profil keterampilan argumentasi ilmiah peserta didik …

205
PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA Skripsi Oleh Indah Lestari NIM 11140161000023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK

PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

Skripsi

Oleh

Indah Lestari

NIM 11140161000023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 2: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah Peserta Didik pada

Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia Melalui Pembelajaran Argument

Driven Inquiry (ADI), disusun oleh Indah Lestari, NIM 11140161000023,

Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan

dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk disajikan pada sidang

munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 1 Januari 2021

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Zulfiani, M.Pd Yuke Mardiati, M.Si NIP. 19760309 200501 2 002 NIP.19760117 200701 2 013

Page 3: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

ii

Page 4: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

iii

Page 5: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

iv

ABSTRAK

Indah Lestari, 11140161000023, Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Peserta Didik Pada Konsep Sistem Peredaran Darah. Skripsi, Program Studi

Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap profil argumentasi ilmiah peserta

didik pada konsep sistem peredaran darah manusia. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Agustus sampai dengan Oktober 2019 di SMA Negeri 8 Kota Tangerang

Selatan. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dilaksanakan dengan

mendeskripsikan argumentasi ilmiah peserta didik yang dianalisis selama model

pembelajaran ADI dan Diskusi Isu Saintifik diterapkan. Sampel penelitian ini

adalah peserta didik kelas XI MIPA 5 berjumlah 36 orang. Analisis tingkatan

(Level) argumentasi lisan menggunakan kerangka analisis Osborne dan analisis

tahapan argumentasi menurut pola argumentasi Toulmin. Hasil penelitian

mengungkapkan profil keterampilan argumentasi lisan peserta didik yang

didukung oleh model pembelajaran Argumen Driven Inquiry (ADI) dan Diskusi

Isu Saintifik mencapai level 4. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peserta didik

telah mampu mengemukakan klaim (claim) disertai dengan penjamin klaim

(warrant) dan sanggahan (rebuttal) dengan cukup baik dan jelas.

Kata Kunci: Keterampilan Argumentasi, Argumen Driven Inquiry (ADI), Diskusi

Isu Saintifik

Page 6: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

v

ABSTRACT

Indah Lestari, 11140161000023, Profile of Students' Scientific Argumentation

Skill in the Concept of the Human Circulatory System. Thesis, Biology Education Study Program, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif

Hidayatullah State Islamic University of Jakarta.

This research aimed to uncover the profile of students' scientific argumentation on

the concept of the human circulatory system. This research was conducted in

August up to October 2019 at State Senior High School 8 South Tangerang. The

method used is qualitative, implemented by describing the scientific arguments of

students analyzed during the ADI learning model and Discussion of Scientific

Issues applied. The research sample consisted of 36 students from Class XI MIPA

5. Level analysis of oral argumentation used the Osborne analysis framework and

analysis of the argumentation stages according to Toulmin's argumentation

pattern. The result of the research showed the profile of students' oral

argumentation skills supported by the Argument Driven Inquiry (ADI) learning

model and Discussion of Scientific Issues reached level 4. The result showed that

the students are able to express claim conducted by warrant and rebuttal well and

clearly

Keywords: Argumentation Skills, Argument Driven Inquiry (ADI), Discussion of

Scientific Issues

Page 7: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang Maha Esa karena dengan rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi. Shalawat

dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenhnya bahwa dalam proses menyusun skripsi ini

tak terlepas dari bantuan, perhatian dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Biologi.

4. Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan

bimbingan, ilmu dan saran serta dukungan selama penyusunan skripsi.

5. Yuke Mardiati, S.Si, Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan

bimbingan, ilmu dan saran serta dukungan selama penyusunan skripsi.

6. Nengsih Juanengsih, M.Pd selaku Dosen Penasehat Akademik yang

senantiasa memberikan nasehat dan arahan dari awal semester hingga akhir.

7. Seluruh Dosen Pendidikan IPA khususnya program studi Tadris Biologi,

yang telah memberikan ilmu, pengalaman dan membimbing penulis selama

perkuliahan.

8. Imam Supingi, S.Pd., MM. selaku Kepala SMA Negeri 8 Kota Tangerang

Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis dalam pelaksanaan

penelitian skripsi.

9. Neni Handayani, M.Pd. selaku guru mata pelajaran biologi yang telah

meluangkan waktu dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Page 8: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

vii

10. Siswa/i SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, khususnya kelas XI MIPA 5

yang telah menjadi kelas penelitian dalam skripsi ini.

11. Orangtua tercinta Bapak dan Mama yang selalu memberikan do’a tiada henti,

dukungan moril dan materil serta memberikan semangat selama penyusunan

skripsi hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini.

12. Kedua Adik tersayang Nur Aisyah Humairoh dan Athiyyah Azmi Hanifah

serta Kakak tersayang Andri Lesmana beserta seluruh keluarga besar yang tak

henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan

semangat agar segera menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2014 (Formica Rufa) yang telah

berjuang bersama selama proses perkuliahan.

14. Teman-teman seperjuangan organisasi UKM Bahasa FLAT, khususnya Catur

Dasa angkatan 2014 yang selalu menjadi pengingat dan memberikan

semangat dalam berbagai hal.

15. Sahabat-sahabat terbaik Melda Ambarwati, Yusri Humaira, Felliani

Hernanda, Novia Nurhayati, Alifania Alghariza, Ayu Syifa, Indri Andriatno,

Aula Hani, Tri Windayani dan Dianita Rahayu yang telah membersamai

dalam suka dan duka, selalu memberikan semangat dan motivasi, bertukar

pikiran serta menjadi teman hidup di rumah kedua bagi penulis selama kuliah.

Mudah-mudahan segala bentuk bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak

dapat menjadi suatu keberkahan.

Tangerang Selatan, Januari 2021

Indah Lestari

Page 9: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ...................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 8

C. Pembatasan Penelitian ................................................................ 8

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................... 10

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Keterampilan ..................................................... 10

2. Pengertian Argumentasi Ilmiah ........................................... 10

3. Argument Driven Inquiry (ADI) .......................................... 18

4. Diskusi Isu Saintifik ............................................................ 25

B. Kajian Penelitian Relevan ........................................................ 25

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 27

Page 10: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 29

B. Metode dan Hasil Penelitian ..................................................... 29

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 29

D. Definisi Operasional ................................................................. 30

E. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 31

F. Prosedur Penelitian ................................................................... 35

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 37

H. Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Model ADI ...... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 48

A. Deskripsi Data .......................................................................... 48

1. Hasil Analisis Data Argumentasi Lisan Peserta Didik ....... 49

a. Analisis Argumentasi Lisan Peserta Didik Pertemuan

Pertama ......................................................................... 49

b. Analisis Argumentasi Lisan Peserta Didik Pertemuan

Kedua ............................................................................ 53

c. Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks ADI ................ 57

B. Temuan Hasil Analisis .............................................................. 58

1. Beberapa Argumentasi Peserta Didik Tidak Sesuai

Harapan .............................................................................. 58

2. Terdapat Peserta Didik yang Berkontribusi Aktif dan Pasif

dalam diskusi ...................................................................... 59

3. Terdapat Percakapan yang Tidak Sesuai dari Materi

Diskusi ................................................................................ 59

4. Faktor-Faktor Efektivitas dan Efesiensi Penerapan Model

ADI ..................................................................................... 59

C. Pembahasan .............................................................................. 60

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 68

A. Kesimpulan ............................................................................... 68

Page 11: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

x

B. Saran ......................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 69

LAMPIRAN ........................................................................................................... 76

Page 12: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Deskripsi kegunaan instrumen penelitian yang digunakan ..................... 32

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Peserta Didik dalam

Keterlaksanaan Sintaks Model Pembelajaran ADI ................................................. 33

Tabel 3.3 Rubrik Penentuan Komponen Argumentasi ........................................... 41

Tabel 3.4 Kerangka Analisis Argumentasi Menurut Osborne ............................... 43

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian LKPD ......................................................................... 44

Tabel 3.6 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran ........................................ 46

Tabel 4.1 Analisis Argumentasi Lisan Peserta Didik Pertemuan Pertama ............ 48

Tabel 4.2 Analisis Argumentasi Lisan Peserta Didik Pertemuan Kedua ............... 51

Tabel 4.3 Data Observasi Keterlaksanaan Model ADI .......................................... 56

Page 13: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Argumentasi Toulmin ............................................................ 15

Gambar 2.2 Model Lengkap Argumentasi Toulmin ............................................. 17

Gambar 3.1 Bagan prosedur penelitian ................................................................. 35

Gambar 4.1 Visualisasi Argumentasi Pertemuan Pertama .................................... 49

Gambar 4.2 Visualisasi Argumentasi Pertemuan Pertama .................................... 52

Page 14: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Pertemuan 1 ........................................................................... 74

Lampiran 2 LKPD 1 Pertemuan 1 ..................................................................... 81

Lampiran 3 LKPD 2 Pertemuan 1 ..................................................................... 86

Lampiran 4 LKPD 3 Pertemuan 1 .................................................................... 100

Lampiran 5 RPP Pertemuan 2 .......................................................................... 116

Lampiran 6 LKPD 1 Pertemuan 2 .................................................................... 123

Lampiran 7 LKPD 2 Pertemuan 2 .................................................................... 128

Lampiran 8 LKPD 3 Pertemuan 2 .................................................................... 142

Lampiran 9 Transkip Rekaman Argumentasi Lisan Pertemuan 1 ................... 158

Lampiran 10 Transkip Rekaman Argumentasi Lisan Pertemuan 2 .................. 166

Lampiran 11 Hasil Analisis Data ...................................................................... 178

Lampiran 12 Lembar Validasi LKPD ............................................................... 181

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 185

Lampiran 14 Lembar Uji Referensi ................................................................... 187

Lampiran 15 Dokumentasi ................................................................................ 195

Page 15: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 tentang sistem pendidikan

nasional menyebutkan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.1

Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar

dirancang dan dijalankan secara profesional.

Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu

guru dan peserta didik. Guru, dalam proses pembelajaran memegang peran yang

sangat penting. Guru, dalam proses pembelajaran bukanlah hanya berperan

sebagai model atau teladan bagi peserta didik yang diajarnya. Guru juga sebagai

pengelola pembelajaran, oleh karena itu keberhasilan suatu proses pembelajaran

sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru.

Proses pembelajaran adalah upaya bersama antara guru dan peserta didik

untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang

diberikan bermanfaat dalam diri peserta didik dan menjadi landasan belajar yang

berkelanjutan. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem, dimana sebuah

proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan berpikir kritis,

munculnya kreativitas, serta kemampuan untuk berargumentasi. Proses

pembelajaran ini sangat penting dalam menentukan mutu pendidikan.

1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusindo Mandiri, 2012),

h.2.

Page 16: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

2

Mutu pendidikan di Indonesia semakin hari dituntut untuk lebih baik lagi,

maka hal yang efektif dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah

adanya upaya perbaikan kepada proses belajar dan mengajar. Hal itu sangat erat

kaitannya dengan akses untuk menggunakan sarana belajar yang sesuai dan

memadai, kualitas mengajar, strategi pembelajaran yang digunakan, dan

pengembangan sistem penilaian. Upaya perbaikan pada proses belajar dan

mengajar akan mempengaruhi individu secara langsung, terutama untuk melatih

individu memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, sistematis, penalaran yang

mantap, kreatif, dan inovatif, serta kemampuan untuk berargumentasi atau

mengemukakan pendapat (komunikasi).

Keterampilan berargumentasi secara lisan dibutuhkan dalam pembelajaran

sains khususnya untuk mengembangkan kemampuan sosiokognitif peserta didik.2

Berargumentasi berarti membangun aktifitas sosiokultural melalui presentasi,

interpretasi, kritik, dan revisi terhadap suatu argumen.3 Keterampilan

berkomunikasi melalui lisan maupun tulisan merupakan tuntutan yang harus

dimiliki seseorang untuk mengungkapkan gagasan yang dimilikinya. Dengan

demikian, keterampilan berargumentasi sangat erat kaitannya dengan

pembelajaran inkuiri (belajar bermakna melalui penemuan) yang merupakan ciri

khas pembelajaran sains.4

Pembelajaran sains semakin difokuskan untuk memberikan kesempatan

agar peserta didik terlibat dan belajar dengan menggunakan keterampilan berpikir

secara ilmiah. Konsep-konsep sains diajarkan bukan sebagai konsep “jadi” yang

harus diterima begitu saja oleh peserta didik, tetapi dibelajarkan melalui

konstruksi wacana argumentatif yang merupakan esensi praktek inkuiri ilmiah.5

2 Michael Skoumios, The Effect of Sociocognitive Conflict on Student‟s Dialogic

Argumentation about Floating dan Sinking, International Journal of Environmental & Science

Education (IJESE) 4(4), p. 381-393. 3 Hakyolu Hanife dan Feral Ogan-Bekiroglu, Assessment of Student’s Science

Knowledge Levels and Their Involvement with Argumentation, International Journal of Cross-

Disciplinary Subjects in Education (IJCDSE) 2(1), 2011, p. 264. 4 Leah A. Bricker dan Philip Bell, Conceptual of Argumentation from Science Studies

and The Learning Sciences and Their Implication for Practices of Science Education. Science

Education 92(3), 2008, p. 473-493. 5 Rosalind Driver, Paul Newton, dan Jonathan Osborne, Establishing the Norms of

Scientific Argumentation in Classrooms, Science Education: 84, 2000, p. 287–301.

Page 17: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

3

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan berpikir

yaitu dengan mengembangkan argumentasi peserta didik. Argumentasi dalam

pembelajaran sains mendukung perkembangan kompetensi komunikasi dan

berpikir kritis dalam suatu keputusan atau tindakan.6 Keputusan tersebut dapat

berupa suatu jawaban sebuah masalah atau suatu keyakinan hasil penemuan.7

Argumen yang terjadi selama pembelajaran dapat diidentifikasi polanya,

ada beberapa pola atau model argumen. Model argumentasi Toulmin lebih tepat

digunakan, karena model ini yang paling lengkap yang dapat menggambarkan

kriteria dari suatu argumen. Suatu argumen dapat mengandung klaim (K), data

(D), penjamin (warrant/W), pendukung (backing/B), kualifikasi (qualifier/Q), dan

sanggahan (rebuttal/R).8 Model ini pun lebih banyak dikembangkan, bahkan

kualitas argumentasi peserta didik dapat dinilai secara kuantitatif mulai dari level

1-5 berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne yang mengklasifikasikan

level argumentasi peserta didik dimulai dari level 1-5.9

Salah satu cara yang dapat mendorong peserta didik untuk terlibat secara

aktif dalam menemukan konsep pada proses belajar mengajar yaitu dengan

melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan

inkuiri dalam kegiatan belajar mengajar guru menyajikan bahan pelajaran tidak

dalam bentuk yang final, tetapi peserta didik yang diberi peluang untuk mencari

dan menemukan konsep.

Proses inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga peserta didik dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

6 Dani Jaya Putra, Neni Hasnunidah, dan Tri Jalmo, Pengaruh Argument Driven Inquiry

Terhadap Keterampilan Arguemntasi Siswa pada Materi Sistem Pernapasan. Jurnal Bioterdidik:

Vol. 7 No. 1, 2019, h. 2. 7 Jeremy M. Wojdak, An Attention-Grabbing Approach to Introducing Students to

Argumentation in Science. Bioscience education: 15, 2010, p. 2-4. 8 Austin J. Freeley dan David L. Steinberg, Argumentation and Debate: Critical Thinking

for Rational Decision making 12th edition, (USA: Wadsworth Cengage Learning, 2009), p. 152-

156. 9 Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, High-school Students’ Informal Reasoning

and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of Scientific Literacy?, International

Journal of Science Education: Vol. 31 No. 11, 2009, p. 1426-1430.

Page 18: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

4

Sasaran utama kegiatan mengajar ini adalah keterlibatan peserta didik

secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar disini adalah

kegiatan mental intelektual dan sosial emosional, selain itu keterarahan kegiatan

secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran, dan mengembangkan sikap

percaya diri sendiri (self belief) pada diri peserta didik tentang apa yang

ditemukan dalam proses inkuiri.10

Pembelajaran sains melalui inkuiri akan membawa dampak bagi

perkembangan mental yang positif pada peserta didik karena peserta didik

mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa

yang ingin diketahuinya dari suatu hal. Selain itu, pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan intelektual peserta didik

karena peserta didik mempunyai kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan

konsep tentang fenomena ilmiah. Peserta didik akan melakukan kegiatan yang

secara langsung berhubungan dengan hal yang akan ditemukan.

Sains berkaiatan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis.

Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan

diarahkan untuk “berbuat” sehingga dapat membantu peserta didik untuk

memperoleh pengalaman yang lebih mendalam untuk mengembangkan

kompetensi agar mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran

sains adalah memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman sains.

Sains merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam dan

segala isinya. Biologi merupakan bagian dari sains yang mempelajari tentang

makhluk hidup dan lingkungannya. Biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari

aspek produk (kognitif), proses (psikomotor), dan sikap (afektif). Aspek produk

biologi atau kognitif merupakan ketercapaian belajar peserta didik dalam

pemahaman dan penguasaan konsep dari materi pembelajaran. Kemampuan

kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan

intelektual sederhana sampai kemampuan intelektual tingkat tinggi. Berdasarkan

hakikat biologi sebagai sains, maka belajar biologi sesungguhnya tidak hanya

10

W Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Grasindo, 2004), h. 84-85.

Page 19: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

5

sekedar sajian konsep dan informasi, tetapi juga usaha untuk menumbuh

kembangkan keterampilan berpikir, sikap ilmiah, dan penguasaan keterampilan

proses sains. Pembelajaran seperti ini selain mengajarkan peserta didik memahami

konsep, juga menuntut peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam

serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Fakta pembelajaran biologi di lapangan ternyata belum sesuai dengan

karakteristik biologi sebagai sains. Sudah menjadi gejala umum bahwa

pembelajaran biologi di sekolah, masih menekankan pada penguasaan materi dan

penyampaiannya didominasi dengan metode ceramah. Pembelajaran menjadi

berpusat pada guru, sedangkan peserta didik menjadi pembelajar yang pasif. Buku

pelajaran hampir menjadi sumber belajar utama dan belum mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi suatu masalah serta

memecahkan masalah tersebut.

Metode ceramah cenderung hanya mengandalkan keaktifan dan

kemampuan guru, yaitu guru aktif mengajar dengan menginformasikan sejumlah

fakta, konsep, dan prinsip-prinsip. Sedangkan peserta didik lebih banyak hanya

duduk terdiam menerima apa yang disampaikan guru. Karena itu, pembelajaran

dengan metode ceramah hanya menempatkan peserta didik pada posisi pasif

sebagai penerima bahan ajar. Akibatnya proses pembelajaran cenderung

membosankan dan mengakibatkan peserta didik tidak dapat mengembangkan

keterampilan dalam berargumentasi dan life skillnya.

Pembelajaran Kurikulum 2013 tidak hanya menuntut peserta didik

mengetahui teori saja, namun dapat menerapkan bahkan mencari solusi

penyelesaian dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya isu-isu saintifik dalam

pembelajaran khususnya IPA, untuk menyediakan situasi belajar yang bermakna

bagi peserta didik agar dapat diaplikasikan pengetahuan sainsnya pada suasana

sosial. Selain itu, isu-isu saintifik menyediakan peluang situasi pembelajaran

kontekstual yang dapat mengembangkan keterampilan argumentatif.11

11

Troy D. Sadler & Dana L. Zeidler, Scientific Literacy, PISA, and Socioscientific

Discourse: Assesment for Progressive Aims of Sciene Education, Journal of Research in Science

Teaching, 2009, p. 1-11.

Page 20: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

6

Diskusi isu saintifik dan pembelajaran inkuiri dapat dijadikan sebagai

salah satu upaya yang dilakukan untuk memfasilitasi pengembangan keterampilan

berargumentasi peserta didik. Model pembelajaran inkuiri argumentatif

merupakan modifikasi dari model Argument Driven Inquiry (ADI). Terdapat tiga

aspek penting dalam pembelajaran yang dapat dikembangkan melalui pembelajran

inkuiri argumentatif, yaitu: 1) kemampuan menggunakan penjelasan ilmiah dalam

pemecahan masalah, 2) menghasilkan penjelasan ilmiah dan argumentasi, 3)

berpartisipasi dalam praktek ilmiah dan diskusi.12

Model pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) dipandang dapat

memfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep IPA secara baik, karena

kegiatan pembelajaran pada model ADI menekankan pada kontruksi dan validasi

pengetahuan melalui kegiatan penyelidikan (inquiry). Dengan terlibat pada sesi

argumentasi dalam model pembelajaran ADI peserta didik dapat menguasai

konsep lebih baik, karena untuk membangun argumen yang baik peserta didik

membutuhkan penguasaan pengetahuan tentang konten materi yang baik pula.13

Model ini dirancang untuk membuat sebuah kelas yang dapat membantu

peserta didik untuk mengerti tentang bagaimana cara membuat sebuah penjelasan

ilmiah, bagaimana mengeneralisasikan fakta ilmiah, menggunakan data untuk

menjawab pertanyaan ilmiah dan pada akhirnya dapat merefleksikan hasil kerja

yang telah dilakukannya.14

Model pembelajaran ADI dirancang untuk mengubah sifat dari instruksi

laboratorium tradisional yang hanya menekankan pada pengumpulan data. Pada

model ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar bagaimana untuk

mengembangkan metode untuk menghasilkan data, melakukan investigasi,

menggunakan data untuk menjawab pertanyaan penelitian, menulis, dan

12

Riezky Maya Probosari, dkk., Profil Keterampilan Arguemntasi Ilmiah Mahasiswa

Pendidikan Biologi FKIP UNS pada Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan, BIOEDUKASI: Vol. 9 No.

1, h. 29. 13

Yuli Andriani dan Riandi, Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Melalui

Pembelajaran Argument Driven Inquiry pada Pembelajaran IPA Terpadu Di SMP Kelas VII.

EDUSAINS: 7(2), 2015, h. 114-115. 14

Victor Sampson dan Joi Phelps Walker, Argument-Driven Inquiry as a Way to Help

Undergraduate Students Write to Learn by Learning to Write in Chemistry, International Journal

of Science Education: 95, 2012, p. 3–33.

Page 21: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

7

melakukan kegiatan diskusi yang lebih reflektif setelah kegiatan penyelidikan

dilakukan.

Kombinasi dari semua kegiatan ini, diharapkan peserta didik belajar

konten-konten penting sebagai bagian dari proses pembelajaran yang telah

dilakukan. Dengan terlibat dalam proses argumentasi, peserta didik juga dapat

menguasai konsep lebih baik karena pengetahuan tentang konten topik yang

dibahas dibutuhkan peserta didik untuk membangun argumen15

, sehingga peserta

didik diharuskan untuk memahami konten dengan lebih baik.

Kompetensi Dasar (KD) konsep sistem peredaran darah manusia pada

mata pelajaran biologi, yakni menganalisis hubungan antara struktur jaringan

penyususn organ pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya

dan tujuan lainnya diharapkan pula dapat menjelaskan mekanisme peredaran

darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia

melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Untuk mencapai

tuntutan KD tersebut dapat dilakaukan tahap-tahap argumentasi ilmiah

berdasarkan teori Toulmin yang didukung dengan model pembelajaran Argument

Driven Inquiry (ADI) dan model Diskusi Isu Saintifik.

Uraian mengenai capaian tuntutan KD di atas, mendorong penulis

melakukan penelitian ini dengan mengambil judul: “Profil Keterampilan

Argumentasi Ilmiah Peserta Didik pada Konsep Sistem Peredaran Darah

Manusia ”, penelitian ini akan dilakukan di kelas XI semester 1. Hasil penelitian

ini diharapkan dapat mengungkap profil argumentasi ilmiah peserta didik yang

akan diungkap melalui pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) dan Diskusi

Isu Saintifik pada konsep sistem peredaran darah manusia.

B. Permasalahan

Pokok pembahasan pada bagian permasalahan ini adalah berupa identifikasi

masalah, perumusan masalah dan pembatasan penelitian.

15

Feral Ogan-Bekiroglu dan Handan Eskin, Examination of the Relationship Between

Engagement In Scientific Argumentation And Conceptual Knowledge. International Journal of

Science and Mathematics Education: 10, 2012, p. 1415-1438.

Page 22: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

8

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini, meliputi:

a. Peserta didik kurang memahami materi dalam proses belajar akibat

sistem pembelajaran yang monoton (teacher centered).

b. Model pembelajaran yang hanya menekankan pada aspek kognitif tanpa

menekankan pada aspek psikomotor.

c. Pembelajaran peserta didik masih bersifat menerima bukan membangun

sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam

pembelajarannya.

d. Banyaknya penelitian yang dilakukan berkaitan dengan efektivitas

pembelajaran Inkuiri terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

Tetapi belum mengungkap profil keterampilan peserta didik dalam

berargumentasi secara ilmiah.

e. Materi pokok sistem peredaran darah manusia merupakan konsep yang

berkaitan dengan permasalahan di kehidupan sehari-hari peserta didik.

2. Pembatasan Penelitian

Pembatasan masalah dalam penelitian ini, berdasarkan judul penelitian

mengenai profil keterampilan argumentasi peserta didik pada konsep sistem

peredaran darah manusia, meliputi:

1) Penelitian menggunakan dua model pembelajaran. Pertemuan pertama

menggunakan model Diskusi Isu Saintifik dan dilanjutkan dengan

praktikum uji golongan darah. Sedangkan pada pertemuan kedua

menggunakan model Argument Driven Inquiry (ADI) yaitu diskusi

saintifik yang mendorong kegiatan praktikum inkuiri.

2) Kualitas argumentasi peserta didik ditentukan berdasarkan model

argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi peserta didik

berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne yang

mengklasifikasikan level argumentasi dimulai dari level 1-5.

3) Penelitian ini hanya terbatas pada konsep sistem peredaran darah

manusia.

Page 23: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

9

3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana profil

keterampilan argumentasi peserta didik pada konsep sistem peredaran darah

manusia?”

4. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil keterampilan

argumentasi ilmiah peserta didik pada konsep sistem peredaran darah manusia.

5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini, antara lain:

a. Bagi guru atau pendidik sebagai informasi yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai

sehingga dapat meningkatkan keterampilan argumentasi ilmiah peserta

didik.

b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang baik

dalam rangka peningkatan mutu proses pembelajaran dan mutu

pendidikan, khususnya mata pelajaran biologi.

c. Bagi peserta didik diharapkan dapat meningkatkan keterampilan

argumentasi ilmiahnya, khususnya pada konsep sistem peredaran darah

manusia.

d. Bagi pembaca khususnya mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai suatu kajian yang menarik untuk dijadikan acuan dalam

penelitian selanjutnya.

e. Bagi peneliti, memperluas wawasan cara pembelajaran biologi dengan

menggunakan model pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) dan

model Diskusi Isu Saintifik untuk mengungkap kualitas argumentasi

peserta didik.

Page 24: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

10

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Keterampilan

Pengertian keterampilan memiliki beberapa definisi diantaranya yaitu,

“Keterampilan ialah suatu aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan jasmaniah

seperti menulis, mengetik, olah raga, dan lain-lain, artinya keterampilan itu

bersifat motorik yang membutuhkan koordinasi gerak dan kesadaran yang

tinggi”.1 Keterampilan juga dapat dilihat dari kemampuan melakukan pola-pola

tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi serta sesuai dengan keadaan untuk

mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya pada aspek gerak motorik

melainkan juga proses fungsi yang bersifat kognitif.2

Uraian-uraian mengenai beberapa pengertian keterampilan yang telah

dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa keterampilan merupakan suatu

kecakapan atau keahlian dalam mengerjakan sesuatu kegiatan yang memerlukan

koordinasi gerakan-gerakan.

2. Pengertian Argumentasi Ilmiah

Argumentasi dapat dikatakan sebagai hal yang esensial, “Argumentasi

adalah aktivitas kognitif dalam membangun pengetahuan sains, argumentasi

digunakan untuk memperkuat suatu klaim melalui analisis berpikir kritis

berdasarkan dukungan bukti-bukti dan alasan yang logis”.3 Argumentasi

didefinisikan sebagai suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi

sikap dan pendapat orang lain, agar lawan bicara percaya dan akhirnya bertindak

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara. Melalui argumentasi, penulis

atau pembicara berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga

1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2013), Cet.18, h.117. 2 Ibid., h. 117.

3 Nurul Faiqoh, dkk., Profil Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas X dan XI MIPA di

SMA Batik 1 Surakarta pada Materi Keanekaragaman Hayati, Jurnal Pendidikan Biologi: 7(3),

2018, h. 175.

Page 25: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

11

mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau

tidak.4

Argumentasi diperlukan hampir pada segala hal termasuk dalam

pembelajaran sains sebagai wacana ilmiah yang digunakan sebagai penghubung

antara pengetahuan yang berasal dari lingkungan dengan konsep dalam

pembelajaran sains. Melalui kemampuan argumentasi dapat dikontrol pemahaman

peserta didik dalam menghubungkan fakta dengan konsep dalam pembelajaran

sains.5

Pengertian argumentasi telah banyak didefinisikan oleh ahli diantaranya

yaitu, argumentasi tidak hanya merupakan sebuah pemikiran logis tentang suatu

teori, tetapi juga klaim disertai pembelaan bahwa suatu teori adalah benar. Selain

itu, argumentasi adalah kegiatan membandingkan teori dengan memberikan

penjelasan disertai data yang logis.6

Argumen adalah suatu usaha untuk membuktikan atau membentuk

kesimpulan. Argumen memiliki dua bagian utama: kesimpulan dan alasan atau

alasan ditawarkan dalam mendukung kesimpulan, “argument is an attempt to

prove or establish a conclusion. It has two major parts: a conclusion and the

reason or reasons offered in support of the conclusion”.7

Argumen didefinisikan sebagai sebuah pernyataan dengan disertai

pembenaran, “an argument as an assertion with accompanying justification”, dan

Means & Voss dalam Dawson menggambarkan argumen sebagai pendapat dari

suatu kesimpulan didukung oleh setidaknya satu alasan, “an argument as a

conclusion supported by at least one reason”.8

Argumentasi adalah kegiatan verbal, sosial, dan rasional yang ditujukan

untuk meyakinkan seorang kritikus dari penerimaan sudut pandang dengan

4 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997),

Cet. 11, h.3. 5 Ninda Dwi Cahya Devi, dkk., Analisis Kemampuan Argumentasi Siswa SMA Pada

Materi Larutan Penyangga, (Surakarta: FKIP, UNS, 2018), h. 152. 6 Ibid, h. 153.

7 Robert H. Ennis, Critical Thinking, (New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1996), p. 48.

8 Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, High-school Students’ Informal Reasoning

and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of Scientific Literacy?, International

Journal of Science Education, Vol. 31 No. 11, 2009, p. 1422.

Page 26: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

12

mengedepankan konstelasi membenarkan atau menyangkal proposisi-proposisi

yang diungkapkan dalam sudut pandang, “argumentation is a verbal, social, and

rational activity aimed at convincing a reasonable critic of the acceptability of a

standpoint by putting forward a constellation of propositions justifying or refuting

the proposition expressed in the standpoint”9

Argumentasi bertujuan untuk meyakinkan pendengar atau pembaca

mengenai penerimaan sudut pandang. Argumentasi didefinisikan sebagai suatu

bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang

lain, agar percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

pembicara. Melalui argumentasi, penulis (pembicara) berusaha merangkaikan

fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga mampu menunjukkan apakah suatu

pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.

Kegiatan berargumentasi merupakan bagian dari proses sosial yang dapat

mengembangkan wacana di dalam pembelajaran sains. Rendahnya wacana

argumentatif berdampak terhadap rendahnya kualitas argumentasi.10

Dalam

kamus umum bahasa Indonesia, argumentasi adalah pemberian alasan untuk

memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan.11

Definisi dari beberapa ahli tentang argumentasi tersebut, dapat diketahui

bahwa argumentasi merupakan sebuah wacana yang berusaha meyakinkan atau

membuktikan kebenaran suatu pernyataan, pendapat, sikap, atau keyakinan,

dengan didukung oleh fakta-fakta, sehingga mampu meyakinkan dan

membuktikan bahwa pendapat tersebut benar atau tidak. Argumentasi bertujuan

mempengaruhi seorang pendengar untuk membenarkan pernyataan, pendapat, dan

sikap yang diajukan. Dengan dikemukakannya sebuah argumentasi maka seorang

pendengar akan menyetujui bahwa pendapat, keyakinan, dan sikap pembicara

benar.

9 Frans H. Van Eemeren dan Henriette Greebe, A Systematic Theory of Argumentation:

The Pragma-Dialectical Approach, (New York: Cambridge University Press, 2004), p. 1. 10

Neni Hasnunidah, dkk., Peningkatan Pola Wacana Argumentasi Mahasiswa melalui

Penggunaan Scaffolding dalam Strategi Argument-Driven Inquiry, Seminar Nasional XII

Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2015, h. 645. 11

W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2010), h. 58.

Page 27: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

13

Menurut Sadler & Zeidler beserta Means dan Voss, “Argumentation skills

may be used when individual science students answer a question and justify their

opnian or make a decision in written or oral.”12

Kutipan di atas mengandung arti bahwa keterampilan argumentasi dapat

digunakan ketika peserta didik menjawab pertanyaan dan membenarkan pendapat

mereka atau membuat keputusan dalam wacana tertulis atau lisan.

Argumentasi merupakan komponen penting dari penyelidikan ilmiah atau

inkuiri, mengenalkan keterampilan ini ke dalam kelas atau kegiatan laboratorium

dapat dinilai sebagai cara untuk mengembangkan kegiatan praktik sains atau IPA

di sekolah.13

Argumentasi adalah proses membuat banyak pendapat yang sesuai

harapan untuk membenarkan keyakinan, segala sikap, dan segala kesalahan

menjadi sebagai pengaruh untuk lainnya. Dengan demikian argumentasi

merupakan sebuah proses untuk membuat suatu pendapat untuk menggambarkan

keyakinan, sikap, dan atau kesalahan untuk mempengaruhi orang lain.

Argumentasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu argumentasi formal dan

informal ditinjau dari sisi istilah dan struktur penalaran (reasoning). Berdasarkan

istilah, argumentasi formal terdiri dari premis-premis yang baku, penambahan dan

penghapusan isi premis tidak diperbolehkan. Adapun argumentasi informal

mengandung fitur kognitif dan afektif, individu dapat mengubah premis

berdasarkan pengetahuan dan keyakinan pribadi, informasi dari media massa,

buku teks, pengalaman hidup, dan lain-lain.

Argumentasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sains.

Dalam praktik pembelajaran sains, argumentasi merupakan hal utama yang

melandasi peserta didik dalam belajar bagaimana berpikir, bertindak dan

berkomunikasi seperti seorang ilmuan sejati. Iklim pembelajaran di dalam kelas

turut menyumbang terjadinya komunikasi dalam bentuk adu argumentasi sebagai

salah satu upaya untuk memvalidasi atau menyangkal pernyataan secara ilmiah.

Argumentasi merupakan solusi untuk hampir semua masalah dalam pendidikan

sains, di satu sisi membantu peserta didik mempelajari hal-hal yang sulit dipelajari

12

Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, loc. cit., p. 1422. 13

Dani Jaya Putra, dkk., Pengaruh Argument Driven Inquiry Terhadap Keterampilan

Argumentasi Siswa pada Materi Sistem Pernapasan, Jurnal Bioterdidik: Vol. 7 No 1, 2019, h. 2.

Page 28: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

14

misalnya dalam mengevaluasi bukti, dan di sisi lain berpotensi membantu guru

memahami dan mendukung proses pembelajaran di kelas sains.14

Pengertian argumen dan argumentasi yang dikemukakan oleh Inch

tergolong jenis informal. Menurut Inch, et al. argumen memiliki tiga

karakteristik.15

Tiga karakteristik tersebut yaitu, klaim, pendukung klaim, dan

usaha mempengaruhi menjadi ciri sebuah argumen informal. Kriteria pertama dari

argumen yaitu klaim, klaim merupakan sebuah opini atau pendapat yang

dikemukakan oleh seseorang atau sebuah kesimpulan yang ingin diterima oleh

orang lain.

Kriteria kedua dari argumen adalah dukungan yang disediakan untuk

klaim baik berupa bukti dan penalaran atau inferensi yang menghubungkan bukti

dengan klaim. Bukti merupakan sesuatu yang dapat membuat orang lain

menerima dan dapat digunakan untuk mendukung klaim yang tidak diterima.

Kriteria ketiga dari argumen adalah berusaha untuk mempengaruhi

seseorang yang berada dalam ketidaksetujuan. “Berusaha untuk mempengaruhi”

adalah sangat penting menentukan sukses dan tidaknya pendapat seseorang.

Berdasarkan kriteria ini sebuah argumentasi akan terjadi jika terdapat pihak yang

berlawanan atau pihak yang menyanggah. Selama tidak ada pihak yang

berlawanan tidak akan dihasilkan argumen.16

Ada beberapa pola atau model argumen, di antaranya adalah Silogisme,

Toulmin, dan Co-Oriental. Model yang paling lengkap yang dapat

menggambarkan ketiga kriteria argumen informal yang dikemukakan oleh Inch

(klaim, pendukung klaim, dan usaha mempengaruhi) adalah model argumentasi

Toulmin. Model argumentasi Toulmin mengungkapkan bahwa argumen bentuk

dasarnya terdiri dari tiga kategori yaitu: data (D), klaim (K), dan penjamin

(warrant/W).

14

Riezky Maya Probosari, dkk., Profil Keterampilan Arguemntasi Ilmiah Mahasiswa

Pendidikan Biologi FKIP UNS pada Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan, BIOEDUKASI: Vol. 9 No.

1, h. 29-30. 15

Sibel Erduran, dkk., TAPping into Argumentation: Developmets in the application of

Toulmin’s Argument Pattern for Studying Science Discourse, Science Education, 2004, p. 918-

919. 16

Ibid., p. 919.

Page 29: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

15

Secara sederhana model argumentasi Toulmin dapat digambarkan pada

Gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Model Argumentasi Toulmin

Gambar 2.1 di atas merupakan skema dari pola argumentasi Toulmin.

Bahwa K claim merupakan sebuah kesimpulan yang dibangun oleh data yang

merupakan fakta-fakta, beserta W atau warrant atau penjamin. W bertindak

sebagai penghubung antara D dengan K, yang mana W merupakan sebuah alasan.

Toulmin berpendapat, Modal qualifers (Q) and conditions of exception or

rebuttal (R) are distinct both from data and from warrants, and need to be

given separate places in our layout. Just as a warrant (W) is itself neither

a datum (D) nor a claim (C), since it implies in itself something about both

D and C – namely, that the step from the one to the other is legitimate; so,

in turn, Q and R are themselves distinct from W, since they comment

implicityon the bearing of W on this step – qualifers (Q) indicating the

strength conferred by the warrent on this step, conditions of rebuttal (R)

indicating circumstancesin which the general authority of the warrant

would have to be set aside. To mark these further distinctions, we may

write the qualifer (Q) immediately beside the conclusion which it qualifies

(C), and the exceptional conditions which might be capable of defeating or

rebutting the warrented conclusion (R) immediately below the qualifier.17

Kutipan di atas mengandung arti bahwa keyakinan (Q) dan kondisi

pengecualian atau sanggahan (R) adalah berbeda, baik dari data maupun

penjamin, dan diletakkan tersendiri dari suatu pernyataan. Sama seperti penjamin

(W) terpisah sendiri bukan dari suatu data (D) atau pernyataan (C), karena

mengandung arti sendiri yang menghubungkan antara (D) dan (C) dengan

demikian letak (Q) dan (R) berbeda dari (W), karena (Q) dan (R) bertolak dari

(W) sebagaimana pembenaran (Q) yang menunjukkan kekuatan yang diberikan

oleh penjamin, sedangkan kondisi sanggahan (R) menunjukkan

17

Stephen E. Toulmin, The Uses of Argument, (New York: Cambridge University Press,

2003), p. 93-94.

Page 30: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

16

ketidaksetujuannya terhadap penjamin yang membangun pernyataan. Untuk

menandai perbedaan-perbedaan ini lebih lanjut, dapat ditulis dengan pembenaran

(Q) disamping kesimpulan yang memenuhi syarat (C), dan memungkinkan

mampu mengalahkan atau membantah (R) yang berada di bawah kualitas

tersebut.

Senada dengan pendapat di atas, Kelly dan Chen berpendapat,

Data (D) are the facts are the proponent of the argument explicitly

appeals to as a foundation for the claim. The claim (C) is the conclusion

whose merits are sought to establish. The warrant (W) is the rules,

principles, or inference licence that demonstrate that the step to the claim

from the data is a legitimate one. The strength of the warrant may be

indicated by modal qualifiers (Q). The rebuttal (R) indicates the

circumstancesfor which the general authority of the warrant is not

merited. The backing (B) establishes the general conditions which give

authority to the warrant.18

Kutipan tersebut mengandung arti bahwa data (D) adalah fakta pendukung

argumen secara eksplisit sebagai dasar untuk klaim. Klaim (C) adalah sebuah

kesimpulan. Penjamin (W) adalah aturan, prinsip, atau alasan kesimpulan yang

menunjukkan bahwa terhubungnya klaim dari data adalah benar. Kekuatan

penjamin dapat diindikasikan dengan kualifikasi (Q). Sedangkan sanggahan (R)

menunjukkan bahwa kesimpulan tidak layak. Dan dukungan (B) menetapkan

sebagai dasar penjamin.

Komponen klaim (K) merupakan suatu keputusan yang harus

dikembangkan, dan mempunyai implikasi terhadap data (D) dan penjamin

(warrant/W). Toulmin dalam Freeley berpendapat bahwa suatu argumen dapat

mengandung klaim (K), data (D), penjamin (warrant/W), pendukung (backing/B),

kualifikasi (qualifier/Q), dan sanggahan (rebuttal/R).19

18

Ros Roberts and Richard Gott, A Framework for Practicial Work, Argumentation and

Scientific Litaracy, (Contemporary Science Education Research: Scientific Literacy and Social

Aspects of Science, ESERA Conference ESERA, 2010), h. 102. 19

Austin J. Freeley dan David L. Steinberg, Argumentation and Debate: Critical

Thinking for Rational Decision making 12th edition, (USA: Wadsworth Cengage Learning, 2009),

p.163.

Page 31: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

17

Secara lengkap model argumentasi Toulmin dapat digambarkan pada

Gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2 Model Lengkap Argumentasi Toulmin20

Klaim (K) adalah kesimpulan, pendapat, atau pernyataan yang kuat; data

(D) adalah fakta yang mendukung klaim; penjamin (warrant/W) adalah

penjelasan tentang hubungan antara klaim dengan data; pendukung (backing/B)

adalah asumsi dasar untuk mendukung penjamin; kualifikasi (qualifier/Q) adalah

kondisi dimana klaim meyakinkan atau tidak; dan sanggahan (rebuttal/R) adalah

pernyataan yang menyanggah sebuah klaim, data, dan penjamin yang

bertentangan.21

Kualitas argumentasi telah dikembangkan berdasarkan model argumentasi

Toulmin. Kualitas argumentasi berdasarkan kerangka kerja analisis dari

Osborne, et al. yaitu sebagai berikut,

analytical framework classified students argument at Level 1 (claim versus

a counter-claim or a claim versus a claim), Level 2 (claims with either

data, warrants, or backings, but no rebuttals), Level 3 (series of claims or

counter-claims with either data, warrants, or backings with the occasional

weak rebuttal), Level 4 (claim or claims and counter-claims with a clearly

identifiable rebuttal), and finally Level 5 (extended argument with more

than one rebuttal).22

Kutipan di atas mengandung arti bahwa kerangka kerja analisis dari

Osborne, et al. mengklasifikasikan level argumentasi siswa sebagai berikut: Level

1 (klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim),

20

Stephen E. Toulmin, The Uses of Argument, op. cit, p. 97. 21

Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, op. cit., p. 1426. 22

Ibid.

Page 32: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

18

Level 2 (klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak

mengandung sanggahan), Level 3 (serangkaian klaim atau counter klaim disertai

dengan data, penjamin, atau pendukung dengan sanggahan yang lemah), Level 4

(klaim dan counter klaim dengan sanggahan yang dapat diidentifikasi dengan

jelas), dan terakhir Level 5 (argumen yang lebih luas dengan lebih dari satu

sanggahan).

Argumentasi ilmiah merupakan salah satu sarana pemulihan pencapaian

tujuan pembelajaran sains yang seimbang, karena selama ini terlalu banyak

pembelajaran sains yang didominasi secara konseptual.23

Para saintis harus mampu mengkomunikasikan hasil observasi dan

temuannya kepada komunitas ilmiah untuk memperoleh pengakuan dan

pembenaran. Dalam proses inilah argumen dan argumentasi memegang peranan

penting dalam membangun pengetahuan.24

3. Argument Driven Inquiry (ADI)

Pembelajaran biologi dengan strategi ADI adalah unit pembelajaran

terpadu jangka pendek untuk mendorong peserta didik terlibat dalam pekerjaan

interdisipliner sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep penting dan

praktis dalam biologi. Melalui strategi ini percobaan laboratorium berbasis inkuiri

diintegrasikan dengan mata pelajaraan yang lain, seperti membaca dan menulis.25

Langkah-langkah strategi ADI telah sengaja dirancang untuk memberikan

para peserta didik pengalaman sains yang lebih kaya dan lebih asli, dan

menyediakan peserta didik paparan praktik komunitas yang mirip dengan

masyarakat ilmiah.26

23

Shirley Simon, Sibel Erduran, dan Jonathan Osborne, Enhancing The Quality of

Argumentation in Science Classrooms. Journal of Research in Science Teaching: 41(10), 2002, p.

2-5. 24

Sibel Erduran dan Maria, P.J, Argumentation in Science Education: Perspective from

Clasroom-Based Research, (London: Springer Science, 2008), p. 587. 25

Victor Sampson dan Leeanne Gleim, Argument-Driven Inquiry to Promote the

Understanding of Important Concepts & Practices in Biology. The American Biology Teacher: 71

(8), 2009, p. 465. 26

Joi Phelps Walker dan Victor Sampson, Learning to Argue and Arguing to Learn:

Argument-Driven Inquiry as a Way to Help Undergraduate Chemistry Students Learn How to

Construct Arguments and Engage in Argumentation During a Laboratory Course, Journal of

Research in Science Teaching, 2013, p. 561.

Page 33: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

19

Strategi pembelajaran ADI dirancang untuk tujuan inkuiri ilmiah sebagai

upaya untuk mengembangkan argumen yang menyediakan dan mendukung

penjelasan untuk pertanyaan penelitian. Sebagai bagian dari upaya ini, peserta

didik diarahkan untuk merancang dan melaksanakan penyelidikan sendiri,

mengumpulkan dan menganalisis data, berkomunikasi dan membenarkan ide-ide

satu dengan yang lain selama sesi argumentasi interaktif, menulis laporan

investigasi untuk berbagi dan mendokumentasikan pekerjaannya, dan terlibat

dalam peer-review.

Proses seperti ini memberikan peserta didik kesempatan untuk mengambil

kepemilikan belajar menjadikan proses belajar menjadi miliknya dan membantu

peserta didik membuat pekerjaan laboratorium menjadi lebih mendidik bagi

peserta didik.27

Strategi ini memungkinkan peserta didik merancang pertanyaan penelitian

dan membuat kesimpulan sendiri, memberikan kesempatan peserta didik untuk

terlibat dalam argumentasi dengan berbagai ide, mendukung dan

mendiskusikannya. Strategi ini juga mengharuskan peserta didik untuk

mengadakan peer-review laporan penyelidikan yang diyakini dapat

mengembangkan kemampuan peserta didik berpikir kritis dan berbagi temuan

dengan peserta didik lain, sehingga peserta didik dapat mengembangkan

komunikasi dan keterampilan menulis.28

Strategi pembelajaran ADI didasarkan pada teori konstruktivis belajar

sosial dan dirancang untuk membuat pengalaman laboratorium yang lebih ilmiah,

otentik dan edukatif bagi peserta didik. Kegiatan laboratorium dalam strategi ADI

lebih otentik karena peserta didik sangat menyerupai ilmuan dari laboratorium

penelitian sains. Kegiatan ini juga lebih edukatif bagi peserta didik karena dapat

menerima umpan balik seluruh proses dan memiliki kesempatan untuk belajar dari

kesalahan.29

27

Neni Hasnunidah, Pembelajaran Biologi dengan Strategi Argument Driven Inquiry dan

Keterampilan Argumentasi Peserta Didik, Bandar Lampung: Jurnal Pendidikan Biologi FKIP

UNS, 2015, h. 10. 28

Ibid. h. 9. 29

Ibid.

Page 34: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

20

Strategi pembelajaran ini dapat menjadi pendekatan pembelajaran yang

mudah digunakan untuk guru-guru sains yang tertarik dalam mengintegrasikan

sains dengan mata pelajaran lainnya atau yang ingin membantu peserta didik

mengembangkan pemahaman yang lebih baik dari jenis-jenis praktik yang

membuat sains berbeda dari cara yang lain dalam memperoleh pengetahuan.30

Strategi pembelajaran ADI mengembangkan serangkaian aktivitas

laboratorium untuk menganalisis partisipasi aktif peserta didik dalam wacana

argumentasi dan kualitas argumentasinya.31

Strategi pembelajaran ADI

melengkapi guru biologi dengan suatu cara yang membantu peserta didik

melakukan kebiasaan mengembangkan pemikiran dan berpikir kritis dengan

menekankan peran penting argumentasi dan memvalidasi pengetahuan.32

a. Sintaks Model Pembelajaran Argumen Driven Inquiry (ADI)33

a) Tahap Identifikasi Topik Utama

Tahapan sebelum memasuki sintaks pembelajaran, guru

memperkenalkan topik utama untuk dipelajari serta pengenalan

argumen yang baik beserta komponennya. Topik utama yang diangkat

dan dibahas oleh guru berkaitan dengan fenomena yang terjadi di

lingkungan sekitar. Tahapan ini bermaksud mengarahkan fokus

peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung.

Tahapan ini bertujuan untuk memperkenalkan topik utama

untuk dipelajari dengan memancing perhatian peserta didik terhadap

suatu fenomena. Implementasi kegiatan ini dalam mata pelajaran

Biologi dapat dilaksanakan oleh guru dengan memutarkan video, atau

memberikan artikel yang terkait dengan materi pembelajaranyang

akan disampaikan. Guru juga mengajukkan pertanyaan terkait topik

yang telah dimunculkan, guru juga meminta peserta didik untuk

menjawab dan membangun sebuah argumen yang terdiri dari claim,

30

Victor Sampson dan Leeanne Gleim, loc. cit., p. 465. 31

Ibid. 32

Driver Rosalinda, Paul Newton, dan Jonathan Osborne, Establishing The Norms of

Scientific Argumentation in Classrooms. Science Education: 84(3), 1998, p. 295-300. 33

Sampson, et al., Argument Driven Inquiry in Biology, (United States of America:

NSTA Press, 2014), p. 3-14.

Page 35: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

21

bukti dan alasan peserta didik, kemudian peserta didik menuliskan

jawaban berupa sebuah argumen berdasarkan claim, bukti dan alasan

yang akan dibuat oleh peserta didik.

b) Tahap Merancang Metode dan Mengumpulkan Data

Tahap ini, peserta didik mengembangkan dan menerapkan

percobaan atau observasi sistematis dalam kelompok kolaboratif

untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang diajukan.

Peserta didik juga memiliki kesempatan untuk menghasilkan atau

menganalisis data dalam kelompok-kelompok kecil dan mempelajari

bagaimana metode yang digunakan selama penyelidikan ilmiah

didasarkan pada sifat dari pertanyaan penelitian, fenomena yang

diselidiki, dan apa yang telah dilakukan oleh orang lain di masa lalu.

c) Produksi Argumen Tentatif

Tahapan selanjutnya yang merupakan sintaks ketiga yaitu tahap

produksi argumen tentatif, pada tahapan ini guru meminta setiap

kelompok untuk membangun sebuah argumen yang terdiri dari claim,

bukti dan alasan. Peserta didik bersama teman sekelompoknya

menuliskan sebuah argumen berdasarkan claim, bukti dan alasan.

Pada tahapan ini peserta didik dengan teman sekelompoknya diberi

kebebasan untuk berargumentasi dan mencari informasi-informasi

tambahan dengan menggunakan internet ataupun sumber literatur

lainnya. Pada tahapan ini peserta didik diminta untuk menghasilkan

argumen yang disertakan penjelasan bukti-bukti yang digunakan

untuk mendukung ide-ide dan alasan yang telah dibuat. Peserta didik

perlu memahami bahwa pengetahuan ilmiah tidak dogmatis dan

ilmuwan harus dapat mendukung claim dengan bukti dan penalaran

yang tepat. Hal ini akan membantu peserta didik mengembangkan

pemahaman dasar tentang apa yang dianggap sebagai argumen dalam

sains dan bagaimana menentukan apakah bukti yang ada berlaku,

relevan, memadai, dan cukup meyakinkan untuk mendukung claim.

Papan tulis atau lembar kerja peserta didik dapat digunakan oleh

Page 36: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

22

peserta didik untuk menuliskan argumen ilmiah yang telah disusun

dalam kelompoknya.

d) Sesi Argumentasi

Tahapan berikutnya yaitu sintaks keempat adalah tahap sesi

argumentasi, tahap ini dilakukan setelah peserta didik selesai

berdiskusi, dan mencari beberapa informasi tambahan untuk

menambahkan dan menyempurnakan argumentasi yang telah dibuat.

Sintaks keempat ini membuat guru mempunyai peran sebagai

moderator. Pada tahap ini, satu per satu peserta didik dari masing-

masing kelompok berkesempatan untuk mengemukakan argumennya,

mengusulkan, memberi dukungan, mengkritik, dan memperbaiki

kesimpulan, penjelasan, atau dugaan pada suatu medium yang dapat

dilihat oleh orang lain. Peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil

berbagi argumen dengan kelompok lain dan mengkritik karya orang

lain atau menyanggah argumen kelompok lain untuk menentukan

klaim yang paling valid atau dapat diterima dan memperbaiki klaim

untuk membuatnya lebih valid atau diterima. Peserta didik di setiap

masing-masing kelompoknya dapat memberi sanggahan terhadap

argumen kelompok lain untuk saling beradu argumentasi.

e) Diskusi Reflektif Eksplisit

Tahap selanjutnya yaitu sintaks kelima adalah tahap diskusi

reflektif eksplisit dimana tahap ini peran guru mendorong peserta

didik untuk mengembangkan argumen yang dimiliki ke dalam

penyelidikan, untuk membuktikan argumentasi yang telah dibuat

secara individu maupun kelompok peserta didk merancang

penyelidikan untuk mengumpulkan data yang akan menguatkan alasan

dan mengembangkan argumen yang telah dibuat. Hasil penyelidikan

merupakan suatu data atau fakta yang telah dibuat dan didapatkan dari

sebuah penyelidikan, hal ini dapat mendukung argumen dan alasan

terhadap permasalahan.

Page 37: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

23

f) Pembuatan Laporan Penyelidikan

Tahap selanjutnya yaitu sintaks keenam adalah tahap pembuatan

laporan penyelidikan (laporan praktikum). Pada tahap ini setiap

kelompok tetap mengumpulkan laporan penyelidikan secara kasar

artinya, laporan penyelidikan yang sifatnya sementara yang di

dalamnya hanya berisi tujuan penyelidikan, metode yang digunakan

selama penyelidikan dan hasil penyelidikan yang telah dilakukan.

g) Peer Review Double Blind

Review laporan dilakukan secara berpasangan dengan kelompok

seperti kelompok 1 dan 2, kelompok 3 dan 4, dan kelompok

seterusnya. Lembar review merupakan rubrik penilaian argumentasi

dan laporan praktikum yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas

laporan penyelidikan dan argumentasi secara kelompok. Langkah ini

memberi ruang kepada peserta didik untuk memberikan umpan balik

kepada kelompok lainnya. Langkah-langkah pembelajaran ini

mengenalkan peserta didik tentang umpan balik edukatif dan

membantu menjadi lebih metakognitif saat peserta didik dalam

kelompoknya bekerja. Dengan demikian, diharapkan tercipta sebuah

komunitas pelajar yang menghargai bukti dan pemikiran kritis di

dalam kelas, menciptakan lingkungan belajar dimana peserta didik

diharapkan saling bertanggung jawab dan memberikan peserta didik

kesempatan untuk melihat contoh-contoh argumen ilmiah yang kuat

dan lemah. Setiap kelompok juga diharuskan untuk memberikan

umpan balik yang nyata kepada kelompok lainnya, untuk

meningkatkan kualitas laporan yang baik sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan pada rubrik penilaian.

h) Revisi Laporan Berdasarkan Hasil Peer Review

Tahap selanjutnya adalah sintaks kedelapan. Pada sintaks ini,

terdapat tahap revisi laporan berdasarkan hasil peer review. Pada

tahapan ini guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan

penyelidikan yang telah dilakukan. Peserta didik memberikan

Page 38: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

24

tanggapan ulang berupa revisi laporan penyelidikan berdasarkan hasil

peer review bersama teman kelompok sejawatnya. Pada tahap ini guru

membebaskan peserta didik untuk saling bertukar informasi dan saling

merevisi data-data argumentasi yang telah didapatkan bersama teman

yang berasal dari kelompok lain. Setiap laporan penyelidikan kasar

(sementara) hasil peer review yang masih perlu direvisi dikembalikan

ke kelompok asalnya masing-masing. Setiap kelompok menulis tugas

laporan praktikum hasil revisi berdasarkan peer review.

b. Keunggulan Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI)

Model pembelajaran ADI memiliki keunggulan dibanding

pembelajaran lain, diantaranya adalah:34

1) Membingkai tujuan kegiatan kelas sebagai upaya untuk

mengembangkan, memahami atau mengevaluasi penjelasan ilmiah

untuk fenomena alam atau solusi untuk masalah;

2) Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan;

3) Mendorong individu untuk belajar bagaimana untuk menghasilkan

argumen yang mengartikulasikan dan membenarkan penjelasan untuk

pertanyaan penelitian sebagai bagian dari proses penyelidikan;

4) Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar bagaimana

mengusulkan, dukungan mengevaluasi, merevisi ide melalui diskusi

dan menulis dengan cara yang lebih produktif;

5) Menciptakan komunitas kelas yang menghargai bukti dan berpikir

kritis;

6) Mendorong peserta didik untuk mengambil kendali dari pembelajaran

terhadap diri sendiri.

34

Astuti Muh. Amin dan A. D Corebima, Analisis Persepsi Dosen Terhadap Strategi

Pembelajran Reading Questioning And Answering (RQA) Dan Argument Driven Inquiry (ADI)

Pada Program Studi Pendidikan Biologi Di Kota Makasar, (Makasar: Seminar Nasional II), 2016,

h. 336.

Page 39: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

25

4. Diskusi Isu Saintiik

Kemampuan argumentasi peserta didik dapat dikembangkan melalui

strategi pembelajaran diskusi. Diskusi adalah situasi dimana guru dan peserta

didik, atau antara peserta didik berbincang satu sama lain dan berbagi gagasan

serta pendapat. Diskusi digunakan oleh guru untuk mencapai setidaknya tiga

tujuan pembelajaran yang penting yaitu, diskusi meningkatkan cara berpikir

peserta didik dan membantu membangun sendiri pemahaman, diskusi

menumbuhkan keterlibatan peserta didik, dan diskusi membantu peserta didik

mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berpikir.35

Isu-isu sains merupakan kemampuan peserta didik dalam mengenali isu-

isu atau masalahan yang terkait dengan sains di lingkungan peserta didik

kemudian dalam penyelesaiannya menggunakan pengetahuan yang didapat di

sekolah.36

Pengamatan yang dilakukan berdasarkan apa yang ada dalam

kehidupan sehari-hari (isu) yang kemudian penyelesaiannya dengan menerapkan

pengetahuan sains, artinya peserta didik sudah menggunakan pengetahuan sains

dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

B. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan kualitas argumentasi

peserta didik, di antaranya adalah mengenai kualitas argumentasi pada diskusi isu

sosiosaintifik mikrobiologi melalui weblog. Hasil analisis terhadap kualitas

argumentasi menunjukkan secara sosial partisipan mampu mencapai argumentasi

level 5, adapun secara individual skor rata-rata kualitas argumentasi adalah 3.

Pengembangan kerangka “scaffolding” diperlukan untuk mempertahankan

kualitas argumentasi secara sosial dan meningkatkan kualitas argumentasi secara

individual.37

35

Tjokrodiharjo, Model Pembelajaran Diskusi, Pusat Sains dan Matematika Unesa, 2005. 36

Desy Ulil Ilmi, Kemampuan Siswa Menjelaskan Isu-Isu Sains Setelah Mengikuti

Pembelajaran Saintifik, Pensa E-Jurnal : Pendidikan Sains Vol. 7 No. 3, 2019, h. 369-371. 37

Yanti Herlanti, dkk., Kualitas Argumentasi pada Diskusi Isu Sosiosaintifik

Mikrobiologi Melalui Weblog, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII): Vol. 1 No. 2, 2012, h.

168.

Page 40: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

26

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indra Fardhani, mengenai analisis

kualitas argumentasi peserta didik kelas VII SMP pada materi ekosistem dengan

metode debat, menunjukkan bahwa level argumentasi yang paling banyak muncul

selama pelaksanaan pembelajaran adalah argumentasi level 2. Kebanyakan peserta

didik juga sudah bisa menyusun argumen dengan struktur tertentu. Kualitas

argumentasi peserta didik dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pola

argumentasi Toulmin/Toulmin Argumentation Pattern (TAP) dan berdasarkan

kriteria level yang dikembangkan Erduran, et al.38

Penelitian yang dilakukan oleh Jane Maloney dan Shirley Simon,

mengenai pemetaan bukti ilmiah dalam diskusi peserta didik dalam pembelajaran

sains untuk menilai kolaborasi dan argumentasi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa peserta didik mampu mengevaluasi bukti ilmiah untuk mendukung

keputusan yang dibuatnya. Bukti-bukti ilmiah dapat mereka gunakan untuk

mendukung kesimpulan yang mereka buat. Selanjutnya, aktivitas pembelajaran

kolaboratif yang berfokus pada diskusi bukti ilmiah dapat dikembangkan untuk

melatih kemampuan peserta didik untuk berargumentasi ilmiah secara efektif

dalam pengambilan keputusan.39

Terdapat juga penelitian yang menjelaskan mengenai penjelasan informal

dan argumentasi peserta didik sekolah menengah tentang bioteknologi: indikator

literasi sains. Didapat hasil bahwa dari 179 respon peserta didik (59 kelas 8, 68

kelas 10, dan 52 kelas 12) menunjukkan bahwa peserta didik di Australia

menanggapi proses bioteknologi menggunakan tipe penalaran informal: 36%

intuitif (I), 33% emotif (E), dan 26% rasional (R). Dinyatakan sangat berbeda

dengan hasil penelitian serupa di Amerika Serikat dengan tipe 25% I, 47% E, dan

88% R. Sedangkan level argumentasinya: level 1 = 22%, level 2 = 56%, level 3 =

17 %, dan level 4 = 5%.

38

Indra Fardhani, dkk., Analisis Kualitas Argumentasi Siswa Kelas VII SMP pada Materi

Ekosistem dengan Metode Debat, Makalah Seminar Nasional Pendidikan dan Penelitian Biologi,

Bandung: UPI Bandung, 2011, h. 1. 39

Jane Maloney dan Shirley Simon, Mapping Children’s Discussions of Evidence in

Science to Assess Collaboration and Argumentation, International Journal of Science Education:

Vol. 28 No. 15, 2007, p. 1817.

Page 41: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

27

Data ini dianggap mirip dengan Negara Israel yang memiliki data sebagian

besar (90%) peserta didiknya mampu memformulasi argumentasi level 2 ke atas.

Penalaran informal rasional hanya muncul pada peserta didik yang mampu

memformulasi argumentasi level 4.40

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan pendidikan abad-21 merupakan salah satu hasil dari

pengembangan sistem pendidikan akibat dari IPTEK yang semakin maju.

Keterampilan pendidikan abad-21 lebih banyak memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk melakukan kegiatan dalam proses pembelajaran.

Beberapa elemen-elemen keterampilan pendidikan abad-21 tersebut

dimuat di dalam kompetensi dasar yang ada pada kurikulum 2013 yang saat ini

berlaku di Indonesia, di mana peserta didik dituntut untuk unggul dalam beberapa

aspek, yaitu aspek spiritual, aspek sosial, aspek pengetahuan dan aspek

keterampilan. Pendidikan juga memasukkan nilai-nilai moral, budaya, kreatifitas,

dan juga kemampuan dalam memecahkan masalah.

Salah satu aspek yang dinilai penting dalam keterampilan pembelajaran

abad-21 adalah kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi. Komunikasi

peserta didik yang muncul diharapkan tidak hanya mengandung percakapan atau

kaliamat biasa, tetapi juga mengandung nilai fakta/data atau mengandung

argumen. Argumentasi dapat melatih peserta didik dalam berkomunikasi dan

menemukan solusi ilmiah dalam sebuah permasalahan saintifik.

Pembelajaran biologi menuntut peserta didik untuk dapat berpikir secara

sistematis, logis dan kritis. Selain itu peserta didik juga dituntut untuk dapat

berargumentasi karena argumentasi yang dikemukakan dapat memecahkan suatu

permasalahan dari masalah yang dipertanyakan. Memberikan kesempatan secara

luas kepada peserta didik dalam berargumentasi guna memahami pengetahuan

dasar dan mengaplikasi konsep-konsep dasar biologi dalam kehidupan sehari-hari.

Pengetahuan dasar yang dimaksud adalah pengetahuan berupa deklaratif

40

Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, op. cit., p. 1439.

Page 42: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

28

(pengetahuan tentang sesuatu) dan pengetahuan yang berupa prosedural

(pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu).

Penerapan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi

peserta didik sangat penting untuk diterapkan. Melalui pembelajran yang di dalam

prosesnya menuntut peserta didik untuk berargumentasi dan berinquiry

merupakan salah satu solusi yang dipandang dapat meningkatkan kemampuan

berargumentasi ilmiah peserta didik. Melalui penerapan model pembelajaran

Argument Driven Inquiry dan diskusi isu saintifik diharapkan peserta didik dapat

mengeksplorasi keterampilan argumentasi ilmiahnya. Pembelajaran inquiry juga

menuntut peserta didik untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan penyampaian

argumentasi ilmiah, karena kemampuan argumentasi menjadi salah satu sarana

untuk memenuhi tujuan utama pembelajaran sains.

Page 43: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, yang

beralamat di Jl. Cirendeu Raya No. 5, Cireundeu, Kec. Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2019, yakni pada bulan Agustus - Oktober 2019.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Metode penelitian

kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Peneliti menjabarkan kejadian

dan peristiwa yang terjadi selama penelitian berlangsung apa adanya tanpa adanya

rekayasa. Penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi dan pengontrolan

terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu

variabel, gejala atau keadaan.1

Hasil analisis data kualitatif dapat diperoleh data pendukung berupa

jumlah dan skor argumentasi siswa. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka

penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian kualitatif.2 Metode

kualitatif pada penelitian ini dilaksanakan dengan mendeskripsikan menggunakan

analisis argumentasi ilmiah peserta didik yang berlangsung selama Diskusi Isu

Saintifik pada pertemuan pertama dan model pembelajaran Argumen Driven

Inquiry (ADI) yang diterapkan pada pertemuan kedua.

C. Populasi dan sampel

Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang

ciri-cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan pula menjadi populasi sampel

1 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h. 234.

2 Jack R. Fraenkel, Norman E. Wallen, dan Helen H. Hyun, How to Design and Evaluate

Research in Education, (New York: McGraw-Hill Companies, Inc, 2012), p. 425-430.

Page 44: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

30

dengan populasi sasaran. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 3

Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik di kelas XI SMA Negeri 8

Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini, subjek penelitian disesuaikan dengan

tujuan penelitian yaitu untuk mengungkap Profil Argumentasi Ilmiah Peserta

Didik pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia.

Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling atau sampel bertujuan yang dilakukan dengan cara

mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu.4 Pemilihan subjek penelitian ini atas

rekomendasi guru kelas berdasarkan kemampuan akademis, kesiapan dan

keaktifan peserta didik dalam kelas tersebut, maka terpilihlah kelas XI MIPA 5

sebanyak 36 peserta didik sebagai sampel dalam penelitian ini.

D. Definisi Konseptual dan Operasional

Definisi Konseptual dan operasional yang digunakan dalam penelitian ini

dijelaskan sebagai berikut.

1. Model pembelajaran ADI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran yang dikembangkan oleh Sampson et al. yang memiliki delapan

tahapan yakni: (1) identifikasi masalah; (2) mengumpulkan data; (3)

pembuatan argumen tentatif; dan (4) sesi argumentasi; (5) Penyusunan

laporan investigasi; (6) Double blind group peer-review; (7) Revisi laporan;

(8) Diskusi eksplisit dan reflektif. Tahapan mengumpulkan data dalam model

ADI pada penelitian ini dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran dan

praktikum. untuk mengukur keterlaksanaan model ADI digunakan lembar

observasi ceklis “terlaksana” dan “tidak terlaksana” untuk setiap komponen

kegiatan. Keterlaksanaan model ADI di ukur berdasarkan keterlaksanaan

3 Sofian Effendi dan Masri Singarimbun, Metode Penelitian survai, (Jakarta: LP3ES,

2011), H. 152. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h. 183.

Page 45: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

31

setiap aktivitas guru dan peserta didik pada setiap tahapan model ADI dalam

kegiatan pembelajaran IPA berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Argumentasi ilmiah dapat diartikan sebagai kemampuan siswa untuk

mengemukakan ide atau gagasan yang mampu menunjukkan hubungan antara

hasil pemikiran dengan bukti nyata yang diperoleh disertai alasan atau

pendukung lainnya. Peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah peserta

didik pada penelitian ini di ukur berdasarkan argumentasi lisan peserta didik

di dalam kegiatan pembelajaran biologi dan argumentasi tertulis peserta didik

berupa laporan hasil penyelidikan.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Kemampuan argumentasi ilmiah peserta didik yang diukur memerlukan

data kualitatif berupa argumentasi lisan peserta didik di dalam kegiatan

pembelajaran dan argumentasi tertulis peserta didik berupa laporan hasil

penyelidikan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perekaman Audio-Visual

Hasil perekaman audio-visual dalam penelitian ini digunakan

sebagai data primer. Alat perekam akan dipasang di satu tempat. Alat ini

akan merekam segala bentuk percakapan yang terjadi di dalam kelas dan

juga sebagai monitor terhadap jalannya proses belajar mengajar. Hasil

rekaman tersebut akan ditulis ulang dalam bentuk transkip. Hasil transkip

akan dianalisis menggunakan pola argumentasi Toulmin untuk melihat

tahapan argumentasi peserta didik. Sedangkan untuk melihat kualitas

(level) argumentasi lisan peserta didik, dianalisis menggunakan kerangka

analisis Osborne.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan peneliti saat penelitian

berlangsung. Catatan lapangan akan dijadikan sebagai data primer dan

digunakan untuk verifikasi terhadap hasil transkripsi, namun tidak

dianalisis secara spesifik. Catatan ini merupakan poin-poin penting yang

digunakan peneliti untuk menggambarkan keadaan dan fenomena yang

Page 46: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

32

terjadi selama pembelajaran. Sebelum membuat catatan lapangan, peneliti

terlebih dahulu membuat catatan di lapangan pada saat penelitian

berlangsung. Catatan lapangan adalah bahan mentah lengkap riset peneliti

yang dituliskan semuanya, atau peneliti akan lupa pada begitu banyak hal

atau hanya ingat sebagian hal-hal tertentu saja.5 Menulis catatan lapangan

ini bertujuan untuk mencatat segala sesuatu dengan rinci agar peneliti

tidak lupa pada begitu banyak hal atau hanya ingat sebagian hal-hal

tertentu saja yang terjadi selama penelitian berlangsung.

c. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) digunakan untuk melihat

argumentasi peserta didik secara tulisan. Hasil argumentasi tertulis akan

dianalisis menggunakan pola argumentasi Toulmin, untuk melihat tahapan

argumentasi peserta didik sebagaimana pengkodean pada analisis

argumentasi lisan peserta didik. LKPD ini dijadikan sebagai data

pendukung penelitian atau data sekunder.

d. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran

Keterlaksanaan sintaks pembelajaran kegiatan guru dan peserta

didik diobservasi menggunakan lembar observasi cheklist. Keterlaksanaan

sintaks pembelajaran kegiatan guru dan peserta didik dilakukan pada

setiap pertemuan di kelas. Kisi-kisi lembar observasi kegiatan guru dan

peserta didik dalam keterlaksanaan sintaks pembelajaran pada pertemuan

satu dan dua disajikan pada Tabel 3.1.

5 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2011), h. 179.

Page 47: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

33

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Peserta Didik dalam

Keterlaksanaan Pembelajaran

Sintaks Pembelajaran Deskripsi

Tahap Identifikasi

Topik Utama

Guru memperkenalkan topik utama untuk dipelajari peserta

didik dan untuk memulai pengalaman serta pengenalan

argumen yang baik beserta komponennya.

Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait

topik yang telah dimunculkan.

Guru meminta peserta didik untuk menjawab dan

membangun sebuah argumen yang terdiri dari klaim, bukti

dan alasan peserta didik.

Tahap Generalisasi

Data

Guru membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk

pembentukan kelompok kolaboratif dalam mencari dan

mengembangkan jawaban berdasarkan data-data yang dimiliki.

Tahap Produksi

Argumen Tentatif

Guru meminta setiap kelompok untuk membangun sebuah

argumen yang terdiri dari klaim, bukti dan alasan peserta didik.

Tahap Sesi

Argumentasi

Guru berperan sebagai moderator. Pada tahap ini, guru menjadi

fasilitator terhadap jalannya diskusi.

Tahap Diskusi

Reflektif Eksplisit

Guru mendorong peserta didik untuk mengembangkan

argumen yang dimiliki ke dalam penyelidikan.

Tahap Pembuatan

Laporan Penyelidikan

Guru memberikan tugas tugas berupa penulisan laporan

penyelidikan yang telah dilakukan.

Tahap Peer Review

Double Blind

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

saling bertukar informasi berupa data atau fakta yang berkaitan

dengan topik permasalahan untuk melengkapi data.

Tahap Revisi

Berdasarkan Peer

Review

Guru membimbing dan mengarahkan berjalannya tahap

menyimpulkan yang dilakukan oleh peserta didik.

Page 48: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

34

Instrumen penelitian yang digunakan diantaranya adalah lembar observasi

dan dokumentasi berupa rekaman kegiatan serta laporan tertulis hasil

penyelidikan siswa. Untuk lebih jelasnya, instrumen penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini secara sederhana dijelaskan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Deskripsi kegunaan instrumen penelitian yang digunakan

No. Instrumen Penelitian Deskripsi Kegunaan

1.

Lembar Observasi

Keterlaksanaan Model

ADI

Digunakan untuk mengukur keterlaksanaan

setiap tahapan kegiatan pembelajaran

menggunakan model ADI untuk setiap aktivitas

guru dan peserta didik berdasarkan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

2. Rekaman Kegiatan

Pembelajaran

Untuk memperoleh data argumentasi lisan

peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran

IPA digunakan dokumentasi berupa hasil

rekaman aktivitas peserta didik (audio visual

material). Rekaman argumentasi setiap peserta

didik di dalam kegiatan pembelajaran

digunakan untuk mengetahui peningkatan

argumentasi lisan peserta didik.

3. Laporan Hasil

Penyelidikan

Laporan hasil penyelidikan peserta didik

digunakan untuk memperoleh data argumentasi

tertulis peserta didik. Data tersebut digunakan

untuk mengetahui peningkatan argumentasi

tertulis peserta didik.

Penelitian ini digunakan rekaman kegiatan pembelajaran untuk merekam

segala aktivitas peserta didik sehingga dapat diperoleh data berupa argumentasi

lisan setiap peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran. Rekaman kegiatan

pembelajaran merupakan audio-visual materials yang dapat digunakan untuk

mengetahui kemampuan argumentasi lisan peserta didik. Hal ini sesuai yang

dikemukakan, bahwa “audio-visual materials consist of images or sounds that

Page 49: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

35

researchers collect to help them understand the central phenomenon under

study”.6

Pendukung lain yang digunakan pula adalah laporan hasil penyelidikan

untuk mendapatkan data argumentasi tertulis peserta didik. Laporan hasil

penyelidikan tersebut merupakan instrumen dokumen yang digunakan dalam

memperoleh data kualitatif argumentasi tertulis peserta didik. Dokumen dapat

berupa laporan atau jurnal yang mampu memberikan data kualitatif “... provide

valuable information in helping researchers understand central phenomena in

qualitative studies. They represent public and private documents”.7

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara

observasi/pengamatan partisipatif. Jenis observasi partisipatif yang dilakukan

dalam penelitian adalah observasi partisipatif pasif, dimana peneliti tidak ikut

terlibat dalam kegiatan pembelajaran.8 Data yang dikumpulkan data rekaman

audio-visual, LKPD dan catatan lapangan. Tahapan pengumpulan data pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan pada penelitian ini yaitu peneliti mempersiapkan

komponen yang dibutuhkan pada saat penelitian berlangsung. Persiapan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis Standar Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada mata

pelajaran Biologi SMA Kelas XI sesuai dengan kurikulum 2013.

b. Mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan pengajar pada saat penelitian.

c. Mempersiapkan instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data,

yaitu dengan membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Lembar

Observasi pada pertemuan 1 dan 2 juga mempersiapkan alat perekam

audio-visual.

6 John W. Creswell dan Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods

Research, SAGE Publications, 2011, p. 82-83. 7 Ibid, p. 46-83.

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. (Bandung: Alfabet,

2011), h. 227.

Page 50: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

36

d. Mendiskusikan dan merancang pembentukan kelompok sesuai LKPD

dengan pengajar untuk memicu peserta didik untuk berargumentasi secara

individu maupun kelompok.

e. Menguji validasi instrumen penelitian yang dilakukan oleh para ahli,

kemudian diperbaiki sesuai saran ahli.

f. Memperbanyak instrumen, yaitu LKPD untuk digunakan pada saat

penelitian berlangsung.

g. Mempersiapkan alat rekam sesuai kebutuhan. Peneliti menggunakan satu

buah alat perekam audio-visual.

h. Mempersiapkan label untuk menandai peserta didik dalam memudahkan

penelitian.

i. Menentukan tanda-tanda yang akan digunakan peserta didik dalam proses

diskusi, yaitu mengankat tangan dengan membuka jari-jari untuk

mengajukan pendapat, mengangkat tangan dengan mengacungkan jari

telunjuk untuk menambahkan pendapat, dan mengangkat tangan dengan

mengepalkan jari-jari untuk menyanggah atau menolak pendapat.

2) Tahap pelaksanaan

Penelitian ini berlangsung selama dua kali pertemuan untuk melihar profil

perkembangan argumentasi peserta didik dalam mengungkapkan pendapatnya

dan mengaitkan pengetahuan yang peserta didik miliki serta pengintegrasian

dalam konsep pelajaran biologi. Peran peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai pengamat pada saat penelitian berlangsung. Mengacu pada tujuan

dari penelitian ini sendiri yaitu untuk mengungkap keterampilan argumentasi

peserta didik yang terjadi dalam pembelajaran, peneliti hanya memotret atau

menggambarkan dan mendokumentasikan fenomena-fenomena yang ada

pada saat penelitian berlangsung.

Pertemuan ini diawali oleh pengajar dengan pendahuluan yang selanjutnya

dilakukan kegiatan inti sesuai dengan RPP. Peserta didik sebelumnya mengisi

LKPD secara individu, kemudian dibagi menjadi empat kelompok-kelompok

kecil dan pada tahap akhir terbentuk menjadi dua kelompok besar untuk

memasuki sesi argumentasi. Peserta didik saling mengemukakan pendapat

Page 51: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

37

dari masing-masing kelompok dengan menyertakan alasan-alasan yang telah

dikumpulkan. Tahap terakhir yang dilakukan adalah memberikan kesimpulan

dan meluruskan pendapat peserta didik serta memberikan refleksi dan

rangkuman dari materi yang telah dipelajari.

3) Tahap pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan pada tahap ini berupa rekaman audio-

visual yang memuat argumentasi lisan peserta didik, data yang dianalisis pada

penelitian ini adalah data primer yang berisi catatan lapangan dan percakapan

atau argumentasi peserta didik selama pembelajaran. Argumentasi lisan akan

ditranskip dan dianalisis. Sedangkan, data yang berasal dari LKPD individu

dan LKPD kelompok yang memuat argumentasi tulisan peserta didik tidak

dianalisis secara spesifik, namun digunakan untuk memverifikasi bahwa hasil

transkripsi sama dengan argumentasi tertulis yang tertuang dalam LKPD.

Sementara itu, lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran yang

dibuat dijadikan sebagai data pendukung penelitian.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari studi pendahuluan dan studi literatur

sebagai tahap persiapan kemudian melakukan intervensi penelitian dan observasi

atau pengukuran terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

ADI dan diskusi isu saintifik untuk memperoleh data. Berdasarkan data hasil

observasi atau pengukuran, dilakukan pengolahan data untuk mengetahui

peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah peserta didik seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Page 52: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

38

Gambar 3.1. Bagan alur penelitian.

Perumusan Proposal Penelitian

Observasi Awal dan Penentuan Judul Penelitian

Penyususnan Instrumen Penelitian

Validasi Instrumen oleh Ahli

Pengambilan Data

Argumentasi Lisan Argumentasi Tulisan

Analisis Data Penelitian

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 53: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

39

G. Analisis Data

Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan menggunakan teknik

observasi dan dokumentasi dengan mengumpulkan data argumentasi lisan peserta

didik dari hasil rekaman dan data argumentasi tertulis peserta didik dari laporan

hasil penyelidikan.

Penelitian ini dilakukan observasi partisipatif di dalam kegiatan

pembelajaran. Peneliti melakukan observasi partisipatif dengan maksud agar

peneliti dapat terlibat secara langsung ke dalam kegiatan observasi sehingga

mampu memberikan gambaran permasalahan pada setiap subjek penelitian

dengan lebih baik.

Selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran segala aktivitas partisipan

yang dikelompokkan ke dalam empat kelompok direkam menggunakan kamera

digital (audio-visual materials). Hasil rekaman audio ini yang menjadi data

kualitatif berupa argumentasi lisan peserta didik. Setelah selesai melaksanakan

kegiatan diskusi isu saintifik dan ADI, setiap peserta didik ditugaskan untuk

membuat laporan hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebagai data dokumen

untuk memperoleh data argumentasi tertulis peserta didik. Hasil rekaman audio

dan video serta laporan hasil penyelidikan untuk setiap kegiatan pembelajaran

menjadi data yang digunakan untuk menganalisis peningkatan kemampuan

argumentasi ilmiah peserta didik selama melaksanakan kegiatan pembelajaran

ADI dan diskusi isu saintifik.

1. Teknik Analisis Data

Analisis data diawali dengan membuat salinan atau transkrip percakapan

setiap peserta didik hasil dari video-sound recording seluruh kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan. Salinan percakapan digunakan sebagai data

argumentasi lisan peserta didik untuk dilakukan analisis secara kualitatif.

Page 54: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

40

Proses menganalisis percakapan argumentasi lisan peserta didik dalam

penelitian ini akan dijelaskan lebih rinci melalui empat tahap, yaitu sebagai

berikut:

1) Tahap Pembuatan Transkripsi

Pembuatan transkripsi diawali dengan membuat transkripsi dari rekaman

audio-visual kedalam bentuk tekstual, dalam hal ini disebut dengan teks asli.

Teks asli ini merupakan penulisan kembali seluruh percakapan yang terekam

dalam alat perekam.

2) Tahap Penghalusan Teks

Teks asli pada tahap ini mengalami proses penghalusan teks menjadi teks

dasar. Penghalusan dilakukan dengan cara penghapusan dan atau penyisipan

kata atau kalimat.9 Penghapusan dilakukan untuk menghapus kata yang

memiliki makna sama dengan kata sebelumnya. bagian yang dihapus di

masukkan kedalam tanda kurung atau “[...]”.10

Sedangkan, penyisipan kata

atau kalimat dilakukan agar proposisi menjadi lebih tajam tanpa keluar dari

acuan kalimat sebelumnya. Penulisan kata atau kalimat yang disisipkan

adalah dengan tanda cetak miring (italic).11

Pembuatan teks dasar ini

bertujuan agar kalimat-kalimat yang dihasilkan menjadi lebih efektif.

3) Tahap Reduksi

Reduksi ini berfungsi untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa

ditarik.12

Teks dasar yang telah dibuat mengalami reduksi data menjadi teks

yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada)

argumentasi.

9 Yanti Herlanti, Penilaian Proses Belajar Mengajar IPA di Kelas Melalui Pedagogi

Materi Subyek, Makalah Seminar Nasional Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011, tersedia online (http://www.academia.edu), diakses (08-02-2019), h. 89-90. 10

Ibid. 11

Ibid. 12

Roimanson Panjaitan, Metodologi Penelitian, (NTT: Jusuf Aryani Learning, 2017), h.

75.

Page 55: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

41

4) Tahap Penentuan Level Argumentasi

Penentuan level argumentasi berdasarkan kerangka kerja analisis dari

Osborne, et al.13

kerangka kerja analisis mengklasifikasikan level

argumentasi peserta didik sebagai berikut: Level 1 (Klaim berlawanan dengan

dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim). Level 2 (Klaim

disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung

sanggahan). Level 3 (Serangkaian klaim atau counter klaimdisertai dengan

data, penjamin,atau pendukung dengan sanggahan yang lemah). Level 4

(klaim dan counter claim dengan sanggahan yang dapat diidentifikasi dengan

jelas), dan terakhir level 5 (argumen yang lebih luas dengan lebih dari satu

sanggahan).

a. Analisis Tahapan Argumentasi Menurut Pola Argumentasi Toulmin

Pedoman penentuan komponen argumentasi berisi rubrik mengenai

komponen argumentasi berdasarkan Toulmin Argumentation Pattern (TAP) yaitu

claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal. Instrumen ini akan

memunculkan tabulasi komponen argumen peserta didik. Adapun rubrik

mengenai penentuan komponen argumentasi dapat dilihat pada Tabel 3.3.

13

Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, High-school Students’ Informal Reasoning

and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of Scientific Literacy?, International

Journal of Science Education: Vol. 31 No. 11, 2009, p. 1421-1445.

Page 56: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

42

Tabel 3.3 Rubrik Penentuan Komponen Argumentasi (Diadopsi dari

Fenny Roshayanti, 2013)14

Komponen

Argumentasi Deskripsi Fitur Linguistik

Claim

Bila peserta didik

mengembangkan claimnya

berdasarkan kartun konsep

yang disajikan atau

berdasarkan pernyataan siswa

lain. Claim berupa pernyataan

setuju.

Saya setuju dengan....

Saya mendukung....

Menurut saya.... sudah

tepat....

Counter

Claim

Bila peserta didik

mengembangkan claimnya

berdasarkan kartun konsep

yang disajikan atau

berdasarkan pernyataan siswa

lain. Claim berupa pernyataan

tidak setuju.

Saya tidak setuju....

Saya tidak sependapat....

Menurut saya.... tidak

sesuai....

Warrant

Bila peserta didik membuat

jaminan sebagai pembenaran

claim yang dibuatnya.

Saya setuju dengan....

karena....

Mengapa saya mendukung....

karena....

Hal yang membuat saya tidak

setuju adalah....

Backing

Bila peserta didik menyajikan

data-data atau fakta untuk

mendukung warrant yang

dibuatnya.

Berdasarkan yang pernah

saya alami....

Menurut apa yang terdapat di

buku....

14

Fenny Roshayanti, Pengembangan Asesmen Argumentatif untuk Meningkatkan Pola

Wacana Argumentasi Mahasiswa pada Konsep Fisiologi Manusia, Bioma Vol. 2 No. 1, 2013, h.

90-91.

Page 57: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

43

Bila kita lihat fakta-fakta

tentang....

Dari teori yang saya baca....

Saya pernah mendengar

tentang....

Fenomena, data/falta berikut

ini membuktikan....

Rebuttal

Bila peserta didik melakukan

penyanggahan terutama

terhadap pernyataan peserta

didik lainnya atau

penyanggahan terhadap

seluruh pernyataan pada

kartun konsep.

Saya tidak setuju dengan

pendapat Anda karena....

Saya tidak sependapat

dengan seluruh pernyataan

tersebut karena....

Saya tidak setuju dengan

Anda karena.... berdasarkan

yang pernah saya alami....

Qualifier

Bila peserta didik membrikan

kekuatan dari data kepada

warrants dan dapat membatasi

claim universal.

Kebanyakan....

Biasanya....

Selalu....

Kadang-kadang....

Page 58: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

44

b. Analisis Tingkatan (Level) Argumentasi Lisan Menurut Kerangka

Analisis Osborn

Unit analisis yang digunakan untuk mengungkapkan kualitas argumentasi

lisan peserta didik adalah kerangka analisis argumentasi menurut Osborne yang

dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kerangka Analisis untuk Menilai Kualitas Argumentasi Lisan

Peserta Didik Menurut Osborne (Diadopsi dari Yanti Herlanti)15

Level Keterangan

1

Argumentasi terdiri dari argumen-argumenberupa claim

sederhana versus claim berlawanan (counter claim) atau claim

versus claim.

2

Argumentasi terdiri dari argumen-argumen berupa claim dengan

counter claim yang disertai data, jaminan (warrant) atau

dukungan (backing) tapi tidak mengandung sanggahan (rebuttal).

3

Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan rangkaian

claim atau counter claim disertai dengan data, jaminan atau

dukungan dengan sesekali sanggahan yang lemah (weak

rebuttal).

4

Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan claim dengan

satu sanggahan yang dapat diidentifikasi jelas dan tepat, satu

argument dapat mengandung beberapa claim atau counter claim.

5

Argumentasi terdiri dari argumen-argumen yang luas (extended,

namun tetap terikat dengan topik yang disajikan) dengan lebih

dari satu sanggahan yang jelas dan tepat.

15

Yanti Herlanti, Blogquest+: Pemanfaatan Media Sosial pada Pembelajaran Sains

Berbasis Isu Sosiosaintifik Untuk Mengembangkan Keterampilan Berargumentasi dan Literasi

Sains, (Bandung: Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia, 2014), h. 24.

Page 59: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

45

c. Rubrik Penilaian LKPD

Rubrik yang digunakan dalam menganalisis penilaian LKPD tertera pada

tabel 3.5.

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian LKPD

Nomor 0 1 2

1 –

Pembentukan

claim

Tidak ada klaim yang

dibuat atau klaim yang

dibuat tidak relevan

untuk data/skenario

yang disajikan

Klaim yang dibuat

terkait lemah, atau

didukung oleh

penyajian

data/skenario, atau

klaim terlalu

luas/umum

Klaim yang dibuat

terkait jelas dengan

penyajian

data/skenario

disajikan dan

konservatif

2 –

Penggunaan

alasan

Tidak ada alasan yang

digunakan atau alasan

yang digunakan tidak

relevan untuk

data/skenario yang

disajikan (semua data)

Alasan yang

diberikan

mendukung lemah

klaim yang dibuat

dan/atau terlalu

umum

Alasan yang

diberikan cukup

mendukung klaim

yang dibuat,

mengidentifikasi

data spesifik dan

tren

3 – Pemberian

jaminan

(warrant)

Tidak ada jaminan

yang diberikan atau

jaminan yang diberikan

tidak relevan untuk

data/skenario yang

disajikan, atau benar-

banar tidak jelas.

Jaminan terkait

lemah dengan

alasan yang

berkaitan dengan

klaim, atau kurang

jelas

Jaminan bersifat

valid atau terang

dengan

penggunaan alasan

dan pembentukan

klaim.

4 – Counter

claim yang

disajikan

Tidak ada counter

claim yang dibentuk,

atau argumen yang

terbentuk tidak relevan

Argumen kontra

(counter claim)

yang diberikan

bersifat

Argumen kontra

(counter claim)

yang diberikan

jelas berhubungan

Page 60: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

46

untuk data/skenario

yang disajikan, atau

tidak bertentangan

dengan klaim sama

sekali

bertentangan

dengan klaim, atau

didukung

oleh/yang

berhubungan

dengan

data/skenario yang

disajikan (tidak ada

jawaban untuk kata

tanya “mengapa”)

dengan

data/skenario yang

disajikan dan

menentang klaim

5 – Bantahan

yang

ditawarkan

Tidak ada bantahan

yang ditawarkan, atau

sanggahan yang

ditawarkan tidak

relewan untuk

data/skenario yang

disajikan (“keduanya

valid atau diperlukan

penelitian lebih

lanjut”)

Bantahan yang

ditawarkan lemah,

tidak didukung

oleh alasan atau

hanya ekspansi di

jaminan/klaim.

Sanggahan jelas

dan didukung oleh

alasan,

menawarkan sudut

pandang baru

H. Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Model ADI

Penelitian ini dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan peserta didik

pada kegiatan pembelajaran menggunakan model ADI berdasarkan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk

mengetahui keterlaksanaan setiap tahapan model ADI dalam kegiatan

pembelajaran. Pada lembar observasi terdapat kolom “terlaksana” dan “tidak

terlaksana” untuk setiap tahapan model ADI yang di isi oleh pengamat sesuai

dengan keterlaksanaan tahapan pembelajaran. Skor untuk pilihan “terlaksana”

adalah satu (1) sedangkan skor untuk pilihan “tidak terlaksana” adalah nol (0).

Page 61: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

47

Untuk mengukur dan menghitung persentase keterlaksanaan tahapan model ADI

dalam kegiatan pembelajaran digunakan rumus perhitungan sebagai berikut.

Hasil perhitungan persentase keterlaksanaan model ADI tersebut

kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria keterlaksanaan model

pembelajaran seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran.16

Interval Persentase Keterlaksanaan

Pembelajaran (KP)

Interpretasi

0 % Tak satupun aktivitas terlaksana

0 % - 25 % Sebagian kecil aktivitas terlaksana

26 % - 50 % Hampir setengah aktivitas terlaksana

50 % Setengah aktivitas terlaksana

51 % - 75 % Sebagian besar aktivitas terlaksana

76 % - 99 % Hampir seluruh aktivitas terlaksana

100 % Seluruh aktivitas terlaksana

Tujuan dari diketahuinya persentase keterlaksanaan model pembelajaran

secara keseluruhan adalah untuk mengetahui apakah aktivitas guru dan peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model ADI terlaksana

sepenuhnya atau tidak.

16

Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Jakarta: Alfabeta. 2012.

Page 62: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang berasal dari hasil perekaman audiovisual dianalisis dengan

teknik analisis wacana. Adapun data yang berasal dari LKPD tidak dianalisis

secara spesifik, namun digunakan untuk memverifikasi bahwa hasil transkripsi

(wacana argumentasi lisan peserta didik) sama dengan wacana argumentasi tulisan

peserta didik yang tertuang dalam lembar kerja peserta didik (LKPD).

Argumentasi tertulis menunjukkan kemampuan peserta didik dalam membentuk

klaim, bukti, dan pendukung klaim dalam bentuk tulisan, sedangkan argumentasi

lisan menunjukkan kemampuan peserta didik dalam membentuk klaim, bukti, dan

pendukung klaim dalam bentuk wacana atau ucapan perkataan. Penelitian ini juga

dijelaskan dengan adanya catatan lapangan.

Argumentasi memiliki kontribusi dalam pembelajaran sains di kelas.

Argumentasi mendukung keberadaan proses kognitif dan metakognitif,

mendukung perkembangan kompetensi komunikasi dan berpikir kritis,

mendukung pencapaian literasi sains serta melatih untuk berbicara dan menulis

menggunakan bahasa sains.1 Bahasa di sini tentu meliputi pembicaraan dan lebih

spesifik lagi adalah argumentasi. Berdasarkan hal tersebut, maka model

argumentasi Toulmin ini lebih tepat digunakan, karena model ini termasuk yang

paling lengkap yang dapat menggambarkan kriteria dari suatu argumen. Model ini

pun lebih banyak dikembangkan, bahkan kualitas argumetasi peserta didik dapat

dinilai secara kuantitatif mulai dari level 1-5 berdasarkan kerangka kerja analisis

dari Osborne, et al. tahun 2004.

Argumentasi lisan peserta didik menunjukkan kemampuan peserta didik

untuk membentuk klaim (claim), bukti (data), jaminan/pendukung klaim

(warrant), dan sanggahan (rebuttal). Klaim berupa suatu pernyataan, bukti berisi

informasi yang mendukung klaim dan jaminannya, jaminan/pendukung klaim

1 Ofi Shofiyatun Marhamah, dkk., Penerapan Model Argument-Driven Inquiry (ADI)

dalam Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan

di Kelas X SMA Negeri 1 Ciawigebang, Quangga: Vol. 9 No. 2, 2017, h. 47.

Page 63: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

49

berupa alasan-alasan yang mendukung klaim dan sanggahan berupa bantahan atau

pernyataan perlawanan klaim.

Topik yang disajikan pada pertemuan pertama adalah mengenai tes

golongan darah dengan pembahasan orang dengan golongan darah O dapat

melakukan transfusi darah untuk semua golongan darah sedangkan orang dengan

golongan darah AB bisa menerima transfusi darah dari semua golongan darah.

Topik pada pertemuan kedua tentang frekuensi denyut nadi dengan pembahasan

bahwa frekuensi denyut nadi setelah minum air dingin lebih tinggi dibandingkan

setelah minum air hangat. Topik-topik yang disajikan dalam setiap pertemuan

menimbulkan pembentukan kelompok pro dan kontra yang selanjutnya

memungkinkan adanya kegiatan diskusi yang difasilitasi dalam kegiatan diskusi

isu saintifik dan tahapan-tahapan pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI).

1. Hasil Analisis Data Argumentasi Lisan Peserta Didik

a. Analisis Argumentasi Lisan Peserta Didik Pertemuan Pertama

Tingkatan (Level) dan visualisasi argumentasi lisan peserta didik pada

pertemuan pertama dapat dilihat pada Tabel dan Gambar 4.1.

Tabel 4.1. Tingkatan (Level) Argumentasi Pertemuan Pertama

Level Kategori Argumen yang Muncul

Jumlah Persen

1 Klaim (c) 2 25

2 Klaim+bukti (cd), Klaim+jaminan (cw) 3 37,5

3 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai

sanggahan yang lemah

3 37,5

4 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai

sanggahan yang bagus/jelas

0 0

5 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai lebih

dari satu sanggahan yang bagus/jelas

0 0

Jumlah 8 100

Page 64: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

50

Gambar 4.1. Visualisasi Argumentasi Pertemuan Pertama

Tingkatan (level) argumentasi lisan peserta didik pada pertemuan pertama

menunjukkan adanya komponen argumentasi berupa klaim (claim),

jaminan/pendukung klaim (warrant) dan sanggahan (rebuttal), dengan adanya

bukti (data) yang bersifat sederhana yang mendukung argumentasi peserta didik.

Kategori argumentasi yang hanya mengandung klaim berjumlah dua klaim atau

sebanyak 25%, sedangkan kategori klaim disertai bukti atau klaim disertai dengan

jaminan sebanyak tiga atau 37,5% begitupun dengan kategori klaim disertai bukti

dan jaminan dan sanggahan yang lemah sebanyak tiga atau 37,5%.

Page 65: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

51

Kategori argumentasi yang mengandung klaim dikemukakan oleh kelompok

pro-1 (P1).

Kategori Argumentasi yang mengandung klaim dan bukti atau klaim dan

jaminan dikemukakan oleh kelompok pro-1 (P2).

Kategori Argumentasi yang mengandung klaim dan bukti atau klaim dan

jaminan juga terlihat dari anggota kelompok pro-1 lainnya (L1) kepada kelompok

kontra.

33. Individu dengan golongan darah O negatif dapat

mendonorkan kepada semua tetapi hanya tidak bisa menerima.

11. Orang dengan golongan darah AB dapat menerima semua

golongan darah ABO. Karena memiliki antigen sel darah merah

A dan B dan juga golongan darah O yang tidak memiliki antigen

sehingga dapat mentransfusi kepada semua golongan darah

ABO.

8. Kami setuju bahwa golongan darah O dapat mentransfusi ke

semua golongan darah dan golongan darah AB dapat menerima

transfusi dari semua golongan darah, karena menerut kelompok

kami bahwa golongan darah O itu merupakan golongan darah

universal sehingga dapat mendonorkan kepada semua golongan

darah. Sedangkan golongan darah AB adalah golongan darah

recepient universal yaitu dapat menerima semua golongan

darah, menurut artikel yang telah kelompok kami pahami.

Page 66: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

52

Argumentasi yang termasuk dalam kategori klaim, jaminan dan bukti (crw)

yang disertai dengan sanggahan yang lemah berjumlah tiga buah, salah satunya

dikemukakan oleh kelompok kontra-1 (L2).

Argumentasi lain yang termasuk crw disertai dengan sanggahan yang

lemah diungkapkan oleh kelompok pro-1 (L3).

Analisis kategori argumentasi lisan di atas menunjukkan bahwa tingkatan

(level) argumentasi lisan peserta didik pada pertemuan pertama berada pada level

2 hingga 3. Komponen klaim yang terbentuk berjumlah lebih dari tiga, jaminan

dan bukti berjumlah lebih dari tiga dan sanggahan yang bersifat lemah berjumlah

lebih dari satu. Hal tersebut mengidentifikasikan bahwa proses diskusi pada tahap

sesi argumentasi berjalan cukup baik, walaupun hanya beberapa peserta didik

yang berpartisispasi dalam mengungkapkan pendapatnya. Dari 36 jumlah peserta

didik yang ada dalam satu kelas, hanya kurang dari sepuluh diantaranya yang

berani mengemukakan argument secara lisan.

16. Golongan darah O negatif memiliki antibodi yang dapat

bereaksi serius selama tranfusi darah berlangsung karena

golongan darah dengan rhesus positif dan negatif dapat

berbahaya jika bereaksi. Hal tersebut berdasarkan referensi yang

diambil dari halodokter yang menjelaskan tentang transfusi

darah.

23. Saya tidak setuju dengan pernyataan yang dilontarkan oleh

tim kontra. Karena orang yang bergolongan darah O dan

memiliki rhesus negatif itu hanya 1% dari 99% rhesus positif di

dunia. Jadi kemungkinannya sangat kecil sekali bergolongan

darah O dengan rhesus negatif karena perbandingannya 99%

dengan 1%.

Page 67: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

53

b. Analisis Argumentasi Lisan Peserta Didik Pertemuan Kedua

Tingkatan (level) argumentasi lisan peserta didik pada pertemuan kedua dapat

dilihat pada Tabel dan Gambar 4.2.

Tabel 4.2. Tingkatan (Level) Argumentasi Pertemuan Kedua

Level Kategori Argumen yang Muncul

Jumlah Persen

1 Klaim (c) 3 20

2 Klaim+bukti (cd), Klaim+jaminan (cw) 4 26,7

3 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai

sanggahan yang lemah

3 20

4 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai

sanggahan yang bagus/jelas

5 33,3

5 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai lebih

dari satu sanggahan yang bagus/jelas

0 0

Jumlah 15 100

Tingkatan (level) argumentasi lisan peserta didik pada pertemuan kedua

menunjukkan adanya komponen argumentasi berupa klaim (claim),

jaminan/pendukung klaim (warrant) dan sanggahan (rebuttal), dengan adanya

bukti (data) yang bersifat jelas yang mendukung argumentasi peserta didik.

Kategori argumentasi yang hanya mengandung klaim berjumlah tiga klaim atau

sebanyak 20%, kategori klaim disertai bukti atau klaim disertai dengan jaminan

sebanyak empat atau 26,7%, kategori klaim disertai bukti, jaminan dan sanggahan

yang lemah sebanyak tiga atau 20%, sedangkan kategori klaim disertai jaminan,

bukti dan sanggahan yang jelas sebanyak lima atau 33,3%.

Page 68: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

54

Gambar 4.2. Visualisasi Argumentasi Pertemuan Kedua

Analisis argumentasi lisan peserta didik pada pertemuan kedua memilikii

perbedaan dengan hasil analisis pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua,

argumentasi lisan peserta didik yang muncul terlihat lebih banyak dibandingkan

dengan pertemua pertama. Hal tersebut terungkap berdasarkan catatan lapangan

yang dilakukan oleh peneliti yang disebabkan oleh semakin terbiasanya peserta

didik dalam mengungkapkan pendapat dan gagasan pada saat berargumentasi,

selain itu peserta didik telah memiliki gambaran pada pertemuan sebelumnya.

Sehingga, pada pertemuan kedua peserta didik lebih aktif dalam berdiskusi di

kelas.

Page 69: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

55

Kategori argumentasi yang hanya mengandung klaim dikemukakan oleh

kelompok kontra-1 (P1).

Kategori Argumentasi yang mengandung klaim dan bukti atau klaim dan

jaminan dikemukakan oleh kelompok pro-1 (P2).

Kategori Argumentasi yang mengandung klaim dan bukti atau klaim dan

jaminan juga terlihat dari anggota kelompok kontra-1 (L1) kepada kelompok pro.

37. Tadi dikatakan bahwa suhu tubuh pada dasarnya panas dari

dalam diri sendiri. Itu sebenarnya juga bisa karena faktor lain

seperti apakah memang sedang sakit atau sedang berada pada

cuaca yang panas, jadi pasti akan mempengaruhi suhu tubuh

kita, lalu cara mengatasinya coba meminum air dingin karena

dapat menurunkan frekuensi denyut nadi menjadi lebih rendah.

6. Saya dari kelompok pro menyatakan setuju, karena alasannya

pada masing-masing kegiatan seperti meminum air dingin

jantung bekerja dengan porsinya masing-masing dalam

memompa darah, semakin santai atau rileks suatu kegiatan,

maka akan sedikit pula denyut jantung dan denyut nadi yang

berdetak. Begitu pula yang terjadi pada denyut nadi manusia.

Referensi yang mendukung itu tadi kami cari dari internet

mengenai laporan praktikum biologi denyut nadi manusia.

14. Referensi yang mendukung dilansir dari the health side. Ada

beberapa alasan mengapa tidak boleh minum air dingin.

Pertama, mengganggu pencernaan. Yang kedua menghilangkan

nutrisi. Ketiga, dapat beresiko terkena sakit tenggorokan. Yang

keempat, dapat menurunkan detak jantung. Sebagai jaminannya

yang menghubungkan data dengan klaim, penelitian tahun 2001

yang melibatkan 669 perempuan yang menunjukkan minum air

dingin dapat menyebabkan sakit kepala.

Page 70: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

56

Argumentasi yang termasuk dalam kategori klaim, jaminan dan bukti

(crw) yang disertai dengan sanggahan yang lemah berjumlah tiga buah, salah

satunya dikemukakan oleh kelompok pro-2 (L2).

Argumentasi lain yang termasuk crw disertai dengan sanggahan yang

lemah diungkapkan oleh kelompok kontra-2 (L3).

Argumentasi yang termasuk dalam kategori klaim, jaminan dan bukti

(crw) yang disertai dengan sanggahan yang jelas berjumlah lima buah, salah

satunya dikemukakan oleh kelompok kontra-1 (L4).

18. Saya tidak setuju dengan pendapat tim kontra, kenapa?

Karena saya sendiri sudah mencobanya kemarin. Setelah saya

minum air dingin, denyut nadi saya itu terasa semakin kencang.

Jadi jika sebelumnya denyut nadi saya biasa saja, tapi setelah

minum air dingin denyut nadi saya semakin kuat, semakin

terasa.

40. Seperti yang disampaikan oleh kelompok pro bahwasannya

minum air dingin tidak membuat frekuensi denyut nadi turun.

Jadi begini, air dingin yang masuk ke dalam tubuh kita akan

dinetralkan atau distandarkan, jadi tidak akan ada masalah sama

sekali. Air dingin tersebut akan distabilkan oleh tubuh kita, jadi

air dingin itu suhunya akan distabilkan di tubuh kita, jadi tidak

ada masalah. Misalkan, kalau ada yang berdampak ke sakit

seperti migrain kemungkinan minum air dinginnya terlalu

banyak.

8. Saya tidak setuju dengan pendapat kelompok pro. Alasannya

karena saat kita minum air es saraf trigeminus yang ada di

belakang leher kita akan terkejut. Hal ini menyebabkan detak

jantung yang memompa darah meunurun, itu juga menyebabkan

frekuensi denyut nadi kita semakin turun. Oleh karena itu saya

tidak setuju dengan pendapat Anda. Menurut kami, jika

meminum air dingin itu lebih tinggi itu salah.

Page 71: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

57

Argumentasi lain yang termasuk crw disertai dengan sanggahan yang jelas

diungkapkan oleh kelompok kontra-2 (L5).

Analisis kategori argumentasi lisan di atas menunjukkan bahwa tingkatan

(level) argumentasi lisan peserta didik pada pertemuan kedua berada pada level 3

hingga 4.

c. Hasil observasi keterlaksanaan tahapan-tahapan (sintaks) pembelajaran

Argument Driven Inquiry (ADI)

Observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan setiap tahapan-tahapan

(sintaks) model ADI dalam kegiatan pembelajaran. Keterlaksanaan model ADI di

ukur berdasarkan keterlaksanaan setiap aktivitas guru dan peserta didik pada

setiap tahapan model ADI dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan rencana

pelaksanaan pembelajaran. Untuk mengukur keterlaksanaan model ADI

digunakan lembar observasi ceklis dengan memberikan tanda (✓) pada kolom

“terlaksana” jika guru dan peserta didik melakukan tahapan kegiatan ADI, dan

pada kolom “tidak terlaksana” jika guru dan peserta didik tidak melakukan

kegiatan untuk setiap tahapan model ADI yang di isi oleh pengamat sesuai dengan

keterlaksanaan tahapan pembelajaran. Skor untuk pilihan “terlaksana” adalah satu

10. Saya akan menambahkan argumentasi dari kelompok Luthfi.

Kami tidak setuju bahwa minum air dingin membuat tinggi

frekuensi denyut nadi karena ketika minum air dingin kita

memperlambat atau menyempitkan peredaran darah, sehingga

detak nadi semakin turun. Contoh ketika sedang berlari, kita

akan merasa capek, merasa dehidrasi, kita otomatis minum air

dingin kan? Itu suhu tubuh kita lagi naik-naiknya jika setelah

lari-lari, jadi gunanya air dingin tersebut untuk menetralkan

suhu tubuh sehingga detak nadi tidak terlalu berdetak cepat.

Referensi yang mendukung adalah ada di artikel halodoc yang

menyatakan bahwa minum air dingin itu melemahkan detak

jantung.

Page 72: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

58

(1) sedangkan skor untuk pilihan “tidak terlaksana” adalah nol (0). Data kegiatan

observasi keterlaksanaan pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Tahap Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Pertemuan 2

Tahap Identifikasi Topik Utama 100 100

Tahap Generalisasi Data 100 100

Tahap Produksi Argumen Tentatif 100 100

Tahap Sesi Argumentasi 100 100

Tahap Diskusi Reflektif Eksplisit 100 100

Tahap Pembuatan Laporan Penyelidikan 100 100

Tahap Peer Review Double Blind 100 100

Tahap Hasil Revisi Berdasarkan Peer Review 100 100

Persentase (%) 100 100

Rata-rata Persentase (%) 100

Hasil perhitungan persentase keterlaksanaan model pembelajaran tersebut

kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria keterlaksanaan model

pembelajaran, dapat diketahui persentase keterlaksanaan model pembelajaran

secara keseluruhan berada pada interval persentase keterlaksanaan pembelajaran

(KP) 100% dengan interpretasi Seluruh aktivitas terlaksana. Hal tersebut

menunjukkan bahwa aktivitas guru dan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran terlaksana sepenuhnya.

B. Temuan Hasil Analisis

Hasil analisis argumentasi lisan peserta didik pada diskusi melalui

pembelajaran ADI dan diskusi isu saintifik yang dilakukan, terdapat temuan yang

dapat mengungkap proses yang terjadi. Adapun temuan hasil analisis adalah

sebagai berikut:

1. Beberapa argumentasi peserta didik tidak sesuai harapan

Temuan yang didapat dari hasil analisis data adalah masih terdapat

argumentasi peserta didik yang kurang sesuai harapan, baik argumentasi lisan

maupun tulisan. Jawaban yang dikemukakan peserta didik baik dalam proses

Page 73: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

59

diskusi maupun dalam pengisian LKPD kurang mengandung informasi yang kuat

dan sistematis. Selain itu, kemampuan peserta didik dalam menyajikan data

maupun sumber masih kurang.

2. Terdapat peserta didik yang berkontribusi aktif dan pasif dalam diskusi

Diskusi yang dilakukan pada setiap pertemuan terdiri dari diskusi dalam

kelompok kecil dan diskusi dalam kelompok besar, hal ini didukung oleh catatan

lapangan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Beberapa peserta didik

terlihat berkontribusi aktif, baik dalam mengemukakan pendapatnya maupun

dalam menuliskan argumentasinya dalam setiap diskusi. Sedangkan beberapa

peserta didik yang lain berkontribusi pasif saat diskusi berlangsung. Contoh

kontribusi pasif yang dilakukan adalah membicarakan hal-hal di luar topik diskusi

dan bergurau dengan teman yang lain.

3. Terdapat percakapan yang tidak sesuai dari materi diskusi

Temuan lain pada catatan lapangan yang didapatkan pada saat diskusi

berlangsung, baik diskusi dalam kelompok kecil maupun diskusi dalam kelompok

besar menyatakan bahwa beberapa peserta didik membicarakan hal-hal yang tidak

berkaitan dengan topik diskusi. Beberapa di antaranya mengungkapkan jawaban

yang tidak serius yang menyebabkan peserta didik lainnya tertawa dan

membubarkan konsentrasi serta mengakibatkan diskusi tidak berjalan dengan

kondusif sehingga berkurangnya waktu diskusi dan guru harus berusaha lebih

keras untuk mengembalikan konsentrasi peserta didik dan membuat suasana kelas

menjadi kondusif kembali.

4. Faktor-faktor berpengaruh dalam penerapan model ADI

Peran guru dalam diskusi melalui pembelajaran ADI ini sangat penting

karena selain memimpin jalannya diskusi, memastikan tahapan-tahapan (sintaks)

pembelajaran ADI terlaksana, guru juga diharapkan dapat memberikan stimulus-

stimulus agar peserta didik bersedia mengungkapkan pendapatnya. Catatan

lapangan menunjukkan bahwa guru sudah menstimulus peserta didik secara

Page 74: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

60

optimal dalam proses diskusi pada setiap pertemuan, namun pembiasaan

penerapan model ADI dalam pembelajaran, alokasi waktu jam mata pembelajaran,

pemilihan tema materi pelajaran, dan jumlah peserta didik dalam satu kelas

berpengaruh dalam proses dan hasil pembentukan argumentasi peserta didik.

C. Pembahasan

Keterampilan argumentasi merupakan sebuah proses kemampuan berpikir

yang memerlukan waktu untuk pembiasaan atau latihan. Topik pembahasan yang

disajikan dalam penelitian ini mampu dijadikan sebagai media pembiasaan atau

latihan di dalam kelas. Menyajikan isu permasalahan di dalam kelas dan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya

masing-masing, hal tersebut dapat menjadi salah satu cara yang baik untuk

mendukung keterampilan peserta didik dalam berargumentasi. Peserta didik

dilibatkan dalam hal berpendapat dan mengambil keputusan yang bersifat ilmiah.

Diskusi dan penyelidikan yang berlangsung selama dua pertemuan tersebut

membagi peserta didik menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok pro dan

kontra. Untuk menentukan peserta didik berada dikelompok pro atau kontra,

pertama-tama peserta didik mengisi lembar kerja peserta didik (LKPD) individu

yang mengungkap pengetahuan awal dan argumentasi pribadi peserta didik

mengenai topik pembahasan yang akan dipelajari. Kemudian peserta didik

dikelompok menjadi empat kelompok kecil untuk saling berdiskusi dan bertukar

ide satu sama lain yang didukung dengan berbagai sumber baik menggunakan

buku cetak maupun internet dengan mengisi LKPD kelompok, selanjutnya

membagi peserta didik menjadi dua kelompok untuk masuk pada tahap sesi

argumentasi lisan.

Topik pembahasan pertama yang disajikan adalah tentang golongan darah

manusia, “Setujukah Anda bahwa orang dengan golongan darah O dapat

melakukan transfusi darah untuk semua golongan darah sedangkan orang dengan

golongan darah AB bisa menerima transfusi darah dari semua golongan darah?”.

Peserta didik pada pertemuan pertama ini sudah cukup mampu untuk melihat dari

berbagai sudut pandang dalam suatu isu atau permasalahan dan mengambil

Page 75: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

61

kesimpulan. Tingkatan argumentasi lisan peserta didik pada pertemuan pertama

berada pada level 2 hingga 3, yang berarti peserta didik mampu menyajikan klaim

dengan penjamin klaim saja, dan klaim dengan penjamin klaim disertai data dan

bukti yang mendukung klaim tetapi masih bersifat sederhana dan belum valid.

Pertemuan kedua menyajikan isu pembahasan tentang frekuensi denyut nadi

manusia, “Setujukah Anda bahwa frekuensi denyut nadi setelah minum air dingin

lebih tinggi dibandingkan setelah minum air hangat?”. Topik ini juga mampu

membagi peserta didik menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok pro dan

kelompok kontra. Keterampilan argumentasi lisan peserta didik pada pertemuan

kedua mencapai level 4, di mana peserta didik sudah mampu menyajikan klaim,

penjamin klaim dan bukti/data yang berkaitan dengan sumber yang cukup relevan.

Kualitas argumentasi peserta didik secara keseluruhan pada pertemuan kedua

lebih baik dibandingkan dengan pertemuan pertama, hal tersebut juga terlihat dari

jumlah peserta didik yang bersedia mengungkapkan pendapatnya mengalami

peningkatan. Hasil pengamatan catatan lapangan dan analisis data selama

penelitian dilaksanakan, mengungkap bahwa pada pertemuan kedua peserta didik

dan pendidik telah terbiasa ddalam mengungkapakan pendapat dan gagasan pada

saat berargumentasi. Selain itu, pada peretemuan kedua ini peserta didik lebih siap

melakukan pembelajaran ADI karena telah memiliki gambaran pelaksanaan pada

pertemuan sebelumnya, berdiskusi dan mengungkapkan argumentasi.

Penentuan dari sampel pada penelitian ini juga menjadi salah satu hal yang

berpengaruh terhadap keterampilan argumentasi lisan peserta didik yang dicapai,

sampel yang didasarkan atas rekomendasi guru kelas berdasarkan kemampuan

akademis, kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam kelas tersebut turut

mendukung hasil data penelitian berupa argumentasi peserta didik yang mencapai

level 3 pada pertemuan pertama dan level 4 pada pertemuan kedua.

Argumentasi yang dihasilkan merupakan argumentasi yang sesuai dan

beberapa tidak sesuai dengan topik pembahasan, selama proses berargumentasi

beberapa peserta didik berkontribusi aktif dan pasif. Hal tersebut diketahui

berdasarkan poin-poin catatan lapangan mengenai argumentasi peserta didik.

Pembiasaan penerapan model ADI dan diskusi isu saintifik dalam pembelajaran,

Page 76: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

62

alokasi waktu jam mata pembelajaran, pemilihan tema materi pelajaran, dan

jumlah peserta didik dalam satu kelas merupakan faktor-faktor yang turut

berpengaruh dalam mengungkap keterampilan argumentasi ilmiah peserta didik.

Tahap pembiasaan kepada peserta didik terhadap model dan metode

pembelajaran yang digunakan berpengaruh terhadap kualitas argumentasi peserta

didik, hal tersebut dapat diketahui berdasarkan keterlaksanaan tahapan-tahapan

(sintaks) pembelajaran ADI dan data argumentasi yang telah dianalisis. Maka,

untuk meningkatkan level argumentasi peserta didik diperlukan kreativitas guru

dalam memilih model dan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan

kepada peserta didik.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan peran dari guru yang dapat

memberikan umpan balik dan dorongan pada peserta didik untuk mengungkap

argumentasi menjadi hal lain yang mendukung berjalannya diskusi dalam

penelitian ini. Guru sebagai fasilitator diskusi juga harus menguasai sumber-

sumber terkait yang telah disediakan pada artikel penelitian agar mampu

mengarahkan peserta didik dengan baik sehingga peserta didik mampu

berargumen dengan lebih maksimal. Sebagaimana teori yang mengatakan bahwa

guru perlu untuk meninjau literatur yang relevan dan tidak hanya memproduksi

ide dan kerangka kerja dari sumber.2

Guru juga perlu untuk membuat kesimpulan sendiri terkait topik diskusi

berdasarkan bukti/data yang tersedia untuk menentukan akhir dari diskusi yang

berlangsung di dalam kelas. Instruksi yang kurang jelas dan pengetahuan yang

terbatas menunjukan bahwa guru kurang mempunyai pengetahuan yang luas yang

dibutuhkan untuk mengarahkan peserta didik dalam menuliskan argumennya.3

Selain peran guru sebagai fasilitator, hal yang juga berpengaruh pada

pembentukan argumentasi peserta didik adalah waktu belajar dan kondisi kelas.

Catatan lapangan menunjukkan bahwa pada setiap pertemuan, diskusi dan sesi

argumentasi masih bersifat umum, hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu

2 Ursula Wingate, ‘Argument!’ Helping Students Understand What Essay Writing is

about, Journal of English for Academic Purposes: 11, 2012, p.152. 3 Ibid.

Page 77: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

63

belajar dan kondisi kelas yang sudah tidak kondusif terkait dengan selesainnya

jam pelajaran biologi.

Pembelajaran model ADI dan kemampuan berargurmantasi sendiri perlu

pembiasaan dan inovasi. Beberapa peserta didik masih membutuhkan stimulus

lebih dan terlihat kesulitan dalam mengungkapkan pendapatnya. Aspek lain yang

juga penting adalah terkait pemilihan topik permasalahan yang disajikan

hendaknya isu tersebut memungkinkan peserta didik dapat memberikan

pemecahan masalah secara ilmiah. Selain itu, guru perlu untuk menjelaskan secara

eksplisit kepada peserta didik bagaimana cara melakukan debat dan diskusi,

seperti yang telah dilakukan pada penelitian ini. Hal tersebut menjadi hal yang

berpengaruh terhadap proses jalannya diskusi dan argumen-argumen yang

dihasilkan serta bahasa peserta didik yang lebih terstruktur dalam mengemukakan

pendapat.

Diskusi dan penyampaian argumentasi yang dilakukan melalui pembelajaran

ADI dan diskusi isu saintifik di dalam kelas dalam hal ini memang mampu

memberikan suasana yang berbeda dalam belajar, namun diperlukan instruksi

lebih jelas dan lebih detail mengenai pelaksanaannya. Sehingga penelitian ini

memberikan hasil bahwa keterampilan argumentasi ilmiah peserta didik pada

konsep sistem peredaran darah manusia sudah cukup baik, akan tetapi perlu

instruksi khusus dan pembiasaan dalam pelaksanaannya.

Model pembelajaran ADI memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk membangun penjelasan dan berbagi ide baik dalam kelompok kecil maupun

kelompok besar selama melakukan diskusi di kelas. Hal tersebut dapat

menciptakan suasana kelas yang terasa prosesnya dalam pembelajaran sains.

Model ADI berbeda dibanding model pembelajaran lain karena ADI menyediakan

kesempatan kepada pesertra didik untuk merancang penelitian dan menemukan

hasil sendiri, selain itu peserta didik juga dapat terlibat dalam sesi argumentasi

dimana proses sesi argumentasi ini dapat mendukung satu sama lain untuk saling

berbagi ide.4

4 Tuba Demisrcioglu dan Sedat Ucar, Investigating The Effect of Argument-Driven

Inquiry in Laboratory Instruction, Educational Sciences: 15 (1), 2015, p. 268-279.

Page 78: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

64

Model ADI dapat mendukung peserta didik untuk berargumentasi. Peserta

didik dirangsang untuk membentuk argumentasinya melalui topik permasalahan

yang diberikan pada saat proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan

bahwa lingkungan belajar yang mendukung peserta didik untuk menyampaikan

pendapatnya (berargumentasi) dan mengkomunikasikan pemikirannya untuk

membentuk alur penalaran yang terstruktur.5 Hal ini terlihat jelas bahwa model

ADI dinilai mampu meningkatkan keterampilan argumentasi peserta didik guna

menyelesaikan masalah yang disampaikan saat pembelajaran. Argumentasi yang

disampaikan juga harus berdasarkan bukti dan jaminan yang kuat, untuk

mendukung argumen yang dikemukakan, tidak hanya itu peserta didik juga

dituntut untuk membuktikan argumennya melalui percobaan guna mencari jalan

keluar dari sebuah permasalahan.

Model pembelajaran ADI merupakan salah satu pembelajaran berbasis inkuiri

yang dapat mendorong peserta didik terlibat dalam pengalaman laboratorium yang

lebih ilmiah otentik dan edukatif.6 Model pembelajaran ini juga lebih edukatif

bagi peserta didik karena dapat menerima umpan balik seluruh proses dan peserta

didik diberikan kesempatan untuk belajar dari kesalahan.7

Tahapan model pembelajaran ADI dinilai mampu meningkatkan argumentasi

ilmiah peserta didik karena topik-topik yang diangkat adalah topik yang ada

dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ADI menjadi salah satu model

pembelajaran alternatif yang paling efektif untuk meningkatkan pemahaman

peserta didik terhadap konsep-konsep biologi. Hal ini sesuai dengan penelitian

The Effect Of Argument Driven Inquiry On Student Understanding Of High

School Biology Concepts yang menyatakan bahwa penelitiannya yang

5 Safia Abbas, dan Hajime Sawamura, Developing an Argument Learning Environment

Using AgentBased ITS (ALES), Educational Data Mining: 1, 2009, p. 200. 6 Neni Hasnunidah, Pembelajaran Biologi Dengan Strategi Argumen Driven Inquiry dan

Keteramplan Argumentasi Peserta Didik, (Bandar Lampung: Jurnal Pendidikan Biologi FKIP

UNS, 2015), h. 9. 7 Ibid.

Page 79: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

65

menggunakan model pembelajaran ADI memiliki efek positif terhadap

pembelajaran dan pemahaman konsep-konsep biologi.8

Peningkatan keterampilan argumentasi peserta didik juga terlihat pada

tahapan model pembelajaran ADI yang terdiri dari identifikasi topik utama,

generalisasi data, pengumpulan dan analisis data, produksi argumen tentatif, sesi

argumentasi, diskusi reflektif eksplisit, pembuatan laporan investigasi, double-

blind peer review, revisi laporan berdasarkan hasil peer review.

Tahapan identifikasi topik utama merupakan tahapan memperkenalkan topik

untuk dipelajari dengan memancing perhatian peserta didik terhadap suatu

fenomena. Pemunculan topik utama pada suatu fenomena dinilai mampu

membangkitkan partisipasi peserta didik karena topik tersebut dapat dikaji dari

berbagai aspek dan sudut pandang. Tahap identifikasi topik utama menjadi dasar

pembentukan argumen yang menuju pada pemecahan masalah. Model

pembelajaran ADI, melatih peserta didik untuk membuat argumen, berdasarkan

literasi yang dibaca, pengetahuan (konsep dan teori yang dipelajari) dan

pengalaman yang telah didapatkan. Hal inilah yang nantinya akan dapat

memperkuat argumentasi peserta didik.

Tahap generalisasi data merupakan tahapan untuk mencari informasi dan

mengembangkan jawaban berdasarkan data-data yang dimiliki. Tahapan ini

menuntut peserta didik untuk mengumpulkan data atau fakta dan mencari

informasi tambahan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Kegiatan diskusi dengan teman kelompok membantu peserta didik untuk

menemukan ide atau solusi terkait masalah yang dimunculkan.

Tahap produksi argumentasi tentatif memberikan kebebasan kepada peserta

didik untuk berargumentasi dan mencari informasi-informasi tambahan dengan

menggunakan internet ataupun sumber literatur lainnya. Tahap ini dinilai mampu

membuat peserta didik menghasilkan argumentasi yang dikaitkan dengan konsep

atau teori yang sedang dipelajari. Tahapan ini dilakukan guna memperoleh

8 Carol Payne Myers, The Effect Of Argument Driven Inquiry On Student Understanding

Of High School Biology Concepts,(Bozeman, Montana: A Professional Papper submitted in partial

fulfillment of the requirments for the degree master of science education Montana State

University, 2015), p.28.

Page 80: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

66

argumen yang kuat disertai penjelasan, bukti-bukti yang digunakan untuk

mendukung ide-ide dan alasan yang telah dibuat. Peserta didik perlu memahami

bahwa pengetahuan ilmiah tidak dogmatis dan ilmuwan harus dapat mendukung

klaim dengan bukti dan penalaran yang tepat. Hal ini dinilai mampu membuat

peserta didik mengembangkan argumen dan menentukan apakah bukti yang ada

berlaku, relevan, memadai, dan cukup meyakinkan untuk mendukung klaim.

Tahap sesi argumentasi dinilai mampu menyediakan konteks yang otentik

bagi peserta didik unuk belajar bagaimana berpartisipasi dalam aspek-aspek sosial

dari argumentasi ilmiah.9 Sesi pembuatan argumen tentatif maupun sesi

argumentasi, mampu membuat peserta didik lebih memahami konten yang akan

dijadikan dukungan bagi argumen yang telah dibuat saat menjalani sesi

argumentasi. Peserta didik dibiasakan untuk membaca literasi terlebih dahulu

sebelum membuat argumen dan menganalisis informasi-informasi yang didapat

dari sumber literasi yang dibaca. Cara seperti ini mampu membuat peserta didik

mengolah, menganalisis, mengevaluasi pengetahuan dan informasi-informasi

terbaru yang akan mendukung argumentasi yang telah dibuat. Terkait hal tersebut,

diperkuat oleh penelitian sebelumnya. pada penelitian tersebut, diketahui bahwa

penerapan model ADI memiliki tahapan pembuatan argumen tentatif dan sesi

argumentasi yang dipandang sebagai langkah yang tepat untuk melatih

kemampuan argumentasi dan meningkatkan kualitas argumentasi peserta didik.10

Tahap diskusi reflektif eksplisit, merupakan tahap dimana guru mempunyai

peran mendorong peserta didik untuk mengembangkan argumen yang dimiliki ke

dalam penyelidikan. Tahapan ini dinilai mampu membuat peserta didik menjadi

seperti ilmuwan karena peserta didik merancang penyelidikan untuk

mengumpulkan data dan informasi yang akan menguatkan alasan dan

mengembangkan argumen yang telah dibuat. Hasil penyelidikan merupakan suatu

data atau fakta yang telah didapatkan untuk mendukung argumen dan alasan

terhadap suatu permasalahan. Tahapan ini juga memperlihatkan keaktifan dan

9 Neni Hasnunidah, op. cit., h.22.

10 Wahyu Sukma Ginanjar, Penerapan Model Argument Driven Inquiry Dalam

Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa SMP, (Bandung:

Skripsi Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, 2014), hal. 1.

Page 81: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

67

saling kerja sama antara peserta didik, dimana peserta didik dalam kelompoknya

bersedia menerima ide-ide atau pendapat lain yang disampaikan oleh temannya.

Tahapan pembuatan laporan penyelidikan (laporan praktikum) merupakan

tahap pemberian tugas berupa penulisan laporan penyelidikan yang telah

dilakukan. Tahapan ini dinilai mampu membuat peserta didik kembali

menganalisis argumen dan data-data, serta informasi yang telah dikumpulkan

secara berkelompok. Hal ini dapat membuat peserta didik memahami konten dan

menggali suatu konsep yang dapat dijadikan bukti untuk mendukung argumennya.

Tahap peer review double blind merupakan tahap dimana guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk saling bertukar informasi berupa data atau

fakta yang berkaitan dengan topik permasalahan untuk melengkapi data-data.

Tahap ini sekaligus memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk

melakukan penilaian atas pekerjaan pembuatan laporan penyelidikan kelompok

lain secara acak dan tertutup.

Tahap selanjutnya merupakan sintaks terakhir dalam model pembelajaran

Argument Driven Inquiry. Sintaks kedelapan ini yaitu tahap revisi laporan

berdasarkan hasil peer review. Tahapan ini menuntut peserta didik merangkai

fakta-fakta berdasarkan data dan informasi yang telah didapatkan untuk menuju

suatu kesimpulan yang berbentuk solusi penyelesaian masalah. Peran guru juga

sangat membantu untuk membimbing dan mengarahkan berjalannya tahap

menyimpulkan dari penyelidikan yang telah dilakukan bersama teman

sekelompok. Peserta didik memberikan tanggapan ulang berupa revisi laporan

penyelidikan berdasarkan hasil peer review bersama teman sejawatnya.

Kedelapan tahapan model ADI yang dilakukan oleh peserta didik dan

pendidik memperlihatkan bahwa kemampuan berargumentasi peserta didik

menjadi lebih aktif, lebih tertarik dan menyenangkan, lebih kritis dan lebih

terangsang rasa ingin tahunya.

Page 82: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Profil keterampilan argumentasi lisan peserta didik dengan menerapkan

model pembelajaran Argumen Driven Inquiry (ADI) dan Diskusi Isu Saintifik,

menurut kerangka analisis Osborne dan analisis pola argumentasi Toulmin

mencapai level 4. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peserta didik telah mampu

mengemukakan klaim (claim) disertai dengan penjamin klaim (warrant) dan

sanggahan (rebuttal) dengan cukup baik dan jelas. Diskusi yang berlangsung di

dalam kelas cukup interaktif dan atraktif.

B. Saran

1. Bagi guru atau pendidik diharapkan dapat menjelaskan secara eksplisit

kepada peserta didik mengenai berargumentasi, diskusi dan debat selama

pembelajaran serta membahas konsep materi biologi yang disampaikan secara

lebih detail pada proses diskusi kepada peserta didik untuk melatih dalam

menghubungkan konsep dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu,

Memperkuat peran guru dalam proses diskusi, baik dalam hal memberikan

umpan balik serta stimulus maupun kesiapan dalam segi pengetahuan agar

diskusi berjalan lebih aktif.

2. Bagi sekolah, Model Argumen Driven Inquiry (ADI) dan Diskusi Isu

Saintifik dapat digunakan sebagai model alternatif sebagai pembelajaran

berbasis inquiry untuk mengembangkan keterampilan argumentasi ilmiah

peserta didik.

3. Bagi peserta didik diharapkan terus melakukan pembiasaan dan latihan guna

meningkatkan keterlampilan argumentasi pada konsep-konsep biologi yang

lain dan pada berbagai model pembelajaran.

4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan tahap pembiasaan terlebih

dahulu kepada peserta didik terhadap model dan metode pembelajaran yang

digunakan, sebelum dilakukan tahap pengambilan data, untuk meningkatkan

kualitas level argumentasi peserta didik.

Page 83: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

69

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Safia., & Sawamura, Hajime. Developing an Argument Learning

Environment Using AgentBased ITS (ALES). Educational Data Mining: 1,

2009.

Amin, Astuti Muh., dan Corebima, A. D. Analisis Persepsi Dosen Terhadap

Strategi Pembelajran Reading Questioning And Answering (RQA) Dan

Argument Driven Inquiry (ADI) Pada Program Studi Pendidikan Biologi

Di Kota Makasar. Makasar: Seminar Nasional II, 2016.

Andriani, Yuli., dan Riandi. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Melalui

Pembelajaran Argument Driven Inquiry pada Pembelajaran IPA Terpadu

Di SMP Kelas VII. EDUSAINS. 7(2) 114-120, 2015.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Bekiroglu, Feral Ogan., & Eskin, Handan. Examination of the Relationship

Between Engagement In Scientific Argumentation And Conceptual

Knowledge. International Journal of Science and Mathematics Education:

10, 2012.

Bricker, Leah A., & Bell, Philip. Conceptual of argumentation from science

studies and the learning sciences and their implication for practices of

science education. Science Education. 92(3), 2008.

Creswell, J. W., and Clark, V. L. P. Designing and Conducting Mixed Methods

Research. SAGE Publications, 2011.

Dawson, Vaille., & Venville, Grady Jane. High-school Students’ Informal

Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of

Scientific Literacy?. International Journal of Science Education. Vol. 31

No. 11, 2009.

Demisrcioglu, Tuba., & Ucar, Sedat. Investigating The Effect of Argument-

Driven Inquiry in Laboratory Instruction. Educational Sciences: 15 (1),

2015.

Devi, Ninda Dwi Cahya., dkk., Analisis Kemampuan Argumentasi Siswa SMA

Pada Materi Larutan Penyangga. Surakarta: FKIP UNS, 2018,

Driver, Rosalind., Newton, Paul., & Osborne, Jonathan. Establishing The Norms

of Scientific Argumentation in Classrooms. Science Education. 84(3),

2000.

Page 84: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

70

Eemeren, Frans H. Van., & Grootendorst, Rob. A Systematic Theory of

Argumentation: The Pragma-Dialectical Approach. New York:

Cambridge University Press, 2004.

Effendi, Sofian., dan Singarimbun, Masri. Metode Penelitian survai. Jakarta:

LP3ES, 2011.

Ennis, Robert H. Critical Thinking. New Jersey: Prentice Hall, Inc, 1996.

Erduran, S., & Maria, P.J. Argumentation in Science Education. London:

Springer, 2008.

Erduran, S., Simon, S., & Osborne, J. TAPing into Argumentation: Developments

in the Application of Toulmin’s Argument Pattern for Studying Science

Discourse. Science Education. 88 (6), 2004.

Faiqoh, Nurul., dkk., Profil Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas X dan XI

MIPA di SMA Batik 1 Surakarta pada Materi Keanekaragaman Hayati.

Jurnal Pendidikan Biologi: 7(3), 2018.

Indra Fardhani, dkk., Analisis Kualitas Argumentasi Siswa Kelas VII SMP pada

Materi Ekosistem dengan Metode Debat. Makalah Seminar Nasional

Pendidikan dan Penelitian Biologi. Bandung: UPI Bandung, 2011.

Freeley, Austin, J., & Steinberg, David L. Argumentation and Debate: Critical

Thinking for Rational Decision making 12th edition. USA: Wadsworth

Cengage Learning, 2009.

Ginanjar, Wahyu Sukma. Penerapan Model Argument Driven Inquiry Dalam

Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah

Siswa SMP. Bandung: Skripsi Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA

UPI, 2014.

Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia,

2002.

Hanife, Hakyolu., & Bekiroglu, F.O. Assessment of Student’s Science Knowledge

Levels and Their Involvement with Argumentation. International Journal

of Cross-Disciplinary Subjects in Education (IJCDSE). 2(1), 2011.

Hasnunidah, Neni. Pembelajaran Biologi dengan Strategi Argument Driven

Inquiry dan Keterampilan Argumentasi Peserta Didik. Bandar Lampung:

Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2015.

Hasnunidah, Neni., dkk., Peningkatan Pola Wacana Argumentasi Mahasiswa

melalui Penggunaan Scaffolding dalam Strategi Argument-Driven Inquiry.

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2015.

Page 85: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

71

Herlanti, Yanti. Blogquest+: Pemanfaatan Media Sosial pada Pembelajaran

Sains Berbasis Isu Sosiosaintifik Untuk Mengembangkan Keterampilan

Berargumentasi dan Literasi Sains. Bandung: Program Studi Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan

Indonesia, 2014.

Herlanti, Yanti., dkk., Kualitas Argumentasi pada Diskusi Isu Sosiosaintifik

Mikrobiologi Melalui Weblog. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII):

Vol. 1 No. 2, 2012.

Yanti Herlanti, Penilaian Proses Belajar Mengajar IPA di Kelas Melalui Pedagogi

Materi Subyek. Makalah Seminar Nasional Pendidikan IPA. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011. Tersedia online (http://www.academia.edu).

Inch, Edward S., Warnick, Barbara., & Endres, Danielle. Critical Thinking and

Communication: The Use of Reason in Argument. Boston: Pearson

Education, Inc, 2006.

Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2007.

Maloney, Jane., & Simon, Shirley. Mapping Children’s Discussions of Evidence

in Science to Assess Collaboration and Argumentation. International

Journal of Science Education. Vol. 28 No. 15, 2006.

Marhamah, Ofi Shofiyatun., dkk., Penerapan Model Argument-Driven Inquiry

(ADI) dalam Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Siswa pada

Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1 Ciawigebang.

Quangga: Vol. 9 No. 2, 2017.

Myers, Carol Payne. The Effect Of Argument Driven Inquiry On Student

Understanding Of High School Biology Concepts. Bozeman, Montana: A

Professional Papper submitted in partial fulfillment of the requirments for

the degree master of science education Montana State University, 2015.

Panjaitan, Roimanson. Metodologi Penelitian. NTT: Jusuf Aryani Learning, 2017.

Poerwadarminta, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 2010.

Probosari, Riezky Maya., dkk., Profil Keterampilan Arguemntasi Ilmiah

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UNS pada Mata Kuliah Anatomi

Tumbuhan. BIOEDUKASI: Vol. 9 No. 1, 2016.

Purnama, Yuni Anggia. Analisis Kualitas Argumentasi Siswa Pada Pembelajaran

Menggunakan Media Kartun Konsep Sistem Imunitas. Skripsi pada

Sarjana UPI Bandung, 2014.

Page 86: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

72

Putra, Dani Jaya., Hasnunidah, Neni., dan Jalmo, Tri. Pengaruh Argument Driven

Inquiry Terhadap Keterampilan Arguemntasi Siswa pada Materi Sistem

Pernapasan. Jurnal Bioterdidik: Vol. 7 No. 1, 2019.

Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Jakarta: Alfabeta,

2012.

Roberts, Ros., & Gott, Richard. Zeidler. A Framework for Practicial Work.

Argumentation and Scientific Litaracy. Contemporary Science Education

Research: Scientific Literacy and Social Aspects of Science. ESERA

Conference ESERA, 2010.

Rosalinda, Driver., Newton, Paul., & Osborne, Jonathan. Establishing The Norms

of Scientific Argumentation in Classrooms. Science Education: 84(3),

1998.

Sadler, Troy D., & Zeidler, Dana L., Scientific Literacy, PISA, and Socioscientific

Discourse: Assesment for Progressive Aims of Sciene Education. Journal of

Research in Science Teaching, 2009.

Sampson, et al., Argument Driven Inquiry in Biology. United States of America:

NSTA Press, 2014.

Sampson, Victor., & Gleim, Leeanne. Argument-Driven Inquiry to Promote the

Understanding of Important Concepts & Practices in Biology. The

American Biology Teacher: 71 (8), 2009.

Sampson, Victor., & Walker, Joi Phelps. Argument-Driven Inquiry as a Way to

Help Undergraduate Students Write to Learn by Learning to Write in

Chemistry. International Journal of Science Education: 95, 2012.

Satori, Djam’an., dan Komariah, Aan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta, 2011.

Simon, Shirley., Erduran, Sibel., & Osborne, Jonathan. Enhancing The Quality of

Argumentation in Science Classrooms. Journal of Research in Science

Teaching: 41(10), 2002.

Skoumios, M Michael. The Effect of Sociocognitive Conflict on Student’s

Dialogic Argumentation about Floating dan Sinking. International Journal

of Environmental & Science Education (IJESE). 4(4), 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabet,

2011.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2009.

Page 87: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

73

Toulmin, Stephen. The Uses of Argument. New York: Cambridge University

Press, 2003.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusindo Mandiri,

2012.

Walker, P. J. Argumentation In Undergraduate Chemistry Laboratories.

Disertation. USA: College of Education. The Florida State University,

2011.

Walker, Joi Phelps., & Sampson, Victor. Learning to Argue and Arguing to

Learn: Argument-Driven Inquiry as a Way to Help Undergraduate

Chemistry Students Learn How to Construct Arguments and Engage in

Argumentation During a Laboratory Course. Journal of Research in

Science Teaching, 2013.

Wingate, Ursula. ‘Argument!’ Helping Students Understand What Essay Writing

is about. Journal of English for Academic Purposes: 11, 2012.

Wojdak, Jeremy M. An Attention-Grabbing Approach to Introducing Students to

Argumentation In Science. Bioscience education 15, 2010.

Page 88: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

74

LAMPIRAN

Page 89: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

75

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan pendidikan : SMA Negeri 8 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / semester : XI / 1

Materi pokok : Sistem Peredaran Darah Manusia

Alokasi Waktu : 3 JP X 45 Menit

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui tahapan saintifik dengan model Cooperatif

Learning yang dilakukan melalui metode Argument Driven Inquiry melalui delapan tahapan

strategi pembelajaran, yaitu identifikasi tugas, pengumpulan data, produksi argumen tentatif, sesi

interaktif argumentasi, penyusunan laporan penyelidikan, review laporan,revisi laporan dan

diskusi reflektif. Peserta didik diharapkan dapat menganalisis hubungan antara struktur jaringan

penyusun organ pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat

menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem

sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

B. Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi Sikap

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),

santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 KI 4

Memahami,menerapkan, menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam

ranah konkrit dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metode sesuai kaidah

keilmuan

Page 90: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

76

kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah

C. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

No KD Pengetahuan No KD Keterampilan

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur

jaringan penyusun organ pada sistem

sirkulasi dan mengaitkannya dengan

bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan

mekanisme peredaran darah serta

gangguan fungsi yang mungkin terjadi

pada sistem sirkulasi manusia melalui

studi literatur, pengamatan, percobaan,

dan simulasi.

4.6 Menyajikan hasil analisis tentang

kelainan pada struktur dan fungsi darah,

jantung dan pembuluh darah yang

menyebabkan gangguan sistem

peredaran darah manusia melalui

berbagai bentuk media presentasi.

No IPK Pengetahuan

3.6.1 Peserta didik mampu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyususn organ dan

mengaitkannya dengan bioproses

3.6.2 Peserta didik mampu menjelaskan mekanisme peredaran darah manusia

3.6.3 Peserta didik mampu menjelaskan gangguan fungsi pada sistem sirkulasi

4.6.1 Peserta didik mampu menyajikan data hasil analisis tentang kelainan struktur dan fungsi darah

yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian system peredaran darah

Sistem peredaran darah merupakan sistem transportasi tubuh secara fungsional

menghubungkan organ-organ pertukaran dengan sel-sel tubuh, mengangkut bahan-bahan

yang dibutuhkan, seperti O2dan zat makanan atau bahan-bahan sisa metabolisme, seperti

CO2 dan urea.

2. Fungsi darah

Darah berfungsi antara lain, sebagai berikut.

a. Mengangkut bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh,

b. Mengendalikan stabilitas suhu tubuh.

c. Sebagai alat pertahanan tubuh

d. Mengatur keseimbanagan pH

e. Berperan dalam pembekuan darah jika terjadi luka.

Page 91: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

77

3. Komponen darah

Darah terdiri atas 2 komponen, yaitu:

1) Plasma Darah

Plasma darah merupakan bagian cair yang berwarna kekuningan, terdiri atas:

a) hampir 90% air yang di dalamnya terlarut berbagai macam zat

b) garam-garam mineral

c) protein plasma

2) Sel Darah

a) Sel darah merah (eritrosit)

Pada vertebrata umumnya sel darah merah berbentuk lonjong, bikonvek, dengan

inti lonjong kecuali pada mamalia berbentuk bundar bikonkaf (cekung di kedua

sisi), tidak berinti dan warnanya merah karena mengandung hemoglobin (Hb).

b) Sel darah putih (leukosit)

Leukosit berukuran lebih besar daripada eritrosit, bentuknya tidak tetap

(ameboid) dan memiliki inti sel . Leukosit dapat dibedakan menjadi dua tipe,

yaitu:

a) Granulosit

Granulosit dibedakan berdasarkan reaksi granulanya terhadap zat pewarna,

yaitu :

1) eosinofil, menyerap zat warna yang bersifat asam (eosin)

2) basofil, menyerap zat warna yang bersifat basa

3) neutrofil, menyerap zat warna baik yang bersifat asam maupun basa,

b) Agranulosit

Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran). Agranulosit

dibedakan menjadi dua yaitu:

(1) Limfosit. Fungsi limfosit untuk membentuk antibodi. Terdapat dua

bentuk utama limfosit, yaitu T limfosit dan B limfosit.

(2) Monosit, bersifat fagosit menjadi makrofag

3) Keping darah (Trombosit)

Sifatnya rapuh, jika terkena benturan pada bidang yang besar atau berhubungan

dengan udara akan pecah dan akan mengeluarkan zat yang disebut trombokinase

atau tromboplastin.

Page 92: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

78

4. Proses pembekuan darah

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode pembelajaran : Argument Driven Inquiry (ADI)

3. Model Pembelajaran : Cooperative Learning

F. Media Pembelajaran

1. Alat : Laptop, spidol, papan tulis, proyektor

2. Media :

a. Video atau gambar

b. Artikel

c. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)

d. Bahan-bahan praktikum

G. Sumber Belajar

1. Artikel dan Internet

2. Buku teks : Irnaningtyas. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Penerbit Erlangga :

Jakarta

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Mengucapkan salam dan melakukan

absensi peserta didik.

2. Guru memberikan apersepsi:

Memberikan pertanyaan, dengan

menampilkan video atau gambar

tentang kegiatan donor darah. Coba

kalian amati gambar – gambar pada

1. Menjawab salam guru.

2. Menjawab pertanyaan guru

10 menit

Page 93: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

79

slide

1. “Apakah kalian pernah melakukan

kegiatan donor darah?“

“Bagaimana rasanya?”

2. “Bagaimana cara kalian

mengetahui golongan darah

kalian?”

Mengaitkan dengan ayat Al-Qur’an

3. Guru menyampaikan tujuan dan

Merangsang peserta didik untuk

mengingat materi sebelumnya dan

mengaitkan dengan materi yang akan

dipelajari.

3. Mendengarkan dan mencatat

materi.

Kegiatan Inti

Tahap Identifikasi Topik Utama

10 menit

1. Guru memperkenalkan topik utama

untuk dipelajari dan untuk memulai

pengalaman laboratorium serta

pengenalan argumen yang baik serta

komponennya.

2. Topik utama yang diangkat oleh guru

adalah “Sistem Peredaran Darah pada

Manusia” dengan cara menyajikan

beberapa artikel yang mendukung

topik tersebut.

3. Guru mengajukan pertanyaan terkait

topik yang telah dimunculkan (tertera

di dalam LKPD)

4. Guru meminta peserta didik untuk

menjawab dan membangun sebuah

argumen yang terdiri dari claim, bukti

dan alasan peserta didik (tertera di

dalam LKPD)

1. Peserta didik mendengarkan

topik dan penjelaskan yang

disampaikan oleh guru

dengan seksama.

2. Peserta didik menuliskan

jawaban berupa sebuah

argumen berdasarkan claim,

bukti dan alasan peserta

didik (tertera di dalam

LKPD)

3. Peserta didik menjawab

pertanyaan sesuai dengan

LKPD yang tertera.

4. Peserta didik menuliskan

argumentasinya secara

mandiri.

Tahap Merancang Metode dan Mengumpilkan Data

10 menit

1. Guru membimbing dan mengarahkan

pembentukan kelompok kolaboratif

untuk mencari dan mengembangkan

jawaban berdasarkan data-data yang

dimiliki.

1. Peserta didik membentuk

kelompok sesuai dengan

yang diarahkan oleh guru.

2. Peserta didik

mengumpulkan data atau

fakta untuk menjawab

pertanyaan.

Page 94: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

80

3. Peserta didik melakukan

diskusi dengan teman

kelompok masing-masing

untuk menemukan ide/solusi

terkait masalah yang

dimunculkan.

Tahap Produksi Argumen Tentatif

15 menit

1. Guru meminta setiap kelompok untuk

membangun sebuah argumen yang

terdiri dari claim, bukti dan alasan

peserta didik (tertera di dalam LKPD).

1. Setiap kelompok menuliskan

argumen berdasarkan claim,

bukti dan alasan peserta didik

sesuai dengan kelompoknya

masing-masing.

Tahap Sesi Argumentasi

20 menit

1. Guru berperan sebagai moderator.

Pada tahap ini, guru membagi proses

diskusi menjadi satu sesi. Pada sesi

ini, satu peserta didik dari masing-

masing kelompok berkesempatan

mengemukakan argumennya secara

bergantian dan kemudian disanggah

oleh kelompok lain.

1. Pada tahap ini, masing-

masing kelompok dapat

memberi sanggahan terhadap

argumen kelompok lain.

Tahap Pembuatan Laporan Penyelidikan

30 menit

1. Guru memberikan kesempatan peserta

didik untuk melakukan penyelidikan

melalui percobaan praktikum.

2. Guru memberikan tugas berupa

penulisan laporan penyelidikan yang

telah dilakukan (tertera di dalam

LKPD 3).

1. Peserta didik merancang

penyelidikan untuk

mengumpulkan data yang

akan menguatkan alasan dan

mengembangkan argumen

peserta didik.

2. Hasil atau data atau fakta

yang telah didapatkan dari

sebuah penyelidikan dapat

mendukung argumen dan

alasan terhadap

permasalahan.

3. Peserta didik menulis tugas

laporan praktikum secara

kelompok.

Peer Review Double Blind

10 menit

1. Guru memberikan arahan kepada

peserta didik untuk menilai dan

memberikan saran terhadapat

pekerjaan yang telah dilakukan oleh

kelompok lain.

1. Setiap kelompok menilai dan

memberikan saran yang

sesuai untuk kelompok lain.

Revisi Laporan Berdasarkan Hasil Peer Review

10 menit Guru membimbing dan mengarahkan

berjalannya tahap menyimpulkan yang

dilakukan oleh peserta didik.

Peserta didik memberikan

tanggapan ulang berupa revisi

laporan penyelidikan

Page 95: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

81

berdasarkan peer review

bersama teman sejawatnya.

Tahap Diskusi Reflektif Eksplisit

10 menit

1. Guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk saling bertukar

informasi berupa data atau fakta yang

berkaitan yang berkaitan dengan topik

permasalahan untuk melengkapi data.

2. Guru memancing peserta didik untuk

memberikan kesimpulan tentang apa

yang telah dipelajari.

1. Peserta didik saling bertukar

informasi berupa data hasil

penelitian atau fakta untuk

melengkapi data.

2. Peserta didik menjelaskan

kesimpulan apa saja yang

telah mereka pelajari.

Penutup

10 menit

Guru memberikan kesempatan bagi

peserta didik untuk bertanya mengenai

materi yang telah dipelajari.

Guru melakukan refleksi dengan

memberikan rangkuman tentang materi

yang dipelajari dan meluruskan atas apa

yang telah dipelajari pada pertemuan

tersebut dan mengaitkan pada ayat Al-

Quran.

Guru menyampaikan informasi terkait

rencana kegiatan pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

Membaca hamdalah dan mengucapkan

salam penutup.

Peserta didik mendengarkan

penjelasan guru

Mengaitkan kesimpulan yang

berkaitan dengan ayat tersebut.

Mengucapkan hamdalah dan

salam.

Page 96: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

82

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

Kompetensi Dasar 3:

Penilain argumentasi sesuai dengan rubrik penilain argumentasi

Kompetensi Dasar 4:

Penilaian Laporan Praktikum sesuai dengan rubrik penilain laporan praktikum

Page 97: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

83

Lampiran 2 PERTEMUAN 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

TES GOLONGAN DARAH

Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik diharapkan dapat menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ

pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan

mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi

manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

No KD Pengetahuan No IPK Pengetahuan

4.6

Menganalisis hubungan antara

struktur jaringan penyusun organ

pada sistem sirkulasi dan

mengaitkannya dengan bioprosesnya

sehingga dapat menjelaskan

mekanisme peredaran darah serta

gangguan fungsi yang mungkin

terjadi pada sistem sirkulasi manusia

melalui studi literatur, pengamatan,

percobaan, dan simulasi.

3.6.1 Peserta didik mampu menganalisis hubungan

antara struktur jaringan penyususn organ dan

mengaitkannya dengan bioproses

3.6.2 Peserta didik mampu menjelaskan

mekanisme peredaran darah manusia

3.6.3 Peserta didik mampu menjelaskan gangguan

fungsi pada sistem sirkulasi

4.6.1

Peserta didik mampu menyajikan data hasil

analisis tentang kelainan struktur dan fungsi

darah yang menyebabkan gangguan sistem

peredaran darah manusia.

Petunjuk penggunaan:

1. LKPD 1 ini merupakan lembar kerja peserta didik untuk individu.

2. LKPD 1 dikerjakan secara mandiri/perorangan.

3. Baca material yang telah disediakan dengan saksama.

4. Tandai hal-hal atau kalimat yang menurut Anda penting. Anda bisa menggarisbawahi atau

menandai dengan stabilo poin-poin yang Anda anggap penting.

Tugas:*Tahap 1 (identifikasi tugas)

1. Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan memilih Setuju/Tidak setuju dengan mencoret

salah satu pernyataan yang bukan merupakan jawaban Anda.

2. Kemukakan pendapat Anda dengan menjawab pertanyaan pada kolom yang telah

disediakan pada LKPD 1.

3. Isilah Kolom alasan dengan pendapat Anda terkait pernyataan Setuju/Tidak setuju dan

lengkapi referensi atau sumber rujukan pada kolom referensi yang mendukung.

LKPD

1

Page 98: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

84

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

TES GOLONGAN DARAH

Golongan darah adalah klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya

zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan oleh adanya

perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut.

Antigen dapat berupa protein, polisakarida, atau molekul lainnya yang dapat merangsang tubuh

untuk menghasilkan antibodi dalam plasma darah. Reaksi antigen dengan antibodi dapat

menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) sel darah merah sehingga antigen disebut juga

aglutinogen, sedangkan antibodi disebut juga aaglutinin.

Penggolongan darah sistem ABO ditemukan oleh ilmuan Australia bernama Karl

Landsteiner pada tahun 1930. Penggolongan darah sitem ABO dilakukan berdasarkan ada atau

tidak adanya antigen (aglutinogen) tipe A dan tipe B pada permukaan eritrosit serta antibodi

(aglutinin) tipe anti-A dan anti-B di dalam plasma darahnya.

Uji golongan darah dilakukan dengan serum. Uji golongan darah sistem ABO

menggunakan serum anti-A, anti-B, dan anti-AB. Sementara itu, uji golongan darah sestem Rh

(rhesus) menggunakan serum anti-D (anti Rho). Analisis golongan darah dilakukan berdasarkan

hasil reaksi penggumpalan darah terhadap jenis serum yang digunakan.

LKPD

1

Page 99: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

85

Page 100: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

86

Page 101: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

87

Lampiran 3

PERTEMUAN 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

TES GOLONGAN DARAH

Petunjuk penggunaan:

5. LKPD 2 ini merupakan lembar kerja peserta didik untuk kelompok.

6. LKPD 2 dikerjakan secara kelompok dan dikerjakan bersama-sama teman kelompok.

7. Baca material/artikel yang telah disediakan dengan saksama.

8. Tandai hal-hal atau kalimat yang menurut Anda penting. Anda bisa menggarisbawahi atau

menandai dengan stabilo poin-poin yang Anda anggap penting.

Tugas:*Tahap 1 (identifikasi tugas)

4. Isilah identitas kelompok Anda yang terdiri dari nama anggota kelompok, kelas, dan

kelompok Pro/Kontra dengan mencoret salah satu yang bukan merupakan kelompok Anda.

5. Kemukakan pendapat kelompok Anda dengan menjawab pertanyaan pada kolom yang

telah disediakan pada LKPD 2.

6. Diskusikanlah alasan kelompok Anda terkait pernyataan Setuju/Tidak setuju dengan

menggabungkan pendapat anggota kelompok dan lengkapi referensi atau sumber rujukan

pada kolom alasan dan referensi yang mendukung.

7. Kelompok Anda dapat menggunakan sumber relevan lain seperti buku teks, internet, dan

lain sebagainya. Berikut beberapa link yang dapat membantu Anda mengumpulkan data

yang Anda perlukan:

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/kenapa-golongan-darah-ab-jarang/

https://www.alodokter.com/memahami-karakteristik-golongan-darah-a-b-ab-dan-o

https://bobo.grid.id/read/081728795/mengapa-golongan-darah-o-bisa-mendonorkan-

darahnya-ke-semua-orang?page=all

https://www.galena.co.id/q/kenapa-golongan-darah-o-bisa-mendonorkan-darahnya-ke-

semua-golongan-darah

5. Lengkapi juga kolom pengembangan argumentasi berdasarkan hasil diskusi dengan

kelompok Anda yang akan disampaikan secara lisan pada sesi argumentasi.

*disajikan beberapa artikel terkait untuk memperdalam kajian dan memperbaiki jawaban yang diajukan

pada tahap LKPD 1.

LKPD

2

Page 102: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

88

Page 103: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

89

Page 104: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

90

Page 105: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

91

Page 106: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

92

Semua Hal yang Harus Anda Ketahui Tentang Golongan Darah

Oleh Risky Candra SwariInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Yusra Firdaus –

Dokter Umum

Apa golongan darah Anda? A, B, O, atau AB? Pada dasarnya setiap orang memiliki tipe darah yang

berbeda-berbeda. Perbedaan tipe golongan ini didasari oleh ada tidaknya antigen pada sel darah merah dan

plasma darah. Mengingat darah memiliki peran penting untuk tubuh, maka Anda perlu mengetahui

karakteristik setiap tipe darah tersebut. Simak ulasan lengkap tentang tipe darah di bawah ini.

Mengenal karakteristik golongan darah

Darah yang ada di dalam tubuh umumnya mengandung komponen dasar yang sama, yaitu sel darah merah,

sel darah putih, trombosit, dan plasma. Sel darah merah yang diproduksi di sumsum tulang belakang

berperan dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh. Setiap 600 sel darah merah dalam tubuh, hanya ada

40 trombositdan satu sel darah putih yang bertugas untuk melindungi tubuh Anda dari kuman penyakit.

Pada permukaan sel darah merah terdapat protein yang berikatan dengan karbohidrat. Ikatan inilah yang

digunakan untuk menentukan tipe darah yang Anda miliki, disebut dengan antigen. Nah, antigen ini

dikelompokkan ke dalam delapan tipe darah dasar, yaitu A, B, AB, dan O yang masing-masing 92ias

positif atau 92ias92fus.

Golongan darah A: hanya memiliki antigen A pada sel darah merah (dan 92ias92fus B dalam plasma)

Golongan darah B: hanya memiliki antigen B pada sel darah merah (dan 92ias92fus A dalam plasma)

Golongan darah AB: memiliki antigen A dan B pada sel darah merah (tetapi 92ias92fus A maupun B tidak

di dalam plasma)

Golongan darah O: tidak memiliki antigen A dan B pada sel darah merah (tetapi 92ias92fus A dan B ada di

dalam plasma)

Anda wajib tahu tipe darah apa yang Anda miliki, apalagi bila Anda ingin melakukan 92ias92fuse

atau donor darah. Pasalnya, pasien yang menerima darah dengan golongan yang tidak cocok seringkali

mengalami reaksi berbahaya.

Page 107: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

93

Jika golongan darah A memberikan darah pada pasien golongan darah B, maka tubuh akan merangsang

respon kekebalan untuk menghancurkan zat asing yang tidak cocok dengan tubuhnya.

Umumnya orang yang memiliki golongan O 93ias93fus dapat mendonorkan darahnya ke semua tipe darah,

karena tipe darah ini tidak memiliki 93ias93fus yang dapat memicu reaksi. Itulah sebabnya, golongan O

sering disebut sebagai pendonor universal.

Sementara, golongan AB sering disebut sebagai penerima universal karena orang dengan tipe darah ini

93ias mendapatkan 93ias93fuse darah dari golongan A, B, AB ataupun O. Sayangnya, tipe darah ini hanya

93ias mendonorkan darahnya pada orang yang dengan tipe darah yang sama.

Selain antigen A dan B, ada juga antigen ketiga yang disebut dengan 93ias93f Rh (rhesus) yang dapat

berupa present (+) atau absent (-). Anda juga perlu memperhatikan apakah tipe darah Anda termasuk

positif atau 93ias93fus sebelum melakukan 93ias93fuse. Bila darah Anda termasuk positif, artinya tipe

darah Anda mengandung antigen rhesus D atau jika 93ias93fus maka tidak memiliki antigen itu.

Ada tidaknya tanda-tanda ini dalam darah Anda, tidak membuat darah Anda menjadi lebih sehat atau kuat.

Perbedaan ini terjadi karena 93ias93f 93ias93fu. Meski begitu, hal ini penting juga untuk diperhatikan

ketika Anda ingin 93ias93fuse darah.

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/kenapa-golongan-darah-ab-jarang/

Page 108: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

94

Memahami Karakteristik Golongan Darah A, B, AB, dan O

Golongan darah tiap individu tidak sama. Perbedaan golongan darah dikelompokkan dalam tipe A,

B, AB, atau O. Status rhesus (Rh) darah pun dibagi menjadi 94ias94fus dan positif. Perbedaan-perbedaan tersebut perlu diperhatikan dalam penggunaan darah di dunia medis.

Baik bagi Anda untuk mengetahui karakteristik tersebut, mengingat darah memiliki peranan yang sangat

penting bagi tubuh.

Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen pada sel darah merah dan

plasma darah. Antigen berfungsi seperti tanda pengenalan sel tubuh Anda. Ini supaya tubuh 94ias

membedakan sel tubuh sendiri dari sel yang berasal dari luar tubuh. Jika sel dengan antigen yang

berlawanan masuk ke dalam tubuh, maka 94ias94f kekebalan tubuh akan memulai perlawanan terhadap sel yang dianggap asing tersebut dengan memproduksi 94ias94fus.

Ada dua teknik yang dipakai untuk mengelompokkan darah, yaitu menggunakan 94ias94f ABO dan rhesus (Rh). Kedua 94ias94f ini 94ias sangat membantu jika Anda ingin melakukan transfusi darah.

Melalui 94ias94f ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 tipe, yaitu A, B, AB dan O.

Jika Anda memiliki golongan darah A, maka Anda memiliki antigen A pada sel darah merah dan

memproduksi 94ias94fus untuk melawan sel darah merah dengan antigen

Jika Anda memiliki golongan darah B, maka Anda memiliki antigen B pada sel darah merah dan

memproduksi 94ias94fus A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.

Jika Anda memiliki golongan darah AB, maka Anda memiliki antigen A dan B pada sel darah

merah. Ini juga berarti Anda tidak memiliki 94ias94fus A dan B pada plasma darah.

Jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah

merah. Orang bergolongan darah O memproduksi 94ias94fus A dan B di plasma darah.

Dulu, pemilik golongan darah O 94ias mendonorkan darahnya kepada siapa pun, namun kini tidak lagi

dianjurkan. Golongan darah O 94ias94fus kemungkinan memiliki 94ias94fus yang 94ias menyebabkan

reaksi serius selama 94ias94fuse darah berlangsung. Sedangkan golongan darah O positif hanya boleh

diberikan dalam situasi darurat, yaitu jika pasien sedang terancam jiwanya atau persediaan tipe darah yang

sesuai tidak mencukupi.

Sebaliknya, golongan darah AB tergolong penerima universal. Kalangan ini 94ias mendapat 94ias94fuse

darah dari jenis A, B, AB, atau O. Namun kalangan ini hanya 94ias mendonorkan darahnya kepada mereka

dengan darah jenis AB saja. Faktor resus (Rh) adalah jenis antigen yang ada pada sel darah merah. Jika

darah memiliki 94ias94f Rh maka dikatakan resus positif, dan jika tidak memiliki 94ias94f Rh maka

dikatakan resus 94ias94fus. Orang yang memiliki Rh 94ias94fus 94ias mendonorkan darahnya kepada

orang yang memiliki status Rh 94ias94fus dan Rh positif. Pendonor dengan Rh positif hanya 94ias memberikan darahnya kepada orang dengan status Rh positif.

Page 109: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

95

https://www.alodokter.com/memahami-karakteristik-golongan-darah-a-b-ab-dan-o

Mengapa Golongan Darah O Bisa Mendonorkan Darahnya ke Semua Orang?

Bobo.id – Apa golongan darah teman-teman? Setiap manusia pasti memiliki golongan darah.

Golongan darah merupakan pengelompokan darah berdasarkan keberadaan zat antigen pada permukaan

sel darah merah. Sedangkan antigen berfungsi untuk mendeteksi sel mana yang berasal dari dalam tubuh

dan mana yang berasal dari luar tubuh.

Ada empat tipe golongan darah pada tubuh manusia, yaitu golongan darah A, B, O, dan AB. Golongan

darah ini penting untuk diketahui karena sangat berpengaruh kalau kita akan menerima atau mentransfusi

darah. Kita sering mendengar bahwa orang yang bergolongan darah O 95ias mendonorkan darahnya pada

semua orang. Mengapa 95ias begitu, ya?

Setiap Golongan Darah Berbeda

Sebelum menjawab pertanyaan tadi, Bobo mau menjelaskan lebih dulu tentang golongan darah. Kita tidak

95ias menerima tranfusi darah dari golongan darah yang berbeda karena setiap golongan darah memiliki

karakteristik masing-masing.

Orang bergolongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dan menghasilkan 95ias95fus

antigen B. Artinya, sel darah merah dengan antigen A akan menganggap antigen B sebagai “musuhnya”.

Begitu juga dengan orang bergolongan darah B memiliki sel darah merah dengan antigen B dan

menghasilkan 95ias95fus antigen A. Orang bergolongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

antigen A dan B serta tidak menghasilkan 95ias95fus antigen apa pun.

Keunikan Golongan Darah O

Orang bergolongan darah O punya keunikan yaitu 95ias mendonorkan darahnya ke siapa saja. Itu karena

golongan darah O merupakan satu-satunya tipe golongan darah yang memiliki sel darah merah tanpa

antigen.

Tipe darah seperti ini 95ias bercampur dengan tipe darah yang lain karena tidak akan berpengaruh pada

hasil 95ias95fus antigen. Namun begitu, orang bergolongan darah O hanya 95ias menerima tranfusi darah

dari orang bergolongan darah O juga. Sebab golongan darah O 95ias menghasilkan 95ias95fus antigen A

dan B sehingga tubuhnya tidak akan 95ias menerima antigen A dan B.

https://bobo.grid.id/read/081728795/mengapa-golongan-darah-o-bisa-mendonorkan-darahnya-ke-semua-

orang?page=all

Page 110: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

96

Kenapa golongan darah O 96ias mendonorkan darahnya ke semua golongan

darah?

Setiap manusia dan hewan yang hidup di muka bumi ini memiliki darah yang mengalir di dalam tubuh

mereka. Darah memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan kita. Darah adalah cairan yang ada di

dalam tubuh setiap manusia dan hewan yang berfungsi mengantar zat-zat serta oksigen yang dibutuhkan

oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil dari 96ias96fuse96, juga berfungsi sebagai

sebagai pertahanan tubuh terhadap virus dan bakteri.

Dalam tubuh manusia sendiri terdapat 4 tipe golongan darah, yaitu A, B, O, dan AB. Sering juga kita

mendengan bahwa ada kelebihan golongan darah O yang membuatnya 96ias96fu dan berbeda dari ketiga

jenis golongan darah lainnya. Golongan darah merupakan suatu ilmu pengklasifikasian darah dari suatu

jenis atau kelompok berdasarkan ada atau tidaknya pewarisan zat antigen pada permukaan sel 96ias96fus

darah merah.

Setiap golongan darah ini pun memiliki karakteristik golongan darah yang berbeda tiap jenisnya. Seorang

peneliti dari Jepang sebelumnya pernah melakukan penelitian lebih dalam tentang karakteristik golongan

darah. Dan memang benar bahwa tiap golongan darah memiliki karakteristik golongan darah yang juga

mempengaruhi sifat dan kepribadian tiap individu.

Selain karena golongan darah tiap individu itu tidaklah sama, rhesus (positif dan 96ias96fus) pun 96ias

menjadi aspek pembeda antar golongan darah. Penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal ini karena sangat

berpengaruh terhadap penggunaan darah dalam dunia medis. Penjelasan di bawah ini akan membantu anda

mengetahui sedikit tentang golongan darah dan bagaimana karakteristik golongan darah tersebut.

Karakteristik Golongan Darah

Seperti yang kita dengar dan ketahui, golongan darah diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu, A, B, dan O

karena klasifikasi ini. Dengan perbedaan keempat golongan darah, hal ini menandakan bahwa golongan

darah yang dimiliki tiap orang berbeda.

Golongan darah kita ini pun ditentukan dari ada tidaknya zat antigen pada sel darah merah. Antigen

sendiri memiliki fungsi sebagai tanda pengenal sel dalam tubuh kita. Jadi antigen 96ias mendeteksi sel

mana yang memang berasal dari dalam tubuh dan sel mana yang berasal dari luar tubuh kita.

Untuk 96ias96f pengelompokan golongan darah pada umumnya ada dua 96ias96f yang digunakan, yaitu

96ias96f ABO dan 96ias96f rhesus (Rh). Dengan 96ias96f ABO, kita dapat mengetahui tipe golongan

darah kita A, B, O, atau AB. Sedangkan 96ias96f rhesus adalah penggolongan darah dalam positif atau

96ias96fus setelah kita mengetahui golongan darah kita. Kedua 96ias96f ini dapat sangat membantu jika

kita ingin melakukan 96ias96fuse darah.

Namun perlu diperhatikan bahwa tidak setiap golongan darah bisa menerima transfusi darah dari golongan

darah lainnya. Karena antigen pada sel darah merah tiap golongan darah berbeda, jadi kita tidak 96ias

sembarangan menerima 96ias96fuse darah dari tipe golongan darah lainnya.

Page 111: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

97

Sebelum kita menerima darah dari orang lain, ada serangkaian tes yang perlu dilakukan untuk mengetahui

apakah darah dari orang yang mendonorkan darahnya sesuai dengan golongan darah kita, baik tipe maupun

rhesusnya. Untuk itulah perlu untuk mengetahui terlebih dahulu kecocokan golongan darah antara satu

dengan yang lainnya.

Cara untuk mengetahui kecocokan golongan darah 97ias diketahui dari melihat kecocokan sel darah merah

dan keocokan plasma darah. Dari kecocokan sel darah merah, kita 97ias mengetahui bagaimana

tiap karakteristik golongan darah ABO dan kecocokannya dengan golongan darah lainnya.

Berikut penjelasannya:

Orang dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A pada 97ias97fus selnya

serta menghasilkan antigen B dalam serum darahnya. Karena itulah orang dengan golongan darah A-

hanya 97ias menerima donor dari orang dengan bergolongan darah A- dan O-.

Orang dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan

menghasilkan antigen B dalam serum darahnya, hal ini menyebabkan orang dengan golongan darah B

hanya dapat menerima darah dari orang bergolongan darah B- atau O-.

Orang dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari jenis golongan darah ABO, karena

memiliki antigen sel darah merah A dan B namun tidak menghasilkan antigen A ataupun B.

Sedangkan untuk orang golongan darah O adalah satu-satunya golongan darah yang memiliki sel darah

tanpa antigen. Hal ini merupakan kelebihan golongan darah O karena mereka 97ias mendonorkan

darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO. Berbeda dengan golongan darah AB, golongan

darah O memproduksi 97ias97fus antigen A dan B. Walaupun golongan darah O ini disebut sebagai

donor universal, tipe golongan darah ini tidak 97ias menerima donor darah dari tipe golongan darah

lainnya selain golongan darah O itu sendiri.

Saat melakukan 97ias97fuse darah, kita hanya menggunakan RBC dari pendonor. Darah ini

mengandung 97ias97fus yang berbeda untuk setiap golongan darah. Bukannya O 97ias

mendonorkan darahnya kepada semua golongan darah. Seperti yang telah disebutkan di

atas, kelebihan golongan darah O adalah tidak memiliki antigen A dan B, jadi darah ini tidak

akan menggumpal jika bertemu dengan golongan A atau B.

Nah, apabila kita mentranfusi darah A atau B ke O, ini akan mengakibatkan penggumpalan darah.

Walaupun darah O tidak menyebabkan penggumpalan. Namun hal ini juga masih menjadi

perdebatan karena tidak setiap golongan darah O 97ias didonorkan kepada golongan darah lainnya.

Ada beberapa kasus ditemukan terjadinya penggumpalan saat golongan darah O didonorkan

kepada orang lain dengan golongan darah ABO, yang berarti ada ketidakocokan antara darah

resepien dengan pendonor. Karena itulah para ahli medis selalu menganjurkan untuk melakukan

97ias97fuse darah dengan golongan darah dan rhesus yang sama untuk mencegah hal-hal yang

tidak diinginkan terjadi.

Walaupun jarang sekali ada ketidakcocokan antara golongan darah dan rhesus, namun 97ias

membahayakan nyawa jika terjadi reaksi yang serius. Meski dengan golongan darah dan rhesus

yang sama, sejumlah uji coba dan crosscheck masih harus dilakukan sebelum darah tersebut

diberikan. Namun terkadang ada pengecualian jika keadaannya benar-benar terdesak.

Sedangkan dari golongan darah A atau B tidak dapat menemukan serum yang cocok dengan

antigennya, sehingga dapat menyebabkan terjadinya Hemolitic akut. Karena anitbodi darah ini

tidak di miliki oleh manusia secara alami. Maka jika memang benar-benar menggunakan A, B, dan

O, tapi sekarang digunakan teknis sampel. Yaitu kita mengambil darah dari penerima dan

Page 112: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

98

mencampurnya dengan pendonor. Jika tidak terjadi penggumpalan, maka darah tersebut siap di

gunakan untuk transfusi.

Golongan darah ABO hanya berfungsi untuk memperkecil pencaharian, kita harus membuat

antibodi untuk orang yang akan menerima donor darah yang berbeda jenisnya, sehingga tubuh

penerima tidak akan menolak darah yang akan di berikan.

Golongan darah O merupakan satu-satunya golongan darah yang bersifat donor universal, yaitu

golongan darah yang bisa mendonorkan darahnya kepada golongan darah ABO. Berbeda dengan

golongan darah AB yang bersifat resepien universal yang berarti dapat menerima donor darah dari

golongan darah ABO.

Mesikipun begitu, anggapan ini tidak sepenuhnya benar seperti yang telah dijelaskan di atas. Akan

lebih baik jika kita memastikan lagi bahwa kita menerima donor darah yang sama dengan

golongan darah kita untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan nantinya.

https://www.galena.co.id/q/kenapa-golongan-darah-o-bisa-mendonorkan-darahnya-ke-semua-

golongan-darah

Page 113: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

99

Lampiran 4

PERTEMUAN 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

TES GOLONGAN DARAH

Petunjuk penggunaan:

9. LKPD 3 ini merupakan lembar kerja peserta didik untuk kelompok.

10. LKPD 3 dikerjakan secara kelompok dan dikerjakan bersama-sama teman kelompok.

11. LKPD 3 digunakan untuk menjawab dan membuktikan argumentasi yang telah

dikemukakan dengan melakukan kegiatan praktikum dan penyelidikan.

12. Bagian C, D, E, F, G harus dikerjakan oleh kelompok Anda di sekolah, sisanya dapat

dilengkapi di rumah.

13. Lembar Peer Review digunakan oleh Kelompok Anda untuk menilai hasil pekerjaan

LKPD 3 kelompok lain.

Tugas:*Tahap 1 (identifikasi tugas)

1. Rancanglah sebuah percobaan untuk mendukung jawaban dan alasan yang telah kalian

kemukakan.

2. Isilah identitas kelompok Anda.

3. Pilihlah alat dan bahan yang kalian gunakan untuk melakukan percobaan.

4. Kumpulkanlah data-data untuk mendukung jawaban dan alasan yang telah kalian

kemukakan melalui percobaan.

5. Lengkapi data pengamatan dengan data dan fakta yang kalian temukan pada saat

percobaan.

LKPD

3

Page 114: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

100

Page 115: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

101

Page 116: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

102

Page 117: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

103

Page 118: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

104

Page 119: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

105

Page 120: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

106

Page 121: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

107

Page 122: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

108

Page 123: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

109

Page 124: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

110

Page 125: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

111

Page 126: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

112

Page 127: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

113

Page 128: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

114

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan pendidikan : SMA Negeri 8 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / semester : XI / 1

Materi pokok : Sistem Peredaran Darah Manusia

Alokasi Waktu : 3 JP X 45 Menit

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui tahapan saintifik dengan model Cooperatif

Learning yang dilakukan melalui metode Argument Driven Inquiry melalui delapan tahapan

strategi pembelajaran, yaitu identifikasi tugas, pengumpulan data, produksi argumen tentatif, sesi

interaktif argumentasi, penyusunan laporan penyelidikan, review laporan,revisi laporan dan

diskusi reflektif. Peserta didik diharapkan dapat menganalisis hubungan antara struktur jaringan

penyusun organ pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat

menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem

sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

B. Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi Sikap

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),

santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 KI 4

Memahami,menerapkan, menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam

ranah konkrit dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metode sesuai kaidah

keilmuan

Page 129: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

115

kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah

C. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

No KD Pengetahuan No KD Keterampilan

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur

jaringan penyusun organ pada sistem

sirkulasi dan mengaitkannya dengan

bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan

mekanisme peredaran darah serta

gangguan fungsi yang mungkin terjadi

pada sistem sirkulasi manusia melalui

studi literatur, pengamatan, percobaan,

dan simulasi.

4.6 Menyajikan hasil analisis tentang

kelainan pada struktur dan fungsi darah,

jantung dan pembuluh darah yang

menyebabkan gangguan sistem

peredaran darah manusia melalui

berbagai bentuk media presentasi.

No IPK Pengetahuan

3.6.1 Peserta didik mampu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyususn organ dan

mengaitkannya dengan bioproses

3.6.2 Peserta didik mampu menjelaskan mekanisme peredaran darah manusia

3.6.3 Peserta didik mampu menjelaskan gangguan fungsi pada sistem sirkulasi

4.6.1 Peserta didik mampu menyajikan data hasil analisis tentang kelainan struktur dan fungsi darah

yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian system peredaran darah

Sistem peredaran darah merupakan sistem transportasi tubuh secara fungsional

menghubungkan organ-organ pertukaran dengan sel-sel tubuh, mengangkut bahan-bahan

yang dibutuhkan, seperti O2dan zat makanan atau bahan-bahan sisa metabolisme, seperti

CO2 dan urea.

2. Fungsi darah

Darah berfungsi antara lain, sebagai berikut.

f. Mengangkut bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh,

g. Mengendalikan stabilitas suhu tubuh.

h. Sebagai alat pertahanan tubuh

i. Mengatur keseimbanagan pH

j. Berperan dalam pembekuan darah jika terjadi luka.

3. Komponen darah

Darah terdiri atas 2 komponen, yaitu:

Page 130: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

116

1) Plasma Darah

Plasma darah merupakan bagian cair yang berwarna kekuningan, terdiri atas:

a) hampir 90% air yang di dalamnya terlarut berbagai macam zat

b) garam-garam mineral

c) protein plasma

2) Sel Darah

a) Sel darah merah (eritrosit)

Pada vertebrata umumnya sel darah merah berbentuk lonjong, bikonvek, dengan

inti lonjong kecuali pada mamalia berbentuk bundar bikonkaf (cekung di kedua

sisi), tidak berinti dan warnanya merah karena mengandung hemoglobin (Hb).

b) Sel darah putih (leukosit)

Leukosit berukuran lebih besar daripada eritrosit, bentuknya tidak tetap

(ameboid) dan memiliki inti sel . Leukosit dapat dibedakan menjadi dua tipe,

yaitu:

c) Granulosit

Granulosit dibedakan berdasarkan reaksi granulanya terhadap zat pewarna,

yaitu :

1) eosinofil, menyerap zat warna yang bersifat asam (eosin)

2) basofil, menyerap zat warna yang bersifat basa

3) neutrofil, menyerap zat warna baik yang bersifat asam maupun basa,

d) Agranulosit

Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran). Agranulosit

dibedakan menjadi dua yaitu:

(1) Limfosit. Fungsi limfosit untuk membentuk antibodi. Terdapat dua

bentuk utama limfosit, yaitu T limfosit dan B limfosit.

(2) Monosit, bersifat fagosit menjadi makrofag

3) Keping darah (Trombosit)

Sifatnya rapuh, jika terkena benturan pada bidang yang besar atau berhubungan

dengan udara akan pecah dan akan mengeluarkan zat yang disebut trombokinase

atau tromboplastin.

Page 131: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

117

4. Proses pembekuan darah

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode pembelajaran : Argument Driven Inquiry (ADI)

3. Model Pembelajaran : Cooperative Learning

F. Media Pembelajaran

1. Alat : Laptop, spidol, papan tulis, proyektor

2. Media :

e. Video atau gambar

f. Artikel

g. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)

h. Bahan-bahan praktikum

G. Sumber Belajar

3. Artikel dan Internet

4. Buku teks : Irnaningtyas. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Penerbit Erlangga :

Jakarta

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan 3. Mengucapkan salam dan melakukan

absensi peserta didik.

4. Guru memberikan apersepsi:

Memberikan pertanyaan, dengan

menampilkan video atau gambar

tentang kegiatan donor darah. Coba

kalian amati gambar – gambar pada

slide

4. Menjawab salam guru.

5. Menjawab pertanyaan guru

10 menit

Page 132: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

118

4. “Apakah kalian pernah minum air

dingin setelah berolahraga?“

“Bagaimana rasanya?”

5. “Apakah kalian pernah minum air

hangat setelah berolahraga?“

“Bagaimana rasanya?”

Mengaitkan dengan ayat Al-Qur’an

6. Guru menyampaikan tujuan dan

Merangsang peserta didik untuk

mengingat materi sebelumnya dan

mengaitkan dengan materi yang akan

dipelajari.

6. Mendengarkan dan mencatat

materi.

Kegiatan Inti

Tahap Identifikasi Topik Utama

10 menit

5. Guru memperkenalkan topik utama

untuk dipelajari dan untuk memulai

pengalaman laboratorium serta

pengenalan argumen yang baik serta

komponennya.

6. Topik utama yang diangkat oleh guru

adalah “Sistem Peredaran Darah pada

Manusia” dengan cara menyajikan

beberapa artikel yang mendukung

topik tersebut.

7. Guru mengajukan pertanyaan terkait

topik yang telah dimunculkan (tertera

di dalam LKPD)

8. Guru meminta peserta didik untuk

menjawab dan membangun sebuah

argumen yang terdiri dari claim, bukti

dan alasan peserta didik (tertera di

dalam LKPD)

5. Peserta didik mendengarkan

topik dan penjelaskan yang

disampaikan oleh guru

dengan seksama.

6. Peserta didik menuliskan

jawaban berupa sebuah

argumen berdasarkan claim,

bukti dan alasan peserta

didik (tertera di dalam

LKPD)

7. Peserta didik menjawab

pertanyaan sesuai dengan

LKPD yang tertera.

8. Peserta didik menuliskan

argumentasinya secara

mandiri.

Tahap Merancang Metode dan Mengumpilkan Data

10 menit

3. Guru membimbing dan mengarahkan

pembentukan kelompok kolaboratif

untuk mencari dan mengembangkan

jawaban berdasarkan data-data yang

dimiliki.

1. Peserta didik membentuk

kelompok sesuai dengan

yang diarahkan oleh guru.

4. Peserta didik

mengumpulkan data atau

fakta untuk menjawab

pertanyaan.

Page 133: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

119

3. Peserta didik melakukan

diskusi dengan teman

kelompok masing-masing

untuk menemukan ide/solusi

terkait masalah yang

dimunculkan.

Tahap Produksi Argumen Tentatif

15 menit

2. Guru meminta setiap kelompok untuk

membangun sebuah argumen yang

terdiri dari claim, bukti dan alasan

peserta didik (tertera di dalam LKPD).

2. Setiap kelompok menuliskan

argumen berdasarkan claim,

bukti dan alasan peserta didik

sesuai dengan kelompoknya

masing-masing.

Tahap Sesi Argumentasi

20 menit

2. Guru berperan sebagai moderator.

Pada tahap ini, guru membagi proses

diskusi menjadi satu sesi. Pada sesi

ini, satu peserta didik dari masing-

masing kelompok berkesempatan

mengemukakan argumennya secara

bergantian dan kemudian disanggah

oleh kelompok lain.

2. Pada tahap ini, masing-

masing kelompok dapat

memberi sanggahan terhadap

argumen kelompok lain.

Tahap Pembuatan Laporan Penyelidikan

30 menit

3. Guru memberikan kesempatan peserta

didik untuk melakukan penyelidikan

melalui percobaan praktikum.

4. Guru memberikan tugas berupa

penulisan laporan penyelidikan yang

telah dilakukan (tertera di dalam

LKPD 3).

4. Peserta didik merancang

penyelidikan untuk

mengumpulkan data yang

akan menguatkan alasan dan

mengembangkan argumen

peserta didik.

5. Hasil atau data atau fakta

yang telah didapatkan dari

sebuah penyelidikan dapat

mendukung argumen dan

alasan terhadap

permasalahan.

6. Peserta didik menulis tugas

laporan praktikum secara

kelompok.

Peer Review Double Blind

10 menit

2. Guru memberikan arahan kepada

peserta didik untuk menilai dan

memberikan saran terhadapat

pekerjaan yang telah dilakukan oleh

kelompok lain.

2. Setiap kelompok menilai dan

memberikan saran yang

sesuai untuk kelompok lain.

Revisi Laporan Berdasarkan Hasil Peer Review

10 menit Guru membimbing dan mengarahkan

berjalannya tahap menyimpulkan yang

dilakukan oleh peserta didik.

Peserta didik memberikan

tanggapan ulang berupa revisi

laporan penyelidikan

berdasarkan peer review

Page 134: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

120

bersama teman sejawatnya.

Tahap Diskusi Reflektif Eksplisit

10 menit

3. Guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk saling bertukar

informasi berupa data atau fakta yang

berkaitan yang berkaitan dengan topik

permasalahan untuk melengkapi data.

4. Guru memancing peserta didik untuk

memberikan kesimpulan tentang apa

yang telah dipelajari.

3. Peserta didik saling bertukar

informasi berupa data hasil

penelitian atau fakta untuk

melengkapi data.

4. Peserta didik menjelaskan

kesimpulan apa saja yang

telah mereka pelajari.

Penutup

10 menit

Guru memberikan kesempatan bagi

peserta didik untuk bertanya mengenai

materi yang telah dipelajari.

Guru melakukan refleksi dengan

memberikan rangkuman tentang materi

yang dipelajari dan meluruskan atas apa

yang telah dipelajari pada pertemuan

tersebut dan mengaitkan pada ayat Al-

Quran.

Guru menyampaikan informasi terkait

rencana kegiatan pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

Membaca hamdalah dan mengucapkan

salam penutup.

Peserta didik mendengarkan

penjelasan guru

Mengaitkan kesimpulan yang

berkaitan dengan ayat tersebut.

Mengucapkan hamdalah dan

salam.

Page 135: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

121

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

Kompetensi Dasar 3:

Penilain argumentasi sesuai dengan rubrik penilain argumentasi

Kompetensi Dasar 4:

Penilaian Laporan Praktikum sesuai dengan rubrik penilain laporan praktikum

Page 136: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

122

Lampiran 6 PERTEMUAN 2

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

FREKUENSI DENYUT NADI

Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik diharapkan dapat menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ

pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan

mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi

manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

No KD Pengetahuan No IPK Pengetahuan

4.6

Menganalisis hubungan antara

struktur jaringan penyusun organ

pada sistem sirkulasi dan

mengaitkannya dengan bioprosesnya

sehingga dapat menjelaskan

mekanisme peredaran darah serta

gangguan fungsi yang mungkin

terjadi pada sistem sirkulasi manusia

melalui studi literatur, pengamatan,

percobaan, dan simulasi.

3.6.1 Peserta didik mampu menganalisis hubungan

antara struktur jaringan penyususn organ dan

mengaitkannya dengan bioproses

3.6.2 Peserta didik mampu menjelaskan

mekanisme peredaran darah manusia

3.6.3 Peserta didik mampu menjelaskan gangguan

fungsi pada sistem sirkulasi

4.6.1

Peserta didik mampu menyajikan data hasil

analisis tentang kelainan struktur dan fungsi

darah yang menyebabkan gangguan sistem

peredaran darah manusia.

Petunjuk penggunaan:

14. LKPD 1 ini merupakan lembar kerja peserta didik untuk individu.

15. LKPD 1 dikerjakan secara mandiri/perorangan.

16. Baca material yang telah disediakan dengan saksama.

17. Tandai hal-hal atau kalimat yang menurut Anda penting. Anda bisa menggarisbawahi atau

menandai dengan stabilo poin-poin yang Anda anggap penting.

Tugas:*Tahap 1 (identifikasi tugas)

8. Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan memilih Setuju/Tidak setuju dengan mencoret

salah satu pernyataan yang bukan merupakan jawaban Anda.

9. Kemukakan pendapat Anda dengan menjawab pertanyaan pada kolom yang telah

disediakan pada LKPD 1.

10. Isilah Kolom alasan dengan pendapat Anda terkait pernyataan Setuju/Tidak setuju dan

lengkapi referensi atau sumber rujukan pada kolom referensi yang mendukung.

LKPD

1

Page 137: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

123

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

FREKUENSI DENYUT NADI

Pemeriksaan

frekuensi denyut nadi adalah pemeriksaan denyut pada pembuluh nadi atau arteri yang teraba pada

dinding pembuluh darah arteri pada saat terjadi gerakan atau aliran darah akibat kontraksi jantung.

Pengukuran kecepatannya dapat dilakukan pada beberapa titik denyut, antara lain denyut arteri

radialis pada pergelangan tangan, arteri karotis pada leher, arteri brakialis pada lengan atas, arteri

popliteal pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis, dan arteri tibalis posteriorr pada kaki.

Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop.

Faktor yang mempengaruhi denyut nadi, yaitu sebagai berikut

Usia

Jenis Kelamin

Irama sirkadian

Bentuk tubuh

Aktivitas

Stres dan emosi

Suhu tubuh

Volume darah

Obat-obatan

LKPD

1

Page 138: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

124

Page 139: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

125

Page 140: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

126

Lampiran 7 PERTEMUAN 2

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

FREKUENSI DENYUT NADI

Petunjuk penggunaan:

18. LKPD 2 ini merupakan lembar kerja peserta didik untuk kelompok.

19. LKPD 2 dikerjakan secara kelompok dan dikerjakan bersama-sama teman kelompok.

20. Baca material/artikel yang telah disediakan dengan saksama.

21. Tandai hal-hal atau kalimat yang menurut Anda penting. Anda bisa menggarisbawahi atau

menandai dengan stabilo poin-poin yang Anda anggap penting.

Tugas:*Tahap 1 (identifikasi tugas)

11. Isilah identitas kelompok Anda yang terdiri dari nama anggota kelompok, kelas, dan

kelompok Pro/Kontra dengan mencoret salah satu yang bukan merupakan kelompok Anda.

12. Kemukakan pendapat kelompok Anda dengan menjawab pertanyaan pada kolom yang

telah disediakan pada LKPD 2.

13. Diskusikanlah alasan kelompok Anda terkait pernyataan Setuju/Tidak setuju dengan

menggabungkan pendapat anggota kelompok dan lengkapi referensi atau sumber rujukan

pada kolom alasan dan referensi yang mendukung.

14. Kelompok Anda dapat menggunakan sumber relevan lain seperti buku teks, internet, dan

lain sebagainya. Berikut beberapa link yang dapat membantu Anda mengumpulkan data

yang Anda perlukan:

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/kenapa-golongan-darah-ab-jarang/

https://www.alodokter.com/memahami-karakteristik-golongan-darah-a-b-ab-dan-o

https://bobo.grid.id/read/081728795/mengapa-golongan-darah-o-bisa-mendonorkan-

darahnya-ke-semua-orang?page=all

https://www.galena.co.id/q/kenapa-golongan-darah-o-bisa-mendonorkan-darahnya-ke-

semua-golongan-darah

5. Lengkapi juga kolom pengembangan argumentasi berdasarkan hasil diskusi dengan

kelompok Anda yang akan disampaikan secara lisan pada sesi argumentasi.

*disajikan beberapa artikel terkait untuk memperdalam kajian dan memperbaiki jawaban yang diajukan

pada tahap LKPD 1.

LKPD

2

Page 141: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

127

Page 142: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

128

Page 143: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

129

Page 144: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

130

Page 145: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

131

Minum Air Dingin atau Hangat, Mana yang Lebih Baik?

MINUM sedikitnya 8 hingga 11 gelas air setiap hari penting untuk menjaga metabolisme tubuh berjalan

baik dan normal. Air juga merupakan komponen utama organ vital, termasuk otak, hati serta jantung.

Sebaliknya, kurang minum air putih dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti dehidrasi

kulit, sembelit, kram otot, kelelahan, migrain, nyeri sendi hingga tekanan darah tinggi.

Tapi bagaimana sebaiknya Anda meminum air, dingin atau hangat, dan mana yang lebih baik?

Kebanyakan dari kita cenderung memilih segelas air dingin, terutama saat cuaca panas karena rasanya

lebih menyegarkan. Namun sebenarnya, air hangat terbukti jauh lebih bermanfaat bagi kesehatan kita.

Minum air dingin atau yang diberi es batu, meski nikmat dikala cuaca panas, ternyata menimbulkan efek

samping pada tubuh. Di antaranya:

1. Air dingin bisa mengganggu pencernaan. Saat mengonsumsi air dingin, pembuluh darah pada tubuh

akan mengecil, yang berakibat menghambat kemampuan pencernaan. Ini dapat menyebabkan gangguan

perut, sakit perut, atau sembelit.

2. Minum air dingin juga mengurangi energi. Ini dikarenakan tubuh kita memerlukan energi ekstra untuk

"memanaskan" air dingin agar mencapai suhu rata-rata. Inilah mengapa kita biasanya merasa lebih lelah

dan kurang berenergi setelah minum air es.

3. Minum air es memperlambat denyut jantung. Dinginnya air es merangsang saraf vagus, bagian penting

dalam sistem saraf otonom tubuh. Suhu rendah air bertindak sebagai stimulus bagi saraf vagus untuk

menurunkan denyut jantung. Sementara kinerja jantung memompa darah ke seluruh tubuh, menjadi

melambat.

Air Hangat

Sementara, mengkonsumsi air hangat dengan suhu sekitar 48 hingga 60 derajat celcius, memberi beberapa

manfaat, antara lain:

1. Mendetoksifikasi tubuh. Minum air hangat, terutama di pagi hari, membantu membuang racun penyebab

berbagai penyakit dari dalam tubuh. Untuk efek yang lebih kuat, tambahkan irisan lemon ke air hangat;

vitamin C akan menghidupkan kembali sel-sel sementara air hangat akan mendetoksifikasi tubuh Anda.

Page 146: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

132

2. Melawan rasa sakit. Air hangat terbukti mengurangi rasa sakit yang disebabkan menstruasi dan sakit

kepala. Hangatnya cairan meningkatkan sirkulasi darah dan menenangkan otot-otot yang kaku.

3. Mengurangi tingkat stres. Minum segelas air hangat membantu menormalkan sistem saraf pusat.

Sebaliknya, dehidrasi atau kurang minum dapat memicu naiknya level kortisol, salah satu hormon pemicu

stres.

4. Membantu menurunkan berat badan. Saat Anda minum air hangat, metabolisme tubuh akan sepenuhnya

aktif. Air hangat meningkatkan suhu tubuh dan sementara tubuh mencoba untuk mengkompensasi

perbedaan suhu, lebih banyak kalori terbakar.

5. Meningkatkan sirkulasi darah. Minum air hangat terbukti meningkatkan aliran darah, yang penting untuk

mencegah tekanan darah tinggi hingga risiko penyakit kardiovaskular.

6. Memperlancar perncernaan. Air hangat yang diminum saat keadaan perut masih kosong dapat

menstimulasi usus bekerja lebih maksimal sehingga proses penyerapan makanan berjalan dengan baik.

(Linda Putri/CN33/SM Network)

https://www.suaramerdeka.com/kesehatan/baca/872/minum-air-dingin-atau-hangat-mana-yang-lebih-baik

Page 147: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

133

Bolehkah Minum Air Dingin Saat Sedang Berolahraga? #AkuBacaAkuTahu Avisena Ashari - Minggu, 9 Juni 2019 | 14:04 WIB

Bobo.id - Di liburan kali ini, olahraga apa yang sudah teman-teman lakukan?

Saat olahraga, biasanya kita akan mudah haus karena banyak bergerak dan mengeluarkan keringat, nih.

Karenanya, jangan lupa membawa botol berisi air saat olahraga, ya!

Oiya, boleh tidak sih, kita minum air dingin saat atau setelah berolahraga?

Minum Air Dingin Saat Berolahraga

Jawabannya, kita boleh saja kok minum air putih dingin saat olahraga.

Cari tahu dulu, yuk, alasannya.

Beberapa penelitian, hasilnya menunjukkan kalau orang yang minum air yang 50 persen lebih dingin atau

air dingin saat berolahraga tidak lekas kekurangan cairan dibandingkan mereka yang minum air hangat saat

berolahraga.

Ada juga penelitian yang menunjukkan kalau orang yang berolahraga di tempat yang panas dan lembap

serta minum air putih dingin punya risiko lebih rendah untuk suhu tubuhnya naik.

Menurut situs WebMD, air putih dingin bisa membantu seseorang berolahraga lebih lama dan tidak mudah

merasa kelelahan.

Kadang, saat kita merasa sangat panas, kita akan merasa lebih mudah lelah, teman-teman.

Spesialis nutrisi olaraga Brooke Schantz mengatakan kalau air dingin bisa membantu suhu inti tubuh

supaya tidak naik terlalu tinggi.

Ahli lain, Nancy Clark, mengatakan kalau air yang dingin lebih menyegarkan dan bisa mendinginkan

tubuh lebih baik.

Page 148: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

134

Di dalam tubuh kita, air dingin juga akan segera sama suhunya dengan suhu tubuh kita, teman-teman.

Minum Air yang Cukup

Namun, yang paling penting bukanlah air dingin atau air hangat, nih. Namun pastikan minum air saat

sedang berolahraga.

Apapun temperatur airnya, minum cukup saat olahraga berati kita menurunkan detak jantung dan suhu

tubuh.

Minum cukup saat olahraga akan membuat kita tidak cepat lelah dan bisa berolahraga dengan lebih baik.

Minum cukup ini artinya kita minum air sesuai kebutuhan sebelum olahraga, yaitu sekitar satu gelas

beberap jam sebelumnya dan satu cangkir sekitar 10 - 20 menit sebelumnya.

Saat sedang olahraga, kita bisa minum air sedikit setiap 15 - 20 menit sekali.

Jumlah air yang dibutuhkan tubuh juga bergantung pada banyaknya keringat yang keluar dari tubuh,

teman-teman.

Biasanya, atlet mengetahui kebutuhan minumnya dengan cara menimbang berat tubuh setelah mandi dan

kemudian setelah selesai berolahraga.

Setelah tahu, sekarang tinggal kita ingat dan praktikkan, teman-teman. Cari tahu pengetahuan olahraga

lainnya pada artikel terkait di bawah, yuk! #AkuBacaAkuTahu

https://bobo.grid.id/read/081750229/bolehkah-minum-air-dingin-saat-sedang-berolahraga-

akubacaakutahu?page=all

Page 149: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

135

Wah! Denyut Nadi Saat Istirahat Bisa Memprediksi Risiko Kematian Jeems Suryadi – detikHealth

Jakarta - Sebuah penelitian menyebut bahwa denyut nadi saat istirahat bisa menunjukkan risiko kematian.

Orang dengan tingkat denyut nadi istirahat 80 bpm (beats per minute) memiliki 45 persen kemungkinan

meninggal pada 20 tahun ke depan dibandingkan mereka dengan tingkat denyut nadi istirahat 45 bpm.

Kebanyakan orang memiliki denyut nadi istirahat antara 60 dan 100 bpm, tapi pada atlet profesional

berdenyut sekitar 40 bpm.

Peneliti menemukan bahwa risiko kematian karena penyakit apapun meningkat sekitar sembilan persen

setiap peningkatan 10 bpm. Kemungkinan mengalami serangan jantung dan stroke meningkat lagi

sebanyak 8 persen.

"Hubungan antara denyut nadi saat istirahat dengan risiko seluruh penyebab dari kematian kardiovaskular

tidak bergantung pada faktor risiko biasa dari penyakit kardiovaskular. Hal ini menunjukkan bahwa denyut

jantung istirahat adalah prediktor dari kematian pada populasi umum," ujar dr Dongfeng Zhang dair

Medical College of Qingdao University, China, seperti dikutip dari Telegraph pada Minggu (29/11/2015).

Untuk menemukan hubungan antara denyut nadi dan kematian, peneliti menganalisis 46 penelitian yang

melibatkan 1,2 juta orang yang diawasi selama 21 tahun. Lebih dari setengahnya berusia di bawah 50

tahun. Selama itu, ditemukan 78.349 kematian termasuk 25.800 akibat masalah jantung.

Tim peneliti menemukan bahwa ketika menyentuh 90 bpm, kemungkinan untuk mengalami kematian dini

hampir meningkat dua kali lipat. Peneliti menyebutkan mengukur denyut nadi saat tertidur dan relaksasi

memungkinkan hasil lebih akurat.

"Bukti yang ada tidak dapat memastikan denyut nadi istirahat sebagai faktor risiko, tapi tidak diragukan

bahwa meningkatnya denyut nadi istirahat ditandai sebagai tanda buruknya status kesehatan seseorang,"

tambah dr Zhang.

"Hasil penelitian kami menyoroti bahwa orang harus lebih perhatian kepada denyut nadi istirahat demi

kesehatan, dan selalu melakukan aktivitas fisik untuk menurunkan denyut nadi istirahat," imbuhnya.

Peneliti mengatakan bahwa informasi tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan algoritma yang bisa

mengaitkan denyut nadi istirahat dan faktor risiko kardiovaskular untuk membantu dokter menguji denyut

nadi istirahat demi keperluan kesehatan.

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3083084/wah-denyut-nadi-saat-istirahat-bisa-memprediksi-

risiko-kematian

Page 150: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

136

Berapa Denyut Nadi Normal dan Bagaimana Cara Mengukurnya? Oleh Arinda Veratamala Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter

Umum

Denyut nadi biasanya dapat Anda rasakan di pergelangan tangan Anda atau di leher bagian bawah Anda.

Jika dilihat di film-film, biasanya denyut nadi ini dicek untuk melihat apakah pemeran di film tersebut

masih hidup atau sudah meninggal. Pasti Anda sudah sering melihat adegan tersebut. Namun, sebenarnya

untuk apa sih kita mengukur denyut nadi? Tahukah Anda berapa jumlah denyut nadi normal?

Untuk apa mengetahui denyut nadi?

Denyut nadi menggambarkan detak jantung Anda, berapa kali jantung berdetak per menitnya. Denyut nadi

juga dapat menunjukkan irama jantung dan kekuatan detak jantung Anda. Memantau jumlah denyut nadi

Anda saat istirahat, saat berolahraga, atau segera setelah berolahraga dapat menunjukkan tingkat kebugaran

Anda.

Memeriksa denyut nadi bahkan dapat membantu Anda menemukan masalah kesehatan yang sedang Anda

alami. Misalnya, denyut nadi yang lebih cepat dapat disebabkan oleh anemia, demam, beberapa jenis dari

penyakit jantung, atau pemakaian obat-obatan tertentu, seperti dekongestan. Sedangkan, denyut nadi yang

lebih lambat dapat menunjukkan penyakit atau obat-obatan yang berhubungan dengan penyakit jantung,

seperti obat beta-blockers. Dalam keadaan darurat, denyut nadi juga dapat membantu menunjukkan apakah

jantung memompa cukup darah.

Berapa denyut nadi normal?

Denyut nadi dapat bervariasi antar individu. Jumlahnya dapat lebih rendah saat Anda sedang dalam

keadaan istirahat dan dapat meningkat saat Anda sedang olahraga. Hal ini karena saat olahraga tubuh

membutuhkan lebih banyak darah yang membawa oksigen untuk dialirkan ke semua sel-sel dalam tubuh.

Berikut ini merupakan jumlah denyut nadi normal per menit:

Bayi sampai usia 1 tahun: 100-160 kali per menit

Anak usia 1-10 tahun: 70-120 kali per menit

Anak usia 11-17 tahun: 60-100 kali per menit

Dewasa: 60-100 kali per menit

Page 151: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

137

Atlet dengan kondisi yang baik: 40-60 kali per menit

Umumnya, denyut nadi yang berada di kisaran paling bawah (60 kali per menit misalnya pada orang

dewasa) saat keadaan istirahat menunjukkan bahwa jantung bekerja dengan efisien saat memompa darah

dan tubuh Anda lebih bugar. Orang yang aktif memiliki otot jantung yang lebih baik sehingga jantung tidak

perlu bekerja keras untuk mempertahankan fungsi tubuh. Sehingga, tak heran jika atlet yang terlatih

dengan baik memiliki denyut nadi sekitar 40 kali per menit.

Beberapa hal yang dapat memengaruhi jumlah denyut nadi Anda per menit adalah:

Aktivitas fisik, setelah Anda melakukan aktivitas fisik berat biasanya denyut nadi lebih cepat

Tingkat kebugaran, semakin bugar Anda biasanya denyut nadi lebih lambat (berada pada kisaran

normal yang paling bawah)

Suhu udara, denyut nadi lebih cepat saat suhu udara lebih tinggi (tapi biasanya kenaikannya tidak

lebih dari 5-10 kali per menit)

Posisi tubuh (berdiri atau tiduran), terkadang saat Anda berdiri, selama 15-20 detik pertama

denyut nadi akan naik sedikit, kemudian akan kembali lagi ke normal

Emosi, seperti stres, cemas, sangat sedih, atau sangat senang dapat meningkatkan denyut nadi

Anda

Ukuran tubuh, orang yang sangat gemuk, biasanya mempunyai denyut nadi yang lebih tinggi

(tapi biasanya tidak lebih dari 100 kali per menit)

Obat-obatan

Bagaimana cara mengukur denyut nadi?

Denyut nadi dapat Anda ukur di beberapa titik dalam tubuh Anda, seperti:

Pergelangan tangan

Siku bagian dalam

Sisi leher bagian bawah

Namun, biasanya yang paling mudah untuk Anda temukan adalah di pergelangan tangan. Berikut ini

merupakan cara mengukur denyut nadi di pergelangan tangan:

Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah Anda di pergelangan tangan bagian dalam yang dilewati

pembuluh darah arteri. Tekan dengan kuat arteri Anda sampai merasakan denyut nadi. (Jika

melakukan di siku bagian dalam atau leher, juga tempatkan kedua jari Anda dan tekan sampai

menemukan denyut nadi)

Hitung denyut nadi Anda selama 60 detik (atau selama 15 detik, lalu kalikan dengan 4 sehingga

mendapatkan hasil denyut nadi per menit)

Ingat, saat menghitung, tetaplah fokus pada denyut nadi Anda. Jangan sampai lupa hitungan atau

merasa denyut nadi hilang.

Anda bisa mengulanginya lagi jika tidak yakin dengan hitungan Anda.

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/denyut-nadi-normal-dan-cara-mengukurnya/

Page 152: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

138

Lampiran 8

PERTEMUAN 2

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

FREKUENSI DENYUT NADI

Petunjuk penggunaan:

1. LKPD 3 ini merupakan lembar kerja peserta didik untuk kelompok.

2. LKPD 3 dikerjakan secara kelompok dan dikerjakan bersama-sama teman kelompok.

3. LKPD 3 digunakan untuk menjawab dan membuktikan argumentasi yang telah

dikemukakan dengan melakukan kegiatan praktikum dan penyelidikan.

4. Bagian C, D, E, F, G harus dikerjakan oleh kelompok Anda di sekolah, sisanya dapat

dilengkapi di rumah.

5. Lembar Peer Review digunakan oleh Kelompok Anda untuk menilai hasil pekerjaan

LKPD 3 kelompok lain.

Tugas:*Tahap 1 (identifikasi tugas)

1. Rancanglah sebuah percobaan untuk mendukung jawaban dan alasan yang telah kalian

kemukakan.

2. Isilah identitas kelompok Anda.

3. Pilihlah alat dan bahan yang kalian gunakan untuk melakukan percobaan.

4. Kumpulkanlah data-data untuk mendukung jawaban dan alasan yang telah kalian

kemukakan melalui percobaan.

5. Lengkapi data pengamatan dengan data dan fakta yang kalian temukan pada saat

percobaan.

LKPD

3

Page 153: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

139

Page 154: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

140

Page 155: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

141

Page 156: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

142

Page 157: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

143

Page 158: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

144

Page 159: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

145

Page 160: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

146

Page 161: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

147

Page 162: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

148

Page 163: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

149

Page 164: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

150

Page 165: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

151

Page 166: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

152

Page 167: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

153

Lampiran 9

Transkip Rekaman Argumentasi Lisan Peserta Didik

Pertemuan Pertama

No. Teks Asli Penghalusan Teks Teks Dasar Teks Argumentasi 1

2

3

4

5

G: Baik, kita telah masuk pada

tahap sesi argumentasi. Kita akan

mulai dengan membacakan kembali

pertanyaan inkuiri yang tertera pada

LKPD. Setujukah Anda bahwa

orang dengan golongan darah O

dapat melakukan transfusi darah

untuk semua golongan darah

sedangkan orang dengan golongan

darah AB bisa menerima transfusi

darah dari semua golongan darah?

S: Setujuuuu! <teriak kelompom

pro>. Tidaakkk! <teriak kelompok

kontra>

G: Ntar dulu ntar dulu. Bagaimana

pendapat kelompok Anda? Silahkan

untuk kesempatan pertama saya

berikan terlebih dahulu untuk

kelompok pro atau yang setuju

dengan pernyataan tersebut.

S: (tepuk tangan)

G: eh tadi kelompok pro yang mana

kontra yang mana? Ini sama ini

yah? Oke boleh dimulai, jangan

lupa sebutkan namanya siapa dari

kelompok pro atau kontra dan

jelaskan argumentasi kalian.

G: Baik, kita telah masuk pada tahap

sesi argumentasi. Kita akan mulai

dengan membacakan kembali

pertanyaan inkuiri yang tertera pada

LKPD. Setujukah Anda bahwa orang

dengan golongan darah O dapat

melakukan transfusi darah untuk semua

golongan darah sedangkan orang

dengan golongan darah AB bisa

menerima transfusi darah dari semua

golongan darah?

S: [Setujuuuu! Tidaakkk!] Setuju.

Tidak setuju.

G: [Ntar dulu ntar dulu] Sebentar.

Bagaimana pendapat kelompok Anda?

Silahkan untuk kesempatan pertama

saya berikan terlebih dahulu untuk

kelompok pro atau yang setuju dengan

pernyataan tersebut.

S: [(tepuk tangan)]

G: [eh tadi] kelompok pro yang mana

kontra yang mana? Ini sama ini [yah]?

[Oke] baik [boleh] silahkan dimulai,

jangan lupa sebutkan namanya siapa

dari kelompok pro atau kontra dan

jelaskan argumentasi kalian.

G: Baik, kita telah masuk pada tahap

sesi argumentasi. Kita akan mulai

dengan membacakan kembali

pertanyaan inkuiri yang tertera pada

LKPD. Setujukah Anda bahwa orang

dengan golongan darah O dapat

melakukan transfusi darah untuk semua

golongan darah sedangkan orang

dengan golongan darah AB bisa

menerima transfusi darah dari semua

golongan darah?

S: Setuju. Tidak setuju.

G: Sebentar. Bagaimana pendapat

kelompok Anda? Silahkan untuk

kesempatan pertama saya berikan

terlebih dahulu untuk kelompok pro

atau yang setuju dengan pernyataan

tersebut.

-

G: Kelompok pro yang mana kontra

yang mana? Ini sama ini? Baik

silahkan dimulai, jangan lupa sebutkan

namanya siapa dari kelompok pro atau

kontra dan jelaskan argumentasi kalian.

G: Baik, kita telah masuk pada tahap

sesi argumentasi. Kita akan mulai

dengan membacakan kembali

pertanyaan inkuiri yang tertera pada

LKPD. Setujukah Anda bahwa orang

dengan golongan darah O dapat

melakukan transfusi darah untuk semua

golongan darah sedangkan orang

dengan golongan darah AB bisa

menerima transfusi darah dari semua

golongan darah? (Stimulant:

pertanyaan. Non claim)

S: Setuju. Tidak setuju. (Claim)

G: Sebentar. Bagaimana pendapat

kelompok Anda? Silahkan untuk

kesempatan pertama saya berikan

terlebih dahulu untuk kelompok pro

atau yang setuju dengan pernyataan

tersebut. (Non claim)

-

G: Kelompok pro yang mana kontra

yang mana? Ini sama ini? Baik

silahkan dimulai, jangan lupa sebutkan

namanya siapa dari kelompok pro atau

kontra dan jelaskan argumentasi kalian.

(Non claim)

Page 168: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

154

6

7

8

9

10

P1: (Rizkia) eh gua gua, gua apa

Dam. (Saddam) yah udah ini mah

diomongin semua ama Rizkia.

(Rizkia) abis ini udah, abis ini

enggak.

G: Ayo SNSD nya mana? Satu

ngomong semua dengar. Sssttttt!

<menyuruh peserta didik diam>

P1(Rizkia): Saya Rizkia dari

kelompok Pro, ingin megutarakan

pendapat dari kelompok kami.

Menurut kelompok kami setuju

bahwa golongan darah O dapat

mentranfusi kesemua golongan

darah dan golongan darah AB dapat

meneri tranfusi dari semua

golongan, karena menurut

kelompok kami bahwa golongan

darah O itu merupakan golongan

darah universal jadi dapat

mendonorkan kesemua golongan

darah. Sedangkan golongan darah

AB itu golongan darah recepient

universal yaitu dapat menerima

semua golongan darah, dapat

menerima tranfusi dari semua

golongan darah dan menurut artikel

yang telah kelompok kami pahami,

eh dilanjutkan oleh Saddam.

P1 (Saddam): dan juga menurut

kelompok kami,

G: eh nama dulu nama siapa?

P1: (Rizkia) [eh gua gua, gua apa Dam]

Saya ya Dam. (Saddam) yah udah ini

[mah diomongin] akan dibicarakan

semua [ama] sama Rizkia. (Rizkia)

[abis] setelah ini [udah] sudah, [abis]

setelah ini [enggak] tidak.

G: Ayo SNSD nya mana? Satu

ngomong semua dengar. [Sssttttt!

<menyuruh peserta didik diam>]

P1(Rizkia): Saya Rizkia dari kelompok

Pro, ingin megutarakan pendapat dari

kelompok kami. Menurut kelompok

kami setuju bahwa golongan darah O

dapat mentranfusi kesemua golongan

darah dan golongan darah AB dapat

meneri tranfusi dari semua golongan,

karena menurut kelompok kami bahwa

golongan darah O itu merupakan

golongan darah universal jadi dapat

mendonorkan kesemua golongan

darah. Sedangkan golongan darah AB

itu golongan darah recepient universal

yaitu dapat menerima semua golongan

darah, dapat menerima tranfusi dari

semua golongan darah dan menurut

artikel yang telah kelompok kami

pahami, [eh] akan dilanjutkan oleh

Saddam.

P1 (Saddam): dan juga menurut

kelompok kami,

G: [eh nama dulu] namanya siapa?

P1: (Rizkia) Saya ya Dam.

(Saddam) yah udah ini akan

dibicarakan semua sama Rizkia.

(Rizkia) setelah ini sudah, setelah ini

tidak.

G: Ayo SNSD nya mana? Satu

ngomong semua dengar.

P1(Rizkia): Saya Rizkia dari kelompok

Pro, ingin megutarakan pendapat dari

kelompok kami. Menurut kelompok

kami setuju bahwa golongan darah O

dapat mentranfusi kesemua golongan

darah dan golongan darah AB dapat

meneri tranfusi dari semua golongan,

karena menurut kelompok kami bahwa

golongan darah O itu merupakan

golongan darah universal jadi dapat

mendonorkan kesemua golongan

darah. Sedangkan golongan darah AB

itu golongan darah recepient universal

yaitu dapat menerima semua golongan

darah, dapat menerima tranfusi dari

semua golongan darah dan menurut

artikel yang telah kelompok kami

pahami, akan dilanjutkan oleh Saddam.

P1 (Saddam): dan juga menurut

kelompok kami,

G: namanya siapa?

P1: (Rizkia) Saya ya Dam.

(Saddam) yah udah ini akan

dibicarakan semua sama Rizkia.

(Rizkia) setelah ini sudah, setelah ini

tidak. (Non claim)

G: Ayo SNSD nya mana? Satu

ngomong semua dengar. (Non claim)

P1(Rizkia): Saya Rizkia dari kelompok

Pro, ingin megutarakan pendapat dari

kelompok kami. Menurut kelompok

kami setuju bahwa golongan darah O

dapat mentranfusi kesemua golongan

darah dan golongan darah AB dapat

meneri tranfusi dari semua golongan,

karena menurut kelompok kami bahwa

golongan darah O itu merupakan

golongan darah universal jadi dapat

mendonorkan kesemua golongan

darah. Sedangkan golongan darah AB

itu golongan darah recepient universal

yaitu dapat menerima semua golongan

darah, dapat menerima tranfusi dari

semua golongan darah dan menurut

artikel yang telah kelompok kami

pahami, akan dilanjutkan oleh Saddam.

(claim-data)

P1 (Saddam): dan juga menurut

kelompok kami, (Non claim)

G: namanya siapa? (Non claim)

Page 169: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

155

11

12

13

14

15

16

P1 (Saddam): ya nama saya

Muhammad Saddam Riyadi, saya

dari kelompok pro ingin

menambahkan pendapat dari

Rizkia. Orang dengan golongan

darah AB dapat menerima semua

golongan darah ABO. Kenapa?

Karena memiliki antigen sel darah

merah A dan B. Dan juga golongan

darah O yang memiliki tanpa

antigen sehingga dia bisa

mentransfusi kesemua golongan

darah ABO.

G: oke terimakasih dari tim pro

yang telah menyampaikan

argumentasinya terkait pernyataan

setuju terhadap pertanyaan dan juga

sudah dikuatkan pendapatnya

dengan tambahan argumen. Tepuk

tangan dulu dong!

S: (tepuk tangan)

G: silahkan dari kelompok lain

yang mau menyanggah atau

menyampaikan argumentasinya.

Atau mau menyampaikan dulu

statementnya kenapa tidak setuju.

S: Sssstttt! <menyuruh yang lain

diam>

K1(Rivaldi): Nama Rivaldi Gerald

Pratama. Golongan darah O negatif

memiliki antibodi yang dapat

bereaksi serius selama tranfusi

darah berlangsung karena golongan

darah dengan rhesus positif dan

P1 (Saddam): [ya] nama saya

Muhammad Saddam Riyadi, saya dari

kelompok pro ingin menambahkan

pendapat dari Rizkia. Orang dengan

golongan darah AB dapat menerima

semua golongan darah ABO. Kenapa?

Karena memiliki antigen sel darah

merah A dan B. Dan juga golongan

darah O yang memiliki tanpa antigen

sehingga dia [bisa] dapat mentransfusi

kesemua golongan darah ABO.

G: [oke] terimakasih dari tim pro yang

telah menyampaikan argumentasinya

terkait pernyataan setuju terhadap

pertanyaan dan juga sudah dikuatkan

pendapatnya dengan tambahan

argumen. Tepuk tangan [dulu dong!]

S: [(tepuk tangan)]

G: silahkan dari kelompok lain yang

[mau] ingin menyanggah atau

menyampaikan argumentasinya. Atau

mau menyampaikan [dulu]

statementnya kenapa tidak setuju.

S:[ Sssstttt! <menyuruh yang lain

diam>]

K1(Rivaldi): Nama Rivaldi Gerald

Pratama. Golongan darah O negatif

memiliki antibodi yang dapat bereaksi

serius selama tranfusi darah

berlangsung karena golongan darah

dengan rhesus positif dan negatif dapat

P1 (Saddam): nama saya Muhammad

Saddam Riyadi, saya dari kelompok

pro ingin menambahkan pendapat dari

Rizkia. Orang dengan golongan darah

AB dapat menerima semua golongan

darah ABO. Kenapa? Karena memiliki

antigen sel darah merah A dan B. Dan

juga golongan darah O yang memiliki

tanpa antigen sehingga dia dapat

mentransfusi kesemua golongan darah

ABO.

G: terimakasih dari tim pro yang telah

menyampaikan argumentasinya terkait

pernyataan setuju terhadap pertanyaan

dan juga sudah dikuatkan pendapatnya

dengan tambahan argumen. Tepuk

tangan.

-

G: silahkan dari kelompok lain yang

ingin menyanggah atau menyampaikan

argumentasinya. Atau mau

menyampaikan statementnya kenapa

tidak setuju.

-

K1(Rivaldi): Nama Rivaldi Gerald

Pratama. Golongan darah O negatif

memiliki antibodi yang dapat bereaksi

serius selama tranfusi darah

P1 (Saddam): nama saya Muhammad

Saddam Riyadi, saya dari kelompok

pro ingin menambahkan pendapat dari

Rizkia. Orang dengan golongan darah

AB dapat menerima semua golongan

darah ABO. Kenapa? Karena memiliki

antigen sel darah merah A dan B. Dan

juga golongan darah O yang memiliki

tanpa antigen sehingga dia dapat

mentransfusi kesemua golongan darah

ABO. (backing-1) (claim-warrant)

G: terimakasih dari tim pro yang telah

menyampaikan argumentasinya terkait

pernyataan setuju terhadap pertanyaan

dan juga sudah dikuatkan pendapatnya

dengan tambahan argumen. Tepuk

tangan. (Non claim)

-

G: silahkan dari kelompok lain yang

ingin menyanggah atau menyampaikan

argumentasinya. Atau mau

menyampaikan statementnya kenapa

tidak setuju. (Non claim)

-

K1(Rivaldi): Nama Rivaldi Gerald

Pratama. Golongan darah O negatif

memiliki antibodi yang dapat bereaksi

serius selama tranfusi darah

berlangsung karena golongan darah

dengan rhesus positif dan negatif dapat

Page 170: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

156

17

18

19

20

21

22

23

negatif dapat berbahaya jika

bereaksi. Hal tersebut berdasarkan

referensi yang diambil dari

halodokter yang menjelaskan

tentang tranfusi darah.

G: nah tadi disampaikan oleh

Rivaldi tentang ketidaksetujuannya

terhadap pertanyaan tersebut. Ada

lagi dari kelompok lain yang ingin

menambahkan?

S: <terlihat berdiskus>

G: <memberikan stimulus> jadi tadi

Rivaldi sebagai kelompok kontra

memberitahu bahwa mereka tidak

setuju nih kalau golongan darah O

itu dapat melakukan tranfusi

kesemua golongan darah, karena

ada golongan darah O yan

memiliki rhesus negatif itu bisa

menyebabkan rekasi yang serius

bila ditranfusikan darahnya ke yang

berbeda. Seperti itu.

G: karena dari tim kontra belum ada

yang menambahkan, kita lihat tim

pro ada yang meyangga dulu ya.

P1(M.Rizky): Assalamualaikum

Wr.Wb.

S: Wa’alaikumussalam wr.wb

P1(M.Rizky): saya Muhammad

Rizky Ramadhani dari kelompok

berbahaya jika bereaksi. Hal tersebut

berdasarkan referensi yang diambil dari

halodokter yang menjelaskan tentang

tranfusi darah.

G: [nah] tadi disampaikan oleh Rivaldi

tentang ketidaksetujuannya terhadap

pertanyaan tersebut. Ada lagi dari

kelompok lain yang ingin

menambahkan?

S: [<terlihat berdiskus>]

G: [<memberikan stimulus> jadi] tadi

Rivaldi sebagai kelompok kontra

memberitahu bahwa mereka tidak

setuju [nih] [kalau] jika golongan darah

O [itu] dapat melakukan tranfusi

kesemua golongan darah, karena ada

golongan darah O yan memiliki rhesus

negatif [itu] bisa menyebabkan rekasi

yang serius bila ditranfusikan darahnya

ke yang berbeda. [Seperti itu.]

G: karena dari tim kontra belum ada

yang menambahkan, kita lihat tim pro

ada yang meyangga dulu ya.

P1(M.Rizky): Assalamualaikum

Wr.Wb.

S: Wa’alaikumussalam wr.wb

P1(M.Rizky): saya Muhammad Rizky

Ramadhani dari kelompok pro ingin

berlangsung karena golongan darah

dengan rhesus positif dan negatif dapat

berbahaya jika bereaksi. Hal tersebut

berdasarkan referensi yang diambil dari

halodokter yang menjelaskan tentang

tranfusi darah.

G: tadi disampaikan oleh Rivaldi

tentang ketidaksetujuannya terhadap

pertanyaan tersebut. Ada lagi dari

kelompok lain yang ingin

menambahkan?

-

G: tadi Rivaldi sebagai kelompok

kontra memberitahu bahwa mereka

tidak setuju jika golongan darah O

dapat melakukan tranfusi kesemua

golongan darah, karena ada golongan

darah O yan memiliki rhesus negatif

bisa menyebabkan rekasi yang serius

bila ditranfusikan darahnya ke yang

berbeda.

G: karena dari tim kontra belum ada

yang menambahkan, kita lihat tim pro

ada yang meyangga dulu ya.

P1(M.Rizky): Assalamualaikum

Wr.Wb.

S: Wa’alaikumussalam wr.wb

P1(M.Rizky): saya Muhammad Rizky

berbahaya jika bereaksi. Hal tersebut

berdasarkan referensi yang diambil dari

halodokter yang menjelaskan tentang

tranfusi darah. (Rebuttal-1) (claim-

warrant-data) sanggahan lemah

G: tadi disampaikan oleh Rivaldi

tentang ketidaksetujuannya terhadap

pertanyaan tersebut. Ada lagi dari

kelompok lain yang ingin

menambahkan? ( Non claim)

-

G: tadi Rivaldi sebagai kelompok

kontra memberitahu bahwa mereka

tidak setuju jika golongan darah O

dapat melakukan tranfusi kesemua

golongan darah, karena ada golongan

darah O yan memiliki rhesus negatif

bisa menyebabkan rekasi yang serius

bila ditranfusikan darahnya ke yang

berbeda. (Stimulant: pernyataan. Non

claim)

G: karena dari tim kontra belum ada

yang menambahkan, kita lihat tim pro

ada yang meyangga dulu ya. ( Non

claim)

P1(M.Rizky): Assalamualaikum

Wr.Wb. ( Non claim)

S: Wa’alaikumussalam wr.wb ( Non

claim)

P1(M.Rizky): saya Muhammad Rizky

Ramadhani dari kelompok pro ingin

Page 171: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

157

24

25

26

27

28

29

30

pro ingin menyatakan bahwa saya

tidak setuju dengan pernyataan

yang dilontarkan oleh tim kontra.

Karena, orang yang bergolongan

darah O dan memiliki rhesus

negatif itu hanya 1% dari 99%

rhesus positif di dunia. Jadi

kemungkinannya sangat kecil sekali

bergolongan darah O dengan rhesus

minus karena perbandingannya

99% dengan 1%. Oke terimakasih,

sekian saja. Wassalamualaikum

wr.wb.

S: Wa’alaikumussalam wr.wb

G: oke terimakasih untuk Rizky

sudah menyampaikan

sanggahannya terkait

ketidaksetujuan terhadap kelompok

kontra. Tepuk tangan dulu dong.

S: <tepuk tangan>

G: dari tim pro 2 apakah ada yang

ingin menguatkan argumen dari tim

pro 1 ?

P2: sama bu, udah sama.

K1(Rivaldi): Bu! Eh gajadi masih

mikir.

G: silahkan masih dibuka

kesempatan untuk kelompok lain

menyampaikan argumentasinya,

baik dari tim kontra maupun tim

pro.

menyatakan bahwa saya tidak setuju

dengan pernyataan yang dilontarkan

oleh tim kontra. Karena, orang yang

bergolongan darah O dan memiliki

rhesus negatif itu hanya 1% dari 99%

rhesus positif di dunia. Jadi

kemungkinannya sangat kecil sekali

bergolongan darah O dengan rhesus

[minus] negatif karena

perbandingannya 99% dengan 1%. Oke

terimakasih, sekian [saja].

Wassalamualaikum wr.wb.

S: Wa’alaikumussalam wr.wb

G: [oke] terimakasih untuk Rizky

sudah menyampaikan sanggahannya

terkait ketidaksetujuan terhadap

kelompok kontra. Tepuk tangan [dulu

dong].

S: [<tepuk tangan>]

G: [dari] tim pro 2 apakah ada yang

ingin menguatkan argumen dari tim pro

1 ?

P2: sama bu,[ udah] sudah sama.

K1(Rivaldi): Bu! [Eh] [ga] tidak jadi

masih [mikir] berpikir.

G: silahkan masih dibuka kesempatan

untuk kelompok lain menyampaikan

argumentasinya, baik dari tim kontra

maupun tim pro.

Ramadhani dari kelompok pro ingin

menyatakan bahwa saya tidak setuju

dengan pernyataan yang dilontarkan

oleh tim kontra. Karena, orang yang

bergolongan darah O dan memiliki

rhesus negatif itu hanya 1% dari 99%

rhesus positif di dunia. Jadi

kemungkinannya sangat kecil sekali

bergolongan darah O dengan rhesus

negatif karena perbandingannya 99%

dengan 1%. Oke terimakasih, sekian.

Wassalamualaikum wr.wb.

S: Wa’alaikumussalam wr.wb

G: [oke] terimakasih untuk Rizky

sudah menyampaikan sanggahannya

terkait ketidaksetujuan terhadap

kelompok kontra. Tepuk tangan [dulu

dong].

-

G: tim pro 2 apakah ada yang ingin

menguatkan argumen dari tim pro 1 ?

P2: sama bu, sudah sama.

K1(Rivaldi): Bu! tidak jadi, masih

berpikir.

G: silahkan masih dibuka kesempatan

untuk kelompok lain menyampaikan

argumentasinya, baik dari tim kontra

maupun tim pro.

menyatakan bahwa saya tidak setuju

dengan pernyataan yang dilontarkan

oleh tim kontra. Karena, orang yang

bergolongan darah O dan memiliki

rhesus negatif itu hanya 1% dari 99%

rhesus positif di dunia. Jadi

kemungkinannya sangat kecil sekali

bergolongan darah O dengan rhesus

negatif karena perbandingannya 99%

dengan 1%. Oke terimakasih, sekian.

Wassalamualaikum wr.wb. ((claim-

warrant-data) sanggahan lemah)

S: Wa’alaikumussalam wr.wb ( Non

claim)

G: [oke] terimakasih untuk Rizky

sudah menyampaikan sanggahannya

terkait ketidaksetujuan terhadap

kelompok kontra. Tepuk tangan [dulu

dong]. ( Non claim)

-

G: tim pro 2 apakah ada yang ingin

menguatkan argumen dari tim pro 1 ?

( Non claim)

P2: sama bu, sudah sama. ( Non claim)

K1(Rivaldi): Bu! tidak jadi, masih

berpikir. ( Non claim)

G: silahkan masih dibuka kesempatan

untuk kelompok lain menyampaikan

argumentasinya, baik dari tim kontra

maupun tim pro. (Stimulant:

pernyataan. Non claim)

Page 172: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

158

31

32

33

34

35

36

37

P1(Rizkia): Bu, saya mau lagi.

G: yak silahkan, dari teman-teman

yang lain ada yang mau gantian

menyampaikan pendapat selain

Rizkia?

P1(Rizkia): eh nih lu aja tinggal

bacain. Nih yang ini individu

dengan golongan darah O min

dapat mendonorkan kepada semua

tetapi hanya tidak bisa menerima.

P1(Firdaus): Assalamualaikum

wr.wb

S: Wa’alaikumussalam wr.wb

P1(Firdaus): saya Firdaus dari

kelompok pro ingin menambahkan,

1. Individu dengan golongan darah

0 memiliki sel darah tanpa antigen

tanpa memproduksi antibodi

terhadap antigen A dan B sehingga

orang-orang dengan golongan darah

O negatif dapat mendonorkan

darahnya kepada orang-orang

dengan golongan darah ABO

apapun dan disebut donor universal.

Namun, orang dengan golongan

darah O negatif hanya dapat

menerima golongan darah dari

sesama O negatif. Sekian.

G: baik terimakasih atas tambahan

P1(Rizkia): Bu, saya [mau lagi] ingin.

G: [yak] silahkan, dari teman-teman

yang lain ada yang [mau] ingin gantian

menyampaikan pendapat selain Rizkia?

P1(Rizkia): [eh nih lu aja] ini kamu

saja tinggal [bacain] dibacakan. [Nih]

yang ini, individu dengan golongan

darah O [min] negatif dapat

mendonorkan kepada semua tetapi

hanya tidak bisa menerima.

P1(Firdaus): Assalamualaikum wr.wb

S: Wa’alaikumussalam wr.wb

P1(Firdaus): saya Firdaus dari

kelompok pro ingin menambahkan, 1.

Individu dengan golongan darah O

memiliki sel darah tanpa antigen tanpa

memproduksi antibodi terhadap antigen

A dan B sehingga orang-orang dengan

golongan darah O negatif dapat

mendonorkan darahnya kepada orang-

orang dengan golongan darah ABO

apapun dan disebut donor universal.

Namun, orang dengan golongan darah

O negatif hanya dapat menerima

golongan darah dari sesama O negatif.

Sekian.

G: baik terimakasih atas tambahan

P1(Rizkia): Bu, saya ingin.

G: silahkan, dari teman-teman yang

lain ada yang ingin gantian

menyampaikan pendapat selain Rizkia?

P1(Rizkia): ini kamu saja tinggal

dibacakan. yang ini, individu dengan

golongan darah O negatif dapat

mendonorkan kepada semua tetapi

hanya tidak bisa menerima.

P1(Firdaus): Assalamualaikum wr.wb

S: Wa’alaikumussalam wr.wb

P1(Firdaus): saya Firdaus dari

kelompok pro ingin menambahkan, 1.

Individu dengan golongan darah O

memiliki sel darah tanpa antigen tanpa

memproduksi antibodi terhadap antigen

A dan B sehingga orang-orang dengan

golongan darah O negatif dapat

mendonorkan darahnya kepada orang-

orang dengan golongan darah ABO

apapun dan disebut donor universal.

Namun, orang dengan golongan darah

O negatif hanya dapat menerima

golongan darah dari sesama O negatif.

Sekian.

P1(Rizkia): Bu, saya ingin. ( Non

claim)

G: silahkan, dari teman-teman yang

lain ada yang ingin gantian

menyampaikan pendapat selain Rizkia?

( Non claim)

P1(Rizkia): ini kamu saja tinggal

dibacakan. yang ini, individu dengan

golongan darah O negatif dapat

mendonorkan kepada semua tetapi

hanya tidak bisa menerima. (Claim)

P1(Firdaus): Assalamualaikum wr.wb

( Non claim)

S: Wa’alaikumussalam wr.wb ( Non

claim)

P1(Firdaus): saya Firdaus dari

kelompok pro ingin menambahkan, 1.

Individu dengan golongan darah O

memiliki sel darah tanpa antigen tanpa

memproduksi antibodi terhadap antigen

A dan B sehingga orang-orang dengan

golongan darah O negatif dapat

mendonorkan darahnya kepada orang-

orang dengan golongan darah ABO

apapun dan disebut donor universal.

Namun, orang dengan golongan darah

O negatif hanya dapat menerima

golongan darah dari sesama O negatif.

Sekian. (claim-warrant-data)

sanggahan lemah

G: baik terimakasih atas tambahan

Page 173: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

159

38

39

40

sanggahan yang disampaikan oleh

tim pro. Tepuk tangan!

S: <tepuk tangan>

G: Apakah masih ada dari

kelompok lain yang ingin

berpendapat? Tadi dari teman-

teman pro menyangga kelompok

kontra, bahwa ternyata orang

dengan golongan darah O rhesus

negatif bisa mendonorkan darahnya

kepada golongan darah apapun,

hanya saja tidak dapat menerima.

G: Baik jika tidak ada yang

berpendapat lagi untuk closing dan

beberapa kesimpulan yang telah di

sampaikan oleh setiap kelpompok

bahwa ada teori yang menyatakan

setiap golongan darah O bersifat

donor universal sehingga dapat

melakukan tranfusi darah ke semua

golongan darah sedangkan

golongan darah AB disebut juga

bersifat recepient universal atau

dapat menerima tranfusi darah dari

semua golongan darah. Namun,

pada kenyataannya saat ini, karena

banyaknya kasus yang

mengkhawatirkan dan dianggap

berbahaya untuk dilakukan donor

darah beda golongan, maka lebih

dianjurkan untuk melakukan

tranfusi darah kepada golongan

darah yang sama atau sejenis demi

menghindari hal-hal medis yang

serius berdampak pada pasca

tranfusi atau mengurangi kegagalan

sanggahan yang disampaikan oleh tim

pro. Tepuk tangan!

S:[ <tepuk tangan>]

G: Apakah masih ada dari kelompok

lain yang ingin berpendapat? Tadi dari

teman-teman pro menyangga kelompok

kontra, bahwa ternyata orang dengan

golongan darah O rhesus negatif bisa

mendonorkan darahnya kepada

golongan darah apapun, hanya saja

tidak dapat menerima.

G: Baik jika tidak ada yang

berpendapat lagi untuk [closing]

penutup dan beberapa kesimpulan yang

telah di sampaikan oleh setiap

kelpompok bahwa ada teori yang

menyatakan setiap golongan darah O

bersifat donor universal sehingga dapat

melakukan tranfusi darah ke semua

golongan darah sedangkan golongan

darah AB disebut juga bersifat

recepient universal atau dapat

menerima tranfusi darah dari semua

golongan darah. Namun, pada

kenyataannya saat ini, karena

banyaknya kasus yang

mengkhawatirkan dan dianggap

berbahaya untuk dilakukan donor darah

beda golongan, maka lebih dianjurkan

untuk melakukan tranfusi darah kepada

golongan darah yang sama atau sejenis

demi menghindari hal-hal medis yang

serius berdampak pada pasca tranfusi

atau mengurangi kegagalan tranfusi

darah.

G: baik terimakasih atas tambahan

sanggahan yang disampaikan oleh tim

pro. Tepuk tangan!

-

G: Apakah masih ada dari kelompok

lain yang ingin berpendapat? Tadi dari

teman-teman pro menyangga kelompok

kontra, bahwa ternyata orang dengan

golongan darah O rhesus negatif bisa

mendonorkan darahnya kepada

golongan darah apapun, hanya saja

tidak dapat menerima.

G: Baik jika tidak ada yang

berpendapat lagi untuk penutup dan

beberapa kesimpulan yang telah di

sampaikan oleh setiap kelpompok

bahwa ada teori yang menyatakan

setiap golongan darah O bersifat donor

universal sehingga dapat melakukan

tranfusi darah ke semua golongan

darah sedangkan golongan darah AB

disebut juga bersifat recepient

universal atau dapat menerima tranfusi

darah dari semua golongan darah.

Namun, pada kenyataannya saat ini,

karena banyaknya kasus yang

mengkhawatirkan dan dianggap

berbahaya untuk dilakukan donor darah

beda golongan, maka lebih dianjurkan

untuk melakukan tranfusi darah kepada

golongan darah yang sama atau sejenis

demi menghindari hal-hal medis yang

serius berdampak pada pasca tranfusi

atau mengurangi kegagalan tranfusi

darah.

sanggahan yang disampaikan oleh tim

pro. Tepuk tangan! ( Non claim)

-

G: Apakah masih ada dari kelompok

lain yang ingin berpendapat? Tadi dari

teman-teman pro menyangga kelompok

kontra, bahwa ternyata orang dengan

golongan darah O rhesus negatif bisa

mendonorkan darahnya kepada

golongan darah apapun, hanya saja

tidak dapat menerima. (Stimulant:

pernyataan. Non claim)

G: Baik jika tidak ada yang

berpendapat lagi untuk penutup dan

beberapa kesimpulan yang telah di

sampaikan oleh setiap kelpompok

bahwa ada teori yang menyatakan

setiap golongan darah O bersifat donor

universal sehingga dapat melakukan

tranfusi darah ke semua golongan

darah sedangkan golongan darah AB

disebut juga bersifat recepient

universal atau dapat menerima tranfusi

darah dari semua golongan darah.

Namun, pada kenyataannya saat ini,

karena banyaknya kasus yang

mengkhawatirkan dan dianggap

berbahaya untuk dilakukan donor darah

beda golongan, maka lebih dianjurkan

untuk melakukan tranfusi darah kepada

golongan darah yang sama atau sejenis

demi menghindari hal-hal medis yang

serius berdampak pada pasca tranfusi

atau mengurangi kegagalan tranfusi

darah. (Claim-data)

Page 174: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

160

41

42

tranfusi darah.

G: kalo begitu, kita cukupkan

pertemuan kita sampai disini untuk

sesi argumentasi, selanjutnya kita

akan lanjutkan ketahapan ADI yang

selanjutnya. Okee?

S: oke buuu!

G: [kalo begitu,] kita cukupkan

pertemuan kita sampai disini untuk sesi

argumentasi, selanjutnya kita akan

lanjutkan ketahapan ADI yang

selanjutnya. [Okee] ya?

S: [oke buuu!] baik bu.

G: kita cukupkan pertemuan kita

sampai disini untuk sesi argumentasi,

selanjutnya kita akan lanjutkan

ketahapan ADI yang selanjutnya. ya?

S: baik bu.

G: kita cukupkan pertemuan kita

sampai disini untuk sesi argumentasi,

selanjutnya kita akan lanjutkan

ketahapan ADI yang selanjutnya. ya?

(Non claim)

S: baik bu. (Non claim)

Keterangan:

G : Guru

S : Siswa

Tanda [....] : Penghapusan kata atau kalimat

Tanda cetak miring (italic) : Penyisipan kata atau kalimat

Page 175: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

161

Lampiran 10

Transkip Rekaman Argumentasi Lisan Peserta Didik

Pertemuan Kedua

No. Teks Asli Penghalusan Teks Teks Dasar Teks Argumentasi 1

2

3

4

5

6

G: Baik, kita akan memulai sesi

argumentasi pada kali ini yang

memiliki pernyataan dan

pertanyaan yaitu setujukah kalian

bahwa frekuensi denyut nadi

setelah minum air dingin akan lebih

tinggi jumlahnya atau tingkatannya

dibandingkan setelah minum air

hangat? Nah, silahkan dimulai

terlebih dahulu oleh kelompok pro.

S: <berdiskusi menentukan yang

akan menjadi pembicara pertama>

G: ayo kelompok pro.

P1(Dyah): saya bu!

G: iya silahkan, boleh berdiri. Yang

lain dengarkan ya semuanya.

P1(Dyah): saya dari kelompok pro

menyatakan setuju, karena

alasannya pada masing-masing

kegiatan seperti minum air dingin

jantung bekerja dengan porsinya

masing-masing dalam memompa

darahnya, semakin santai atau rileks

suatu kegiatan, maka akan sedikit

pula denyut jantung dan denyut

nadi yang berdetak. Begitu pula

G: Baik, kita akan memulai sesi

argumentasi pada kali ini yang

memiliki pernyataan dan pertanyaan

yaitu setujukah kalian bahwa frekuensi

denyut nadi setelah minum air dingin

akan lebih tinggi jumlahnya atau

tingkatannya dibandingkan setelah

minum air hangat? [Nah,] silahkan

dimulai terlebih dahulu oleh kelompok

pro.

S: [<berdiskusi menentukan yang akan

menjadi pembicara pertama>]

G: [ayo] silahkan kelompok pro.

P1(Dyah): saya bu!

G: iya silahkan, boleh berdiri. Yang

lain dengarkan ya semuanya.

P1(Dyah): saya dari kelompok pro

menyatakan setuju, karena alasannya

pada masing-masing kegiatan seperti

minum air dingin jantung bekerja

dengan porsinya masing-masing dalam

memompa darah[nya], semakin santai

atau rileks suatu kegiatan, maka akan

sedikit pula denyut jantung dan denyut

nadi yang berdetak. Begitu pula yang

terjadi pada denyut nadi manusia.

G: Baik, kita akan memulai sesi

argumentasi pada kali ini yang

memiliki pernyataan dan pertanyaan

yaitu setujukah kalian bahwa frekuensi

denyut nadi setelah minum air dingin

akan lebih tinggi jumlahnya atau

tingkatannya dibandingkan setelah

minum air hangat? Silahkan dimulai

terlebih dahulu oleh kelompok pro.

-

G: silahkan kelompok pro.

P1(Dyah): saya bu!

G: iya silahkan, boleh berdiri. Yang

lain dengarkan ya semuanya.

P1(Dyah): saya dari kelompok pro

menyatakan setuju, karena alasannya

pada masing-masing kegiatan seperti

minum air dingin jantung bekerja

dengan porsinya masing-masing dalam

memompa darah, semakin santai atau

rileks suatu kegiatan, maka akan

sedikit pula denyut jantung dan denyut

nadi yang berdetak. Begitu pula yang

terjadi pada denyut nadi manusia.

G: Baik, kita akan memulai sesi

argumentasi pada kali ini yang

memiliki pernyataan dan pertanyaan

yaitu setujukah kalian bahwa frekuensi

denyut nadi setelah minum air dingin

akan lebih tinggi jumlahnya atau

tingkatannya dibandingkan setelah

minum air hangat? Silahkan dimulai

terlebih dahulu oleh kelompok pro.

(Stimulant: pertanyaan. Non claim)

-

G: silahkan kelompok pro. (Non claim)

P1(Dyah): saya bu! (Non claim)

G: iya silahkan, boleh berdiri. Yang

lain dengarkan ya semuanya. (Non

claim)

P1(Dyah): saya dari kelompok pro

menyatakan setuju, karena alasannya

pada masing-masing kegiatan seperti

minum air dingin jantung bekerja

dengan porsinya masing-masing dalam

memompa darah, semakin santai atau

rileks suatu kegiatan, maka akan sedikit

pula denyut jantung dan denyut nadi

yang berdetak. Begitu pula yang terjadi

pada denyut nadi manusia. Referensi

Page 176: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

162

7

8

9

10

yang terjadi pada denyut nadi

manusia. Referensi yang

mendukungnya itu tadi kami

sempat nyari dari internet mengenai

laporan praktikum biologi denyut

nadi manusia.

G: oke, tepuk tangan untuk

kelompok pro! Nah yang lain

gimana nih dari teman-teman ada

tanggapan dari kelompok kontra?

Oke yang ini dulu ya.

K1(Luthfi): nama saya Ahmad

Luthfi, disini saya tidak setuju

dengan pendapat kelompok pro.

Alasannya karena saat kita minum

air es saraf trigeminus yang ada di

belakang leher kita akan kaget. Nah

hal ini menyebabkan detak jantung

yang memompa darah meunurun,

itu juga menyebabkan frekuensi

denyut nadi kita makin turun. Oleh

karena itu saya tidak setuju dengan

pendapat Anda. Menurut kami, jika

meminum air dingin itu lebih tinggi

itu salah.

G: oke, tepuk tangan untuk

kelompok kontra. Selanjutnya, oh

ini ada yang ingin menambahkan

pendapatnya dari kelompok kontra.

K2(Saddam): nama saya

muhammad saddam, saya akan

menambahkan argumentasi dari

kelompok Luthfi tadi. Kami tidak

setuju bahwa minum air dingin itu

Referensi yang mendukung[nya] itu

tadi kami [sempat nyari] cari dari

internet mengenai laporan praktikum

biologi denyut nadi manusia.

G: [oke] baik, tepuk tangan untuk

kelompok pro! [Nah] yang lain

[gimana] bagaimana [nih] dari teman-

teman ada tanggapan dari kelompok

kontra? [Oke] baik yang ini [dulu]

terlebih dahulu ya.

K1(Luthfi): nama saya Ahmad Luthfi,

disini saya tidak setuju dengan

pendapat kelompok pro. Alasannya

karena saat kita minum air es saraf

trigeminus yang ada di belakang leher

kita akan [kaget] terkejut. [Nah] hal ini

menyebabkan detak jantung yang

memompa darah meunurun, itu juga

menyebabkan frekuensi denyut nadi

kita [makin] semakin turun. Oleh

karena itu saya tidak setuju dengan

pendapat Anda. Menurut kami, jika

meminum air dingin itu lebih tinggi itu

salah.

G: [oke] baik, tepuk tangan untuk

kelompok kontra. Selanjutnya, [oh] ini

ada yang ingin menambahkan

pendapatnya dari kelompok kontra.

K2(Saddam): nama saya muhammad

saddam, saya akan menambahkan

argumentasi dari kelompok Luthfi

[tadi]. Kami tidak setuju bahwa minum

air dingin [itu] membuat tinggi

Referensi yang mendukung itu tadi

kami cari dari internet mengenai

laporan praktikum biologi denyut nadi

manusia.

G: baik, tepuk tangan untuk kelompok

pro! yang lain bagaimana dari teman-

teman ada tanggapan dari kelompok

kontra? baik yang ini terlebih dahulu

ya.

K1(Luthfi): nama saya Ahmad Luthfi,

disini saya tidak setuju dengan

pendapat kelompok pro. Alasannya

karena saat kita minum air es saraf

trigeminus yang ada di belakang leher

kita akan terkejut. Hal ini

menyebabkan detak jantung yang

memompa darah meunurun, itu juga

menyebabkan frekuensi denyut nadi

kita semakin turun. Oleh karena itu

saya tidak setuju dengan pendapat

Anda. Menurut kami, jika meminum

air dingin itu lebih tinggi itu salah.

G: baik, tepuk tangan untuk kelompok

kontra. Selanjutnya, ini ada yang ingin

menambahkan pendapatnya dari

kelompok kontra.

K2(Saddam): nama saya muhammad

saddam, saya akan menambahkan

argumentasi dari kelompok Luthfi.

Kami tidak setuju bahwa minum air

dingin membuat tinggi frekuensi

yang mendukung itu tadi kami cari dari

internet mengenai laporan praktikum

biologi denyut nadi manusia. (Claim-

Warrant)

G: baik, tepuk tangan untuk kelompok

pro! yang lain bagaimana dari teman-

teman ada tanggapan dari kelompok

kontra? baik yang ini terlebih dahulu

ya. (Non claim)

K1(Luthfi): nama saya Ahmad Luthfi,

disini saya tidak setuju dengan

pendapat kelompok pro. Alasannya

karena saat kita minum air es saraf

trigeminus yang ada di belakang leher

kita akan terkejut. Hal ini menyebabkan

detak jantung yang memompa darah

meunurun, itu juga menyebabkan

frekuensi denyut nadi kita semakin

turun. Oleh karena itu saya tidak setuju

dengan pendapat Anda. Menurut kami,

jika meminum air dingin itu lebih tinggi

itu salah. (Rebuttal-1) (claim-warrant-

data) sanggahan jelas

G: baik, tepuk tangan untuk kelompok

kontra. Selanjutnya, ini ada yang ingin

menambahkan pendapatnya dari

kelompok kontra. (Non claim)

K2(Saddam): nama saya muhammad

saddam, saya akan menambahkan

argumentasi dari kelompok Luthfi.

Kami tidak setuju bahwa minum air

dingin membuat tinggi frekuensi denyut

Page 177: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

163

11

12

13

14

membuat tinggi frekuensi denyut

nadi karena ketika minum air

dingin itu kita memperlambat atau

menyempitkan peredaran darah,

sehingga detak nadi tuh semakin

turun. Ambil contoh ketika sedang

berlari, kita kan merasa kecapekan

gitu ya, merasa dehidrasi, kita

otomatis minum air dingin kan? Itu

suhu tubuh kita lagi naik-naiknya

kalo abis lari-lari gitu, nah gunanya

air dingin tuh untuk menetralkan

suhu tubuh sehingga detak nadi tuh

nggak terlalu deg-degan gitu.

Referensi yang mendukung adalah

ada di artikel halodoc yang

menyatakan bahwa minum air

dingin itu melemahkan detak

jantung. Sekian terimakasih.

G: tepuk tangan untuk kelompok

kontra. Nah dari tim pro

bagaimana, ada yang mau

menambah? Atau menanggapi?

Atau menguatkan dari argumen

yang awal?

S: <terlihat gaduh berdiskusi>

G: baik jika dari tim pro belum ada,

ada tambahan dulu dari tim kontra

nih ya.

K1(Rivaldi): nama Rivaldi Gilang

Pratama, referensi yang mendukung

dilansir dari the health side. Ada

beberapa alasan mengapa tidak

boleh minum air dingin. Pertama,

mengganggu pencernaan. Yang

frekuensi denyut nadi karena ketika

minum air dingin [itu] kita

memperlambat atau menyempitkan

peredaran darah, sehingga detak nadi

[tuh] semakin turun. [Ambil] contoh

ketika sedang berlari, kita [kan] akan

merasa [kecapekan] capek [gitu ya],

merasa dehidrasi, kita otomatis minum

air dingin kan? Itu suhu tubuh kita lagi

naik-naiknya [kalo abis] jika setelah

lari-lari [gitu], [nah] jadi gunanya air

dingin [tuh] tersebut untuk

menetralkan suhu tubuh sehingga detak

nadi [tuh nggak] tidak terlalu [deg-

degan gitu] berdetak cepat. Referensi

yang mendukung adalah ada di artikel

halodoc yang menyatakan bahwa

minum air dingin itu melemahkan

detak jantung. Sekian terimakasih.

G: tepuk tangan untuk kelompok

kontra. [Nah] dari tim pro bagaimana,

ada yang [mau] ingin [menambah]

ditambahkan? Atau menanggapi? Atau

menguatkan dari argumen yang awal?

S:[ <terlihat gaduh berdiskusi>]

G: baik jika dari tim pro belum ada,

ada tambahan [dulu] terlebih dahulu

dari tim kontra [nih] ya.

K1(Rivaldi): nama Rivaldi Gilang

Pratama, referensi yang mendukung

dilansir dari the health side. Ada

beberapa alasan mengapa tidak boleh

minum air dingin. Pertama,

mengganggu pencernaan. Yang kedua,

denyut nadi karena ketika minum air

dingin kita memperlambat atau

menyempitkan peredaran darah,

sehingga detak nadi semakin turun.

Contoh ketika sedang berlari, kita akan

merasa capek, merasa dehidrasi, kita

otomatis minum air dingin kan? Itu

suhu tubuh kita lagi naik-naiknya jika

setelah lari-lari, jadi gunanya air dingin

tersebut untuk menetralkan suhu tubuh

sehingga detak nadi tidak terlalu

berdetak cepat. Referensi yang

mendukung adalah ada di artikel

halodoc yang menyatakan bahwa

minum air dingin itu melemahkan

detak jantung. Sekian terimakasih.

G: tepuk tangan untuk kelompok

kontra. Dari tim pro bagaimana, ada

yang ingin ditambahkan? Atau

menanggapi? Atau menguatkan dari

argumen yang awal?

-

G: baik jika dari tim pro belum ada,

ada tambahan [dulu] terlebih dahulu

dari tim kontra [nih] ya.

K1(Rivaldi): nama Rivaldi Gilang

Pratama, referensi yang mendukung

dilansir dari the health side. Ada

beberapa alasan mengapa tidak boleh

minum air dingin. Pertama,

nadi karena ketika minum air dingin

kita memperlambat atau menyempitkan

peredaran darah, sehingga detak nadi

semakin turun. Contoh ketika sedang

berlari, kita akan merasa capek, merasa

dehidrasi, kita otomatis minum air

dingin kan? Itu suhu tubuh kita lagi

naik-naiknya jika setelah lari-lari, jadi

gunanya air dingin tersebut untuk

menetralkan suhu tubuh sehingga detak

nadi tidak terlalu berdetak cepat.

Referensi yang mendukung adalah ada

di artikel halodoc yang menyatakan

bahwa minum air dingin itu

melemahkan detak jantung. Sekian

terimakasih. (Backing-1) (claim-

warrant-data) sanggahan jelas

G: tepuk tangan untuk kelompok

kontra. Dari tim pro bagaimana, ada

yang ingin ditambahkan? Atau

menanggapi? Atau menguatkan dari

argumen yang awal? (Non claim)

-

G: baik jika dari tim pro belum ada, ada

tambahan terlebih dahulu dari tim

kontra ya. (Non claim)

K1(Rivaldi): nama Rivaldi Gilang

Pratama, referensi yang mendukung

dilansir dari the health side. Ada

beberapa alasan mengapa tidak boleh

minum air dingin. Pertama,

Page 178: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

164

15

16

17

18

kedua, menghilangkan nutrisi.

Ketiga, dapat beresiko terkena sakit

tenggorokan. Yang keempat, dapat

menurunkan detak jantung. Sebagai

jaminannya yang menghubungkan

data dengan claim, penelitian pada

tahun 2001 yang melibatkan 669

perempuan yang menunjukkan

minum air dingin dapat menyebkan

sakit kepala.

G: ya, terimakasih. Mari tepuk

tanagan. Dari tim pro bagaimana?

Ada yang mau berpendapat?

Menambhakan argumentasi dari

temannya tadi.

G: dari teman-teman pro kan berarti

setuju ya, kalo frekuensi denyut

nadi itu akan lebih tinggi setelah

minum air dingin. Nah, kira-kira

kenapa sih dari kelompok pro

alasannya? Mungkin bisa dijelaskan

dari pengalaman pembuktian

sendiri yang sudah dilakukan.

Setelah meminum air dingin dan air

hangat ya, nah bisa dijelaskan

bagaimana hasilnya. Bisa

diceritakan ke teman-temannya

bagaimana hasilnya.

G: silahkan, Tegar ya. Boleh berdiri

jangan lupa sebutkan nama [dulu].

P2(Tegar): nama saya Tegar dari

kelompok pro, saya tidak setuju

dengan pendapat tim kontra,

menghilangkan nutrisi. Ketiga, dapat

beresiko terkena sakit tenggorokan.

Yang keempat, dapat menurunkan

detak jantung. Sebagai jaminannya

yang menghubungkan data dengan

claim, penelitian pada tahun 2001 yang

melibatkan 669 perempuan yang

menunjukkan minum air dingin dapat

menyebkan sakit kepala.

G: ya, terimakasih. Mari tepuk tanagan.

Dari tim pro bagaimana? Ada yang

[mau] ingin berpendapat?

Menambhakan argumentasi dari

temannya [tadi].

G: dari teman-teman pro kan berarti

setuju ya, [kalo] jika frekuensi denyut

nadi itu akan lebih tinggi setelah

minum air dingin. [Nah], kira-kira

kenapa [sih] ya dari kelompok pro

alasannya? Mungkin bisa dijelaskan

dari pengalaman pembuktian sendiri

yang sudah dilakukan. Setelah

meminum air dingin dan air hangat

[ya], [nah] bisa dijelaskan bagaimana

hasilnya. [Bisa] dapat diceritakan ke

teman-temannya bagaimana hasilnya.

G: silahkan, Tegar ya. Boleh berdiri

jangan lupa sebutkan nama [dulu].

P2(Tegar): nama saya Tegar dari

kelompok pro, saya tidak setuju dengan

pendapat tim kontra, kenapa? Karena

mengganggu pencernaan. Yang kedua,

menghilangkan nutrisi. Ketiga, dapat

beresiko terkena sakit tenggorokan.

Yang keempat, dapat menurunkan

detak jantung. Sebagai jaminannya

yang menghubungkan data dengan

claim, penelitian pada tahun 2001 yang

melibatkan 669 perempuan yang

menunjukkan minum air dingin dapat

menyebkan sakit kepala.

G: ya, terimakasih. Mari tepuk tanagan.

Dari tim pro bagaimana? Ada yang

ingin berpendapat? Menambhakan

argumentasi dari temannya.

G: dari teman-teman pro kan berarti

setuju ya, jika frekuensi denyut nadi itu

akan lebih tinggi setelah minum air

dingin. Kira-kira kenapa ya dari

kelompok pro alasannya? Mungkin

bisa dijelaskan dari pengalaman

pembuktian sendiri yang sudah

dilakukan. Setelah meminum air dingin

dan air hangat, bisa dijelaskan

bagaimana hasilnya. Dapat diceritakan

ke teman-temannya bagaimana

hasilnya.

G: silahkan, Tegar ya. Boleh berdiri

jangan lupa sebutkan nama.

P2(Tegar): nama saya Tegar dari

kelompok pro, saya tidak setuju dengan

pendapat tim kontra, kenapa? Karena

mengganggu pencernaan. Yang kedua,

menghilangkan nutrisi. Ketiga, dapat

beresiko terkena sakit tenggorokan.

Yang keempat, dapat menurunkan

detak jantung. Sebagai jaminannya

yang menghubungkan data dengan

claim, penelitian pada tahun 2001 yang

melibatkan 669 perempuan yang

menunjukkan minum air dingin dapat

menyebkan sakit kepala. (claim-

Warrant)

G: ya, terimakasih. Mari tepuk tanagan.

Dari tim pro bagaimana? Ada yang

ingin berpendapat? Menambhakan

argumentasi dari temannya. (Non

claim)

G: dari teman-teman pro kan berarti

setuju ya, jika frekuensi denyut nadi itu

akan lebih tinggi setelah minum air

dingin. Kira-kira kenapa ya dari

kelompok pro alasannya? Mungkin bisa

dijelaskan dari pengalaman pembuktian

sendiri yang sudah dilakukan. Setelah

meminum air dingin dan air hangat,

bisa dijelaskan bagaimana hasilnya.

Dapat diceritakan ke teman-temannya

bagaimana hasilnya. (Stimulant:

pertanyaan. Non claim)

G: silahkan, Tegar ya. Boleh berdiri

jangan lupa sebutkan nama. (Non

claim)

P2(Tegar): nama saya Tegar dari

kelompok pro, saya tidak setuju dengan

pendapat tim kontra, kenapa? Karena

Page 179: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

165

19

20

21

22

23

kenapa? Karena saya sendiri sudah

mencobanya kemarin. Setelah saya

minum air dingin, denyut nadi saya

itu terasa semakin kencang. Jadi

jika sebelumnya denyut nadi saya

biasa saja, tapi setelah minum air

dingin demyut nadi saya semakin

kuat, semakin terasa.

G: sudah? Baik terimakasih. Tepuk

tangan dong untuk tim pro. Ada

tanggapan lain dari yang lain? Tadi

tim pro menjelaskan bahwa

berdasarkan eksperimen mereka

yang telah dilakukan baru saja

kemarin pagi dilakukan oleh

saudara Tegar dan saudara Ivan,

membuktikan bahwa setelah

mereka mengkonsumsi air dingin,

itu tuh denyut nadi mereka tuh

makin cepat ya? Nah itu mereka

merasakan langsung sendiri. Nah

dari tim kontra sendiri bagaimana

menanggapi percobaan mandiri

yang sudah dilakukan teman-teman

pro?

K1(M. Rizky): assalamu’alaikum

Wr. Wb.

S: wa’alaikumussalam Wr. Wb.

Ssttttttt! <menyuruh diam teman

lainnya>

G: didengerkan lagi ayoo temannya

sedang berbicara.

K1(M. Rizky): nama saya

Muhammad Rizky, tadi kan

saya sendiri sudah mencobanya

kemarin. Setelah saya minum air

dingin, denyut nadi saya itu terasa

semakin kencang. Jadi jika sebelumnya

denyut nadi saya biasa saja, tapi setelah

minum air dingin demyut nadi saya

semakin kuat, semakin terasa.

G: sudah? Baik terimakasih. Tepuk

tangan [dong] untuk tim pro. Ada

tanggapan [lain] dari yang lain? Tadi

tim pro menjelaskan bahwa

berdasarkan eksperimen mereka yang

telah dilakukan baru saja kemarin pagi

dilakukan oleh saudara Tegar dan

saudara Ivan, membuktikan bahwa

setelah mereka mengkonsumsi air

dingin, [itu tuh] denyut nadi mereka

[tuh] [makin] semakin cepat ya? [Nah]

itu mereka merasakan langsung sendiri.

[Nah] dari tim kontra [sendiri]

bagaimana menanggapi percobaan

mandiri yang sudah dilakukan teman-

teman pro?

K1(M. Rizky): assalamu’alaikum Wr.

Wb.

S: wa’alaikumussalam Wr. Wb.

[Ssttttttt! <menyuruh diam teman

lainnya>]

G: didengerkan lagi [ayoo] ya

temannya sedang berbicara.

K1(M. Rizky): nama saya Muhammad

Rizky, tadi [kan dibilang] dikatakan

saya sendiri sudah mencobanya

kemarin. Setelah saya minum air

dingin, denyut nadi saya itu terasa

semakin kencang. Jadi jika sebelumnya

denyut nadi saya biasa saja, tapi setelah

minum air dingin demyut nadi saya

semakin kuat, semakin terasa.

G: sudah? Baik terimakasih. Tepuk

tangan untuk tim pro. Ada tanggapan

dari yang lain? Tadi tim pro

menjelaskan bahwa berdasarkan

eksperimen mereka yang telah

dilakukan baru saja kemarin pagi

dilakukan oleh saudara Tegar dan

saudara Ivan, membuktikan bahwa

setelah mereka mengkonsumsi air

dingin, denyut nadi mereka semakin

cepat ya? Itu mereka merasakan

langsung sendiri. Dari tim kontra

bagaimana menanggapi percobaan

mandiri yang sudah dilakukan teman-

teman pro?

K1(M. Rizky): assalamu’alaikum Wr.

Wb.

S: wa’alaikumussalam Wr. Wb.

G: didengerkan lagi ya temannya

sedang berbicara.

K1(M. Rizky): nama saya Muhammad

Rizky, tadi dikatakan oleh teman-

saya sendiri sudah mencobanya

kemarin. Setelah saya minum air

dingin, denyut nadi saya itu terasa

semakin kencang. Jadi jika sebelumnya

denyut nadi saya biasa saja, tapi setelah

minum air dingin demyut nadi saya

semakin kuat, semakin terasa. (claim-

warrant-data) sanggahan lemah

G: sudah? Baik terimakasih. Tepuk

tangan untuk tim pro. Ada tanggapan

dari yang lain? Tadi tim pro

menjelaskan bahwa berdasarkan

eksperimen mereka yang telah

dilakukan baru saja kemarin pagi

dilakukan oleh saudara Tegar dan

saudara Ivan, membuktikan bahwa

setelah mereka mengkonsumsi air

dingin, denyut nadi mereka semakin

cepat ya? Itu mereka merasakan

langsung sendiri. Dari tim kontra

bagaimana menanggapi percobaan

mandiri yang sudah dilakukan teman-

teman pro? (Stimulant: pertanyaan. Non

claim)

K1(M. Rizky): assalamu’alaikum Wr.

Wb. (Non claim)

S: wa’alaikumussalam Wr. Wb. (Non

claim)

G: didengerkan lagi ya temannya

sedang berbicara. (Non claim)

K1(M. Rizky): nama saya Muhammad

Rizky, tadi dikatakan oleh teman-teman

Page 180: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

166

24

25

26

27

28

29

dibilang teman-teman

percobaannya setalah olahraga kan?

P: enggak, enggak abis olahraga.

Huuhh <bising>

K1(M. Rizky): oh yaudah nggak

jadi.

G: hehehe <tertawa kecil> jadi

gimana dari kelompok kontra? Oh

ini ganti orang yang mau

menyangga. Silahkan.

K2(Rizky R): assalamu’alaikum

wr.wb

S: wa’alaikumussalam wr.wb

K2(Rizky R): nama saya

Muhammad Rizky Ramadhan. Jadi,

dalam kondisi berolahraga itu kan

faktor lain ketika setelah

berolahrga. Jadi nih, misalnya kalau

kalian tidak beraktivitas juga, kalau

kalian minum air dingin tuh berarti

ada penyempitan dalam pembuluh

darah, sehingga frekuensi denyut

nadi tuh bisa terganggu. Jadi,

minum air hangat itu baru

frekuensinya naik, karena setelah

kalian minum air hangat kan suhu

tubuh juga naik ya, nah itu

mengacu pada kenaikan frekuensi

denyut nadi juga. Jadi menurut saya

pernyataan kalian salah, soalnya

kalo kalian minum air dingin

oleh teman-teman percobaannya

setalah olahraga kan?

P: [enggak] tidak, [enggak abis] bukan

setelah olahraga. [Huuhh <bising>]

K1(M. Rizky): [oh yaudah nggak]

yasudah tidak jadi.

G: [hehehe <tertawa kecil>] jadi

[gimana] bagaimana dari kelompok

kontra? [Oh] ya ini [gant] bedai orang

yang [mau] ingin menyangga.

Silahkan.

K2(Rizky R): assalamu’alaikum wr.wb

S: wa’alaikumussalam wr.wb

K2(Rizky R): nama saya Muhammad

Rizky Ramadhan. Jadi, dalam kondisi

berolahraga itu [kan] ada faktor lain

ketika setelah berolahrga. Jadi [nih],

misalnya kalau kalian tidak beraktivitas

juga, [kalau] jika kalian minum air

dingin [tuh] itu berarti ada

penyempitan dalam pembuluh darah,

sehingga frekuensi denyut nadi [tuh]

bisa terganggu. Jadi, minum air hangat

itu [baru] akan membuat frekuensinya

naik, karena setelah kalian minum air

hangat [kan] suhu tubuh juga naik [ya],

[nah itu] hal tersebut mengacu pada

kenaikan frekuensi denyut nadi juga.

Jadi menurut saya pernyataan kalian

salah, [soalnya kalo] karena jika kalian

minum air dingin frekuensinya [malah]

teman percobaannya setalah olahraga

kan?

P: tidak, bukan setelah olahraga.

K1(M. Rizky): yasudah tidak jadi.

G: jadi bagaimana dari kelompok

kontra? Baik ini beda orang yang ingin

menyangga. Silahkan.

K2(Rizky R): assalamu’alaikum wr.wb

S: wa’alaikumussalam wr.wb

K2(Rizky R): nama saya Muhammad

Rizky Ramadhan. Jadi, dalam kondisi

berolahraga itu ada faktor lain ketika

setelah berolahrga. Jadi, misalnya

kalau kalian tidak beraktivitas juga,

jika kalian minum air dingin itu berarti

ada penyempitan dalam pembuluh

darah, sehingga frekuensi denyut nadi

bisa terganggu. Jadi, minum air hangat

itu akan membuat frekuensinya naik,

karena setelah kalian minum air hangat

suhu tubuh juga naik, hal tersebut

mengacu pada kenaikan frekuensi

denyut nadi juga. Jadi menurut saya

pernyataan kalian salah, karena jika

kalian minum air dingin frekuensinya

menjadi naik berarti ada masalah

dengan tubuh kalian. Terimakasih.

percobaannya setalah olahraga kan?

(Non claim)

P: tidak, bukan setelah olahraga. (Non

claim)

K1(M. Rizky): yasudah tidak jadi. .

(Non claim)

G: jadi bagaimana dari kelompok

kontra? Baik ini beda orang yang ingin

menyangga. Silahkan. (Non claim)

K2(Rizky R): assalamu’alaikum wr.wb

(Non claim)

S: wa’alaikumussalam wr.wb (Non

claim)

K2(Rizky R): nama saya Muhammad

Rizky Ramadhan. Jadi, dalam kondisi

berolahraga itu ada faktor lain ketika

setelah berolahrga. Jadi, misalnya kalau

kalian tidak beraktivitas juga, jika

kalian minum air dingin itu berarti ada

penyempitan dalam pembuluh darah,

sehingga frekuensi denyut nadi bisa

terganggu. Jadi, minum air hangat itu

akan membuat frekuensinya naik,

karena setelah kalian minum air hangat

suhu tubuh juga naik, hal tersebut

mengacu pada kenaikan frekuensi

denyut nadi juga. Jadi menurut saya

pernyataan kalian salah, karena jika

kalian minum air dingin frekuensinya

menjadi naik berarti ada masalah

dengan tubuh kalian. Terimakasih.

Page 181: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

167

30

31

32

33

34

frekuensinya malah naik berarti ada

masalah dong dengan tubuh kalian.

Terimakasih. Assalamua’alaikum

wr.wb

S: wa’alaikumussalam wr.wb

G: nah itu tadi sanggahan

argumentasi dari kelompok kontra.

Dari tim pro apakah ada yang ingin

menanggapi?

P2(Tegar): jadi, saya ingin

menyangga pendapat dari Rizky.

Kalau apa namanya kan tadi

dijelaskan kalau minum air dingin

kan kata Rizky ada masalah itu kan

terjadi penyempitan pembuluh

darah, nah organ apa aja gitu yang

melakukan penyempitannya?

Sekian, Mohon dijelaskan.

G: dari kelompok pro berarti minta

penjelasan terhadap kelompok

kontra terkait pernyataan yang

dilontarkan sebelumnya ya. Tim

pro menanyakan terhadap

sanggahan Rizky sebelumnya,

kenapa Rizky memiliki pernyataan

bahwa jika sebelumnya tim pro

melakukan percobaan setelah

minum air dingin frekuensi denyut

nadinya menjadi lebih cepat berarti

ada sesuatu. Nah mari kita

dengarkan penjeasan dari Rizky.

K2(Rizky. R): jadi, hal itu karena

menjadi naik berarti ada masalah

[dong] dengan tubuh kalian.

Terimakasih. Assalamua’alaikum

wr.wb

S: wa’alaikumussalam wr.wb

G: [nah itu] jadi tadi sanggahan

argumentasi dari kelompok kontra.

Dari tim pro apakah ada yang ingin

menanggapi?

P2(Tegar): jadi, saya ingin menyangga

pendapat dari Rizky. [Kalau apa

namanya kan] tadi dijelaskan [kalau]

jika minum air dingin [kan] kata Rizky

ada masalah [itu kan] yang terjadi

penyempitan pembuluh darah, [nah]

lalu organ apa [aja gitu] saja yang

[melakukan] mengalami

penyempitannya? Sekian, Mohon

dijelaskan.

G: dari kelompok pro berarti minta

penjelasan terhadap kelompok kontra

terkait pernyataan yang dilontarkan

sebelumnya ya. Tim pro menanyakan

terhadap sanggahan Rizky sebelumnya,

kenapa Rizky memiliki pernyataan

bahwa jika sebelumnya tim pro

melakukan percobaan setelah minum

air dingin frekuensi denyut nadinya

menjadi lebih cepat berarti ada sesuatu.

[Nah] mari kita dengarkan penjeasan

dari Rizky.

K2(Rizky. R): jadi, hal itu karena

Assalamua’alaikum wr.wb

S: wa’alaikumussalam wr.wb

G: jadi tadi sanggahan argumentasi dari

kelompok kontra. Dari tim pro apakah

ada yang ingin menanggapi?

P2(Tegar): jadi, saya ingin menyangga

pendapat dari Rizky. tadi dijelaskan

jika minum air dingin kata Rizky ada

masalah yang terjadi penyempitan

pembuluh darah, lalu organ apa saja

yang mengalami penyempitannya?

Sekian, Mohon dijelaskan.

G: dari kelompok pro berarti minta

penjelasan terhadap kelompok kontra

terkait pernyataan yang dilontarkan

sebelumnya ya. Tim pro menanyakan

terhadap sanggahan Rizky sebelumnya,

kenapa Rizky memiliki pernyataan

bahwa jika sebelumnya tim pro

melakukan percobaan setelah minum

air dingin frekuensi denyut nadinya

menjadi lebih cepat berarti ada sesuatu.

Mari kita dengarkan penjeasan dari

Rizky.

K2(Rizky. R): jadi, hal itu karena

Assalamua’alaikum wr.wb (Rebuttal-2)

(claim-warrant-data) sanggahan jelas

S: wa’alaikumussalam wr.wb (Non

claim)

G: jadi tadi sanggahan argumentasi dari

kelompok kontra. Dari tim pro apakah

ada yang ingin menanggapi? (Non

claim)

P2(Tegar): jadi, saya ingin menyangga

pendapat dari Rizky. tadi dijelaskan

jika minum air dingin kata Rizky ada

masalah yang terjadi penyempitan

pembuluh darah, lalu organ apa saja

yang mengalami penyempitannya?

Sekian, Mohon dijelaskan. (Qualifier-1)

(claim-warrant-data) sanggahan lemah

G: dari kelompok pro berarti minta

penjelasan terhadap kelompok kontra

terkait pernyataan yang dilontarkan

sebelumnya ya. Tim pro menanyakan

terhadap sanggahan Rizky sebelumnya,

kenapa Rizky memiliki pernyataan

bahwa jika sebelumnya tim pro

melakukan percobaan setelah minum

air dingin frekuensi denyut nadinya

menjadi lebih cepat berarti ada sesuatu.

Mari kita dengarkan penjeasan dari

Rizky. (Stimulant: pernyataan. Non

claim)

K2(Rizky. R): jadi, hal itu karena organ

Page 182: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

168

35

36

37

organ jantung. Jantung kan

memompa darah ke seluruh tubuh,

kalau kalian minum air dingin,

itukan otomatis dingin ya, jadi suhu

tubuh kalian turun dan itu jadi

susah mengedarkan darah ke arteri

dan itu menyebabkan turunnya

frekuensi dalam denyut nadi. Jadi

ada juga penyempitan dalam

pernapasan, setelah kalian

beraktivitas di luar ruangan, kalau

kalian minum air putih yang dingin

ya itu bisa terjadi penyempitan

dalam paru-paru. Jadi itu yang bisa

saya jelaskan, terimakasih.

P2(Rizkia): tapi kalau pada

dasarnya suhu tubuh orangnya

tinggi, gimana? Berarti dia kalau

minum air dingin tetap panas ga

akan turun kalaupun sudah minum

air dingin.

G: oke banyak sekali dari tim

kontra yang angkat tangan untuk

menyangga. Oke kita akan dengar

argumentasi dari tim kontra. SNSD

ya.

K1(Anggita): tadi kan dikatakan

bahwa suhu tubuh kan pada

dasarnya panas dari dalam diri

sendiri. Nah itu sebenarnya juga

bisa karena faktor lain seperti

apakah memang sedang sakit atau

sedang berada pada cuaca yang

panas, jadi pasti akan

mempengaruhi suhu tubuh kita kan,

organ jantung. Jantung [kan]

memompa darah ke seluruh tubuh,

[kalau] jika kalian minum air dingin,

itu[kan] akan otomatis dingin [ya], jadi

suhu tubuh kalian turun dan itu jadi

[susah] sulit mengedarkan darah ke

arteri dan [itu] menyebabkan turunnya

frekuensi dalam denyut nadi. Jadi ada

juga penyempitan dalam pernapasan,

setelah kalian beraktivitas di luar

ruangan, [kalau] jika kalian minum air

putih yang dingin [ya itu] bisa terjadi

penyempitan dalam paru-paru. Jadi itu

yang bisa saya jelaskan, terimakasih.

P2(Rizkia): [tapi kalau] namun jika

pada dasarnya suhu tubuh [orangnya]

seseorang tersebut tinggi, [gimana]

bagaimana ? Berarti dia kalau minum

air dingin tetap panas [ga] tidak akan

turun [kalaupun] walaupun sudah

minum air dingin.

G: [oke] baik banyak sekali dari tim

kontra yang [angkat] mengangkat

tangan untuk menyangga. [Oke] kita

akan dengar argumentasi dari tim

kontra. SNSD ya.

K1(Anggita): tadi [kan] dikatakan

bahwa suhu tubuh [kan] pada dasarnya

panas dari dalam diri sendiri. [Nah] itu

sebenarnya juga bisa karena faktor lain

seperti apakah memang sedang sakit

atau sedang berada pada cuaca yang

panas, jadi pasti akan mempengaruhi

suhu tubuh kita [kan], [nah terus] lalu

cara mengatasinya coba meminum air

organ jantung. Jantung memompa

darah ke seluruh tubuh, jika kalian

minum air dingin, itu akan otomatis

dingin, jadi suhu tubuh kalian turun

dan itu jadi sulit mengedarkan darah ke

arteri dan menyebabkan turunnya

frekuensi dalam denyut nadi. Jadi ada

juga penyempitan dalam pernapasan,

setelah kalian beraktivitas di luar

ruangan, jika kalian minum air putih

yang dingin bisa terjadi penyempitan

dalam paru-paru. Jadi itu yang bisa

saya jelaskan, terimakasih.

P2(Rizkia): namun jika pada dasarnya

suhu tubuh seseorang tersebut tinggi,

bagaimana? Berarti dia kalau minum

air dingin tetap panas tidak akan turun

walaupun sudah minum air dingin.

G: baik banyak sekali dari tim kontra

yang mengangkat tangan untuk

menyangga. Kita akan dengar

argumentasi dari tim kontra. SNSD ya.

K1(Anggita): tadi dikatakan bahwa

suhu tubuh pada dasarnya panas dari

dalam diri sendiri. Itu sebenarnya juga

bisa karena faktor lain seperti apakah

memang sedang sakit atau sedang

berada pada cuaca yang panas, jadi

pasti akan mempengaruhi suhu tubuh

kita, lalu cara mengatasinya coba

meminum air dingin karena dapat

jantung. Jantung memompa darah ke

seluruh tubuh, jika kalian minum air

dingin, itu akan otomatis dingin, jadi

suhu tubuh kalian turun dan itu jadi

sulit mengedarkan darah ke arteri dan

menyebabkan turunnya frekuensi dalam

denyut nadi. Jadi ada juga penyempitan

dalam pernapasan, setelah kalian

beraktivitas di luar ruangan, jika kalian

minum air putih yang dingin bisa

terjadi penyempitan dalam paru-paru.

Jadi itu yang bisa saya jelaskan,

terimakasih. (Claim-data)

P2(Rizkia): namun jika pada dasarnya

suhu tubuh seseorang tersebut tinggi,

bagaimana? Berarti dia kalau minum air

dingin tetap panas tidak akan turun

walaupun sudah minum air dingin.

(Qualifier-2) (Claim)

G: baik banyak sekali dari tim kontra

yang mengangkat tangan untuk

menyangga. Kita akan dengar

argumentasi dari tim kontra. SNSD ya.

(Non claim)

K1(Anggita): tadi dikatakan bahwa

suhu tubuh pada dasarnya panas dari

dalam diri sendiri. Itu sebenarnya juga

bisa karena faktor lain seperti apakah

memang sedang sakit atau sedang

berada pada cuaca yang panas, jadi

pasti akan mempengaruhi suhu tubuh

kita, lalu cara mengatasinya coba

meminum air dingin karena dapat

Page 183: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

169

38

39

40

41

nah terus cara mengatasinya coba

meminum air dingin karena bisa

menurunkan frekuensi denyut nadi

menjadi lebih rendah.

K2(Ibnu): assalamu’alaikum wr.wb

S: wa’alaikumussalam wr.wb

K2(Ibnu): nama saya Ibnu Fajar

dari kelompok kontra ingin

menyangga pendapat dari

kelompok pro. Tadi yang dikata

oleh kelompok pro bahwasannya

minum air dingin tidak membuat

frekuensi denyut nadi turun. Jadi

gini, air dingin yang masuk ke

dalam tubuh kita akan dinetralkan

atau distandarkan, jadi tidak akan

apa ya namanya ya, jadi tidak ada

masalah sama sekali. Jadi air dingin

itu akan distabilkan oleh tubuh kita,

jadi air dingin itu suhunya akan

distabilkan di tubuh kita, jadi tidak

ada masalah. Misalkan, kalau ada

yang berdampak ke sakit seperti

migrain itu dia minum air

dinginnya terlalu banayak. Begitu.

G: oke saya luruskan sebentar, kita

perlu membatasi lagi fokus

pembahasan kita karena lama-lama

melebar menjadi migrain, dll. ya

kan? Tidak apa-apa karena

kaitannya frekuensi denyut nadi ini

bisa merambat kemana-kemana.

Jadi kita akan kembalikan lagi ke

dingin karena [bisa] dapat menurunkan

frekuensi denyut nadi menjadi lebih

rendah.

K2(Ibnu): assalamu’alaikum wr.wb

S: wa’alaikumussalam wr.wb

K2(Ibnu): nama saya Ibnu Fajar dari

kelompok kontra ingin menyangga

pendapat dari kelompok pro. [Tadi]

seperti yang [dikata] disampaikan oleh

kelompok pro bahwasannya minum air

dingin tidak membuat frekuensi denyut

nadi turun. Jadi [gini] begini, air dingin

yang masuk ke dalam tubuh kita akan

dinetralkan atau distandarkan, jadi

tidak akan [apa ya namanya ya, jadi

tidak] ada masalah sama sekali. [Jadi]

air dingin [itu] tersebut akan

distabilkan oleh tubuh kita, jadi air

dingin itu suhunya akan distabilkan di

tubuh kita, jadi tidak ada masalah.

Misalkan, kalau ada yang berdampak

ke sakit seperti migrain [itu dia]

kemungkinan minum air dinginnya

terlalu banayak. [Begitu.]

G: oke saya luruskan sebentar, kita

perlu membatasi lagi fokus

pembahasan kita karena lama-lama

melebar menjadi migrain, dll. ya [kan]?

Tidak apa-apa karena kaitannya

frekuensi denyut nadi ini bisa

merambat kemana-kemana. Jadi kita

akan kembalikan lagi ke topik

menurunkan frekuensi denyut nadi

menjadi lebih rendah.

K2(Ibnu): assalamu’alaikum wr.wb

S: wa’alaikumussalam wr.wb

K2(Ibnu): nama saya Ibnu Fajar dari

kelompok kontra ingin menyangga

pendapat dari kelompok pro. Seperti

yang disampaikan oleh kelompok pro

bahwasannya minum air dingin tidak

membuat frekuensi denyut nadi turun.

Jadi begini, air dingin yang masuk ke

dalam tubuh kita akan dinetralkan atau

distandarkan, jadi tidak akan ada

masalah sama sekali. Air dingin

tersebut akan distabilkan oleh tubuh

kita, jadi air dingin itu suhunya akan

distabilkan di tubuh kita, jadi tidak ada

masalah. Misalkan, kalau ada yang

berdampak ke sakit seperti migrain

kemungkinan minum air dinginnya

terlalu banayak.

G: oke saya luruskan sebentar, kita

perlu membatasi lagi fokus

pembahasan kita karena lama-lama

melebar menjadi migrain, dll. ya?

Tidak apa-apa karena kaitannya

frekuensi denyut nadi ini bisa

merambat kemana-kemana. Jadi kita

akan kembalikan lagi ke topik

menurunkan frekuensi denyut nadi

menjadi lebih rendah. (Claim)

K2(Ibnu): assalamu’alaikum wr.wb

(Non Claim)

S: wa’alaikumussalam wr.wb (Non

Claim)

K2(Ibnu): nama saya Ibnu Fajar dari

kelompok kontra ingin menyangga

pendapat dari kelompok pro. Seperti

yang disampaikan oleh kelompok pro

bahwasannya minum air dingin tidak

membuat frekuensi denyut nadi turun.

Jadi begini, air dingin yang masuk ke

dalam tubuh kita akan dinetralkan atau

distandarkan, jadi tidak akan ada

masalah sama sekali. Air dingin

tersebut akan distabilkan oleh tubuh

kita, jadi air dingin itu suhunya akan

distabilkan di tubuh kita, jadi tidak ada

masalah. Misalkan, kalau ada yang

berdampak ke sakit seperti migrain

kemungkinan minum air dinginnya

terlalu banayak. (Rebuttal-3) (Claim-

warrant-data) sanggahan lemah

G: oke saya luruskan sebentar, kita

perlu membatasi lagi fokus pembahasan

kita karena lama-lama melebar menjadi

migrain, dll. ya? Tidak apa-apa karena

kaitannya frekuensi denyut nadi ini bisa

merambat kemana-kemana. Jadi kita

akan kembalikan lagi ke topik

pertanyaannya. Lalu tadi pernyataan

Page 184: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

170

42

43

topik pertanyaannya. Lalu tadi

pernyataan dari Ibnu yang

mengatakan bahwa, sebenarnya

semua suhu air minum yang kita

minum akan dinetralisir lagi ya,

sehingga menyesuaikan dengan

suhu tubuh kita. Berarti sebenarnya

Ibnu mendukung bahwa jika

frekuensi denyut nadi itu tidak

terlalu berpengaruh terhadap panas

atau dinginnya air yang diminum.

G: ya, terimakasih dari kelompok

kontra. Nah kita sudah di

penghujung sesi argumentasi,

silahkan dari setiap masing-masing

kelompok memberikan pernyataan

terakhir bisa sebuah kesimpulan

terhadap argumentasi kelompoknya

penguatan atau sanggahan. Silahkan

untuk kelompok kontra terlebih

dahulu.

K2(Saddam): tadi kan dikatakan

bahwa masalahnya frekuensi

denyut nadi setelah minum air

dingin lebih tinggi dibandingkan air

hangat, nah kami ga setuju karena

kalau minum air dingin itu

menyumbat atau memperlambat

peredaran darah sehingga frekuensi

denyut nadi otomatis menjadi turun.

Hal ini yang menyebabkan minum

air hangat tuh malah naik, karena

dia tuh kayak memperlancar

peredaran darah sehingga denyut

nadinya lebih cepat.

pertanyaannya. Lalu tadi pernyataan

dari Ibnu yang mengatakan bahwa,

sebenarnya semua suhu air minum

yang kita minum akan dinetralisir [lagi

ya] kembali, sehingga menyesuaikan

dengan suhu tubuh kita. Berarti

sebenarnya Ibnu mendukung bahwa

jika frekuensi denyut nadi itu tidak

terlalu berpengaruh terhadap panas

atau dinginnya air yang diminum.

G: ya, terimakasih dari kelompok

kontra. Nah kita sudah di penghujung

sesi argumentasi, silahkan dari setiap

masing-masing kelompok memberikan

pernyataan terakhir bisa sebuah

kesimpulan terhadap argumentasi

kelompoknya penguatan atau

sanggahan. Silahkan untuk kelompok

kontra terlebih dahulu.

K2(Saddam): tadi [kan] dikatakan

bahwa masalahnya frekuensi denyut

nadi setelah minum air dingin lebih

tinggi dibandingkan air hangat, [nah]

kami [ga] tidak setuju karena [kalau]

jika minum air dingin itu menyumbat

atau memperlambat peredaran darah

sehingga frekuensi denyut nadi

otomatis menjadi turun. Hal ini yang

menyebabkan minum air hangat [tuh

malah] menjadi naik, karena [dia tuh

kayak] dapat memperlancar peredaran

darah sehingga denyut nadinya lebih

cepat.

pertanyaannya. Lalu tadi pernyataan

dari Ibnu yang mengatakan bahwa,

sebenarnya semua suhu air minum

yang kita minum akan dinetralisir

kembali, sehingga menyesuaikan

dengan suhu tubuh kita. Berarti

sebenarnya Ibnu mendukung bahwa

jika frekuensi denyut nadi itu tidak

terlalu berpengaruh terhadap panas

atau dinginnya air yang diminum.

G: ya, terimakasih dari kelompok

kontra. Nah kita sudah di penghujung

sesi argumentasi, silahkan dari setiap

masing-masing kelompok memberikan

pernyataan terakhir bisa sebuah

kesimpulan terhadap argumentasi

kelompoknya penguatan atau

sanggahan. Silahkan untuk kelompok

kontra terlebih dahulu.

K2(Saddam): tadi dikatakan bahwa

masalahnya frekuensi denyut nadi

setelah minum air dingin lebih tinggi

dibandingkan air hangat, kami tidak

setuju karena jika minum air dingin itu

menyumbat atau memperlambat

peredaran darah sehingga frekuensi

denyut nadi otomatis menjadi turun.

Hal ini yang menyebabkan minum air

hangat menjadi naik, karena dapat

memperlancar peredaran darah

sehingga denyut nadinya lebih cepat.

dari Ibnu yang mengatakan bahwa,

sebenarnya semua suhu air minum yang

kita minum akan dinetralisir kembali,

sehingga menyesuaikan dengan suhu

tubuh kita. Berarti sebenarnya Ibnu

mendukung bahwa jika frekuensi

denyut nadi itu tidak terlalu

berpengaruh terhadap panas atau

dinginnya air yang diminum.

(Stimulant: pernyataan. Non claim)

G: ya, terimakasih dari kelompok

kontra. Nah kita sudah di penghujung

sesi argumentasi, silahkan dari setiap

masing-masing kelompok memberikan

pernyataan terakhir bisa sebuah

kesimpulan terhadap argumentasi

kelompoknya penguatan atau

sanggahan. Silahkan untuk kelompok

kontra terlebih dahulu. (Non claim)

K2(Saddam): tadi dikatakan bahwa

masalahnya frekuensi denyut nadi

setelah minum air dingin lebih tinggi

dibandingkan air hangat, kami tidak

setuju karena jika minum air dingin itu

menyumbat atau memperlambat

peredaran darah sehingga frekuensi

denyut nadi otomatis menjadi turun.

Hal ini yang menyebabkan minum air

hangat menjadi naik, karena dapat

memperlancar peredaran darah

sehingga denyut nadinya lebih cepat.

(Warrant-3) (Claim-warrant-data)

sanggahan jelas

Page 185: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

171

44

45

46

47

G: ya, terimakasih dari kelompok

kontra. Ini dulu ya? Silahkan dari

kelompok pro.

P2(Rizkia): kesimpulan dari

kelompok pro berarti kita setuju

bahwa suhu air dingin lebih tinggi

dari pada minum air hangat

dampaknya untuk frekuensi denyut

nadi, karena suhu air itu kan sama

kayak yang udah dijelasin sama

Ibnu kalau suhu air itu kan tidak

mempengaruhi, jadi sebenarnya

sama saja air hangat atau dingin

karena sudah dinetralkan, dan juga

tergantung sama diri masing-

masing, kalau emang suhu

tubuhnya dari dalam sudah panas

frekuensinya pun akan tetap tinggi.

Ya sekian.

G: oke terimakasih, selanjutnya dari

kelompok kontra.

K1(Luthfi): kenapa kelompok kita

tidak setuju? Karena ketika kita

minum air dingin, saraf yang dekat

dengan leher kita akan kaget saat

menerima air dingin, nah hal ini

menyebabkan peredaran darah

semakin menyempit karena air yang

kita minum. Nah hal itu

mnyebabkan jantung semakin

menurun dan akan mempengaruhi

frekuensi denyut nadi. Hal tersebut

dibuktikan dengan penelitian 2001

dan 2012 yang menyatakan bahwa

frekuensi dapat turun setelah

meminum air dingin dan bisa juga

G: ya, terimakasih dari kelompok

kontra. Ini dulu ya? Silahkan dari

kelompok pro.

P2(Rizkia): kesimpulan dari kelompok

pro [berarti] adalah kita setuju bahwa

suhu air dingin lebih tinggi dari pada

minum air hangat dampaknya untuk

frekuensi denyut nadi, karena suhu air

itu [kan] akan sama [kayak] seperti

yang [udah] telah dijelasin [sama] oleh

Ibnu [kalau] jika suhu air itu [kan]

tidak mempengaruhi, jadi sebenarnya

sama saja air hangat atau dingin karena

sudah dinetralkan, dan juga [tergantung

sama] bergantung dengan diri masing-

masing, [kalau emang] jika memang

suhu tubuhnya dari dalam sudah panas

frekuensinya pun akan tetap tinggi. Ya

sekian.

G: [oke] baik terimakasih, selanjutnya

dari kelompok kontra.

K1(Luthfi): kenapa kelompok kita

tidak setuju? Karena ketika kita minum

air dingin, saraf yang dekat dengan

leher kita akan kaget saat menerima air

dingin, [nah] hal ini menyebabkan

peredaran darah semakin menyempit

karena air yang kita minum. [Na]h hal

itu mnyebabkan jantung semakin

menurun dan akan mempengaruhi

frekuensi denyut nadi. Hal tersebut

dibuktikan dengan penelitian 2001 dan

2012 yang menyatakan bahwa

frekuensi dapat turun setelah meminum

air dingin dan bisa juga menyebabkan

beberapa penyakit.

G: ya, terimakasih dari kelompok

kontra. Ini dulu ya? Silahkan dari

kelompok pro.

P2(Rizkia): kesimpulan dari kelompok

pro adalah kita setuju bahwa suhu air

dingin lebih tinggi dari pada minum air

hangat dampaknya untuk frekuensi

denyut nadi, karena suhu air itu akan

sama seperti yang telah dijelasin oleh

Ibnu jika suhu air itu tidak

mempengaruhi, jadi sebenarnya sama

saja air hangat atau dingin karena

sudah dinetralkan, dan juga

bergantung dengan diri masing-masing,

jika memang suhu tubuhnya dari dalam

sudah panas frekuensinya pun akan

tetap tinggi. Ya sekian.

G: baik terimakasih, selanjutnya dari

kelompok kontra.

K1(Luthfi): kenapa kelompok kita

tidak setuju? Karena ketika kita minum

air dingin, saraf yang dekat dengan

leher kita akan kaget saat menerima air

dingin, hal ini menyebabkan peredaran

darah semakin menyempit karena air

yang kita minum. Hal itu mnyebabkan

jantung semakin menurun dan akan

mempengaruhi frekuensi denyut nadi.

Hal tersebut dibuktikan dengan

penelitian 2001 dan 2012 yang

menyatakan bahwa frekuensi dapat

turun setelah meminum air dingin dan

bisa juga menyebabkan beberapa

penyakit.

G: ya, terimakasih dari kelompok

kontra. Ini dulu ya? Silahkan dari

kelompok pro. (Non claim)

P2(Rizkia): kesimpulan dari kelompok

pro adalah kita setuju bahwa suhu air

dingin lebih tinggi dari pada minum air

hangat dampaknya untuk frekuensi

denyut nadi, karena suhu air itu akan

sama seperti yang telah dijelasin oleh

Ibnu jika suhu air itu tidak

mempengaruhi, jadi sebenarnya sama

saja air hangat atau dingin karena sudah

dinetralkan, dan juga bergantung

dengan diri masing-masing, jika

memang suhu tubuhnya dari dalam

sudah panas frekuensinya pun akan

tetap tinggi. Ya sekian. (Claim-data)

G: baik terimakasih, selanjutnya dari

kelompok kontra. (Non claim)

K1(Luthfi): kenapa kelompok kita tidak

setuju? Karena ketika kita minum air

dingin, saraf yang dekat dengan leher

kita akan kaget saat menerima air

dingin, hal ini menyebabkan peredaran

darah semakin menyempit karena air

yang kita minum. Hal itu mnyebabkan

jantung semakin menurun dan akan

mempengaruhi frekuensi denyut nadi.

Hal tersebut dibuktikan dengan

penelitian 2001 dan 2012 yang

menyatakan bahwa frekuensi dapat

turun setelah meminum air dingin dan

bisa juga menyebabkan beberapa

penyakit. (Backing-2) (Claim-warrant-

Page 186: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

172

48

49

50

51

menyebabkan beberapa penyakit.

G: baik terimakasih dari tim kontra.

Sekarang teraki\hir dari tim pro

yang terakhir.

P1(Dimas): saya Dimas dari tim

pro, setuju bahwa dapat

meningkatakan frekuensi denyut

nadi. Udah gitu aja.

S: hahahaha <tertawa>

G: oke, kita kembali lagi ke depan.

Jadi tadi teman-teman sudah

melakukan argumentasi lisan

berdasarkan kelompok masing-

masing. Ada kelompok pro dan

kontra.

G: baik terimakasih dari tim kontra.

Sekarang teraki\hir dari tim pro yang

terakhir.

P1(Dimas): saya Dimas dari tim pro,

setuju bahwa dapat meningkatakan

frekuensi denyut nadi. [Udah gitu aja.]

S: [hahahaha <tertawa>]

G: oke, kita kembali lagi ke depan. Jadi

tadi teman-teman sudah melakukan

argumentasi lisan berdasarkan

kelompok masing-masing. Ada

kelompok pro dan kontra.

G: baik terimakasih dari tim kontra.

Sekarang teraki\hir dari tim pro yang

terakhir.

P1(Dimas): saya Dimas dari tim pro,

setuju bahwa dapat meningkatakan

frekuensi denyut nadi.

-

G: oke, kita kembali lagi ke depan. Jadi

tadi teman-teman sudah melakukan

argumentasi lisan berdasarkan

kelompok masing-masing. Ada

kelompok pro dan kontra.

data) sanggahan jelas

G: baik terimakasih dari tim kontra.

Sekarang teraki\hir dari tim pro yang

terakhir. (Non claim)

P1(Dimas): saya Dimas dari tim pro,

setuju bahwa dapat meningkatakan

frekuensi denyut nadi. (Claim)

-

G: oke, kita kembali lagi ke depan. Jadi

tadi teman-teman sudah melakukan

argumentasi lisan berdasarkan

kelompok masing-masing. Ada

kelompok pro dan kontra. (Non claim)

Keterangan:

G : Guru

S : Siswa

Tanda [....] : Penghapusan kata atau kalimat

Tanda cetak miring (italic) : Penyisipan kata atau kalimat

Page 187: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

173

Lampiran 11

Hasil Analisis Data

Rincian Jumlah Kategori pada Percakapan Argumentasi Lisan

Kategori Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Non Klaim 28 31

Klaim (K) 3 5

Klaim (K) dan Data (D)

Klaim (K), Data (D) dan

Penjamin (warrant/W)

Data (D)

Penjamin (warrant/W) 3 3

Pendukung (backing/B) 1 2

Kualifikasi (qualifier/Q) 0 2

Sanggahan (rebuttal/R) 1 3

Jumlah 36 46

Penentuan Level Argumentasi Peserta Didik

(Berdasarkan Kerangka Kerja Analisis Osborn, et al.)

No Level Kriteria Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Level 1

Argumentasi mengandung klaim

berlawanan dengan counter klaim

atau klaim berlawanan dengan klaim

2 Level 2

Argumentasi mengandung klaim

disertai dengan data, tetapi tidak

mengandung sanggahan

3 Level 3

Argumentasi mengandung

serangkaian klaim atau counter

klaim disertai dengan data, penjamin

atau pendukung dengan sanggahan

yang lemah

4 Level 4 Argumentasi mengandung klaim

atau counter klaim dengan

Page 188: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

174

sanggahan yang dapat

diidentifikasikan dengan jelas

5 Level 5

Argumen menunjukkan argumen

yang lebih luas dengan lebih dari

satu sanggahan

Tingkatan (level) Argumentasi Lisan Peserta Didik Pertemuan Pertama

Level Kategori Argumen yang Muncul

Jumlah Persen

1 Klaim (c) 2 25

2 Klaim+bukti (cd), Klaim+jaminan (cw) 3 37,5

3 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai

sanggahan yang lemah

3 37,5

4 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai

sanggahan yang bagus/jelas

0 0

5 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai lebih

dari satu sanggahan yang bagus/jelas

0 0

Jumlah 8 100

Page 189: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

175

Tingkatan (level) Argumentasi Lisan Peserta Didik Pertemuan Kedua

Level Kategori Argumen yang Muncul

Jumlah Persen

1 Klaim (c) 3 20

2 Klaim+bukti (cd), Klaim+jaminan (cw) 4 26,7

3 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai

sanggahan yang lemah

3 20

4 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai

sanggahan yang bagus/jelas

5 33,3

5 Klaim+jaminan+bukti (cwd) disertai lebih

dari satu sanggahan yang bagus/jelas

0 0

Jumlah 15 100

Page 190: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

176

Lampiran 12

Page 191: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

177

Page 192: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

178

Page 193: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

179

Page 194: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

180

Lampiran 13

Page 195: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

181

Page 196: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

182

Lampiran 14

UJI REFERENSI

Nama : Indah Lestari

NIM : 11140161000023

Judul : Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah Peserta Didik Pada

Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia

Pembimbing : 1. Dr. Zulfiani, M.Pd

2. Yuke Mardiati, M.Si

No Referensi

Paraf

Pembimbing

I II

BAB I

1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:

Fokusindo Mandiri, 2012), h.2.

2 Michael Skoumios, The Effect of Sociocognitive Conflict on

Student’s Dialogic Argumentation about Floating dan Sinking,

International Journal of Environmental & Science Education

(IJESE) 4(4), 2009, p. 381-393.

3 Hakyolu Hanife dan Feral Ogan-Bekiroglu, Assessment of

Student‟s Science Knowledge Levels and Their Involvement with

Argumentation, International Journal of Cross-Disciplinary

Subjects in Education (IJCDSE) 2(1), 2011, p. 264.

4 Leah A. Bricker dan Philip Bell, Conceptual of Argumentation

from Science Studies and The Learning Sciences and Their

Implication for Practices of Science Education. Science Education

92(3), 2008, p. 473-493.

5 Rosalind Driver, Paul Newton, dan Jonathan Osborne, Establishing

the Norms of Scientific Argumentation in Classrooms, Science

Education: 84, 2000, p. 287–301.

6 Dani Jaya Putra, Neni Hasnunidah, dan Tri Jalmo, Pengaruh

Argument Driven Inquiry Terhadap Keterampilan Arguemntasi

Siswa pada Materi Sistem Pernapasan. Jurnal Bioterdidik: Vol. 7

Page 197: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

183

No. 1, 2019, h. 2

7 Jeremy M. Wojdak, An Attention-Grabbing Approach to

Introducing Students to Argumentation in Science. Bioscience

education: 15, 2010, p. 2-4.

8 Austin J. Freeley dan David L. Steinberg, Argumentation and

Debate: Critical Thinking for Rational Decision making 12th

edition, (USA: Wadsworth Cengage Learning, 2009), p. 152-156.

9 Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, High-school Students’

Informal Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An

Indicator of Scientific Literacy?, International Journal of Science

Education: Vol. 31 No. 11, 2009, p. 1426-1430.

10 W Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Grasindo, 2004), h.

84-85.

11 Riezky Maya Probosari, dkk., Profil Keterampilan Arguemntasi

Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UNS pada Mata

Kuliah Anatomi Tumbuhan, BIOEDUKASI: Vol. 9 No. 1, 2016, h.

29.

12 Yuli Andriani dan Riandi, Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa

Melalui Pembelajaran Argument Driven Inquiry pada

Pembelajaran IPA Terpadu Di SMP Kelas VII. EDUSAINS: 7(2),

2015, h. 114-115.

13 Victor Sampson dan Joi Phelps Walker, Argument-Driven Inquiry

as a Way to Help Undergraduate Students Write to Learn by

Learning to Write in Chemistry, International Journal of Science

Education: 95, 2012, p. 3–33.

14 Feral Ogan-Bekiroglu dan Handan Eskin, Examination of the

Relationship Between Engagement In Scientific Argumentation

And Conceptual Knowledge. International Journal of Science and

Mathematics Education: 10, 2012, p. 1415-1438.

BAB II

1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.18, h.117.

Page 198: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

184

2 Ibid., h. 117.

3 Nurul Faiqoh, dkk., Profil Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas

X dan XI MIPA di SMA Batik 1 Surakarta pada Materi

Keanekaragaman Hayati, Jurnal Pendidikan Biologi: 7(3), 2018, h.

175.

4 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi. (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 1997), Cet. 11, h.3.

5 Ninda Dwi Cahya Devi, dkk., Analisis Kemampuan Argumentasi

Siswa SMA Pada Materi Larutan Penyangga, (Surakarta: FKIP,

UNS, 2018), h. 152.

6 Ibid., h. 153.

7 Robert H. Ennis, Critical Thinking, (New Jersey: Prentice Hall,

Inc., 1996), p. 48.

8 Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, High-school Students’

Informal Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An

Indicator of Scientific Literacy?, International Journal of Science

Education, Vol. 31 No. 11, 2009, p. 1422.

9 Frans H. Van Eemeren dan Henriette Greebe, A Systematic Theory

of Argumentation: The Pragma-Dialectical Approach, (New York:

Cambridge University Press, 2004), p. 1.

10 Neni Hasnunidah, dkk., Peningkatan Pola Wacana Argumentasi

Mahasiswa melalui Penggunaan Scaffolding dalam Strategi

Argument-Driven Inquiry, Seminar Nasional XII Pendidikan

Biologi FKIP UNS, 2015, h. 645.

11 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2010), h. 58.

Page 199: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

185

12 Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, loc. cit., p. 1422.

13 Dani Jaya Putra, dkk., Pengaruh Argument Driven Inquiry

Terhadap Keterampilan Argumentasi Siswa pada Materi Sistem

Pernapasan, Jurnal Bioterdidik: Vol. 7 No 1, 2019, h. 2.

14 Riezky Maya Probosari, dkk., Profil Keterampilan Arguemntasi

Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UNS pada Mata

Kuliah Anatomi Tumbuhan, BIOEDUKASI: Vol. 9 No. 1, 2016, h.

29-30.

15 Sibel Erduran, dkk., TAPping into Argumentation: Developmets in

the application of Toulmin’s Argument Pattern for Studying

Science Discourse, Science Education, 2004, p. 918-919.

16 Ibid., p. 919.

17 Stephen E. Toulmin, The Uses of Argument, (New York:

Cambridge University Press, 2003), p. 93-94.

18 Ros Roberts and Richard Gott, A Framework for Practicial Work,

Argumentation and Scientific Litaracy, (Contemporary Science

Education Research: Scientific Literacy and Social Aspects of

Science, ESERA Conference ESERA, 2010), h. 102.

19 Austin J. Freeley dan David L. Steinberg, Argumentation and

Debate: Critical Thinking for Rational Decision making 12th

edition, (USA: Wadsworth Cengage Learning, 2009), p.163.

20 Stephen E. Toulmin, The Uses of Argument, op. Cit., p. 97.

21 Vaille Dawson, and Grady Jane Venville, op. cit., p. 1426.

Page 200: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

186

22 Ibid.

23 Shirley Simon, Sibel Erduran, dan Jonathan Osborne, Enhancing

The Quality of Argumentation in Science Classrooms. Journal of

Research in Science Teaching: 41(10), 2002, p. 2-5.

24 Sibel Erduran dan Maria, P.J, Argumentation in Science

Education: Perspective from Clasroom-Based Research, (London:

Springer Science, 2008), p. 587.

25 Victor Sampson dan Leeanne Gleim, Argument-Driven Inquiry to

Promote the Understanding of Important Concepts & Practices in

Biology. The American Biology Teacher: 71 (8), 2009, p. 465.

26 Joi Phelps Walker dan Victor Sampson, Learning to Argue and

Arguing to Learn: Argument-Driven Inquiry as a Way to Help

Undergraduate Chemistry Students Learn How to Construct

Arguments and Engage in Argumentation During a Laboratory

Course, Journal of Research in Science Teaching, 2013, p. 561.

27 Neni Hasnunidah, Pembelajaran Biologi dengan Strategi Argument

Driven Inquiry dan Keterampilan Argumentasi Peserta Didik,

Bandar Lampung: Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2015, h.

10.

28 Ibid. h. 9.

29 Ibid.

30 Victor Sampson dan Leeanne Gleim, loc. cit., p. 465.

31 Ibid.

Page 201: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

187

32 Driver Rosalinda, Paul Newton, dan Jonathan Osborne,

Establishing The Norms of Scientific Argumentation in

Classrooms. Science Education: 84(3), 1998, p. 295-300.

33 Sampson, et al., Argument Driven Inquiry in Biology, (United

States of America: NSTA Press, 2014), p. 3-14.

34 Astuti Muh. Amin dan A. D Corebima, Analisis Persepsi Dosen

Terhadap Strategi Pembelajran Reading Questioning And

Answering (RQA) Dan Argument Driven Inquiry (ADI) Pada

Program Studi Pendidikan Biologi Di Kota Makasar, (Makasar:

Seminar Nasional II), 2016, h. 336.

35 Yanti Herlanti, dkk., Kualitas Argumentasi pada Diskusi Isu

Sosiosaintifik Mikrobiologi Melalui Weblog, Jurnal Pendidikan

IPA Indonesia (JPII): Vol. 1 No. 2, 2012, h. 168.

36 Indra Fardhani, dkk., Analisis Kualitas Argumentasi Siswa Kelas

VII SMP pada Materi Ekosistem dengan Metode Debat, Bandung:

UPI Bandung, 2011, h. 1.

37 Jane Maloney dan Shirley Simon, Mapping Children’s Discussions

of Evidence in Science to Assess Collaboration and

Argumentation, International Journal of Science Education: Vol.

28 No. 15, 2007, p. 1817.

38 Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, op. cit., p. 1439.

BAB III

1 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta,

2013, h. 234.

2 Jack R. Fraenkel, Norman E. Wallen, dan Helen H. Hyun, How to

Design and Evaluate Research in Education, (New York:

McGraw-Hill Companies, Inc, 2012), p. 425-430.

3 Sofian Effendi dan Masri Singarimbun, Metode Penelitian survai,

(Jakarta: LP3ES, 2011), H. 152.

Page 202: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

188

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 183.

5 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian

Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 178-179.

6 John W. Creswell dan Vicki L. Plano Clark, Designing and

Conducting Mixed Methods Research, SAGE Publications, 2011,

p. 82-83.

7 Ibid., p. 46-83.

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D.

(Bandung: Alfabet, 2011), h. 227.

9 Yanti Herlanti, Penilaian Proses Belajar Mengajar IPA di Kelas

Melalui Pedagogi Materi Subyek, Makalah disampaikan pada

Seminar Nasional Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, (Jakarta : Jurusan Pendidikan IPA UIN Jakarta, 2011),

tersedia online (http://www.academia.edu), diakses (08-02-2019),

h. 89-90.

10 Ibid.

11 Ibid.

12 Roimanson Panjaitan, Metodologi Penelitian, (NTT: Jusuf Aryani

Learning, 2017), h. 75.

13 Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, High-school Students’

Informal Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An

Indicator of Scientific Literacy?, International Journal of Science

Education: Vol. 31 No. 11, 2009, p. 1421-1445.

Page 203: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

189

14 Yuni Anggia Purnama, Analisis Kualitas Argumentasi Siswa Pada

Pembelajaran Menggunakan Media Kartun Konsep Sistem

Imunitas, Skripsi pada Sarjana UPI Bandung, 2014, h. 21-22.

15 Yanti Herlanti, Blogquest+: Pemanfaatan Media Sosial pada

Pembelajaran Sains Berbasis Isu Sosiosaintifik Untuk

Mengembangkan Keterampilan Berargumentasi dan Literasi

Sains, (Bandung: Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,

2014), h. 24.

16 Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.

Jakarta: Alfabeta. 2012.

BAB IV

1 Ofi Shofiyatun Marhamah, dkk., Penerapan Model Argument-

Driven Inquiry (ADI) dalam Meningkatkan Kemampuan

Berargumentasi Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan di

Kelas X SMA Negeri 1 Ciawigebang, Quangga: Vol. 9 No. 2,

2017, h. 47.

2 Ursula Wingate, ‘Argument!’ Helping Students Understand What

Essay Writing is about, Journal of English for Academic Purposes:

11, 2012, p.152.

3 Ibid.

4 Tuba Demisrcioglu dan Sedat Ucar, Investigating The Effect of

Argument-Driven Inquiry in Laboratory Instruction, Educational

Sciences: 15 (1), 2015, p. 268-279.

5 Safia Abbas, dan Hajime Sawamura, Developing an Argument

Learning Environment Using AgentBased ITS (ALES), Educational

Data Mining: 1, 2009, p. 200.

6 Neni Hasnunidah, Pembelajaran Biologi Dengan Strategi

Argumen Driven Inquiry dan Keteramplan Argumentasi Peserta

Didik, (Bandar Lampung: Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS,

2015), h.9.

Page 204: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

190

7 Ibid.

8 Carol Payne Myers, The Effect Of Argument Driven Inquiry On

Student Understanding Of High School Biology

Concepts,(Bozeman, Montana: A Professional Papper submitted in

partial fulfillment of the requirments for the degree master of

science education Montana State University, 2015), p.28.

9 Neni Hasnunidah, op. cit., h.22.

10 Wahyu Sukma Ginanjar, Penerapan Model Argument Driven

Inquiry Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan

Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa SMP, (Bandung: Skripsi

Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, 2014), hal. 1.

Jakarta, Januari 2021

Page 205: PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH PESERTA DIDIK …

191

Lampiran 15

Dokumentasi