2013.
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 15
Gambar 6. Persentase Posisi Kredit Perbankan Rupiah dan Valuta Asing menurut
Penggunaan di Kota Palangka Raya 2007 – 2014
Sumber : Statistik Ekonomi - Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
(Bank Indonesia – Palangka Raya; Agustus 2015)
Posisi Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2010 – 2014
Menurut sektor ekonomi, posisi kredit perbankan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
kredit yang diberikan berdasarkan lapangan usaha dan kepada bukan lapangan usaha.
Kredit berdasarkan lapangan usaha digolongkan menjadi 9 sektor. Pada Tabel 5 kredit
perbankan yang diberikan, didominasi kredit kepada bukan lapangan usaha seperti kredit
untuk rumah tinggal, ruko, rukan dan kendaraan bermotor dengan persentase sebesar
64,37 persen dari total nilai kredit. Kemudian diikuti dengan sektor perdagangan, hotel &
restoran; pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan perkebunan; serta listrik, gas
dan air bersih dengan kontribusi masing-masing sebesar 17,93 persen, 5,00 persen dan
3,95 persen. Dari uraian tadi sejalan dengan gambaran sektor-sektor usaha yang
berkembang di Kota Palangka Raya, dimana usaha perdagangan makin menunjukkan
kemajuan yang sangat pesat di kota cantik ini. Pembangunan rumah tinggal maupun ruko
bisa kita lihat makin banyak dibangun, dan juga sektor jasa, yaitu jasa hiburan dan
rekreasi.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
29,7219,95 19,04 21,02 22,62 24,06 21,51 18,52
9,24
9,60 11,78 6,76 7,8711,67 16,25 17,11
61,0470,45 69,18 72,22 69,51 64,27 62,24 64,37
Konsumsi Investasi Modal Kerja
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 16
Tabel 5. Posisi Kredit Rupiah dan Valuta Asing menurut Sektor Ekonomi di Kota
Palangka Raya Tahun 2010-2014 (Jutaan Rupiah)
No. Sektor 2010 2011 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Berdasarkan Lapangan Usaha 538 914 954 455 1 400 294 1 744 770 1 932 957
1 . Pertanian, Peternakan,
Kehutanan & Perikanan 57 681 37 937 42 418 64 774 271 471
2 Pertambangan dan Penggalian 974 107 294 121 081 79 704 78 358
3 Industri Pengolahan 7 713 14 084 50 115 79 747 77 129
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 144 38 115 105 315 275 105 214 710
5 Konstruksi 55 261 67 763 167 085 125 115 101 037
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 311 433 427 986 579 174 746 774 972 897
7 Pengangkutan dan Komunikasi 4 374 28 313 56 441 57 033 24 643
8 Keuangan, Real Estate & Jasa
Perusahaan 58 590 95 508 122 489 146 292 106 050
9 Jasa-jasa 42 744 137 455 156 177 170 227 86 663
Bukan Lapangan Usaha
10 Lain-lain 1 400 748 2 176 124 2 518 924 2 875 687 3 491 840
Jumlah 1 939 662 3 130 579 3 919 218 4 620 457 5 424 797
Sumber : Statistik Ekonomi - Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Bank Indonesia – Palangka Raya; Agustus 2015)
Posisi Penghimpunan Dana Perbankan di Kota Palangka Raya Tahun 2010 - 2014
Posisi penghimpunan Dana Rupiah dan Valuta Asing pada periode tahun 2010 -
2014 selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 mencapai 3,53 trilyun rupiah
kemudian mengalami kenaikan dari tahun ke tahun hingga mencapai 5,37 trilyun rupiah
pada tahun 2014. Mulai dari tahun 2010 - 2014 kenaikan jumlah penghimpunan dana
masyarakat di bank umum mulai menunjukkan angka yang tinggi, artinya kepercayaan
masyarakat untuk menyimpan uang di bank semakin membaik dan kesadaran yang tinggi
untuk memiliki rasa aman dalam penyimpanan harta benda mereka.
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 17
Tabel 6. Posisi Penghimpunan Dana Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Simpanan di Kota Palangka Raya Tahun 2010-2014 (Jutaan Rupiah)
Tahun Giro Simpanan Berjangka
Tabungan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
2010 654 005 785 854 2 085 762 3 525 621
2011 792 061 909 111 2 404 466 4 105 638
2012 894 097 1 197 240 2 916 621 5 007 958
2013 693 244 1 373 440 3 110 428 5 177 112
2014 678 363 1 892 867 2 801 936 5 373 166
Sumber : Statistik Ekonomi - Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Bank Indonesia – Palangka Raya; Agustus 2015)
Dari jumlah total penghimpunan dana tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 3,79
persen dibandingkan tahun 2013. Penghimpunan dana dalam bentuk rekening giro dan
tabungan mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,15 persen dan 9,92 persen
dibanding tahun 2013. Sedangkan rekening simpanan berjangka naik sebesar 37,82
persen. Selanjutnya jika dilihat andil masing-masing jenis simpanan terhadap jumlah dana
yang tersimpan pada tahun 2014 maka dapat dilihat rekening giro memberikan andil
sebesar 12,63 persen, rekening simpanan berjangka sebesar 35,23 persen dan rekening
tabungan sebesar 52,14 persen sekaligus sebagai penyumbang andil terbesar yakni
melebihi separuh dari total seluruh simpanan yang berhasil dihimpun oleh seluruh Bank
di Kota Palangka Raya. Selama tahun 2014 di Kota Palangka Raya Bank-bank besar yang
sudah ada di kota ini, mulai banyak membuka unit-unitnya di setiap wilayah kota, seperti
BRI, BTN dan Mandiri, hal ini sebagai upaya untuk memudahkan pelayanan kepada
nasabahnya, dan merupakan strategi untuk membuka peluang penambahan nasabah
baru.
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 18
DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK
Tujuan pokok dalam pembangunan nasional mencakup 3 (tiga) hal yaitu
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dengan terciptanya kemakmuran yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat; pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi; serta
stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
aspek yang diperlukan untuk menggerakkan dan memacu pembangunan di berbagai
bidang sekaligus sebagai kekuatan utama pembangunan untuk mewujudkan pemerataan
dan hasil-hasilnya. Namun demikian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi bukanlah
satu-satunya dan bukan pula merupakan tujuan akhir dari pembangunan. Tujuan
pembangunan adalah terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera, lahir dan
batin.
Dalam pelaksanaannya, proses pembangunan lebih banyak diarahkan pada
pertumbuhan ekonomi. Yang menjadi permasalahan adalah apakah pertumbuhan
ekonomi yang tinggi diikuti dengan tingkat pemerataan yang memadai, dan apakah hasil -
hasil pembangunan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tingkat pemerataan distribusi pendapatan berkaitan dengan seberapa baik
tingkat pemerataan pembagian pendapatan suatu wilayah yang diperoleh selama periode
tertentu (setahun). Untuk mendapatkan data/informasi tentang tingkat pemerataan
pendapatan masyarakat, digunakan suatu ukuran tingkat pemerataan yaitu :
1. Kriteria Bank Dunia
2. Gini Ratio
Kriteria Bank Dunia
Menurut kriteria Bank Dunia kelompok pendapatan dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok yakni: 40% rendah, 40% menengah, dan 20% tertinggi. Berdasarkan
pengelompokan tersebut ketidakmerataan sebaran pendapatan diukur dari persentase
pendapatan yang dinikmati oleh 40% penduduk berpendapatan rendah. Bila kelompok ini
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 19
menerima kurang dari 12% dari total pengeluaran, maka tingkat ketidakmerataan
pendapatannya tinggi. Selanjutnya bila menerima 12% - 17% maka ketidakmerataan
pendapatannya sedang, dan bila diatas 17% ketidakmerataan pendapatannya rendah.
Gini Ratio
Nilai Gini Ratio (GR) berada antara 0 dan 1. Indikator ini digunakan untuk
mengukur ketimpangan dalam interval antara 0 - 1. Bila nilai GR bergerak mendekati 0
(nol) berarti tingkat pemerataan bertambah baik atau tingkat ketimpangan yang terjadi
rendah, dan apabila nilai GR bergerak mendekati 1 (satu) terjadi hal yang sebaliknya.
Tingkat ketimpangan pendapatan dikatakan rendah apabila nilai GR lebih kecil
dari 0,3; ketimpangan sedang apabila GR bernilai antara 0,3 – 0,5 dan ketimpangan tinggi
apabila nilai GR lebih besar dari 0,5.
Tabel 7. Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Menurut Kriteria Bank Dunia dan Gini Ratio, tahun 2008-2014
Tahun
Distribusi Pendapatan Kriteria Bank Dunia
Gini Ratio 40% Penduduk Berpenghasilan
Rendah
40% Penduduk Berpenghasilan
Sedang
20% Penduduk Berpenghasilan
Tinggi (1) (2) (3) (4) (5)
2008 22,52 39,42 38,06 0,28
2009 19,77 39,41 40,81 0,32
2010 20,15 38,40 41,45 0,32
2011 20,86 39,09 40,05 0,31
2012 20,07 39,13 40,80 0,32
2013 18,50 38,09 43,41 0,35
2014 17,57 39,16 43,27 0,36
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah
Dari tabel di atas, berdasarkan kriteria Bank Dunia maka tingkat ketimpangan
pendapatan penduduk Kota Palangka Raya selama tahun 2008-2014 termasuk dalam
kategori rendah dimana 40 persen penduduk berpenghasilan rendah telah menikmati
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 20
hasil-hasil pembangunan lebih dari 17 persen setiap tahunnya. Namun ada
kecenderungan bahwa porsi pendapatan yang dinikmati 40 persen penduduk
berpenghasilan rendah semakin menurun. Hal ini mengindikasikan tingkat pemerataan
pendapatan tidak menunjukkan perkembangan kearah yang baik. Kecenderungan ini
didukung pula oleh nilai GR yang berada pada interval 0,30 - 0,50 yang berarti bahwa
distribusi pendapatan penduduk Kota Palangka Raya termasuk dalam ketimpangan
sedang. Bahkan ada kecenderungan tingkat ketimpangan semakin meningkat, terutama di
tahun 2014 nilai GR mencapai 0,36. Hal ini perlu mendapat perhatian dari pihak
Pemerintah Kota Palangka Raya agar pencapaian pertumbuhan ekonomi yang meningkat
diiringi juga dengan distribusi pendapatan yang semakin merata.
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 21
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Pembangunan suatu daerah terus menerus dilakukan secara berkesinambungan
dan bertahap. Pengukuran pencapaian hasil pembangunan perlu dilakukan agar dapat
dilakukan evaluasi. Salah satunya dengan perhitungan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
IPM dibentuk oleh 3 dimensi dasar yaitu dimensi umur panjang dan hidup sehat;
pengetahuan; dan standar hidup layak. IPM merupakan indeks komposit yang dihitung
sebagai rata-rata sederhana dari indeks kesehatan, indeks pendidikan, dan indeks
pengeluaran. Sedangkan untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu
kurun waktu digunakan reduksi shortfall per tahun (annual reduction in shortfall). Ukuran
ini secara sederhana menunjukkan perbandingan antara capaian yang telah ditempuh
dengan capaian yang masih harus ditempuh untuk mencapai titik ideal (IPM=100).
Di Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja
Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi
Umum (DAU). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam
upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
Metode penghitungan IPM sejak tahun 2010 mengalami penyempurnaan baik
dalam penggunaan indikator ataupun rumus penghitungan. Beberapa indikator dinilai
sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM. Angka melek huruf sudah
tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat
menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian
besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan
antardaerah dengan baik.
Dampak penyempurnaan metode penghitungan ini adalah terjadi perubahan
angka IPM dari tahun 2010 antara metode lama dengan metode baru. Dengan
menggunakan metode baru, IPM Kota Palangka Raya selama periode lima tahun terakhir
mengalami peningkatan menjadi 78,50 pada tahun 2014. Peringkat IPM Kota Palangka
Raya menduduki rangking pertama di Kalimantan Tengah.
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 22
Gambar 7. Indeks Pembangunan Manusia Kota Palangka Raya, 2010-2014
Sumber : BPS Kota Palangka Raya
76,53
76,98
77,40
78,02
78,50
76,00
77,00
78,00
79,00
2010 2011 2012 2013 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 23
LAMPIRAN TABEL
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 24
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) Menurut Lapangan Usaha 2012 – 2014 (Jutaan Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2012 2013*) 2014**)
(1) (2) (3) (4)
(A) Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian
222 082,6 241 185,6 276 146,1
(B) Pertambangan dan Penggalian 87 579,5 102 031,7 116 768,3
(C) Industri Pengolahan 890 407,2 980 161,6 1 240 844,6
(D) Pengadaan Listrik dan Gas 15 728,4 15 225,1 19 212,6
(E) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
13 105,5 14 636,4 20 042,0
(F) Konstruksi 773 057,6 882 549,9 985 380,5
(G) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
1 377 600,6 1 569 334,2 1 862 381,7
(H) Transportasi dan Pergudangan 598 143,8 679 865,7 776 405,6
(I) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 351 464,7 408 711,5 447 730,4
(J) Informasi dan Komunikasi 128 051,3 146 212,8 167 291,1
(K) Jasa Keuangan dan Asuransi 580 233,1 650 413,3 764 061,4
(L) Real Estat 228 237,3 251 764,7 268 617,4
(M,N) Jasa Perusahaan 5 230,2 5 708,9 6 315,8
(O) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
1 653 949,2 1 980 100,6 2 149 463,0
(P) Jasa Pendidikan 395 085,5 449 749,8 463 475,4
(Q) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 166 820,5 179 755,4 203 476,9
(R,S,T,U) Jasa lainnya 91 090,7 102 483,9 113 456,8
Produk Domestik Regional Bruto 7 577 867,8 8 659 891,3 9 881 069,5
Sumber : BPS Kota Palangka Raya
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 25
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) 2010 Menurut Lapangan Usaha 2012 – 2014 (Jutaan Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2012 2013*) 2014**)
(1) (2) (3) (4)
Perrtanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian
192 338,0 199 360,9 211 743,7
Pertambangan dan Penggalian 83 047,6 91 756,9 94 696,7
Industri Pengolahan 778 978,2 807 669,1 837 579,2
Pengadaan Listrik dan Gas 17 737,6 18 834,0 22 278,3
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
12 543,2 12 677,4 15 761,6
Konstruksi 697 231,6 760 470,5 815 160,0
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
1 256 831,9 1 342 124,5 1 436 768,9
Transportasi dan Pergudangan 555 156,7 582 967,0 626 379,4
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 303 755,4 338 790,7 350 665,9
Informasi dan Komunikasi 126 686,3 143 193,9 160 494,5
Jasa Keuangan dan Asuransi 513 719,2 557 224,0 632 291,4
Real Estat 207 918,3 220 740,4 233 401,0
Jasa Perusahaan 4 769,6 5 046,9 5 176,0
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
1 408 680,2 1 534 896,5 1 641 801,5
Jasa Pendidikan 335 464,2 363 141,1 378 308,2
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 146 030,6 156 171,8 165 566,8
Jasa lainnya 80 620,0 88 615,8 94 821,9
Produk Domestik Regional Bruto 6 721 508,7 7 223 681,5 7 722 894,9
Sumber : BPS Kota Palangka Raya
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 26
Tabel 3. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Palangka Raya Menurut Kelompok
Pengeluaran (2012 = 100), 2014
BULAN
Kelompok Pengeluaran
Bahan Makanan Makanan jadi,
Minuman,Rokok &
Tembakau
Perumahan Sandang
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Januari 114,09 113,20 108,02 105,38
02. Februari 111,52 113,39 108,08 106,10
03. Maret 109,92 114,97 108,22 106,43
04. April 111,34 116,44 108,24 106,66
05. Mei 114,10 116,71 109,24 106,87
06. Juni 116,58 117,61 109,46 107,18
07. Juli 116,23 117,96 109,69 107,87
08. Agustus 114,77 118,00 110,26 107,88
09. September 115,81 118,42 111,01 107,75
10. Oktober 116,22 118,66 111,98 107,61
11. November 118,99 115,46 110,92 101,63
12. Desember 121,17 116,71 112,97 101,07
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 27
Lanjutan Tabel 3.
BULAN
Kelompok Pengeluaran
Kesehatan Pendidikan, Rekreasi &
olahraga Transportasi &
Komunikasi Umum
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Januari 104,29 108,75 108,64 110,26
02. Februari 105,54 108,88 107,79 109,63
03. Maret 104,69 108,95 108,60 109,76
04. April 105,50 109,06 108,66 110,44
05. Mei 106,31 108,96 108,51 111,39
06. Juni 106,38 109,10 109,55 112,40
07. Juli 106,82 109,31 110,32 112,65
08. Agustus 107,06 110,19 108,79 112,25
09. September 107,05 111,65 108,67 112,82
10. Oktober 107,19 111,70 108,71 113,19
11. November 106,87 123,47 118,84 114,92
12. Desember 107,01 123,64 125,47 117,23
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 28
Tabel 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Tengah
Tahun 2012 - 2014
KABUPATEN/KOTA
IPM Peringkat
2012 2013 2014 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kotawaringin Barat 68,63 69,51 70,14 2 2 2
Kotawaringin Timur 66,61 67,95 68,45 5 4 4
Kapuas 64,38 64,82 65,29 11 11 11
Barito Selatan 65,76 66,20 66,61 7 7 7
Barito Utara 64,72 65,12 66,30 10 10 8
Sukamara 63,52 63,92 64,44 13 13 13
Lamandau 66,49 67,23 67,53 6 6 6
Seruyan 62,39 62,81 63,49 14 14 14
Katingan 64,87 65,29 65,79 8 9 10
Pulang Pisau 64,28 64,76 65,00 12 12 12
Gunung Mas 67,30 67,75 68,13 4 5 5
Barito Timur 67,97 68,82 69,12 3 3 3
Murung Raya 64,85 65,62 66,10 9 8 9
Palangka Raya 77,40 78,02 78,50 1 1 1
KALIMANTAN
TENGAH 66,66 67,41 67,77 20 21 21
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014 29
Tabel 5. Komponen Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota
Se Kalimantan Tengah Tahun 2013 - 2014
KABUPATEN/KOTA
Angka Harapan Hidup (tahun)
Harapan Lama Sekolah (tahun)
Rata-rata Lama Sekolah (tahun)
Pengeluaran Per
Kapita Disesuaikan
(ribu rupiah PPP)
2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kotawaringin Barat 69,68 69,77 11,90 12,12 7,58 7,82 11 857 11 908
Kotawaringin Timur 69,32 69,41 11,82 12,04 7,59 7,69 10 343 10 430
Kapuas 68,21 68,30 10,95 11,14 6,84 6,94 9 633 9 726
Barito Selatan 65,99 66,08 11,01 11,14 8,16 8,27 10 283 10 374
Barito Utara 70,81 70,91 11,01 11,15 7,97 8,00 7 614 8 326
Sukamara 71,10 71,19 10,79 11,09 7,21 7,30 7 545 7 568
Lamandau 68,98 69,07 11,75 11,80 7,55 7,67 9 881 9 925
Seruyan 68,49 68,58 10,70 11,08 6,90 7,03 7 919 7 958
Katingan 64,89 64,98 11,40 11,69 8,17 8,23 9 452 9 542
Pulang Pisau 67,35 67,44 11,48 11,63 7,55 7,58 8 537 8 556
Gunung Mas 69,50 69,59 10,65 10,82 8,73 8,74 9 823 9 965
Barito Timur 67,32 67,41 11,77 11,98 8,98 9,01 10 450 10 465
Murung Raya 69,02 69,11 11,33 11,68 7,15 7,18 9 245 9 268
Palangka Raya 72,85 72,95 14,58 14,89 10,69 10,73 12 397 12 521
KALIMANTAN TENGAH 69,29 69,39 11,71 11,93 7,79 7,82 9 641 9 682
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah
DATA MENCERDASKAN BANGSA
“Terwujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota
Pendidikan, Jasa, dan Wisata Berkualitas, Tertata
dan Berwawasan Lingkungan Menuju Masyarakat
Sejahtera sesuai Falsafah Budaya Betang”